96257486-kekuatan-gerak-pada-tumbuhan.pdf

17
KEKUATAN GERAK PADA TUMBUHAN A.Pendahuluan Gerak yang terjadi pada tumbuhan disebabkan oleh adanya rangsangan yang diterimanya, baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar. Gerak ini terjadi dengan sangat lambat, tetapi memberikan petunjuk pula bahwa tumbuhan memiliki kemampuan untuk menanggapi rangsangan atau memberikan reaksi terhadap rangsangan yang diterimanya (iritabilitas). Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak pada organisme hidup tidak harus selalu berpindah tempat seluruh tubuh, tetapi meliputi pula pindah sebagian tubuh ataupun perubahan posisi tubuh. Struktur tubuh dan cara hidup tumbuhan berbeda dengan struktur tubuh dan cara hidup hewan dan manusia. Tumbuhan umumnya hidup menetap atau menempel pada mediumnya sedangkan hewan dan manusia hidup bebas. Setiap makhluk hidup bisa bergerak walaupun sangat lamban karena salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan hanya merupakan gerak dari sebagian organ-organnya saja, seperti akar, batang, ranting dan daun tumbuhan tidak mempunyai system syaraf indera. Walaupun tumbuhan tidak memiliki system syaraf, namun mempunyai tubuh yang tersusun atas sel-sel yang saling berdekatan dan berhubungan. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh rangsangan (stimulus) yang berasal dari luar. Arah gerakan bisa mendekati atau juga bisa menjauhi rangsangan. Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak

Upload: thy-nurbaiti

Post on 26-Dec-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEKUATAN GERAK PADA TUMBUHAN

A.Pendahuluan

Gerak yang terjadi pada tumbuhan disebabkan oleh adanya rangsangan yang

diterimanya, baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar. Gerak ini terjadi dengan

sangat lambat, tetapi memberikan petunjuk pula bahwa tumbuhan memiliki

kemampuan untuk menanggapi rangsangan atau memberikan reaksi terhadap

rangsangan yang diterimanya (iritabilitas).

Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi

rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum

dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan

yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan

terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.

Gerak pada organisme hidup tidak harus selalu berpindah tempat seluruh

tubuh, tetapi meliputi pula pindah sebagian tubuh ataupun perubahan posisi tubuh.

Struktur tubuh dan cara hidup tumbuhan berbeda dengan struktur tubuh dan cara

hidup hewan dan manusia. Tumbuhan umumnya hidup menetap atau menempel

pada mediumnya sedangkan hewan dan manusia hidup bebas.

Setiap makhluk hidup bisa bergerak walaupun sangat lamban karena salah

satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Gerak merupakan salah satu ciri makhluk

hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi

pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia.

Gerak pada tumbuhan hanya merupakan gerak dari sebagian organ-organnya saja,

seperti akar, batang, ranting dan daun tumbuhan tidak mempunyai system syaraf

indera. Walaupun tumbuhan tidak memiliki system syaraf, namun mempunyai tubuh

yang tersusun atas sel-sel yang saling berdekatan dan berhubungan. Gerak pada

tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap

berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh

rangsangan (stimulus) yang berasal dari luar. Arah gerakan bisa mendekati atau juga

bisa menjauhi rangsangan.

Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan,

antara lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan

tersebut, ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak

menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan

menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan. Pada

tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata) yang

masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang terdapat pada dinding sel.

Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak

tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak yang dtimbulkan oleh adanya

pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau irreversible. Gerak

turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel-sel

tertentu, dan sifat geraknya elastis atau reversible.

Berdasarkan sumber rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi 2

macam, yaitu: gerak endonom dan gerak etionom.

B. Pembahasan

Gerak pada tumbuhan berdasarkan sumber rangsang ada dua macam, yaitu:

1. Gerak endonom

2. Gerak etionom

1. Gerak Endonom

Gerak endonom sering dikenal sebagai gerak spontan dari tumbuhan karena

tumbuhan melakukan gerakan secara spontan tanpa adanya pengaruh rangsangan

dari luar. Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan

atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom

disebut juga autonom.

Macam-macam gerak endonom, yaitu:

a. Nutasi

yaitu gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan

dari luar. Misalnya: gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air.

Gambar. Hydrilla verticillata

b. Higroskopis

Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air

pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat kering

pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora pecah.

Misalnya:

Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis,

kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah

menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar.

Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan

tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi

pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan

lumut (Bryophyta) saat mengeluarkan spora.

Gambar. pecahnya kulit biji kacang

2. Gerak Etionom

Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh

adanya rangsangan dari luar. Gerak etionom disebut juga dengan gerak esionom.

Rangsangan pada gerak etionom itu dapat berupa:

o cahaya

o sentuhan

o suhu

o air

o gravitasi bumi

o zat kimia

o dan sebagainya.

Organ tumbuhan yang memberikan respon terhadap rangsangan tersebut

adalah: akar, batang, daun, bunga, buah atau bagian dari organ tumbuhan tersebut.

Berdasarkan arah respon, gerak etionom dibedakan menjadi:

a. gerak tropisme

b. gerak nasti

c. gerak taksis

a. Tropisme

Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti membelok.

Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah

datangnya rangsangan. Jadi jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka

disebut gerak tropisme. Gerak tropisme merupakan gerak tumbuh, sebagai respon

tumbuhan terhadap rangsangan dari luar. Bagian yang bergerak itu misalnya

cabang, daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi

tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif

apabila gerak itu menjauhi sumber rangsang.

Contoh:

• gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,

• gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,

• gerak akar menuju air, dan

• gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur.

Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi:

1) Fototropisme

2) Geotropisme

3) Hidrotropisme

4) Kemotropisme

5) Tigmotropisme

6) Reortropisme

7) Termotropisme

1) Fototropisme

Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya.

Fototropisme disebut juga heliotropisme. Fototropisme merupakan adaptasi

tumbuhan untuk mengarahkan tajuknya ke arah cahaya matahari yang sangat

penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis.

Selain itu, fototropisme ini berkaitan erat dengan zat tumbuh yang terdapat

pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena cahaya,

zat tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya,

sisi batang yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada sisi

batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke arah cahaya.

Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif.

Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok kea rah datangnya cahaya.

Gambar. fototopisme postif

Untuk memahami mekanisme reaksi fototropisme, perlu dilihat kembali

percobaan Went pada saat diketemukan auksin. Telah diketemukan bahwa apabila

koleoptil disinari pada satu sisi, distribusi auksin yang asimetrik akan terjadi,

sehingga auksin akan terakumulasi pada sisi koleoptil yang gelap. Kadar auksin

yang tinggi pada sisi yang gelap, telah menyebabkan koleoptil membengkok ke arah

cahaya.

Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik ini, diakibatkan oleh gabungan

tiga mekanisme yang berbeda yaitu:

1) Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian

koleoptil yang terkena cahaya.

2) Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleptil yang gelap.

3) Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang kena cahaya, menuju ke

bagain yang gelap.

Percobaan yang dilakukan oleh W.R.Briggs menunjukkan bahwa angkutan

auksin secara lateral merupakan mekanisme penyebaran auksin yang penting.

Percobaan Leopld dkk, dengan menggunakan 14C-IAA terhadap koleoptil jagung,

menunjukkana danya perpindahan auksin dari sisi terang menuju ke sisi yang gelap.

Respon fototropisme pada “shoot” yang berdaun telah ditunjukkan sebagai

akibat tidak samanya penyinaran terhadap daun yang menghadapa dan menjauhi

cahaya. Akibatnya telah terjadi sintesis dan eksport dari daun yang gelap daripada

daun yang kena cahaya, sehingga pertumbuhan batang meningkat di bawah daun

yang gelap. Percobaan Leopold selanjutnya dengan kecambah bunga matahari

menunjukkan bahwa pertumbuhan batang akan lebih cepat apabila kotiledonnya

digelapkan.

Kotiledon merupakan organ penting untuk respon fototropis. Apabila disinari,

diduga akan menghasilkan inhibitor yang akn menghambat pertumbuhan. Cahaya

yang paling efektif dalam merangsang fototrpisme adalah cahaya gelombang

pendek, sedangkan cahaya merah tidak efektif. Dduga respon fototropis ini ada

kaitannya dengan karoten dan riboflavin mirip dengan pola kerja spektrum terhadap

fottropisme.

2) Geotropisme/gravitropisme

Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi

(geo = bumi). Geotropisme disebut juga gravitropisme. Jika arah geraknya menuju

rangsang atau ke bawah disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju

tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang atau ke atas disebut geotropisme

negatif (berlawanan dengan arah gaya tarik gravitasi), misalnya gerak tumbuh

batang menjauhi tanah. horisontal (tegak lurus terhadap arah vertikal yang disebut

diageotropisme) atau membentuk suatu sudut tertentu terhadap arah vertikal yang

disebut platiotropisme.

Bagian tumbuhan yang dapat menerima rangsangan gravitasi ini adalah

tudung akar dan pucuk batang. Apabila tudung akar dibuang, maka tidak ada respon

geotropisme dan aakr akan tumbuh dengan cepat. Tudung akar merupakan bagian

dari akar yang menghasilkan zat penghambat absisat (ABA). Apabila bagian dari

sebagian tudung akardibuang, maka akar akan membengkok ke arah bagian yang

mengandung tudung akar. Gravitasi mempengaruhi posisi ABA ini pada tudung akar.

Pucuk batang melakukan geotropisme yang negatif.

Fakta menunjukkan bahwa antara penerimaan rangsang dan reaksi terhadap

rangsang tersebut merupakan dua proses yang terpisah. Gravitasi diterima oleh dua

sel melalui dua cara yaitu menerima perbedaan tekanan pada sel sebagai akibat

terjadinya distribusi partikel-partikel ringan dan berat yang tidak merata di dalam sel.

Kedua adalah timbulnya tekanan sebagai akibat adanya fluktuasi perubahan status

air dalam sel, akan menimbulkan tekanan yang disebabkan kandungan sel.

Sehubungan dengan keterangan diatas, suatu hipotesis emnyatakan bahwa

rangsangan gravitasi diterima oleh statolit. Statolita adalah badan-badan kecil

dengan berat jenis tinggi, yang mengendap ke dasar sel. Badan-badan yang

mengendap dalam sitoplasma meliputi inti sel, diktiosom, mitokondria, dan butir-butir

pati (lebih tepat amiloplas, karena butir pati terbentuk dalam plastida). Badan-badan

yang ringan seperti vakuola dan tetesan lemak, akan terapung. Diantara badan-

badan sel menunjukkan bahwa butir pati atau amiloplas merupakan statolit di dalam

sel yang menerima rangsangan gravitasi, pertama karena cukup berat sehingga

dapat cepat mengendap; kedua butir pati selalu dijumpai pada jaringan-jaringan yang

sensitif terhadap gravitasi.

Mekanisme respon terhadap gravitasi ini, percobaan F.Went menujukkan

bahwa pertumbuhan dirangsang oleh auksin. Pembengkokan batang terjadi sebagai

akibat adanya perbedaan kadar auksin antara satu sisi dengan sisi yang lainnya.

Selanjutnya N.Chlolodny dengan F.Went dalam percobaannya menunjukkan bahwa

telah terjadi distribusi auksin yang asimetris pada tanaman dalam posisi horisontal,

sehingga terjadi pembengkokan pucuk arah ke atas dan akar ke bawah. Pengaruh

gravitasi dalam menunjang pembengkokan ke atas pada pucuk, disebabkan

konsentrasi auksin pada bagian bawah menjadi bertambah. Peningkatan kadar

auksin pada bagian pucuk akan merangsang pertumbuhan lebih cepat, sehingga

pucuk akan membengkok ke atas. Pada akar, pengaruh gravitasi sama yaitu akan

menyebabkan distribusi zat pengatur tumbuh yang tidak merata. Akar memiliki

tudung akar yang mengandung asam absisat (ABA) yang bersifat penghambat

pertumbuhan. Gravitasi akan menyebabkan akumulasi asam absisat lebih banyak

pada bagian bawah, sehingga akan meningkatkan penghambatan pertumbuhan.

Akibatnya bagian sebelah atas yang kadar asam absisatnya lebih kecil, akan tumbuh

lebih cepat dan akar akan membengkokk ke bawah. Dengan menggunakan IAA

radioaktif, Leopold pada percobaannya dengan koleoptil jagung menunjukkan bahwa

auksin dapat diangkut secara lateral di bawah pengaruh gravitasi.

3) Hidrotropisme

Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro =

air). Gerak akar tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair). Jika

gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar

tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya ditanah. Jika tanaman

tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misal, gerak pucuk batang

tumbuhan yang tumbuh keatas air dan gerakan akar kaktus untuk mencari air.

4) Kemotropisme

Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia.

Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif.

Misalnya, gerak akar menuju zat didalam tanah atau gerakan akar yang menuju

unsur hara atau pupuk dalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu

disebut kemotropisme negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun.

5) Tigmotropisme

Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau

persinggungan disebut trigmotropisme. Gerak pada tumbuhan yang memiliki sulur.

Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit ujung batang ataupun ujung sulur dari

Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur,

markisa, semangka, dan mentimun.

Terjadinya kontak anatara sulur dengan suatu benda,akan merangsang sulur

tersebut melakukan pertumbuhan yang membengkok menuju arah benda yang

tersentuh tadi. Sulur akan lebih responsif terhadap benda yang kasar daripada

benda yang halus atau lunak. Apabila sulurnya menyentuh benda keras seperti

tonggak kayu, maka akan terjadi kontak sehingga sulur akan melilit kayu tersebut.

Adanya sentuhan merangsang sel-sel tumbuh dengan kecepatan yang berbeda.

Pertumbuhan sel-sel pada daerah yang bersentuhan lebih lambat daripada sel-sel

pada bagian lainnya sehingga memungkinkan sulur dapat tumbuh melilit.

Tigmotropisme memungkinkan tumbuhan memanjat dengan bantuan objek lain

sebagai penyangga pada waktu tumbuh ke arah cahaya matahari.

Respon sulur terhadap sentuhan disamping merangsang gerak tumbuh,

sebagian melibatkan perubahan turgor. Diduga telah terjadi perubahan kandungan

ATP dan fosfat anorganik yang cepatakibat rangsangan sentuhan pada sulur

kacang. Perubahan yang cepat terjadi pada permeabilitas membran yang telah

memudahkan bergeraknya air dan angkutan ion secara aktif (distimulasi oleh ATP).

Auksin diketahui mempengaruhi pelilitan sulur, meskipun hubungan IAA dengan

rangsangan sentuhan masih belum diketahui

Gambar. gerak tumbuhan yg memiliki sulur

6) Reotropisme

Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa

arus air. Misalnya : Gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada

sungai-sungai yang berarus deras.

7) Termotropisme

Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa

panas. Misalnya: Bagian tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi

panas.

b. Nasti

Nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah

datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Kata nasti

berasal dari bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh

karena itu, arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti

ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Jadi jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh

arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. Gerak nasti dapat merupakan gerak

tumbuh atau gerak turgor, dan arah gerakannya tidak ditentukan arah rangsang.

Gerak nasti dapat merupakan gerak tumbuh yang sifatnya permanen atau

gerak variasi yang sifatnya tidak permanen (reversible). Gerak ini ada hubungannya

dengan irama endogen yang sudah disiapkan atau jam biologi, yang membantu

dalam perkembangan.

Gerak variasi biasanya melibatkan perpindahan air. Salah satu bentuk gerak

variasi yang penting dan khas adalah gerak membuka dan menutupnya stomata.

Gerak daun, anak daun atau cabang kecil, sering dilakukan oleh organ khusus yang

disebut pulvinus, merupakan masa sel parenkimatis yang membengkak berada pada

bagian dasar tangkai daun (petiolus), tangkai anak daun (petiolololus) dan bagian

dasar cabang. Air dapat masuk atau keluar dengan cepat dari sel-sel motor, yang

terletak pada sisi berlawanan (opposite side) dari pulvinus dan menyebabkan daun

atau cabang bergerak ke atas dan ke bawah. Keluar masuknya air pada pulvinus

disebabkan terjadinya perubahan potensial osmotik, yang diduga sama prosesnya

seperti pada sel penutup stomata.

Contoh:

• Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan

• Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat malam

hari

• Membuka dan menutupnya bunga pukul empat

• Membuka serta menutupnya stomata

Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti dibedakan menjadi:

1) Fotonasti

2) Niktinasti

3) Tigmonasti

4) Termonasti

5) Haptonasti

6) Nasti Kompleks

1) Fotonasti

Fotonasti gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.

Misalnya:

• Bunga pukul sembilan yang mekar sekitar pukul sembilan.

• Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang akan mekar pada sore hari dan

menutup esok paginya.

Gambar. bunga pukul empat mekar (Mirabilis jalapa) pada sore hari

2) Niktinasi

Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh

suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur atau merupakan proses berirama

yang dikendalikan oleh interaksi antara lingkungan dan waktu biologis. Istilah

niktinasti berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya, daun-

daun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu

malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain

disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat

perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun.

A.W. Galston dan kawan-kawan mendeteksi adanya perpindahan ion kalium

dari bagian atas ke bagian bawah pulvinus dan sebaliknya.Perpindahan ion kalium

telah menyebabkan perubahan potensial osmotik yang besar pada sel-sel motor

yang mengakibatkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga auksin terlibat

dalam kegiatan ini. IAA yang diproduksi pada siang hari terutama di angkut ke

bagian bawah petiol. Ion kalium akan bergerak ke arah dimana memiliki kandungan

IAA lebih tinggi, air masuk ke bagian bawah pulvinus dan daun bangun. Angkutan

auksin berkurang pada malam hari, terjadi reaksi sebaliknya. Auksin yang diberikan

ke bagian atas atau bagian bawah pulvinus, akan menyebabkan tidur dan

bangunnya daun secara berturut-turut.

Gambar contoh gerak niktinasti

Misalnya:

Pada malam hari daun-daun tumbuhan Leguminosae atau polong-polongan seperti

bunga merak (Caesalpinia pulcherrima) dan daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea)

akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit. Gerak

tidur daun pohon turi di malam hari, yang mengatupkan daunnya saat hari mulai

gelap.

Gambar. Tanaman Kembang Turi yang daunnya membuka lebar sepanjang hari

(pagi hingga menjelang sore hari).

Gambar. Tanaman Kembang Turi yang daunnya menutup (gerak tidur) menjelang

malam hari sampai menjelang pagi hari.

3) Tigmonasti atau Seismonasti

Tigmonasti /seismonasti adalah gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsang

sentuhan atau getaran. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma

yang berarti sentuhan. Gerak ini terutama terlihat jelas pada beberapa anggota

tertentu anak –suku Mimosoideae dari suku Fabaceae. Dengan disentuh, digoyang,

dipanasi, didinginkan dengan cepat atau diberi rangsangan listrik, anak-daun dan

daun akan mengatup serempak dengan cepat. Jika hanya satu anak-daun

dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak-daun

lain ikut mengatup. Ada dua macam mekanisme, yaitu elektris dan kimiawi.

a) Mekanisme elektris

Potensial kerja adalah perubahan voltase (tegangan listrik) yang membentuk

sebuah puncak yang khas jikia dirajahkan dalam fungsi waktu. Potensial kerja pada

sel tumbuhan serupa dengan sel hewan, namun jauh lebih lambat. Pada sel

tumbuhan dan sel hewan, potensial kerja disebabkan oleh aliran sejumlah ion

tertentu melintasi membrane sel.

Pada Mimosa, aliran ion itu melintasi sel parenkim (yang dihubungkan oleh

plasmodesmata) xilem dan floem, dengan kecepatan sampai sekitar 2 cm/s,

sementara potensial kerja yang melintasi sel saraf hewan berkecepatan puluhan

meter per detik.

b) Mekanisme kimiawi

Potensial kerja tidak akan melewati pulvinus dari satu anak-daun ke anak

daun lainnya, kecuali bila respon kimiawi juga terlibat sehingga hanya beberapa

anak daun saja yang akan terlipat. Respon kimiawi terjadi jika sehelai daun di salah

satu sisi tabung dilukai, daun di sisi lainnya akan terlipat. Bahan aktifnya disebut

turgorin. Turgorin merupakan salah satu hormon tumbuhan yang bekerja turgor sel

pulvinus. Pelipatan anak-daun tersebut menunjukkan bahwa respons elektris

berjalan mendahului turgorin dalam sel parenkim, dari satu anak-daun ke anak-daun

lainnnya.

Contoh gerak tigmonasti:

Gerak menutupnya daun sikejut atau putri malu (Mimosa pudica), jika disentuh. Jika

hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke

seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup. Tumbuhan ini

memberikan respon sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik setelah rangsangan

diberikan, dan penyebaran reaksi terhadap rangsangan ini ke bagain atas dan

bawah tumbuhan berjalan anatara 40 – 50 cm/detik. Apabila tumbuhan sensitif ini

diberi sentuhan atau kejutan, terjadi dua macam reaksi pada pulvini, yaitu pada anak

daun, bagian atasnya mengkerut sehingga anak daun melipat ke atas; sedangkan

pada petiol, bagian atasnya mengkerut sehingga seluruh daun melipat ke bawah.

Untuk kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih

kurang 10 menit. Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan

tekanan turgor di dalam sel-sel pada persendian daun.

Gambar. seismonasti pada Mimosa pudica

4) Termonasti

Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu.

Ada dua sifat dari gerak termonasti yaitu yang bersifat reversible dan permanen.

Misalnya: Mekarnya bunga tulip dan crocus. Bunga-bunga tersebut mekar jika

mendadak mengalami kenaikan temperature, dan akan menutup kembali bila

temperatur menurun.

Gambar. bunga tulip

5) Haptonasi

Haptonasi merupakan gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora

yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Cara kerja haptonasti diduga karena

adanya ”nerve-like signal” yang dapat menimbulkan potensi kerja pada daun

perangkap. Misalnya:

Daun pada tumbuhan insektivora misalnya Dionaea, sejenis tumbuhan perangkap

lalat (Venus”s flytrap) sangat sensitif terhadap sentuhan. Bila ada serangga kecil

yang menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga serangga

akan terperangkap di antara kedua belahan daun dan tidak dapat keluar.

6) Nasti Kompleks

Nasti kompleks merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor

sekaligus, seperti cahaya (foto), suhu (termo), air (hidro) dan zat kimia atau enzim

(kemo). Misalnya: gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun.

Gambar. stomata terbuka Gambar. stomata tertutup

7) Hidronasti

Mencakup gerak pelipatan dan penggulungan daun terjadi akibat respon

terhadap keadaan rawan air, dan bukan terhadap cahaya. Proses hidronasti dapat

mengurangi terpaan udara kering pada permukaan daun, dan dengan penutupan

stomata transpirasi berkurang. Maka, bahaya penghambatan oleh cahaya juga dapat

diturunkan.

Gerakan pelipatan dan penggulungan daun terjadi akibat hilangnya turgor

dalam sel motor berdinding tipis yang disebut sel membisul (buliform). Sel

membisultidak atau sedikit kutikula, sehingga hilangnya transpirasi berlangsung lebih

cepat daripada sel epidermis lainnya. Ketika tekanan tirgor menurun, turgiditas sel

yang tetap di sisi bawah daun mengakibatkan daun terlipat. Ini merupakan salah satu

mekanisme tumbuhan untuk bertahan terhadap kekeringan.

Gambar gerak hidronasti

c. Taksis

Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang

berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Jadi jika yang

bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Gerakan yang

arahnya mendekati sumber rangsangan disebut sebagai taksis positif dan yang

menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Taktis hanya dijumpai pada

tumbuhan rendah atau bagian tumbuhan tinggi secara keseluruhan tidak pernah

dijumpai. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi:

1) Fototaksis

2) Kemotaksis

1) Fototaksis

Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan

berupa cahaya. Gerak ini dijumpai pada tumbuhan hijau bersel satu dan spora jamur

jenis tertentu. Misalnya:

Gerak fototaktis terdapat pada Euglena, pada pagi hari saat matahari mulai

menampakkan sinarnya, Euglena bergerak mendekati sumber sinar.Klorofil (zat hijau

daun) yang bergerak menuju arah datangnya cahaya dan ganggang hijau

Chlamydomonas yang langsung bergerak menuju cahaya yang intensitasnya

sedang.

Gambar. Chlamydomonas bergerak menuju cahaya

2) Kemotaksis

Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat

kimia. Gerak ini dijumpai pada berbagai bakteri yang bersifat aerob dan organisme

satu sel lainnya. Misalnya:

Gerak gamet jantan berflagela (Spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut

bergerak menuju gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium pada peristiwa

pembuahan (metagenesis) tumbuhan lumut (Bryophyta). Sel telur (ovum)

mengeluarkan zat kimia (gula dan protein) yang dapat merangsang spermatozoa

untuk bergerak mendekatinya.

Daftar Pustaka

Sasmitamihardja, Dardjat.1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Salisbury, Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: ITB Bandung

http://ariesclub17.blogspot.com/2009/06/macam-macam-gerak-pada-tumbuhan.html

diunduh pada tanggal 9 Mei 2010 pukul 20.15 WIB.

http://organisasi.org/ diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.15 WIB.

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/Biol

ogi%202.htm diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.15 WIB.

http://www.webnode.com/ diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.12 WIB.