abstrak - digilib.its.ac.id · berdasarkan 13 karakter biokimia yang diujikan, isolat tersebut...
TRANSCRIPT
Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Resisten Merkuri Di Hilir Kali Mas Surabaya
Atik Widiyanti*, Maya Shovitri1, Nengah Dwianita Kuswytasari
2
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri resisten
merkuri dari sedimen dan air sungai tersebut. Isolasi dilakukan dengan menggunakan medium
Nutrient Agar (NA) yang mengandung 10‰ NaCl dan 10 ppm HgCl2. Dari hasil penelitian
diperoleh 24 isolat bakteri resisten merkuri. Berdasarkan 13 karakter biokimia yang diujikan,
isolat tersebut cenderung masuk ke dalam 9 genus berbeda, yaitu Bacillus, Mycobacterium,
Escherichia, Providencia, Erwinia, Staphylococcus, Micrococcus, Neisseria, Azotobacter.
Kata kunci: merkuri, Hilir Kali Mas, bakteri resisten merkuri
ABSTRACT
This study was aimed to isolate and characterize mercury resistant bacteria from
sediment and water of the river. Isolation was performed using a Nutrient Agar (NA) medium
containing 10‰ NaCl and 10 ppm HgCl2. The study was successfully isolated 24 mercury
resistant bacteria. Based on 13 biochemical tested character they were tended to fall into 9
different genera: Bacillus, Mycobacterium, Escherichia, Providencia, Erwinia, Staphilococcus,
Micrococcus, Neisseria, Azotobacter.
Key word: mercury, the Downstream Mas River Surabaya, mercury resistant bacteria
*Corresponding Author Phone: 085730098675
Email: [email protected] 1,2
Alamat sekarang: Jurusan Biologi, FMIPA
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
I PENDAHULUAN
Pencemaran logam berat merkuri
(Hg) pada tanah dan air sangat
membahayakan lingkungan dan kesehatan
manusia. Senyawa merkuri dalam bentuk
Hg(II) dapat terikat pada residu sistein
protein atau enzim manusia atau binatang,
sehingga protein atau enzim kehilangan
aktivitasnya. Selain Hg(II), senyawa merkuri
yang paling berbahaya bagi kesehatan
manusia adalah senyawa organomerkuri,
khususnya metilmerkuri dan fenilmerkuri.
Senyawa ini bersifat sangat reaktif dan
mempunyai mobilitas tinggi dibanding
dengan Hg(O) atau Hg(II). Hal ini
disebabkan gastrointestine manusia mampu
menyerap sekitar 95% senyawa
metilmerkuri, dan senyawa ini juga dapat
menyerang syaraf manusia melalui
peredaran darah (Rugh et al., 2000 dalam:
Nofiani dan Guzrisal, 2004).
Salah satu usaha untuk detoksifikasi
merkuri dapat dilakukan menggunakan
mikroorgansime resisten merkuri. Bakteri
resisten merkuri merupakan bakteri yang
mempunyai gen resisten merkuri mer
operon untuk bertahan pada lingkungan
yang mengadung merkuri (Silver &
Phung,1998). Struktur mer operon berbeda
untuk tiap jenis bakteri. Umumnya struktur
mer operon terdiri dari gen metaloregulator
(merR), gen transpor merkuri (merT, merP,
merC), gen merkuri reduktase (merA) dan
organomerkuri liase (merB) (Liebert et al.,
1999). Beberapa ordo bakteri resisten
merkuri yang terindentifikasi diantaranya
adalah Burkholderiales, Nitrosomonadales,
Rhodocyclales, Altermonadales (Ramond et
al., 2008).
Kali Mas Surabaya merupakan
sungai yang banyak menerima limbah
domestik maupun limbah industri di
sepanjang alirannya. Pada tahun 2009
terukur konsentrasi merkuri di Kali Mas
sebesar 0.105 ppm. Konsentrasi tersebut
melebihi ambang batas minimal yaitu 0.001
ppm yang ditetapkan Pemerintah melalui PP
no. 82 tahun 2001 (Shovitri et al., 2010).
Hilir Kali Mas Surabaya berada di
Pelabuhan Tanjung Perak. Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya merupakan salah
satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia.
Tanjung Perak adalah pusat kolektor dan
distributor barang dari/ke Kawasan Timur
Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa
Timur. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
merupakan pelabuhan dengan lalu lintas
kapal yang cukup padat yaitu sekitar 40
kapal yang bersandar tiap harinya.
Ramainya lalu lintas tersebut menimbulkan
kecenderungan meningkatnya volume
buangan kapal (Rezvani, 2006). Selain itu,
di sekitar lokasi pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya terdapat industri galangan kapal
seperti beberapa galangan di Tambatan
Nilam, PT. PAL Indonesia dan PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Rezvani, 2006).
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan
polutan termasuk merkuri. Berdasarkan uji
pendahuluan, diketahui bahwa salinitas
rerata di hilir Kali Mas Surabaya adalah
10‰.
II METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan
Januari-Mei 2011 di Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Jurusan
Biologi ITS. Analisa kandungan merkuri
dilakukan di Laboratorium Kwanti/Analisa
Makanan Universitas Surabaya (UBAYA).
Pengambilan Sampel
Sampling dilakukan dengan
mengambil air dan sedimen di hilir Kali Mas
Surabaya pada koordinat S: 07o11’57.8” dan
E: 112o44’06.8” (Garmin, Etrex 12
Channel®, Taiwan). Botol film steril
dimasukkan ke dalam kolom air dengan arah
mulut berlawanan dengan arus sungai. Tutup
botol dibuka di dalam air dan dibiarkan
terisi air hingga penuh kemudian ditutup
pada posisi masih di bawah kolom
air.Sedimen diambil dengan Ekman Bottom
Grab yang dimasukkan ke dalam kolom air
hingga mencapai dasar sungai. Selanjutnya
Ekman Bottom Grab ditarik. Botol steril
dimasukkan ke dalam tumpukan sedimen,
tutup botol dibuka di dalam tumpukan
sedimen dan sedimen dimasukkan ke dalam
botol film hingga penuh. Kemudian botol
film ditutup pada posisi masih di dalam
sedimen..
Isolasi Bakteri
Sampel air dan sedimen yang telah
diambil dilakukan secara terpisah tetapi
dilakukan dengan metode yang sama yaitu
metode pengenceran bertingkat dan
dilanjutkan dengan metode sebar.
Selanjutnya dilakukan pengenceran
bertingkat. Hngga didaptkan 10-5 untuk
sampel air dan 10-7 untuk sampel sedimen.
Tiga pengenceran terakhir masing-masing
diambil 100 m dengan menggunakan pipet
mikro dan diteteskan ke permukaan medium
padat NA 10‰-HgCl2 10 ppm. Inokulum
kemudian diratakan dengan spatel
Graygalsky. Kultur biakan selanjutnya
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC
dan diamati setiap 24 jam selama 2 hari.
Purifikasi Isolat
Koloni yang tumbuh dipurifikasi
sampai diperoleh isolat murni. Satu koloni
isolat bakteri diambil dari cawan petri secara
aseptis dan inokulasikan ke permukaan
medium padat NA 10‰-HgCl2 10 ppm,
dengan metode 16 goresan dan diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24
jam.. Pemindahan koloni isolat dilakukan
sebanyak 5 kali. Untuk mengetahui apakah
dalam tiga kali pemindahan telah didapatkan
isolat murni, maka dilakukan pengamatan
bentuk sel secara mikroskopis dengan cara
pewarnaan sederhana.
Pengamatan Makroskopis dan
Mikroskopis
Pengamatan makroskopis adalah
pengamatan bentuk pertumbuhan koloni
bakteri yang tumbuh dipermukaan medium
padat NA 10‰-HgCl2 10 ppm. Parameter
karakter koloni meliputi:
a. Bentuk koloni (dilihat dari atas):
berupa titik-titik, bulat, berbenang,
tak teratur, serupa akar, serupa
kumparan
b. Permukaan koloni (dilihat dari
samping): rata, timbul-datar,
melengkung, membukit, serupa
kawah
c. Tepi koloni (dilihat dari atas): utuh,
berombak, berbedah, bergerigi,
berbenang
d. Warna koloni : keputih-putihan,
kelabu, kekuning-kuningan atau
hampir bening.
Identifikasi Bakteri
Identifikasi bakteri berdasarkan
sistem Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology. Pada tahap awal identifikasi,
bakteri resisten merkuri dilakukan uji
morfologi dengan pewarnaan gram,
pewarnaan endospora dan pewarnaan tahan
asam.
Pewarnaan Gram
Preparat ulas ditetesi larutan kristal
violet sebanyak 2-3 tetes dan didiamkan
selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air
mengalir. Gram’s iodine mordant (Emerck)
diteteskan sebanyak 2-3 tetes diatas
permukaan preparat lalu didiamkan selama 1
menit, kemudian dicuci dengan air mengalir.
Selanjutnya preparat ditetesi etil alkohol
95% setetes demi setetes sampai kristal
violet tercuci. Kemudian dicuci dengan air
mengalir kembali. Berikutnya preparat
ditetesi safranin selama 45 detik dan dicuci
dengan air mengalir, kemudian dikeringkan
dan diamati dengan mikroskop.
Pewarnaan Endospora
Preparat ulas ditempatkan pada rak
pewarna. Preparat ulas ditutup penuh dengan
kertas saring. Kemudian zat warna hijau
malakit diteteskan dengan pipet Pasteur ke
permukaan kertas saring secara merata dan
selanjutnya dipanaskan selama 5 menit dan
didinginkan. Setelah preparat dingin, kertas
saring saring dibuang dan preparat dibilas
dengan air yang mengalir dan
dikeringanginkan. Kemudian preparat
diwarnai dengan safranin selama 1 menit
dan dibilas dengan air yang mengalir dan
dikeringanginkan. Setelah itu ditutup dengan
gelas penutup. Preparat diamati di bawah
mikroskop dengan pembesaran 1000x
dengan minyak imersi yang diteteskan di
luar atas kaca penutup.
Pewarnaan Tahan Asam
Preparat ulas ditempatkan pada rak
pewarna. Karbol fuchsin diteteskan pada
preparat ulas. Selanjutnya dipanaskan
selama 5 menit. Preparat. Kemudian
didingin anginkan, lalu dicuci dengan air
mengalir dan dikering anginkan. Setelah itu
ditetesi alkohol asam setetes demi setetes.
Selanjutnya dicuci dengan air dan dikering
anginkan. Preparat kemudian ditetesi
metilen blue dan dibiarkan selama 2 menit.
Preparat dicuci dengan air dan dikeringkan.
Preparat diamati di bawah mikroskop
dengan pembesaran 1000x.
Uji Biokimia
Uji Fermentasi Karbohidrat
Karbohidrat yang digunakan adalah
glukosa, laktosa dan manitol. Medium
fermentasi antara lain 1% glukosa (Difco,
USA), 0.5% laktosa (Difco, USA), dan 0.5%
manitol (Difco, USA) yang masing-masing
dilarutkan ke dalam 100 ml medium cair
pepton water (Oxoid, Inggris)-10‰ NaCl
serta indikator bromthymol blue 0,1%
sebanyak 1 ml (EG-Kennzeichnung,
Jerman). Selanjutnya medium fermentasi
tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang telah berisi tabung Durham sebanyak 3
ml. Sebanyak satu ose isolat bakteri
diinokulasikan ke dalam medium
fermentasi tersebut secara aseptis dan
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu
37°C (Noviani, 2002; Collins and Lyne,
1985).
Uji Pembentukan Indol
Satu ose isolat bakteri diinokulasikan
secara aseptis ke 3 ml medium cair Trptic
Soy Broth-10‰ NaCl dalam tabung reaksi.
Kemudian diinkunbasi selama 24 jam pada
suhu 370C dan setelah itu ditambahkan
dengan Kovacs reagent (Merck, Jerman)
(Cappuccino & Sherman, 2001). Hasil uji
positif ditandai dengan terbentuknya warna
merah.
Uji Produksi H2S Dan Gas
Isolat bakteri resisten merkuri
dinokulasikan secara aseptis ke medium
Triple Iron Sugar Agar (TSIA)-10‰ NaCl
dengan jarum inokulasi yang ujungnya
tajam yang telah mengandung isolat bakteri.
Selanjutnya, diinkubasi selama 24-48 jam
(Cappuccino & Sherman 1983). Uji positif
produksi H2S ditandai dengan terbentuknya
warna hitam pada medium. Uji positif
pembentukan gas ditandai dengan
terbentuknya gas di dasar medium, sehingga
medium naik ke atas.
Uji Motilitas
Uji motolitas ini dapat diperoleh dari
uji produksi H2S dan gas seperti yang telah
diuraikan pada paragraf sebelumnya. Uji
positif ditandai terbentuknya sebaran pada
daerah bekas inokulasi (tusukan) artinya
bakteri melakukan aktivitas bergerak
(motil).
Uji Kebutuhan Oksigen
Sebanyak 3 gram agar dan 29.5 gram
medium thioglycollate (Oxoid, CMO173®,
Inggris) dan 10 mg NaCl dilarutkan ke
dalam 1 liter akuades dan dipanaskan di atas
pemanas sampai agar larut dan homogenkan.
Kemudian medium dipindahkan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 7 ml dan disterilisasi
dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15
menit dan tekanan 1,5 atm. Setelah
dikeluarkan dari autoklaf, tabung reaksi
yang berisi medium langsung dimasukkan
ke dalam bak yang berisi air yang telah
diatur suhunya setinggi 50°C untuk
mencegah terjadinya pemadatan agar.
Setelah suhu medium teradaptasi pada suhu
50°C, kemudian sebanyak satu ose isolat
bakteri berumur 24 jam di inokulasikan ke
dalam medium tersebut secara aseptis.
Tabung reaksi kemudian diputar dengan
bantuan telapak tangan, agar bakteri
terdistribusi merata di dalam agar. Setelah
masa inkubasi selama 48 jam pada suhu
37°C, pola pertumbuhan dari isolat bakteri
diamati.
Oksidase Fermentasi (OF)
Satu ose biakan bakteri yang
berumur 24 jam diinokulasikan pada 2
tabung ± 7 ml medium basal OF (Difco®,
USA)-10‰ NaCl, dengan karbohidrat yang
digunakan adalah 1% glukosa. Salah satu
tabung tersebut ditetesi dengan minyak steril
± 1 ml, lalu diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan
perubahan medium menjadi kuning.
Uji Penggunaan Sitrat
Satu ose biakan bakteri
diinokulasikan pada 5 ml medium padat
miring Simmons Citrat Agar (Difco®,
USA)-10‰ NaCl dalam tabung reaksi dan
indikator Bromthymol blue secara aseptis
lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam (Cappuccino &Sherman 1983). Hasil
positif ditandai dengan adanya pertumbuhan
bakteri dan medium pertumbuhan berubah
warna dari hijau menjadi biru. Sedangkan
hasil negatif sebaliknya (Cappuccino and
Sherman, 2001).
Uji Katalase
Sebanyak satu tetes H2O2 3%
diteteskan ke atas kaca objek steril
kemudian sebanyak satu ose isolat bakteri
digoreskan secara aseptis. Hasil positif
ditandai dengan timbulnya gas atau
gelembung udara di sekitar goresan bakteri
tersebut (Harley and Prescott, 2002).
Uji Oksidase
Satu ose isolat bakteri yang berumur
24 jam dioleskan ke permukaan kertas
oksidase (Oxoid, Inggris) secara aseptis.
Hasil uji positif apabila setelah 5 detik
terbentuk warna ungu pada kertas oksidase
tersebut (Harley, 2002).
Uji Ornithin Decarbaoxylase
Satu ose isolat bakteri yang berumur
24 jam diinokulasikan pada tabung reaksi
yang berisi medium ornithin broth. Bagian
atas medium kemudian ditetesi dengan
minyak steril. Selanjutnya diinkubasi pada
suhu 370C selama 24 jam. Hasil positif
ditandai dengan terbantuknya warna ungu-
biru. Hasil negatif terbentuk warna kuning.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa secara
deskriptif. Isolat bakteri yang telah
dipurifikasi, dideskripsikan karakteristik
secara makroskopis, mikroskopis dan
karakter biokimia sesuai dengan buku
panduan Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology.
III PEMBAHASAN
Nutrient Agar (NA) mengandung
NaCl sebesar 10‰ dan HgCl2 sebesar 10
ppm. Salinitas medium NA dikondisikan
sama dengan rerata salinitas di hilir Kali
Mas Surabaya, supaya tidak terjadi tekanan
osmotik yang menyebabkan sel bakteri lisis.
Medium dikondisikan mengandung 10 ppm
merkuri, karena menurut Canstein et al.,
(2002) isolat bakteri yang dapat tumbuh
pada medium sintesis dengan minimal 5
ppm HgCl2 merupakan isolat bakteri resisten
merkuri tinggi. Dalam penelitian ini
diperoleh 24 isolat bakteri, yang terdiri dari
13 isolat bakteri dari sedimen dengan kode:
S1Hg, S2Hg, S3Hg, S4Hg, S5Hg, S6Hg,
S7Hg, S8Hg, S9Hg, S10Hg, S11Hg, S12Hg,
dan S13Hg, serta 11 isolat bakteri dari air
dengan kode: A1Hg, A2Hg, A3Hg, A4Hg,
A5Hg, A6Hg, A7Hg, A8Hg, A9Hg, A10Hg
dan A11Hg. Jumlah isolat yang didapat dari
sedimen lebih banyak daripada dari air. Ini
mungkin karena disedimen kandungan
merkuri lebih banyak daripada di air. Hal
tersebut berkaitan dengan berat atom
merkuri yaitu sebesar 200.58 g/mol,
sehingga relatif cenderung mengendap di
sedimen. Gambar 1 menunjukkan
kemurnian dan bentuk sel ke-24 isolat
bakteri resisten merkuri. Berdasarkan
pewarnaan Gram dan bentuk sel ke-24
isolat bakteri dikelompokkan menjadi 4
kelompok besar, yaitu: 1).Bakteri Gram
Positif Basil, 2).Bakteri Gram Negatif Basil,
3).Bakteri Gram Positif Kokus, 4).Bakteri
Gram Negatif Kokus.
Gram Positif Basil
Isolat bakteri yang termasuk Gram
positif basil adalah: S1Hg, S3Hg, A7Hg.
Hasil uji biokimia ke-3 isolat bakteri
tersebut cenderung masuk ke dalam 2 genus
yang berbeda, yaitu Bacillus spp. (S1Hg,
S3Hg) dan Mycobacterium spp. (A7Hg)
(Gambar2)
Gram Negatif Basil
Isolat bakteri yang masuk dalam
kelompok bakteri Gram negatif basil adalah:
S4Hg, S11Hg, S13Hg, A5Hg, A10Hg.
Berdasarkan kunci identifikasi bakteri ke-5
isolat bakteri cenderung berasal dari 3 genus
yang berbeda, yaitu Escherichia (A5Hg),
Providencia (S4Hg, S11Hg, S13Hg) dan
Erwinia (A10Hg) (Gambar 3).
Gram Positif Kokus
Isolat Bakteri yang termasuk dalam
Gram positif kokus adalah: S2Hg, S5Hg,
S7Hg, S10Hg, A8Hg, A11Hg. Berdasarkan
kunci utama identifikasi bakteri dari 6 isolat
bakteri tersebut cenderung masuk dalam 2
genus yang berbeda yaitu Staphylococcus
(S2Hg, S10Hg, A8Hg, A11Hg) dan
Micrococcus (S5Hg, S7Hg) (Gambar 4).
Gram Negatif Kokus
Isolat bakteri yang masuk dalam Gram
negatif kokus adalah: S6Hg, S8Hg, S9Hg,
S12Hg, A1Hg, A2Hg, A3Hg, A4Hg, A6Hg,
A9Hg. Dari 10 isolat tersebut, 9 isolat
bakteri cenderung masuk dalam genus
Azotobacter (S6Hg, S8Hg, S9Hg, A1Hg,
A2Hg, A3Hg, A4Hg, A6Hg, A9Hg),
sedangkan 1 isolat bakteri masuk kedalam
genus Neisseria (S12Hg) (Gambar 5).
V KESIMPULAN
Dari hilir Kali Mas didapatkan 24
isolat bakteri yang tahan terhadap HgCl2 10
ppm dan NaCl 10‰. Berdasarkan karakter
mikroskopis, makroskopis dan 13 karakter
biokimia yang diuji, ke-24 isolat bakteri
tersebut cenderung masuk ke dalam 9 genus
yang berbeda, yaitu: Bacillus,
Mycobacterium, Escherichia, Providencia,
Erwinia, Staphylococcus, Micrococcus,
Azotobacter dan Neisseria.
DAFTAR PUSTAKA
Canstein HV, Li Y, Leonhauser J, Haase E,
Felske A, Deckwer WD, dan
Dobler IW, 2002. Spatially
Oscillating Activity and Microbial
Succession of Mercury-Reducing
Biofilms in a Technical-Scale
Bioremediation System. Appl.
Environ. Microbiol. 68: 1938-
1946
Cappuccino, J.G. & Sherman, N. 1983.
Microbiology: A Laboratory
Manual. Addison-Wesley:
California.
Harley, J.P. and L.M. Prescott. 2002.
Laboratory Exercises in
Microbiology, 5th Edition. The Mc
Graw Hill Companies : New York
Holt, J.G., N.R. Krieg, P. Sneath, J. T.
Staley and S.T. Williams. 1994.
Bergey’s Manual of
Determinative Bacteriology. 9th
Edition. Williams and Wilkins
Pub: USA.
Liebert, C.A., Hall, R.M. and Summers,
A.O. 1999. Transposon Tn21,
flagship of the floating genome.
Microbiol.Mol. Biol. Rev. 63:
507-522.
Nofiani dan Gusrizal. 2004. Bakteri Resisten
Merkuri Spektrum Sempit dari
Daerah Bekas Penambangan Emas
Tanpa Izin (PETI) Mandor,
Kalimantan Barat. Jurnal Natur
Indonesia. 6(2): 67-74