abses gigi dan periodontitis

10
ABSES DAN KISTA GIGI Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi. A. ABSES PERIAPIKAL Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana didalamnya terdapat nanah yang terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri berbahaya yang menyebabkan infeksi. Sistim imun mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri. Sehingga nanah atau pus mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati serta enzim. Abses terbentuk jikalau tidak ada jalan keluar nanah/pus. Sehingga nanah atau pus tadi terperangkap dalam jaringan dan terus membesar. Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan tulang yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih

Upload: anditya-trias

Post on 07-Dec-2015

64 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

efdfdsgdgfvfdsgjhdjkshkjdshfgjdsgfhjdsghjdshjdsghjdjhgdhjghjdghjdefdfdsgdgfvfdsgjhdjkshkjdshfgjdsgfhjdsghjdshjdsghjdjhgdhjghjdghjdefdfdsgdgfvfdsgjhdjkshkjdshfgjdsgfhjdsghjdshjdsghjdjhgdhjghjdghjdefdfdsgdgfvfdsgjhdjkshkjdshfgjdsgfhjdsghjdshjdsghjdjhgdhjghjdghjdefdfdsgdgfvfdsgjhdjkshkjdshfgjdsgfhjdsghjdshjdsghjdjhgdhjghjdghjd

TRANSCRIPT

ABSES DAN KISTA GIGI

Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada

daerah apeks atau ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi.

A. ABSES PERIAPIKAL

Abses adalah daerah jaringan yang terbentuk dimana didalamnya terdapat nanah

yang terbentuk sebagai usaha untuk melawan aktivitas bakteri berbahaya yang

menyebabkan infeksi. Sistim imun mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri.

Sehingga nanah atau pus mengandung sel darah putih yang masih aktif atau sudah mati

serta enzim. Abses terbentuk jikalau tidak ada jalan keluar nanah/pus. Sehingga nanah

atau pus tadi terperangkap dalam jaringan dan terus membesar.

Abses periapikal adalah kumpulan pus yang terlokalisir dibatasi oleh jaringan

tulang yang disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal. Abses periapikal

umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan

sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang

terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,

bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih akan

mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga

tersebut. Akibat penimbunan nanah ini maka jaringan sekitarnya akan terdorong dan

menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk

mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam maka infeksi

bisa menyebar tergantung kepada lokasi abses.

Penyebab Abses Periapikal adalah Tubuh menyerang infeksi dengan sejumlah

besar sel darah putih; nanah adalah sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang mati.

Biasanya nanah dari infeksi gigi pada awalnya dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang

berada di dekat akar gigi tersebut membengkak.Nanah bisa dialirkan ke kulit, mulut,

tenggorokan atau tengkorak, tergantung kepada lokasi gigi yang terkena.

Gejala Abses Periapikal yaitu gigi terasa sakit, bila mengunyah juga timbul nyeri.

Kemungkinan ada demam disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Jika

absesnya sangat berat, maka di daerah rahang terjadi pembengkakan.

Gejala awal adalah pasien akan merasakan sakit yang berdenyut-denyut di daerah

yang terdapat abses. Lalu gigi akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsang panas dan

dingin serta tekanan dan pengunyahan. Selanjutnya pasien akan menderita demam,

kelenjar limfe di bagian rahang bawah akan terasa lebih menggumpal/sedikit mengeras

dan terasa sakit jika diraba. Pasien juga merasa sakit pada daerah sinus. Jika pus

mendapat jalan keluar, atau dengan kata lain bisulnya pecah, akan menimbulkan bau

busuk dan rasa sedikit asin dalam mulut anda.

Biasanya para dokter gigi dapat mendiagnosa adanya abses dalam rongga mulut dengan

memeriksanya secara langsung. Dokter gigi juga dapat melakukan diagnosa pulpa, untuk

mengetahui apakah gigi anda masih vital atau tidak. Dan untuk lebih memastikan, dokter

gigi juga mengambil gambaran radiografi. Gambaran radiografi dari abses ini tampak

gambaran radiolusen berbatas difus di periapikal.

Patofisologi : Umumnya disebabkan oleh infeksi kuman dari proses karies.

Dengan perkembangan karies, atau beberapa antigen dapat menyebabkan respons

keradangan jaringan pulpa. Oleh karena pulpa tertutup oleh struktur padat dentin maka

tidak terdapat ruangan untuk perluasan eksudat radang dan melalui saluran akar akan

menyebar ke jaringan periapikal membentuk abses periapikal akut dan bila prosesnya

kronik akan menjadi kelainan berupa abses kronik, granuloma dan kista radikular.

Kuman saluran akar merupakan penyebab utama abses periapikal, dan umumnya

berupa Gram positif, Gram negatif baik aerob dan anaerob yang akan invasi ke jaringan

periapikal dan akhirnya dapat menyebabkan kerusakan.

Pasien dengan abses periapikal mungkin dapat dengan atau tanpa tanda-tanda

peradangan, yang difus atau terlokalisasi. Pada pemeriksaan perkusi dan palpasi dapat

ditemukan tanda-tanda sensitifitas dengan derajat yang bervariasi. Pulpa tidak bereaksi

terhadap stimulasi thermal karena berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis.

gambaran radiografi dapat bervariasi dari penipisan ligamen periodontal hingga lesi

radiolusensi dengan batas yang tidak jelas.

Abses atau selulitis diatasi dengan menghilangkan infeksi dan membuang nanah

melalui bedah mulut atau pengobatan saluran akar. Untuk membantu menghilangkan

infeksi seringkali diberikan antibiotik. Tindakan yang terpenting adalah mencabut pulpa

yang terkena dan mengeluarkan nanahnya.

Pada pemerikasaan rontgen akan tampak gambaran radiolusen berbatas difus di

periapikal. Terapi yang dilakukan adalah insisi, drainase dan pemberian antibiotik.

B. KISTA RADIKULER

Kista adalah rongga patologis yang berisi cairan bahan setengah cair atau gas

biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid, dapat berada

dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut

selalu dibatasi oleh lapisan epitel dan dibagian luarnya dilapisi oleh jaringan ikat dan

pembuluh darah.

Kista radikuler disebut juga kista periapikal. Kista ini merupakan jenis kista yang

paling sering ditemukan. Kista radikuler terbentuk oleh karena iritasi kronis gigi yang

sudah tidak vital. Kista ini tumbuh dari epitel rest of Malassez yang mengalami

proliferasi oleh karena respon terhadap proses radang yang terpicu oleh karena infeksi

bakteri pada pulpa yang nekrosis

Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks (akar) gigi yang

jaringan pulpanya sudah nonvital/mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis

(peradangan pulpa). Dapat terjadi di ujung gigi manapun, dan dapat terjadi pada semua

umur. Ukurannya berkisar antara 0.5-2 cm, tapi bisa juga lebih. Bila kista mencapai

ukuran diameter yang besar, ia dapat menyebabkan wajah menjadi tidak simetri karena

adanya benjolan dan bahkan dapat menyebabkan parestesi karena tertekannya syaraf oleh

kista tersebut. Dalam pemeriksaan rontgen kista radikuler akan terlihat gambaran

radiolusen berbatas jelas.

Patofisiologi dari kista radikuler yaitu diawali dari peradangan jaringan pulpa yang lama

kelamaan menyebabkan inflamasi periapikal. Inflamasi ini merangsang the malassez

ephitelial rest yang terdapat pada ligamentum periodontal sehingga menghasilkan

pembentukan granuloma periapikal yang dapat bersifat terinfeksi atau steril. Akhirnya

epitelium mengalami nekrosis karena kehilangan suplai darah dan granuloma berubah

menjadi kista.

Kista residual merupakan kista yang disebabkan oleh keradangan pada fragmen akar

yang tertinggal saat pencabutan atau adanya sisa granuloma yang tidak terambil saat

pencabutan. Pada pemeriksaan klinis didapatkan rahang tidak bergigi dengan sejarah

pernah dilakukan ekstraksi dan pada gambaran radiologi ditemukan gambaran radiolusen.

Secara histopatologis ditandai dengan adanya suatu rongga yang berlapiskan epitel yang

tidak mengalami keratinisasi squamosa dan mempunyai ketebalan yang bervariasi. Secara

khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak sel neutrofil pada

dinding kista. Perawatan kista residual adalah dengan melakukan enukleasi dan pada

umumnya tidak terjadi rekuren.

Perawatan terdiri dari perawatan saluran akar, atau pencabutan gigi yang bersangkutan

kemudian kista dikuretase. Dapat juga diterapi dengan cara Marsupialisasi dan enukleasi.

PERIODONTITIS

Defenisi

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi

(= jaringan periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah

gusi, tulang yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal

(selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga

berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang). Suatu keadaan dapat

disebut periodontitis bila perlekatan antara jaringan periodontal dengan gigi

mengalami kerusakan. Selain itu tulang alveolar (= tulang yang menyangga gigi)

juga mengalami kerusakan.Periodontitis dapat berkembang dari gingivitis

(peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari

gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih

luas pada jaringan periodontal.

Bila ini terjadi, gusi dapat mengalami penurunan, sehingga permukaan akar

terlihat dan sensitivitas gigi terhadap panas dan dingin meningkat. Gigi dapat

mengalami kegoyangan karena adanya kerusakan tulang.

Penyebab

Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis

biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini

melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak

yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di

atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga

terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.

 

Gejala

Kadang pasien tidak merasakan rasa sakit ataupun gejala lainnya. Biasanya tanda-

tanda yang dapat diperhatikan adalah :

• Gusi berdarah saat menyikat gigi

• Gusi berwarna merah, bengkak, dan lunak.

• Terlihat adanya bagian gusi yang turun dan menjauhi gigi.

• Terdapat nanah di antara gigi dan gusi.

• Gigi goyang.

Pemeriksaan

Dokter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan klinis pada jaringan gusi

dan melihat apakah ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan. Hubungan antara

gigi-gigi rahang atas dan bawah saat menggigit juga akan diperiksa.

Sebagai tambahan, pemeriksaan radiografik (x-rays) juga perlu dilakukan untuk

melihat tingkat keparahan kerusakan tulang.

Perawatan

Pada kasus-kasus periodontitis yang belum begitu parah, biasanya perawatan yang

diberikan adalah root planing dan kuretase, yaitu pengangkatan plak dan jaringan

yang rusak dan mengalami peradangan di dalam poket dengan menggunakan

kuret. Tujuan utamanya adalah menghilangkan semua bakteri dan kotoran yang

dapat menyebabkan peradangan. Setelah tindakan ini, diharapkan gusi akan

mengalami penyembuhan dan perlekatannya dengan gigi dapat kembali dengan

baik. Pada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan

jauh lebih kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket

tidak berkurang, maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut

gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat dilakukan di bawah bius lokal.Pada

beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas,

dapat dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi

pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang

meradang di bawahnya.Antibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi

pada gusi dan jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien

sendiri juga sangat penting.