ad - art askopindo
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
ANGGARAN DASAR
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI KONSTRUKSI PEMBORONG INDONESIA
(TAHUN 2012 – 2017)
ASKOPINDO

Anggaran Dasar ASKOPINDO ii
ASKOPINDO
SAPTA ETIKA ASKOPINDO
1. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan
UUD Tahun 1945, sebagai motivasi dalam bertindak dan berfikir bagi
pelaku jasa konstruksi.
2. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi rasa tanggungjawab dalam
menjalankan usaha di bidang jasa konstruksi.
3. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai etika dalam
berperikemanusiaan terhadap masyarakat dan pekerja jasa konstruksi.
4. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai-nilai Hukum dan
Ham dalam kegiatan dan bekerja bagi pelaku jasa konstruksi.
5. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi semangat kesetiakawanan
dan solid dalam berprofesi diantara sesama anggota jasa konstruksi.
6. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi semangat dalam
memajukan Organisasi secara propesionalisme dengan mewujudkan
Pengusaha yang mandiri dalam bidang jasa kontruksi.
7. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi harkat, martabat dan
kodrat Organisasi dalam menjalankan tugas dan kedudukan di bidang jasa
kontruksi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan Rahmatnya, maka Asosiasi Konstruksi Pemborong Indonesia atau disingkat
ASKOPINDO, telah dibentuk oleh para Badan Pendiri yang sebanyak 5(lima) orang.
Karena didorong oleh keinginan yang luhur, maka para pengusaha atau Pemborong
Nasional yang khusus bergerak didalam bidang jasa konstruksi dengan dijiwai semangat
persatuan dan kesatuan yang berlandaskan pancasila dan UUD tahun 1945.
Kami pengusaha jasa konstruksi sadar akan kedudukan, tugas, tanggungjawab dan
kewajiban kami sebagai bagian dari masyarakat terhadap kelangsungan Pembangunan
Nasional yang berkesinambungan agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur serta
sejahtera, sesuai amanah UU no 18 tahun 1999, semua pelaku pemborong jasa konstruksi
perlu untuk menyatukan diri dan berhimpun dalam satu wadah organisasi unutk
meningkatkan kemampuan, keahlian, kecerdasan, pengetahuan dan profesionalisme dalam
rangka pelaksanaan pembangunan.
Agar semua tercapai maksud dan tujuan kita, maka dengan ini kami menyatakan
berhimpun dalam satu organisasi yang kami beri nama “ASOSIASI KONSTRUKSI
PEMBORONG INDONESIA” atau disingkat “ASKOPINDO”.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 1
ANGGARAN DASAR
ASOSIASI KONSTRUKSI PEMBORONG INDONESIA
“ASKOPINDO”
BAB I
Umum
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Asosiasi Konstruksi Pemborong Indonesia, atau disingkat
ASKOPINDO.
Pasal 2
Tempat Kedudukan
Kedudukan ASKOPINDO, berpusat di Ibu kota Negara Republik Indonesia. Ibu kota seluruh
wilayah provinsi dan kabupaten/ kota di seluruh wilayah Indonesia.
Pasal 3
Waktu
Organisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
BAB II
AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN
Pasal 4
Azas
Asosiasi Konstruksi Pemborong Indonesia, berazaskan Pancasila dan UUD Tahun 1945.
Pasal 5
Landasan
ASKOPINDO berlandaskan:
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 2
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN).
3. Undang-Undang Nomor 28/2004, tentang Pendirian Organisasi.
4. Undang-Undang Nomor 8/1985, tentang ORSOSMAS.
5. Undang-undang Nomor 18 tahun1999, tentang Jasa Konstruksi, serta Peraturan
Pemerintah nomor 28,29 dan 30 tahun 2000 sebagai Landasan Operasional.
6. Keputusan Rapat Khusus Badan Pendiri ASKOPINDO sebagai Landasan Organisasi.
Pasal 6
Tujuan
ASKOPINDO bertujuan:
1. Menghimpun dan membina pelaku jasa konstruksi khususnya anggota ASKOPINDO.
2. ASKOPINDO mempunyai maksud dan tujuan yang jelas dalam bidang jasa konstruksi
yang dilandasi oleh niatan yang luhur dan bijaksana.
3. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak anggota.
4. Membina dan mengembangkan anggota jasa konstruksi agar tertib hukum dalam wadah
usaha yang sehat.
5. ASKOPINDO memberikan bimbingan, pelatihan, penyuluhan, dan bantuan serta
melindungi kepentingan anggota.
6. Menyatukan rasa setia kawanan sesama anggota ASKOPINDO, agar berkepribadian dan
berbudi luhur dengan mentaati kode etik, serta memberikan rasa tanggungjawab didalam
menjalankan profesi di bidang jasa konstruksi.
7. Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan dan latihan (Diklat) untuk
meningkatkan kemampuan SDM bagi para anggota ASKOPINDO dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
8. Menjalin kerjasama dengan organisasi atau lembaga-lembaga di bidang teknologi dan
manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja anggota ASKOPINDO.
9. Membimbing rasa kesetiakawanan sesama anggota dengan menjauhkan diri persaingan
yang kurang sehat dalam menjalankan usaha di bidang jasa konstruksi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 3
BAB III
USAHA-USAHA
Pasal 7
Usaha
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dalam pasal 6 angaran dasar ini, organisasi akan
menjalankan usaha-usaha yang sesuai dan tidak bertentangan dengan tujuan suatu organisasi,
diantaranya:
1. Melakukan usaha-usaha lain yang dapat menghimpun aneka dana secara clean, clean dan
non kriminal origin dengan jalan melakukan kerjasama dengan badan-badan lain/pihak
lain yang saling menguntungkan, baik nasional maupun Internasional Chamber og
Commerce (ICC) dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
2. Berpartisipasi aktif dalam usaha membantu Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
melestarikan proyek-proyek pembangunan berbagai sektor diseluruh wilayah Indonesia.
3. Mengadakan kegiatan-kegiatan, pengkajian/penelitian, perkembangan dan sosialisasi
tentang jasa konstruksi kepada pelaku usaha jasa konstruksi dan juga ke lapisan
masyarakat.
4. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang koperasi, percetakan, penerbitan, brosur,
bulletin, majalah, diktak-diktak dan buku-buku ilmiah jasa konstruksi, penjilidan,
periklanan, ekspedisi dan transportasi.
5. Menjalin kerjasama dengan yayasan-yayasan/lembaga swadaya masyarakat, baik dalam
negeri maupun luar negeri, Pemerintah maupun Non Pemerintah. Segala sesuatu dalam
arti kata yang seluas-luasnya.
BAB IV
FUNGSI ORGANISASI
Pasal 8
Fungsi
ASKOPINDO berfungsi sebagai berikut:
1. Berfungsi sebagai wadah penyalur komunikasi antara anggota dan Pemerintah, antara
Pemerintah dan masyarakat mengenai kegiatan yang berkaitan dengan jasa konstruksi.
2. Berfungsi sebagai wadah pembinaan dan pengembangan jasa konstruksi bagi anggota
ASKOPINDO dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 4
3. Berfungsi sebagai pembersatukan dan mengarahkan kemampuan usaha serta kegiatan
organisasi untuk mencapai tujuan bersama, dengan dilandasi niat yang jujur dan terbuka
bagi pelaku jasa konstruksi.
4. Berfungsi sebagai wadah dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan anggota
ASKOPINDO.
5. Berfungsi sebagai wadah penyelenggarakan hubungan aktif dengan badan-badan yang
melakukan kegiatan ekonomi, baik dalam negeri maupun luar negeri yang dapat
menguntungkan jasa konstruksi.
6. Berfungsi sebagai wadah persahabatan dan siraturahmi antara pengurus anggota
ASKOPINDO.
7. Berfungsi sebagai penyelenggaraan sertifikasi jasa konstruksi bagi anggota
ASKOPINDO.
BAB V
BENTUK, SIFAT DAN STATUS ORGANISASI
Pasal 9
Bentuk
ASKOPINDO adalah organisasi berbentuk perhimpunan dan kesatuan yang tidak terpisahkan
dari Pusat sampai ke Daerah-daerah diseluruh wilayah Republik Indonesia yang tersusun
secara struktur dengan kekuasaan otonom dan struktur yang berjenjang dari Badan Pengurus
Pusat, Badan Pengurus Daerah dan Badan Pengurus Cabang.
Pasal 10
Sifat
ASKOPINDO adalah bersifat mandiri, independen dan terbuka yang mana ASKOPINDO
mampu memenuhi dan meyelenggarakan kegiatan sendiri, independen dan terbuka bagi
semua pelaku jasa konstruksi.
Pasal 11
Status
ASKOPINDO adalah organisasi wadah jasa konstruksi yang berdasarkan kesamaan fungsi
dan tujuan organisasi, yang mana kegiatannya tidak mencari keuntungan belaka, tetapi demi
menghimpun semua pelaku jasa konstruksi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 5
BAB VI
BADAN PENDIRI
Pasal 12
Badan Pendiri
1. Badan pendiri ASKOPINDO adalah orang-orang yang mempunyai keberanian,
kepedulian, tekat, semangat, dan mempunyai jati diri yang tidak tercela. Badan Pendiri
terdiri dari orang-orang yang banyak mengerti mengenai Pengembangan Jasa Konstruksi.
Badan Pendiri ASKOPINDO berjumlah 3 (tiga) orang atau lebih.
2. Badan Pendiri merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi, berdasarkan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
3. Badan Pendiri mempunyai wewenang dan tugas sebagai berikut:
a. Menunjuk dan memberhentikan Badan Kehormatan, Badan Pembina dan Badan
Pengurus, apabila melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Peraturan Organisasi.
b. Memantau pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
serta program kerja ASKOPINDO yang dijalankan oleh Badan Pengurus Pusat.
c. Memberikan bimbingan, nasehat, masukan dan pengawasan kepada Badan Pengurus
Pusat ASKOPINDO.
d. Badan Pendiri mengesahkan struktur komposisi Badan Kehormatan, Badan Pembina
dan Badan Pengurus Pusat ASKOPINDO, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sekali.
e. Pengangkatan dan pemberhentian Badan Kehormatan, Badan Pembina dan Badan
Pengurus Pusat ASKOPINDO, dilakukan dalam Rapat Khusus Badan Pendiri dan
dilantik dalam MUNAS.
f. Keputusan Badan Pendiri tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. Keputusan
Badan Pendiri mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan syah demi hukum.
g. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Badan Pendiri dilakukan oleh Rapat
Khusus Badan Pendiri, dengan ketentuan bahwa usul yang bersangkutan harus
disetujui sekurang-kurangnya ½ + 1(satu per dua Plus satu) dari jumlah anggota
Badan Pendiri, atau atas permintaan anggota Badan Pendiri sendiri tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.
h. Para anggota Badan Pendiri, memilih salah seorang anggota Badan Pendiri menjadi
ketua yang juga merangkap sebagai anggota.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 6
i. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pendiri diatur dalam Peraturan Khusus
Organisasi.
Pasal 13
Rapat Badan Pendiri
1. Tiap-tiap tahun setelah laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus Pusat disampaikan
kepada dan diterima oleh Badan Pendiri, laporan pertanggungjawaban Badan Pengurus
Pusat dilakukan di depan peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) sebagai laporan masa
bakti kepengurusan Badan Pengurus Pusat dengan salinan ditujukan kepada Badan
Pendiri.
2. Rapat Luar Biasa Badan Pendiri diadakan tiap kali dianggap perlu oleh Badan Pendiri
sendiri maupun atas permintaan tertulis dari Badan Pengurus Pusat.
3. Ketua Badan Pendiri atau seorang anggota Badan Pendiri yang ditunjuk oleh para
anggota Badan Pendiri yang lain, memanggil segenap anggota Badan Pendiri untuk
mengadakan rapat luar biasa Badan Pendiri, dengan surat undangan yang dikirimkan
secara tercatat ke alamat terakhir masing-masing anggota Badan Pendiri, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat tersebut diadakan dengan pengertian
bahwa tanggal surat undangan dan tanggal rapat tidak dihitung.
4. Segala rapat diketuai oleh Badan Pendiri dan jika ketua Badan Pendiri tidak hadir, rapat
dapat dipimpin oleh seorang anggota Badan Pendiri lainnya yang dipilih oleh dan
diantara mereka yang hadir.
5. Dalam rapat ini masing-masing anggota Badan Pendiri berhak untuk mengeluarkan satu
suara.
6. Seorang anggota Badan Pendiri dalam rapat hanya boleh diwakili oleh anggota Badan
Pendiri lainnya atau seorang lain dengan surat kuasa khusus.
7. Segala rapat untuk mengubah atau membubarkan organisasi, sebagaimana disebut dalam
Anggaran Dasar ini, hanya dapat secara syah diselenggarakan bila dalam rapat tersebut
hadir sekurang-kurangnya ½ + 1(satu per dua Plus satu) dari jumlah anggota Badan
Pendiri, dan usul/keputusan yang berkenan didukung atau disetujui oleh sekurang-
kurangnya ½ + 1(satu per dua Plus satu) dari seluruh anggota Badan Pendiri yang hadir.
8. Segala rapat lain dengan maksud tersebut pada ayat 7 diatas, hanya terselenggarakan
dengan sah, apabila dalam rapat tersebut hadir sekurang-kurangnya ½ + 1(satu per dua)

Anggaran Dasar ASKOPINDO 7
dari jumlah anggota Badan Pendiri, usul/keputusan yang berkenan didukung atau
disetujui oleh sekurang-kurangnya suara terbanyak biasa.
9. Jika atas undangan tersebut, anggota sekurang-kurangnya ½ + 1(satu per dua Plus satu)
dari seluruh anggota Badan Pendiri yang hadir atau terwakili dengan sah kurang dari
quorum tersebut dalam ayat 7 dan 8 diatas, maka secepat-cepatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari, selambat-lambatnya 14(empat belas) hari kemudian (dengan pengertian tanggal
surat panggilan dan tanggal rapat tidak dihitung), ketua dapat memanggil untuk rapat
berikutnya, dalam rapat berikut ini dapat diambil/disetujui oleh sedikitnya ½ + 1(satu per
dua Plus satu) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah.
BAB VII
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 14
Keanggotaan
1. Anggota Biasa, yaitu badan usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi yang telah
mendapatkan pengesahan menurut hukum dan perundang-undangan di Republik
Indonesia.
2. Anggota Luar Biasa, yaitu Badan Usaha yang berbentuk Penanaman Modal Asing
(PMA) yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan Badan Usaha jasa konstruksi.
3. Anggota Kehormatan, yaitu tokoh-tokoh perseorangan, baik pemerintah, lembaga
perguruan tinggi, pengusaha nasional dan masyarakat yang berjasa dalam membentuk,
membina, membimbing dan memajukan serta mengembangkan ASKOPINDO, baik
ditingkat pusat maupun daerah.
4. Hal-hal mengenai keanggotaan ASKOPINDO yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
ini, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 15
Hak Anggota
I. Anggota Biasa ASKOPINDO, mempunyai:

Anggaran Dasar ASKOPINDO 8
a. Hak suara, yaitu hak memilih dan dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk
mengambil keputusan.
b. Hak bicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan dan
usulan.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota
ASKOPINDO.
d. Hak untuk mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi, klasifikasi, dan
kualifikasi yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh ASKOPINDO.
II. Anggota Luar Biasa ASKOPINDO, mempunyai:
a. Hak bicara, yaitu hak bagi anggota untuk mengeluarkan pendapat dan mengajukan
pertanyaan serta usulan.
b. Hak unruk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ASKOPINDO.
c. Hak mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi, klasifikasi dan
kualifikasi yang sesuai dengan ketentuan dan yang ditetapkan oleh ASKOPINDO.
III. Anggota kehormatan ASKOPINDO, mempunyai:
a. Hak bicara, yaitu hak bagi anggota untuk mengeluarkan pendapat dan mengajukan
pertanyaan serta usulan.
b. Hak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ASKOPINDO atas
undangan Pimpinan
Pasal 16
Kewajiban Anggota
Setiap Anggota ASKOPINDO, berkewajiban untuk:
1. Mematuhi serta mentaati semua ketentuan yang digariskan oleh organisasi.
2. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik ASKOPINDO, serta menjauhkan diri dari
hal-hal yang tercela dan tidak terpiji.
Pasal 17
Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan ASKOPINDO, berkahir karena:

Anggaran Dasar ASKOPINDO 9
1. Mengundurkan diri, atas permintaan sendiri.
2. Berdasarkan keputusan Rapat Badan Pendiri, atas usulan Badan Pengurus Pusat
ASKOPINDO.
3. Tidak lagi bergerak dalam bidang jasa konstruksi dengan keanggotaan ASKOPINDO.
4. Dinyatakan bersalah oleh pengadilan negeri yang sudah berkekuatan hukum tetap.
5. Meninggal dunia.
6. Diberhentikan oleh ASKOPINDO.
BAB VIII
BIDANG JASA KONSTRUKSI ASKOPINDO
Pasal 18
Bidang Jasa Konstruksi ASKOPINDO
ASKOPINDO mempunyai bidang lingkup pekerjaan jasa konstruksi bagi para anggota, yang
meliputi:
1. Bidang Arsitektur, meliputi:
a. Perumahan dan pemukiman
b. Gedung dan pabrik
c. Pertamanan
d. Interior
e. Perawatan gedung dan pabrik
2. Bidang sipil, meliputi:
a. Jalan raya, jalan lingkungan, termasuk perawatannya.
b. Jembatan, termasuk perawatannya.
c. Pelabuhan atau dermaga, termasuk perawatannya.
d. Drainase kota, termasuk perawatannya.
e. Bendungan, termasuk perawatannya.
f. Irigasi dan drainase, termasuk perawatannya.
g. Pekerjaan pemancangan.
h. Pekerjaan pembetonan
i. Pengerukan dan pengerukan
j. Pekerjaan pelaksana khusus lainya
3. Bidang mekanikal, meliputi:

Anggaran Dasar ASKOPINDO 10
a. Tata udara/AC dan pelindung kebakaran.
b. Pekerjaan lift dan eskalator.
c. Instalasi industry dan pembangkit instalasi thermal.
d. Instalasi minyak/gas/geo thermal.
e. Konstruksi alat angkat pasilitas lepas pantai.
f. Konstruksi perpipaan minyak/gas/energy.
g. Penyewaan alat-alat berat/alat konstrulsi.
4. Bidang elektrika, meliputi:
a. Instalasi kelistrikan pembangkit.
b. Jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan.
c. Instalasi pemancar radio.
d. Sarana bantu navigasi udara dan laut.
e. Instalasi kelistrikan gedung dan pabrik.
f. Instalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api.
g. Jaringan dan instalasi sentral komunikasi.
h. Instalasi kontrol dan instrumentasi.
5. Bidang tata lingkungan, meliputi
a. Bangunan pengelolaan air bersih dan limbah.
b. Reboisasi/penghijauan.
c. Pengeboran air tanah.
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 19
Jenjang Kepengurusan
1. Dalam melaksanakan tugas ASKOPINDO disusun jenjang kepengurusan sebagai
berikut:
a. Ditingkat Pusat disebut Badan Pengurus Pusat.
b. Ditingkat Daerah disebut Badan Pengurus Daerah.
c. Ditingkat Cabang disebut Badan Pengurus Cabang.
2. ASKOPINDO mempunyai garis koordinasi yang berjenjang dalam pengambilan
kebijakan organisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 11
3. Semua kebijakan ASKOPINDO disemua tingkatan organisasi berjenjang kebawah yang
lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan kebijakan ASKOPINDO yang lebih tinggi
tingkatannya.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kepengurusan ASKOPINDO diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi.
BAB X
RAPAT-RAPAT ORGANISASI
Pasal 20
Rapat-Rapat Organisasi ASKOPINDO
Rapat-Rapat Organisasi ASKOPINDO, adalah:
1. Ditingkat Badan Pengurus Pusat (BPP)
a. Musyawarah Nasional (MUNAS).
b. Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB).
c. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
d. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS).
e. Rapat Badan Pengurus Pusat.
2. Ditingkat Badan Pengurus Daerah (BPD)
a. Musyawarah Daerah (MUSDA).
b. Musyawarah Daerah Luar Biasa (MUSDALUB).
c. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA).
d. Rapat Badan Pengurus Daerah
3. Ditingkat Badan Pengurus Cabang (BPC)
a. Musyawarah Cabang (MUSCAB).
b. Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCALUB).
c. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB).
d. Rapat Badan Pengurus Cabang
Pasal 21
Wewenang Organisasi
Kewenangan ASKOPINDO, diatur sebagai berikut:

Anggaran Dasar ASKOPINDO 12
1. Ditingkat Pusat
a. Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah organisasi pemegang kekuasaan tinggi
dalam organisasi.
b. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) adalah Rapat Badan Pengurus Pusat, alat-alat
kelengkapan tingkat nasional, unsur Badan Pengurus Daerah, unsur badan pengurus
Cabang dan unsur anggota lainnya.
c. Badan Pengurus Pusat disingkat (BPP-ASKOPINDO), merupakan pimpinan tertinggi
ASKOPINDO ditingkat Pusat, ditingkat Daerah dan Cabang, mewakili organisasi ini,
baik kedalam maupun keluar, dan bertanggungjawab penuh terhadap jalannya roda
organisasi.
d. Badan Pengurus Pusat, tidak boleh merangkap jabatan apapun disemua jajaran
pengurus ASKOPINDO
2. Ditingkat Daerah
a. Musyawarah Daerah (MUSDA) ASKOPINDO, merupakan kekuasan tertinggi
organisasi ditingkat Daerah/Provinsi.
b. Rapat kerja Daerah (RAKERDA) ASKOPINDO, adalah rapat Badan Pengurus
Daerah, alat-alat kelengkapan daerah, unsur Badan Pengurus Daerah, unsur Badan
Pengurus Cabang dan unsur anggota lainnya.
c. Badan Pengurus Daerah ASKOPINDO disingkat BPD-ASKOPINDO, merupakan
pimpinan tertinggi ASKOPINDO di tingkat Daerah dan bertanggungjawab penuh
terhadap jalannya organisasi ditingkat Daerah.
3. Ditingkat Cabang
a. Musyawarah Cabang (MUSCAB) ASKOPINDO, merupakan kekuasaan tertinggi
organisasi ditingkat Cabang/Kabupaten dan Kota.
b. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) ASKOPINDO, adalah rapat Badan Pengurus
Cabang, alat kelengkapan tingkat cabang, unsur Badan Pengurus Cabang dan unsur
anggota lainnya.
c. Badan Pengurus Cabang ASKOPINDO disingkat BPC-ASKOPINDO, merupakan
pimpinan tertinggi ASKOPINDO ditingkat Cabang, dan bertanggungjawab penuh
terhadap jalannya organisasi ditingkat Cabang.
Pasal 22
Musyawarah Luar Biasa

Anggaran Dasar ASKOPINDO 13
1. Musyawarah luar biasa, baik pada tingkat nasional dan daerah dapat diadakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Tingkat Nasional/Pusat, atas permintan lebih dari ½ (satu per dua) jumlah (BPD-
ASKOPINDO), berdasarkan hasil keputusan Rapat Badan Pengurus Lengkap dari
BPD masing-masing dan mendapat persetujuan dari Badan Pendiri ASKOPINDO
tingkat Pusat yang bersangkutan.
b. Tingkat Daerah, atas permintaan lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota yang ada
pada daerah, yang bersangkutan dan mendapatkan pertimbangan dari Badan Pembina
ASKOPINDO tingkat daerah yang bersangkutan dan mendapat persetujuan dari
Badan Pengurus Pusat.
c. Tingkat Cabang, atas permintaan lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota yang ada
pada Cabang, yang bersangkutan dan mendapatkan pertimbangan dari Badan
Pembina ASKOPINDO tingkat Cabang yang bersangkutan dan mendapat persetujuan
dari Badan Pengurus Daerah.
2. Musyawarah Luar Biasa ASKOPINDO, diadakan untuk menampung dan menyelesaikan
hal-hal yang mendesak, yang menyangkut penilaian mengenai roda organisasi yang
dijalankan oleh Badan Pengurus Pusat serta pengolahan keuangan ASKOPINDO.
3. Keputusan-keputusan musyawarah luar biasa adalah sama dengan musyawarah nasional,
musyawarah daerah, musyawarah cabang, sesuai di masing-masing tingkat.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Musyawarah Luar Biasa, akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 23
Tugas, Wewenang Musyawarah dan Rapat
Tugas, wewenang musyawarah dan rapat-rapat pada setiap tingkatan organisasi
ASKOPINDO, diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 24
Waktu Penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat
Waktu Penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat adalah:
1. MUNAS, MUSDA, MUSCAB ASKOPINDO, masing-masing diadakan 1(satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 14
2. RAKERNAS, RAKERDA, RAKERCAB ASKOPINDO, masing-masing diadakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali diantara 2 (dua) MUNAS, MUSDA, MUSCAB
dimasing-masing tingkatan organisasi.
3. Rapat Badan Pengurus Pusat, Rapat Badan Pengurus Daerah, Rapat Badan Pengurus
Cabang, diadakan sewaktu-waktu, sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan :
a. Rapat Badan Pengurus Harian diadakan sekurang-kurangnya sebulan sekali di semua
tingkatan.
b. Rapat Badan Pengurus lengkap diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
Pasal 25
Quorum dan pengambilan keputusan
1. Musyawarah dan rapat-rapat organisasi dinyatakan mencapai quorum dan sah, apabila
dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah peserta yang mendapatkan hak hadir dan
memiliki hak suara.
2. Apabila Quorum tidak tercapai, maka musyawarah atau rapat-rapat dapat ditunda
selama-lamanya 24 jam.
3. Jika sesudah penundaan musyawarah atau rapat-rapat tersebut pada ayat 2 diatas, dapat
terus diselengarakan dan semua keputusan yang diambil diyatakan sah dan mengikat.
4. Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau pembubaran
organisasi secara nasional, Musyawarah Nasional Khusus dinyatakan mencapai quorum
dan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3 (dua pertiga) peserta yang berhak hadir, yang
memiliki hak suara, dengan atas persetujuan Badan Pendiri.
5. Semua keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat ditetapkan atas dasar musyawarah
atau berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang hadir yang memiliki hak suara.
6. Keputusan untuk perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART)
diambil berdasarkan persetujuan lebih dari 2/3 (dua pertiga) quorum pada Musyawarah
Nasional Khusus dan atas persetujuan oleh Badan Pendiri.
7. Khusus untuk maksud pembubaran organisasi secara nasional keputusan diambil
berdasarkan mutlak oleh Badan Pendiri yang diadakan Rapat Khusus Badan Pendiri,
yang membahas masalah Pembubaran Oraganisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 15
BAB XI
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 26
Alat Kelengkapan
1. Alat kelengkapan organisasi ASKOPINDO sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
pasal ini dibentuk ditingkat pusat dan bila diperlukan dapat dibentuk ditingkat daerah dan
cabang-cabang.
2. Untuk melaksanakan tugasnya alat kelengkapan organisasi dengan wewenangnya
melakukan rapat-rapat.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai alat kelengkapan organisasi diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB XII
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Pasal 27
Ormas
1. ASKOPINDO membina hubungan baik dan membangun kerjasama dengan organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga, paguyuban, serta ormas lainnya, baik
dalam maupun internasional, berdasarkan paradikma kemitraan
2. Hubungan atau kerjasama/aliansi strategis pada ayat tersebut diatas, dilakukan dengan
nota kesepakatan/Memorandum of Understanding (MUO) dan pelaksanaannya
dilaporkan kepada Badan Pendiri.
3. Wujud kerjasama dengan ormas-ormas seperti pada ayat 1 dan 2 diatas, dilakukan
melalui Rapat Kordinasi Umum Badan Pengurus Pusat dan Badan Pendiri.
4. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 16
BAB XIII
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 28
Kekayaan
I. Kekayaan Organisasi ASKOPINDO terdiri dari:
a. Kekayaan pangkal yang telah dikumpulkan dan dipisahkan oleh para pendiri yaitu:
1. Uang tunai yang dapat dilihat dalam buku-buku organisasi
2. Barang-barang bergerak dan tidak bergerak yang ternyata tercantum dalam buku-
buku organisasi.
b. Jumlah-jumlah yang kemudian ditambahkan pada kekayaan uang pangkal tersebut,
terutama dari pendapatan-pendapatan organisasi antara lain:
1. Sokongan, sumbangan berupa apapun juga yang tidak mengikat organisasi
ASKOPINDO.
2. Bantuan dari pemerintah dan badan-badan lain atau perorangan.
3. Derma, hibah atau hibah wasiat.
4. Penghasilan-penghasilan lain dari usaha-usaha organisasi yang sah.
II. Uang yang tidak segera dibutuhkan guna keperluan organisasi, harus disimpan atau
dijalankan menurut cara-cara yang ditentukan oleh Badan Pengurus Pusat dengan atas
persetujuan oleh Badan Pendiri.
BAB XIV
LAMBANG ORGANISASI
Pasal 29
Lambang
1. Lambang Organisasi ASKOPINDO berbentuk huruf “A“ persegi empat/kotak, dan
dibuat garis melingkar persegi berwarna biru dan merah, ditengah-tengahnya terdapat

Anggaran Dasar ASKOPINDO 17
gambar jasa konstruksi, yang mencerminkan lambang perjuangan pengguna jasa
konstruksi dan pelaku jasa konstruksi.
2. Arti lambang adalah:
a. Huruf “A“ berbentuk kotak persegi melambangkan bahwa pelaku dunia usaha jasa
konstruksi tidak pernah dibeda-bedakan atau dikotak-kotakkan antara yang satu
dengan yang lain.
b. Bentuk gerigi pada pinggiran huruf “A“ merupakan lambang tenaga kerja dunia jasa
konstruksi.
c. Warna biru melambangkan semangat perjuangan ASKOPINDO dalam
memperjuangkan dunia jasa konstruksi bagi seluruh anggota ASKOPINDO.
d. Warna merah melambangkan keberanian pengurus untuk membela anggota
ASKOPINDO.
e. Warna putih melambangkan ketulusan dan kesucian pengurus untuk membesarkan
dan mengharumkan nama baik ASKOPINDO.
BAB XV
MARS DAN HYMNE
Pasal 30
ASKOPINDO memiliki Mars dan Hymne yang ditetapkan Badan Pendiri dan Badan
Pengurus Pusat. Mars dan Hymne ASKOPINDO akan diatur dalam Peraturan Organisasi.
BAB XVI
ATRIBUT
Pasal 31
Atribut
1. ASKOPINDO mempunyai atribut-atribut organisasi, yang terdiri dari panji-panji,
lambang-lambang dan perlengkapan lainnya.
2. Mengenai ketentuan penggunaan atribut ASKOPINDO organisasi seperti seragam, tutup
kepala akan diatur lebih lanjut dalam Perturan Organisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 18
BAB XVII
AMANDEMEN
Pasal 32
Amandemen
1. Perubahan (Amandemen) Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan melalui
Musyawarah Nasional (MUNAS) dan atas persetujuan Badan Pendiri.
2. Apabila Badan pendiri tidak menginginkan adanya perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) ASKOPINDO, maka ketentuan yang dipakai
adalah, ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pendiri.
BAB XVIII
PEMBUBARAN
Pasal 33
Pembubaran
1. Pembubaran ASKOPINDO hanya dapat dilakukan dan dilaksnakan apabila organisasi
ASKOPINDO dalam keadaan vakum atau terjadi hal-hal yang luar biasa, sehingga harus
diadakan Rapat Khusus Badan Pendiri ASKOPINDO, yang khusus untuk diadakan
masalah Pembubaran Organisasi.
2. Apabila organisasi ASKOPINDO telah dibubarkan, maka kekayaan organisasi harus
diserahkan ketim Likuidasi untuk diserahkan kebadan-badan atau lembaga-lembaga
sosial.
BAB XIX
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 34
Ketentuan Khusus
Dalam hal yang diperlukan pengambilan keputusan untuk mempertahankan eksistensi
Organisasi, Pancasila dan Undang-Undang tahun 1945, serta Undang-Undang Jasa

Anggaran Dasar ASKOPINDO 19
Konstruksi sebagai Pedoman Organisasi, maka Badan Pendiri mempunyai kewenangan
sepenuhnya untuk mengambil tindakan strategis organisasi yang diperlukan.
BAB XX
KETENTUAN PERALIHAN DAN PERUBAHAN
Pasal 35
Ketentuan Peralihan
1. Bahwa berdasarkan Rapat Khusus Badan Pendiri ASKOPINDO, maka untuk pertama
kali ditentukan sebagai Ketua Umum adalah bapak Syarifuddin Tahir, SE, ST,MM. dan
sebagai Sekertaris Jendral adalah bapak Benny, SH. Badan Pengurus Pusat Asosiasi
Konstruksi Pemborong Indonesia (BPP)-ASKOPINDO.
2. Bahwa susunan lengkap pimpinan Badan Pengurus Pusat Asosiasi Konstruksi
Pemborong Indonesia (BPP-ASKOPINDO) diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan
yang ditandatangani oleh Badan Pendiri ASKOPINDO.
Pasal 36
Perubahan
1. Asas, landasan dan tujuan organisasi hanya dapat diubah oleh ketetapan Badan Pendiri.
2. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) Asosiasi
Konstruksi Pemborong Indonesia (ASKOPINDO) dapat dilakukan dalam MUNAS
dengan persetujuan oleh Badan Pendiri ASKOPINDO.
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Penutup

Anggaran Dasar ASKOPINDO 20
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Organisasi yang tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar.
2. Apabila terdapat perbedaan tafsir mengenai suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, tafsir yang sah adalah yang ditetapkan oleh Badan Pendiri.
3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak disahkan, dan ditandatangani oleh Ketua Umum
dan Sekertaris Jendral serta Badan Pendiri Asosiasi Konstruksi Pemborong Indonesia
(BPP-BP-ASKOPINDO).
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Juli 2012
PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG
MUNAS I ASKOPINDO TAHUN 2012
Ketua
IQBAL DAUD HUTAPEA,SH,M,Hum
Wakil Ketua
B E N N Y , SH
Sekretaris
PRIYO PURNOMO
Anggota
JHON LAMALO, SE
Anggota
UJANG RUDI

Anggaran Dasar ASKOPINDO 21
ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI KONTRUKSI PEMBORONG INDONESIA
(ART-ASKOPINDO)
BAB I
UMUM
Pasal 1
Umum
Anggaran Rumah Tangga (ART) ini adalah pedoman organisasi ASKOPINDO dalam
melaksanakan operasionalisasi Anggaran Dasar (AD).
BAB II
ALAT KELENGKAPAN
Pasal 2
Badan Kehormatan
1. Badan Kehormatan ASKOPINDO, terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih.
2. Badan Kehormatan ASKOPINDO, mempunyai tugas memberikan masukan-masukan
kepada Badan Pengurus Pusat, diminta maupun tidak diminta masukan-masukan yang
dimaksud adalah masukan yang bersifat memajukan organisasi ASKOPINDO atau ide-
ide bagaimana organisasi ASKOPINDO dapat berjalan dengan baik dan benar.
3. Badan Kehormatan ASKOPINDO adalah oaring-orang yang memilki jiwa pengabdian
yang selaras, sejalan, sepikiran dalam memberikan petunjuk-petunjuk dan bimbingan-
bimbingan terhadap Badan Pengurus Pusat, Badan Pengurus Daerah maupun Badan
Pengurus Kabupaten/Kota.
Pasal 3
Badan Pembina/Pengawas
1. Badan Pembina/Pengawas terdri dari 3 (tiga) orang atau lebih.
2. Badan Pembina/Pengawas memberikan pembinaan kepada Badan Pengurus Pusat,
Daerah maupun Cabang, diminta maupun tidak diminta.
3. Badan Pembina/Pengawas adalah sesepuh cendikiawan, mantan pejabat atau pejabat,
tokoh masyarakat yang terpandang yang mempunyai moral serta mempunyai kesediaan

Anggaran Dasar ASKOPINDO 22
terlibat dalam kegitan dengan memberikan petunjuk, bimbingan dan Pengawasan agar
ASKOPINDO dapat tumbuh dan berkembang dalam menjalankan usaha jasa konstruksi.
BAB III
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 4
1. Sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 Anggaran Dasar, Kekayaan Organisasi diperoleh
dari :
a. Uang pangkal Badan Pendiri.
b. Sokongan, sumbangan berupa apapun juga yang tidak mengikat organisasi.
c. Derma, hibah, atau hibah wasiat.
d. Barang-barang bergerak dan tidak bergerak kepunyaan organisasi.
2. Keuangan organisasi disusun dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja organisasi
tahunan, untuk tiap tahun berjalan dan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan stelah disahkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) ini.
3. Hal-hal yang menyangkut pengeluaran dan pemasukan keuangan dari dan untuk
organisasi dilaksanakan sesuai fungsi dan tanggungjawab Badan Pengurus dan dapat
dipertanggung jawabkan oleh Badan Pengurus Pusat dalam Rapat Khusus Badan Pendiri.
BAB IV
KODE ETIKA ASKOPINDO
Pasal 5
Kode Etika ASKOPINDO
Merasa peran dari pelaku pembangunan yang mendidik kita bertanggungjawab terhadap
kenyamanan, ketentraman dan kelangsungan kegiatan pembangunan menuju masyarakat adil
dan makmur, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, ASKOPINDO menetapkan kode etik
yang merupakan pedoman prilaku bagi anggota dalam menghayati melaksnakan tugas dan
kewajiban masing-masing anggota jasa konstruksi, dengan nama SAPTA ETIKA
ASKOPINDO :
1. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan UUD Tahun
1945, sebagai motivasi dalam bertindak dan berfikir bagi pelaku jasa konstruksi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 23
2. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi rasa tanggungjawab dalam
menjalankan usaha di bidang jasa konstruksi.
3. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai etika dalam berperikemanusiaan
terhadap masyarakat dan pekerja jasa konstruksi.
4. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi nilai-nilai Hukum dan Ham dalam
kegiatan dan bekerja bagi pelaku jasa konstruksi.
5. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi semangat kesetiakawanan dan solid
dalam berprofesi diantara sesama anggota jasa konstruksi.
6. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi semangat dalam memajukan
Organisasi secara propesionalisme dengan mewujudkan Pengusaha yang mandiri dalam
bidang jasa kontruksi.
7. Kami Anggota ASKOPINDO, menjunjung tinggi harkat, martabat dan kodrat Organisasi
dalam menjalankan tugas dan kedudukan di bidang jasa kontruksi.
BAB V
TATA NILAI ORGANISASI
Pasal 6
Tata Nilai Organisasi
Organisasi ASKOPINDO mempunyai tata nilai sebagai Landasan Semangat dan Pegangan
bagi setiap Pengurus Organisasi diseluruh Indonesia. Tata nilai organisasi ada 7 (tujuh) butir
sebagai berikut :
1. Jujur
2. Bertanggungjawab
3. Kerja Keras
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Adil dan
7. Peduli
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Syarat Menjadi Anggota
Syarat menjadi anggota ASKOPINDO adalah :
1. Anggota ASKOPINDO adalah semua pelaku jasa konstruksi bisa menjadi anggota
ASKOPINDO.
2. Anggota ASKOPINDO terdiri dari :

Anggaran Dasar ASKOPINDO 24
a. Anggota Biasa yaitu :
Pelaku jasa konstruksi, pelaksana usaha jasa konstruksi, pemborong, atau
pelaksanaan bangunan, yang memiliki Akte Pendirian dan atau perubahan yang sah
menurut Undang-Undang Jasa Konstruksi.
b. Angota Luar Biasa terdiri dari :
Badan Usaha yang sudah memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) jasa konstruksi
yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sesuai
dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
c. Angota Kehormatan terdiri dari :
Tokoh-tokoh perorangan, baik Pemerintah, Lembaga Perguruan Tinggi, Pengusaha
Nasioanal, Internasional maupun tokoh masyarakat pelaku jasa konstruksi
ASKOPINDO, baik tingkat Pusat, Daerah dan Cabang..
3. Syarat-syarat Keanggotaan Biasa, Luar Biasa maupun Anggota Kehormatan selanjutnya
diatur dalam pedoma khusus dan Peraturan Organisasi.
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Hak dan kewajiban setiap anggota ASKOPINDO adalah :
a. Mendapat pelakuan yang sama dari organisasi.
b. Memberikan pendapat dan usul.
c. Dapat dipilh menjadi Anggota Badan Pimpinan disemua tingkatan.
d. Mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam menjalankan
profesinya.
e. Mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi, klasifikasi dan kualifikasi
Badan Usaha.
f. Wajib membela nama dan kehormatan organisasi.
g. Aktif dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
h. Sanggup membayar uang pangkal dan uang iuran organisasi.
i. Menghadiri rapat-rapat organisasi.
j. Memegang teguh Asas, Landasan dan Tujuan Organisasi.
k. Mentaati Peraturan dan Keputusan Organisasi.
l. Menjalankan tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi dengan penuh rasa
tanggungjawab.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 25
Pasal 9
Barakhirnya Anggota
Berakhirnya atau pemberhentian anggota apabila :
1. Yang bersankutan meninggal dunia.
2. Yang bersangkutan mengundurkan diri.
3. Yang bersangkutan diberhentikan, karena terbukti melanggar Ketentuan dan Peraturan
Organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
4. Pembekuan kepengurusan secara menyeluruh disetiap tingkatan
5. Pencabutan Surat Kepengurusan sesuai tingkatan organisasi.
BAB VII
SERTIFIKASI BADAN USAHA
Pasal 10
Sertifikasi
1. Anggota ASKOPINDO dapat mangajukan sertifikasi dan kualifikasi sesuai ketentuan
yang berberlaku pada organisasi.
2. Sistem dan biaya sertifikasi ditetapkan dengan ketentuan organisasi.
Pasal 11
Pencabutan Sertifikasi
1. Sertifikasi keanggotaan dicabut dikarenakan data-data yang diterbitkan dalam daftar
isian Sertifikasi (DIS) ternyata tidak benar.
2. Pemegang sertifikasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sertifikasi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
BAB VIII
SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12
Badan Pengurus Pusat
1. Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO terdiri dari:
a. Seorang Ketua Umum
b. Seorang wakil ketua umum

Anggaran Dasar ASKOPINDO 26
c. Beberapa Ketua-ketua, sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang, yang masing-masing
membawahi departemen-departemen tertentu.
d. Seorang Sekretaris Jendral, beserta Wakil-wakil Sekretaris Jendral, sebanyak-
banyaknya 3(tiga) orang Wakil Sekretaris Jendral.
e. Seorang Bendahara Umum, beserta 3(tiga) orang Wakil Bendahara Umum.
f. Beberapa orang Ketua Bidang yang membawahi departemen-departemen sesuai
perkembangan dan kebutuhan organisasi.
2. Jumlah personalia Badan Pengururs Pusat sebanyak-banyaknya 25(dua puluh lima)
orang.
3. Pelaksanaan kegiatan harian organisasi Sekretaris Jendral dibantu oleh sekretariat, yang
dipimpin oleh Sekretris Eksekutif , yang merupakan tenaga penuh yang bekerja secara
professional pada organisasi.
4. Badan Pengurus Pusat berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia atau
wilayah SeJabotabek.
5. Badan Pengurus Pusat, tidak boleh merangkap jabatan apapun disemua jajaran pengurus
ASKOPINDO.
Pasal 13
Badan Pengurus Daerah
1. Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO terdiri dari:
a. Seorang Ketua Umum
b. Seorang Wakil Ketua Umum
c. Beberapa Ketua, sebanyak-banyaknya 6 (enam) orang yang masing-masing
mengkoordinasi beberapa departemen tertentu.
d. Seorang Sekretaris Umum beserta Wakil-wakilnya, sebanyak-banyaknya 2 (dua)
orang.
e. Seorang Bendahara Umum, beserta Wakil-wakilnya, sebanyak-banyaknya 2 (dua)
orang.
f. Beberapa orang Ketua Bidang Departemen sesuai perkembangan dan kebutuhan
organisasi.
2. Jumlah personlia Badan Pengurus Daerah sebanyak-banyaknya 21 (dua puluh satu)
orang.
3. Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO berkedudukan di wilayah ibu kota
Provinsi.
4. Badan Pengurus Daerah, tidak boleh merangkap jabatan apapun disemua jajaran
pengurus ASKOPINDO.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 27
Pasal 14
Badan Pengurus Canbang
1. Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO
a. Seorang Ketua
b. Wakil Ketua, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang, yang masing-masing
mengkoordinasikan beberapa bidang tertentu.
c. Seorang Sekretaris beserta Wakil-wakilnya Sekretaris, sebanyak-banyaknya 2 (dua)
orang.
d. Seorang Bendahara, beserta Wakil-wakilnya, sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang.
e. Beberapa orang Ketua Bidang sesuai perkembangan dan kebutuhan organisasi.
2. Jumlah personlia/struktur Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO sebanyak-
banyaknya 19 (Sembilan belas) orang.
3. Badan Pengurus Cabang (BPD) ASKOPINDO berkedudukan di ibu Kota
Kabupaten/Kota Madya.
4. Badan Pengurus Cabang (BPD), tidak boleh merangkap jabatan apapun disemua jajaran
pengurus ASKOPINDO.
BAB IX
TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
Pasal 15
Badan Pengurus Pusat
Tugas dan wewenang Badan Pengurus Pusat ASKOPINDO antara lain, sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan MUNAS dan rapat-rapat atau yang setingkat dengan itu,
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 20 dan 21 pada Anggaran Dasar ini.
2. MUNAS ASKOPINDO harus dilaksanakan secepat-cepatnya 2 (dua) bulan dan
selambat-lambatnya sebelum masa berakhirnya masa bakti Badan Pengurus Pusat.
3. Mengukuhkan dan melantik Badan Pengurus Daerah.
4. Menetapkan kebijakan dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada Badan Pengurus
Daerah (BPD) ASKOPINDO dalam menjalankan tugasnya.
5. Mengadakan pengawasan melekat terhadap jalannya pelaksanaan tugas-tugas Badan
Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO.
6. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pemerintah pusat, instansi-instansi, dan
badan-badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.
7. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang melakukan Sertifikasi, Klarifikasi,
dan Kualifikasi Pelayanan Jasa Konstruksi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 28
8. Mengatur, menyusun kebijakan penggunaan Anggaran ditingkat Badan Pengurus Pusat
(BPP) ASKOPINDO dan mempertanggungjawabkan kepada MUNAS dan kepada Badan
Pendiri ASKOPINDO.
9. Melakukan pembinaan lainnya kepada seluruh anggota ASKOPINDO sesuai dengan
Tujuan Organisasi.
Pasal 16
Badan Pengurus Daerah
1. Badan Pengurus Daerah ASKOPINDO, menyelenggarakan MUSDA dan rapat-rapat atau
yang setingkat dengan itu, sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar ini.
MUSDA harus dilaksanakan secepat-cepatnya 2 (dua) bulan dan selambat-lambatnya
sebelum masa berakhirnya masa bakti Badan Pengurus Daerah ASKOPINDO.
2. Menyebarkan dan melaksanakan Keputusan-keputusan Musyawarah Daerah (MUSDA)
dan atau yang setingkat, sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar ini.
3. Mengesahkan dan melantik Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO.
4. Menetapkan kebijakan dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada Badan Pengurus
Cabang (BPC) ASKOPINDO dalam menjalankan tugasnya.
5. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas-tugas yang dijalankan oleh Badan
Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO.
6. Mengadakan hubungan baik dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, dan Badan-
badan lain yang terkait dalam rangka tercapainya tujuan ASKOPINDO.
7. Mengatur dan bertanggungjawab semua Kebijakan Anggaran Keuangan ditingkat Badan
Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO.
8. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 17
Badan Pengurus Cabang
1. Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO, menyelenggarakan Musyawarah Cabang
(MUSCAB) ASKOPINDO, dan rapat-rapat dan atau yang setingkat dengan itu,
sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga ini.
2. MUSCAB ASKOPINDO harus dilaksanakan secepat-cepatnya 2 (dua) bulan dan
selambat-lambatnya sebelum berakhirnya masa bakti Badan Pengurus Cabang
ASKOPINDO.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 29
3. Menyebarkan dan melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Cabang (MUSCAB)
ASKOPINDO.
4. Menjalin hubungan baik denga Pemerintah atau badan-badan lainnya ditingkat
Kabupaten dan Kota, dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita ASKOPINDO.
5. Menjalankan pembinaan-pembinaan lainnya sesuai dengan tujuan ASKOPINDO.
6. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini, akan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 18
Sanksi Organisasi
1. Setiap Anggota Badan Pengurus disemua tingkatannya, yang tidak memenuhi dan /atau
melakukan kewajibannya dalam organisasi dikenakan sanksi organisasi dalam bentuk
pemberhentian sementara/tetap, setelah kepada yang bersangkutan diberi peringatan
tertulis sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali berturut-turut terlebih dahulu dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan, terkecuali untuk hal-hal yang luar biasa yang mana telah merugikan
ASKOPINDO disemua tingkatan, berdasarkan Keputusan Badan Pengurus disemua
tingkatan dan dilaporkan kepada Badan Pendiri.
2. Hal-hal yang belum diatur mengenai sanksi keanggotaan dalam Anggaran Rumah
Tangga ini, akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB X
TUGAS DAN WEWENANG MUSYAWARAH
Pasal 19
Musyawarah Nasional
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) ASKOPINDO adalah pemegang kekuasaan tinggi
Oranisasi ditingkat Pusat.
2. Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional (MUNAS) adalah :
a. Menetapkan garis-garis besar tentang kebijakan organisasi.
b. Menyusun dan menetapkan Program Kerja atau Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Organisasi.
c. Memberikan keputusan-keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah-
masalah penting lainnya yang sedang berkembang.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 30
d. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban Badan Pungurus
Pusat (BPP) ASKOPINDO dan melaporkan semua penilaian dan keputusan
Organisasi kepada Badan Pendiri.
e. Mengusulkan susunan Pengurus lengkap Badan Kehormatan, Badan Pembina, dan
Badan Pengurus Pusat ASKOPINDO kepada Badan Pendiri, sebagai bahan
pertimbangan Badan Pendiri ASKOPINDO.
f. Meminta pertanggungjawab Badan Pengurus sebelumnya tentang laporan
pertanggungjawaban masa bakti sebelumnya didepan MUNAS dan dilaporkan
hasilnya kepada Badan Pendiri ASKOPINDO.
g. Mengesahkan dan melantik Badan Pengurus Pusat (BPP) dan Alat-alat Kelengkapan
Organisasi didalam MUNAS ASKOPINDO oleh Badan Pendiri.
3. Peserta MUNAS ASKOPINDO adalah :
a. Peserta penuh, yaitu Badan Pengurus Pusat (BPP) dan atau utusan Badan Pengurus
Daerah (BPD) dengan membawa mandat dari Badan Pengurus Daerah (BPD)
masing-masing, dan memiliki hak suara, yaitu hak memilih dan dipilih serta hak
dalam pemungutan suara untuk pengambilan keputusan dan hak bicara yaitu hak
mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan serta usulan.
b. Peserta peninjau adalah utusan Badan Pengurus Daerah/Cabang yang membawa
mandat dari Badan Pengurus Daerah (BPD) yang bersangkutan, yang masing-masing
memiliki hak bicara.
c. Undangan adalah pejabat pemerintah, utusan Kamar Dagang dan Industri, utusan
lembaga pengembangan Jasa konstruksi dan organisasi-organisasi lainnya ditingkat
pusat, tokoh-tokoh pengusaha, dan masyarakat, serta undangan lain yang dianggap
perlu.
Pasal 20
Musyawarah Kerja Nasional
1. Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) ASKOPINDO adalah:
a. Melakukan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan
Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO.
b. Menyempurnakan dan menetapkan Rancana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan
Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 31
c. Membantu Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO untuk memutuskan hal-hal
yang tidak dapat diputuskan sendiri oleh Badan Pengurus Pusat (BPP)
ASKOPINDO.
2. Peserta MUKERNAS sama dengan peserta MUNAS.
3. MUKERNAS dilaksanakan oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO sebagai
Penanggungjawab MUKERNAS.
4. Agar dapat dilaksanakan MUKERNAS, Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO,
membantu panitia MUKERNAS sebagai pelaksana dan atau panitia pengarah
MUKERNAS yang bertanggungjawab kepada Ketua Umum Pusat.
7. Semua jadwal dan rencana acara dan tata tertib MUKERNAS disiapkan oleh panitia
pengarah dan disyahkan terlebih dahulu oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO
dan dilaporkan kepada Badan Pendiri
Pasal 21
Musyawarah Daerah
1. MUSDA adalah pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi ditingkat Daerah.
2. MUSDA mempunyai tugas dan wewenang:
a. Melekukan penyusunan dan menetapkan Program Kerja serta Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Organisasi.
b. Memberikan keputsan terhadap permasalahan organisasi dan masalah-masalah
penting lainya yang dialami ASKOPINDO.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban Badan Pengurus
Daerah (BPD) ASKOPINDO.
d. Mengangkat dan menetapkan Badan Pembina Organisasi ditingkat Daerah
ASKOPINDO.
e. Memilih Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO.
3. Peserta MUSDA adalah:
a. Peserta MUSDA yaitu utusan Badan Pengurus Pusat dan utusn Badan Pengurus
Cabang dengan membawa surat mandat dari Badan pengurus Cabang (BPC)
ASKOINDO di daerahnya masing-masing, dan memiliki hak suara dalam memilih
dan hak dipilih serta hak dalam pemungutan suara untuk pengambilan keputusan, dan
hak bicara yaitu mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
b. Peserta biasa yaitu, Badan Pengurus Lengkap dan Badan Pembina di Daerah yang
masing-masing memiliki hak bicara, dan hak dipilih, peserta biasa ini berubah status

Anggaran Dasar ASKOPINDO 32
kepesertaanya menjadi peserta penuh setelah laporan pertanggungjawaban Badan
Pengurus Daerah dinyatakan diterima oleh Musyawarah Daerah.
c. Undangan yaitu Pejabat Pemerintah, Utusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN),
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruk Daerah (LPJKD), dan organisasi-organisasi
lainya ditingkat Provinsi, tokoh-tokoh, pengusaha dan masyarakat, serta undangan
lain yang dianggap perlu.
Pasal 22
Rapat Kerja Daerah
1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) ASKOPINDO mempunyai tugas dan kewenangan
yaitu:
a. Melekukan evaluasi terhadap penyusunan dan Pelaksanaan Program Tahunan
Organisasi.
b. Menyusun Rencana Kerja Anggaran Tahunan yang disusun Badan Pengurus Daerah
(BPD) ASKOPINDO.
c. Menetapkan rencana kerja dan Anggaran Tahunan Badan Pengurus Daerah (BPD)
ASKOPINDO.
d. Mengadakan Inventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-maslah penting
lainnya, serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian
masalah pada Organisasi ASKOPINDO.
2. Peserta RAKERDA, sama dengan peserta MUSDA.
3. RAKERDA dilaksanakan oleh Badan Pengurus Daerah (BPD) dan pelaksanaan
RAKERDA menjadi tanggungjawab BPD-ASKOPINDO.
4. Pelaksanaan rencana jadwal acara dan tata tertib RAKERDA disiapkan oleh panitia
pengarah dan disahkan terlebih dahulu oleh RAKERDA sebelum ditetapkan.
Pasal 23
Musyawarah Cabang
1. MUSCAB ASKOPINDO adalah, pemegang kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat
Cabang.
2. MUSCAB ASKOPINDO mempunyai tugas dan wewenang adalah:
a. Menyusun dan menetapkan Program Kerja, serta Rncana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Organisasi.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 33
b. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban Badan Pengurus
Cabang (BPC) ASKOPINDO.
c. Memberikan keputusan terhadap permasalahan organisasi dan masalah-masalah
penting Organisasi.
d. Mengankat dan menetapkan badan Pembina ASKOPINDO ditingkat Cabang.
e. Memilih Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO.
3. Peserta MUSCAB ASKOPINDO adalah :
a. Peserta penuh, yaitu utusan Badan Pengurus Daerah dan segenap anggota yang ada
diwilayah Cabang yang bersangkutan, pada dasarnya kepesertaan tidak dapat
diwakilkan harus mendapatkan Surat Kuasa dari yang memiliki hak suara. Peserta
penuh ini mempunyai hak suara yaitu hak memilih dan dipilih, serta hak dalam
pemungutan suara untuk pengambilan keputusan, dan hak bicara yaitu hak
mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
b. Peserta biasa yaitu, Badan Pengurus Lengkap dan Badan Pembina di Cabang yang
masing-masing memiliki hak bicara dan hak dipilih, peserta biasa ini berubah status
kepesertaannya menjadi peserta penuh setelah laporan pertanggungjawaban Badan
Pengurus Cabang dinyatakan diterima oleh MUSCAB ASKOPINDO.
c. Undangan yaitu Pejabat Pemerintah, Utusan Kamar Dagang Dan Industry (KADIN)
dan organissi-organisasi lainnya ditingkat Kabupaten/Kota, tokoh-tokoh pengusaha
dan masyarakat, serta undangan lain yang dianggap perlu.
Pasal 24
Rapat Kerja Cabang
1. RAKERCAB ASKOPINDO mempunyai tugas dan wewenang yaitu :
a. Mengadakan evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan organisasi.
b. Meyusun Rencana Kerja Anggaran Tahunan yang dibuat oleh Badan Pengurus
Cabang (BPC) ASKOPINDO.
c. Menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Pengurus Cabang (BPC)
ASKOPINDO
d. Membantu Badan Pengurusa Cabang (BPC) ASKOPINDO untuk memutuskan hal-
hal yang tidak dapat diputuskan sendiri oleh BPC-ASKOPINDO.
e. Mengadakan inventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting
lainnya serta menetapkan kebijaksanaan dan keputusan pemecahan/penyelesaian
masalah yang ada.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 34
2. Peserta RAKERCAB sama dengan peserta MUSCAB ASKOPINDO
3. RAKERCAB dilaksanakan oleh Badan Pengurus Cabang (BPC) dan pelaksanaan
RAKERCAB itu menjadi tanggung jawab BPC ASKOPINDO
4. Rancangan jadwal acara dan tata tertib RAKERCAB disiapkan oleh panitia pengarah dan
disahkan terlebih dahulu oleh RAKERCAB sebelum ditetapkan.
5. Untuk melaksanakan RAKERCAB Badan Pengurus Cabang (BPC) membentuk panitia
pelaksanaan dan panitia pengarah yang bertanggung jawab kepadanya.
Pasal 25
Musyawarah Luar Biasa
1. MUNASLUB mempunyai tugas dan wewenang yaitu :
a. Menilai, mensahkan atau menolak laporan kerja beserta pertanggungjawaban
keuangan dari Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO dengan persetujuan dari
Badan Pendiri ASKOPINDO.
b. Memberhentikan Badan Pengurus Pusat, walaupun masa tugasnya belum berakhir
dengan persetujuan Badan Pendiri ASKOPINDO.
c. Memilih dan mengangkat Badan Pengurus Baru, semua atas seizin Badan Pendiri
ASKOPINDO.
2. MUSDALUB mempunyai tugas dan wewenang yaitu :
a. Menilai, mensahkan atau menolak laporan kerja beserta pertanggungjawaban
keuangan dari Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO dengan persetujuan dari
Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO.
b. Memberhentikan Badan Pengurus Daerah, walaupun masa tugasnya belum bakhir.
c. Memilih dan mengangkat Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO yang baru.
3. MUSCABLUB mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :
a. Menilai, mensahkan atau menolak laporan kerja beserta pertanggungjawaban
keuangan dari Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO dengan persetujuan
dari Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO.
b. Memberhentikan Badan Pengurus Cabang, walaupun masa tugasnya belum bakhir.
c. Memilih dan mengangkat Badan Pengurus Cabang (BPC) ASKOPINDO yang baru.
4. Pelaksanaan tata cara penyelenggaraan MUNASLUB sama dengan tata cara
penyelenggaraan MUNAS, MUSDA dan MUSCAB. Sesuai tingkatan masing-masing,
dan dilaksanakan oleh dan atau menjadi tanggungjawab Badan Pengurus yang

Anggaran Dasar ASKOPINDO 35
bersangkutan, dengan pengawasan dari Badan Pengurus Pusat, untuk MUSDALUB dan
pengawasan dari Badan Pengurus Daerah untuk MUSCABLUB.
5. Peserta Musyawarah Luar Biasa, sama dengan peserta MUNAS, MUSDA, MUSCAB,
sesuai dengan tingkatan masing-masing.
6. Pada Musyawarah Luar Biasa, tidak ada peninjau dan undangan.
7. Musyawarah Luar Biasa, dilaksnakan :
a. Untuk Tingkatan Pusat, oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) dengan persetujuan Badan
Pendiri.
b. Untuk tingkatan Daerah, oleh Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO, yang
bersangkutan dengan persetujuan Badan Pengurus Pusat (BPP) atas pertimbangan
Badan Pembina di tingkat Daerah yang bersangkutan dan pelaksanan MUSDALUB
tersebut menjadi tanggungjawab Badan Pengurus Daerah (BPD) ASKOPINDO.
c. Untuk tingkatan Cabang, oleh Badan Pengurus yang bersangkutan dengan
persetujuan Badan Pengurus Daerah (BPD), atas bimbingan Badan Pembina ditingkat
Cabang, yang bersangkutan, dan atau pelaksanaan musyawarah luar biasa tersebut
menjadi tanggungjawab BPC-ASKOPINDO.
8. Rancangan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Luar Biasa disiapkan oleh panitia
pengarah disemua tingkatan yang bersangkutan dan disahkan terlebih dahulu oleh
Musyawarah Luar Biasa sebelum ditetapkan.
Pasal 26
Syarat Menjadi Pengurus
Syarat Menjadi Pengurus ASKOPINDO adalah :
1. Pengusaha, pemborong yang perusahaannya minimal dalam 1 (satu) tahun terakhir
tercatat dalam keanggotaan ASKOPINDO.
2. Khusus untuk jabatan Ketua Umum adalah pengusaha yang perusahaannya minimal 2
(dua) tahun terakhir secara terus menerus tercatat dalam keanggotaan ASKOPINDO,
baik ditingkat Pusat dipilih dalam Rapat Khusus Dewan Pendiri ASKOPINDO.
3. Pernah menjadi Badan Pengurus disemua tingkatan minimal 1 (satu) priode 5 (lima)
tahun.
4. Untuk BPD, BPC hasil pemekarann wilayah Kebupaten atau Kota, ditentukan sesuai
dengan ayat 1 (satu) pada pasal 26 ini.
5. Ketua Umum yang telah ditetapkan oleh Badan Pendiri ASKOPINDO, bisa merangkap
menjadi ketua Formatur dan memilih 2 (dua) atau 4 (empat) anggota formatur terpilih,

Anggaran Dasar ASKOPINDO 36
kemudian membentuk Badan Pengurus Harian atau sekaligus membentuk Badan
Pengurus Lengkap dan Badan Pembina serta Badan Kehormatan ASKOPINDO, untuk
mendapatkan pengesahan Surat Keputusan (SK) oleh Badan Pendiri ASKOPINDO.
Pasal 27
Berakhirnya Keanggotaan
1. Keanggotaan Badan Pengurus berakhitr karena :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri meletakkan jabatannya
c. Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampunan
d. Diberhentikan atas keputusan Rapat Khusus Badan Pendiri
e. Diberhentikan karna terbukti melanggar ketentuan dan Peraturan Organisasi,
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
f. Yang bersangkutan tidak menjalankan instruksi Badan Pendiri
2. Bilamana terdapat lowongan dalam badan pengurus, maka anggota-anggota Badan
Pengurus lainnya dapat mengajukan calon-calon untuk mengisi lowongan itu kepada
Badan Pendiri, Badan Pendiri dapat menunjuk seorang calon lain dengan tidak perlu
mengindahkan calon-calon yang diusulkan oleh anggota pengurus lainnya.
BAB XI
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 28
Kekayaan
1. Sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 Anggaran Dasar (AD), Kekayaan Organisasi
diperoleh dari :
a. Uang Pangkal, Badan Pendiri ASKOPINDO
b. Sokongan sumbangan berupa apapun juga yang tidak mengikat Organisasi
c. Derma, hibah, hibah wasiat
d. Penghasilan-penghasilan lain dari usaha-usaha organisasi yang sah
e. Barang-barang bergerak dan tidak bergerak kepunyaan Organisasi

Anggaran Dasar ASKOPINDO 37
Pasal 29
Uang Pangkal, Iuran dan Sertifikasi
1. Besarnya uang pangkal, dan uang iuran anggota dan tata cara penarikannya ditetapkan
oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) sesuai pedoman dan petunjuk yang ditetapkan oleh
Badan Pengurus Pusat (BPP) ASKOPINDO.
2. Besarnya biaya sertifikasi anggota ditetapkan oleh Badan Pengurus Pusat (BPP)
ASKOPINDO sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Nasional (LPJKN)
Pasal 30
Perimbangan Keuangan
1. Pemasukan uang pangkal dan uang iuran anggota sebagaimana pasal 29 diatas,
pembagiannya ditetapkan sebagai berikut :
a. Badan Pengurus Pusat sebesar 15%
b. Badan Pengurus Daerah sebesar 30%
c. Badan Pengurus Cabang sebesar 55%
2. Pemasukan uang Kartu Tanda Anggota (KTA) sebagaimana dalam pasal 29 diatas,
pembagiannya adalah :
a. Badan Pengurus Pusat sebesar 50%
b. Badan Pengurus Daerah sebesar 20%
c. Badan Pengurus Cabang sebesar 30%
3. Badan Pengurus Daerah (BPD) disemua Provensi, bertanggungjawab atas penyampaian
pemasukan keuangan untuk Badan Pengurus Pusat ASKOPINDO.
Pasal 31
Laporan Keuangan Tahunan
Setaip Badan Pengurus pada semua Tingkatan Oganisasi, diwajibkan membuat Laporan
Keuangan dan Pembendaharaan masing-masing untuk kemudian diteruskan sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan dan Pembendaharaan Badan Pengurus Pusat disampaikan kepada
semua Badan Pengurus Pusat dan kepada Badan Pendiri per tanggal 31 Desember setiap
tahun berjalan.
2. Laporan Keuangan dan Pembendaharaan Badan Pengurus Daerah disampaikan kepada
Badan Pengurus Pusat per tanggal 31 Desember setiap tahun berjalan.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 38
3. Laporan Keuangan dan Pembendaharaan Badan Pengurus Cabang disampaikan kepada
Badan Pengurus Daerah per tanggal 31 Desember setiap tahun berjalan.
4. Pembukuan Organisasi disetiap tingkatan dimulai setiap tanggal 01 Januari sampai 31
Desember setiap tahun berjalan.
5. Laporan Keuangan Tahunan dan Pembendaharaan harus sudah disampaikn kepada yang
bersangkutan sesuai pasal 31 ayat 1, 2 dan 3, selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua)
bulan setelah batas waktu penutupan buku.
BAB XII
PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN
Pasal 32
Pembekuan dan Pembubaran
1. Badan Pendiri ASKOPINDO dapat melakukan pembekuan dan pembubaran
Kepengurusan Badan Kehormatan, Badan Pembina dan Badan Pengurus, yang diatur
dalam Peraturan Organisasi.
2. Pembekuan dan Pembubaran dan pembekuan kepengurusan dilaksanakan apabila
kepengurusan dimaksud melakukan hal yang merugikan atau membahayakan organisasi,
maka :
a. Kepemimpinan Organisasi mengambil kebijakan yang menyimpang atau
bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pendiri (BP)
ASKOPINDO.
b. Kepengurusan Organisasi terpecah dalam kelompok-kelompok yang tidak lagi dapat
dipertemukan dan saling bertentangan mengenai kebijakan Badan Pendiri (BP)
ASKOPINDO.
c. Sebagian besar atau seluruh kepemimpinan organisasi terlibat langsung dalam
kegiatan menentang kepemimpinan Badan Pengurus Pusat (BPP) yang ditetapkan
dan disahkan oleh Badan Pendiri (BP) ASKOPINDO.
d. Kepengurusan organisasi yang tidak dapat melaksanakan tugasnya yang telah diatur
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) ASKOPINDO.
3. Dalam hal diperlukan pembekuan atau pembubaran kepengurusan organisasi untuk
semua alat kelengkapan dan Badan Pengurus di semua tingkatan organisasi berada pada
keputusan Badan Pendiri (BP) ASKOPINDO.

Anggaran Dasar ASKOPINDO 39
BAB XIII
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 33
Ketentuan Khusus
1. Penggunaan Kewenangan Khusus oleh Badan Pendiri (BP) ASKOPINDO, seperti diatur
dalam Anggaan Dasar lebih lanjut di atur dalam Peraturan Khusus Organisasi.
2. Peraturan Organisasi yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD-ART) ini, harus sudah ditetapkan dan diterbitkan oleh Badan Pengurus dan
Badan Pendiri paling lambat 2 (dua) bulan setelah diterbitkannya Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) Organisasi.
BAB XIV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 34
1. Masa jabatan Kepengurusan Organisasi, masa bakti bulan April 2012 dan berakhir pada
bulan April 2017.
2. Semua pembentukan Kepengurusan Oraganisasi dimulai dari pembentukan Badan
Kehormatan, Badan Pembina dan Badan Pengurus di semua tingkatan, yang harus sudah
selesai seluruhnya pada awal 2017.
3. Pengesahan Struktur Pengurus ASKOPINDO oleh Badan Pendiri diselenggarakan
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sekali dan dilantik dan atau dikukuhkan di depan
MUNAS.
BAB XV
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 35
Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga
Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan melalui Rapat Khusus
Badan Pendiri (BP) ASKOPINDO, dan apabila Badan Pendiri menyetujui perubahan
Anggaran Rumah Tangga, maka Badan Pengurus Pusat dalam melaksanakan MUNAS dapat

Anggaran Dasar ASKOPINDO 40
mengadakan perubahan pasal- pasal yang diinginkan dan hasilnya disampaikan kepada Badan
Pendiri (BP), untuk mendapatkan persetujuan.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 36
Penutup
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) ini, akan diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) ASKOPINDO.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) ini mulai berlaku sejak
disahkan dan ditetapkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jendral serta disetujui oleh
Badan Pendiri (BP) ASKOPINDO.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Juli 2012
PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG
MUNAS I ASKOPINDO TAHUN 2012
Ketua
IQBAL DAUD HUTAPEA,SH,M,Hum
Wakil Ketua
B E N N Y , SH
Sekretaris
PRIYO PURNOMO
Anggota
JHON LAMALO, SE
Anggota
UJANG RUDI