a hama dan penyakit tumbuhan...

12
thtakreditasi S K No. : 55a/Dl KTUKep/2006 Vol. tssN 1411-7525 7 No. 1, Maret 2007 A N R U J L HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA Journal of Tropical Plant Pests and Diseases lsolasl N€matoda Patogsn Serangga Stei n e r n e h a dan H etero r h ah d itis K€anekaragaman Hym€noptera Parasitoid pada Sturuktur Lanskap Pertanlan Berb€da di Dasrah Aliran Sungai (DAS) Cianjur, Jawa Barat S€diaan lnsektlsida Caropr,yrrum souraliri: AktlvltaE lnEektisida dan R*ldu torhadap Larva Crocidolomia pavonana dan Keamanan pada Tanaman Eady Detection of lricrogramrra chlrorrs Sex€i Using The Egg Color and Sjze of lG Factitious Hosl, Corcyra .epharorrca Transgene ldentity and Number of lntegratlon Slt$ and ThoirCor6lation with Resistance lo PSIV ln Transgenlc P€anu$ Carrying Peanut Stripe Vkus (PSw) Coat Protein Gene I Chaerani, Y Suryadi,T.P. Priyatno, D. Koswanudin, U. Rahmat, SuJatmo, Yusuf& C.T. Griffin I Yaherwandi, S. Manuwoto, O. Buchori P. H;dayat & L.B, Prasetyo Pola Segrogasl dan Heritabilitas Sifat Ketahanan Kedelai lethadap Cowea Milcl Mott e Wrus Populasi Wlls X Mlg2521 Penekanan Hayatl Penyakil Molsr pada Eawang Merah dengan f choclenna hadianum, Tdchodema konIngl|, dan Pseudomoras fluorescers p60 Seleksi Pseudomonad Fluor€Ben Sscam L6ngsung di Lapangan lJntuk P€ngendalian Penyakit Lincat pada Tembakau Edy Syahputra, Djoko Prijono F.X, Susilo, Desta S, Romll, Sunaryo, & M. Solikhln Dwi Hapsoro, Hajrial Aswidinnoor, Rusmilah Suseno, Jumanto, & Sudarsono Maimun Barmawi Suprapto Edy Santoso, & Totok Agung Dwi Haryanto Triwidodo Arwiyanto, Fatma Yuniarsih, Toekidjo Martoredjo, & Gembong Dalmadiyo T I I I I I

Upload: danghanh

Post on 20-Jun-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

thtakreditasiS K No. : 55a/Dl KTUKep/2006 Vol.

tssN 1411-75257 No. 1, Maret 2007

ANRUJ L

HAMA DAN PENYAKITTUMBUHAN TROPIKA

Journal of Tropical Plant Pests and Diseases

lsolasl N€matoda Patogsn SeranggaStei n e r n e h a dan H etero r h ah d iti s

K€anekaragaman Hym€noptera Parasitoid pada SturukturLanskap Pertanlan Berb€da di Dasrah Aliran Sungai (DAS)

Cianjur, Jawa Barat

S€diaan lnsektlsida Caropr,yrrum souraliri: AktlvltaE lnEektisidadan R*ldu torhadap Larva Crocidolomia pavonana

dan Keamanan pada Tanaman

Eady Detection of lricrogramrra chlrorrs Sex€i Using The Egg Color and Sjzeof lG Factitious Hosl, Corcyra .epharorrca

Transgene ldentity and Number of lntegratlon Slt$ and ThoirCor6lationwith Resistance lo PSIV ln Transgenlc P€anu$ Carrying Peanut Stripe Vkus

(PSw) Coat Protein Gene

I Chaerani, Y Suryadi,T.P. Priyatno,D. Koswanudin, U. Rahmat, SuJatmo,Yusuf& C.T. Griffin

I Yaherwandi, S. Manuwoto, O. BuchoriP. H;dayat & L.B, Prasetyo

Pola Segrogasl dan Heritabilitas Sifat Ketahanan Kedelailethadap Cowea Milcl Mott e Wrus Populasi Wlls X Mlg2521

Penekanan Hayatl Penyakil Molsr pada Eawang Merahdengan f choclenna hadianum, Tdchodema konIngl|,

dan Pseudomoras fluorescers p60

Seleksi Pseudomonad Fluor€Ben Sscam L6ngsung di LapanganlJntuk P€ngendalian Penyakit Lincat pada Tembakau

Edy Syahputra, Djoko Prijono

F.X, Susilo, Desta S, Romll, Sunaryo,& M. Solikhln

Dwi Hapsoro, Hajrial Aswidinnoor,Rusmilah Suseno, Jumanto,& Sudarsono

Maimun Barmawi

Suprapto Edy Santoso,

& Totok Agung Dwi Haryanto

Triwidodo Arwiyanto, Fatma Yuniarsih,Toekidjo Martoredjo,& Gembong Dalmadiyo

T

I

I

I

I

I

1A J- HPT Tropika, ISSN 1111-7525val.7, No.1:1A- 20, Marct 2007

KEANEI'ARAGAMAN HYMENOPTERA PARASITOIDPADA STURUKTUR LANSKAP PERTANIAN BERBEDA

DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIANJUR, JAWA BARAT

Yahenvandir, S. Manuwotol, D. Bughoriz, P. Hidayat'1, dan L.B. Prasetvo3

ABSTRACT

Dive^ity ol Hlnenoptem Parusitoid in DilJercnt Agriculroal Lanhcape at Ciwju Wate^hed, West Jo)a,Undersranding how ihe landscape siructure affect the inieraction between crops, pests and their narural enemies is a

complex problem rhat can significanrly impad on rhe success or ,ailur of insect biological control. Hymenoptera parasitoid

are padicularly impodant nalural enemies because ofrheir great diversiS and €ffectiveness as agents ofbiological co.rrol.The objecrive ofrhis research is to study the diversiry of Hymenoptera parasiloid in rice Seld al Cianjur Watershed. Insecis

were sampled using three trapping techniques (farmcop, insecr net and yellow pan trap). Species accumulative cuNes.

lackloife-1 estimator, indices of diversity, indices of community similarilies and cluster analysjs were applied to analyze

the data. Results indicated thar there were 2750 speciment consist of26 family and 325 species ofH),rnenoptera parasiroid

in rice fields a! Cianjur \alershed. Diversity of Hymenoptera parasitoid were found io be influenced by the landscape

struciure and seasone of ncel'leld. Species richness and diversity were hiSher in Nyalindung landscape than Gasol and

Selalanbe landscape.

Key words: landscape stflrclure. diversity. hymenoptera parasiloid, rice fields

PENDAHULUAN

Lanskap pertanian adalah sekumpulan ekosistemyang tidak hanya meliputi lahan pertanaman(agroekosistem) tetapi juga ekosistem diluarnya,seperti tumbuhan liar, jalan raya, perkampungan danlainnya (Foman dan Godron, 1986). Pada lanskappertanian moderen strukur spasial, keanekaragamanhabitat dan komposisi habilai sangat bervariasi darisatu .anskap ke l,nsx,p 'arg rain. Lalskap pertdnianyang sangat sederhana misalnya, hanya terdiri atas

satu jenis pertanaman (monokultur) dan tumbuhaniiar, sedangkan lanskap penanian yang komplekstidak hanya terdiri alas berbagai pertanaman(polikultur), tetapi juga rerdapat banyak tumbuhanliar.

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cianjur adalah sub-sub DAS Citarum tengah yang terlelak di KabupatenCianiur. DAS Cianiur merupakan suatu sistem yang

khas bila ditinjau dari segi pengelolaan lanskap. DASCianiur dari hulu sampai ke hilir mempunyai strukturlanskap yang beragam. Desa Nyalindung misalnyaterletak di bagian hulu DAS Cianjur mempunyai 12kelas elemen lanskap dan 30 palc, membentukstruklur lanskap yang kompleks, sedangkan Gasoiyang terietak di bagian tenBah mempunyai enam keiaselemen lanskap dar. 28 patch dan Selajambe yangterl€tak di bagian hilir mempunyai tiga kelas elemen

lanskap dan 13 parc& membentuk strukur lanskapyang lebih sederhana (Yaherwandi et al., 2006).Ditinjau dariteori ekologi lanskap maka struktur dasarketiga lanskap tersebut yaitu; (l) matrik (r?arlri)adalah pertanaman padi, (2) bidang lahan Q)atch)yaitu pemukiman, kebun campur, perlanaman sayur,palawija dan lahan bera, dan (3) koridor (corridor)berupa pem"tang sa$ah ddn pinggiran saluran irigasi(Yaherwandi et al., 2006). Keli8a slruktur dasarlanskap ini merupakan habitat yang dapat dihuniserangga hama dan musuh alami.

Van Emden (1991) menyatakan peningkatankeanekaragaman habitat dalam lanskap pertaniandapat meningkatkan keanekaragaman serangga hamadan serangga bemanfaat dan seringkali kerusakantanaman oleh hama berkurang. Selanjutnya Kruessdan Tschamtke (2000) menambahlGn bahwa tipe dankualitas habitat, susunan spasial dan keterhubungan(connectiviry) antar habitat di dalam suatu lanskapdapat mempengaruhi keanekaragaman hayati danfungsi ekosistem. Hipotesis tersebut didukung olehMarino dan Landis (2000) yang mengemukakanbahwa keanekaragaman sfuktur lanskap pertaniantidak hanya mempengaruhi keanekaragarnan musuhalami di dalam pertanaman, tetapi juga kelimpahandan keefektifannya. Selanjutnya Icuess (2003)memperkuat hipotesis tersebut denganmengemukakan hasil penelitiannya yaitu kekayaan

'Dosen Jurum Hma dm Penyatil TumbDhe lakultd Pertatrie Univelsitas Andalas, K€mpus LimauMeis, Padug 25163: Dosen D.paaemen Prcr.tsi tum halulras Pe@ie lnstitur Peneiu Bogor'Dosen Depanmen Korsedr!: Smberdqa Hur Falulras Kehulms Inqiu PenMim Bo8or

YaheNar.li et el. : K.enekaragatnan Hynenopt.ra Pa.asitoid pada Struktur Landskap P.daniao Aerbeda 11

spesies dan laju parasitisme parasitoid dariMelanogronya aeneovent,r (Diptera: Agromyzidae)meningkat dengan meningkatnya keanekaragamanhabitat di dalam lanskap.

Kajian ekologi lanskap mencakup studi tentangstruktur, interaki antara komponen penyusun lanskapdan perubahan atau kerusakan habitat yang terjadidalam lanskap (Forman dan Godron, 1986; Kruessdan Tschamtke, 1994) akan menjadi lebih bermaknaapabiia dikai&an dengan keanekaragaman musuhalami, khususnya Hymenoptera parasitoid. Hal initerutama disebabkan Hymenoptera parasitoidmempunyai keanekaragarnan yang tinggi danberperan penting dalam mengatur populasi alamiserangga herbivor (Lasalle, 1993). Untuk itu telahdilakukan penelitian yang bertujuan untukmempelajari pengaruh struktur lanskap terhadapkeanekaragaman Hymenoptera parasitoid padaberbagai tipe lanskap pertanian di DAS Cianjur JawaBarat.

METODE PENELITLA.N

Pengambilan sampel serangga pada pertanamanpadi dilakukan di desa Nyalindung (bagian hulu),Gasol (bagian tengah) dan Selajambe (bagian hilir)DAS Cianjur dari bulan Januari sampai November2003. Masing-masing desa mempunyai strukturlanskap atau jenis penggunaan lahan yang berbeda.Deskipsi masing-masing lanskap tersebut disajikanpada Tabel 1.

Pelakanaan Penelilian. Pada masing-masinglaflskap dibuat duajalur transek dengan panjang lebihkurang 1000 m atau sepanjang pertanaman yang ada,jarak antara transek 500 - 600 m. Di sepanjang jalur

Tabel 1 . Deskripsi lokasi penelitian di Daerah Aiiran Sungai Cianiur

transek ditentukan titik pengambilan sampel yangberjarak 100 m, sehingga masing-masing transekterdapat 10 titik sampel,jadi ada 20 titik sampel setiapianlkap. Pengambilan sampel serangga dilakukanpada saat pertanaman padi berumur 20, 50, 80 harisetelah tanam (hst) dan I minggu setelah panen. Halini berdasarkan pertimbangan keadaan pe.tanamandan tingkat pertumbuhan tanaman padi di lapangan.

Pengambilan sarnpel serangga pada setiap titiksampel pada jalur transek dilakukan denganm€nggunakan mesin penghisap serangga lArhcap.jaring ayun dan nampan kuning. Far.mcap terbuat darimesin penghisap deb.u (yacum cleanet) yangdilengkapi dengan aki, kabel, selang dan wadallpenampung serangga (H€onE et al , 1991dan Rizali etal., 2002). Pengambilan sampel serangga dengan

JiJrmcop dllakrkar. dengan menyungkup tanamanterlebih dahulu dengan kurunsan ka;n kasaberbingkai (alas 50 x 50 cm dan tinggi 90 cm ),kerrrdran dihisap dengan farmcop selar"a 5 menitultuk setiap titik sampel (Heong e, dl, 1991)

Jaring ayun berbentuk kerucut, mulut jari.-eterbuat dari kawat melingkar berdiameter 30 cm danjaring terbuat dad kain kasa. Pengambilan sampelserangga setiap titik sampel dilakukan denganmengayunkan jaring ke kiri dan ke kanan secara bolakbalik sebanyak 20 kalisambil berjalan.

Nampan kuning terbuat dari wadah plastik yangberukuran alas 15 x 25 cm dan tinggi 7 cm. Nampankuning diletakkan di tanah dan di tempat terbuka agarmudah terlihat oleh serangga. Nampan kuningdigunakan untuk memerangkap serangga yang terlarikwama kuning. Sebelum nampan dipasang terlebihdahulu ke dalam nampan dimasukkan larutan airsabun. Air sabun digundkan uiruk mengurangitegangan permukaan, sehingga serangga yang masuk

Desa,llanskap

Koordinar4okasi Ketinggian Jenis penggunaan lahan

Nyalindung 06'4't'22,7" LS107"03',30,6" BT

879-1010 m.dpl Padi poljkultur, palawija, sayuran, kampungdan kebun campur

GEsol 06"48',17,0" LS107"05',40,1" BT

665 - 693 m.dpl Padi monokultur, sedikit palawiia dansayuran, kampung dan kebun campur

Selajambe 06%8',09.0" LS 346 - 351 m.dpl Padi monokultur, kampung dan kebun campur107"12',52.9" BT

LS (lintang selatan), BT (bujur timur), m.dpl (meter di atas permukaan laut)

12 J. HPfftopika, 7(1) Marer2ooT

akan tenggelam dan akhimya mati. Seliap titik sampel

dipasang satu nampan dan dibiarkan selama 24 jam.

Ser"ngga yang renangkap dengrn farn.op. iNingayun dan nampan kuning dibersihkan dari kotoran.Selaniurnya disimpan dalam tabung film berisi

alkohol 70% unluk diiden' i fi lasi di laboraloriLrl.Idenlifi kasi serangga dilakukan di Laboratorium

Bioekologi Parasiroid dan Predator Departemen Hama

dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, InstitutPertanian Bogor. Semua serangga yang diperolehdipisahkan berdasarkan ordonya. Khusus bagi ordoHymenoptera parasitoid, idenlifikasi dilanjutkansampai tingkat famili dan morfospesies (hanya diberikode). Selanjutnya morfospesies dalam tulisan iniditulis spesies saja. ldentifikasi seranSEa untuk tingkatfamili dilakukan dengan mengacu buku Goulet dan

Huber (1993)

Analisis Data. Keanekaragaman dan kelimpahanspesies Hymenoptera parasitoid dianalisis dengan

menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-wiener, kemerataan spesies dianalisis dengan indekskememtaan Simpson (Magurran, 1988; SpellerberS,1995 dan Krebs, 1999). Untuk menghitung kekayaanspesies, indeks Shannon-Wiener dan indekskemerataan Simpson digunakan program EcologrcalMethadolog (Krebs, 2000). Untuk menentukanperbedaan masing-masing kekayaan, keanekaragamandan kemerataan sp\esies Hymenoptera parasitoid

digunakan analisis ragam (One wry ANOVA) dan ujljarak berganda Duncan (DNMRT) 9502 menggunakanprogram Srdtis.ira 5.0r/ Windaws (Stdtso?'. 199'l)

Urluk membLrar kur\a alumulati (pe\ies.

jumlah spesies yang diperoleh pada setiap litik sampeidiacak sebanyak 50 kali dengan program ,srrnare,g6.0b1 (Col*ell, 2000). Dari hasil pengacakkan

tersebut diperoleh nilai eslimasi kekayaan spesies

Hymenoptera parasitoid berdasarkan Jac,kt,/e-]estimator (Colwell & Coddington, 1994 dan Colwell,2000).

Kemiripan komunitas Hymenoptera parasitoidpada ketiga lanskap dianaliis dengan mengunakanindek kemiripan Sorensen. Untuk memperoleh nilaiindek kemiripan Sorensen digunakan progmmBiodivgT yang diintegrasikan dalat0], Micrasart Exel,Selanjutnya dilakukan analisis pengelompokankomunitas dengan Cluster akalysis (I.PGMA)menggunakan program Slarrsr/ca for llindows 5.0(statsoft, 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total Jumlah Individu dan Spesies HymenopteraParasitoid. Jumlah keseluruhan Hymenopteraparasitoid yang telah dikumpulkan pada pertanamanpadi di DAS Cianiur da'am priode Januari sa,nPai

dengan periode November 2003 adalah 2750 individu

)ang rerma(uk dalam 20 famili dan 125 spe5ie.(Tabel 2). Jumlah famili yang telah dikumpulkandalam penelitian ini jika djbandingkan d€nganpertanaman padi di Filipina lebih sedikit yaitu 3lfamili (Heong et al., 1991), tetapi jumlah itu lebih

banyak dari yang pemah dilaporkan pada penanaman

padi di Yog/akarta yaitu 8 famili (Mairub, 1998).

Dari 26 famili Hymenoptera parasitoid yang

telah dikumpulkan, iima famili yaitu Braconidae,Diapriidae, Eulophidae, lchneumonidae dan

Scelionidae. adalah laniri yang mempuny,ri spe.'es

terbanyak (> 10 spesies) yang ditemukan pada lanskap

Nyaiindung, Gasol dan Selajambe. Jika berdasarkan

kelimpahan relatif maka Blaconidae, Encyrlidae.Diapriidae, Eulophidae dan Scelionidae merupakan

famili yang keiimpahan relatifnya tertinggi (> 10%)pada Keliga Ianskap ter5ebur. Ha<il penelitian ini mi;Dderrgan yang dilaporkan Heong et al. (1991) dan

Mahrub (1998) bahwa Braconidae, Diapriidae,Eulophidae, Ichneumonidae, Mymaridae,Pteromalidae, Scelionidae dan Trichogrammatidaemerupakan famiii yang dominan pada pertanamanpadi. Hal ini karena sebagian besar spesies dari famili-famili tersebut merupakan pamsitoid dari serangga

hama padi dari ordo Homoptera sepe(i wereng balang

dan wereng daun dan ordo Lepidoptera sepertipenggrek batang dan ulat pemakan daun (Heon8 e/ al.,1991; Malrub, 1998).

Pendugaan Kekayaan Spesies HymenopteraParasitoid. Kurva akumulasi spesies Hymenopteraparasitoid pada ketiga lanskap maiih menunjukanadanya peningkatan walaupun kenaikannya lidakterlalu Iajam (Gambar l). Teupi jumlah spesies yang

dikumpulkan pada ketiga lanskap telah mencapai 70%

dari Hymenoptera parasitoid yang ada berdasarkanJacknife-l estimator (GzrnbT 2).

Menurut Krebs (lqag) jumlah spesies

tertinggi yang diestimasi oleh Jacl@de estimatoradalah dua kali jumlah spesies yang diperoleh.Selanjutnya dinyatakan bahwa Jackl'nife estinatordipengaruhi oieh totaljumlah spesies, ukuran sampel

YaheMndi et al. : Kanekangaman Hwenopte.a Padsitoi.l pacla Strukur Lan.lskap Penanian Berbeda 13

Tabel 2. Jumlah famili, spesies, individu, dan kelimpahan relatif Hymenoptera pa.asiloid pada lanskapNyalindung, Gasol dan Selajambe

Nyalindung SelajambeFamili JS]S

AphelinidaeBethylidaeBraconidaeCeraphroni dae

ChalcididaeDiapriidaeDrynidaeElasmidaeEncyrtidaeEucoilidaeEulophidaeEupelmidaeEurytomidaeIchneumonidaeMutilidaeMymaridaeMymarommatidaePlatygastridaefteromalidaeScelionidaeScoliidaeSierolomorphidaeSigniphoridaeTetracampidaeTiphiidaeTrichogrammatidae

4617t225 95L2 31

242t 51

1I61412 15472934 159

292624 6',7

00I '72

126793 15

36 20711123502611'7 33

5,251,03

8,182,670,344.390,09t,2lt3,262,50t3,700,780,525,770,006,200,L'7

6,801,29

17,830,090,174,310,s20,092,84

3,120,68|,922,300,2710,300,002,t'r8,2',7

1,08

11,790,000,81

5,280,146,500,81

4,341,08

23,3t0,000,00

0,140,00t,'76

5,690,'77

6,081,35

0,6814,2',/

0,104,8212,250,6811,090,682,123,380,005,590,58

3,18i6,490,000,002,032,030,003,',|6

15928t6 635147',718 148

113509 i273731 115

2'/32215 350010 581612543336 171

000022142100

2517 887172220 76004t68 6i4825 8',7

003621 391110 48163326832 t7200002291100

13 39Keterangan : JS : Jumlah Spesies

JI : Jumlah IndividuJR = Jumlah Relatif

y'J"''"2"

I 2 3 4 5 6 7 8 9 i0 lt 12 ll 14 15 16 17 l8 1920

Gambar I . Kurva akumulasi spesies Hymenoptera parasitoid pada pertanaman padi di ketiga lanskapberdasarkan data hasil pengacakan dengan program Estimates 6.0b1.

200

'i 150

E 100

50

I-"1:i]-.

14 J- HPf fropi*a, 7(1) Maret2ool

280

720

r60

100

40

340

280

220

r60

t00

40

diamati Jack-lNyrlindutrg

Dengan demikian, belum optimalnya juml hspesies Hymenoptera parasitoid yang dikumpuikankemungkinan disebabkan oieh jumlah sampel (20sampel per lanskap) dan alat yang digunakan untukkoleksi serangga belum optimal. Karena alasan tekn;sMalaise traps tidak digunakan dalam penelitian ini,padahal alat ini cukup efektif untuk menangkapHymenoptera yang aktif terbang (Noyes, 1989;Pickering dan Sharkey, 1995; Rjzali et al., 2000).Banyak ahli ekologi yang tidak sehrju denganJacktriife estimator diantaranya adalah Heltshe danForrester (1983b dalan Icebs, 1999) karena estimasikekayaan spesies dalam komunitas dengan Jackknifeestimator cenderung bias positif atau lebih tinggi(overestimate), Tetapi, Palmer (1990 dalan Krebs,1999) mengemukakan bahwa Jackknife estimatorlebih akurat dari delapan estimator lain yang diagunakan.

Kekayaatr, Keanek4tagamsn dsn KemerataanSpesies Hymenopters Parasitoid. Keanekaragamanhabitat dan strukur lanskap berpengaruh terhadapkekayaan. keanekaragaman dan kemeralaan spesiesHymenoptera parasitoid. Pada Gambar 3 terlihatbahwa kekayaan dan keanekaragaman spesiesHymenoptera parasitoid lebih tinggi di lanskapNyalindung daripada lanskap casol dan Selajambe,

sedangkan kememtaan spesiesnya lebih rendahdaripada kedua lanskap tersebui. kbih jauh padaGambar 3 terlihat bahwa kekayaan, keanekamgaman,dan kemerataan spesies Hymenoptera parasitoidantara lanskap Gasol dan Selajambe berbeda tidaknyata. Hai ini karena strukur Ianskap Gasol danSelajambe hampir sama yaitu padi monokultur,sehingga keanekaragaman spesies Hymenopleraparasitoid kedua lanskap tersebut tidak berbeda nyata.Nilai keanekaragaman spesies adaiah resultante darinilai kekayaan dan kememtaan spesies (Ludwig danReynolds, 1988). Dengan demikian jelas bahwa tidakberbedanya keanekaagaman spesies pada lanskapGasol dan Selajambe karena kekayaan dankememtaan spesiesnya juga tidak berbeda. Pola yangsama juga ditemukan oleh Suana (2004) padakeanekaragaman labalaba pada ketiga lanskapte6ebut.

Lanskap Nyalindung yang terdiri atas eksosiempadi, sayur-sayuran dan tumbuhan liar membentukstruktur lanskap yang lebih kompleks daripadalanskap Gasol dan Selajamb€. Habitat-habitat tersebutmenyediakan berbagai sumberdaya seperti inangaltematif, makanan serangga dewasa seperti serbuksari dan nekar, dan habitat tanarnan lain sebagaitempat berlindung pamsitoid. Semua sumberdayatersebut hanya diperoleh pada sistem pertanian

diamati Jack-lGrsol

+Std. Dev.

+Std. En.

IE

diamati Jack.ls€lajrmbc

Gambar 2. Jumlai spesies Hymenoptera parasitoid pada pertanaman padi di ketiga lanskap berdasarkan datapengamalaf, dan Jackknife-l estimator dengan prograrn Estimates 6.0b1.

.+.f -r-t-

-T-

-loI ---r--:t_-

Yaberuan.li et al. : Keaaekangamao Hwenopte.a Pansitoirl padz Struktut Laa.tskt p Peftakian Bqbe.ta 15

i

E

+r L lLj ]

bt:

Seralsmbe

Gambar 3. Kekayaan (A), keanekaragaman (B) dan kememtaan spesies (C) H).rnenoptera parasitoid padaperfanaman padi di lanskap Nyalindung, Gasol dan Selajambe

Folikultur yang menjamin kontinuitas ketersediaanmakanan dan iklim miko yang sesuai bagikelangsungan hidup dan keanekaragamanHymenoptera parasitoid. Hasil yang samajuga pemahdilaporkan Heong et al. (1991) di lilipina bahwakeanekaragaman parasitoid pada pertanaman padipolikultur di Kiangan lebih tinggi daripadapertanaman padi monokultur di Bayombong.

Kemerataan spesies dalam komunitasHymenoptera parasitoid di lanskap Nyalindung jauhlebih kecil dari lanskap Gasol dan Selajambe. Hasilini menunjukJGn bahwa kelimpahan spesies dalamkomunitas Hymenoptem parasitoid di lanskapNyalindung tidak merata. Dengan kata lain ada satuatau dua spesies yang sangat dominan pada lanskaptersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2,kelirnpahan relatif famili Euiophidae, Eflcyrtidae danScelionidae pada lanskap Nyalindungjauh lebih tinggidari famili lainnya" sedangkan di lanskap casol danSelajarnb€ kelimpahan relatif masing-masing familirclatif tidak berbeda jaut\ sehingga kemerataanspesies di lamkap Gasol dan Selajambe lebih tinggidari lanskap Nyalindung (cambar 3). Dengandemikian dapal dikalakan indek kemeraraan spesies(E) sangat sensitif terhadap kelimpahan spesies didalam sampel (Magunan, 1988). Nilai kemerataanspesies alan cenderung menuju nol apabila komunitas

lersebirt didominasi oleh satu spesies (Heong et al.,1991).

Keanekaragaman, kekayaan dan kemerataanspesies Hymenoptem parasitoid cenderung lebihtinggi pada musim kemarau daripada musim hujanfcambar 4). Demikian juga kelimpahan inangterutama Homoptera dan Lepidoptera lebih tinggipada musim kemarau daripada musim hujan (Gambar5). Hasil yang miripjuga ditemukan oleh Irsan (2004)bah$a kelimpahan populasi kutudaun M.tzri p?aicae(Sulzer) (Homoptera: Aphididae) lebih tinggi padamusim kemarau daripada musim hujan. Hal iniberkaitan dengan kondisi taoaman inang yangmengaiami kel_urangan air pada musim kemarau.Kondisi seperti ini mengganggu proses metabolismenitrogen tanaman dan menyebabkan tedadi hidrolisispotein, sehingga konsentrasi asam amino meningkatdi dalam tanaman (Mattson e, al, 1987; Brodbeck danSrrong. 1987). Penjngkatan konsentrasi asam aminodalam tanaman menguntungkan bagi seEnggaherbivor terutama yang menghisap cairan tanamanseperti ordo Homoptera (Mattson et al-, 1987).Peningkatan kelimpahan serangga herbivor padamusim kemarau berkorelasi dengan kosentrasi asamarnino dalam tanaman inang (Brodbeck dan Shong,i987). Dengan demikian peningkatankeanekaragaman Hymenoptera parasitoid pada musim

16 J. HPT Ttopika, 7(1) Ma.et 2007

E musim hr.rj an EE musim kemarau

E3E'

140

120

100

a0

60

2A

0

cE

E

o.7

0,6

0,5

040,3

0,2

0,1

0

Gambar 4. Kekayaan, keanekaragaman dan kemerataan spesies Hymenoptera parasitoid pada musim hujan dan

kemarau di ketiga lanskap

n musim hujan &musim kemarau

1400

1200

1000

800

600

400

200

0

Gambar 5. Kelimpahan herbivor (Homopteta dan kpidoptera) pada musim hujan dan kemarau.

Yahewan.li et al. : Keanekaraganan Hymenoptera Parcsitaid pa.la StruRur Landskap Penanian Berbeda 77

kemarau kemungkinan erat kaitannya denganpeningkatan kelimpahan herbivor tersebut. Hai inidapat dilihat pada Gambar 6, yang memperlihatkanbahwa peningkatan kekayaan spesies Hymenopteraparasitoid pada musim kemarau berkorelasi positifdengan peningkatan kelimpahan herbivor tertentuseperti Homoptera dan Lepidoptera.

Anrlisis KesamaaD Komunitas HymenopteraParrsitoid. Hasil pengelompokan komunitasHymenoptera parasitoid untuk ketiga tanskap dapatdilihat pada cambar 7. Terdapat dua kelompok besardengan tingkat kemiripan 51 %. Kelompok pertama,yaitu lanskap Nyalindung terdiri atas lokasi Ni danN2 (transek I dan 2) dengan tingkat kemiripankomunitas 56%. Kelompok kedua, yaitu lanskapGasol dan Selajambe dengan tingkat kemi.ipankomunitas 53%. Tingkat kemidpan di dalam lanskapGasol antara lokasi Gl dan G2 (transek 1 dan 2)adalah 63,5% dan di dalam lanskap Selajambe antaralokasi SI dan 52 (tansek I dan 2) adalah 59 %.

Hasil analisis kelompok menunjukkan bahwaringkat kemiripan komunitas Hvmenoptera parasitoidpada lanskap Gasol den8an Selajambe lebih tinggidaripada Cengan lanskap Nyalildung. Hal inidisebabkan oleh ekosistem di lanskap Gasol hampirsama dengan lanskap Selajambe yaitu pertanamanpadi monokultur. Menurut Root dan Godfray (2000)pengelompokan komunitas parasitoid terutamadipengaruhi oleh tanaman makanan inang. Sato er al.(2002) menambahkan bahwa pengelompokankomunitas parasitoid tidal< hanya ditentukan olehtanaman makanan ina0g tetapi juga oleh lokasigeograflnya.

Ekosistem di lanskap casol dan Selajambedidominasi oleh pertanaman padi monokultur,sehingga komposisi Hymenoptera parasitoid penghuniekosistem tersebut hanya terdiri atas parasitoidserangga hama padi. Lanskap Nyalindung terdiri atasberbagai ekosistem (padi dan sa,,uran) danmemunCUnlGn rerjadinya migrasi/aliran spesiesaotara ekosistem tersebut. Jadi komunitasHymenoptera pamsitoid pada ekosistem padi diIanskap N)alindung lidak hanya terdiri atas spesiesparasitoid penghuni ekositem padi, tetapi jugaekosistem sayuran. Hal ini yang m€nyebabkan tingkatkemiripan komunitas Hymenoptera parasitoid padapertanarnan padi di lanskap Nyalindung denganlanskap Gasol lebih rendah, sungguhpun jarak lokasiNyalindun8 dan Gasol lebih dekat (1 15 km) daripadajarak lokasi Gasol dan Selajambe (:l40 km).

SIMPULAN

Kekayaan spesies Hymenoptera parasitoid yangdikoleki pada pertanaman padi sekitar 70% darispesies yang ada berdasarkan Jacknife-l estimator.Dengan demikian peluang untuk memperoleh jumlahspesies yanB lebih banyak masih ada, diiihat darikurva akumulasi spesies yang masih meningkat.Lanskap Nyalindung dengan struktur lanskap yanglebih kompleks memiliki kekayaan dankeanekaragaman spesies Hymenoptera parasitoid yanglebih tinggi daripada lanskap Gasol dan Selajambe.Dengan demikian dapat dikatakan stuktur lanskappertanian di DAS Cianjur mempengaruhikeanekaragaman Hymenoptera parasitoid. Kekayaan,keanekaragaman d,n kemeralaan spesiesHymenoptera parasitoid pada musim kemarau lebihlirggi daripada musin hujan. lingkar Iemiripankomunitas Hym€noptera parasitoid pada peftanamanpadi di lanskap Gasol dengan lanskap Selajambe lebihtinggi yaitu 53% daripada dengan lanskap Nyalindung51%.

DAFTAR PUSTAI'{

Brodbeck, B. & D. Strong. 1987. Amino acid nutritionof herbivorous insects and stress to host plants.Pages 347-363 in: Brodbeck B. & D. Strong,eds. Insect Outbteak:s. Academic Press. NewYork.

Colwell, R.K. & J.A. Coddington. 1994. Estimatinglenestr;al biodiversity through extrapoladon.Philosophical Transactiot$ of Rqal SacielyLondon 345: l0l-118.

Colwell, R.K. 2000. ,stimates: Statistical estimate ofspesies tichness and share.d spesies fromsamples. www.vicerov.eeb.uconn,edu./estimates

ll6 D€sember 20031.

Driesche, R.G. & T.S. Bellows. 1,996. BialogicalCantol. Chapman &Hall. New York.

Forman R.T.T. & M. Godron. 1986. Landscary,cology. John Willey and Sons. New York

Goulet, H. & J.T. Hubet. 1993. Hymenoptera of The

World: An Idenlilcation Guide to Families.Research Branch Agriculture CanadaPublication. Ouawa.

18 J. HPff.opika, 7(1) Marct2007

E60

:50

.? zo

c 10

-10

Y=4,468+O,272Xr = 0,836P,< 0,05

40 80 120 160 2AO 244

Kelimpahan Ilerbivor

Gambar 6. Korelasi antara kelimpahan herbivor (Homoptera) dengan keanekaragaman Hymenoptera parasitoid

Pado IrJs:m I'emdraLl

:EE

Gambar 7. Pengelompokan komunitas Hymenoptera parasitoid pada pertanaman padi di lanskap Nyaljndung(N), Gasol (G) dan Selajambe (S) (huruf yang diikuti oleh angka 1 dan 2 adalai lokasi/transek Idan 2 untuk masing-masing lanskap) menggunakan Cluster analysis (UPGMA) dan jarakketidakmiripan (dari nilai kemiripan Sorensen)

vahetuandi et al- : Keanekaraganan Hynenopteta Paftsitoid pa.la St.uktu. Ldndskap Pettanian Berbeda 19

Heong, K.L., G.B. Aquino & A.T. Baffion. 1991.Arthropod community structure of riceecosystem in the Philippines. ButL. Entanol.Res.81:40'7-416.

Irsan, C.2004. Tumbuhan inang, parasitoid danhiperparasitoid lutu daux, Myzus persicae(Sulzer) (Homoptera: Aphididae) di sekitarBogor dan Cianjur. [Dise,,rasi]. SekolaiPascasadana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Krebs, C. J. 1999. Ecological Methadolog. SecondEdition. An imprint of Addison WesleyLongman, Inc. New York.

Krebs, C. J. 2000. Program for zcologicalMethadologt isoftwarel. Second Edition. Animprint ofAddison Wesley Lon8man, lnc. New

Kruess A & T. Tschamtke. 1994. Habitatftagmentation, species loss, and biologicalconltrol. Science 264: 1581 - 1584.

Kruess, A. & T. Tschamtke. 2000. Spesies dchnessand parasitism in a fragmented landscape:experiments and field studies with insects onVicia sepium. Oecolagia lZ2: 129-137.

Kruess, A. 2003. Effects of landscape structure andhabilat type on a plant-herbivore-parasitoidcorffnnnity . Ecography 261 283-290 .

Lasalle, J. 1993. Parasitic Hymenoptera, biologicalconfol and biodiversity. Pages 197 - 215 in:Lasalle, J. & LD. Gaul, eds. Hwenoptera andB iodi',, ers ity. C. 4..8. International. London.

Ludwig, J.A. & J. F. Reynolds. 1988. StatisticalEcologl,,. John Wiley & Sons. New York.

MagurrarL A.E. 1988. Ecological Direriity and ltsMeasurement. Chapman and Hall. London.

Mahrub, E. 1998. Strukur komunitas artropoda padaekosistem padi tanpa perlakuan pestisida.J. Perlindungan Tanaman Indonesia lt 19-27 .

Marino, P.C. & D.A. Landis. 2000. Parasitoidcommunity structure: implicaiions for

biological control in agricultural landscapes.Pages 183 - 193 in: Ekbon, B., M.E. Irwin &Y. Robert, eds.,ar?lei.crdnges af In:ects betweenAgriculturan and Surrowding Landscapes.Kluwer Academic Publishers. Boston.

Matteson, W.J. & R.A. Haack. 1987. The role ofdrought stress in provoking outbreaks ofph),topagous insect. Pa8es 365 405 in:Brodbeck, B. & D. Strong, eds. .lrredOutbreaks. A.ade,r..ic P ress. New York.

Noyes, J.S. 1989. A study of methods of samplingHymenoptera (Insecta) in tropical rainforest,with special reference to the parasitica.J. Nat te Histary 23: 285-298

Pickering J. & M.J. Sharkey. 1995. Dilersity ondttophic interactions of parasitic ],/|asps(Hymenopteru: lchfieumonidae) in Tropicallow land forests. http://wrvw.diae.pik.uga.edu

[20januari 2004]

Rizli, A., D.Buchori & H.Triwidodo. 2000.Keanekaragaman serangga dan peranannya didaerah persawahan di Taman Nasional GunungHalimun, Desa Malasari, Kabupaten Bogor,Jawa Barat. Hlm. 175 - 183 dala,rr,: ProsidingSimposi m Keanekaragahan Hayati Aflropodapada Sislem Produk:i Peftanian. Cipaytrjlg.16-18 Oktober 2000.

Rizali, A., D. Buchori & H.Triwidodo. 2002.Keanekaragaman serangga pada tepian hutan-lahan persawahan: indikator untuk kesehatanlingkungan. llal,ari 9: 41-48.

Rott, A.S., & H.C.J. Godfray. 2000. The structure ofaleafminer-parasitoid comfirnlt!, J. Ani . Ecol.69t 274189.

Spellerberg, I.F. 1995. Mokitorihg EcologicalChange. Cambridge University Press.

Melboume.

Sato, H., Y. Okabayashi & K. Kamijo. 2002.Structure and function of parasitoidassemblages associated with Phyllonarycterleafminer (Lepidopter: Gmcillariidae) ondecidous oaks in lapan. Enyiron. Entomol.31(6): 10s21061.

20 J.HP|ftopik,7(1) Maret 2007

Suana, I.w., D. Duryadi, D. Buchori, S. Manuwoto &H. Triwidodo. 2004. Komunitas labalaba pada

lanskap persawahan di Clanjur. Hayati 1l (4):t45 - 152.

[Statsoft] Statistical Software. 1997. Statistica forWindoias 5. 0 l9ofl'nzJel. Statsoft . Tulsa.

van Emden, H.F. 1991. Plant diveNity and naturalenemy efficiency in a$oecosystems. Pages 63

- 80 in: Mackkaue, M., L.E. Ehte. & J.

Roland, eds. Critical Issws in BiologicalCor?/r,o/. Alheneum Press. Creat Brilain.

Yaherwandi, S. Manuwoto, D. Buchori, P. Hidayat &L.B. Prasetyo.2006. Analisis spasial lanskappe(anian dan keanekaragaman Hymenoptera diDaerah Aliran Sungai Cia'nJw. Hayati (ih pressedisi Desember 2006).