abstrak muhammad zain,

74
ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN, Implementasi Kebijakan Pengujian Kendaraan Bermotor Di UTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar. (Dibimbing oleh Bapak Alimuddin Said dan Ibu Nuryanti Mustari). Pemberlakuan PP Kota Makassar No 55 tahun 2012 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor memberikan kewenangan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kota Makassar untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan itu, pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor belum terlaksana dengan maksimal yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka perlu diteliti dengan tujuan untuk mengetahui implementasi pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar yang dilihat dari aspek Organisasi dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui dalam implementasi kebijakan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan random Sampling pengambilan sampel yang diambil dari berdasarkan data yang ada yang didukung oleh informasi oleh 10 informan. Data di kumpulkan dengan observasi, wawancara, dan Dokumentasi dan di analisis secara kualitatif. Metode analisis data yang digunakan teknik analisis kualitatif adalah penginterpretasian terhadap apa yang ditemukan dan pengambilan kesimpulan akhir menggunakan logika atau penalaran sistematis. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar cukup belum terlaksana dengan maksimal yang dilihat pada variabel organisasi yaitu kurangnya sumber daya manusia yang mempunyai pendidikan dan golongan/pangkat yang cukup untuk menduduki jabatan yang ada di struktur organisasi dan kondisi alat uji yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya serta kurangnya tenaga profesional di bidang pengujian yang mempunyai sertifikasi pengujian. Variabel interpretasi tentang peraturan kebijakan qanun, petunjuk pelaksanaan administrasi dan petunjuk teknis pengujian telah berjalan sesuai dengan peraturan nasional dengan kondisi prasarana dan sarana seadanya, dan variabel penerapan pelaksanaan yaitu dalam prosedur kerja, program kerja dapat berjalan dengan minimnya petugas dan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada jam kerja. Implementasi kebijakan mempunyai hambatan selain dari tiga variabel tersebut dan masih rendahnya kesadaran pemilik kendaraan akan pentingnya pengujian kendaraan bermotor.

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

ABSTRAK

MUHAMMAD ZAIN, Implementasi Kebijakan Pengujian Kendaraan Bermotor Di

UTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar. (Dibimbing oleh Bapak Alimuddin

Said dan Ibu Nuryanti Mustari).

Pemberlakuan PP Kota Makassar No 55 tahun 2012 tentang Pengujian

Berkala Kendaraan Bermotor memberikan kewenangan pelaksanaan pengujian

kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan Kota Makassar untuk dapat

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan itu, pelaksanaan

pengujian berkala kendaraan bermotor belum terlaksana dengan maksimal yang

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka perlu diteliti dengan tujuan untuk

mengetahui implementasi pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota

Makassar yang dilihat dari aspek Organisasi dan untuk mengetahui

hambatan-hambatan yang ditemui dalam implementasi kebijakan pengujian kendaraan

bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan random Sampling

pengambilan sampel yang diambil dari berdasarkan data yang ada yang didukung oleh

informasi oleh 10 informan. Data di kumpulkan dengan observasi, wawancara, dan

Dokumentasi dan di analisis secara kualitatif. Metode analisis data yang digunakan

teknik analisis kualitatif adalah penginterpretasian terhadap apa yang ditemukan dan

pengambilan kesimpulan akhir menggunakan logika atau penalaran sistematis.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar cukup belum terlaksana dengan

maksimal yang dilihat pada variabel organisasi yaitu kurangnya sumber daya manusia

yang mempunyai pendidikan dan golongan/pangkat yang cukup untuk menduduki

jabatan yang ada di struktur organisasi dan kondisi alat uji yang tidak dapat berfungsi

sebagaimana mestinya serta kurangnya tenaga profesional di bidang pengujian yang

mempunyai sertifikasi pengujian. Variabel interpretasi tentang peraturan kebijakan

qanun, petunjuk pelaksanaan administrasi dan petunjuk teknis pengujian telah

berjalan sesuai dengan peraturan nasional dengan kondisi prasarana dan sarana

seadanya, dan variabel penerapan pelaksanaan yaitu dalam prosedur kerja, program

kerja dapat berjalan dengan minimnya petugas dan waktu pelaksanaan dijadwalkan

pada jam kerja. Implementasi kebijakan mempunyai hambatan selain dari tiga

variabel tersebut dan masih rendahnya kesadaran pemilik kendaraan akan pentingnya

pengujian kendaraan bermotor.

Page 2: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

KATA PENGANTAR

Tak ada kata ataupun kalimat yang pantas terucap selain ungkapan syukur

Alhamdulillah Robbil Alamin, penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas

petunjuk dan bimbingan-Nya jugalah sehingga Skripsi ml dapat terselesaikan

penulisannya, meskipun pembahasannya masih jauh dari kesempurnaan, baik isi

maupun teknik penuHsannya. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapkan kepada

para pembaca yang budiman, agar dapat memberikan masukan dan kritikan yang

bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih pula kepada

Bapak Drs. Alimuddin Said, M. Pd sebagai pembimbing I dan Ibu DR. Nuryanti

Mustari, S. Ip, M. Si sebagai pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing

penulis sejak pengusulan judul sampai kepada penyelesaian skripsi ini. Tak lupa pula

penults mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar DR. H. Irwan Akib, M.Pd.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan A. Luhur Prianto, SIP, M.Si yang telah

membina jurusan Ilmu Pemerintahan ini.

3. Dosen Fisipol, Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak membantu penults

selama menempuh pendidikan di kampus ini.

Page 3: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

DAFTARISI

HALAMANPERSETUJUAN ........................................................................................ ii

ABSTRAK .................................................................................................................... iii

KATAPENGANTAR ................................................................................................... iv

DAFTARISI .................................................................................................................. vi

DAFTARTABEL ........................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................... . .............................. .. .............................3

C. Tujuan Penelitian ..... ................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .........................................................................................4

BAB II TNJAUANPUSTAKA ...................................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................5

1. Pengertian Implementasi Kebijakan ........................................................ 5

2. Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan ..................................................... 8

3. Tahapan Implementasi Kebijakan ........................................................... 12

4. Model Implementasi Kebijakan .............................................................. 15

5. Pengujian Kendaraan Bermotor .............................................................. 17

6. Sasaran Pengujian Kendaraan Bermotor ............ , .................................. ,31

7. Manfaat Pengujian Kendaraan Bermotor ................................................ 32

B. Kerangka pikir ............................................................................................. 33

C. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................................... 34

Page 4: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................ 36

A. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 36

B. Jenis Penelitian ............................................................................................. 36

C. Populasi dan Sampel penelitian....,.,.,. ........................................................ ., 36

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 37

E. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 37

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. ............................................ 40

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 40

1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 40

2. Implementasi Pengujian Kendaraan Bermotor.,,., ................................... 40

3. Tanggapan Informan terhadap Pengujian Kendaraan Bermotor yang

diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan ................................................ 45

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pengujian

kendaraan bermotor. .................................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 66

A. Kesimpulan .................................................................................................. 66

B. Saran ............................................................................................................ 66

DAFTARPUSTAKA .................................................................................................... 69

Page 5: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Melakukan Pengujian Di Dinas

Perhubungan Kota Makassar .............................................................................. 42

Page 6: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

memperlancar roda perekonomian, serta mempengaruhi semua aspek kehidupan

bangsa dan negara. Sehingga transportasi berperan sebagai penunjang, pendorong

dan penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi dalam upaya

peningkatan dan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya Transportasi juga

sebagai penunjang pembangunan ekonomi, tanpa adanya transportasi sebagai

sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya basil yang memuaskan dalam

usaha pengembangan ekonomi dari suatu negara,

Menyadari pentingnya peranan transportasi bagi kehidupan manusia,

pemerintah Indonesia dituntut untuk mencarikan solusi yang terbaik bagi

perkembangan transportasi dengan melalui pelaksanaan kebijakan pemerintah

menyangkut kesejahteraan para pelaku usaha transportasi, dimana dalam hal ini

dapat berdampak pada pelayanan yang diberikan pelaku usaha transportasi

terhadap masyarakat sebagai pengguna sarana transportasi tersebut.

Dengan demikian transportasi selalu diusahakan perbaikan dan

kemajuannya sesuai dengan perkembangan teknologi, sehingga akan tercapai

efisiensinya yang lebih baik. Upaya pemerintah dalam pengembangan transportasi

dituangkan dalam peraturan pemerintah nomor 22 tahun 2012 tentang kendaraan

dan pengemudi yang mengatur kelayakan kendaraan yang beroperasi di jalan.

Tujuan dart kebijakan tersebut untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan dan

Page 7: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan yang kurang layak jalan.

Kekuatan untuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis,

ukuran dan lapisan, Kedalaman alur ban luar bagi kendaraan yang dinyatakan lulus

uji mendapat perpanjangan buku uji berkala selama enam bulan dan dilengkapi

dengan tanda samping, yaitu berat kosong kendaraan, jumlah berat yang

diperbolehkan/diizinkan, daya angkut barang, masa berlaku surat/tanda uji dan

kelas jalan terendah yang boleh dilalui dan bagi kendaraan yang dinyatakan tidak

lulus uji berkala, maka petugas penguji wajib memberitahukan secara tertulis yaitu

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, waktu dan tempat dilakukan pengujian

ulang tanpa dipungut biaya lagi.

Manfaat yang diperoleh bagi pemilik kendaraan yang telah mengikuti

pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian kendaraan yang dioperasikan.

2. Mempermudah penyidikan pelanggaran menyangkut kendaraan yang

bersangkutan.

3. Memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan

nasional.

4. Menjaga kelestarian lingkungan yang disebabkan oleh asap gas buang

kendaraan bermotor dan keselamatan baik mated maupun jiwa.

5. Memperkecil kerusakan-kerusakan berat pada waktu pemakaian dan akan

mengurangi kecelakaan lalu lintas yang di akibatkan oleh kendaraan tersebut.

Pengujian kendaraan bermotor secara berkala sangat penting dilakukan,

selain menunjang kendaraan dalam keadaan yang baik dan siap pakai juga dapat

Page 8: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

meminimalkan terjadinya kecelakaan di jalan raya yang akan banyak merugikan

pengemudi maupun masyarakat di sekitarnya. Dengan melakukan pengujian

kendaraan secara berkala maka kestabilan kendaraan akan terjamin baik dari

rungsi mesin maupun fungsi kendaraan lainnya

Kebijakan pengujian kendaraan bermotor selain mengurangi tingkat

kecelakaan juga mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh asap gas

buang, kecelakaan lalu lintas karena kondisi rem yang tidak layak pakai serta

komponen kendaraan lainnya tidak baik secara teknis namun tetap dipaksakan

beroperasi, Padahal seyogiannya dilakukan per enam bulan untuk mengecek

kondisi mesin kendaraan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

proses implementasi kebijakan tentang pengujian Kendaraan UPTD-PKB Dinas

Perhubungan Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan asumsi yang telah dikemukakan, maka hal yang menjadi

pertanyaan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana implementasi kebijakan tentang pengujian kendaraan bermotor di

UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan pengujian

kendaraan bermotor di UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan maka tujuan yang hendak dicapai dalam

Page 9: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan implementasi pengujian

kendaraan bermotor UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar yang dilihat dari

aspek organisasi, interpretasi, dan pelaksanaan,

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan masukan pemerintah Kota Makassar dalam melakukan evaluasi

kebijakan yang telah dikeluarkan khususnya tentang kebijakan pengujian

Kendaraan UPTD-PKB Dinas Perhubungan Kota Makassar.

2. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

menambah pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan penelitian di bidang

implementasi kebijakan publik.

Page 10: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengeritian Implementasi Kebijakan

Kebijakan Studi implementasi adalah studi perubahan yang terjadi dan

perubahan bisa dimunculkan, juga merupakan studi tentang mikrostruktur dari

kehidupan politik yaitu organisasi di luar dan didalam sistem politik menjalankan

urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain dan motivasi yang membuat

bertindak secara berbeda Persons (2005:463). Dalam setiap perumusan suatu

tindakan apakah itu menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi

dengan suatu tindakan pelaksanaan atau implementasi, karena suatu kebijaksanaan

tanpa diimplementasikan maka tidak akan banyak berarti. Sesuai dengan hal

tersebut, Van Meter dan Van Horn dalam Winamo (2008:146) mengemukakan

"Implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

individu-individu (kelompok-kelompok) pemerintah maupun swasta yang

diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan

keputusan kebijakan sebelumnya”.

Standar dan sasaran kebijakan didasarkan pada kepentingan utama

terhadap faktor-faktor yang menentukan pencapaian kebijakan. Mengidentifikasi

indikator-indikator pencapaian merupakan tahap yang krusial dalam analisis

implementasi kebijakan. Indikator-indikator pencapaian ini menilai sejauh mana

ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah direalisasikan. Dampak

kondisi-kondisi ekonomi, sosial dan politik pada kebijakan publik merupakan

Page 11: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pusat perhatian yang besar selama dasawarsa yang lalu. Para peminat

perbandingan politik dan kebijakan publik secara khusus tertarik dalam

mengidentifikasikan pengaruh variabel-variabel lingkungan pada hasil hasil

kebijakan. Faktor-faktor implementasi keputusan-keputusan kebijakan mendapat

perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van Horn, faktor-faktor ini

mempunyai efek yang mendalam terhadap pencapaian Badan-badan pelaksana.

Sedangkan menurut Edwards (2003:1) "Implementasi kebijakan adalah salah

satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi

kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya".

Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang

merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu dapat mengalami kegagalan

sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu

kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik, dapat mengalami kegagalan jika

kebijakan tersebut kurang di implementasikan dengan baik oleh para pelaksana

kebijakan.

Selanjutnya dikemukakan oleh O’Jones (1994;88) mengemukakan

"Implementasi adalah suatu proses interaktif antara suatu perangkat tujuan dengan

tindakan atau bersifat interaktif dengan kegiatan-kegiatan kebijaksanaan yang

mendahuluinya, dengan kata lain implementasi merupakan kegiatan yang dimaksudkan

untuk mengoperasikan sebuah program dengan pilar-pilar organisasi, interpretasi dan

pelaksanaan”.

Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier dalam Winarno (2008:189),

menjelaskan lebih lanjut tentang konsep implementasi kebijakan sebagai berikut :

Page 12: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yaitu kejadian-kejadian

atau kegiatan yang timbul seteiah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara,

yaitu mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Berdasarkan pendapat para ahli dalam menentukan tahapan implementasi

kebijakan tersebut, terlihat bahwa implementasi program adalah tindakan-tindakan yang

dilaksanakan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat terhadap sesuatu objek/sasaran

yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Namun implementasi kebijakan yang sesuai dengan penelitian ini adalah menggunakan

teori O’Jones dengan melalui tiga pilar yaitu organisasi, interpretasi dan pelaksanaan

dikarenakan lokasi penelitian ini merupakan daerah baru pemekaran yang masih

membutuhkan peraturan daerah, sarana, prasarana dan tenaga profesional untuk

mendukung teori tersebut yaitu struktur organisasi, keahlian pelaksana, perlengkapan

alat uji, kebijakan yang sesuai dengan peraturan pemerintah, sesuai dengan petunjuk

pelaksana dan teknis, prosedur kerja dan program kerja yang jelas serta jadwal kegiatan

pelaksanaan yang tetap.

2. Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan

Tachjan (2006:26) menjelaskan tentang unsur-unsur dari implementasi

kebijakan yang mutlak hams ada yaitu:

a) Unsur pelaksana

b) Adanya program yang dilaksanakan serta

c) Target group atau kelompok sasaran

Page 13: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang diterangkan Dimock &

Dimock dalam Tachjan (2006:28) sebagai berikut."Pelaksana kebijakan merupakan

pihak-pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran

organisasional, analisis serta penrumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan

keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian, penggerakkan manusia,

pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian”.

Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik adalah

birokrasi Dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati posisi dominan dalam

implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap formulasi dan penetapan

kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan besar namun tidak dominan.

Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti periling tanpa tindakan-tindakan riil yang

dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Hal ini dikemukakan oleh Grindle

dalam Tachjan (2006:31) bahwa " Implementation is that set of activities directed

toward putting out a program into effect.

Menurut Terry dalam Tachjan (2006:31) program merupakan rencana yang

bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan

dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan,

prosedur, metode, standar dan budjet. Pikiran yang serupa dikemukakan oleh Siagiaan,

program harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sasaran yang dikehendaki

b) Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu

c) Besarnya biaya yang diperlukan beserta sumbernya

d) Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dan Tenaga kerja yang dibutuhkan baik

Page 14: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan

keterampilan yang diperlukan (Wmarno,2008:12)

Selanjutnya, menurut Grindle dalam Tachjan (2006:34) menjelaskan bahwa

isi program harus menggambarkan; "kepentingan yang dipengaruhi (interest

affected), jenis manfaat (type of benefit), derajat perubahan yang diinginkan (extent

of change envisioned), status pembuat keputusan (site of decision making), pelaksana

program (program implementers) serta sumber daya yang tersedia (resources

commited)"

Program dalam konteks implementasi kebijakan publik terdiri dari

beberapa tahap yaitu:

a) Merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan perumusan tujuan

yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu.

b) Melaksanakan (application) program dengan mendayagunakan struktur-struktur dan

personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang tepat.

c) Membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana pengawasan yang

tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan Taehjan (2006:35)

Unsur implementasi kebijakan publik yang terakhir adalah target group atau

kelompok sasaran, Taehjan (2006:35) mendefinisikan bahwa: "target group yaitu

sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau

jasa yang akan dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan".

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kelompok

sasaran dalam konteks implementasi kebijakan bahwa karakteristik yang dimiliki oleh

kelompok sasaran seperti: besaran kelompok, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

Page 15: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pengalaman, usia serta kondisi sosial ekonomi mempengaruhi terhadap efektivitas

implementasi.

Berdasarkan asumsi di atas unsur implementasi kebijakan terdiri dari 3 unsur

yaitu pelaksana, program dan target. Unsur pelaksana dalam penelitian ini menurut PP

no 44 tahun 1993 adalah Pelaksanaan Pengujian kendaraan bermotor di Unit Pengujian

Kendaraan Bermotor dan pemeriksaan dilakukan oleh Penguji yang memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, bagi kendaraan yang memenuhi kelaikan

akan disahkan oleh pejabat yang ditunjuk akan diberi tanda uji. Unsur programnya

dalam kebijakan ini adalah pengujian kendaraan yang meliputi uji:

a) Emisi gas buang kendaraan bermotor

b) Kebisingan suara kendaraan bermotor

c) Efisiensi sistem rem utama

d) Efisiensi sistem rem parker

e) Kincup roda depan

f) Tingkat suara klaxon

g) Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama

h) Radius putar

i) Alat penunjuk kecepatan

j) Kekuatan untuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis,

ukuran dan lapisan

k) Kedalaman alur ban luar

Sedangkan unsur targetnya adalah semua kendaraan bermotor jenis mobil bus,

mobil barang, kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan umum dan kendaraan

Page 16: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

khusus yang dioperasikan di jalan wajib dilakukan uji berkala. Dalam penelitian ini

peneliti berfokus pada kendaraan yang muatannya kurang dari 3500 kg.

3. Tahapan Implementasi Kebijakan

Widodo (2007;87) Implementasi mengacu pada tindakan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan, tindakan ini berusaha untuk

mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola operasional serta

berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah

diputuskan sebelumnya. implementasi pada hakikatnya juga upaya pemahaman apa

yang seharusnya terjadi setelah sebuah program dilaksanakan.

implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan instansi yang bertanggung

jawab untuk pelaksanaan kebijakan tersebut, namun juga menyangkut jaringan kekuatan

politik, ekonomi, dan sosial. Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses

pelaksanaan keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni:

a) Tahapan pengesahan peraturan perundangan;

b) Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana;

c) Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan;

d) Dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak;

e) Dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana;

f) Upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.

Widodo (2007;91) Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut

beberapa hal penting yakni:

a) Penyiapan sumber daya, unit dan met ode;

b) Menerjemahkan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima dan

Page 17: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

dijalankan;

c) Penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin. Widodo (2007;101) Oleh

karena itu, implikasi sebuah kebijakan merupakan tindakan sistematis dari

pengorganisasian, penerjemahan dan aplikasi.

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan operasional implementasi sebuah

kebijakan:

a) Tahapan intepretasi Tahapan ini merupakan tahapan penjabaran sebuah

kebijakan yang bersifat abstrak dan sangat umum ke dalam kebijakan atau tindakan

yang lebih bersifat manajerial dan operasional. Kebijakan abstrak biasanya tertuang

dalam bentuk peraturan perundangan yang dibuat oleh lembaga eksekutif dan

legislatif, bias berbentuk perda ataupun undang-undang. Kebijakan manajerial

biasanya tertuang dalam bentuk keputusan eksekutif yang bisa berupa peraturan

presiden maupun keputusan kepala daerah, sedangkan kebijakan operasional berupa

keputusan pejabat pemerintahan bisa berupa keputusan/peraturan menteri ataupun

keputusan kepala dinas terkait Kegiatan dalam tahap ini tidak hanya berupa proses

penjabaran dari kebijakan abstrak ke petunjuk pelaksanaan/teknis namun juga

berupa proses komunikasi dan sosialisasi kebijakan tersebut baik yang berbentuk

abstrak maupun operasional kepada para pemangku kepentingan,

b) Tahapan Pengorganisasian. Kegiatan pertama tahap ini adalah penentuan pelaksana

kebijakan (policy implementor) yang setidaknya dapat diidentifikasikan sebagai

berikut: instansi pemerintah (baik pusat maupun daerah); sektor swasta; LSM

maupun komponen masyarakat. Setelah pelaksana kebijakan ditetapkan; maka

dilakukan penentuan prosedur tetap kebijakan yang berfungsi sebagai pedoman,

Page 18: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

petunjuk dan referensi bagi pelaksana dan sebagai pencegah terjadinya

kesalahpahaman saat para pelaksana tersebut menghadapi masalah, Prosedur tetap

tersebut terdiri atas prosedur operasi standar (SOP) atau standar pelayanan minimal

(SPM). Langkah berikutnya adalah penentuan besaran anggaran biaya dan sumber

pembiayaan.

Pembiayaan bisa diperoleh dari sektor pemerintah (APBN/APBD) maupun sektor

lain (swasta atau masyarakat). Selain itu juga diperlukan penentuan peralatan dan

fasilitas yang diperlukan, sebab peralatan tersebut akan berperan penting dalam

menentukan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kebijakan. Langkah selanjutnya

penetapan manajemen pelaksana kebijakan diwujudkan dalam penentuan pola

kepemimpinan dan koordinasi pelaksanaan, dalam hal ini penentuan focal point

pelaksana kebijakan. Setelah itu, jadwal pelaksanaan implementasi kebijakan segera

disusun untuk memperjelas hitungan waktu dan sebagai salah satu alat penentu

efesiensi implementasi sebuah kebijakan.

c) Tahapan implikasi. Tindakan dalam tahap ini adalah perwujudan masing-masing

tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Peraturan Pemerintah no 44 tahun 2009 belum bisa diimplementasikan dengan

maksimal karena masih bersifat umum dan beium bersifat operasional, dari asumsi

tersebut dilakukanlah tahapan-tahapan Interpretasi, pengorganisasian, implikasi yaitu

dengan dibuatnya peraturan Walikota no 26 tahun 2007 tentang pengujian kendaraan

bermotor di kota Makassar sebagai penjabaran PP no 44 tahun 1993 yang terlalu

abstrak dan belum operasional.

Page 19: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Pemerintah membuat Peraturan Walikota no 10 tahun 2006 tentang jabatan

fungsional penguji kendaraan untuk menentukan pelaksana kebijakan (policy

implementor) dan diwujudkan dalam program pengujian kendaraan di Unit Pelaksana

Teknis Dinas Pengujian Kendaraan Bermotor Makassar dengan ditentukan sasaran

pengujian kendaraan bermotor meliputi kegiatan memeriksa, mencoba dan meneliti

diarahkan kepada setiap kendaraan bermotor wajib uji berkaiasecara keseluruhan pada

bagian-bagian kendaraan secara fungsional dalam system komponen serta dimensi

teknisnya baik berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4. Model Implementasi Kebijakan

Menurut O’Jones (1994:296) ada tiga pilar penilaian tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Organisasi, setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi, adanya somber daya

manusia yang berkualitas sebagai tenaga pelaksana dan perlengkapan atau alat-alat

kerja serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas.

b) Interpretasi, maka mereka yang bertanggung jawab dapat melaksanakan

tugasnya sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku, harus dilihat apakah

pelaksanaannya telah sesuai dengan petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang

dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.

c) Penerapan, peraturan/kebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah

berjalan sesuai dengan ketentuan, untuk dapat melihat ini harus pula di lengkapi

dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan

disiplin.

Page 20: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Sesuai dengan PP 55 tahun 2009, manfaat pengujian kendaraan bermotor yang

ingin dicapai sebagai berikut:

a) Mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kendaraan lalu lintas,

kebakaran, pencemaran lingkungan dan kerusakan-kerusakan berat pada waktu

pemakaian.

b) Memberikan informasi kepada masyarakat pengusaha tentang daya angkut yang

diizinkan, muatan sumbu terberat serta kelas jalan terendah yang dapat dilalui

sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan jalan di jembatan.

c) Memberi saran-saran perbaikan kepada pengusaha/pemilik kendaraan

bermotor.

d) Menginformasikan kelemahan-kelemahan terhadap produksi tertentu untuk

langkah penyempurnaan khususnya bagi produsen atau agen tunggal

pemegang merek.

e) Menyajikan data kuantitatif tentang potensi angkutan, baik angkutan

penumpang maupun angkutan barang dalam hubungan dengan pembinaan

angkutan secara umum.

5. Pengujian Kendaraan Bermotor

Pengujian kendaraan bermotor disebut juga uji kir adalah serangkaian kegiatan

menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,

kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan

teknis dan laik jalan, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 44 tahun 1993 tentang

kendaraan dan pengemudi, Pengujian Kendaraan bermotor dilaksanakan secara

berkala 6 (enam) bulan sekali dalam rangka menjamin keselamatan, kelestarian

Page 21: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

lingkungan dan pelayanan umum.

Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 14 tahun 1992 tujuan transportasi

adalah untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat,

lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, maupun memadukan modal transportasi

lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan untuk menunjang pemerataan,

pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan menunjang pembangunan

nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Maka untuk

mewujudkan hal tersebut diatas semua peruntukannya harus memenuhi persyaratan

teknis dan ambang batas laik jalan serta sesuai dengan kelas jalan yang dilalui.

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor bersifat pelayanan umum dan lebih

diutamakan pada pertimbangan menyangkut aspek keselamatan secara teknis terhadap

pengguna/kendaraan bermotor di jalan sampai pada tujuannya dan kelestarian

lingkungan dan kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor

yang digunakan di jalan, sehingga tidak untuk mencari keuntungan materil.

Pengaturan dan pembinaan kendaraan maupun mengemudi tersebut tidak

dapat dipisahkan dart sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang secara keseluruhan

merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem transportasi nasional. Pada

kenyataannya, kegiatan pengaturan dan pembinaan tersebut menuntut keterlibatan serta

dukungan berbagai instansi pemerintah maupun masyarakat yang mempunyai kaitan

tugas dengan bidang lalu lintas dan angkutan jalan. Untuk mencapai daya guna dan

basil guna yang optimal, diperlukan adanya pengaturan dan pembinaan secara terpadu,

menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini dapat dicapai jika kegiatan pengaturan dan

pembinaan pada masing-masing instansi pemerintah tersebut terkoordinasi secara utuh,

Page 22: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

tertib, teratur dan sinergenik antara satu dengan lainnya, tanpa mengurangi tugas dan

tanggung jawab masing-masing instansi.

Di dalam Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 diatur kewajiban pemilik

untuk mendaftarkan kendaraan bermotornya, dalam rangka mengumpulkan data yang

dapat digunakan untuk tertib administrasi, pengendalian kendaraan bermotor yang

dioperasikan di Indonesia, mempermudah penyidikan pelanggaran atau kejahatan yang

menyangkut kendaraan yang bersangkutan, serta dalam rangka perencanaan kendaraan

yang bersangkutan, serta dalam rangka perencanaan, rekayasa dan manajemen lalu

lintas dan angkutan jalan, dan memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka

perencanaan pembangunan nasional.

Berikut prosedur dan gambaran pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor:

1. Pengujian Berkala Pertama.

Syarat-syarat Pengujian Berkala Pertama adalah sebagai berikut:

a. Permohonan Uji Berkala Pertama dari pemilik atau yang dikuasakan

b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), asli dan fotocopy;

c. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik, asli beserta fotocopy atau surat kuasa dari

pemilik kendaraan;

d. Sertifikat Uji Tipe yang dikeluarkan Dirjen Perhubungan Darat RI, asli

beserta fotocopy

e. Sertifikat Registrasi Uji Tipe yang dikeluarkan oleh penanggung jawab

produksi/rakit/ impor, asli beserta fotocopy

f. Surat Keterangan Tera dari Badan Metrologi, bagi kendaraan tanki, taksi dengan

argometer dan kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas (BBG), asli

Page 23: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

beserta fotocopy

g. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok (khusus angkutan

penumpang umum

h. Biaya Retribusi sesuai tarif

i. Kendaraan datang ke lokasi pengujian.

Prosedur Pengujian Berkala Pertama :

Prosedur Pengujian Berkala Pertama dapat dilihat sebagaimana alur gambar

berikut ini:

Page 24: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Urutan kegiatan Pengujian Berkala Pertama adalah sebagai berikut:

a. Pemilik atau yang dikuasakan mendaftarkan kendaraannya dengan

menyerahkan syarat-syarat administrasi

b. Penetapan jumlah Retribusi Pengujian Berkala Pertama dan nomor unit

pendaftaran

c. Pemohon membayar biaya retribusi Pengujian Berkala Pertama dan menerima

bukti pembayaran serta Formulir Berita Acara Pengujian Berkala Pertama;

d. Pemohon membawa kendaraannya untuk diperiksa dan diuji di gedung

Pengujian, serta menyerahkan Formulir Berita Acara Pengujian Berkala beserta

syarat-syarat;

e. Penguji melakukan pemeriksaan dan pengujian, pengukuran dimensi kendaraan,

penetapan JBB / JBKB, Berat Kendaraan, menghitung Daya Angkut Orang dan

Barang, JBI/JBKI, MST dan Kelas Jalan Terendah;

f. Penguji menetapkan hasil pengujian dan menandatangani Berita Acara

Pengujian

2. Berkala Pertama;

Pemanggilan dan pemberitahuan hasil pengujian kepada pemohon. Apabila

hasil pengujian dinyatakan "Lulus", maka

a. Penetapan dan pembubuhan Nomor Uji pada rangka kendaraan

b. Pemohon diminta menyerahkan Plat Nomor kendaraan untuk dipasang Plat Uji

dan diperintahkan untuk pemasangan Tanda Samping

c. Pengisian Buku Uji dan Kartu induk Pemeriksaan

d. Penguji Menandatangani Buku Uji dan Kartu Induk Pemeriksaan;

Page 25: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

e. Menyerahkan Buku Uji dan Plat Nomor yang telah dipasangkan Plat Uji.

f. Apabila hasil pengujian dinyatakan "Tidak Lulus", pemohon berhak banding atau

melakukan perbaikan-perbaikan sesuai Berita Acara Pengujian Berkala Pertama

selanjutnya dilakukan Pengujian Ulang’

g. Waktu Pelayanan Maksimal 90 (sembilan puluh) menit.

3. Pengujian Rubah Bentuk.

Syarat-syarat pengujian Rubah Bentuk sama dengan Pengujian Berkala Pertama,

hanya ditambah dengan sertifikat Rancang Bangun dari Dirjen Perhubungan Darat

Prosedur dan kegiatan Pengujian Rubah Bentuk sama dengan Prosedur Pengujian

Berkala Pertama, hanya tidak ada pembubuhan nomor uji, karena kendaraan

dimaksud sudah mempunyai nomor uji a. Pengujian Berkala Periodik Syarat-syarat

Pengujian Berkala Periodik adalah sebagai berikut:

1) Permohonan Uji Berkala Periodik dari pemilik atau yang dikuasakan

2) Buku Uji Berkala asli, jika hilang wajib melampirkan Berita Acara Kehilangan

dari Kepolisian dan potongan berita kehilangan di media cetak

3) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), asli dan fotocopy

4) Kartu Tanda Penduduk (K.TP) Pemilik, asli beserta fotocopy atau surat kuasa

dari pemilik kendaraan

5) Kartu Pengawasan (Khusus angkutan penumpang umum).

a. Prosedur Pengujian Berkala Periodik :

Prosedur Pengujian Berkala Periodik dapat dilihat sebagaimana alur pada

gambar berikut ini:

Page 26: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,
Page 27: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

1) Pemilik atau yang dikuasakan mendaftarkan kendaraannya dengan

menyerahkan syarat-syarat administrasi

2) Penetapan jumlah Retribusi Pengujian Berkala Periodik dan nomor urut

pendaftaran

3) Pemohon membayar biaya Retribusi Pengujian Berkala Periodik dan menerima bukti

pembayaran serta Formulir Berita Acara Pengujian Berkala;

4) Pemohon membawa kendaraannya untuk diperiksa dan diuji di gedung pengujian,

serta menyerahkan Formulir Berita Acara Pengujian Berkala beserta syarat-syarat

5) Penguji menetapkan hasil pengujian dan menandatangani Berita Acara

c. Pengujian Berkala Periodik;

Pemanggilan dan pemberitahuan hasil pengujian kepada pemohon. Apabila hasil

pengujian dinyatakan "Lulus", maka .

1) Pemohon diminta menyerahkan Plat Nomor kendaraan untuk dipasang Plat Uji

dan diperintahkan untuk pemasangan Tanda Samping

2) Pengisian Buku Uji dan Kartu Induk Pemeriksaan

3) Penguji Menandatangani Buku Uji dan Kartu Induk Pemeriksaan;

4) Penyerahan Buku Uji dan Plat Nomor yang telah dipasangkan Tanda Uji.

5) Apabila hasil pengujian dinyatakan "Tidak Lulus", pemohon berhak banding atau

melakukan perbaikan teknis sesuai Berita Acara Pengujian Berkala

6) Periodik, selanjutnya dilakukan Pengujian Ulang;

7) Waktu Pelayanan Maksimal 60 (enam puluh) menit.

4. Pengujian Penghapusan/Scraping.

Syarat-syarat Pengujian Penghapusan/Scraping adalah sebagai berikut:

Page 28: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

a. Permohonan Pengujian Penghapusan/Scraping disampaikan kepada Kepala

Dinas Perhubungan Kota Depok;

b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), ash dan fotocopy

c. Salinan Keputusan Pengadilan (bagi kendaraan hasil sitaan pengadilan)

d. Buku uji (khusus kendaraan wajib uji).

Prosedur Pengujian Penghapusan/Scraping:

Prosedur Pengujian Penghapusan/Scraping dapat dilihat sebagaimana atur

pada gambar berikut ini:

Page 29: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Urutan Pelaksanaan Pengujian Penghapusan/Scraping adalah sebagai berikut:

a. Pemohon mendaftarkan Pengujian Penghapusan/Scraping dengan menyerahkan

syarat-syarat administrasi

b. Penetapan jumlah Retribusi Pengujian Penghapusan/Scraping;

c. Pemohon membayar biaya Retribusi Pengujian Penghapusan/Scraping dan

menerima bukti pembayaran

d. Pemohon membawa kendaraannya untuk diperiksa dan diuji di gedung

pengujian (apabila tidak dimungkinkan karena sesuatu hal, maka penguji wajib

mendatangi ke tempat kendaraan dimaksud berada), serta menyerahkan

e. Formulir Laporan Pengujian Pengujian Penghapusan, beserta syarat-syarat;

1) Penguji menetapkan hasil pengujian dan menandatangani Formulir Laporan

Pengujian Penghapusan/Scraping

2) Ketua Panitia Pengujian Penghapusan memberikan Surat Keterangan Penilaian

Kondisi Teknis Kendaraan atas dasar Laporan Pengujian Penghapusan/Scraping

3) Pemanggilan dan pemberitahuan hasil pengujian kepada pemohon

4) Pemohon menerima hasil Pengujian Penghapusan/Scraping.

5) Waktu Pelayanan Maksimal 60 (Enam puluh) menit.

5. Pengujian di Tempat

Syarat-syarat Pengujian di tempat sama dengan Pengujian Berkala Periodik,

hanya pada pelaksanaannya diharuskan:

a. Jumlah minimal 20 kendaraan

b. Memiliki Pelataran yang cukup luas

c. Di lokasi pemohon, dan berada di wilayah Kota.

Page 30: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

d. Waktu pelayanan maksimal 60 (Enam puluh) menit

e. Prosedur dan Urutan Kegiatan Pelaksanaan Pengujian di tempat sama dengan

Pengujian Berkala Periodik.

6.Numpang Uji

a. Numpang Uji Masuk

Syarat-syarat dan pelaksanaan Numpang Uji Masuk sama dengan Pengujian

Berkala Periodik, hanya pada pelaksanaannya diharuskan melampirkan Surat

Rekomendasi Numpang Uji dari daerah asal kendaraan yang bersangkutan.

b. Numpang Uji Keluar

Syarat-syarat Numpang Uji Keluar adalah sebagai berikut:

1) Permohonan Numpang Uji dari pemilik atau yang dikuasakan

2) Buku Uji Berkala asli, jika hilang wajib melampirkan Berita Acara

Kehilangan dari Kepolisian dan potongan berita kehilangan di media cetak

3) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), asli dan fotocopy;

4) Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik, asli beserta fotocopy atau surat kuasa

dari pemilik kendaraan

5) Kartu Pengawasan (Khusus angkutan penumpang umum).

7. Presedur Numpang Uji Keluar

Prosedur Numpang Uji Keluar dapat dilihat sebagaimana alur pada gambar

berikut ini:

Page 31: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Urutan kegiatan Numpang Uji Keluar

Urutan Pelaksanaan Numpang Uji Keluar adalah sebagai berikut:

a. Pemohon mengajukan permohonan Numpang Uji Keluar dengan menyerahkan

syarat-syarat;

b. Penetapan jumlah Retribusi Pengujian Numpang Uji Keluar

c. Pemohon membayar biaya Retribusi Pengujian Numpang Uji Keluar dan

menerima bukti pembayaran

d. Pembuatan Surat Rekomendasi Numpang Uji;

e. Penetapan Rekomendasi Numpang Uji

f. Pemohon menerima hasil Surat Rekomendasi Numpang Uji Keluar

g. Waktu Pelayanan Maksimal 30 (Tiga puluh) menit.

Page 32: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

8. Mutasi Uji

a. Mutasi Uji Masuk

Syarat-syarat dan pelaksanaan Mutasi Uji Masuk sama dengan Pengujian Berkala

Periodik, hanya pada pelaksanaannya diharuskan melampirkan Surat Mutasi Uji

Kendaraan dan Surat Mutasi Kendaraan/Viskal Antar Daerah dari daerah asal

kendaraan yang bersangkutan.

b. Mutasi Uji Keluar

Syarat-syarat Mutasi Uji Keluar adalah sebagai berikut :

1) Permohonan Mutasi Uji Keluar dari pemilik atau yang dikuasakan

2) Buku Uji Berkala asli, jika hilang wajib melampirkan Berita Acara

Kehilangan dari Kepolisian dan potongan berita kehilangan di media cetak

3) Surat Mutasi Kendaraan/Viskal Antar Daerah, asli dan fotocopy

4) Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik, asli beserta fotocopy atau surat kuasa

dari pemilik kendaraan

5) Kartu Pengawasan (Khusus angkutan penumpang umum);

6) Waktu pelayanan maksimal 30 (Tiga puluh) menit

b. Prosedur Mutasi Uji Keluar :

Prosedur Mutasi Uji Keluar dapat dilihat sebagaimana alur pada gambar

berikut ini:

Page 33: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Urutan kegiatan Mutasi Uji Keluar Urutan Pelaksanaan Mutasi Uji Keluar adalah sebagai

berikut:

a. Pemohon mendaftarkan Mutasi Uji Keluar dengan menyerahkan syarat-syarat;

b. Penetapan jumlah Mutasi Uji Keluar

c. Pemohon membayar biaya Mutasi Uji Keluar dan menerima bukti pembayaran

d. Pembuatan Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar;

e. Penetapan Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar

f. Pemohon menerima hasil Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar.

g. Waktu Pelayanan Maksimal 30 (Tiga puluh) menit.

6. Sasaran Pengujian Kendaraan Bermotor

Sasaran pengujian kendaraan bermotor meliputi kegiatan memeriksa,

mencoba dan meneliti diarahkan kepada setiap kendaraan bermotor wajib uji berkala

Page 34: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

secara keseluruhan pada bagian-bagian kendaraan secara fungsional dalam sistem

komponen serta dimensi teknisnya baik berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kendaraan bermotor yang wajib uji berkala untuk memenuhi ambang batas laik jalan

yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 meliputi:

a. Emisi gas buang kendaraan bermotor

b. Kebisingan suara kendaraan bermotor

c. Efisiensi sistem rem utama

d. Efisiensi sistem rem parkir

e. Kincup roda depan

f. Tingkat suara klakson

g. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama

h. Radius putar

i. Alat penunjuk kecepatan

j. Kekuatan untuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis,

ukuran dan lapisan

k. Kedalaman alur ban luar

Pelaksanaan Pengujian kendaraan bermotor di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor dan

pemeriksaan dilakukan oleh Penguji yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

oleh pemerintah, bagi kendaraan yang memenuhi kelaikan akan disahkan oleh pejabat

yang ditunjuk akan diberi tanda uji. Sasaran pengujian kendaraan bermotor meliputi

kegiatan memeriksa, menguji, mencoba dan meneliti diarahkan kepada setiap

kendaraan bermotor wajib uji secara keseluruhan pada bagian-bagian kendaraan

secara fungsional dalam sistem komponen serta dimensi teknisnya baik maupun

Page 35: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

berdasarkan persyaratan teknis yang objektif

7. Manfaat Pengujian Kendaraan Bermotor

Sesuai dengan PP 44 tahun 1993, manfaat pengujian kendaraan bermotor

sebagai berikut:

a. Mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya kendaraan lalu lintas,

kebakaran, pencemaran lingkungan dan kerusakan-kerusakan berat pada waktu

pemakaian.

b. Memberikan informasi kepada masyarakat pengusaha tentang daya angkut yang

diizinkan, muatan sumbu terberat serta kelas jalan terendah yang dapat dilalui

sehingga diharapkan dapat mencegah kerusakan jalan di jembatan.

c. Memberi saran-saran perbaikan kepada pengusaha/pemilik kendaraan bermotor.

d. Menginformasikan kelemahan-kelemahan terhadap produksi tertentu untuk langkah

penyempurnaan khususnya bagi produsen atau agen tunggal pemegang merek.

e. Menyajikan data kuantitatif tentang potensi angkutan, baik angkutan penumpang

maupun angkutan barang dalam hubungan dengan pembinaan angkutan secara

umum.

B. Kerangka pikir

Pemerintah telah mengeluarkan berbagai program, diantaranya adalah

program menurunkan angka kecelakaan, dengan mengeluarkan suatu kebijakan

yaitu peraturan pemerintah nomor 55 tahun 2009 tentang kendaraan dan

pengemudi yang mengatur kelayakan kendaraan yang beroperasi di jalan. Untuk

membuat suatu implementasi kebijakan tersebut, maka standar penilaian yang dapat

dipakai adalah organisasi yaitu Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor di Unit

Page 36: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Pelaksana Teknis Penguji Kendaraan Bermotor, Dinas Perhubungan Makassar,

yang terdiri dari: a) Struktur organisasi: Unit Pelaksana Teknis Penguji Kendaraan

Bermotor, Dinas Perhubungan Makassar, mempunyai struktur organisasi

pelaksanaan. b) Keahlian pelaksana: Mempunyai SDM yang berkualitas dibidang

pengujian kendaraan atau yang mempunyai sertifikat pengujian kendaraan

bermotor, dan c) Perlengkapan alat uji kendaraan: Mempunyai sarana dan prasarana

yang mendukung pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

Interpretasi adalah Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor di Unit

Pelaksana Teknis Penguji Kendaraan Bermotor, Dinas Perhubungan Makassar,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu: sesuai dengan peraturan:

Kebijaksanaan yang telah dibuat harus sesuai dengan peraturan yang berlaku baik

peraturan tingkat Pusat, Provinsi atau Kabupaten/Kota, petunjuk pelaksana: Tata

pelaksanaan yang bersifat administratif dan petunjuk teknis: Pelaksanaan secara

teknis yang diterapkan di lapangan. Berikut kerangka pikir penelitian:

Page 37: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian

Angkutan Umum di Unit Pelaksana Teknis Penguji Kendaraan Bermotor.

C. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan komponen pelaksana dalam

mencapai tujuan sasaran pengujian kendaraan bermotor di Unit Pelaksana Teknis

Penguji Kendaraan Bermotor, Dinas Perhubungan Kota Makassar.

2. Prosedur kerja yaitu memiliki mekanisme kerja yang jelas agar dalam

pelaksanaannya tidak terjadi tumpang tindih.

3. Pendaftaran yaitu prosedur yang harus di lalui oleh pemilik kendaraan untuk

mendaftarkan kendaraannya untuk dilakukan uji kendaraan bermotor guna

mengetahui kondisi kendaraan.

3. Uji emisi kendaraan yaitu uji kelayakan kendaraan seperti pada uji gas buangan

kendaraan, apakah masih layak dan tidak menyebabkan polusi.

4. Uji system kemudi yaitu uji kelayakan kendaraan pada system kemudi yang

merupakan unsur penting dalam mengontrol jalannya kendaraan

Page 38: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

5. Sosialisasi kebijakan pengujian kendaraan yaitu proses pengenalan maupun

informasi mengenai pentingnya kendaraan dilakukan pengujian guna

mengetahui kondisi pasti kendaraan agar tidak mengakibatkan kecelakaan di jalan

raya.

6. Sanksi yaitu aturan yang menetapkan dan pemberian hukuman atau peringatan bagi

Perusahaan Otobus (PO) yang tidak lulus dalam pengujian kendaraan.

Page 39: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Makassar, khususnya pada Unit

Pelaksana Teknis Dinas Penguji Kendaraan Bermotor Kota Makassar, Dipilih

UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai lokasi penelitian karena untuk

melihat sejauh mana implementasi kebijakan pengujian kendaraan bermotor yang

dilaksanakan pada UPTD PKB Kota Makassar.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berusaha

mendeskripsikan dan menyajikan basil penelitian secara lengkap sesuai dengan

permasalahan yang diteliti.

C. Populasi dan Sampel penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai UPTD PKB Kota Makassar.

Adapun jumlah populasi di UPTD PKB Kota Makassar pada bagian pengujian

kendaraan bermotor.

2. Sampel penelitian sebanyak 5 orang pegawai UPTD PKB Kota Makassar yang

dipilih dengan menggunakan random sampling dan 5 orang sopir PO sebagai

sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 10 orang sebagai informan.

Page 40: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang ditempuh penuUs dengan cara

melakukan pengamatan langsung di lapangan.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

kepada informan.

3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 158), Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang pengujian kendaraan bermotor.

Jents dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan untuk

memperoleh data peneliti menggunakan cara:

1. Data Sekunder diperoleh melalui: Studi kepustakaan yang bersumber pada

laporan-Iaporan, dokumen-dokumen yangberhubungan dengan permasal-ahan

yang diteliti, terutama mengenai implementasikebijakan tentang pengujian

Angkutan Umum di Kota Makassar. Data-data yangdikumpulkan merupakan

data yang mempunyai kesesuaian dan kaitan dengankebutuhan penelitian yang

dilakukan.

2. Data Primer diperoleh melalui; mencari data primer dapat dilakukan dengan

wawancara mendalam (in-dept interview) dengan penggunaan alat penelitian

verbal (recording) untuk memperoleh data-datayang diperlakukan dalam

penelitian ini menjadi lengkap.

Page 41: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengumpulan dan mengolah data

kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dengan analisis akan

menguraikan dan memecahkan masalah yang diteliti berdasarkan data yang

diperoleh. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis kualitatif. Analisis secara

kualitatif adalah analisis data yang tidak bisa dikategorikan secara statistik. Dalam

analisis kualitatif ini, maka penginterpretasian terhadap apa yang ditemukan dan

pengambilan kesimpulan akhir menggunakan logika atau penalaran sistematis.

Model analisis kualitatif digunakan model analisis interaktif, yaitu model

analisis yang memerlukan tiga komponen berupa reduksi data, sajian data, serta

penarikan kesimpulan/verifikasi dengan menggunakan proses siklus. Dalam

menggunakan analisis kualitatif, maka penginterpretasian terhadap apa yang

dhentukan dan pengambilan kesimpulan akhir digunakan logika atau penalaran

sistematik. Ada tiga komponen pokok dalam tahapan anatisa data menurut HB

Sutopo, yaitu:

1. Data Reduction merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data kasar yang ada dalam field note. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung, hasilnya data dapat disederhanakan dan

ditransformasikan melalui seleksi ketat, ringkasan serta penggolongan dalam

suatu pola.

2. Data Display adalah rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dilakukan, sehingga peneliti akan dengan mudah memahami apa

yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

Page 42: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

3. Canclution drawing dari awal pengumpulan data peneliti harus mengerti apa arti

dari hal-hal yang ditelitmya, dengan cara peneatatan peraturan, pola-pola, pernyataan

konfigurasi yang mapan dan arahan sebab akibat sehingga memudahkan dalam

pengambilan kesimpulan. Sedangkan analisis Kuantkaif yaitu pengolahan data yang

meliputi input data, entri data dan penyajian data hasil penelkian dalam bentuk tabel

frekuensi, distribusi, maupun variable-variabel berbentuk numerik.

Page 43: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dinas perhubungan Kota Makassar adalah Instansi Pemerintah daerah

Kota Makassar yang bergerak di Bidang perhubungan, baik itu perhubungan

darat, laut, maupun udara. Tugas dari dinas Perhubungan dispesifikasikan pada

sistem angkutan umum dan trayeknya dan memeriksakan setiap kendaraan.

2. Implementasi Pengujian Kendaraan Bermotor

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor pada dasarnya bertujuan

untuk menjaga keselamatan baik bagi pengusaha angkutan maupun penumpang

umum (Konsumen). Secara teknis tercantum dalam Pasal 132 ayat (2)

menjelaskan bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor adalah

merupakan tanggung jawab pemerintah. Dalam hal ini Dinas Perhubungan yang

ditunjuk oleh Pemerintah sebagai satu-satunya lembaga yang diberi wewenang

untuk melakukan pengujian kelaikan bagi kendaraan umum.

Petugas di Dinas Perhubungan Kota Makassar juga sudah memiliki

spesifikasi sebagaimana disyaratkan dalam pasal 133, pasal 134, pasal 135 dan

pasal 136 dimana petugas Dinas Perhubungan sebagai pelaksana teknis pengujian

kendaraan dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis.

Kelengkapan peralatan pengujian juga dimiliki oleh Dinas Perhubungan dalam

pelaksanaan pengujian kelaikan kendaraan bermotor.

Page 44: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Syarat kewajiban setiap kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum

secara jelas diatur oleh Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992.

Secara rinci pasal 12 mengatur mengenai persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan

bermotor dan pasal 13 mengatur pengujian kendaraan bermotor. Adapun isi dari

Pasal 12 dan Pasal 13 adalah sebagai berikut: Pasal 12

1) Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan hams sesuai dengan

peruntukannya, memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan serta sesuai dengan

kelas jalan yang dilalui.

2) Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus

yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri serta diimpor, harus sesuai dengan

peruntukan dan kelas jalan yang akan dilaluinya serta wajib memenuhi persyaratan

teknis dan laik jalan.

3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut

dengan Pcraturan Pemerintah.

Pasal 13

1) Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan

khusus yang dioperasikan di jalan wajib diuji.

2) Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi uji tipe dan/atau uji

berkala.

3) Kendaraan yang dinyatakan lulus uji sebagaimana dimaksud dalam ayat diberikan

tanda bukti.

4) Persyaratan, tata cara pengujian, masa berlaku, dan pemberian tanda bukti

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan

Page 45: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya berdasarkan Pasal 148 Peraturan Pemerintah Nomor 55

Tahun 2012 disebutkan bahwa setiap kendaraan umum yang dioperasikan di jalan

wajib melakukan uji berkala kelaikan jaian secara berkala, Pelaksanaan

pengujian kendaraan bermotor bagi setiap kendaraan dilakukan setiap 6 bulan

sekali. Sebagai implementasi dari ketentuan wajib uji tersebut dapat diketahui data

mengenai jumlah kendaraan bermotor wajib uji dan yang telah diuji oleh Dinas

Perhubungan Kota Makassar selama tahun 2010 hingga tahun 2012 adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Bermotor Yang Melakukan Pengujian Di Dinas

Perhubungan Kota Makassar

No Jenis 2008 2009 2010 2011 2012

1 Mobil PenumpangUmum 200 217 224 328 511

2 Bus Umum 1509 1523 1591 1340 1548

3 Bus Bukan Umum 14232 16083 16777 15104 17351

Jumlah 15941 17823 18592 16772 19410

Sumber : Dinas Perhubungan Tahun 2013

Selanjutnya yang menjadi pembahasan utama yakni bagaimana

mekanisme Pelaksanaan Sistem Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas

Perhubungan Kota Makassar pada pengujian berkala yang dilakukan setiap 6

(enam) bulan sekali, yang dilaksanakan di Gedung Pengujian Kendaraan

Bermotor sesuai dengan alamat pemilik atau peruntukan kendaraan.

Page 46: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

1. Ketentuan dan syarat melakukan pengujian kendaraan bermotor, yaitu harus

melengkapi:

a. Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) beserta fotocopynya;

b. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) beserta fotocopynya;

c. Bagi kendaraan penumpang/Bis Umum harus melengkapi ash kartu

pengawasan;

d. Biaya Retribusi sesuai tarif

e. Kendaraan beserta pengemudinya datang ke lokasi pengujian.

2. Mekanis Pengujian

Mekanis pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dapat dilihat sebagaimana pada

alur berikut:

Tata cara pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor (PKB)

Loket I

a. Pemegang/pemilik kendaraan bermotor melapor pada loket I untuk

mendapatkan formulir permohonan uji bagi kendaraan wajib uji dengan

melengkapi surat-surat kendaraan bagi wajib uji antara lain:

1) Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) beserta fotocopynya;

2) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) beserta fotocopynya;

3) Bagi kendaraan penumpang/bis umum harus melengkapi asli Kartu

Pengawasan;

4) Kendaraan bermotor yang akan diuji harus hadir di lokasi/lapangan

Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan.

Page 47: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

b. Loket 0

Petugas administrasi pengujian kendaraan bermotor menerima nasi! pengisian

formulir permohonan uji dari loket I dan petugas tersebut memeriksa/meneliti

pengisian formulir beserta kelengkapan surat-surat kendaraan dan setelah lengkap

dan benar didaftarkan tanggal penetapan uji selanjutnya berkas tersebut diserahkan

ke loket III

c. Loket HI

Berkas loket II tersebut diserahkan kepada Bendaharawan Khusus Penerima dan

Bendaharawan Penerima memanggil pemegang/pemilik kendaraan untuk

melunasi/membayar antara lain:

1) Biaya Retribusi Uji;

2) Biaya Plat Uji;

3) Biaya Permohonan Uji;

4) Biaya Buku Uji bila ada penggantian buku yang rusak, habis ruang masa uji dan

uji pertama kali;

5) Biaya Leges.

d. Loket TV

Setelah berkas tersebut diterima oleh penguji, penguji mengadakan pemeriksaan

teknis kendaraan yang diuji dimaksud dan setelah dinyatakan lulus uji Petugas

Administrasi menyelesaikan proses pengisian Kartu Induk maupun buku uji dan

penandatanganan Buku Uji dimaksud oleh Penguji, serta pemasangan Plat Uji (tanda

lulus uji). Bila kendaraan tidak lulus uji,

Page 48: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

penguji memerintahkan pemegang/pemilik kendaraan tersebut untuk

memperbaiki bagian-bagian yang rusak sesuai petunjuk yang telah disyahkan

oleh penguji dan penguji sekalian menetapkan tanggal kendaraan tersebut untuk

diuji kembali setelah kendaraan tersebut diperbaiki.

3. Tanggapan Informan terhadap Pengujian Kendaraan Bermotor yang

diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan.

Untuk mengetahui penilaian dari informan terhadap implementasi kebijakan

pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar, peneliti telah

melakukan wawancara mendalam yang terdiri dari tiga aspek, yaitu pertama organisasi

yang terdiri dari struktur organisasi, keahllan pelaksana dan perlengkapan alat pengujian,

kedua interpretasi adalah pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan peraturan, petunjuk

pelaksana dan petunjuk teknis, dan yang ketiga pelaksanaan yang berjalan sesuai dengan

prosedur kerja, program kerja dan jadwal kegiatan yang berdasarkan dengan teori

Charles 0?Jones.

Berdasarkan informasi dari beberapa informan, diperoleh keterangan bahwa

Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor tahun 2005 yang telah di setujui oleh dewan

empat tahun yang lalu bam dapat dtoperasikan tahun 2008 sampai dengan saat ini

dengan keterbatasan sarana, alat dan sumber daya manusianya. Untuk memperoleh

gambaran yang lebih rinei menurut teori Charles O? Jones aktivitas utama yang paling

penting dalam implementasi kebijakan adalah organisasi, interpretasi dan pelaksanan,

berikut ini pembahasannya:

Page 49: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

1. Prosedur Kerja

a. Pendaftaran

Prosedur untuk dilakukan pengujian terhadap kendaraan maka langkah pertama

yaitu memasukan permohonan tertulis atau mendaftarakan kendaraan dan setelahnya

wajib memenuhi persyaratan uji. Persyaratan untuk mendaftarkan kendaraan guna

dilakukan pengujian maka sopir atau pihak PO wajib melengkapi berkas atau ketentuan

yang berlaku. Adapun persyaratanya dijelaskan berikut:

1) Pemilik kendaraan atau kuasanya mengajukan permohonan pendaftaran uji di Loket-I,

dengan membawa persyaratan buku uji dan STNK. Bila memenuhi syarat akan dapat

tanda bukti daftar uji dan surat perintah bayar retribusi.

2) Pemilik/kuasanya membayar retribusi uji di Loket-II, dan memperoleh tanda bukti

bayar retribusi uji (cash register).

3) Pemilik/kuasanya mengajukan penetapan pelayanan teknis pengujian di Loket-III,

yang meliputi penetapan waktu, tempat, dan uji teknis.

4) Pemilik/kuasanya/pengemudi membawa kendaraan ke lokasi pengujian dan

menunjukkan identitas pemilik/surat kuasa dan tanda bukti penetapan uji, kemudian

memperoleh Surat Perintah Uji (SPU) dari Loket-TTI sebagai pengantar untuk

melaksanakan uji teknis kendaraan.

Adapun bagan Bagan tentang sistem dan prosedur pengujian disajikan di

bawah ini:

Page 50: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Gambar 10. Bagan Prosedur Pengujian Kendaraan Bermotor

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar

Urutan kegiatan Pengujian Berkala Pertama adalah sebagai berikut

1) Pemilik atau yang dikuasakan mendaftarkan kendaraannya dengan

menyerahkan syarat-syarat administrasi

2) Penetapan jumlah Retribusi Pengujian Berkala Pertama dan nomor urut

pendaftaran

3) Pemohon membayar biaya retribusi Pengujian Berkala Pertama dan menerima

bukti pembayaran serta Formulir Berita Acara Pengujian Berkala Pertama

4) Pemohon membawa kendaraannya untuk diperiksa dan diuji di gedung

Pengujian, serta menyerahkan Formulir Berita Acara Pengujian Berkala beserta

syarat-syarat

Adapun tugas-tugas pelaksana Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas

Perhubungan Kota Makassar dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang beriaku

maka setiap petugas dituntut memiliki kemampuan yang memadai sesuai dengan

bidangnya, Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Hadira (tanggal 3

Page 51: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Oktober 2013) menyatakan bahwa:

"...Dinas Perhubimgan terbentuk berdasarkan Ketentuan PP 41 tahun 2003

tentang Organisasi Perangkat Daerah terbentukkh Qamrn Rota Makassar Nomor 3

tahun 2003 mengenai aturan prosedur kerja sebelum uji kelayakan kendaraan

dilakukan maka prosedur teknis haruslah dipenuhi terlebih dahulu yaitu

mendaftarkan kendaraan untuk dilakukan uji kelayakan yang selanjutnya akan

dilakukan uji emisi dan uji system kendali jika yang bersangkutan sudah memenuhi

persyaratan diawal."

Selanjutnya wawancara dengan Bapak Ibrahim pada tanggal 3

Oktober 2013 sebagai berikut:

"...pendaftaran memang tidak termasukdalam PP 41 tahun 2003 namun

merupakan persyaratan teknis dimana dengan adanya pendaftaran maka dapat

diketahui secara pasti pemilik kendaraan dan bagaimana kondisi kendaraan

dengan begitu kami pihak pelaksana pengujia kelayakan dapat menyampaikan

apa-apa saja yang perlu dibenahi dan diperbaiki"

Dari wawancara dengan Ibu Hadira dan Pak Ibrahim dapat diketahui

bahwa setelah masalah administrast terkadang tidak begitu diperhatikan oleh

pemilik kendaraan, apalagi bagi PO besar. Didukung dengan pendapat dari Pak Majid

sebagai petugas administrasi pada tanggal 3 Oktober 2013 yaitu:

"...Kalau masalah pendaftaran saja sulit dilakukan maka pengujian juga pun

akan suit dilaksanakan, jangan heran jika banyak terjadi kecelakaan karena

kondisi kendaraan yang kurang bagus tetapi karena tidak mau repot ya pakai saja

tak perlu diperiksa, padahal aturan sebenarnya PO yang tidak lulus pengujian akan

dikenakan sansksi"

Ilampir sejalan dengan pendapat Ibu Hadira, Pak Majid sebagai petugas

administrasi menyatakan salah satu guna dari diadakannya loket pendaftaran

sebelum dilakukan pengujian pada kendaraan yaitu selain untuk informasi identitas

kendaraan juga untuk membudayakan kebiasaan antri pada pemilik-pemilik kendaraan,

apalgi untuk PO besar akan lebih indah diliat jika keseluruhan prosedur di ikuti sehingga

sistem kerja juga akan terlaksana secara tertib.

b, Pengujian Kendaraan

Page 52: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan

persyaratan teknis dan pengujian ambang batas !aik jalan, yang digunakan untuk

penetapan dan pengesahan keiaikan jalan kendaraan bermotor. Pengujian berkala

kendaraan bermotor dilaksanakan berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan

oleh ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

Maksud dari diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor adalah untuk

menjamin agar setiap kendaraan yang akan digunakan dijalan, selalu dan tetap

memenuhi persyaratan teknis dan ketentuan ambang batas laik jalan. Dalam

penjaminan ini, pemilik kendaraan wajib menjaga kondisi teknis kendaraannya selama

masa uji masih berlaku, dan untuk itu dapat dilakukan uji petik laik jalan untuk

mengetahui keiaikan jalan. Sedangkan tujuan dari pengujian kendaraan bermotor

adalah untuk menjamin keselamatan pengemudi dan pemakai jalan, turut menjaga

kelestarian lingkungan dan meningkatkan pelayanan umum.

Jenis-jenis kendaraan yang wajib melakukan pengujian kedaraan

diantaranya yaitu:

Page 53: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

1) Mobil Penumpang; Setiap kendaraan bermotor yang diiengkapi sebanyak

banyaknya 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik

dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

2) Mobil Bus: Setiap kendaraan bermotor diiengkapi lebih dari 8 tempat duduk

tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa

perlengkapan pengangkutan bagasi.

3) Mobil Barang: Setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam

sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

4) Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada kendaraan

bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang yang

penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang

khusus.

Pelaksana penguji kendaraan bermotor adalah pegawai negeri sipil yang diberi

tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melaksanakan kegiatan pengujian kendaraan bermotor. Profesi pekerjaan seorang

penguji telah ditetapkan menjadi jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor

berdasarkan ketentuan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

150/KEP/M.P AN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor

dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara No. KM.48 Tahun 2004 dan No. 20 Tahun 2004 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor dan Angka

Kreditnya. Tugas-tugas pokok tersebut telah ditentukan oleh Kepala Pengujian

Kendaraan dimaksud, hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam

Page 54: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pelaksanaan pengujian. Kenyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara yang penulis

lakukan pada Bapak Chaidir pada tanggal 5 Oktober, bahwa:

"...Pegawai negeri di bidang pengujian ada dua orang dan yang satu orang

tersebut memiliki sertifikat pengujian serta dibantu oleh 10 orang pegawai

harian lepas/honorer, tetapi mereka dapat melaksanakan tugasnya

masing-masing dengan pengawasan dua pegawai tersebut sehingga tidak

terjadinya tumpang tindih pelaksanaan pengujian tersebut"

Dari hasil wawaneara dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya dimana masing-masing personil sudah paham

tupoksi dan melaksanakan tupoksi dimaksud, meskipun dengan jumlah tenaga penguji

masih sangat terbatas. Berdasarkan pengamatan penulis jumlah tenaga pengujian yang

profesional dan memiliki keahlian di bidang pengujian kendaraan bermotor masih sangat

kurang. Menurut penulis jika jumlah sumber daya manusia dibidang pengujian

kendaraan bermotor dimaksud dapat ditambah untuk kelancaran pelaksanaan tugas

lapangan akan bisa lebih maksimal.

c. Pengujian Emisi Kendaraan

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota

Makassar telah sesuai dengan PP Dinas Perhubungan Kota Makassar No. 2 tahun 2005

yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2012 tentang pengujian emisi

kendaraan dan berdasarkan pelaksanaan uji emisi terhadap beberapa kendaraan yang

beroperasi dilingkungan masyarakat tak terkecuali truk besar ditemukan beberapa fakta

yang cukup mengejutkan yakni dari 10 kendaraan yang dilakukan uji emisi terdapat 40

persen yang tidak lulus kelayakan kendaraan, Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Hayati dalam wawancara pada tanggal 5 Oktober 2013, bahwa:

". .pengujian emisi kendaraan yang dilakukan dilapangan diperleh bahwa masih

banyak kendaraan yang tidak lulus dalam pengujian kelayakan kendaraan namun

masih tetap beroprasi dilapangan"

Page 55: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Seyogiannya PO maupun pemilik kendaraan angkutan umum seharusnya

memperhatikan kelayakan kendaraan yang digunakan, Dimana suatu kendaraan baik

bus, truk, maupun mini bus (pete-pete) dinilai lulus uji emisi yakni untuk kendaraan

berbahan bakar bensin batas normalnya yakni 2,5 persen, sementara bus besar (truk)

berbahan bakar solar batas normalnya yakni 70 persen.

Wawancara dengan saudara Naufal tanggal 9 Oktober, menyatakan bahwa:

"...adanya pengujian kelayakan kendaraan ini merupakan suatu kegiatan poshif

bagi penumpang. Pasalnya, kegiatan seperti ini dapat menurunkan tingkat polusi

bagi masyarakat dan alam"

Selanjutnya wawancara dengan saudara Suherman (tanggal 9 Oktober 2013)

yang menyatakan bahwa:

" ..... pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota

Makassar masih belum maksimal, dimana masih banyak kendaraan yang tidak

layak (tidak lulus pengujian kelayakan) masih terus beroperasi dan hal ini tentunya

akan membawa dampak pada pencemaran udara"

Dengan demikian manfaat yang diperoleh dengan melakukan pengujian emisi

kendaraan yaitu dari segi keamanan dalam berkendaraan karena telah teruji laik untuk

berjalan dan dari segi kesehatan dalam asap buang kendaraan.

d. Pengujian Sistem Kendall

Pengujian sistem kendali adalah pengujian pada kendaraan pada sistem

operasina yang meiiputi pada kendali kendaraan (stir), pengereman, lampu weser,

klakson, uji speedometer, uji kebisingan suara, uji kincup roda depan, uji gaya dan

efisiensi rem utama dan rem parkir, serta uji lampu utama. Berikut bagan

pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor:

Page 56: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Berdasarkan wawancara dengan bapak Faridh tanggal 3 Oktober 2013

bahwa:

"...pengujian pada system kendali yang paling penting yaitu pengujian pada

kedali kendaraan (stir) dan rem kendaraan, karena jika terdapat kekurangan atau

kerusakan pada kedua komponen tersebut maka kendaraan akan mengakibatkan

kecelakaan."

Pengujian sistem kendali kendaraan menurut satah seorang informan yaitu

Abdul Wahab memberikan pernyataan bawah:

"...Banyak manfaat yang diperoleh kepada masyarakat yaitu Keselamatan

perjalanan baik untuk pemilik kendaraan maupun pengguna jalan bagi

masyarakat, pencegahan dini terjadinya kecelakaan lalu lintas dan ikut berperan

serta memberikan kontribusi kepada masyarakat"

Page 57: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Pernyataan senada diberikan pula oleh seorang informan bahwa:

"...Apabila kendaraan tersebut telah diuji kelaikannya dan kami mengetahui

kondisi kendaraan tersebut yang mana perlu diperbaiki schingga supir tidak

merasa takut untuk mengemudi kendaraan tersebut dan kami merasa aman bila

ada pemeriksaan dijalan oleh apara"

Begitu juga yang dirasakan oleh saudara Alfan sebagai supir tentang manfaat

pengujian kendaraan bermotor sebagai berikut.

"...Untuk kami kelancaran dalam bekerja karena tidak perlu khawatir dengan razia

kelengkapan kendaraan dan bagi penumpang atau masyarakat tidak khawatir

menggunakan angkutan umum yang lulus uji karena kendaraan tersebut laik

jalan".

Berdasarkan pada beberapa pendapat informan maka penulis

menyimpulkan bahwa pelaksanaan pengujian sistem kendali kendaraan sangat

banyak memberikan manfaat kepada masyarakat disamping memberikan rasa aman

kepada masyarakat pengguna angkutan umum dan pengguna jasa angkutan seperti PO.

2. Sosialisasi Kebijakan

Sosialisasi kebijakan yang dilakukan oleh pelaksana penguji kendaraan

bermotor belum optimal bal tersebut terlihat dari pemahaman masyarakat mengenai

efek dari penggunaan kendaraan yang tidak layak guna masih saja di terlihat di

lingkungan sekitar. Seperti kendaraan yang tidak lulus uji emisi masi banyak di dapat di

beroperasi dijalan-jalan baik itu angkutan umum, truk, maupun kendaraan pribadi. Sebut

saja kendaraan roda dua yang tak layak uji emisi masih banyak digunakan oleh para

pelajar dan mahasiswa, Demikian juga para tukang ojek.

Sebagaimana paparan diatas, Faridh AR memberikan tanggapan bahwa:

"...masyarakat belum banyak memahami masalah efek dari penggunaan

kendaraan yang tidak lulus pengujian, kadang ditemui di jalan raya asap kendaraan

yang mengepul hitam keluar dari knalpot, efek dari asap hitam tersebut memang

Page 58: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

tidak terlihat sekarang namun akan terliht dimasa mendatang pada kesehatan

manusia"

Berdasarkan hal tersebut maka sosialisasi mengenai pentingnya pengujian

kendaraan perlu dilakukan kembali seserig mungkin. Efek dari kednaraan yang tak

layak guna nantinya lambat laun akan memberikan dampak negative kepada kesehatan

dan kebersihan udara di samping meningkatkan resiko kecelakaan.

Hal tersebut juga dikatakan oleh seorang informan bahwa;

”.. kendaraan yang tak layak pakai sebenarnya tidak boleh digunakan, apalagi jika

ke lingkungan ramai. Kendaraan yang tak lulus uji system kendali resiko

kecelakaan dan mencelakakan orang sangat tinggi, saat ini masih banyak

kendaraan roda dua yang rem nya blong dan tidak sesuai standar, demikian juga

angkutan urnum mulai dari fisik saja sudah tidak layak apalagi mesin, namun

masih digunakana karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak

dan akibat yang ditimbulkan"

Pemasangan spanduk maupun banner himbauan pun bisa menjadi pilihan

dalam sosialisasi kegiatan uji emisi kendaraan, atau penertiban oleh aparat

pemerintah di lapangan, Kita ambil contoh, penggunaan helm teropong di Makassar

terbukti ampuh, ketika aparat Kepolisian seeara rutin menilang dan memberikan sanksi

terhadap warga Makassar yang masih menggunakan helm tidak sesuai standart

keamanan yang ditentukan. Kegiatan pemeriksaan kelengkapan surat- surat seperti

STNK dan SIM pun menjadi efektif.

Hal ini sebagai bukti bahwa pemberlakuan aturan dan upaya penertiban warga

Makassar bisa dilakukan. Permasalahannya kini adalah kapan hal ini akan mulai

diberlakukan secara rutin di Makassar? Sebagai pengendara sepeda motor di

Makassar, Penulis merasa sangat terganggu dengan kepulan asap hitam berbahan

timbal milik para pengendara.

Page 59: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

3. Sanksi

Pentingnya pemahaman masyarakat pengguna kendaraan mengenai

pengujian kendaraan layak atau tidak layak akan membantu meminimalkan tingkat

kecelakaan dan polusi di lingkungan masyarakat.

Selama ini kesadaran warga terhadap Uji Emisi Kendaraan di Makassar

ditemukan hanya dalam beberapa kesempatan asap hitam kendaraan yang keluar dari

knalpot bila kita telaah kandungan yang terdapat dalam kepulan asap hitam, sungguh

sangat membahayakan bagi kesehatan kita. Diantara CO, C02, timbal/lead, Sox,

timbal merupakan salah satu yang membahayakan.

Menurut Artikel yang terdapat dalam www.melindafaospital.com, timbal secara

umum akan mengakibatkan gangguan pada mata, saluran pernafasan, jantung, dan

gangguan pada otak manusia. Sedangkan secara khusus, pada anak-anak, timbal bisa

merusak sel darah merah. Bila anak-anak dengan jumlah sel darah merah yang minim,

maka bisa menyebabkan anemia dan berpengaruh pada otaknya. Untuk orang dewasa,

timbal bisa mempengaruhi sistem reproduksi / kesuburan yang disebabkan jumlah dan

fungsi sperma berkurang, yang lama-lama akan menyebabkan kemandulan, Sanksi

pelanggaran uji emisi segera diterapkan kendaraan bermotor menyumbang

polusi terbesar dibanding Rokok, Pemerintah Kota Makassar akan segera

menerapkan sanksi serupa bagi kendaraan bermotor roda empat yang diwajibkan lolos

uji emisi.

Senada dengan pernyataan seorang informan Abdul Majid menyatakan

bahwa:

Page 60: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

"segera menerapkan sanksi bagi kendaraan bermotor roda empat yang tidak

memenuhi ketentuan uji emisi"

Penerapan sanksi bagi kendaraan bermotor akan dilakukan dengan prosedur

yang sama untuk larangan merokok, yakni dimulai dan razia oleh satuan petugas

(Satgas) yang telah ditentukan hingga diproses ke pengadilan. Dalam hat ini petugas

akan memberikan sanksi bagi kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun PO bila

didapati kendaraan yang tidak lulus dalam pengujian, maka akan diberikan teguran

berupa peringatan. Adapun untuk hukuman terberatnya, pihak Dishub akan

menghentikan izin operasi PO tersebut.

Memang diakui oleh Dinas Perhubungan jika saat ini uji emisi hanya

diberlakukan bagi kendaraan umum berpelat kuning dengan periodisasi dua kali dalam

satu tahun. Padahal, jumlah kendaraan pribadi jauh lebih banyak dibanding kendaraan

umum, serta mendominasi seluruh ruas jalan raya. Setiap hari, jumlah kendaraan

bermotor yang menapaki seluruh ruas jalan di Kota Makassar, mencapai 2 juta

armada, dengan rincian 1,5 juta kendaraan diantaranya berlalu lalang pada siang hart,

dan sisanya pada malam had batk dart dalam Kota Makassar maupun dari arah lur

Kota Makassar.

Seperti pernyataan dari seorang informan yang merupakan supir truk

sebuah perusahaan mengatakan bahwa:

"...saya sangat sering kena tilang pada saat memasuki perbatasan Kota

Makassar sehingga saya harus menghubungi pihak manajemen perusahaan untuk

kelancaran agar segera dilepas"

Sebenarnya jika dikaji lebih dalam lagi pemahaman pemilik kendaraan

pribadi akan kadar gas buang relatif masih kecil. Karenanya, dalam dua tahun

terakhir, pihanya secara periodik melakukan uji emisi gratis di sejumlah ruas jalan raya.

Page 61: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Seperti yang katakana oleh seorang informan bahwa:

"Minimal, pemilik kendaraan mengetahui tingkat gas buang kendaraan

masing-masing, serta melakukan perbaikan jika diketahui tingkat emisi

melebihi ambang batas yang ditetapkan," ujarnya sembari menegaskan, kadar

emisi kendaraan sangat bergantung pada perawatan.

Sanksi untuk kendaraan pribadi, umum, maupun PO akan diberikan

sanksi teguran bila masih ditemui tidak lulus pengujian kendaraan dan jika setelah

diberikan teguran masih tidak di indahkan maka akan diberikan sanksi berupa

menarik izin trayek untuk angkutan umum dan PO sedangkan untuk kendaraan

pribadi akan di beri sanksi tilang yang akan berakhir di pengadilan.

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pengujian

kendaraan bermotor

Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota Makassar dalam pelaksanaan

kebijakan pengujian kendaraan bermotor di Dinas perhubungan Kota Makassar

terdapat beberapa faktor penghambat dan faktor pendukung.

1. Faktor pendukung

a. Keahlian Pelaksana

Berdasarkan beberapa wawancara dari berbagai pihak, maka dapat

disimpulkan faktor pendukung keahlian pelaksana. Peraturan Pemerintah No. 55

tahun 2012 tentang Kendaraan dan Pengemudi menyatakan bahwa hams memiliki

sertifikat pengujian yang diperoleh dengan melakukan sekolah pelatihan pengujian

kendaraan bermotor, sementara di Kota Makassar hanya ada satu orang pengujian

kendaraan bermotor yang akan memasuki masa pesiun. Dengan kondisi seperti ini,

tentunya kualitas pemberian pelayanan pengujian kendaraan bermotor kepada

masyarakat menjadi kurang maksimal. Menurut para informan datam pelaksanaan

Page 62: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pengujian diperlukan petugas yang memiliki tenaga skill dalam bidang pengujian

tersebut, Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Muhammad Fadil

(tanggal 3 Oktober 2013) selaku staf pengujian kendaran bermotor, yang

mengatakan:

"...keahltan pelaksana pengujian kendaraan bermotor yang kami miliki

di DInas Perhubungan cukup profesinal, dimana mereka telah bekerja selama

kurang lebih lima tahun sehingga tak perlu lagi diragukan kemampuannya dalam

menangani pengujian kendaraan bermotor"

b. Pengawasan Proses Pengujian

Pelaksanaan proses pengujian kendaraan akan dapat berjalan lancer dan baik

jika ditunjang dengan pengawasan yang senantiasa teratur. Apalagi jika pengujian

dilakukan oleh staf baru tentunya masih membutuhkan arahan untuk menjadi pelaksana

yang handar.

Sesuai dengan wawancara Abdul Wahab (tanggal 3 Oktober 2013) sebagai

informan yaitu:

"...pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor ketika sedang menangani

kendaraan selalu berada dalam pengawasan staf senior jika kebetulan yang

mengerjakan pengujian endaraan adalah staf baru, sehingga kemungkinan terjadi

kesalahan dalam pengujian adalah sangat kecil."

2. Faktor penghambat

a. Pemahaman Pelaksana Penguji Kendaraan

Pelaksanaan pengujian kendaraan akan berjalan lancer jika pemahaman yang

dimiliki oleh pelaksana penguji baik. seorang staf penguji kendaraan bermotor akan

jauh lebih baik jika dalam pelaksanaan pengujian lebih memahami unsur-unsur

penting dari setiap komponen kendaraan. Seperti yang dikatakan oleh seorang

informan bahwa:

Page 63: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

"...pemahaman mengenai bagaimana cara mengoperasikan alat uji sudah sangat

dipahami oleh para staf, akan tetapi masih ada beberapa staf yang belum begitu

paham, itu dikarenakan mereka masih staf baru, jadi pengalaman masih

kurang"

Pemahaman mengenai alat uji kendaraan sangat diperlukan agar diketahui

secara seksama. Dimana kelulusan kendaraan yang di uji akan bergantung pada

pelaksana pengujian.

b. Peralatan Alat Uji Yang Masih Minim

Untuk menjamin laik atau tidak laik jalannya suatu kendaraan bermotor

tergantung pada fungsi alat uji kendaraan bermotor tersebut, sehingga faktor

perlengkapan alat uji kendaraan bermotor sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu

kebijakan disamping sumber daya manusia sebagai pelaksananya, Pengujian kendaraan

bermotor yang maksimal sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 55

tahun 2012 tentang Kendaraan dan pengemudi, pasal 127 meliputi:

a) Emisi gas buang kendaraan bermotor

b) Kebisingan suara kendaraan bermotor

c) Efisiensi sistem rem utama

d) Efisiensi sistem rem parkir

e) Kincup roda depan

f) Tingkat suara klakson

g) Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama

h) Radius putar

i) Alat penunjuk kecepatan

j) Kekuatan untuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis, ukuran

dan lapisan

Page 64: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

k) Kedalaman alur ban luar

Berbeda dengan kondisi perlengkapan alat uji kendaraan bermotor di Kota

Makassar pada saat ini hanya ada alat uji ambang batas gas buang, lampu, rem dan alat

uji gas dan lampu tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga Dinas

Perhubungan Kota Makassar menjalankan pengujian dengan peralatan seadanya

dalam upaya pemberian pelayanan pengujian kendaraan bermotor kepada

masyarakat, Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan penulis pada Bapak

Audi Alfian (4 Oktober 2013)bahwa:

"...Pada akhir tahun 2008 tepatnya pada bulan Nopember telah terlaksana

pengujian kendaraan bermotor sebagaimana mestinya sampai pada bulan april

tahun 2010 setelah itu baru keadaan alat uji rusak karerta sering terjadinya mati

lampu"

Diungkapkan oleh Bapak Ibrahim, dalatn wawancara pada tanggal 3

Oktober2013bahwa;

",. .Kondisi alat uji sekarang ini dalam keadaan rusak, bukannya kita tumbalkan

PLN tapi inilah kenyataannya karena keseringan mati lampu mengakibatkan

alat-alat uji menjadi rusak. Pengujian di Kota Makassar ini mempunyai pengujian

berukuran standar yaitu alat uji rem, lampu dan gas buang. Kondisi alat uji rem

masih dapat berfungsi akan tetapi alat uji lampu dan gas buang dalam keadaan

rusak, dan untuk sementara ini kami melakukan pengujian lampu dan gas buang

dengan cara manual yaitu kasat mata"

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pengujian kendaraan bermotor telah

dilakukan sejak tahun 2003, sementara pada saat penelitian ini dilakukan kondisi alat

pengujian tersebut dalam keadaan rusak dalam arti tidak bisa digunakan.

Sebagaimana yang diketahui pengujian kendaraan bermotor dilakukan untuk menguji

gas buang, lampu dan rem karena kerusakan alat pengujian, pengujian hanya dapat

dilakukan untuk menguji rem. Hal ini berarti jika tetap dilaksanakan pengujian

kendaraan bermotor, maka pengujian yang dilakukan tidak maksimal karena untuk

Page 65: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

pengujian gas buang dan lampu tidak dapat dilakukan.

Sementara berdasarkan standar pengujian kendaraan bermotor, maka pengujian

terhadap kendaraan bermotor yang harus dilakukan meliputi uji gas buang, uji lampu

dan uji rem dan pengujian yang maksimal yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.

55 tahun 2012 tentang Kendaraan dan pengemudi pasal 127 karena berdasarkan

peraturan tersebut pengujian tersebut juga menguji kondisi ban kendaraan bermotor

karena kondisi daerah raemerlukan pengujian yang maksimal.

Selanjutnya belum ada penanganan yang serius terhadap kondisi kerusakan

alat penguji, hal ini terjadi karena tidak adanya dana pemeliharaan alat penguji dimaksud

dan masih belum ada tenaga ahli teknis dibidang pengujian kendaraan bermotor

dimaksud sehingga tidak bisa segera diperbaiki.

Begitu juga yang dirasakan oleh saudara Rifai sebagai supir tentang

manfaat pengujian kendaraan bermotor (9 Oktober 2013) bahwa:

". .Untuk kami kelancaran dalam bekerja karena tidak perlu khawatir dengan razia

kelengkapan kendaraan dan bagi penumpang atau masyarakat tidak khawatir

menggunakan angkutan umum yang lulus uji karena kendaraan tersebut laik

jalan"

Jawaban yang disampaikan oleh dua rekan supir tersebut didukung dengan

hasil wawancara saudara Rudini tanggal 9 Oktober 2013 bahwa;

"...Karena adanya di uji seperti ini ya kami sebagai supir tidak takut lagi

mengendarai kendaraannya karena kendaraan ini sudah di uji dengan alat uji dan

apabila belum diuji kami akan kena tilang kalau ada razia"

Sementara itu berdasarkan peraturan Kota Makassar No.3 pasal 12

disebutkan bahwa Pengujian kendaraan bermotor selain ditunjang oleh tenaga penguji

yang memiliki kualifikasi teknis sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku juga harus ditunjang oleh fasilitas dan peralatan pengujian yang sesuai.

Page 66: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Berangkat dari kondisi tersebut, pihak Dinas Perhubungan Kota Makassar

harus segera mungkin melakukan pembenahan dilingkungan internalnya untuk

mendukung ketersediaan fasilitas alat pengujian kendaraan bermotor guna memenuhi

kebutuhan permintaan masyarakat dibidang pengujian kendaraan.

c. Kuantitas pelaksana uji kendaraan masih kurang

Dari hasil wawancara tersebut maka pelaksanaan pengujian kendaraan

bermotor memang diakui masih kurang untuk menangani jumlah kendaraan yang akan

diperiksa. Demikian data penulis melakukan wawancara terhadap pemilik kendaraan

bermotor sebagai berikut:

Wawancara dengan saudara Naufal tanggal 9 Oktober, menyatakan bahwa:

"....petugas pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan

Kota Makassar diakui masih kurang padahal pelaksanaan pengujian kendaraan

dilakukan mulai pada jam kerja kantor yaitu dari jam 08.00 wib s/d 16.30 wib

dan ditambah dengan hari sabtu setengah had mulai dari jam 08.00 wib s/d 11.00

WTB dengan jumlah kendaraan yang cukup banyak kadang membuat staf

kewalahan"

Selanjutnya wawancara dengan saudara Suherman (tanggal 9 Oktober 2013)

yang menyatakan bahwa:

" ..... pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota

Makassar Biasanya saya melakukan pengujian pada hari kerja dan saya kadang

juga melanjutkan pengujian diluar jam kerja jika tidak selesai"

Berdasarkan wawancara pada kedua informan diatas maka diperoleh

bahwa kuantitas tenaga penguji kendaraan masih sangat membutuhkan tambah staf

untuk menangani jumlah kendaraan yang harus di uji kelayakan se Kota Makassar.

Page 67: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

BAB V

KESEMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis terhadap Implementasi Kebijakan

Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar, maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor masih memerlukan

penanganan keseriusan seperti pada aspek sosialisasi kepada masyarakat untuk

lebih banyak memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai manfaat dari

pengujian kendaraan yang lulus uji dan dampak negatif yang dapat di akibatkan

jika tidak lulus uji kendaraan.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, diusulkan beberapa saran yang dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam

penerapan kebijakan pengujian kendaraan bermotor antara lain sebagai berikut:

1. Perlu diupayakan anggaran pemeliharaan dan perawatan alat-alat uji yang rusak

guna untuk dapat segera memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan Kota Makassar.

2. Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Makassar,

sebaiknya memprogramkan untuk mengutus minimal 3 (tiga) orang petugas

untuk dapat mengikuti pendidikan dan latihan dibidang pengujian kendaraan

bermotor, yang saat ini diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Latihan,

sehingga para petugas yang telab memperoleh pendidikan dan latihan agar

Page 68: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

dapat bekerja lebih bask dan professional.

3. Perlu dilaksanakan penyuluhan setiap tahunnya kepada supir atau pemtlik

kendaraan yang berdomisili di sekitar Kota Makassar guna pentingnya

melakukan pengujian kendaraan bermotor tepat pada waktunya dan prosedur

pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor yang berdasarkan pada PP Kota

Makassar No. 2 tahun 2005 serta retribusi yang telah ditetapkan pada PP No. 3

tahun 2005.

4. Adanya koordinasi pihak-pihak sebagai panitia pengesahan kebijakan sekaligus

pengawasan kebijakan dilapangan dengan pihak Dinas Perhubungan Kota

Makassar selaku pelaksana kebijakan pengujian kendaraan bermotor di Kota

Makassar, sehingga kedua pihak mengetahui kendala-kendala atau kebutuhan

akan terlaksananya pengujian kendaraan tersebut sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

5. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan pemerintah daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan Penyidikan tindak pidana

pelanggaran dibidang pengujian kendaraan bermotor untuk dapat lebih tegas lagi

terhadap pengguna/pemilik kendaraan yang melakukan pelanggaran dengan

sanksi yang telah ditetapkan pada pasal 14 Dinas Perhubungan Kota Makassar

No.2 tahun 2005.

6. Penambahan sarana dan prasarana seperti gedung yang lebih luas sehingga

dapat dilaksanakan pengujian kendaraan bermotor dengan sistem loket,

sebagaimana tercantum pada prosedur uji periodik pengujian kendaraan

bermotor wilayah sehingga dapat memperlancar proses pengujian kendaraan

Page 69: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

bermotor tersebut.

7. Adanya papan informasi di gedung pengujian mengenai persyaratan

administrasi, besar biaya administrasi, tata pelaksanaan administrasi dan tata

pelaksanaan teknis pengujian kendaraan bermotor, sehingga ada

ketransparanan dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

8. Pengujian kendaraan bermotor di Kota Makassar dapat dilaksanakan pengujian

yang maksimal sesuai dengan pasal 127 Peraturan Pemerintah No. 55 tahun

2012, pengujian yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut demi keselamatan

pengguna jalan yaitu perlu diupayakan pengujian kondisi ban.

Page 70: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2004. Kebijakan Publik, Jakarta. Yayasan Pancur Siwah

Ahmad. A.K, 2006, Ramus lengkap bahasa Indonesia, Reality polisher

Afikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatcm Praktek, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Dunn, Wiliam N. 1999. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakaita: Gadjah Mada

University Press.

Edwards. G. 2003. Implementasi Kebijakan Publik, Yogyakarta: Lukman Offset.

Eriza. F. 2006. Implementasi Proyek Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan

Laut/Marine Coastal Resources Management Project (Studi Deskriptif di

Kabupaten Langkat), Tesis-S2, Program Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara - Medan.

Harahap, J.S. 2004. Implementasi Proyek Jalan dan Jembatan, Tesis-S2. Program

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara - Medan.

Husaini Usman dan Purnomo. 2009, Metodologi Penelitian Sosial, cet.ke-2, Burnt

Aksarajakarta

Ibrahim, A 2004. Pokok-pokok Analisis Kebijakan Publik (AKP), Bandung: Mandar

Maju.

Jones, Charles O. 1994. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Kasim, A. 2002. Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Lase, Martinus. 2007. Implementasi Pelayanan Publik Bidang Pengujian Kendaraan

Bermotor pada Dinas Perhubungan Kota Medan, Tesis-S2. Program

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara - Medan.

Mayer, R.R dan Greenwood, E. 2004. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial,

Jakarta: CV. Rajawali

Moleong, L.J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 71: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

Syaifudin. 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Subarsono.Ag. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Siti Eraa Latifi Suryana. 2009. Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian

Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang. Sekolah pascasarjana

universitas sumatera utara. Medan. Tesis. Tidak dipublikasikan

Parsons, W. 2005. Public Policy (Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan),

Jakarta: Prenada Media.

Tangkilisan, HNS. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta: Lukman

Offset.

Tjandra, W.R.; Kurniawan, A.; Estiningsih, M dan Hilal, E. 2006. Peningkatan

Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik, Yogyakarta:

Pembaruan.

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis Proses

Kebijakan Publik. Malang:Bayu Media Publishing

Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori & Proses, Jakarta: PT.Buku Kita.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi. 1993. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah., 2006. Jakarta: Departemen Hukum dan Ham.

Qanun Kabupaten No. 3 Tahun 2005 tentang Retribusi Pengujian Berkala

Kendaraan Bermotor. 2005.

hhtp//www.suaraMakassar.eom.

Implemeniasi-Kebijakan-Pengujian-Kendaraan-di-Makassar.

Page 72: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA

Wawancara ini merupakan wahana untuk menggali informasi mengenai

pendapat responden yang berkaitan dengan judul penelitian Implementasi Kebijakan

Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Dinas Pebubungan Kota Makassar.

Jawaban yang Bapak/ibu berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan

Bapak/ibu di tempat kerja, karena penelitian ini semata-mata untuk keperluan

akademis. Untuk itu kami mengharapkan informasi serta jawaban yang

sesungguhnya dari Bapak/ibu sesuai dengan pandanagan Bapak/ibu mengenai hal

tersebut.

Atas bantuan dan partisipasinya dalam mengeluangkan waktu saya

ucapkan terima kasih. Identitas Informan

1. Nama

2. Umur

3. Jenis Kelamin

4. Status Perkawinan

5. Pendidikan Terakhir

6. Pangkat (Gol./Ruang)

7. Jabatan

8. Instansi

9. Keterlibatan dalam Penguji kendaraan bermotor

- Sebagai

- Sejak (tahun)

Page 73: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

A. Organisasi

1. Apakah menurut anda struktur organisasi yang ada di Dinas Perhubungan Kota

Makassar telah terlaksana dengan maksimal yang sesuai dengan tupoksi?

2. Berapa orang pelaksana pengujian kendaraan bermotor yang mempunyai

keahlian khusus dalam bidang pengujian kendaraan bermotor?

3. Untuk dapat terlaksana pengujian kendaraan bermotor yang lebih, maka Dinas

Perhubungan Kota Makassar perlu berapa orang yang ahli dalam pengujian

kendaraan bermotor?

4. Apakah sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor sudah memadai?

5. Kiranya belum memadai pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor, maka

diperlukan alat uji apa saja untuk mendukung pengujian yang lebih baik?

B. Interpretasi

1. Apakah peraturan pengujian yang ada di Dinas Perhubungan Kota Makassar

berlaku pada tingkat Pusat, Provisi dan Kabupaten/Kota?

2. Apakah peraturan/qanun tentang pengujian kendaraan bermotor sudah

mencukupi?

3. Persyaratan administrasi untuk dapat melakukan pengujian kendaraan bermotor di

Dinas Perhubungan Kota Makassar?

4. Bagaimana tata pelaksanaan administrasi di pengujian?

5. Apakah dari segi teknik operasional pengujian kendaraan bermotor sudah

memadai?

6. Bagaimana tata pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor?

Page 74: ABSTRAK MUHAMMAD ZAIN,

C. Pelaksanaan

1. Apakah prosedur kerja di bidang pengujian kendaraan bermotor di Dinas

Perhubungan Kota Makassar sudah jelas pelaksanaannya?

2. Bagaimana prosedur pelaksana pengujian kendaraan bermotor di Dinas

Perhubungan Kota Makassar?

3. Apakah program Dinas Perhubungan Kota Makassar khususnya dibidang

pengujian kendaraan bermotor tidak berjalan dengan ketentuan yang berlaku?,

Kalau belum apa sebabnya?

4. Kapan jadwal pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dan berapa lama

untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor per ? unit?

Lain-lain

1. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala/hambatan dalam

pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor, mengapa?

2. Apa tindakan yang dilakukan apabila kendaraan bermotor yang diuji dinyatakan

tidak laik jalan?

3. Berapa taman kendaraan yang wajib uji yang ada atau berdomisili di Kota

Makassar?

4. Apakah anda mengetahui berapa kendaraan bermotor yang mengalami

kecelakaan yang diakibatkan oleh tidak layak jalan kendaraan bermotor?

5. Apakah peran organda-organda atau pemilik kendaraan umum sudah memadai?

6. Apa manfaat yang diperoleh untuk masyarakat bila kendaraan umum

melakukan pengujian kendaraan bermotor?