access - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · web viewdalam penyelenggaraan pendidikan di...

65
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru di hadapan peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali peserta didik. Apabila ada pihak lain, baik itu pengawas, kepala sekolah, apa lagi sesama guru yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan tidak percaya kepada seorang guru. Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-sekolah. Oleh karena itu walaupun kepala sekolah dan pengawas (supervisor) memiliki kewenangan untuk monitoring dan supervisi pembelajaran, namun hal ini kurang maksimal dilakukan. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah. Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, yang ruhnya terletak pada interaksi antara guru dan peserta didik di kelas. Akuntabilitas guru menjadi rendah, dan terfokus pada MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 1

Upload: haque

Post on 25-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran

di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada

pihak luar yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru

di hadapan peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah

merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali peserta didik. Apabila

ada pihak lain, baik itu pengawas, kepala sekolah, apa lagi sesama guru yang ingin tahu

bagaimana seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan tidak

percaya kepada seorang guru.

Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di

sekolah-sekolah. Oleh karena itu walaupun kepala sekolah dan pengawas (supervisor)

memiliki kewenangan untuk monitoring dan supervisi pembelajaran, namun hal ini

kurang maksimal dilakukan. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau

bahkan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah.

Kondisi demikian tentu tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan,

yang ruhnya terletak pada interaksi antara guru dan peserta didik di kelas. Akuntabilitas

guru menjadi rendah, dan terfokus pada bagaimana membuat peserta didik dapat

mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk materi

ujian nasional, bahkan dikesankan lebih santai lagi. Pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik, masih jauh dari

harapan.

Dalam kondisi demikian, maka peran pengawas dan kepala sekolah sangat

diharapkan. Pengawas dan kepala sekolah harus berfungsi sebagai instrumen quality

control dalam proses pendidikan, dan pembelajaran/bimbingan. Kualitas tidak hanya

pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan peserta didik, namun juga

kebermaknaan proses pembelajaran.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 1

Page 2: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka materi ini disusun sebagai bekal bagi

pengawas dan kepala sekolah dalam monitoring proses pembelajaran oleh para guru.

B. Tujuan dan Manfaat

Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru

pada satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu

proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar

terlaksana monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas

diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu

mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik

supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3)

memahami prinsip-prinsip supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina

kepala sekolah/guru, dan 4) mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan

karakteristik permasalahan sekolah/guru yang dihadapi.

Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan

kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap

satuan pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah

Daerah dalam mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan

pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi

masyarakat atas peran sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pengawas program pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.

C. Lingkup Monitoring dan Supervisi Pembelajaran

Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu

pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah

tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan

pada prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka,

dan keberlanjutan.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 2

Page 3: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi

kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3)

pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.

Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk

untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada

akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab

bersama semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban

warga negara, orangtua, masyarakat, dan pemerintah.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 3

Page 4: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

BAB II

LANDASAN PENYUSUNAN MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN

A. Landasan Yuridis

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu

menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan

efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 ayat (5) menyatakan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Selanjutnya dalam pasal 39 ayat (1) dinyatakan: Tenaga kependidikan bertugas

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan

teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Tugas pengawasan

pendidikan mengimplikasikan adanya tenaga pengawas pendidikan yang dikenal dengan

istilah pengawas sekolah atau pengawas satuan pendidikan baik pada jalur sekolah

maupun pada jalur luar sekolah. Pada jalur pendidikan luar sekolah pengawas satuan

pendidikan disebut penilik satuan pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam

penjelasan pasal 39 ayat (1) bahwa: Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan

pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan,

laboran dan teknisi sumber belajar.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 4

Page 5: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang

standar nasional pendidikan, pasal 39 ayat (1) menyatakan pengawasan pada pendidikan

formal dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan.

a. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, khususnya yang mengatur tenaga kependidikan, sebagai berikut.

1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang

proses pendidikan pada satuan pendidikan [Pasal 39 Ayat (1)].

2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) menciptakan

suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

(2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan; dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya [Pasal 40 Ayat

(2)].

b. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003

tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Penilaian kualitas kinerja

seorang kepala sekolah dilihat dari peran sebagai: pemimpin, manajer, pendidik,

administrator, wirausahawan, pencipta iklim kerja, dan sebagai penyelia.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa

kompetensi kepala sekolah antara lain adalah: 1) Melakukan monitoring, evaluasi, dan

pelaporan pelaksa-naan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang

tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya, 2) merencanakan program supervisi

akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 3) melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang

tepat, dan 4) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa

kompetensi pengawas antara lain adalah: 1) memantau pelaksanaan

pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 5

Page 6: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

mutu pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau matapelajaran

di SD/MI, 2) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan

hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah

menengah yang sejenis, 3) membimbing guru dalam menyusun silabus tiap

matapelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang

sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-

prinsip pengembangan KTSP, 4) memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan

hasil belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan

tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah

yang sejenis, dan 5) memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan

memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan

akreditasi sekolah menengah kejuruan.

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RepubIik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa monitoring proses

pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil

pembelajaran.

B. Landasan Konseptual

Peningkatan mutu pendidikan menuntut adanya tenaga kependidikan yang

berkualitas. Salah satu tenaga kependidikan yang dinilai strategis dalam meningkatkan

kemampuan profesional guru dan mutu pendidikan di sekolah adalah pengawas sekolah.

Istilah pengawas sekolah disebut pengawas satuan pendidikan.

Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus

PNS yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat

berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan pada

sekolah/satuan pendidikan.

Status pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah jabatan fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan

terhadap sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan.

Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah membina dan mengawasi

penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun teknis administratif pada

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 6

Page 7: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

satuan pendidikan terentu. Sedangkan tanggungjawabnya adalah meningkatnya kualitas

pembelajaran dan hasil belajar (supervisi akademik) dan kualitas penyelenggaraan

pendidikan (supervisi manajerial) yang pada akhirnya tanggungjawab tersebut harus

bermuara pada peningkatan mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan. Tugas

pokok dan tanggungjawab tersebut merupakan penerapan dari konsep dan prinsip

keilmuan yakni supervisi pembelajaran (akademik) termasuk manajemen pendidikan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya pengawas satuan pendidikan berfungsi

sebagai supervisor pendidikan baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial.

Sebagai supervisor akademik, pengawas satuan pendidikan bertugas membantu dan

membina guru meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat mempertinggi

mutu proses dan hasil belajar peserta didik. Sebagai supervisor manajerial, pengawas

satuan pendidikan bertugas membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar

dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya.

Bobot fungsi supervisi akademik dan bobot fungsi manajerial berturut-turut 75%

dan 25%. Kedua jenis pengawasan tersebut menjadi landasan utama dalam

merumuskan tugas pokok dan fungsi pengawas satuan pendidikan.

Pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional berstatus

PNS yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat

berwenang untuk melakukan pembinaan & pengawasan pendidikan pada sekolah/satuan

pendidikan tertentu.

Kompetensi pengawas satuan pendidikan yaitu seperangkat kemampuan yang

mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap & tingkah laku yang harus dimiliki &

dikuasai pengawas secara terpadu & ditampilkan dalam tindakannya untuk

meningkatkan mutu pendidikan pada satuan pendidikan binaannya.

Kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan mencakup 6 (enam) dimensi

kompetensi, yaitu: 1) dimensi kepribadian, 2) dimensi sosial, 3) dimensi supervisi

manajerial, 4) dimensi supervisi akademik, 5) dimensi evaluasi pendidikan, dan 6) dimensi

penelitian pengembangan.

Dalam hal dimensi supervisi akademik, kompetensi supervisi akademik adalah

kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni

menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 7

Page 8: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa (Sudjana, 13:

2009).

Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap

kegiatan akademis, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Glickman

(1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian

tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru

mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989).

Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih

dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang

perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam

meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik

adalah guru dalam proses belajar mengajar (pembeljaran). Materi pokok dalam proses

pembelajaran adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik

pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai

proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas).

Kualifikasi pengawas satuan pendidikan dengan persyaratan akademik minimal

yang harus dipenuhi untuk dapat diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.

Kualifikasi tersebut mencakup: tingkat pendidikan keahlian/ keilmuan, pangkat/golongan,

jabatan, pengalaman kerja & usia.

Kepala Sekolah adalah guru yang atas dasar kompetensinya diangkat dan diberi

tugas tambahan mengelola satuan pendidikan. Hoy dan Miskel (1987) menegaskan

bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan dan berusaha memanfaatkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya bagi keefektifan sekolah. Senada dengan pendapat tersebut,

Sergiovanni (1997) mengemukakan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala

sekolah mampu memainkan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai

kepala sekolah. Kompetensi Kepala Sekolah mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 8

Page 9: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

yaitu: 1) dimensi kepribadian, 2) dimensi manajerial, 3) dimensi kewirausahaan 4)

dimensi supervisi, dan 5) dimensi sosial.

Monitoring proses pembelajaran adalah kegiatan yang menyertakan proses

pengumpulan, pencatatan, penganalisisan, pelaporan dan penggunaan informasi

manajemen tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Monitoring proses

pembelajaran dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah yang dilaksanakan pada

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran dengan cara diskusi

kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi.

C. Landasan Empirik

Kondisi dan gambaran pengawas satuan pendidikan yang ada pada saat ini, dari

studi yang dilakukan POKJA Pengawas terhadap sejumlah pengawas yang mewakili

hampir semua propinsi dapat dikemukakan sbb: (1) kualifikasi akademik pengawas

satuan pendidikan yang ditunjukkan oleh tingkat pendidikan formal sangat heterogen (2)

para pengawas sekolah/satuan pendidikan telah memiliki pengalaman kerja sebagai

tenaga pendidik berstatus PNS cukup lama dan rata-rata telah berusia di atas 50 tahun

(3) rekrutmen tenaga pengawas satuan pendidikan yang tidak terprogram dan tidak

teruji secara akademik (4) lemahnya pembinaan karir dan pembinaan profesi pengawas

sehingga kompetensi profesional pengawas tidak lebih baik dari kompetensi guru (5)

jabatan pengawas sekolah kurang diminati dibandingkan dengan jabatan kepala sekolah

disebabkan rekrutmen dan penghargaan pengawas yang tidak memadai serta (6)

kurangnya dukungan yang diberikan kepada pengawas untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pengawas satuan pendidikan.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 9

Page 10: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

BAB III

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN

A. Monitoring Proses Pembelajaran

Monitoring pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan monitoring yang dilakukan

oleh pengawas atau kepala sekolah dengan cara diskusi kelompok berfokus,

pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi. Monitoring tersebut

dilakukan pada tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar. Ketiga

tahap tersebut diuraikan berikut.

1. Monitoring pada Tahap Perencanaan Proses Pembelajaran

Monitoring pada tahap perencanaan proses pembelajaran meliputi unsur silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran,

standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

a. Silabus

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau

tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus

dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh

para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau

beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat

Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah

supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD

dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA

dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama

untuk MI, MTs, MA, dan MAK. Contoh silabus (terlampir).

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 10

Page 11: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik

dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun

RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan

atau lebih. Guru dapat merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang

disesuaikan dengan penjadwalan pada satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah sebagai berikut.

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang

menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan

dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik

dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi

dalam suatu pelajaran. Kompetensi dasar ini merupakan acuan perumusan tujuan

pembelajaran.

4. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar.

5. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 11

Page 12: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

6. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban

belajar.

7. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai

kelas 3 SD/MI.

8. Kegiatan pembelajaran

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan

secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 12

Page 13: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

9. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian

mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan

kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,

sikap, dan keterampilan. Untuk merumuskan indikator pencapaian kompetensi dapat

dimulai dengan perumusan kegiatan (activity) yang dapat dilakukan untuk mencapai

kompetensi. Dengan demikian harus dibedakan antara indikator kompetensi dengan

indikator tes.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Patut

diperhatikan indikator tes yang menggambarkan kedalaman konten yang harus

dikuasai dan biasanya terkait dengan kompetensi yang akan dicapai.

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi.

c. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,

tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,

norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semangat belajar.

3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 13

Page 14: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,

pengayaan, dan remedi.

5) Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP

disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas

mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan

komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan

kondisi.

Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir).

2. Monitoring pada Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring pada tahap pelaksanaan proses

pembelajaran adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan

pembelajaran.

a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1) Rombongan belajar

Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:

a) SD/MI : 28 peserta didik

b) SMP/MTs : 32 peserta didik

c) SMA/MA : 32 peserta didik

d) SMK/MAK : 32 peserta didik

2) Beban kerja minimal guru

a) beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 14

Page 15: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan

tugas tambahan,

b) beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada huruf a di

atas adalah sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1

(satu) minggu.

3) Buku teks pelajaran

a) buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dipilih

melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah/madrasah dari buku-

buku teks pelajaran yang ditetapkan oleh Menteri,

b) rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1 : 1 per mata pelajaran,

c) selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku

pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya,

d) guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku dan sumber belajar

lain yang ada di perpustakaan sekolah/madrasah.

4) Pengelolaan kelas

a) guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan

mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan,

b) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat

didengar dengan baik oleh peserta didik,

c) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik,

d) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan

belajar peserta didik,

e) guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran,

f) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,

g) guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku,

jenis kelamin, dan status sosial ekonomi,

h) guru menghargai pendapat peserta didik,

i) guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 15

Page 16: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

j) pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang

diampunya,

k) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran,

b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,

c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk menjalin kerjasama yang bermakna dengan teman

dan guru.

Pembelajaran inspiratif adalah pembelajaran yang mendorong dan memicu

peserta didik untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan

siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 16

Page 17: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran dimana peserta didik

diperhadapkan pada masalah, persoalan-persoalan dilematis, yang jawabannya

membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai dengan

tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

Pembelajaran yang memotivasi adalah pembelajaran yang mendorong dan

memberi semangat pada peserta didik untuk mencapai prestasi, berkompetisi,

berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi

pembelajaran.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi.

Eksplorasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mencaritemukan berbagai informasi, pemecahan

masalah, dan inovasi.

Elaborasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan

dan karya yang bermakna.

Konfirmasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan

bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan dan diperbaiki secara terus-

menerus.

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan

prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 17

Page 18: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

(2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain,

(3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara

peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya,

(4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran,

(5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna,

(2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis,

(3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,

(4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif,

(5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar,

(6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok,

(7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok,

(8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan,

(9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c) Konfirmasi

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 18

Page 19: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(1) memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik,

(2) memberikan konfirmasi terhadap hasil

eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

(3) memfasilitasi peserta didik melakukan

refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

(4) memfasilitasi peserta didik untuk

memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi

dasar:

(a) berfungsi sebagai narasumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang

menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar,

(b) membantu menyelesaikan masalah,

(c) memberi acuan agar peserta didik

dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi,

(d) memberi informasi untuk

bereksplorasi lebih jauh,

(e) memberikan motivasi kepada

peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a)bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran,

b)melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 19

Page 20: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

d)merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik,

e)menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

c. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan

menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,

portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar

Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

B. Supervisi Pembelajaran

Supervisi pembelajaran atau supervisi akademik adalah pelaksanaan pengawasan

akademik, yakni penilaian dan pembinaan guru yang dilakukan oleh pengawas.

1. Penilaian kepada Guru

Penilaian kepada guru dimaksudkan adalah penilaian yang dilaksanakan oleh

pengawas yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam menyusun merencanakan,

melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran.

Penilaian pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran

secara keseluruhan, mencakup: tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

Penilaian proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: 1) membandingkan

proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, dan 2)

mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi

guru.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 20

Page 21: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Penilaian proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam

proses pembelajaran.

a. Penilaian pada tahap perencanaan proses pembelajaran

Penilaian perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas

sekolah terhadap guru adalah menilai kualitas silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK),

kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi

ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar,

dan sumber belajar. Untuk hal tersebut, apakah 1) RPP dijabarkan dari silabus dan

nantinya kegiatan belajar peserta didik terarah untuk mencapai KD?, 2) RPP disusun

secara lengkap dan sistematik agar pembelajaran nantinya berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif dan memberi ruang bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat &

perkembangan peserta didik? dan 3) RPP disusun dengan (1) memperhatikan perbedaan

individu peserta didik, (2) mendorong partisipasi aktif peserta didik, (3) mengembangkan

budaya membaca & menulis, (4) memberikan umpan balik & tindak lanjut, (5)

keterkaitan & keterpaduan, dan (6) menerapkan TIK? Contoh format penilaian

perencanaan proses pembelajaran (terlampir).

b. Penilaian pada tahap pelaksanaan pembelajaran

Sebelum menilai pelaksanaan pembelajaran, pengawas sekolah terlebih dahulu

memperhatikan persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran (romongan belajar,

beban kerja minimal guru, buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas).

Menilai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas sekolah

terhadap guru adalah menilai kualitas proses pembelajaran secara keseluruhan yang

terdiri atas: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pada kegiatan pendahuluan, apakah guru 1) menyiapkan peserta didik secara

psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 2) mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari, 3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus?

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 21

Page 22: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Pada kegiatan inti, untuk mencapai KD apakah guru melakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik? Disamping itu, apakah guru

menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata

pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi?

Dalam hal eksplorasi, apakah guru: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi

yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan

prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber, 2) menggunakan

beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,

memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan

guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya, 3) melibatkan peserta didik secara aktif

dalam setiap kegiatan pembelajaran, dan 4) memfasilitasi peserta didik melakukan

percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Dalam hal elaborasi, apakah guru: 1) membiasakan peserta didik membaca dan

menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna, 2) memfasilitasi

peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan

baru baik secara lisan maupun tertulis, 3) memberi kesempatan untuk berpikir,

menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut, 4) memfasilitasi

peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, 5) memfasilitasi peserta

didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, 6) memfasilitasi

peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,

secara individual maupun kelompok, 7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan

hasil kerja individual maupun kelompok, 8) memfasilitasi peserta didik melakukan

pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan, dan 9) memfasilitasi peserta

didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta

didik?

Dalam hal konfirmasi, apakah guru: 1) memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan

peserta didik, 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber, 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 22

Page 23: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, dan 4) memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar,

misalnya: (1) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan

peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar, (2) membantu menyelesaikan masalah, (3) memberi acuan agar peserta didik

dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi, (4) memberi informasi untuk bereksplorasi

lebih jauh, dan (5) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

c. Penilaian pada tahap menutup pembelajaran

Menilai pada tahap kegiatan menutup pembelajaran yang dilakukan oleh

pengawas sekolah terhadap guru adalah menilai kualitas proses menutup pembelajaran.

Dalam hal ini, apakah guru: 1) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri

membuat rangkuman/simpulan pelajaran, 2) melakukan penilaian dan/atau refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, 3)

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 4) merencanakan

kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar peserta didik, dan 5) menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya?

2. Pembinaan Kemampuan Guru

Dalam pembinaan kemampuan guru, pengawas melakukan pembimbingan dalam

hal: 1) menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi,

dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip pengembangan KTSP, 2) memilih dan

menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan setiap mata pelajaran,

3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran, 4) melaksanakan

pembelajaran di laboratorium dan di lapangan, 5) mengelola, merawat, mengembangkan

dan menggunakan media, serta fasilitas pembelajaran/bimbingan, dan 6) memanfaatkan

teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 23

Page 24: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Melalui supervisi pembelajaran, ada lima langkah pembinaan kemampuan guru,

yaitu: (1) menciptakan hubungan yang harmonis, (2) analisis kebutuhan, (3)

mengembangkan strategi dan media, (4) menilai, dan (5) revisi.

a. Menciptakan Hubungan yang Harmonis

Langkah pertama dalam pembinaan keterampilan pembelajaran guru adalah

menciptakan hubungan yang harmonis antara pengawas dan guru, serta semua pihak

yang terkait dengan program pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Dalam upaya

melaksanakan supervisi akademik memang diperlukan kejelasan informasi antar personil

yang terkait. Tanpa kejelasan informasi, guru akan kebingungan, tidak tahu yang

diharapkan kepala sekolah, dan meyakini bahwa tujuan pokok dalam pengukuran

kemampuan guru, sebagai langkah awal setiap pembinaan keterampilan pembelajaran

melalui supervisi akademik, adalah hanya untuk mengidentifikasi guru yang baik dan

yang kurang terampil dalam mengajar. Padahal seandainya ada kejelasan informasi,

tentu tidak akan terjadi guru yang demikian.

Komunikasi antara kepala sekolah dan guru dikatakan efektif apabila guru benar-

benar menerima supervisi akademik sebagai upaya pembinaan kemampuannya. Dalam

upaya ini, diperlukan kejelasan informasi mengenai hakikat dan tujuan supervisi

akademik. Dalam upaya memperjelas program supervisi akademik, tentu diperlukan

suatu cara dan prinsip-prinsip tertentu dalam berkomunikasi. Bagaimanakah

berkomunikasi secara efektif. Ada sejumlah prinsip komunikasi yang harus diterapkan

oleh kepala sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Marks, Stoops dan Stoops, yaitu: 1)

berbicaralah sebijaksana dan sebaik mungkin, 2) ikutilah pembicaraan orang lain secara

saksama, 3) ciptakan hubungan interpersonal antar personil, 4) berpikirlah sebelum

berbicara, 5) ikutilah norma-norma yang berlaku pada latar sekolah, 6) usahakanlah

untuk memahami pendapat orang lain, 7) konsentrasikan pada pesanmu, bukan pada

dirimu sendiri, 8) kumpulkan materi untuk mengadakan diskusi bila perlu, 9) persingkat

pembicaraan, 10) ciptakan ketidaksanggupan, 11) bersemangatlah, 12) raihlah sikap

orang lain untuk membantu program, 13) berkomunikasilah dengan “eye

communication”, 14) selalu mencoba, 15) jadilah pendengar yang baik, dan 16)

ketahuilah kapan sebaiknya berhenti berkomunikasi.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 24

Page 25: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

b. Analisis Kebutuhan

Secara hakiki, analisis kebutuhan merupakan upaya menentukan perbedaan

antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan dan yang secara nyata

dimiliki. Langkah-langkah menganalisis kebutuhan, yaitu: 1) mengidentifikasi masalah-

masalah pembelajaran – perbedaan (gap) apa saja yang ada antara pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang nyata dimiliki guru dan yang seharusnya dimiliki guru?,

disintesiskan dan diklasifikasi, 2) mengidentifikasi lingkungan dan hambatan-

hambatannya, 3) menetapkan tujuan umum jangka panjang, 4) mengidentifikasi tugas-

tugas manajemen yang dibutuhkan, seperti keuangan, sumber-sumber, perlengkapan

dan media, 5) mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan informasi tambahan

tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru, 6) mengidentifikasi dan

mencatat kebutuhan-kebutuhan khusus pembinaan keterampilan pembelajaran guru,

dan 7) menetapkan kebutuhan-kebutuhan pembinaan keterampilan pembelajaran guru

yang bisa dibina melalui teknik dan media.

c. Mengembangkan Strategi dan Media

Tujuan pengembangan strategi dan media supervisi pembelajaran, yaitu: 1)

mendaftar pembinaan-pembinaan keterampilan pengajaran yang akan dilakukan dengan

menggunakan teknik supervisi individual, 2) mendaftar pembinaan keterampilan

pengajaran yang akan dilakukan melalui teknik supervisi kelompok, 3) mendaftar

mengidentifikasi dan memilih teknik dan media supervisi yang siap digunakan untuk

membina keterampilan pengajaran guru yang diperlukan, 4) setelah mengembangkan

teknik dan media supervisi pembelajaran, selanjutnya dilakukan pembinaan keterampilan

pembelajaran guru dengan menggunakan teknik dan media tertentu sebagaimana telah

dikembangkan.

d. Penilaian Keberhasilan Supervisi Pembelajaran

Penilaian merupakan proses sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan

yang dicapai. Dalam konteks supervisi pembelajaran, penilaian merupakan proses

sistematik untuk menentukan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pembinaan

keterampilan pembelajaran guru. Tujuan penilaian pembinaan keterampilan

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 25

Page 26: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

pembelajaran adalah: 1) untuk menentukan apakah pengajar (guru) telah mencapai

kriteria pengukuran sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pembinaan, dan 2) untuk

menentukan validitas teknik pembinaan dan komponen-komponennya dalam rangka

perbaikan proses pembinaan berikutnya.

Prinsip dasar dalam merancang dan melaksanakan program penilaian adalah

bahwa penilaian harus mengukur performansi atau perilaku yang dispesifikasi pada

tujuan supervisi pembelajaran guru. Langkah-langkahnya adalah: 1) katakan dengan jelas

teknik-teknik penilaian, 2) tulislah masing-masing tujuan, 3) pilihlah atau kembangkan

instrumen-instrumen pengukuran yang secara efektif dapat menilai hasil yang telah

dispesifikasi, 4) uji lapangan untuk mengetahui validitasnya, dan 5) organisasikan,

analisis, dan rangkumlah hasilnya.

e. Perbaikan Program Supervisi Pembelajaran

Sebagai langkah terakhir dalam pembinaan keterampilan pengajaran guru adalah

merevisi program pembinaan. Revisi ini dilakukan seperlunya, sesuai dengan hasil

penilaian yang telah dilakukan. Langkah-langkahnya adalah: 1) me-review rangkuman

hasil penilaian, 2) apabila ternyata tujuan pembinaan keterampilan pengajaran guru tidak

dicapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan

dan sikap guru yang menjadi tujuan pembinaan, 3) apabila ternyata memang tujuannya

belum tercapai maka mulailah merancang kembali program supervisi pembelajaran

untuk berikutnya, dan 4) mengimplementasikan program pembinaan yang telah

dirancang kembali pada masa berikutnya.

3. Teknik Supervisi Pembelajaran

Menurut Gwynn dalam upaya pembinaan guru, ada 2 (dua) teknik supervisi

pembelajaran, yaitu: teknik supervisi individual, dan teknik supervisi kelompok.

a. Teknik Supervisi Individual

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 26

Page 27: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Teknik supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan

kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.

Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki

persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual

meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas,

dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara

singkat satu persatu.

1) Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas,

dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar

sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan

kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau

masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat

dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara kritis dan

mendorong mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini

bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,

dan bisa juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.

Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini,

supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan

kelas. Kedua, tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor

mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan.

Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan

hasil-hasil observasi, sedangkan tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut. Ada beberapa

kriteria kunjungan kelas yang baik, yaitu: (1) memiliki tujuan-tujuan tertentu; (2)

mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru; (3)

menggunakan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif; (4)

terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga menimbulkan sikap saling

pengertian; (5) pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses belajar mengajar;

(6) pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut

2) Observasi Kelas

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 27

Page 28: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan

secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang

dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin mengenai aspek-aspek

dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha

memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama

proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:

a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran

b) cara penggunaan media pengajaran

c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar

d) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: 1) persiapan

observasi kelas; 2) pelaksanaan observasi kelas; 3) penutupan pelaksanaan observasi

kelas; 4) penilaian hasil observasi; dan 5) tindak lanjut. Dalam melaksanakan observasi

kelas ini, sebaiknya supervisor menggunakan instrumen observasi tertentu, antara lain

berupa evaluative check-list, activity check-list.

3) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar

pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha

meningkatkan kemampuan profesional guru. Tujuannya adalah: 1) memberikan

kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; 2)

mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; 3) memperbaiki segala kelemahan dan

kekurangan pada diri guru; dan 4) menghilangkan atau menghindari segala prasangka

yang bukan-bukan.

Swearingen (1961) mengklasifikasi jenis percakapan individual ini menjadi empat

macam sebagai berikut.

a) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam

kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

b) Office-conference. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala

sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat

digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 28

Page 29: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

c) Causal-conference. Yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang

dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.

d) Observational visitation. Yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah

supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas

Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengem- bangkan

segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan

memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan

konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

4) Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara

perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah

itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman

baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan

kelas, dan sebagainya.

Agar kunjungan antarkelas ini betul-betul bermanfaat bagi pengem- bangan

kemampuan guru, maka sebelumnya harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor apabila menggunakan teknik ini

dalam melaksanakan supervisi bagi guru-guru.

a) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya. Upayakan

mencari guru yang memang mampu memberikan pengalaman baru bagi guru-guru

yang akan mengunjungi.

b) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.

c) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.

d) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat. Amatilah apa-apa yang

ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada format-format tertentu.

e) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Misalnya dalam bentuk

percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.

f) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan

pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

g) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

5) Menilai Diri Sendiri

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 29

Page 30: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan.

Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional guru (Sutton,

1989). Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang

peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metoda

pengajarannya dalam mempengaruhi murid (House, 1973). Semua ini akan mendorong

guru untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya (DeRoche, 1985; Daresh, 1989;

Synder & Anderson, 1986).

Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur

kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga menilai dirinya

sendiri. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri,

antara lain sebagai berikut.

a) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid

untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya disusun dalam bentuk

pertanyaan baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut

nama.

b) Menganalisa tes-tes terhadap unit kerja.

c) Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara

perorangan maupun secara kelompok.

b. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang

ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis

kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama

dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada

mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang

mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, yaitu: 1)

kepanitiaan-kepanitiaan, 2) kerja kelompok, 3) laboratorium kurikulum, 4) baca

terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) darmawisata, 7) kuliah/studi, 8) diskusi

panel, 9) perpustakaan jabatan, 10) organisasi profesional, 11) buletin supervisi, 12)

pertemuan guru, dan 13) lokakarya atau konferensi kelompok.

Teknik supervisi kelompok ini tidak akan dibahas satu persatu, karena sudah

banyak buku yang secara khusus membahasnya. Satu hal yang perlu ditekankan di sini

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 30

Page 31: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik supervisi kelompok di atas yang cocok

atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan dan guru di sekolah. Artinya, akan ditemui

oleh kepala sekolah adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan untuk membina

seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang kepala

sekolah harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina

keterampilan pembelajaran seorang guru.

Menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah.

Seorang pengawas , selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan

dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau

kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang

sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio

dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor

kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru, temperamen guru, sikap

guru, dan sifat-sifat somatic guru.

4. Instrumen Pengukuran Kemampuan Guru

Telah disebutkan bahwa esensial supervisi pembelajaran bukan semata-mata

mengukur unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan juga

bagaimana membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Meskipun

demikian, supervisi pembelajaran tidak terlepas dari pengukuran kemampuan guru

dalam mengelola proses pembelajaran. Pengukuran kemampuan guru dalam mengelola

proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan dalam

proses supervisi pembelajaran (Sergiovanni, 1987). Prinsip dasar ini tampak pada

langkah-langkah pembinaan keterampilan pembelajaran guru. Menurut Marks, Stoops

dan Stoops, sebagaimana telah dibahas di muka, salah satu langkahnya berupa analisis

kebutuhan. Esensial langkah analisis kebutuhan adalah mengukur pengetahuan dan

kemampuan untuk menentukan pengetahuan dan kemampuan mana pada guru yang

harus dibina. Ini berarti dalam setiap merencanakan dan memprogram supervisi

pembelajaran selalu diperlukan instrumen pengukuran.

Instrumen untuk mengukur kemampuan guru, karena lebih berbentuk

performansi atau perilaku (behavioral), biasanya digunakan instrumen observasi yang

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 31

Page 32: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

mengamati unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Instrumen ini sering

diambil dari yang sudah ada, yang sudah valid dan reliabel, maupun dapat dikembangkan

sendiri oleh supervisor. Apabila ingin mengembangkan sendiri instrumen observasi, maka

disarankan agar merujuk pada jenis-jenis kemampuan pembelajaran yang harus dimiliki

oleh guru. Setiap jenis kemampuan yang dikembangkan dalam instrumen observasi harus

disediakan skala pengukuran.

Ada bermacam-macam skala pengukuran, misalnya skala tiga, skala lima, dan

skala tujuh. Apabila digunakan skala tiga, maka bentuknya menjadi tidak mampu (1),

cukup mampu (2), dan mampu (3). Apabila digunakan skala lima, maka bentuknya

menjadi sangat kurang mampu (1), kurang mampu (2), cukup mampu (3), mampu (4),

dan sangat mampu (5). Semakin kecil skor kemampuannya semakin perlu dibina.

Semakin rendah skornya berarti guru semakin tidak mampu mengelola proses

pembelajaran.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pernah mengembangkan satu

instrumen pengukuran yang disebut dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).

APKG ini merupakan instrumen yang telah dikembangkan dan resmi digunakan untuk

mengukur kemampuan guru yang bersifat generic essensial. Dikatakan generic karena

kemampuan tersebut secara umum harus dimiliki oleh setiap guru bidang studi apapun.

Dikatakan essential karena kemampuan tersebut merupakan kemampuan-kemampuan

yang penting saja. Ini tidak berarti bahwa kemampuan yang lain tidak perlu melainkan

masih sangat diperlukan hanya harus diukur melalui instrumen lainnya (Depdikbud,

1982).

C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Supervisi Pembelajaran

Tindak lanjut dari hasil monitoring dan supervisi pembelajaran yang telah

dilakukan oleh pengawas sekolah adalah: 1) penguatan dan penghargaan diberikan

kepada guru yang telah memenuhi standar, 2) teguran yang bersifat mendidik diberikan

kepada guru yang belum memenuhi standar, dan 3) guru diberi kesempatan untuk

mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 32

Page 33: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

DAFTAR RUJUKAN

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, Jakarta.

-------, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta.

Baso Intang Sappaile, 2007. Kompetensi Mengajar Minimal Bagi Guru Baru (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 12, No. 2), Balitbang Depdiknas, Jakarta.

-------, 2007. Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar (Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, Edisi Khusus I, Tahun ke-13), Balitbang Depdiknas, Jakarta.

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru

Dewey, John, 1964. Democracy in Education. New York: The Macmillan Co.

Gwynn, J.M. 1961. Theory and Practice of Supervision. New York: Dodd, Mead & Company.

Heininch, Robert, Michael Molenda and Jame Russell, 1989. Instructional Media and the New Technologies of Instruction. New York: Macmillan Publishing Co.

http://www.newhorizons.org/trans/nea_keys.htm

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 33

Page 34: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

http://www.co-nect.nethttp://www.europa.eu.int

Januzowski, Allan, 2001. Educational Technology: The Development of a Concept. Englewood, NJ: Libraries Unlimited Inc.

Nana Sudjana, 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Ornstein, Allan C. and Daniel U. Levie,1981. Foundations of Education. Boston, MA.Reigeluth, Charles M. (ed) , 1987. Instructional Theories in Action. Hillsdale, NJ: Lawrence

Erlbaum Associates.

-------, 1993. Instructional Design Theories and Models. Vol. I. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Tilaar, H.A.R, 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Thompson, M.M, 1962. The History of Education. New York: Barnes and Noble, Inc.

Direktorat tenaga kependidikan. 2006. Naskah Akademik tentang Standar Pengawas Satuan Pendidikan (Kualifikasi dan Kompetensi), Jakarta.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 34

Page 35: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Lampiran 1.Contoh:

SILABUS

Nama Sekolah : SMA/MAMata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : I/1Alokasi Waktu : 16 x 45 menit

Standar Kompet

ensi

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajar

an

Indikator Pencapaia

n Kompeten

si

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

Memahami struktur atom sifat-sifat periodik unsur dan ikatan kimia

Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyada

Sistem Periodik dan Struktur Atom

Pengelompokan unsur

Membuat ringkasan tentang perkembangan pengelompokan unsur-unsur dalam tabel periodik dan mempresentasikannya (per kelompok)

Mendiskusikan dasar pengelom

Menganalisis perkembangan sistem periodik melalui studi kepustakaan.

Tes tertulis(uraian dan objektif)

8 x 45 menit

Kimia

unsur.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 35

Page 36: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Standar Kompet

ensi

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajar

an

Indikator Pencapaia

n Kompeten

si

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

ri keteraturannya melalui pemahaman konfigurasi elektron.

pokan unsur-unsur menurut hukum oktaf, sistem periodik Mendeleev, dan sistem periodik modern serta kelemahan dan kelebihannya.

Golongan

Periode

Konfigurasi elektron

Jumlah kulit

Menggali informasi dari tabel untuk menentukan golongan, nomor atom, dan konfigurasi elektronnya.

Menentukan golongan dan periode unsur-unsur dalam tabel periodik modern

Tes tertulis (uraian dan objektif)

Tabel Periodik Unsur-unsur

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 36

Page 37: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Lampiran 2.Contoh:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA/MAKelas/Semester : I/1Mata Pelajaran : KimiaJumlah Pertemuan : 4 x 2 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

2. Kompetensi Dasar : Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

3. Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran, siswa mampu : a. Menjelaskan unsur-unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya

membentuk ion positif dan unsur-unsur yang mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif untuk mencapai kestabilan.

b. Menggambarkan struktur Lewis atom unsur gas mulia dan atom unsur bukan gas mulia.

c. Menjelaskan penyebab kestabilan atom unsur gas mulia.d. Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dari unsur yang elektro positif (unsur

logam) dengan unsur yang elektronegatif (unsur nonlogam).e. Memberi contoh senyawa ion sederhana dan kegunaannya dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Materi Ajar :a. Unsur-unsur gas mulia memiliki 8 elektron valensi (elektron pada kulit terluar)

kecuali Helium yang memiliki 2 elektron valensi. Oleh sebab itu unsur-unsur gas mulia stabil (sulit bereaksi dengan unsur lain).

b. Unsur-unsur golongan IA (alkali) memiliki satu elektron valensi dan golongan IIA (alkali tanah) memiliki 2 elektron valensi merupakan unsur-unsur logam. Untuk menjadi stabil unsur-unsur golongan IA melepaskan 1 elektron valensi membentuk ion positif satu sehingga menyerupai konfigurasi elektron gas muliaContoh :

11Na → 10Na+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 8, 1) (2, 8)

19K → 18K+ + 1e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 8, 1) (2, 8, 8)

Sedangkan unsur-unsur golongan IIA melepas 2 elektron valensi membentuk ion positif dua.

Contoh :

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 37

Page 38: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

12Mg → 10Mg2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 8, 2) (2, 8)

20Ca → 18Ca2+ + 2e menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 8, 2) (2, 8, 8)

Unsur-unsur golongan IA dan IIA disebut unsur-unsur elektropositif.

c. Unsur-unsur golongan VIA memiliki 6 elektron valensi dan golongan VIIA memiliki 7 elektron valensi, merupakan unsur-unsur non logam. Untuk mencapai kestabilan unsur-unsur golongan VIA dan VIIA lebih mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif dari pada melepaskan elektron valensinya.

Contoh: 8O + 2e → 10O2- menyerupai konfigurasi elektron 10Ne (2, 8) (2, 6) (2, 8)

17Cl + 2e → 18Cl- menyerupai konfigurasi elektron 18Ar (2, 8, 8) (2, 8, 7) (2, 8, 8)

d. Ikatan ion terbentuk dari unsur logam dan nonlogam dengan melakukan serah terima elektron karena adanya gaya elektrostatik.Contoh :

11Na → 10Na+ + 1e (2, 8, 1) (2, 8)

17Cl + 2e → 18Cl- (2, 8, 7) (2, 8, 8)

Na+ + Cl- → NaCl

5. Alokasi Waktu : 8 (delapan) jam pelajaran6. Metode Pembelajaran: : Ceramah, diskusi, dan pemberian tugas7. Kegiatan Pembelajaran :

a. Kegiatan awal (apersepsi)Dengan menggunakan tabel periodik, guru mengingatkan siswa tentang unsur-unsur golongan IA dan golongan IIA (unsur-unsur logam) dan unsur-unsur golongan VIA dan golongan VIIA (unsur-unsur nonlogam) serta konfigurasi elektronnya.

b. Kegiatan inti :

1) Menjelaskan kestabilan gas mulia berdasarkan konfigurasi elektronnya.2) Mengidentifikasi unsur yang dapat melepaskan atau menerima elektron

valensi untuk mencapai kestabilannya atau menyerupai konfigurasi elektron gas mulia.

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 38

Page 39: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

3) Menggambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia (duplet dan oktet) dan dibandingkan dengan susunan elektron valensi atom bukan gas mulia serta hubungannya dengan kestabilan unsur.

4) Diberikan contoh unsur yang mudah melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif dan contoh unsur yang mudah menerima elektron valensi dari unsur lain membentuk ion negatif. Ke dua unsur tersebut bergabung membentuk ikatan ion dengan melakukan serah terima elekton.

5) Mengilustrasikan proses terjadinya ikatan ion, misalnya laki-laki (muatan positif) dan perempuan (muatan negatif) saling tertarik membentuk ikatan perkawinan.

6) Memberi contoh senyawa ion dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, garam dapur (NaCl).

c. Kegiatan akhir (Penutup)Guru dan siswa membuat simpulan tentang konfiguarsi elektron yang stabil, unsur-unsur yang mudah melepaskan atau menerima elektron valensi serta proses terbentuknya ikatan ion. Selanjutnya guru melakukan penilain atau tes hasil belajar dan pemberian tugas untuk mengetahui apakah indikator dan kompetensi sudah tercapai.

8. Indikator Pencapaian Kompetensi : - Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya

dengan cara melepaskan atau menerima elektron valensi.- Membandingkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) atom gas mulia

(duplet dan oktet) dan susunan elektron valensi atom bukan gas mulia.- Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion dan contoh senyawanya.

9. Penilaian Hasil Belajar :Dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk ulangan harian dengan menggunakan tes tertulis. Ulangan harian ini berfungsi untuk : (1) mengukur ketuntasan penguasaan KD yang menjadi syarat untuk lanjut pada pembelajaran KD berikutnya, (2) menjadi umpan balik bagi guru untuk perbaikan proses pembelajaran.

Contoh Soal Ulangan Harian :2. Tentukan jumlah elektron yang dapat dilepaskan atau diterima unsur-unsur

berikut ini untuk mencapai kestabilannya? (Perhatikan tabel periodik)a. Oksigen d. kaliumb. Natrium e. kalsiumc. Klor

3. Gambarkan susunan elektron valensi (struktur Lewis) dari unsur berikut.a. Nitrogen d. Belerangb. Flour e. Klorc. Posfor

4. Dengan menggambarkan konfigurasi elektron, ilustrasikan ikatan ion yang terbentuk dari :

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 39

Page 40: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

a. 11Na dengan 8Ob. 12Mg dengan 17Clc. 20Ca dengan 8Od. 19K dengan 17Cle. 12Mg dengan 8O

10. Sumber Belajar :a. Tabel Periodik Unsurb. Buku Kimia yang sesuaic. CD pembelajaran Kimia (jika ada).

Lampiran 3.Contoh:

FORMAT PENILAIAN PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN

No. Uraian S KS TSFormat silabus

1. Format silabus dengan urutan: Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Tujuan pembelajaran, Materi ajar, Alokasi waktu, Metode pembelajaran, Kegiatan pembel-

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 40

Page 41: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

ajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian hasil belajar, Sumber belajar.

Isi Silabus2. Keterkaitan antara KD dan SK3. Keterkaitan antara materi pokok dan KD4. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan KD5. Keterkaitan antara indikator pencapaian dengan KD6. Keterkaitan antara penilaian dengan KD7. Keterkaitan antara alokasi waktu dengan pencapaian KD dan

beban belajar8. Keterkaitan antara sumber belajar dengan materi pembelajaran

Format RPP9. Format RPP dengan urutan: Standar kompetensi, Kompetensi

dasar, Tujuan pembelajaran, Materi ajar, Alokasi waktu, Metode pembelajaran, Kegiatan pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian hasil belajar, Sumber belajar.

Isi RPP10. Keterkaitan antara KD dan SK11. Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan KD12. Keterkaitan antara materi ajar dengan indikator pencapaian

kompetensi13. Keterkaitan antara alokasi waktu dengan pencapaian KD dan

beban belajar14. Keterkaitan antara metode pembelajaran dengan KD15. Keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dengan KD16. Keterkaitan antara indikator pencapaian KD dengan KD17. Keterkaitan antara instrumen penilaian dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian18. Keterkaitan antara sumber belajar dengan SK/KD dan indikator

penncapaian kompetensi19. RPP dibuat dengan jabaran dari silabus.

Keterangan:S : SesuaiKS : Kurang SesuaiTS : Tidak Sesuai

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 41

Page 42: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

Lampiran 4.Contoh Lembar Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan skala lima.

LEMBAR PENILAIAN

PetunjukBerilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.

1 = sangat tidak baik2 = tidak baik3 = kurang baik4 = baik5 = sangat baik

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRAPEMBELAJARAN1. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 52. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA. Penguasaan materi pelajaran3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 54. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 55. Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki

belajar 1 2 3 4 5

6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai 1 2 3 4 5

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 59. Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 511. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif 1 2 3 4 5

12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang 1 2 3 4 5

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 42

Page 43: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

NO INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI SKORdirencanakan

C. Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4 514. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 515. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 517. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4 518. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian proses dan hasil belajar19. Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 520. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 1 2 3 4 522. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP 23. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan

siswa 1 2 3 4 5

24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan 1 2 3 4 5

Total SkorDengan ini saya menyatakan bahwa penilaian yang saya lakukan sesuai dengan

kondisi peserta yang sebenarnya, dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Penilai,

(....................................)NIP/NIK

........................, .................Penilai,

(....................................)NIP/NIK

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 43

Page 44: ACCESS - suaidinmath.files.wordpress.com€¦ · Web viewDalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas

MONITORING DAN SUPERVISI PEMBELAJARAN Halaman 44