acara 3 paku keling dan riveter
DESCRIPTION
paku kelingTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMPERBENGKELAN
PAKU KELING DAN RIVETER
Oleh:Annas Ardiansyah
A1H012025
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyambungan ialah menyatukan atau menyambungkan dua bagian
komponen, sehingga menjadi satu kesatuan. Ada beberapa cara penyambungan
logam yang dapat dikelompokkan dalam permanen, semi permanen, dan non
permanen. Sambungan digolongkan sebagai permanen, jika sambungannya tidak
bisa dilepas kembali kecuali dengan merusakkan. Cara penyambungannya ialah
dengan las. Sambungan dinamakan semi permanen, jika sambungannya sulit
dilepas kembali. Cara melepaskan biasanya dengan merusakkan penyambungnya,
namun bagian yang disambung tidak rusak. Ada beberapa cara penyambungan
yang tergolong semi permanen antara lain: Keling, lem, dan Pemuaian.
Sambungan non permanen ialah sambungan yang bisa dilepas kembali tanpa
merusakkan. Cara yang dipakai ialah dengan mur-baut dan klem.
Penggunaan paku keling adalah untuk menyambung atau menyatukan bagian
logam pipih lainnya dimana ikatan yang terbentuk bukan merupakan ikatan yang
dibuka-pasang. Terdapat beberapa jenis paku keling seperti: Paku keling besi, Paku
keling tabung, paku keling belah, paku keling tekan, dan paku keling berlubang.
Pemasangan paku keling mempergunakan palu khusus hingga terbentuk ikatan
yang kuat antara kedua logam pipih yang disatukan dan khusus untuk paku keling
berlubang dapat di pasang dengan mempergunakan riveter(Morgan dan Setiawan,
1987)
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui fungsi paku keling sebagai alat penyambung logam pipih.
2. Dapat membedakan pasangan paku keling dengan mempergunakan palu dan
riveter.
3. Dapat memasang paku keling dengan mempergunakan palu maupun riveter.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menyambung dua plat, sering digunakan alat sambung berupa paku keling
atau dengan melipat dari kedua plat tersebut, kemudian diperkuat dengan penitik.
Macam-macam paku keling adalah sebagai berikut: paku keling kepala bulat,
kepala trapesium, kepala benam dan kepala rata. Penggunaan paku keling ini
tergantung dari tempat pemasangan plat tersebut, misalnya jika permukaan plat
harus rata, maka paku keling digunakan yang berbentuk benam. Alat sambung
paku keling, merupakan alat sambung yang kuat dibandingkan dengan alat
sambung lainnya. Alat sambung ini digunakan untuk pekerjaan plat yang tidak
diairi air, karena akan bocor. Pemilihan paku keling disesuaikan dengan ukuran
benda kerja dan strukturnya. Untuk pekerjaan plat, paku keling yang digunakan
berdiameter 3 – 5 mm. Paku keling dibuat dari logam lunak, seperti baja lunak,
tembagaluminium, kuningan, dan sebagainya, dalam berbagai ukuran dan bentuk
kepala. (Wirawan dan Sudirman, 2001).
Pengelingan adalah metode penyambungan yang dilakukan dengan
memasukkan pasak yang daktil kedalam lubang pada potongan yang disambung.
Pasak ini memiliki kepala di setiap ujung untuk mencegah terpisahnya
sambungan. Faktor utama yang menyebabkan paku keling jarang dipakai adalah
kemajuan dalam baut kekuatan tinggi dan perkembangan teknik pengelasan.
Selain itu terdapat beberapa kerugian pemakaian paku keling yaitu mempercepat
keusangan pengelingan struktural, terutama pengelingan dilapangan.
Pemasangan paku keling memerlukan 4 atau 5 orang yang berpengalaman.
Pemasangan paku keling yang berpengalaman tidak mudah dijumpai. Prosedur
pemotongan dan penggantian paku keling yang tidak baik mahal biayanya. Juga
pemanasan awal sesaat sebelum pemasangan sangat mempengaruhi terjadinya
keeratan yang diperlukan setelah pendinginan. Penyambungan paku keling
dibutuhkan palu untuk memasukkan/menancapkan plat besi. Kesalahan
menggunakan palu ini akan mengakibatkan rusak platnya atau palunya. Misalnya
untuk meratakan plat menggunakan palu besi, maka lapisan seng akan
mengelupas, sehingga hal ini akan mengakibatkan plat tersebut mengelupas,
demikian sebaliknya jika ingin memukul besi atau sejenisnya menggunakan palu
plastik atau kayu, maka palu tesebut akan rusak. Palu besi mempunyai bentuk
yang bermacam-macam, tergantung dari penggunaannya. Adapun teknik
memasang paku keling biasa adalah:
a. Ambil paku kelilng yang cocok diameternya dan dengan panjang yang
tepat (rumus menentukan panjang paku keling 1½ diameter paku keling
ditambah dua kali tebal plat).
b. Potonglah tangkai paku keling kalau terlampau panjang.
c. Masukkan paku keling dari bawah dan tahanlah dengan landasan lalu
rapatkan kampuh sambungan dengan besi pembentuk kepala paku.
d. Pukul tangkai paku dengan palu, dalam hal pemukulan ini harus lurus
betul.
e. Bentuklah kepala paku mula-mula dikerjakan dengan palu, lalu dipakai
alat pembentuk kepala paku (Wirawan dan Sudirman, 2001).
Pemasangan paku keling hendaknya:
a. Tidak terlalu berdekatan dan berjauhan jaraknya.
b. Jika jarak antar paku terlalu besar dapat terjadi buckling. Jarak maksimum
biasanya adalah 16 x tebal plat.
c. Jarak dan pusat paku keling dengan sisi plat tidak boleh terlalu kecil,
sebab dapat terjadi kegagalan.
Teknik dan prosedur pemasangan rivet pada konstruksi sambungan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat gambar layout pada pelat yang akan di bor dengan menandai
setiap lobang pengeboran menggunakan centerpunch.
b. Mata bor yang digunakan harus tajam sesuai dengan ketentuan sudut
mata bor untuk setiap jenis bahan yang akan dibor .
c. Pengeboran komponen-komponen yang dirakit harus dibor dengan
posisi tegak lurus terhadap komponen yang akan dirivet. Komponen
yang dibor sebaiknya dijepit, untuk menghindari terjadinya pergeseran
komponen selama pengeboran.
d. Pengeboran awal dilakukan sebelum pengeboran menurut diameter
rivet yang sebenarnya. Pre hole (lobang awal) yang dikerjakan
ukurannya lebih kecil daripada diameter rivet
e. Teknik pemasangan rivet
Pemasangan rivet tipe countersink ini dapat dilakukan dengan machine
countersink atau dimpling. Pengerjaan dengan mesin countersink
umumnya digunakan untuk pelatpelat yang tebal. Dan pengerjaan
dimpling digunakan pada pelat-pelat yang relatif tipis. Pemasangan
rivet dengan mesin countersink. Pembentukan sisi pelat yang akan
disambung pada rivet countersink ini dapat digunakan alat pilot
countersink atau dengan contersink drill bit. Kedua alat ini dapat
dipasang pada mesin bor atau pada bor tangan. Penggunaan
alat countersink ini dilakukan setelah pelat yang akan
disambung dideburring terlebih dahulu, Pelat-pelat yang tipis
penggunaan rivet countersink dapat dilakukan dengan cara dimpling.
Prosedur awal pemasangan rivet spesial ini sama halnya dengan
pemasangan rivet lainya. Tetapi pada pemasangan rivet spesial ini
menggunakan alat yakni tang penembak rivet (gun rivet).
III. METODOLOGI
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Paku keeling
2. Palu, Riveter
3. Besi plat
4. Gergaji besi
5. Mesin dan mata bor
6. dan Pemotong plat
B.. Prosedur Praktikum
1. Mengidentifikasi dan menggambar jenis paku keling dan riveter yang
dipergunakan.
2. Menyambung logam pipih dengan paku keling tak berlubang:
a. Dua buah besi plat dilubangi/dibor sesuai dengan ukuran diameter
paku keling.
b. Paku keling dipasangkan pada kedua lubang besi plat (apabila terlalu
panjang maka ujung paku keling dapat dipotong mempergunakan
gergaji besi).
c. Bagian ujung paku keling dipalu hingga kedua plat pipih bersatu
(ujung paku keling setelah dipalu akan terbentuk seperti kepala paku
keling).
3. Menyambung logam pipih dengan paku keling berlubang:
a. Dua buah besi plat dilubangi/dibor sesuai dengan ukuran diameter
paku keling.
b. Paku keling berlubang dipasang/dimasukkan pada riveter.
c. Ujung paku keling dimasukkan pada lubang benda kerja, kemudian
tekan tuas riveter.
d. Setelah kedua plat besi tersambung kuat, tarik tuas riveter dan batang
paku keling akan patah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini yaitu: Paku keeling
digunakan untuk menyatukan bagian logam pipih dengan bagian logam pipih
lainnya. Ikatan tersebut bukan merupakan ikatan yang dapat dibuka pasang.
Pemasangan paku keeling dengan menggunakan riveter. Riveting adalah suatu
dari metode penyambungan yang sederhana. Penggunaan metoda penyambungan
dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-
pelat alumnium, dikarenakan plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu: diharapkan suasana yang kondusif agar
para praktikan dapat menjalankan praktikum ini dengan sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.1988. Alat Perkakas Bengkel. PT Bina Akasara: Jakarta.
Daryanto. 1992. Mesin Perkakas Bengkel. Rineka Cipta: Jakarta.
Ir. Kusen Morgan dan Ir. Budi Indra Setiawan. 1987/1988. Teknologi Perbengkelan. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Praktikum Perbengkelan. UNSOED: Purwokerto.
Van Terheijden, dan Harun. 1971. Alat-alat Perkakas 2. Binacipta: Bandung