adaptasi pada hewan dan tumbuhan

11
Adaptasi pada Hewan dan Tumbuhan - Adaptasi pada Hewan 1. Burung Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh. Struktur tubuh. atau alat-alat tubuh organisme terhaclap lingkungannya. Kamu dengan mudah dapat mengamati adaptasi morfologi karena perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk luar. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut. Adaptasi Morfologi pada Hewan Mengapa bentuk paruh burung bermacam-macam?, bentuk paruh burung bermacam-macarn disesuaikan dengan jenis makanannya. Burung paruhnya sesuai untuk makan biji-bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga. Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung pelatuk. paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon

Upload: ichal-sterbenfuerdieliebe

Post on 26-Jun-2015

5.096 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

Adaptasi pada Hewan dan Tumbuhan

- Adaptasi pada Hewan

1. Burung

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk

tubuh. Struktur tubuh. atau alat-alat tubuh organisme

terhaclap lingkungannya. Kamu dengan mudah dapat

mengamati adaptasi morfologi karena perubahan yang

terjadi merupakan perubahan bentuk luar. Contoh

adaptasi morfologi adalah sebagai berikut.

Adaptasi Morfologi pada Hewan

Mengapa bentuk paruh burung bermacam-macam?, bentuk paruh burung bermacam-

macarn disesuaikan dengan jenis makanannya. Burung paruhnya sesuai untuk makan biji-

bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga. Burung pelikan,

paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang, paruhnya sesuai untuk mengoyak

daging mangsanya. Burung pelatuk. paruhnya sesuai untuk memahat batang pohon dan

menangkap serangga di dalamnya. Adaptasi morfologi pada burung juga dapat dilihat

pada macam-macam bentuk kakinya.

2. Jerapah

Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan

lingkungan. Persaingan antarorganisme. dan proses makan

dimakan. yang dapat memilih organisme yang dapat bertahan

hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam.

Page 2: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus

yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak.

Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan

batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang

berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang

tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena

seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya

dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun

yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang

mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi

sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya,

banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati.

Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.

3. Kura-kura

Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai

daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai

dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya

akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-

kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan

(herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora).

Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-

kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.

Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar.

Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length). Kura-kura

terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang 300 cm.

Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci.

Sementara kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos dan Kep. Seychelles panjangnya dapat

Page 3: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan,

yang panjang karapasnya tidak melebihi 8 cm.

Kura-kura berbiak dengan bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir (pada kura-

kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis penyu) diletakkan

setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian

ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas

kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.

4. Unta

Seperti yang diketahui, unta hidup di padang

pasir yang memiliki range temperatur udara yang

mampu membunuh mayoritas makhluk hidup.

Selain itu, mereka mampu untuk tidak makan dan

minum selama beberapa hari.

Ada banyak hal yang membuat mereka mampu beradaptasi. Salah satunya adalah

punuknya. Banyak orang mengira punuknya menyimpan air, tapi sebenarnya tidak.

Punuk unta menyimpan lemak khusus, yang pada suatu saat bisa diubah menjadi air

dengan bantuan oksigen hasil respirasi. Satu gram lemak yang ada pada punuk unta bisa

diubah menjadi satu gram air.

Kemampuan adaptasi lainnya yang luar biasa adalah, sistem respirasinya

meninggalkan sedikit sekali jejak uap air. uap air yang keluar dari paru-paru diserap

kembali oleh tubuhnya melalui sel khusus yang terdapat di hidung bagian dalam,

membentuk kristal dan suatu saat dapat diambil.

Unta mampu bertahan dengan kehilangan massa sekitar 20%-25% selama

berkeringat. Mayoritas makhluk hidup hanya mampu bertahan hingga kehilangan massa

sekitar 3%-4% sebelum terjadi gagal jantung akibat mengentalnya darah. Meski unta

kehilangan banyak cairan tubuh, darahnya tetap terhidrasi, hingga batas 25% tercapai.

Page 4: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

5. Ketam kenari

Ketam kenari, Birgus latro, atau disebut

Kepiting Kelapa merupakan artropoda darat terbesar

di dunia. Meskipun disebut ketam/kepiting, hewan

ini bukanlah ketam/kepiting. Ketam ini merupakan

jenis umang-umang yang sangat maju dalam hal

evolusi. Jadi mungkin ia lebih tepat disebut umang-umang kenari, namun demikian

penduduk kepulauan Maluku sudah menyebutnya ketam kenari. Ketam ini dikenal karena

kemampuannya mengupas buah kelapa dengan capitnya yang kuat untuk memakan

isinya. Ia satu-satunya spesies dari genus Birgus.

Ia juga disebut dalam bahasa Inggris "terrestrial hermit crab" (umang-umang

darat) karena penggunaan kulit keong oleh umang muda; tetapi, ada juga umang darat

lain yang tidak menanggalkan kulit keongnya setelah dewasa. Hewan ini - khususnya

genus Coenobita yang masih berkerabat dekat - biasanya disebut "umang-umang darat";

karena dekatnya kekerabatan antara Coenobita dan Birgus maka istilah "umang-umang

darat" ini biasanya mengacu pada anggota famili Coenobitidae.

- Adaptasi pada Tumbuhan

1. Paku Ekor Kuda

Nama paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil

tumbuhan (sekitar 20 spesies) yang umumnya herba kecil dan

semua masuk dalam genus Equisetum (dari equus yang berarti

"kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" dalam bahasa

Latin). Anggota-anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia

kecuali Antartika. Di kawasan Malesia (Indonesia termasuk di

Page 5: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

dalamnya) hanya dijumpai satu spesies saja, E. debile Roxb. (Melayu: "rumput betung",

Sunda: "tataropongan", Jawa: "petongan"). Kalangan taksonomi masih memperdebatkan

apakah ekor kuda merupakan divisio tersendiri, Equisetophyta (atau Sphenophyta), atau

suatu kelas dari Pteridophyta, Equisetopsida (atau Sphenopsida). Hasil analisis molekular

menunjukkan kedekatan hubungan dengan Marattiopsida.

Semua anggota paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi 0.2-

1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa tumbuh

mencapai 6-8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).

2. Kedelai

Kedelai dikenal dengan berbagai nama:

sojaboom, soja, soja bohne, soybean, kedele,

kacang ramang, kacang bulu, kacang gimbol, retak

mejong, kaceng bulu, kacang jepun, dekenana,

demekun, dele, kadele, kadang jepun, lebui bawak,

lawui, sarupapa tiak, dole, kadule, puwe mon,

kacang kuning (aceh) dan gadelei. Berbagai nama

ini menunjukkan bahwa kedelai telah lama dikenal di Indonesia.

Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan

menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai,

khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek

dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap

berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah

tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga.

Page 6: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

3. Hutan Bakau

Hutan bakau atau disebut juga hutan

mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas

rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis

pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.

Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di

mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan

organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar

muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari

hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran tadi --yang

mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami

daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang

bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan

bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

4. Tumbuhan Runjung

Tetumbuhan runjung atau Pinophyta, atau

lebih dikenal dengan nama konifer (Coniferae),

merupakan sekelompok tumbuhan berbiji terbuka

(Gymnospermae) dengan ciri yang paling jelas yaitu

memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji.

Kelompok ini dulu dalam klasifikasi berada pada takson

"kelas" namun sekarang menjadi divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan

Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik.

Kurang lebih ada 550 spesies anggota divisio ini, berbentuk berupa semak, perdu

atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki

daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai

Page 7: Adaptasi Pada Hewan Dan Tumbuhan

tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi

terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu

relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi.

5. Api-Api

Api-api adalah nama sekelompok

tumbuhan dari marga Avicennia, suku

Acanthaceae. Api-api biasa tumbuh di tepi atau

dekat laut sebagai bagian dari komunitas hutan

bakau. Nama Avicennia dilekatkan pada genus ini

untuk menghormati Ibnu Sina, di dunia barat

terkenal sebagai Avicenna, salah seorang pakar dan perintis kedokteran modern dari

Persia.

Pohon kecil atau besar, tinggi hingga 30 m, dengan tajuk yang agak renggang.

Dengan akar nafas (pneumatophores) yang muncul 10-30 cm dari substrat, serupa paku

serupa jari rapat-rapat, diameter lk. 0,5-1 cm dekat ujungnya. Pepagan (kulit batang)

halus keputihan sampai dengan abu-abu kecoklatan dan retak-retak. Ranting dengan

buku-buku bekas daun yang menonjol serupa sendi-sendi tulang.

Daun-daun tunggal, bertangkai, berhadapan, bertepi rata, berujung runcing atau

membulat; helai daun seperti kulit, hijau mengkilap di atas, abu-abu atau keputihan di sisi

bawahnya, sering dengan kristal garam yang terasa asin; pertulangan daun umumnya tak

begitu jelas terlihat. Kuncup daun terletak pada lekuk pasangan tangkai daun teratas.