94939466 explorasi coal
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Tugas Mata Kuliah Geologi Batubara ini berjudul “Menentukan Lapisan Batubara dan
batuan lainnya dengan metode Log Resistivity, Log Densitas dan Log sinar Gamma”.
Dalam Eksplorasi Batubara, data logging sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang
dapat digunakan dalam menentukan ketebalan batubara, kualitas dan kuantitas batubara, selain itu
data logging dapat digunakan untuk mngidentifikasikan lapisan interburdent diantara lapisan
batubara secara detail. Data logging ini akan di korelasikan dengan data-data lainnya yang dapat
mendukung proses eksplorasi seperti data pemboran, kemudian dengan memperhitungkan
stripping ratio kita dapat merekomendasikan system penambangan pada daerah tersebut. Tingkat
akurasi dari data logging sangat tinggi tergantung pada interpretasi dari geologist dan resolusi dari
alat yang digunakan dalam logging tersebut.
Dalam setiap kegiatan eksplorasi, para geologist menggunakan data logging ini untuk
menentukan lapisan overburden dan interburddent dari lapisan batubara untuk dapat
memperhitungkan stripping ratio yang nantinya akan dijadikan acuan untuk dapat memberikan
rekomendasi system penambangan batubara pada daerah tersebut. Data Loging yang didapatkan
berupa Log Resistivity, Log Density dan Log sinar Gamma.
Data Log Resistivity, Log Density dan Log sinar Gamma, ketiga Data Logging ini
sangatlah efektif dan efisien dalam mengidentifikasikan ketebalan Batubara, kualitas dan kuantitas
batubara dan juga dapat digunakan dalam menentukan lapisan overburden dan interburden
batubara yang nantinya digunakan dalam perhitungan stripping ratio.
Aplikasi Data Logging dapat menentukan system Penambangan dan daerah yang ekonomis
untuk dilakukan kegiatan eksploitasi.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud ; Menentukan Ketebalan dan kuantitas Batubara yang di identifikasikan
dari data Log Resistivity, Log Density daan Log Sinar Gamma.
Tujuan: 1. Menentukan Posisi kedalaman Lapisan Batubara secara Teili
2. Menentukan Lapisan Interburdent diantara Lapisan Batubara secara
lebih teliti.
PENYELESAIAN
Dalam Kegiatan Eksplorasi, interpretasi litologi yang merupakan hasil pemboran yang
didapatkan dari data Log Resistivity, Log densitas dan Log Sinar Gamma. Kedalaman dari Lapisan
Batubara dapat di hitung dengan menggunakan skala kedalaman yang terdapat pada hasil dapa
loging.
Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi minyak sebagai alat bantu
interpretasi porositas. Kemudian dalam explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur
utama dalam identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat masa batubara
sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat masa batuan lain pada umumnya. Lebih extrem
lagi dalam aplikasinya pada idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier dengan
kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan gambaran khas bagi tiap daerah
dengan karakteristik lingkungan pengendapannya.
Resistivity Logging Adalah metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori
disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Besaran resistivitas batuan
dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan nilai
antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter. Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada
hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu.
Berikut contohnya:
Adapted from Colorado School of Mines
Resistivity log memiliki kegunaan lain yakni untuk mendeterminasi tingkat saturasi air (Water
Saturation). Semakin tinggi saturasi air maka resistivity akan semakin rendah.
Log density merupakan kurva yang menunjukan nilai densitas (bulk density) batuan yang
ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr / cc. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron
digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon. Alat density yang modern juga mengukur PEF
(Photo Electric Effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya
heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.
Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma
denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan. Batuan
terbentuk dari butiran mineral – mineral yang tersusun dari atom – atom yang terdiri dari proton
dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron – electron dsalam batuan, sehingga
mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi yang kembali (setelah mengalami benturan)
akan diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3
ft,yang selalu menempel pada dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya
berbanding terbalik dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang lembali maka makin
banyak electron – electron dalam batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral
penyusun batuan per satuan volume. Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung
dari :
•Densitas matriks batuan
•Porositas batuan
• Densitas kandungan yang ada dalam batuan
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh
unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. Unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium,
Radium, dll. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat
dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu shale akan memberikan
response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya.
Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan
menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma
untuk setiap interval tertentu. Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka
logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah
dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi
energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disamping.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa gammar ray log mengukur radiasi gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium, Potassium dan Radium. Dengan
demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari
radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan
jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray
spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas setiap material radioaktif
tersebut berbeda-beda. Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan
non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium pada
sandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite.
Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to well
correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan mengidentifikasi Maximum
Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai gamma ray yang tinggi. Well to well
correlation ini biasanya dilakukan dengan melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density,
porositas, dll.
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
Batubara memiliki sifat resistivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan batuan lainnya
Karena sifat batubara yang tidak mengalirkan arus listrik sehingga memiliki kemampuan untuk
menankap arus listrik lebi besar di bandingkan dengan batuan lainnya. Batu bara juga memilki sifat
Radioaktif yang sangat rendah sehingga nilai density dan nilai Gamma rrays yang sangat kecil di
bandingkan dengan batuan lainnya.
Pada Batu Lempung memiliki sifat yang cenderung berlawanan dengan sifat Batubara, batu
lempung ini memiliki sifat tahanan jenis yang sangat besar karena memiliki porositas yang sangat
besar, ini dapat dilihat dari hasil resistivitas batu tersebut. Sedangkan pada density, batu lempung
memiliki densitas yang sangat besar di bandingkan dengan batuan lainnya. Pada sinar Gamma,
batu lempung memiliki nilai yang tertinggi di bandingkan dengan batuan lainnya karena batu
lempung banyak mengandung unsure radioaktif (Potassium) sehingga menghasilkan nilai sinar
gamma yang besar.
Pada Batu Lanau (shale) memiliki sifat resistifitas yang lebih besar di bandingkan dengan
batu lempung karena memili porositas yang tidak sebesar atau sebanyak batu lempung sehingga
nilai rresistivitasnya lebih besar di bandingkan dengan batu lempung dan lebih kecil bila di
bandingkan dengan batubara. Pada nilai densitas, batu lanau memiliki densitas yang lebih kecil di
bandingkan dengan batu lempung dan lebih besar apabila dibandingkan dengan batubara. Pada
nilai Sinar Gamma, batu lanau memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan batu
lempung Karen unsure radioaktif yang terkandung didalam batu lanau tidak sebanyak yang
terkandung di dalam batu lempung tetapi bila dibandingkan dengan nilai sinar gamma pada
batubara, batu lanau memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan batubara.
Pada Batu Pasir (Sandstone) memiliki sifat resistifitas yang lebih besar dibandingkan
dengan batu lempung dan batu lanau karena memiliki porositas yang baik (tidak terlalu banyak dan
efektif) sehingga nilai resistifitasnya akan lebih besar apabbila dibandingkan dengan batu lempung
dan batu lanau tetapi akan lebih kecil apabila dibandingkan dengan batubara. Pada nilai
densitynya, batu pasir memiliki densitas yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai
densitas batu lempung dan batu lanau. Pada log sinar gamma, batu pasir memiliki nilai sinar
gamma bila di bandingkan dengan batu pasir dan batu lanau karena unsure radioaktif yang
terkandung didalam batu pasir hanya sedikit tetapi apabila dibandingkan dengan nilai log sinar
gamma pada batubara nilainya akan lebih besar.
Dari hasil interpretasi data log di dapatkan hasil sebagai berikut;
1. Jenis Batuan (Lithologi) yang teridentifikasikan dari data Log tersebut berupa;
• Batubara (coal)
• Batu Lempung (clay)
• Batu lanau (shale)
• Batu pasir (Sandstone)
2. Dari setiap litologi memiliki ketebalan yang berbeda-beda pada jangkauan kedalaman
lebih dari 110 m, dari data log tersebut didapatkan hasil berupa ketebalan dan posisi pada
kedalaman;
• Batubara
- Ketebalan 1,5 m pada kedalaman 16m di bawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 19 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 24 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 28 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 40 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 48 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 50 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 58 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 67 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 80 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 84 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 4 m pada kedalaman 95 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 100 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 7 m pada kedalaman 105 m dibawah permukaan tanah
Total ketebalan Batu bara 37 m yang terpisah di dalam jangkauan kedalaman
lebiih dari 110 m.
• Batu Lempung
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 0-16 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 4 m pada kedalaman 20 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 26 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 32 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 4 m pada kedalaman 36 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 42 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 46 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 0.5 m pada kedalaman 53.5 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 56 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 64 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 66 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 4 m pada kedalaman 72 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 78 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 84.5 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 90 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 93 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 6 m pada kedalaman 110 m dibawah permukaan tanah
Total ketebalan batu lempung dalam kisaran kedalaman 110m adalah 38.5 m
• Batu Lanau (Shale)
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 25 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 0.5 m pada kedalaman 27 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 43.5 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 54 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 62 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 88 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 91.5 m dibawah permukaan tanah
Total ketebalan batu lampau dalam jangkauan kedalaman 110 m adalah 9.5m
• Batu Pasir (Sandstone)
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 18 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 31 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 34 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 45 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 49.5 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 64.5 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1 m pada kedalaman 71 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 76 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 82 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 99 m dibawah permukaan tanah
- Ketebalan 2 m pada kedalaman 104 m dibawah permukaan tanah
Total ketebalan batu pasir pada jangkauan kedalaman 110m adalah 15.5m
KESIMPULAN
Dari hasil interpretasi data Log Resistivity, sinar gamma dan Densitas, maka didapatkan hasil
sebagai berikut;
1. Nilai Resistivitas dari setiap batuan; Nilai resistivitas Batubara memiliki nilai yang
terbesar, nilai resistivitas batu pasir > Batu Lanau > Batu Lempung.
2. Nilai Log sinar Gamma; Nilai Log sinar gamma Batu Lempung > batu lanau > batu Pasir >
Batubara
3. Nilai Log Densitas; Nilai Log Densitas batu lempung > batu Lanauu > batu pasir >
batubara
4. Ketebalan dari setiap Batuan dalam jangkauan kedalaman 110m adalah sebagai berikut;
• Total Ketebalan Batubara = 37 m
• Total ketebalan batu lempung = 38.5 m
• Total ketebalan batu lanau = 9.5 m
• Total ketebalan batu pasir = 15.5 m