abstract

2
ABSTRAK Dalam era pembangunan sekarang ini di dalam bidang kesehatan, khususnya apotek mempunyai peranan yang penting. Apotek terhadap konsumen mempunyai peranan penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen tentang pentingnya obat serta alat-alat kesehatan, maka pemerintah selalu mengawasi usaha pembukaan apotek karena merupakan salah satu usaha yang menyalurkan obat ke konsumen. Hubungan antara apoteker sebagai pengelola apotek dengan pemilik modal bukan lagi merupakan hubungan perburuhan, akan tetapi merupakan hubungan kerjasama yang sederajad. Dalam arti bahwa mereka sama kedudukan dalam apotek, sehingga perlu mengadakan suatu perjanjian tersendiri dalam menentukan kelangsungan suatu usaha apotek baik dalam masalah resiko kerugian pengelolaan maupun dalam pembagian keuntungan dan lain-lainnya. Penelitian ini dilakukan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian kerjasama antara apoteker dengan pemilik sarana apotek. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif. Pemilihan jenis penelitian ini mengingat telaah terhadap permasalahan penulisan ini bersumber pada materi peraturan perundang- undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum perjanjian. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu kuisioner dan wawancara, serta data sekunder yang berupa studi kepustakaan. Analisis data dilakukan setelah diadakan terlebih dahulu pemeriksaan, pengelompokan, pengolahan dan evaluasi sehingga diketahui realibilitas data tersebut, lalu dianalisis secara kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban kemudian dilakukan pembahasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Perjanjian kerjasama antara apoterker dengan pemilik sarana apotek memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Hak dan kewajiban para pihak pada umumnya terlaksana dengan baik. Pelaksanaan hak dan kewajiban para pihak akan menimbulkan tanggung jawab diantara keduanya. Tanggung jawab pemilik sarana apotek hanya memberikan sarana dan prasarana untuk mendirikan apotek. Tanggung jawab apoteker adalah sebagai pengelola apotek, yang menimbulkan tanggung jawab kepada konsumen. Apabila apoteker lalai menjalankan tanggung jawabnya, maka konsumen dapat menuntut ganti rugi. Penyelesaian sengketa antara apoteker dengan konsumen secara umum diselesaikan melalui musyawarah. Penyelesaian sengketa antara apoteker dengan pemilik sarana apotek dapat diselesaikan melalui pengadilan dan diluar pengadilan. Para pihak lebih memilih penyelesaian sengketa diluar pengadilan (musyawarah dan mediasi) dari pada memilih penyelesaian sengketa di pengadilan. Kata kunci: Perjanjian, Kesehatan, Peyelesaian Sengketa Universitas Sumatera Utara

Upload: astri-arri-febrianti

Post on 10-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abstract

TRANSCRIPT

Page 1: Abstract

ABSTRAK

Dalam era pembangunan sekarang ini di dalam bidang kesehatan, khususnya apotek mempunyai peranan yang penting. Apotek terhadap konsumen mempunyai peranan penting untuk memenuhi kebutuhan konsumen tentang pentingnya obat serta alat-alat kesehatan, maka pemerintah selalu mengawasi usaha pembukaan apotek karena merupakan salah satu usaha yang menyalurkan obat ke konsumen. Hubungan antara apoteker sebagai pengelola apotek dengan pemilik modal bukan lagi merupakan hubungan perburuhan, akan tetapi merupakan hubungan kerjasama yang sederajad. Dalam arti bahwa mereka sama kedudukan dalam apotek, sehingga perlu mengadakan suatu perjanjian tersendiri dalam menentukan kelangsungan suatu usaha apotek baik dalam masalah resiko kerugian pengelolaan maupun dalam pembagian keuntungan dan lain-lainnya. Penelitian ini dilakukan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan perjanjian kerjasama antara apoteker dengan pemilik sarana apotek. Metode yang digunakan adalah yuridis normatif. Pemilihan jenis penelitian ini mengingat telaah terhadap permasalahan penulisan ini bersumber pada materi peraturan perundang-undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum perjanjian. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu kuisioner dan wawancara, serta data sekunder yang berupa studi kepustakaan. Analisis data dilakukan setelah diadakan terlebih dahulu pemeriksaan, pengelompokan, pengolahan dan evaluasi sehingga diketahui realibilitas data tersebut, lalu dianalisis secara kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban kemudian dilakukan pembahasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Perjanjian kerjasama antara apoterker dengan pemilik sarana apotek memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Hak dan kewajiban para pihak pada umumnya terlaksana dengan baik. Pelaksanaan hak dan kewajiban para pihak akan menimbulkan tanggung jawab diantara keduanya. Tanggung jawab pemilik sarana apotek hanya memberikan sarana dan prasarana untuk mendirikan apotek. Tanggung jawab apoteker adalah sebagai pengelola apotek, yang menimbulkan tanggung jawab kepada konsumen. Apabila apoteker lalai menjalankan tanggung jawabnya, maka konsumen dapat menuntut ganti rugi. Penyelesaian sengketa antara apoteker dengan konsumen secara umum diselesaikan melalui musyawarah. Penyelesaian sengketa antara apoteker dengan pemilik sarana apotek dapat diselesaikan melalui pengadilan dan diluar pengadilan. Para pihak lebih memilih penyelesaian sengketa diluar pengadilan (musyawarah dan mediasi) dari pada memilih penyelesaian sengketa di pengadilan. Kata kunci: Perjanjian, Kesehatan, Peyelesaian Sengketa

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Abstract

ABSTRACT

In the current era of health development, pharmacy plays an important role to

meet the consumer’s need for medicine and health equipment. For that reason, the

government always controls the establishment of pharmacy because it is one of the

businesses to supply medicine to the consumers. The relationship between a

pharmacist as the manager of a pharmacy and the investor is not an employer-

employee relationship but an equal work cooperation which means they have the

same position in the pharmacy business either in terms of loss, management or profit

sharing.

This normative juridical study looked at anything related to the work

agreement a pharmacist and the pharmacy owner by analyzing the problem based on

regulations of legislation, theories, and concepts related to the aspects of agreement

law. The data used in this study were primary data which were directly obtained

through questionnaires and interviews, and the secondary data in the forms of library

study. The data were qualitatively analyzed after being scrutinized, grouped,

processed, and evaluated to obtain their reliability.

The agreement between a pharmacit and the pharmacy owner has a balanced

rights and responsibility which have been well implemented that the implementation

of rights and responsibility of the pharmacist and the pharmacy owner have resulted

in mutual responsibilities between both parties. The responsibility of the pharmacy

owner is only to provide the facility and infrastructure to establish the pharmacy and

the responsibility of the pharmacist is to manage the pharmacy and be responsibility

for the consumers. If the pharmacist fails to perform his responsibility, the consumers

can claim for compensation. The dispute existing between the pharmacist and the

consumers, in general, will be settled through deliberation. The settlement of dispute

between the pharmacist and the pharmacy owner can be done in or outside of the

court of law. But the parties involved prefer settling the dispute outside of the court

(deliberation and mediation) to in the court.

Key words : Pharmacy, Pharmacist, Consumer, Dispute

Universitas Sumatera Utara