a. latar belakang masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam...

27
Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan subsistem budaya yang memiliki peran strategis dalam menumbuhkembangkan potensi dan bakat manusia. Chandler, 1961 dalam Sumantri, (2003:1.4), menjelaskan bahwa pendidikan diakui sebagai suatu hal yang vital baik bagi individu yang kapasitas intelek dan kreativitasnya menjadi meningkat, maupun bagi bangsa dimana mereka merupakan kekuatan dari pada sumber-sumber manusia yang terlatih. Demikian halnya dengan Suryadi, (2002: 1), mengemukakan bahwa pendidikan dipandang sebagai katalisator utama dalam pengembangan sumber daya manusia, dengan anggapan bahwa semakin terdidik seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya terhadap kesehatan, partisipasi politik dan keluarga berencana. Pendapat lainnya dikemukakan Sauri, (2010:1) yang memberikan gambaran bahwa dengan pendidikan, karakter manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat dapat dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tuntutan ideal bagi proses pembangunan. Keseluruhan pandangan tadi menunjukkan bahwa pendidikan memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia dan kehidupan suatu bangsa untuk mencapai tujuan yang diharapkannya terlebih pada jaman modern sekarang ini yang penuh dengan tantangan. Penguatan lebih dalam tentang pentingnya pendidikan dapat kita temukan dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Upload: donguyet

Post on 14-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan subsistem budaya yang memiliki peran strategis

dalam menumbuhkembangkan potensi dan bakat manusia. Chandler, 1961 dalam

Sumantri, (2003:1.4), menjelaskan bahwa pendidikan diakui sebagai suatu hal

yang vital baik bagi individu yang kapasitas intelek dan kreativitasnya menjadi

meningkat, maupun bagi bangsa dimana mereka merupakan kekuatan dari pada

sumber-sumber manusia yang terlatih. Demikian halnya dengan Suryadi, (2002:

1), mengemukakan bahwa pendidikan dipandang sebagai katalisator utama dalam

pengembangan sumber daya manusia, dengan anggapan bahwa semakin terdidik

seseorang, semakin tinggi pula kesadarannya terhadap kesehatan, partisipasi

politik dan keluarga berencana. Pendapat lainnya dikemukakan Sauri, (2010:1)

yang memberikan gambaran bahwa dengan pendidikan, karakter manusia sebagai

individu dan sebagai masyarakat dapat dibentuk dan diarahkan sesuai dengan

tuntutan ideal bagi proses pembangunan. Keseluruhan pandangan tadi

menunjukkan bahwa pendidikan memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia

dan kehidupan suatu bangsa untuk mencapai tujuan yang diharapkannya terlebih

pada jaman modern sekarang ini yang penuh dengan tantangan.

Penguatan lebih dalam tentang pentingnya pendidikan dapat kita temukan

dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Page 2: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nasional, terutama pada pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sedangkan tujuannya untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Winataputra dalam Budimansyah dan Syaifullah (Ed.) (2006: 18),

secara substantif, tujuan pendidikan nasional dikelompokkan menurut

orientasinya ke dalam empat kelompok yaitu ”dimensi spritual dan moral, dimensi

intelektual, dimensi fisikal dan dimensi sosio-kultural.”

Hal ini menjadi sangat berarti bagi kehidupan kita, sebab kalau saja seluruh

rakyat Indonesia memahami dan melaksanakan pendidikan secara baik dan benar

maka akan mampu mengatasi segala persoalan kehidupan baik persoalan sosial,

ekonomi, budaya, maupun keamanan, tinggal bagaimana kita menyusun proses

pendidikan agar memiliki makna yang luar biasa bagi kehidupan manusia itu

sendiri.

Terkait dengan makna pendidikan saat ini, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dalam sambutan peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas

Airlangga, Senin 12 Mei 2008 mengingatkan bahwa, “Ke depan bangsa ini harus

meningkatkan kemandirian, daya saing dan peradaban bangsa. Untuk itu

pendidikan harus bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

membentuk nilai dan karakter bangsa yang unggul yang dicirikan antara lain :

Page 3: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ulet, tangguh, sanggup menghadapi tantangan, saling menyayangi dan

menghormati dan toleransi”. Pesan moral dari ungkapan Presiden tersebut

sesungguhnya adalah pentingnya pendidikan karakter bagi rakyat Indonesia

sebagai alternative solusi untuk memecahkan segala persoalan dan mencapai

tujuan bangsanya.

Schwartz dalam Samani dan Hariyanto (2011: 16) menjelaskan bahwa

“Pendidikan karakter membantu para siswa mencapai sukses baik di sekolah

maupun dalam kehidupan, pendidikan karakter membantu meningkatkan perilaku

pro-sosial dan menurunkan sikap dan perilaku negatif para siswa.”

Terlihat jelas bahwa pendidikan karakter memunculkan harapan dan

optimisme khususnya bagi kehidupan persekolahan, tidak saja pada wilayah

kognitif tetapi juga wilayah psikomotor. Dengan pendidikan karakter setidaknya

ada tiga yang menjanjikan yaitu sukses dalam sekolah dan luar sekolah,

meningkatkan perilaku yang baik dan menurunkan sikap perilaku negatif.

Pendapat lain disampaikan oleh Berkowitz, dalam Samani dan Hariyanto

(2011: 17) bahwa pendidikan karakter yang efektif akan meningkatkan:

1. Perbaikan iklim sekolah termasuk iklim pembelajaran

2. Para siswa dan staf menganggap sekolah sebagai tempat yang peduli,

aman dan cocok bagi anak-anak.

3. Para siswa berperilaku lebih santun dan pantas, serta pro-sosial

4. Tindakan-tindakan yang keliru dan tidak terpuji seperti penggunaan

narkoba serta kekerasan menurun secara drastis.

Memperhatikan uraian tersebut terlihat jelas bagaimana sumbangsih

pendidikan karakter bagi siswa dan lingkungan sekolahnya. Pendidikan karakter

bukan saja membantu memecahkan masalah yang dihadapi manusia, tetapi

pendidikan karakter sebagai upaya penanaman nilai dan karakter bangsa,

Page 4: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menjadi media pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda

sehingga mampu memperkokoh eksistensi bangsanya serta mampu meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Sejalan dengan

harapan tersebut Sauri (2010: 1) mengatakan bahwa “Sendi-sendi yang

menopang sebuah bangsa diantaranya adalah berupa karakter dan mentalitas

rakyatnya, hal tersebut menjadi pondasi yang kukuh dari tata nilai bangsa

tersebut.”

Rasionalisasi secara konseptual tentang pendidikan karakter begitu menguat

sehingga program 100 hari Kementerian Pendidikan Nasional adalah pendidikan

karakter. Pendidikan karakter menjadi ikon program pemerintahan saat ini karena

diprediksi mampu mengatasi permasalahan bangsa khususnya untuk generasi

yang akan datang. Oleh sebab itu semua satuan pendidikan pada setiap jenjang

sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan pendidikan karakter.

Sementara itu fakta sosial sekarang ini baik dikalangan pelajar maupun

masyarakat pada umumnya berada pada situasi yang memprihatinkan baik pada

tingkat lokal, regional maupun nasional. Perkelahian pelajar, perkelahian massal

antar masyarakat, vandalisme, kekerasan terhadap anak, adalah beberapa contoh

perilaku yang kerap menghiasi media massa dan media elektronik kita. Realitas

ini tentu memperkuat pemahaman kita tentang pentingnya pendidikan karakter.

Perilaku-perilaku yang sering kita lihat dan kita dengarkan sekarang ini

dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan perilaku yang tidak baik.

Krisis perilaku baik dalam kehidupan masyarakat saat ini nampaknya pantas

Page 5: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk diucapkan. Mengenai krisis moral atau krisis kehidupan ini dikemukakan

oleh Winataputra dan Budimansyah (2007: 16) sebagai berikut :

“Kekerasan, pelanggaran lalu lintas, kebohongan publik, arogansi

kekuasaan, korupsi kolektif, kolusi dengan baju professionalisme,

nepotisme lokal dan institusional, penyalahgunaan wewenang, konflik antar

pemeluk agama, pemalsuan izajah, konflik buruh dengan majikan, konflik

antara rakyat dengan penguasa, demonstrasi yang cenderung merusak,

koalisi antar partai yang secara kontekstual dan musiman, politik yang

kecurangan dalam pelaksanaan pemilu dan pilkada, otonomi daerah yang

berdampak tumbuhnya etnosentrisme dan lain-lain.”

Pada tingkat lokal bentuk perilaku menyimpang atau a-sosial dapat

berbentuk tawuran membawa senjata tajam, pengrusakan barang milik orang lain,

penganiayaan, dan vandalisme. Berdasarkan data SPK POLRES Purwakarta tahun

2011, peristiwa tawuran antar pelajar dan pengrusakan barang milik orang lain

selama bulan Oktober tahun 2011 tercatat delapan kasus tawuran dan bulan

Nopember minggu pertama tercatat empat kasus tawuran. Realitas ini tentu

memprihatinkan bagi kita semua, sebab pelajar yang mestinya memiliki ruang dan

waktu yang banyak untuk mempelajari ilmu pengetahuan ternyata masih banyak

yang belum memiliki kesadaran tersebut.

Terjadinya konflik dan perilaku yang berujung pada penganiayaan terhadap

sesama, penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi, mendahulukan

kepentingan kelompok dari pada kepentingan bangsa dan negara mungkin

disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal yang

kurang baik. Faktor internal berkaitan dengan kualitas diri yang bersangkutan

seperti kualitas ilmu keagamaan, kualitas karakter, stabilitas emosi dan kondisi

batiniah lainnya yang ada pada diri yang bersangkungan. Sedangkan faktor

eksternal berupa situasi lingkungan keluarga yang kurang kondusif, situasi

Page 6: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lingkungan yang tidak steril, pengaruh yang negatif dari pergaulan, berita dari

media massa yang kurang baik dan kondisi lingkungan lainnya yang secara

langsung atau tidak turut berkontribusi terhadap perilaku menyimpang tersebut.

Namun demikian apapun sebabnya, perilaku a sosial atau perilaku

menyimpang tersebut pada akhirnya merupakan ancaman terhadap eksistensi

bangsa dan negara. Hal ini menunjukkan bahwa rasa cinta terhadap bangsa dan

negara dari warga negara belum dijadikan landasan dalam menjalankan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berbagai kenyataan tersebut hendaknya kita perhatikan secara serius agar

tidak berdampak pada hal yang lebih besar. Sugiarto, (2009: 8), menyatakan

bahwa :

“ Masalah kecil akan berpengaruh besar merupakan pandangan yang bijak,

sebab bangsa yang baik bermula dari masyarakat yang baik, masyarakat

yang baik bermula dari keluarga yang baik, dan keluarga yang baik

dibangun atas individu-individu yang baik.”

Oleh sebab itu segala permasalahan yang muncul dalam lingkungan sekolah

maupun dalam lingkungan masyarakat harus dieleminir sebaik mungkin agar tidak

berpengaruh terhadap bangsa dan negara. Dalam persepktif inilah nasionalisme

menjadi modal yang cukup potensial dalam mengeliminir persoalan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat tersebut.

Nasionalisme pada dasarnya menitikberatkan pada semangat dan perasaan

cinta kepada bangsa dan tanah air yang muncul karena adanya persamaan sikap

dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama. Bagi bangsa

Indonesia, semangat nasionalisme diwujudkan para pemuda tahun 1928 dalam

Sumpah Pemuda yang menyatukan satu tekad bahwa mereka mencintai tanah

Page 7: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

airnya, yaitu Indonesia. Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, para

pemuda dengan sukarela mengorbankan semua yang dimilikinya, untuk bertempur

melawan penjajah hingga terlontar suatu motto yang menggelora dalam hatinya

yaitu “Merdeka atau Mati”.

Dengan demikian nasionalisme secara politis merupakan kesadaran nasional

yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut

kemerdekaan atau menghilangkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk

membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Kita

sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa

dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara

tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara

lain. Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan

(chauvinisme) tetapi kita harus mengembangkan sikap saling menghormati,

menghargai dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.

Dengan demikian makna nasionalisme sering mendapat interpretasi yang

berbeda, yaitu :

1. Nasionalisme dalam arti sempit yaitu suatu sikap yang meninggikan bangsanya

sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap

seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.

Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.

2. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa

cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati

bangsa lain.

Page 8: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nugroho Notosusanto dalam Yurmala (2005:53) mengemukakan makna

nasionalisme sebagai berikut :

“Nasionalisme adalah suatu ide yang mengisi hati manusia dengan pikiran

baru dan yang mendorong untuk menterjemahkan kesadaranya dalam

tindakan berupa aksi yang diorganisasi. Karena itu nasionalisme bukan

semata-mata suatu kelompok yang diikat oleh kesadaran bersama melainkan

juga merupakan yang ingin mengungkapkan dirinya kedalam apa yang

dianggapnya bentuk tertinggi daripada kegiatan yang terorganisasi negara

yang berdaulat”.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa nasionalisme merupakan suatu gerakan

batiniah yang mampu mendorong manusia untuk melahirkan sikap dan perilaku

yang ingin diberikan kepada negara. Kesadaran manusia untuk mengikatkan diri

dalam suatu kesatuan dan bertindak berdasarkan kesadarannya demi bangsa dan

negara yang dicintainya. Jelasnya nasionalisme menjadi kekuatan pendorong yang

akan melahirkan kesadaran untuk melakukan sesuatu untuk negaranya.

Pendapat lain disampaikan oleh Hafidh Maksum dalam Budimansyah dan

Bestari (Ed.) (2011:82) yang menjelaskan bahwa :

“ Nasionalisme sebagai ungkapan perasaan senasib sepenanggungan dalam

lingkup bangsa dalam bentuk kepedulian dan kepekaan akan masalah-

masalah yang dihadapi bangsa, termasuk didalamnya masalah yang

berkaitan dengan rasa solidaritas sebangsa dan setanah air ”.

Dengan demikian Nasionalisme memiliki makna penting bagi keberadaan

dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Masyarakat yang memiliki sikap

Nasionalisme tinggi akan rela mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk bangsa

dan negaranya. Perwujudan sikap nasionalisme harus terus diupayakan dari

bentuk yang sederhana sampai pada bentuk yang kompleks, dari perwujudan

nasionalisme dikalangan rakyat, pejabat dan pelajar pada umumnya.

Page 9: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hal ini seperti disampaikan oleh Suyanto (2000: 30) bahwa “Aktualisasi

faham Nasionalisme hendaknya lebih mengemuka dalam kehidupan sehari-hari

seperti loyalitas dan dedikasi kepada bangsa dan negaranya.” Dengan demikian

nasionalisme hendaknya menjadi fondasi perilaku dari seluruh komponen bangsa

sehingga memunculkan perilaku yang terpuji terhadap sesama warga masyarakat,

bangsa dan negaranya. Nasionalisme juga dihayati sebagai solidaritas hidup warga

yang ada dalam negara-bangsa untuk mengatasi berbagai masalah dan solidaritas

dalam bertindak dan berprilaku yang ditujukan untuk kepentingan bersama dalam

mewujudkan cita-cita bangsa-negara.

Namun demikian di jaman reformasi dan globalisasi saat ini, Nasionalisme

nampaknya harus mendapat perhatian serius dari seluruh komponen bangsa

terlebih nasionalisme pada kalangan generasi muda atau pelajar. Irmayanti, Ketua

Departemen Politik FISIP USU, merasa miris dengan minimnya perhatian anak

muda dengan Sumpah Pemuda. Menurutnya Sumpah Pemuda menggambarkan

nilai nasionalisme mendalam generasi muda pada zamannya dan warisannya

masih terasa hingga kini. Dengan demikian generasi muda hari pun harus tetap

menjaga dan melestarikan nilai-nilai sumpah pemuda sebagai kekuatan untuk

melanjutkan pembangunan agar eksistensi bangsa dan negara ini mampu

mewujudkan cita-citanya.

Pandangan yang sama dikemukakan Herwandi, Pengamat dari Universitas

Andalas (Unand) Padang dalam www.minangforum.com, menilai bahwa :

“Indonesia dewasa ini tengah mengalami dekadensi nasionalisme dan

patriotisme, sementara negara ini terancam hancur lebih karena terjadinya

krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan terjadi lebih akibat hilangnya

figur pemimpin yang berwibawa dan dihormati, baik oleh rakyatnya sendiri

Page 10: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maupun oleh bangsa luar (masyarakat luar negeri) karena banyak yang

korupsi.”

Pendapat tersebut memberi isyarat bahwa pemimpin yang telah kehilangan

wibawa atau penghormatan dari rakyatnya atau masyarakat luar negeri, maka

nasionalisme rakyat tersebut mengalami penurunan. Hilangnya wibawa pemimpin

dapat disebabkan oleh korupsi yang meluas dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan demikian ada kesinambungan sebagai suatu kesatuan antara pemimpin

dengan yang dipimpinnya, antara rakyat dengan pemerintahnya atau antara

bawahan dengan atasanya.

Selain itu, menurunnya kadar Nasionalisme mungkin juga disebabkan oleh

faktor lain. Thung Ju dan Manan (2011: 2), memberikan gambaran bahwa :

“Kemiskinan, korupsi, lemahnya ketahanan budaya, dan juga konflik antar-

etnik dan konflik yang mengatasnamakan agama yang marak sejak era

reformasi, merupakan tantangan yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kadar Nasionalisme Indonesia dikalangan rakyatnya.”

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa melemahnya nasionalisme warga

negara disebabkan oleh perilaku-perilaku yang tidak diharapkan oleh masyarakat

pada umumnya. Perilaku yang tidak diharapkan tersebut mungkin dilakukan oleh

elemen masyarakat maupun elemen pemerintahan. Kemiskinan yang diderita

masyarakat menyebabkan menurunnya kadar nasionalisme karena masyarakat

mengharapkan pemerintah mampu meningkatkan kesejahtraannya sehingga ketika

masyarakat menderita kemiskinan memunculkan sikap apatis atau

ketidakpercayaan terhadap pemerintah itu sendiri.

Kondisi tersebut tentu tidak baik bagi kelangsungan hidup suatu bangsa

sebab akan mengakibatkan kehancuran yang mendalam karena negara telah

Page 11: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kehilangan kesetiaan dari warga negaranya sementara keberadaan negara itu

sendiri merupakan keinginan dari masyarakat. Terlebih pada kalangan generasi

muda atau pelajar yang merupakan pewaris dan penerus kehidupan bangsa dan

negara ini tentu harus sejak dini dibelajarkan tentang nasionalisme, patriostisme

atau kesetiaan kepada bangsa dan negara negaranya.

Pada kalangan pelajar sikap nasionalisme tidak dapat dilepaskan dari tugas

pokok mereka sebagai pelajar, sehingga memotret sikap nasionalisme pelajar pada

hakikatnya adalah memotret kegiatan-kegiatan yang harus mereka lakukan demi

bangsa dan negaranya. Kita cukup tercengang melihat pengamalan sikap

nasionalisme pelajar saat ini, misalnya dalam hal kedisiplinan, ketaatan pada

aturan, sopan santun pada orang tua, penghormatan pada simbol-simbol

kenegaraan (bendera) lambang negara dan sebagainya. Fakta yang berhubungan

dengan nasionalisme pelajar walaupun karena kelalaian seperti insiden bendera

yang terbalik dalam upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten

Manokwari Papua Barat tanggal 17 Agustus 2010, tali pengerek bendera yang

putus, peserta upacara yang mengobrol, tawuran antar pelajar, dan sebagainya.

Terkait dengan realitas inilah, maka sudah semestinya seluruh komponen

bangsa semakin tergerak hatinya untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa.

Sikap Nasionalisme dikalangan generasi muda khususnya pelajar harus menjadi

program perilaku kebiasaan harian sehingga nantinya mereka memiliki rasa

kecintaan terhadap bangsa dan negaranya. Dengan Nasionalisme para pelajar akan

rela mengorbankan jiwa raganya untuk bangsa, negara dan tanah airnya. Jelasnya

Nasionalisme harus menjiwa dan menjadi karakter atau identitas setiap pelajar.

Page 12: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi

saat ini harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan

global, sebab dalam era global tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh

warga negara semakin kompleks. Widada dalam Inspirasitabloid.wordpress.com.

(Agustus 2010) menguraikan bahwa salah satu strategi untuk membangun

semangat Nasionalisme adalah dengan memperkuat peran lembaga-lembaga sosial

dan kemasyarakatan seperti Gerakan Pramuka. Sebagai catatan, keberhasilan

Gerakan Pramuka dalam membangun semangat nasionalisme dan patriotisme di

kalangan generasi muda Indonesia tengah menjadi kajian mendalam di Malaysia

untuk diterapkan di sana. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan.

Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat

berperan sebagai subjek maupun objek.

Nasionalisme sebagai salah satu bentuk dari karakter, maka pendidikan

karakter pada kalangan pelajar harus dilaksanakan secara mendalam. Artinya

harus dirumuskan berbagai program dalam melaksanakan pendidikan karakter.

Saat ini implementasi pendidikan karakter dilakukan dalam konteks makro yang

bersifat nasional dan konteks mikro dalam satuan pendidikan.

Dalam konteks makro yang bersifat nasional, Budimansyah, (2010: 57)

menjelaskan bahwa:

“Pelaksanaan pendidikan karakter merupakan komitmen seluruh sektor

kehidupan, bukan hanya sektor pendidikan nasional saja, tetapi keterlibatan

aktif dari sektor–sektor pemerintahan lainnya, khususnya sektor keagamaan,

kesejahteraan, pemerintahan, komunikasi dan informasi, kesehatan, hukum

dan hak azasi manusia, serta pemuda dan olahraga.”

Page 13: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memperhatikan uraian tersebut, terlihat jelas bahwa sesungguhnya

implementasi pendidikan karakter menjadi program nasional sehingga dalam

rangka pelaksanaanya melibatkan semua unsur dalam masyarakat atau

pemerintahan bukan saja dunia pendidikan tetapi juga tanggungjawab sektor

keagamaan, sektor informasi dan komunikasi, sektor kesehatan, sektor hukum,

dan tentu pemerintah sebagai leading sektornya karena pemerintah sebagai

pembuat kebijakan. Penyusunan kebijakan oleh pemerintah akan menjadi titik

awal dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa keberhasilan pendidikan karakter merupakan tanggungjawab bersama dan

akan berdampak pada keberhasilan seluruh sektor kehidupan masyarakat, bangsa

dan negara.

Sedangkan dalam konteks mikro, Budimansyah (2010: 58) mengemukakan

bahwa :

“Secara mikro pengembangan pendidikan nilai / karakter dapat dibagi dalam

empat pilar , yakni kegiatan belajar mengajar dikelas, kegiatan keseharian

dalam bentuk budaya satuan pendidikan (school culture) kegiatan ko-

kurikuler dan/atau ekstrakurikuler serta kegiatan keseharian dirumah dan

dalam masyarakat.”

Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan

sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan

peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan

kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui

kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga

kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui

Page 14: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa

tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pembentukan karakter

siswa dikemukakan juga oleh salah seorang pimpinan daerah. Dalam harian

umum Pikiran Rakyat tanggal 27 Desember 2011 halaman 6 diberitakan bahwa

“Walikota Bogor akan menjadikan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yaitu

Pramuka sebagai indikator kinerja kepala sekolah, bahkan bagi kepala sekolah

yang tak merespon Pramuka akan diberi sanksi. Beliau menjelaskan bahwa

kegiatan Pramuka memiliki arti penting dalam pembentukan karakter siswa.”

Hasil penelitian sebelumnya diungkapkan oleh Abdulatif (2010: 237) yang

mendeskripsikan bahwa pembinaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat

mengembangkan penguasaan teori, praktek pembiasaan perilaku dan

keterampilan dalam kehidupan. Dengan perkataan lain pembinaan ekstrakurikuler

yang baik akan memiliki manfaat yang baik bagi peserta didik itu sendiri seperti

peningkatan kemampuan berpikir, bersikap dan berperilaku. Demikian halnya

dengan Dahliyana (2011:186) yang mengungkapkan bahwa “Kegiatan

ekstrakurikuler dipahami sebagai praktek moral dari apa yang telah diperoleh

siswa dari kegiatan belajar dikelas.”

Dalam Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa tahun 2010-2025,

(2010 : 2), dinyatakan bahwa jika kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan

disekolah tidak melakukan pembinaan karakter maka akan terjadi :

a. disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofis

dan ideologi bangsa

b. bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

c. memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa

Page 15: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. ancaman disintegrasi bangsa

Memperhatikan uraian tersebut, terlihat bahwa pendidikan karakter

memang penting bagi pembinaan peserta didik sebab jika tidak ada pembinaan

maka akan melahirkan suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi semua pihak

yaitu kehilangan orientasi atau pandangan terhadap nilai-nilai dasar negara,

menurunkannya nilai-nilai etika, nilai-nilai budaya serta ancaman perpecahan

bangsa. Tentu ini sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup bangsa dan

negara, oleh sebab itu penting diselenggarakannya pendidikan karakter.

Pada sisi lain, program pelaksanaan ekstrakurikuker di sekolah tidak

berjalan sesuai harapan, ada beberapa kendala baik secara konseptual maupun

pada tataran praktis. Secara konseptual dinyatakan dalam Permendiknas nomor 22

tahun 2006, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar

mata pelajaran dan pelayanan konseling. Pendapat yang sama dikemukakan oleh

Sahertian, (1985:132) yang menjelaskan bahwa “Kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan untuk menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan

manusia seutuhnya.”

Konsepsi ini secara tidak langsung telah membentuk paradigma unsur

pelaksana kegiatan ekstrakurikuler bahwa kegiatan tersebut hanyalah kegiatan

diluar jam pelajaran serta penyaluran bakat, minat dan kemampuan siswa.

Konsekuensinya kegiatan ekstrakurikuler menjadi kegiatan pilihan bagi sebagian

siswa bahkan mungkin menjadi kegiatan yang kalah favorit dengan kegiatan

akademik lainnya. Pendek kata kegiatan ekstrakurikuler menjadi kegiatan

sampingan bagi siswa.

Page 16: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tataran praktis, pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler juga

menemui kendala yaitu rentang waktu yang pendek, sifatnya diluar jam pelajaran

maka alokasi waktu peluangnya lebih sempit kalau tidak menggunakan hari libur.

Waktu yang pendek dengan kondisi fisik dan mental siswa yang sudah tidak fress

tentu menjadi permasalahan tersendiri untuk terlaksananya kegiatan

ekstrakurikuler yang diharapkan. Kita dapat memprediksi bagaimana kualitas

pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan

pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilaksanankan pada pagi hari. Terlebih bagi

sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran dua sif yaitu kelas pagi

dan kelas siang, maka praktis kegiatan ekstrakurikuler semakin terpinggirkan.

SMKN 2 Purwakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang

memiliki pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya pendidikan karakter serta

melaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu strategi

perwujudan pendidikan karakter tentu tidak dapat melepaskan diri dari realitas

permasalahan tersebut. Namun demikian tentu seluruh warga sekolah memiliki

upaya yang terarah dan terukur untuk meminimalisir kendala-kendala tersebut

sehingga tetap memiliki peluang untuk terlaksananya pendidikan karakter melalui

kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah akan merumuskan kebijakan yang diprediksi

dapat membantu pengembangan bakat, minat dan kemampuan siswanya melalui

kegiatan ekstrakurikuler.

Sebagai langkah awal upaya pembinaan karakter siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler, maka SMKN 2 Purwakarta menentukan jenis kegiatan

ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa.

Page 17: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara umum jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMKN 2

Purwakarta cukup banyak yaitu ada 12 jenis kegiatan. Secara lengkap jenis

kegiatan tersebut ditampilkan dalam tabel berikut.

Tabel 1.1

Jenis dan Jumlah Peserta Ekstrakurikuler

No

Jenis Ekstrakurikuler

Jumlah Peserta Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Pramuka 4 56 60

2 P M R - 42 42

3 Paskibra 60 60

4 Kelompok Bimbingan Olahraga 90 90

5 Keputrian 50 50

6 Kerohanian 43 43

7 Seni 1 99 100

8 English Club 35 35

9 TIK 150 150

10 Kesundaan 15 15

11 Beauty Class 40 40

12 Majalah Dinding 20 20

JUMLAH 5 700 705

Sumber : Data PKS Kesiswaan, diolah peneliti tahun 2012

Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa setiap jenis ekstrakurikuler memiliki

jumlah peserta yang berbeda-beda. Ini menandakan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler memang menjadi kegiatan pilihan siswa dalam mengembangkan

minat, bakat dan kemampuannya masing-masing, artinya jenis kegiatan

ekstrakurikuler yang ditawarkan sekolah juga nampaknya sesuai dengan

kebutuhan siswa itu sendiri.

Page 18: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Selain peserta yang menyebar pada semua jenis ekstrakurikuler, kita juga

dapat melihat jumlah peserta ekstrakurikuler yang banyak peminatnya dan sedikit

peminatnya. Jumlah peserta ekstrakurikuler jika ditampilkan dalam bentuk

diagram batang adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2

Jumlah Peserta Ekstrakurikuler Dalam Diagram Batang

Sumber : Data Kesiswaan, diolah peneliti tahun 2012

Dari gambar tersebut dapatlah dikatakan bahwa jumlah peserta kegiatan

ekstrakurikuler berbeda antara ekstrakurikuler yang satu dengan ekstrakurikuler

lainnya. Secara kuantitas, jumlah peserta terbanyak adalah dalam ekstrakurikuler

TIK, ini mungkin disebabkan bahwa siswa SMKN 2 Purwakarta banyak yang

memiliki pemikiran tentang pentingnya kemampuan penguasaan teknologi

informasi pada era globalisasi ini. Sedangkan peserta ekstrakurikuler yang paling

sedikit adalah esktrakurikuler Kasundaan yang mungkin disebabkan karena

0

20

40

60

80

100

120

140

160

L

P

Jumlah

Page 19: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengaruh globalisasi juga artinya ekstrakurikuler kasundaan dipandang tidak

modern. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang bagaimana penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa.

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan

rumusan masalah pokok penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah penguatan

pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah untuk

memantapkan sikap nasionalisme siswa”.

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,

maka rumusan masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi warga sekolah tentang kegiatan ekstrakurikuler sebagai

penguatan pendidikan karakter untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa?

2. Program ekstrakurikuler apa saja yang potensial bagi pengembangan

pendidikan karakter di sekolah untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa ?

3. Bagaimana proses penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa ?

4. Kendala apa saja yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan kegiatan

ekstrakurikuler sebagai penguatan pendidikan karakter untuk memantapkan

sikap nasionalisme siswa ?

Page 20: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Upaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengatasi permasalahan

tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk

memantapkan sikap nasionalisme siswa. Sedangkan tujuan khususnya adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui persepsi warga sekolah mengenai kegiatan ekstrakurikuler

sebagai penguatan pendidikan karakter untuk memantapkan sikap nasionalisme

siswa.

2. Untuk mengetahui program kegiatan ekstrakurikuker yang potensial bagi

pengembangan pendidikan karakter sehingga dapat memantapkan sikap

nasionalisme siswa.

3. Untuk mengetahui proses penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa.

4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi sekolah dalam mengembangkan

pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan

sikap nasionalisme siswa.

5. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dalam mengatasi

kendala penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk

memantapkan sikap nasionalisme siswa.

D. Manfaat Penelitian

Page 21: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritik

dan praktis. Adapun manfaat penelitian ini secara jelas digambarkan sebagai

berikut :

1. Teoritik

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran dan

penguatan terhadap teori Solidaritas Sosial dari Emile Durkheim dan teori

Belajar Sosial (social learning), pendidikan karakter dan sikap nasionalisme

siswa khususnya dilokasi penelitian. Hasil temuan penelitian nantinya menjadi

validasi terhadap teori solidaritas, teori belajar, pendidikan karakter, kegiatan

ekstrakurikuler dan sikap nasionalisme.

2. Praktis

a. Bagi peneliti

1).Dapat dideskripsikannya persepsi warga sekolah mengenai kegiatan

ekstrakurikuler sebagai penguatan pendidikan karakter untuk memantapkan

sikap nasionalisme siswa.

2).Dapat diidentifikasi program kegiatan ekstrakurikuler yang potensial bagi

pengembangan pendidikan karakter untuk memantapkan sikap nasionalisme

siswa.

3).Dapat diketahui proses penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa.

4).Dapat diketahui kendala apa yang dihadapi sekolah dalam mengembangkan

pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk memantapkan

sikap nasionalisme siswa

Page 22: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5).Dapat diketahui upaya apa yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kendala

proses penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler

untuk memantapkan sikap nasionalisme siswa.

b. Bagi sekolah, penelitian ini berguna terutama dalam upaya menciptakan

kebijakan sekolah sebagai sarana interventif dalam mengarahkan kegiatan

ekstrakurikuler agar mengusung nilai-nilai karakter sehingga dapat

memantapkan sikap nasionalisme siswa.

c. Bagi pembina ekstrakurikuler, penelitian ini berguna sebagai balikan

(feedback) sehingga dalam penyusunan program kerja kegiatan

ekstrakurikuler selalu terarah pada program-program kegiatan yang

memiliki nilai-nilai karakter.

d. Bagi siswa, penelitian ini berguna agar setiap program kegiatan yang

dilaksanakan senantiasa terarah pada program-program yang bernilai positif

untuk diri sendiri, organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.

E. Definisi Operasional

1. Konsep Karakter dan Pendidikan Karakter

Karakter sering dimaknai sebagai watak, tabiat atau aspek batiniah dalam

setiap diri manusia, dimana aspek batiniah inilah yang mendorong, memotivasi

pikiran, sikap dan perbuatan manusia. Karakter menjadi daya dorong dan daya

juang bagi setiap perbuatan manusia dalam menjalankan kehidupanya masing-

masing.

Oleh sebab itu karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah watak,

tabiat, dan kondisi psikologis/aspek batiniah yang dimiliki siswa SMKN 2

Page 23: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Purwakarta yang selalu mendasari sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-

hari. Watak, tabiat, kondisi psikologis atau aspek batiniah siswa ini telah mereka

miliki sebagai bawaan alamiah dan hasil pendidikan sebelumnya baik pendidikan

di keluarga maupun pendidikan formal pada jenjang dasarnya.

Sedangkan pendidikan karakter adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh

setiap individu, kelompok, dan lembaga baik lembaga pemerintah maupun

lembaga kemasyarakatan yang tujuan utamanya menanamkan nilai-nilai karakter

agar memiliki pikiran, sikap dan perbuatan yang baik.

Dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan pendidikan karakter

adalah seluruh upaya dan kegiatan sekolah baik oleh kepala sekolah, guru,

kurikulum sarana prasarana dan kegiatan lainnya yang memungkinkan dapat

menumbuhkembangkan watak, tabiat atau karakter siswa sehingga nantinya siswa

SMK Negeri 2 Purwakarta dapat bersikap dan berperilaku yang berkarakter dalam

arti sikap dan perilakunya senantiasa sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang

sifatnya universal atau berlaku umum.

2. Penguatan

Secara umum penguatan mengandung makna proses, atau kegiatan

menguatkan atau memperkuat sesuatu yang telah ada sebelumnya. Penguatan itu

dimaksudkan agar apa yang telah ada tersebut tidak hilang, tidak luntur dan untuk

meningkatkan kuantitas serta kualitas dari sesuatu tersebut.

Adapun penguatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh

kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan oleh sekolah dengan arahan Wakasek

kesiswaan, Pembina OSIS dan Pembina ekstrakurikuler untuk memperkuat atau

Page 24: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

meningkatkan kualitas pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler

sehinggga nantinya diharapkan mampu memantapkan sikap nasionalisme siswa

SMK Negeri 2 Purwakarta.

3. Kegiatan ekstrakurikuker

Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 2 Purwakarta meliputi

kegiatan pramuka, paskibra, palang merah remaja, rohani islam, seni, kasundaan,

teknologi informasi, beauty class, majalah dinding, bimbingan olahraga, keputrian

dan englih club.

4. Sikap Nasionalisme Siswa

Pada masa prakemerdekaan, nasionalisme bagi bangsa Indonesia merupakan

perjuangan politik untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Pada masa

kemerdekaan, nasionalisme merupakan bentuk pejuangan bagaimana

mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa kita. Sedangkan

pada masa pembangunan sekarang ini, nasionalisme merupakan upaya yang gigih

dari seluruh komponen bangsa untuk mengisi kemerdekaan ini.

Oleh sebab itu yang dimaksud dengan sikap nasionalisme siswa dalam

penelitian ini adalah sikap yang menunjukkan kemauan, kesanggupan para siswa

untuk berpartisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh

sekolah baik kegiatan pembelajaran atau intrakurikuler, maupun kegiatan di luar

jam pembelajaran/kegiatan ekstrakurikuler sebagai wujud rasa cintanya terhadap

bangsa da negara, seperti kegiatan upacara bendera, lomba antar sekolah,

kegiatan perpisahan sekolah dan sebagainya. Pada tataran yang lebih luas

diharapkan siswa setelah mengikuti kegiata ekstrakurikuler memiliki sikap

Page 25: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nasionalisme yang diwujudkan dalam kehidupan sekolah, masyarakat, bangsa dan

negara. Sikap nasionalisme itu harus meliputi berbagai bidang kehidupan seperti

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan dan agama.

Dengan demikian konteks nasionalisme dalam tataran implementasinya

harus meliputi berbagai bidang dan berbagai lingkungan kehidupan. Namun

demikian untuk mampu sikap nasionalisme yang luas tersebut, alangkah baiknya

kalau memulai dari lingkungan sekolah sebagai pijakan awalnya. Artinya aplikasi

yang paling sederhana pun, selama perbuatan atau perilaku siswa yang

menunjukkan kecintaan, penghormatan dan pengakuan terhadap sekolahnya

menjaga nama baik sekolahnya, menjaga nama dirinya, dan perbuatan baik lainya

adalah wujud nasionalisme siswa yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab

itu seluruh komponen sekolah baik pimpinan, guru, siswa, orang tua siswa dan

seluruh stakeholder yang concern dengan peserta didik hendaknya dapat

mengambil peran semampunya untuk mengembangkan sikap nasionalisme siswa.

Dengan demikian Amanat UUD 1945 yang menyebutkan bahwa pendidikan

adalah tanggungjawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah akan

terlaksana dengan baik.

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian yang digunakaan oleh peneliti antara lain :

1. Kegiatan ekstrakurikuker dapat dijadikan wahana sosio – paedagogis untuk

mendapatkan hand on experience. Dari kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan

ada kontribusi signifikan untuk menyeimbangkan penguasaan teori dan praktik

pembiasaan perilaku berkarakter, Budimansyah, ( 2010 :90 ).

Page 26: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih memantapkan apa yang

diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan,

Budimansyah, ( 2010 : 90 ).

3. Sundari (2009) dalam Wati (2011: 27) mengemukakan bahwa sikap

Nasionalisme dikatakan sebagai ”Kekuatan karena merupakan perekat yang

mempersatukan dan memberikan dasar kepada jati diri bangsa. Jika dalam

generasi muda sudah tidak ada lagi sikap Nasionalisme, tidak tertutup

kemungkinan bahwa bangsa ini akan tercerai berai seperti keadaan waktu

Indonesia belum merdeka.

----------

Page 27: A. Latar Belakang Masalaha-research.upi.edu/operator/upload/t_pkn_1004842_chapter1.pdf · dalam masyarakat banyak yang mencerminkan sikap dan ... membangun dirinya maupun lingkungan

Patoni, 2012 Penguatan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakulikuler untuk memantapkan sikap Nasionalisme Siswa (Studi Kasus Pendidikan Karakter di SMKN 2 Purwakarta)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu