abstr aks

35
MODEL DAN IMPLEMENTASI HOME CARE PADA LANSIA DI WILAYAH KABUPATEN TANGERANG (Studi Pendahuluan) Penulis: Widaningsih, Yayah. K, Sofiana, Mira. A, Yuliati. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Esa Unggul Jl. Arjuna Utara no. 9 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510 E-mail: [email protected] Abstrak Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, menurut badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25.5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11.37 % penduduk. Diperlukan upaya pemberdayaan lansia sendiri, melalui home care untuk dapat meningkatkan status kesehatan lansia. selain itu model ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan lansia dengan tetap menghasilkan lansia yang sehat dan produktif. Tujuan penelitian tahap satu ini untuk mengatahui data dasar Lansia dari delapan Kecamatan wilayah binaan Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian Survey dengan besaran sampel 2603 lansia, berusia 60-70 tahun 1680 Lansia dan berusia >70 tahun 923 Lansia Hasil penelitian: Pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia mandiri 1578, bantuan minimal 753, dan bantuan penuh 272 lansia. Penyakit terbanyak yang diderita lansia; DM, asam urat/ rematik, hipertensi dan stroke. Fungsi kognitif dan mental: normal 1509 lansia, demensia ringan 530 lansia, demensia sedang 530 lansia, dan demnesia berat 93 lansia. Kegiatan sehari-hari: tergantung penuh 2162 lansia, perlu bantuan 263 lansia, mandiri 178 lansia. Memaksimalakan potensi hidup: 1

Upload: muhiddin-chandra

Post on 26-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

MODEL DAN IMPLEMENTASI HOME CARE PADA LANSIA

DI WILAYAH KABUPATEN TANGERANG

(Studi Pendahuluan)

Penulis: Widaningsih, Yayah. K, Sofiana, Mira. A, Yuliati.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Esa Unggul

Jl. Arjuna Utara no. 9 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510

E-mail: [email protected]

AbstrakPertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, menurut badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25.5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11.37 % penduduk. Diperlukan upaya pemberdayaan lansia sendiri, melalui home care untuk dapat meningkatkan status kesehatan lansia. selain itu model ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan lansia dengan tetap menghasilkan lansia yang sehat dan produktif.Tujuan penelitian tahap satu ini untuk mengatahui data dasar Lansia dari delapan Kecamatan wilayah binaan Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian Survey dengan besaran sampel 2603 lansia, berusia 60-70 tahun 1680 Lansia dan berusia >70 tahun 923 Lansia Hasil penelitian: Pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia mandiri 1578, bantuan minimal 753, dan bantuan penuh 272 lansia. Penyakit terbanyak yang diderita lansia; DM, asam urat/ rematik, hipertensi dan stroke. Fungsi kognitif dan mental: normal 1509 lansia, demensia ringan 530 lansia, demensia sedang 530 lansia, dan demnesia berat 93 lansia. Kegiatan sehari-hari: tergantung penuh 2162 lansia, perlu bantuan 263 lansia, mandiri 178 lansia. Memaksimalakan potensi hidup: tergantung penuh 270 lansia, perlu bantuan 308 lansia, mandiri 2025 lansia. Posbindu 390 buah.Rekomendasi: penambahan Posbindu, pelatihan kader posbindu, membentuk kelompok kerja untuk Home Care.Key word : home care, lansia

Pendahuluan

Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, menurut badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25.5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11.37 % penduduk dan ini termasuk peringkat ke-4 dunia dan ini dibawah Cina, India, dan Amerika Serikat.

Data tersebut menunjukkan Indonesia tidak hanya menghadapi jumlah penduduk lansia yang besar, tetapi juga akan mengalami fenomena lansia yang banyak hidup dalam struktur keluarga dan masyarakat yang berubah. Jawaban atas tantangan fenomena lansia itu adalah upaya pemberdayaan lansia sendiri. Karena itu sudah saatnya melaksanakan program aksi nasional untuk lansia agar upaya pemberdayaan lansia itu dapat memberikan hasil optimal, melalui home care untuk dapat meningkatkan status kesehatan lansia. selain itu model ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan lansia dengan tetap menghasilkan lansia yang sehat dan produktif.

Metode

Pada penelitian tahap satu menggunakan metode deskriftif survei, untuk mengetahui data demografi lansia, status kesehatan, fungsi kognitif dan mental, dukungan perawatan, kegiatan sehari-hari, potensi kehidupan, fasilitas Posbindu, dan jumlah kader.Hasil

A. Data Demografi

1. Usia Lansia

Tabel 1

Distribusi lansia berdasarkan usia di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

Wilayah60-70 tahun>70 tahunJumlah

Cikupa281102383

Tiga Raksa112228340

Binong21159270

Pasir jaya170180350

Curug242158400

Kelapa dua19525220

Cisauk23367300

Balaraja236104340

Sumber : Data Primer

2. Jenis Kelamin Lansia

Tabel 2

Distribusi lansia berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Tangerang

Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahLaki-lakiPerempuanJumlah

Cikupa203180383

Tiga Raksa131209340

Binong148122270

Pasir jaya160190350

Curug196204400

Kelapa dua77143220

Cisauk72228300

Balaraja99241340

Sumber : data primer

3. Pendidikan Lansia

Tabel 3

Distribusi lansia berdasarkan Pendidikan

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahTidak sekolahSD/SRSMP/sederajatSMA/sederajatPTJumlah

Cikupa275105210383

Tiga Raksa175165000340

Binong19375110270

Pasir jaya248102000350

Curug298102000400

Kelapa dua12197110220

Cisauk1701161310300

Balaraja232842031340

Sumber : data primer

4. Pekerjaan Lansia

Tabel 4

Distribusi lansia berdasarkan Pekerjaan

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahPens ABRIPens PNSPens swastaWiraswastaLain2Jumlah

Cikupa212165240383

Tiga Raksa87253000340

Binong17295120270

Pasir jaya115234001350

Curug143255200400

Kelapa dua96122200220

Cisauk1291571400300

Balaraja1791372400340

Sumber : data primer

5. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia

Tabel 5

Distribusi lansia berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahMandiriBantuan minimalBantuan PenuhJumlah

Cikupa122160102383

Tiga Raksa241954340

Binong6612579270

Pasir jaya20212028350

Curug2291656400

Kelapa dua21442220

Cisauk255387300

Balaraja2497615340

Sumber : data primer

B. Pengkajian Sosial

1. Status Perkawinan

Tabel 6

Distribusi lansia berdasarkan Status Perkawinan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahBujangCeraiJanda/dudaNikahJumlah

Cikupa6910592117383

Tiga Raksa31631290340

Binong65846754270

Pasir jaya255178196350

Curug840141211400

Kelapa dua0831181220

Cisauk02365212300

Balaraja1098241340

Sumber : data primer

2. Status Tempat Tinggal

Tabel 7

Distribusi lansia berdasarkan Status Tempat Tinggal di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)

WilayahMilik sendiriMenumpangPanti/home careJumlah

Cikupa17713175383

Tiga Raksa278611340

Binong1039968270

Pasir jaya2496437350

Curug3028414400

Kelapa dua206140220

Cisauk289110300

Balaraja326140340

Sumber : data primer

3. Tinggal dengan orang lain

Tabel 8

Distribusi lansia berdasarkan Tinggal dengan orang lain di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahPasanganAnakcucuOrg lainpembantuSiang sendirianMalam sendirianJumlah

Cikupa1421123216413010383

Tiga Raksa2943367000340

Binong7488261238266270

Pasir jaya2166921742310350

Curug2071491020554400

Kelapa dua9811345000220

Cisauk137146512000300

Balaraja87237115000340

Sumber : data primer

4. Sumber Dukungan perawatan

Tabel 9

Distribusi lansia berdasarkan Sumber Dukungan Perawatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahAnak laki2Anak perempuanCucu Menantu laki2Menantu perempuanpembantuLain2Jumlah

Cikupa12613222652405383

Tiga Raksa2745830113340

Binong7910012542284270

Pasir jaya184952459258350

Curug24510718281010400

Kelapa dua61031014096220

Cisauk2613433150119300

Balaraja4713888292108340

Sumber : data primer

5. Lama Lansia Menderita Penyakit

Tabel 5.10

Distribusi lansia berdasarkan Lama Sakit

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

Wilayah0-1 thn1-5 thn>5 thnJumlah

Cikupa10218596383

Tiga Raksa272761340

Binong5415858270

Pasir jaya17148131350

Curug24847105400

Kelapa dua8711419220

Cisauk11915427300

Balaraja5520481340

Sumber : data primer

6. Penyakit lansia

Tabel 11

Distribusi lansia berdasarkan Penyakit

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahDMAsurat/

rhematikHTOsteo

porosisstrokejantungParuLiverasmaPeny kulitJumlah

Cikupa12112752836421554383

Tiga Raksa27105411010012340

Binong7611127012391220270

Pasir jaya1704485423221153350

Curug22953186132441061400

Kelapa dua4633453525302031220

Cisauk6046614736302045300

Balaraja62892681022151017340

Sumber : data primer

7. Tindakan untuk mengobati penyakit

Tabel 12

Distribusi lansia berdasarkan Tindakan Mengobati Penyakit

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )

WilayahKe yankesdukunObati sendiriTdk diobatiJumlah

Cikupa1471921430383

Tiga Raksa337201340

Binong681691221270

Pasir jaya251591327350

Curug34732417400

Kelapa dua13474120220

Cisauk18797151300

Balaraja178115407340

Sumber : data primer

8. Kegiatan lansia

Tabel 13

Distribusi lansia berdasarkan Kegiatan Lansia

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )

WilayahpengajianarisanORwirausahaPosyanduLain2Jumlah

Cikupa1391182856375383

Tiga Raksa32345350340

Binong671082340302270

Pasir jaya250341129215350

Curug2982238131415400

Kelapa dua9285155815220

Cisauk1221052291527300

Balaraja1131205029523340

Sumber : data primer

9. Posyandu lansia

Tabel 14

Distribusi lansia berdasarkan Adanya Posyandu Lansia di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )

WilayahAdaTidak adaJumlah

Cikupa219164383

Tiga Raksa103237340

Binong17397270

Pasir jaya133217350

Curug272128400

Kelapa dua14080220

Cisauk157143300

Balaraja110230340

Sumber : data primer

10. Tempat lansia memeriksakan kesehatan

Tabel 15

Distribusi lansia berdasarkan Tempat Lansia Memeriksakan Kesehatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahPosyanduBidan/

PerawatPKMRSdokterdukunLain2Jumlah

Cikupa1371053129432513383

Tiga Raksa25702160200340

Binong8895171034179270

Pasir jaya16435367313281350

Curug24811437112141400

Kelapa dua62408123500220

Cisauk754986196308300

Balaraja61761103152010340

Sumber : data primer

C. Pengkajian Activity Daily Living (ADL) menggunakan Barthel Index

Tabel 16

Distribusi lansia berdasarkan ADL di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)

WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah

Cikupa3086213383

Tiga Raksa3051223340

Binong232317270

Pasir jaya2743838350

Curug2725474400

Kelapa dua21802220

Cisauk273207300

Balaraja2804614340

Sumber : data primer

D. Pengkajian Fungsi Kognitif dan Fungsi Mental (MMSE)

Tabel 17

Distribusi lansia berdasarkan MMSE di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahNormalDemensia ringanDemensia sedangDemensia beratJumlah

Cikupa1678811711383

Tiga Raksa19952827340

Binong13659687270

Pasir jaya1338312014350

Curug10914311731400

Kelapa dua218002220

Cisauk2731287300

Balaraja274341814340

Sumber : data primer

E. Pengkajian dalam Memaksimalkan Potensi Hidup

Tabel 18

Distribusi lansia berdasarkan Memaksimalkan Potensi Hidup

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)

WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah

Cikupa939335383

Tiga Raksa1820302340

Binong316251270

Pasir jaya2143286350

Curug18282136400

Kelapa dua1642161220

Cisauk724269300

Balaraja1442284340

Sumber : data primer

F. Pengkajian Pencegahan Tindakan Bahaya

Tabel 19

Distribusi lansia berdasarkan Pencegahan Bahaya

di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)

WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah

Cikupa16103264383

Tiga Raksa2326291340

Binong860202270

Pasir jaya2171258350

Curug51203146400

Kelapa dua1830172220

Cisauk734259300

Balaraja1574251340

Sumber : data primer

G. Pengkajian Promosi dan Pemeliharaan Status Kesehatan

Tabel .20

Distribusi lansia berdasarkan Promosi dan Pemeliharaan Status Kesehatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )

WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah

Cikupa959315383

Tiga Raksa2025295340

Binong325242270

Pasir jaya1281257350

Curug19541164400

Kelapa dua1332175220

Cisauk735258300

Balaraja1461265340

Sumber : data primer

PembahasanBerdasarkan hasil penelitian didapatkan data dari 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang bahwa jumlah lansia dengan usia 60-70 tahun adalah sebanyak 1680 (64,5%) sedangkan sisanya adalah usia >70 tahun. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa untuk lansia laki-laki adalah sebanyak 1086, dan wanita sebanyak 1517. Sedangkan berdasarkan data kajian WHO pada tahun 1999 dinyatakan bahwa usia harapan hidup orang Indonesia adalah 59,7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini usia harapan hidup lansia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana dalam hal ini diperlukan upaya-upaya agar usia harapan hidup lansia lebih baik lagi.

Distribusi lansia berdasarkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan bahwa lansia yang mandiri sebanyak 1578, dengan bantuan minimal sebanyak 753 dan dengan bantuan penuh sebanyak 272 lansia. Jika dilihat dari angka tersebut maka jumlah lansia dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan bantuan penuh mencapai sekitar 10,5% dimana angka tersebut cukup tinggi. Adanya penurunan degeneratif pada lansia menyebabkan berkurangnya kemampuan lansia dari aspek fisik, psikologis, sosial dan juga spiritual. Hal ini akan berdampak pula pada kemampuan lansia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Terkait dengan adanya proses degeneratif pada lansia terjadi penurunan fisik berupa penyakit yang sebagian besar berupa penyakit Diabetes Mellitus (DM), asam urat/reumatik, hipertensi, serta stroke. Dalam rangka untuk mengobati penyakit tersebut maka harus tersedia sumber dana, sarana dan prasarana bagi lansia untuk memulihkan kondisinya agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik salah satunya dengan melalui home care.

Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

Dalam teori keperawatan terdapat teori /model yang mendukung home care yaitu teori lingkungan yang dikemukakan oleh Florence Nightingale. Teori tersebut menyatakan bahwa lingkungan fisik eksternal mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi 5 komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi; udara bersih, air bersih, pemeliharaan efisien, kebersihan serta penerangan/cahaya. Sedangkan menurut Rogers (1970) dalam Perry & Potter (2006) tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan.

Teori lain diungkapkan oleh Watson (1979) dalam Perry & Potter (2009) caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Upaya-upaya kesehatan terhadap lansia dapat dilakukan melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Adapun sumber di sekitar lansia berupa adanya Posbindu di tiap RW yang melakukan kegiatan lansia berupa pemeriksaan fisik, senam lansia, penyuluhan kesehatan, pengobatan, dan sebagainya. Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2012 didapatkan bahwa jumlah Posbindu di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 390 Posbindu dimana masing-masing Puskesmas wialyah kecamatan dan kelurahan memiliki binaan Posbindu sendiri-sendiri.

Selain itu dari segi SDM Puskesmas memiliki tenaga kesehatan yang cukup memadai untuk melakukan kegiatan pembinaan Posbindu yang biasanya dilakukan setiap seminggu sekali. Hal ini juga didukung oleh adanya kader Posbindu yang ada di wialyah Kabupaten Tangerang. Untuk jumlah kader Posbindu pada tahun 2011 tercatat sebanyak 698 kader terlatih dan 583 kader tidak terlatih. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai asset untuk pembentukan home care, dimana kader dapat diberikan pelatihan dasar tentang home care secara sukarela, dan hal ini dapat dilakukan dengan kerjasama lintas sektoral bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang.

Guna memandirikan lansia dan mendorong lansia untuk mandiri maka lebih tepat jika menggunakan teori sef care yang dikemukakan oleh Dorothea Orem. Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:1)Perawatan Diri Sendiri (Self Care) yaitu merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.2) Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.3)Theurapetic Self Care Demand yaitu tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.Simpulan dan SaranSimpulan hasil penelitian adalah: 1) Jumlah lansia di Kabupaten Tangerang dengan usia >60 tahun sebanyak 126602 orang pada tahun 2011. 2) lansia dengan usia 60-70 tahun sebanyak 1680, dan sisanya berusia >70 tahun. 3) Kemampuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan lansia yang mandiri 1578, dengan bantuan minimal 753, dan mandiri 272 lansia. 4) Sumber dukungan perawatan lansia didapatkan paling dominan berupa; dukungan anak laki-laki 987, dukungan anak perempuan 867, dan lain-lain sebanyak 353 lansia. 5) Penyakit yang mayoritas diderita oleh lansia di Kabupaten Tangerang adalah ; DM, asam urat/rematik, hipertensi dan stroke. 6) Kemampuan Activity Daily Living (ADL) didapatkan jumlah lansia dengan ketergantungan penuh 2162, bantuan minimal sebanyak 263 dan mandiri sebanyak 178. 7) Fungsi mental (MMSE) menunjukkan jumlah lansia normal 1509, demensia ringan 471, demensia sedang 530, dan demensia berat 93. 8) Jumlah total Posbindu yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 390 Posbindu. Saran: 1) Perlu ditambah jumlah Posbindu di masing-masing wilayah RW karena mengingat banyaknya jumlah lansia di Kabupaten Tangerang dan adanya jumlah harapan hidup yang meningkat. 2) Perlu pelatihan kepada kader Posbindu untuk meningkatkan keterampilan sehingga dapat membantu dalam pemeliharaan kesehatan bagi lansia. 3) Perlu dibentuk kelompok kerja untuk home care di wilayah masing-masing Puskesmas kecamatan sebagai upaya kesehatan terhadap lansia baik berupa upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitataf.Rencana Penelitian berikutnya adalah pembentukan kelompok Home Care2