abstrak · web viewfaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah,...

88
SKRIPSI IDENTIFIKASI FLORA NORMAL MULUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM Disusun oleh: FIQA TINFITRIYA ALKASIE NPM 1102015080 Skripsi penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan tugas akhir pendidikan Sarjana Kedokteran

Upload: tranliem

Post on 01-Aug-2019

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FLORA NORMAL MULUT PADA ANAK

SEKOLAH DASAR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM

Disusun oleh:

FIQA TINFITRIYA ALKASIE

NPM 1102015080

Skripsi penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan tugas akhir

pendidikan Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2018

Page 2: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi dari:Nama : Fiqa Tinfitriya AlkasieNPM : 1102015080Fakultas : Kedokteran UmumUniversitas : Universitas YARSITingkat : Pendidikan Sarjana IJudul : Identifikasi Flora Normal pada Anak Sekolah Dasar dan

Tinjauannya menurut IslamPembimbing Skripsi : Dr. Drh. Hj. Titiek DjannatunDiajukan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir pendidikan sarjana

Jakarta, 15 Desember 2018.

Mengetahui,

Peneliti, Dosen Pembimbing Agama,

Fiqa Tinfitiriya Alkasie H. Irwandi M.Zen, Lc, MA NPM. 1102015080 NIK. 531101196016

Dosen Pembimbing Klinis,

Dr. Drh. Hj. Titiek Djannatun

NIK. 531111189049

ii

Page 3: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

IDENTIFIKASI FLORA NORMAL MULUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM

Fiqa Tinfitriya Alkasie1, Titiek Djannatun2, Irwandi M.Zen3

ABSTRAK

Latar Belakang: Flora normal adalah mikroorganisme yang hidup pada kulit dan mukosa manusia. Flora normal mulut mepunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan. Namun, keseimbangan flora normal pada rongga mulut harus dijaga karena pertumbuhan berlebihan dari flora normal mulut dapat menyebabkan karies gigi. Karies gigi adalah penyakit yang paling sering diderita anak usia sekolah dasar.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi koloni dan morfologi sel agar dapat mengidentifikasi flora normal mulut pada anak sekolah dasar Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional. Populasi dalam penelitian adalah murid kelas 5 SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat. Penentuan sampel menggunakan metode Multistage sampling dengan jumlah sampel 90 subjek. Alat pengumpulan data berupa sampel dari swab pada mukosa buccal. Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian flora normal mulut pada anak sekolah dasar di SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat, memiliki pertumbuhan 2 – 4 jenis koloni pada masing-masing individu. Mikroorganisme yang paling dominan memiliki morfologi koloni bentuk bulat, jernih, α hemolisa, smooth, 0.1-2 mm dengan morfologi sel bulat, ungu, berantai, gram (+) sebanyak 82 koloni (35,5%).Simpulan: Flora normal mulut pada anak sekolah dasar di SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat memiliki pertumbuhan koloni yang sedikit dan didominasi oleh genus Streptococcus sp dan Staphylococcus sp. Saran: Anak sekolah dasar sebaiknya melakukan pembatasan asupan sukrosa, pembatasan asupan karbohidrat dan menjaga kebersihan mulut dengan sering menyikat gigi.

Kata Kunci: Identifikasi, Flora Normal Mulut, Karies gigi1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI2Staf pengajar bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI3Staf pengajar bagian Agama Islam Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

iii

Page 4: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

THE IDENTIFICATION OF NORMAL ORAL FLORA AMONG ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN AND THE OVERVIEW OF ISLAM

Fiqa Tinfitriya Alkasie1, Titiek Djannatun2, Irwandi M.Zen3

ABSTRACT

Background: Normal flora are microorganisms that live on the skin and human mucosa. Normal oral flora have an important role in maintaining health. However, the balance of normal flora in the oral cavity must be maintained because overgrow of normal oral flora can caused dental caries. Dental caries is the most common disease among elementary school children. Objective: This study aimed to describe the morphology of colony and cell of in order to identify normal oral flora among elementary school children.Methods: This study was an descriptive observastional. The study population was 5th grade students of Cempaka Putih Barat 01 Elementary School. Study sample were obtained using multistage sampling technique; the study involved 90 subjects. Sampel of swab buccal mucous were used as an instruments for data collection. Data analysis was conducted using frequency distribution. Results: This study found 2 – 4 types of normal oral flora colonies among elementary school children. The morphology colony of microorganism that the most dominant is round, clear, colony morphology α hemolysis, smooth, 0.1 – 2 mm with round, purple, chain cell, gram (+) genus Streptococcus sp. 82 colonies (35.5%).Conclusion: The growth of flora oral normal in students of Cempaka Putih Barat 01 Elementary School is dominated by genus Streptococcus sp. and Staphylococcus sp. In Islam, parents have the responsibility for commendable moral education in matters of worship, including of maintaining oral hygine by educate good habits to children.Recommendation: Elementary school children should limit sucrose intake, limit carbohydrate intake and maintaining the oral hygiene by frequently brushing teeth.

Keywords: Identification, Normal Oral Flora, Dental Caries

1Student, Faculty of Medicine YARSI University2Lecturer, Dapartement of Microbiology, Faculty of Medicine YARSI University3Lecturer, Dapartement of Islamic Religion, Faculty of Medicine YARSI University

iv

Page 5: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillahirabil’alamin, Puji dan syukur penulis ucapakan kepada Allah

SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang dialami sehingga tidak luput dari kesalahan dan kekurangan

mengingat keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan, kemampuan, pengalaman

dan juga waktu. Namun berkat dukungan, doa, dorongan, dan semangat dari

berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi

Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah Dasar dan Tinjauannya Dalam Agama

Islam”. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ungkapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

1. dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Hlt.Sc, Ph.D, Dipl.DK selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI beserta jajarannya.

2. dr. H. Zwasta Pribadi Mahardika, M.MedEd selaku Ka. Prodi Akademik

Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. dr. H. Lilian Batubara, M.Kes. selaku ketua komisi skripsi yang telah

menyetujui judul skripsi ini.

4. Dr. Drh. Hj. Titiek Djannatum selaku dosen pembimbing yang bersedia

membimbing dan telah banyak memberikan arahan, masukan, semangat serta

saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak H. Irwandi M.Zen, Lc, MA selaku dosen pembimbing agama yang

bersedia membimbing dan telah banyak memberikan arahan, masukan serta

saran selama penyusunan skripsi ini.

6. dr. Riyani Wikaningrum, DMM, MSc, selaku dosen penguji yang telah

meluangkan waktunya untuk menguji skripsi ini serta memberikan masukan

dalam ajuan penelitian.

v

Page 6: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

7. Drg. Audiawati Surachmin, Sp.PM, Selaku dosen Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Yarsi Jakarta yang telah Bersedia meluangkan waktu dalam

membimbing dan memberi masukan guna penyelesaian skripsi ini.

8. Staf Laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Luis

Bastian dan Jevi yang telah bersedia meluangkan waktu dalam membimbing

dan membantu proses penelitian.

9. Dosen-dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas YARSI atas ilmu dan

pengetahuan serta bimbingan yang telah diberikan kepada Penulis.

10. Kepala dan Staf P2K, Tata Usaha, serta Kepala dan Staf Perpustakaan

Universitas YARSI atas bantuan yang telah diberikan kepada Penulis.

11. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Suradi, S.E, M.M, dan ibunda Dra.

Mulyati serta adik – adik saya M. Ardy, Shafa Shaomi dan Dimas Ahmed

tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan, serta semangat kepada

penulis dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis dalam

membuat skripsi ini.

12. Sahabat satu tim penelitian Eka Heriyanti, Anggriani Rahayu, Farah atsilla,

dan Khairifa Adlina yang selalu membantu dan menyemangati serta bekerja

sama untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

13. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas YARSI angkatan 2015, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

14. Sahabat - sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu

memberikan doa, semangat, dan dukungannya sehingga skripsi ini dapat

selesai tepat pada waktunya.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas dukungan dan doa

yang diberikan selama penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.

Demikian ucapan terima kasih yang penulis berikan. Semoga Allah

senantiasa membalas semua kebaikan serta menuntun kita ke jalan yang di ridhai-

Nya. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak

luput dari kesalahan dan kekurangan baik segi materi maupun bahasa yang

disajikan. Untuk itu penulis memohon maaf atas segala kekhilafan, serta

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

vi

Page 7: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Semoga skripsi ini dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan dan

memberikan manfaat bagi penulis,civitas akademika Universitas YARSI, dan

masyarakat.

Akhir kata, Mohon maaf apabila ada kata – kata yang kurang berkenan di

hati. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Jakarta, 14 Desember 2018

Peneliti

vii

Page 8: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR TABEL....................................................................................................x

DAFTAR BAGAN.................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................11.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................11.2 Perumusan Masalah....................................................................................31.3 Pertanyaan Penelitian..................................................................................31.4 Tujuan Penelitian........................................................................................31.5 Manfaat Penelitian......................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSAKA................................................................................42.1 Kajian Pustaka.............................................................................................42.2 Kerangka Teori...........................................................................................82.3 Kerangka Konsep........................................................................................92.4 Definisi Operasional.................................................................................10

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................113.1 Jenis Penelitian..........................................................................................113.2 Rancangan Penelitian................................................................................113.3 Populasi.....................................................................................................113.4 Sampel.......................................................................................................113.5 Cara Penetapan Sampel.............................................................................113.6 Penetapan Besar Sampel...........................................................................123.7 Jenis Data..................................................................................................123.8 Cara Pengumpulan dan Pengukuran Data.................................................123.9 Alur Penelitan...........................................................................................153.10 Jadwal Penelitian.......................................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................174.1 Hasil penelitian.........................................................................................174.2 Pembahasan...............................................................................................23

BAB V IDENTIFIKASI FLORA NORMAL MULUT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM ........................................26

5.1 Flora Normal Mulut dan Kebersihan Mulut.............................................265.2 Kebersihan Mulut pada Anak Sekolah Dasar...........................................33

BAB VI..................................................................................................................366.1 SImpulan...................................................................................................36

viii

Page 9: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

6. 2 Saran..........................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38

ANGGARAN PENELITIAN................................................................................42

BIODATA PENELITI...........................................................................................43

LAMPIRAN...........................................................................................................44

ix

Page 10: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Oprasional........................................................................10

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian ........................................................16

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah

Dasar ..............................................................................................................17

Tabel 4.2 Distribusi Morfologi Koloni......................................................... 18

Tabel 4.3 Distribusi Morfologi Sel................................................................19

Tabel 4.4 Identifikasi Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah Dasar..........21

x

Page 11: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori.......................................................................................8

Bagan 2.2 Kerangka Konsep...................................................................................9

Bagan 3.1 Alur Penelitian.....................................................................................15

xi

Page 12: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

DAFTAR GAMBARGambar 4.1 Morfologi koloni bulat, jernih, α hemolisa, smooth.........................20

Gambar 4.2 Morfologi sel bulat, ungu, berantai, Gram (+).................................20

Gambar 4.3 Morfologi koloni bulat, putih, γ hemolisa, smooth...........................21

Gambar 4.4 Morfologi sel bulat, ungu, bergerombol, Gram (+)..........................21

xii

Page 13: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit

dan selaput lendir/mukosa manusia yang sehat maupun sakit. Adanya flora normal

pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu flora

normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan substrat atau

berpindah dari habitat yang semestinya (Brooks et al., 2013).

Flora normal dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

flora residen dan flora transien. Flora residen memiliki populasi yang konstan dan

tidak bisa dihilangkan secara permanen dan dapat mencegah kolonisasi permanen

dari organisme lain, sedangkan flora transien tidak bersifat permanen dalam tubuh

dan memiliki populasi yang bervariasi atau berbeda dari waktu ke waktu

(Vasanthakumari, 2007).

Pintu gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh

salah satunya melalui rongga mulut, mikroorganisme masuk bersama makanan

atau minuman. Komposisi flora normal mulut dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti pola makan dan penggunaan antibiotik. Faktor lain yang mempengaruhi

keseimbangan populasi bakteri di mulut adalah kebersihan mulut, penyakit

sistemik, penyakit periodontal, dan berbagai lesi di dalam mulut (Ajami et al.,

2015 dan Arbaningsih et al., 2018 ).

Saliva pada rongga mulut berperan sebagai sistem buffer melindungi

mulut, yaitu mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen dan menetralkan asam

yang dihasilkan oleh mikroorganisme lain. aliva memiliki peranan penting dalam

meningkatkan pH asam pada rongga mulut (Almeida et al.,2008).

Rongga mulut memiliki flora normal, seperti Streptococcus,

Corynebacterium, Neisseria, Candida, dan lainnya. Namun, pada kondisi tertentu

flora normal tersebut dapat menjadi patogen. Salah satu spesies bakteri yang

dominan dalam rongga mulut yaitu bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus

mutans merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi (Pratiwi, 2008).

1

Page 14: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Karies gigi dapat terjadi akibat pengaruh dari asam yang dihasilkan dari peragian

bakteri flora normal khususnya Streptococcus mutans. Penimbunan asam ini

menyebabkan penurunan pH dan mengakibatkan demineralisasi email gigi yang

berdekatan sehingga menimbulkan karies (Brooks et al., 2013).

Anak pada umumnya mempunyai risiko terkena karies. Penilaian risiko

karies terbagi atas risiko karies tinggi, sedang dan rendah berdasarkan indikator

yang meliputi kondisi klinis, karakteristik lingkungan dan kondisi kesehatan

umum (Anggela, 2005).

Kesehatan mulut merupakan salah satu kesehatan umum yang sangat

penting bagi kualitas hidup. Penyakit gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang

dapat memengaruhi kesehatan secara umum. National Institution of Health di

Amerika Serikat melaporkan bahwa karies gigi menjadi penyakit kronis yang

paling sering diderita anak umur 5 – 17 tahun (WHO, 2012).

Faktor yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies salah

satunya adalah kebersihan gigi dan mulut. Faktor yang menyebabkan rendahnya

kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat

gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011).

Agama Islam memberikan kedudukan tinggi terhadap kebersihan.

Sebagaimana firmanNya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertaubat dan mensucikan atau membersihkan diri” QS. Al Baqarah: 222

(Departemen Agama RI, 2010). Sebagaimana Nabi Muhammad shallaalahu

‘alaihi wa sallam apabila tidak khawatir memberatkan ummatnya, maka beliau

akan mewajibkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak melaksanakan solat.

Hendaknya sebagai ummat Nabi Muhammad shallaalahu ‘alaihi wa sallam juga

meneladani sunnah dalam menjaga dan memelihara kebersihan dan kesehatan

mulut kita. (Mansur, 2013).

Penelitian mengenai identifikasi flora normal mulut pada anak dan

tinjauannya dalam Islam diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

flora normal mulut dengan kebersihan mulut. Sehingga diharapkan dapat memberi

masukan untuk meningkatkan kebersihan mulut pada anak.

2

Page 15: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

1.2 Perumusan Masalah

Rongga mulut adalah pintu gerbang masuknya mikroorganime ke dalam

Flora normal tersebut dapat menjadi patogen. Misalnya, karies gigi dapat terjadi

akibat pengaruh dari asam yang dihasilkan dari peragian bakteri flora normal

khususnya Streptococcus mutans. Salah satu faktor yang mendukung proses

terjadinya karies adalah kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Pada umumnya,

anak sekolah mempunyai risiko terkena karies karena perilaku menyikat gigi yang

masih belum baik sehingga kebersihan mulut anak rendah dan mempengaruhi

flora normal yang terdapat pada rongga mulut.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran morfologi koloni dan sel flora normal mulut

yang ada pada anak?

2. Bagaimana pandangan Islam tentang identifikasi flora normal mulut

pada anak ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.1.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi flora normal mulut pada anak dan tinjauannya dalam

Islam.

1.1.2 Tujuan Khusus

2. Mengetahui gambaran morfologi koloni dan sel flora normal mulut

pada anak.

3. Mengetahui pandangan Islam mengenai kebersihan mulut pada anak

dan pengaruhnya terhadap flora normal mulut.

3.1 Manfaat Penelitian

Manfaat penilitian ini adalah sebagai refrensi untuk penelitian keterkaitan

flora normal mulut dengan kebersihan mulut pada anak dan tinjauannya dalam

Islam, sehingga dapat memberi masukan untuk perbaikan kebersihan mulut pada

anak.

3

Page 16: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB IITINJAUAN PUSAKA

2.1 Kajian Pustaka2.1.1 Flora Normal

Flora normal adalah populasi mikroorganisme yang menghuni kulit dan

membrane mukosa manusia yang berperan sebagai lini pertahanan pertama

menghadapi patogen mikroba, membantu pencernaan, berperan dalam degradasi

toksin, berkontribusi dalam pematangan sistem imun (Brooks et al., 2013).

Flora normal dalam tubuh manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

(1) Flora residen yaitu tipe mikroorganisme yang relatif menetap yang biasa

ditemukan di area tertentu dan tidak bisa dihilangkan secara permanen. Flora

residen dapat berfungsi mencegah kolonisasi atau invasi dari mikroorganisme

patogen, menghasilkan endotoksin sebagai mekanisme pertahan tubuh ,

memproduksi antibody dan meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan

patogen penyebab penyakit saat memasuki tempat yang bukan habitatnya seperti

Escherica coli yaitu bakteri komensal normal pada usus bisa menyebabkan infeksi

saluran kemih atas. (Vasanthakumari, 2007). (2) Flora transien terdiri dari

mikroorganisme non-patogen atau potensial patogen. Flora transien berasal dari

lingkungan luar tubuh, tidak menimbulkan penyakit, dan tidak menetap secara

permanen pada tubuh. Fungsi dari flora transien secara umum sedikit bila flora

residen normal tetap utuh. Namun, jika flora residen terganggu, mikroorganisme

transien dapat berkolonisasi, proliferasi, dan menimbulkan penyakit (Brooks et

al., 2013).

Jika kehidupan flora normal yang hidup komensal terganggu, maka dapat

menyebabkan terjadinya infeksi opoturnistik (Soedarto, 2015). Misalnya,

Streptococus mutans dapat memasuki aliran darah setelah tindakan pembedahan

gigi geligi dan mengkolonisasi katup jantung yang rusak atau katup buatan,

potensial untuk menyebabkan endocarditis infektif fatal (Harvey et al., 2015).

Obat-obatan anti bakterial dapat menimbulkan dua akibat pada flora

normal, yaitu membunuh sebagian atau seluruh flora normal dan terjadinya

resistensi flora normal terhadap obat-obatan tersebut. Jika flora normal menurun

atau hilang, maka dapat menimbulkan superinfeksi. Contohnya apabila pada

4

Page 17: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

mulut maka dapat menimbulkan pertumbuhan yang berlebihan dari Candida

albicans sehingga dapat terjadi sariawan (thrush) di mulut.

Resistensi yang terjadi pada flora normal misalnya streptococci yang ada

di rongga mulut resistensi terhadap penisilin, dapat menimbulkan endokarditis

yang sulit diobati. Ketidakseimbangan flora normal juga dapat terjadi jika terdapat

perubahan lingkungan tempat flora normal tersebut misalnya, perubahan pada pH

(Soedarto, 2015)

2.1.2 Flora Normal MulutMembran mukosa mulut dan faring sering steril saat lahir tetapi dapat

terkontaminasi saat melewati jalan lahir. Dalam 4-12 jam setelah lahir,

streptococcus viridans dapat ditemukan sebagai anggota flora residen yang paling

menonjol dan tetap demikian seumur hidup. Organisme tersebut kemungkinan

berasal dari saluran pernapasan ibu dan orang yang hadir saat persalinan. (Jawetz

et al., 2013).

Pada awal kehidupan, staphylocuccous aerob dan anaerob, diplokokus

gram negatif (Neisseria, Moraxela catarrhalis), difteroid, dan kadang-kadang

terdapat lactobacillus. Ketika gigi mulai erupsi, spiroketa anaerob, spesies

prefotella (terutama P melaninogenica), spesies fusobakterium, spesies rothia, dan

spesies capnocytophaga tumbuh dengan sendirinya, bersama dengan beberapa

vibrio anaerob lactobacillus. Spesies actinomycetes secara normal terdapat dalam

jaringan tonsilar dan gingiva orang dewasa, dan juga terdapat berbagai protozoa.

Fungi (spesies candida) terdapat dalam mulut (Jawetz et al., 2013).

Mikroba yang paling sering ditemukan adalah Corynebacterium aerob, S.

aureus, dan S.epidermidis, selain itu pada gigi dan jaringan gusi disekitarnya

dikolonisasi oleh spesies Streptococus mutans. Streptococcus mutans adalah

organisme yang paling sering terlibat dalam pembentukan plak dan menjadi

bagian dari materi plak lalu menghilangkan lapisan mineral permukaan gigi

(Cornelissen et al., 2015).

Streptococcus mutans memiliki tiga serotype yaitu c, e dan f. S. mutans

termasuk dalam Genus Streptococcus yaitu gram-positif cocci berbentuk rantai,

tidak bergerak, biasa bertempat di permukaan berfibril, berkapsul, anaerob

5

Page 18: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

fakultatif, dan alfa-haemolisis paling sering pada medium selektif mitis salivarius

agar (MSA) (Samaranayake, 2006).

Bakteri Streptococcus mutans merupakan spesies yang penting di rongga

mulut, karena tumbuh pada plak (lapisan biofilm yang terdapat pada permukaan

gigi) dan memiliki kemampuan memfermentasi gula dari sisa makanan di mulut

menjadi asam laktat yang bisa megikis permukaan email gigi. Selain itu, bakteri

ini juga mampu mensekresi glukan, yang merupakan penyusun plak. Hal ini bisa

mengakibatkan karies gigi (Arbaningsih et al., 2018).

Apabila terjadi ketidakseimbangan dalam flora normal, maka sifat flora

normal dapat berubah menjadi merugikan. Jika flora normal terganggu maka

dapat terjadi sumber infeksi. Hal ini dapat terjadi pada kasus-kasus pengobatan.

Obat-obatan anti bakterial dapat menimbulkan dua akibat pada flora normal, yaitu

membunuh sebagian atau seluruh flora normal sehingga terjadinya resistensi flora

normal terhadap obat-obatan tersebut. Jika flora normal menurun atau tidak ada,

maka dapat menimbulkan superinfeksi. Contohnya apabila pada mulut maka dapat

menimbulkan pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans sehingga dapat

terjadi sariawan (thrush) di mulut (Soedarto, 2015).

2.1.3 Kebersihan Mulut AnakPenyakit gigi dan mulut yang sering menyerang manusia adalah karies gigi

(gigi berlubang), sebanyak 98% dari penduduk dunia pernah mengalami karies. Di

Indonesia karies gigi masih menjadi masalah paling sering terjadi pada penyakit

gigi dan mulut. Angka kejadian karies gigi berkisar antara 85-99% (Nismal et al.,

2018).

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat

salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut. Hal tersebut dilandasi kurangnya pengetahuan akan kepentingan

pemeliharaan gigi dan mulut. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

menyatakan 98% masyarakat Indonesia salah dalam menyikat giginya.

Menurut Harfindo (2018) masalah kesehatan gigi dan mulut tersebut dapat

dicegah selain mungkin dengan merawat gigi dan mulut dengan benar, dengan

cara : (a) Menyikat gigi dilakukan 30 menit setelah sarapan dan sebelum tidur .

6

Page 19: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

pilihlah sikat yang berbulu halus, lama menyikat 2-3 menit, dan menyikat seluruh

bagian gigi, liah dan langit-langit mulut sebab tempat bakteri bersarang. (b)

Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi halus (dental floss). (c)

Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis. (d) Periksa Kesehatan ke

dokter gigi secara teratur setiap enam bulan sekali.

Kelompok anak usia sekolah dasar termasuk kelompok rentan untuk

terjadinya masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyikatan gigi pada anak dengan

frekuensi yang tidak optimal menyebabkan anak tidak mempunyai kesadaran dan

motivasi untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya, keadaan tersebut

memudahkan gigi anak terkena resiko penyakit gigi dan mulut. Sebanyak 89%

anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut (Gopdianto

et al., 2015)

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah membersihkan mulut

dengan menyikat gigi, flossing, dan pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi.

Dari data Departemen Kesehatan RI tahun 2004 sebesar 61,5 % penduduk yang

menyikat gigi tidak sesuai anjuran yaitu menyikat gigi hanya satu kali setelah

bangun tidur, bahkan masih 16,5% penduduk tidak menyikat gigi, sedangkan

yang sesuai anjuran program yaitu menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum

tidur hanya 21,9% (Tirahiningrum et al., 2012)

7

Page 20: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

2.2 Kerangka Teori

Pola membersihkan gigi Asupan makanan

Kebersihan mulut anak

Elektrolit BufferpH

Saliva

IgA

Mikroorganisme Flora Normal Mulut

8

Page 21: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian Identifikasi Flora Normal Mulut pada Anak.

9

Page 22: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

2.3 Kerangka Konsep

Keterangan :

Bag 2.2 Kerangka konsep Penilitan Identifikasi Flora Normal Mulut pada Anak

Mikroorganisme Flora Normal mulut

Transient Menetap

: Variable yang diteliti

: Variable yang tidak diteliti

10

Page 23: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

2.4 Definisi OperasionalTabel 2.1 Definisi Oprasional Penelitian Identifikasi Flora Normal Mulut pada

Anak.

No Istilah Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Skala

1. Flora

Normal

Mulut

Populasi

mikroorganisme

bakteri yang hidup

di membran

mukosa mulut.

Media

pembenihan

bakteri

sampel

swab

mukosa

buccal

pewarnaan

gram

Nominal

11

Page 24: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif.

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan

melakukan pengumpulan data, yaitu melihat flora normal pada mulut dengan

pengambilan sampel swab mukosa buccal murid-murid SD Cempaka Putih Barat

1 kelas 5 pada tahun 2018 di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan

dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan.

3.3 Populasi

Anak murid SD Cempaka Putih Barat 1 kelas 5 pada tahun 2018 di

Cempaka Putih, Jakarta Pusat

3.4 Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah anak murid yang

bersekolah di SD Cempaka Putih Barat 1 kelas 5 pada tahun 2018 di Cempaka

Putih, Jakarta pusat. Sampel digunakan untuk beberapa penelitian.

3.5 Cara Penetapan Sampel

Sampel berasal dari SD Cempaka Putih Barat 1 kelas 5 pada tahun 2018 di

Cempaka Putih yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Sampel ditentukan dengan

teknik multistage sampling, yakni:

1. Stage 1; satu wilayah dari lima wilayah DKI Jakarta: Jakarta Pusat.

2. Stage 2; satu kecamatan dari 10 kecamatan yang ada di wilayah Jakarta

Pusat: Cempaka Putih.

3. Stage 3; satu sekolah dasar yang ada di wilayah Cempaka Putih: SD

Cempaka Putih Barat 1.

12

Page 25: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

3.6 Penetapan Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

slovin, yaitu sebagai berikut :

n = N

1+ ( N x e2)

Dimana :

n = jumlah elemen / anggota sampel

N = jumlah elemen /anggota populasi

e = error level

Berdasarkan populasi 116 Siswa kelas 5 di SD Cempaka Putih Barat 1 pada tahun

2018 di Cempaka Putih, dengan tingkat kesalahan 5% atau 0,05 maka besarnya

sampel pada populasi adalah :

n (Murid Kelas 5 SD Cempaka Putih Barat 1) =116

1+(116 x 0,052)

n (Murid Kelas 5 SD Cempaka Putih Barat 1) = 89,92 dibulatkan menjadi 90.

Penetapan sampling sebesar 90 sampel anak murid di SD Cempaka Putih Barat 1

kelas 5 pada tahun 2018 di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

3.7 Jenis Data

Jenis data adalah data primer, yakni data kuantitatif yang diperoleh melalui

pengukuran isolasi bakteri dari swab mukosa buccal anak normal untuk melihat

morfologi sel dan koloni bakteri.

3.8 Cara Pengumpulan dan Pengukuran Data

3.8.1 Sampel

Sampel bahan yang digunakan adalah swab mukosa buccal.

3.8.2 Alat dan Bahan

13

Page 26: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Alat :

1. Tabung perbenihan transport Carry Blair/Struat

2. Object glass

3. Mikroskop

4. Lampu Bunsen

5. Otoklaf

6. Sabun

7. Alkohol 70%

8. Rak tabung

9. Oese

Bahan :

1. Lidi kapas/ swab steril

2. Sel pewarnaan Gram

3. Masker

4. Handscoon

5. Spirtus

6. Korek api

7. Sabun

8. Alkohol

9. Agar darah Plate (ADP)

10. Agar darah Tabung (ADT)

11. Nutrient Agar TAbung (NAT)

12. Kaldu BHI

13. NaCl fis

3.8.4 Cara Kerja

3.8.4.1 Pengambilan Swab Mukosa Buccal

Alat dan bahan berupa alkohol 70%, lampu Bunsen, handscoon, masker,

rak tabung, lidi kapas steril, dan media transport steril (Cary-Blair/Stuart)

disiapkan. Kemudian subjek penelitian diminta untuk duduk dan membersihkan

14

Page 27: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

mulut dengan cara berkumur air putih bersih terlebih dahulu. Lalu peneliti

menggunakan handscoon dan masker sebelum mengambil sampel dan

menjelaskan prosedur penelitian yang akan dilakukan kepada subjek peneliti.

Selanjutnya subjek diminta persetujuan terlebih dahulu. Setelah itu subjek

diminta untuk membuka mulutnya dan pengambilan sampel dilakukan dengan

cara swab pada mukosa buccal secara aseptik dengan menggunakan lidi kapas

gerakan dari posterior ke anterior. Kemudia hasil swab dimasukkan ke dalam

medium transport steril (Cary Blair/Stuart) dan setiap tabungnya diberi identitas

subjek, tanggal, dan jam pengambilan sampel untuk selanjutnya dibawa ke

laboratorium (Cheesebrough, 1984).

3.8.4.2 Isolasi Bakteri

Sampel yang telah diambil menggunakan lidi kapas/ swab diusapkan pada

permukaan ADP (Agar Darah Plate) dengan cara streak method. Kemudian

sampel dimasukan ke dalam kaldu BHI steril dan diusapkan pada object glass

untuk dilakukan uji pewarnaan Gram. Sampel yang telah ditanam pada media

ADP dan kaldu BHI diinkubasi pada suhu 37 °C selama 18 – 24 jam

(Cheesebrough, 1984).

3.8.4.3 Identifikasi Morfologi Koloni

Hasil perbenihan yang ditanam pada media ADP diamati morfologi koloni

yang terdiri dari jumlah, bentuk, pigmen, tepi, dan zona hemolisa dari tiap koloni

yang ada (Cheesebrough, 1984).

3.8.4.4 Identifikasi Morfologi Sel

Selanjutnya koloni-koloni yang ada pada media ADP diambil untuk dilakukan

uji pewarnaan Gram, sampel diambil kemudian dioleskan pada object glass lalu

difiksasi tiga kali diatas api Bunsen. Setelah sediaan dingin kemudian diberikan

larutan Ungu K.

15

Page 28: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

3.2 Alur Penelitan

Bag 3.1 Alur penelitian Identifikasi Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah Dasar

3.3 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Penelitian Identifikasi Flora Normal Mulut Pada Anak Sekolah Dasar

Ujian Proposal

Penetapan Pembimbing

Pelaksanaan Bimbingan Proposal

Pengajuan Topik Skripsi

Pembentukan Kelompok Penelitian

Pendaftaran Skripsi

Mahasiswa Memenuhi Persyaratan

Izin Etik

Ujian Hasil

Pelaksanaan Penelitian dan Pengolahan Data

Melakukan Revisi

Penyerahan Laporan Penelitian dan manuskrip Publikasi

16

Page 29: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

KEGIATANWAKTU

2017 2018

Bulan ke- 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bimbingan

proposal dengan

dosen pembimbing

Pendaftaran judul

penelitian

Pembuatan

proposal skripsi

Ujian proposal

skripsi

Revisi proposal

skripsi

Persiapan

penelitian

Pengambilan data

Pengolahan dan

analisis data

Penyusunan

laporan hasil

penelitian

Pendaftaran ujian

skripsi

Ujian skripsi

Revisi skripsi

17

Page 30: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2016 di Laboratorium

Mikrobiologi Universitas Yarsi. Sedangkan pegambilan sampel dilakukan di SDN

Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat. Subjek penelitian berjumlah 99 orang

murid SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat yang bersedia menjadi subjek

penelitian. Pada penelitian ini yang ingin diamati adalah flora normal pada anak

sekolah dasar.

4.1.1 Analisis Univariat

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan karakteristik variable

yang diteliti yaitu flora normal mulut yang dilihat baik secara morfologi koloni,

morfologi sel maupun keseluruhan melalui hasil pengambilan swab mulut pada

anak.

4.1.1.1 Distribusi Flora Normal Mulut Anak Sekolah Dasar

Hasil pemeriksaan laboratorium dari swab mulut anak sekolah dasar di

SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat, terdapat hasil kultur yang terdeksi

tumbuh pada media Agar Darah Plate (ADP).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah Dasar

No

.

Flora Normal Mulut n Persentase (%)

1 2 Koloni 44 48,9

2 3 Koloni 41 45,6

3 4 Koloni 5 5,6

Total 90  100

ket: n=Jumlah

Ditemukan dua kategori untuk pembagian jumlah flora normal. Hasilnya,

sebanyak 44 subjek (48,9%) ditemukan memiliki dua jenis koloni flora normal

18

Page 31: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

mulut, diikuti sebanyak 41 subjek (45,6%) memiliki tiga koloni dan sisanya lima

subjek (5,6%) memiliki (5,6%) memiliki dua subjek jenis koloni flora normal

mulut (Tabel 4.1).

Tabel 4.2 Distribusi Morfologi Koloni

No. Morfologi Koloni n Persentase (%)

1 Bulat, Jernih, α Hemolisa, Smooth, 0.1-2 mm 82 35,5

2 Bulat, Jernih, β Hemolisa, Smooth, 0.1 mm 3 1,3

3 Bulat, Jernih, γ Hemolisa, Smooth, 0.1-2 mm 5 2,2

4 Bulat, Putih, α Hemolisa, Smooth, 0.1-2 mm 35 15,2

5 Bulat, Putih, β Hemolisa, Smooth, 1-2 mm 17 7,4

6 Bulat, Putih, γ Hemolisa, Smooth, 1-2 mm 75 32,5

7 Bulat, Jernih, α Hemolisa, Rough, 0.1-2 mm 4 1,7

8 Bulat, Putih, α Hemolisa, Rough, 1 mm 8 3,5

9 Bulat, Putih, γ Hemolisa, Rough, 3 mm 2 0,9

Total 231 100

ket: n=Jumlah

Berikutnya dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui

macam – macam morfologi koloni secara makroskopis yang tumbuh. Satu subjek

dapat ditemukan koloni yang tumbuh sebanyak 2 – 4 koloni, sehingga di dapatkan

jumlah morfologi koloni sebanyak 231. Dari 231 koloni tersebut dapat

dikelompokkan menjadi sembilan kategori (Tabel 4.2). Hasilnya morfologi koloni

terbanyak yaitu bulat, jernih, α hemolisa, smooth, 0.1-2 mm (Gambar 4.1)

sebanyak 82 koloni (35,5%). Dilanjutkan dengan morfologi koloni bulat, putih, γ

hemolisa, smooth, 1-2 mm sebanyak 75 koloni (32,5%). Morfologi bulat, putih, α

hemolisa, smooth, 0.1-2 mm sebanyak 35 koloni (15,2%). Selanjutnya, bulat,

putih, α hemolisa, smooth, 0.1-2 mm ditemukan sebanyak 17 koloni (7,4%).

Morfologi bulat, putih, α hemolisa, rough, 1 mm sebanyak delapan koloni (3,5%).

Selanjutnya, morfologi bulat, jernih, γ hemolisa, smooth, 0.1-2 mm sebanyak

lima koloni (2,2%). Morfologi bulat, jernih, α hemolisa, rough, 0.1-2 mm

19

Page 32: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

sebanyak empat koloni (1,7%). Morfologi bulat, jernih, β hemolisa, smooth, 0.1

mm sebanyak tiga (1,3%). Dan terakhir morfologi yang paling sedikit ditemukan

adalah bulat, putih, γ hemolisa, Rough, 3 mm sebanyak dua koloni (0,9%).

Tabel 4.3 Distribusi Morfologi Sel

No. Morfologi Sel n Persentase (%)

1 Bulat, Ungu, Bergerombol, Gram (+) 103 44,6

2 Bulat, Ungu, Dua - dua, Gram (+) 15 6,5

3 Bulat, Ungu, Berantai, Gram (+) 101 43,7

4 Bulat, Ungu, Satu – satu, Gram (+) 3 1,3

5 Bulat, Merah, Dua – dua, Gram (-) 4 1,7

6 Batang, Ungu, Berantai, Gram (+) 1 0,4

7 Batang, Merah, Berantai, Gram (-) 2 0,9

8 Batang, Ungu, Satu – satu, Gram (+) 1 0,4

9 Bulat, Merah, Satu – satu, Gram (-) 1 0,4

Total 231 100

ket: n=Jumlah

Setelah didapatkan morfologi koloni, selanjutnya dilihat morfologi sel

secara mikroskopis secara pewarnaan Gram dari tiap koloni. Jumlah morfologi sel

sama dengan jumlah morfologi koloni yang ditemukan sebanyak 231 koloni,

tetapi dengan penggolongan kategori berbeda. Morfologi sel dapat dikatagorikan

sebanyak sembilan morfologi (Tabel 4.3). Dari sembilan morfologi tersebut,

morfologi sel terbanyak adalah bulat, ungu, bergerombol, gram (+) sebanyak 103

koloni (44,6%). Lalu terdapat morfologi bulat, ungu, berantai, gram (+) sebanyak

101 koloni (43,7%). Morfologi bulat, ungu, dua – dua, gram (+) sebanyak 15

koloni (15%). Selanjutnya, bulat, merah, dua – dua, gram (-) sebanyak 4 koloni

(1,7%) dan bulat, ungu, satu – satu, gram (+) sebanyak 3 (1,3%). Jumlah

morfologi yang paling sedikit sebanyak satu koloni (0,4%) antara lain batang,

ungu, berantai, gram (+); batang, ungu, satu – satu, gram (+) dan bulat, merah,

satu – satu, gram (-).

20

Page 33: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Gambar 4.1 Morfologi koloni bulat,

jernih, α hemolisa, smooth

Gambar 4.2 Morfologi sel bulat,

ungu, berantai, Gram (+)

Gambar 4.3 Morfologi koloni bulat,

putih, γ hemolisa, smooth

Gambar 4.4 Morfologi sel bulat,

ungu, bergerombol, Gram (+)

Berdasarkan dari keseluruhan perbedaan karakteristik morfologi koloni

dan morfologi sel diketahui hasil identifikasi flora normal dari mulut anak (Tabel

4.4) yang dominan memiliki morfologi bentuk bulat, jernih, α hemolisa, smooth,

0.1-2 mm (Gambar 4.1) dan bulat, ungu, berantai, gram (+) (Gambar 4.2)

sehingga diperkirakan flora normal tersebut termasuk dalam genus Streptococcus

sp. sebanyak 82 koloni (35,5%). Selanjutnya, flora normal mulut kedua yang

dominan adalah bulat, putih, γ hemolisa, smooth, 1-2 mm (Gambar 4.3) dan bulat,

21

Page 34: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

ungu, bergerombol, Gram (+) (Gambar 4.4) dengan perkiraan genus

Staphylococcus sp. sebanyak 75 koloni (32,47%).

Tabel 4.4 Identifikasi Flora Normal Mulut pada Anak Sekolah Dasar

No. Morfologi Koloni Morfologi Koloni Genus n Persentase

(%)

1 Bulat, Jernih, α

Hemolisa, Smooth,

0.1-2 mm

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 82 35,50%

2 Bulat, Jernih, β

Hemolisa, Smooth,

0.1 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 1 0,43%

Batang, Ungu,

Berantai, Gram (+)

unidentified 1 0,43%

Bulat, Merah, Satu-

satu, Gram (-)

unidentified 1 0,43%

3 Bulat, Jernih, γ

Hemolisa, Smooth,

0.1-2 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 1 0,43%

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 2 0,87%

Bulat, Ungu, Satu-

Satu, Gram (+)

unidentified 2 0,87%

4 Bulat, Putih, α

Hemolisa, Smooth,

0.1-2 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 16 6,93%

Bulat, Ungu, Dua-

dua, Gram (+)

unidentified 6 2,60%

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 11 4,76%

Bulat, Ungu, Satu- unidentified 1 0,43%

22

Page 35: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Satu, Gram (+)

Batang, Merah,

Berantai, Gram (-)

Neisseria sp 1 0,43%

5 Bulat, Putih, β

Hemolisa, Smooth,

1-2 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 5 2,16%

Bulat, Ungu, Dua-

dua, Gram (+)

unidentified 5 2,16%

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 2 0,87%

Bulat, Merah, Dua-

dua, Gram (-)

Moraxella sp 3 1,30%

Batang, Merah,

Berantai, Gram (-)

Neisseria sp 1 0,43%

Batang, Ungu,

Satu-satu, Gram

(+)

unidentified 1 0,43%

6 Bulat, Putih, γ

Hemolisa, Smooth,

1-2 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 75 32,47%

7 Bulat, Jernih, α

Hemolisa, Rough,

0.1-2 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 2 0,87%

Bulat, Ungu, Dua-

dua, Gram (+)

unidentified 1 0,43%

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 1 0,43%

8 Bulat, Putih, α

Hemolisa, Rough,

1 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 2 0,87%

Bulat, Ungu, Dua- unidentified 2 0,87%

23

Page 36: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

dua, Gram (+)

Bulat, Ungu,

Berantai, Gram (+)

Streptococcus sp 3 1,30%

Bulat, Merah, Dua-

dua, Gram (-)

Moraxella sp 1 0,43%

9 Bulat, Putih, γ

Hemolisa, Rough,

3 mm

Bulat, Ungu,

Bergerombol,

Gram (+)

Staphylococcus sp 1 0,43%

Bulat, Ungu, Dua-

dua, Gram (+)

unidentified 1 0,43%

Total 231 100%

ket: n=Jumlah

4.2 Pembahasan

Identifikasi flora normal mulut pada penelitian ini dilakukan dengan cara

melihat karakteristik morfologi koloni dan morfologi sel yang telah dikultur dari

sampel swab mucosa buccal. Selanjutnya, dilakukan penentuan genus dengan

metode review literature. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji biokimia

sehingga tidak bisa di identifikasi sampai tingkat spesies.

Mikroorganisme yang dapat dikultur di laboratorium dapat mewakili

sebagian dari flora residen normal (Carrol et al., 2018). Berdasarkan dari hasil

penelitian diatas, menunjukkan hanya ditemukan 2 – 4 jenis koloni flora normal

mulut pada anak sekolah dasar. Jumlah koloni yang ditemukan sedikit karena

menurut literatur prinsip identifikasi flora normal dengan cara kultur memiliki

kekurangan yaitu hanya 50% bakteri yang dapat tumbuh dan condong kearah

mikroorganisme yang dominan dan lebih cepat pertumbuhannya (Marsh et al,

2009).

Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 82 koloni (35,5%) flora normal

mulut yang paling dominan memiliki morfologi koloni dan morfologi sel bentuk

bulat, jernih, α hemolisa, smooth, 0.1 – 2 mm dan bulat, ungu, berantai, gram (+).

Berdasarkan literatur flora normal tersebut termasuk dalam genus Streptococcus

24

Page 37: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

sp. hasil ini sesuai dengan literatur, bahwa flora normal mulut didominasi oleh

bakteri Streptococcus sesudah lahir dan tumbuh sebagai anggota flora residen

yang paling menonjol yang paling dominan sampai seumur hidup.

Sesuai literatur bahwa flora normal mulut didominasi oleh bakteri

Streptococcus dalam 4-12 jam sesudah lahir. Streptococcus viridans tumbuh

sebagai anggota flora residen yang paling menonjol yang paling dominan sampai

seumur hidup. Organisme ini mungkin berasal dari saluran napas ibu dan orang-

orang yang hadir disekitarnya. Kemudian, teradapat penambahan Staphylococcus,

Neiseria, Moraxella catarrhalis dan terkadang Lactobacillus. (Carrol et al., 2018).

Selanjutnya, flora normal mulut kedua yang dominan pada penelitian ini

memiliki morfologi koloni dan morfologi sel bulat, putih, γ hemolisa, smooth, 1-2

mm dan bulat, ungu, bergerombol, gram (+) sebanyak 75 koloni (32,47%). Sesuai

literatur flora normal tersebut termasuk dalam genus Staphylococcus sp. Hasil ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan Jackson pada tahun 2000 didapatkan

Staphylococcus sp. sebanyak 92% terisolasi dari mulut anak yang sehat (Carrol et

al., 2018 dan Fan et al .,2005).

Dalam penelitian ini juga ditemukan flora normal lain seperti Moraxella

sp. dan Neisseria sp. Sesuai dalam penelitian yang dilakukan oleh Crielaard et al.,

2011 terdapat mikroorganisme Streptococcus, Neisseria dan Moraxella pada

sampel saliva anak dengan berbagai variasi satatus pertumbuhan gigi dan

kesehatan mulut.

Hasil penelitian flora normal mulut pada anak sekolah dasar di SDN

Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat, ditemukan genus Streptococcus sp,

Staphylococcus sp. Moraxella sp. dan Neisseria sp. hasil ini didukung oleh

literatur dan penelitian sebelumnya bahwa flora normal rongga mulut didominasi

oleh genus Streptococcus, Veillonella, Granulicatella, Gamella, Actinomyces,

Corynebacterium, Rothia, Fusobacterium, Porphyromonas, Prevotella,

Capnocytophaga, Haemophilis, Treponema, Lactobacterium, Eikenella,

Leptotrichia, Peptostreptococcus, Staphylococcus, Eubacteria,

Propionibacterium, dan Neisseria (Carrol et al., 2018; Bilk et al., 2010 dan Zarco

et al., 2012).

25

Page 38: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Anak pada usia sekolah sering mengonsumsi makanan manis yang

memiliki konsentrasi larutan gula tinggi dan memiliki kebersihan mulut yang

rendah karena perilaku menyikat gigi yang buruk. Sehingga, sisa makanan di

dalam mulut, asam hasil peragian bakteri dan saliva bercampur membentuk

substansi lengket (plak) dan melekat pada gigi. Plak gigi merupakan sebuah

biofilm kompleks yang terdiri atas bakteri yang berasal dari flora normal mulut

(Alhamda, 2011; Carrol et al., 2018; Liu et al., 2014; dan Nance, 2013).

Setelah terbentuknya biofilm, molekul Quorum sensing (QS) diproduksi

oleh bakteri yang terdapat pada biofilm. Quorum sensing (QS) adalah sistem

komunikasi populasi-dependen yang memungkinkan mikroorganisme untuk

mengkoordinasi perilaku kelompok sehingga memungkinkan mereka untuk

bertindak sebagai satu kesatuan multiseluler, sehingga bakteri lain dapat melekat

pada matriks dan terjadi pertumbuhan berlebih mikroorganisme pada biofilm.

Penumpukan produk asam organik dari karbohidrat oleh interaksi mikroba pada

biofilm terutama Streptococcus mutans dan spesies lainnya menyebabkan pH

menurun lalu terjadi demineralisasi email gigi sehingga terbentuknya karies pada

gigi (Carrol et al., 2018; Nance, 2013 dan Kasper, 2014).

26

Page 39: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB V

IDENTIFIKASI FLORA NORMAL MULUT PADA ANAK SEKOLAH

DASAR DAN TINJAUANNYA MENURUT ISLAM

5.1 Flora Normal Mulut dan Kebersihan Mulut

Islam adalah agama yang sempurna dan tiada bandingannya dengan agama

– agama lainnya. Diantara kesempurnaanya Islam ialah syariat bagi ummatnya

untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, sampai mengatur hal kecil tetapi yang

memiliki makna penting. Bahkan banyak sekali hikmah-hikmah syariat yang ada

pada ajaran Islam yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern (Budiarti,

2013).

Dalam al-Qur’an yang merupakan tuntunan dan pedoman hidup pada

masyarakat muslim sudah terdapat petunjuk tentang bagaimana menjaga

kesehatan. Salah satu sarana untuk memelihara kesehatan yaitu dengan menjaga

kebersihan. Kitab-kitab fiqih Islam dalam bab-babnya senantiasa diawali oleh bab

yang berjudul Thaharah atau bersuci (Mashadi, 2014).

Thaharah menurut bahasa berarti “suci atau bersih”, sedangkan menurut

istilah syara’ berarti bersih dari hadas dan najis dan cara menghilangkannya harus

dicuci dengan air suci dan menyucikan. Thaharah mempunyai kedudukan yang

penting serta menjadi pangkal pokok dari ibadah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu

‘anhu berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

“Allah tidak akan menerima shalat salah seorang diantara kalian jika dia berhadats sampai dia wudhu.” (HR. Bukhari : 6954 dan Muslim : 225) (Sumanji, 2008).

Di dalam berwudu misalnya, dibersihkanlah bagian-bagian anggota tubuh

yang sering terkena kotoran, keringat, debu seperti wajah (termasuk hidung

dengan cara istinsyaq/memasukkan air ke dalam hidung lalu mengeluarkannya

dan mulut dengan cara madhmadhah/berkumur), kedua tangan, kedua kaki, kepala

dan kedua telinga. Allah berfirman untuk berwudu yaitu :

27

Page 40: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

ا� ح�و س� م� س�ٱ ق� ق� س�� س� م� ٱ س�ى ق�� م� ح� س� ق� م� س�� س� م� ح� س� ح�و ح� ا� ح�و ق� �م س�ٱ �ق وو س� س! ٱ� س�ى ق�� م� ح" م� ح# س$� ق�� ا� وو ح& س� س'� س) ق(� �! س ٱ س+ا ح!� س�ا وس� و

ق) ... ن م- س. م/ س� م� ٱ س�ى ق�� م� ح� س� ح� م0 س�� س� م� ح� ق1 ح'� ح� ق2“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah...” (Qs. Al- Maidah (5):6) (Mashadi, 2014).

Al-Qur’an dan al-Sunnah menyanjung pelaku dan penggemar kebersihan

seperti ini. Allah pun juga menyukai pelakunya sebagaimana firman-Nya :

“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Qs.Al-Baqarah (2):222) (Sumanji, 2008).

Firman Allah SWT didalam surah At-Taubah: 108 menjadi indikator bahwa seorang muslim akan sangat dicintai oleh Allah SWT ketika ia mampu menjaga kebersihn diri dan lingkungnnya.

"Janganlah engkau melaksanakan sholat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih." (Qs. At-Taubah (9):108).

Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit

28

Page 41: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

dan selaput lendir/mukosa manusia (Brooks et al., 2013). Rongga mulut adalah

bagian dari sistem tubuh yang sangat penting. Mulut merupakan pintu gerbang

dari tubuh, rongga mulut yang bersih mencerminkan sistem tubuh yang sehat.

(Rahadian, 2018). Mikroorganisme masuk bersama makanan atau minuman ke

dalam tubuh manusia melalui rongga mulut (Arbaningsih et al., 2018).

Kesehatan mulut merupakan salah satu kesehatan umum yang sangat

penting bagi kualitas hidup. Penyakit gigi dan mulut menjadi masalah dunia yang

dapat memengaruhi kesehatan secara umum (WHO, 2012).

Penyakit gigi yang sering adalah karies (gigi berlubang), hal ini

ditunjukkan sebanyak 98% dari penduduk dunia pernah mengalami karies. Di

Indonesia karies dan gigi masih menjadi masalah paling sering terjadi pada

penyakit gigi dan mulut. Angka kejadian karies gigi berkisar antara 85% - 90%.

(Salsabila & Syamsudin, 2018). Faktor yang berhubungan langsung dengan

proses terjadinya karies salah satunya adalah kebersihan gigi dan mulut.

(Alhamda, 2011).

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat

salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut. Hal ini juga dilandaskan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan gigi dan mulut. Sebab itu kita harus menjaga kebersihan mulut dan

gigi agar terhindar dari penyakit gigi. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa

Ta’ala,

"Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,

dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak

29

Page 42: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

ada pelindung bagi mereka selain Dia."(Qs. Ar-Ra'd (13):11) (Salsabila &

Syamsudin, 2018).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang

memperhatikan kebersihan dan kesehatan giginya. Islam menganjurkan menjaga

kesehatan gigi karena Ibadah tidak akan berjalan khusyuk apabila seseorang sakit

gigi. Khusyuk tidak didapat apabila terdapat makanan atau karang gigi dan mulut.

Tidak nikmat bersilaturahmi apabila mulut bau akibat gigi berlubang. Karies

merupakan hasil dari bakteri flora norma (Streptococcus mutans) dan substrat

(terutama gula) yang menempel pada gigi dalam waktu yang lama. Pada awalnya,

karies tidak terasa nyeri namun seiring dengan lubang yang semakin besar dan

mengenai saraf yang berada pada jaringan pulpa ini akan mengakibatkan rasa

nyeri (Nismal et al., 2018).

Rasa nyeri ini sangat mengganggu karena mempengaruhi derajat

kesehatan, proses tumbuh kembang, produktivitas kerja bahkan prestasi anak.

Selain itu rawan berakibat kekurangan gizi karena rasa nyeri tersebut menurunkan

selera makanan. Kemampuan belajar dan bekerja pun menurun (Salsabila &

Syamsudin, 2018).

Menyikat gigi itu penting bagi manusia, karena dalam sehari manusia

melakukan aktivitas makan sebanyak tiga kali setiap harinya, belum lagi mereka

yang sering mengkonsumsi cemilan (diantara jam makan) tentutanya intensitas

aktivitas makan yang lebih sering (Yudha, 2018).

Aktivitas makan ini menyisakan sisa-sisa makanan yang menempel baik

pada gigi maupun pada permukaan gusi. Sisa-sisa makanan yang masih menempel

ini akan membentuk plak gigi. Plak gigi ini berupa endapan halus yang

membentuk lapisan tipis (biofilm) yang menempelpada permukaan gigi atau

permukaan keras lainnya di dalam rongga mulut. Beberapa bakteri-bakteri mulut

yang ada di dalam plak ini akan menghasilkan asam yang akan merusak

permukaan gigi dan lama kelamaan akan menyebabkan gigi yang berlubang

(Yudha, 2018).

Pada masa hidupnya Rasulullah menggunakan siwak sebagai alat untuk

membersihkan mulut dan giginya dengan tujuan untuk membersihkan mulut dan

30

Page 43: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

giginya dengan tujuan untuk pencegahan tehadap penyakit gigi dan menyegarkan

rongga mulut. Sejak itulah timbul kesan bahwa penggunaan siwak merupakan

tradisi membersihkan gigi dan ronggamulut menurut islam. Kemudian diperkuat

oleh sunnah beliau untuk menggunakan siwak sebelum melakukan ibadah

sepertisebelum shalat dan membaca al-Qur’an. Menjaga kesehatan gigi dan mulut

sangat menentukan kualitas hidup manusia, dalam Ilam pun ditunjukkan oleh

perintah ataupun anjuran dari Nabi Muhammad Saw yaitu :

وضوء كل عند واك بالس ألمرتهم أمتي على أشق أن لوال “ Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali melakukan wudhu.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu) (Budiarti, 2013).

Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar

tanaman arak (savadora persica). Batang siwak memliki serat elastis dan tidak

merusak gigi walau di bawah tekanan yang keras dan batang siwak yang

berdiameter kecil mempunyai fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah

mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan

menghilangkan plak (plaque). Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan

gusi (Yudha, 2018).

Bahkan organisasi badan dunia seperti World Health Organization (WHO)

telah menghimbau agar siwak dijadikan komoditas kesehat yang perlu dipelihara

dan dibudayakan. Ini berarti siwak telah terbukti sebagai alat dan bahan yang

dapat meningkatkan status kesehatan rongga mulut dan mencegah penyakit gigi

(Budiarti, 2013).

Anjuran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bersiwak adalah

dengan perbuatan membersihkan gigi, pendapat Al-imam Asy-syaukani, Ash-

Shan’ani, Al Fauza, Al-utsaimin dan para ulama lainnya bersiwak boleh

menggunakan benda apapun untuk membersihkan gigi seperti kayu siwak, sikat

gigi, kain, jari tangan, dan lain-lainnya. Namun, pemilihan kayu siwak sebagai

alat untuk membersihkan gigi merupakan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi

wa Sallam.

Dalam hadist disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa

31

Page 44: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

menggosok giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur, Hauzaifah Radiyallahu

anhu mengatakan “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangun tidur, beliau

terbiasa membersihkan mulutnya dengan siwak”(Sahih bukhari, Book Ablation,

Hadist No.246 (a)). Selain itu membersihkan gigi dengan siwak memiliki

keutamaan keutamaan, Aisyah Radiyallahu Anhu mengatakan “Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, siwak dapat membersihkan mulut

merupakan cara yang disukai oleh Allah.” (Sahih Bukhari dalam buku Fasting, di

bab dry or green siwak for fasting peson). Dalam Hadist ini menjelaskan bahwa

siwak dapat membantu membersihkan mulut dan merupakan sesuatu yang disukai

oleh Allah (Yudha, 2018).

Nabi Muhammad membersihkan giginya dengan menggunakan siwak

pada saat bangun tidur, setiap akan membaca al-Quran dan sebelum pergi ke

masjid untuk melakukan shalat. Bahkan saat beliau akan meninggal dunia, beliau

masih meminta Aisyah untuk membersihkan mulutnya dengan menggunakan

siwak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nabi sangat memperhatikan

kebersihan dan menginginkan bersih suci saat menghadap dengan sang khalik

sehingga dapat menjadi tauladan bagi pengikut-pengikutnya. Hadist-Hadist Nabi

yang lain juga menunjukkan perhatian dan menunjukkan bahwa kebersihan

merupakan suatu hal yang penting termasuk membersihkan gigi.

ق3 سو� س� ق2ا� ح5 س�ا ح6 او ح7 س� ق8 ا- �! س �� س) ق� س9 س#ا س$� ق�� س� �! س س1 س� ق: ا- س� س; ح: ��� س!ى س>� ق: ��� ح= او ح1 س0 س< س?ا“Apabila bangun tidur dimalam hari, rasulullah menggosok dengan siwak” (HR Bukhari dan Muslim dalam Shahih bukhari-Muslim).

Hadist ini muncul karena Pada malam hari, bila Rasulullah terbangun dan

akan membaca al-Quran beliau akan membersihkan dulu mulutnya dengan siwak

(Budiarti,2013).

Sebagai umat muslim harus menyadari bahwa apa yang diajarkan dan

dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah rahmat dari

Allah. Ini ditegaskan dalam surah Al Anbiya ayat 107 yang menyatakan bahwa,

32

Page 45: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

“Dan kami mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Al-Anbiya’(21):107)(Yudha,2018).

Setelah Rasulullah Saw wafat satu abad kemudia para dokter muslim

mulai mengembangkan ilmu di bidang kedokteran gigi. Kegunaaan siwak

dibandingkan denga sikat gigi biasa dibuktikan oleh peneliti terbaru terhadap kayu

siwak menunjukkan, bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat

membunuh bakteri,menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta

melihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti : (1)

Asam Antibakterial seperti Astrigen dan lainnya untuk membunuh kuman (2)

Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium bicarbonate, fluoride, silica,

sulfur, vitamin C dan lainnya untuk membersihkan gigi, menyehatkan dan

memutihkan gigi (3) Enzim yang mencegah pembentukan plak (4) Anti decay

Agent (zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri dimulut dan

mencegah proses pembusukan. Selain itu, siwak juga turut merangsang produksi

saliva (air liur) lebih. Saliva merupakan zat organic mulut yang melindungi dan

membersihkan mulut (Budiarti, 2013).

Professor Rudath dari universitas Rostock Jerman melalui penelitiannya

mengungkapkan bahwa siwak memiliki kandungan zat yang dapat mencegah

pembusukan gigi, termsuk zat pembunuh kuman, pemutih gigi, melindungi gigi

dan mulut dari berbagai penyakit (Yudha,2018).

Abu Amman di dalam artikelnya yang berjudul “mukjizat siwak” juga

mengungkapkan hasil dari penelitiannya terhadap kayu siwak yang mendukung

hasil penelitiannya terhadap kayu siwak yang mengandung hasil mineral-mineral

alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plak mencegah gigi

berlubang serta memelihara gusi. Antibacterial acids yang terkandung pada siwak

berfungsi untuk membunuh bakteri , mencegah infeksi dan menghentikan

pendarahan pada gusi(Yudha,2018).

Penggunaan siwak selain untuk manfaat kesehatan juga dapat menambah

nilai ibadah sebagaimana disebutkan bahwa pada hadist berikut ini :

33

Page 46: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

“Siwak itu membersihkan mulut dan menyebabkan (didapatkannya) keridhoan Ar-Rabb (Allah)” (HR. Ahmad).

Hadist ini bermakna bila kita melakukan pembersihan/penyikatan gigi

selain untuk kebutuhan jasmani untuk menghindari penyakit gigi juga sekaligus

kita mendapatkn keridhoan dari Allah Swt. (Budiarti,2013).

Selain itu ada hadist lain yang menunjukkan bahwa membersihkan

gigi/bersiwak termasuk perbuatan yang mempunyai nilai keimanan seperti pada

Hadist berikut ini :

. : ق) س& ح1 س) ق�- س1 ا� ح� ا� � ح' س-ا س� �� ح� ح!@ س/ "! س س��� ح3 سو� س� س��� Aح س�ا س& س��� أربع من

“Empat hal yang termasuk sunnah para Rasul ialah memakai wewangian, menikah, membersihkan gigi/bersiwak dan memiliki rasa malu.” (HR Tirmidzi, menurut sebahagian ulama hadist ini hasan)

5.2 Kebersihan Mulut pada Anak Sekolah Dasar

National Institution of Health di Amerika Serikat melaporkan bahwa

karies gigi menjadi penyakit kronis yang paling sering diderita anak umur 5 – 17

tahun (WHO, 2012). Faktor yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya

karies salah satunya adalah kebersihan gigi dan mulut. Faktor yang menyebabkan

rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah

perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011).

Sayangnya di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya belum benar-benar

memeliki paradigma yang tepat terkait kesehatan gigi dan mulut. Rata-rata setiap

anak usia 12 tahun di Indonesia Memiliki 1-2 gigi yang bermasalah dengan karies.

Penyakit gigi dapat mengahasilkan rasa nyeri dan sangat mengganggu karena

mempengaruhi derajat kesehatan ,proses tumbuh kembang, perstasi anak karena

kemampuan belajar menurun, dan rawan berakibat kekurangan gizi karena rasa

nyeri tersebut menurunkan selera makanan (Rahadian,2018).

Dalam kehidupan manusia, anak adalah amanah kepada orangtua yang

berhak memperoleh hak-hak. Seseorang anak memerlukan arahan dan bimbingan

dari orang tua. Hendaklah dijadikan seperti seorang anak kelak, orang tua lah

34

Page 47: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

yang bertanggungjawab terhadapnya (Hayati, 2018).

Pendidikan akhlak dalam hal ibadah yaitu dengan menanamkan kebiasaan

baik kepada anak. Seroang anak perlu diajari untuk hidup sehat dan menjaga

kesehatannya. Makanan bergizi seimbang serta kebiasaan baik menjaga

kebersihan diri harus diajarkan sedari dini, salah satunya adalah menjaga

kebersihan rongga mulut (Ulwan, 2015).

Allah SWT berfirman:

"Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (Qs. Al-Ma'idah (5):88)

Rasulullah mengajarkan untuk memberikan contoh yang baik kepada anak

sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Prinsip parenting yang diajarkan

dalam Islam ini berlaku bagi semua sendi kehidupan. Pengajaran melalui

kebiasaan – kebiasaan yang baik, menanamkan sifat dan akhlak terpuji juga dalam

hal kesehatan hendaknya dilakukan semua orangtua terhadap anaknya (Hayati,

2018).

Pada usia Sekolah Dasar yaitu umur 7-12 tahun, anak mulai memasuki

usia tanggung jawab . Pada masa ini berikan kepercayaan dengan pengawasan

terhadap upaya mereka menjaga kebersihan gigi dan mulut. Anak sudah dapat

diberitahu mana yang baik dan tidak baik bagi diri dan kesehatanya. Bagaimana

mereka melakukan sikat gigi, dan makanan/minuman yang boleh mereka

konsumsu dan batasannya, karena anak usia ini anak senang dengan

makanan/minuman bergula yang merupakan makanan bakteri penyebab karies

(Hayati, 2018).

Menurut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tahapan mendidik anak

ialah ketika anak menginjak usia tujuh tahun, perlakukan ank seperti tawanan

perang.

35

Page 48: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

أبناء وهم عليها واضربوهم ، سنين سبع أبناء وهم الة بالص أوالدكم مروابينهم قوا وفر ، عشر

“Perintahkan anak-anakmu untuk shalat saat mereka telah berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika meninggalkannya. ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu dawud).

Perkenalkan anak dengan tanggung jawab, kemandirian dan kedisiplinan

pada periode usia ini. Kedisiplinan yang diterapkan sejak dini dapat menunjang

anak untuk terbiasa hidup teratur dan senantiasa menjaga kebersihan diri dan

lingkungan (Dienda, 2018).

Dalam banyak hal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam selalu

memberikan contoh sebelum berdakwah. Begitu juga dalam memberikan konsep

kemandirian dalam menjaga kesehatan gigi pada anak, kita juga harus menjadi

tauladan. Kita harus menjadi contoh yang baik padahal kita sendiri sering tidak

menyikat gigi dengan baik dan rutin dan menunggu gigi sakit baru mencari

dokter(Sari,2018). Seperti Firman Allah berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat” (Ash-Shaf (61):2).

Usia 6-12 tahun Anak memasuki tahap sekolah. Meningkatnya rasa

tanggung jawab. Anak mulai dapat diajarkan cara memelihara kesehtan gigi dn

mulut secara rinci, sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihn

dirinya sendiri. Pada Usia ini dapat melakukan teknik memutar 45°, menyikat gigi

dua kali dalam sehari setelah makan dan sebelum tidur malam, penggunaan

benang gigi dan obat kumur dapat diberikan jika diperlukan (Sari,2018).

36

Page 49: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Morfologi koloni dan morfologi sel flora normal mulut pada anak sekolah

dasar di SDN Cempaka Putih Barat 01 Jakarta Pusat pada masing-masing individu

ditemukan jumlah koloninya sedikit yaitu 2 – 4 koloni dan hasil identifikasi flora

normal pada mulut anak sekolah dasar yang dominan memiliki morfologi bentuk

bulat, jernih, α hemolisa, smooth, 0.1-2 mm dan bulat, ungu, berantai, gram (+)

dengan genus Streptococcus sp .

Tinjauan Islam terhadap Identifikasi flora normal mulut pada anak sekolah

dasar, bahwa flora normal mulut dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Salah

satu faktor yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies adalah

kebersihan gigi dan mulut. Dalam agama Islam sangat dianjurkan untuk menjaga

kebersihan gigi dan mulut dengan berkumur dan bersiwak sebelum melaksanakan

ibadah sholat. Islam juga menganjurkan orang tua bertanggungjawab atas

pendidikan akhlak terpuji dalam hal ibadah termasuk menjaga kebersihan rongga

mulut dengan menanamkan kebiasaan baik kepada anak.

6.2 Saran

Menyadari bahwa penelitian ini mempunyai banyak keterbatasan dan jauh

dari kata sempurna, kedepannya penulis akan memperbaiki penjelasan mengenai

penelitian di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dilakukan identifikasi dan

penghitungan jumlah koloni bakteri dengan metode dan media yang lebih baik

dan lebih lengkap, sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat dan dapat

mengidentifikasi flora normal mulut anak sekolah dasar sampai dengan

spesiesnya.

Bagi Anak sekolah dasar harus mempertahankan keseimbangan

pertumbuhan flora normal mulut agar dapat mencegah pembentukan karies gigi

37

Page 50: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

dengan melakukan pembatasan asupan sukrosa, pembatasan asupan karbohidrat

dan menjaga kebersihan mulut dengan sering menyikat gigi.

Bagi Institusi terkait, agar melakukan peningkatkan pendidikan kesehatan

gigi melalui upaya promotif dan preventif yang terencana dan berkesinambungan,

dan meningkatkan penanaman kebiasaan pemeliharaan diri dibidang kesehatan

gigi kepada anak sekolah dasar.

38

Page 51: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta : Kementrian Agama

Republik Indonesia, 2018.

Ajami, B., Abolfathi, G., Mahmoudi, E., Mohammadzadeh, Z. 2015. Evaluation

of Salivary Streptococcus Mutans and Dental Caries in Children with Heart

Diseases. Journal of Dental Research, Dental Clinics, Dental Prospects, 9(2),

106-8.

Alhamda, S. 2011. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi

(Kajian pada Murid Kelompok Umur 12 Tahundi Sekolah Dasar Negeri

Kota Bukittinggi). Berita Kedokteran Masyarakat. 27:2, hal 108 – 115.

Almeida, P.D. V., Gregio A. M. T., machado M. A. N.,et al. 2008. Saliva

Composition and Function : A Comprehensive Review. J Contemp Dent

Pract, 9 ,72-80.

Angela, Ami. 2005. Pencegahan Primer pada Anak yang Beresiko Karies

Tinggi. Majalah Kedokteran Gigi, 38, 130-134.

Arbaningsih, S. R., Lubis D. M., Nadella, R., Syafitri, Y. 2018. Perbandingan

Pertumbuhan Bakteri Rongga Mulut Perokok Dan Bukan Perokok Di

Lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara. Jurnal Ibnu Sina Biomedika, 2, 1.

https://doi.org/10.30596/isb.v2i1.1906.

Bilk EM., Long CD, Armitage GC, Loomer P, Emerson J, Mongodin EF, Nelson

KE, Gill SR, et al., 2010. Bacterial diversity in the oral cavity of 10 healthy

individuals. The ISME Journal, 4: 962 – 974. 2010. doi: 10.1038/ismej. 30

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. 2013. Mikrobiologi

Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Jakarta: Penerbit

Kedokteran EGC.

Budiarti, Rahaju. 2013. Kesehatan gigi pada muslim. Bandung: Pustaka Aura

semesta.

Carrol KC, dan Hobden J. 2018. Bakteriologi dalam Mikrobiologi Kedokteran

Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. Ed. 27. Jakarta : EGC.

39

Page 52: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Cheesebrough, M. 1984. Medical Laboratory Manual for Tropical Countries Vol.

II . Doddington, Cambridgeshire: Tropical Health Technology.

Cornelissen, C. N., Fisher, B. D., Harvey, R. A. 2015. Lipincott’s Illustrated

Reviews Mikrobiologi Edisi 3, Jilid Satu. Tangerang Selatan: Binarupa

Aksara.

Crielaard W, Huse SM, Keijser BJF, Montijn RC, Schuller A, Zuara E. 2011.

Exploring the Oral Microbiota of Children at Various Developmental Stages

of Their Dentition in the Relation to Their Oral Health. BMC Medical

Genomics 2011. https://doi.org/10.1186/1755-8794-4-22

Departemen Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya (Edisi yang

Disempurnakan) Jilid I, Jakarta: Penerbit Lentera Abadi.

Dienda, Meutia. 2018. Kemandirian anak sebagai pondasi kesehatan gigi dan

mulut dalam Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-Kaustar

Fan S, Freeman A, Hughes R, Jones LK, Katz DS, Shields P, Suchman E. 2005.

Blood Agar Plates and Hemolysis Protocol. American Society For

Microbiology. [Internet] di akses pada tanggal 9 Desember 2018 dari

https://www.asm.org/index.php/ml-2885.

Gopdianto, R., Rattu A.J.M ., Mariati ,W. 2015. Status Kebersihan Mulut dan

Perilaku Menyikat Gigi Anak SD Negeri 1 Malayang. Jurnal e-Gigi, 3, 1.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/6457/5984 .

Hayati,I.,L.,V. 2018. Tanggung jawab orangtua dalam kebiasaan dan perawatan

gigi dalam Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-Kaustar.

Jackson, Margaret S. (2000) Staphylococci in the oral flora of healthy children

and those receiving treatment for malignant disease, Microbial Ecology in

Health and Disease. 12:1, 60-64, DOI: 10.1080/089106000435617.

Jackson, MS. 2000. Staphylococci in the oral flora of healthy children and those

receiving treatment for malignant disease. Microbial Ecology in Health and

Disease, 12(1): 60 – 64. doi: 10.1080/089106000435617.

Kasper SH, Samarian D, Jadhav AP, et al. 2014. S-Aryl-L cysteine sulphoxides

and related organosulphur compunds alter oral biofilm development and AI-

40

Page 53: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

2-based cell-cell communication. Journal of applied Microbiology. 177

p.1427-1486.

Laporan Riset Kesehatan Dasar Nasional. 2013. Jakarta: Badan penlitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013;111,116-17.

Liu Z, Yu D, Luo W, et al. 2014. Impact of Oral Health Behaviours on Dental

Caries in Children with Intellectual Disabilities in Guangzhou, China.

International Journal of Environmental Research and Public Health

IJERPH, 11(10): 11015-11027. doi: 10.3390/ijerph111011015

Mansur, Arif Rohman. 2013. Prima Saat Ramadhan. Majalah Kesehatan Muslim,

Edisi I, Yogyakarta.

Marsh PD, Martin MV, Lewis LMAO, Williams DW. 2009. Oral Microbiology

5th ed. Churchill Livingstone Elsevier. Edinburgh. p 24.

Mashadi, M. 2014. Kebersihan dan kesehatan dalam pandangan Islam di akses

pada http://jatim.kemenag.go.id/file/dokumen/sehat.pdf pada tanggal 26

September 2018.

Nance W, Dowd SE, Samarian D, et al. 2013. A high-throughput microfluidic

dental plaque biofilm system to visualize and quantify the affect of

antimicrobials. J Antimicrob chemother. p 2550-2560.

Nismal, Harfindo, Kusumo, Adi Nugroho Hendro, Darwis, Aida F., et al. 2018.

Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Pratiwi S.T. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta, 2008:176-85

Rahadian, Bayu. 2018. Gigi dan Mulut Penting untuk Hidupmu pada Islam dan

Kesehatan gigi dalam Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-

Kaustar.

Salsabila,N., Syamsudin,A. 2018. Kesehatan Gigi cerminan Kesehatan Tubuh

dalam Islam dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-Kaustar.

Samaranayake, Lakshman 2006. Essential Microbiology for Dentistry, 3rd edn.,

China: Churchill Livingstone.

Sari,p.,P.,A.,W.,A. 2018. Tips Kunjungan Dokter gigi tanpa trauma dalam Islam

dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-Kaustar.

41

Page 54: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Soedarto. 2015. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto.

Sumanji, Muhammad Anis. 2008. 125 Masalah Thaharah. Solo: Tiga Serangkai.

Tirahiningrum P, Nugraeni Y, Sukma CM. 2014. Hubungan Pola Menyikat Gigi

denken indeks DMFT-T pada Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul

Ulama (MINU) Kecamatan Blimbing Malang. Malang: Program Studi

Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Ulwan,Abdullah Nashih.2015. Pendidikan Anak dalam Islam Jakarta:Khatulistiwa

Vasanthakumari, R. 2007. Textbook of Microbiology. New Delhi :BI Publication.

WHO, Oral Health . 2012. [Internet] diakses pada tanggal 10 Juli 2017 dari

http://www.who.int/oral_health/publications/factsheet/en/ .

Yudha, Anggara. 2018. Siwak Sebagai pilihan untuk menyikat gigi dalam Islam

dan Kesehatan Gigi. Jakarta : Pustaka Al-Kaustar.

Zarco MF, Vess TJ, Ginsburg GS. 2012. The oral microbiome in health and

disease and the potential impact on personalized dental medicine. Oral

Disease, 18(2): 109-120. doi: 10.1111/j.16010825.2011.01851.x

42

Page 55: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

ANGGARAN PENELITIAN

A. Persiapan

No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran

1. Percetakan Rp. 100.000,

B. Pelaksanaan

No. Jenis Pengeluaran Harga

Satuan

Jumlah Pengeluaran

1. Lidi kapas steril Rp. 3.000 90 Rp. 270.000

2. Tabung perbenihan

Cary-Blair/Struat

Rp. 15.000 90 Rp. 1.350.000

3. Set Pewarnaan Gram Rp. 350.000 3 set Rp.1.050.000

4. Object Glass Rp. 300.000 3 set Rp. 900.000

5. Medium ADP Rp. 50.000 140 Rp. 7.000.000

6. Kaldu BHI 1mL Rp. 10.000 90 Rp. 900.000

7. Masker Rp. 60.000 1 Box Rp. 60.000

8. Handscoon Rp. 50.000 1 Box Rp. 50.000

9. Alkohol 70% Rp. 100.000 1 Botol Rp. 100.000

10. Bunsen/ Spirtus Rp. 300.000 3 Rp. 900.000

11. Korek Api Rp. 5.000,00 1 Rp. 5.000

C. Pelaporan

No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran

1. Pembuatan Laporan Rp. 100.000

2. Fotokopi dan Penjilidan Rp. 100.000

Total Pengeluaran Rp. 12.885.000

43

Page 56: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Fiqa Tinfitriya Alkasie

Nomor Induk Mahasiswa : 1102015080

Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo/21 Desember 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Kedokteran Umum

Alamat Rumah : Perumahan Tytyan kencana Blok P no. 12 Kecamatan

Margamulya,Kelurahan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Nomor Hp : 081315992402

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2001 – 2002 : TK Al-Muhajirin Banjarmasin

2002 – 2006 : SDIT Ukuwah Banjarmasin

2006 – 2008 : SDN V Bekasi Jaya

2008 – 2011 : SMPN 3 Bekasi

2011 – 2014 : SMAI Al-Azhar 4 Bekasi

2015 – sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

44

Page 57: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

LAMPIRAN

LAMPIRAN I. KELAYAKAN ETIK

45

Page 58: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

LAMPIRAN II. HASIL UJI STATISTIK

Statistics

Jumlah koloni

N Valid 90

Missing 0

Jumlah koloni

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 Koloni 44 48.9 48.9 48.9

3 Koloni 41 45.6 45.6 94.4

4 Koloni 5 5.6 5.6 100.0

Total 90 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Morfologi koloni *

Morfologi sel231 100.0% 0 0.0% 231 100.0%

Morfologi koloni * Morfologi sel Crosstabulati

CountMorfologi sel

Bulat,

Ungu,

Bergero

mbol,

Gram (+)

Bulat,

Ungu,

Dua-dua, Gram (+)

Bulat, Ungu, Berant

ai, Gram

(+)

Bulat, Ungu, Satu-Satu, Gram

(+)

Bulat, Mera

h, Dua-dua,

Gram (-)

Batang,

Ungu, Beran

tai, Gram

(+)

Batang,

Merah,

Berantai,

Gram (-)

Batang, Ungu, Satu-satu, Gram

(+)

Bulat,

Merah,

Satu-

satu, Gram (-)

Morfologi koloni

Bulat, Jernih,

Afa Hemolis

a, Smooth,

0 0 82 0 0 0 0 0 0

46

Page 59: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

0.1-2 mm

Bulat, Jernih, Beta

Hemolisa,

Smooth, 0.1 mm

1 0 0 0 0 1 0 0 1

Bulat, Jernih,

Gamma Hemolis

a, Smooth,

0.1-2 mm

1 0 2 2 0 0 0 0 0

Bulat, Putih, Alfa

Hemolisa,

Smooth, 0.1-2 mm

16 6 11 1 0 0 1 0 0

Bulat, Putih, Beta

Hemolisa,

Smooth, 1-2 mm

5 5 2 0 3 0 1 1 0

Bulat, Putih,

Gamma Hemolis

a, Smooth, 1-2 mm

75 0 0 0 0 0 0 0 0

Bulat, Jernih,

Alfa Hemolis

a, Rough, 0.1-2 mm

2 1 1 0 0 0 0 0 0

Bulat, Putih, Alfa

Hemolisa,

Rough, 1 mm

2 2 3 0 1 0 0 0 0

Bulat, Putih,

Gamma Hemolis

a, Rough, 3 mm

1 1 0 0 0 0 0 0 0

47

Page 60: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Total 103 15 101 3 4 1 2 1 1

Morfologi Koloni * Morfologi Sel Crosstabulation

Count

Total

Morfologi koloni Bulat, Jernih, Afa Hemolisa, Smooth, 0.1-2 mm 82

Bulat, Jernih, Beta Hemolisa, Smooth, 0.1 mm 3

Bulat, Jernih, Gamma Hemolisa, Smooth, 0.1-2

mm5

Bulat, Putih, Alfa Hemolisa, Smooth, 0.1-2 mm 35

Bulat, Putih, Beta Hemolisa, Smooth, 1-2 mm 17

Bulat, Putih, Gamma Hemolisa, Smooth, 1-2 mm 75

Bulat, Jernih, Alfa Hemolisa, Rough, 0.1-2 mm 4

Bulat, Putih, Alfa Hemolisa, Rough, 1 mm 8

Bulat, Putih, Gamma Hemolisa, Rough, 3 mm 2

Total 231

morfologi sel morfologi koloni

N Valid 231 231

Missing 0 0

Frequency TableMorfologi sel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bulat, Ungu, Bergerombol,

Gram (+)103 44.6 44.6 44.6

Bulat, Ungu, Dua-dua, Gram

(+)15 6.5 6.5 51.1

Bulat, Ungu, Berantai, Gram

(+)101 43.7 43.7 94.8

Bulat, Ungu, Satu-Satu,

Gram (+)3 1.3 1.3 96.1

Bulat, Merah, Dua-dua,

Gram (-)

4 1.7 1.7 97.8

48

Page 61: ABSTRAK · Web viewFaktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak sekolah, antara lain adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik (Alhamda, 2011)

Batang, Ungu, Berantai,

Gram (+)1 .4 .4 98.3

Batang, Merah, Berantai,

Gram (-)2 .9 .9 99.1

Batang, Ungu, Satu-satu,

Gram (+)1 .4 .4 99.6

Bulat, Merah, Satu-satu,

Gram (-)1 .4 .4 100.0

Total 231 100.0 100.0

Morfologi Koloni

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bulat, Jernih, Afa Hemolisa,

Smooth, 0.1-2 mm82 35.5 35.5 35.5

Bulat, Jernih, Beta Hemolisa,

Smooth, 0.1 mm3 1.3 1.3 36.8

Bulat, Jernih, Gamma

Hemolisa, Smooth, 0.1-2

mm

5 2.2 2.2 39.0

Bulat, Putih, Alfa Hemolisa,

Smooth, 0.1-2 mm35 15.2 15.2 54.1

Bulat, Putih, Beta Hemolisa,

Smooth, 1-2 mm17 7.4 7.4 61.5

Bulat, Putih, Gamma

Hemolisa, Smooth, 1-2 mm75 32.5 32.5 93.9

Bulat, Jernih, Alfa Hemolisa,

Rough, 0.1-2 mm4 1.7 1.7 95.7

Bulat, Putih, Alfa Hemolisa,

Rough, 1 mm8 3.5 3.5 99.1

Bulat, Putih, Gamma

Hemolisa, Rough, 3 mm2 .9 .9 100.0

Total 231 100.0 100.0

49