abstrak analisis kinerja dengan metode...

29
ABSTRAK ANALISIS KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Study Kasus Pada PT Vista Grain Bandar Lampung) Oleh RATIH PURWASIH NPM : 0541031078 Telp : 089631161644 Email : [email protected] Selama ini pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak tampak yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non keuangan yang dikenal dengan istilah Balanced Scorecard. Metode ini mengukur kinerja berdasarkan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, sehingga dapat diperoleh pencapaian tujuan badan usaha yang lebih efektif dan terintegrasi. Berdasarkan penjelasan konsep diatas, maka penulis akan mencoba mengukur kinerja PT Vista Grain menggunakan konsep balanced scorecard. Adapun kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu, pada perspektif keuangan melalui analisis rasio menunjukan hasil yang baik (solvabilitas) dan kurang baik (likuiditas dan profitabilitas). Selanjutnya pada perspektif pelanggan, melalui analisis tingkat kepuasan pelanggan, PT Vista Grain memperoleh persentase 60,82% dan mendapat predikat cukup baik. Sementara itu pada perspektif proses bisnis internal melalui analisis process time, proporsi process time perusahaan selalu meningkat setiap tahunnya, hal ini menandakan perusahaan telah melakukan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, dan perusahaan juga telah bekerja sama dengan banyak pihak ketiga yang bertujuan untuk memajukan dan menjalankan kegiatan operasionalnya. Sedangkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui analisis revenue per employee, proporsi revenue per employee perusahaan selalu meningkat disetiap tahunnya, hal ini menandakan kontribusi setiap karyawan dalam menciptakan pendapatan perusahaan cukup besar, selanjutnya melalui analisis tingkat kepuasan karyawan, PT Vista Grain memperoleh persentase 86,29% dan mendapat predikat sangat baik. Kata kunci: Kinerja, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, persepektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Upload: buikhue

Post on 17-Sep-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

(Study Kasus Pada PT Vista Grain Bandar Lampung)

Oleh

RATIH PURWASIH

NPM : 0541031078

Telp : 089631161644

Email : [email protected]

Selama ini pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka

pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak tampak yang dimiliki

perusahaan. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode

pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non keuangan

yang dikenal dengan istilah Balanced Scorecard. Metode ini mengukur kinerja

berdasarkan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

sehingga dapat diperoleh pencapaian tujuan badan usaha yang lebih efektif dan

terintegrasi. Berdasarkan penjelasan konsep diatas, maka penulis akan mencoba

mengukur kinerja PT Vista Grain menggunakan konsep balanced scorecard.

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu, pada perspektif

keuangan melalui analisis rasio menunjukan hasil yang baik (solvabilitas) dan

kurang baik (likuiditas dan profitabilitas). Selanjutnya pada perspektif pelanggan,

melalui analisis tingkat kepuasan pelanggan, PT Vista Grain memperoleh

persentase 60,82% dan mendapat predikat cukup baik. Sementara itu pada

perspektif proses bisnis internal melalui analisis process time, proporsi process

time perusahaan selalu meningkat setiap tahunnya, hal ini menandakan

perusahaan telah melakukan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, dan

perusahaan juga telah bekerja sama dengan banyak pihak ketiga yang bertujuan

untuk memajukan dan menjalankan kegiatan operasionalnya. Sedangkan pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui analisis revenue per employee,

proporsi revenue per employee perusahaan selalu meningkat disetiap tahunnya,

hal ini menandakan kontribusi setiap karyawan dalam menciptakan pendapatan

perusahaan cukup besar, selanjutnya melalui analisis tingkat kepuasan karyawan,

PT Vista Grain memperoleh persentase 86,29% dan mendapat predikat sangat

baik.

Kata kunci: Kinerja, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal, persepektif pembelajaran dan pertumbuhan.

ABSTRAK

PERFORMANCE ANALYSIS WITH BALANCED SCORECARD METHOD

(Study Case in PT Vista Grain at Bandar Lampung)

BY

RATIH PURWASIH

During the time, finance performance measurement is only evaluated performance

for short-range and doesn't calculate disappear treasures that have by the

company. With deficit existence, so it created a finance performance measurement

method that considering financial and non financial that called Balanced

Scorecard. This performance measurement method based on four perspectives,

that is: perspective finance, perspective customer, perspective internal business

process, and perspective study and growth, so that can be got achievement of

cooperative which is more effective and integration in a goal. Based on

explanation concept, the author will try to measures performance at PT Vista

Grain by balanced scorecard concept.

The conclusion that got in this research is, in perspective financial perspective

analysis show good result (solvability) and unfavorable (liquidity and

profitability). Furthermore, in perspective customer by customer satisfaction level

analysis, eternal self-supporting limited partnership gets percentage 60,82% and

get predicate good enough. meanwhile in perspective internal business process by

analysis process time, proportion process time company always increase every

year, this matter has indicated to company to do optimally service to the customer,

and company had cooperated with many third party that aim to improve and run

the operational activity. while in perspective study and growth by analysis

revenue per employee, proportion revenue per employee company always

increase every year, this matter indicates contribution to employee in creating

income is big enough of the companies, furthermore by employee satisfaction

level analysis, eternal self-supporting limited partnership gets percentage 86,29%

and get good predicate.

Key word: Performance, Financial perspective, customer perspective, internal

business procces perspective, learning and growth perspective

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi terus

meningkat dari tahun ketahun, para

pelaku ekonomi berusaha untuk tetap

dapat menjalankan perekonomian

dan memperoleh benefit dari

kegiatan perekonomian tersebut agar

tetap dapat menjalankan roda

perekonomian. Sejak krisis moneter

yang dialami bukan hanya oleh

bangsa Indonesia tetapi juga berbagai

negara dibelahan dunia, sektor

perekonomian mengalami guncangan

yang luar biasa. Berbagai macam

cara diupayakan agar dapat

mempertahankan perusahaan dan

menghindari collapse atau

kebangkrutan, dengan adanya hal

tersebut menyebabkan terjadinya

persaingan yang kompetitif dalam

dunia perekonomian, sedangkan

untuk dapat meraih kesuksesan

dalam lingkungan yang kompetitif

seperti sekarang ini strategi sangat

dibutuhkan, dan salah satu strategi

yang muncul adalah dengan

menggunakan balanced scorecard.

Tidak seperti strategi yang umum

dipakai yang hanya menilai kinerja

perusahaan hanya dengan mengukur

pada aspek kinerja keuangan

perusahaan saja, juga menilai dengan

mempertimbangkan aspek keuangan

dan non keuangan yakni

menggunakan empat perspektif yang

terdiri dari perspektif keuangan

(financial perspective), perspektif

pelanggan (customer perspective),

perspektif proses bisnis internal

(internal business procces

perspective), dan juga perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth perspective).

Balanced scorecard memberikan

suatu cara untuk mengomunikasikan

strategi perusahaan pada manager-

manager di seluruh organisasi.

Indikator-indikator yang digunakan

dalam keuangan adalah penilaian

terhadap capital, asset, management,

dan liquidity, Sedangkan tolak ukur

non-financial kurang mendapatkan

perhatian.

Balanced scorecard menyediakan

penggalian informasi yang lebih

mendalam dan juga luas, bukan

hanya berdasarkan laporan keuangan

tetapi menggali informasi non-

financial yang biasanya disebut

dengan kunci keberhasilan kritikal

(critical success factor) agar lebih

diperhatikan dan dapat menghasilkan

pengukuran kinerja yang mendalam.

Balanced scorecard merangsang

suatu dialog management yang

intensif untuk mendefinisi strategi,

menghubungkan critical success

factor dengan strategi dan memonitor

prestasi perusahaan dalam mencapai

tujuan strategiknya. Teori tentang

bagaimana mencapai sasaran

perusahaan inilah yang akan kita

lihat dengan menggunakan balanced

scorecard.

Membangun peta strategi yang

meliputi:

1. Perspektif Keuangan

(Financial Persepective)

Untuk mengetahui kinerja

keuangan dalam Mengukur

kemampulabaan dan nilai pasar

(market value) sebagai

indikator seberapa baik

perusahaan memuaskan

pemilik atau pemegang saham.

2. Persepktif Pelanggan

(Customer Persepective)

Sebagai indikator seberapa baik

perusahaan memuaskan

pelanggan.

3. Perspektif Proses Bisnis

Internal (Internal Business

Process Perspective)

Menyatakan tentang segala

sesuatu yang di unggulkan

perusahaan.

1. Persepektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan (Learning and

Growth Persepective)

Mengungkapkan kemampuan

suatu perusahaan untuk

melakukan perbaikan dan

menciptakan suatu hal yang

baru bagi perusahaan yang

akan dilaksanakan secara

bertahap dan berkelanjutan.

(Kaplan dan Norton: 2000)

Sampai saat ini telah banyak riset

pengukuran kinerja perusahaan

menggunakan balanced scorecard,

salah satunya penelitian yang

dilakukan oleh Winasari (2009) yang

menganalisis kinerja PT Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

dengan menggunakan pendekatan

balanced scorecard yang sekaligus

menjadi literatur bagi penulis. Hasil

penelitian tersebut menunjukan

bahwa kinerja PT Tambang Batubara

Bukit Asam (Persero) Tbk termasuk

dalam kategori baik. Pada tiap

perspektif dijabarkan yakni, pada

perspektif keuangan diperoleh nilai

yang baik, terlihat dari prolehan

return on capital employed sebesar

16,22% pada tahun 2002 meningkat

menjadi 32,73% pada tahun 2007,

dan pada return on investment

diperoleh sebesar 8,96% pada tahun

2002 meningkat menjadi 19,10%

pada tahun 2007. Pada perspektif

pelanggan, tingkat kepuasan

pelanggan sebesar 72,63% yang

menempati predikat baik. Pada

pespektif proses bisnis internal,

kinerja perusahaan mendapat

predikat baik pada bagian inovasi

yang dilihat dari 75% pelanggan

menganggap bahwa penerapan

sistem pemesanan batubara dilevery

order lebih baik dari sistem kontrak

yang digunakan sebelumnya. Dan

pada perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, diperoleh tingkat

kepuasan karyawan sebesar 80,06%

yang berarti bahwa karyawan merasa

sangat puas terhadap perusahaan

sehingga karyawan dapat maksimal

menyumbangkan kemampuan untuk

membangun perusahaan.

Saat ini PT Vista Grain telah

menerapkan strategi usaha yang

diarahkan untuk mencapai visi dan

misi perusahaan, tetapi bila dicermati

lebih lanjut pengukuran kinerja yang

dipergunakan oleh perusahaan saat

ini sangat sederhana yakni diarahkan

hanya untuk menerjemahkan strategi

perusahaan kedalam tindakan untuk

menghasilkan pendapatan sebanyak-

banyaknya dan menekan pengeluaran

seminimal mungkin. Sedangkan

perusahaan membutuhkan suatu

sistem pengukuran kinerja yang

memuat indikator-indikator

keberhasilan perusahaan yang

terukur dan diarahkan untuk

mencapai visi dan misi perusahaa

Berdasarkan hal diatas maka penulis

tertarik untuk melakukan pengukuran

kinerja PT Vista Grain secara lebih

komperhensif mencakup aspek

financial dan non-financial, dengan

perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis

internal dan perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan, agar dapat

mengukur bagaimana efektifnya unit

usaha dalam menciptakan nilai untuk

pelanggan sekarang dan yang akan

datang, membangun dan memperkuat

kapabilitas internal, dan melakukan

ivestasi dalam manusia, serta sistem

dan prosedur yang diperlukan untuk

memperbaiki kinerja masa yang akan

datang.

Atas dasar itulah penulis tertarik

untuk menulis skripsi dengan judul

“ANALISIS KINERJA DENGAN

METODE BALANCED

SCORECARD (Study Kasus Pada

PT Vista Grain Bandar Lampung)

B. Permasalahan

Dalam menjalani suatu jenis usaha

perlu dipikirkan dan dianalisa secara

mendalam, apakah jenis usaha itu

cukup menjanjikan prospek kedepan

yang baik.

Untuk itu diperlukan manajemen

yang cermat dalam menganalisa serta

mengendalikan usaha tersebut, jenis

usaha yang dilakukan oleh suatu

perusahaan sangat berpengaruh

dalam mencapai laba. Selanjutnya,

masalah dalam penelitian ini adalah:

“ bagaimanakah kinerja PT Vista

Grain jika diukur menggunakan

metode Balanced Scorecard.?”

C. Batasan Masalah

Penulisan skripsi ini hanya dibatasi

pada ruang lingkup pengukuran

kinerja yang mempertimbangkan

aspek financial maupun non-

financial perusahaan berdasarkan

empat persepektif yaitu:

a. Persepektif Keuangan (financial

Perspective)

b. Persepktif Pelanggan (Customer

Persepective)

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

(Internal Business Process

Perspective)

d. Persepektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan (Learning and

Growth Persepective)

D. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kinerja PT Vista Grain

dengan menggunakan Balanced

Scorecard.

2. Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan masukan atau

referensi untuk memperoleh

informasi dalam melakukan analisis

mengenai kinerja pada PT Vista

Grain dalam mengatasi masalah-

masalah kinerja perusahaan, baik itu

kinerja financial maupun kinerja

non-financial.

II. LANDASAN TEORI

A. Pengukuran Kinerja

Kinerja menurut pendapat Harahap

(2007) merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu aktivitas, program

atau kebijakan dalam mewujudkan

sasaran atau tujuan. Seluruh kegiatan

perusahaan selama satu periode

tahun tertentu tercermin dalam

laporan keuangan. Hasil usaha dalam

satu periode tersebut perlu dilakukan

evaluasi untuk melihat kinerja

perusahaan apakah naik ataupun

turun dan untuk mencari kebijakan-

kebijakan yang mungkin akan

ditempuh atau dijalani pada periode

berikutnya.

Pengukuran kinerja perusahaan dapat

dilakukan dalam dua ukuran, yaitu

ukuran keuangan dan ukuran non

keuangan. Untukdapat mengetahui

kinerja keuangan yang telah dicapai

dan untuk melihat apakah ada

kekuatan dan kelemahan pada

perusahaan, maka perlu dilakukan

analisis terhadap laporan keuangan.

Sedangkan untuk melihat tujuan dari

non keuangan dapat dianalis dari

faktor-faktor lain diluar faktor

keuangan.

B. Analisis Rasio Keuangan

Laporan keuangan melapiorkan

aktivitas yang telah dilakukan oleh

perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Aktivitas yang telah

dilakukan tersebut dituangkan

kedalam angka-angka dalam bentuk

mata uang. Angka-angka tersebut

dapat dibandingkan antar

komponennya, setelah dibandingkan

dapat disimpulkan posisi keuangan

perusahaan dalam suatu periode

tertentu, perbandingan ini lebih

dikenal dengan istilah analisis rasio

keuangan.

Banyak jenis dari rasio keuangan,

diantaranya yang penulis gunakan

dalam penelitian kali ini adalah

sebagai berikut. (kasmir: 2009)

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio

yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau hutang jangka

pendeknya ketika sudah jatuh tempo,

baik itu kewajiban kepada pihak luar

perusahaan maupun pihak dalam

perusahaan.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam

mencari laba. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat

efektifitas suatu manajemen

perusahaan dalam mengkasilkan

laba.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai dengan hutang. Artinya

seberapa besar beban hutang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan

dengan aktiva yang dimilikinya.

C. Konsep Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan

seperangkat pengukuran yang

memandang sesuatu entitas secara

komperhensif (Kaplan dan

Norton:2000). Balanced Scorecard

adalah suatu kerangka kerja baru

untuk mengintegrasikan berbagai

ukuran yang diturunkan dari strategi

perusahaan. Tujuan dan ukurannya

diturunkan dari visi dan strategi yang

memandang kinerja perusahaan dari

empat perspektif: keuangan,

pelanggan, proses bisnis internal,

serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Gambar 1. Kerangka Kerja Balanced Scorecard (BSC)

Sumber: Kaplan dan Norton (2000)

Pengukuran kinerja dengan

menggunakan metode balanced

scorecard meliputi empat perspektif,

yaitu:

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan mengukur

kinerja perusahaan dari segi

keuangan yang meringkas hasil

yang telah dicapai oleh

perusahaan. Sasaran dari

keuangan antara satu perusahaan

dengan perusahaan berbeda,

tergantung pada masing-masing

tahap dari perusahaan itu berada.

Tahap-tahap dari perusahaan

tersebut antara lain: (Kaplan dan

Norton: 2000)

����������

���

����

� �����

� ������

��� ����

���������

��������� �������

�� ���������

a. Bertumbuh (Growth Stage)

Perusahaan yang ada pada

tahap ini berada pada awal

siklus hidup perusahaan.

Sasaran keuangan dari

perusahaan ini adalah

peningkatan

Pertumbuhan pendapatan dan

penjualan, segmen pasar,

pelanggan, dan area target

penjualan.

b. Bertahan (Sustain Stage)

Sebagian besar unit bisnis

dalam sebuah perusahaan

mungkin terletak pada tahap

bertahan, situasi dimana unit

bisnis masih memiliki daya

tarik bagi penanaman

investasi, tetapi diharapkan

mampu menghasilkan

pengembalian modal yang

cukup tinggi. Ukuran yang

biasanya dipakai antara lain:

likuiditas, profitabilitas, serta

solvabilitas perusahaan.

c. Menuai (Harvest Stage)

Perusahaan yang terletak

pada tahap ini sasaran

keuangannya adalah cash

flow (arus kas) dan

pengurangan modal yang

diperlukan.

PT Vista Grain, merupakan

perusahaan yang terletak pada

tahap bertahan (Sustain Stage)

karena yang menjadi sasaran

keuangannya adalah likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas

perusahaan.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelangganmencakup

beberapa pengukuran inti tentang

keberhasilan dari strategi yang

diterapkan dan disusun dengan

baik oleh oerusahaan. Untuk

mengukur kepuasan pelanggan,

manajemen diharapkan

menerjemahkan misi yang

bersifat umum, kedalam ukuran

yang lebih spesifik. Tolak ukur

yang digunakan hendaknya

mencerminkan key factor, yaitu:

(Kaplan dan Norton: 2000)

a. Segmen Pasar (Market Share)

b. Retensi Pelanggan (Customer

Retention)

c. Akuisisi Pelanggan

(Customer Acquisition)

d. Kepuasan Pelanggan

(Customer Statisfaction)

e. Profitabilitas Pelanggan

(Customer Profitability)

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengukuran perspektif ini

difokuskan pada proses internal

yang akan berpengaruh besar

terhadap kepuasan dari

konsumen dan pencapaian

tujuan keuangan perusahaan.

4. Perspektif Pembelajaran Dan

Pertumbuhan

Tujuan dari perspektif ini adalah

menyediakan infrastruktur untuk

mendukung pencapaian tiga

perspektif lainnya. Perspektif

keuangan, pelanggan, dan

sasaran proses bisnis internal

dapat mengungkapkan

kesenjangan antara kemampuan

yang ada dari orang, sistem dan

prosedur dengan apa yang

dibutuhkan untuk mencapai

kinerja yang baik.

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif yang dilakukan pada PT

Vista Grain untuk menganalisis dan

menilai kinerja PT Vista Grain

dengan pendekatan Balanced

Scorecard. Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data

primer didapat dari penelitian

perpustakaan (library research) yang

diperoleh dari membaca dan

mempelajari literatur yang berkaitan

dengan penelitian ini. Sedangkan

untuk data sekunder didapat dari

penelitian lapangan (field research)

yang diperoleh dengan menyebarkan

kuisioner dan wawancara baik itu

dari pelanggan maupun dari

karyawan PT Vista Grain.

Pada penelitian kali ini penulis

mengambil sampel sebanyak 68

responden untuk pelanggan,

sedangkan untuk karyawan penulis

mengambil sampel sebanyak 40

orang responden.

B. Pengujian Kuisioner

Dalam penyusunan suatu kuisioner,

ada dua syarat penting yang berlaku.

Dua syarat penting tersebut yaitu

keharusan sebuah kuisioner (angket)

untuk valid (sah) dan reliable

(handal). Pada penelitian kali ini

penulis menggunakan dua buah

kuisioner untuk mengukur tingkat

kepuasan pelanggan, dan kepuasan

karyawan, untuk itu agar kuisioner

valid (sah) dan reliable (handal),

maka terlebih dahulu dilakukan uji

ini.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk

mengukur valid (sah) tidaknya

suatu kuisioner, angket atau

kuisioner dinyatakan valid jika

pertanyaan pada kuisioner

mampu untuk mengungkapkan

suatu yang diukur melalui

kuisioner tersebut (Ghozali:

2009). Metode yang digunakan

pada uji validitas ini adalah

kolerasi product moment yang

dikembangkan oleh pearson.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu

kuisioner dikatakan reliable

(handal) jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu

kewaktu (Ghozali: 2009). Uji

reliabilitas dilakukan dengan

teknik cronbach’s alpha. Alasan

pemilihan teknik ini adalah untuk

mencari reliabilitas instrumen

yang skornya merupakan

rentangan dari beberapa nilai dan

berbeda-beda (Arikunto: 1993).

C. Alat Analisis

1. Analisis Kualitatif

Pada analisis ini penulis

bermaksud mengarahkan analisis

pada proses penyimpulan

induktif dan analisa terhadap

hubungan antar fenomena atau

masalah yang terjadi. Dalam

penelitian ini penulis

mendeskripsikan hasil jawaban

dari para responden yang

dijadikan sampel dalam

penelitian yang penyajiannya

menggunakan tabel tunggal.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yang

digunakan penulis pada

penelitian untuk mengolah data

primer dan data sekunder yang

penulis peroleh.

IV. ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

A. Perspektif Keuangan

PT Vista Grain merupakan

perusahaan yang berada dalam tahap

bertahan (sustain stage) dari tiga

tahap life cycle of business. Oleh

karena itu, untuk mengetahui kinerja

dari perusahaan dilakukan dengan

cara mengukur tingkat likuiditas

perusahaan melalui current ratio

(rasio lancar) dan cash ratio (ratio

kas), tingkat profitabilitas melalui

return on investment (ROI) dan

return on equity (ROE), serta tingkat

solvabilitas perusahaan melalui debt

to assets (DTA).

1. Likuiditas

Analisis likuiditas perusahaan

digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam

membiayai operasi dan kewajiban

finansial jangka pendek, atau dengan

kata lain untuk mengetahui apakah

perusahaan dapat membiayai hutang

jangka pendeknya. Dalam

menganalisis tingkat likuiditas

perusahaan, digunakan dua analisis

rasio, yaitu:

a. Current Ratio (Rasio Lancar)

Current ratio menunjukan

kemampuan perusahaan

dalam membiayai kegiatan

operasional dan melunasi

kewajiban/hutang jangka

pendek menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki

perusahaan.

Tabel 2. Current Ratio PT Vista

Grain.

Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data

Diolah)

Bedasarkan Tabel 2 diatas,

terlihat bahwa proporsi

current ratio PT Vista Grain

dalam tiga tahun terakhir

angkanya sangat jauh dari

standar ideal current ratio

(Kasmir: 2009), hal ini dinilai

kurang baik karena terdapat

aktiva lancar yang berlebihan

yang cukup besar.

Tabel 3. Perhitungan Perputaran

Piutang dan Perputaran Persediaan

PT Vista Grain.

Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data

Diolah)

Berdasarkan Tabel 3 diatas,

terlihat bahwa proporsi

perputaran piutang dan

perputaran persediaan

angkanya dibawah dari

standar ideal 100 %

perputaran piutang dan

perputaran persediaan

(Kasmir: 2009).

b. Cash Ratio (Rasio Kas)

Cas ratio menunjukan

kemampuan perusahaan

dalam membiayai kegiatan

No Tahun Current

Ratio

Standar Ideal

1

2

3

2008

2009

2010

826%

583%

115 %

200%

200%

200%

Rata-rata 853% 200%

No Tahun Perputaran

Piutang

Perputaran

Persediaan

Standar

Ideal

1

2

3

2008

2009

2010

198%

490%

542%

307%

842%

944%

100%

100%

100%

Rata-rata 41% 697% 100%

operasional dan

kewajiban/hutang jangka

pendek menggunakan kas

yang dimiliki perusahaan.

Tabel 4. Cas Ratio PT Vista Grain.

No Tahun Cash

Ratio

Standar

Ideal

1

2

3

2008

2009

2010

94%

91%

163%

50%

50%

50%

Rata-rata 116% 50%

Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data

Diolah)

Berdasarkan Tabel 4 diatas,

terlihat bahwa proporsi cash

ratio PT Vista Grain dalam

tiga tahun terakhir berada

jauh diatas standar ideal 50%

cash ratio (Kasmir: 2009).

2. Profitabilitas

Analisis profitabilitas perusahaan

digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba dari setiap

penjualan yang diukur dari investasi

yang telah ditanamkan oleh

perusahaan. Dalam menganalisis

tingkat profitabilitas perusahaan,

digunakan dua analisis rasio, yaitu:

a. Return On Investment (ROI)

Tabel 5. Return On

Investnent PT Vista Grain.

No Tahun ROI Standar

Minimal

1

2

3

2008

2009

2010

1%

6,1%

12%

30%

30%

30%

Rata-rata 6% 30%

Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data

Diolah)

Berdasarkan Tabel 5 diatas,

terlihat bahwa proporsi return

on investment (ROI) PT Vista

Grain dalam tiga tahun

terakhir nilainya jauh

dibawah standar minimal

30% return on investment

(ROI) (Kasmir: 2009).

b. Return On Equity (ROE)

Tabel 6. Return On Equity PT

Vista Grain.

No Tahun ROE Standar

Minimal

1

2

3

2008

2009

2010

1,2%

7,6%

13,6%

40%

40%

40%

Rata-rata 7% 40%

Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data

Diolah)

Berdasarkan Tabel 6 diatas,

terlihat bahwa proporsi return

on equity (ROE) PT Vista

Grain dalam tiga tahun trakhir

berada dibawah angka standar

minimal 40% return on

equity (ROE) (Kasmir: 2009).

3. Solvabilitas

Analisis solvabilitas perusahaan

digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam

membiayai operasi dan kewajiban

keuangan jangka panjang, atau

dengan kata lain untuk mengetahui

apakah perusahaan dapat membiayai

hutang jangka panjangnya jika

perusahaan tersebut ditutup atau

dilikuidasi. Tingkat solvabilitas

perusahaan dihitung menggunakan

satu analisis rasio, yaitu:

� Debt To Asset Ratio

Tabel 7. Debt To Asset

RatioPT Vista Grain.

No Tahun Debt To

Asset

Ratio

Standar

Maksimal

1

2

3

2008

2009

2010

17,32%

20,24%

13,19%

35%

35%

35%

Rata-rata 16,92% 35%

Sumber: PT Vista Grain, 2012(Data

Diolah)

Bedasarkan Tabel 7 diatas,

terlihat bahwa proporsi debt

to asset ratio PT Vista Grain

dalam tiga tahun terakhir

nilainya berada dibawah

standar maksimal 35% debt

to asset ratio (Kasmir: 2009).

B. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan digunakan

untuk mengetahui sejauh mana

perusahaan dapat memberikan

pelayanan yang prima dan terbaik

bagi pelanggan setianya. Dalam

mengukur kinerja PT Vista Grain

melalui perspektif pelanggan ini

penulis memakai alat bantu berupa

kuisioner. Pada penelitian kali ini

penulis memakai dua buah kuisioner,

yang pertama yaitu kuisioner harapan

pelanggan yang berisikan pertanyaan

mengenai harapan pelanggan

terhadap kinerja perusahaan yang

diukur dari beberapa aspek antara

lain: penampilan fisik perusahaan

(tangibility), kepercayaan pelanggan

(reliability), tanggapan terhadap

kebutuhan pelanggan

(responsiveness), kemampuan

karyawan (assurance), serta empati

perusahaan (emphaty). Sedangkan

kuisioner yang kedua yaitu kuisioner

kepuasan pelanggan yang berisi

pertanyaan mengenai kepuasan

pelanggan terhadap kinerja

perusahaan jika dibandingkan

dengan harapan mereka terhadap

kinerja perusahaan tersebut.

1. Pengujian Kuisioner Kepuasan

Pelanggan

a. Uji Validitas

Pengujian ini bertujuan untuk

menguji validitas suatu kuisioner

dilakukan dengan cara

mengujicobakan kuisioner

kepada 20 orang sampel dari 68

responden yang telah dijadikan

sampel penelitian.

Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Kuisioner Pelanggan.

Variabel Soal No Rxy rtabel Hasil Status

Kepuasan 1 0,744 0,468 rxy>rtabel Valid

pelanggan 2 0,375 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid

terhadap

kinerja 3 0,730 0,468 rxy>rtabel Valid

PT Vista

Grain 4 0,840 0,468 rxy>rtabel Valid

5 0,874 0,468 rxy>rtabel Valid

6 0,417 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid

7 0,518 0,468 rxy>rtabel Valid

8 0,814 0,468 rxy>rtabel Valid

9 0,825 0,468 rxy>rtabel Valid

10 0,756 0,468 rxy>rtabel Valid

11 0,595 0,468 rxy>rtabel Valid

12 0,612 0,468 rxy>rtabel Valid

13 0,846 0,468 rxy>rtabel Valid

14 0,756 0,468 rxy>rtabel Valid

15 0,159 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid

Sumber: Lampiran

Berdasarkan Tabel 8 diatas,

dapat dijelaskan bahwa uji

signifikansi dilakukan dengan

cara membandingkan nilai r

hitung dengan r tabel untuk

degree of freedom (df) = n-2

(Ghozali: 2009), dalam hal ini

n adalah jumlah sampel.

Diketahui bahwa sampel (n) =

20 dan besarnya df dapat

dihitung 20-2 = 18. dengan df

= 18 dan alpha 0,05 didapat r

tabel = 0,468 (lampiran18).

Berdasarkan hal tersebut, dapat

disimpulkan bahwa tidak

semua nilai r hitung yang

diperoleh lebih besar dari r

tabel. Oleh karena itu ada tiga

pertanyaan yang dikeluarkan

dari lembar isian kuisioner,

yaitu pertanyaan nomor 2

(0,375), nomor 6 (0,417), dan

nomor 15 (0,159), karena telah

diuji ternyata tidak valid dan

bernilai negatif.

b. Uji Realibilitas

Pada instrumen ini untuk

menguji reliabilitas dari

kuisioner dilakukan dengan

teknik Cronbach’s Alpha.

Tabel 9. hasil Pengujian

reliabilitas kuisioner Pelanggan

No Variabel Nilai

Alpha

Status

Reliabel

1 Kepuasan

pelanggan

terhadap

kinerja PT

Vista Grain

0,759 Reliabel

Sumber: Lampiran 10

Bedasarkan Tabel 9 diatas, dapat

disimpulkan bahwa alat ukur

yang digunakan dalam penelitian

kali ini, yaitu kuisioner kepuasan

pelanggan berada diatas 0,60

yaitu bernilai 0,759. hal ini dapat

disimpulkan bahwa kuisioner

tersebut mempunyai reliabilitas

yang cukup kuat.

(Priyatno, Duwi: 2009)

2. Kepuasan Pelanggan Terhadap

Kinerja Perusahaan

Pengukuran kepuasan pelanggan

PT Vista Grain terhadap kinerja

perusahaan dilakukan dengan

menggunakan kuisioner yang

memiliki bagian dan pertanyaan

yang sama dengan kuisioner

harapan pelanggan. Yaitu

mengenai pendapat pelanggan

terhadap (kotler: 1999)

penampilan fisik perusahaan

(tangibility), kepercayaan

pelanggan (reliability),

tanggapan atas kebutuhan

pelanggan (responsivevess),

kemampuan karyawan

perusahaan (assurance), dan

empati perusahaan terhadap

pelanggan setianya (emphaty).

3. Harapan Pelanggan terhadap

Kinerja Perusahaan

Harapan pelanggan PT Vista

Grain terhadap kinerja

perusahaan diukur melalui

metode survey dengan

menggunakan kuisioner.

Kuisioner tersebut terdiri dari

beberapa bagian, yang terdiri

dari pertanyaan mengenai

harapan pelanggan terhadap

penampilan fisik perusahaan

(tangibility), kepercayaan

pelanggan (reliability),

tanggapan atas kebutuhan

pelanggan (responsivevess),

kemampuan karyawan

perusahaan (assurance), dan

empati perusahaan terhadap

pelanggan setianya (emphaty).

(Kotler: 1999)

4. Analisis Tingkat Kepuasan

Pelanggan

Analisis tingkat kepuasan

pelanggan bertujuan untuk

mengukur seberapa besar

kesenjangan atau selisih antara

harapan pelanggan dengan

kepuasan pelanggan mengenai

layanan yang diberikan

perusahaan kepada mereka.

Pengukuran ini dilakukan dengan

cara menghitung skor harapan

dan skor kepuasan pelanggan

terlebih dahulu.

C. Perspektif Proses Bisnis

Internal

Pengukuran perspektif ini difokuskan

pada proses internal yang akan

berpengaruh besar terhadap kepuasan

dari pelanggan dan pencapaian

tujuan keuangan perusahaan.

Untuk mengukur kinerja PT Vista

Grain dari perspektif ini, penulis

memakai analisis procces time

(waktu proses) yang mengukur

efisiensi dari transaksi yang

dilakukan, serta partner with third

party providers (kerja sama dengan

pihak ketiga diluar perusahaan).

D. Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Untuk mengukur kinerja perusahaan

melalui perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan ini dilakukan dengan

cara mengukur tiga hal penting,

yaitu:

1. Kemampuan karyawan

2. Kemampuan sistem informasi

3. Motivasi, pemberdayaan, dan

penyejajaran karyawan

Untuk mengukur perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan ini

dilakukan dengan menggunakan dua

alat analisis, yaitu menggunakan

revenue per employee , serta staff

attitude survey.

Akan tetapi sebelum dilakukan

pengukuran melalui staff attitude

survey (kuisioner), terlebih dahulu

dilakukan pengujian terhadap

kuisioner yang digunakan, agar

kuisioner tersebut valid (sah) dan

reliable (handal) menggunakan uji

validitas dan uji reliabilitas terhadap

jawaban reponden.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan

pembahasan yang telah dijabarkan

pada bab sebelumnya (Bab 4), maka

dapat ditarik simpulan bahwa kinerja

PT Vista Grain yang diukur dari

perspektif keuangan, perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis

internal, serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan

berbeda-beda hasilnya, perinciannya

dapat dilihat dari penjelasan dibawah

ini:

1. Perspektif Keuangan

Pada rasio likuiditas, angka rasio

yang diperoleh jauh lebih besar

dari standar ideal, sehingga

terdapat aktiva lancar yang

berlebihan yang cukup besar,

aktiva lancar yang berlebihan

tersebut adalah kas dan

perlengkapan, karena pada

perhitungan perputaran piutang

dan perputaran persediaan

hasilnya dibawah standar ideal,

kas yang berlebihan seharusnya

dapat dipergunakan oleh

perusahaan untuk berinvestasi

disektor lain. Selanjutnya pada

rasio profitabilitas, angka rasio

yang diperoleh jauh lebih kecil

dari standar minimal, sehingga

investasi yang telah ditanamkan

oleh perusahaan kurang efektif.

Sedangkan pada rasio

solvabilitas, kinerja perusahaan

dikatakan baik, karena angka

rasio yang didapat tidak melebihi

standar maksimal, maka

perusahaan tidak akan

mengalami kesulitan untuk

mendapatkan pinjaman.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam analisis tingkat kepuasan

pelanggan dinilai dengan

CUKUP BAIK (rata-rata

tingkat kepuasan 60,82%), dan

mendapat skor 3 dari 5 skor.

Berdasarkan hasil jawaban

kuisioner kepuasan pelanggan PT

Vista Grain sebanyak 38,96%

responden berpendapat puas dan

sangat puas terhadap kinerja

perusahaan, dan sebanyak

81,04% responden berpendapat

cukup puas, tidak puas dan

sangat tidak puas terhadap

kinerja perusahaan. Sedangkan

hasil jawaban kuisioner harapan

pelanggan sebanyak 120% atau

secara keseluruhan pelanggan PT

Vista Grain sangat

mengharapkan kinerja

perusahaan yang baik. Hal ini

harus diperhatikan dan dibenahi

oleh manajemen perusahaan,

karena kepuasan pelanggan dan

harapan terhadap kinerja

perusahaan rendah, pelanggan

bukan tidak mungkin akan

beralih keperusahaan lain yang

menurut mereka lebih baik

kinerjanya, dalam hal ini

tentunya akan sangat merugikan

perusahaan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Pada perspektif proses bisnis

internsl, kinerja PT Vista Grain

dinilai baik, karena berdasarkan

proporsi procces time

menunjukkan peningkatan

pelayanan disetiap tahunnya. PT

Vista Grain juga telah melakukan

kerjasama dengan banyak pihak

ketiga, yang bertujuan untuk

menjalankan kegiatan

operasional perusahaan.

4. Perspektif Pembelajaran Dan

Pertumbuhan

Pada perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, yaitu melalui

revenue per employee tampak

kontribusi setiap karyawan

terhadap pendapatan perusahaan

cenderung naik signifikan

disetiap tahun. Sedangkan pada

pengukuran tingkat kepuasan

karyawan PT Vista Grain

mendapat skor 86,29% dengan

predikat Sangat Baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis

ingin menyampaikan beberapa saran

yang sekiranya diharapkan dapat

membawa kebaikan untuk dimasa

yang akan datang, saran tersebut

antara lain:

1. PT Vista Grain sebaiknya

dapat membenahi posisi

keuangannya. Agar

perusahaan dapat

menghasilkan laba yang

optimal sesuai taget atau

bahkan lebih besar dari target

yang telah ditetapkan oleh

perusahaan sebeluumnya, dan

investasi yang telah

ditanamkan oleh perusahaan

lebih efektif.

2. Sebaiknya manajemen PT

Vista Grain membenahi

kinerjanya menjadi lebih baik

lagi dimata pelanggan.

Pembenahan dan perbaikan

yang perusahaan lakukan

terhadap kinerja tersebut

bertujuan agar pelanggan

tetap loyal dan setia kepada

perusahaan, dan tidak beralih

keperusahaan lain yang

menurut pelanggan

kinerjanya lebih baik.

3. PT Vista Grain sebaiknya

dapat meningkatkan efisiensi

waktu pelayanan kepada

konsumen, jika perusahaan

dapat meningkatkan efisiensi

tersebut, maka kepuasan

konsumen dapat meningkat

karena mereka dilayani

dengan cepat, sehingga

diharapkan laba yang

diperoleh perusahaan

meningkat pula. Perusahaan

juga sebaiknya

memperbanyak kerjasamanya

dengan pihak ketiga agar

kegiatan operasionalnya

dapat berjalan dengan baik

dan dapat memajukan

perusahaan.

4. PT Vista Grain sebaiknya

memperlakukan karyawan

nya dengan baik lagi. Hal ini

bertujuan agar karyawan

tersebut merasa nyaman dan

tenang dalam bekerja pada

perusahaan, sehingga

diharapkan mereka mau

memberikan kemampuan

terbaiknya dalam rangka

untuk memajukan dan

mengembangkan perusahaan.

Tujuan yang lain adalah dapat

menciptakan karyawan yang

loyal dan setia kepada

perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Dewi, Apriza Liz tresia. 2003. Pengukuran Kinerja Pada PT BPR TS.

Skripsi: Universitas Lampung

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kaplan, Robert S, David P Norton. 2000. Balanced Scorecard:Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Priyanto, Duwi. 2009. 5 Jam belajar Olah Data Dengan SPSS 17.

Yogyakarta: Penerbit Andi

Sudarti. 2011. Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung Dengan Metode Balanced Scorecard. Skripsi:

Universitas Lampung

Suprapto, Johanes. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk

Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta

Tunggal, Amin Wijaya. 2005. Memahami Konsep Balanced Scorecard.

Jakarta: Havarindo

Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah.

Lampung: UPT Percetakan UNILA

Winasari, Weni Yulia. 2009. Mengukur Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit

Asam (Persero) Tbk Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.

Skripsi: Universitas Lampung

----------www.google.co.id. Cara Mengukur Tingkta Likuiditas. Dilihat Pada 20

Juni 2012