abses hepar
TRANSCRIPT
5/9/2018 abses hepar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abses-hepar-559bf6278e58f 1/3
ABSES HATI
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal
yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam
parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran
empedu.
Bakteri ini bisa sampai ke hati melalui :
1) kandung kemih yang terinfeksi
2) Luka tusuk atau luka tembus
3) Infeksi didalam perut, dan
4) Infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah
Gejalanya berkurangnya nafsu makan, mual dan demam serta bisa terjadi nyeri perut.
Pada umumnya abses hati dibagi dua yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati
pyogenik (AHP). AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering
dijumpai di daerah tropik/ subtropik, termasuk indonesia. Abses hepar pyogenik
(AHP) dikenal juga sebagai hepatic abscess, bacterial liver abscess, bacterial abscess
of the liver, bacterial hepatic abscess.
Pada era pre-antibotik, AHP terjadi akibat komplikasi appendisitis bersamaan dengan
pylephlebitis. Bakteri phatogen melalui arteri hepatika atau melalui sirkulasi vena
portal masuk ke dalam hati, sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun
menyebabkan komplikasi infeksi intra abnominal seperti divertikulitis, peritonitis daninfeksi post operasi.
Patogenesis
Hati adalah organ yang paling sering terjadinya abses. Abses hati dapat berbentuk
soliter atau multipel. Hal ini dapat terjadi dari penyebaran hematogen maupun secara
langsung dari tempat terjadinya infeksi di dalam rongga peritoneum. Hati menerima
darah secara sistemik maupun melalui sirkulasi vena portal, hal ini memungkinkan
terinfeksinya hati oleh bakteri tersebut.
Manifestasi klinis
Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik. Dicurigai adanyaAHP apabila ditemukan sindrom klinis klisik berupa nyeri spontan perut kanan atas,
yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan diletakan di
atasnya.
Demam/panas tinggi merupakan keluhan yang paling utama, keluhan lain yaitu nyeri
pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan keadaan syok. Apabila AHP
letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri
pada bahu sebelah kanan, batuk ataupun terjadi atelektesis, rasa mual dan muntah,
berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat badan yang unintentional.
5/9/2018 abses hepar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abses-hepar-559bf6278e58f 2/3
Pemeriksaan fisik
Febris yang tidak begitu tinggi hingga demam tinggi bisa terjadi pada pasien. Pada
palpasi abdomen ditemukan Hepatomegali terdapat pada semua penderita, yang teraba
sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum yang disertai nyeri tekan.
Splenomegali bisa ditemukan pada pasien kronik. Selain itu bisa ditemukan ascites,
ikterik, dan tanda-tanda gipertensi portal.
Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium yang di periksa adalah darah rutin termasuk kadar Hb
darah ditemukan anemia, jumlah leukosit darah ditemukan leukositosi, kecepatan
endap darah meningkat dan percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total
protein dan kadar albumin menurun dan glubulim dalam darah.
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis yang tinggi dengan
pergeseran ke kiri, anemia, peningkatan laju endap darah, peningkatan alkalin
fosfatase, peningkatan enzim transaminase dan serum bilirubin, berkurangnya kadar albumin serum dan waktu protrombin yang memanjang menunjukan bahwa terdapat
kegagalan fungsi hati yang disebabkan AHP.
pada pemeriksaan radiologi foto polos abdomen ditemukan air fluid level, pada foto
thoraks PA-Lat ditemukan peninggian diafragma kanan. Pada pemeriksaan USG
ditemukan lesi anechoic dinding tebal dan air fluid level bulat/oval.
Pemeriksaan CT-Scan mempunyai sensitifitas 95-100% dan dapat mendeteksi luas
lesi kurang dari 1 cm.
Tes serologi negatif dapat menyingkirkan diagnosis AHA meskipun terdapat pada
sedikit kasus, tes ini menjadi positif setelah beberapa hari kemudian. Diagnosa bakteri
penyebab dapat dilakukan pemeriksaan kultur.
Komplikasi
Saat dignosis ditegakan, menggambarkan keadaan penyakit yang berat, seperti
septikaemia/bakteriemia dengan mortalitas 85%, ruptur abses hati disertai peritonitis
generalisata dengan mortalitas 6-7% kelainan plueropulmonal, gagal hati, kelainan
didalam rongga abses, henobilia, empiema, fisistula hepatobronkial, ruptur kedalam
perikard atau retroperitoneum. Sistem plueropulmonum merupakan sistem tersering
terkena. Secara khusus, kasus tersebut berasal dari lesi yang terletak di lobus kanan
hepar. Abses menembus diagfragma dan akan timbul efusi pleura, empyema abses
pulmonum atau pneumonia. Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial juga
dapat timbul dari reptur abses amuba. Pasien-pasien dengan fistula ini akanmenunjukan ludah yang berwarna kecoklatan yang berisi amuba yang ada.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara konvensional adalah dengan drainase terbuka secara operasi
dan antibiotik spektrum luas oleh karena bakteri penyebab abses terdapat didalam
cairan abses yang sulit dijangkau dengan antibiotik tunggal tanpa aspirasi cairan
abses. Penatalaksanaan saat ini, adalah dengan menggunakan drainase perkunancus
abses intra abdominal dengan tuntunan abdomen ultrasound atau tomografi komputer,
komplikasi yang bisa terjadi adalah perdarahan, perforasi organ intra abdominal,
infeksi, ataupun terjadi kesalahan dalam penempatan kateter untuk drainase.
5/9/2018 abses hepar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abses-hepar-559bf6278e58f 3/3
Prognosis
Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan, jika
hasil kultur darah yang memperlihatkan penyebab bacterial organisme multiple, tidak
dilakukan drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia, efusi pleural
atau adanya penyakit lain.
Peningkatan umur, manifestasi yang lambat, dan komplikasi seperti reptur
intraperikardi atau komplikasi pulmonum meningkatkan tiga kali angka kematian.
Hiperbilirubinemia juga termasuk faktor resiko, dengan reptur timbul lebih sering
pada pasien-pasien yang jaundice.
Kesimpulan
Abses hati merupakan infeksi pada hati yang di sebabkan bakteri, jumur, maupun
nekbrosis steril yang dapat masuk melalui kandung kemih yang terinfeksi, infeksi
dalam perut, dsb. Adapun gejala-gejala yang sering timbul diantaranya demam tinggi,
nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dll. Dan pada umumnya diagnosis yang di
pakai sama seperti penyakit lain yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, danlaboratorium. Secara konvensional penatalaksanaan dapat dilakukan dengan drainase
terbuka secara operasi dan antibiotik spektrum luas.