abstr aks
DESCRIPTION
tTRANSCRIPT
MODEL DAN IMPLEMENTASI HOME CARE PADA LANSIA
DI WILAYAH KABUPATEN TANGERANG
(Studi Pendahuluan)
Penulis: Widaningsih, Yayah. K, Sofiana, Mira. A, Yuliati.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Esa Unggul
Jl. Arjuna Utara no. 9 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510
E-mail: [email protected]
AbstrakPertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, menurut badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25.5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11.37 % penduduk. Diperlukan upaya pemberdayaan lansia sendiri, melalui home care untuk dapat meningkatkan status kesehatan lansia. selain itu model ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan lansia dengan tetap menghasilkan lansia yang sehat dan produktif.Tujuan penelitian tahap satu ini untuk mengatahui data dasar Lansia dari delapan Kecamatan wilayah binaan Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian Survey dengan besaran sampel 2603 lansia, berusia 60-70 tahun 1680 Lansia dan berusia >70 tahun 923 Lansia Hasil penelitian: Pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia mandiri 1578, bantuan minimal 753, dan bantuan penuh 272 lansia. Penyakit terbanyak yang diderita lansia; DM, asam urat/ rematik, hipertensi dan stroke. Fungsi kognitif dan mental: normal 1509 lansia, demensia ringan 530 lansia, demensia sedang 530 lansia, dan demnesia berat 93 lansia. Kegiatan sehari-hari: tergantung penuh 2162 lansia, perlu bantuan 263 lansia, mandiri 178 lansia. Memaksimalakan potensi hidup: tergantung penuh 270 lansia, perlu bantuan 308 lansia, mandiri 2025 lansia. Posbindu 390 buah.Rekomendasi: penambahan Posbindu, pelatihan kader posbindu, membentuk kelompok kerja untuk Home Care.Key word : home care, lansia
Pendahuluan
Pertambahan jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990-2025, tergolong tercepat di dunia. Pada tahun 2002, menurut badan Pusat Statistik (BPS), jumlah lansia di Indonesia berjumlah 16 juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 25.5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11.37 % penduduk dan ini termasuk peringkat ke-4 dunia dan ini dibawah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Data tersebut menunjukkan Indonesia tidak hanya menghadapi jumlah penduduk lansia yang besar, tetapi juga akan mengalami fenomena lansia yang banyak hidup dalam struktur keluarga dan masyarakat yang berubah. Jawaban atas tantangan fenomena lansia itu adalah upaya pemberdayaan lansia sendiri. Karena itu sudah saatnya melaksanakan program aksi nasional untuk lansia agar upaya pemberdayaan lansia itu dapat memberikan hasil optimal, melalui home care untuk dapat meningkatkan status kesehatan lansia. selain itu model ini diharapkan dapat menekan biaya perawatan lansia dengan tetap menghasilkan lansia yang sehat dan produktif.
Metode
Pada penelitian tahap satu menggunakan metode deskriftif survei, untuk mengetahui data demografi lansia, status kesehatan, fungsi kognitif dan mental, dukungan perawatan, kegiatan sehari-hari, potensi kehidupan, fasilitas Posbindu, dan jumlah kader.Hasil
A. Data Demografi
1. Usia Lansia
Tabel 1
Distribusi lansia berdasarkan usia di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
Wilayah60-70 tahun>70 tahunJumlah
Cikupa281102383
Tiga Raksa112228340
Binong21159270
Pasir jaya170180350
Curug242158400
Kelapa dua19525220
Cisauk23367300
Balaraja236104340
Sumber : Data Primer
2. Jenis Kelamin Lansia
Tabel 2
Distribusi lansia berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Tangerang
Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahLaki-lakiPerempuanJumlah
Cikupa203180383
Tiga Raksa131209340
Binong148122270
Pasir jaya160190350
Curug196204400
Kelapa dua77143220
Cisauk72228300
Balaraja99241340
Sumber : data primer
3. Pendidikan Lansia
Tabel 3
Distribusi lansia berdasarkan Pendidikan
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahTidak sekolahSD/SRSMP/sederajatSMA/sederajatPTJumlah
Cikupa275105210383
Tiga Raksa175165000340
Binong19375110270
Pasir jaya248102000350
Curug298102000400
Kelapa dua12197110220
Cisauk1701161310300
Balaraja232842031340
Sumber : data primer
4. Pekerjaan Lansia
Tabel 4
Distribusi lansia berdasarkan Pekerjaan
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahPens ABRIPens PNSPens swastaWiraswastaLain2Jumlah
Cikupa212165240383
Tiga Raksa87253000340
Binong17295120270
Pasir jaya115234001350
Curug143255200400
Kelapa dua96122200220
Cisauk1291571400300
Balaraja1791372400340
Sumber : data primer
5. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari lansia
Tabel 5
Distribusi lansia berdasarkan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahMandiriBantuan minimalBantuan PenuhJumlah
Cikupa122160102383
Tiga Raksa241954340
Binong6612579270
Pasir jaya20212028350
Curug2291656400
Kelapa dua21442220
Cisauk255387300
Balaraja2497615340
Sumber : data primer
B. Pengkajian Sosial
1. Status Perkawinan
Tabel 6
Distribusi lansia berdasarkan Status Perkawinan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahBujangCeraiJanda/dudaNikahJumlah
Cikupa6910592117383
Tiga Raksa31631290340
Binong65846754270
Pasir jaya255178196350
Curug840141211400
Kelapa dua0831181220
Cisauk02365212300
Balaraja1098241340
Sumber : data primer
2. Status Tempat Tinggal
Tabel 7
Distribusi lansia berdasarkan Status Tempat Tinggal di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)
WilayahMilik sendiriMenumpangPanti/home careJumlah
Cikupa17713175383
Tiga Raksa278611340
Binong1039968270
Pasir jaya2496437350
Curug3028414400
Kelapa dua206140220
Cisauk289110300
Balaraja326140340
Sumber : data primer
3. Tinggal dengan orang lain
Tabel 8
Distribusi lansia berdasarkan Tinggal dengan orang lain di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahPasanganAnakcucuOrg lainpembantuSiang sendirianMalam sendirianJumlah
Cikupa1421123216413010383
Tiga Raksa2943367000340
Binong7488261238266270
Pasir jaya2166921742310350
Curug2071491020554400
Kelapa dua9811345000220
Cisauk137146512000300
Balaraja87237115000340
Sumber : data primer
4. Sumber Dukungan perawatan
Tabel 9
Distribusi lansia berdasarkan Sumber Dukungan Perawatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahAnak laki2Anak perempuanCucu Menantu laki2Menantu perempuanpembantuLain2Jumlah
Cikupa12613222652405383
Tiga Raksa2745830113340
Binong7910012542284270
Pasir jaya184952459258350
Curug24510718281010400
Kelapa dua61031014096220
Cisauk2613433150119300
Balaraja4713888292108340
Sumber : data primer
5. Lama Lansia Menderita Penyakit
Tabel 5.10
Distribusi lansia berdasarkan Lama Sakit
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
Wilayah0-1 thn1-5 thn>5 thnJumlah
Cikupa10218596383
Tiga Raksa272761340
Binong5415858270
Pasir jaya17148131350
Curug24847105400
Kelapa dua8711419220
Cisauk11915427300
Balaraja5520481340
Sumber : data primer
6. Penyakit lansia
Tabel 11
Distribusi lansia berdasarkan Penyakit
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahDMAsurat/
rhematikHTOsteo
porosisstrokejantungParuLiverasmaPeny kulitJumlah
Cikupa12112752836421554383
Tiga Raksa27105411010012340
Binong7611127012391220270
Pasir jaya1704485423221153350
Curug22953186132441061400
Kelapa dua4633453525302031220
Cisauk6046614736302045300
Balaraja62892681022151017340
Sumber : data primer
7. Tindakan untuk mengobati penyakit
Tabel 12
Distribusi lansia berdasarkan Tindakan Mengobati Penyakit
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )
WilayahKe yankesdukunObati sendiriTdk diobatiJumlah
Cikupa1471921430383
Tiga Raksa337201340
Binong681691221270
Pasir jaya251591327350
Curug34732417400
Kelapa dua13474120220
Cisauk18797151300
Balaraja178115407340
Sumber : data primer
8. Kegiatan lansia
Tabel 13
Distribusi lansia berdasarkan Kegiatan Lansia
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603 )
WilayahpengajianarisanORwirausahaPosyanduLain2Jumlah
Cikupa1391182856375383
Tiga Raksa32345350340
Binong671082340302270
Pasir jaya250341129215350
Curug2982238131415400
Kelapa dua9285155815220
Cisauk1221052291527300
Balaraja1131205029523340
Sumber : data primer
9. Posyandu lansia
Tabel 14
Distribusi lansia berdasarkan Adanya Posyandu Lansia di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )
WilayahAdaTidak adaJumlah
Cikupa219164383
Tiga Raksa103237340
Binong17397270
Pasir jaya133217350
Curug272128400
Kelapa dua14080220
Cisauk157143300
Balaraja110230340
Sumber : data primer
10. Tempat lansia memeriksakan kesehatan
Tabel 15
Distribusi lansia berdasarkan Tempat Lansia Memeriksakan Kesehatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahPosyanduBidan/
PerawatPKMRSdokterdukunLain2Jumlah
Cikupa1371053129432513383
Tiga Raksa25702160200340
Binong8895171034179270
Pasir jaya16435367313281350
Curug24811437112141400
Kelapa dua62408123500220
Cisauk754986196308300
Balaraja61761103152010340
Sumber : data primer
C. Pengkajian Activity Daily Living (ADL) menggunakan Barthel Index
Tabel 16
Distribusi lansia berdasarkan ADL di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)
WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah
Cikupa3086213383
Tiga Raksa3051223340
Binong232317270
Pasir jaya2743838350
Curug2725474400
Kelapa dua21802220
Cisauk273207300
Balaraja2804614340
Sumber : data primer
D. Pengkajian Fungsi Kognitif dan Fungsi Mental (MMSE)
Tabel 17
Distribusi lansia berdasarkan MMSE di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahNormalDemensia ringanDemensia sedangDemensia beratJumlah
Cikupa1678811711383
Tiga Raksa19952827340
Binong13659687270
Pasir jaya1338312014350
Curug10914311731400
Kelapa dua218002220
Cisauk2731287300
Balaraja274341814340
Sumber : data primer
E. Pengkajian dalam Memaksimalkan Potensi Hidup
Tabel 18
Distribusi lansia berdasarkan Memaksimalkan Potensi Hidup
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n= 2603)
WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah
Cikupa939335383
Tiga Raksa1820302340
Binong316251270
Pasir jaya2143286350
Curug18282136400
Kelapa dua1642161220
Cisauk724269300
Balaraja1442284340
Sumber : data primer
F. Pengkajian Pencegahan Tindakan Bahaya
Tabel 19
Distribusi lansia berdasarkan Pencegahan Bahaya
di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603)
WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah
Cikupa16103264383
Tiga Raksa2326291340
Binong860202270
Pasir jaya2171258350
Curug51203146400
Kelapa dua1830172220
Cisauk734259300
Balaraja1574251340
Sumber : data primer
G. Pengkajian Promosi dan Pemeliharaan Status Kesehatan
Tabel .20
Distribusi lansia berdasarkan Promosi dan Pemeliharaan Status Kesehatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2012 (n=2603 )
WilayahTergantung penuhPerlu bantuanMandiriJumlah
Cikupa959315383
Tiga Raksa2025295340
Binong325242270
Pasir jaya1281257350
Curug19541164400
Kelapa dua1332175220
Cisauk735258300
Balaraja1461265340
Sumber : data primer
PembahasanBerdasarkan hasil penelitian didapatkan data dari 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang bahwa jumlah lansia dengan usia 60-70 tahun adalah sebanyak 1680 (64,5%) sedangkan sisanya adalah usia >70 tahun. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa untuk lansia laki-laki adalah sebanyak 1086, dan wanita sebanyak 1517. Sedangkan berdasarkan data kajian WHO pada tahun 1999 dinyatakan bahwa usia harapan hidup orang Indonesia adalah 59,7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini usia harapan hidup lansia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana dalam hal ini diperlukan upaya-upaya agar usia harapan hidup lansia lebih baik lagi.
Distribusi lansia berdasarkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan bahwa lansia yang mandiri sebanyak 1578, dengan bantuan minimal sebanyak 753 dan dengan bantuan penuh sebanyak 272 lansia. Jika dilihat dari angka tersebut maka jumlah lansia dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan bantuan penuh mencapai sekitar 10,5% dimana angka tersebut cukup tinggi. Adanya penurunan degeneratif pada lansia menyebabkan berkurangnya kemampuan lansia dari aspek fisik, psikologis, sosial dan juga spiritual. Hal ini akan berdampak pula pada kemampuan lansia untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Terkait dengan adanya proses degeneratif pada lansia terjadi penurunan fisik berupa penyakit yang sebagian besar berupa penyakit Diabetes Mellitus (DM), asam urat/reumatik, hipertensi, serta stroke. Dalam rangka untuk mengobati penyakit tersebut maka harus tersedia sumber dana, sarana dan prasarana bagi lansia untuk memulihkan kondisinya agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik salah satunya dengan melalui home care.
Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien atau keluarga yang direncanakan dan dikoordinasi oleh pemberi pelayanan melalui staf yang diatur berdasarkan perjanjian bersama. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Dalam teori keperawatan terdapat teori /model yang mendukung home care yaitu teori lingkungan yang dikemukakan oleh Florence Nightingale. Teori tersebut menyatakan bahwa lingkungan fisik eksternal mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi 5 komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi; udara bersih, air bersih, pemeliharaan efisien, kebersihan serta penerangan/cahaya. Sedangkan menurut Rogers (1970) dalam Perry & Potter (2006) tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan.
Teori lain diungkapkan oleh Watson (1979) dalam Perry & Potter (2009) caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Upaya-upaya kesehatan terhadap lansia dapat dilakukan melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Adapun sumber di sekitar lansia berupa adanya Posbindu di tiap RW yang melakukan kegiatan lansia berupa pemeriksaan fisik, senam lansia, penyuluhan kesehatan, pengobatan, dan sebagainya. Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2012 didapatkan bahwa jumlah Posbindu di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 390 Posbindu dimana masing-masing Puskesmas wialyah kecamatan dan kelurahan memiliki binaan Posbindu sendiri-sendiri.
Selain itu dari segi SDM Puskesmas memiliki tenaga kesehatan yang cukup memadai untuk melakukan kegiatan pembinaan Posbindu yang biasanya dilakukan setiap seminggu sekali. Hal ini juga didukung oleh adanya kader Posbindu yang ada di wialyah Kabupaten Tangerang. Untuk jumlah kader Posbindu pada tahun 2011 tercatat sebanyak 698 kader terlatih dan 583 kader tidak terlatih. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai asset untuk pembentukan home care, dimana kader dapat diberikan pelatihan dasar tentang home care secara sukarela, dan hal ini dapat dilakukan dengan kerjasama lintas sektoral bersama dengan Dinas Sosial Kabupaten Tangerang.
Guna memandirikan lansia dan mendorong lansia untuk mandiri maka lebih tepat jika menggunakan teori sef care yang dikemukakan oleh Dorothea Orem. Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya:1)Perawatan Diri Sendiri (Self Care) yaitu merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.2) Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.3)Theurapetic Self Care Demand yaitu tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.Simpulan dan SaranSimpulan hasil penelitian adalah: 1) Jumlah lansia di Kabupaten Tangerang dengan usia >60 tahun sebanyak 126602 orang pada tahun 2011. 2) lansia dengan usia 60-70 tahun sebanyak 1680, dan sisanya berusia >70 tahun. 3) Kemampuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari didapatkan lansia yang mandiri 1578, dengan bantuan minimal 753, dan mandiri 272 lansia. 4) Sumber dukungan perawatan lansia didapatkan paling dominan berupa; dukungan anak laki-laki 987, dukungan anak perempuan 867, dan lain-lain sebanyak 353 lansia. 5) Penyakit yang mayoritas diderita oleh lansia di Kabupaten Tangerang adalah ; DM, asam urat/rematik, hipertensi dan stroke. 6) Kemampuan Activity Daily Living (ADL) didapatkan jumlah lansia dengan ketergantungan penuh 2162, bantuan minimal sebanyak 263 dan mandiri sebanyak 178. 7) Fungsi mental (MMSE) menunjukkan jumlah lansia normal 1509, demensia ringan 471, demensia sedang 530, dan demensia berat 93. 8) Jumlah total Posbindu yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang adalah sebanyak 390 Posbindu. Saran: 1) Perlu ditambah jumlah Posbindu di masing-masing wilayah RW karena mengingat banyaknya jumlah lansia di Kabupaten Tangerang dan adanya jumlah harapan hidup yang meningkat. 2) Perlu pelatihan kepada kader Posbindu untuk meningkatkan keterampilan sehingga dapat membantu dalam pemeliharaan kesehatan bagi lansia. 3) Perlu dibentuk kelompok kerja untuk home care di wilayah masing-masing Puskesmas kecamatan sebagai upaya kesehatan terhadap lansia baik berupa upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitataf.Rencana Penelitian berikutnya adalah pembentukan kelompok Home Care2