abstrak.doc psb

24
ABSTRAK Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 8 halaman, Perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat seringkali tercermin dalam sebuah film. Di dalam beberapa film remaja yang diproduksi terdapat adegan-adegan dialog yang ditampilkan dengan cara yang berbeda dari adegan dialog pada umumnya. Permasalahan penelitian antara lain bagaimana para tokoh remaja menggunakan promina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur di dalam film remaja dan bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film melakukan tindak tutur mengacu diri dan menyapa mitra tutur. Tujuan penelitian ingin menjelaskan bentuk promina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film dan juga ingin menemukan strategi bekomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakukan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Dalam penelitian menggunakan metode interpretatif agar masalah penelitian dapat terjawab. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain, penutur remaja dalam film remaja tersebut menggunakan strategi yang berlainan dalam memilih bentuk pronomina personal I dan II, nomina penyapa, serta nomina pengacu. (Fety Mahyadiarni) Kata Kunci : Promina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Bahasa dan Identitas

Upload: ita-rosfita

Post on 28-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abstrak.doc PSB

ABSTRAK

Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 8 halaman, Perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat seringkali tercermin dalam sebuah film. Di dalam beberapa film remaja yang diproduksi terdapat adegan-adegan dialog yang ditampilkan dengan cara yang berbeda dari adegan dialog pada umumnya. Permasalahan penelitian antara lain bagaimana para tokoh remaja menggunakan promina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur di dalam film remaja dan bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film melakukan tindak tutur mengacu diri dan menyapa mitra tutur. Tujuan penelitian ingin menjelaskan bentuk promina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film dan juga ingin menemukan strategi bekomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakukan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Dalam penelitian menggunakan metode interpretatif agar masalah penelitian dapat terjawab. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain, penutur remaja dalam film remaja tersebut menggunakan strategi yang berlainan dalam memilih bentuk pronomina personal I dan II, nomina penyapa, serta nomina pengacu. (Fety Mahyadiarni)

Kata Kunci : Promina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Bahasa dan Identitas

Page 2: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah. Linguistik Indonesia, tahun ke 27, no 1, Februari 2009, 15 halaman. Ada berbagai macam aspek pendidikan bahasa yang sangat mendesak mendapatkan perhatian. Salah satu diantaranya adalah pemerolehan bahasa. Namun, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak prasekolah, khususnya di Indonesia masih sangat jarang sekali dilakukan. Pertumbuhan dan perkembangan awal merupakan fase yang perlu mendapat perhatian. Fase prasekolah merupakan periode kritis bagi seorang anak. Seandainya periode kritis ini, diberikan stimulan secara intensif berupa masukan tentang kecerdasan, aspek bahasa dan aspek lainnya kemungkinan akan diperoleh manusia yang berkualitas sangat besar bila dibandingkan dengan tanpa pemberian stimulan secara intensif. Apakah ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak. Penelitian ini bertujuan diantaranya untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan bahasa anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan populasi sebanyak 20 orang dan sampel 10 orang yang bertempat di Kecamatan Sei Sekambing Helvetia, Kotamadya Medan. Hasil penelitian ini bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama dan semakin intensif lingkungan memberikan stimuli, maka semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. Pemberian stimuli sejak dini kepada anak prasekolah hendaknya dilakukan secara intensif, agar pemerolrhan kosakata yang akan menjadi leksikonnya bertambah dengan pesat. (Titien Farida)

Kata Kunci: Stimuli, Bahasa, Anak Prasekolah

Page 3: Abstrak.doc PSB

ABSTRAK

Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 8 halaman. Di dalam beberapa film remaja yang diproduksi terdapat adegan-adegan dialog yang ditampilkan dengan cara yang berbeda dari adegan dialog pada umumnya. Permasalahan penelitian antara lain bagaimana para tokoh remaja menggunakan promina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur di dalam film remaja dan bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film melakukan tindak tutur mengacu diri dan menyapa mitra tutur. Tujuan penelitian ingin menjelaskan bentuk promina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film dan juga ingin menemukan strategi bekomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakukan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Dalam penelitian menggunakan metode interpretatif agar masalah penelitian dapat terjawab. Kesimpulan dari penelitian ini antara lain, penutur remaja dalam film remaja tersebut menggunakan strategi yang berlainan dalam memilih bentuk pronomina personal I dan II, nomina penyapa, serta nomina pengacu. (Atik Kurniawati)

Kata Kunci : Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Bahasa dan Identitas

Page 4: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah. Linguistik Indonesia, tahun ke 27, no 1, Februari 2009, 15 halaman. Pertumbuhan dan perkembangan manusia terdiri atas fase yang memiliki ciri tersendiri. Fase prasekolah merupakan periode kritis bagi seorang anak. Apabila periode kritis diberikan stimulan secara intensif kemungkinan akan diperoleh manusia yang berkualitas dibandingkan dengan tanpa pemberian stimulan secara intensif. Pemerolehan bahasa anak adalah tahap perkembangan dimana pemerolehannya masih banyak dipertanyakan berdasarkan konsep universal. Adakah perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun ditinjau dari aspek pemerolehan kosakata, serta apakah responden masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik sama. Penelitian ini diantaranya bertujuan untuk mengetahui perbedaan signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak serta bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun ditinjau dari aspek pemerolehan kosakata. Metode penelitian kuantitatif menggunakan teknik random sampling dengan jumlah sampel yang diambil 50% dari populasi atau 10 orang anak prasekolah berusia 4 tahun yang berdomisili di Kecamatan Sei Sekambing Helvetia, Kotamadya Medan. Peneliti menggunakan alat penelitian berupa angket serta menggunakan metode induktif dalam menganalisis data. Dari penelitian ini anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama serta semakin intensif lingkungan memberikan stimuli maka makin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. Sehingga pemberian stimuli sejak dini kepada anak prasekolah hendaknya dilakukan secara intensif, agar pemerolehan kosakata yang akan menjadi lesikonnya bertambah dengan pesat. (Julya Nurani)

Kata Kunci: Stimuli, Bahasa, Anak Prasekolah

Page 5: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 15 halaman. Dalam media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan realitas adalah film yang digunakan sebagai cerminan dalam kehidupan di masyarakat baik berkelompok maupun individu. Permasalahan penelitian yang menjadi fokus adalah untuk mengetahui bagaimana para tokoh remaja mengunakan pronomina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur di dalam film remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penutur remaja dalam film remaja tersebut menggunakan strategi yang berlainan dalam memilih bentuk pronomina persona I dan II, nomina menyapa, serta nomina pengacu. Ada yang secara konsekuen menggunakan satu jenis strategi tertentu, ada yang secara konsekuen menggunakan satu jenis strategi tertentu, ada pula yang secara selektif memilih beberapa strategi berdasarkan suasana tutur, tujuan bertutur serta relasinya dengan mitra tutur selain itu, strategi tersebut dipilih dengan tujuan yang bermacam-macam, antara lainnya untuk menyatakan rasa satu kelompok, untuk menjaga jarak keakraban, menghilangkan jarak keakraban, serta untuk memenuhi apa yang diingini mitra tutur. (Diana Chairunnisha)

Kata Kunci : Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Film Remaja, Bahasa dan Identitas

Page 6: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah. Linguistik Indonesia, tahun ke 27, no 1, Februari 2009, 15 halaman. Pertumbuhan dan perkembangan manusia memerlukan waktu yang lama dan panjang serta terdiri atas fase-fase yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Ada berbagai macam aspek pendidikan bahasa yang sangat mendesak mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah pemerolehan bahasa. Fase prasekolah merupakan periode kritis bagi seorang anak. Jika periode kritis inidiberikan stimulan secara intensif berupa masukan tentang kecerdasan, aspek bahasa, dan aspek yang lainnya, kemungkinan akan diperoleh manusia yang berkualitas. Untuk itu rumusan masalah penelitian adalah apakah ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak? Dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tekniknya dengan menggunakan teknik menyebar angket yang berupa tebak gambar. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode induktif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama. Pemberian stimuli sejak dini kepada anak prasekolah hendaknya dilakukan secara intensif agar perolehan bahasa anak prasekolah berkembang dengan pesat. (Muh. Rohmadi)

Kata kunci: Stimuli, Anak Prasekolah, Bahasa.

Page 7: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 15 halaman. Dalam berbagai bentuk media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan realitas simbolis yaitu film tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kehidupan masyarakat dan budaya pada masanya. Perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat dapat tercermin dari sebuah film. Dalam kenyataanya realitas simbolis itu terdapat berbagai muatan ideologis yang dikemas salah satunya melalui penggunaan bahasa. Dalam beberapa film remaja yang diproduksi, banyak dialog yang ditampilkan dengan cara yang berbeda dari adegan dialog pada umumnya. Permasalahan penelitian antara lain untuk mengetahui bagaimana para tokoh remaja mengunakan pronomina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur didalam film remaja dan bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film ketika melakukan tindak tutur mengacu diri dan menyapa mitra tutur. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film dan juga ingin menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakuakan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bentuk ragam bahasa remaja di tandai oleh kecenderungan dalam menghindari penggunaan klitik –ku dan –mu yang mengungkapkan makna kepemilikan dan para remaja lebih senang menggunakan pronomina aku dan kamu secara utuh. (Amelia Safitri)

Kata Kunci : Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Film Remaja, Bahasa dan Identitas

Page 8: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah. 2009, 14. Ada berbagai macam aspek pendidikan bahasa yang sangat mendesak mendapat perhatian. Salah satu diantaranya adalah pemerolehan bahasa. Fase prasekolah merupakan periode kritis bagi seorang anak. Seandainya periode kritis ini diberikan stimulan secara intensif berupa masukan tentang kecerdasan, dan aspek bahasa kemungkinan akan diperolah manusia berkualitas. Dalam penelitian ini penulis mengkaji apakah ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa anak pada usia 4 tahun bila ditinjau dari aspek pemerolehan kosakata dan apakah responden masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Metode penelitian in menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan populasi sebanyak 20 orang anak yang berusia prasekolah dan sampel sejumlah 50% dari jumlah populasi. Data diperoleh dengan angket, interview dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan semakin intensif lingkungan memberikan stimuli, maka semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah bila dibandingkan dengan perkembangan yang terjadi secara alamiah. Pemberian stimuli sejak dini kepada anak prasekolah hendaknya dilakukan secara intensif. (Yuwan Caesa Utami).

Kata Kunci: Stimuli, Bahasa, Anak Prasekolah

Page 9: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Nurhayati, Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, 1 Februari 2009, 15 halaman. Film sebagai salah satu bentuk media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan realitas simbolis, tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kehidupan masyarakat dan budaya pada masanya. Perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok masyarakat acap kali tercermin dalam sebuah film. Ini artinya segala aspek kehidupan terdapat dalam realitas yang sesungguhnya atau realitas objektif. Di dalam realitas objektif, kaum remaja, khususnya yang tinggal di kota-kota besar yang memiliki ragam bahasa sendiri yang sekaligus menjadi identitas kelompok yang membedakan kelompok remaja tersebut dengan kelompok masyarakat lainnya. Permasalahan penelitian antara lain untuk mengetahui bagaimana para tokoh remaja mengunakan pronomina pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina acuan saat berkomunikasi dengan mitra tutur didalam film remaja dan bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film ketika melakukan tindak tutur mengacu diri dan menyapa mitra tutur. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film dan juga ingin menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakuakan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bentuk ragam bahasa remaja di tandai oleh kecenderungan dalam menghindari penggunaan klitik –ku dan –mu yang mengungkapkan makna kepemilikan dan para remaja lebih senang menggunakan pronomina aku dan kamu secara utuh. (Anisatun Nahdiyah)

Kata Kunci : Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Film Remaja, Bahasa dan Identitas

Page 10: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah.Linguistik Indonesia, Tahun ke 27, No.1, Februari 2009, 15 Halaman. Adaberbagai macam aspek pendidikan bahasa yang sangat mendesak mendapat penelitian. Salah satu diantaranya adalah pemerolehan bahasa. Namun, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak prasekolah, khususnya di Indonesia masih sangat jarang sekali dilakukan, sehingga sampai saat ini teori-teori yang berhubungan dengan pemerolehan bahasa masih menggunakan teori-teori yang dikemukakan para ahli yang berasal dari barat. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosa kata bahasa anak. Penelitian ini dilakukan terhadap 20 orang anak prasekolah yang berusia 4 tahun. Populasi penelitian berdomisili di Kecamatan Sei Sekambing Helvetia, Kotamadya Medan. Dengan menggunakan teknik Random Sampling, dengan jumlah sampel 50% atau 10 orang dari populasi. Hasil dari penelitian ini bahwa anak prasekolah masih menggunakan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama. Selain itu juga menunjukkan jika semakin intensif lingkungan memberi stimuli, maka semakin pesat perkembangan pemerolehan bahsa anak prasekolah. Adapun saran terhadap penelitian ini ialah, dengan pemberian stimuli sejak dini kepada anak prasekolah yang hendaknya dilakukan secara intensif. Hal itu dimaksudkan agar, pemerolehan kosakata yang akan menjadi leksikonnya bertambah dengan pesat. (Feni Kartika)

Keyword: Stimuli, Pemerolehan Bahasa, Anak Prasekolah

Page 11: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Nurhayati, Strategi Penuturan Dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Dan Nomina Penyapa Di Dalam Film Remaja. Linguistik indonesia, Tahun ke 27, No.1, Februari 2009, 15 halaman. Masalah yang diangkat dalam tulisan ini adalah mengenai strategi penggunaan pronomina, nomina penyapa, dan nomina acuan dalam bentuk dialog yang terdapat dalam film remaja. Pada umumnya kita tahu bahwa remaja terutama di perkotaan memiliki ragam bahasanya sendiri yang kemudian menjadi identitas kelompok yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bentuk dari pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh remaja dalam film. Selanjutnya tujuan dalam penulisan ini adalah menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakukan tindak mengacu diri dan tindak menyapa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ancangan deskriptif dan interpretatif, yang kemudian sumber data dalam penelitian ini adalah film ada apa dengan cinta, eiffel i’m in love, dan heart. Guna menganalisis data, peneliti menggunakan tiga konsep dasar yaitu ragam bahasa remaja; pronomina persona, nomina penyapa, dan nomina pengacu dalam bahasa indonesia; serta kaitan antara bahasa dan identitas pemakainya. Untuk melengkapi konsep tersebut, penulis menggunakan teori strategi kesantunan. Adapun hasil dari analisis data dapat disimpulkan bahwa penutur remaja dalam film remaja tersebut menggunakan strategi berlainan dalam memilih bentuk pronomina persona I dan II, nomina penyapa, serta nomina pengacu. Bentuk ragam bahasa remaja juga ditandai oleh kecenderungan dalam menghindari penggunaan klitik – ku dan – mu yang mengungkapkan kata kepemilikan. Namun yang sering digunakan adalah bentuk pronomina aku dan kamu secara utuh. Strategi tersebut dilakukan untuk menentukan status jarak keakraban, dan yang terakhir adalah perubahan penggunaan strategi dalam tindak mengacu dan menyapa dilakukan dalam satu arah. (Sinta Dwi Fazriah).

Kata kunci: Pronomina Persona, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa, Film Remaja, Bahasa, Identitas

Page 12: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimulus Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah. Linguistik indonesia, Tahun ke 27, No.1, Februari 2009, 15 halaman. Setiap makhluk hidup memiliki beberapa fase dalam pertumbuhannya, termasuk manusia yang memiliki fase-fase tertentu hingga mencapai tahap akhir. Di dalam tulisan ini penulis mencoba mengkaji pengaruh stimulus terhadap pemerolehan bahasa anak. Di sini penulis melihat fase prasekolah merupakan fase yang perlu mendapatkan perhatian. Penulis lebih memfokuskan penelitiannya tentang pengaruh stimulus terhadap pemerolehan bahasa anak prasekolah dengan subjek penelitiannya adalah anak prasekolah yang berusia 4 tahun. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimulus terhadap pemerolehan kosa kata bahasa anak. Kedua, mengetahui perkembangan bahasa anak pada usia 4 tahun bila ditinjau dari pemerolehan kosa kata. Ketiga, mengetahui apakah responden yang masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik random sampling dengan mengambil populasi penelitian yang berdomisili di kecamatan Sei Sekambing Helvetia, kotamadya Medan. Populasi ini jumlahnya besar sehingga penulis hanya mengambil sampelnya saja. Adapun jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 orang (50% dari populasi). Dalam penelitian ini penulis menarik kesimpulan bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama, kemudian juga diperoleh simpulan bahwa semakin intensif lingkungan memberikan stimulus, maka semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. (Indria Retna Mutiar)

Kata kunci: Stimulus, pemerolehan Bahasa, Anak Prasekolah.

Page 13: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Andriany, Liesna. Pengaruh Stimuli Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Prasekolah.Linguistik Indonesia, Tahun ke 27, No.1, Februari 2009, 15 Halaman. Dalam penelitian ini mengandung masalah yang terdapat pada pemerolehan bahasa pada anak usia dini atau anak prasekolah. Di mana fase prasekolah merupakan periode yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan awal seorang anak. Untuk itu peneliti merumuskan masalah dengan melihat, apakah ada perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa anak pada usia 4 tahun bila ditinjau dari aspek pemerolehan kosakata, apakah responden masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan setelah pemberian stimuli terhadap pemerolehan bahasa anak, mengetahui perkembangagn pemerolehan bahasa anak pada usia 4 tahun bila ditinjau dari aspek pemerolehan kosakata, dan mengetahui apakah responden yang masih melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik yang sama. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, populasinya yaitu pada 20 orang anak prasekolah yang berusia 4 tahun dan berdomisili di Kecamatan Sei Sekambing Helvetia, Kotamadya Medan. Dalam menetapkan sampel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling. Jumlah sampel yang diambil 50% dari populasi atau 10 orang. Umur rata-rata responden 4 tahun. Untuk mendapatkan data penelitian ini, digunakan metode pengumpulan data antara lain angket (dalam bentuk gambar-gambar), interview atau wawancara. Langkah pengumpulan data yaitu melakukan pra-uji, reinforcement, dan pasca-uji. Dalam analisis data, peneliti menggunakan metode induktif. Hasil penelitian yaitu bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik yang sama. Simpulannya bahwa semakin intensif lingkungan memberikan stimulasi, maka semakin pesat perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. (Syifa Sakinah)

Kata kunci: stimuli, pemerolehan bahasa anak prasekolah

Page 14: Abstrak.doc PSB

Abstrak

Nurhayati. Strategi Penutur dalam Memilih bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja. Linguistic Indonesia, Tahun ke 27, No. 1, Februari 2009, 15 halaman. Tulisan ini mengangkat tentang ragam bahasa yang digunakan dalam film remaja, seperti Ada Apa Dengan Cinta?, Eiffel I'm In Love, dan Heart. Khusunya pada penggunaan pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa serta nomina pengacu. Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja dalam film. Penelitian yang digunakan untuk membuat tulisan ini adalah dengan menggunakan ancangan deskriptif dan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tokoh remaja dalam ketiga film yang telah disebutkan sebelumnya menggunakan loe dan gue. Dan menunjukkan realitas bahasa remaja yang santai dan tidak kaku serta penggunaannya yang konsisten. Penutur remaja dalam film tersebut menggunakan strategi yang berlainan dalam memilih bentuk pronomina persona satu dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu. Strategi digunakan berdasarkan suasana tutur, tujuan bertutur, serta relasinya dengan mitra tutur. (Dwi Putri. F)

Keyword: pronomina persona, nomina pengacu, nomina penyapa, film remaja.

Page 15: Abstrak.doc PSB

Abstrak Nurhayati. Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu, dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja, Linguistik Indonesia, tahun ke 27, No. 1, Februari 2009, 15 halaman. Beberapa film remaja yang diproduksi saat ini banyak ditampilkan dialog-dialog yang menggunakan ragam bahasa ABG. Terutama dalam prnggunaan pronomina pertama dan kedua, nomina penyapa serta acuan. Pernasaahan dalam tulisan ini adalah bagaimana para tokoh remaja menggunakan pronomina pertama dan kedua, nomina penyapa serta nomina acuan saat berkomunikasi dalam film remaja? Bagaimana strategi para tokoh remaja dalam film melakukan tindak tutur mengacu diri dan dalam menyapa? Tujuan dalam tulisan ini adalah mendeskripsikan bentuk pronomina persona pertama dan kedua, nomina penyapa dan nomina pengacu dalam tulisan. Menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan para toko dalam film. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan interpretatif. Hasil penelitian dalam tulisan ini bahwa penggunaan pronomina I dan II, nomina penyapa dan pengacu digunakan dalam 3 judul film remaja. Strategi dalam berdialog pada film ini juga berbeda. Antara lain ada yang secara konsisten dan ada juga yang selektif berdasarkan suasana tutur, tujuan, dan relasi dengan lawan bicara. Strategi tersebut dipilih dengan tujuan bermacam-macam, antara lain untuk menyatakan rasa satu kelompok, menjaga jarak keakraban dan menghilangkan jarak keakraban. Kesimpulan dalam tulisan ini adalah dalam beberapa film remaja yang dibandingkan dalam penelitian ini menggunakan ragam bahasa remaja. Di mana dalam tulisan tersebut digunakan strategi yang berbeda. (Novitha Syari Dhevi P.)Kata kunci: pronomina persona, nomina pengacu, nomina penyapa, film remaja

Page 16: Abstrak.doc PSB

ABSTRAK

ANDRIANY, Liesna. Pengaruh Stimuli terhadap Pemerolehan Bahasa anak Prasekolah. 2009:81-95.Ada berbagai macam aspek dalam pendidikan bahasa yang sangat mendesak untuk mendapatkan perhatian. Salah satu diantaranya adalah pemerolehan bahasa. Sebagian besar masyarakat awam beranggapan bahwa perkembangan pemerolehan kosakata anak berkembang dengan sendirinya. Tidak diperlukan adanya stimuli ataupun faktordari lingkungan eksternal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak; mengetahui perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun bila ditinjau dari aspek pemerolehan kata; mengetahui apakah responden melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil 10 sample dari populasi yang terdiri dari 20 anak prasekolah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh para pelopor kaum behaviorisme. Teori menyatakan bahwa dalam proses pemerolehan kosakata banyak dikendalikan oleh factor eksternal, yakni stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden telah mampu menebak gambar yang ditanyakan dengan nama sebenarnya. Apabila dibandingkan dengan hasil pra-uji, maka akan dilihat perbandingan yang sangat mencolok. Pada kondisi awal sebelum pemberian stimuli, mayoritas responden belum mengetahui nama sebenarnya gambar-gambar yang ditanyakan. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa dengan adanya stimuli yang dilakukan secara intensif, maka perolehan kosakata responden akan berkembang dengan cepat. (Indah Khoirunisa)

Kata kunci: Stimuli, Bahasa, Anak Prasekolah

Page 17: Abstrak.doc PSB

ABSTRAK

NURHAYATI.Strategi Penutur dalam Memilih Bentuk Pronomina Persona, Nomina Pengacu,dan Nomina Penyapa di dalam Film Remaja.2009:97-111. Dalem realitas objektif, kaum remaja, khususnya yang tinggal di kota-kota besar memiliki ragam bahasanya sendiri. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam santai.Ragam bahasa ini banyak di adopsi oleh penulis skenario dalam film-film remaja melalui dialog yang dilakukan para tokoh. Adanya perbedaaan ragam bahasa yang digunakan dalam film-film remaja menjadi daya tarik bagi penulis.Tujuan dari penelitian adalah pertama untuk menjelaskan bentuk promina persona pertama dan kedua, nomina penyapa, serta nomina pengacu yang digunakan oleh para tokoh dalam film. Kedua,menemukan strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh para tokoh remaja tersebut dalam melakukan tindak mengacu diri dan tindak menyapa.Penulis mengambil tiga objek film remaja untuk penelitiannya, yaitu Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m In Love, dan Heart. Ketiga film tersebut adalah film remaja yang telah sukses di pasaran. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori strategi kesantunan dari Brown dan Levinson (1987/1978). Hal menarik ditemukan dari penelitan yang telah dilakukan adalah setiap penutur selalu konsisten dalam menggunakan pasangan alat bahasa untuk pengacu diri dan penyapa. Contohnya jika tokoh menggunakan kata Aku atau Saya digunakan sebagai pengacu diri maka tokoh tersebut akan menggunakan kata kamu sebagai kata penyapa mitra tutur.Pilihan bentuk tutur yang digunakanoleh tiap tokoh untuk membangun karakter dari tokoh-tokoh tertentu, seperti penggambaran tokoh manja atau tokoh introvert. (Cahayani Sinarta Sukma)

Kata Kunci : Pronomina, Nomina Pengacu, Nomina Penyapa

Page 18: Abstrak.doc PSB

ABSTRAK

ANDRIANY, Liesna.Pengaruh Stimuli terhadap Pemerolehan Bahasa anak Prasekolah.2009:81-95.Dalam tumbuh kembang manusia, fase pertumbuhan anak-anak perlu mendapat perhatian karena mempunyai arti penting bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia di masa selanjutnya. Ada berbagai macam aspek pendidikan bahasa yang sangat mendesak mendapat perhatian, salah satunya pemerolehan bahasa (language acquisition). Oleh karena itu peninjauan pokok terletak pada seberapa signifikan dampak pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, pada penelitian ini dikhususkan untuk anak 4 tahun. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian stimuli terhadap pemerolehan kosakata bahasa anak, (2) mengetahui perkembangan pemerolehan bahasa anak usia 4 tahun bila ditinjau dari aspek pemerolehan kata, dan (3) mengetahui apakah responden melakukan generalisasi terhadap makna benda yang memiliki karakteristik sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil 10 sample dari populasi yang terdiri dari 20 anak prasekolah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh para pelopor kaum behaviorisme. Teori menyatakan bahwa dalam proses language acquisition banyak dikendalikan oleh faktor eksternal, yakni stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian stimuli terhadap anak dapat mengembangkan kosa kata dan semantiknya. Hal ini terbukti setelah peneliti memberikan stimuli kepada anak usia 4 tahun. Hal ini berarti, ada pengaruh pemberian stimuli oleh lingkungan terhadap perkembangan pemerolehan bahasa anak prasekolah. Dapat disimpulkan bahwa anak prasekolah masih melakukan generalisasi terhadap benda yang memiliki karakteristik sama. Juga dapat disimpulkan bahwa semakin intensif lingkungan memberikan stimuli, maka semakin pesat perkembangan language acquisition anak prasekolah. (Annisa Utami KN)

Kata kunci: Stimuli, Bahasa, Anak Prasekolah