ad / art aspeknas

36
Digandakan oleh Kompartemen Oganisasi DPD ASPEKNAS Jawa Tengah AD / ART

Upload: miftakhurrokhim-presentation

Post on 30-Jun-2015

3.038 views

Category:

Business


20 download

TRANSCRIPT

Digandakan oleh Kompartemen Oganisasi DPD ASPEKNAS Jawa Tengah

AD / ART

speknas atau Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional ini di awali dari

FORKOMJASI- RIAU yang di prakarsai oleh beberapa pengusaha Jasa

Konstrruksi di Propinsi Riau melalui Musyawarah serta Rapat, yang mana para

pengusaha Jasa Kontruksi di Propinsi Riau ini ingin membentuk satu wadah

Organisasi para Pengusaha Jasa Kontruksi Riau agar para pengusahanya dapat menjadi

pengusaha yang Profesional, Mandiri serta menjadi Tuan Rumah yang baik.

AMaka sesuai kesepakatan bersama FORKOMJASI-RIAU di Deklarasikan pada

tanggal satu bulan Mei tahun dua ribu (01-05-2000) di Pekanbaru serta dibentuk susunan Pengurus guna menjalankan Program Kerja selanjutnya seperti pembentukan Panitia untuk Kongres/Pelantikan Pengurus DPP FORKOMJASI RIAU.

Pada tanggal satu bulan Juni tahun dua ribu (01-06-2000) Kongres serta

Pelantikan/Pengukuhan Pengurus FORKOMJASI-RIAU dilaksanakan bertempat di Hotel

Arya Duta Pekanbaru.

FORKOMJASI RIAU mempunyai tujuan memajukan Pembangunan di daerah Riau

khususnya dan Pembangunan Nasional secara umum serta meningkatkan Profesional para

pengusaha Jasa Konstruksi jujur, bertanggung jawab dan mandiri berdasarkan PANCASILA

sebagai satu-satunya azas FORKOMJASI-RIAU.

Sesuai dengan perkembangan dan FORKOMJASI-RIAU melihat situasi bahwa

untuk menumbuh kembangkan Asosiasi FORKOMJASI-RIAU dalam Rapat Pimpinan

diputuskan untuk mengadakan Kongres Pusat FORKOMJASI-RIAU pada tanggal dua bulan

Juli tahun dua ribu satu (02-07-2001) dengan agenda/materi Kongres sebagai berikut :

1. Penyempurnaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.

2. Perubahan nama dari FORKOMJASI-RIAU yang yang bersifat kedaerahan menjadi

FORKOMJASI dan akan bersifat secara Nasional dan berkantor Pusat di Ibukota

Propinsi Riau.

3. Program kerja jangka pendek yaitu Pembentukan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di

seluruh Indonesia.

FORKOMJASI merupakan Asosiasi usaha yang meliputi Pelaksanaan Jasa Kontruksi

yang berdasarkan kesamaan tujuan serta dilandasi oleh Prinsip-prinsip keahlian sesuai dengan

kaidah keilmuan dan kejujuran Intelektual.

Berdasarkan Hasil Rapat Pimpinan Pusat FORKOMJASI dan adanya permintaan

dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang telah terbentuk, maka disepakati untuk

mengadakan Kongres Pusat FORKOMJASI yang dilaksanakan pada tanggal dua puluh dua

bulan Oktober tahun dua ribu dua (22-10-2002) bertempat di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta,

dengan Agenda Kongres sebagai berikut :

1. Penyempurnaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.

2. Perubahan nama dari FORKOMJASI-RIAU yang yang bersifat kedaerahan menjadi

FORKOMJASI dan akan bersifat secara Nasional dan berkantor Pusat di Ibukota

Propinsi Riau.

3. Program kerja jangka pendek yaitu Pembentukan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di

seluruh Indonesia.

Kongres yang di adakan pada tanggal dua puluh dua bulan Oktober tahun dua ribu

dua (22-10-2002) dengan tema “KAMI SIAP MENGHADIRKAN ASOSIASI YANG

MANDIRI, KREATIF, INOVATIF dan PROFESIONAL”

Hasil dari Kongres Pusat FORKOMJASI yang disepakati oleh Dewan Pimpinan

Daerah adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta perubahan nama

Asosiasi dari Forum Komunikasi Jasa Konstruksi Nasional (FORKOMJASI)

menjadi Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional dengan singkatan ASPEKNAS

2. Memindahkan kedudukan Kantor Pusat dari Propinsi Riau ke Ibukota Republik

Indonesia (DKI Jakarta)

3. Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat Forkomjasi menjadi Dewan Pimpinan Pusat

Aspeknas serta Dewan Pimpinan Daerah Forkomjasi menjadi Dewan Pimpinan

Daerah Aspeknas yang telah terbentuk.

Kongres ini dihadiri oleh dua belas (12) Pimpinan Daerah Forkomjasi saat itu antara lain :

1. DPD Riau

2. DPD Sumatra Barat

3. DPD Bengkulu

4. DPD Lampung

5. DPD Jawa Barat

6. DPD Jawa Tengah

7. DPD Kalimantan Barat

8. DPD Nangro Aceh Darusalam

9. DPD Sulawesi Selatan

10. DPD Jambi

11. DPD Sumatera Selatan

12. DPD DKI Jakarta

ASPEKNAS merupakan Asosiasi badan usaha Jasa Konstruksi dan orang

perseorangan berdasarkan kesamaan tujuan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip Keahlian

sesuai dengan kaidah Keilmuan dan Kejujuran Intelektual.

ASPEKNAS yang berazaskan PANCASILA bertujuan pula untuk meningkatkan

kemampuan Anggotanya untuk dapat menjadi Pengusaha Jasa Konstruksi yang Profesional,

Modern, Kreatif dan Mandiri serta menjunjung tinggi Kode Etik ASPEKNAS :

1. Taat Hukum dan menjunjung tinggi keadilan

2. Bersaing dengan sehat terhadap pekerja

3. Bertanggung jawab dalam menjalankan usaha dan profesinya

4. Menempatkan PANCASILA sebagai sumber motivasi berpikir dan bertindak

Saat ini Dewan Pimpinan Daerah ASPEKNAS telah tersebar di dua belas (12) Propinsi

dan yang telah melakukan Kongres Daerah pertamanya adalah :

1. Propinsi Riau

2. Propinsi Sumatra Barat

3. Bengkulu

4. Sulawesi Selatan dan

5. DKI Jakarta

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA A S P E K N A S

Diterbitkan Oleh :

DEWAN PIMPINAN PUSAT ASPEKNAS

2002

PEMBUKAAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Indonesia membutuhkan partisipasi segenap komponen bangsa dalam mengisi kemerdekaan guna terciptanya masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Dunia Jasa Konstruksi mempunyai peranan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi bangsa dan negara dengan pembangunan sarana dan prasarana dalam mempererat komunikasi antar segenap komponen bangsa yang beraneka dan berada dalam suatu wilayah yang sangat luas. Kesamaan pandang dan usaha antar Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dan mempadukan kemitraan yang sinergis antara Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dengan masyarakat. Masyarakat Jasa Konstruksi memerlukan suatu organisasi yang keanggotaannya meliputi para Pelaksana Jasa Konstruksi berikut pendukungnya serta unsur pemerintah agar dapat menyatukan keanekaragaman komponen masyarakat yang peduli dengan Jasa Konstruksi. Berdasarkan semangat tersebut, pada tanggal 22 Oktober 2002 kini hadir suatu Asosiasi yang terbuka bagi segenap komponen masyarakat yang peduli terhadap jasa konstruksi dengan nama Asosiasi Pelaksana Konstruksi Nasional yang disingkat dengan nama ASPEKNAS sebagai bentukan baru dari Forum Komunikasi Masyarakat Jasa Konstruksi yang disingkat dengan nama FORKOMJASI.

KETETAPAN

KONGRES PUSAT FORKOMJASI 2002

NO. 08/KONGRES/FKJ/X/2002

Tentang

PERUBAHAN NAMA DAN PENGESAHAN ANGGARAN DASAR ( AD) DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ASOSIASI PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL

( A S P E K N A S ) TAHUN 2002

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Menimbang : Bahwa sebagai Landasan Operasional bagi Organisasi, perlu mengesahkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

Mengingat : 1. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) FORKOMJASI.

2. Ketetapan Kongres Pusat FORKOMJASI Nomor : 04/ KONGRES/FKJ/X/2002, tentang Pembentukan Komisi dan Peserta Sidang Komisi Kongres Pusat FORKOMJASI.

Memperhatikan : 1. Ketetapan Nomor : 01/ KONGRES/ FKJ/ X/ 2002, Tentang Pengesahan Jadwal Acara Kongres Pusat FORKOMJASI, tanggal 22 Oktober 2002.

2. Ketetapan Nomor : 02/ KONGRES/ FKJ/ X/ 2002, Tentang Pengesahan Tata Tertib Kongres Pusat FORKOMJASI, tanggal 22 Oktober 2002.

3. Ketetapan Nomor : 05/ KONGRES/ FKJ/ X/ 2002, Tentang Pengesahan Hasil Kerja Komisi Organisasi Kongres Pusat FORKOMJASI.

MMEEMMUUTTUUSSKKAANN

Memutuskan : 1. Mengesahkan Perubahan Nama FORKOMJASI menjadi ASPEKNAS.

2. Mengesahkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) ASPEKNAS.

3. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A R T A Pada Tanggal : 22 Oktober 2002

KONGRES PUSAT FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI

INDONESIA Pimpinan Sidang

Ketua Sekretaris ( Hamdani ) ( Bobby J. T. ) DPD Bengkulu DPD DKI Jakarta

Anggota

( Bachrum, BBA ) DPP

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL

A S P E K N A S

Diterbitkan Oleh : DEWAN PIMPINAN PUSAT

ASPEKNAS 2002

BAB I

KEBERADAAN ORGANISASI

Pasal 1 N A M A

Organisasi ini bernama ASOSIASI PELAKSANA JASA KONSTRUKSI NASIONAL yang disingkat dengan nama ASPEKNAS.

Pasal 2 TEMPAT KEDUDUKAN

Kedudukan ASPEKNAS berpusat di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 3 WAKTU

ASPEKNAS didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002 sebagai format baru FORKOMJASI yang didirikan di Pekanbaru, Propinsi Riau pada tanggal 01 Mei 2000 untuk waktu yang tidak ditentukan.

BAB II PEDOMAN ORGANISASI

Pasal 4 A S A S

ASPEKNAS berasaskan PANCASILA

Pasal 5 L A N D A S A N

ASPEKNAS berlandaskan :

1. Undang – Undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusional. 2. Undang – Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi sebagai Landasan

Konstitusional. 3. Undang – Undang No. 01 Tahun 1987, tentang Kamar Dagang dan Industri

(KADIN) sebagai Landasan Struktural. 4. Keputusan Kongres Pusat FORKOMJASI tanggal 02 Juli 2001 di Pekanbaru dan

Kongres Pusat FORKOMJASI tanggal 22 Oktober 2002 di Jakarta sebagai Landasan Operasional.

Pasal 6 T U J U A N

ASPEKNAS bertujuan :

1. Menghimpun, membina dan mengembangkan kemampuan masyarakat Pelaksana Jasa Konstruksi supaya profesional, modern, dan mandiri.

2. Menjalin hubungan kemitraan yang dinamis dan sinergis dengan Pemerintah dan pendukung pelaksanaan usaha Jasa Konstruksi.

3. Membahas dan merumuskan pemikiran ke arah pengembangan Jasa Konstruksi Nasional.

4. Untuk menumbuh kembangkan peran pengawasan masyarakat. 5. Memberi masukan kepada Pemerintah dalam merumuskan pengaturan,

pemberdayaan dan pengawasan.

Pasal 7 U S A H A

1. Mengorganisir segenap potensi Pelaksana Jasa Konstruksi Indonesia. 2. Melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan Pelaksana Jasa Konstruksi

Indonesia. 3. Memodernkan manajemen organisasi ASPEKNAS. 4. Berkomunikasi dan membangun kerjasama dengan Instansi Pemerintah, BUMN,

Swasta Dalam Negeri, dan Pelaksana Jasa Konstruksi Internasional.

BAB III K E A N G G O T A A N

Pasal 8

K E A N G G O T A A N

Keanggotaan ASPEKNAS terdiri dari : 1. Anggota Biasa mempunyai hak sebagai berikut :

a. Hak Suara, yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk pengambilan keputusan.

b. Hak Bicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. c. Hak untuk mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas organisasi.

2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak sebagai berikut : Setiap Anggota Luar Biasa mempunyai hak yang sama dengan Anggota Biasa, kecuali hak untuk dipilih menjadi Dewan Pimpinan.

3. Anggota Kehormatan mempunyai hak sebagai berikut :

a. Hak Bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

b. Hak untuk mengikuti kegiatan – kegiatan organisasi atas undangan Dewan Pimpinan.

Pasal 10

KEWAJIBAN ANGGOTA Setiap Anggota ASPEKNAS berkewajiban untuk :

1. Mentaati semua ketentuan organisasi. 2. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik organisasi. 3. Membayar iuran anggota dan keharusan keuangan lainnya.

Pasal 11

BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

1. Bagi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa, karena : a) Mengundurkan diri. b) Perusahaannya tidak lagi bergerak di bidang Jasa Konstruksi, baik atas kehendak sendiri ataupun dicabut perijinannya oleh yang berwajib. c) Dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri. d) Diberhentikan oleh Oganisasi.

2. Bagi Anggota Kehormatan, karena : a) Mengundurkan diri. b) Meninggal Dunia. c) Diberhentikan oleh Organisasi.

BAB IV

KLASIFIKASI USAHA ORGANISASI

Pasal 12 JENIS USAHA

Jenis Usaha Jasa Konstruksi adalah :

1. Usaha Pelaksanaan Konstruksi (Jasa Konstruksi).

Pasal 13 BENTUK USAHA

Bentuk Usaha Jasa Konstruksi adalah :

1. Orang Perseorangan. 2. Badan Usaha.

Pasal 14

BIDANG USAHA Bidang Usaha Jasa Konstruksi adalah :

1. Arsitektural. 2. Sipil. 3. Mekanikal / Elektrikal. 4. Prasarana Air Bersih. 5. Tata Lingkungan.

BAB V O R G A N I S A S I

Pasal 15

BENTUK ORGANISASI

ASPEKNAS adalah organisasi berbentuk kesatuan dari Pusat sampai Cabang – Cabang di seluruh Wilayah Republik Indonesia.

Pasal 16 SIFAT ORGANISASI

ASPEKNAS merupakan organisasi mandiri, bukan merupakan organisasi Pemerintah maupun organisasi Politik dan atau tidak merupakan bagiannya.

Pasal 17 STATUS ORGANISASI

ASPEKNAS merupakan organisasi mandiri, bukan merupakan organisasi Pemerintah maupun organisasi Politik dan atau tidak merupakan bagiannya.

Pasal 17 STATUS ORGANISASI

ASPEKNAS merupakan tempat berhimpunnya Pelaksana Konstruksi Nasional dan orang perseorangan berdasarkan kesamaan tujuan yang dilandaskan oleh prinsip – prinsip keahlian sesuai kaidah keilmuan dan kejujuran intelektual.

Pasal 18 PERANGKAT ORGANISASI

Organisasi ASPEKNAS, terdiri dari :

1. Di tingkat Nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS. 2. Di tingkat Propinsi disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS. 3. Di tingkat Kabupaten / Kota disebut Dewan Pimpinan Cabang (DPC)

ASPEKNAS.

Pasal 19 KELENGKAPAN ORGANISASI

1. Tingkat Pusat :

1. Kongres Pusat. 2. Rapat Kerja Pusat. 3. Rapat Pimpinan Pusat.

2. Tingkat Daerah :: 1. Kongres Daerah. 2. Rapat Kerja Daerah. 3. Rapat Pimpinan Daerah.

3. Tingkat Kabupaten / Kota (Cabang) :Kongres Cabang

1. Kongres Cabanag . 2. Rapat Kerja Cabang. 3. Rapat Pimpinan Cabang.

Pasal 20

WEWENANG ORGANISASI

Kewenangan organisasi diatur sebagai berikut : 1. Tingkat Pusat.

• Kongres Pusat ASPEKNAS merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi ASPEKNAS di tingkat Nasional.

• Rapat Kerja Pusat ASPEKNAS merupakan lembaga yang diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya keputusan – keputusan Kongres Pusat ASPEKNAS dalam menentukan hal – hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS.

• Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS merupakan Pimpinan ASPEKNAS untuk mewakili organisasi ini ke dalam dan keluar, dan bertanggung jawab penuh kepada Kongres Pusat ASPEKNAS.

2. Tingkat Daerah :

• Kongres Daerah ASPEKNAS merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi ASPEKNAS di tingkat Propinsi.

• Rapat Kerja Daerah ASPEKNAS merupakan lembaga yang diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya keputusan – keputusan Kongres Daerah ASPEKNAS, dan membantu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS dalam menentukan hal – hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS.

• Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS merupakan Pimpinan ASPEKNAS untuk mewakili organisasi ini ke dalam dan keluar, dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya organisasi kepada Kongres Daerah ASPEKNAS dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS.

3. Tingkat Kabupaten / Kota (Cabang) :

• Kongres Cabang ASPEKNAS merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi ASPEKNAS di Daerah Kabupaten / Kota.

• Rapat Kerja Cabang ASPEKNAS merupakan lembaga yang diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya keputusan – keputusan Kongres Cabang ASPEKNAS, dan membantu Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ASPEKNAS dalam menentukan hal – hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pimpinan Cabang.

• Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ASPEKNAS merupakan Pimpinan ASPEKNAS untuk mewakili organisasi ini ke dalam dan keluar di wilayahnya, dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya organisasi kepada Kongres Cabang ASPEKNAS dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS.

• Pasal 21

PIMPINAN ORGANISASI 1. Pimpinan Organisasi ASPEKNAS disebut Dewan Pimpinan yang terdiri dari :

1. Di tingkat Nasional disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP). 2. DI tingkat Propinsi disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD). 3. Di tingkat Kabupaten / Kota disebut Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

2. Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terdiri dari :

1. Dewan Pimpinan Harian disingkat DPH terdiri dari Ketua Umum, para Wakil Ketua Umum / Wakil Ketua, Sekretaris Jenderal dan para Wakil Sekretaris Jenderal, Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum, serta Bendahara dan Wakil Bendahara.

2. Susunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) diatur lebih lanju dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

BAB VI

KONGRES DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 22 KONGRES DAN RAPAT

Kongres dan Rapat – Rapat yaitu : 1. Di Tingkat Pusat.

1. Kongres Pusat disingkat KONPUS. 2. Rapat Kerja Pusat disingkat RAKERPUS. 3. Rapat Pimpinan Pusat disingkat RAPIMPUS. 4. Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat disingkat RH – DPP ASPEKNAS. 5. Rapat Pelno Dewan Pimpinan Pusat disingkat RP – DPP ASPEKNAS.

2. Di Tingkat Daerah. 1. Kongres Daerah disingkat KONDA. 2. Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA. 3. Rapat Pimpinan Daerah disingkat RAPIMDA. 4. Rapat Harian Dewan Pimpinan Pusat disingkat RH – DPP ASPEKNAS. 5. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat disingkat RP – DPP ASPEKNAS.

3. Di Tingkat Cabang. 1. Kongres Cabang disingkat KONCAB. 2. Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB. 3. Rapat Anggota 4. Rapat Harian Dewan Pimpinan Cabang disingkat RH – DPC ASPEKNAS. 5. Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang disingkat RP – DPC ASPEKNAS.

Pasal 23

KONGRES LUAR BIASA

1. Kongres Pusat Luar Biasa (Konpuslub) dapat diadakan dengan ketentuan sebagai berikut :

• Atas permintaan lebih dari setengah jumlah DPD ASPEKNAS + 1 (1/2 N + 1), berdasarkan hasil keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah (RP – DPD) dari masing – masing Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan mendapatkan pertimbangan dari Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Pusat.

2. Kongres Daerah Luar Biasa (Kondalub) dapat diadakan dengan ketentuan sebagai

berikut :

• Atas permintaan lebih dari setengah jumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ASPEKNAS + 1 (1/2 N + 1), yang ada pada Daerah yang bersangkutan, berdasarkan hasil keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Cabang (RP – DPC) dari tiap – tiap Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), serta pertimbangan dari Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Daerah yang bersangkutan.

3. Kongres Cabang Luar Biasa (Koncablub) dapat diadakan dengan ketentuan sebagai

berikut :

• Atas permintaan lebih dari setengah jumlah Anggota ASPEKNAS + 1 di Cabang yang bersangkutan dan mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang membawahinya serta pertimbangan dari Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Cabang yang diperlukan, dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) jika diperlukan.

4. Kongres Pusat (Konpus), Kongres Daerah (Konda), dan Kongres Cabang (Koncab)

Luar Biasa diadakan untuk menampung dan menyelesaikan hal – hal yang mendesak, yang menyangkut penilaian mengenai Dewan Pimpinan dan Keuangan.

5. Kedudukan dan Keputusan – keputusan Kongres Pusat (Konpus) Luar Biasa adalah

sama dengan Kongres Pusat (Konpus), Kongres Daerah Luar Biasa (Kondalub) dengan Kongres Daerah (Konda), dan Kongres Cabang Luar Biasa (Koncablub) dengan Kongres Cabang (Koncab), sesuai dengan tingkatan masing – masing.

Pasal 24

TUGAS DAN WEWENANG KONGRES DAN RAPAT Tugas dan Wewenang Kongres dan Rapat – Rapat pada setiap tingkatan Organisasi, diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

Pasal 25

WAKTU PENYELENGGARAAN KONGRES DAN RAPAT

Waktu Penyelenggaraan Kongres dan Rapat – Rapat adalah sebagai berikut : 1. Kongres Pusat atau Konpus, Kongres Daerah atau Konda, dan Kongres Cabang atau

Koncab, masing – masing diadakan 1 (satu) kali dalam 4 (empat) tahun. 2. Rapat Kerja Pusat atau Rakerpus, Rapat Kerja Daerah atau Rakerda, dan Rapat Kerja

Cabang atau Rakercab, masing – masing diadakan sekurang – kurangnya 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Kongres Pusat atau Konpus, Kongres Daerah atau Konda, dan Kongres Cabang atau Koncab yang bersangkutan.

3. Rapat Pimpinan Pusat atau Rapimpus, Rapat Pimpinan Daera atau Rapimda, dan Rapat Anggota, diadakan sewaktu – waktu sesuai dengan kebutuhan.

4. Rapat Dewan Pimpinan Pusat atau Rapat DPP, Rapat Dewan Pimpinan Daerah atau Rapat DPD, dan Rapat Dewan Pimpinan Cabang atau Rapat DPC, diadakan sewaktu – waktu sesuai kebutuhan dengan ketentuan sebagai berikut :

a ) Rapat Harian Dewan Pimpinan atau RH – Dewan Pimpinan diadakan sekurang – kurangnya sebulan sekali.

b ) Rapat Pleno Dewan Pimpinan atau RP – Dewan Pimpinan diadakan sekurang – kurangnya 2 (dua) bulan sekali.

Pasal 26 K U O R U M

1. Persidangan dinyatakan mencapai Kuorum dan sah apabila dihadiri oleh lebih dari

setengah jumlah peserta yang berhak hadir + 1, yang memiliki hak suara. 2. Bilamana Kuorum tidak tercapai, maka persidangan dapat ditunda selama – lamanya 24

jam. 3. Jika sesudah penundaan tersebut jumlah Kuorum belum juga tercapai, maka

persidangan dapat terus diselenggarakan dan semua keputusan yang diambil dinyatakan sah dan mengikat.

4. Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) atau pembubaran organisasi secara Nasional, Kongres Pusat dinyatakan mencapai Kuorum dan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) peserta yang berhak hadir + 1, yang memiliki hak suara.

Pasal 27

PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Semua Keputusan yang diambil dalam Kongres dan Rapat – Rapat , diusahakan atas

dasar musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila dengan usaha musyawarah untuk mufakat tidak juga tercapai keputusan, maka

keputusannya diambil berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang hadir dan memiliki hak suara.

3. Keputusan untuk Maksud Perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) diambil berdasarkan persetujuan oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) + 1 Kuorum pada Kongres Pusat (Konpus).

4. Keputusan untuk pembubaran Organisasi pada tingkat Daerah / Cabang, harus disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) + 1 Kuorum pada Kongres Daerah (Konda) atau Kongres Cabang (Koncab) yang bersangkutan.

5. Khusus untuk maksud pembubaran organisasi secara Nasional, Keputusan diambil berdasarkan keputusan mutlak Kuorum pada Kongres Pusat (Konpus) yang khusus diadakan untuk itu.

BAB VII

DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN AHLI

Pasal 28 DEWAN PERTIMBANGAN

1. Dewan Pertimbangan terdiri dari para pejabat – pejabat Pemerintah dan tokoh – tokoh

pengusaha yang ikut membina, mengembangkan, dan memajukan ASPEKNAS, diangkat oleh Kongres Pusat (Konpus), Kongres Daerah (Konda), dan Kongres Cabang (Koncab) sesuai dengan tingkatan masing – masing.

2. Dewan Pertimbangan menitik beratkan kegiatannya pada pemantauan terhadap dinamika usaha pada umumnya, dan Jasa Konstruksi pada khususnya, dan menyampaikan hasil pemantauan dan pertimbangan – pertimbangan serta saran – sarannya kepada Dewan Pimpinan.

3. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Dewan Pimpinan mengenai Dunia Usaha pada umumnya dan dunia Jasa Konstruksi pada khususnya, dan juga dalam proses seleksi kepemimpinan kepada Dewan Pimpinan, serta merekomendasikan kriteria

terhadap figur yang akan diberikan penghargaan dari ASPEKNAS atas jasanya kepada organisasi maupun kepada dunia usaha Jasa Konstruksi.

Pasal 29

DEWAN AHLI 1. Dewan Ahli terdiri dari anggota – anggota ASPEKNAS yang akan bekerja dalam

pengembangan organisasi, diangkat oleh Kongres Pusat (Konpus) / Kongres Daerah (Konda) / Kongres Cabang (Koncab) sesuai dengan tingkatan masing – masing.

2. Tidak diperbolehkan merangkap jabatan pada Dewan Pimpinan di semua tingkatan organisasi.

3. Ketua Dewan Ahli di tingkat Organisasi yang lebih rendah dapat duduk menjadi anggota Dewan Pakar di tingkat Organisasi yang setingkat lebih tinggi.

4. Dewan Ahli berwenang untuk : - Melakukan pengamatan terhadap masalah – masalah organisasi, kelancaran

pelaksanaan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) ASPEKNAS dan kerjasama antar Anggota, serta menyampaikan hasil pengamatannya dalam bentuk saran dan nasehat kepada Dewan Pimpinan.

- Dewan Ahli berwenang memberikan masukan kepada Organisasi dan pemikiran untuk membina Organisasi dan Anggota ASPEKNAS.

BAB VIII

K E U A N G A N

Pasal 30 SUMBER DANA

Guna membiayai kehidupan, kegiatan, pembangunan, dan pengembangan organisasi, ASPEKNAS memperoleh dananya dari : 1. Uang Pangkal Anggota. 2. Uang Iuran Anggota. 3. Sumbangan dana atau yang tidak mengikat, serta usaha – usaha lain yang sah.

Pasal 31

PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN 1. Dewan Pimpinan di setiap tingkatan Organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan

seluruh harta kekayaan Organisasi pada tingkatan masing –masing. 2. Bila Organisasi pada tingkat Daeah atau Cabang bubar, maka peruntukkan harta

kekayaan organisasi tersebut harus dititipkan pada Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi, atau dihibahkan / disumbangkan kepada Badan – badan Sosial atau Yayasan tertentu.

BAB IX

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 32 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Perubahan Anggaran Dasar (AD) ini hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Kongres Pusat (Konpus).

Pasal 33 PEMBUBARAN ORGANISASI

1. Pembubaran Organisasi secara Nasional hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan

mutlak Kuorum pada Kongres Pusat (Konpus) yang khusus diadakan untuk itu. 2. Apabila Organisasi dibubarkan, maka Kongres Pusat (Konpus) tersebut sekaligus

menetapkan penghibahan / penyumbangan seluruh harta kekayaan organisasi kepada Badan – badan sosial atau Yayasan – yayasan tertentu.

BAB X

P E N U T U P

Pasal 34 ANGGARAN DASAR

Hal – hal yang belum atau tidak diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD).

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL

A S P E K N A S

Diterbitkan Oleh : DEWAN PIMPINAN PUSAT

ASPEKNAS 2002

BAB I U M U M

Pasal 1

LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga (ART) ini disusun berdasarkan Pasal 34 Anggaran Dasar (AD) ASPEKNAS.

Pasal 2 KODE ETIK

Menyadari kedudukannya sebagai Pengusaha Nasional yang merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat dan masyarakat Indonesia, maka guna mewujudkan peran sertanya dalam Pembangunan Nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang – Undang Dasar 1945, ASPEKNAS menetapkan Kode Etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para anggota di dalam menghayati tugas dan kewajiban masing – masing, dengan nama “PANCA KRIDA” sebagai berikut :

1. Taat hukum dan menjunjung tinggi keadilan. 2. Bersaing dengan sehat dalam berusaha dan berprofesi. 3. Berperikemanusiaan terhadap Pekerja. 4. Bertanggung jawab dalam menjalankan usaha dan profesinya. 5. Menempatkan PANCASILA sebagai sumber motivasi berpikir dan bertindak.

BAB II

K E A N G G O T A A N

Pasal 3 PERSYARATAN MENJADI ANGGOTA

Persyaratan untuk diterima menjadi anggota ASPEKNAS, adalah sebagai berikut :

1. Anggota Biasa · Badan Usaha Nasional milik Negara, milik Koperasi, dan milik Swasta yang memiliki Akte Pendirian yang sah menurut Hukum di Negara Indonesia.

Badan Usaha Nasional tersebut bergerak dalam bidang Jasa Konstruksi, dengan ketentuan memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dari yang berwenang.

Persyaratan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) atau Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dengan persetujuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan mengingat keadaan daerah yang bersangkutan.

2. Anggota Luar Biasa · Badan Usaha yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA)

yang didirikan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Badan Usaha tersebut bergerak dalam bidang Jasa Pelaksana Konstruksi dengan

ketentuan memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dari yang berwenang.

Persyaratan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) atau Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dengan persetujuan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan mengingat daerah yang bersangkutan.

Pasal 4

TATA CARA PENERIMAAN ANGGOTA

1. Pendaftaran / permintaan untuk menjadi Anggota dilakukan di tingkat Cabang, untuk kemudian diteruskan di tingkat Daerah.

2. Permintaan untuk menjadi Anggota, oleh yang bersangkutan, diajukan secara tertulis dengan mengisi Formulir Pendaftaran Anggota disertai dengan salinan Akte Pendirian, Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), dan lain – lain keterangan yang ditentukan.

3. Kemungkinan Perusahaan tersebut diterima atau tidak sebagai Anggota ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

4. Keputusan mengenai penerimaan dan penolakan menjadi Anggota dilakukan melalui Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dalam waktu selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah penerimaan Formulir pendaftaran diterima oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

5. Mereka yang diterima menjadi Anggota diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dalam bentuk kartu keanggotaan yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS yang seragam di seluruh Indonesia.

Pasal 5

HAK ANGGOTA

1. Seluruh Anggota Biasa ASPEKNAS berhak untuk : Memilih Pimpinan. Dipilih menjadi Pimpinan. Mengajukan usul, Saran, dan Pendapat untuk kebaikan Organisasi. Mengikuti kegiatan dan menikmati fasilitas Organisasi. Mendapatkan informasi, bimbingan, bantuan, pelayanan, dan perlindungan

organisasi dalam menjalankan profesinya.

2. Setiap Anggota Luar Biasa ASPEKNAS mempunyai hak yang sama dengan Anggota Biasa ASPEKNAS, kecuali hak untuk dipilih menjadi Pimpinan.

3. Dalam menggunakan hak Anggota ASPEKNAS tersebut, Anggota Biasa

ASPEKNAS hanya diwakilkan kepada 1 (satu) orang.

• Secara otomatis kepada orang yang identitasnya tercantum dalam Kartu Tanda Anggota (KTA) ASPEKNAS yang masih berlaku.

• Dalam diwakilkan kepada orang lain, harus dapat dibuktikan terlebih dahulu bahwa yang bersangkutan adalah salah seorang pengurus perusahaan (Anggota ASPEKNAS) tersebut yang nama dan jabatannya tercantum dalam Akte Perusahaan (Akte Pendirian dan perubahan – perubahannya), dan yang

bersangkutan mendapat Surat Kuasa Penuh dari Pimpinan Perusahaan (Anggota ASPEKNAS) tersebut untuk mewakilinya dalam organisasi ASPEKNAS.

• Dalam hal penggunaan hak anggota diwakilkan, maka hak mewakili anggota dialihkan kepada yang mendapat kuasa penuh tersebut.

Pasal 6

KEWAJIBAN ANGGOTA Setiap Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa ASPEKNAS, berkewajiban untuk :

1. Mematuhi semua ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

2. Tunduk pada peraturan – peraturan dan keputusan – keputusan yang dikeluarkan oleh organisasi.

3. Menjunjung tinggi nama baik organisasi, profesionalitas, dan Kode Etik Panca Krida. 4. Membayar uang iuran dan biaya lainnya yang ditetapkan oleh organisasi dengan

persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pasal 7 PEMBERHENTIAN ANGGOTA

1. Setiap Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa dapat diberhentikan atau

diberhentikan sementara karena :

• Tidak memenuhi kewajiban keuangan sebagaimana telah ditetapkan.

• Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Kode Etik Panca Krida.

• Tidak mematuhi keputusan organisasi.

• Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan oleh organisasi.

• Tidak menjalankan profesi sebagaimana mestinya sehingga merugikan nama baik organisasi.

2. Pemberhentian atau pemberhentian sementara Anggota dilakukan oleh Dewan

Pimpinan Daerah (DPD) setelah kepada yang bersangkutan diberi peringatan tertulis terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, terkecuali untuk hal – hal yang luar biasa yang merugikan organisasi, berdasarkan keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Daerah (RP – DPD) yang bersangkutan.

3. Anggota yang dikenakan pemberhentian atau pemberhentian sementara dapat

melakukan pembelaan diri atau naik banding pada organisasi yang tingkatannya lebih tinggi atau musyawarah organisasi berikutnya yang terdekat, menurut urutannya pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) atau Kongres Daerah (Konda) dan selanjutnya pada Rapat kerja Pusat (Rakerpus) atau Kongres Pusat (Konpus).

4. Dalam masa pemberhentian atau pemberhentian sementara, Anggota yang

bersangkutan kehilangan seluruh hak – haknya.

5. Anggota yang kehilangan hak – haknya karena terkena sanksi, akan memperoleh pemulihan hak – haknya, setelah sanksi yang dikenakan kepadanya dicabut kembali.

BAB III

SUSUNAN DEWAN PIMPINAN

Pasal 8 DEWAN PIMPINAN PUSAT

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP), terdiri dari :

• Seorang Ketua Umum.

• Wakil Ketua Umum, yang sebanyak –banyaknya 5 (lima) orang, yang masing – masing mengkoordinasikan beberapa Kompartemen tertentu.

• Seorang Sekretaris Jenderal beserta Wakil – wakilnya sebanyak – banyaknya 5 (lima) orang.

• Seorang Bendahara Umum beserta 2 (dua) orang wakilnya.

• Beberapa Ketua Kompartemen sesuai perkembangan dan kebutuhan.

2. Personalia Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebanyak – banyaknya berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang.

3. Guna pelaksanaa kegiatan harian Organisasi, Sekretaris Jenderal akan dibantu oleh Sekretaris yang dipimpin oleh Sekretaris Ekslusif, yang merupakan tenaga penuh, professional dan dipekerjakan oleh Organisasi.

4. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berwenang untuk membentuk Badan – Badan Kerja, Panitia – Panitia Khusus, atau mengangkat Penasehat – Penasehat Ahli yang diperlukan demi tercapainya tujuan organisasi.

5. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 9

DEWAN PIMPINAN DAERAH

1. Dewan Pimpinan Daerah (DPD), terdiri dari : a ) Seorang Ketua Umum. b ) Beberapa Wakil Ketua Umum, sebanyak – banyaknya 5 (lima) orang, yang

mengkoordinasikan beberapa Kompartemen tertentu. c ) Seorang Sekretaris Umum beserta Wakil – wakilnya, sebanyak 4 (empat)

orang. d ) Seorang Bendahara beserta 2 (dua) orang Wakilnya. e ) Beberapa orang Ketua Kompartemen sesuai perkembangan dan kebutuhan.

2. Personalia Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebanyak – banyaknya berjumlah 30 (tiga puluh) orang.

3. Hal – hal selebihnya berlaku sama dengan ketentuan – ketentuan dapal Pasal 7 Ayat 3 dan Pasal 7 Ayat 4 tersebut diatas.

4. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) berkedudukan di Ibukota Propinsi yang bersangkutan.

Pasal 10

DEWAN PIMPINAN CABANG

1. Dewan Pimpinan Cabang (DPC), terdiri dari : a ) Seorang Ketua Umum.

b ) Beberapa Wakil Ketua Umum, sebanyak – banyaknya 3 (tiga) orang, yang masing – masing mengkoordinasikan beberapa Bidang tertentu.

c ) Seorang Sekretaris Umum beserta Wakil – wakilnya sebanyak 3 (tiga) orang. d ) Seorang Bendahara Umum beserta 2 (dua) orang Wakilnya. e ) Beberapa orang Ketua Kompartemen sesuai perkembangan dan kebutuhan.

2. Personalia Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebanyak – banyaknya berjumlah 23 (dua puluh tiga) orang.

3. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di Kabupaten / Kota yang bersangkutan.

BAB IV

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PIMPINAN

Pasal 11 DEWAN PIMPINAN PUSAT

Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Pusat (DPP) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan Kongres Pusat (Konpus) dan Rapat – rapat, dan atau yang Setingkat. Kongres Pusat (Konpus) harus diselenggarakan selambat – lambatnya sebelum berakhirnya masa bakti Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan – keputusan Kongres Pusat (Konpus), dan / atau yang setingkat.

3. Mengukuhkan dan melantik Dewan Pimpinan Daerah (DPD). 4. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk – petunjuk kepada Dewan

Pimpinan Daerah (DPD) dalam menjalankan tugasnya. 5. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas – tugas Dewan Pimpinan

Daerah (DPD). 6. Mengadakan hubungan dan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Instansi –

Instansi, dan Badan – Badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan Organisasi.

7. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Pusat.

8. Melaksanakan pembinaan – pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan Organisasi.

Pasal 12 DEWAN PIMPINAN DAERAH

Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Daerah (D PD) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan Kongres Daerah (Konda) dan Rapat – rapat, dan / atau yang setingkat. Kongres Daerah (Konda) harus menyelenggarakan selambat – lambatnya sebelum masa bakti Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan – keputusan Kongres Daerah (Konda), dan / atau yang setingkat.

3. Mengukuhkan dan melantik Dewan Pimpinan Cabang. 4. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk – petunjuk kepada Dewan

Pimpinan Cabang (DPC) dalam menjalankan tugasnya. 5. Mengadakan hubungan dan bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi setempat,

Instansi – Instansi, dan Badan – Badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan Organisasi.

6. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Daerah.

7. Melaksanakan pembinaan – pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan Organisasi.

Pasal 13 DEWAN PIMPINAN CABANG

Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Cabang (D PC) antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan Kongres Cabang (Koncab) dan Rapat – rapat, dan / atau yang setingkat. Kongres Cabang (Koncab) harus menyelenggarakan selambat – lambatnya sebelum berakhirnya masa bakti Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

2. Menjabarkan dan melaksanakan keputusan – keputusan Kongres Cabang (Koncab), dan / atau yang setingkat.

3. Menetapkan kebijaksanaan dan memberikan petunjuk – petunjuk kepada para Anggotanya dalam menjalankan tugasnya.

4. Mengadakan hubungan dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam rangka tercapainya tujuan Organisasi.

5. Mengatur dan mempertanggung jawabkan kebijaksanaan Anggaran Organisasi di tingkat Cabang.

6. Melakukan pembinaan – pembinaan lainnya terhadap Anggota sesuai dengan tujuan Organisasi.

Pasal 14

PEMBAGIAN TUGAS PIMPINAN

1. Pembagian tugas diantara Dewan Pimpinan dilakukan oleh Ketua Umum, Berdasarkan Program Kerja dan Pedoman yang ditetapkan oleh Kongres, dan / atau Rapat Kerja yang bersangkutan.

2. Apabila Ketua Umum berhalangan sementara, dan / atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan kewajibannya untuk waktu tertentu, maka Wakil Ketua Umum I dapat bertindak untuk dan atas nama Ketua Umum, demikian seterusnya sesuai dengan urutannya sampai batas Dewan Pimpinan Harian (DPH).

Pasal 15

SANKSI JABATAN

1. Anggota Dewan Pimpinan yang tidak dapat memenuhi dan / atau melalaikan kewajibannya dapat dikenakan sanksi organisasi dalam bentuk pemberhentian atau pemberhentian sementara, setelah kepada yang bersangkutan diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut terlebih dahulu, terkecuali untuk hal – hal yang sangat luar biasa yang merugikan organisasi berdasarkan Rapat Pleno Dewan Pimpinan (RP – DP) yang bersangkutan.

2. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tidak dapat memenuhi dan / atau melalaikan kewajibannya dapat dikenakan sanksi organisasi oleh Dewan Pimpinan yang langsung membawahinya dalam bentuk pembekuan atau pembekuan sementara, setelah kepada yang bersangkutan diberi peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut – turut terlebih dahulu, terkecuali untuk hal – hal yang sangat luar biasa yang merugikan organisasi, berdasarkan keputusan Rapat Pleno Dewan Pimpinan (RP – DP) yang langsung membawahinya.

BAB V

TUGAS DAN WEWENANG KONGRES DAN RAPAT – RAPAT

Pasal 16 KONGRES PUSAT

1. Kongres Pusat (Konpus) adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat

Pusat.

• Tidak memenuhi kewajiban keuangan sebagaimana telah ditetapkan.

• Bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) dan Kode Etik Panca Krida.

• Tidak mematuhi keputusan organisasi.

• Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan oleh organisasi.

• Tidak menjalankan profesi sebagaimana mestinya sehingga merugikan nama baik organisasi.

2. Tugas dan Wewenang Kongres Pusat (Konpus) adalah :

• Menetapkan penyempurnaan / perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).

• Menetapkan garis – garis besar kebijakan Organisasi.

• Menyusun dan menetapkan Program Kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO).

• Membuat keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah – masalah penting lainnya.

• Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPEKNAS.

• Mengangkat dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli ASPEKNAS di tingkat Pusat.

• Memilih Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

3. Peserta Kongres Pusat (Konpus) terdiri dari :

• Peserta Penuh, yaitu Utusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dengan membawa mandat dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) masing – masing dan memiliki hak suara yaitu hak untuk memilih dan hak untuk dipilih serta hak dalam pemungutan suara dalam pengambilan keputusan dan hak bicara untuk mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

• Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Lengkap (DPL) dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), yang masing – masing memiliki hak untuk bicara.

• Peserta Peninjau, yaitu Utusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di luar Peserta Penuh dan Utusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang mambawa mandat dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang bersangkutan, yang masing – masing memiliki hak untuk bicara.

• Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, Utusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Utusan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), dan Organisasi – organisasi lainnya di tingkat Nasional dan Propinsi, Tokoh – tokoh Pengusaha, da n Masyarakat, serta Undangan lain, yang dianggap perlu.

4. Kongres Pusat (Konpus) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan

pelaksanaan Kongres Pusat (Konpus) itu menjadi tanggung jawabnya.

5. Untuk melaksanakan Kongres Pusat (Konpus), Dewan Pimpinan Pusat (DPP) akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

6. Rancangan Tata Tertib Kongres disiapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan disahkan terlebih dahulu oleh Kongres Pusat (Konpus) sebelum ditetapkan.

Pasal 17

RAPAT KERJA PUSAT

1. Tugas dan Wewenang Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) terdiri dari :

• Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

• Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

• Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

• Mengadakan Inventarisasi permasalahan Organisasi dan masalah – masalah penting lainnya serta menetapkan kebijaksanaan, dan keputusan pemecahan / penyelesaian masalahnya.

2. Peserta Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) sama dengan Peserta Kongres Pusat

(Konpus).

3. Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan pelaksanaan Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) itu menjadi tanggung jawabnya.

4. Untuk melaksanakan Rapat Kerja Pusat (Rakerpus), Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

5. Rancangan Tata Tertib Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) disiapkan oleh Dewan

Pimpinan Pusat (DPP) dan disahkan terlebih dahulu oleh Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) sebelum ditetapkan.

Pasal 18

KONGRES DAERAH

1. Kongres Daerah (Konda) adalah pemegang kekuasaan tertinggi Organisasi di tingkat Daerah.

2. Tugas dan Wewenang Kongres Daerah (Konda) adalah sebagai berikut :

• Menyusun dan menetapkan Program Kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO).

• Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah – masalah penting lainnya.

• Memberikan penilaian dan keputusan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS.

• Mengangkat dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Daerah.

• Memilih Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS.

3. Peserta Kongres Daerah (Konda) terdiri atas :

• Peserta Penuh, yaitu Utusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dengan membawa mandat dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) masing – masing dan memiliki hak suara yaitu hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, serta hak dalam pemungutan suara dalam pengambilan keputusan dan hak bicara untuk mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Jumlah Peserta Penuh sekurang – kurangnya 30 (tiga puluh) orang yang dibagi rata di antara Cabang – Cabang yang ada. Untuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang mewakili 10 (sepuluh) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) diwakili oleh sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang dari setiap Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

• Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Lengkap (DPL) dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD), yang masing – masing memiliki hak bicara dan hak pilih.

• Peserta Peninjau, yaitu Utusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) diluar Peserta Penuh, dan Utusan anggota yang membawa mandat dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang bersangkutan yang masing – masing memiliki hak untuk bicara.

• Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, Utusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), dan Organisasi – organisasi lainnya di Daerah Tingkat (Dati) I dan Daerah Tingkat (Dati) II yang bersangkutan, Tokoh – tokoh Pengusaha, dan Masyarakat, serta Undangan lain yang dianggap perlu.

4. Kongres Daerah (Konda) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan

pelaksanaan Kongres Daerah (Konda) itu menjadi tanggung jawabnya.

5. Untuk melaksanakan Kongres Daerah (Konda), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

6. Rancangan Tata Tertib Kongres Daerah (Konda) disiapkan oleh Dewan Pimpinan

Daerah (DPD) dan disahkan terlebih dahulu oleh Kongres Daerah (Konda) sebelum ditetapkan.

Pasal 19

RAPAT KERJA DAERAH

1. Tugas dan Wewenang Rapat Kerja Daerah (Rakerda) adalah :

• Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

• Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

• Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

• Mengadakan Inventarisasi permasalahan Organisasi dan maslah – masalah penting lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan, dan keputusan pemecahan / penyelesaian masalahnya.

• Membantu Dewan Pimpinan Daerah (DPD) untuk memutuskan hal – hal yang tidak dapat diputuskan sendiri.

2. Peserta Rapat Kerja Daerah (Rakerda) sama dengan Peserta Kongres Daerah

(Konda). 3. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD)

dan pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) itu menjadi tanggung jawabnya.

4. Untuk melaksanakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

5. Rancangan Tata Tertib Rapat Kerja Daerah (Rakerda) disiapkan oleh Dewan

Pimpinan Daerah (DPD) dan disahkan terlebih dahulu oleh Rapat Kerja Daerah (Rakerda) sebelum ditetapkan.

Pasal 20

KONGRES CABANG

1. Kongres Cabang (Koncab) adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Cabang.

2. Tugas dan Wewenang Kongres Cabang (Koncab) adalah :

• Menyusun dan menetapkan Program Kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi (RAPBO).

• Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah – masalah penting lainnya.

• Memberikan penilaian dan keputusan pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Daerah (DPD) ASPEKNAS.

• Mengangkat dan menetapkan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Cabang.

• Memilih Dewan Pimpinan Cabang (DPC) ASPEKNAS.

3. Peserta Kongres Cabang (Koncab) terdiri dari :

• Peserta Penuh, yaitu segenap Anggota yang ada di Wilayah Cabang yang bersangkutan. Jika dianggap terlalu banyak dan dapat diatur, kepesertaan dapat dilaksanakan dengan cara perwakilan yang diatur oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang bersangkutan dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang membawahinya. Peserta ini memiliki hak suara, yaitu hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, serta hak dalam pemungutan suara dan pengambilan keputusan dan hak biasa, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

• Peserta Biasa, yaitu Dewan Pimpinan Lengkap (DPL) dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC), yang masing –

masing memiliki hak untuk bicara hak pilih. Peserta Biasa ini berubah status kepesertaannya menjadi Pserta Penuh setelah Laporan Pertanggung jawaban Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dinyatakan diterima oleh Kongres Cabang (Koncab).

• Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah, Utusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), dan Organisasi – organisasi lainnya di Kabupaten / Kota, Tokoh – tokoh Pengusaha, dan Masyarakat, serta Undangan lainnya yang dianggap perlu.

4. Kongres Cabang (Koncab) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan

pelaksanaan Kongres Cabang (Koncab) itu menjadi tanggung jawabnya.

5. Untuk melaksanakan Kongres Cabang (Koncab), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

6. Rancangan Tata Tertib Kongres Cabang (Koncab) disiapkan oleh Dewan Pimpinan

Cabang (DPC) dan disahkan terlebih dahulu oleh Kongres Cabang (Koncab) sebelum ditetapkan.

Pasal 21

RAPAT KERJA CABANG

1. Tugas dan Wewenang Rapat Kerja Cabang (Rakercab) adalah :

• Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

• Mengadakan penyempurnaan atas penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan yang dibuat Oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

• Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

• Mengadakan Inventarisasi permasalahan Organisasi dan masalah –masalah penting lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan, dan keputusan pemecahan / penyelesaian masalahnya.

• Membantu Dewan Pimpinan Cabang (DPC) untuk memutuskan hal – hal yang tidak dapat diputuskan sendiri.

2. Peserta Rapat Kerja Cabang (Rakercab) sama dengan Peserta Kongres Cabang

(Koncab).

3. Rapat Kerja Cabang (Rakercab) dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan pelaksanaan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) itu menjadi tanggung jawabnya.

4. Untuk melaksanakn Rapat Kerja Cabang (Rakercab), Dewan Pimpinan Cabang

(DPC) akan membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) yang bertanggung jawab kepadanya.

5. Rancangan Tata Tertib Rapat Kerja Cabang (Rakercab) disiapkan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan disahkan terlebih dahulu oleh Rapat Kerja Cabang (Rakercab) sebelum ditetapkan.

Pasal 22 RAPAT PIMPINAN ORGANISASI DAN RAPAT ANGGOTA

1. Rapat Pimpinan Organisasi di tingkat Pusat atau Rapimpus, Rapat Pimpinan

Organisasi di tingkat Daerah atau Rapimda, serta Rapat Pimpinan Organisasi di tingkat Cabang atau Rapimcab dapat diadakan untuk :

• Menetapkan arah kebijaksanaan dalam menyelaraskan gerak dan langkah Organisasi pada tingkatan masing – masing dalam menghadapi perkembangan / situasi yang timbul.

• Menampung dan menyelesaikan secara tuntas masalah – masalah yang dihadapi Organisasi dan Anggota pada tingkatan masing – masing dalam waktu tertentu.

2. Rapat Pimpinan Organisasi tersebut (Pasal 22 Ayat 1) dapat diadakan setiap waktu

sesuai kebutuhan untuk :

• Rapimpus, berdasarkan inisiatif dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan / atau adanya usulan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

• Rapimda, berdasarkan inisiatif dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan / atau adanya usulan dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang bersangkutan.

• Rapimcab, berdasarkan inisiatif dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan / atau adanya usulan dari Anggota di Cabang yang bersangkutan.

3. Semua Keputusan Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota tersebut (Pasal 22

Ayat 1 dan Pasal 22 Ayat 2) merupakan keputusan organisasi yang mengikat dan akan dipertanggung jawabkan pada Kongres di tingkatan masing – masing.

4. Peserta Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota terdiri dari :

• Untuk Rapimpus, terdiri dari Dewan Pimpinan Lengkap (DPL) dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), serta Utusan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

• Untuk Rapimda, terdiri dari Dewan Pimpinan Lengkap (DPL dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD), serta Utusan dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

• Untuk Rapat Anggota, terdiri dari Dewan Pimpinan Lengkap (DPL) dan Dewan Pertimbangan di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC), serta Anggota / Perwakilan Anggota di Cabang yang bersangkutan.

5. Rapat Pimpinan Organisasi dan Rapat Anggota tersebut (Pasal 22 Ayat 1 dan Pasal 22 Ayat 2) dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan yang bersangkutan.

Pasal 23

RAPAT DEWAN PIMPINAN Tugas dan Wewenang Rapat Dewan Pimpinan pa da setiap tingkatan Organisasi adalah sebagai berikut :

1. Rapat Dewan Pimpinan Farian (DPH).

• Menetapkan kebijaksanaan Organisasi berdasarkan keputusan – keputusan Kongres.

• Mengadakan penilaian secara berkala terhadap kebijakan operasional dari keputusan organisasi.

2. Rapat Dewan Pimpinan Lengkap (DPL).

• Membahas dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan serta pelaksanaan teknis dan Program Kerja hasil Keputusan Kongres.

• Menetapkan kebijaksanaan koordinasi atas kegiatan dan tugas – tugas Kompartemen / Departemen / Bidang, agar sesuai dan berhasil guna.

• Mengadakan penilaian secara berkala terhadap pelaksanaan sehari – hari dari Rencana Kerja setiap Kompartemen / Departemen / Bidang.

Pasal 24

KONGRES LUAR BIASA

1. Tugas dan Wewenang Kongres Luar Biasa pada setiap tingkatan Organisasi adalah :

• Menilai, mengesahkan atau menolak Laporan Kerja beserta pertanggung jawaban keuangan dari Dewan Pimpinan.

• Memberhentikan Dewan Pimpinan, walaupun masa tugasnya belum Berakhir.

• Memilih dan mengangkat Dewan Pimpinan yang baru.

2. Tata cara penyelenggaraan Kongres Luar Biasa sama dengan tata cara penyelenggaraan Kongres Pusat (Konpus) / Kongres Daerah (Konda) / Kongres Cabang (Koncab), sesuai tingkatan masing – masing, dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Dewan Pimpinan yang bersangkutan dengan pengawasan dari Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi, untuk Kongres Daerah (Konda) dan Kongres Cabang (Koncab).

3. Peserta Kongres Luar Biasa sama dengan peserta Kongres Pusat (Konpus) /

Kongres Daerah (Konda) / Kongres Cabang (Koncab) sesuai tingkatan masing – masing.

4. Pada Kongres Luar Biasa tidak ada Peserta Peninjau dan Undangan.

5. Kongres Luar Biasa dilaksanakan :

• Pada tingkat Pusat, oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan persetujuan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Pusat, dan pelaksanaan Kongres Luar Biasa tersebut menjadi tanggung jawabnya.

• Pada tingkat Daerah / Cabang, oleh Dewan Pimpinan yang bersangkutan dengan persetujuan Dewan Pimpinan yang tingkatannya lebih tinggi dan atas bimbingan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Daerah / Cabang yang bersangkutan, dan pelaksanaan Kongres Luar Biasa tersebut menjadi tanggung jawabnya.

6. Untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa.

• Pada Tingkat Nasional. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dengan bimbingan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Pusat, membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) dengan

mengikutsertakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang ditunjuk mewakili Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Yang meminta Kongres Luar Biasa, dan Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) tersebut bertanggung jawab kepadanya.

• Pada Tingkat Daerah. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang bersangkutan dengan bimbingan Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli di tingkat Pusat bersama – sama Dewan Pertimbangan dan Dewan Pakar di tingkat Daerah, membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) dengan mengikut sertakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang ditunjuk mewakili Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang meminta Kongres Luar Biasa, dan Panitia Pengarah (SC) dan Panitia Pe laksana (OC) tersebut bertanggung jawab kepadanya.

• Pada Tingkat Cabang. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang bersangkutan dengan bimibingan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang membawahinya bersama – sama dengan Dewan Pertimbangan di tingkat Cabang, membentuk Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) dengan mengikutsertakan Wakil – Wakil Anggota yang meminta Kongres Luar Biasa, dan Panitia Pelaksana (SC) dan Panitia Pengarah (OC) tersebut bertanggung jawab kepadanya.

7. Rancangan Tata Tertib Kongres Luar Biasa disiapkan oleh Dewan Pimpinan yang bersangkutan dan disahkan terlebih dahulu oleh Kongres Luar Biasa sebelum ditetapkan.

BAB VI

TATA CARA PEMILIHAN, PERSYARATAN, DAN MASA JABATAN DEWAN PIMPINAN SERTA PENGGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 25

PEMILIHAN DEWAN PIMPINAN 1. Tata Cara pemilihan Dewan Pimpinan dilakukan dalam Kongres yang bersangkutan

dengan cara memilih dan menetapkan 5 (lima) orang Formatur guna membentuk Dewan Pimpinan.

2. Pemilihan Formatur diupayakan dilaksanakan atas dasar musyawarah untuk mufakat dan

apabila usaha musyawarah untuk mufakat tidak tercapai persesuaian, maka pemilihan Formatur dilakukan dengan cara tertulis melalui asas langsung, umum, bebas dan rahasia dari para Peserta Penuh yang memiliki hak Suara.

3. Apabila pemilihan Formatur dilakukan dengan cara pemilihan tertulis, maka yang

dinyatakan sebagai Formatur adalah 5 (lima) orang calon yang mendapatkan suara terbanyak kesatu, kedua, ketiga, keempat, dan kelima.

4. Formatur kemudian membentuk Dewan Pimpinan Harian (DPH) atau sekaligus

membentuk Dewan Pimpinan Lengkap (DPL).

5. Dalam hal Formatur hanya membentuk Dewan Pimpinan Harian (DPH), maka Dewan Pimpinan Harian (DPH) terpilih kemudian membentuk Dewan Pimpinan Lengkap (DPL).

Pasal 26

PERSYARATAN UNTUK MENJADI DEWAN PIMPINAN Pada dasarnya yang berhak untuk duduk dalam Dewan Pimpinan ASPEKNAS adalah mereka yang memenuhi kriteria / syarat – syarat sebagai berikut :

1. Pengusaha yang perusahaannya minimal dalam 1 (satu) tahun terakhir tercatat sebagai Anggota ASPEKNAS.

2. Khusus untuk jabatan Ketua Umum, adalah Pengusaha yang perusahaannya minimal

3 (tiga) tahun terakhir secara terus menerus tercatat sebagai Anggota ASPEKNAS dan pernah duduk sebagai Dewan Pimpinan ASPEKNAS baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah.

3. Tidak sedang dicabut haknya untuk memangku jabatan tertentu, tidak berada dalam

keadaan pailit dan atau kehilangan haknya dalam organisasi dan tidak terlibat dalam perkara tindak pidana atau perdata.

4. Berdedikasi tinggi, loyalitas terhadap organisasi dan tidak mementingkan diri sendiri.

Pasal 27

MASA JABATAN DEWAN PIMPINAN

1. Untuk masa jabatan Dewan Pimpinan di semua tingkatan organisasi adalah 4 (empat) tahun dan selama masa jabatan tersebut mantan Anggota Dewan Pimpinan yang bersangkutan dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya.

2. Khusus untuk jabatan Ketua Umum, hanya dapat dipilih untuk 2 (dua) kali masa jabatan berturut – turut, lain halnya secara Aklamasi seluruh Peserta Penuh Kongres Pusat (Konpus) atau Kongres Daerah (Konda) menghendaki dapat dipilih untuk 1 (satu kali masa jabatannya.

3. Anggota Dewan Pimpinan tidak boleh merangkap jabatan pada Dewan Pimpinan ASPEKNAS di tingkat yang lebih rendah.

4. Anggota Dewan Pimpinan tidak diperbolehkan duduk dalam Dewan Pertimbangan, baik pada tingkatan Organisasi yang lebih rendah.

Pasal 28

PERGANTIAN ANTAR WAKTU

1. Untuk Dewan Pimpinan.

• Apabila Ketua Umum berhalangan tetap dan atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan / menyelesaikan kewajibannya sampai masa jabatan Dewan Pimpinan berakhir, maka jabatan Ketua Umum akan digantikan oleh Wakil Ketua Umum I, demikian seterusnya sesuai dengan urutannya sampai batas Wakil Ketua Umum V untuk masa jabatan yang tersisa.

• Masa jabatan bagi pengganti Ketua Umum untuk masa jabatan yang tersisa, dihitung 1 (satu) kali masa jabatan apabila masa jabatan sebagai pengganti Ketua Umum berlangsung lebih dari setengah masa jabatan Dewan Pimpinan yang bersangkutan.

• Apabila karena sesuatu sebab terjadi lowongan dalam keanggotaan Dewan Pimpinan, maka penggantian untuk mengisi lowongan tersebut dilakukan oleh Dewan Pimpinan Harian (DPH) yang bersangkutan untuk masa jabatan yang tersisa.

• Tindakan yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan (Pasal 28 Ayat 1c) harus dilaporkan kepada Dewan Pimpinan yang tingkatan organisasinya lebih tinggi dan dipertanggung jawabkan kepada Kongres pada tingkatan masing – masing.

2. Untuk Dewan Pertimbangan.

• Apabila Ketua Dewan Pertimbangan berhalangan tetap dan / atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan / menyelesaikan kewajibannya sampai masa jabatannya berakhir, maka jabatan Ketua Dewan Pertimbangan dijabat oleh Wakil Ketua Dewan Pertimbangan. Selanjutnya kekosongan jabatan diisi oleh dan dari antara anggota Dewan Pertimbangan.

• Apabila karena sesuatu sebab terjadi lowongan dalam keanggotaan Dewan Pertimbangan, maka penggantian untuk pengisian lowongan tersebut dilakukan oleh Dewan Pertimbangan yang bersangkutan dengan berkonsultasi dengan Dewan Pimpinan di tingkat yang bersangkutan.

• Tindakan yang dilakukan oleh Dewan Pertimbangan sebagaimana di maksud pada Pasal 29 Ayat 2a dan Pasal 29 Ayat 2b, harus dilaporkan kepada Dewan Pertimbangan dan Dewan Ahli yang tingkatan organisasinya lebih tinggi dan dipertanggung jawabkan kepada Kongres Pusat (Konpus) / Kongres Daerah (Konda) / Kongres Cabang (Koncab) pada tingkatan masing – masing.

BAB VII

K E U A N G A N

Pasal 29 UANG PANGKAL DAN IURAN ANGGOTA

1. Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota, dan tata cara penarikannya

ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD), sesuai pedoman yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

2. Besarnya uang pangkal dan uang iuran anggota dibedakan antara perusahaan besar,

menengah, kecil, dan golongan ekonomi lemah.

Pasal 30 PERIMBANGAN PEMBAGIAN KEUANGAN

1. Pemasukan uang pangkal dan uang iuran anggota sebagaimana tersebut dalam Pasal

29 diatas pembagiannya ditetapkan sebagai berikut : a) Sebesar 55 % untuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC). b) Sebesar 30 % untuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD). c) Sebesar 15 % untuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

2. Khusus untuk Cabang – Cabang di Ibukota Propinsi, maka pembagian uang pangkal dan uang iuran anggota diatur sebagai berikut :

a) Sebesar 45 % untuk Dewan Pimpinan Cabang (DPC). b) Sebesar 40 % untuk Dewan Pimpinan Daerah (DPD). c) Sebesar 15 % untuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

3. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) bertanggung jawab atas penyampaian bagian pemasukan uang untuk Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Pasal 31

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN Setiap Dewan Pimpinan pada semua tingkatan organisasi diwajibkan membuat Laporan Keuangan dan Perbendaharaan masing – masing untuk diteruskan sebagai berikut :

1. Laporan Keuangan dan Perbendaharaan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) disampaikan kepada segenap anggotanya dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang membawahinya.

2. Laporan Keuangan dan Perbendaharaan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) disampaikan kepada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

3. Laporan Keuangan dan Perbendaharaan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) disampaikan kepada semua Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

4. Pembukuan Organisasi disetiap tingkatan dimulai setiap tanggal 01 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun berjalan.

5. Laporan Keuangan Tahunan dan Perbendaharaan harus sudah disampaikan kepada yang bersangkutan sesuai Pasal 31 Ayat 1, Pasal 31 Ayat 2, dan Pasal 31 Ayat 3 selambat – lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah batas waktu penutupan buku.

BAB VIII

LAMBANG DAN BENDERA ASPEKNAS

Pasal 32 LAMBANG ASPEKNAS

Lambang ASPEKNAS bentuk, arti dan maknanya seperti tertera pada Lampiran 01 Anggaran Rumah Tangga (ART) ini.

Pasal 33 BENDERA ASPEKNAS

Dewan Pimpinan di setiap tingkatan organisasi harus memiliki bendera ASPEKNAS yang seragam bentuknya sekaligus menunjukkan identitas masing – masing. Ketentuan bendera ASPEKNAS tersebut seperti tertera pada Lampiran 02 Anggaran Rumah Tangga (ART) ini.

BAB IX P E N U T U P

Pasal 34

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perubahan Anggaran Rumah Tangga (ART) ini hanya dapat dilaksanakan berdasarkan Kongres Pusat (Konpus).

Pasal 35 LAIN – LAIN

1. Hal – hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) ini, akan ditetapkan dan diatur lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dalam suatu Peraturan Organisasi tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dan akan dipertanggung jawabkan pada Kongres Pusat (Konpus).

2. Dalam hal terjadi pengaturan yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda , maka menurut urutannya berturut – turut yang berlaku untuk menjadi pegangan adalah Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Keputusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Keputusan Rapat Pimpinan Pusat (Rapimpus), dan Peraturan – Peraturan / Keputusan Dewan Pimpinan.

Pasal 36

BERLAKUNYA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga (ART) ini merupakan perubahan dari Anggaran Rumah Tangga (ART) yang disahkan dalam KONGRES PUSAT FORKOMJASI, yang diselenggarakan di Pekanbaru pada tanggal 02 Juli 2001, dan disahkan dalam Kongres Pusat (Konpus) di Jakarta pada tanggal 22 Oktober 2002 dan berlaku sejak ditetapkan. Lampiran 01 : Arti dan Makna Lambang ASPEKNAS. ¾ Berbentuk setengah lingkaran melambangkan ASPEKNAS akan melindungi

Anggotanya. ¾ Warna Biru mengartikan ASPEKNAS akan membina Anggota sesuai dengan

kemampuan dan menjadi Pelaksana Konstruksi yang Profesional serta setia kepada Jasa Konstruksi.

¾ Warna Merah dari Lambang ASPEKNAS melambangkan keberanian untuk menegakkan kebenaran demi membela Anggota dalam berusaha.

¾ Dasar Putih adalah melambangkan Kesucian ASPEKNAS untuk menjalankan Organisasi.

Lampiran 02 : Bendera ASPEKNAS.

DEWAN PIMPINAN CABANG

ASPEKNAS ASOSIASI PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL

( THE ASSOCIATION OF THE NATIONA L CONSTRUCTION CONTRACTORS )

Bendera ASPEKNAS berbentuk Empat Persegi Panjang, dengan ukuran Panjang 140 CM dan Lebar 90 CM, 2 (dua) muka bolak – balik yang sama, dengan Lambang ASPEKNAS ditengahnya, dengan warna dasar Putih dan dikelilingi untaian benang berwarna Merah disekeliling sisi Bendera. Diatas Lambang ASPEKNAS terdapat nama Daerah Pimpinan setempat, sedangkan dibawah Lambang ASPEKNAS terdapat tulisan, yaitu : ASOSIASI PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL (THE ASSOCIATION OF THE NATIONAL CONSTRUCTION CONTRACTORS).