a · web viewa. sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni masalah sejarah sebagai peristiwa,...
TRANSCRIPT
PETA KONSEP
SEJARAH
Sebagai peristiwa Sebagai kisah Sebagai ilmu Sebagai seni
Berdasarkan
Pengertian Kedudukan Generalisasi, Periodisasi &
Kronologi
Kegunaan
dilihat
Berdasarkan
Asal Usul Kata Pandangan para tokoh Intrinsik Ekstrinsik
Berbentuk
TINJAUAN MATA PELAJARAN
Mata pelajaran ini di bahas hakikat dan ruang lingkup Ilmu Sejarah. Pengertian
sejarah sebagai peristiwa, kisah, Ilmu dan seni. Generalisasi, periodisasi, dan kromologi,
kegunaan sejarah manfaat teoritis mata pelajaran ini untuk pembinaan secara teori didalam
sejarah. Manfaat prolitis mata pelajaran ini untuk Pembinaan/Perluasan wawasan akademik
anda dalam bidang sejarah dan peningkatan penghayatan terhadap pada penggali/pencetus
sejarah dalam melaksanakan tugasnya mata pelajaran yang berbobot 1x 4 menit disajikan
dalam 4 (empat) modal, dengan urutan sebagai berikut :
Modal 1 : Hakikat ruang lingkup Ilmu sejarah pengertian sejarah
Modal 2 : Sejarah sebagai peristiwa, kisah, Ilmu dan seni
Modal 3 : Generalisasi periodesasi, dan kronologi
Modal 4 : Keguruan Sejarah
Masing-masing modal disajikan dalam format Self. Contoined modal 2,3 dan 4 tidak
bersifat hieralis
Aktivitas belajar secara individual (belajar mandiri) sangat diperlukan dalam belajar
dengan modul. Demikian pula dalam mempelajari modul ini. Apabila ada kesempatan
belajar secara kelompok juga sangat membantu pemahaman dan penguasaan modul-modul
ini.
Agar dapat tercapai hasil belajar yang sebaik-baiknya ikutilah dan kerjakanlah tugas-
tugas yang disebutkan dalam setiap modul.
Selamat belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
Masalah sejarah sebagai Peristiwa, Kisah Ilmu dan Seni yang dibahas dalam modul
ini merupakan modul pertama dalam bidang studi ini membuka hakikat dan ruang lingkup
Ilmu Sejarah, dilihat dari pengertian sejarah. Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan
seni. Generalisasi, periodi sosial, dan kronologi, keguruan sejarah Secara prilitis mata
pelajaran ini bermanfaat bagi pembinaan atau perluasan wawasan dalam sejarah sebagai
peserta didik.
Dengan mempelajari modul ini peserta didik diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan
2. Dapat menjelaskan sejarah sebagai peristiwa Kisah, Ilmu dan Seni
Kemampuan di atas sangat penting bagi peserta didik. Hal ini mengingat bahwa
guru sejarah yang mengajarkan bidang studi sejarah di SMA atau setempat dengan
kemampuan ini. Guru yakin dapat tampil di depan kelas dengan penuh percaya diri.
Penampilan guru yang nenjalankan akan sangat berpengaruh terhadap peserta didik.
Mereka akan merasa puas menerima penjelasan Guru dan suasana kelas pun akan sangat
menyenangkan.
Untuk membantu peserta didik memperalih, kemampuan seperti diatas, modul ini
menyajikan pembahasan sekaligus dengan latihan yang terpilih dua kegiatan belajar.
1. Kegiatan belajar yang berkaitan dengan hakikat dan ruang lingkup Ilmu sejarah
2. Kegiatan belajar yang berkaitan dengan kegunaan sejarah
Agar dalam mempelajari modul ini peserta didik memperoleh hasil yang
memuaskan, ikutilah petunjuk belajar berikut ini :
1. Bacalah pendahuluan modul ini dengan cermat ? agar peserta didik memahami garis-
garis besar materi yangdi sajikan
2. Bacalah materi pola bagian demi bagian. Temukan kata-kata kunci atau pokok pikiran
yang tertuang di dalamnya. Jika peserta didik memahami kesulitan memahami kata
kunci atau kata sulit dalam modul itu
3. Pahamilah isi modul ini dengan jalan membaca ulang satu atau dua kali sampai peserta
didik benar-benar dapat menangkap isinya. Dengan begitu peserta didik dapat bertukar
pikiran, berdiskusi, dan belajar sama
Selanjutnya bila peserta didik telah cukup memahami konsep, contoh-contoh dan
uraian dari materi kegiatan belajar peserta didik pelajari, kerjakanlah latihan yang di
sediakan sampai selesai. Kemudian cocokkanlah dengan rambu-rambu jawaban atau
petunjuk jawaban latihan. Setelah itu, lanjutkan dengan mengerjakan tes formatif.
Kerjakan tes ini dengan cermat sampai selesai kemudian cocokkanlah dengan rambu-
rambu jawaban atau petunjuk jawaban latihan. Setelah itu lanjutkan dengan mengerjakan
tes. Kerjakan tes ini dengan cermat sampai selesai. Sesudah itu cocokkanlah dengan kunci
jawaban yang tersedia.
Apabila anda ingin mendalami materi modul ini lebih lanjut dianjurkan anda
membaca buku-buku yang tertuang pada daftar kepustakaan di akhir modul ini.
Selamat belajar, semoga anda berhasil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Tidak semua peristiwa masa lalu merupakan
peristiwa sejarah. Proses perkembangan alam semesta yang
telah berlalu, seperti terjadinya gunung merapi, bukanlah
suatu peristiwa sejarah. sejarah adalah ilmu tentang manusia. Objek kajian sejarah adalah
manusia,bukan hewan, tumbuhan, atau alam semesta beserta isinya.
Sejarah biasanya didefinisikan sebagai suatu studi tentang masa lampau. Hal
penting bagi sejarawan adalah meyakinkan bahwa apa yang ditulisnya benar dan mereka
tidak memberikan opininya. Ada juga yang mengatakan bahwa sejarah merupakan studi
tentang sebab dan akibat. Suatu peristiwa menjadi bermakna jika kita mengetahui mengapa
hal itu terjadi. Kebanyakan orang berpikir bahwa kita akan mencari makna dalam sejarah.
Jika tidak, mempelajari sejarah berarti hanya sekadar mengingat fakta dan data.
B. Arti Kata Sejarah Berdasarkan Asal Usul Katanya
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
syajaratun. Kata syajaratun mengandung arti `pohon'.
Makna kata pohon, pada masa lalu biasanya selalu
dihubung-hubungkan dengan keturunan, atau asal usul
keluarga raja, atau dinasti tertentu. Apabila kita melihat
gambaran silsilah raja-raja atau dinasti, gambaran itu akan terlihat seperti pohon yang
terbalik. Cerita tentang silsilah raja-raja dan dinasti ini merupakan elemen utama dalam
kisah sejarah pada masa awal. Seiring dengan perkembangan zaman, cerita yang disajikan
sebagai sejarah tidak hanya kisah kehidupan istana saja, tetapi juga kisah di luar istana.
Meskipun begitu, istilah yang digunakan tetap sejarah.
Sejarah merupakan serangkaian peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun. Kata ini berhubungan dengan silsilah raja-raja dan dinasti yang menjadi elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal
Dalam khasanah bahasa Indonesia, sejarah setidaknya
mengandung tiga pengertian. Pertama, sejarah adalah silsilah
atau asal usul. Kedua, sejarah adalah kejadian atau peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Ketiga, sejarah
adalah ilmu, pengetahuan, dan cerita pelajaran tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-
benar terjadi di masa lampau.
Dalam Kamus Indonesia–Inggris, kata 'sejarah' diterjemahkan sebagai history. Kata
history mengandung beberapa arti. Pertama history merupakan kumpulan peristiwa masa
lalu. Kedua, history merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi berturut-turut dari masa
lalu sampai masa sekarang, bahkan sampai masa depan. Ketiga, history merupakan suatu
catatan atau deskripsi naratif dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Keempat, history
merupakan disiplin ilmu yang mencatat dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa masa
lalu yang berkaitan dengan manusia. Kelima, history merupakan sernua yang diingat
tentang masa lalu dalam bentuk tulisan.
History berasal dari kata Yunani historia, yang berarti 'informasi atau pencarian'.
Perkataan historia menunjukkan bahwa kajian sejarah bergantung sepenuhnya kepada
penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi. Aristoteles
menggunakan kata historia untuk menjelaskan suatu penelaahan sistematis mengenai
seperangkat gejala alam, baik itu menyangkut susunan kronologis maupun tidak. Lama-
kelamaan, makna istilah ini menyempit. lstilah ini diperuntukkan untuk menyebutkan
penelaahan mengenai gejala-gejala (terutama hal-ikhwal manusia) dalam urutan
kronologis. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengkajian sejarah bergantung sepenuhnya
kepada penyelidikan terhadap perkara-perkara yang benar-benar pernah terjadi di seputar
kehidupan manusia.
C. Sejarah dalam Pandangan Para Tokoh
Aristoteles melihat bahwa sejarah berbeda dengan puisi dan filsafat. Baginya,
sejarah berhubungan dengan hal-hal partikular hal-hal aktual yang sudah terjadi.
Sebaliknya, puisi dan filsafat berhubungan dengan hal universal dan hal-hal yang ada atau
mungkin ada.
Sementara itu, bagi Francis Bacon, berdasarkan materi pokoknya, sejarah berbeda
dengan disiplin ilmu yang lain. Sejarah mempelajari hal-hal yang berkisar dalarn waktu
dan tempat, dengan menggunakan ingatan sebagai instrumen esensialnya.
Setiap bangsa mempunyai kata yang mengandung arti sejarah. Dalam bahsa inggris sejarah adalah history. Dalam bahasa yunani sejarah adalah historia.
Dalam pandangan Vico, sejarah adalah disiplin ilmu pertama manusia.
Menurutnya, manusia hanya dapat mengerti apa yang sudah dibuatnya sendiri. Sejarah
menjadi pusat pengertian manusia karena manusialah yang menciptakan sejarah.
Dalam Al-Muqaddimah Kitab Al-Ibar wa Diwan Al-Mubtada wa Al-Khabar Ibn
Khaldun memberikan definisi sejarah. Menurutnya, pada sisi
eksternalnya, sejarah tidak lebih dari penginformasian mengenai
peperangan, negara-negara, dan masyarakat pada masa silam.
Akan tetapi, pada sisi internalnya, sejarah merupakan observasi,
analisis, dan kajian secara cermat terhadap prinsip-prinsip semesta
dan sebab-sebab yang mendasarinya. Sejarah adalah pengetahuan
tentang proses-proses berbagai realitas dan sebab-musababnya
secara mendalam. Seiring dengan itu, Ibn Khaldun menegaskan
bahwa seorang sejarawan yang baik niscaya memerlukan berbagai sumber data, aneka
disiplin pengetahuan, perspektif yang baik, dan konsistensi yang akan mengantarkannya
kepada kebenaran dan meminimalkan kekeliruan. Hal ini disebabkan kutipan berbagai
informasi sejarah yang tidak disertai dengan pemahaman sejarawan yang utuh terhadap
prinsip-prinsip adat-istiadat, politik, bentuk-bentuk peradaban.
Akibatnya sejarah yang dipahami oleh masyarakat tidak akan
terjamin bebas dari kekeliruan, penipuan, atau penyimpangan
dari kebenaran.
Hasan bin Husain Al-Thuluni adalah seorang arsitek
yang berminat terhadap sejarah. Karya sejarahnya antara lain
An-Nuzhah assaniyyah fi Dzikr Al-khulafa wa AI Muluk Al-
Mishriyyah. Karya ini merupakan ringkasan dari uraian yang
dimulai dari masa kehadiran Islam hingga masa pemerintahan
Sultan Thuman Baya, penguasa terakhir Mamalik di Mesir.
Dalam biografinya, dikatakan bahwa Al-Thuluni menulis buku
sejarah untuk mencatat berbagai peristiwa.
Menurut Collingwood, sejarawan berpikir bahwa sejarah merupakan ilmu atau
suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang masalah tindakan manusia pada masa
lalu. Jawaban itu diperoleh melalui interpretasi bukti-bukti sejarah dan dari self-knowledge
manusia.
Mohammad Ali dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah menyatakan bahwa sejarah
adalah sejumlah proses perubahan, kejadian, dan peristiwa yang ada di sekitar kita.
- Menurut Collingwood sejarah merupakan ilmu yang menaruh perhatian terhadap tindakan manusia pada masa lalu.
- Mohammad Ali menyatakan bahwa sejarah adalah sejumlah proses perubahan, kejadian, peristiwa yang ada di sekitar kita.
- Dalam pandangan Kuntowijoyo sejarah menyujuhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik dan empiris.
Baginya, sejarah adalah cerita tentang proses perubahan dalam kehidupan manusia dan
seperangkat ilmu yang menyelidiki perubahan itu.
Dalam pandangan Kuntowijoyo, sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis,
ideografis, unik, dan empiris. Sejarah itu bersifat diakronis karena berhubungan dengan
perjalanan waktu. Sejarah mencatat segala sesuatu berdasarkan rentang waktu. Ibarat
meneliti sebuah pohon, sejarah berisi penelitian tentang asal bibit, kapan pohon tumbuh,
kapan pohon bercabang dan berranting, dan kapan pohon berbuah. Sejarah bersifat
ideografis karena sejarah bersifat rnenggambarkan, memaparkan, dan menceritakan
sesuatu. Berbeda dengan ilmu sosial yang lain, sejarah berusaha melukiskan sesuatu
sedetail mungkin. Sejarah bersifat unik karena berisi basil penelitian tentang hal-hal yang
unik dan secara khas hanya berlaku pada sesuatu, hal yang ada pada suatu tempat dan pada
waktu tertentu. Hal ini terlihat dalam topik-topik sejarah yang bersifat tunggal dan sekali
terjadi. Misalnya, revolusi Prancis, revolusi Indonesia, dan perjuangan Sisingamangaradja
XII.
Selain itu, sejarah juga bersifat empiris. Artinya, sejarah bersandar pada
pengalaman manusia yang sungguh-sungguh. Tanpa pengalaman empiris, sejarawan tidak
bisa berbicara. Oleh karena harus bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-
sungguh, sejarah harus berdasarkan pada fakta dan penelitian yang akurat. Akan tetapi,
banyak juga sejarah yang ternyata tidak berasal dari fakta-fakta yang akurat. Tugas kitalah
untuk selalu meneliti dan mempelajari sejarah dengan saksama.
Berdasarkan pandangan para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah pada
intinya merupakan cerita tentang masa lampau. Cerita itu sangat panjang dan mencatat
berbagai peristiwa. Cerita itu masih tetap berlanjut. Apa yang terjadi sekarang akan
menjadi sejarah di hari esok.
Sekilas Tokoh
Francis Bacon lahir pada 22 Januari 1561 di York Strand House, London. la anak
termuda dari lima bersaudara pasangan Sir Nicolas Bacon dan Ann
Cooke Bacon. la adalah seorang filosof Inggris yang memimpin
revolusi ilmu pengetahuan dengan teori observasi dalam metode
penelitian empiris.
Francis Bacon dikenal karena tulisannya yang menyangkut masalah filsafat ilmu
pengetahuan. Buku yang berhasil ditulisny adalah Novum Organum atau New instrument,
yang pada dasarnya merupakan pernyataan pengukuhan untuk penerimaan metode empiris
mengenai penelitian.
Ilmu pengetahuan bukanlah tempat untuk memulai dan mengambil kesimpulan
darinya, tapi ilmu pengetahuan adalah suatu tempat sampai ketujuan. Maksudnya, untuk
memahami sesuatu, seseorang harus "mengamatinya", kemudian mengumpulkan fakta, dan
mengambil kesimpulan dari fakta tersebut dengan cara argumentasi induktif yang logis.
Metode penelitian ini disebut juga dengan metode Baconian.
Buku terakhir Bacon adalah The New Atlantis. Buku ini mengungkapkan
pandangannya bahwa kemakmuran dan keadilan dalam negeri idealnya tergantung pada
hasil langsung dari pemusatan penelitian ilmiah. Secara implisit, Bacon mengemukakan
bahwa penggunaan intelegensia dalam penelitian ilmiah dapat membuat Eropa makmur
dan bahagia seperti penduduk yang hidup di pulau Atlantis. Bacon wafat pada 9 April
1926. Dengan demikian, berakhirlah kiprahnya dalarn ilmu pengetahuan.
1. Kolom Sejarah
Tulisan sejarah di dunia barat awalnya dimulai di Yunani kuno. Pada abad ke-5
SM, Herodotus yang dikenal sebagai Bapak Sejarah menulis catatan yang terkenal tentang
Perang Persia. Pada abad ke-17 dan ke-18 sejarah sebagai salah satu disiplin ilmu sudah
mulai diajarkan di universitas-universitas Eropa. Akan tetapi kemunculan ilmu ini baru
mulai terasa di abad ke-19, bersamaan dengan berkembangnya ilmu-ilmu sosial lainnya. Di
ilhami karya Leopold von Ranke, para sejarawan mulai memusatkan perhatian pada
pemaparan narasi-narasi peristiwa politik berdasarkan dokumen-dokumen resmi. Di bawah
pengaruh Leopold von Ranke, sejarah menerima identitasnya sebagai ilmu yang berdiri
sendiri dengan metode dan pendekatan yang kritis. Ranke mendesak objektivitas yang
tidak memihak sebagai titik pandang sejarawan dan membuat konsultasi sumber-sumber
kontemporer sebagai suatu hukum konstruksi sejarah. Kurun waktu 1950-an adalah titik
balik historografis. Saat itu, sejarawan Marxis muncul ke permukaan. Pada kurun waktu
1970-an di kalangan sejarawan timbul reaksi. Dalam mendekati objek sejarah, mereka
memiliki pendekatan-pendekatan baru. Dengan munculnya pendekatan baru itu dan
sebagai reaksi atas pendekatan tersebut, para peminat ilmu sejarah menyaksikan
kebangkitan dua unsur lama, yaitu politik dan narasi. Kebangkitan politik ditandai dengan
masuknya tinjauan politik dalam ilmu sejarah. Kebangkitan narasi ditandai dengan
pergeseran narasi besar (grand narrative) yang menekankan peristiwa-peristiwa kunci ke
narasi tentang peristiwa berskala kecil dengan teknik pemaparan sejarawan mikro. Selain
itu, berkembang pula paparan sejarah yang diceritakan dari sudut pandang majemuk.
Uji Penguasaan Materi
1. Kata Arab yang menjadi asal usul kata sejarah adalah …….
2. Dalam bahasa Yunani, historia berarti ………
3. Seorang arsitek yang berminat pada sejarah adalah ……….
4. Tokoh Indonesia yang memberikan pendapatnya tentang sejarah adalah ……..
5. Filsuf yang mengatakan bahwa sejarah herbeda dengan puisi dan filsafat adalah ……
Jawaban
1. Syajaratun
2. Informasi atau pencarian
3. Hasan bin Husain Al-Thuluni
4. Kontowijoyo
5. Aristoteles
Aktivitas
Buatlah silsilah keluarga Anda, kemudian tulislah sejarah keluarga
Anda dalam hentuk karangan!
D. SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, ILMU, DAN SENI
Sejarah dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai peristiwa.
Selain itu, Sejarah juga dapat dilihat sebagai sebuah kisah dan ilmu. Bahkan dapat dilihat
sebagai seni.
1. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah sebagai peristiwa
merupakan sejarah sebagainiana terjadinya (histoire realite). Peristiwa yang dimaksudkan
di sini bukanlah semua peristiwa. Agar suatu peristiwa dapat menjadi sejarah, peristiwa itu
harus dihubungkan dengan manusia. Di sini, ada unsur perbuatan yang disengaja. Selain
itu, dimensi waktu dari sejarah perlu diperhatikan. Tidak semua peristiwa di masa lalu
dianggap sebagai sejarah. Suatu peristiwa dapat dianggap sebagai sejarah jika peristiwa itu
dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain sebagai bagian dari
proses atau dinamika dalam suatu konteks historis. Antara
peristiwa-peristiwa itu terdapat hubungan sebab akibat.
Penyebab merupakan hal yang menyebabkan suatu peristiwa
dapat terjadi. Contoh sejarah sebagai peristiwa misalnya,
pergerakan nasional di Indonesia lahir pada awal abad ke-20
karena pada masa itu muncul kesadaran kebangsaan di
kalangan kaum pelajar Indonesia. Hubungan sebab akibat itu merupakan suatu dinamika
menuju perubahan sebagai suatu hakikat sejarah.
Kesinambungan antara peristiwa yang satu dan peristiwa yang lain dalam hubungan
sebab akibat terdapat dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat. Contohnya, perkelahian di
kantor camat mungkin tidak sepenting kudeta di pusat pemerintahan. Secara praktis dan
metodologis, sejarah harus diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu
tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
Sejarah sebagai peristiwa pada dasarnya adalah objektif. Objektivitas sejarah
sebagai peristiwa terletak pada fakta yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang
benar-benar terjadi.
Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang
abadi, unik, dan penting. Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang abadi karena
peristiwa tersebut tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa. Peristiwa
sejarah juga bersifat unik karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali dan tidak pernah
terulang kembali secara persis. Selain abadi dan unik, peristiwa sejarah juga merupakan
peristiwa yang penting karena peristiwa itu mempunyai arti dalam menentukan kehidupan
orang banyak.
2. Sejarah sebagai kisah
Huizinga, sejarawan Belanda, mengatakan bahwa sejarah adalah "suatu kisah yang
telah berlaku". Sejarah, sebagaimana dikisahkan (histoire-recite) mencoba menangkap dan
memahami sejarah sebagaimana terjadinya (histoire realite). Sejarah sebagai kisah
merupakan narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
- Sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana terjadinya (histoire realite).
- Sejarah sebagai peristiwa merupakan hasil tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan tertentu.
Huizinga, sejarawan Belanda, mengatakan bahwa sejarah adalah "suatu kisah yang telah berlaku". Sejarah, sebagaimana dikisahkan (histoire-recite) mencoba menangkap dan memahami sejarah sebagaimana terjadinya (histoire realite)
Ada kemungkinan sejarah sebagai kisah bersifat subjektif. Subjektivitasnya terletak
pada bagaimana sejarah tersehut dituturkan atau diceritakan oleh seseorang. Hal ini
disebabkan oleh kepribadian si pencerita atau si penutur sejarah yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti kepentingan dan nilai yang diperjuangkan, kelompok sosial di
mana dia berada, perbendaharaan pengetahuan yang dimiliki, dan kemampuan bahasa yang
dimilikinya.
Faktor kepentingan terlihat dari cara seseorang
menuturkan kisah sejarahnya. Misalnya, dalam penulisan
biografi, seorang tokoh, secara pribadi ingin menunjukkan
bahwa pribadinya memiliki peran penting dalam suatu
peristiwa sejarah. Nilai-nilai yang diperjuangkan terlihat
dalam corak tulisan sejarah yang disampaikan oleh seorang
penutur. Misalnya, seorang yang berhaluan nasionalis akan
cenderung menulis sejarah tentang nasionalisrne. Begitu juga
dengan seseorang yang berhaluan agamais atau sosialis, yang akan cenderung menulis
sejarah berdasarkan nilai yang ia yakini.
Faktor kelompok sosial yang dimiliki si penutur sejarah juga dapat mempengaruhi
cara penulisan sejarah. Misalnya, seorang sejarawan akan menulis sejarah dengan
menggunakan kaidah akademils ilmu sejarah, sedangkan seorang wartawan Akan menulis
sejarah dengan bahasawartawan.pengetahuan dan latar belakang keilmuan penutur sejarah,
juga mempengaruhi kisah sejarah yang disampaikannya. Pengaruh ini dapat dilihat dari
kelengkapan kisah yang disampaikan. Gaya penyampaian dan
interpretasinya atas peristiwa sejarah yang akan dikisahkan. Misalnya, kisah tentang
sejarah Indonesia pada abad ke-20 pasti akan lebih Iengkap dipaparkan oleh seorang
sejarawan dari pada seorang fisikawan. Olch seorang yang mempunyai latar belakang
keilmuan ekonomi, kisah tersebut cenderung akan ditafsirkan dengan menggunakan
perspektif ekonomi. Kemampuan bahasa seorang penutur sejarah juga mempengaruhi hasil
rekonstruksi kisah sejarah yang ia tuturkan. Penuturan sejarah sebagai kisah memang
sangat bergantung pada kemampuan si penutur kisah sejarah.
3. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah sebagai Ilmu, fositif bermula dari anjuran Leopold von Ranke kepada para
sejarawan untuk menulis apa yang sesungguhnya terjadi Leopold Von Ranke dikenal
sebagai Bapak Histonograh modern. Dengna menulis apa yang sesungguhnya terjadi,
sejarah akan menjadi objek dengan melihat manusia tertentu yang
mempunyai tempat dan waktu tertentu, serta terlihat dalam kejadian
tertentu, sejarah sebagai ilmu membedakan ilmu sejarah dengan
filsafat yang bersifat abstrak dan spekulatif.
Objektivitas sejarah membuatnya berbeda dengan sastra Para
sastrawan sangat subjektif. Kebenaran secara mutlak ada dibawah
kekuasaannya. Kebebasan pengarang rnembuat ia berhak membangun sendiri dunianya,
Melalui karya sastra, para pengarang tidak dituntut untuk memberikan informasi
selengkap-Lengkapnya, setuntas-tuntasnya dan sejelas-jelasnya.
Sejarah dapat dilihat sebagai ilmu dengan karakteristik tertentu. Sejarah termasuk
ilmu manusia yang dalam perjalanan waktu dipecah
menjadi ilmu sosial dan ilmu kemanusiaan. Sebagai salah
satu ilmu manusia, dalam hal tertentu, sejarah berbeda
dengan ilmu alam. Di satu sisi, ilmu-ilmu alam bertujuan
untuk menemukan hukum-hukum umum dan bersifat
monothetis (satu hukum), sedangkan sejarah berusaha
mencatat hal-hal yang khas atau bersifat ideografis. Selain
itu, dalam ilmu alam, hukum-hukurn berlaku secara tetap
tanpa mernandang orang, tempat, waktu, dan suasana.
Sejarah termasuk ilmu empiris. Karena itulah sejarah sangat bergantung pada
pengalaman manusia. Pengalaman itu direkam dalam berbagai dokumen. Dokumen-
dokumen itu diteliti oleh sejarawan untuk menemukan fakta sejarah.
Oleh karena sejarah berbicara tentang manusia, biasanya sejarah dimasukkan dalam
ilmu kemanusiaan. Akan tetapi, sejarah berbeda dengan antropologi dan sosiologi. Sejarah
membicarakan manusia dari segi waktu. Dalam waktu, ada empat hal yang perlu
diperhatikan, yakni perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Artinya,
sejarah melihat perkembangan masyarakat dari suatu bentuk ke bentuk yang lain.
Misalnya, sejarah perkembangan demokrasi di Amerika yang dimulai di kota-kota kecil di
New England pada awal abad ke-17.
Sejarah juga melihat kesinambungan yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Misalnya, kolonialisme merupakan kelanjutan dari patrimonialisme. Hal ini misalnya
terlihat dari sikap Belanda meniru raja-raja pribumi dalam menarik upeti. Sejarah juga
melihat pengulangan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Misalnya, pada zaman
kolonial, kaum pemodal besar menyengsarakan penduduk dan menimbulkan protes sosial.
- Sejarah termasuk ilmu empiris. Karena itulah sejarah sangat bergantung pada pengalaman manusia
- Sejarah membicarakan manusia dari segi waktu. Dalam waktu, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yakni perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan
Taman sekarang, mereka muncul lagi dan protes sosial terjadi di mana-mana sebagai reaksi
atas kehadiran mereka. Sejarah juga melihat perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari luar. Misalnya, gerakan nasionalisme di
Indonesia sering dianggap sebagai kepanjangan gerakan romantik di Eropa, gerakan pan-
islamisme di Timur Tengah, gerakan Turki muda yang berhasil menjatuhkan kekuasaan
monarki, dan kemenangan kelompok nasionalis di bawah pimpinan Sun Yat Sen di Cina.
Dalam meneliti objeknya, sejarah berpegang pada
teorinya sendiri. Teori-teori sejarah ditemukan dalam
setiap tradisi sejarah. Di Amerika. yang para sejarawannya
berorientasi pragmatis, teori sejarah yang filosofis tidak
diajarkan. Di negeri Belanda, yang mempunyai tradisi
kontinental yang lebih kontemplatif. diajarkan teori sejarah
yang filosofis. Teori sejarah diajarkan sesuai dengan
keperluan peradaban masing-masing tradisi.
Selain mempunyai teiori, sejarah juga mempunyai
generalisasi seperti ilmu lain sejarah juga menarik
kesimpulan-kesimpulan umum sering kali generalisasi sejarah merupakan koreksi atas
kesimpulan-kesimpulan Ilmu lain. Misalnya, revolusi Indonesia bukan pekerjaan kaum
ekstremis seperti propaganda Belanda, melainkan merupakanrevolusi pemuda. Untuk itu,
sejarah juga mempunyai metode sendiri. Berbeda dengan hukum ilmu-ilmu sosial yang
terlalu bersifat mekanis, metode sejarah bersifat terbuka dan hanya tuduk pada fakta.
Walaupun sejarah merupakan ilmu yang terbuka dan menggunakan bahasa sehari-
hari dengan nalar umum, sejarah juga seperti ilmu-ilmu lain yang membutuhkan riset,
penulisan yang baik, penalaran yang teratur, dan sistematika yang runtut. serta konsep
yang jelas.
4. Sejarah sebagai seni
Sejarah juga dapat dilihat sebagai seni. Sebagaimana seni, sejarah juga
membutuhkan intuisi, emosi, dan gaya bahasa. Sering kali dalam memutuskan apa yang
harus dilakukan, sejarawan menggunakan intuisinya. Kebutuhan sejarawan akan intuisi
terlihat ketika ia melakukan penelitian. Untuk mendapatkan intuisi, sejarawan harus
bekerja keras dengan data yang ada. Hal itulah yang membedakan pengarang dengan
sejarawan. Pengarang cenderung bekerja sambil mengkhayal. Sementara itu; sejarawan
harus tetap ingat akan data-datanya.
- Dalam meneliti objeknya, sejarah berpegang pada teorinya sendiri dengan metode sejarah bersifat terbuka dan hanya tuduk pada fakta.
- Sejarah juga membutuhkan riset, penulisan yang baik, penalaran yang teratur, dan sistematika yang runtut. serta konsep yang jelas.
Dalam melihat sejarah sebagai seni yang memakai intuisi, sejarawan harus dapat
membayangkan apa yang sebenarnya sedang terjadi dan apa yang terjadi sesudahnya.
Misalnya, seorang sejarawan yang menulis tentang perlawanan arek-arek Surabaya.
Cenclerung dituntut untuk dapat membayangkan keadaan kota Surabaya saat itu.
Penulisan sejarah juga memerlukan emosi. Penulisan
sejarah dengan emosi sangat penting untuk pewarisan nilai,
asalkan penulisan itu tetap setia pada fakta. Dalam penulisan
sejarah yang melibatkan emosi, pembaca seakan-akan diajak
hadir dan menyaksikan sendiri peristiwa itu. Penulisan sejarah juga membutuhkan gaya
Bahasa yang baik yang dapat menggambarkan detail-detail sejarah secara lugas dan tidak
berbelit-belit.
Sejarah sebagai seni mempunyai beberapa
kekurangan. Pertama, sejarah sebagai seni akan kehilangan
ketepatan dan objektivitasnya karena seni merupakan hasil
imajinasi. Ketepatan dan objektivitas sangat perlu dalam
penulisan sejarah. Ketepatan berarti kesesuaian antara fakta
dengan tulisan sejarah. Objektivitas, berarti tidak ada
pandangan yang individual. Kedua, sejarah akan terbatas. Hanya sejarah yang dapat
dideskripsikan sebagai karya seni yang diakui. Sementara itu, tema-tema sejarah yang
penting lainnya, seperti sejarah ekonomi dan sejarah kuantitatif yang menyuguhkan angka-
angka dan analisis tidak akan ditulis. Untuk lebih jelas mengenai perbandingan antara
sejarah sebagai seni dan ilmu, perhatikan tabel berikut.
Walaupun demikian, seni juga memberikan sumbangan terhadap penulisan sejarah.
Seni memberikan karakteristik yang dapat menggambarkan watak orang dalam biografi
kolektif. Misalnya, dalam penulisan sejarah tentang Perang Diponegoro, seorang sejarawan
akan terdorong untuk mengungkapkan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan Perang
Diponegoro tersebut. Pengungkapan berbagai peristiwa ini akan semakin lengkap jika ada
pelukisan watak orang-orang yang terlibat di dalamnya. Di sinilah seni memainkan
perannya. Selain itu, seni juga memberikan struktur plot atau alur tulisan sejarah yang
kerap kali dilupakan oleh sejarawan.
Uji Penguasaan Materi
1. Sejarah sebagai peristiwa sebagaimana terjadinya disebut ……….
sejarah juga membutuhkan intuisi, emosi, dan gaya bahasa
Sejarah sebagai seni mempunyai beberapa kekurangan, seperti kehilangan ketepatan dan objektivitasnya. Selain itu sejarah juga menjadi terbatas.
2. Kisah sesuatu yang telah beriaku adalah definisi sejarah menurut ……….
3. Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan ……..
4. Bapak historiografi modern adalah ………..
5. Sejarah sangat bergantung dari pengalaman. Oleh karena itu, sejarah termaksud ilmu
Jawaban
1. Histoire realite
2. Huizinga
3. Memori dan kesan
4. Leopold von Ranke
5. Empiris
Aktivitas
Buatlah kelompok dengan teman sekelas Anda. Tiap kelompok mencari tulisan sejarah
sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni. Kemudian, diskusikan dan buatlah analisis
mengapa tulisan-tulisan tersebut dapat digolongkan demikian!
E. GENERALISASI, PERIODISASI, DAN KRONOLOGI
Periodisasi dan kronologi merupakan hal yang penting dalam sejarah. Dengan
periodisasi, sejarawan dapat lebih memfokuskan dirinya pada penelitian dalam suatu
pembabakan sejarah. Hasil penelitiannya juga akan lebih sempurna. Kesempurnaan ini
akan semakin lengkap jika hasil penelitian sejarah itu disajikan secara kronologis di mana
urutan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa sejarah itu dapat dilihat dengan baik.
1. Generalisasi dan Periodisasi
Oleh karena sejarah adalah ilmu, generalisasi sangat diperlukan dalam sejarah.
Generalisasi adalah pekerjaan penyimpulan dari khusus ke umum. Ada dua tujuan
generalisasi, yaitu untuk saintifikasi dan untuk simplifikasi. Tujuan saintifikasi
mengandung arti bahwa sejarah melakukan penyimpulan umum. Generalisasi sejarah
sering dipakai untuk mengecek teori yang lebih luas, karena teori di tingkat yang lebih luas
kerap kali berbeda dengan generalisasi sejarah di tingkat yang lebih sempit. Misalnya, hagi
Marxisme, semua revolusi adalah perjuangan kelas. lni merupakan teori di tingkat yang
lebih luas yang mula-mula dipakai untuk menganalisis revolusi Prancis, kernudian dipakai
untuk semua revolusi. Berdasarkan penelitian sejarah, ternyata generalisasi ini tidak besar
karena ada petani di suatu daerah yang melakukan hal yang sebaliknya. Mereka tidak
melakukan perjuangan kelas, tetapi mereka cenderung lebih senang bersama kaum borjuis.
Demikian juga dengan revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia bukan perjuangan kelas,
tetapi digerakkan oleh cita-cita nasionalisme.
Selain saintifikasi, generalisasi juga bertujuan untuk simplifikasi atau
penyederhanaan. Simplifikasi perlu bagi sejarawan dalam melakukan analisis. Contoh
simplifikasi dapat dilihat dari penggambaran Anton Lucas, sejarawan Australia, terhadap
peristiwa gerakan rakyat yang beramai-ramai menurunkan para pejabat dalam peristiwa
tiga daerah di Pekalongan, Tegal, dan Brebes pada pascarevolusi dengan sebutan Bambu
Runcing Menembus Payung.
Ada banyak generalisasi sejarah. Salah satu di antaranya adalah generalisasi
periodik atau periodisasi. Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa
sejarah dalam tahapan atau pembabakan tertentu. Dalam membuat periodisasi, para
sejarawan pasti membuat kesimpulan umum mengenai sebuah periode. Contoh periodisasi
dalam sejarah terlihat dalam pembagian sejarah perkembangan budaya manusia oleh para
ahli atas dua periode besar berikut.
a. Zaman prasejarah, yakni zaman di mana manusia belum mengenal tulisan.
Babakan ini dimulai sejak adanya manusia hingga ditemukannya peninggalan-
peninggalan tertulis.
b. Zaman sejarah, yakni zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan.
Babakan ini dimulai sejak manusia mengenal tulisan hingga sekarang.
Periodisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan sejarah yang
akan dilakukan. Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan politik, sosial
ekonomi, kebudayaan, dan agama. Berdasarkan perkembangan politik, periodisasi dapat
dilakukan berdasarkan raja-raja yang memerintah di suatu daerah, seperti kesultanan
Yogyakarta. Berdasarkan perkembangan sosial ekonomi, periodisasi dapat dilakukan
dengan pembagian sejarah berdasarkan sistem mata pencarian masyarakat. Misalnya, masa
berburu dan hidup berpindah-pindah yang diikuti dengan masa bercocok tanam' dan hidup
menetap. Berdasarkan perkembangan kebudayaan. periodisasi dilakukan dengan
mengelompokkan masyarakat dari kebudayaan yang terendah dengan teknologi yang
sederhana sampai masyarakat dengan kebudayaan yang sudah tinggi dengan teknologi
canggih
2. Kronologi
Istilah kronologi dipahami sebagai urutan peristiwa yang disusun berdasarkan
waktu terjadinya. Kronologi sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu chronos dan logos. Chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu. Secara harfiah,
kronologi berarti ilmu tentang waktu. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, karya
W.J.S. Poerwadarininta, kronologi dipahamni sebagai ilmu
pengukuran berdasarkan kesatuan waktu dan urut-urutan
waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa tertentu.
Dalam ilmu sejarah, kronologi adalah ilmu untuk
menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa clan tempat
peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu.
Tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme
atau keracunan waktu dalam sejarah. Dengan memahami
konsep kronologi, peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di
masa lalu dapat direkonstruksi kembali secara tepat
berdasarkan urutan waktu terjadinya. Dengan bantuan
konsep kronologi, kita juga dapat melihat kaitan sebuah
peristiwa sejarah yang terjadi di belahan bumi yang satu dengan peristiwa yang terjadi di.
belahan bumi yang lain. Kronologi merupakan ilmu dasar yang sangat penting bagi ilmu
sejarah karena konsep ini menggambarkan proses sejarah. Sebuah kronologi dapat disusun
berdasarkan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah. Misalnya, hari terjadinya atau tahun
terjadinya. Catatan tentang tahun terjadinya suatu rentetan peristiwa sejarah biasa disebut
kronik.
Salah satu cara yang baik dalam menunjukkan
tatanan kronologis di mana peristiwa-peristiwa terjadi
adalah penggunaan garis waktu. Suatu garis waktu dapat
menunjukkan peristiwa-peristiwa dalam suatu hari atau
seluruh abad. Hal ini tergantung pada skala garis tersebut.
Dalam menentukan skala garis waktu itu, sejarawan sering
harus membagi waktu dalam banyak cara. Kadang-kadang,
mereka menggunakan periode waktu yang panjang.
Misalnya, masa Orde Baru adalah sebutan yang diberikan untuk suatu periode pada akhir
abad ke-20 di Indonesia. Periode tersebut merupakan masa pemerintahan rezim Soeharto
yang berkuasa antara tahun 1966-1998. Contoh kronologi dan peristiwa-peristiwa
bersejarah di Indonesia dapat dilihat pada skema 1.1.
- Kronologi sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronos dan logos. Chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu.
- kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa clan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu
- Tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme atau keracunan waktu dalam sejarah.
- Catatan tentang tahun terjadinya suatu rentetan peristiwa sejarah biasa disebut kronik.
- Salah satu cara yang baik dalam menunjukkan tatanan kronologis di mana peristiwa-peristiwa terjadi adalah penggunaan garis waktu
Dalam mengurutkan berbagai peristiwa sejarah secara kronologis, sejarawan
menggunakan ukuran waktu. Ada berbagai macam ukuran waktu atau sistem penanggalan.
Ada penanggalan Kristiani dan ada penanggalan Islam.
Penanggalan Kristiani berawal dari penanggalan Romawi Kuno. Penanggalan ini
diganti oleh Penanggalan Julian. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penanggalan
Julian kemudian diperbaiki dalarn penanggalan Gregorian yang diajukan oleh Paus
Gregorius XIII. Penanggalan inilah yang banyak
digunakan orang saat ini. Dalam penanggalan Kristiani kita menyebut tahun-tahun sebelum
Yesus dilahirkan dengan istilah BC (Before Christ [Sebelum Kristus]). Misalnya, 1901 BC.
Tahun pertama kalender Kristiani adalah tahun ketika Yesus lahir. Untuk menunjuk pada
tahun-tahun sesudah Kristus lahir, digunakan istilah AD (Anno Domini) dalam Bahasa
Latin yang berarti tahun "Tuhan kita". Misalnya, abad ke-20 AD.
Penanggalan Islam dimulai pada saat Nabi Muhammad 622 AD. Jadi, tahun 622
AD rnerupakan tahun pertama dalam penanggalan Islam atau 1 Hijriah. Penanggalan Islam
banyak digunakan di Asia Barat dan masyarakat di negara-negara muslim di dunia. Selain
itu, penanggalan int banyak digunakan di negara-negara Islam di luar wilayah itu
bersamaan dengan penanggalan Kristiani.
3. Sekilas Tokoh
Paus Gregorius XIII adalah salah satu Paus termasyhur yang dimiliki oleh Vatikan.
Paus Gregorius XIII mendirikan universitas di Roma, Italia. Universitas itu dipimpin oleh
imam-imam Jesuit dan memiliki fakultas-fakultas seperti fakultas agama, filsafat, dan
hukum. Selain itu, universitas ini memberikan kursus-kursus misionaris dan sejarah gereja.
Paus Gregorius XIII menyetujui penetapan sistem kalender
baru yang sebelumnya menggunakan kalender Julian. Perubahan
kalender ini diusulkan oleh seorang Doktor dari Napoli, Italia yang
bernama Aloysius
F. KEGUNAAN SEJARAH
Pada saat kita mempelajari sejarah, kita juga mempelajari adalah kebudayaan dan
prestasi yang berhasil dicapai para leluhur masyarakat di berbagai belahan dunia. Melalui
sejarah, kita diajak untuk memahami, menghargai, serta menghormati kebudayaan dan
prestasi orang lain. Melalui sejarah, manusia setiap tahun tidak hanya mengagumi sejarah
bangsanya sendiri, tetapi juga sejarah bangsa lain.
Mempelajari sejarah berarti belajar memahami masa lalu, masa kini, dan masa
depan. Belajar sejarah juga berarti merasakan dan menghayati semangat zaman (zeit geist)
yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah di masa lalu. Kesadaran akan masa lalu
dapat menjadi pedoman dalam melangkah di masa depan. Dengan mempelajari sejarah
niscaya kita akan mampu memahami, menilai„ dan mengambil keputusan secara lebih
cermat dan bijaksana. Oleh karena itu, kegunaan sejarah dapat dilihat secara intrinsik
maupun ekstrinsik.
1. Guna Sejarah secara Intrinsik
Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, sebagai mengetahui masa lampau,
sebagai pernyataan pendapat, dan sebagai profesi. Sebagai ilmu, sejarah adalah ilmu yang
terbuka dan berkembang baik dari sudut teori maupun
metodenya. Perkembangan ini menunjukkan bahwa sejarah
selalu responsif lerhadap perkembangan kebutuhan
masyarakat. Perkembangan teori terlihat dalam pencanangan
perlunya nasionalisme dalam penulisan sejarah pada Seminar
Sejarah I di Yogyakarta. Setelah pencanangan tersebut, ada pergantian “sejarah dari
geladak kapal” ke sejarah yang indosentrisme. Perkembangan dalam metode sejarah pada
masa ini terlihat ketika dalam sejarah muncul metode kuantitatif. Keterbukaan sejarah
terlihat dari penggunaan bahasa sehari-hari dalam penulisan sejarah dan dari kesempatan
yang diberikan kepada siapapun untuk menjadi sejarawan, asalkan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.
Ilmu sejarah sangat dibutuhkan dalam upaya menjelaskan berbagai hal yang terjadi
dalam kehidupan manusia di masa lalu. Ilmu sejarah akan membantu kita dalam
memahami berbagai peristiwa penting yang mempengaruhi peradaban umat manusia
sepanjang masa. Dalam konteks ini ilmu sejarah memiliki arti dan peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Secara umum arti penting ilmu sejarah dalam
kehidupan masyarakat adalah sebagai tiang pegangan untuk melangkah ke masa depan.
Dengan mempelajari sejarah kita akan dapat memahami apa yang telah terjadi di masa lalu,
Secara intrinsik, sejarah berguna sebagai ilmu, sebagai mengetahui masa lampau, sebagai pernyataan pendapat, dan sebagai profesi
apa yang harus kita lakukan di masa kini, dan apa yang bisa kita lakukan di masa depan.
Dengan demikian arti penting sejarah adalah sebagai kompas penunjuk arah kemajuan
suatu masyarakat.
2. Guna Sejarah secara Ekstrinsik
Secara ekstrinsik sejarah dapat memberikan sumbangan dari berbagai aspek
pendidikan diluar kepentingan keilmuan sejarah. Sejarah mempunyai fungi pendidikan
moral, penalaran politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu.
Peran pendidikan moral sejarah dapat dilihat dari berbagai peristiwa sejarah yang
dikandungnya. Di dalam berbagai peristiwa sejarah terdapat contoh-contoh tindakan dan
sikap moral yang dapat diteladani atau yang harus dihindari. Misalnya dalam pergerakan
nasional banyak contoh tentang tindakan yang benar dan yang salah, baik dan buruk, cinta
dan benci, atau merdeka dan terjajah.
Peran sejarah sebagai pendidikan penalaran dapat dilihat melalui hubungan sebab
akibat yang dikandung dalam setiap peristiwa sejarah.
Hubungan sebab akibat ini mengantar orang yang
mempelajari sejarah untuk tidak berpikir monokausal (pikiran
yang menyatakan bahwa peristiwa terjadi karena satu alasan.
Cara berpikir monokausal menafikan kesadaran manusia dan
membuat manusia berpikiran sempit. Sejarah harus membuat
orang berpikir plurikausal, yaitu beranggapan bahwa suatu
peristiwa disebabkan oleh banyak hal. Dengan berpikiran
seperti itu, segala sesuatu akan dilihat secara multidimensional.
Peran sejarah sebagai pendidikanan politik ditunjukkan oleh ormas-ormas antara
lain melalui berbagai pelatihan. Di sini, tentu perlu ditanamkan pendidikan mengenai
sejarah organisasi. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan diperlukan oleh semua lembaga
penelitian. Untuk menentukan suatu kebijakan diperlukan pandangan tentang lingkungan,
masyarakat, dan sejarah. Misalnya, kebijakan perpajakan diambil dengan lebih dahulu
mengetahui sejarah ekonomi bangsa itu, khususnya dalam kebijakan fiskal di masa
sebelumnya, seperti bagaimana pajak ditarik pada masa indonesianisasi atas usaha-usaha
asing.
Peran sejarah sebagai pendidikan perubahan diperlukan oleh politisi, ormas-ormas,
usaha-usaha, dan pribadi-pribadi. Dengan mempelajari sejarah, kelompok politisi dapat
mengantisipasi sejarah gelagat perubahan. Sebagai rekonstruksi masa lalu, sejarah tidak
Secara ekstrinsik sejarah dapat memberikan sumbangan dari berbagai aspek pendidikan diluar kepentingan keilmuan sejarah. Sejarah mempunyai fungi pendidikan moral, penalaran politik, kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan ilmu bantu.
hanya membangun masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu wartawan dan saja. Sejarah
sebagai kisah nyata pengalaman hidup manusia yang unik dapat digunakan untuk
memprediksi dan mengantisipasi kejadian berikutnya yang memiliki kecenderungan yang
sama dengan pengalaman tersebut. Pengantisipasian perubahan tidak hanya penting bagi
politisi, tetapi juga bagi ormas. Mereka perlu mengenalkan kepada anggotanya tentang
pentingnya pengelolaan perubahan untuk menghindari moral, penalaran, konservatisme
atau radikalisme yang dapat merusak organisasi. Hal yang sama juga berlaku bagi pribadi-
pribadi Autobigrafi dan biografi yang banyak bercerita tentang perubahan akan memberi
inspirasi untuk melangkah.
Sejarah negara-negara yang sudah maju seperti Amerika dan Jepang yang sudah lama
menjadi negara industri perlu dipelajari oleh negara-negara yang sedang melakukan
industrialisasi. Hal itu, perlu ditempuh agar di masa depan mereka dapat menghindari
masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara industri tersebut sebelumnya. Dengan
mempelajari sejarah negara-negara yang lebih maju, suatu bangsa dapat merancang masa
depannya.
Ketika seseorang pergi ke candi dan menemukan lukisan di dinding candi, dia
dapat mernbayangkan keindahan yang ada pada saat lukisan itu dibuat. Ketika kita
membaca sejarah kota-kota kuno di Eropa, seperti di Yunani dan Mesir, kita dapat
merasakan keindahan kota tersebut.
Dengan mempelajari sejarah, dampak-dampak dari peristiwa-peristiwa politis yang
terjadi dapat dianalisis. Dengan mempelajari sejarah arsitektur, dapat direncanakan model-
model arsitektur yang tepat dengan kondisi lingkungan dan zamannya. Dengan
mempelajari sejarah kedokteran, misalnya, kita dapat mengetahui cara
menanggulangi epidemi di masa lalu. Dengan mempelajari sejarah
perencanaan kota, kita dapat menyusun perencanaan kota kita dapat
menyusun perencanaan kota yang tepat sehingga masalah yang terjadi
di masa sebelumnya tidak terulang kemnbali.
3. Kolom Sejarah
Sejarah juga dapat menjadi rujukan, bukti, dan latar belakang yang dibutuhkan oleh orang
yang ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengannya. Seorang kader LSM perlu
mengatahui latar belakang sosial, gerakan dari LSM-nya supaya ia terampil menangani
permasalahan yang dihadapi LSM-nya. Pertimbangan sejarah juga harus diketahui oleh
agen inovasi agar dapat menjalankan perannya dengan baik. Selain itu, tokoh, peristiwa,
dan suasana sejarah dapat menjadi latar belakang kesenian. Misalnya, Eros Djarot tidak
akan sanggup membuat film Cut Nyak Dien tanpa membaca sejarah Aceh. Sejarah telah
digunakan oleh Sultan Hamengkubuwono IX yang selalu menyebut Sultan Agung dan
Pangeran Diponegoro sebagai pemberi semangat. Sejarah sebagai rujukan juga diperlukan
oleh para pemimpin politik yang memimpin sebuah partai politik berdasarkan agama.
Mereka perlu mempelajari bagaimana partai-partai sosial demokrat keagamaan dapat
tumbuh di Eropa yang sekuler. Sejarah sebagai bukti dapat dikaji untuk membenarkan
suatu perbuatan. Misalnya, Jepang dan Cina memiliki pendapat yang berbeda tentang
pendudukan portofolia Jepang. Bagi Jepang, pendudukan itu baik. Sebaliknya, bagi Cina,
pendudukan itu buruk. Pernyataan ini mereka perkuat dengan memakai data sejarah
sebagai bukti. Penggunaan sejarah sebagai rujukan juga terjadi di Indonesia. Pada masa
pemerintahan Orde Baru, setiap tahun diputar film G/30/S/PKI sebagai bukti adanya
pemberontakan yang dilakukan oleh PKI.
Uji Penguasaah Materi
1. Sejarah sebagai ilmu, sebagai cara mengetahui masa lalu, sebagai pernyataan
pendapat, dan sebagai profesi merupakan kegunaan sejarah sebagai guna ….
2. Memberikan pendidikan moral, penalaran, politik, dan kebijakan merupakan
kegunaan sejarah sebagai guna …
3. Hubungan sebab akibat dalam sejarah membuat seseorang yang mempelajari
sejarah tidak berpikir ….
4. Salah satu guna sejarah sebagai profesi adalah
5. Peran sejarah sebagai pendidikan politik ditujukan dalam bentuk …
Jawaban
1. Instruksi
2. Ekstrinsik
3. Monokausal
4. Guru sejarah
5. Pengkaderan oleh partai politik
Aktivitas
Carilah situs sejarah masa lampau dari majalah atau internet! Buatlah mengenai fungsi
situs tersebut sebagai sebuah pendidikan keindahan dalam ilmu sejarah! Analisis detail
yang ada pada situs tersebut yang dapat menjadi pendidikan keindahan buat Anda.
Analitika
Ilmu sejarah sangat penting peranannya dalam kehidupan kita. Kebenaran sebuah peristiwa
sejarah yang dialami sebuah bangsa akan mempengaruhi masa depan bangsa itu. Akhir-
akhir ini terutama setelah gerakan reformasi, berkembang tuntutan untuk mengkaji dan
menulis kembali sejarah indonesia.
RANGKUMAN
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun. Kata ini pada mulanya,
dihubungkan dengan silsilah raja-raja dlan dinasti yang menjadi elemen utama dalam kisah
sejarah pada masa awal. Setiap bangsa mempunyai kata yang mengandung arti “sejarah”.
Dalam bahasa inggris sejarah adalah history. Dalam bahasa Yunani sejarah adalah historia.
Dalam bahasa jerman adalah geschitche. Semua kata ini mengacu pada peristiwa lampau.
Dalam pandangan Kuntowijoyo, sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis,
ideografis, dan unik. Sejarah itu diakronis karena sejarah memanjang dalam waktu. Sejarah
bersifat ideografis.' karena sejarah itu menggambarkan, memaparkan, dan menceritakan
sesuatu. Sejarah pada suatu tempat dan dalam waktu tertentu. Selain itu, sejarah juga
bersifat empiris. Artinya, sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sesungguhnya.
Di dalam penulisan sejarah perlu ada periodisasi dan kronologi. Periodisasi
merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan
tertentu. Kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan
tempat peristiwa secara tepat berdasarkan urutan waktu.
EVALUASI
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu ..
a. syajaratun d. historia
b. history e. geschicthe
c. story
2. Sejarah menjadi pusat pengertian manusia karena manusia menciptakan sejarah.
Pendapat itu dikemukakan oleh ..
a. Vico d. Collingwood
b. Ibn Khaldun e. Kuntowijoyo
c. Aristoteles
3. Sejarah akan melihat segala sesuatu berdasarkan rentang waktu. Hal tersebut
menunjukkan sejarah bersifat. …..
a. diakronis d. penting
b. ideografis e. empiris
c. unik
4. Sejarah berusaha menggambarkan, memaparkan, dan menceritakan sesuatu sedetail
mungkin. Hal itu menunjukkan sejarah bersifat….
a. diakronis d. penting
b. ideografis e. empiris
c. unik
5. Sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh terjadi. Hal
tersebut menunjukkan sejarah bersifat …
a. diakronis d. penting
b. ideografis e. empiris
c. unik
6. Bapak sejarah yang menulis catatan yang terkenal tentang Perang Persia adalah …
a. Ibn Khaldun d. Julius Caesar
b. Herodotus e. Socrates
c. Leopold von Ranke
DAFTAR PUSTAKA
Adullah, Tafuik. 1995. Sejarah: Disiplin Ilinu, Rekonstruksi, Masa Lalu, Berita Pikiran.
Jakarta: LIPI.
------------------ dan Drs. Abdurrachman Surjornihardjo. 1985, Ilrnu Sejarah dan
Historiografi. Jakarta: PT Gramedia.
Adam, Ahmat. 1995. Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Kelndonesiaan, 1855-
1913. Jakarta: Hasta Mitra.
Adam, Asvi Warman. 2004. Pelurusan Sejarah Indonesia. Yogyakarta: TriDE,
Badrika, I Wayan. 2004. Sejarah Nasional lndonesiaan Umum SMA Kelas I, Jakarta,
Penerbit Erlangga.
Barraclough, Geoffrey (ed). 1998. Hammond Concise Atlas of World History. London:
Times Books.
Black, Jeremy (ed). 1999. DK Atlas of World History. London: Dorling Kindersley
Limited.
Budhihartono, DR, et.al. Indonesia Indah: Bangsa Indonesia I, Jakarta: Perum Percetakan
Negara Republik Indonesia.
Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
de Jonge, Drs. Nico, et.al. 1990. Indonesia in Focus. London: Kegan Paul International
Ltd.
Galvin, John. “Abydos, Life and Death at the Dawn of Egyptian Civilization,” National
April 2005, hal. 108.
Gottschalk, Louis. 1969. Understanding History: a Primer of Historical Method, atau
Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Kuntowijoyo, Dr. 1999. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
--------------2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
--------------2001. Pengantar llmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
GLOSARIUM
· Abris Sau Roche: Peradaban ketika manusia purba mulai tinggal di gua-gua di pinggir
pantai dan sungai.
· Anakronisme: Suatu ketidakcocokan dari suatu zaman terhadap zaman tertentu; atau
sebuah peristiwa percakapan dan unsur latar yang tidak sesuai menurut waktu di dalam
karya sastra.
· Arkais: Berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno
· Arkeologi: Ilmu tentang kehidupan dan kebudayaan zaman kuno berdasarkan benda
peninggalannya, seperti patung dan perkakas rumah tangga.
· Babad: Kisah berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, dan Madura yang berisi peristiwa
sejarah.
· Balada: Sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang mengharukan, kadang-
kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.
· Biografi: Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh prang lain.
· Dinasti: Keturunan raja-raja yang memerintah, semuanya berasal dan satu keluarga.