adaptasi pada burung
DESCRIPTION
burung memiliki kaki dan paruh sesuai dengan habitat dan makanannyaTRANSCRIPT
ADAPTASI PADA BURUNG
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Semua burung dikelompokkan dalam kelas Aves. Burung merupakan bertebrata berdarah panas. Bantuk bulu penutup tubuh yang “stream line” memungkinkan mereka untuk terbang secara efisien. Anggota depan burung berupa sayap yang pada kebanyakan burung digunakan untuk terbang. Burung juga mempunyai jantung yang terdiri dari empat runagan dan sistem peredaran darahnya tertutup.
Terdapat berbagai tipe burung. Masing-masing tipe mempunyai adaptasi khusus yang memungkinkan mereka sintas dalam lingkungannya. Mulut burung tersusun dari paruh tanpa gigi. Variasi bentuk dan ukuran paruh teradapasi untuk memakan jenis-jenis makanan yang berbeda. Sebagai contoh, burung-burung ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh seperti tombak, sementara ada juga yang paruhnya seperti kantung. Burung pemangsa mempunyai paruh seperti kait untuk menyobek-nyobek daging. Burung lainnya mempunyai paruh seperti tabung yag digunakan untuk mengambil nektar dari bunga.
Struktur kaki burung juga mengalami adaptasi. Sebagai contoh burung pemangsa
mempunyai cakar melengkung dikakinya. Burung yang tak mampu terbang
mempunyai kaki kuat yang memungkinkan mereka untuk berlari cepat. Burung
perenang mempunyai kaki berselaput. Maka dari itu pengamatan paruh dan kaki
burung dilakukan untuk mengetahui jenis adaptasi dari berbagai macam jenis burung
di Indonesia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati karakteristik umum dari burung
dan untuk menunjukkan bagaimana variasi paruh dan kaki burung memungkin
mereka untuk tetap sintas.
II. Tinjauan Pustaka
Setiap makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Adaptasi adalah
cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungannya akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi
akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Kemampuan adaptasi makhluk
hidup dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:
Adaptasi terbagi atas tiga jenis. Jenis-jenis adaptasi antara lain, yaitu:
Adaptasi Morfologi, adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh. Adaptasi
Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung
berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.
Adaptasi Fisiologi, adalah adaptasi yang meliputi penyesuaian fungsi alat-alat tubuh.
Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh:
dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.
Adaptasi Tingkah Laku, adalah adaptasi berupa penyesuaian tingkah laku makhluk
hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya.. Misalnya: ikan paus
yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon
merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.
Tujuan adaptasi pada hewan
1. Melindungi diri dari musuh
Cecak dan kadal memutuskan ekornya. Cecak dan kadal dapat memutuskan
ujung ekornya untuk mengelabui musuh. Jika ada pemangsa menyerang,
kedua hewan tersebut segera memutuskan ekornya. Pada saat perhatian
pemangsa tertuju pada ujung ekor yang bergerak-gerak, cecaka atau kadal
akan melarikan diri menjauhi pemangsanya.
Kalajengking, lebah, dan kelabang mempunyai alat sengat. Sengat ini
digunakan untuk melukai musuh saat hewan tersebut diserang atau
terancam bahaya.
Bunglon mengubah warna tubuhnya. Bunglon mampu mengubah warna
tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya. Dengan demikian bunglon
dapat menyamarkan dirinya sehingga dapat terhindar dari serangan
pemangsa.
2. Memperoleh makanan
Burung memiliki bentuk paruh yang berbeda-beda. Perbedaan paruh
tersebut disesuaikan dengan makananya. (1) Paruh bebek seperti
sudu/dayung untuk mempermudah mencari makanan di lumpur. (2) Paruh
burung pipit pendek dan kuat untuk makanan berupa biji-bijian. (3) Paruh
burung elang besar dan runcing untuk mengoyak makananya yang berupa
daging. (4) Paruh ayam berbentuk kecil, pendek, dan runcing untuk
mematuk biji-bijian maupun hewan kecil. (5)Paruh burung colibri
berbentuk kecil, panjang, dan runcing untuk menghisap madu. (6) Paruh
burung pelikan besar dan berbentuk seperti kantung untuk menangkap
makanannya berupa ikan. (7) Paruh burung pelatuk kuat dan runcing untuk
memahat kayu pohon dan menangkap mangsanya.
Gambar 1. Macam-macam kaki dan paruh burung.
Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk kaki
sesuai dengan cara memperoleh makananya. (1) Kaki bebek mempunyai
selaput renang diantara jari kakinya. Kaki tersebut untuk berjalan di lumpur
atau membantu saat berenang. (2) Kaki burung pipit mempunyai jari-jari
yang panjang, terletak dalam bidang datar, dan berfungsi untuk untuh
hinggap pada ranting-ranting pohon. (3) Kaki ayam panjang dan tegak
untuk berjalan di darat dan mengai makanan di tanah. (4) Kaki burung
elang pendek dan bercakar tajam berfungsi untuk mencengkeram
mangsanya. (5) Kaki burung Kakatua mempunyai dua buah jari yang
mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang berfungsi untuk
memanjat. (6) Bentuk kaki burung pelatuk mempunyai dua jari mengarah
ke depan dan dua jari mengarah ke belakang untuk memanjat.
III. Metode Pengamatan
A. Alat dan Bahan
Gambar-gambar burung (tersedia)
Teropong
Alat tulis
B. Prosedur Kerja
a. Karakteristik Burung
Mengamati gambar-gambar burung yang telah tersedia.
b. Adaptasi Burung
1. Mempelajari gambar burung dan menunjukkan posisi jarinya.
Mengemukakan ukuran relatif kuku misalnya besar, sedang atau kecil
atau panjang, panjang, pendek dan sebagainya. Menentukan struktur
dan fungsi masing-masing kaki. Keterangan untuk mengisi tabel tipe
atau fungsi :
Kaki pengaruk/pengais (Stcratching foot : jari berbentuk perisai untuk
menemukan makanan di tanah.
Kaki petengger (Perching foot) : jari belakang panjang dan dapat
bertahan pada batang.
Kaki perenang (swimming foot) : berselaput, berbentuk kaki seperti
dayung.
Kaki pelari (running foot) : mempunyai tiga jari (jarang yang empat)
Kaki untuk berjalan di air (wadding foot) : kaki besar dan panjang
untuk berjalan di air dangkal.
Kaki terspesialisasi (specialized foot) : kuku dan jari-jari panjang
untuk berjalan di atas daun tumbuhan air,
Kaki pemanjat (climbing foot) : dua jari belakang untuk mendukung
saat memanjat ke atas dan menahan tidak jatuh.
Kaki untuk mencengkram (grasping foot) : cakar besar dan
melengkung untuk mencengkram dan menahan mangsa seperti
ikan, tikus dan hewan kecil lainnya.
2. Mempelajari bentuk dan ukuran relativ masing-masing burung.
Menentukan struktur dan fungsi paruh tersebut pada masing-masing
burung dan mencatat hasilnya.
Kunci untuk mengisi kolom struktur dan fungsi:
Pahat (chisel) : digunakan untuk melubangi pohon.
Pahat dan kuat (short&stout) : digunakan untuk memakan
insekta, biji-bijian, udang-udang kecil multifungsi.
Tubular : digunakan untuk mengambil nektar bunga.
Kait (hooked) : digunakan untuk mencabik daging.
Tumpul, lebar dan agak melengkung (flat,broad&slight
hooked) : digunakan untuk mengambil alga dan organisme
kecil di air.
Sekop (scoop) : untuk mengambil ikan di air, panjang dan
kuat.
Bentuk tombak dan kuat (speat-shaped&stout): untuk
menangkap ikan.
Jebakan (trap) : digunakan untuk menjebak serangga di udara.
IV. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan adaptasi kaki burung
No
.
Nama
Burung
Foto pengamatan Jml
Jari
Posisi Jari Uk. kuku Tipe/fungsi
1 Elang Ruyuk 4 Pseudo-
dactylus
sedang Grasping
foot
(mencengkr
am)
2 Julang 4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
petengger
3 Gagak 4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
petengger
4 Pelikan 3 Jari
berselaput
sedang Kaki
perenang
5 Koak Biru 4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
pengaruk
6 Cangak
Merah
4 Pseudo-
dactylus
sedang Kaki
pengaruk
7 Kuntul 4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
pengaruk
8 Bluwok
warna
4 Pseudo-
dactylus
sedang Kaki
pengaruk
9 Bango
Tongtong
4 Pseudo-
dactylus
sedang Kaki
pengaruk
10 Kakatua Raja
Hitam
4 Pseudo-
dactylus
sedang Grasping
foot
(mencengkr
am)
11 Bayan/Betet
Besar
4 Pseudo-
dactylus
sedang Kaki
petengger
12 Elang Garuda 4 Pseudo-
dactylus
sedang Grasping
foot
(mencengkr
am)
13 Hantu
Ketupu
4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
petengger
14 Beo 4 Pseudo-
dactylus
kecil Kaki
petengger
Tabel 2. Hasil pengamatan struktur dan fungsi paruh
No Nama Burung Struktur Fungsi
1 Elang Ruyuk Kait (hooked) mencabik daging
2 Julang Pahat dan kuat (short&stout) Untuk memakan buah-buahan
3 Gagak Pahat dan kuat (short&stout) Untuk memakan buah dan biji
4 Pelikan Sekop (scoop) untuk mengambil ikan di air,
panjang dan kuat.
5 Koak Biru Bentuk tombak dan kuat (speat-
shaped&stout)
untuk menangkap ikan
6 Cangak Merah Bentuk tombak dan kuat (speat-
shaped&stout)
untuk menangkap ikan
7 Kuntul Bentuk tombak dan kuat (speat-
shaped&stout)
untuk menangkap ikan
8 Bluwok warna Sekop (scoop) untuk mengambil ikan di air,
panjang dan kuat
9 Bango Tongtong Bentuk tombak dan kuat (speat-
shaped&stout)
untuk menangkap ikan
10 Kakatua Raja
Hitam
Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan biji-bijian
11 Bayan/Betet Besar Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan biji-bijian
12 Elang Garuda Kait (hooked) mencabik daging
13 Hantu Ketupu Kait (hooked) mencabik daging
14 Beo Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan buah-buahan
dan serangga
A. Adaptasi kaki dan Struktur Paruh
Dari hasil pengamatan yanng didapat bahwa sebagian besar burung yag
diamati memiliki jumlah jari 4 dan posisinya pseudodactylus. Bentuk kaki yang
damati terdiri dari kaki pencengkram, kaki petengger, kaki perenang dan kaki
penggaruk.
Burung dengan kaki pencengkram memiliki bentuk cakar besar dan
melengkung untuk mencengkram dan menahan mangsa seperti ikan, tikus. Burung
dengan kaki petengger jari belakang panjang dan dapat bertahan pada batang.
Burung dengan kaki penggaruk jari berbentuk perisai untuk menemukan makanan
di tanah. Burung dengan kaki perenang memiliki ciri yang mudah dibedakan
karena kakinya memiliki selaput.
Struktur paruh dari setiap burung juga berbeda-beda sesuai dengan
fungsinya. Bentuk paruh pada burung juga menunjukkan jenis makanan dari
burung itu sendiri. Burung dengan paruh seperti kail, tajam dan melengkung
merupakan pemakan ikan. Burung dengan paruh pahat dan kuat merupakan
pemakan nektar, serangga, biji-bijian atau buah-buahan. Burung dengan kaki
berselaput sebagian besar punya bentuk paruh yang mudah dikenali juga cirinya.
Paruhnya panjang seperti tombak untuk menangkap ikan.
2. Aktivitas harian Burung Kakatua Raja Hitam
Tabel 3. Aktivitas harian burung kakatua raja
No Perilaku Pagi Siang Sore
1 Bertengger 2,63 3,78 0,98
2 Jalan-jalan 13,22 13,58 8,25
3 Terbang 0,35 4,52 3,53
4 Loncat antar
pohon
10,65 7,17 10,58
5 Bercumbu 7,38 0,28 1,06
6 Preening 14,21 25,75 13,78
7 Meregangkan
tubuh
12,15 3,72 1,71
8 Mengepak-
ngepak sayap
14,15 4,74 1,86
9 Menganggukan
kepala
19,37 14,07 3,96
10 makan 14,37 7,29 13,45
Burung Probosciger aterrimus (Gmelin) atau biasa disebut kakatua raja
atau kakatua hitam, mempunyai bulu berwarna hitam keabuan dengan jambul
yang indah dan tingkah laku yang unik. Burung kakatua raja yang tersebar di
Indonesia bagian timur hidup di ketinggian sekitar 1200m dpl. Menurut
Anonymous (1988) Bahan pakan burung kakatua raja terdiri atas biji-bijian,
buah-buahan, kacang-kacangan, buah berri dan pucuk daun. Perilaku burung
tersebut perlu diketahui untuk menentukan luas kandang yang dibutuhkan,
waktu maka dan penempatan tempat makan apabila burung tersebut di
penangkaran atau di balai konservasi.
Perilaku burung kakatua raja diamati dengan menggunakan metode time
sampling (Martin & Bateson, 1986). Pengamatan dilakukan pada pagi hari
(pukul 9.30-11.30), siang hari (pukul 11.30-13.30) dan sore hari (pukul 13.30-
15.30). dilihat dari jenis pakannya, burung kakatua raja cenderung lebih
banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dibanding pakan lain. Burung kakatua
raja lebih suka makan di atas meskipun kadang suka makan di bawah. Burung
kakatua raja lebih memilih makanan yang ada di atas di banding makanan
yang ada di bawah. Apabila pakan ada di bawah, pakan diambil ke atas baru
dimakan kembali.
Menurut anynomous (1988) burung kakatua raja melakukan aktivitas
mulai setelah matahari terbit sampai sebelum matahari terbenam. Sering
kelihatan sendiri, berpasangan atau dalam kelompok kecil. Dari pengamatan
menunjukan bahwa burung cenderung makan sendiri-sendiri.
Burung kakatua raja banyak melakukan aktivitas pada pagi hari,
kemudian siang hari dan paling sedikit sore hari.
Aktivitas harian yang paling banyak dilakukan secara berturut-turut
adalah sebagai berikut : Preening (meminyaki bulu), loncat-loncat antar
pohon, meregangkan tubuh, menganggukan kepala, makan, jalan-jalan,
mengepak-ngepak sayap, terbang, bercumbu dan bertengger.
V. Kesimpulan
Morfologi kaki dan paruh burung menunjukan adaptasi burung pada tempat
hidup dan jenis makanannya. Aktivitas burung kakatua raja yang terbanyak pada
waktu pagi hari, sedangkan aktivitas harian yang terbanyak adalah preening.
VI. Daftar Pustaka
Anynomous 1988. Significant Trade in Wildlife A Review of Selected Species in Cities
Appendix II. Vol 3: Birds. Canadian Cities Management Authority (Canadian
Wildlife Service) Ottawa. 267-271.
Martin P. & P. Bateson, 1986. Measuring Behaviour an Introductory Guide. Cambridge
University Press. Sydney