abr, tangki septik, biopori

15
TUGAS TUGAS TUGAS TUGAS III III III III PEMBANGUNAN EMBANGUNAN EMBANGUNAN EMBANGUNAN BERBASIS BERBASIS BERBASIS BERBASIS MASYARAKAT MASYARAKAT MASYARAKAT MASYARAKAT IS IS IS IS-5102 5102 5102 5102 Dosen: Dosen: Dosen: Dosen: Dr. Dr. Dr. Dr. Ir. Ir. Ir. Ir. Tresna Tresna Tresna Tresna D.K. D.K. D.K. D.K. I. ANAEROBIC ANAEROBIC ANAEROBIC ANAEROBIC BAFFLED BAFFLED BAFFLED BAFFLED REACTOR REACTOR REACTOR REACTOR II II II II. TANGKI TANGKI TANGKI TANGKI SEPTIK SEPTIK SEPTIK SEPTIK III. III. III. III. BIOPORI BIOPORI BIOPORI BIOPORI Disusun Disusun Disusun Disusun Oleh: Oleh: Oleh: Oleh: Nama Nama Nama Nama : Fauzana Fauzana Fauzana Fauzana, ST ST ST ST NIM NIM NIM NIM : 25714312 25714312 25714312 25714312 PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM STUDI STUDI STUDI STUDI MAGISTER MAGISTER MAGISTER MAGISTER PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR AIR AIR AIR AIR DAN DAN DAN DAN SANITASI SANITASI SANITASI SANITASI FAKULTAS FAKULTAS FAKULTAS FAKULTAS TEKNIK TEKNIK TEKNIK TEKNIK SIPIL SIPIL SIPIL SIPIL DAN DAN DAN DAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN INSTITUT INSTITUT INSTITUT INSTITUT TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG BANDUNG BANDUNG 20 20 20 2015 15 15 15

Upload: susan-fauzana

Post on 09-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ABR, Tangki Septik, Biopori

TRANSCRIPT

Page 1: ABR, Tangki Septik, Biopori

TUGASTUGASTUGASTUGAS IIIIIIIIIIII

PPPPEMBANGUNANEMBANGUNANEMBANGUNANEMBANGUNAN BERBASISBERBASISBERBASISBERBASIS MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT

ISISISIS----5102510251025102Dosen:Dosen:Dosen:Dosen: Dr.Dr.Dr.Dr. Ir.Ir.Ir.Ir. TresnaTresnaTresnaTresna D.K.D.K.D.K.D.K.

IIII.... ANAEROBICANAEROBICANAEROBICANAEROBIC BAFFLEDBAFFLEDBAFFLEDBAFFLED REACTORREACTORREACTORREACTOR

IIIIIIII.... TANGKITANGKITANGKITANGKI SEPTIKSEPTIKSEPTIKSEPTIK

III.III.III.III. BIOPORIBIOPORIBIOPORIBIOPORI

DisusunDisusunDisusunDisusun Oleh:Oleh:Oleh:Oleh:

NamaNamaNamaNama :::: FauzanaFauzanaFauzanaFauzana,,,, STSTSTST

NIMNIMNIMNIM :::: 25714312257143122571431225714312

PROGRAMPROGRAMPROGRAMPROGRAM STUDISTUDISTUDISTUDIMAGISTERMAGISTERMAGISTERMAGISTER PENGELOLAANPENGELOLAANPENGELOLAANPENGELOLAAN INFRASTRUKTURINFRASTRUKTURINFRASTRUKTURINFRASTRUKTURAIRAIRAIRAIRDANDANDANDAN SANITASISANITASISANITASISANITASI

FAKULTASFAKULTASFAKULTASFAKULTAS TEKNIKTEKNIKTEKNIKTEKNIK SIPILSIPILSIPILSIPILDANDANDANDAN LINGKUNGANLINGKUNGANLINGKUNGANLINGKUNGANINSTITUTINSTITUTINSTITUTINSTITUTTEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGITEKNOLOGI BANDUNGBANDUNGBANDUNGBANDUNG

2020202015151515

Page 2: ABR, Tangki Septik, Biopori

BABBABBABBAB IIII

ANAEROBICANAEROBICANAEROBICANAEROBIC BAFFLEDBAFFLEDBAFFLEDBAFFLED REACTORREACTORREACTORREACTOR (ABR)(ABR)(ABR)(ABR)

A.A.A.A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang dandandandan TeoriTeoriTeoriTeori

Proses anaerobik telah terbukti sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan proses aerobik dalampengolahan limbah kuat (high strength wastewaters) karena membutuhkan lebih sedikit energi danmemproduksi lebih sedikit lumpur sehingga biaya operasionalnya pun lebih rendah. Selain itu,peningkatan penggunaan sistem anaerob juga dipicu oleh berkembangnya reaktor-reaktor anaerobikberkecepatan tinggi. Reaktor-reaktor tersebut menutupi kelemahan prinsipil dari pengolahananaerobik yaitu waktu retensi hidrolik(hydraulic retention time= HRT) yang panjang. Reaktor tersebutmemisahkan antara HRT dari waktu retensi padatan (solid retention time = SRT) sehinggamembiarkan bakteri anaerobik yang pertumbuhannya lambat untuk tinggal dalam reaktor secaraterpisah dari aliran limbah cair. SRT yang tinggi menjaga HRT pada nilai minimum sehinggamemungkinkan beban yang lebih besar dan secara signifikan meningkatkan efisiensi penyisihan.

Salah satu tipe reaktor kecepatan tinggi tersebut adalah anaerobic baffled reactor (ABR). ABR yangdikembangkan oleh McCarty dan rekan-rekan sekerjanya di Stanford University, digambarkan sebagairangkaian reaktor selimut lumpur anaerobik dengan arah aliran ke atas (upflow anaerobic sludgeblanket reactors= UASBS) karena terbagi ke dalam beberapa kompartemen. ABR terdiri darirangkaian baffles/sekat-sekat yang mengarahkan aliran air limbah ke bawah dan melewati sekat-sekattersebut pada saat air mengalir dari inlet ke outlet. Aliran tersebut mengurangi bacteria washout yangmemungkinkan ABR memeliharan massa biologis aktifnya tanpa penggunaan fixed media. Bakteridalam reaktor cenderung untuk naik dan turun bersama dengan produksi gas di masing-masingkompartemen, tetapi mereka bergerak turun dalam reaktor dengan kecepatan yang relatif lambatdalam arah horizontal, memberikan peningkatan kepada SRT 100 hari pada saat HRT 20 jam.Pergerakan horizontal yang lambat tersebut memungkinkan terjadinya kontak antara air limbahdengan biomassa aktif selama melewati ABR dengan HRT yang singkat (6-20 jam).

Page 3: ABR, Tangki Septik, Biopori

SkemaSkemaSkemaSkema UASBSUASBSUASBSUASBS

SkemaSkemaSkemaSkemaABRABRABRABR

Sumber: Nguyen, dkk (2010)

Organisme di dalamABR terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:

1. Bakteri hydrolitic fermentative (acidogenic) yang menghidrolisa substrat polimer kompleksmenjadi asam organik, alkohol, gula, hidrogen, dan karbon dioksida.

2. Organisme penghasil hidrogen dan acetogenik yang mengubah produk fermentasi dari tahapansebelumnya menjadi asetat dan karbon dioksida.

3. Methanogens, mengubah senyawa sederhana seperti asam asetik, methanol, karbon dioksida, danhidrogen menjadi methane.

Empat langkah utama yang menentukan reaksi organisme dalam proses anaerobik adalah: hydrolysis,

Page 4: ABR, Tangki Septik, Biopori

acidogenesis, acetogenesis, and methanogenesis.

SkemaSkemaSkemaSkema ReaksiReaksiReaksiReaksi KonversiKonversiKonversiKonversi dalamdalamdalamdalam ProsesProsesProsesProsesAnaerobikAnaerobikAnaerobikAnaerobik

Sumber: Nguyen, dkk (2010)

Sejak pengembangan ABR tahun 1980-an, beberapa modifikasi telah dilakukan untuk meningkatkandaya guna reaktor.

Page 5: ABR, Tangki Septik, Biopori

B.B.B.B. KelebihanKelebihanKelebihanKelebihan daridaridaridariABRABRABRABR

Dari segi konstruksi: desain sederhana, tidak ada bagian yang bergerak, tidak ada mixing mekanis,murah, volume tinggi, penyumbatan berkurang, ekspansi sludge bed berkurang, modal dan biayaoperasi rendah.

Dari segi biomassa: tidak memerlukan biomassa dengan sifat yang tidak biasa, pembangkitan/generasilumpur rendah, SRT tinggi, retensi biomassa tanpa fixed media atau bak pengendapan padatan, tidakmembutuhkan adanya pemisahan gas atau lumpur khusus.

Dari segi operasional: HRT rendah, operasi intermitten (sebentar-sebentar) dimungkinkan, sangatstabil untuk shock load hidrolik, proteksi dari material toxic dalam influent, waktu operasi yangpanjang tanpa pemborosan lumpur, stabilitas tinggi terhadap shock organik.

Mungkin, keuntungan yang paling signifikan dari ABR adalah kemampuannya dalam memisahkanacidogenesis dan methanogenesis secara longitudinal menuruni reaktor sehingga memberikankesempatan kepada kelompok-kelompok bakteri yang berbeda untuk berkembang dalam kondisi yangpaling baik. Keuntungan ini juga memungkinkan reaktor berperilaku sebagai sistem dua fase tanpabiaya yang tinggi maupun permasalahan kontrol. Operasi dua fase memungkinkan acidogenesismendominasi pada kompartemen pertama dan methanogenesis pada bagian berikutnya. Ini bisameningkatkan aktivitas acidogenesis dan methanogenesis hingga empat kalinya karena pemisahandua fase tersebut menyebabkan peningkatan perlindungan terhadap material toxic dan resistensi yanglebih tinggi terhadapan perubahan dalam parameter lingkungan seperti pH, suhu, dan kecepatanorganic loading.

C.C.C.C. PrePrePrePre dandandandan PostPostPostPost TreatmentTreatmentTreatmentTreatment

Walaupun proses anaerobik efisien dalam penyisihan material organik dan padatan tersuspensi dari airlimbah low strength, proses ini tidak mempengaruhi konsentrasi nitrogen dan fosfor. Tambahan lagi,bakteri pathogen hanya tersisih sebagian. Untuk itu, diperlukan post tratment untuk menyisihkanCOD residu dan total suspended solid (TSS) serta mengurangi konsentrasi nutrien dan pathogen.Setelah pretreatment anaerobik, seringkali dibutuhkan post treatment aerobik untuk memenuhi standarefluen.

Page 6: ABR, Tangki Septik, Biopori

SkemaSkemaSkemaSkema PrePrePrePre dandandandan PostPostPostPost TreatmentTreatmentTreatmentTreatmentDEWATSDEWATSDEWATSDEWATS untukuntukuntukuntuk digunakandigunakandigunakandigunakan bersamabersamabersamabersamaABRABRABRABR

Sumber: Nguyen, dkk (2010)

D.D.D.D. KebutuhanKebutuhanKebutuhanKebutuhan EnergiEnergiEnergiEnergi

Satu-satunya kebutuhan energi ABR berasal dari tambahan energi thermal/panas untukmempertahankan kisaran temperatur yang sesuai. Aliran dalam reaktor diarahkan oleh sekat dengandorongan gaya dari head tekanan pada influen.

Sistem anaerobik menghasilkan methane yang bisa dikumpulkan dan digunakan untuk menghasilkanenergi. Pada kasus di mana dibutuhkan tambahan energi thermal, seringkali energi tersebut diambildari biogas yang merupakan hasil sampingan sistem ini.

E.E.E.E. OperasionalOperasionalOperasionalOperasional

ABR hanya membutuhkan sedikit pemeliharaan, bahkan hampir tidak ada. Pengerukan lumpur(desludging) hanya berupa pembuangan grit yang tidak perlu sering dilakukan.

Ada dua kisaran suhu optimal dari produksi methane dalam sistem anaerobik. Kisaran mesophilic dari15-40°C dan thermophilic di atas 40°C. Pada kisaran psychrophilic (di bawah 15°C), methane masihbisa dihasilkan tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Untuk kecepatan produksi methane yanglayak, suhu harus dijaga di atas 20°C. Pada kisaran mesophilic, kecepatan produksi methanemeningkat sekitar dua kali lipatnya setiap kenaikan suhu sebesar 10°C .

Dalam sistem anaerobik, pH merupakan parameter kontrol proses yang paling penting.Kisaran pHoptimum untuk semua bakteri methanogenic adalah antara 6 and 8. Di atas kisaran itu, ammoniabebas bisa hadir dan menghambat metabolisme anaerobik. Selain itu, akumulasi kelebihan asamvolatile muncul ketika pH tidak konstan. Proses anaerobik bisa beroperasi pada kisaran konsentrasiasam volatile yang luas (dari kurang dari 100 100mg/L sampai lebih dari 5000 mg/L) apabila terdapat

Page 7: ABR, Tangki Septik, Biopori

kontrol pH yang memadai. ABR harus mempunyai buffer untuk mengontrol pH dalam sistem.

Komposisi normal biogas yang dihasilkan dari proses anaerobik berada pada kisaran 60-70% methanedan 30-40% karbon dioksida. Terdapat juga sejumlah hidrogen, hidrogen sulfida, ammonia, uap air,dan gas-gas lainnya.

F.F.F.F. PembuanganPembuanganPembuanganPembuangan ByproductByproductByproductByproduct

Byproduct yang dibuang dari ABR adalah lumpur. Pada beberapa kasus, lumpur tersebut di-recycletetapi secara umum malah mengurangi efisiensi penyisihan karena sistem bertindak lebih menyerupaisistem yang benar-benar bercampur. Secara teori, recycle mempunyai efek negatif pada hidrodinamikareaktor karena peningkatan percampuran tersebut mengganggu bakteri. Pada beberapa kasus,bagaimana pun juga, recycle efluen bisa saja berguna tergantung tipe air limbah yang diolah.

Metode pembuangan lumpur yang sering dilakukan adalah komposting. Komposting baik untuk tanahkarena konsentrasi tinggi fosfor, nitrogen, dan karbon di dalam lumpur. Tingkat kelembaban yangdibutuhkan selama komposting adalah sekitar 50%. Ini bisa diperoleh dengan cara menjemur lumpuratau dengan menambahkan material lain seperti koran atau serbuk gergaji. Penggunaan koran atauserbuk gergaji juga bisa meningkatkan perbandingan karbon terhadap nitrogen dari 1:2 pada airlimbah rata-rata menjadi mendekati 5:6, kisaran optimal. Suhu optimum untuk komposting adalah55˚C (131˚F).

Lumpur yang tidak bisa diolah menjadi kompos karena material yang dikandungnya perlu dikentalkanterlebih dahulu sehingga meningkatkan konsentrasi solid dari 2% menjadi 5%. Pengentalan inidilakukan di dalam tangki/kolam sedimentasi. Langkah selanjutnya adalah pengeringan yangmeningkatkan konsentrasi solid sampai 20%. Pengeringan bisa dilakukan dalam drying bed(penjemuran) atau dilakukan secara mekanis menggunakan tekanan atau mesin pemisah denganputaran (centrifuge).

G.G.G.G. DesignDesignDesignDesign ProtocolProtocolProtocolProtocol

Ketika mendesain fasilitas pengolahan menggunakan ABR, harus mempertimbangkan:

1. Debit Aliran (Q):

2. HRT dan SRT (atau Θx):

Dalam reaktor solid tersuspensi tanpa recycle, SRT harus sama dengan HRT. HRT minimum dalamreaktor ini adalah sekitar 10 hari pada suhu 35°C. Pada ABR, HRT dan SRT terpisah sehinggamengurangi volume reaktor secara signifikan. HRT dihitung dengan cara sebagai berikut:

Page 8: ABR, Tangki Septik, Biopori

HRTHRTHRTHRT==== V/QV/QV/QV/Q

Q = Debit aliran

V = Volume Reaktor

SRT digambarkan sebagai jumlah massa lumpur dalam reaktor dibagi dengan laju penyisihan massalumpur dari reaktor.

ΘΘΘΘxxxx==== VXv/QwXwVXv/QwXwVXv/QwXwVXv/QwXw

Qw = Debit limbah solid dari sistem

Xw = konsentrasi VSS dalam Qw

V = Volume reaktor

Xv = Konsentrasi VSS rata-rata dalam reaktor

3. Volume Reaktor (V):

Volume reaktor bisa ditentukan berdasarkan laju aliran dan HRT yang diinginkan. Atau HRT bisaditentukan berdasarkan volume reaktor yang diinginkan, tergantung penggunaan.

VVVV ==== QQQQ **** HRTHRTHRTHRT

Q = Debit aliran

HRT = Hydraulic Retention Time

4. ProduksiMethane (Qm):

Methane yang dihasilkan dalam proses anaerobik proporsional dengan jumlah substrat yangdisisihkan.

QmQmQmQm ==== QM(S0-Se)QM(S0-Se)QM(S0-Se)QM(S0-Se) ==== QEMS0QEMS0QEMS0QEMS0

So = COD influent total (suspended + soluble)

Se = COD effluent total(suspended + soluble)

M = Volume CH4 yang dihasilkan per satuan COD yang dihilangkan

Q = Debit Influent

Page 9: ABR, Tangki Septik, Biopori

E = Faktor efisiensi

5. Penyisihan Substrat Se:

Efek suhu terhadap penyisihan substrat bisa ditentukan berdasarkan persamaan berikut:

rst1rst1rst1rst1==== rst2rst2rst2rst2θθθθ (T2-T1)(T2-T1)(T2-T1)(T2-T1)

rst1 = Laju penyisihan substrat pada suhu 1

rst2 = Laju penyisihan substrat pada suhu 2

θ = Konstanta(1.105 for 10°C<T<30°C)

T1 = Suhu 1

T2 = Suhu 2

6. Energi Potensial (E):

Energi potensial netto bisa ditentukan untuk limbah, bagaimana pun, energi pemanasan yangdibutuhkan untuk menjaga pada kisaran suhu optimal untuk produksi methane harus ditentukanterlebih dahulu.

QHQHQHQH==== 4.18*Q*4.18*Q*4.18*Q*4.18*Q*ΔΔΔΔT*(1.1/B)T*(1.1/B)T*(1.1/B)T*(1.1/B)

B = efisiensi boiler

Q = debit

ΔT = perbedaan suhu antara influent dan isi reaktor

Energy yield netto bisa dihitung menggunakan persamaan berikut:

E=37QmE=37QmE=37QmE=37Qm ---- (QH+QMP)(QH+QMP)(QH+QMP)(QH+QMP)

QMP = Energi yang dibutuhkan untuk mengaduk dan memompa (dalam ABR QMP =0)

QM = Methane yang dihasilkan

7. Penyisihan Pathogen:

Fecal coliforms (FC) merupakan indikator terbaik untuk mengetahui keberadaan pathogen. Suhureaktor juga mempengaruhi laju penyisihan pathogen. Reaktor yang beroperasi pada kisaran suhu

Page 10: ABR, Tangki Septik, Biopori

thermophilic menyisihkan lebih banyak FC.

8. Bahan Konstruksi::::

Logam, beton, dan plastik biasanya digunakan sebagai bahan konstruksi tergantung lokasi. Betonlebih murah dan banyak tersedia sehingga merupakan pilihan yang bagus untuk lokasi denganpendapatan rendah. Plastik dan logam lebih mahal tetapi membutuhkan lahan yang lebih sedikit.

Page 11: ABR, Tangki Septik, Biopori

BABBABBABBAB IIIIIIII

TANGKITANGKITANGKITANGKI SEPTIKSEPTIKSEPTIKSEPTIK

Tangki septik adalah suatu ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumahtangga dengan kecepatan alir yang lambat, sehingga memberikan kesempatan untuk terjadinyapengendapan suspensi benda-benda padat dan untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasadanaerobik membentuk bahan-bahan larut air dan gas.

Sumber: SNI 03-2398-2002

Tangki septik terdiri dari tangki pembusukan lumpur (sludge digester) dan saluran perembesan efluen.Sludge digester harus memenuhi syarat perbandingan panjang, lebar, dan kedalaman agarpembusukan lumpur tinja bisa berjalan sempurna, bahkan sampai tidak berbau busuk. Bila timbul baubusuk pada saat mobil penyedot tinja sedang bekerja, berarti yang tersedot adalah lumpur baru yangbelum membusuk dengan sempurna. Untuk menghindari hal ini, dapat dibuat dua ruang lumpur danlumpur disedot dari ruang kedua yang berisi tinja yang sudah membusuk.

Tangki pembusukan terbagi menjadi tiga lapis, paling atas terisi gas, lapisan kedua terisi air, danlapisan terbawah berisi lumpur. Dasar tangki dibuat miring untuk memudahkan penyedotan lumpur.

Pada tangki pembusuk terdapat sekat yang berfungsi memaksa tinja untuk menuju ruang lumpur.Sekat pada efluen berfungsi untuk mencegah masuknya tinja langsung ke efluen yang bisamenyebabkan tersumbatnya efluen. Sekat tersebut dapat juga diganti dengan pipa berbentuk L atau T.

Page 12: ABR, Tangki Septik, Biopori

Selain sekat, tangki juga dilengkapi dengan pipa hawa yang berfungsi mengurangi gas dari dalamtangki sekaligus sebagai penanda letak tangki septik sehingga memudahkan penyedotan lumpur atauperbaikan tangki. Tangki juga dilengkapi manhole untuk pemeriksaan serta untuk menyedot lumpur.Efluen sedikit lebih rendah daripada influen agar air dapat mengalir ke efluen kemudian ke saluranperembesan. Luas bidang resapan tergantung jenis tanah dan dihitung berdasarkan uji perkolasi.Semakin jelek resapannya, semakin luas bidang resapan yang dibutuhkan dan saluran penyalurefluennya lebih dari satu. Agar pembagian air merata ke seluruh bidang resapan, dapat ditambahkanbak pembagi yang dilengkapi dengan sifon. Air baru dilepas ke saluran perembesan apabila sudahcukup banyak sehingga air dapat sampai ke ujung saluran perembesan.

Kesalahan yang sering dijumpai di lapangan berkaitan dengan pembuatan tangki septik ini adalah:

1. Ukuran panjang, lebar, dan dalamnya tidak memenuhi syarat;

2. Efluen terlalu dekat dengan influen;

3. Tidak ada saluran perembesan sehingga efluen langsung dibuang ke badan air;

4. Tidak ada sekat setelah influen dan sebelum efluen sehingga bisa menyebabkan penyumbatan;

5. Tidak ada pipa hawa;

6. Dibangun bangunan tambahan di atas tangki septik sehingga ketika menyedot lumpur ataumemperbaiki tangki terpaksa membongkar lantai;

7. Letak rembesan terlalu dekat ke sumur dangkal (<10 meter untuk tanah pasir, <15 meter untuktanah liat);

8. Kemiringan dasar tangki tidak cukup;

9. Hanya mempunyai satu ruang lumpur sehingga menyebabkan berbau ketika menyedot lumpur.

Tangki septik yang tidak memenuhi syarat bisa mengakibatkan pencemaran air dan tanah terutamamelalui saluran perembesan.

Page 13: ABR, Tangki Septik, Biopori

BABBABBABBAB IIIIIIIIIIII

BIOPORIBIOPORIBIOPORIBIOPORI

A.A.A.A. LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang

Secara alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitasorganisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akanberisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi, air hujan tidak langsung masuk ke saluranpembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.

Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunansehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalumengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumutmembuat air tidak dapat meresap ke tanah.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membuat lubang biopori. Bioporibuatan umumnya memiliki lebar kira-kira 10-30 cm, kedalaman 100 cm atau dalam kasus tanahdengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang disidengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.

B.B.B.B. LokasiLokasiLokasiLokasi PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan

Lubang resapan biopori dapat dibuat di dasar saluran yang semula di buat untuk pembuangan airhujan, di dasar alur yang dibuat di sekeliling batang pohon atau pada batas taman.

C.C.C.C. CaraCaraCaraCara PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan

1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm. Kedalaman kuranglebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antarlubang antara 0 -100 cm.

2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 – 3 cm dengan tebal 2 cm di sekelilingmulut lubang.

3. Isi lubang dengan sampah organik yang berada dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, ataupangkasan rumput.

4. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang danmenyusut akibat proses pelapukan.

Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan

Page 14: ABR, Tangki Septik, Biopori

dengan pemeliharaan lubang resapan

D.D.D.D. ManfaatManfaatManfaatManfaat

Manfaat yang bisa diperoleh dari biopori buatan antara lain :

1.Mencegah banjir

Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubangbiopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiapbangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyakpula dan dapat mencegah terjadinya banjir.

2. Tempat pembuangan sampah organik

Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kitadapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kitamenjadi sampah organik dan non organik. Sampah organik dapat dibuang ke dalam lubang bioporiyang kita buat.

3.Menyuburkan tanaman

Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang adadalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupukbagi tanaman di sekitarnya.

4.Meningkatkan kualitas air tanah

Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapatlarut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.

Page 15: ABR, Tangki Septik, Biopori

ReferensiReferensiReferensiReferensi

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. 2012. Biopori. Diakses darihttp://www.blh.badungkab.go.id/halkomentar-129-66.html pada tanggal 16 Februari 2015.

Nguyen, Huong; Turgeon, Scott; Matte, Joshua. 2010. The Anaerobic Baffled Reactor: WorcesterPolytechnic Institute.

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (-). Manfaat Lubang Biopori. Diakses darihttp://pplhselo.or.id/berita/manfaat-lubang-biopori.html pada tanggal 12 Desember 2015

SNI 03-2398-2002

Soesanto, Sri Soewasti. 2000. Tangki Septik dan Masalahnya: Media Litbang Kesehatan Volume XNomor 1 Tahun 2000.