adaptasi pada burung

15
ADAPTASI PADA BURUNG I. Pendahuluan A. Latar Belakang Semua burung dikelompokkan dalam kelas Aves. Burung merupakan bertebrata berdarah panas. Bantuk bulu penutup tubuh yang “stream line” memungkinkan mereka untuk terbang secara efisien. Anggota depan burung berupa sayap yang pada kebanyakan burung digunakan untuk terbang. Burung juga mempunyai jantung yang terdiri dari empat runagan dan sistem peredaran darahnya tertutup. Terdapat berbagai tipe burung. Masing-masing tipe mempunyai adaptasi khusus yang memungkinkan mereka sintas dalam lingkungannya. Mulut burung tersusun dari paruh tanpa gigi. Variasi bentuk dan ukuran paruh teradapasi untuk memakan jenis-jenis makanan yang berbeda. Sebagai contoh, burung-burung ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh seperti tombak, sementara ada juga yang paruhnya seperti kantung. Burung pemangsa mempunyai paruh seperti kait untuk menyobek-nyobek daging. Burung lainnya mempunyai paruh seperti tabung yag digunakan untuk mengambil nektar dari bunga. Struktur kaki burung juga mengalami adaptasi. Sebagai contoh burung pemangsa mempunyai cakar melengkung dikakinya. Burung yang tak mampu terbang mempunyai kaki kuat yang memungkinkan mereka untuk berlari cepat. Burung perenang mempunyai kaki berselaput. Maka dari itu pengamatan paruh dan kaki burung dilakukan untuk mengetahui jenis adaptasi dari berbagai macam jenis burung di Indonesia.

Upload: indri-indrii

Post on 31-Oct-2015

1.602 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

burung memiliki kaki dan paruh sesuai dengan habitat dan makanannya

TRANSCRIPT

ADAPTASI PADA BURUNG

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Semua burung dikelompokkan dalam kelas Aves. Burung merupakan bertebrata berdarah panas. Bantuk bulu penutup tubuh yang “stream line” memungkinkan mereka untuk terbang secara efisien. Anggota depan burung berupa sayap yang pada kebanyakan burung digunakan untuk terbang. Burung juga mempunyai jantung yang terdiri dari empat runagan dan sistem peredaran darahnya tertutup.

Terdapat berbagai tipe burung. Masing-masing tipe mempunyai adaptasi khusus yang memungkinkan mereka sintas dalam lingkungannya. Mulut burung tersusun dari paruh tanpa gigi. Variasi bentuk dan ukuran paruh teradapasi untuk memakan jenis-jenis makanan yang berbeda. Sebagai contoh, burung-burung ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh pendek dan kuat. Beberapa burung pemakan ikan mempunyai paruh seperti tombak, sementara ada juga yang paruhnya seperti kantung. Burung pemangsa mempunyai paruh seperti kait untuk menyobek-nyobek daging. Burung lainnya mempunyai paruh seperti tabung yag digunakan untuk mengambil nektar dari bunga.

Struktur kaki burung juga mengalami adaptasi. Sebagai contoh burung pemangsa

mempunyai cakar melengkung dikakinya. Burung yang tak mampu terbang

mempunyai kaki kuat yang memungkinkan mereka untuk berlari cepat. Burung

perenang mempunyai kaki berselaput. Maka dari itu pengamatan paruh dan kaki

burung dilakukan untuk mengetahui jenis adaptasi dari berbagai macam jenis burung

di Indonesia.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati karakteristik umum dari burung

dan untuk menunjukkan bagaimana variasi paruh dan kaki burung memungkin

mereka untuk tetap sintas.

II. Tinjauan Pustaka

Setiap makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Adaptasi adalah

cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dalam mengatasi tekanan lingkungan

sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap

lingkungannya akan  dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi

akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Kemampuan adaptasi makhluk

hidup dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:

Adaptasi terbagi atas tiga jenis. Jenis-jenis adaptasi antara lain,  yaitu:

Adaptasi Morfologi, adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk tubuh. Adaptasi

Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung

berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari makanannya.

Adaptasi Fisiologi, adalah adaptasi yang meliputi penyesuaian fungsi alat-alat tubuh.

Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh:

dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.

Adaptasi Tingkah Laku, adalah adaptasi berupa penyesuaian tingkah laku makhluk

hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan lingkungannya.. Misalnya: ikan paus

yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara, bunglon

merubah warna kulitnya menyerupai tempat yang dihinggapi.

Tujuan adaptasi pada hewan

1. Melindungi diri dari musuh

Cecak dan kadal memutuskan ekornya. Cecak dan kadal dapat memutuskan

ujung ekornya untuk mengelabui musuh. Jika ada pemangsa menyerang,

kedua hewan tersebut segera memutuskan ekornya. Pada saat perhatian

pemangsa tertuju pada ujung ekor yang bergerak-gerak, cecaka atau kadal

akan melarikan diri menjauhi pemangsanya.

Kalajengking, lebah, dan kelabang mempunyai alat sengat. Sengat ini

digunakan untuk melukai musuh saat hewan tersebut diserang atau

terancam bahaya.

Bunglon mengubah warna tubuhnya. Bunglon mampu mengubah warna

tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya. Dengan demikian bunglon

dapat menyamarkan dirinya sehingga dapat terhindar dari serangan

pemangsa.

2. Memperoleh makanan

Burung memiliki bentuk paruh yang berbeda-beda. Perbedaan paruh

tersebut disesuaikan dengan makananya. (1) Paruh bebek seperti

sudu/dayung untuk mempermudah mencari makanan di lumpur. (2) Paruh

burung pipit pendek dan kuat untuk makanan berupa biji-bijian. (3) Paruh

burung elang besar dan runcing untuk mengoyak makananya yang berupa

daging. (4) Paruh ayam berbentuk kecil, pendek, dan runcing untuk

mematuk biji-bijian maupun hewan kecil. (5)Paruh burung colibri

berbentuk kecil, panjang, dan runcing untuk menghisap madu. (6) Paruh

burung pelikan besar dan berbentuk seperti kantung untuk menangkap

makanannya berupa ikan. (7) Paruh burung pelatuk kuat dan runcing untuk

memahat kayu pohon dan menangkap mangsanya.

Gambar 1. Macam-macam kaki dan paruh burung.

Burung memiliki bentuk kaki yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk kaki

sesuai dengan cara memperoleh makananya. (1) Kaki bebek mempunyai

selaput renang diantara jari kakinya. Kaki tersebut untuk berjalan di lumpur

atau membantu saat berenang. (2) Kaki burung pipit mempunyai jari-jari

yang panjang, terletak dalam bidang datar, dan berfungsi untuk untuh

hinggap pada ranting-ranting pohon. (3) Kaki ayam panjang dan tegak

untuk berjalan di darat dan mengai makanan di tanah. (4) Kaki burung

elang pendek dan bercakar tajam berfungsi untuk mencengkeram

mangsanya. (5) Kaki burung Kakatua mempunyai dua buah jari yang

mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang berfungsi untuk

memanjat. (6) Bentuk kaki burung pelatuk mempunyai dua jari mengarah

ke depan dan dua jari mengarah ke belakang untuk memanjat. 

III. Metode Pengamatan

A. Alat dan Bahan

Gambar-gambar burung (tersedia)

Teropong

Alat tulis

B. Prosedur Kerja

a. Karakteristik Burung

Mengamati gambar-gambar burung yang telah tersedia.

b. Adaptasi Burung

1. Mempelajari gambar burung dan menunjukkan posisi jarinya.

Mengemukakan ukuran relatif kuku misalnya besar, sedang atau kecil

atau panjang, panjang, pendek dan sebagainya. Menentukan struktur

dan fungsi masing-masing kaki. Keterangan untuk mengisi tabel tipe

atau fungsi :

Kaki pengaruk/pengais (Stcratching foot : jari berbentuk perisai untuk

menemukan makanan di tanah.

Kaki petengger (Perching foot) : jari belakang panjang dan dapat

bertahan pada batang.

Kaki perenang (swimming foot) : berselaput, berbentuk kaki seperti

dayung.

Kaki pelari (running foot) : mempunyai tiga jari (jarang yang empat)

Kaki untuk berjalan di air (wadding foot) : kaki besar dan panjang

untuk berjalan di air dangkal.

Kaki terspesialisasi (specialized foot) : kuku dan jari-jari panjang

untuk berjalan di atas daun tumbuhan air,

Kaki pemanjat (climbing foot) : dua jari belakang untuk mendukung

saat memanjat ke atas dan menahan tidak jatuh.

Kaki untuk mencengkram (grasping foot) : cakar besar dan

melengkung untuk mencengkram dan menahan mangsa seperti

ikan, tikus dan hewan kecil lainnya.

2. Mempelajari bentuk dan ukuran relativ masing-masing burung.

Menentukan struktur dan fungsi paruh tersebut pada masing-masing

burung dan mencatat hasilnya.

Kunci untuk mengisi kolom struktur dan fungsi:

Pahat (chisel) : digunakan untuk melubangi pohon.

Pahat dan kuat (short&stout) : digunakan untuk memakan

insekta, biji-bijian, udang-udang kecil multifungsi.

Tubular : digunakan untuk mengambil nektar bunga.

Kait (hooked) : digunakan untuk mencabik daging.

Tumpul, lebar dan agak melengkung (flat,broad&slight

hooked) : digunakan untuk mengambil alga dan organisme

kecil di air.

Sekop (scoop) : untuk mengambil ikan di air, panjang dan

kuat.

Bentuk tombak dan kuat (speat-shaped&stout): untuk

menangkap ikan.

Jebakan (trap) : digunakan untuk menjebak serangga di udara.

IV. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan adaptasi kaki burung

No

.

Nama

Burung

Foto pengamatan Jml

Jari

Posisi Jari Uk. kuku Tipe/fungsi

1 Elang Ruyuk 4 Pseudo-

dactylus

sedang Grasping

foot

(mencengkr

am)

2 Julang 4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

petengger

3 Gagak 4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

petengger

4 Pelikan 3 Jari

berselaput

sedang Kaki

perenang

5 Koak Biru 4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

pengaruk

6 Cangak

Merah

4 Pseudo-

dactylus

sedang Kaki

pengaruk

7 Kuntul 4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

pengaruk

8 Bluwok

warna

4 Pseudo-

dactylus

sedang Kaki

pengaruk

9 Bango

Tongtong

4 Pseudo-

dactylus

sedang Kaki

pengaruk

10 Kakatua Raja

Hitam

4 Pseudo-

dactylus

sedang Grasping

foot

(mencengkr

am)

11 Bayan/Betet

Besar

4 Pseudo-

dactylus

sedang Kaki

petengger

12 Elang Garuda 4 Pseudo-

dactylus

sedang Grasping

foot

(mencengkr

am)

13 Hantu

Ketupu

4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

petengger

14 Beo 4 Pseudo-

dactylus

kecil Kaki

petengger

Tabel 2. Hasil pengamatan struktur dan fungsi paruh

No Nama Burung Struktur Fungsi

1 Elang Ruyuk Kait (hooked) mencabik daging

2 Julang Pahat dan kuat (short&stout) Untuk memakan buah-buahan

3 Gagak Pahat dan kuat (short&stout) Untuk memakan buah dan biji

4 Pelikan Sekop (scoop) untuk mengambil ikan di air,

panjang dan kuat.

5 Koak Biru Bentuk tombak dan kuat (speat-

shaped&stout)

untuk menangkap ikan

6 Cangak Merah Bentuk tombak dan kuat (speat-

shaped&stout)

untuk menangkap ikan

7 Kuntul Bentuk tombak dan kuat (speat-

shaped&stout)

untuk menangkap ikan

8 Bluwok warna Sekop (scoop) untuk mengambil ikan di air,

panjang dan kuat

9 Bango Tongtong Bentuk tombak dan kuat (speat-

shaped&stout)

untuk menangkap ikan

10 Kakatua Raja

Hitam

Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan biji-bijian

11 Bayan/Betet Besar Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan biji-bijian

12 Elang Garuda Kait (hooked) mencabik daging

13 Hantu Ketupu Kait (hooked) mencabik daging

14 Beo Pahat dan kuat (short&stout) untuk memakan buah-buahan

dan serangga

A. Adaptasi kaki dan Struktur Paruh

Dari hasil pengamatan yanng didapat bahwa sebagian besar burung yag

diamati memiliki jumlah jari 4 dan posisinya pseudodactylus. Bentuk kaki yang

damati terdiri dari kaki pencengkram, kaki petengger, kaki perenang dan kaki

penggaruk.

Burung dengan kaki pencengkram memiliki bentuk cakar besar dan

melengkung untuk mencengkram dan menahan mangsa seperti ikan, tikus. Burung

dengan kaki petengger jari belakang panjang dan dapat bertahan pada batang.

Burung dengan kaki penggaruk jari berbentuk perisai untuk menemukan makanan

di tanah. Burung dengan kaki perenang memiliki ciri yang mudah dibedakan

karena kakinya memiliki selaput.

Struktur paruh dari setiap burung juga berbeda-beda sesuai dengan

fungsinya. Bentuk paruh pada burung juga menunjukkan jenis makanan dari

burung itu sendiri. Burung dengan paruh seperti kail, tajam dan melengkung

merupakan pemakan ikan. Burung dengan paruh pahat dan kuat merupakan

pemakan nektar, serangga, biji-bijian atau buah-buahan. Burung dengan kaki

berselaput sebagian besar punya bentuk paruh yang mudah dikenali juga cirinya.

Paruhnya panjang seperti tombak untuk menangkap ikan.

2. Aktivitas harian Burung Kakatua Raja Hitam

Tabel 3. Aktivitas harian burung kakatua raja

No Perilaku Pagi Siang Sore

1 Bertengger 2,63 3,78 0,98

2 Jalan-jalan 13,22 13,58 8,25

3 Terbang 0,35 4,52 3,53

4 Loncat antar

pohon

10,65 7,17 10,58

5 Bercumbu 7,38 0,28 1,06

6 Preening 14,21 25,75 13,78

7 Meregangkan

tubuh

12,15 3,72 1,71

8 Mengepak-

ngepak sayap

14,15 4,74 1,86

9 Menganggukan

kepala

19,37 14,07 3,96

10 makan 14,37 7,29 13,45

Burung Probosciger aterrimus (Gmelin) atau biasa disebut kakatua raja

atau kakatua hitam, mempunyai bulu berwarna hitam keabuan dengan jambul

yang indah dan tingkah laku yang unik. Burung kakatua raja yang tersebar di

Indonesia bagian timur hidup di ketinggian sekitar 1200m dpl. Menurut

Anonymous (1988) Bahan pakan burung kakatua raja terdiri atas biji-bijian,

buah-buahan, kacang-kacangan, buah berri dan pucuk daun. Perilaku burung

tersebut perlu diketahui untuk menentukan luas kandang yang dibutuhkan,

waktu maka dan penempatan tempat makan apabila burung tersebut di

penangkaran atau di balai konservasi.

Perilaku burung kakatua raja diamati dengan menggunakan metode time

sampling (Martin & Bateson, 1986). Pengamatan dilakukan pada pagi hari

(pukul 9.30-11.30), siang hari (pukul 11.30-13.30) dan sore hari (pukul 13.30-

15.30). dilihat dari jenis pakannya, burung kakatua raja cenderung lebih

banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dibanding pakan lain. Burung kakatua

raja lebih suka makan di atas meskipun kadang suka makan di bawah. Burung

kakatua raja lebih memilih makanan yang ada di atas di banding makanan

yang ada di bawah. Apabila pakan ada di bawah, pakan diambil ke atas baru

dimakan kembali.

Menurut anynomous (1988) burung kakatua raja melakukan aktivitas

mulai setelah matahari terbit sampai sebelum matahari terbenam. Sering

kelihatan sendiri, berpasangan atau dalam kelompok kecil. Dari pengamatan

menunjukan bahwa burung cenderung makan sendiri-sendiri.

Burung kakatua raja banyak melakukan aktivitas pada pagi hari,

kemudian siang hari dan paling sedikit sore hari.

Aktivitas harian yang paling banyak dilakukan secara berturut-turut

adalah sebagai berikut : Preening (meminyaki bulu), loncat-loncat antar

pohon, meregangkan tubuh, menganggukan kepala, makan, jalan-jalan,

mengepak-ngepak sayap, terbang, bercumbu dan bertengger.

V. Kesimpulan

Morfologi kaki dan paruh burung menunjukan adaptasi burung pada tempat

hidup dan jenis makanannya. Aktivitas burung kakatua raja yang terbanyak pada

waktu pagi hari, sedangkan aktivitas harian yang terbanyak adalah preening.

VI. Daftar Pustaka

Anynomous 1988. Significant Trade in Wildlife A Review of Selected Species in Cities

Appendix II. Vol 3: Birds. Canadian Cities Management Authority (Canadian

Wildlife Service) Ottawa. 267-271.

Martin P. & P. Bateson, 1986. Measuring Behaviour an Introductory Guide. Cambridge

University Press. Sydney