ada k4 karena ada k1
DESCRIPTION
kjhdjvhcxnklnxzcklTRANSCRIPT
Ada K4 karena Ada K1
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu
sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu
1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan
bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat
kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali
pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009. Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu
hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai penjabaran dari
SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan
syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.
Skill bidan dan kematian Ibu
Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1
sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah
pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah
pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah
pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi
menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan
program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku register kohor ibu.
Buku Register Kohor Ibu
Buku register kohor ibu ini maksudnya adalah buku pencatatan dan pelaporan seorang bidan yang menyelenggarakan pelayanan
ANC dan merupakan suatu skill dan keterampilan yang harus dikuasai bukan saja keahlian melakukan persalinan, ketika seorang
ibu telah hamil maka ibu hamil ini harus datang atau didatangi untuk dicatat dan dipantau serta diperiksa selama masa
kehamilannya selesai, penjelasanya adalah
1. Jika sang ibu hamil datang-didatangi pada smester pertama kehamilan maka ia diperiksa dan dicatat pada kolom smester
pertama dan selanjutnya disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada smester-smester
berikutnya. Inilah yang diharapkan sesuai dengan standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4
2. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester kedua kehamilan ( tidak datang-didatangi pada
smester pertama) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan
(diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada smester-smester berikutnya. Inilah yang tidak diharapkan
karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 maupun K4.
3. Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester ke tiga kehamilan (tidak datang-didatangi pada
smester pertama dan kedua) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester ketiga buku register kohor, dan selanjutnya tetap
disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan
yang terakhir kalinya. Ini juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4.
Pencatatan Pemeriksaan Kehamilan
Dengan sistem registrasi kohor ini maka setiap saat atau setiap bulan dapat di evaluasi sesuai dengan standar cakupan pelayanan
K1 dan K4. Cakupan atau target K1 dan K4 yang diharapkan berkisar antara 80-95%, sebaliknya standar cakupan ibu hamil yang
ditoleransi mangkirnya (default toleration) normalnya berkisar 5-20%, bila standar cakupan pelayanan dan toleransi mangkir ini tidak
terpenuhi, maka pada dasarnya pelaksanaan program ANC (Antenatal Care) sangat jelek dan tidak terkendali, Jadi jangan heran
kalau Kematian bayi yang terus naik dan penurunaan Kematian ibu sangat lamban telah terjadi di Kabupaten Polewali Mandar.
Kenapa sekarang K1 Berubah ?
Perubahan pengertian K1 rupanya berhubungan dengan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak, Bukan sistem pencatatan dan pelaporan kohor Ibu dan Bayi. Sebagaimana pengertian
K1 menyebutkan Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa
kehamilan ——- tidak mengenal usia smester kehamilan—— di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Disini keterangan disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu lebih ditekankan pada sistem pencatatan dan pelaporan PWS. Dalam
pengertian ini K1 bukan merupakan paket dari Pelayanan dan pemeriksaan K4. K1 menunjukkan kegiatan (diberi simbol “K”)
pelayanan antenatal untuk pertama kalinya (diberi simbol “1″) pada masa kehamilan, kalau yang dimaksud K1 adalah demikian,
maka standar yang dimaksud adalah semua ibu hamil terdata, mempunyai buku KIA (atau KMS ibu hamil) dan dilakukan
pemeriksaan sesuai standar untuk pertama kalinya , kemudian dicatat dalam buku register PWS.
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Konsep PWS ini biasa diistilahkan dengan liputan program yaitu sejauhmana program dapat meliput atau menjangkau
sasarannya. Ibu yang hamil merupakan sasaran program, targetnya menggunakan formula, faktor 1.1 x CDR x jumlah Penduduk
disuatu wilayah dan waktu tertentu. Wilayah biasanya Kabupaten, kemudian dibagi perkecamatan dan desa. Waktu tertentu biasa
dimulai pertahun kemudian dibagi-bagi perbulannnya.
Contoh dari hasil formula didapat 120 sasaran bumil dalam setahun berarti dalam satu bulan harus ditargetkan 10 bumil harus
dicakup dengan tidak mengenal usia kehamilan, yang penting ibu hamil tersebut diperiksa tetap masuk dalam hitungan K1.
Jadi kalau sekarang yang dimaksud K1 adalah demikian, berarti K1 pada sistem PWS tidaklah sama dengan K1 pada sistem
Kohor. K1 pada sistem PWS belum tentu K1 pada sistem Kohor, sebaliknya K1 pada sistem kohor sudah pasti K1 pada sistem
PWS. Tetapi yang berkembang sekarang adalah K1 pada sistem PWS, bukan K1 pada sistem Kohor, ini artinya cakupan
pelayanan ANC telah salah dan karena mengabaikan pendekatan sprospektif (kohor) yang berarti pelaksanaan program ANC
sudah tidak terkendali sesuai dengan proses tumbuh kembang rahim dan janin dari seorang ibu hamil sampai usia melahirkan, alias
tidak mendukung peningkatan mutu kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat, yang sementara di gembor-gemborkan untuk
mempercepat pencapaian MDGs 2015. Wallahu a’lam