93015-13-132065053326
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS MERCU BUANAPROGRAM KULIAH KELAS KARYAWAN
Modul 13
Integral Tertentu
JakartaJanuari 2010
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 1
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami integral tertentu dan dapat menggunakan integral tertentu untuk
menghitung luas area
2. Mahsiswa mampu menerapkan kaidah integral tertentu pada model-model
ekonomi.
Daftar Isi :
Integral 3
A. Kaidah-kaidah Integral Tertentu 3
B. Penerapan Ekonomi 9
1. Surplus Konsumen
2. Surplus Produsen
3. Menghitung Laba Maksimum Dengan Integral
4. Investasi dan Pembentukan Modal.
Pustaka:
Chiang, Alpha.
Dumairy. 2004., Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, ed 4, BPFE UGM
Yogyakarta
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 2
II. INTEGRAL DEFINIT (INTEGRAL TERTENTU)
Dalam integtral tak tentu
Integral tertentu (Integral Definit) mempunyai nilai definit karena nilai x dibatasi yaitu
antara x = a dan x = b, serta xa < xb.
xa : Batas terendah dari integrasi
xb : Batas tertinggi dari integrasi.
[F(b) + k ] – [F(a) + k] = F(b) – F(a)
F(b) – F(a) : hasil integral tertentu dari f(x) antara a dan b
Dengan kata lain
: integral f(x) untuk rentang wilayah x dari a ke b
Contoh:
1∫5 3X2. dx = ………?
= 3. 1/3 X3 1/5 = X3 1/5 = (5)3 – (1)3 = 125 – 1 = 124.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 3
Kaidah-kaidah Integrasi tertentu
1) = = F(b) - F(a)
Contoh
= =
2) = 0
Contoh:
= =
3). = -
Contoh 618.6
= =
4). =
Contoh:
= 3125 – 32 = 3093
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 4
5(618.6) = 3093
5) = -
Contoh:
+
+ = +
= 618,6 + 3093 = 3.711,6
6) + =
Contoh:
+ = + = +
= (243-32) + (312 – 243)
= 618,6
Integral tertentu digunakan untuk menentukan Luas Bangun Fungsi dalam susunan salib
sumbu
Cara Menentukan Luas Bangun Fungsi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 5
Luas suatu area merupakan integral dari f(x), yang dibatasi sumbu horizontal (sumbu x),
x = a dan x = b dimana a < b.
Contoh :
Tentukan Luas bangun fungsi yang dibatasi : Y = X + 1 dan xa =1 dan xb = 5 …..?
5
= (½ X2 + X ) =
1
{½ (5)2 + (5)} – {1/2(1)2 +(1)} = 16
Jadi luas area yang dibatasi oleh fungsi Y = x + 1, x =1 dan x = 5 adalah = 16.
Penerapan di bidang Ekonomi
1. Menghitung Surplus Konsumen (Cs)
Surplus konsumen adalah surplus (kelebihan) yang dinikmati konsumen pada tingkat
harga tertentu.
Perhatikan gambar di bawah, sebenarnya konsumen sudah bersiap menerima harga di
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 6
Xa=1 Xb=5
X
Y
Y=X+1
0 0
ternyata harga yang terjadi di pasar adalah Pe (lebih rendah daripada ). Dengan
demikian konsumen mendapat surplus (kelebihan) sebesar segitiga Pe E
P
D (0,P)
Surplus konsumen (Cs)
Pe E ( Qe ,Pe)
P = f(Q)
F (Q ,0) O Qe Q
Besarnya surplus konsumen dapat dihitung dengan dua cara
Pertama
jika sumbu horizontal adalah sumbu Q, maka besar surplus konsumen (Pe E)
adalah integral yang dibatasi fungsi permintaan, x = 0 dan x = Qe dikurangi segiempat
0PeEQe
Maka Cs adalah
Cs =
Sedangkan jika sumbu horizontal adalah sumbu P, maka fungsi permintaan harus
berbentuk P = f (Q)
Besar surplus konsumen (Pe E) dapt dihitung dengan integral fungsi permintaan yang
dibatasi sumbu P, P = Pe dan P =
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 7
Cs =
Nilai Pe adalah nilai harga pada keseimbangan pasar, sedangkan nilai adalah nilai P
pada saat Q = 0 .
Cs = =
Contoh Kasus
Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Q = 48 – 0,03 P2
Jika harga yang berlaku di pasar adalah 30, berapa besar surplus yang dinikmati
konsumen?
Penyelesaian:
Q = 48 – 0,03 P2
Jika p = 0 Q = 48
Jika Q = 0 P = 40 =
Jika P = Pe = 30 Q = Qe = 21
Dengan diketahuinya batas atas dan batas bawah dari integral yang digunakan untuk
menghitung luas surplus konsumen, maka penghitungan surlus konsumen dapat diakukan
P 40 Cs 30 E
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 8
0 21 48 Q
=
=
= [48(40) – (0,01)(40)3 ] – [ 48(30) – (0,01)(30)3]
= (1920 - 64) - (1440 – 270) = 110
Contoh lain, hitung surplus yang dinikmati konsumen jika diketahui persamaan fungsi
permintaan adalah Q = 40 – 2P dan harga yang berlaku di pasar adalah 10.
Penyelesaian:
Q = 40 – 2Pp P = 20 – 0,5 Q
Jika P = 0 Q = 40
Jika Q = 0 P = 20 =
Jika P = Pe = 10 Q = Qe = 20
(petunjuk : agar pembentukan integral lebih teliti, gambarkan fungsi permintaan dan nilai-nilai Pe, Qe, dan )
P
20
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 9
10
Q 20
Cara pertama:
Cs = =
= = [20(20) – 0,25(20)2] – [20(0) – 0,25(0)2] = 400 – 100 – 0 - 200 = 100
Cara ke dua:
=
=
= [40(20) – (20)2] – [40(10) – (10)2] = 400 -300 = 100
Contoh lain :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 10
Diketahui Fungsi Permintaan : P = -Q + 6; Kuantitas dan Harga Keseimbangan Pasar
( Qe = 2 dan Pe = 4 ). Tentukan Besarnya Surplus Konsumen.
Surplus Konsumen (Consumers Surplus) :
Dari Gambar di atas fungsi permintaan menunjukkan persamaan yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang dibeli dengan haraga barang tersebut. Harga
keseimbangan pasar yang terjadi adalah Pe (Pe=4), dan jumlah barang yang diminta
Qe (Qe=2).
Apabila kemampuan daya beli konsumen perunit barang di atas dari harga pasar (Pe)
atau Harga pasar dalam kenyataannya di bawah kemampuan daya beli konsumen
berarti konsumen mendapat keuntungan utilitas (bukan keuntungan yang sebenarnya).
Oleh karena itu Surplus Konsumen sebagai keuntungan utilitas yang diperoleh
konsumen sebagai dampak dari kenyataan bahwa harga pasar (Pe) lebih rendah dari
kemampuan daya beli konsumen per unit barang (P).
Untuk menentukan besar Surplus Konsumen (Keuntungan Utilitas Total Konsumen)
menggunakan rumus:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 11
( 2, 4 )
Sb X
Y
D…P= -Q+6
S
Cs = Q0∫Qe f(D). dQ - Qe.Pe ;
Dari contoh soal di atas dapat dihitung surplus Konsumen sebagai berikut:
Cs = 0∫2 (-Q+6)). dQ - Qe.Pe
Cs = -1/2 Q2 + 6Q 0/2 – (2.4)
Cs = {-1/2 (2)2 + 6(2)} - {-1/2 (0)2 + 6(0)} – (8)=...…
Cs = 2.
Contoh Soal :
1. Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah P = - Q + 10; Jika harga
keseimbangan pasar (Pe = 4 ). Tentukan besar Surplus Konsumen.
2. Diketahui fungsi permintaan P = - Q2 + 16; Jika harga keseimbangan pasar (Pe =
12 ). Tentukan besar Surplus Konsumen.
3. Diketahui fungsi permintaan : P = - Q2 + 16; Jika harga keseimbangan pasar (Pe)
adalah 12. Tentukan besar Surplus Konsumen
2.2. Menghitung Surplus Produsen (Ps)
Fungsi penawaran menunjukkan kuantitas barang yang ditawarkan pada berbagai
tingkat harga. Jika harga pasar Pe dan jumlah penawaran Qe, produsen sebenarnya
bersedia menawarkan barangnya dengan harga di bawah harga pasar Pe. Dalam posisi
seperti ini (harga Pe) berarti penjual/produsen mengalami kelebihan/surplus
(beruntung). Dengan kata lain produsen mendapat keuntungan utilitas.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 12
Surplus Produsen adalah keuntungan utilitas yang diperoleh produsen sebagai dampak
dari harga pasar di atas harga kesediaan penjual untuk menjual barangnnya.
P f(S)
Pe E
Q0 Qe
Surplus produsen sesuai gambar di atas adalah luas area PeE. Luas tersebut dapat
dihitung dari segi empat 0PeEQe dikurangi integral antara fungsi suplly (f(S)) sumbu
horizontal (sumbu Q), Q = 0 dan Q = Qeq
Ps = Qe Pe -
Jika fungsi penawaran ditunjukkan dalam bentuk Q = f(P)
maka surplus pordusen adalah integral f(S) yang dibatasi sumbu P, P = dan P = Pe.
Ps =
Nilai Pe adalah nilai harga keseimbangan, sedangkan adalah tingkat harga ketika Q
= 0.
Jadi surplus produsen adalah
Ps = Qe Pe - =
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 13
Contoh (1):
Diketahui fungsi penawaran : P = Q + 4. Jika harga keseimbangan pasar diketahui Pe =
7, tentukan besarnya Surplus Produsen
SP = Qe.Pe - Q0∫Qe f(Q). dQ
SP = Qe.Pe - Q0∫Qe f(S). dQ.
Dari contoh soal di atas dapat ditentukan surplus produsen sebagai berikut:
Ps = 3.7 - 0∫3 (4 + Q). dQ
Ps = 21 – { 4Q + ½ Q2} 0/3
Ps = 21 – {(4.3 + ½. 32 ) – (4.0 + ½. 02 ) =….
Ps = 21 – 7,5 = 13,5.
Contoh Soal (2):
Diketahui fungsi permintaan P = 36 – Q2 dan fungsi penawaran : P = 6 + ¼ Q2.
Tentukan :
a. Harga dan Kuantitas keseimbangan pasar;
b. Besarnya Surplus Konsumen;
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 14
( 3, 7 )
Q
PS …P= Q + 4
c. Besarnya Surplus Produsen.
3. Menghitung Laba Maksimum Dengan Integral
╥ Total maksimum = Q0∫Q* MR.dQ - Q0∫Q* MC .dQ
Contoh :
Jika diketahui MR = 25 – 5Q -2Q2 dan MC = 15 -2Q – Q2; Tentukan nilai keuntungan
total maksimum ….?
Penyelesaian
Laba Maksimum: MR = MC
25 – 5Q -2Q2 = 15 – 2Q -Q2
Q2 + 3Q – 10 = 0…….(Q+5) (Q-2) = 0….Q* = 2.
╥ maksimum = Q0∫Q* (25 – 5Q -2Q2).dQ
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 15
MC╥ mak
Sb. X
Sb.Y
Q*00
MR
- Q0∫Q* (15 -2Q – Q2 ). dQ
╥ maksimum = {25Q-5/2Q2-2/3Q3} 0/2 -
{ 15Q –Q2- 1/3 Q3} 0/2
╥ maksimum ={25.2 – 5/2.22- 2/3.23 –{ 15.2- 22 – 1/3.23}
╥ maksimum = 34/3
4. Investasi dan Pembentukan Modal
Persediaan modal, besarnya akan tergantung dengan waktu, atau persediaan modal
merupakan fungsi dari waktu. Dengan demikian, tingkat pembentukan modal merupakan
derivatif dK/dT.
dK/dT = I (t) = 3 t1/2.
K(t) = ∫ I(t).dt.
= ∫ dK/dT.dt
K(t) = ∫ 3 t1/2.dt = 2 t 3/2 + C
Di awal waktu (t=0); K(0) = 2.0 3/2 + C .....C = K(0);
misal modal awal/modal periode awal: K(0) = 1000.....
C = 1000.
Fungsi persediaan modal :
K(t) = 2 t3/2 + 1000 . (Alpha Chiang:927).
Berdasarkan contoh ini kita dapat menyatakan bahwa jumlah akumulasi modal selama
interval waktu 0 s.d. t dengan integral definit :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 16
0∫t I (t). dt = K(t) 0/t
0∫t I (t). dt = K(t) – K(0) ; atau
K(t) = K(0) + 0∫t I(t).dt
Keterangan:
dK/dt : pertambahan modal per satuan waktu;
Tingkat pembentukan modal (dKdt) pada waktu t adalah identik dengan tingkat
aliran investasi Netto (Net Investment) pada waktu ”t” (tingkat investasi netto per
tahun;
persediaan modal awal pada waktu t = 0 adalah K(0);
K(t) menunjukkan jumlah K yang ada pada setiap titik waktu;
Contoh (1):
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 17
0∫t I (t). dt = K(t) – K(0)
I= I (t)
t
I
Bila investasi netto merupakan aliran konstan pada I(t) = 1000 satuan per tahun;
berapakah total investasi netto (pembentukan modal) selama satu tahun dari t = 0
sampai dengan t =1.
Jawab:
0∫1 I (t). dt = 0∫1 1000. dt = 1000 t 0/1 = 1000.
Contoh (2):
Bila Investasi netto pada tahun ke t : I(t) = 3 t1/2 (ribuan dollar pertahun) yaitu aliran yang
tidak konstan. Apa yang terjadi dengan pembentukan modal selama interval waktu (1,
4), yaitu selama tahun kedua, ketiga, dan keempat.
Jawab:
0∫4 I (t). dt = 0∫4 3 t1/2. dt = 2 t 3/2 1/4 = 16-2 = 14.
Berdasarkan contoh di atas, dapat dinyatakan jumlah akumulasi modal selama interval
waktu (0, t), untuk setiap tingkat investasi I(t).
0∫t I (t). dt = K(t) 0/t = K(t) – K(o)
atau : K(t) = K(0) + 0∫t I (t). dt.
Keterangan:
K(t): menunjukkan jumlah K yang ada pada setiap titik waktu;
dK/dt : pertambahan modal (K) per satuan waktu atau disebut tingkat
pembentukan modal pada waktu ”t”;
K(0) : Persediaan modal awal atau persediaan modal pada waktu t = 0;
Jadi: K(t) = K(0) + 0∫t I (t). dt.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 18
(Lihat gambar terdahulu).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Augustina Kurniasih ME MATEMATIKA EKONOMI 19