981 altis 1 thesis

7
 menjawab persoalan yang diajukan atau menjelaskan alasannya; (4) merencanakan suat u eksperimen dan mela kuka n eksp erimen untu k meng uji hipo tesis ; (5) mena rik kesimpula n apak ah hipo tesis nya ben ar atau tida k berd asark an eksp erime n yang dila kuka n (Sup arno, 2006). Secara ideal, semua guru fisika harus memiliki semua kompetensi yang terdapat dalam kerja ilmiah tersebut untuk men ingk atkan kualitas pemb elaj aran fisika baik secara keilmuan maupun dalam kehidupan sosial (Wenning, 2005a). Karena guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan maka berawal dari jenjang pendidikannya di LPTK harus senantiasa diajarkan kerja ilmiah dalam set iap menye les aik an masal ah yan g dihadapi.  Alasan lain digunaka nnya pendekata n inkuiri dalam kegi atan laboratorium berawal dari peng ertian meng ajar yang berarti membuat sesuatu yang asin g menj adi tidak asin g bag i siswa (Gilbe rt & Fen sham, 1982). Ketika ada masalah dan fenomena nyata di dunia yang terdapat dalam kurikulum, ma ka fisikawan ha ndal dan buku teks saja tidak cukup untuk mengatasinya (Bo rgh i . 2002). Ol eh kar ena itu , di sarankan untuk mene rapk an pembela jara n berb asis inku iri, kare na et al ISSN: 1693-1246 Januari 2011 J P F I http://journal.unnes.ac.id Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68 PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KEGIATAN LABORA TORIUM FISIKA DASAR II BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKA TKAN KERJA ILMIAH MAHASISW A R. Ari esta *, Su partono 1 2 1 2 Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang, Jl. Sidodadi Timur No.1 Semarang, Indonesia Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia Diterima: 15 September 2010, Disetujui: 5 Oktober 2010, Dipublikasikan: Januari 2011 Tujuan penelitian adalah mengembangkan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiri terbimbing untuk meni ngkat kan kema mpua n kerj a ilmia h maha siswa. Penge mbang an perang kat perku liahan ini mengi kuti model Plomp meliputi fase investigasi awal, fase desain, fase realisasi/konstruksi, fase tes, evaluasi, revisi dan fase implementasi.  Analisis data meliputi analisis hasil validasi perangkat secara deskriptif kualitatif, hasil penyekoran lembar observasi dianalisis secara desk riptif kualitat if, analisis hasil tes dengan N-Gain, analisis hasil uji coba soal tes (uji validi tas, reliabili tas, tingkat kesukaran,dan day a beda soa l). Hasil penelitianinidit unj ukk an oleh per olehan per sen taseker ja ilmiahmahasi swa secaraklasikal sebesar 91,67% dengan kriteria sangat baik, sikap ilmiah dengan persentase 87,50% dengan kriteria sangat baik, penyusunan laporan oleh mahasiswa den gan per sen tas e 76, 88% den gan kri ter ia baik, ser ta peningkatan rat a-r ata hasil bel ajar (rata- rat a gai n pertem uan perta ma 0,58(s edang ), perte muankedua 0,56 (sed ang), pertem uan ketig a 0,7 (seda ng), dan pertem uan keempat 0,93 (tinggi)). Hasil uji coba pengembangan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiri terbimbing dapat menin gkatk an kerjailmiah maha siswa. The research is aimed to develop teaching material of Fundamental Physics 2 Laboratory based on guided inquiry model and to increase the students' scientific performance. The development of the teaching material is based on Plomp model, consist of preliminary invest igation phase, des ign phase,con str uction pha se,tes t phase,evaluation and rev ision phase and imp lement ati on phase. The instrument validity and scoring from observation sheets were analyzed qualitative-descriptively; the test result was analy zed using N-Ga in; and try- out test resul ts were analy zed using valid ity , reliab ility , item diffi culty, and item disc rimin ant test.The analysis results sho w that the classical percen tage of students' scientific perform ance is 91.67% with very good c ritera; the cla ssi cal per cen tage of stu dents' scientif ic manner 87. 50% wit h ver y goo d cri ter a; the stu dents' rep ort in wri tten rea ch 76. 88% wit h good criteria; and the students' achievement was increase significantly. It can be concluded that the students' scientific perfor mance canbe impro ved usingguided inquir y model. scie ntificperforman ce; fundamental phys ics 2 labor atory ; guidedinquiry ABSTRAK ABSTRACT Keywords: © 2011 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Lab oratori um mer upa kan sala h satu sarana pend ukun g bag i pemb elaj aran fisik a. Di labo rator ium dapa t dila ksan akan kegi atan untu k men eliti maupun menc ari jawa ban dari ilmu yang dipela jari terma suk fisika. Kegiatan laboratorium yang sesuai dengan ilmu fisika ada lah kegi atanlabo rator ium yang berbasisinkuiri. Fisikadibangun dari penga matan yan g cermat, dan hasil pengamatan harus dapat dikaitkan dengan penjelasan teori yang rasional. Sebaliknya suatu teori harus dapat memp redi ksi yang akan diamati akib at teori terse but (Ti m Penu lis PEKER TI Bida ng MIP A, 200 0). Lab orato rium meru paka n waha na yang tepa t untu k men gemb ang kan kerja ilmia h. Seca ra umum proses (kerja ilmiah) yang dilakukan fisi kawan mencaku p lan gkah sebaga i ber ikut : (1) mengamati gejala yang ada (eksplorasi pustaka); (2) meng ajuk an pert anya an men gapa geja la itu terja di (merumuskan masalah); (3) membuat hipotesis untuk doin g scie nce *Alamat korespondensi: Mobile Phone: 08522596663 6 Email: [email protected]

Upload: sulistyo-ekarini

Post on 10-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 1/7

menjawab persoalan yang diajukan atau menjelaskanalasannya; (4) merencanakan suatu eksperimen danmelakukan eksperimen untuk menguji hipotesis; (5)menarik kesimpulan apakah hipotesisnya benar atautidak berdasarkan eksperimenyang dilakukan (Suparno,2006).

Secara ideal, semua guru fisika harus memilikisemua kompetensi yang terdapat dalam kerja ilmiahtersebut untuk meningkatkan kualitas pembelajaranfisika baik secara keilmuan maupun dalam kehidupansosial (Wenning, 2005a). Karena guru merupakan ujungtombak dalam pendidikan maka berawal dari jenjangpendidikannya di LPTK harus senantiasa diajarkan kerjailmiah dalam setiap menyelesaikan masalah yangdihadapi.

  Alasan lain digunakannya pendekatan inkuiridalam kegiatan laboratorium berawal dari pengertianmengajar yang berarti membuat sesuatu yang asingmenjadi tidak asing bagi siswa (Gilbert & Fensham,

1982). Ketika ada masalah dan fenomena nyata di duniayang terdapat dalam kurikulum, maka fisikawan handaldan buku teks saja tidak cukup untuk mengatasinya(Borghi . 2002). Oleh karena itu, disarankan untukmenerapkan pembelajaran berbasis inkuiri, karena

et al 

ISSN: 1693-1246Januari 2011 JFP F I

http://journal.unnes.ac.id

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68

PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN KEGIATANLABORATORIUM FISIKA DASAR II BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH MAHASISWA

R. Ariesta *, Supartono1 2

1

2

Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang, Jl. Sidodadi Timur No.1 Semarang, IndonesiaJurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia

Diterima: 15 September 2010, Disetujui: 5 Oktober 2010, Dipublikasikan: Januari 2011

Tujuan penelitian adalah mengembangkan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiriterbimbing untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah mahasiswa. Pengembangan perangkat perkuliahan ini mengikuti modelPlomp meliputi fase investigasi awal, fase desain, fase realisasi/konstruksi, fase tes, evaluasi, revisi dan fase implementasi. Analisis data meliputi analisis hasil validasi perangkat secara deskriptif kualitatif, hasil penyekoran lembar observasi dianalisissecara deskriptif kualitatif, analisis hasil tes dengan N-Gain, analisis hasil uji coba soal tes (uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dandaya beda soal).Hasil penelitian iniditunjukkan oleh perolehanpersentase kerja ilmiahmahasiswa secaraklasikalsebesar 91,67% dengan kriteria sangat baik, sikap ilmiah dengan persentase 87,50% dengan kriteria sangat baik, penyusunanlaporan oleh mahasiswa dengan persentase 76,88% dengan kriteria baik, serta peningkatan rata-rata hasil belajar (rata-rata gainpertemuan pertama 0,58(sedang), pertemuankedua0,56 (sedang),pertemuan ketiga 0,7 (sedang),dan pertemuan keempat 0,93(tinggi)). Hasil uji coba pengembangan bentuk perangkat perkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiriterbimbingdapatmeningkatkan kerjailmiah mahasiswa.

The research is aimed to develop teaching material of Fundamental Physics 2 Laboratory based on guided inquiry model and toincrease the students' scientific performance. The development of the teaching material is based on Plomp model, consist of preliminary investigation phase,design phase,construction phase, test phase,evaluation and revision phase and implementationphase. The instrument validity and scoring from observation sheets were analyzed qualitative-descriptively; the test result wasanalyzedusingN-Gain; and try-out test results wereanalyzedusingvalidity, reliability, itemdifficulty, and itemdiscriminant test.Theanalysis results show that the classical percentage of students' scientific performance is 91.67% with very good critera; the

classicalpercentage of students' scientific manner87.50%with very good critera; the students' report in written reach 76.88%withgood criteria; and the students' achievement was increase significantly. It can be concluded that the students' scientificperformance canbe improvedusingguided inquiry model.

scientificperformance; fundamentalphysics2 laboratory; guidedinquiry

ABSTRAK

ABSTRACT

Keywords:

© 2011 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

PENDAHULUAN

Laboratorium merupakan salah satu saranapendukung bagi pembelajaran fisika. Di laboratoriumdapat dilaksanakan kegiatan untuk meneliti maupunmencari jawaban dari ilmu yang dipelajari termasuk

fisika. Kegiatan laboratorium yang sesuai dengan ilmufisikaadalahkegiatan laboratorium yang berbasis inkuiri.Fisika dibangun daripengamatan yang cermat, dan hasilpengamatan harus dapat dikaitkan dengan penjelasanteori yang rasional. Sebaliknya suatu teori harus dapatmemprediksi yang akan diamati akibat teori tersebut (TimPenulis PEKERTI BidangMIPA, 2000).

Laboratorium merupakan wahana yang tepatuntuk mengembangkan kerja ilmiah. Secara umumproses (kerja ilmiah) yang dilakukanfisikawan mencakup langkah sebagai berikut: (1)mengamati gejala yang ada (eksplorasi pustaka); (2)mengajukan pertanyaan mengapa gejala itu terjadi

(merumuskan masalah); (3) membuat hipotesis untuk

doing science

*Alamat korespondensi:Mobile Phone: 085225966636Email: [email protected]

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 2/7

sudah terbukti dapat meningkatkan kemamapuan siswadalam memahami materi yang dipelajari (McBridge,

., 2004).Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan

laboratorium Fisika Dasar di IKIP PGRI Semarang

menggunakan model resep ( ),menunjukkan kemampuan kerja ilmiah belum maksimal.Hasil uji coba kemampuan kerja ilmiah dalam kegiatanlaboratorium dengan judul ”Rangkaian Listrik Seri danParalel” terhadap sampel 40 mahasiswa semester 6  jurusan pendidikan fisika IKIP PGRI Semarang 2010diperoleh hasil simpulan 80% mahasiswa mampumengungkap masalah, 66% mahasiswa mampumengajukan hipotesis, 27,5% mahasiswa mampumerancang percobaan, 35% mahasiswa mampumemprediksi gejala bila rancangan percobaandirealisasikan, 50% mahasiswa mampu menyebutkanalat dan bahan, 20% mahasiswa mampu menjelaskanbagaimana menggunakan alat ukur, 65% mahasiswamampu menampilkan data dalam bentuk tabel dangrafik, dan 25% mahasiswa mampu mengidentifikasivariabel-variabeldanmenjelaskananalisis data.

Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa adabeberapa indikator dalam kerja ilmiah yang belumtercapai yaitu kemampuan mahasiswa dalammerancang percobaan, memprediksi gejala bilarancangan percobaan direalisasikan, kemampuandalam mengenali alat dan bahan, kemampuan dalammenggunakan a lat ukur, kemampuan da lammengidentifikasi variabel-variabel dan menganalisisdata. Penyebab terjadinya hal tersebut karenaperangkatpembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang

digunakan belum menggiring mahasiswamenuju proseskerja ilmiahseperti yang dilakukanparafisikawan.

  Adanya kesenjangan antara harapan dankenyataan tentang guru fisika yang ideal denganmahasiswa calon guru fisika di IKIP PGRI Semarangdiperlukanperbaikan untukpermasalahanyangdihadapiyaitu mengembangkan perangkat perkuliahan fisikadasar II berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkankerja ilmiah mahasiswa. Dalam penelitian ini akandihasilkan produk berupa perangkat pembelajaran yangmampu menggiring mahasiswa menuju proses kerjailmiah. Disamping itu kegiatan laboratorium fisika dasar paling banyak dirasakan manfaatnya oleh guru maupun

calon guru ketika mengajar karena isinya mirip denganmateri fisika sekolah menengah. Melalui kegiatanlaboratorium fisika dasar dapat dilakukan upayapengkajian konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisikasekolah secara lebih mendalam (McDermott, 2000).Selainsebagai wahanapengembangankerja ilmiah, darihasil penelitian Riyadi (2008) kegiatan laboratoriumberbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilanberpikir kritis siswa.

P en el it ia n i ni m e r up ak an p e n el it ia n

pengembangan atau untukmengevaluasi perangkat perkuliahan kegiatanlaboratorium fisika dasar II berbasis inkuiri untukmeningkatkankemampuankerja kerja ilmiahmahasiswasebagaicalongurufisika.

Penelitian ini terdiri dari berbagai kegiatan yang

et al 

cookbook labs

Research and Development 

METODE

satusama lain salingterkaitmeliputi fase investigasiawal(menghimpun informasi permasalahan), fase desain(perancangan perangkat perku liahan) , faserealisasi/konstruksi (realisasi perangkat perkuliahan),fase tes, evaluasi, revisi (kegiatan validasi model awal

dan uji coba soal), dan fase implementasi(uji modelakhir). Pengembangan perangkat perkuliahan inimengikuti model Plomp (Hobri, 2009) yang telahdimodifikasi sesuaikebutuhan.

Dalam penelitian ini subjek uji coba perangkatperkuliahan kegiatan laboratorium fisika dasar II adalahmahasiswa calon guru semester 2 Jurusan PendidikanFisika yang sedang mengikuti mata kuliah PraktikumFisika Dasar II.Mahasiswa ini terdiriatas 315 orang yangterbagi menjadi 7 kelas yang masing-masing terdiri atas± 45 orang. Dari 7 kelas tersebut diundi untukmemperoleh satu kelas eksperimen (digunakan cara inikarena dari pembagian kelas dan hasil belajar mahasiswa tiap kelas rata-rata sama). Tiap kelas dibagimenjadi 12 kelompok yang terdiri atas 3-4 orangmahasiswa. Dari 12 kelompok ini akan dipilih 1 kelompokyangmewakili seluruhpopulasi.

Data dalam penelitian ini meliputi 2 jenis yaitu 1)data kualitatif : data dari hasil lembar observasi, 2) datakuantitatif : data dari hasil test ( dan ).Instrumen penelitian yang digunakan adalah 1)instrumen untuk menilai hasil pengembangan perangkatperkuliahan kegiatan laboratoriumfisikadasar II berbasisinkuiri adalah lembar validasi yang diisi oleh validator untuk dinilai kevalidannya, 2) instrumen untuk mengujihasil pengembangan perangkat perkuliahan kegiatanlaboratorium fisika dasar II adalah a) lembar observasi

digunakan untuk mengamati perkembangan kerja ilmiahmahasiswa, b) tes digunakan untuk mengetahuiefektifitas kegiatan laboratorium fisika dasar II berbasisinkuiri terbimbing.

Data dikumpulkan dan diperoleh denganobservasi untuk mengamati perkembangan kerja ilmiahmahasiswa dan pemberian tes untuk mengetahuikeefektifan penerapan perangkat perkuliahan yangdikembangkan.

  Analisis terhadap hasil validasi perangkatperkuliahan kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II yangmeliputi SAP, LKM, dan hasil uji perangkat perkuliahankegiatan Laboratorium Fisika Dasar II berbasis inkuiri,

meliputi:1) Analisis hasil validasi perangkat perkuliahankegiatan laboratorium fisika dasar II berbasis inkuiriterbimbing (SAP dan LKM) dilakukan secara deskriptif kualitatif. 2) Analisis Data Lembar Observasi. Observasitidak hanya ditekankan pada keberhasilan mahasiswamemperoleh jawaban yang diinginkan oleh dosen, tetapilebih ditekankan pada proses dalam kegiatan inkuiriterbimbing, tahapan dalam melakukan kerja ilmiah, danpenyusunan laporan mahasiswa. Penyekoran dilakukandengan pemberian bobot tiap indikator untuk setiap

kriteria. Observer memberikan tanda ( ) padakolom yang dianggap sesuai dengan rubrik yang dibuatpeneliti. Kemudian akan dianalisis secara deskriptif 

kualitatif. 3) Analisis Hasil Tes ( ) yangdiperoleh dinormalkan oleh selisih antara skor maksimal(S ) dengan skor . Hal ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan dalam menginterpretasiperolehan seorang mahasiswa. yangdinormalkan diperoleh dengan cara menghitung selisih

  pre-test post-test 

check list 

g Factor Gain

 pre-test 

gain Gain

max

R. Ariesta, dkk., - Pengembangan Perangkat Perkuliahan 63

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 3/7

antaraskor (Spost)denganskor (Spre).Efektifitas pengembangan perangkat perkuliahankegiatan laboratorium fisika dasar II berbasis inkuiriterbimbing terhadap kemampuan kognitif mahasiswadianalisis dengan peningkatan nilai gain yang diperoleh

mahasiswa. Rumus g faktor (N – Gains) sesuai denganHake (1998a, b; 2001, 2002):Keterangan:% posttest = skor %pretest = skor 

  post-test pre-test  

 post-test  pre-test 

Kriteria tingkat adalah: a) g 0,30: rendah,

b) 0,30< g 0,70: sedang, c) 0,70< g: tinggi

Sebuah item soal dikatakan valid apabilamempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggiatau rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwasebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor padaitem mempunyaikesejajaran denganskor total.

Salah satu cara untuk menentukkan validitasinstrumenyaitudengandenganpersamaan :

gain ≤

%Gainmax

%Gaing =

%pretest)-(%100

 pretest)%- posttest(%g =

(1)

(2)

(3)

( )( )( ){ } ( ){ }2222

xyr  SU- NSUSC- NSC

SUSC- NSCU=

(Arikunto,2006)dimana:r = hubunganantaravariabelX danY

N = jumlah dariresponden

= jumalah daripertanyaan

= jumlahskor total

= jumlahperkalian dari variabelX danY

= jumlahkuadratdari pertanyaan

= jumalah kuadratskor total

Hasil perolehan r dibandingkan dengan r 

dengan taraf signifikan 5 %. Jika r > r , itemsoal

dinyatakanvalid.Jikar , < r , itemsoaldinyatakan

tidak valid. (Arikunto2002: 146)Reliabilitas berhubungan dengan masalah

kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyaitaraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapatmemberikan hasil yang tetap. Maka pengertianreliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapanhasil tes.

Reliabilitasdapat dicaridengan rumus alpha:

xy

xy hitung xy tabel

xy h itung xy t abel

xy h itung xy tabel

SCSUSCUSCSU

2

2

÷÷ ø

 öççè 

æ å-÷ ø öçè æ = 2

t

2

t11

S pqS

1-k k r  (4)

dengan:r = reliabilitas instrumen

k = jumlahsoalS = total varians

p = jumlahsoalyangdijawab benar 

q = j u m l a h s o a l y a n g d i j a w a b s a l a h

Hasil perhitungan r hitung dibandingkan dengan

r dengan taraf signifikan 5%. If r >r , item soal

dinyatakanreliabel. Jikar < r , itemsoal dinyatakan

tidak reliabel. (Arikunto2002: 153)Soal yang baik adalah soal tang tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudahtidak merangsang siswa untuk mempertinggi usahauntuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalusukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dantidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karenadi luar jangkauannya. Dalam mencari indeks kesukaran

soal ( ) melalui persamaan:

11

t

11

11tabel 11hitung tabel

11hitung tabel

2

difficultyindex 

JS

BIK =

dimana:IK = indekskesukaranB = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan

betulJS = jumlahseluruhsiswapeserta tes

Klasifikasi Indekskesukaransoal: 0,00 P < 0,30= soal

sukar, 0,30 P < 0,70 = soal sedang,0,70 P < 1,00 =

soal mudah. (Arikunto2002: 208)

Daya beda soal adalah kemampuan soal untukmembedakan antara siswa yang pandai dan yangbodoh.

Cara menentukan daya pembedadengan:

≤ ≤

D =

b

b

a

a

 J 

 B

 J 

 B-

Keterangan:D = dayabeda(indeksdiskriminasi)Ja = banyaknya pesertakelompokatas

Jb = banyaknya pesertakelompokbawahBa = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

benar Bb = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

benar 

Klasifikasi dayabeda:D 0.00 = sangat jelek, 0.00 < D

0.20 = jelek,0.20 < D 0.40 = cukup baik, 0.40 < D

0.70 = baik, 0.70< D 1.00 = sangatbaik. (Arikunto2002: 245)

Pada penelitian pengembangan ini dilakukananalisis data yang dihubungkan dengan latar belakangpenelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah,tujuan penelitian dan instrumen penelitian. Datapenelitian yang digunakan adalah berupa data skor 

≤ ≤

≤ ≤

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

(5)

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-6864

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 4/7

lembar observasi terhadap kerja ilmiah mahasiswa (ujiafektif dan psikomotorik), dataskor dan(uji kognitif). Data skor lembar observasi kerja ilmiahmeliputi data skor lembar observasi kerja ilmiah, sikapilmiah, dan penyusunan laporan oleh mahasiswa. Dari

data yang diperoleh selama penelitian selanjutnyadilakukan pengujian-pengujian terhadap kerja ilmiahmahasiswa (termasuk sikap ilmiah mahasiswa) danpenyusunan laporanolehmahasiswa.

Kerja Ilmiah Mahasiswa dan Sikap IlmiahMahasiswa. Hasil analisis kerja ilmiah mahasiswa padatiap pertemuan yang dijabarkan pada sebelasindikatornya dijelaskan secara rinci digambarkanpeningkatannya pada Gambar1

  pre-test post-test 

Gambar 1. Persentase Skor Kerja Ilmiah Mahasiswa

Gambar 2. Persentase Analisis Kerja Ilmiah MahasiswaTiap Indikator 

Gambar3. PersentaseSkor Sikap IlmiahMahasiswa

Rekapitulasi dari penyusunan laporan seluruhmahasiswadalamkelompokditunjukkanGambar4.

Gambar 4. Persentase Skor Penyusunan Laporan OlehMahasiswa

Gambar 5. Persentase Analisis Penyusunan Laporan

Oleh Mahasiswapada TiapIndikator 

0

100

I II III IV

Pertemuan

Persentase R-01

R-02

R-03

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Indikator 

      P

     e      r     s      e      n      t      a      s      e  Pert I

Pert II

Pert III

Pert IV

0

20

40

60

80

100

I II III IV

Pertemuan

Persentas

e

R-01

R-02

R-03

0

20

40

60

80

100

I II III IV

Pertemuan

Persentase

R-01

R-02

R-03

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator 

Persentase Pert I

Pert II

Pert III

Pert IV

Gambar6. Rata-RataHasil Belajar Mahasiswa

Pertemuan pertama dengan diperoleh hasil skor dan untuk masing-masing mahasiswa

yaitu R-01 dengan skor 6 dan 8, R-02skor 6 dan 9, R-03 skor 6 dan

8. Pertemuan pertama dengan diperoleh hasilskor dan untuk masing-masingmahasiswa yaitu R-01 dengan skor 4 dan post-test 7, R-02 skor 5 dan 7, R-03 skor  

5 dan 8. Pertemuan pertama dengandiperoleh hasil skor dan untuk masing-masing mahasiswa yaitu R-01 dengan skor 4

  pre-test post-test   pre-test post-test 

  pre-test post-test pre-test   post-test 

  pre-test post-test  pre-test 

  pre-test post-test pre-

test post-test    pre-test post-test  pre-test 

0

0.5

1

1.5

I II III IV

Pertemuan

NilaiN-Gain R-01

R-02

R-03

65R. Ariesta, dkk., - Pengembangan Perangkat Perkuliahan

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 5/7

dan 7, R-02 skor 5 dan 9, R-03skor pre-test 4 dan post-test 8. Pertemuan pertamadengan diperoleh hasil skor dan untukmasing-masing mahasiswa yaitu R-01 dengan skor 

5 dan 9, R-02 skor 6 dan

10, R-03 skor 6 dan 10. Nilai gaindisajikan juga dalamGambar6.Inkuiri bukan merupakan pendekatan baru dalam

pembelajaran, tapi se lalu d igunakan da lampembelajaran IPA. Model pembelajaran inkuirimennganjurkan juga untuk belajar menemukan( ) bagi siswa untuk mengujipertanyaan-pertanyaan atau permasalahan. Melaluipanduan dari LKM dan dosen dalam kegiatanlaboratorium fisika dasar II berbasis inkuiri terbimbing,mahasiswa harus bisa mengembangkan kerja ilmiahyang berdampak pula pada pemahaman konsep danmampumenerapkanpada situasibaru.

Hasil penelitian penulis sama dengan hasilpenelitian Thornton yang berjudul

bahwa pada perguruan tinggi kerja ilmiahdikembangkan melalui kegiatan laboratorium berbasisinkuiri terbimbing yang memberikan permasalahan padamahasiswa, menggiring mahasiswa berpikir untukmemecahkanpermasalahanyangdiberikan.Kerjailmiahyang dikembangkan melalui kegiatan laboratorium fisikadasar II dalam penelitian ini memiliki empat standar kompetensi dasar yaitu merencanakan kegiatanpeneli t ian, melaksanakan peneli t ian i lm iah,mengkomunikasikanhasilpenelitian ilmiah dalambentuklaporan, danbersikap ilmiah(Depdiknas,2003).

  Aspek yang diutamakan dalam penelitian inisesuai dengan hasil penelitian awal adalah mahasiswadapat merancang percobaan, memprediksi gejala yangterjadi, mengenali alat dan bahan, menggunakan alatukur, menentukan variabel penelitian, menganalisisdata, hal ini berdasarkan masalah yang diteliti dilapangan dalam penelitian awal. Pada pertemuanpertamadengan tema RangkaianListrik Seri dan Paralelmahasiswa dalam kelompok sudah mampu merancangpercobaan, sudah mampu memprediksi gejala yangakan terjadi , sudah mampu mengenali danmenggunakan alat ukur, sudah mampu menentukanvariabel penelitian tapi masih ada kesalahan dalam

membedakan variabel kontrol, tergantung, dan bebas.Dosen membahas kekuranganyang adadengan diskusi,sehingga mahasiswa mengetahui letak kesalahan yangdilakukan. Mahasiswa sudah mampu menganalisis datadengan benar. Aspek sikap ilmiah mahasiswa secaraumum sudah baik dengan ditunjukkan persentase sudahmemenuhi kriteria yang diinginkan. Dari kekuranganyang ada dalam pertemuan pertama akan dijadikanevaluasi pada pertemuan berikutnya dalam menyusunSAPkegiatan laboratoriumfisikadasar II.

Pada pertemuan kedua dengan tema GGLInduksihasil implementasi perangkat perkuliahan fisika dasar IIberbasis inkuiri terbimbing menunjukkan bahwa kerja

ilmiah mahasiswa sangat baik secara umum, masalahyang terjadi yaitu mahasiswa masih saja kesulitan dalammembedakan variabel penelitian dan mengkalibrasi alatukur tapi dapat langsung diatasi. Penulis akhirnyamemperbaiki dengan menambahkan kegiatanpendahuluan yang berisi penjelasan tentang arti dari

  post-test pre-test post-test  

  pre-test post-test  pre-

test post-test pre-test post-test  

  pre-test post-test 

discovery learning 

Using The Results of The Research In Science Education To Improve ScienceLearning 

Pada pertemuan ketiga dengan tema PemantulanCahaya pada CerminLengkung dan Pembiasan Cahayapada Lensa Tipis menunjukkan bahwa kerja ilmiahmahasiswa sudah baik, hal yang perlu diperbaiki yaitukemampuan mahasiswa dalam merancang percobaan

karena berhubungan dengan pengajuan hipotesis danprediksi gejala bila rancangan percobaan direalisasikan,peneliti memperbaiki kekurangan yang ada denganmemaksimalkan peran dosen ketika membimbingkegiatan laboratorium, memberikan contoh rancanganyang dapat dikembangkan sendiri oleh mahasiswa.Sikap ilmiah mahasiswa disimpulkan sudah baik.Kekurangan yang ada pada pertemuan ketiga menjadievaluasi bagi peneliti dalam merancang perangkatperkuliahanuntukpertemuanberikutnya.

Pada pertemuan keempat dengan tema IndeksBias menunjukkanbahwakerja ilmiahmahasiswasangatbaik, mahasiswa sudah terbiasa dengan langkah-langkah ilmiah yang dilaksanakan dalam kegiatanlaboratorium. Sikap ilmiah mahasiswa menunjukkanperkembanganyangsignifikan.Perangkat pembelajaranyang digunakan pada pertemuan keempat yangdimodifikasi dari pertemuan-pertemuan sebelumnyamemberikan hasil terbaik sesuai yang diinginkanpeneliti. Oleh karena itu dapat dijadikan acuan dalamkegiatan laboratoriumfisika.

Penilaian terhadap laporan yang disusunmahasiswa difokuskan pada aspek-aspek yang terdapatdalam lembar observasi penyusunan laporanmahasiswa. Penyusunan laporan dengan persentaseterendah yaitu pada pertemuan kedua menunjukkanpersentase klasikal 63,97% kriteria baik dan tertinggi

pada pertemuan keempat dengan persentase sebesar 76,88%kriteriabaik

Kerja ilmiah yang dilakukan mahasiswa selamakegiatan laboratorium fisika dasar II berbasis inkuiriterbimbing ternyata memberi pengaruh padapenyusunan laporan yang disusun oleh mahasiswa.Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam laporanmeliputi hipotesis yang diusulkan belum sesuai denganpermasalahan, hasil yang diharapkan/prediksi yangdijabarkan belum sesuai dengan hipotesis dan desainpercobaan, tidak adakeputusanmenerimaatau menolakhipotesis,dantidak mencatumkan hipotesisalternatif jikahipotesis ditolak. Untuk aspek yang lain seperti judul,

pertanyaan penyebab, prosedur percobaan, hasilpercobaan, pembahasan, dan bahasa penyusunanlaporan sudah baik. Hal ini dikarenakan dosen belummemberikan rambu-rambu penyusunan laporan yangbenar, sehingga perlu dijelaskan aspek-aspek dalampenyusunan laporan yangbenar.

Hasil penyusunan laporan yang benar diperolehketika mahasiswa melakukan kerja ilmiah dengan benar ketika kegiatan laboratorium berlangsung. Karenadengan melakukan tahapan kerja ilmiah yang benar,mahasiswa mampu memahami materi yang dipelajari.Hasilnya mahasiswa dapat melaporkan hasil kegiatanlaboratorium dengan benar. Pada pertemuan keempat

penyusunan laporan o leh mahasiswa sudahmenunjukkanhasil yang baik.Pada pertemuan pertama perolehan skor 

dan menunjukkan peningkatan rata-rata (N-Gain) sebesar 0,58 yang tergolong kriteria sedang,pertemuan kedua menunjukkan peningkatan rata-rata

 pre-test  post-test 

66 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 6/7

hasil belajar (N-Gain) sebesar 0,56 yang tergolongkriteria sedang, pertemuan ketiga menunjukkanpeningkatan rata-rata (N-Gain) sebesar 0,7 yangtergolong kriteria sedang, pertemuan keempatmenunjukkan peningkatan rata-rata hasil belajar (N-

Gain) sebesar 0,93 yang tergolong kriteria tinggi. Darianal i si s da ta te rsebu t menunjukkan bahwapengembangan bentuk perangkat perkuliahan kegiatanlaboratorium fisika dasar II berpengaruh positif terhadappeningkatankemampuankognitif mahasiswa.Perangkatperkuliahan fisika dasar II yang berorientasi pada kerjailmiah mahasiswa yang telah dikembangkan dapatdigunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif mahasiswa dalam perkuliahan kegiatan laboratoriumfisikadasar II.

Hasil uji coba perangkat perkuliahan fisikadasar IIsesuai dengan hasil penelitian dari McBridge, . danhasil penelitian Douglas and Chiu (2009) bahwamenerapkan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbingdapat meningkatkan kemampuan siswa dalammemahami materi yang dipelajari. Peneliti kurang setujudengan penelitian mereka karena tidak memperlihatkankemampuan kerja ilmiah siswa. Pembelajaran berbasisinkuiri terbimbing di dalamnya terdapat tahapan darikerja ilmiah yang harus dilakukan selama pembelajaran.Penerapan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbingtidak hanya dapat meningkatkan kemampuan siswadalam memahami materi yang dipelajari tetapi jugadalam uji coba perangkat pembelajarannya dapatmeningkatkankemampuankerja ilmiah siswa.

Penelitian ini meneliti 1 kelompok mahasiswayang terdiri 3 orang mahasiswa dengan 3 observer yang

bertujuan untuk mengetahui dinamika kelompok selamapenel it ian. Berdasarkan hal tersebut, di temuikekurangan dan kelebihan dibandingkan denganpenelitian yang lain. Kekurangannya dari hasil penelitianini hasil penelitian tidak bisa digeneralisasikan untuksemua populasi karena 3 orang mahasiswa tidak bisamewakili semua mahasiswa dalam 7 kelas fisika.Sedangkan kelebihan dalam penelitian ini didapatkanhasil secara mendetail dari tiap indikator kemampuankerja ilmiah yang dimiliki dari tiap mahasiswa. Kelebihanini mampu menunjukkan propil perkembangan kerjailmiah mahasiswapadatiap indikator.

Dalam penelitian ini telah dikembangkan bentukperangkat perkuliahan kegiatan laboratorium fisikadasar II berbasis inkuiri terbimbing yang meliputi silabus,satuan acara perkuliahan kegiatan laboratroium fisikadasar II, lembar kegiatan mahasiswa untuk kegiatanlaboratroium, dan penilaian yang berorientasi pada kerjai lmiah mahasiswa. Pengembangan perangkatperkuliahan mengikuti model Plomp, meliputi faseinvestigasi, fase desain, fase realisasi/konstruksi, fasetes, evaluasi, revisi, dan fase implementasi. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa perolehan

persentase kerja ilmiah mahasiswa secara klasikalsebesar 91,67%dengan kriteria sangatbaik, sikap ilmiahdengan persentase 87,50% dengan kriteria sangat baik,penyusunan laporan oleh mahasiswa denganpersentase 76,88% dengan kriteria baik, sertapeningkatan rata-rata hasil belajar (rata-rata gain

et al 

PENUTUP

pertemuan pertama 0,58 kriteria sedang, pertemuankedua 0,56 kriteria sedang, pertemuan ketiga 0,7 kriteriasedang, dan pertemuan keempat 0,93 kriteria tinggi)yang menunjukkan bahwa hasill uji coba pengembanganbentuk perangkat perkuliahan kegiatan laboratorium

fisika dasar III dapat meningkatkan kerja ilmiahmahasiswa.Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang

berkaitan dengan latar belakang penelitian, identifikasimasalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,tujuan penelitian dan manfaat penelitian, maka penelitimenyarankansebagai berikut:1)Dalam penelitian inimasih terdapat kekurangan yaitu subjek uji cobapenelitian hanya 3 mahasiswa. Oleh karena itu, dapatdilakukan penelitian lanjutan dengan subjek uji cobapenelitian yang mampu mewakil ii populasi; 2)Sebaiknya dalam mata kuliah kegiatan laboratoriumyang lain disusun juga perangkat perkuliahan berbasisinkuiri terbimbing; 3) Bentuk perangkat perkuliahankegiatan laboratorium fisika dasar II berbasis inkuiriterbimbing yang berorientasi pada kerja ilmiahmahasiswa, hasil penelitian dapat digunakan oleh dosenpengampu mata kuliah kegiatan laboratorium fisikadasar II.

  _____________. 2009. . Semarang:IKIPPGRI

  _____________. 2003.. Jakarta: Depdiknas

  Arikunto, S. 2002.

. Jakarta:RinekaPutra

Borghi, L. Anna D. A and Paolo M. 2002. DevelopingRelevant Teaching Strategies During In-serviceTraining. , 38 (1): 41-46

Colburn, A. 2000. . California:Departement of Science Education CaliforniaStateUniversity Long Beach

Douglas, E.P. and Chiu, C.C. 2009.

. ASEE/IEEEFrontiers inEducationConference. October 18 - 21, 2009, San Antonio,TX. Universityof Florida

Gilbert, O. dan Fensham. 1982. Reflection On Teaching  And Learning Physics. 39 (6) :461-462

Hake, R.R. 1998a. Interactive-engagement vs traditionalmethods: A six thousand-student survey of mechanics test data for introductory physicscourses. . 66 (1):64-74.http://www.physics.indiana. edu/~sdi/ [Diaksespada09/02/10]

Hake, R.R. 1998b., submitted to

Physics Ed. Res. Supplement to Am. J. Phys.http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ [Diakses

pada09/02/10]Hake, R.R. 2001..

http://physics.indiana.edu/~hake/ [Diakses pada09/02/10]

Hake, R.R. 2002. Lessons from the Physics Education

DAFTAR PUSTAKA

PedomanAkademik 

Standar Kompetensi MataPelajaran FisikaSMAdan MA

Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V 

PhysicsEducation  An Inquiry Primer 

Work in Progress -Use of Guided Inquiry as an Active Learning Technique in Engineering 

Physics Education,

Journal of Physics

Interactive-engagement methods inintroductory mechanics courses

Suggestions for Administering and Repor t i ng P re /Pos t D iagnos t ic Tes ts

67R. Ariesta, dkk., - Pengembangan Perangkat Perkuliahan

5/11/2018 981 Altis 1 Thesis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/981-altis-1-thesis 7/7

Reform Effort. ,5(2): 28. http://www.consecol.org/vol5/iss2/art28[Diakses pada09/02/10]

Hobri. 2009..

http://hobri.unej.ac.id/files/2009/03/02-plomp.pdf [Diakses pada09/02/10]Mc.Bridge, J.W, Muhammad I.B, Mohammad A.H, and

MartinF. 2004. Using an InquiryApproach toTeachScience to Secondary School Science Teachers.

39(5) : 434-439Mc.Dermott, L.C. 2000. Preparing Teacher to Teach

Physics And Physical Science By Inquiry.. 35 (6):411-416

Riyadi, U. 2008.

. Thesis, Magister Pendidikan IPAUniversitasNegeriSemarang

Singh, P. .http://www.physics.edu.com. [Diakses pada10/11/09]

Sugiyono. 2008.. Bandung:

Journal of Conservation Ecology 

Metodologi Penelitian Pengembangan( D e v e l o p m e n t R e s e a r c h )

Physics Education,

PhysicsEducation

Model Pembelajaran Inkuiri DenganKegiatan Laboratorium Untuk MeningkatkanKeterampilanBerpikir Kritis SiswaPokok BahasanFluida Statis

Science Education and Scientific Attitude

MetodePenelitianPendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D

 AlfabetaSuparno, P. 2006.

. Yogyakarta:UniversitasSanataDharma

Thornton, R.K., 1999.

Cyprus: International Conference on Scienceeducation. http://www.physics.edu.com. [Diaksespada10/11/09]

Tim Dosen Fisika, 2007.. Semarang: IKIPPGRI

Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA. 2000.

. Jakarta: UniversitasTerbukaWenning, C. J. 2005a. A Physics Teacher Candidate

Knowledge Base. Journal Physics Teacher Education. 2 (3): 3-11. Wenning, C. J. 2005b.Levels of Inquiry: Hierarchies of PedagogicalPracties and Inquiry Processes.

4 (3): 13-17W i y an t o . 2 0 0 6 .

.Semarang: UniversitasNegeriSemarangPress

Metodologi Pembelajaran FisikaKontruktivistik Dan Menyenangkan

Using the Results of Research in

Science Education to Improve Science Learning.

Pedoman Praktikum FisikaDasar II 

Hakekat PembelajaranMIPA Dan Kiat Pembelajaran FisikaDi PerguruanTinggi 

Journal PhysicsTeacherEducation,

M e ny i ap k an G u ru S A IN SMengembangkan Kompetensi Laboratorium

68 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68