92155977 proposal ptk tk

18

Click here to load reader

Upload: jose-widi

Post on 09-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 92155977 Proposal PTK TK

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN

METODE BERMAIN PADA SlSWA KELAS A DI TK DHARMA WANITA TANGUNAN KECAMATAN PURI

KABUPATEN MOJOKERTO SEMESTER l TAHUN PELAJARAN 2012 – 2011

Disusun Oleh:

HASTITIK NUR HANIFA

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) 2012

RAYON 114 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Page 2: 92155977 Proposal PTK TK

A. Judul

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN METODE BERMAIN

PADA SISWA KELAS A DI TK DHARMA WANITA TANGUNAN KECAMATAN

PURI KABUPATEN MOJOKERTO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012 – 2011

B. Bidang Kajian

Kemampuan membaca dan metode bermain

C. Pendahuluan

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan bahwa Pendidikan

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik

psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian

kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan

anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan

agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. TK

merupakan lembaga pendidikan pra-skolastik atau pra-akademik. Itu artinya, TK tidak

mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan keterampilan membaca dan

menulis. Substansi pembinaan kemampuan Skolastik atau akademik ini haruslah menjadi

tanggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah dasar.

Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dengan praktik kependidikan baik di

TK ataupun SD di lndonesia. Pergeseran tanggung jawab dalam membelajarkan

kemampuan Skolastik/akademik khususnya yang berhubungan dengan kemampuan

membaca dan menulis ini seolah-olah telah bergeser dari sekolah dasar ke TK. Bahkan

terdapat SD yang dengan sengaja mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan

menggunakan konsep akademik, terutama tes membaca dan menulis. Akibatnya banyak

TK yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan

bagi anak.

Pada dasarnya, membelajarkan persiapan membaca dan menulis di TK dapat saja

dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-Skolastik atau

praakademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya dapat

diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar, dalam hal ini

bidang pengembangan berbahasa dan motorik.

Page 3: 92155977 Proposal PTK TK

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek

perkembangan membaca dan menulis ini dapat disusun berbagai bentuk kegiatan

pembelajaran membaca dan menulis bagi anak TK.

Berdasarkan Kompetensi membaca di tingkat pendidikan dasar merupakan salah

satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Membaca merupakan awal dan dasar

dari kemampuan seseorang. Apabila kemampuan membaca rendah dapat dipastikan

bahwa kemampuan yang lain juga rendah, tidak mungkin memiliki kemampuan

matematik yang tinggi.

Secara umum, upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada diri

siswa masih mengalami beberapa kendala yakni karena mahalnya bahan bacaan seperti

buku, Koran dan majalah. Di samping itu, khususnya tayangan asing ke dalam bahasa

lndonesia. Merupakan salah satu penghambat untuk mengembangkan kebiasaan

membaca. Sesungguhnya yang paling penting adalah kemudahan mendapatkan bahan

bacaan dan timbul keniatan pada diri seseorang akan pentingnya membaca.

Pada hakikatnya pendidikan anak TK adalah pemberian upaya untuk

menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang

akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak TK

merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada

peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus

dan kasar), kecerdasan jamak (multiple intelegence), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai

dengan keunikan dan penumbuhan anak TK, Penyelenggaraan Pendidikan TK disesuaikan

dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak TK.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

UU Sisdiknas (2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan anak

TIU Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Page 4: 92155977 Proposal PTK TK

Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak rnemiliki lima bidang

pengembangan yaitu: (1) pengembangan sikap dan nilai, (2) pengembangan bahasa, (3)

pengembangan kognitif (4) pengembangan fisik dan motorik, dan (5) pengembangan seni.

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat menggunakan strategi /

metode pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengembangkan keterampilan

berbicara, mendengar, membaca dan menulis.

Berdasarkan karakteristik dan aspek pengembangan kebahasaan, pada usia TK

kemampuan anak masih terbatas dalam memahami bahasa dari pandangan orang lain.

Akselerasi perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi simbolis

Hetherington (dalam Mocslichatocn, 1999: 18). Jika pengembangan simbol bahasa telah

berkembang, maka hal ini memungkinkan anak memperluas kemampuan memecahkan

persoalan yang dihadapi dan memungkinkan anak belajar dari sesuatu yang telah

dibacanya. Semakin banyak dan sering anak membaca maka semakin berkembang pula

keterampilan memahami kata. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila para ahli

menyimpulkan, membaca merupakan dasar dari pada keterampilan bahasa lainnya

Tarigan (dalam Tarigan 1987: 48)

Pentingnya pemahaman terhadap suatu kata dalam interaksi komunikatif

memang sangat nyata. Untuk dapat terlibat dalam suatu komunikasi, seseorang harus

mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan dan didengar.

Konsekwensinya pembelajaran perlu melatih keterampilan membaca. Membaca adalah

kemampuan memperluas cakrawala pengetahuan kita. Dengan mahir membaca akan

timbul keinginan menemukan bacaan, memahami dan menafsirkan apa yang dibaca

(Fawzia Aswin.H, 1999).

Untuk mencapai kegiatan membaca tersebut diperlukan metode yang tepat.

Metode bermain merupakan salah satu metode yang banyak di pergunakan di Taman

Kanak-Kanak. Metode bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

menyenangkan karena anak mendapat pengalaman langsung yang dapat memberikan

pengalaman belajar bagi anak TK.

Dengan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang

pembelajaran kemampuan membaca dengan Metode Bermain. Penelitian ini penulis

tuangkan dalam bentuk Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan

Kemampuan Membaca dengan Metode Bermain pada Siswa Kelompok A di TK Dharma

Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Semester 1 Tahun Pelajaran

2011/2012.

Page 5: 92155977 Proposal PTK TK

D. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, peneliti akan

mencoba membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil pembelajaran kemampuan membaca dengan metode bermain

pada siswa kelompok A di TK Dharma Wanita Tangunan Kecamatan Puri

Kabupaten Mojokerto Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran kemampuan metode bermain pada

siswa kelompok A di TK Dharma Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten

Mojokerto Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Pemecahan Masalah

Siswa yang mendapatkan pengetahuan dari lingkungan secara langsung

melalui pembelajaran yang menyenangkan lewat metode bermain tentunya akan

menghasilkan atau menguasai materi (dalam hal ini kemampuan membaca) yang lebih

baik karena materi didapat dengan permainan yang menyenangkan.

3. Hipotensis

Hipotensis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :

Melalui metode bermain dapat meningkatkan kemampuan mcmbaca pada siswa

kelompok A di TK Dharma Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto

Tahun Pelajaran 2011/2012

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Guna meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelompok A di TK Dharma

Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan siswa dapat menumbuh kembangkan kemampuan membaca menjadi

sebuah minat, kegemaran, dan kebiasaan positif baik di sekolah, di keluarga

maupun di lingkungan masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Memberikan motivasi dan dorongan untuk kemampuan membaca pada anak.

Page 6: 92155977 Proposal PTK TK

b. Dengan kemampuan membaca pemahaman, siswa dapat berperan aktif dan

bertanggung jawab dalam mengembangkan kemajuan belajar mereka sendiri.

c. Meningkatkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik dalam konteks

pembelajaran.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Sebagai fasilitator, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik, metode, dan

pendekatan dalam pembelajaran membaca.

b. Dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang bersifat dinamis dan

menyenangkan

c. Mengevaluasi hasil akhir pembelajaran dengan upaya membina, membimbing dan

mengarahkan siswa agar terampil dalam membaca pemahaman secara baik, benar,

efektif dan efisien

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.

b. Meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa

dan prestasi kinerja guru.

G. Kajian Pustaka

1. Karakteristik Tujuan Pembelajaran di TK

Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki empat bidang

pengembangan yaitu:

a. Pengembangan sikap dan nilai.

b. Pengembangan bahasa

c. Pengembangan kognitif

d. Pengembangan fisik dan motorik

e. Pengembangan seni

2. Kompetensi Dasar Membaca

Sesuai dengan Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak & Raudhatul Athfal

(RA) tentang membaca tertuang dalam Standar Kompetensi SK : 2. Anak mampu

mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan

mengenal simbol-simbol yang melambangkannya. Kompetensi Dasar (KD) : 2.2 Dapat

Page 7: 92155977 Proposal PTK TK

menceritakan gambar (pra membaca), mengenal bahwa ada hubungan antara bahasa

lisan dengan tulisan (pra membaca). (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2003)

3. Karakteristik anak TK

Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia

4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses

perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak

matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi

manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan

anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih

tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama

maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.

Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode

usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini

mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurloek, 1978113) berpendapat bahwa usia

3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode

dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat

perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak

terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk

periode selanjutnya.

Masa-masa sensitif anak pada usia ini menurut Montessori mencakup

sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah

dan tangan, berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap

aspek-aspek sosial kehidupan.

Erik 1-1. Erikson (Helms & Turner, 1994164) memandang periode usia 4-6

tahun sebagai fase .sensre ofinitiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk

mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa

yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari

lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya

kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang

selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal anak

dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson dapat membuat anak tidak mendapatkan

kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan.

Page 8: 92155977 Proposal PTK TK

Froebel (Roopnaire, J.L & Jhonson J.E 1993:56) berpendapat bahwa masa

anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa

pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of

human life). Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden

age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat

fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang

yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Menurut

Froebel, jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai

dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara wajar. Anak usia

dini adalah sosok individu yang sedang berkembang secara wajar. Anak usia dini

adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia

dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang

dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa

yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.

4. Metode Bermain Anak TK

Motivasi lntrinsik tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak.

Pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk

dilakukan. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, cara/tujuan. cara bermain

lebih diutamakan daripada tujuannya. Kelenturan, bermain itu perilaku yang lentur.

Fungsi bermain bagi anak TK. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang

dewasa. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk

mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Untuk

menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng. Untuk melepaskan

dorongan yang tidak dapat diterirna. Untuk kilas balik pesan-pesan yang biasa

dilakukan. Mencerminkan pertumbuhan. Untuk mengembangkan sosial anak. Beberapa

fungsi bermain :

• Mempertahankan keseimbangan

• Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari

• Mengantisipasi peran yang akan dilakukan di masa yang akan datang

• Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.

• Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.

• Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.

Page 9: 92155977 Proposal PTK TK

5. Penggolongan Kegiatan Bermain Anak TK.

a. Penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak.

Gorden & Browne 1985, mengadakan penggolongan kegiatan bermain sesuai

dengan dimensi perkembangan sosial anak dalam bentuk :

1. Bermain secara soliter

2. Bermain secara paralel

3. Bermain asosiatif.

4. Bermain secara kooperatif.

b. Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak yaitu bermain bebas dan

spontan :

1. Bermain bebas dan spontan.

2. Bermain pura-pura.

3. Bermain dengan cara membangun atau menyusun.

4. Bertanding atau berolahraga.

6. Implementasi Metode Bermain dalam pembelajaran Membaca di TK

Permainan membaca anak TK meliputi kemampuan mendengar, melihat dan

memahami, berbicara dan membaca gambar.

a. Kemampuan Mendengar

Kemampuan mendengar merupakan kemampuan untuk dapat

mendeskripsi-kan alam sekitar dan mendengar pendapat orang lain dengan indera

pendengaran. Kemampuan ini berkaitan dengan kesanggupan anak menangkap isi

pesan dari orang lain secara benar. Termasuk dalam kelompok kemampuan ini

adalah:

1. Menirukan kembali 2 s.d 4 urutan angka/kata

2. Mengikuti beberapa perintah secara berurutan

3. Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, mengapa, di mana,

dan bagaimana

4. Menjawab pertanyaan tentang cerita pendek 5 sd. 6 kalimat yang sudah

diceritakan guru

5. Mendengar cerita dan menceritakan kembali secara sederhana

6. Melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai guru.

7. Melanjutkan cerita/sajak sederhana yang sudah dimulai guru.

Page 10: 92155977 Proposal PTK TK

8. Mengenal suara huruf dari kata yang berarti, misalnya: bola, baju, batu, biji,

dan sebagainya.

9. Mengenal bunyi huruf akhir dari kata-kata yang berarti, misalnya: kolam,

malam, ayam, dan sebagainya.

10. Menyebutkan berbagai bunyi/ suara tertentu.

b. Kemampuan Melihat dan Memahami

Kemampuan melihat merupakan kemampuan anak untuk dapat

menghayati dan mengamati alam dengan menggunakan indera penglihatan.

Kemampuan ini merupakan bentuk kesanggupan anak melihat benda atau peristiwa

serta memahami hal-hal yang berkaitan dengan benda atau peristiwa yang

dilihatnya. Termasuk dalam kelompok kemampuan ini adalah:

1. Menunjuk, menyebut, dan memperagakan gerakan-gerakan sederhana,

misalnya duduk, jongkok, berlari, makan, menangis, dan sebagainya.

2. Bercerita tentang kejadian di sekitamya secara sederhana.

3. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar.

4. Menyebut sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, dan tanaman yang

mempunyai bentuk, warna atau menurut ciri-ciri tertentu.

5. Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda.

6. Menceritakan gambar yang telah disediakan.

7. Bercerita tentang gambar yang telah dibuat sendiri.

8. Mengenal kata-kata yang menunjukkan posisi di dalam, di luar, di atas, di

bawah.

9. Menghubungkan gambar/benda dengan kata.

10. Menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.

c. Kemampuan Berbicara (Berkomunikasi)

Kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk

berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan

gambaran tentang kesanggupan anak menyusun berbagai kosa kata yang telah

dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur. Termasuk dalam

kelompok kemampuan ini adalah:

Page 11: 92155977 Proposal PTK TK

1. Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, berapa, di mana, mengapa,

dan bagaimana secara sederhana.

2. Bicara lancar dengan kalimat sederhana.

3. Bercerita tentang kejadian di sekitamya secara sederhana.

4. Memberikan keterangan atau informasi tentang suatu hal.

5. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.

6. Melanjutkan cerita/sajak sederhana yang sudah dimulai guru.

7. Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari suatu benda.

8. Menceritakan gambar yang telah disediakan

9. Menyanyikan beberapa lagu anak-anak.

10. Mengucapkan beberapa sajak sederhana.

11. Membuat sebanyak-banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan

bentuk lisan.

12. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.

d. Membaca Gambar

Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatu

dengan menggunakan gambar. Kemampuan ini sebagai tahap awal dalam membaca

permulaan. Termasuk dalam kemampuan ini adalah:

1. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.

2. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.

3. Membaca gambar yan memiliki kata atau kalimat sederhana

H. Rencana dan Prosedur Penelitian

1. Rencana Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Meningkatkan kemampuan membaca pada

siswa kelompok A diadakan di TK Dharma Wanita yang beralamat di Dcsa

Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto”

b. Subyek Penelitian

Adapun subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas A TK

Dharma Wanita 1, yang berjumlah 12 siswa yang terdiri 7 orang siswa perempuan

dan 5 orang siswa laki - laki.

Pemilihan subjek penelitian sebagai tempat dilaksanakannya penelitian

didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu sebagai berikut:

Page 12: 92155977 Proposal PTK TK

1. Tingkat kemampuan baca rendah.

2. Peneliti merupakan salah seorang staf pengajar di TK Dharma Wanita,

sehingga peneliti lebih memahami keadaan, karakteristik permasalahan yang

dihadapi sekolah ini jika dibandingkan dengan mengadakan penelitian di

sekolah lain.

3. Penelitian yang dilaksanakan tidak akan mengganggu tugas utama

peneliti sebagai guru.

4. Penelitian dilaksanakan di kelas sendiri dengan alasan tidak akan

mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal

yang berlaku

c. Waktu Penelitian

Penelitian berlangsung selama satu bulan yang dimulai tanggal 18 Juni

2012 sampai 13 Juli 2012. Waktu 24 hari efektif tersebut difokuskan pada kegiatan

persiapan pengumpulan data, pengorganisasian, dan pengonsepan laporan.

Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang berlaku di TK Dharma Wanita

terutama yang berkaitan dengan bidang pengembangan bahasa.

d. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode penelitian

Penelitian yang penulis lakukan bercorak penelitian tindakan kelas,

metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif sejalan dengan pendapat Atar Semi (1990: 23) yang mengatakan

bahwa “Penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak mengutamakan pada

angka-angka, tetapi mengutamakan hubungan antar konsep yang sedang dikaji

secara empiris”. Hal ini sejalan pula dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Arikunto (1991: 195) menegaskan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, data

digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori

untuk memperoleh kesimpulan”. Dasar pertimbangan lain digunakannya

metode deskriptif kualitatif ini adalah seperti pendapat yang dikatakan Moleong

(2004: 5) sebagai berikut:

“Pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, kedua motode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap nilai yang dihadapi”.

Page 13: 92155977 Proposal PTK TK

Selain itu, dalam penelitian kualitatif juga perlu dipertimbangkan

pendapat yang dikemukakan oleh Bog dan Taylor (Moleong, 2004: 3)

menyatakan sebagai berikut:

“Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan”

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk desain

bercorak Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research), sehingga

model penelitian yang digunakan adalah model daur (siklus) yang mencakup

empat komponen, yaitu: rencana (planning), observasi (Observation), tindakan

(action) dan refleksi (reflection). Rancangan penelitian seperti tergambar dari

bagan berikut ini.

Penjelasan dari bagan tersebut adalah sebagai berikut :

Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Page 14: 92155977 Proposal PTK TK

Dalam tahap ini penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak

yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya

tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.

Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah

guru kelas A sendiri. sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses/tindakan adalah observer (guru kelas A). Dalam hal

tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristivva

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah instrumen

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan pembelajaran di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam

tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan. dan harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3: Pengamatan (Observation)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

atau observer. Pengamatan ini tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan

tindakan, pengamatan dilakukan pada waktu tindakan berlangsung.

Tahap 4: Refleksi (Reflection)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah berasal dari kata bahasa Inggris refIection, yang

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi pemantulan. Kegiatan ini

sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi

kekurangan atau kelebihan pembelajaran yang telah selesai dilaksanakan dan

merencanakan rancangan tindakan selanjutnya.

Bagian di atas dapat memperjelas bagaimana prosedur pelaksanaan

penelitian dalam upaya memecahkan permasalahan. Untuk mengatasi setiap

permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses pembelajaran,

guru harus selalu membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu, baru

kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi perencanaan tersebut.

Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan pengamatan, baik oleh pelaku itu

Page 15: 92155977 Proposal PTK TK

sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal ini observer yang dimaksud juga

boleh siswa. rekan guru, kepala sekolah atau yang lainnya. Observasi dilakukan

sebagai upaya mengumpulkan data. Observer berperan melihat, mendengar dan

mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, baik

dengan atau tanpa menggunakan alat bantu pengamatan. Observer hendaknya

tidak menyalahkan tetapi bersifat mendukung, bukan menilai dan setelah

diperoleh data sesegera mungkin dilakukan diskusi balikan.

Dalam pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil

pengamatan maupun dari tes akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan

secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi akan diperoleh

suatu kesimpulan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi

dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui hal-hal mana yang harus

dipertahankan dan hal-hal mana yang masih harus ditingkatkan atau

ditinggalkan.

Jika kegiatan yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar telah

melibatkan semua yang terkait, maka kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan

tindakan akan selalu bermuara pada hasil dari suatu tindakan yaitu penyusunan

perencanaan dan tindakan perbaikan berikutnya.

3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tiap siklus

meliputi 4 tahap yaitu perencanaan. pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari

tiap siklus ini diamati kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari aktifitas

siswa dan guru, serta hasil belajar siswa yang diukur dari hasil test.

4. Metode Analisa Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, dihitung nilai rata-

rata kelas dan yang disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi, diagram batang.

Analisis trend (analisis perkembangan) digunakan untuk mengetahui

perkembangan kemampuan membaca siswa dalam bentuk hasil tes baik tulis

maupun lisan.

I. JADWAL PENELITIAN

Page 16: 92155977 Proposal PTK TK

NO KEGIATANJUNI – JULI 2012

MINGGU III MINGGU IV MINGGU I MINGGU II

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Pengolahan Data

4.Pembuatan

Laporan

J. PERSONALIA

Peneliti ObserverNama : Hastitik Nur HanifaNIM : -Jabatan : Guru TK AInstansi : TK Dharma WanitaTanda Tangan :

Nama : NIP : Jabatan : Instansi : Tanda Tangan :

K. KOMPONEN BIAYA

Komponen biaya yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain sebagai berikut:

NO. URAIAN BIAYA (Rp.)1. Untuk Penyususnan :

1. Penyusunan Proposal

2. Penyusunan Instrumen

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Analisis Data

6. Penulisan Laporan

75.000,00

20.000,00

20.000,00

20.000,00

20.000,00

100.000,002. Bahan:

Pembelian ATK 10.000,003. Lain-lain :

1. Konsumsi 50.000,00

Page 17: 92155977 Proposal PTK TK

2. Foto Copy 10.000,004. JUMLAH 400.000,00

Mojokerto, Juni 2012

Menyetujui,

Kepala TK Dharma Wanita Tangunan

HAYATI, S.Pd

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib,

Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widya.

Departemen Pendidikan Nasioanal, 2007. Persiapan Membaca dan Menulis melalui

Permaianan di Taman Kana-Kanak. Jakarta:

Page 18: 92155977 Proposal PTK TK

http://yatna234.blogsp0t.com/2008/11/penggunaan-dan-pengertian-metode-bagi.html,

diakses 3 Juni 2012

Moleong, 2001 dalam Anonymous, 2007. Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan

Penelitian. Tulungagung: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pedidikan Ilmu

Pedidikan (STKIP) PGRI Tulungagung.

Munandar, Utami, (1995). Dasar-dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta :

Dirjen Dikti Depdikbud.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003. Standar Kompetensi Anak Usia Dini Taman

Kanak-kanak & Raudhatul Athfal. Jakarta

Rachmawati, Yeni, & Kurniati, Eusis. (2003). Strategi Pengembangan Kreativitas Anak

Taman Kanak-kanak. Jakarta.

Dikti.Jaruki, Muhammad. 2008. Bahasa Indonesia Kelas 1. Jakarta : Grasindo.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20. Jakarta.