absorpsi yang terjadi pada usus halus

17
Absorpsi yang terjadi pada usus halus: a) Absorpsi ion-ion ü Transpor aktif natrium. Tenaga penggerak absorpsi natrium disediakan oleh transport akrif natrium dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraselular. Transport aktif ini mengikuti hokum yang biasa beraku untuk transport aktif: proses ini memerlukan energy, dan proses energy dikatalisis oleh enzin adenosine trifosfat yang sesuai didalam membrane sel. Sebagian dari atrium diabsorpsi bersama dengan ion klorida; sebenarna ion klorida bermuatan negatif terutama secara pasif “ditarik” oleh muatan listrik positif ion natrium. Transpor aktif natrium melalui membran basolateral sel mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel sampai ke nilai yang rendah ( kira-kira 50 mEq/L). karena konsentrasi natrium dalam kimus normalnya kira-kira 142 mEq/L (yaitu, hamper sebanding dengan konsentraasi natrium dalam plasma), natrium bergerak menuruni gradient elektrokimia yang tinggi dari kimus melalui brush border sel epitel masuk kedalam

Upload: inaayatul-maula

Post on 03-Feb-2016

80 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

TRANSCRIPT

Page 1: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

Absorpsi yang terjadi pada usus halus:

a) Absorpsi ion-ion

ü Transpor aktif natrium.

Tenaga penggerak absorpsi natrium disediakan oleh transport akrif natrium dari dalam sel epitel

melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraselular. Transport aktif ini

mengikuti hokum yang biasa beraku untuk transport aktif: proses ini memerlukan energy, dan

proses energy dikatalisis oleh enzin adenosine trifosfat yang sesuai didalam membrane sel.

Sebagian dari atrium diabsorpsi bersama dengan ion klorida; sebenarna ion klorida bermuatan

negatif terutama secara pasif “ditarik” oleh muatan listrik positif ion natrium.

Transpor aktif natrium melalui membran basolateral sel mengurangi konsentrasi natrium di

dalam sel mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel sampai ke nilai yang rendah ( kira-kira

50 mEq/L). karena konsentrasi natrium dalam kimus normalnya kira-kira 142 mEq/L (yaitu,

hamper sebanding dengan konsentraasi natrium dalam plasma), natrium bergerak menuruni

gradient elektrokimia yang tinggi dari kimus melalui brush border sel epitel masuk kedalam

sitoplasma sel.hal ini memungkinkan lebih banyak ion natrium yang dapat ditranspor oleh sel

epitel masuk kedalam ruang paraselular.

ü Osmosis Air

Osmosis ini terjadi karena gradient osmotik yang besar telah dibentuk oleh peningkatan

konsentrasi ion dalam ruang paraselular. Sebagian besar osmosis ini terjadi melalui taut erat

diantara batas apical sel-sel apitel, tetapi banyak juga terjadi di sel itu sendiri; dan pergerakan

Page 2: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

osmotic air menciptakan aliran air ke dalam dan melewati ruang paraselular dan akhirnya masuk

ke dalam sirkulasi darah vilus.

ü Aldosteron sangat meningkatkan absorpsi natrium

Fungsi aldosteron ini dalam saluran usus sama dengan efek yang di capai oleh aldosteron di

dalam tubulus ginjal. Yang juga bekerja untuk menahan natrium klorida dan air di dalam tubuh

saat seseorang mengalami dehidrasi.

ü Absorpsi ion klorida dalam duodenum dan yeyunum

Pada usus halus bagian atas, absorpsi ion klorida berlangsung cepat dan dan berlangsung

terutama melalui difusi yaitu, absorpsi ion natrium melalui epitel menciptakan

keelektronegatifan dalam kimus dan keelektropositifan pada ruang paraselular diantara sel epitel.

Kemudian ion klorida bergerak sepanjang gradient listrik ini “mengikuti” ion natrium.

ü Absorpsi ion bikarbonat dalam duodenum dan yeyunum

Ion bikarbonat diabsorpsi secara tidak langsung dengan cara berikut: bila ion natrium diabsorpsi,

ion hydrogen dalam jumlah sedang disekresi kedalam lumen usus untuk ditukar dengan beberapa

natrium. Ion hydrogen ini kemudian akan bergabung dengan ion bikarbona untuk membentuk

asam karbonat, yang kemudian berdisosiasi untuk membentuk air dan karbon dioksida.

b) Absorpsi Karbohidrat

Hampir sebagian karbohidrat dalam makanan diabsorpsi ke dalam bentuk monosakarida (glukosa

dan fruktosa) dan hanya sebagian kecil yang diabsorpsi sebagai disakarida (sukrosa, maltosa dan

galaktosa). Monosakarida yang paling banyak diabsorpsi adalah glukosa, biasanya mencapai

lebih dari 80% kalori karbohidrat yang diabsorpsi, karena glukosa merupakan produk pencernaan

Page 3: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

akhir dari makanan karbohidrat yang paling sering dikonsumsi manusia, yaitu zat tepung. 20%

sisanya adalah monosakarida yang diabsorpsi hampir seluruhnya dari galaktosa dan fruktosa.

Galaktosa berasal dari susu dan fruktosa merupakan salah satu monosakarida yang dicerna dari

gula tebu.

c) Absorpsi Protein

Hasil dari pemecahan protein menjadi polipeptida oleh enzim tripsin dan kimotripsin yang

disekresikan pada pankreas kemudian dibawa ke tahap terakhir pencernaan protein di lumen

usus. Di lumen usus, protein dibawa ke enterosit yang melapisi vili usus halus, terutama di dalam

duodenum dan jejunum. Sel-sel ini memiliki suatu brush border yang mengandung beratus-ratus

mikrovili. Pada membran sel masing-masing mikrovili terdapat banyak peptidase yang menonjol

keluar melalui membran, tempat peptidase berkontak dengan cairan usus.

Dua jenis enzim peptidase yang sangat berperan penting adalahaminopolipeptidase dan

beberapa dipeptidase. Enzim-enzim tersebut bertugas memecahkan sisa polipeptida-polipeptida

yang besar menjadi bentuk tripeptida dan dipeptida, serta beberapa menjadi asam amino. Baik

asam amino ditambah peptida dan tripeptida dengan mudah ditranspor melalui membran

mikrovili ke bagian dalam enterosit.

Akhirnya di dalam sitosol enterosit terdapat banyak peptidase lain yang spesifik untuk jenis

ikatan antara asam amino yang masih tertinggal. Dalam beberapa menit, sebenarnya semua

dipeptida dan tripeptida yang masih tertinggal akan dicerna sampai tahap akhir untuk

membentuk asam amino tunggal, kemudian asam amino tunggal tersebut dihantarkan ke sisi lain

dari enterosit dan dari tempat itu ke dalam darah.

Page 4: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

Lebih dari 99% produk pencernaan akhir protein yang diabsorpsi merupakan asam amino

tunggal, jarang berupa peptida, dan lebih jarang lagi berupa molekul protein utuh. Molekul

protein utuh yang sangat sedikit diabsorpsi ini kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan

alergi yang berat atau gangguan imunologik.

d) Absorpsi Lemak

Ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak bebas, kedua produk

akhir pencernaan ini pertama-tama akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu. Karena

dimensi molekulnya, misel hanya berdiameter 3 sampai 6 nanometer, dan juga karena muatan

luarnya yang sangat tinggi, zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida

dan asam lemak bebas ditranspor kepermikaan mikrovilibrush border sel usus dan kemudian

menembus ke dalam ceruk di antara mikrovili yang bergolak dan bergerak. Di sini,ke duanya

baik monogliserida dan asam lemak segera berdifusi ke luar misel dan masuk kebagian dalam sel

epitel yang dapat terjadi karena lipid juga larut dalam membran sel epitel. Proses ini

meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya

berkali-kali untuk membantu mengabsorpsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi.

Absorpsi Usus Halus

Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin

dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan berlangsung

di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang berlangsung di ilieum. 

Page 5: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

a. Penyerapan Garam dan Air

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis. Natrium

diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk

ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, damana ion

klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.

b. Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase yang

ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu

glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder

sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi 

c. Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap

menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan

pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush

border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi

khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi

Page 6: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

Na.

d. Penyerapan Lemak

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan larut

dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam

bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border

sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini

keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini

meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya

berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak. 

e. Penyerapan Vitamin

Vitamin yang larut dalam air diabsorpsi secara pasif bersama air, sedangkan yang larut dalam

lemak diabsorpasi secara pasif dengan produk akhir pencernaan lemak.

f. Penyerapan Besi dan Kalsium

Absorpsi besi dan kalsium tergantung pada kebutuhan tubuh akan elektrolit tersebut

Proses Pencernaan

Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan berakhir

sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses defekasi.

Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi

Page 7: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

(mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan

yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan; (2)

mencampur makanan dengan air liur; dan (3) merangsang papil pengecap. Ketika merangsang

papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi

saliva. Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi

saliva dalam proses pencernaan adalah:

Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.

Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya

mukus sebagai pelumas.

Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.

Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan

bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.

Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong oleh

lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang kemudian

mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara refleks akan

mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan dapat dibagi

menjadi 2, yaitu:

Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam

esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.

Page 8: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang

mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk

mencapai ujung esofagus.

Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses

motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:

Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung

dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter

Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan yang

masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap akan

disalurkan dari korpus ke antrum.

Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab

makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan

retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di

antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.

Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya

pendorong untuk mengosongkan lambung.

Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa sekret

lambung diantaranya:

HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL

dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin

Page 9: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan

jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.

Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh

HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk

menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam

lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak

mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.

Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada

mukosa lambung.

Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin

B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin

B12 tidak dapat diserap.

Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan

gastrin.

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan mengalirnya

makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi

pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil

alkohol dan aspirin.

Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat berlangsungnya

pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu:

Page 10: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim pankreas.

Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.

Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)

Ileum (3,6 m/12 kaki)

Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:

Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi

segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena

frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus. Kecepatan segmentasi di

duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum adalah 9

kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian

akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya,

kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini kimus

mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.

Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi akan

berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan “menyapu” bersih usus

diantara waktu makan.

Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus enterikus

ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi; (2)

sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan secara

enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam

keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar

Page 11: Absorpsi Yang Terjadi Pada Usus Halus

elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di

duodenum dan jejenum.

Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan

rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi

usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen

empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan

feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. Feses akan

dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot

polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila

sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi.

Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid

defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot

abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan

tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran feses.

Daftar Pustaka