ad art hasil kongres xvii balikpapan

24
  Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal ANGGARAN DASAR GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyadari sepenuhnya tugas dan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa yang berada di tengah- tengah rakyat. Oleh karena itu, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rakyat Indonesia, kami bertekad untuk tetap mewujudkan cita-cita Proklamasi 17  Agustus 1945, yaitu t erciptanya suatu tatanan masyarakat yang di dalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen. Sebagai mahasiswa Indonesia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berjiwa marhaenis, kami bertekad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didalamnya terselenggara masyarakat Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan, maka dengan ini kami menyusun suatu organisasi GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA. Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu organisasi sebagai alat pendidikan kader bangsa dan alat perjuangan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan tujuan revolusi berdasarkan cita-cita proklamasi, maka dibentuklah susunan organisasi yang berkedaulatan dan berkeadilan agar didalamnya terselenggara suatu tatanan organisasi yang progresif revolusioner serta berkemampuan dalam menjalankan tugas-tugas kemasyarakatannya. Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA, sebagai berikut : BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA disingkat GMNI 2. Organisasi ini didirikan pada tanggal 23 Ma ret 1954 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya 3. Pelaksana organisasi tertinggi berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia BAB II  AZAS Pasal 2 1. GMNI berazaskan Marhaenisme, y aitu Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Marhaenisme yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini sebagai azas perjuangan GMNI

Upload: pharmin

Post on 21-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ANGGARAN DASAR GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami menyadari sepenuhnya tugas dan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa yang berada di tengahtengah rakyat. Oleh karena itu, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rakyat Indonesia, kami bertekad untuk tetap mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu terciptanya suatu tatanan masyarakat yang di dalam segala halnya menyelamatkan kaum marhaen. Sebagai mahasiswa Indonesia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berjiwa marhaenis, kami bertekad untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didalamnya terselenggara masyarakat Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan, maka dengan ini kami menyusun suatu organisasi GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA. Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu organisasi sebagai alat pendidikan kader bangsa dan alat perjuangan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan tujuan revolusi berdasarkan cita-cita proklamasi, maka dibentuklah susunan organisasi yang berkedaulatan dan berkeadilan agar didalamnya terselenggara suatu tatanan organisasi yang progresif revolusioner serta berkemampuan dalam menjalankan tugas-tugas kemasyarakatannya. Untuk itu disusunlah ANGGARAN DASAR GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA, sebagai berikut : BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA disingkat GMNI 2. Organisasi ini didirikan pada tanggal 23 Maret 1954 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya 3. Pelaksana organisasi tertinggi berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia BAB II AZAS Pasal 2 1. GMNI berazaskan Marhaenisme, yaitu Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi dan Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Marhaenisme yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini sebagai azas perjuangan GMNI

1Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

BAB III TUJUAN DAN SIFAT Pasal 3 1. GMNI adalah organisasi kader dan organisasi perjuangan yang bertujuan untuk mendidik kader bangsa dalam mewujudkan Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945. 2. GMNI adalah organisasi yang bersifat Independen, bebas aktif serta berwatak kerakyatan. BAB IV MOTTO Pasal 4 GMNI mempunyai motto Pejuang Pemikir-Pemikir Pejuang BAB V USAHA Pasal 5 1. Melaksanakan tujuan organisasi dengan semangat gotong royong melalui usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan azas perjuangan GMNI. 2. Dalam menyelenggarakan usaha-usaha organisasi senantiasa memperhatikan kesatuan, persatuan, keutuhan dan peraturan organisasi.

BAB VI KEANGGOTAAN Pasal 6 1. Anggota GMNI adalah mahasiswa warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menerima dan menyetujui Azas, Tujuan, Sifat, Motto, dan Usaha Organisasi serta memenuhi dan menerima syarat-syarat yang telah ditetapkan. 2. Syarat-syarat yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 7 HAK DAN KEWAJIBAN KEANGGOTAAN 1. Hak-hak anggota : a. Hak bicara dan hak suara b. Hak memilih dan dipilih c. Hak membela diri d. Hak mendapatkan perlindungan dari organisasi 2. Kewajiban anggota :2Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Disiplin organisasi. b. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi, aktif melaksanakan program dan kegiatan organisasi.

BAB VII SUSUNAN ORGANISASI, PENGURUS DAN WEWENANG Pasal 8 SUSUNAN ORGANISASI 1. 2. 3. 4. GMNI di tingkat Nasional dipimpin secara kolektif-kolegial oleh Presidium GMNI di tingkat Provinsi dikoordinasi oleh Koordinator Daerah GMNI di tingkat Cabang dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang GMNI ditingkat Fakultas/Akademik /Perguruan Tinggi dipimpin oleh Pengurus Komisariat Pasal 9 PRESIDIUM 1. Pimpinan tertinggi yang bersifat kolektif-kolegial dengan keanggotaan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Memimpin seluruh kegiatan organisasi nasional dan mewakili organisasi keluar serta kedalam. 3. Berkewajiban menjalankan segala ketetapan Kongres dan mempertanggungjawabkan seluruh kebijakannya kepada Kongres berikutnya. 4. Tugas dan wewenang Presidium ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga 5. Pelaksanaan administrative kebijakan Presidium adalah Sekretariat Jenderal yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. 6. Tugas dan wewenang Sekretariat Jenderal ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. 7. Tata cara pengambilan keputusan dalam Presidium ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 10 KOORDINATOR DAERAH 1. Badan Koordinatif tertinggi di tingkat daerah yang bersifat kolektif dan bertugas menjalankan kebijakan Presidium di daerah. 2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan organisasi di tingkat daerah dan mewakili organisasi keluar serta kedalam daerah yang bersangkutan. 3. Tugas dan wewenang Koordinator Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

3Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 11 DEWAN PIMPINAN CABANG 1. Pimpinan tertinggi ditingkat cabang dan memimpin kegiatan organisasi di wilayah cabang yang bersangkutan. 2. Berkewajiban menjalankan setiap ketetapan Konferensi Cabang dan mempertanggungjawabkan seluruh kebijakannya dalam Konferensi Cabang berikutnya. 3. Tata cara pengambilan keputusan dalam Dewan Pimpinan Cabang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. 4. Tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Cabang ditetapkan dalam Anggaran Rumah. Pasal 12 PENGURUS KOMISARIAT 1. Pengurus Komisariat adalah pimpinan organisasi di tingkat Komisariat. 2. Berkewajiban menjalankan segala ketetapan-ketetapan Musyawarah Anggota Komisariat berikutnya. 3. Tata cara pengambilan keputusan dalam Komisariat ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII PERMUSYAWARATAN Pasal 13 Permusyawaratan organisasi terdiri dari : a. Kongres b. Kongres Luar Biasa c. Rapat Koordinasi Nasional d. Forum Koordinasi Antar Cabang e. Konferensi Cabang f. Konferensi Cabang Khusus g. Rapat Kordinasi Antar Komisariat h. Musyawarah Anggota Komisariat

Pasal 14 KONGRES 1. Badan musyawarah tertinggi yang melaksanakan kedaulatan dan memutuskan kedaulatan serta memutuskan kebijakan nasional dalam organisasi. 2. Diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.4Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

3. Dapat mengadakan perubahan terhadap Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga 4. Menyusun dan menetapkan Garis-garis Program Perjuangan (GBPP) organisasi untuk 2 (dua) tahun berikutnya. 5. Memilih dan menetapkan Ketua, Sekretaris Jenderal dan Anggota Presidium. 6. Mengukuhkan dan menetapkan keputusan pemecatan anggota yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang. 7. Berwenang memutuskan dan membatalkan pemecatan keanggotaan sekalipun tanpa dihadiri oleh yang bersangkuatan (in-absentia). 8. Membatalkan keputusan pemecatan anggota yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang dan melakukan rehabilitasi. 9. Menilai pertanggungjawaban Presidium. 10. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya. Pasal 15 KONGRES LUAR BIASA 1. Jika dipandang perlu dapat diadakan Kongres Luar Biasa. 2. Syarat-syarat mengenai penyelenggaraan Kongres Luar Biasa ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal 16 RAPAT KOORDINASI NASIONAL 1. Diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. 2. Dapat membuat rekomendasi terhadap perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 3. Dapat membuat rekomendasi tentang perubahan Garis-garis Besar Kebijakan Politik (GBKP), untuk selanjutnya disahkan dalam Kongres. 4. Memberikan rekomendasi kepada Presidium tentang kebijakan yang sedang dan akan ditempuhnya. 5. Dapat memberikan rekomendasi untuk menyelenggarakan Kongres Luar Biasa 6. Merumuskan dan mengadakan perubahan materi pokok kaderisasi serta mengevaluasi pelaksanaannya oleh Presidium 7. Apabila dipandang perlu dapat menetapkan perubahan waktu dan tempat penyelenggaraan Kongres. 8. Tata cara penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal 17 FORUM KOORDINASI ANTAR CABANG 1. Forum Koordinasi Antar Cabang dalam satu provinsi. 2. Diselenggarakan minimal satu kali dalam 6 (enam) bulan untuk keperluan koordinasi.5Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

3. Dapat membuat rekomendasi dan keputusan yang menyangkut daerah/wilayah bersangkutan. 4. Tata cara penyelenggaraan Forum Koordinasi Antar Cabang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. 5. Dalam 2 (dua) tahun sekali dilaksanakan pemilihan pengurus Koordinator Daerah yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 DPC di wilayah yang bersangkutan. Pasal 18 KONFERENSI CABANG 1. Badan musyawarah tertinggi di tingkat Cabang 2. Diselenggarakan satu kali dalam dua tahun 3. Menyusun dan menetapkan program umum Dewan Pimpinan Cabang untuk 2 (dua) tahun berikutnya 4. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Cabang 5. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang 6. Tata cara Konferensi Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal 19 KONFERENSI CABANG KHUSUS 1. Jika dipandang perlu dapat diadakan Konferensi Cabang Khusus 2. Syarat-syarat Konferensi Cabang Khusus ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal 20 RAPAT KOORDINASI ANTAR KOMISARIAT 1. Forum musyawarah koordinasi DPC dengan komisariat-komisariat dalam suatu wilayah cabang 2. Diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Pimpinan Cabang tentang kebijakan yang sedang dan akan ditempuhnya. 4. Dapat memberikan rekomendasi tentang Konferensi Cabang Khusus 5. Tata cara penyelenggaraan Rapat Koordinasi Antar Komisariat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Pasal 21 MUSYAWARAH ANGGOTA KOMISARIAT 1. 2. 3. 4. 5. Badan musyawarah tertinggi di tingkat Komisariat Diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun Merumuskan dan menetapkan tata cara rekuitmen calon anggota Merumuskan dan menetapkan program Komisariat Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus Komisariat, serta memilih dan menetapkan pengurus Komisariat periode berikutnya.6Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

6. Tata cara penyelenggaraan Musyawarah Anggota komisariat ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB IX ATRIBUT 1. GMNI mempunyai bendera organisasi yang berbentuk segi empat panjang dengan warna merah di kedua sisinya dan warna putih ditengah yang memuat gambar bintang segi lima berikut kepala banteng ditengahnya serta tulisan GmnI di bawahnya. 2. GMNI mempunyai Lambang, Mars, Hymne, dan Panji serta atribut organisasi lainnya yang ditetapkan Kongres. 3. Pembuatan dan pemakaian atribut organisasi diatur dalam peraturan intern Presidium yang diberlakukan secara Nasional.

BAB X PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres dengan mendapat persetujuan dari sekurang-kurangnya 2/3 dari peserta yang hadir.

BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 24 1. Segala sesuatu yang dalam Anggaran Dasar menimbulkan perbedaan penafsiran dikoordinasikan melalui hierarki organisasi dan dimusyawarahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional yang selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam Kongres 2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Kebijakan Organisasi lainnya. 3. Seluruh tingkatan organisasi yang pada saat ditetapkannya Anggaran Dasar ini, masih memiliki masa kepengurusan lebih dari 6 (enam) bulan harus melakukan penyesuaian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Anggaran Dasar ini. 4. Mekanisme penyesuaian Organisasi sebagaimana yang dimaksud ayat 3 (tiga) di atas, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

7Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 1. Anggaran Dasar ini disertai Anggaran Rumah Tangga dan lampiran penjelasannya yang merupakan bagian tak terpisahkan 2. Anggaran Dasar ini disempurnakan dalam Kongres GMNI XVII di Asrama Haji Batakan, Balikpapan-Kalimantan Timur pada tanggal 27 Maret 2011 dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Tanggal Waktu

: Balikpapan, Kalimantan Timur : 27 Maret 2011 : 23.45 WITA

8Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Keanggotaan GMNI tiadak membeda-bedakan latar belakang suku, agama, etnis, golongan dan status sosial calon anggota Calon aggota adalah mereka yang masih dalam masa perkenalan selama 1(satu) bulan terhitung sejak tanggal pendaftaran atau sejak dimulainya masa perkenalan dimaksud Anggota adalah calon anggota yang sudah mengikuti Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) yang selanjutnya dilakukan seleksi dan pengesahan oleh Dewan Pinpinan Cabang Dewan Pimpinan Cabang berwenang melakukan seleksi dan pengesahan terhadap calon anggota yang dihimpun oleh komesariat untuk menjadi anggota melalui Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Dewan Pimpinan Cabang berkewajiban menyerahkan daftar anggota kepada Presidium setiap 1 (satu) tahun sekali Pasal 2 SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN 1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang melalui komisariat dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila 1 juni 1945. Undang-Undang Dasar 1945, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta peraturanperaturan organisasi lainnya 2. Tidak menjadi anggota organisasi kemasyarakatan sejenis dan atau partai politik serta TNI-POLRI 3. Umur maksimum calon anggota 25 tahun sejak tanggal mendaftarkan diri 4. Membayar uang pangkal yang besarnya ditetapkan dalam peraturan intern berdasarkan kebijakan Dewan Pimpinan Cabang masing-masing 5. Tercatat sebagai mahasiswa aktif pada saat mendaftarkan diri yang dibuktikan dengan menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa Pasal 3 1. Setiap anggota yang berpindah tempat diluar wilayah cabang bersangkutan, wajib membawa surat pengantar dan melaporkannya kepada Dewan Pimpinan Cabang setempat 2. 3 (tiga) tahun setelah menyelesaikan masa studynya, anggota masih di akui sebagai anggota biasa dengan batas usia 30 tahun kecuali melanjutkan study kejenjang yang lebih tinggi dengan batas usia maksimum 35 tahun Pasal 49Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

1. 2.

3.

4.

5.

HAK-HAK ANGGOTA 1. Hak suara dan hak bicara dalam rapat-rapat dan permusyawaratan organisasi selama tidak ada ketentuan lain untuk itu 2. Memilih dan dipilih dalam segala jabatan organisasi selama tidak ada ketentuan lain untuk itu 3. Bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul kepada pimpinan secara langsung, baik lisan maupun tertulis berkaitan dengan kebijakan organisasi. 4. Melakukan pembelaan diri dalam kongres terhadap pemecatan sementara. 5. Mendapat perlidungan organisasi sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kebijakan organisasi. Pasal 5 KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Mentaati Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan serta ketentuan lainnya dalam organisasi. 2. Menjunjung tinggi kehormatan dan nama baik organisasi. 3. Aktif melaksanakan tujuan, usaha dan program-program organisasi tanpa terkecuali. 4. Membayar uang iuran anggota yang besarnya ditetapkan melalui kebijaksanaan Dewan Pimpinan Cabang. Pasal 6 KEHILANGAN KEANGGOTAAN 1. Bukan mahasiswa lagi kecuali mereka yang memenuhi ketentuan pasal (3) 2. Bertempat tinggal di luar wilayah cabang yang bersangkutan dan tidak melaporkan kepindahannya kepada Dewan Pimpinan Cabang setempat dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan 3. Bukan lagi warga Negara Republik Indonesia 4. Atas permintaan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang serta mendapat persetujuan Presidium 5. Dipecat dan yang bersangkutan tidak mampu melakukan pembelaan diri dalam kongres 6. Meninggal dunia

10Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

BAB II PENGURUS Pasal 7 PRESIDIUM 1. Kepengurusan Presidium bersifat kolektif-kolegial dan masing-masing anggota mempunyai kedudukan yang sederajat 2. Jumlah pengurus Presidium ditetapkan sekurang-kurangnya 9 (Sembilan) orang dan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang 3. Pengurus Presidium dipilih dan ditetapkan dalam kongres 4. Pengurus Presidium dilarang merangkap jabatan dan keanggotaan dalam a. Organisasi peserta pemilu dan partai politik b. Organisasi kemasyarakatan pemuda sejenis c. Organisasi lainnya yang ditetapkan oleh kongres 5. Dalam melaksanakan kegiatan organisasi, diantara Pengurus Presidium dilakukan pembagian tugas secara fungsional melalui Tata Kerja Presidium yang ditentukan dalam Rapat Presidium 6. Kepengurusan Presidium maksimal 2 (dua) kali masa kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih kembali 7. Jika dalam melaksanakan tugasnya terjadi kevakuman kepengurusan seorang Pengurus Presidium, maka dapat dilakukan pergantian antar waktu 8. Pergantian antar waktu diputuskan melalui rapat Presidium dan dipertanggung jawabkan pada Rapat Koordinasi Nasional dan atau forum Kongres 9. Pada masa akhir jabatannya, Presidium menyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam kongres 10. Presidium dikoordinasikan oleh seorang ketua Presidium Pasal 8 TUGAS DAN WEWENANG 1. Melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketetapanketetapan kongres lainnya 2. Dalam melaksanakan ayat (1), Presidium menetapkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan Presidium 3. Membentuk Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional (Balitbangnas), lembaga-lembaga tingkat nasional dan komite 4. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap AD/ART yang kemudian dimusyawarahkan dalam Rakornas dan dipertanggung jawabkan di kongres11Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

5. Menetapkan Dewan Pimpinan Cabang berdasarkan ketetapan Konfercab dan Konfercabsus 6. Bila dipandang perlu Presidium berwenang mengupayakan penyelesaian sengketa pada tingkat organisasi dibawahnya 7. Menyelenggarakan Rakornas dan Kongres sesuai waktu yang ditetapkan 8. Menegakkan disiplin organsisasi 9. Menyampaikan Progress Report dalam Rakornas 10. Menetapkan Koordinator Daerah (KORDA) berdasarkan Forum Koordinasi Antar Cabang (Forkorancab) Pasal 9 SEKRETARIAT JENDERAL 1. Dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal yang dipilih dalam kongres 2. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan, fungsi Sekretaris Jenderal untuk sementara dapat dilaksanakan oleh salah satu Pengurus Presidium yang ditetapkan dalam rapat Presidium 3. Sekretaris Jenderal bertugas menggerakkan fungsi administrasi organisasi secara nasional 4. Dalam melaksakan tugasnya sekretaris jenderal dapat membentuk sekretarissekretaris, yang diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan rapat presidium. 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas biro-biro yang berada dibawahnya 6. Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris jenderal bertanggung jawab kepada rapat presidium Pasal 10 RAPAT PRESIDIUM 1. Pengambilan kebijakan presidium dilakukan melalui rapat presidium 2. Setiap keputusan dalam rapat presidium pada dasarnya diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat 3. Apa bila ayat (2) tidak dapat dilaksanakan dan keputusan yang di ambil menyangkut keselamatan/eksistensi organisasi, maka dapat dilakukan penetapan berdasarkan suara terbanyak 4. Apabila diantara keputusan yang akan diambil berada diluar ketetapan kongres terlebih dahulu perlu mendapat permufakatan rakornas 5. Rapat presidium hanya sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah pengurus presidium 6. Untuk kepentingan keselamatan/eksistensi organisasi yang mendesak dimana ayat (5) diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3x60 menit. Apabila penundaan tersebut tidak memenuhi ayat 5 (lima), maka rapat12Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

presidium dianggap sah bila di hadiri 1/2 n+1 dari jumlah pengurus presidium dan hasil-hasil tersebut di laporkan pada rapat presidium berikutnya. 7. Keputusan rapat presidium mengikat semua pengurus presidium Pasal 11 KOORDINATOR DAERAH 1. Pembagian wilayah Koordinator Daerah ditetapkan oleh keputusan presidium berdasarkan propinsi 2. Calon-calon pengurus Koordinator daerah diusulkan oleh DPC-DPC pada Forum koordinasi antar cabang. 3. Jumlah anggota dan susunan pengurus Koordinator Daerah ditetapkan sekurang-kurangnya 3(tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang yang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan seorang Bendahara serta komite-komite apabila di perlukan. 4. Keanggotaan Koordinator Daerah maksimal 2 (dua) kali masa kepengurusan dan setelah itu tidak dapat di pilih kembali 5. Masa kepengurusan koordinator daerah selama 2 (dua) tahun 6. Dalam menjalanakan tugasnya koordinator daerah bertanggung jawab kepada presidium 7. Syarat terbentuknya koordinator daerah minimal terdapat 3 (tiga) DPC devenitif di wilayah propinsi yang bersangkutan. Pasal 12 TUGAS DAN WEWENANG 1. Mengkoordinasikan program-program kerja nasional organisasi didaerah propinsi yang di atur dalam keputusan presidium dan hasil-hasil Forkorancab 2. Berwenang menjabarkan program-program kerja nasional organisasi yang di atur dalam keputusan presidium untuk di sesuaikan dengan kondisi wilayah propinsinya 3. Membantu dan mengupayakan pertemuan-pertemuan antar cabang di wilayah propinsinya 4. Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang baru di wilayah propinsinya 5. Bersama-sama DPC melaksanakan Kaderisasi Tingkat Menengah 6. Bersama-sama Presidium melaksanakan Kaderisasi Tingkat Pelopor

13Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 13 DEWAN PIMPINAN CABANG 1. Dalam satu wilayah kabupaten/kota yang sekurang kurangnya terdapat 1(satu) lembaga perguruan tinggi dapat di bentuk Dewan Pimpinan Cabang, setelah dibentuk minimal 3(tiga) komisariat 2. Dalam satu kota/kabupaten hanya ada satu DPC sesuai SK Presidium 3. Dalam melaksanakan kebijaksanaan sehari-hari Dewan Pimpinan Cabang bertanggung jawab kepada presidium 4. Pengurus Dewan Pimpinan Cabang tidak diperkenankan merangkap keanggotaan dan jabatan: a. Organisasi partai politik peserta pemilu b. Organisasi kemasyarakatan pemuda sejenis c. Organisasi lain nya yang di tetapkan oleh kongres 5. Pengurus pemangku sementara (caretaker) Dewan Pimpinan Cabang yang baru di bentuk oleh Presidium bertugas menyiakan Konferensi Cabang dalam jangka waktu minimal 6 (enam) bulan setelah ditetapkan. 6. Untuk pembentukan Dewan Pimpinan Cabang baru,dipersiapkan dalam waktu 1(satu) tahun kemudian dapat ditetapkan sebagai cabang definitive. 7. Susunan pengurus Dewan Pimpinan Cabang terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara. 8. Tata Kerja Dewan Pimpinan Cabang ditetapkan dalam Rapat Kerja Cabang, dalam melaksanakan hasil-hasil Konferensi Cabang. 9. Jika melaksanakan tugasnya terjadi kevakuman Pengurus Dewan Pimpinan Cabang maka dapat dilakukan Pergantian Antar Waktu melalui Rapat Koordinasi Antar Komisariat. 10. Pada akahir masa jabatannya, Pengurus Dewan Pimpinan Cabang mempertanggungjawabkan segala Program dan kebijakannya dalam Konferensi Cabang. Pasal 14 TUGAS DAN WEWENANG 1. Melaksanakan program-program kerja nasional organisasi di wilayah cabang yang diatur dalam keputusan Dewan Pimpinan Cabang 2. Berkewajiban menjabarkan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Konfercab/Konfercabsus 3. Dewan Pimpinan Cabang berwenang mengesahkan susuan pengurus komisariat hasil Musyawarah Anggota Komisariat

14Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

4. Dewan Pimpinan Cabang berwenang untuk melakukan pemecatan sementara terhadap anggota yang di anggap melakukan pelanggaran berat terhadap peraturan dan disiplin organisasi 5. Mempersiapkan pembentukan Komisariat-Komisariat baru dalam wilayah cabang bersangkutan 6. Melaksanakan pertemuan-pertemuan antar Komisariat dalam wilayah cabangnya. 7. Bertugas memimpin seluruh kegiatan organisasi di tinggkat cabang. 8. Untuk menjalankan tugas-tugas organisasi, Dewan Pimpinan Cabang dapat membentuk dan mengangkat biro-biro, Koordinator Komisariat sesuai dengan kebutuhan. Pasal 15 RAPAT-RAPAT DEWAN PIMPINAN CABANG 1. Dalam menjalankan ketetapan Konferensi Cabang, Dewan Pimpinan Cabang dapat membuat peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan cabang yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Pimpinan Cabang. 2. Setiap keputusan dalam Dewan Pimpina Cabang, pada dasarnya diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat 3. Penetapan keputusan berdasarkan suara terbanyak, dapat diambil jika keputusan tersebut menyangkut keselamatan/eksistensi organisasi 4. Rapat Dewan Pimpinan Cabang hanya sah jika di hadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota pengurus Dewan Pimpinan Cabang. 5. Untuk kepentingan keselamatan/eksistensi organisasi yang mendesak dimana ayat (4) diatas tidak terpenuhi, maka rapat ditunda 3x60 menit. Apabila penundaan tidak memenuhi ayat (4), maka Rapat Dewan Pimpinan Cabang dianggap sah, bila dihadiri 1/2n+1 dari anggota Dewan Pimpinan Cabang dan hasil-hasil tersebut dilaporkan pada Rapat Dewan Pimpinan Cabang berikutnya 6. Keputusan Rapat Dewan Pimpinan Cabang mengikat semua anggota cabang bersangkutan Pasal16 PENGURUS KOMISARIAT 1. Komisariat dapat dibentuk di setiap Fakultas/Akademi/Lembaga Perguruan Tinggi yang memiliki anggota minimal 10 orang. 2. Pengurus Komisariat merupakan struktur organisasi yang bertugas melakukan koordinasi pelaksanaan program operasional di tingkat komisariat15Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

3. Pengurus Komisariat dipilih oleh Musyawarah Anggota Komisariat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Cabang. 4. Susunan Pengurus Komisariat terdiri dari seorang Komisaris, beberapa Wakil Komisaris, seorang Sekretaris, seorang Bendahara,dan beberapa Biro. 5. Pada fakultas/akademik/universitas yang belum memiliki pengurus Komisariat, dibentuk pemangku sementara (caretaker) Komisariat oleh Dewan Pimpinan Cabang yang bertugas mempersiapkan dan menyelanggarakan Musyawarah Anggota Komisariat. 6. Tata Kerja Pengurus Komisariat ditetapkan dalam Rapat Kerja Komisariat. 7. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Pengurus Komisariat bertanggungjawab kepada Dewan Pimpinan Cabang. Pasal 17 TUGAS WEWENANG PENGURUS KOMISARIAT 1. Melakukan koordinasi pelaksanaan program operasional organisasi di tinggkat Fakultas/Akademi/Universitas. 2. Menghimpun calon anggota, menarik uang pangkal, dan iuran serta pengadaan tentang kebijakan nasional organisasi kepada seluruh anggota di tingkat basis. 3. Melaksanakan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) dan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD). 4. Melaksanakna pertemuan-pertemuan antar Komisariat. 5. Dalam menjalankan tugas-tugas organisasi,pengurus Komisariat dapat membentuk Biro-Biro.

BAB III PERMUSYAWARATAN Pasal 18 KONGRES 1. Diselenggarakan Presidium dengan dibantu oleh Kepanitiaan Kongres yang dibentuk oleh Presidium. 2. Rancangan materi, Acara dan Tata Tertib Kongres dipersiapkan oleh Presidium untuk selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh sidang-sidang Kongres 3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Presidium dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 4. Kongres sah jika dihadiri oleh 2/3 dari jumlah cabang definitif.

16Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 19 PESERTA KONGRES 1. Peserta Kongres adalah utusan Dewan Pimpinan Cabang definitif yang jumlahnya ditetapkan dalam keputusan Presidium. 2. Peninjau Kongres adalah Presidium, Pengurus Lembaga Tingkat Nasional, dan Biro-Biro sekretariat Jenderal, Koordinator Daerah Dewan Pimpinan Cabang Caretaker.

Pasal 20 PENGAMBILAN KETETAPAN-KETETAPAN KONGRES 1. Ketetapan-ketetapan pada dasarnya diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat 2. Dalam keadaan dimana terdapat pendapat-pendapat yang tidak dapat dipertemukan, Kongres dapat meminta Presidium untuk menjelaskan pokok persoalan. 3. Apabila ayat(1) dan (2) tidak dapat dipenuhi, ketetapan dapat diambil berdasarkan suara terbanyak. Ketetapan sah jika disetujui oleh minimal 1/2n+1 peserta yang mempunyai hak suara.

Pasal 21 KONGRES LUAR BIASA 1. Kongres Luar Biasa hanya dapat diselanggarakan dalam keadaan darurat yang dinilai dapat mengancam eksitensi dan keutuhan organisasi, setelah mendapat persetujuan minimal 2/3 DPC definitif. 2. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Kongres Luar Biasa, dipersiapkan oleh Presidium untuk selanjutnya ditetapkan dalam sidang-sidang Kongres Luar Biasa. 3. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Presidium dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 4. Pelaksanaan Kongres Luar Biasa diditetapkan melalui Rakornas melalui inisiatif Presidium dan atau Dewan Pimpinan Cabang yang disetujui oleh 2/3 DPC definitif. 5. Pengambilan keputusan dalam Kongres Luar Biasa mengacu pada pasal 18 Anggaran Rumah Tangga.

17Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 22 RAPAT KOORDINASI NASIONAL 1. Diselenggarakan sekurang-kurang 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun oleh Presidium, dan dibantu oleh panitia yang dibentuk oleh Presidium. 2. Apabila ayat (1) tidak dapat diselenggarakan sesuai dengan Anggaran Dasar pasal 15 ayat 1, maka DPC-DPC dapat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional bila disetujui minimal2/3 DPC definitif. 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib disiapkan oleh panitia Rakornas. 4. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Presidium, dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 5. Rapat Koordinasi Nasional sah jika dihadiri oleh 2/3 DPC definitif 6. Ketetapan-ketetapan dalam Rapat Koordinasi Nasional pada dasarnya diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. 7. Apabila ayat (6) tidak dapat di lakukan, maka ketetapan Rapat Koordinasi Nasional sah apabila disetujui minima 1/2n+1 peserta yang hadir. Pasal 23 FORUM KOORDINASI ANTAR CABANG 1. Diselenggarakan oleh Koordinator Daerah dalam suatu wilayah propinsi dan atau dari hasil kesepakatan DPC-DPC dengan membentuk Kepanitian dalam Rapat antar DPC-DPC. 2. Apabila point (1) tidak terlaksana maka rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib disiapkan oleh panitia Forum Koordinasi Antar Cabang. 3. Ketetapan-ketetapan dalam Forum Koordinasi Antar Cabang pada prinsipnya diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Pasal 24 KONFERENSI CABANG 1. Diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang dibantu oleh panitia Konferensi Cabang yang dibentuk melalui Rapat Dewan Pimpinan Cabang. 2. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 3. Konferensi Cabang sah jika dihadiri oleh 2/3 Komisariat definitif. 4. Ketetapan-ketetapan Konfrensi Cabang pada dasarnya diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. 5. Jika ayat(4) tidak dapat dilakukan, maka ketetapan dalam Konferensi Cabang dianggap sah jika disetujui minimal 1/2n+1peserta yang hadir.18Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 25 KONFRENSI CABANG KHUSUS 1. Konferensi Cabang Khusus hanya dapat diselenggarakan dalam keadaan darurat yang dinilai mengancam eksitensi dan keutuhan organisasi, setelah mendapat persetujuan 2/3 komisariat definitif. 2. Pembahasan Acara dan Tata Tertib dipimpin oleh Dewan Pimpinan Cabang dan selanjutnya dipimpin oleh pimpinan sidang terpilih. 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Konferensi Cabang Khusus disiapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang, untuk selanjutnya ditetapkan dalam sidang-sidang Konferensi Cabang Khusus. 4. Pelaksanaan Konferensi Cabang Khusus ditetapkan melalui Rapat Koordinasi Antar Komisariat atas inisiatif Dewan Pimpinan Cabang dan atau 2/3 Komisariat devinitif 5. Ketetapan dalam Konferensi Cabang Khusus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat 6. Jika ayat (5) tidak terpenuhi, maka ketetapan Konferensi Cabang Khusus sah jika disetujui 1/2n+1 jumlah peserta yang hadir

Pasal 26 RAPAT KOORDINASI ANTAR KOMISARIAT 1. Diselenggarakan 6 (enam) bulan sekali oleh Dewan Pimpinan Cabang 2. Apabila ayat (1) tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar pasal (20) ayat (1), maka Komisariat-Komisariat dapat menyelenggarakan Rapat Koordinasi Antar Komisariat bila disetujui oleh minimal 1/2n+1 jumlah komisariat definitif diwilayah cabang yang bersangkutan 3. Rapat Koordinasi Antar Komisariat sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah komisariat definitif 4. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Rapat Koordinasi Antar Komisariat disiapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang 5. Dapat memberikan rekomendasi tentang pelaksanaan Konferensi Cabang Khusus 6. Ketetapan-ketetapan dalam Rapat Koordinasi Antar Komisariat pada prinsipnya diambil dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat 7. Jika ayat (6) tidak dapat terpenuhi maka ketetapan Rapat Koordinasi Antar Komisariat sah apabila disetujui oleh minimal 1/2n+1 jumlah peserta yang hadir19Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

Pasal 27 MUSYAWARAH ANGGOTA KOMISARIAT 1. Deselenggarakan oleh Pengurus Komisariat 2. Musyawarah Anggota Komisariat sah jika dihadiri oleh 2/3 jumlah anggota Komisariat yang bersangkutan 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Musyawarah Anggota Komisariat dipersiapkan oleh pengurus Komisariat, untuk selanjutnya ditetapkan dalam Musyawarah Anggota Komisariat 4. Ketetapan-ketetapan dalam Musyawarah Anggota Komisariat, pada dasarnya diambil dengan musyawarah untuk mufakat 5. Jika ayat (4) tidak dapat dilakukan, maka ketetapan Musyawarah Anggota Komisariat sah bila disetujui oleh minimal 1/2n+1 peserta yang hadir 6. Dewan Pimpinan Cabang hadir dalam Musyawarah Anggota Komisariat sebagai peninjau, Pengurus Komisariat sebagai anggota peserta kehormatan, dan utusan Komisariat lainnya sebagai undangan

BAB IV PENTAHAPAN KADERISASI Pasal 28 1. Pentahapan Kaderisasi pada dasarnya adalah proses kaderisasi untuk menunjang kesinambungan, kualitas kepemimpinan dan pengabdian organisasi 2. Setiap anggota adalah kader berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Presidium 3. Kaderisasi dibagi menjadi (3) tahap yaitu : a. Kaderisasi Tingkat Dasar disingkat KTD b. Kaderisasi Tingkat Menengah disingkat KTM c. Kaderisasi Tingkat Pelopor disingkat KTP

BAB V DISIPLIN ORGANISASI Pasal 29 1. Dilarang melakukan kegiatan yang mencemarkan kehormatan dan nama baik organisasi

20Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

2. Dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pertentangan dan perpecahan dalam tubuh organisasi serta tindakan lainnya yang menyimpang dari kebijakan organisasi 3. Dilarang menyebarluaskan paham, isu serta fitnah yang dapat menimbulkan permusuhan diantara anggota dan masyarakat pada umumnya 4. Larangan sebagaimana dalam ayat (1), (2) dan (3) tersebut diatas berlaku bagi seluruh anggota tanpa membeda-bedakan jenjang jabatan dalam organisasi Pasal 30 PENILAIAN PELANGGARAN ORGANISASI 1. Penilaian pelanggaran disiplin anggota dilakukan langsung oleh pengurus Komisariat bersangkutan dan secara tidak langsung oleh Dewan Pimpinan Cabang. 2. Penilaian pelanggaran disiplin oleh pengurus komisariat dilakukan oleh Dewan Pimpinan Cabang dengan memperhatikan pandangan anggota. 3. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Dewan Pimpinan Cabang dilakukan oleh Presidium dengan memperhatikan pandangan pengurus komisariat dan atau anggota. 4. Penilaian pelanggaran disiplin oleh Presidium dilakukan oleh rapat Presidium, dibahas dan disahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional dan atau Kongres Pasal 31 PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN 1. Pelaksanaan tindakan disiplin dilakukan sesuai dengan hierarki organisasi 2. Jenis tindakan disiplin dan mekanisme pelaksanaannya diatur dalam peraturan dan Keputusan Organisasi 3. Presidium dapat melakukan pemecatan sementara terhadap salah satu dan atau beberapa Presidium yang melakukan pelanggaran disiplin 4. Anggota Presidium yang mengalami pemecatan sementara dapat melakukan pembelaan diri dalam Kongres 5. Dewan Pimpinan Cabang dapat melakukan pemecatan sementara terhadap anggota yang melakukan pelanggaran disiplin 6. Anggota yang mengalami pemecatan sementara dapat melakukan pembelaan diri dalam Kongres 7. Pemecatan diputuskan dalam Kongres setelah yang bersangkutan tidak dapat membela diri dalam Kongres

21Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

BAB VI PENYELESAIAN SENGKETA Pasal 32 1. Yang dimaksud dengan sengketa dalam hal ini adalah perselisihan diantara anggota yang membahayakan keutuhan organisasi 2. Pedoman penyelesaian sengketa adalah kemurnian azas, keluhuran budi, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan organisasi lainnya, persatuan dan kesatuan serta keutuhan organisasi Pasal 33 PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA 1. Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan hierarki organisasi 2. Apabila dipandang perlu, dapat dibentuk tim khusus yang disetujui oleh pihakpihak yang bersengketa 3. Apabila sengketa tidak dapat diselesaikan dan sengketa tersebut di nilai membahayakan keutuhan organisasi, maka pengurus organisasi pada hierarki diatasnya berhak mengambil kebijaksanaan yang dianggap perlu BAB VII KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 34 1. Yang dimaksud dengan kekayaan organisasi adalah seluruh harta benda yang dimiliki oleh organisasi 2. Organisasi berkewajiban memelihara harta benda dan diinventarisasikan secara baik

BAB VIII KEUANGAN Pasal 35 Keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, iuran anggota, sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BAB IX HIERARKI PERATURAN ORGANISASI Pasal 36 Tata urutan Peraturan Oeganisasi disusun secara hierarkis sebagai berikut :22Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ketetapan Kongres Keputusan Rapat Koordinasi Nasional Peraturan Presidium Keputusan Presidium Instruksi Presidium Keputusan Forum Koodinasi Antar Cabang Ketetapan Konferensi Cabang Keputusan Rapat Koordinasi Antar Komisariat Dewan Pimpinan Cabang Peraturan Keputusan Dewan Pimpinan Cabang Instruksi Dewan Pimpinan Cabang Musyawarah Anggota Komisariat Keputusan Pengurus Komisariat

BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 37 1. Segala sesuatu dalam Anggaran Rumah Tangga yang menimbulkan perbedaan penafsiran, dimusyawarahkan dalam Rapat Koodinasi Nasional 2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur dalam peraturan dan kebijakan Organisasi lainnya 3. Seluruh tingkatan organisasi yang pada saat ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini masih memiliki masa kepengurusan lebih dari 6 (enam) bulan, harus melakukan penyesuaian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini 4. Mekanisme organisasi untuk melakukan penyesuaian sebagaimana dimaksud dengan ayat (3) adalah : a. Dewan Pimpinan Cabang melalui mekanisme Konferensi Cabang b. Pengurus Komisariat dipilih melalui mekanisme Musyawarah Anggota Komisariat

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Anggaran Dasar23Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal

2. Anggaran Rumah Tangga ini disempurnakan kembali dalam Kongres XVII di Asrama Haji, Balikpapan pada tanggal 27 Maret 2011 dan berlaku sejak di tetapkan Ditetapkan di Tanggal Waktu : Balikpapan, Kalimantan Timur : 27 Maret 2011 : 14.15 WITA

PIMPINAN SIDANG KOMISI ORGANISASI ttd GOLFINGER KALENSANG Ketua ttd ANDRE HEATUBUN Sekretaris

24Disalin sesuai dengan aslinya Oleh Presidium GMNI Saiful Anam Sekretaris Jenderal