abstract

5
Abstract Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 termasuk dalam kategori penyakit strategis di Indonesia yang menyebabkan kematian pada ayam, itik, puyuh, dan manusia. Virus AI memiliki susunan gen protein HA (hemaglutinin) sebanyak 18 dan NA (neuraminidase) sebanyak 11 subtipe. Keragaman protein ini memungkinkan terjadinya pertukaran gen dan menghasilkan bermacam-macam subtype virus. Virus avian influenza yang berbahaya (HPAI) tergolong pada virus influenza tipe A, contoh yang telah menyerang manusia yaitu subtipe H5N1. H1N1, H7N9. Gejala yang ditimbulkan mirip seperti flu pada umumnya. Diagnosis ditegakkan bila terdapat gejala PSI disertai dengan ditemukannya unggas yang mati di linkungan sekitar penderita. Penanganan yang dilakukan selain isolasi penderita yaitu dengan pemberian antiviral seperti Oseltamivir dan Zanamivir. Pendahuluan Sejak tahun 2003 Flu Burung pada manusia yang disebabkan oleh Virus Influenza A subtipe H5N1 telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Kumulatif sampai dengan 5 Juli 2013 tersebar di 15 negara, yaitu: Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki dan Vietnam (sumber WHO). Pada tahun 2012 terdapat di enam negara, yaitu: Bangladesh, Kamboja, China, Mesir, Indonesia dan Vietnam. Jumlah kumulatif kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia di dunia (sumber WHO) sampai 8 Oktober 2013 terdapat 641 kasus dan diantaranya 380 kasus meninggal (Angka Fatalitas Kasus 59,28%). Sebagian besar virus A H5N1 pada manusia ini berasal dari kelompok genetik (clade 2.1). Di Indonesia, dari tahun 2005 – Oktober 2013, dilaporkan terjadi 194 kasus dengan 162 kematian Flu Burung (H5N1) clade 2.1.2 yang tersebar di 15 Provinsi dan 58 Kab/Kota. Terdapat kecenderungan penurunan drastis kasus FB pada manusia yaitu 55 kasus pada tahun 2006 menjadi 9 kasus pada tahun 2012. Pembahasan Avian influenza adalah penyakit infeksi akut yang terjadi dan menyebar secara cepat pada unggas, yang menginfeksi manusia secara zoonotik. Terdapat 3 tipe virus influenza yaitu tipe A, B dan C. Virus Influenza tipe A

Upload: edita-devana

Post on 22-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abstrak jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Abstract

AbstractAvian Influenza (AI) subtipe H5N1 termasuk dalam kategori penyakit strategis di Indonesia yang menyebabkan kematian pada ayam, itik, puyuh, dan manusia. Virus AI memiliki susunan gen protein HA (hemaglutinin) sebanyak 18 dan NA (neuraminidase) sebanyak 11 subtipe. Keragaman protein ini memungkinkan terjadinya pertukaran gen dan menghasilkan bermacam-macam subtype virus. Virus avian influenza yang berbahaya (HPAI) tergolong pada virus influenza tipe A, contoh yang telah menyerang manusia yaitu subtipe H5N1. H1N1, H7N9. Gejala yang ditimbulkan mirip seperti flu pada umumnya. Diagnosis ditegakkan bila terdapat gejala PSI disertai dengan ditemukannya unggas yang mati di linkungan sekitar penderita. Penanganan yang dilakukan selain isolasi penderita yaitu dengan pemberian antiviral seperti Oseltamivir dan Zanamivir.

PendahuluanSejak tahun 2003 Flu Burung pada manusia yang disebabkan oleh Virus Influenza A subtipe H5N1 telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Kumulatif sampai dengan 5 Juli 2013 tersebar di 15 negara, yaitu: Azerbaijan, Bangladesh, Kamboja, China, Djibouti, Mesir, Indonesia, Irak, Laos, Myanmar, Nigeria, Pakistan, Thailand, Turki dan Vietnam (sumber WHO). Pada tahun 2012 terdapat di enam negara, yaitu: Bangladesh, Kamboja, China, Mesir, Indonesia dan Vietnam. Jumlah kumulatif kasus Flu Burung (H5N1) pada manusia di dunia (sumber WHO) sampai 8 Oktober 2013 terdapat 641 kasus dan diantaranya 380 kasus meninggal (Angka Fatalitas Kasus 59,28%). Sebagian besar virus A H5N1 pada manusia ini berasal dari kelompok genetik (clade 2.1). Di Indonesia, dari tahun 2005 – Oktober 2013, dilaporkan terjadi 194 kasus dengan 162 kematian Flu Burung (H5N1) clade 2.1.2 yang tersebar di 15 Provinsi dan 58 Kab/Kota. Terdapat kecenderungan penurunan drastis kasus FB pada manusia yaitu 55 kasus pada tahun 2006 menjadi 9 kasus pada tahun 2012.

PembahasanAvian influenza adalah penyakit infeksi akut yang terjadi dan menyebar secara cepat pada unggas, yang menginfeksi manusia secara zoonotik. Terdapat 3 tipe virus influenza yaitu tipe A, B dan C.Virus Influenza tipe A Virus ini dapat menginfeksi manusia maupun hewan dan dapat mempunyai banyak subtipe berdasarkan variasi 2 protein yaitu hemaglutinin (HA) dan neuromidase (NA). Virus influenza tipe A dibagi menjadi dua kategori yaitu High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI)Virus Influenza tipe BBiasanya tipe virus ini hanya menginfeksi manusia dan virus ini tidak mempunyai subtipe seperti virus influenza tipe A.Virus Influenza tipe CVirus ini biasanya hanya menyebabkan sakit ringan pada manusia dan tidak menimbulkan epidemi maupun pandemi.

Virus influenza A tergolong dalam famili Orthomyxoviridae, dimana kapsulnya tersusun atas dua glikoprotein yaitu HA (hemaglutinin) dan NA (neuraminidase). Virus berbentuk bulat dengan diameter 80-120 nm. Virus influenza A memiliki gen RNA rantai tunggal negative, dimana terdapat 8 segmen gen berbeda yang mengandung 15 protein yang memiliki fungsi berbeda. Pada saat ini telah diketahui terdapat 18 tipe HA dan 11 tipe NA, membuka kemungkinan untuk menghasilkan banyak variasi subtipe virus influenza A seperti H1N1, H3N2, H5N1, H7N9 dan seterusnya.

Page 2: Abstract

Orang terutama terkena infeksi flu burung melalui kontak langsung dengan burung dan unggas yang terinfeksi (hidup atau mati) atau kotorannya. Penularan dari orang ke orang tidak efisien. Wabah flu burung pada unggas baru-baru ini telah dilaporkan di beberapa negara Asia, dan beberapa kasus penularan pada manusia telah dilaporkan. Masa inkubasi sekitar 10 hari.

Secara umum gejala klinis Flu Burung (H5N1clade 2.1, H7N9), adalah:1. Demam/panas tinggi 38⁰C2. Batuk3. Sakit tenggorok4. Pilek5. Sakit kepala6. Sesak nafas7. Dapat disertai diare

Gejala klinis Flu Burung clade 2.3, seperti yang ditemukan di China antara lain:1. Demam tinggi2. Batuk3. Pilek4. Sesak nafas

Pemeriksaan Laboratorium

Limfopeni dan trombositopeni (ditemukan hampir pada seluruh kasus) Peningkatan enzim hati (SGOT dan SGPT); Dapat ditemukan peningkatan urea-N dan kreatinin.

Foto dadaGambaran radiologis abnormal ditemukan 3-17 hari setelah timbul demam (median 7 hari)

Infiltrat difus multifokal atau berbercak Infiltrat interstisial Konsolidasi segmental atau lobar Progresivitas menjadi gagal napas: infiltrat ground-glass, difus, bilateral dan

manifestasi ARDS (rentang 4-13 hari)

Pemeriksaan postmortemDitemukan kerusakan multi organ, koagulasi intravaskular diseminata, nekrosis dan atrofi jaringan limfoid.

DiagnosisSeseorang dicurigai mengalami infeksi AI jika menunjukkan gejala PSI (Penyakit Serupa Influenza) disertai adanya kontak dengan unggas atau riwayat berada di daerah endemis AI.

Umum

Page 3: Abstract

Isolasi pasien dalam ruang tersendiri. Bila tidak tersedia ruang untuk satu pasien, dapat menempatkan beberapa tempat tidur yang masing-masing berjarak 1 meter dan dibatasi sekat pemisah.

Penekanan akan Standar Kewaspadaan Universal. Pergunakan Alat Pelindung Pribadi (APP) yang sesuai: masker, gaun proteksi,

google/pelindung muka, sarung tangan. Pembatasan jumlah tenaga kebersihan, laboratorium dan perawat yang menangani

pasien. Perawat tidak boleh menangani pasien lainnya. Tenaga kesehatan harus sudah mendapat pelatihan kewaspadaan pengendalian infeksi. Pembatasan pengunjung dan harus menggunakan APP. Pemantauan saturasi oksigen dilakukan bila memungkinkan secara rutin dan berikan

suplementasi oksigen untuk memperbaiki keadaan hipoksemia.

Khusus

Antiviral Oseltamivir dan zanamivir aktif melawan virus influenza A dan B termasuk virus AI. Rekomendasi Terapi Menurut WHO yaitu:

o Oseltamivir (Tamiflu®) merupakan obat pilihan utama o Cara kerja: Inhibitor neuraminidase (NA)o Diberikan dalam 36-48 jam setelah awitan gejalao 2 kali sehari selama 5 hariDosis: 2 mg/kg ( dosis maksimum 75 mg) o Dosis alternatif (WHO):

≤ 15 kg : 30 mg 2 x sehari > 15-23 kg : 45 mg 2 x sehari > 23-40 kg : 60 mg 2 x sehari > 40 kg : 75 mg 2 x sehari Anak usia ≥ 13 th dan dewasa: 75 mg 2 x sehari

o Rekomendasi dosis Oseltamivir untuk anak >1 tahun <3 bulan : 12 mg 2 x sehari 3-5 bulan : 20 mg 2 x sehari 6-11 bulan : 25 mg 2 x sehari

Zanamivir digunakan pada kasus resisten Oseltamivir atau tidak dapat diberikan Oseltamivir. Dosis Zanamivir untuk usia >7 tahun atau dewasa 2x10 mg inhalasi.

KesimpulanGejala yang ditimbulkan seperti flu pada umumnya. Jika ditemukan unggas yang mati di lingkungan penderita, waspaidailah jika itu merupakan infeksi virus AI. Karena virus Avian Influenza bersifat sangat patogenik yang apabila tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan kematian.

Daftar PustakaLe, Thanh Hoa, and Nga Thi Bich Nguyen.2014. Evolutionary dynamics of highly pathogenic

avian influenza A/H5N1 HA clades and vaccine implementation in Vietnam.3(2): 117–127.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4083063/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)

Aditama, T. Y.2013.Buku Saku Flu Burung.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Buku%20Saku%20Flu%20Burung.pdf (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)

Page 4: Abstract

Anonym.2012.Flu Burung (Avian Influenza).Australia: International Child Health Review Collaboration. http://www.ichrc.org/411-flu-burung-avian-influenza (diakses pada tanggal 27 Februari 2015)