92361869 aspek psikoterapi pada pasien skizofrenia

Upload: oshin

Post on 05-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    1/24

    1

    LAPORAN KASUS

    SKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)

    IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. H

    Umur : 50 tahun

    Jenis kelamin : perempuanStatus : menikah

    Agama : Islam

    Suku bangsa : Bugis Makassar

    Warga negara : IndonesiaAlamat : Jln. Swadaya, Gowa

    Pekerjaan : IRT

    Pendidikan terakhir : SD kelas 2

    Alloanamnesis diperoleh dari:

    Nama : Hasminah

    Alamat : Jln. Swadaya, GowaPendidikan terakhir : SMA

    Hubungan dengan pasien : Anak kandung pasien

    Masuk RSKD Dadi untuk pertama kali, tanggal 9

    Juni 2011

    LAPORAN PSIKIATRIK

    1. RIWAYAT PENYAKITa. Keluhan utama dan alasan MRSJ/terapi: mengamukb. Riwayat gangguan sekarang:

    1) Keluhan dan gejala: dialami sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan mengamuk inidirasakan memberat dan mulai mengganggu orang di sekitarnya sejak 2 bulan yang

    lalu. Keluhan ini dirasakan hampir tiap hari. Jika sedang mengamuk, pasien

    memukul keluarganya tanpa alasan, melempari kendaraan yang lewat dengan batu,

    melempar dan merusak barang, dll. Perilaku aneh lainnya, yaitu pasien sering

    menyediakan nasi untuk neneknya (sudah meninggal), bahkan kadang-kadang

    menemaninya bercerita. Selain itu, pasien selalu merasa bahwa dirinya sedang

    dijelek-jelekkan jika ada orang berbicara, pasien merasa mendengar orang-orang

    mengatai anaknya pelacur, dsb. Nafsu makan dan pola tidur pasien terganggu sejak

    2 bulan terakhir ini.

    2) Hendaya/disfungsi: hendaya sosial (+), hendaya pekerjaan (+), hendayapenggunaan waktu senggang (+)

    3) Faktor stressor psikososial: tidak jelas4) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

    sebelumnya: riwayat trauma (-), riwayat infeksi (-), riwayat kejang (-), NAPZA (-)

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    2/24

    2

    c. Riwayat gangguan sebelumnya: pasien baru pertama kali dirawat di RSKD Dadid. Riwayat kehidupan pribadi:

    Riwayat prenatal-natal: lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh dukun Riwayat masa kanak-kanak awal (1-3 tahun): perkembangan baik, hubungan

    dengan orangtua dan saudara baik, pertumbuhan normal

    Riwayat masa kanak-kanak pertengahan: pasien pernah bersekolah sampai SD kelas2, cukup mudah berteman.

    Riwayat masa kanak-kanak akhir: pasien adalah orang yang sabar, mempunyaibanyak teman, dikenal sebagai orang yang pendiam, dan suka memendam

    masalahnya.

    Riwayat masa dewasa:o Riwayat pekerjaan: pasien bekerja sebagai ibu rumah tanggao Riwayat pendidikan: hanya sampai SD kelas 2 karena kurang biayao Riwayat perkawinan: pasien menikah umur 25 tahun dengan laki-laki yang

    dijodohkan oleh orang tuanya. Pasien adalah isteri kedua dari suaminya

    tersebut. Saat ini pasien memiliki 5 orang anak (,,,,)

    o Pasien rajin shalat namun tidak pandai mengajie. Riwayat kehidupan keluarga

    1) Pasien tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya. Tiga orang anak pasien yanglain telah menikah dan tidak tinggal lagi bersama kedua orangtua.

    2) Hubungan dengan anak-anak baik, namun pasien sering bertengkar dengansuaminya. Objek pertengkaran macam-macam, sering dipukul sejak 10 tahun yang

    lalu tetapi tidak lagi sejak 2 tahun terakhir

    f. Situasi sekarang: masih tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya (,)g. Persepsi pasien dengan diri dan kehidupannya: pasien merasa dirinya tidak sakit dan

    tidak semestinya berada di RSKD Dadi.

    AUTOANAMNESIS (9 Juni 2011)

    DM : Sore Ibu, saya Siska, dokter muda di sini. Siapa namata? (sambil mengulurkan tangan)

    P : Janganmaki tanya-tanyaka dulu, Ibu (sambil membaca buku yang ada di tangannya)

    DM : Ibu, di mana ki tinggal? (tetap mengulurkan tangan)

    P : Janganki! Janganki sentuhka! Nanti marahki nenek. Eee di Sungguminasa

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    3/24

    3

    DM : Dekat mana?

    P : Dekat terminal, dekat pasar

    DM : Sama sapaki tinggal?

    P : Sama saudara. Ada di situ tentara di situ

    DM : Sama saudara? Kita tinggal sama saudara saja?

    P : Saudaraku. Eee ada suamiku tapi tinggalki di atas, di kampung. Di kampungnya itu sana e

    (sambil menunjuk), yang duduk di sana. Tadi pa baru datang di sini, dari rumahku di atas.

    Anakku juga, kemenakanku juga.

    DM : Ooo banyak dih satu rumah?

    P : Eee tidak satu rumahka, tapi tetanggaka

    DM : Yang satu rumah siapa pale?

    P : bapaknya tonji. Sama anak-anak. Bapaknya Risna

    DM : Kita istrinya to?

    P : Iye, istrinya. Jadi istrinya bu, eee

    DM : Trus apa kita bikin di rumah?

    P : Eee, anuji Bu Eee k dulu sudahka sakit, iniji catatan yang kubaca (sambil menunjukkan

    buku yang dipegang)

    DM : Kapanki sakit?

    P : Anu Bu, sakit iniji Eee, baruji, tapi sembuhma ini

    DM : sakit apaki?

    P : Sakit anu, sakit Panaska tapi ini berhentimi.

    DM : Berapa lama ki sakit?

    P : Tapi itu na bilang orang, kenapa itu mamana Risna na mengaji terus. Tiap malam. Iniji

    kubaca Ibu (sambil menunjukkan buku yang dipegang). Na bilang orang kenapa itu mamana

    Risna na mengaji terus

    DM : Ooo jadi kalo kita baca ini kita sembuh?

    P : Eee, iye baik mi Bukarena itu kubilang eee

    DM : Siapa kasih tauki itu Ibu?

    P : Eee, tidak taumi. Tuhan kapang Ibu karena eee

    DM : Bagaimana caranya Tuhan kasih tauki?

    P : Eee, tidak taumi. Karena waktuku ji sakit. Eee, nda taumiya

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    4/24

    4

    DM : Orang bilang kita suka lempar-lempar?

    P : Eh, kulempar k dok, nah dibilang orang kulempar karena itu mamanya Risna, ee mama

    tirinya na suka bilangika. Cerita tidak baik k.

    DM : Ada mama tirinya Risna??

    P : Iye ada ka dulu menikah

    DM : Kita istri ke berapanya k?

    P : Istri ke-2, tapi eebanyak anakku

    DM : Istri pertama di mana sekarang?

    P : Di Pataung

    DM : Oo jadi istri pertama suka jelek-jelekkan ki?

    P : Iye

    DM : Jadi di mana istri pertamanya sekarang?

    P : Iya, tadi ada di jalanan

    DM : Katanya Bu, kita juga suka lempari motor?

    P : Ooo Kulempari itu motor karena itu motor ceritaika, na bilang pelacur, sundala k e,

    makanya marah k. Kubilang janganko e maka ada itu pengganti, ada itu cucunya itu.

    DM : Oomotor yang bicara yang bilangiki? Atau orang yang bawa motor yang bilangiki?

    P : Eh, orangnya bicara Ee, motornya juga bicara

    DM : Ooo, motornya bicara? Bagaimana bisa motornya bicara?

    P : Iye, motornya bicara Orangnya juga. Eh nda taumi, k orang kasih begituki

    DM : Ooo, trus apa lagi?

    P : Ituji Dok. Saya tidak banyak ceritaku. Tidak pernah k pergi-pergi anakku karena dibilangika

    orang-orang, eh pelacur, anak sundala, piaraan k

    DM : Siapa yang bilangiki begitu?

    P : Ini keluarganya di situ

    DM : Banyak orang yang bilangiki k?

    P : Banyak, ada laki-laki, ada perempuan

    DM : Setiap hari kita dengar itu? Sampai sekarang?

    P : eee Iya sampe sekarang

    DM : Kita cuma dengar suaranya saja? Atau ada orangnya kita liat?

    P : Ee, kudengar suaranya saja

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    5/24

    5

    DM : kalau sekarang yang kita bicara dengan saya, ada suara juga kita dengar?

    P : Ee ada Dok. Ada suara lain dia ejek k. Na bilang begini begini begini

    DM : Berapa lamamaki dengar suara-suara begitu?

    P : Lamami Ibu, ada mi dua tahun

    DM : Dua tahun itu terus-terus kita dengar?

    P : EeeTidakji... eee, nanti pi ada 2 bulan ini baru kudengar terus

    DM : Apa dia bilang Ibu?

    P : Itumi tadi ee yang saya bilang tidak boleh k cerita begitu terus-terus, nanti dimaraika

    DM : Dimarahi sama siapa Ibu?

    P : Ee, Tuhan. Tuhan maraika. Nah Tuhan juga yang kasihka ini huruf-huruf (sambil menunjuk

    simbol-simbol yang ditulis tangan di bukunya)

    DM : Bagaimana caranya Tuhan kasihki ini huruf-huruf?

    P : Eee dibayangkanji Itumi Iniji kubaca, na na bilang orang stresska. Padahal nda stress

    ja. Ka ini ji kubaca. Na dilarangka duduk.

    DM : Siapa larangki duduk Ibu?

    P : Ndaji Bisaja duduk kalo di situ (sambil menunjuk kursi di luar). Eeenenekku larangka

    duduk di sinieeenanti dipukul k nenekkutakutka

    DM : Mana nenek ta?

    P : Ada di sini, di Hasmiah.

    DM : Di mana itu?

    P : Di hatiku Bu.

    DM : Bu, ada apa dengan bukuta itu? Kenapa nda bisa dipegang?

    P : Eee, nda bisaki. Karena kalo dipegang, dimaraika Tuhan. Bukan saya lagi, kita yang

    dimarahi, yang pegangka

    DM : Kenapa?

    P : Karena Quran itu nda panjang mata.

    DM : Quran itu kah? Bukuji itu Bu

    P : Iye memang buku, tapi sudah kutulis dengan Quran (kembali membaca bukunya, seperti

    mengaji)

    DM : Kita tau ini di mana?

    P : Di rumah sakit ini Dok

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    6/24

    6

    DM : Kenapa ki masuk di sini?

    P : Ndataumi Dok. Na bilangika orang janganmi masuk sini k bukanka orang sakit

    DM : Jadi kita bukan orang sakit?

    P : Tidakji, k sodaraku kutemani di sini

    DM : Tapi kenapaki di dalam baru saudara ta di luar?

    P : Bukan ka sakit Dulu pernah ka sakit tapi tidak ke dokter ka Baca ja ini, sembuhma.

    DM : Ooo, jadi kalau sakit baca ini bisa sembuh?

    P : Iye

    DM : Kita sekolah sampai SD?

    P : Iye

    DM : jadi tauki berhitung?

    P : Apa?

    DM : 1+1?

    P : 2

    DM : 3+1?

    P : 4

    DM : 10-7?

    P : Eee 7 eee 3

    DM : Kita sudah berumah tangga?

    P : Eee, iya sudah

    DM : Apa itu rumah tangga, Bu?

    P : Rumah tangga? Eee, tinggalka sama suamiku

    DM : Kalau panjang tangan artinya apa?

    P : Na bantu ka orang, na bantu ka dokter

    DM : Kita tau apa artinya kepala batu?

    P : Ndaji

    DM : Apa artinya?

    P : Itu kepala batu kalo nda mau ka dengar-dengar

    DM : Kalo misalnya banyak uangta, trus ada orang kelaparan, bagaimana mi Bu?

    P : Nda ji ka nda pernah banyak uangku

    DM : Misalnya to Bu?

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    7/24

    7

    P : Kukasihki na

    DM : Iya pae Bu makasih na, istirahat maki

    2. STATUS MENTALa. Deskripsi umum

    1) Penampilan: tampak seorang wanita memakai jilbab warna hitam, kemeja lenganpanjang pink, dan celana panjang hitam. Perawakan agak kurus, tampak tidak

    sesuai umur, kurang rapi

    2) Kesadaran: berubah3) Perilaku dan aktivitas psikomotor: gelisah, pasien selalu membaca buku yang ada di

    tangannya

    4) Pembicaraan: spontan, lancar, intonasi biasa5) Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif

    b. Keadaan afektif (mood), perasaan, dan empati1) Mood: sulit dinilai2) Ekspresi afektif: hostile

    3) Keserasian: tidak serasi4) Empati: tidak dapat diraba-rasakan

    c. Fungsi intelektual (kognitif)1) Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan: sesuai dengan tingkat

    pendidikan

    2) Daya konsentrasi: cukup baik3) Orientasi (waktu, tempat, dan orang): baik4) Daya ingat: cukup baik5) Pikiran abstrak: terganggu6) Bakat kreatif: tidak ada7) Kemampuan menolong diri sendiri: kurang

    d. Gangguan persepsi1) Terdapat halusinasi auditorik, yaitu:

    Pasien mendengar suara banyak orang, laki-laki dan perempuan, yang selalumengejeknya pelacur

    Suara-suara neneknya yang selalu melarang pasien, misalnya: melarang pasienuntuk duduk/tidur di UGD Meranti

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    8/24

    8

    Suara ini didengar pasien sejak 2 tahun yang lalu, dan 2 bulan terakhir ini suara

    tersebut terus-menerus dan sepanjang hari didengar oleh pasien

    2) Ilusi: tidak ada3) Depersonalisasi: tidak ada4) Derealisasi: tidak ada

    e. Proses berpikir1) Arus pikiran

    a)Produktivitas: cukupb)Kontinuitas: kadang irelevan, asosiasi longgarc)Hendaya berbahasa: tidak ada

    2) Isi pikirana)Preokupasi: tidak adab)Gangguan isi pikiran:

    Waham kejaran (+), pasien tidak mau duduk/tidur di tempatnya (UGDMeranti) karena takut dipukul oleh neneknya.

    Ideas of reference (+), pasien merasa pengendara motor yang melintas didepannya selalu mengejek dan membicarakan dirinya

    f. Pengendalian impuls: terganggug.

    Daya nilai:1) Norma sosial: terganggu2) Uji daya nilai: terganggu3) Penilaian realitas: terganggu

    h. Tilikan: derajat 1pasien merasa dirinya tidak sakiti. Taraf dapat dipercaya: dapat dipercaya

    3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTPemeriksaan fisis:

    a. Status internus: TD = 130/80 mmHg, N = 72/menit, P = 20/menit, S = 36,6 oCb. Hal-hal bermakna lainnya: GCS E4M6V5, pupil isokor (diameter: 2,5 mm), refleks

    cahaya +/+, fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal, refleks patologis tidak

    ada.

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    9/24

    9

    4. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNATampak seorang wanita, 51 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan mengamuk yang

    dialami sejak 2 tahun yang lalu, memberat dan mulai mengganggu orang di sekitarnya

    sejak 2 bulan yang lalu, dirasakan hampir tiap hari. Jika sedang mengamuk, pasien memukul

    keluarganya tanpa alasan, melempari kendaraan yang lewat dengan batu, melempar dan

    merusak barang, dll. Pasien sering menyediakan nasi untuk neneknya yang sudah

    meninggal, kadang-kadang menemaninya bercerita. Pasien selalu merasa bahwa dirinya

    sedang dijelek-jelekkan jika ada orang berbicara, pasien merasa mendengar orang-orang

    mengatai anaknya pelacur, dsb. Nafsu makan dan pola tidur pasien terganggu sejak 2 bulan

    terakhir ini. Dari pemeriksaan status mental didapatkan penampilan kurang rapi, kesadaran

    berubah, perilaku psikomotor yang gelisah (pasien selalu membaca buku yang ada di

    tangannya), pembicaraan spontan dan lancar, dan kooperatif terhadap pemeriksa. Mood sulit

    dinilai, ekspresi afektif hostile, tidak terdapat keserasian, dan empati tidak dapat

    dirabarasakan. Taraf kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien. Daya konsentrasi,

    orientasi, dan daya ingat cukup baik. Pikiran abstrak terganggu, tidak memiliki bakat kreatif,

    dan kurangnya kemampuan untuk menolong diri sendiri. Terdapat halusinasi auditorik, yaitu

    pasien mendengar suara banyak orang, laki-laki dan perempuan yang mengejeknya pelacur,

    suara-suara neneknya yang selalu melarang pasien. Terdapat waham kejaran, pasien tidak

    mau duduk/tidur di tempatnya karena takut dipukul neneknya. Terdapat pula ideas of

    reference, pasien merasa bahwa pengendara motor yang melintas di depannya selalu

    mengejek dan membicarakan dirinya. Pengendalian impuls terganggu, daya nilai terganggu,

    tilikan derajat 1 (pasien merasa dirinya tidak sakit), dan pasien dapat dipercaya.

    5. EVALUASI MULTIAKSIALa. Aksis I : berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis, dan penilaian status mental

    didapatkan gejala klinis yang bermakna berupa perilaku mengamuk. Keadaan ini

    menimbulkan penderitaan (distress) kepada pasien, orang sekitar, dan terdapat hendaya

    berat dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga

    pasien dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental

    didapatkan hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi dan waham, sehingga

    dapat didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik. Pada riwayat penyakit sebelumnya

    dan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut, tidak ditemukan hal-hal yang bermakna yang

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    10/24

    10

    dapat menimbulkan gangguan fungsi otak, orientasi pasien baik, sehingga penyebab

    organik dapat disingkirkan, dan pasien ini dapat didiagnosis sebagai gangguan jiwa

    psikotik non-organik. Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan

    arus pikir yang kadang irelevan dan ada asosiasi longgar, gangguan persepsi berupa

    halusinasi auditorik, dan gangguan isi pikir berupa waham kejar dan ideas of reference,

    serta perlangsungan gejala yang lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan PPDGJ III

    dapat didiagnosis sebagai skizofrenia (F20). Dari autoanamnesis dan pemeriksaan

    status mental didapatkan halusinasi auditorik terus-menerus, waham kejaran berupa

    ketidakinginan pasien untuk duduk/tidur di UGD Meranti karena takut dipukul

    neneknya, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosis sebagai skizofrenia

    paranoid (F20.0).

    b. Aksis II : ciri kepribadian tidak khasc. Aksis III : tidak ada diagnosad. Aksis IV : stressor psikososial tidak jelase. Aksis V : GAF Scale pasien saat ini adalah 50-41, gejala berat (serious), disabilitas

    berat

    6. DAFTAR PROBLEMa. Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat

    ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin sehingga memerlukan farmakoterapi

    b. Psikologik: ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi auditorikdan waham, sehingga diperlukan psikoterapi

    c. Sosiologik: ditemukan hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan, dan waktusenggang sehingga diperlukan sosioterapi

    7. PROGNOSIS : ad bonamFaktor Pendukung Faktor Penghambat

    Terjadi pada usia tua Dukungan dari keluarga yang tinggal bersama Gejala positif yang menonjol Tidak ada riwayat keluarga menderita

    gangguan yang sama

    Stressor psikososial tidak jelas Onset perlahan-lahan (perjalanan

    penyakit 2 tahun)

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    11/24

    11

    8. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka: Haloperidol 1,5 mg 31b. Psikoterapi: memberikan penjelasan dan pengertian sebaik-baiknya tentang penyakit

    pasien dan cara untuk menghilangkan gejalanya sampai menyembuhkan penyakit pasien

    secara tuntas

    c. Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada keluarga pasien dan orang di sekitarnyatentang penyakit pasien sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang

    kondusif sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien

    9. FOLLOW UPMemantau keadaan umum dan perkembangan penyakit pasien serta efektivitas terapi dan

    efek samping obat yang diberikan.

    10. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKABerdasarkan PPDGJ III, pengertian dari skizofrenia merupakan suatu deskripsi

    sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak

    selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung

    pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

    Pedoman diagnostik skizofrenia berdasarkan PPDGJ III:

    1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejalaatau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

    a) ** thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalamkepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun

    kualitasnya berbeda; atau

    ** thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke

    dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari

    luar dirinya (withdrawal); dan

    ** thought of broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

    umum mengetahuinya.

    b) ** delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatantertentu dari luar; atau

    ** delusion of influence : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap sesuatu kekuatan dari luar; atau

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    12/24

    12

    ** delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap sesuatu kekuatan dari luar (tentang dirinya secara jelas merujuk ke

    pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan

    khusus);

    ** delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna

    sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

    c) Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku

    pasien, atau

    Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagaisuara yang berbicara), atau

    Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap

    tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau

    politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya

    mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk lain dari dunia

    lain).

    2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:e)

    Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik olehwaham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan

    afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang

    menetap, atau apabila terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-

    menerus.

    f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.

    g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

    h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan responemosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

    penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    13/24

    13

    jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi

    neuroleptika.

    3. Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulanatau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

    4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan(overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),

    bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,

    sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

    Berdasarkan PPDGJ III, diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan atas:

    1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan:

    a. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau

    halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),

    mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

    Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lainperasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol

    Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion ofcontrol), dipengaruhi (delusion of influence), atau delusion of passivity, dankeyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas

    b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secararelatif tidak nyata/tidak menonjol

    Pasien ini didiagnosis dengan Skizofrenia (F20) karena memenuhi kriteria umum

    skizofrenia, yaitu adanya arus pikiran yang kadang irelevan dan asosiasi longgar, serta

    adanya halusinasi dan waham. Diagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0) ditegakkan karena

    adanya gejala tambahan berupa waham kejaran. Untuk menangani gejala skizofrenia pada

    pasien ini, digunakan obat antipsikotik golongan tipikal potensi tinggi, yaitu haloperidol.

    Obat psikotik golongan tipikal cepat menurunkan gejala positif pada skizofrenia, seperti

    halusinasi dan waham. Dosis haloperidol adalah 5-15 mg/hari. Karena pasien ini baru

    pertama kali masuk, maka pemberian dimulai dari dosis 31,5 mg. Dosis dapat ditingkatkan

    jika gejala-gejala skizofrenia pada pasien tak kunjung hilang.

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    14/24

    14

    ASPEK PSIKOTERAPI PADA PASIEN SKIZOFRENIA

    A. PENDAHULUANGangguan-gangguan psikis yang sekarang dikenal sebagai skizofrenia, untuk pertama

    kalinya diidentifikasi sebagai "demence precoce" atau gangguan mental dini oleh Benedict

    Muler (1809-1873), seorang dokter berkebangsaan Belgia pada tahun 1860. Konsep yang

    lebih jelas dan sistematis diberikan oleh Emil Kraepelin (1856-1926), seorang psikiatri

    Jerman pada tahun 1893. Kraepelin menyebutnya dengan istilah "dementia praecox". Istilah

    dementia praecox berasal dari bahasa Latin "dementis" dan "precocius", mengacu pada

    situasi dimana seseorang mengalami kehilangan atau kerusakan kemampuan-kemampuan

    mentalnya sejak dini. Menurut Kraepelin, "dementia praecox" merupakan proses penyakit

    yang disebabkan oleh penyakit tertentu dalam tubuh. Dementia praecox meliputi hilangnya

    kesatuan dalam pikiran, perasaan, dan tingkah laku. Penyakit ini muncul pada usia muda dan

    ditandai oleh kemampuan-kemampuan yang menurun yang akhirnya menjadi disintegrasi

    kepribadian yang kompleks. Gambaran Kraepelin tentang "dementia precox" ini meliputi

    pola-pola tingkah laku, seperti delusi, halusinasi, dan tingkah laku yang aneh.1

    Eugen Bleuler (1857-1939), seorang psikiater Swiss, memperkenalkan istilah

    skizofrenia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani schizos, artinya terbelah, terpecah, dan

    phren, artinya pikiran. Secara harafiah, skizofrenia berarti pikiran/jiwa yang

    terbelah/terpecah. Bleuler lebih menekankan pola perilaku, yaitu tidak adanya integrasi otak

    yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan afeksi. Dengan demikian tidak ada kesesuaian

    antara pikiran dan emosi, antara persepsi terhadap kenyataan yang sebenarnya.1

    Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk

    di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Berdasarkan PPDGJ III, pengertian

    dari skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum

    diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas,

    serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial

    budaya. Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.

    Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 23-35 tahun.

    Etiologi skizofrenia belum pasti. Berdasarkan penelitian biologik, genetik, dan

    fenomenologik, dinyatakan bahwa skizofrenia merupakan suatu gangguan atau penyakit.2,3

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    15/24

    15

    Terapi utama skizofrenia adalah farmakoterapi. Namun, seperlima sampai sepertiga

    pasien dengan skizofrenia tidak berespon secara adekuat pada pengobatan. Psikoterapi juga

    memegang peranan yang penting dalam hal menolong pasien untuk mengontrol

    penyakitnya. Efek emosional yang terjadi pada pasien skizofrenia sangat besar, oleh karena

    itu penanganan dari segi psikoterapi sangat dibutuhkan.4

    B. MANIFESTASI KLINISSkizofrenia merupakan penyakit yang kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka

    berada dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun)

    dalam fase residual yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang ringan.

    Selama periode residual, pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan aneh. Gejala-

    gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain.3

    Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan teman karena ia tidak berminat dan tidak

    mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yang aneh. Penampilan dan kebiasaan-

    kebiasaan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka terlihat tumpul. Meskipun

    mereka dapat mempertahankan intelegensia yang mendekati normal, sebagian besar

    performa uji kognitifnya buruk. Pasien dapat mengalami anhedonia yaitu ketidakmampuan

    merasakan rasa senang. Pasien juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi

    berangsur-angsur.3

    Kepribadian prepsikotik; dapat ditemui pada beberapa pasien skizofrenia yang ditandai

    dengan penarikan diri dan terlalu kaku secara sosial, sangat pemalu, dan sering mengalami

    kesulitan di sekolah meskipun I.Q-nya normal. Suatu pola yang sering ditemui yaitu

    keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu atau dua tahun sebelum episode

    psikotik. Beberapa pasien, sebelum didiagnosis skizofrenia, mempunyai gangguan

    kepribadian skizoid, ambang, anti-sosial, atau skizotipal.3

    C. DIAGNOSISPedoman diagnostik skizofrenia berdasarkan PPDGJ III:

    2

    1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejalaatau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    16/24

    16

    a) ** thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalamkepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun

    kualitasnya berbeda; atau

    ** thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke

    dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari

    luar dirinya (withdrawal); dan

    ** thought of broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

    umum mengetahuinya.

    b) ** delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatantertentu dari luar; atau

    ** delusion of influence : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap sesuatu kekuatan dari luar; atau

    ** delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

    terhadap sesuatu kekuatan dari luar (tentang dirinya secara jelas merujuk ke

    pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan

    khusus);

    ** delusional perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna

    sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

    c) Halusinasi auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku

    pasien, atau

    Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagaisuara yang berbicara), atau

    Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap

    tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau

    politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya

    mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk lain dari dunia

    lain).

    2. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    17/24

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    18/24

    18

    tiap 4-6 jam

    Phenothiazine

    (rantai

    Piperazine)

    Perphenazine Tablet 4 mg Oral: 12-24

    mg/hari

    Trifluoperazine Tablet 1 mg, 5

    mg

    Dosis: 10-15

    mg/hari

    Fluphenazine Tablet 2,5 mg,

    5 mg

    Vial 25 mg/cc

    Oral: 10-15

    mg/hari

    Injeksi: 25 mg

    (IM) tiap 2-4

    minggu

    Phenothiazine

    (rantai

    Piperidine)

    Thioridazine Tablet 50 mg,

    100 mg

    Oral: 150-300

    mg/hari

    Butyrophenone Haloperidol Tablet 0,5 mg,

    1,5 mg, 5 mg

    Ampul 5

    mg/cc dan 50

    mg/cc (HaldolDecanoas)

    Oral: 5-15

    mg/hari

    Injeksi: 5-10

    mg (IM) tiap

    4-6 jam atau50 mg (IM)

    tiap 2-4

    minggu

    (Haldol

    Decanoas)

    Diphenyl-butyl-

    piperidine

    Pimozide

    (Orap)

    Tablet 4 mg Oral: 2-4

    mg/hari

    Antipsikosis

    atipikal

    Benzamide Supiride Ampul 100

    mg/2 cc

    Tablet 200 mg

    Injeksi: 3-6

    ampul/hari

    Oral: 300-600

    mg/hari

    Dibenzodiazepine Clozapine Tablet 25 mg, Oral: 25-100

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    19/24

    19

    100 mg mg/hari

    Olanzapine Tablet 5 mg,

    10 mg

    Oral: 10-20

    mg/hari

    Quetiapine Tablet 25 mg,

    100 mg, 200

    mg

    Oral: 50-400

    mg/hari

    Zotepine Tablet 25 mg,

    50 mg

    Oral: 75-100

    mg/hari

    Benzisoxazole Risperidone Tablet 1 mg, 2

    mg, 3 mg

    Vial 25 mg/cc

    dan 50 mg/cc

    Oral: 2-6

    mg/hari

    Injeksi: 20-50

    mg (IM) tiap

    2 minggu

    Aripiprazole Tablet 10 mg,

    15 mg

    Oral: 10-15

    mg/hari

    2. Terapi kejang listrikDapat juga bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa psikosis akut.

    Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespon dengan obat-obatan dapat membaikdengan terapi kejang listrik.

    3

    3. Metode psikososial (psikoterapi)Beberapa tujuan psikoterapi, antara lain:

    6 Membantu pasien untuk mengerti akan penyakit yang dideritanya Mencari jalan keluar yang baik untuk mengatasi masalah Membantu keluarga dan lingkungan untuk menerima keadaan penderita skizofrenia Mengontrol stress Meningkatkan kewaspadaan Mencegah penyakit-penyakit komorbid, seperti depresi atau anxietas Integrasi kembali dengan lingkungan Meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan sosial

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    20/24

    20

    Mengembangkan dan memfasilitasi hubungan dan komunikasi yang sehat dengananggota keluarga dan orang lain.

    Macam-macam psikoterapi, antara lain:4,6,7

    a) Terapi keluarga (family therapy)Banyak pasien yang menderita skizofrenia dan sudah diperbolehkan keluar dari

    rumah sakit kembali pulang ke keluarga mereka. Beberapa intervensi keluarga yang

    dapat dilakukan, antara lain:7

    Edukasi tentang skizofrenia, terutama kerentanan biologis yangmempredisposisi seseorang terhadap penyakit tersebut, berbagai masalah

    kognitif yang melekat dengan skizofrenia, gejala-gejalanya, dan tanda-tanda

    akan terjadinya kekambuhan. Keluarga dengan EE tinggi (EE mencakup

    hostilitas, terlalu mengkritik, dan terlalu melindungi dalam keluarga),

    umumnya tidak terinformasi dengan baik mengenai skizofrenia dan

    memberikan beberapa pengetahuan dasar dimaksudkan untuk membantu

    mengurangi kecenderungan para anggota keluarga untuk terlalu mengkritik

    anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Para terapis mendorong seluruh

    anggota keluarga untuk menurunkan ekspektasi mereka terhadap anggota

    keluarga mereka yang menderita skizofrenia sebagai cara untuk mengurangi

    kritisisme mereka. Para terapis menjelaskan kepada keluarga dan juga pasienbahwa skizofrenia utamanya adalah penyakit biokimiawi dan bahwa

    pengobatan yang tepat serta jenis terapi yang mereka jalani dapat mengurangi

    stress pada pasien dan mencegah kondisinya yang memburuk.

    Informasi tentang dan pemantauan berbagai efek pengobatan antipsikotik.Terapis menekankan kepada keluarga dan pasien mengenai pentingnya pasien

    meminum obat-obat antipsikotik yang diresepkan, lebih banyak memberi

    informasi tentang berbagai efek samping obat-obat tersebut, dan mengambil

    inisiatif serta tanggung jawab untuk melakukan konsultasi medis daripada

    hanya menghentikan konsumsi obat.

    Menghindari saling menyalahkanterutama, mendorong keluarga untuk tidakmenyalahkan diri sendiri maupun pasien atas penyakit tersebut dan atas semua

    kesulitan yang dialami seluruh keluarga dalam menghadapi penyakit tersebut.

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    21/24

    21

    Memperbaiki komunikasi dan keterampilan penyelesaian masalah dalamkeluarga. Terapis memfokuskan untuk mengajari keluarga berbagai cara

    mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara konstruktif, empatik, dan

    tidak menuntut, bukan dengan cara saling menuding, mengkritik, atau terlalu

    melindungi. Mereka juga memfokuskan untuk mencairkan berbagai

    ketegangan konflik pribadi dengan mengajari seluruh anggota keluarga untuk

    bekerja sama menyelesaikan berbagai masalah sehari-hari.

    Mendorong pasien dan keluarganya untuk memperluas kontak sosial mereka,terutama jaringan dukungan mereka.

    Menanamkan sebentuk harapan bahwa segala sesuatu dapat menjadi lebih baik,termasuk harapan bahwa pasien bisa untuk tidak kembali dirawat di rumah

    sakit.

    b) Terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behaviour Therapy)Sebelumnya diasumsikan bahwa tidak ada gunanya mencoba mengubah berbagai

    distorsi kognitif, termasuk delusi, pada para pasien skizofrenik. Meskipun

    demikian, suatu literatur klinis dan eksperimental yang sedang berkembang dewasa

    ini menunjukkan bahwa berbagai keyakinan maladaptif pada beberapa pasien

    kenyataannya dapat diubah dengan berbagai intervensi kognitif-perilaku. Kegunaan

    terapi kognitif dan perilaku telah menunjukkan sesuatu yang efektif untukmengobati berbagai penyakit kejiwaan, seperti gangguan cemas dan depresi. Terapi

    ini dapat juga berguna untuk seseorang yang menderita skizofrenia. Pada pasien

    skizofrenia, terapi kognitif dan perilaku membantu pasien mengatasi gejala-gejala

    yang tidak mampu disembuhkan dengan obat-obatan. Terapi ini juga berguna untuk

    menguatkan pasien akan pikiran-pikiran yang normal, dengan cara latihan mental.

    Bukti-bukti menunjukkan bahwa dengan meningkatkan kemampuan pasien untuk

    belajar, mengingat, dan memusatkan perhatian pada sesuatu, dapat membuat

    mereka mampu mengatasi gejala-gejala positif dan mampu hidup mandiri.4,6,7

    c) Terapi personal (personal therapy)Terapi personal adalah suatu pendekatan kognitif behavioral berspektrum luas

    terhadap multiplitas masalah yang dialami para pasien skizofrenia yang telah keluar

    dari rumah sakit. Terapi individualistik ini dilakukan secara satu per satu maupun

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    22/24

    22

    dalam kelompok kecil (lokakarya). Mengajari pasien untuk mengenali afek yang

    tidak sesuai dapat menurunkan jumlah kekambuhan. Para pasien juga diajari untuk

    memerhatikan tanda-tanda kekambuhan meskipun kecil, seperti penarikan diri dari

    kehidupan sosial. Terapi tersebut juga mencakup terapi perilaku rasional emotif

    untuk membantu pasien mencegah berbagai frustasi dan tantangan yang tidak

    terhindarkan dalam kehidupan menjadi suatu bencana dan dengan demikian

    membantu mereka menurunkan kadar stress.7

    E. PROGNOSISBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan, angka remisi untuk pasien skizofrenia

    berkisar antara 10-60%. Dari semua pasien skizofrenia, 20-30% pasien dapat menjalani

    kehidupan seperti pada orang normal, 20-30% pasien akan menjalani hidupnya dengan

    gejala-gejala moderat, dan 40-60% pasien akan terganggu dalam menjalani kehidupannya.8

    Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis pasien skizofrenia

    Prognosis Baik Prognosis Jelek

    Usia Terjadi pada usia tua Terjadi pada usia muda

    Faktor pencetus Jelas Tidak ada atau tidak jelas

    Onset Akut Perlahan-lahan

    Riwayat premorbid(sosial, seksual, dan

    pekerjaan)

    Baik Kurang baik

    Gejala tambahan

    Disertai dengan gejala

    gangguan mood/afektif

    (terutama depresi)

    Disertai dengan perilaku autis

    dan menarik diri

    Status perkawinan Sudah menikahBelum menikah, atau sudah

    bercerai

    Riwayat keluarga

    Riwayat keluarga yang

    mengalami gangguan

    mood/afektif

    Riwayat keluarga yang

    mengalami skizofrenia

    Dukungan Banyak Kurang

    Gejala Utama Gejala positif lebih menonjol Gejala negatif lebih menonjol,

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    23/24

    23

    terdapat tanda dan gejala

    neurologik, memiliki riwayat

    trauma perinatal, tidak remisi

    dalam 3 tahun, sering kambuh,

    dan atau memiliki riwayat

    penganiayaan/pemerkosaan.

    F. KESIMPULANSkizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk

    di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Istilah skizofrenia berasal dari bahasa

    Yunani schizos, artinya terbelah, terpecah, dan phren, artinya pikiran. Secara harafiah,

    skizofrenia berarti pikiran/jiwa yang terbelah/terpecah. Berdasarkan PPDGJ III, pengertian

    dari skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum

    diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas,

    serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial

    budaya. Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda.

    Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 23-35 tahun.

    Etiologi skizofrenia belum pasti.

    Terapi utama skizofrenia adalah farmakoterapi. Namun, beberapa pasien denganskizofrenia tidak berespon secara adekuat pada pengobatan. Psikoterapi juga memegang

    peranan yang penting dalam hal menolong pasien untuk mengontrol penyakitnya. Efek

    emosional yang terjadi pada pasien skizofrenia sangat besar, oleh karena itu penanganan dari

    segi psikoterapi sangat dibutuhkan. Macam-macam psikoterapi, antara lain: terapi keluarga

    (edukasi kepada keluarga untuk menurunkan ekspektasi dan sifat kritisme kepada pasien

    yang menderita skizofrenia, edukasi tentang terapi dan efek sampingnya, tidak saling

    menyalahkan, memperbaiki komunikasi dalam keluarga, memberi harapan yang baik kepada

    pasien), terapi kognitif-behavioural, dan terapi personal.

  • 7/31/2019 92361869 Aspek Psikoterapi Pada Pasien Skizofrenia

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sutatminingsih R. Schizophrenia [online]. 2002 [cited 2011 June 12]. Available from:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3639/1/psiko-raras2.pdf

    2. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FKUnika Atmajaya; 2003. h. 46-7.

    3. Amir N. Skizofrenia. Elvira SD, Hadisukanto G, editor. Dalam: Buku ajar psikiatri. Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. h.

    4. Simon H. Schizophrenia-psychotherapy [online]. 2009 [cited 2011 June 12]. Available from:http://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_00004

    7_9.htm\

    5. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik edisi ketiga. Jakarta: BagianIlmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya; 2007. h. 14-5.

    6. Lane C. Psychotherapy for schizophrenia [online]. 2010 [cited 2011 June 12]. Availablefrom:http://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-

    schizophrenia

    7. Davison GC, Neale JM, Kring AM. Psikologi abnormal edisi ke-9. Jakarta: Divisi BukuPerguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada; 2006. h. 485-7.

    8. Sadock BJ, Sadock VA. Schizophrenia. Sadock BJ, Sadock VA, editors. In: Kaplan &sadock's synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry, 10th edition. New

    York: Lippincott William & Wilkins; 2007. p. 25-6

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3639/1/psiko-raras2.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3639/1/psiko-raras2.pdfhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_000047_9.htm/http://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_000047_9.htm/http://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_000047_9.htm/http://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.schizophrenic.com/content/schizophrenia/treatment/psychotherapy-schizophreniahttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_000047_9.htm/http://www.umm.edu/patiented/articles/what_psychological_therapies_schizophrenia_000047_9.htm/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3639/1/psiko-raras2.pdf