abdul thalib_
Post on 14-Apr-2018
227 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/29/2019 Abdul Thalib_
1/20
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber daya alam wilayah pesisir Indonesia adalah padang
lamun. Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang
memepunyai peranan penting dalam kehidupan berbagai biota laut serta
merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif. Padang lamun di
Indonesia secara umum merupakan tempat mencari makan, berpijah,
pembesaran dan tempat perlindungan bagi berbagai jenis biota laut diantaranya
adalah ikan, udang dan moluska.
Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang sangat
penting dekat dengan daratan setelah ekositem mangrove. Di Indonesia, padang
lamun sering dijumpai berdekatan dengan ekosistem mangrove dan terumbu
karang sehingga interaksi ketiga ekosistem ini sanagat erat. Struktur komunitas
dan sifat fisik ketiga ekosistem ini saliang mendukung, sehingga bila salah satu
ekosistem terganggu, ekosistem lain akan terpengaruh (Tomascik et al., 1997).
Akhir-akhir ini akibat bertambahnya penduduk dan meningkatnya
prekonomian utamanya di daerah pesisir menyebabkan terjadinya kerusakan
ekosistem padang lamun. Aktivitas manusia seperti menambatkan jangkar kapal
di daerah padang lamun adalah salah satu contoh kegiatan yang dapat merusak
ekosistem padang lamun. Selain itu, degradasi lingkungan yang disebabkan oleh
erosi pantai, sedimentasi, dan lain-lain juga merupakan pemicu alami yang
menyebabkan kerusakan ekosistem padang lamun. Alhasil kerusakan tersebut
akan berdampak pada menurunya fungsi ekologi dari padang lamuun itu sendiri
yakni menurunya keanekaragaman biota laut (biodiversitas) yang ada di area
padang lamun.
7/29/2019 Abdul Thalib_
2/20
Hal ini merupakan masalah yang cukup serius dalam memeperthankan
padang lamun dalam fungsinya sebagai suatu ekositem yang produktif. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah di atas adalah
dengan peranan lamun buatan (artifial seagrass) pada wwilayah yang mengalami
kerusakan atau pada wilayah yang tandus (Yaqin, 22004). Lamun buatan ini
kemudian diharapkan mengembalikan fungsi ekologi padang lamun dalam
meningkatkan keanekaragaman biota laut (biodiversitas) yang sudah mulai
bekurang serta dapat berfungsi sebagai habitat baru bagi beberapa organisme
khususnya komunitas makrozoobentos.
Suatu penelitian pendahuluan mengenai penciptaan habitat baru (lamun
buatan) dengan meniru Enhalus acroides telah dilakukan oleh Rani dan
Budimawan (2007) di perairan Pulau barrang Lompo dan menemukan bahwa
meskipun lamun alami masih lebih baikdari lamun buatan, namun lamun buatan
juga memberikan respon tersendiri bagi kelimpahan komunitas makrozoobentos.
Hasil penelitian ini kemudian mengilhami untuk melakukan kajian mendalam
terhadap penggunaan model beberapa lamun buatan dan mengkaji keberhasilan
ekologi terhadap komuniatas mkrozoobentos.
B. Tujuan dan Keguanaan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Menganalisis efek implantasi beberapa model lamuin buatan terhadap
komposisi jenis dan kepadatan makrozoobentos.
b. Menganalisis keberhasilan fungsi ekologi dari padang lamun buatan
dalam hal penimgkatan biodivesitas biota laut dengan cara
membandingkan komposisi jenis dan kepadatan makrozoobentos antara
lamun buatan dan lamun alami.
7/29/2019 Abdul Thalib_
3/20
c. Mengetahui terkait dengan distribusi dari komposisi jenis dan kepadatan
makrozoobentos dengan gradian lingkungan.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai data base sekaligus sebagai bahan informasi bagi mahasiswa.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mencangkup komposisi jenis
kepadatan, indeks keanekaragaman, dan indeks keseragaman makrozoobentos
pada areal penaman lamun buatan di perairan pulau Barrang Lompo, kota
Makassar.
Alapun, parameter lingkungan sebagai parameter pendukung yakni : suhu,
sanilitas, oksigen terlarut (DO), Bahan Organik Total (BOT), nitrat, kekeruhan
dan derajat keasaman (pH).
7/29/2019 Abdul Thalib_
4/20
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Padang Lamun dan Fungsinya
Lamun (seagrass) adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan
berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat
perairan pantai yang diangkat. Seperti halnya rumput didarat lamun mempunyai
tunas berdaun tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk
berkembang biak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan
rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan mengahasilkan biji, mempunyai akar
dan system internal untuk mengankut gas dan zat-zat hara (Romimotharto dan
Juwana 2001).
7/29/2019 Abdul Thalib_
5/20
Menurut Nonji (1993), lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah
sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan
ini terdiri dari rhizome, akar dan daun. Rhizome merupakan batang yang
terbenam dan merayap secara mendatar serta berbuku-buku. Pada buku-buku
tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga serta
tumbuh pula akar. Dengan rhizome dan akar inilah tumbuhan tersebut dapat
menancapakn diri dengan kokoh di dasar laut. Sebagaian besar lamun berumah
dua artinya dalam satu tumbuhan ada bunga jantan saja atau betina saja.
System pembiasan bersifat khas karena mampu melakukan penyerbukan di
dalam air serta buahnya pun terendam dalam air.
Lamun hidup di perairan dangkal yang agak berpasir. Kadang-kadang lamun
memebentuk komunitas yang lebat hingga merupakan padang lamun (seagrass
bed) yang cukup luas. Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu
ekosistem yang terletak di daerah pesisir atau perairan laut dangkal dan
memepunyai produktifitas yang tinggi. Di daerah ini hidup bermacam-macam
biota laut lainnya misalnya crustacean, molusca, cacing serta berbagai jenis ikan.
Di daerah lamun, organismee melimpah, kKarena lamun digunakan
sebagai perlindungan dan persembunyian dari predator dan kecepatan arus
yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan yang baik daunnya
maupun epifit atau detritus. Jjenis-jenis Polychaeta dan hewan-hewan nekton
juga banyak didapatkan pada padanglamun. Llamun juga merupakan komunitas
yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan fauna invertebrate melimpah
di perairan ini. Llamun juga memproduksi sejumlah bahan organik sebagai
substrat untuk algae, epifit, mikroflora, serta fauna (Fahruddin, 2007).
7/29/2019 Abdul Thalib_
6/20
Rani (2008) menyatakan bahwa padang lamun memiliki berbagai fungsi
ekologi yang vital dalam ekosistem pesisir dan sangat menunjang serta
mempertahankan biodeversiti pesisir dan yang lebih utama yaitu sebagai
pendukung produktivitas perikanan pantai. Berikut beberapa fungsi padang
lamun:
a. Lamun menjadi sumber makanan langsung berbagai biota laut.
b. Komunitas lamun memberikan habitat penting dan perlindungan untuk
sejumlah spesies biota laut
c. Sebagai stabilisator perairan dengan fungsi system perakarannya
sebagai perangkap dan penstabil sedimen dasar sehingga perairan
menjadi jernih.
d. Lamun memegang fungsi utama dalam daur zat hara dan elemen-
elemen langka di lingkungan.
e. Lamun sebagai produser primer di lautan.
a. Lamun buatan
Lamun buatan merupakan suatu alat yang digunakan unutuk
merehabilitasi lamun yang rusak. Selebihnya, lamun buatan juga dapat menjadi
alat penelitian padang lamun, misalnya untuk mengetahui pengaruh arsitektural
daun lamun terhadap gerakan arus, sedimentasi, dan keterkaitan biota laut
terhadap padang lamun (Yaqin, 2004).
Dalam penciptaan habitat baru dengan lamun buatan, diharapkan
memberikan habitat baru bagi biota laut dan dapat menciptakan suatu proses
ekologi terutama proses food chain dan food web (Rani, 2008).
Penelitian tentang lamun buatan juga pernah dilakukan oleh Ambo
Rappe,di mana dalam penelitiannya tersebut memperlihatkan bahwa
penggunaan lamun buatan yang menyebar di sekitar padang lamun alami tidak
ditemukan perbedaan penting ada kelimpahan amphipoda. Pengamatan pada
7/29/2019 Abdul Thalib_
7/20
lamun alamai (faktor utama) hasilnya juga nampak cukup kuat menentukan
kelimpahan jenis ini (Ambo Rappe, 2008).
Yaqin (2004) menyatakan bahwa lamun buatan dapat memberikan
dampak bagi beberapa faktor lingkungan, yaitu:
1. Faktor fisik
Kemampuan lamun buatan dalam menahan arus, menghambat sedimen,
dan mengikat sedimen, tergantung pada densitas lamun. Maka semakin efektif
kemampuannya dalam menahan arus, menambat, dan mengikat sedimen. di
samping itu, lamun buatan yang mempunyai tegakan yang lebih tinggi dalam
mempertahankan infauna di dalamnya.
2. Faktor biologi
Kemampuan lamun buatan dalam mereduksi, menambat gelombang, dan
menstabilkan sedimen, menciptakan habitat yang cocok bagi beberapa biota laut
yang menggunakan padal lamun alami sebagai tempat huniannya. Bbiota laut
yang menggunakan lamun buatan sebagai tempat huniannya mempunyai
kemiripan dengan biota laut yang menggunakan lamun alami sebagai tempat
huniannya.
3. Faktor kimiawi
Kanopi pada daun lamun buatan berfungsi menangkap zat pencemar
dengan menciptrakan daerah yang tenang yang memungkinkan partikel-partikel
pencemar ter