active learning is more effective than passive learning · web viewmakalah disajikan pada seminar...

74
bunga rampai detasering Belajar lebih Benar dan lebih Menyenangkan 1 Menyambut Mahasiswa Baru tahun 2005 Universitas Trunojoyo Suhardjono Salah satu kegiatan utama mahasiswa adalah belajar. Hampir setiap hari mahasiswa dituntut untuk belajar. Belajar yang benar membutuhkan keterampilan keterampilan dalam mendengar, membaca, menulis, mencari, mengolah serta menggunakan informasi. Belajar menuntut adanya kemauan dalam diri mahasiswa. Gabungan antara keterampilan belajar dan kemauan, membawa belajar menjadi lebih benar dan lebih menyenangkan. Tantangan masa datang Bahwa di masa datang akan terjadi banyak perobahan, kita semua maklum. Berbagai referensi mengungkapkan prakiraan perobahan tersebut. Penggerak perobahan terbesar adalah laju perkembangan ilmu dan teknologi di satu pihak dan keterbatasan sumber-sumber kehidupan di lain pihak, serta adanya upaya dan kemampuan manusia dalam mensiasati perobahan. Menurut Ramelan (1990) salah satu inovasi iptek yang sangat mengagumkan adalah pengembangan dan penggunaan mikroelektronik 1 Disajikan pada kuliah umum bagi Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo, 30 Agustus 2005 1

Upload: doankhanh

Post on 11-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

bunga rampai detasering

Belajar lebih Benar dan lebih Menyenangkan1

Menyambut Mahasiswa Baru tahun 2005 Universitas Trunojoyo

Suhardjono

Salah satu kegiatan utama mahasiswa adalah belajar. Hampir setiap hari mahasiswa dituntut untuk belajar.

Belajar yang benar membutuhkan keterampilan keterampilan dalam mendengar, membaca, menulis, mencari, mengolah serta

menggunakan informasi. Belajar menuntut adanya kemauan dalam diri mahasiswa.

Gabungan antara keterampilan belajar dan kemauan, membawa belajar menjadi lebih benar dan lebih menyenangkan.

Tantangan masa datang Bahwa di masa datang akan terjadi banyak perobahan, kita

semua maklum. Berbagai referensi mengungkapkan prakiraan perobahan tersebut. Penggerak perobahan terbesar adalah laju perkembangan ilmu dan teknologi di satu pihak dan keterbatasan sumber-sumber kehidupan di lain pihak, serta adanya upaya dan kemampuan manusia dalam mensiasati perobahan.

Menurut Ramelan (1990) salah satu inovasi iptek yang sangat mengagumkan adalah pengembangan dan penggunaan mikroelektronik yang berupa pengembangan peralatan yang lebih kecil, lebih murah, lebih hemat enersi, lebih handal, dan lebih berkecepatan tinggi. Dampak pemanfaatan teknologi itu antara lain adalah : a) gaya hidup teknologi canggih dengan tempo yang lebih tinggi semakin meluas akibat dari meluasnya otomatisasi dan meningkatnya pemanfaaatan komputer pribadi; b) otomatisasi dan pengendalian jarak jauh akan meningkat menjadikan globalisasi wawasan dan berbagai kegiatan akan meluas dan membawa terjadinya perubahan kebutuhan jumlah dan mutu tenaga kerjadan c)

1 Disajikan pada kuliah umum bagi Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo, 30 Agustus 2005

1

bunga rampai detasering

globalisasi dan saling ketergantungan baik nasional maupun internasional akan meningkat (Parapak, 1990).

Untuk mampu bersaing di era globalisasi, tentu dibutuhkan manusia-manusia dengan kriteria kualitas tertentu. Tilaar (1990) menyatakan masyarakat global menuntut dan menghargai pada kualitas, inisiatif dan kreatifitas, kerja keras serta produktivitas. Mengacu kepada tantangan dunia usaha dan industri di masa datang, Harsono (1998) berpendapat perlunya tenaga yang: a) memiliki jiwa enterprenuer; b)mampu berbahasa Inggris dan atau bahasa internasional yang lain; c) memiliki etos kerja yang tinggi dengan ditunjang disiplin diri; d) tanggap terhadap setiap perkembangan teknologi, arus globalisasi dan informasi; serta e) berwawasan luas sehingga mampu berkiprah dalam komunitas global.

Lulusan Universitas Trunojoyo di masa datang, di samping harus berkemampuan dalam bidang keilmuannya mereka harus pula mampu menjadi “ KAKAP BESAR ” yaitu K reatif, A nalisis, K ritis , dan berkemampuan meng-A mbil K eputusan . Di samping harus pula mampu BE lajar sepanjang hayat , ber-S ikap positif , A ktip-disiplin , dan R asional , karena:

a) kreatif-analisis-kritis yang merupakan syarat dasar untuk dapat mengoptimalkan fasilitas yang tersedia dalam berbagai teknologi informatika dan komputer

b) mampu mengambil keputusan, dengan baik, benar dan bermutu, karena itulah yang menentukan keberhasilan seorang di dalam kehidupannya.

c) mampu dan mau membelajarkan diri sendiri sepanjang hayat; agar supaya tangguh dalam menghadapi  dan menyesuaikan  diri terhadap perobahan

d) bersikap positif, bermotivasi tinggi, berkemampuan dalam menda patkan, mengolah, menggunakan dan menyalurkan informasi karena berbagai informasi iptek berobah dalam waktu yang cepat, untuk itu kemampuan berbahasa (bahasa Inggris, khususnya) dan berkomunikasi merupakan kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki;

e) disiplin , presisi, dan bekerja keras sebagai prasyarat untuk dapat menyesuaikan diri dalam memakai teknologi dan peralatan iptek-informasi masa datang;

2

bunga rampai detasering

f) berpikir rasional karena iptek (khususnya komputer) bertumpu pada unsur-unsur logika;

Kemudian, apa yang dapat dilakukan mahasiswa agar dapat menjadi lulusan dengan kualitas yang seperti itu?

Tingkatkan Kemauan Belajar Megahnya ruang kuliah, hebatnya kualitas dosen akan tidak berarti bila tidak ada kemauan belajar dalam diri mahasiswa. Belajar hanya terjadi bila mahasiswa mau belajar (artinya dalam diri mahasiswa ada kehendak, ada motivasi, ada kemauan untuk belajar). Kehendak belajar akan muncul, apabila mahasiswa mengetahui apa manfaat yang akan diperoleh dari hal yang dipelajari. Untuk itu, setiap kali akan belajar, ketahui terlebih dahulu apa untungnya mempelajari hal itu. Tanyakan manfaat matakuliah kepada dosen anda. Atau buat, ciptakan sendiri dalam pikiran Anda hal-hal yang menyenangkan yang akan Anda dapat dari belajar sesuatu. Misalnya, belajar bahasa Inggris, pikirkan manfaat yang akan dapat Anda peroleh (dapat lebih banyak manfaatkan informasi internet, sebagai modal ke luar-negeri, punya teman di Amerika, tidak lagi minder, dan lain-lain).

Mengetahui manfaat yang akan didapat, motivasi belajar akan meningkat.

Motivasi yang telah muncul, harus diperkuat dengan pikiran yang bersemangat. Untuk itu buatlah aktivitas fisik yang juga bersemangat. Bagaimana mungkin, pikiran akan bersemangat, bila Anda duduk loyo, bertopang dagu, bermata sayu. Semangatkan fisik Anda. “pasang” mimik muka Anda menjadi mimik muka orang paling cerdas, duduklah dengan percaya diri, berdirilah dengan tegap.

Semangatkan pikiran Anda melalui gerakan, sikap tubuh, dan mimik wajah yang penuh enersi.

Bersamaan dengan itu ciptakan lingkungan belajar yang membangkitkan gairah. Bila Anda menyukai, dengarkan musik lembut sambil belajar, pasang foto pacar (atau foto orang tua, atau foto Anda sendiri waktu berhasil mendaki gunung Semeru,) di meja belajar, buatlah hati Anda bangga dan gembira. Pokoknya, tatalah ruang belajar Anda semau Anda. Yang penting Anda makin krasan, gairah dan asyik untuk belajar.

3

Jangan tinggalkan doa

Ketahui manfaat apa yang dipelajari

Semangatkan pikiran melalui fisik

Ciptakan lingkungan belajar yang asyik

Bersikap dan berpikir positif dan rasional

Kemauan belajar

bunga rampai detasering

Anda dituntut kreatif, mulailah dari tatanan kamar belajarAnda.

Anda juga dituntut menjadi seorang yang bersikap positif. Terapkan mulai sekarang. Jangan melihat sesuatu dari segi jeleknya saja, jangan selalu mengeluh (cengeng !), jangan menarik perhatian dengan membuat orang kasihan pada diri Anda. JANGAN.

Mulai berpikir dan bertindak positif. Kegagalan (yang boleh terjadi) adalah sukses yang tertunda. Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Setiap pribadi pasti mempunyai sisi yang baik dan bermanfaaat.

Terapkanlah pikiran rasional: bahwa yang paling berperan, paling bertanggung jawab, paling mampu untuk merubah kualitas diri, adalah diri sendiri.

Jangan lupa untuk selalu memohon perkenan, bantuan, ijin dalam mencari pengetahuan dan kebijaksanaan dari Yang Maha Berpengetahuan dan Yang Maha Bijaksana.

Jangan lupa berdoa

Ringkasnya, belajar harus dimulai dari kemauan untuk belajar yang timbul dalam diri. Untuk memunculkan kemauan perlu diketahui apa manfaat yang akan didapat dari hal yang dipelajari. Kemudian tambahkan semangat dan kegembiraan pikiran melalui sikap, perilaku fisik yang penuh enersi dan lingkungan yang menyenangkan. Mulailah bersikap positif, jangan takut gagal, berpikirlah rasional. Dan jangan lupa selalu memohon bantuan-Nya, melalui doa dan tindakan.

4

bunga rampai detasering

Tingkatkan Keterampilan Belajar Bertinju tidak cukup bila hanya berbekal semangat (apalagi bonek) tetapi sangat dibutuhkan keterampilan. Demikian juga halnya dengan belajar. Semangat, motivasi dan stamina merupakan modal dasar yang harus dilengkapi dengan berbagai keterampilan (untuk) belajar. Apa keterampilan belajar yang seharusnya dikuasai mahasiswa?

Kegiatan utama dalam belajar adalah mendengar dan membaca informasi. Untuk itu harus dipunyai keterampilan agar mampu menjadi pendengar dan pembaca yang cerdas dan efektif. Untuk itu diperlukan: keterampilan dalam membuat catatan.

Saat ini, sebagian dari Anda tampak seperti membuat catatan-catatan. Bila dilihat dari hasil catatan yang Anda buat, bermacam-macam pula model. Ada yang mencacat rapi hal-hal penting, ada yang berupaya mencacat sebanyak mungkin informasi, ada pula yang catatannya seperti coretan dan penuh gambar, dan lain-lain. Model cacatan yang mana yang paling baik untuk Anda? Andalah yang dapat menjawabnya.

Namun menurut DePorter dan Hernacki (1992) ada teknik mencatat yang efektif (bahkan dikatakan sebagai teknik mencacat tingkat tinggi), yaitu menggunaan peta pikiran (atau pada beberapa referensi disebut sebagai peta kognitif, concept mapping). Melalui peta pikiran dapat dibuat suatu catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Menggunakan berbagai simbol visual dan tanda-tanda lain, cacatan model peta pikiran mampu meningkatkan pemahaman dan ingatan.

Peta pikiran dapat digunakan untuk mencacat apa yang kita dengar, atau mencacat hal-hal yang kita baca. Dan sangat dianjurkan untuk menyusun ide tulisan / karangan. Di samping menggunakan model peta pikiran, ada banyak cara lain untuk melakukan cacatan, seperti misalnya model Catat:TS (lihat Quatum Learning 1992: 162-166), model tulang-ikan, model tabel, model bagan alir dan lain-lan.

Keterampilan belajar lain yang sangat diperlukan adalah: keterampilan menjadi pendengar yang cerdas. Tidak sukar untuk menjadi pendengar yang baik, asal duduk tenang, tersenyum, dan sedikit membuat cacatan, kiranya telah dapat disebut pendengar yang baik. Tetapi sekedar menjadi pendengar yang baik tidaklah cukup.

5

bunga rampai detasering

Anda harus menjadi pendengar yang cerdas. Ciri pendengar yang cerdas adalah (a) sikap fisiknya mengekspresikan semangat dan perhatian terhadap pembicara, (b) selama mendengar mengupayakan mengkaitkan secara bermakna informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dipunyainya, (c) sambil mendengarkan membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap informasi yang didengarnya, dan (d) berupaya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya-jawab, diskusi atau demontrasi bila dilakukan.

Keterampilan berikutnya adalah : keterampilan membaca cepat dan akurat. Banyak buku tentang teknik membaca, dan bagaimana meningkatkan kemampuan membaca. Upayakan membaca salah satu di antara buku-buku tersebut.

Hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pembaca yang efektif adalah: (a) jangan membaca kata-demi kata, bacalah kalimatnya, bacalah gagasan-gagasannya, (b) baca lebih dulu, secara selintas isi keseluruhan buku atau bab yang akan dibaca, untuk mendapat gambaran umum tentang isi bacaan, gunakan daftar isi, atau ringkasan bila tersedia, (c) gunakan jari atau benda lain sebagai penunjuk, (d) buat cacatan-catatan selama atau pada akhir membaca –gunakan misalnya model peta pikiran- dan kemudian rangkumlah isi bacaan dan gunakan ‘pengingat’ tertentu.

Keterampilan berkomunikasi, mencari dan menghimpun informasi, merupakan keterampilan penting lain untuk belajar. Keterampilan ini merupakan gabungan dari (a) kemampuan memakai sumber-sumber informasi –perpustakaan, internet, CD-Rom, (b) kemampuan berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, (c) kemampuan berkomunikasi baik lisan (berbincang santai, bertanya, menjawab pertanyaan, menyampaikan pidato, dll) maupun tertulis (membina sahabat pena, mengirim e-mail, dll)., (d) kerapihan dan ketertiban dalam mendokumentasi, dan menyimpan informasi, (perlunya sistem arsip, pegkodean, dll)

Keterampilan mengingat sangatlah penting dalam belajar. Dalam perkuliahan banyak hal yang wajib kita ingat. Karena daya ingat kita tidak sama, maka berbagai cara digunakan agar kita tidak melupakan sesuatu. Di antaranya yang paling kita kenal adalah penggunaan Singkatan-Akronim (misalnya: syarat skripsi harus APIK – yang merupakan singkatan dari Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten, ingat bagaimana cara Anda untuk menghafal warna pelangi?). Banyak cara

6

bunga rampai detasering

lain untuk meningkatkan daya ingat, seperti misalnya : analogi, sistem cantol, metode lokasi, gunakan asosiasi, jembatan keledai, dll.

Keterampilan bertanya, agar berhasil, perlu berani bertanya. Karena dalam perkuliahan pasti terdapat banyak hal yang dapat dipertanyakan dan terlebih lagi tidak ada pertanyaan yang jelek. Kemampuan untuk bertanya, memang harus dilatih. Untuk itu (a) biasakan membuat 1-2 buah pertanyaan, baik dalam hati, ditulis, ataupun langsung disampaikan dalam setiap kegiatan mengikuti kuliah, membaca buku, mendengarkan seminar, dll, (b) himpunlah pertanyaan dan jawaban yang pernah Anda dapat dari topik permasalahan yang dikaji, (c) cobalah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa lain (meskipun di dalam hati)

Tentu saja masih banyak keterampilan belajar lain. Namun apa yang diuraikan di atas adalah keterampilan penting yang harus dipelejari dan digunakan sejak saat ini. Jangan segan untuk berlatih. Hasilnya memang tidak segera, tetapi pasti. Ringkasnya keterampilan belajar yang perlu ditingkatkan adalah sebagai gambar berikut ini.

7

Keterampilan Belajar

Mencacat dengan cermat

Mendengar dengan cerdas

Membaca dengan akurat

Berkomunikasi dan mengimpun informasi dengan efektif

Mengingat dengan tepat

Bertanya dengan bangga

bunga rampai detasering

RangkumanTujuan dari presentasi ini adalah agar mahasiswa baru dapat memperoleh pengetahuan yang mampu mendorong sukses belajar mereka. Agar mereka menjadi KAKAP BESAR dan bukan TERI (tersia-sia dan rendah diri). Kunci suksesnya, sangat sederhana. Gabungkan selalu kemauan dan keterampilan belajar dalam kegiatan belajar Anda.

8

Doa Ketahui manfaat Semangatkan pikiran Lingkungan yang

asyik Sikap positif

Cacat -cermat Dengar-cerdas Baca-akurat Komunikasi-efektif Ingat-tepat Tanya-bangga

Kemauan Belajar

Keterampilan Belajar

++ KAKAP BESAR

jangan jadi TERI

bunga rampai detasering

Daftar Bacaan :DePorter, Bobby dan Mike Hernaki (1992) Quatum Learning : Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdulrachman Bandung : Kaifa.

Harsono (1998). Pokok-pokok pikiran tentang penegmbangan kurikulum dalam upaya meningkatkan daya saing lulusan dalam komunitas global. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi, dan Humaniora di Indonesia pada Era Insdustrialisasi dan Globalisasai, 19 Nopember 1994.

Ramelan, Rahadi. 1990. Kecenderungan Teknologi dan Tantangan Bagi Indonesia, dalam Bob Widyahartono, dkk (ed). 1990. Indonesia Dalam Era Globalisasi. Jakarta : Bank Summa.

Suhardjono (1999). Peningkatan Mutu Lulusan FT Unibraw. Makalah disajikan pada Seminar Pendidikan dalam rangka HUT FT Unibraw 23 Oktober 1999.

9

bunga rampai detasering

Teori Belajar dan Penerapannya dalam Mengajar 2

Suhardjono

Pengantar

Sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi, dosen diharapkan untuk selalu mampu dan mau secara terus menerus meningkatkan mutu dirinya sebagai dosen yang profesional. Dosen profesional di antaranya dituntut untuk dapat

(a) merancang perkuliahannya dengan lebih rasional

(b) mengajar dengan lebih menyenangkan dan dimengerti

(c) menilai hasil belajar mahasiswa dengan lebih adil

Untuk dapat merancang pembelajaran dengan rasional, tentunya dosen membutuhkan pemahaman tentang teori pengetahuan rasional yang berkaitan dengan belajar dan mengajar.

Karena yang belajar adalah mahasiswa yang termasuk dalam kelompok pembelajaran usia dewasa, tentunya teori tentang bagaimana orang dewasa belajar, dan bagaimana membelajarkan orang dewasa merupakan pengetahuan yang seharusnya dipunyai oleh seorang dosen.

Uraian berikut memaparkan secara singkat, beberapa teori belajar dengan penjelasan tentang karakteristiknya, serta langkah penerapannya dalam praktik mengajar.

Untuk memperluas bagaimana cara melakukan perkuliahan, disajikan pula berbagai model mengajar.

2 Disajikan pada pelatihan PEKERTI Universitas Unijoyo Nopember 2005

10

bunga rampai detasering

Tabel berikut menyajikan secara singkat hubungan antara teori belajar dan

penerapannya dalam praktik pembelajaran. Teori Belajar Karakteristik teori Langkah penerapan dalam

pembelajaranTeori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)

Belajar adalah perubahan tingkah laku.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.

Pada teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus dan keluaran/output yang berupa respons.

Sedangkan apa yang terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati.

Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons

1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional

2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasikan “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa)

3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan sebagainya)

4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok bahasan, sub topik, dan sebagainya)

5. Menyajikan materi pelajaran

6. Memberikan stimulus yang mungkin berupa :

pertanyaan (lisan atau tertulis)

tes

latihan

tugas-tugas.

7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan.

8. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif)

9. Memberikan stimulus baru

10. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar)

11. Memberikan penguatan

12. dan seterusnya.

11

bunga rampai detasering

Teori belajar kognitivisme

(a) Teori perkembangan Piaget

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.

Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya

Hanya dengan mengaktifkan mahasiswa, maka proses asimilasi/akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional

2. Memilih materi pelajaran

3. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh mahasiswa (dengan bimbingan minimum dari dosen)

4. Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang akan dipelajari mahasiswa. (Kegiatan belajar ini biasanya berbentuk eksperimentasi, problem solving, roleplay, dan sebaianya).

5. Mempersiapakan berbagai pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya).

6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

(b) Teori Kognitif Bruner

Teori ini sangat membebaskan mahasiswa untuk belajar sendiri.

Karena itu teori Bruner sangat cenderung discovery

1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional

2. Memilih materi pelajaran

3. Menentukan topik-topik yang bisa dipelajari oleh mahasiswa

4. Mencari contoh-contoph, tugas. Ilustrasi, dsbnya yang dapat digunakan mahasiswa untuk belajar

5. Mengatur topik-topik pelajaran sedemikian rupa sehingga urutan topik itu bergerak dari yang paling

12

bunga rampai detasering

konkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks.

6. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

(c) Teori Bermakna

AusubelDalam aplikasinya menuntut mahasiswa belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif mahasiswa.

1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional

2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan, stuktur kognitif), baik melalui tes awal, interview, review, pertanyaan dan lain-lian.

3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep-konsep kunci

4. Mengidentifikasinkan prinsip-prinsip yang harus dikuasai mahasiswa dari materi tersebut

5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari

6. Membuat dan menggunakan “advanced organizer” paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru saja diberikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (kerterkaitan) materi yang sudah diberikan dengan materi baru yang akan diberikan

7. Mengajar mahasiswa medmahami konsep-konsep dan prionsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep-konsep yang ada

8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.

Teori Belajar Humanistik

Belajar adalah untuk memanusiakan manusia .

Proses belajar dianggap berhasil jika si belajar telah memahami lingkungannya ddirinya sendiri.

Si belajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

2. Menentukan materi pelajaran

3. Mengidentifikasikan topik-topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarai secara aktif (“mengalamai”)

4. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan mahasiswa untuk belajar

5. Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman

13

bunga rampai detasering

belajar mereka

6. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut

7. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang baru

8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar mahasiswa

Teori Belajar Sibernetik

Menurut teori ini yang terpenting adalah “sistem informasi” dari apa yang akan dipelajari mahasiswa.

Sedangkan bagaimana proses belajar yang akan berlangsung , akan sangat ditentukan oleh sistem informasi ini.

Teori ini berasumsi, bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

2. Menentukan materi pelajaran

3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut

4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi, apakah algoritmik (menuntut mahasiswa untuk berpikur secara sistematis, tahap demi tahap, linier, lurus menuju suatu target tertentu) ataukah heuristik (menuntut mahasiswa berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus)

5. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya

6. Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran.

7. Mengevaluasi proses dan hasil belajar mahasiswa

Fungsi pembelajaran bagi orang dewasaSecara umum pembelajaran berfungsi untuk membentuk kondisi

belajar, agar terjadi kegiatan belajar dalam diri mahasiswa, terhadap isi pelajaran tertentu.

Gal'perin membagi fungsi pembelajaran menjadi dua, yakni fungsi khusus dan fungsi umum.

14

bunga rampai detasering

Fungsi khusus yang mengacu pada upaya untuk memenuhi terjadinya proses belajar, yakni dengan melakukan empat kegiatan yaitu,

1. Pemberian orientasi mengenai isi pelajaran dan cara penalaran yang berupa penjelasan tentang : (a) isi dan struktur mata kuliahnya , (b) hubungannya dengan bahan ajaran yang lain, (c) manfaat mata pelajaran, dan (d) pemberian contoh-contoh.

2. Kegiatan latihan dan penerapan yang dapat berupa penjelasan teori dengan diskusi dan tanya jawab, atau memberikan tugas (mencari, menulis, menghitung, mengerjakan soal-soal, mengalisis dan memecahkan masalah), atau dengan praktikum (meneliti, mengkaji, dan menerapkan). Yang paling utama dalam latihan adalah adanya kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan terarah.

3. Kegiatan pemberian umpan balik dapat berupa penyampaian informasi tentang hal-hal yang telah dikerjakan dalam latihan, sampai di mana yang sudah sesuai atau belum sesuai, serta informasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki mahasiswa. Pemberian umpan balik ini dapat dilakukan dengan cara melihat apa yang telah dikerjakan mahasiswa, mencari sumber kesalahan yang terjadi, membantu mahasiswa menyelesaikan latihan. Perlu diingat bahwa tugas dosen dalam pelaksanaan latihan adalah mendampingi dan membimbing proses belajar.

4. Kegiatan ke empat , adalah mengupayakan terjadinya tindak lanjut sebagai langkah kongkrit dalam proses belajar. Langkah lanjut dilakukan berdasar pada hasil latihan dan umpan balik, langkah lanjut ini dapat berupa tambahan penjelasan (atau orientasi) atau tambahah latihan.

Fungsi umum pembelajaran dimaksudkan kegiatan yang harus selalu dilakukan oleh dosen. Tanpa kegiatan itu fungsi khusus pembelajaran kurang atau tidak dapat terpenuhi. Pembelajaran hendaknya berfungsi sebagai :

1. pemberi motivasi kepada mahasiswa, karena tanpa motivasi tidak ada minat untuk belajar,

2. penghubung antara isi pelajaran dengan pengetahuan awal mahasiswa.

3. pemberi informasi tentang sasaran belajar yang akan dicapai, sehingga mahasiswa mengetahui dengan jelas apa sasaran belajarnya dan jelas apa yang harus dikerjakannya.

15

bunga rampai detasering

Mahasiswa sebagai orang dewasa lebih menyukai kondisi belajar yang bebas, tidak menyukai hafalan dan lebih mengutamakan pemecahan masalah dan hal-hal praktis. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah penetapan komponen-komponen pembelajaran utama agar penyajian isi pelajaran agar dapat mencapai sasaran belajar dan dapat dipahami mahasiswa secara efektif dan efisien.

Empat komponen utama pembelajaran tersebut adalah

1. Urutan penyajian 2. Metode penyajian (atau metode mengajar) 3. Media pembelajaran, dan 4. Waktu pembelajaran.

Hubungan ke empat faktor pembelajaran tersebut tersaji melalui tabel berikut:

URUTAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL Metode Media Waktu

Pendahuluan : Diskripsi Singkat, Relevansi, Sasaran belajar,

Penyajian : Uraian, Contoh, Latihan,

Penutup : Tes formatif, Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Komponen Utama Strategi Instruksional (Atwi, 1996 : 159)

1. Urutan Kegiatan Instruksional

Faktor utama penentu keberhasilan pembelajaran adalah urutan penyajian pembelajaran. Gagne dan Briggs(1979) menyebut adanya sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yakni:

16

bunga rampai detasering

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, 2. Menjelaskan sasaran belajar, 3. Mengingatkan kompetensi prasayarat, 4. Memberikan orientasi terhadap isi pelajaran 5. Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari isi pelajaran), 6. Memberikan latihan, 7. Memberikan umpan balik 8. Memberikan penilaian, dan 9. Menyimpulkan.

Tentu tidak semua kegiatan pembelajaran memerlukan kesembilan urutan kegiatan tersebut, hal itu tergantung pada sasaran belajar dan karakteristik mahasiswa. Kesembilan urutan penyajian di atas dapat dikelompokan dalam tiga bagian:

1. Bagian Pendahuluan umumnya berisi penjelasan singkat tentang isi pelajaran, relevasi isi pelajaran dan keterkaitannya dengan isi pelajaran yang lain, serta uraian sasaran belajar yang ingin dicapai.

2. Bagian Penyajian menguraian isi pelajaran yang dapat berupa konsep, prinsip atau prosedur berikut sajian contoh- contoh, memberikan latihan yang diikuti dengan bimbingan dan pemberian umpan balik berupa koreksi atas kesalahan yang dilaku-kan mahasiswa.

3. Bagian Penutup yang berupa serangkaian pengukuran kemajuan belajar setelah menyelesaikan tahap pelajaran tertentu. Di samping untuk mengukur kemajuan mahasiswa pengukuran (tes, kuis) ini juga merupakan bagian dari kegiatan siswa untuk secara aktif membuat respon. Hasil penilaian tes dikembalikan pada mahasiswa sebagai umpan balik.

2. Metode (cara) mengajarKomponen penting kedua dari strategi pembelajaran adalah metode atau

cara mengajar.. Terdapat banyak metode (cara, bentuk) mengajar yang dapat dipakai untuk mencapai sasaran belajar, mulai dari ceramah, sampai melalui kegiatan seminar. Tidak setiap metode mengajar sesuai untuk sasaran belajar tertentu. Untuk itu dosen harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai guna mencapai sasaran belajarnya.

Berdasar pengamatan selama ini, penggunaan cara ceramah (atau lebih terkenal dengan sebutan cara kuliah) merupakan metode mengajar yang paling umum dipakai oleh para dosen. Berbagai alasan mendasari digunakannya cara mengajar ini, misalnya jumlah mahasiswa yang terlalu banyak, asumsi bahwa mahasiswa telah dewasa, dan (terutama) anggapan bahwa cara ceramah merupakan kegiatan mengajar yang paling mudah dilakukan.

17

bunga rampai detasering

Apa benar cara ceramah merupakan kegiatan mengajar yang paling mudah dilakukan dosen? Apa benar cara ceramah merupakan kegiatan mengajar yang paling baik? Cara ceramah, sebagaimana cara mengajar yang lain, mempunyai keungggulan dan kerugian. Hasil penelitian terbatas dari McLeish (1966) menyatakan bahwa hanya sekitar 40% isi sajian yang masih diingat sesaat selesainya ceramah dan seminggu kemudian tingggal sekitar 20%. Selain itu cara ceramah cenderung membuat mahasiswa pasif, minat, semangat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kuliah sangat tergantung pada kemampuan pribadi dosen dalam membawakan ceramahnya.

Di samping metode ceramah masih banyak metode lain yang dapat dipergunakan. Pemilihan metode untuk setiap komponen tersebut didasarkan atas TIK yang telah dirumuskan sebelumnya. Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara macam cara mengajar dengan macam kemampuan (sasaran belajar) yang sesuai dengan metode mengajar tersebut.

Hubungan antara Metode Mengajar dan Kemampuan

No Metode Kemampuan dalam TIK

1 Ceramah menjelaskan konsep, prinsip, prosedur

2. Demontrasi melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu

3 Penampilan, melakukan suatu keterampilan

4 Diskusi, menanalisis/memecahkan masalah

Studi Mandiri menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintetsis/mengevaluasi/melakukan sesuatu, baik yang bersifat kognitif maupun psikomotor

5 Kegiatan Instruksional menjelaskan konsep, prinsip atau prosedur terprogram

6 Latihan dengan teman melakukan suatu keterampilan

7 Simulasi, menjelaskan,menerapkan, dan menganalisis suatu konsep dan prinsip

8 Sumbang saran menjelaskan/menerapkan/menganalisis konsep prinsip dan prosedur tertentu

9 Studi kasus menganalisis/memecahkan masalah

10 Computer Assisted Learning

menjelaskan, menerapkan/ menganalisis / mensintesis/mengevalusi sesuatu

11 Insiden, menganalisis/mememecahkan masalah

12 Praktikum, melakukan suatu keterampilan

13 Proyek melakukan sesuatu/menyusun laporan suatu kegiatan

18

bunga rampai detasering

14 Bermain Peran menerapkan suatu konsep/prinsip/ prosedur

15 Seminar, menganalisis/memecahkan masalah

16 Simposium, menganalisis masalah

17 Tutorial, menjelaskan/menerapkan/menganalisis suatu konsep/prinsip/prosedur

18 Deduktif, menjelaskan/menerapkan/mengnalisis suatu konsep/prinsip/prosedur

19 Induktif, mensintesis suatu konsep,, prinsip atau perilaku

Model mengajarBerbagai model mengajar yang telah dikembangkan dan diuji

keberlakukannya oleh pakar kependidikan, diungkapkan secara sistematik oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986) dalam bukunya yang berjudul model of teaching.

Model mengajar (sering disebut juga sebagai model pembelajaran) adalah kerangka konseptual tentang prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar-mengajarnya, agar kegiatan mengajarnya merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara rasional dan sistematis.

Terdapat empat kelompok model utama mengajar, yaitu

1. Model Pengolahan Informasi2. Model Personal,3. Model Sosial 4. Model Sistem Perilaku.Dari masing-masing model utama tersebut, terurai menjadi 7 model

mengajar yang termasuk pada model pengolahan informasi, 4 model dalam kelompok model personal, 5 model mengajar dalam kelompok model sosial dan 4 model mengajar yang merupakan kelompok model sistem perilaku.

Penjelasan hubungan antara masing-masing kelompok model mengajar utama dengan model-model mengajar disajikan pada tabel berikut.

19

bunga rampai detasering

No

Kelompok Model Utama

Orientasi pokok Karakteristik Macam model mengajar yang termasuk pada kelompok model utama

1 Model Pengolahan Informasi (Information Processing model)

Proses kognitif

Pemahaman dunia

Pemecahan masalah

Berfikir induktif

Menitikberatkan pada cara memperkuat dorongan internal manusia untuk memahami dunia melalui menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengungkapkannya.

Pencapaian konsep (concept attainment)

Berpikir induktif (inductive thinking)

Latihan Penelitian (inquiry training)

Pemandu Awal (advanced organizer)

Memorisasi (memorization)

Pengembangan Intelek (developing intellect)

Penelitian Ilmiah (scientific inquiry)

2 Model Personal (Persona lmodel)

Kesadaran individu

Keunikan

Kemandirian

Pembinaan kepribadian

Beranjak dari pandangan kedirian atau “selfhood” dari individu.

Mengusahakan untuk dapat memahami diri sendiri dengan baik, memikul tanggung jawab untuk pendidikan, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching)

Sinektiks (synectics model)

Latihan kesadaran (awareness training)

Pertemuan kelas (classroom meeting)

3 Model Sosial (Social model)

Semangat kelompok

Kebersamaan

Interaksi sosial

Individu sebagai aktor sosial

Dengan kerjasama manusia dapat membangkitkan dan menghimpun tenaga (energy) secara bersama yang kemudian disebut “synergy”.

Investigasi kelompok (group investigation)

Bermain peran (role playing)

Penelitian yurispridensial (jurispridential

20

bunga rampai detasering

Kelompok model sosial dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama.

inquiry) Latihan

laboratoris (laboratory training)

Penelitian ilmu sosial (social science inquiry)

4 Model Sistem Perilaku (Behavioral System model)

“Social Learning”

Koreksi diri

Terapi perilaku

Respon terhadap tugas

Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang diberikan dalam rangka mengomunikasikan keberhasilan.

Belajar tuntas (mastery learning)

Pembelajaran langsung (direct instruction)

Belajar kontrol diri (learning self control)

Simulasi (simulation)

Selanjutnya untuk setiap model mengajar, dijelaskan hubungannya dengan kelompok model utamanya, pedoman langkah kegiatan yang disarankan untuk dilakukan pada model mengajar tersebut dan hasil yang diharapkan.

Sebagai contoh, berikut disajikan 4 (empat) buah model mengajar yang masing-masing mewakili setiap kelompok model utama.

Guna mempelajari lebih lanjut tentang hal ini sangat disarankan untuk membaca tulisan Saripuddin, Udin (1997) yang berjudul Model-model Pembelajaran dalam Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran Buku 1 B Bahan Ajar Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) Untuk Dosen Muda. Jakarta : PAU-P3AI.)

21

bunga rampai detasering

No

Nama model mengajar

Kelompok model utama

Karakteristik model

Langkah kegiatan

Hasil pembelajaran

1 Latihan Penelitian (inquiry training)

Pengolah-an Informasi

Membantu untuk melakukan penelitian mandiri dengan berdisiplin.

Menghadap-kan masalah.

Mencari dan mengkaji data

Eksperimenta-si dan menguji hipotesis

Penarikan kesimpulan dan rekomendasi

Strategi untuk penelitian kreatif (L)

Keterampilan proses keilmuan (I)

Semangat kreatif (I)

Kemandirian (I)

Toleransi (I)

2 Sinektiks (synectics model)

Personal Mengembang-kan kreativitas dan pemecahan masalah secara kreatif

Deskripsi kondisi saat ini

Proses analogi langsung

Proses analogi personal

Analisis konflik

Analogi langsung lanjut

Kajian tugas

Kapasitas Kreatif Umum (L)

Kapasitas Kreatif Bidang Studi (L)

Pencapaian belajar bidang studi (I)

Produktivitas kelompok (I)

3 Investiga-si kelompok (group investigation)

Sosial Mengembang-kan keterampilan untuk ikut serta dalam proses sosial

Situasi bermasalah

Eksplorasi

Perumusan Tugas Belajar

Kegiatan Belajar

Analisis Kemajuan

Proses dan keteraturan kelompok yang efektif (L)

Penelitian yang berdisiplin (L)

Mengormati perbedaan (I)

Kehangatan dan keterikatan antar manusia (I)

Komitmen terhadap

22

bunga rampai detasering

penelitian sosial (I)

23

bunga rampai detasering

4 Simulasi (simula-tion)

Sistem Perilaku

Mengembang-kan keterampilan dalam pengambilan keputusan

Orientasi

Latihan Peran

Proses simulasi

Pemantapan

Konsep dan keterampilan (L)

Berpikir kritis dan membuat keputusan (I)

Menghadapi konsekuensi (I)

Kesadaran tentang efektivitas (I)

Empati (I)

Keterangan :

(L) hasil pembelajaran yang merupakan dampak langsung pembelajaran (I) hasil pembelajaran yang merupakan dampak ikutan

Bacaan Atwi Suparman. (1996). Desain Instruksional. Jakarta: Depdikbud Universitas

Terbuka.Irawan, Prasetya (1994) Teori Belajar dalam Teori Belajar , Motivasi dan

Keterampilan Mengajar Buku 1 A Bahan Ajar Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) Untuk Dosen Muda. Jakarta : PAU-P3AI.

Kratwohl, D.R., Bloom and Marsia, Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman, 1964.

Merrill, M.D dan Reigeluth C.M. (1978). "A knowledge base for improving our method of instruction" Educational Psychologist Volume 13, 1978, 57-70

Reigeluth C.M. (1983). Instructional Design Theories and Model. New Jersey : Lawrence Erlbaum Ass.,Publ

Suciati (1997) Taksonomi Tujuan Instruksional dalam Mengajar di Perguruan Tinggi, Bagian Satu Program Applied Approach. Jakarta : PAU-P3AI.

Suhardjono, dan kawan-kawan (1993) Peningkatan Rancangan Pengajaran : 106 pertanyaan dan jawaban. Proyek Pembinaan Kurikulum Universitas Brawijaya, Malang.

Soekartawi, Suhardjono, T.Hartono dan A.Ansharullah (1996), Meningkatkan Rancangan Instruksional untuk Memperbaiki Kualitas Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Pres

Suhardjono (1990). Teori tampilan Komponen pada Perancangan Pengajaran (Component Display Theory). Makalah pada seminar kependidikan di Malang, 13 Juli 1999.

24

bunga rampai detasering

Membuat Karya Tulis Ilmiah untuk Jurnal3

Suhardjono

Karya Tulis Ilmiah Dosen dituntut untuk mampu berkomunikasi. Baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berkomunikasi secara tertulis, di antaranya sangat dibutuhkan untuk dapat melaporkan hasil-hasil kegiatan ilmiah yang dilakukan. Kegiatan ilmiah yang dilakukan dosen banyak macamnya. Seperti misalnya penelitian, melakukan pengembangan/ perancangan, atau kegiatan evaluasi.

Laporan kegiatan ilmiah, yang umumnya dalam bentuk tertulis, umum disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah (selanjutnya disingkat KTI). Bentuk KTI banyak ragamnya. Ada yang berbentuk laporan penelitian yang lengkap, atau berupa tulisan ilmiah populer, atau disajikan dalam bentuk buku, atau artikel yang secara khusus ditujukan untuk dimuat dalam Jurnal Ilmiah.

Jurnal Ilmiah adalah terbitan yang secara khusus mempublikasikan hasil-hasil kegiatan ilmiah (yang umumnya berupa hasil penelitian). Jurnal Ilmiah --meskipun kurang lasim ada juga yang menyebutnya sebagai majalah ilmiah atau kumpulan tulisan ilmiah—umumnya diterbitkan secara berkala (ada yang tiga bulanan, ada pula yang enam bulanan, dll), oleh perguruan tinggi, atau oleh asosiasi profesi / keilmuan.

Wujud fisik KTI berbeda-beda, tergantung kepada media pemuat KTI dan tujuan KTI. Majalah, koran, warta, panitia seminar, dan juga jurnal ilmiah mempunyai pedoman dan tatacara penulisan yang spesifik bagi KTI yang diterbitkan olehnya.

Meskipun tatacara menulis KTI di Jurnal berbeda-beda, namun KTI selalu mempunyai kesamaan, yaitu:

hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah

Kebenaran ilmu (science) selalu berada pada kebenaran teori, kebenaran fakta, dan kebenaran analisis dari teori dan fakta yang diungkapkannya. Di samping itu KTI mempersyaratkan bentuk fisik yang tertentu. Bila KTI itu menggunakan Bahasa Indonesia maka ia harus memakai kaidah-kaidah

3 Bahan diskusi pada Workshop Penelitian Dosen Universitas Trunojoyo, Oktober 2005

25

bunga rampai detasering

Bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar dalam mengungkapan suatu karya ilmiah.

KTI juga menuntut persyaratan APIK yaitu Asli, Perlu, Ilmiah dan Konsisten. Asli artinya KTI benar-benar merupakan hasil karya si penulis, dan bukan hasil memplagiat, atau menjiplak, dll. Perlu yang artinya apa yang dipermasalahkan atau yang dikaji adalah hal-hal yang memang ada perlunya, jadi tidak mengada-ada, atau mempermasalahkan hal yang sudah jelas jawabannya, atau hal itu-itu saja. Ilmiah, KTI tentu saja harus mempunyai kebenaran pada tataran ilmiah, menggunakan logika dan argumentasi ilmiah dalam mengungkapkannya. Serta konsisten, artinya apa yang ditulis harus sesuai dengan keahlian si penulis.

Pada makalah ini, KTI yang dimaksudkan adalah KTI yang ditulis untuk dapat dimuat di Jurnal Ilmiah.

Syarat Penulisan di Jurnal Ilmiah Masing-masing jurnal mempunyai tatacara penulisannya sendiri-sendiri. Ada perbedaan di antara satu jurnal dengan jurnal yang lain. Misalnya, tentang ukuran dan macam huruf, jumlah halaman maksimum yang diperbolehkan, kerangka dan tatacara penulisan, bahkan juga cara pengirimannya naskah (ada yang harus mengirimkan dalam bentuk disket berikut printoutnya) dll.

Berikut disajikan beberapa contoh sistematika penulisan:

Jurnal Teknik (FT Unibraw, ISSN 0854-2139), Bagian awal : judul, nama penulis, abstrak (dalam dua bahasa). Bagian utama: pendahuluan, tulisan pokok (tujuan, metoda, tinjuan pustaka, pembahasan, dsb), kesimpulan (dan saran). Bagian akhir: ucapan terima kasih, keterangan symbol-catatan kaki (bila ada) dan daftar pustaka.

Jurnal Teknologi Pendidikan (PPS IKIP Malang, ISSN 0854-7599). Setiap karangan harus disertai (a) abstrak, (b) kata-kata kunci, (c) identitas pengarang, (d) pendahuluan yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan dan (e) daftar pustaka. Hasil penelitian disajikan dengan sistematika sebagai berikut (a) judul, (b)nama pengarang, (c) anstrak, (d) kata-kata kunci, (e) pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian, (f) metode, (g) pembahasan, (i) kesimpulan dan saran, dan (h) daftar pustaka.

Jurnal Sains dan Teknologi FT UKI (FT UKI, ISSN 0853-9723). Sistematika penulisan : (a) abstrak, (b) pendahuluan (berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, metodologi), (c) isi (tinjauan pustaka, data, pembahasan) dan (d) penutup (kesimpulan, saran dan daftar pustaka).

26

bunga rampai detasering

Jurnal Bisnis dan Teknologi , Bistek (Politeknik Negeri Malang, ISSN 0854-4395). Naskah hasil penelitian: (a) judul, (b) nama penulis, (c) lembaga/instansi, (d) abstrak (masalah dan tujuan, metode dan hasil) bhs Indonesia dan Inggris, (e) kata kunci dlm bhs Indonesia dan Inggris, (f) pendahuluan (latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian), (g) tinjuan pustaka, (h) metode penelitian (alat, bahan, cara dan metoda analisis), (i) hasil dan pembahasan, (j) simpulan dan saran, (k) daftar pustaka. Naskah yang termasuk kategori artikel konseptual : (a) judul, (b) nama penulis, (c) lembaga/instansi, (d) abstrak (masalah dan tujuan, metode dan hasil) bhs Indonesia dan Inggris, (e) kata kunci dlm bhs Indonesia dan Inggris, (f) pendahuluan (latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan), (g) tinjuan pustaka, (h)pembahasan, (j) simpulan dan saran, (k) daftar pustaka.

KTI yang dapat dimuat di Jurnal Ilmiah dapat dipilah menjadi dua kelompok. Pertama KTI yang berupa laporan hasil penelitian, dan kedua berupa KTI non-hasil penelitian (seperti misalnya paparan gagasan keilmuan, ulasan atau tinjauan ilmiah)

Contoh sistematika penulisan untuk KTI non hasil penelitian adalah sebagai berikut: (a) abstrak, (b) pendahuluan (latar belakang masalah, tujuan penulisan), (c) pembahasan ( analisis permasalahan, tujuan yang ingin dicapai), (d) penutup (kesimpulan dan saran, (e) daftar pustaka (diambil dari Arena Hukum, Majalah FH Unibraw, ISSN 20126-0235).

Contoh lain : (a) judul, (b) nama penulis, (c) lembaga/instansi, (d) abstrak (masalah dan tujuan, metode dan hasil) bhs Indonesia dan Inggris, (e) kata kunci dlm bhs Indonesia dan Inggris, (f) pendahuluan (latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan), (g) tinjuan pustaka, (h)pembahasan, (j) simpulan dan saran, (k) daftar pustaka. (diambil dari Jurnal Bisnis dan Teknologi , Bistek (Politeknik Negeri Malang, ISSN 0854-4395)

Agar lebih memfokus, pada makalah ini akan membatasi pada KTI yang berupa laporan hasil penelitian yang ditulis untuk dimasukkan ke dalam jurnal.

Selintas Mengenati Kerja Penelitian Berbagai cara dapat dilakukan guna memenuhi hasrat ingin tahu manusia. Cara tersebut antara lain: akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan kebetulan dan coba-coba, serta pendapat otoritas maupun pikiran kritis. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia sering pula menggunakan pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui metode keilmuan, yang secara formal dilakukan dalam bentuk penelitian (riset)

Beberapa pakar mendefinisikan penelitian sebagai suatu penelaahan melalui logika proses berpikir eksplisit dan informasinya dikumpulkan

27

bunga rampai detasering

secara sistematis dan obyektif. Proses berpikir dikatakan eksplisit, artinya setiap langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga dapat dikaji kembali, baik oleh yang bersangkutan maupun oleh orang lain. Sedangkan informasi dikatakan sistematis bila jenis, maupun jumlahnya lengkap sesuai dengan aspek masalah yang dikaji. Informasi yang obyektif bila jumlah ahli di bidang yang bersangkutan dapat mencapai kesepakatan di dalam penilaiannya terhadap informasi tersebut. Dari definisi tersebut, logika berpikir yang dipakai pada kerja penelitian juga merupakan penerapan dari metode keilmuan.

Suriasumantri (1894) menyatakan peranan metode keilmuan dalam pemecahan masalah ilmiah terdiri dari langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai obyek empirik yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

Penyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis dalam merumuskan dalil (proposition) yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan.

Perumusan hipotesis yang merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan. Hipotesis ini disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya. Dalam perannya sebagai suatu dugaan jawaban dari masalah yang diajukan, hipotesis akan berfungsi sebagai petunjuk jalan yang memungkinkan didapatkannya jawaban.

Pengujian hipotesis merupakan kegiatan pengumpulan fakta yang berkesesuaian dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

Penarikan kesimpulan berupa kegiatan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Isi dan sistematika KTI laporan hasil penelitian yang diajukan untuk dimuat di jurnal, sedikitnya terdiri dari :

Judul penelitian Bab I Permasalahan / Pendahuluan Latar belakang masalah / Perumusan masalah Tujuan dan ManfaatBab II Landasan TeoriBab III Metode PenelitianBab IV Hasil dan Analisis Hasil

28

bunga rampai detasering

Bab V Kesimpulan dan Saran

Perhatikan contoh sistematika penulisan yang diberlakukan oleh beberapa jurnal berikut ini : Jurnal Teknologi Pendidikan ( PPS IKIP Malang, ISSN 0854-7599). (1) pendahuluan (pembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian) (2) metode, (3) pembahasan, (3) kesimpulan dan saran. Jurnal Sains dan Teknologi FT UKI (FT UKI, ISSN 0853-9723). (1) pendahuluan (berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, metodologi), (2) isi (tinjauan pustaka, data, pembahasan) dan (3) penutup (kesimpulan, saran dan daftar pustaka). Jurnal Bisnis dan Teknologi , Bistek (Politeknik Negeri Malang, ISSN 0854-4395). (1) pendahuluan (latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian), (2) tinjuan pustaka, (3) metode penelitian (alat, bahan, cara dan metoda analisis), (4) hasil dan pembahasan, (5) simpulan

Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.

Bagian terpenting pada KTI hasil penelitian adalah ungkapan permasalahan (khususnya rumusan masalahnya). Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian. Latar Belakang Masalah merupakan penjelasan mengapa sesuatu itu dipermasalahkan. Alasan itu diperlukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari penelitian yang diajukan.

KTI hasil penelitian harus pula menuliskan tujuan dan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Secara singkat hasil penelitian juga perlu mencantumkan pembahasan teori dari hal yang dipermasalahkan dan hipotesis yang dapat ditarik dari teori tersebut, serta akan diuji berdasar fakta empirik.Uraian tentang metode penelitian, yang terdiri dari cara pengumpulan, hasil yang diperoleh serta analisis data juga harus dituliskan dengan singkat.

Akhirnya perlu disajikan diskusi singkat, yang kemudian mengasilkan beberapa kesimpulan serta (bila ada) pengajuan saran.

Hal yang tidak mudah dalam menulis KTI hasil penelitian untuk jurnal adalah keterbatasan halaman. Umumnya jumlah halaman dari satu artikel yang dimuat di jurnal antara 5 – 10 halaman (untuk ukuran kertas A4, font 12, spasi dua). Karena itu kemampuan untuk memadatkan laporan, agar isinya tetap terkomunikasikan dan terjaga, dengan tetap enak dibaca dan mampu menarik minat, menjadi kemampuan yang memerlukan latihan.

29

bunga rampai detasering

PenutupUntuk mempublikasikan karya ilmiahnya, atau untuk kenaikan pangkatnya, dosen wajib menulis di jurnal. Menulis di jurnal memerlukan sistematika yang spesifik. Di samping itu, keterbatasan jumlah halaman yang disediakan memerlukan keterampilan khusus untuk menghemat kata, dan mempersingkat kalimat dengan tetap mampu memperjelas makna.

Akhirnya, membuat KTI itu tidak sukar. Yang sukar adalah memulainya. Untuk itu mari kita mulai, sekarang.

Daftar Bacaan Suhardjono. (1983). Pengantar Penelitian Ilmiah : 135 Pertanyaan dan Jawaban.

Malang: Bagian Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Suhardjono. (1990). Sebuah Pengantar Tentang: Fislafat Ilmu dan Hakekat Penelitian. Makalah disampaikan pada Penataran Metodologi Penelitian Ilmiah angkatan ke IV, Pusat Penelitian Universitas Brawijaya Malang. Tanggal 17-22 September 1990.

Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.

Suriasumantri, Jujun S. (1984). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan.

30

bunga rampai detasering

Upaya Meningkatkan Ketrampilan Mengajar pada pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi4

Suhardjono

Pengantar Banyak perguruan tinggi menyatakan bahwa mereka telah

melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sayangnya, masih ada yang mengartikan KBK hanya sebagai daftar mata matakuliah, besaran sks, silabus dan pengelompokannya dari semester pertama ke semester-semester berikutnya.

Terdapat berbagai kelompok kompetensi dalam KBK. Ada kompetensi yang berkait dengan bidang studinya, ada pula yang bersifat umum, seperti misalnya kompetensi untuk mampu dan mau membelajarkan dirinya sepanjang hayat (suatu kompetensi yang tentunya sangat penting bagi mahasiswa baik selama mereka belajar, maupun setelah lulus)

Sebagai pedoman pelaksanaan perkuliahan, seharusnya kurikulum menjelaskan pula rancangan cara mengajar dan cara mengevalusi. Pada KBK, maka sangat perlu untuk diketahui bagaimana cara mengajar agar kompetensi yang diharapkan dapat dicapai.

Kompetensi Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab

yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. (SK Mendiknas 045/U/2002 Pasal 1).

Kompetensi hasil didik suatu program studi terdiri atas (a) kompetensi utama, (b) kompetensi pendukung, dan (c) kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama (SK Mendiknas 045/U/2002 Pasal 2).

Kurikulum PT terdiri atas (a) kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian-MPK, (b) kelompok mk keilmuan dan keterampilan-MKK, (c) kelompok mk keahlian berkarya-MKB, (d) kelompok mk perilaku berkarya-MPB, dan (e) kelompok mk berkehidupan bermasyarakat-MBB (Kepdiknas 232 /U/2000 pasal 1(7-11)) 4 Makalah Penunjang pada pelatihan PEKERTI bagi dosen Universitas Trunojoyo

Bangkalan, September 2005

31

bunga rampai detasering

Kompetensi (a) kepribadian dan (e) berkehidupan bermasyarakat, merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh hampir semua profesi. Karena kompetensi ini disebut sebagai kompetensi dasar bagi setiap profesi. Kompetensi (b) keilmuan dan keterampilan berbeda-beda untuk setiap profesi. Pada sistem pendidikan tinggi, kompetensi inilah yang akan membedakan antara program studi yang satu dengan yang lain. Sedangkan kompetensi (c) keahlian berkarya dan (d) perilaku berkarya untuk kelompok bidang profesi tertentu merupakan kompetensi yang bersifat umum (=kompetensi generik, kompetensi kunci).

Hall, W and Mark C. Werner menjabarkan komptensi umum ini dalam 7 (tujuh) macam , yakni Macam Kompetensi umum, generik

1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi

2 Mengkomunikasikan ide dan informasi3 Merencanakan dan mengatur kegiatan4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok5 Menggunakan ide dan teknik matematika6 Memecahkan persoalan/masalah7 Menggunakan teknologi

Contoh lain ditunjukkan Kendall et al. (2001) melalui bukunya Content Knowledge yang mengidentifikasi beberapa jenis keterampilan (kompetensi) umum yang mereka sebut sebagai Life Skill. Keterampilan ini terdiri atas:

Macam kompetensi

keterampilan untuk memahami dan menerapkan

1 Thinking and Reasoning

Prinsip-prinsip dasar berargumentasi Prinsip-prinsip dasar berpikir logis Identifikasi persamaan dan perbedaan Prinsip dasar menguji hipotesis dan

scientific inquiry Teknik memecahkan masalah Teknik mengambil keputusan

32

bunga rampai detasering

2 Working with others

Berperan dalam aktivitas kelompok Menggunakan teknik resolusi konflik Bekerjasama dengan individu berbeda

dalam situasi berbeda Berkomunikasi interpersonal secara efektif Menunjukkan keterampilan kepemimpinan

3 Self Regulation Menetapkan dan mengelola tujuan Menunjukkan Self-Appraisal Mempertimbangkan resiko Mendemonstrasikan ketabahan Memelihara impulsivitas diri

4 Life Work Menggunakan alat-alat secara efektif Menggunakan sumber-sumber informasi Menggunakan dana secara efektif Mempersiapkan diri memasuki lapangan

kerja Menunjukkan etika dasar bekerja dan

terpercaya Bekerja efektif dalam organisasi

Kurikulum Berbasis Komptensi (KBK)Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (SK Mendiknas no. 232/U/2000)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dilihat dari namanya saja diketahui bahwa kurikulum ini memberi penekanan yang dominan pada berbagai kompetensi yang harus dikuasi oleh peserta didik dalam setiap bidang studi pada setiap jenjang sekolah. Implikasinya, akan terjadi pergeseran dari penguasaan pengetahuan (kognitif) atau dominasi kognitif, menuju kepada penguasaan kompetensi tertentu.

Menurut Kepdiknas 232 /U/2000 pasal 8, kurikulum inti terdiri atas (a) kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian-MPK, (b) kelompok mk keilmuan dan keterampilan-MKK, (c) kelompok mk keahlian berkarya-MKB, (d) kelompok mk perilaku berkarya-MPB, dan (e) kelompok mk berkehidupan bermasyarakat-MBB, dengan uraian sebagai berikut,

33

bunga rampai detasering

No Kelompok mata kuliah

Tujuan mata kuliah, untuk…..(*

Mata kuliahwajib (w) atau yang dapat diberikan(d)(**

1 pengembangan kepribadian-MPK

Mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian matap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan Pancasila (w)Pendidikan Agama (w)Pendidikan Kewarganegaraan (w)Bhs Indonesia, Bhs Inggris, IBD, ISD, IAD, Filsafat Ilmu, Olah raga, dll.(dapat diberikan)

2 keilmuan dan keterampilan-MKK

Memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu .

3 keahlian berkarya-MKB

Menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

4 perilaku berkarya-MPB

Membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan sesorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai.

5 berkehidupan bermasyarakat-MBB

Memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan kelahian dalam berkarya.

(* Kepdiknas 232 /U/2000 pasal 1(7-11) (** Kepdiknas 232 /U/2000 pasal 10(1-2)).

Tujuan Pendidikan dalam rancangan kurikulum suatu program studi sering juga dinyatakan sebagai Profil Lulusan yang akan menunjukkan karakteristik lulusan suatu institusi. Oleh karena itu, langkah awal dalam perancangan kurikulum, adalah menetapkan profil lulusannya.

Untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan profil yang ditetapkan, perlu diidentifikasi kompetensi apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai profil lulusan itu. Institusi dapat menetapkan sendiri kompetensi yang akan dibekalkan bagi peserta didiknya atau menetapkannya berdasarkan standar profesi tertentu yang baku. Jika profil lulusan mencitrakan lulusan

34

bunga rampai detasering

yang berstandar internasional, umpamanya, maka institusi perlu menetapkan kompetensi yang relevan dengan standar tersebut. Sebagai contoh, pendidikan sarjana teknik menggunakan standar internasional ABET bagi peserta didiknya.

Setiap kompetensi yang ditetapkan yang ditetapkan seyogyanya dielaborasi ke dalam komponen kompetensi yaitu komponen intelektual, psikomotorik, dan sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang jelas.

Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai melalui satu matakuliah merupakan tujuan pembelajaran dari mata kuliah tersebut. TUJUAN merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang lain, seperti isi ajaran, cara mengajar, organisasi pembelajaran, dan bentuk evaluasi harus mengacu kepada tercapainya tujuan pembelajaran.

Karena itu, langkah alam merancang pembelajaran adalah (1) menetapkan dan memperinci tujuan pembelajaran, (2) menentukan berbagai pokok bahasan dan tugas ajaran yang harus diberikan pada mahamahasiswa agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai. Yang dilakukan dengan merinci pokok bahasan menjadi berbagai rincian sasaran belajar dari masing-masing pokok bahasan tersebut, (3) merancang strategi perkuliahan dan rancangan dalam mengelola kelas, dan (d) mengembangkan (penyusunan, penulisan, ujicoba) butir tes atau alat pengukuran hasil belajar yang lain, yang juga tetap mengacu kepada tujuan.

Upaya Meningkatkan Ketrampilan MengajarMengajar, bukan hal yang mudah. Karena bukan hanya sekedar

memberikan informasi. Tetapi harus mampu membuat mahamahasiswanya belajar. Memberi informasi berbeda maknanya dengan membelajarkan. Mahsiswa harus mampu dirangsang untuk belajar. Karena, belajar ada dan terjadi dalam diri mahasiswa.

Mengapa mahasiswa MAU belajar? Sukses bertumpu pada dua hal : kemampuan dan kemauan. Sukses belajar mahasiswa juga sangat tergantung pada ketrampilan belajar yang dimiliki dan seberapa kuat mahasiswa MAU menggunakannya. Tingkat kemauan (atau motivasi) orang berbeda-beda. karena alasan (motif) yang berkait dengan kebutuhan untuk kegiatan yang sama, dapat berbeda-beda.

Motivasi memang berhubungan upaya memenuhi kebutuhan. Makin besar kebutuhan makin besar pula dorongan dalam diri seseorang untuk MAU melakukan sesuatu. Karena itu peran motivasi untuk menunjang keberhasilan sangat penting.

Besar kecilnya kemauan belajar mahasiswa tergantung kepada besar kecilnya motivasinya. Tugas penting (dan sering dilupakan) dosen –dalam

35

bunga rampai detasering

mengajar—adalah membangkitkan motivasi mahasiswa. Motivasi belajar mahasiswa akan meningkat bila (a) mereka tahu manfaat dari kegiatan belajarnya. (b) secara fisik bersemangat, (c) kegiatannya menyenangkan, dan (d) pikirannya positif. Untuk itu para dosen, harus mampu menumbuhkan pendorong motivasi tersebut, dalam praktik mengajarnya.

Mengajar dengan lebih Menyenangkan. Memberi motivasi --apalagi memotivasi orang lain--- bukanlah hal mudah.. Berikut disajikan beberapa saran praktis untuk dapat memotivasi mahasiswa agar pembelajaran lebih menyenangkan.:

1. Bila mahasiswa mengetahui manfaat dari pelajaran yang akan didapat, motivasi belajar mereka akan meningkat.

Belajar hanya terjadi bila mahasiswa mau belajar (artinya dalam diri mahasiswa ada kehendak, ada motivasi, ada kemauan untuk belajar). Kehendak belajar akan menguat, apabila mahasiswa mengetahui apa

manfaat yang akan diperoleh dari hal yang dipelajari.Yang dapat dilakukan dosen dalam merancang dan menyajikan pelajarannya

1. Jelaskan apa tujuan dan isi dari pelajaran Anda. 2. Beritahu keterkaitan isi pelajaran Anda dengan pelajaran-pelajaran lainnya3. Berikan contoh-contoh konkrit tentang kegunaan dan manfaat dari mata

ajaran itu4. Jelaskan bagaimana cara Anda akan mengajar dan menilai keberhasilan

belajar5. Jelaskan perilaku yang Anda harapakan dari mahasiswa dalam mengikuti

pelajaran 6. Dorong dan minta mahasiswa untuk menyatakan-mengekpresikan (bila perlu

secara tertulis) harapan-harapan mereka terhadap pelajaran Anda, model mengajar dan cara mengevaluasi, serta harapan terhadap diri Anda.

2. Semangatkan pikiran mahasiswa melalui gerakan, sikap tubuh, dan

mimik wajah yang penuh enersi.

Kemauan belajar atau motivasi yang telah muncul, harus diperkuat dengan pikiran yang bersemangat. Untuk itu, ciptakan suasana dan aktivitas fisik para mahasiswa, yang penuh bersemangat. Rasanya sulit untuk menumbuhkan pikiran bersemangat, bila para mahasiswa duduk loyo, bertopang dagu, bermata sayu.

36

bunga rampai detasering

Yang dapat dilakukan dosen

1. Salah satu kunci sukses pembelajaran afektif adalah “panutan” (modeling). Mahasiswa akan “meniru” apa yang dilakukan dosennya. Untuk menciptakan semangat belajar dalam perkuliaan Anda, yang pertama kali harus dilakukan adalah : Anda sendiri harus menunjukkan adanya semangat itu melalui gerakan, sikap tubuh, dan mimik wajah yang penuh enersi.

2. Secara lebih khusus Anda harus menunjukkan bahwa Anda sendiri juga sangat bersemangat sangat mencitai, sangat antusias dalam pelajaran yang Anda berikan.

3. Tunjukkan (secara tidak langsung) bagaimana pelajaran yang Anda berikan, telah mampu memberikan pengaruh positif terhadap karir, hidup dan kehidupan Anda, dan beberapa tokoh lain yang “diketahui”oleh mahasiswa.

4. Ingatkan, dorong dan minta mahasiswa Anda untuk tidak lupa “memasang” mimik muka mereka menjadi mimik muka orang paling cerdas. Agar mereka selalu duduk, bertanya, berkomunikasi dengan percaya diri.

3. Jadikan proses mengajar sebagai kegiatan yang menyenangkan (untuk Anda dan mahasiswa Anda)

Tidak ada mahasiswa yang ingin kegiatan pembelajarannya membosankan, menakutkan, apalagi yang ditakut-takuti oleh dosennya. Proses pembelajaran yang segar, menyenangkan, pasti mampu memberikan hasil yang lebih baik. Karena sesuatu yang menyenangkan mendorong motivasi positif, dan juga membentuk sikap positif kepada banyak hal (termasuk kepada mata pelajarannya, pada dosennya, dan bahkan pada sekolahnya). Dorong selalu tumbuhnya kreatifitas mahasiswa. Kreatifitas membutuhkan adanya rasa aman, meningkatkan pengertian dan penghargaan, serta menjauhkan hukuman.

37

bunga rampai detasering

Yang dapat dilakukan dosen….

1. Senyum, jadikan senyum sebagai ciri khas kegiatan pembelajaran Anda. Jadikan diri Anda sebagai panutan dalam tersenyum. Jadikan kelas Anda, kelas senyum Anda dan senyum mahasiswa Anda.

2. Dorong mahasiswa (dan juga Anda sendiri) untuk berani dan bangga untuk mengungkapkan pendapat, komentar, tanggapan, pokok pikiran dalam suasana yang menggembirakan.

3. Secara kreatif, selipkan berbagai variasi, seperti misalnya (a) bentuk media pengajaran yang dipakai (kreativitas Anda dituntut untuk dapat menggunakan berbagai media pembelajaran), (b) gerakan, solah boowo, mimik, dan variasi bahasa tubuh Anda, (c) selipkan berbagai kegiatan yang dapat berfungsi pemecah ketegangan (ice breaker) seperti “jokes”, nyanyi bersama, teka teki, dan banyak yang lain. Sangat banyak bahan untuk hal ini. Bila perlu, dorong mahasiswa untuk menghimpun dan menyajikan berbagai “acara” agar pembelajaran berlangsung segar nanum tetap bertujuan .

4. Terapkanlah pikiran rasional: bahwa yang paling berperan, paling bertanggung jawab, paling mampu untuk merubah kualitas diri, adalah diri sendiri.

Membentuk sikap positif terhadap mata pelajaran Anda dapat pula

dilakukan melalui pendekatan rasional. Pikiran rasional mampu mengurangi halangan besar dalam belajar dan berkomunikasi.

Yang dapat dilakukan dosen

1. Jangan bosan untuk menjelaskan secara rasional berbagai kesulitan dan kemudahan dalam mempelajari mata pelajaran Anda

2. Dorong mahasiswa dapat mengungkapkan secara rasional hambatan yang dirasakannya dalam belajar, Beritahu mereka untuk tidak melihat sesuatu dari segi jeleknya saja, jangan selalu mengeluh. Minta mahasiswa berpikir dan bertindak positif. Kegagalan (yang boleh terjadi) adalah sukses yang tertunda. Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Setiap pribadi pasti mempunyai sisi yang baik dan bermanfaaat

Agar pembelajaran berhasil, ajarkan pula ketrampilan belajar.

Bertinju tidak cukup bila hanya berbekal semangat (apalagi bonek) tetapi sangat dibutuhkan keterampilan. Demikian juga halnya dengan belajar. Kemauan merupakan modal dasar namun harus dilengkapi dengan berbagai keterampilan (untuk) belajar. Apa keterampilan belajar yang seharusnya dikuasai mahasiswa? Dan siapa yang harus mengajarkan keterampilan-

38

bunga rampai detasering

keterampilan penting di atas kepada mahasiswa? Bila jawabannya adalah dosen, maka ketrampilan belajar juga selayaknya diajarkan. Berikut beberapa saran

1. Keterampilan dalam membuat catatan. Ada bermacam-macam teknik/model dalam membuat catatan. Ada yang mencacat rapi hal-hal penting, ada yang berupaya mencacat sebanyak mungkin informasi, ada pula yang catatannya seperti coretan dan penuh gambar, dan lain-lain.Menurut DePorter dan Hernacki (1992) ada teknik mencatat yang efektif (bahkan dikatakan sebagai teknik mencacat tingkat tinggi), yaitu menggunaan peta pikiran (atau pada beberapa referensi disebut sebagai peta kognitif, concept mapping). Melalui peta pikiran dapat dibuat suatu catatan yang menyeluruh dalam satu halaman.

2. Keterampilan menjadi pendengar yang cerdas. Beberapa bacaan menyatakan ciri pendengar yang cerdas adalah (a) sikap fisiknya mengekspresikan semangat dan perhatian terhadap pembicara, (b) selama mendengar mengupayakan mengkaitkan secara bermakna informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dipunyainya, (c) sambil mendengarkan membuat pertanyaan-pertanyaan terhadap informasi yang didengarnya, dan (d) berupaya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya-jawab, diskusi atau demontrasi bila dilakukan.

3. Keterampilan membaca cepat dan akurat. Hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pembaca yang efektif adalah : (a) jangan membaca kata-demi kata, bacalah kalimatnya, bacalah gagasan-gagasannya. (b) baca lebih dulu, secara selintas isi keseluruhan buku atau bab yang akan dibaca, untuk mendapat gambaran umum tentang isi bacaan, gunakan daftar isi, atau ringkasan bila tersedia, (c) gunakan jari atau benda lain sebagai penunjuk, (d) buat cacatan-catatan selama atau pada akhir membaca –gunakan misalnya model peta pikiran- dan kemudian rangkumlah isi bacaan dan gunakan ‘pengingat’ tertentu.

4. Keterampilan berkomunikasi, mencari dan menghimpun informasi. Keterampilan ini merupakan gabungan dari (a) kemampuan memakai sumber-sumber informasi –perpustakaan, internet, CD-Rom, (b) kemampuan berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, (c) kemampuan berkomunikasi baik lisan (berbincang santai, bertanya, menjawab pertanyaan, menyampaikan pidato, dll) maupun tertulis (membina sahabat pena, mengirim e-mail, dll)., (d) kerapihan dan ketertiban dalam mendokumentasi, dan menyimpan informasi, (perlunya sistem arsip, pengkodean, dll)

5. Keterampilan mengingat . Dalam belajar banyak hal harus diingat. Karena daya ingat terbatas, maka berbagai cara dipakai untuk dapat mengingat dengan lebih baik. Di antaranya yang kita kenal adalah penggunaan Singkatan-Akronim. Banyak cara lain untuk meningkatkan

39

bunga rampai detasering

daya ingat, seperti : analogi, sistem cantol, metode lokasi, gunakan asosiasi, jembatan keledai, dll.

6. Keterampilan bertanya. D alam pembelajaran pasti terdapat banyak hal yang dapat dipertanyakan dan terlebih lagi tidak ada pertanyaan yang jelek. Kemampuan untuk bertanya, memang harus dilatih. Untuk itu biasakan menugaskan mahasiswa untuk membuat 1-2 buah pertanyaan, baik dalam hati, ditulis, ataupun langsung disampaikan dalam setiap kegiatan mengikuti pembelajaran, membaca buku, mendengarkan seminar, dll,

Simpulan dan PenutupDosen mempunyai peran yang sangat utama dalam merancang,

menyajikan dan menilai proses pembelajaran, yang menentukan keberhasilan KBK. Berbagai cara mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran sudah seharusnya digunakan untuk mengganti model PBM “tradisional”. Pembelajaran berbasis pada kemampuan dalam pemecahan masalah (problem based learning) misalnya, merupakan model mengajar yang disarankan untuk tujuan tertentu dalam KBK.

Di samping kompetensi yang bersifat khusus sesuai dengan bidang studinya, mahasiswa memerlukan serangkaian komptensi yang bersifat umum. Di antaranya adalah kompetensi untuk berkemampuan dan berkemauan belajar.

Belajar menuntut kemauan emosional. Mau untuk selalu belajar. Itu adalah bagian yang penting dari kecerdasan emosional (EQ). Dan hal itu dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkannya perlu kemauan dan keterampilan belajar. Karena itu dosen dituntut berperilaku “tertentu” dalam kegiatan mengajarnya, agar mampu menimbulkan kemauan mahasiswa dalam belajar.

Agar sukses belajarnya, sikap positif tersebut harus dilengkapi dengan keterampilan belajar. Yaitu keterampilan dalam: (a) mencatat, (b) mendengarkan, (c) membaca, (d) mencari informasi, (e) bertanya dan (f) mengingat. Kelima ketrampilan itu juga harus dilatihkan kepada mahasiswa. Karenaya, dosen berkewajiban merancang dan mengajarkannya sebagai bagian dari kegiatan perkuliahannya.

Bacaan:Balitbang Depdiknas. (2001). Kurikulum berbasis kompetensi (Kebijakan Umum

Pendidikan Dasar dan Menengah), Jakarta: Depdiknas.DePorter, Bobby dan Mike Hernaki (1992) Quatum Learning : Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdulrachman Bandung : Kaifa.

Harsono (1998). Pokok-pokok pikiran tentang penegmbangan kurikulum dalam upaya meningkatkan daya saing lulusan dalam komunitas global. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi, dan

40

bunga rampai detasering

Humaniora di Indonesia pada Era Insdustrialisasi dan Globalisasai, 19 Nopember 1994.

Suciati (1997) Taksonomi Tujuan Instruksional dalam Mengajar di Perdidikan Tinggi, Bagian Satu Program Applied Approach. Jakarta : PAU-P3AI.

Suciati (2001) Kontrak Perkuliahan. Buku 2.05. Program Applied Approach. Jakarta : PAU-P3AI.

Suhardjono (1990). Teori tampilan Komponen pada Perancangan Pengajaran (Component Display Theory). Makalah pada seminar kependidikan di Malang, 13 Juli 1999.

Suhardjono (1999). Peningkatan Mutu Lulusan FT Unibraw. Makalah disajikan pada Seminar Pendidikan dalam rangka HUT FT Unibraw 23 Oktober 1999.

Suhardjono (2000). Belajar lebih Benar dan lebih Menyenangkan, Pembelajaran Umum bagi Mahasiswa Baru tahun 2000 Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia, 2 September 2000.

Suhardjono (2002) Evaluasi Kurikulum di Jurusan Teknik Mesin Unibraw. Makalah pada Lokakarya Perbaikan Kurikulum FT Jurusan Mesin Unibraw, Projek SemiQUE, 2002.

Sullivan, Rick, (1995). The Competency Based Approach to Training. JHPIEGO Strategy Paper, September 1995.

41

bunga rampai detasering

Manfaat SOP dan Bagaimana Menyusunnya5

Suhardjono

Pengantar Apakan yang dimaksud SOP? Cukup beragam pendapat orang tentang kepanjangan SOP. Adanya yang menyatakan SOP adalah singkatan dari: Standard Operation Procedure, atau Standard Operating Procedure, atau juga Standard Operational Procedure bahkan sering pula diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Standar Operasi Prosedur.

Padahal, bila menggunakan kaidah bahasa Indonesia, maka terjemahan yang benar adalah Prosedur Operasi Standar dan disingkat POS. Namun sering juga diterjemahkannya sebagai Prosedur Operasi Baku, atau juga Prosedur Pelaksanaan Standar, dan lain-lain.

Makna Prosedur Operasi StandarPada makalah ini SOP diterjemahkan sebagai Prosedur Operasi Standar (POS), yang merupakan penjelasan tertulis tentang:

Prosedur operasi atau urutan cara pelaksanaan yang standar (baku) dari suatu kegiatan. Termasuk di dalam penjelasan itu adalah, sajian rinci tentang apa dan siapa-siapa yang mengerjakan kegiatan tersebut, serta bagaimana cara mengerjakannya agar tujuan kegiatan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Karena itu pada SOP juga terjelaskan dokumen-dokumen apa yang harus dipakai dalam pelaksanaan kegiatan atau yang merupakan bukti dari hasil kegiatan.

Di perguruan tinggi, termasuk juga di jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo, terdapat berbagai kegiatan baik yang rutin maupun yang sesaat, baik yang di lakukan oleh mahasiswa, dosen maupun karyawan, untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya kegiatan rutin dalam pelaksanaan tugas akhir mahasiswa. Kegiatan tersebut, tentu melibatkan mahasiswa, jurusan, dosen pembimbing, karyawan, bahkan mungkin pula dekan. Agar supaya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan suatu pedoman, atau aturan tentang bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut.

Bila pedoman tentang pelaksanaan tugas akhir tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan rinci yang menjelaskan bagaimana prosedur operasi yang

5 Disampaikan pada diskusi penyusunan SOP di jurusann Teknik Industri FT Universitas Trunojoyo , Agustus 2005

42

bunga rampai detasering

standar itu dilaksanakan, maka sajian tersebut dapat disebut sebagai SOP pelaksanaan tugas akhir.

Di tingkat jurusan, atau program studi terdapat berbagai kegiatan yang spesifik yang dapat dibuat SOP-nya, mulai dari kegiatan rapat jurusan, pelaksanaan praktikum, penyelesaian tugas akhir, pelaksanaan ujuan skirpsi, dan lain-lain.

Manfaat SOPSuatu kegiatan yang dibuatkan Prosedur Operasi Standar atau SOPnya, akan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Mempermudah tindakan yang harus dilakukan oleh mereka yang terlibat.

2. Memperjelas tanggung jawab dari masing-masing yang terlibat pada kegiatan tersebut.

3. Memudahkan dalam memperkirakan waktu yang efektif untuk melaksanakan suatu kegiatan.

4. Meningkatkan efiseiensi, dengan meniadakan kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan.

5. Memberikan dukungan pada kegiatan mengkontrol jaminan mutu suatu kegiatan.

Kerangka Isi SOPTampilan SOP dapat bervariasi. Ada yang sangat rinci ada pula yang hanya memberikan hal-hal pokok, namun tetap rinci. Suatu SOP yang lengkap umumnya terdiri dari beberapa kerangka bagian isi sebagai berikut:

1. Header yaitu keterangan yang ada di bagian atas kertas. Pada header itu, paling tidak memberikan informasi tertulis mengenai (a) judul dari kegiatan, (b) nama institusi yang membuat SOP, (c) kode dan tanggal ditetapkan, dan (d) kode dan tanggal revisi, bila memang dilakukan revisi.

2. Definisi dan ruang lingkup kegiatan

3. Referensi atau peraturan-peraturan yang relevan yang wajib untuk diketahui atau dipakai sebagai acuan

4. Bagan alir prosedur standar yang paling tidak menuliskan (a) nama macam kegiatan, (b) nama siapa-siapa yang terlibat, (c) urutan kegiatan yang dijelaskan melalui bagan alir, dan (d) bila ada dijelaskan pula macam dokumen atau formulir yang dipergunakan dalam kegiatan, serta waktu yang diperkirakan dibutuhkan.

43

bunga rampai detasering

5. Penjelasan lain baik berupa catatan, atau tambahan keterangan, atau penjelasan contoh, dan lain-lain.

Diketahui bahwa jumlah kegiatan yang harus dibuatkan SOP-nya, umumnya tidak sedikit. Karena itu, dari beberapa referensi tentang SOP yang menjelaskan kegiatan di bidang pembelajaran di perguruan tinggi, jarang yang memakai kerangka isi yang sangat lengkap. Umumnya SOP kegiatan bidang administrasi akademik memakai kerangka sebagai berikut ini:

1. Header

2. Definisi atau ruang lingkup kegiatan

3. Bagan alir prosedur standar yang berisi macam kegiatan, pelaksana kegiatan, urutan kegiatan, dokumen serta format yang dipakai (bila ada)

4. Catatan atau keterangan.

Berikut disajikan contoh dari header

44

bunga rampai detasering

Contoh dari definisi.

45

bunga rampai detasering

Serta contoh dari bagan alir prosedur.

46

bunga rampai detasering

Menyusun SOP : Bersama, Seksama dan GembiraMenyusun atau membuat SOP umumnya dilakukan secara bersama. Satu tim kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang, seringkali lebih efektif daripada kelompok besar. Namun yang utama adalah kemampuan dan kemauan dari para anggota tim. Anggota tim hendaknya mereka yang mengetahui atau paling tidak pernah melakukan kegiatan yang akan dibuat SOP-nya. Mereka mengetahui apa manfaat SOP, apa tujuannya dan bagaimana tampilan SOP.

Mereka hendaknya juga mampu bekerjasama dalam tim secara seksama dan dalam suasana yang gembira.

Langkah kegiatan yang umumnya dilakukan adalah:

1. Pilih dan tetapkan serta tuliskan JUDUL KEGIATAN yang akan dibuat SOP-nya

2. Melalui diskusi kelompok, tetapkan batas awal dan batas akhir dari kegiatan tersebut. Harus jelas benar kapan kegiatan itu imulai dan diakhiri, bila ada tetapkan apa yang menjadi pertanda bila kegiatan tersebut telah selesai.

3. Rinci dengan seksama macam-macam bagian kegiatan yang harus dilakukan mulai dari awal sampai akhir kegiatan. Anggota tim hendaknya dapat bekerja dengan bebas dalam mengemukakan pendapatnya, terutama dalam menentukan rincian macam kegiatan ini. Untuk itu metode curah pendapat (brain stroming) dalam menggali informasi antar anggota, sangat disarankan.

4. Tuliskan pendapat kelompok tentang rician macam kegiatan apa, siapa, bagaimana dan dokumen apa yang diperlukan pada lembaran-lembaran kertas kecil. Agar memudahkan diskusi terutama saat menata prosedur kegiatan, atau langkah-langkah urutan kegiatan.

5. Susunlah dalam urutan yang logis rician kegiatan tersebut. Gunakan lembaran kertas yang telah berisi tulisan macam kegiatan sebagai media untuk memudahkan menatanya. Lakukan berulang kali sehingga mendapatkan urutan kegiatan yang paling logis, paling efektif, efisien untuk mencapai tujuan kegiatan.

6. Periksa dan evaluasi kembali urutan kegiatan, bila tim telah sepakat tuliskan dalam kertas yang baru urutan-urutan kegiatan, pelaksana kegiatan, dokumen atau formulir-formulir yang harus dikerjakan, dan lain-lain.

7. Rencanakan waktu yang diperlukan untuk penyelasaian kegiatan tersebut, baik waktu tercepat yang mungkin dapat dilakukan maupun waktu paling lama.

47

bunga rampai detasering

8. Tulis kembali dalam kerangka SOP yang telah disepakati. Misalnya menggunakan kerangka : Header, Definisi atau ruang lingkup kegiatan, Bagan alir prosedur standar yang berisi macam kegiatan, pelaksana kegiatan, urutan kegiatan, dokumen serta format yang dipakai (bila ada), dan bila diperlukan tambahan catatan atau keterangan.

9. Evaluasi kembali, dan rayakan dengan telah selesainya satu SOP, kemudian lanjutkan untuk SOP kegiatan yang lain

10. Kemampuan untuk dapat bekerjasama dalam suasana yang gembira merupakan hal yang penting, karena umumnya tim tersebut akan menyusun SOP dari berbagai kegiatan, yang tidak jarang membawa pada kebosanan dan kekurangmenarikan

Macam kegiatan Program Studi yang perlu SOPApa saja kegiatan yang ada di Program Studi (termasuk di Prodi Teknik Industri Unijoyo), yang perlu dibuat SOP-nya? Berikut adalah sebagian dari kegiatan tersebut

1. Melaksanakan rapat rutin prodi2. Menetapkan jadual perkuliahan setiap semester3. Menyiapkan dan melaksanakan ujian semester, ujian tengah semester,

dan ujian yang lain4. Melaksanakan kegiatan semester pendek5. Melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran dari dosen di prodi6. Melaksanakan tugas akhir mahasiswa7. Melaksanakan ujian tugas akhir8. Menyelasikan transkrip dan ijazah9. Mengusulkan kenaikan pangkat10. Memilih ketua prodi dan lain-lain

48

bunga rampai detasering

Hubungan SOP dan penjaminan mutuBagaimana kita dapat mengetahui bahwa kegiatan yang kita lakukan telah berjalan dengan baik. Apakah petugas, orang-orang yang terlibat pada kegiatan tersebut telah melaksanakan tugasnya dengan baik? Semua pertanyaan itu berfokus kepada mutu, pada kulaitas dari hasil dan proses kegiatan yang dilakukan.

Untuk dapat mengetahui sejauh mana mutu pelaksanaan kegiatan yang kita lakukan, diperlukan rincian yang baku tentang kegiatan itu, yang umumnya berupa SOP.

Adanya SOP dapat menjelaskan secara rinci langkah kegiatan, format yang harus diisi, waktu yang diperlukan, yang kesemuanya dapat menjadi indikator terhadap mutu baik dari kegiatannya sendiri, ataupun dari para pelaksana kegiatan. Adanya SOP memungkinkan adanya penilaian yang lebih objektif pada mutu pelaksanaan kegiatan.

PenutupMeskipun statu kegiatan telah terbiasa dilakukan, perlu ada dokumen tertulis yang menjabarkan secara rinci langkah operasi yang baku. Dokumen tersebut dinamakan SOP. Manfaat adanya SOP di antara adalah : memudahkan pelaksanaan, memperjelas tanggung jawab dan evaluasi, serta mendukung pelaksanaan penjaminan mutu.

Menyusun SOP, disarankan dilakukan oleh tim kecil, yang dapat bekerja secara bersama, seksama dan gembira.

Daftar bacaan:Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (2001). Pedoman Admintrasi Pendidikan

Suhardjono (2005) Prosedur Operasi Standar dalam kegiatan PEKERTI di Unijoyo, urun rembug awal.

Institut Pertanian Bogor (2004) Kumpulan Prosedur Operasional Baku Dit. Adminitrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan.

49