91366750 laporan praktikum biologi dasar

Upload: dhigna-luthfiyani

Post on 15-Oct-2015

231 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bologi

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    BIOLOGI DASAR

    Oleh :

    KELOMPOK 83

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2011

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    BIOLOGI DASAR

    Oleh :

    SUYONO (115080300111142)

    M.FAJAR PUSPO N. (115080300111136)

    RANDY DWI ANGGRIAWAN (115080300111130)

    PANY RUDIANYO (115080300111144)

    NUR HALIM (115080300111146)

    ELY MARATU SHOLIHAH (115080300111140)

    SITI SUFIYAH ADAWIYAH (115080300111132)

    LISTY FUJI LESTARI (115080300111138)

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2011

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    BIOLOGI DASAR

    Oleh :

    KELOMPOK 83

    Mengetaui,

    Dosen Pengampu Koordinator Asisten Praktikum

    Biologi Dasar Biologi Dasar

    Asus Maizar Suryanto H.,S.Pi Fajar Dita Pranata

    NIP: 19720529 200312 1 001 NIM: 0910810028

  • Praktikum 1 :

    PENGENALAN MIKROSKOP

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Mikroskop (bahasa Yunani, Mikros : Kecil, Scopien : Melihat) adalah alat

    untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata kasar. Ilmu yang

    mempelajari benda kecil yang menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata

    mikroskopi berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling

    umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optis (

    Wikipedia, 2011 )

    Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan

    dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari

    struktur benda-benda kecil. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh seorang

    berkebangsaan Belanda. Antony Van Leuwonhuk. Mikroskop yang ditemukan

    yaitu mikroskop sederhana (berlensa tunggal), pada tahun 1600 Hans dan

    Zakarias Jansen menemukan mikroskop yang lebih canggih yaitu mikroskop

    majemuk (berlensa ganda). Mikroskop sederhana dan mikroskop majemuk

    merupakan mikroskop cahaya, dimana keduanya memanfaatkan pancaran

    cahaya untuk membentuk bayangan benda. Seiring berjalannya waktu pada

    tahun 1932 klorofil dan raksa menemukan mikroskop elektron. Mikroskop

    elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya untuk

    membentuk bayangan benda (Wildan, 2003)

    Dari berbagai mikroskop itu ada yang bernama mikroskop elektron yang

    memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000

    kali. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop

    cahaya (Guru Ngeblog, 2008).

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud melakukan praktikum ini adalah mengetahui mikroskop binokuler.

    Cara penggunaan, pemeliharaan, dan cara penggunaan preparat serta

    mengetahui sel dan benda-benda kecil lainnya yang tidak bisa dilihat dengan

    mata telanjang.

  • Tujuan dilakukan praktikum adalah untuk praktikan dapat mengetahui

    bagian-bagian mikroskop binokuler beserta fungsinya masing-masing, serta

    bagaimana membuat preparat dan meneliti benda-benda kecil yang tidak dapat

    dilihat oleh mata telanjang.

    1.3 Waktu dan Tempat

    Kami melakukan Praktikum Biologi Dasar ini tentang Pengenalan

    Mikroskop yang dilaksanakan hari Kamis tanggal 29 September 2011 pukul

    18.00-20.00 WIB, bertempat di Gedung C lantai 1, Laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu

    Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Mikroskop

    Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk

    dilihat dengan mata telanjang. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah

    dilihat dengan mata (Wikipedia, 2007).

    Antony Van Leunwenhoek orang pertama yang menggunakan mikroskop

    walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada

    tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju

    dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti

    kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna

    untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu

    kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

    Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung yaitu lensa objektif dan lensa

    okuler. Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda

    (Purba, 1999).

    Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat

    mengamati objek yang berukuran sangat kecil. Mikroskop yang dirakit dari lensa

    optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini

    karena batas difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya.

    Mikroskop elektron mempunyai kemampuan perbesaran objek atau resolusi yang

    lebih tinggi dibanding mikroskop optik (Mawar putri, 2009).

    2.2 Sejarah Ditemukannya Mikroskop

    Untuk yang pertama kalinya, mikroskop ditemukan oleh seorang

    berkebangsaan Belanda Antony Van Leuwenhoek. Mikroskop yang ditemukan

    yaitu mikroskop sederhana (berlensa tunggal). Kemudian pada tahun 1600 Hans

    dan Zaccharias Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan

    nama mikroskop majemuk (berlensa ganda). Mikroskop sederhana dan

    mikroskop majemuk merupakan mikroskop cahaya, dimana keduanya

  • memanfaatkan pancaran cahaya (matahari) untuk membentuk suatu bayangan

    benda . Seiring berjalannya waktu pada tahun 1932 Knall dan Ruska

    menemukan mikroskop elektron menggunakan berkas elektron, mikroskop

    elektron sebagai pengganti cahaya untuk membentuk bayangan benda (Wildan,

    2003).

    Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme

    hidup yang berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar.

    Sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan

    mikroorgnisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Salah satu penemu

    sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van Leuwenhoek (1632-

    1723) tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang

    cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga dia bisa mengamati

    mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang mengggenang dan air

    jambangan bunga, juga dari air laut dann banhan pengorekan gigi. Ia menyebut

    benda-benda bergerak tadi dengan `animaloule (Kaskus, 2010).

    Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap

    mikrobiologi, yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad

    renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari

    moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah

    seorang pembuat mikroskop dengan kontruksi sederhana. Dengan mikroskop

    tersebut, yaitu Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang berkebngsaan

    Jerman dapat melihat organime kecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).

    2.3 Macam macam Mikroskop

    Mikroskop Cahaya

    Mikroskop cahaya memiliki perbesaran 1000 kali. Mikroskop

    cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa

    okuler, dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler

    teletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Pada ujung bawah

    mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi

    tiga lensa atau lebih ( Wildan, 2003).

  • Mikroskop Stereo

    Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa

    digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop

    stereo memiliki per besaran 7 sehingga 30 kali. Benda yang

    diamati dengan mikroskop ini dilihat secara 3 dimensi. Lensa

    terdiri dari Lensa Okuler dan Lensa Objektif. Pada bagian bawah

    mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa

    objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator

    (Kaskus, 2007).

    Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa

    digunakan untuk benda berukuran relatif besar. Mikroskop stereo

    memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang dilihat dengan

    mikroskop ini dapat dilihat dengan 3 dimensi. Komponen utama

    mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya

    (Wikipedia, 2011).

    Mikroskop Elektron

    Mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai

    dua juta kali, menggunakan elektron statik dan elektro maknetik

    untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta

    memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh

    lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop eektron

    menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro

    megnetik yang lebih pendek dibanding mikroskop cahaya (Wildan,

    2003).

    Mikroskop elektron adalah mikroskop mampu untuk melakukan

    perbesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro

    statik dan elektro maknetik. Untuk mengontrol pencahayaan dan

    tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek

    serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.

    Mikroskop elektron menggunakan lensa kaca dan terlalu rumit

    serta mahal dalam pekerjaan sehari-hari (valk,Wheeler, 1998).

  • Mikroskop Ultraviolet

    Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop

    ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang

    yang lebih pendek dari cahaya yang dapat dilihat. Penggunaan

    cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya

    pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa. Batas daya

    pisah menjadi medium. Karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat

    oleh mata manusia, bayangan benda harus direkan pada prirngan

    peka cahaya photografi plate (wikipedia, 2007)

    Mikroskop Pender (Flourenscene Microscope)

    Mikroskop pender dapat digunakan untuk menndeteksi benda

    asing atau Antigen (bakteri, ricketsa, atau virus) dalam jaringan

    (Wikipedia, 2001).

    Mikroskop Medan Gelap

    Mikroskop medan-gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup

    khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas

    daya mikroskop majemuk. Perbedaanya dari mikrroskop majemuk

    biasa adalah dalam hal kondensor khusus yang dapat membentuk

    kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat (Fanny, 2008).

    Mikroskop Fase Kontras

    Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan

    alamiahnya : tidak diberi warna dalam keadaan hidup, nmun pada

    galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik tembus cahaya

    sehingga pada masing-masing tincram tak teramati, kesulitan ini

    dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fase kontras

    (Wikipedia, 2004).

    Mikroskop Konkas Fase

    Mikroskop konkas fase mempunyai sistem benda yang

    menghasilkan bayanagan yang terlihat dari objek transparan,

    prinsip mikroskop konkas fase adalah berdasarkan kenyataan

  • bahwa kecepatan cahaya akan berubah ketiak menerobos struktur

    sel dan ekstra sel dengan indek repraksi yang berbeda-beda (Voh,

    1988).

    2.4 Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya

    Lensa okuler : untuk memperbesar benda yang diamati

    dan perbesarannya 10x.

    Lensa ojektif :untuk mengamati benda tetapi lebih dekat

    dengan benda yang diamati dan memiliki perbesaran 4, 10, 40, dan

    100..

    Tabung mikroskop : alat untuk transportasi penglihatan.

    Meja Preparat : untuk meletakkan objek/benda.

    Penjepit : untuk menjepit objek glass.

    Pemutar kasar : untuk menaik turunkan meja preparat.

    Pemutar halus : untuk lebih memfokuskan dengan

    kecepatan yang lebih rendah.

    Lampu : untuk memberi cahaya.

    Diafragma : untuk mengatur banyaknya sedikit cahaya.

    Tombol on/off : untuk menghidupkan dan mematikan

    mikroskop.

    Lengan mikroskop : sebagai pegangan

    Kaki mikroskop : sebagai penyangga mikroskop.(wikipedia,

    2010)

    Lensa okuler pada mikroskop berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau

    ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa

    objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop

    terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. (Yonn, 2008).

    Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya

    Bagian optik yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa

    okuler.

    Bagian nonoptik yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,

    diafragma, meja objek, pemutar halus dan pemutar kasar, penjepit

    kaca objek dan sumber cahaya (wikipedia, 2008).

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Fungsi

    Alat alat yang digunakan dalam praktikum :

    Mikroskop : Untuk mengamati objek dan pergerakan yang

    halus pada objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

    Objek glass : Untuk menempatkan objek yang akan diamati.

    Cover glass : Untuk menutup objek yang akan diamati.

    Gunting : Untuk memotong objek yang akan diamati.

    Pinset : Untuk mengambil potongan koran.

    Pipet tetes : Untuk mengambil cairan yang akan diteteskan,

    pada objek glass.

    Tissue : Untuk membersihkan objek glass dan cover glass

    yang kotor.

    3.2 Bahan dan Fungsi

    Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum :

    Potongan kertas koran fungsinya : Sebagai objek pengamatan.

    Ketela pohon fungsinya : Sebagai objek pengamatan.

    Aquadest fungsinya : Untuk memperjelas objek

    yang diamati.

    Paramecium fungsinya : Sebagai objek yang diamati.

    Larutan Y-KY fungsinya : Untuk memperjelas objek

    yang diamati.

    Daun hydrilla fungsinya : Sebagai objek yang diamati.

    Ephitelium squamosum pipi fungsinya : Sebagai objek yang diamati.

    Larutan biru methilene fungsinya : Untuk memperjelas objek

    yang diamati.

    Lugol fungsinya : Penjelas paramecium yang

    diamati.

  • 3.3 Skema Kerja

    3.3.1 Pembuatan Preparat

    3.3.2 Pengamatan Mikroskop

    Disiapkan kertas koran

    Dipotong / digunting huruf a

    Diletakkan diatas objek glass

    Ditetesi aquadest

    Ditutup dengan coverglass dengan sudut 45

    hasil

    Disiapkan mikroskop

    Dihubungkan kabel mikroskop ke listrik

    Dinyalakan saklar mikroskop

    Diletakkan preparat dimeja preparat

    Diatur fokusnya

    Diamati

    Hasil

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Prosedur

    4.1.1 Pembuatan Preparat

    Langkah awal dalam pengamatan preparat adalah persiapkan terlebih

    dahulu mikroskop fungsinya untuk memperbesar bayangan suatu benda yang

    kecil. Kemudian praktikan menyediakan alat dan bahan. Alat-alat yang

    dibutuhkan diantaranya : Objek glass fungsinya untuk meletakkan benda yang

    akan diamati, cover glass fungsinya sebagai penutup objek yang akan diamati,

    pinset fungsiya mengambil sampel kecil yang akan diamati, gunting fungsinya

    untuk menggunting potongan koran, dan pipet tetes fungsinya untuk mengambil

    larutan dalam skala kecil. Sedangkan untuk bahannya ialah : potongan kertas

    koran/ huruf a.

    Langkah selanjutnya adalah siapkan kertas koran, kemudian gunting

    huruf a, lalu letakkan diatas objek glass, setelah itu tetesi huruf a tersebut

    dengan aquades, tutup dengan cover glass dengan sudut 45.

    Langkah terakhir, letakkan objek glass pada mikroskop, pastikan objek

    glass tidak bergerak, atur fokus lensa objektif dan lensa okuler, sehingga terlihat

    objeknya dan diamati. Lalu catat dibuku sebagai bahan laporan.

    4.1.2. Pengamatan Mikroskop

    Pada pengamatan mikroskop, pertama-tama praktikan harus

    mempersiapkan mikroskopnya, kemudian hubungkan kabel mikroskop ke listrik

    yang telah tersedia. Setelah itu, nyalakan saklar mikroskopnya.

    Letakkan preparat dimeja preparat secara perlahan, atur fokus lensa

    objektif dan lensa okuler, dan terakhir adalah amati, kemudian catat dibuku

    sebagai bahan laporan.

  • 4.2 Analisa Hasil

    Setelah melakukan berbagai pengamatan dengan menggunakan

    mikroskop, kita dapat mengetahui sebenarnya mikroskop itu apa? Seperti apa

    bentuknya? Fungsinya apa? Dan penerapannya bagaimana dalam kehidupan?

    Disini kita dapati bagian-bagian penting dalam mikroskop, cara

    pengoperasiannya dan sifat bayangan yang dihasilkan. Seperti yang telah kita

    amati bahwa bayangan yang dihasilkan pada lensa okuler adalah maya, terbalik,

    diperbesar.

    4.2.1 Gambar sebelum dimikroskop

    4.2.2 Gambar sesudah dimikroskop

    4.3 Data Hasil Pengamatan dan Gambar

    4.3.1 Gambar diambil dari literatur

    (googleimage, 2011)

  • Keterangan :

    1. Lensa okuler berfungsi untuk meneruskan bayangan dari lensa

    objektif. Lensa okuler menggunakan lensa cembung dengan

    perbesaran 10x.

    2. Lensa mikroskop berfungsi sebagai penyangga dan pegangan saat

    memindahkan mikroskop.

    3. Pemutar halus berfungsi untuk memperoleh fokus objek secara

    perlahan agar dapat memperoleh fokus objek yang tepat.

    4. Pemutar kasar berfungsi untuk memperoleh fokus objek dengan

    cepat.

    5. Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga tubuh mikroskop.

    6. Pengatur cahaya berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya

    cahaya.

    7. Sumber cahaya berfungsi untuk memperjelas objek yang diamati.

    8. Pengatur meja preparat bawah berfungsi untuk menggerakkan meja

    preparat kekiri dan kekanan.

    9. Pengatur meja preparat atas berfungsi untuk menggerakkan meja

    preparat keatas dan kebawah.

    10. Meja preparat berfungsi untuk tempat meletakkan objek glass.

    11. Lensa kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

    12. Lensa objektif berfungsi untuk menangkap dan memperbesar

    bayangan dari objek dengan pembesaran bervariasi 4x, 10x, 40x,

    dan 100x.

    13. Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit objek glass agar tidak

    bergerak saat diamati.

    14. Revolver berfungsi sebagai memutar lensa objektif yang diinginkan.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari praktikum mengenai mikroskop dapat disimpulkan bahwa :

    Mikroskop mempunyai sifat bayangan maya, terbalik, diperbesar.

    Praktikan dapat megetahui bagian0bagian mikroskop dan

    fungsinya

    masing-masing.

    Praktikan mengetahui pengrtian dan sejarah terciptanya

    mikroskop.

    Praktikan mengetahui macam-macam mikroskop.

    5.2 Saran

    Dalam penggunaan mikroskop hendaknya dilakukan dengan hati-hati

    karena mikroskop memiliki beberapa lensa utama sebagai fungsi utama

    mikroskop. Praktikan perlu memahami bagian-bagian mikroskop beserta

    fungsinya agar mempermudah melakukan praktikum/ pengamatan terhadap

    benda-benda kecil.

    Praktikan menyadari bahwa penulisan laporan ini jaauh dari smpurna,

    maka kritik dan saran sangat membantu untuk perbaikan laporan ini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Johia, mawar putri. Pengeertian mikroskop. http :// www.google.com Diakses

    pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 08.45 WIB.

    Kusnadi. 2003. Sejarah mikroskop. http:// www. google.com Diakses pada

    tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.30 WIB.

    Wikipedia. 2003. Macam-macam mikroskop. http: // www. wikipedia.com

    Diakses pada tanggal 1 Ok tober 2011 pukul 09.00 WIB.

    Wikipedia. 2004. Macam-macam mikroskop. http:// www. wikipedia.com Diakses

    pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.15 WIB.

    Wikipedia. 2007. Pengertian mikroskop. http:// www. wikipedia.com Diakses

    pada tanggal 1 Oktober 2011 pukul 19.00 WIB.

    Wildan. 2003. Sejarah mikroskop. http:// www.google.com Diakses pada tanggal

    1 Oktober 2011 pukul 08.30 WIB.

  • Praktikum 2 :

    CIRI-CIRI SEL TUMBUHAN

    DAN SEL HEWAN

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel. Sel adalah unit dasar

    kehidupan, Dalam kingdom monera dan protista, keseluruhan ogranisme

    tersusun atas sel tunggal. Pada abad ke-19, sel dideskripsikan sebagai sesuatu

    yang Sekedar memiliki membrane pembatas di bagian luar, nucleus yang terletak

    di dalam dan suatu massa besar sitoplasma yang mengelilingi nucleus. Hanya

    sedikit, yang telah mengetahui mengenai sel selain kenyataan bahwa sel ada.

    Akan tetapi, metode-metode yang semakin maju untuk menyelidiki sel lama-

    kelamaan membuat para peneliti dapat mengetahui struktur - stuktur internal

    sel (George, 2005).

    Teori sel tidak langsung membawa periode baru dalam ilmu pengetahuan

    walaupun mikroskop sudah dimanfaatkan, penelitian menarik tentang selmasih

    menunggu perkembangan lain dalam teknologi yaitu zat warna yang

    menyebabkan struktur sel dapat terlihat lebih jelas. Hal ini terjadi dengan

    pesatnya berkat perkembangan pengetahuan kimia disekitar tahun 1850 dan

    1860an. Tidak lama kemudian setiap proses hidup dituangkan dengan suatu tipe

    sebagai satuan struktur, tetapi juga sebagai satuan fungsi (George John, 1993).

    Setiap sel bergantung pada sel-sel lain untuk melakukan fungsi-fungsi

    yang tidak dapat dilakukan sendiri. Selain itu, walaupun tipe sel itu bermacam-

    macamterdapat persamaan tertentu. Pada sifat-sifat bentuk dan fungsional,yang

    lazim bagi kebanyakan sel (Soetarmi, 1993).

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan praktikum biologi dasar tentang ciri-ciri sel

    tumbuhan dan sel hewan serta agar menerapkan penggunaan mikroskop dapat

    sekaligu binokuler dengan baik dan benar.

  • Tujuan diadakan praktikum biologi ini adalah melalui praktikum ini adalah

    melalui praktikum ini, kita dapat memahami ciri-ciri sekaligus dapat membedakan

    sel tumbuhan dan sei hewan serta dapat menerapkannyapenggunaaan

    mikroskop dengan baik dan tepat.

    1.3 Waktu dan Tempat

    Praktikum biologi dasar ini tentang sel tumbuhan, sel hewan dan benda-

    bendakecil lainnya, yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 29 september

    2011 pukul 18.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB dan bertempat di gedung C lantai

    1 Laboratorium. IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

    Universitas Brawijaya, Malang.

  • BAB II

    TINJAUN PUSTAKA

    2.1 Pengertian sel

    Sel merupakan satuan srtuktural yang fundamental dan fungsional bagi

    kehidupan makhluk hidup (Tungueira, 1980}.

    Sel adalah unit dasar kehidupan. Dalam kingdom monera dan protista,

    keseluruhan organism tersusun atas sel tunggal. Pada kebanyakan fungsi dan

    dalam kingdom hewan dan tumbuhan. Organisme adalah susunan yang luar

    biasa kompleks dari sel-sel yang triliun banyaknya (Leon, 1989).

    Menurut penelitian yang tengah berkembang dari abad ke abad, telah

    disimpulkan bhwa sel adalah kesatuan fungsional makhluk hidup. Sebagai

    penyusun makhluk hidup/unit structural makhluk hidup dan unit reproduksi

    (Harmanto, 2003).

    2.2 Sejarah Penemuan Sel

    Sel pertama kali dikenal oleh Robert Hooke pada tahun 1665, dengan

    menggunakan mikroskop sederhana mengamati sayatan gabus. Dari hasil

    pengamatan tampak ruang-ruang kecil yang disebut sel. Ilmuan-ilmuan yang

    turut melakukan penelitian adalah :

    - Felix Durjadin, Prancis : bahwa sel tersusun oleh substansi atau cairan yang

    disebut protoplasma.

    - Johanes Purkinya menyatakan istilah protoplasma pertama kali pada cairan

    sel.

    - Thoeder Schwan, sel merupkan komponen dasar dari semua makhluk hidup.

    - Rudolf Virchow : setiap sel berasal dari sebelumnya.

    - Max Schultze : Bahwa protoplasma merupakan substansi hidup bagi sel

    hewan dan tumbuhan (Herman, 1988)

  • Theoder Schwan melakukan penelitian dengan cara sama yaitu dengan

    menggunakan mikroskop. Dan dia menyatakan bahwasel merupakan komponen

    dasar dari semua makhluk hidup (Relf, 1978)

    Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke (yang hidup pada tahun

    1635-1703) yang mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop

    sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil.

    Maka dipilihlah kata dari bahasa latin yait cellula yang berarti kamar kecil untuk

    menamai objek yang telah ditemukan itu (Schaums, 2000).

    2.3 Bentuk-bentuk sel dan contohnya

    Dinding Sel, berfungsi untuk memberi bentuk tubuh pada sel.

    Plastida, burfungsi untuk melangsungkan fotosintesis pada reaksi terang

    dan gelap sehingga terbentuk glukosa yangtertentu yaitu kromoplas.

    Vakuola, sebagai penyimpan cadngan maknn.

    Membran sel, untuk melindungi sel

    Retiklum Endoplasma, sebagai tempat sintesis protein, transpor protein

    dan lipit ke organ lain dan sebagai tempat sintesis lemak.

    Ribosom, sebagai tempat sintesis protein.

    Lisosom, menerima zat makanan hasil fotosintesis dan pinosintesis,

    menghancrkan benda dari luar sel.

    Badan Golgi, berfungsi dalam sekresi dan sekresi.

    Mitokondria, sebagai sumber energi sel.

    Nukleus, berfungsi mengatur seluruh aktivitas sel (Wikipedia, 2005)

    Diantara bentuk sel adalah pipih, bentuknya tipis dan trnsparan

    contohnya ephitellium, memanjang yaitu bentuknya sangat panjang bersambung-

    sambungseperti mmbentuk rantai yang panjang. Contohnya adalah sel saraf

    (Eka, 2004).

    Bentuk-bentuk sel itu bemacam-macam, ada yang pipih, memanjang,

    beraturan (bentuknya teratur dan bias mmbentuk suatu pola trtentu). SEagai

    contohnya adalah baktei dan ada pula yang bentuknya tidak beraturan seperti

    amoea (Wikipedia, 2004).

  • 2.4 Bagain-Bagian Sel dan Fungsinya

    Bagian hidup Komponen protoplasma) terdiri atas inti dan sitoplasma

    termasuk cairan struktur sel sepeti mitokondria, adan golgi dan lain-lain. Bagian

    mati (inklusio)terdiri atas dinding sel dan isi vakuola (Gurublog, 2010).

    Macam-macam bentuk sel antara lain adalah ikonkaf yang sebagai

    contohnya adalah sel darah merah, spiral, bentuknya seperti par sepeda motor

    sebagai contohnya jaringan xylem dan flom, ulat contohnya nucleus (Haryo,

    1996).

    2.5 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

    Menurut Loope(2000), tabel perbedaan antara sel hewan dan sel

    tumbuhan.

    Sel Hewan Sel Tumbuhan

    Tidak memiliki dinding sel

    Tidak memiliki plastida

    Bentuk tidak tetap

    Jumlah mitokondria relatif banyak

    Vakuola banyak dengan ukuran relatif

    kecil

    Sentrosom dn sentriol jelas

    Memiliki dinding sel

    Memiliki plstida

    Bentuk tetp

    Jumlah mitokondria relatif sedikit

    Vakuola sedikit dengan kuran relatif

    besar

    Sentrosom dan sentriol tidak jelas

    Diantara perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan antara lain sel hewan

    tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, memiliki lisosom, sentrosom,

    timbunan, zat berupa lemak dan glikogen, bentuk tidak tetap, pada hewan

    tertentu memiliki vakuola (kecil) (Siswanto, 2001).

  • Yang membedakan dengan sel tumbuhan memiliki dinding sel,

    umumnya memiliki plastida, tidak memiliki lisosom, sentrosom, timbunan zat

    berupa pati, memiliki bentuk tetap, vakuola besar-besar dan banyak (Wikipedia,

    2005)

  • III. METODOLOGI

    3.1. Alat dan Bahan

    Dalam Praktikum sel Hewan dan sel Tumbuhan alat yang digunan,

    kop : Untuk mengamati objek dan pergerakan yang

    halus pada objek yang tidak dapat dilihat

    dengan mata telanjang

    Objek glass : Untuk menempatkan objek yang akan diamati

    Cover glass : Untuk menutup objek yang akan diamati

    Gunting : Untuk memotong objek(Koran yang akan

    diamati)

    Pinset : Untukmengambil potongan Koran

    Pinset tetes : Untuk mengambil aquades yang diteteskan

    pada objek yang diamati

    Tissue : Unyuk membersihkan objek glass dan cover

    glass yang kotor

    Batang korek api : Untuk mengambil ephitelium squamasum pipi

    Jarum pentul : Untuk mengambil batang ketela pohon

    3.2 Bahan dan Fungsi

    Dalam Praktikum sel Hewan dan Tumbuhan bahan yang digunakan

    adalah

    Potongan kertas Koran : Sebagai objel pangamatan

    Aquades : Untuk memperjelas objek yang

    diamati

    Paramacium : Sebagai objek yang diamati

    Larutan Y-KY : Untuk memperjelas objek

    Daun Hidrilla : Sebagai objek yang diamati

    Ephitelium Squamasum Pipi : Sebagai objek yang diamati

    Larutan Biru Methilen : Untuk memperjelas objek yang

    diamati

    Lugol : Untuk memperjelas objek yang

    diamati

  • 3.3 Skema Kerja

    3.3.1 Ketela pohon 3.3.2 Paramecium

    Ditetesi dengan larutan

    Y-KY

    Diletakkan diatas objek

    glass

    Ditutup dengan cover

    glass dengan sudut 45o

    Diamati dengan

    menggunakan

    mikroskop

    HASIL

    Diambil ketela pohon

    dengan jarum pentul

    Ditetesi dengan larutan

    lugol

    Diletakkan di atas objek

    glass

    Ditutup dengan cover

    dengan sudut 450

    Diamati menggunakan

    Mikroskop

    HASIL

    Diambil paramecium

    dengan pipet tetes

  • 3.3.3 Hidrilla 3.3.4 Ephitelium Squamosum pipi

    Diambil atau disayat

    Diletakkan di atas objek

    glass

    Ditutup dengan cover

    glass dengan sudut

    450

    Diamati menggunakan

    Mikroskop

    HASIL

    Dikorek bagian dalam

    pipi dengan batan

    korek api

    Di oleskan di atas

    diatas objek glass

    diatas objek glass

    diatas objek glass

    Di tutup dengan cover

    glass dengan sudut 450

    Diamati menggunakan

    Mikroskop

    Ditetesi dengan larutan

    Methilene

    HASIL

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Prosedur

    Sebelum melakukan praktikum, praktikan diwajibkan untuk memahami

    apa maksud dan tujuan praktikum dan bagaimana prosedur pelaksanaannya.

    Untuk praktikum biologi dasar tentang sel tumbuhan dan sel hewan, alat-alat

    yang digunakan diantaranya sebagai berikut : mikroskop digunakan untuk

    melihat benda-benda kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang, objek glass

    untuk tempat media yang akan diamati, cover glass untuk menutup media diatas

    objek glass, washing bottle untuk tempat larutan, pipet tetes untuk mengambil

    cairan dalam skala kecil, jarum pentul untuk mengambil media yang sangat tipis,

    silet untuk mengiris media, lalu pinset untuk mengambil benda kecil. Sedangkan

    bahan-bahan yang digunakan yaitu, ketela pohon, hydrilla, paramecium,

    ephitelium squamosum pipi, aquades, larutan biru methylene, lugol dan larutan

    Y-KY. Setelah siap semua maka praktikum bisa dimulai.

    4.1.1 Ketela pohon

    Pada pengamatan ketela pohon, pertama pastikan semua alat telah

    siapdan dalam keadaan bersih.Kemudian disayat ketela pohon dengan

    menggunakan silet.Gunakan jarum pentul untuk mengambil irisan ketela

    pohon.Kemudian letakkan di atas objek glass dan ditetesi dengan larutan Y-KY,

    lalu ditutup dengan cover glass.Letakkan objek glass di atas meja preparat.Amati

    menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

    4.1.2 Hydrilla

    Pada pengamatan hydrilla, pastikan semua alat yang akan digunakan

    telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil daun satu lembar

    hydrilla dengan menggunakan pin set letakkan di atas objek glass, lalu ditetesi

    dengan aquades. Ditutup dengan cover glass.Kemudian diletakkan di atas meja

    preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

  • 4.1.3 Paramecium

    Pada pengamatan paramecium, pertama pastikan semua alat yang akan

    digunakan telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil paramecium

    dalam rendaman jerami dengan menggunakan pipet tetes.Kemudian diletakkan

    di atas objek glass, ditetesi dengan lugol.Lalu ditutup dengan cover

    glass.Kemudian diletakkan di meja preparat.Amati menggunakan

    mikroskop.Dicatat hasilnya.

    4.1.4 Ephitelium squamosum pipi

    Pada pengamatan ephitelium squamosum pipi, pertama pastikan semua

    alat telah siap dan dalam keadaan bersih. Kemudian diambil ephitellium

    squamosum pipi dengan menggunakan batang korek api pada bagian dalam

    pipi. Lalu diletakkan di atas objek glass, ditetesi dengan larutan biru

    methylene.Lalu ditutup dengan cover glass.Kemudian diletakkan di meja

    preparat.Amati menggunakan mikroskop.Dicatat hasilnya.

    4.2 Analisa Hasil

    Sel merupakan segumpal protoplasma berinti sebagai individu yang

    berfungsi menyelenggarakan seluruh aktifitas untuk kebutuhan hidupnya. Atau

    dengan kata lain sel adalah unit struktural kehidupan dan merupakan unit

    fungsional dari kehidupan (Kertosapoetra,2004).

  • Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, adapun data yang

    dihasilkan dari Praktikum Biologi Dasar tentang Sel Tumbuhan dan Sel Hewan

    adalah sebagai berikut :

    No. Bahan Pengamatan Keterangan

    1.

    Ketela pohon

    Pengamatan pada gambar

    menggunakan perbesaran

    sampai 400 x. Pada

    gambar terlihat sel ketela

    pohon seperti titik-titik

    buram tidak jelas.

    2.

    Hydrilla

    Pengamatan pada gambar

    menggunakan perbesaran

    sampai 400 x. Pada

    gambar terlihat sel daun

    hydrilla berupa persegi

    panjang yang tersusun

    rapid an terdapat garis

    panjang di tengah

    3.

    Paramecium

    Pengamatan pada gambar

    meggunakan perbesaran

    sampai 400 x. Pada

    gambar terlihat sel

    paramecium seperti bintik-

    bintik merah.

    4.

    Ephitelium

    squamosum pipi

    Pengamatan pada gambar

    menggunakan perbesaran

    sampai 400 x. Pada

    gambar terlihat sel

    ephitelium squamosum pipi

    bentuknya ada yang

    panjang dan ada yang tidak

    berbentuk.

    Dari gambar-gambar hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa bentu-

    bentuk sel bermacam-macam.

  • 4.3 Gambar dan Hasil Pengamatan

    Berdasarkan analisa prosedur dan analisa hasil pengamatan tentang sel

    tumbuhan dan sel hewan, dapat diambil perbandingan gambar dan data hasil

    pengamatan sebagai berikut:

    No. Bahan Gambar

    Pengamatan

    Gambar

    Literatur

    Keterangan

    1.

    Ketela pohon

    Perbesaran

    pengamatan sampai

    400 x. Dapat dilihat

    dari literatur bentuk

    sel ketela pohon

    berbentuk persegi

    dan terdapat titik-

    titik di sekelilingnya.

    2.

    Hydrilla

    Perbesaran

    pengamatan sampai

    400 x. Dari gambar

    literatur dapat

    disimpulkan bahwa

    sel daun hydrilla

    berbentuk persegi

    panjang dan

    tersusun rapi.

    3.

    Paramecium

    Perbesaran

    pengamatan sampai

    400 x. Dari gambar

    literatur dapat

    diketahui bahwa

    paramecium

    memiliki bulu atau

    rambut dan terdapat

    inti sel ditengahnya.

    4.

    Ephitelium

    squamosum

    pipi

    Perbesaran

    pengamatan sampai

    400 x. Dari gambar

    literatur dapat

    diketahui bahwa sel

    ephitelium

    squamosum pipi

    berbentuk panjang

    dan lonjong.

  • 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Setelah melakukan praktikum sel hewan dan buhan dapat disimpulkan

    bahwa:

    Sel merupakan penyusun struktur kehidop[an yang paling kecil atau

    paling sederhana

    Pada selhewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel

    ,sehingga membran sel dapat bergerak bebas

    Pada sel tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memiliki dinding

    sel,sehingga membran sel tidak dapat bertgerak bebas

    Pada paraktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan alat alat yang

    digunakan diantaranya :mikroskop binokuler,objek

    glass,tissue,silet,batang korek api,jarum pentul,dan cover glass

    5.2 Saran

    Setiap pangamatan dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang

    maksimal ,dan dalam menggunakan mikroskop cara mencari cahaya di putar

    pelan- pelan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Harmantono, 2003. Pengertian sel dan macamnya. Http://www.google.com

    diakses pada 31 september 2011 pukl 09.00 WIB.

    Haryo, 1996. Pengertian sel dan bagiannya. Http://www.google.com diakses

    pada 31 september 2011 pukul 09.20 WIB.

    Leon, 1989. Pengertian sel. Http://www.google.com diakses tanggal 31

    september 2011 pukul 08.40 WIB.

    Looper, 2000. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan. \Http://www.google.com

    diakses pada tangga 31 september 2011 pukul 19.50 WIB.

    Rahma, 2001. Gambar sel. Http://www.google.com diakses pada 31 september

    2011 pukul 20.30 WIB.

    Schoum, 2000. Sejarah penemuan sel. Http://www.google.com diakses tanggal

    31 september 2011 pukul 18.30 WIB.

    Wikipedia, 2005. Bagian-bagian sel dan fungsinya. Http://www.google.com

    diakses tanggal 31 september 2011 pukl 18.45 WIB.

  • Praktikum 3 :

    Sistematika, Anatomi, Fisiologi,

    dan Morfologi Ikan Nila

    (Oreochromis Niloticus)

  • 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ikan Nila adalah ikan omnivora yang cenderung herbivore sehingga lebih

    mudah beradaptasi dengan jenis pakan yang dicampur dengan sumber bahan

    nabati seperti bungkil kedelai,tepung jagung,tepung enceng gondok

    (Sayad,1999).

    Ikan Nila yang memiliki nama latin Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan

    konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih memanjang serta

    warnanya putih kehitaman.Ikan Nila berasal dari sungai Nill dan danau sekitarnya

    ,ikan Nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal,seperti

    daging ikan kakap merah (Sugiarto,1988).

    Ikan Nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh

    memanjang ,ramping dan sisik berukuran besar.Panjang Ikan Nila dapat

    mencapai 30 cm dengan berat 300 gram untuk Ikan Nila dewasa (Rahmantiah,

    2003).

    1.2 Maksud dan Tujuan

    1.2.1 Maksud dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila adalah agar Praktikan

    mengetahui mikroskop binokuler,cara penggunaan,pemeliharaan dan cara

    penggunaan preparat serta untuk mengetahui bagian-bagian dari ikan nila dan

    bagian sisik ikan nila yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

    1.2.2 Tujuan dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila adalah untuk mengetahui

    bagian-bagian mikroskop binokuler serta fungsinya masing-masing serta

    bagaimana manggunakan preparat dan meneliti benda-benda kecil yang tidak

    dapat dilihat dengan mata telanjang,sekaligus dapat mengetahui

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).

  • 1.3 Waktu dan Tempat

    1.3.1 Waktu dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

    dilaksanakan pada hari Kamis,tanggal 6 Oktober 2011 pukul 18.00 20.00 WIB.

    1.3.2 Tempat dilaksanakan Praktikum Biologi Dasar tentang

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

    dilaksanakan di Gedung C lantai 1 Laboraturium IIP (Ilmu-ilmu Perairan) Fakultas

    Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

  • 2.TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Deskripsi Ikan Nila

    Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) merupakan spesies yang berasal dari

    kawasan sungai Nill dan danau-danau sekitarnya di Afrika.Bentuk tubuh

    memanjang ,pipih kesamping dan warna putih kehitaman.Jenis ini merupakan

    ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan dilebih dari 85 negara.Saat

    ini telah tersebar kenegara beriklim tropis dan subtropics,sedangkan diwilayah

    diiklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Sugiarto,1988).

    Bibit ikan didatangkan di Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian

    Perikanan Air tawar pada tahun 1969.Setelah melalui masa penelitian dan

    adaptasi,barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di Indonesia.Nila adalah

    nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal

    Perikanan (BAPPENAS RI,2000).

    Nila mempunyai sifat omnivore (pemakan nabati maupun hewani) yang

    dapat memanfaatkan plankton dan perifiton,serta dapat mencerna Blue Green

    Algae sebagai makanan alami.Nila merupakan jenis ikan air tawar yang sudah

    dibudidayakan secara luas di Indonesia (Direktorat Usaha,2010).

    2.2 Klasifikasi

    Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut :

    Kelas : Osterchthyes

    Sub kelas : Acanthopthrigil

    Ordo : Percomorphi

    Sub ordo : Pecordeae

    Genus : Oreochromis

    Species : Oreochromis Niloticus (Tamhudi,2009).

  • Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut :

    Phyllum : Cordata

    Sub Phyllum : Vertebrata

    Class : Pisces

    Sub class : Acanthopterigri

    Family : Cichidae

    Genus : Oreochromis

    Species : Oreochromis SP (Usniari,2008).

    Klasifikasi Ikan Nila sebagai berikut :

    Kelas : Osterchthyes

    Sub kelas : Acanthopterigri

    Ordo : Percomorphi

    Sub ordo : Percordea

    Family : Cichlidae

    Genus : Oreochromis

    Species : Oreochromis Niloticus (Sugiarto,1988).

    2.3 Morfologi

    Ikan Nila mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

    Bentuk badan pipih kesamping memanjang

    Mempunyai garis vertikal sepanjang tubuh 9 11 buah

    Garis garis pada sirip ekor berwarna merah sejumlah 6 12 buah

    Pada sirip punggung terdapat garis garis miring

    Mata tampak menonjol dan besar (Direktorat Usaha,2010).

  • Berdasarkan Morfologinya,kelompok ikan Oreochromis ini memang

    berbeda dengan kelompok Tilapia.Secara umum,bentuk tubuh ikan Nila panjang

    dan ramping,dengan sisik berukuran besar,matanya besar (menonjol),bagian

    tepinya berwarna putih,guratsisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah badan

    kemudian berlanjut tetapi letaknya lebih kebawah dari pada letak garis yang

    memanjang diatas sirip dada.Jumlah sisik pada guratsisi jumlahnya 34 buah,sirip

    punggung,sirip perut,dan sirip dubur mempunyai jari jari lemah tetapi keras dan

    tajam seperti duri.Sirip punggungnya berwarna hitam,bagian pinggir sirip

    berwarna abu abu atau hitam (Khairul dan Khoiruman,2008).

    2.4 Anatomi

    Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan Nila diantaranya adalah :

    Sistem penutup tubuh (kulit) ; sisik , kelenjar , racun , lendir , dan

    sumber perwarnaan

    Sistem otot (urat daging) ; penggerak tubuh , sirip sirip , insang ,

    organ listrik

    Sistem rangka (tulang) ; tempat melekatnya otot otot pelindung

    organ dalam dan penegak tubuh (Ainun,2009).

    Sistem pernafasan ; organya terutama insang

    Sistem peredaran darah (sirkulasi) ; organya jantung dan sel sel

    darah yang mengedarkan , nutrisi dsb.

    Sistem pencernaan ; organnya saluran pencernaan dari mulut ke

    anus

    Sistem saraf ; organnya otak dan saraf saraf tepi

    Sistem hormon ; kelenjar kelenjar hormon

    Sistem ekskresi dan osmoregulasi ; organnya ginjal

    Sistem reproduksi dan embriologi ; gonad jantan dan betina

    (Metanisyah,2009).

  • 2.5 Sistem Pencernaan

    Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik

    dan kimia sehingga menjadi sari sari makanan yang mudah di serap di dalam

    usus , kemudian diedarkan keseluruh organ tubuh melalui sistem peredaran

    darah.Sistem pencernaan ikan Nila terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pencernaan

    (mulut , rongga mulut , dan anus ),dan kelenjar pencernaan (hati dan pancreas).

    Untuk manghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas mambantu

    proses penghancuran makanan (Zaldi,2010).

    Pertumbuhan ikan Nila sangat tergantung pada kualitas ransum dan

    system pencernaan. Ikan Nila termasuk ikan omnivora dengan organ pencernaan

    yang lengakap sebagai tempat hidupnya ekosistem abiotik berupa mikroflora

    yang hidup disekelilingnya.Kinerja mikroflora dapat ditingkatkan melalui

    penambahan mikroflora eksogen sebagai tambahan pakan untuk membantu

    meningkatkan daya cerna dan efisiensi pakan (Mulyani,2008).

    Rongga Peutorial terdiri dari lambung , hati , dan organ

    pencernaan.Rongga Peukardial terletak pada anteriol ruangg peutorial.Pada

    bagian Peritorium yang dipotong , dapat dilihat hati bagian bawahnya terdapat

    esophagus , lambung , usus halus.Dibagian anterior usus bwahnya terdapat

    usus besar dan bagian akhir terdapat anus (Tyte dan Meyer,2005).

    2.6 Sistem Ekskresi dan Reproduksi

    Ikan Nila memiliki system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang

    pengeluaran yang disebut lubang urogenital , ialah lubang tempat bermuaranya

    saluran ginjal dan yang berada tepat dibelakang anus.Ginjal pada ikan yang

    hidup di air laut memiliki glomelurus sehingga perisa hasil metabolisme berjalan

    lambat dibandingkan ikan air lainnya (Ka.462,2008).

    Tubuh ikan air tawar lebih hypertonic dari lingkungannya sehingga air

    banyak yang masuk lewat permukaan tubuhnya,akibatnya ikan inni disebut

    minum air.Dan urin yang dihasilkan banyak dan encer.Untuk mendapatkan air

    dan garam dari makanan ,air masuk secara osmosis lewat permukaan

  • tubuhnya.Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada pada

    lingkungan supaya mencegah masuknya air dan kehilangan garam.Agar tidak

    minum ,kulit diliputi mucus,osmosis melalui insang,produksi urin encer dipompa

    garam melalui sel sel khusus pada insang (Lutfi,2009).

    Pada ikan betina mempunyai indung telur,sedangkan pada ikan jantan

    mempunyai testis.Baik indung telur maupun testis pada ikan semuanya terletak

    pada rongga perut disebelah kandung kemih dan kanal alimentasi.Keadaan

    gonad ikan sangat menentukan kedewasaan ikan,kedewasaan ikan meningkat

    dengan meningkatnya fungsi gonad.Ikan Nila umumnya memiliki sepasang

    gonad,terletak pada bagian parterior rongga perut disebelah bawah ginjal.Pada

    saat ikan Nila bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan ,pada saat itulah

    terjadi fertiliisasi diluar tubuh induknya (eksternal) yaitu didalam air tempat ikan

    itu berada,kemudian mengerami telur didalam mulutnya antara 4 5 hari dan

    telur tersebut menetas 3 4 hari.Telur ikan yang dibuahi dan setelah itu

    menetas dinamakan larva.Larva tersebut mempunyai kuning telur yang masih

    menempel pada tubuhnya digunakan sebagai cadangan makanan untuk awal

    kehidupanya (Pratama,2009).

    2.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik

    Jenis dan bagian fungsi sisik ikan adalah :

    Sisik koloid ; hanya dijumpai pada ikan bangsa Crossopterygi

    yang telah punah,sisik ini berlapis lapis dimana lapisan terdalam

    terbangun dari tulang yang memipih.

    Sisik genoid ; ditemukan pada ikan yang suhu lepirosterdane dan

    poolyteride ,sisik ini serupa dengan sebuah lapisan gemoin

    terletak diantara lapisan kasmin dan onamed.

    Sisik plakoid ; dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang belakang

    rawan lainnya

    Sisik leptoid ; didapati pada ikan yang bertulang belakang keras

    dan memiliki 2 bentuk ; sisik sikolod dan sisik klenoid (The

    University Of Fisheris,1997).

  • 2.8 Jenis dan Bagian Fungsi Sirip Ekor

    Bentuk sirip pada ikan ; baik sirip punggung ,sirip dada ,sirip perut,sirip

    ekor(dubur),maupun sirip ekor beraneka ragam.Pada dasarnya ada sepuluh

    macam bentuk sirip ekor :

    Sirip ekor bercagak,seperti pada ikan mas,ikan tawes,dan ikan bawal

    Sirip ekor berpinggiran tegak,seperti pada ikan buntal

    Sirip ekor berpinggiran tegak,seperti pada ikan tambakan

    Sirip ekor berlekuk kembar,seperti pada ikan Scatophagus argus

    Sirip ekor berbentuk membundar,seperti pada ikan gurame

    Sirip ekor berbentuk bajir,seperti pada ikan blaso

    Sirip ekor berbentuk meruncing,seperti pada ikan belat

    Sirip ekor berbentuk sabit,seperti pada ikan tongkol

    Sirip ekor berbentuk episerkal,seperti pada ikan atlantik sturgeon

    Sirip ekor berbentuk episerkal,seperti pada ikan caracus (Rahma,2011).

  • 3.METODOLOGI

    3.1 Alat dan Fungsi

    Dalam Praktikum Biologi Dasar ,alat yang digunakan untuk mengamati

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

    adalah :

    Mikroskop berfungsi untuk mangamati obyek dan pergerakan yang

    sangat halus pada obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang

    Obyek glass berfungsi untuk menempatkan obyek yang akan diamati

    Alat bedah (sectioset) terdiri dari :

    Gunting Untuk menggunting bagian ikan Nila yang akan

    diamati

    Pisau Untuk mengiris tubuh ikan

    Pinset Untuk mengambil bagian ikan Nila seperti sisik

    Penusuk Untuk membunuh ikan yang akan diamati

    yakni dengan cara ditusuk pada Medulla Oblegatetnya

    Baki plastik Sebagai tempat ikan Nila

    Lap basah Untuk mengkondisikan ikan agar tetap

    hidup

    3.2 Bahan dan Fungsi

    Dalam Praktikum Biologi Dasar ,bahan yang digunakan untuk mengamati

    Sistematika,Anatomi,Fisiologi,dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

    adalah :

    Ikan Nila Sebagai obyek yang diamati

    Aquades Sebagai penjelas obyek yang diamati

    Tissue Untuk membersihkan obyek glass yang kotor

  • 3.3 Skema Kerja

    3.3.1 Pengamatan alat pencernaan dan skresi

    Diambil Ikan Nila dengan lap basah dan jaring

    Diletakkan ikan Nila pada nampan

    Ditusuk ikan Nila dengan penusuk pada medulla oblegatanya

    Diamati dan digambar bagian tubuh ikan Nila

    Dibuka bagian ikan Nila mulai anus hingga

    rongga perut secara melintang dengan sectioset

    Diamati dan digambar bagian pencernaan dan skresi ikan Nila

    Hasil

  • 3.3.2 Pengamatan Sisik

    Diambil sisik dengan pinset

    Diletakkan pada obyek glass

    Ditutup dengan cover glass dengan sudut

    Diamati bagian sisik dengan mikroskop

    Hasil

    3.3.3 Pengamatan Insang

    Diambil insang dengan pinset

    Diamati dan di gambar bagian bagian insang

    Hasil

  • 4. PEMBAHASAN

    4.1 Data dan Gambar Hasil Pengamatan

    Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dalam Praktikum Biologi Dasar

    dengan metri Sistematika, Anatomi, Fisiologi, dan Morfologi Ikan Nila

    (Oreochromis niloticus).

    A. Gambar Ikan Sebelum Dibedah (Morfologi)

    Keterangan Gambar :

    1. Sirip punggung (dorsal)

    2. Sirip bawah (ventral)

    3. Sirip dada (pectoral)

    4. Sirip dubur (anal)

    5. Mulut

    6. Mata

    7. Tutup insang (opercullum)

    8. Sisik

    9. Sirip ekor (caudal)

    10. Pangkal ekor

  • B. Gambar Ikan Nila Setelah Dibedah

    Keterangan Gambar :

    1. Mulut 7. Sirip ekor (ekor)

    2. Mata 8. Sisik

    3. Tutup insang (opercullum) 9. Anus

    4. Sirip bawah (ventral) 10. Ginjal

    5. Sirip dubur (anal) 11. Hati

    6. Pangkal ekor 12. Kulit dalam ikan

    (Google Image, 2011)

  • C. Gambar Insang

    Keterangan Gambar :

    1. Gill filament

    2. Gill rakers

    3. Gill arch

    D. Gambar Sisik

    4.2 Analisa Prosedur

    Pada Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi,

    dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus), pertama-tama disiapkan alat dan

    bahan. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah satu set sectio set yang

    terdiri dari pisau yang berfungsi untuk membedah ikan nila, penusuk yang

    berfungsi untuk menusuk medula oblongata ikan nila yang merupakan pusat

    syaraf ikan sehingga ikan dapat cepat mati, dan gunting yang berfungsi untuk

    mempermudah pembedah. Selain itu juga ada baki yang berfungsi sebagai

    tempat ikan, lap basah yang digunakan untuk memindahkan ikan dari ember ke

    baki agar ikan tetap dalam keadaan hidup saat dibawa ke meja pengamatan.

    Alat terakhir adalah mikroskop binokuler yang berfungsi untuk mengamati bentuk

    sisik pada ikan nila. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan nila

    sebagai obyek pengamatan, serta tissue yang berfungsi untuk membersihkan

    alat-alat praktikum.

    Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mengambil ikan dan

    memindahkannnya ke meja praktikum dengan menggunakan lap basah agar

    ikan tidak mati, setelah itu diletakkan ke baki plastik.

  • 4.2.1 Pengamatan Alat Pencernaan dan Sekresi

    Pada pengamatan Alat Pencernaan dan Sekresi, alat dan bahan yang

    digunakan adalah sectio set, baki, dan ikan nila. Setelah alat dan bahan

    disiapkan, diambil alat penusuk dari sectio set untuk ditusukkan di bagian medula

    oblongata ikan nila. Medula oblongata adalah pusat syaraf pada ikan sehingga

    ikan dapat cepat mati jika medula oblongatanya rusak. Membedah bagian perut

    ikan dengan menggunakan pisau atau gunting mulai anus hingga rongga perut

    secara melintang dengan hati-hati agar tidak merusak organ dalamnya.

    Mengamati serta mencatat dan menggambar hasilnya.

    4.2.2 Pengamatan Sisik

    Pada pengamatan sisik, alat dan bahan yang digunakan adalah sectio

    set, baki, mikroskor binokuler, object glass, cover glass, serta ikan nila. Setelah

    alat dan bahan disisapkan, praktikan memindahkan mikroskop sevara perlahan

    hingga posisi lengan mikroskop menghadap ke arah pengamat, mengatur

    perbesaran, diafragma, dll. Setelah mikroskop binokuler siap, preparat mulai

    disiapkan. Diambil sisik ikan dengan menggunakan pinset yang ada pada sectio

    set dan diletakkan pada object glass. Ditutup object glass dengan cover glass

    kemudian diletakkan diletakkan di meja object mikroskop. Diamati dengan

    mikroskop dan dicatat serta digambar hasilnya.

    4.2.3 Pengamatan Insang

    Pada pengamatan insang, alat dan bahan yang digunakan adalah sectio

    set, baki, dan ikan nila. Setelah alat dan bahan disiapkan, praktikan mengambil

    insang pada ikan nila dengan cara mengguntingnya dengan gunting yang ada di

    dalam sectio set kemudian diambil dengan menggunakan pinset yang ada di

    dalam sectio set pula. Mengamati dan mencatat hasilnya.

    4.3 Analisa Hasil

    Dari Praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi, Fisiologi,

    dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan mengamati ikan nila yang

    telah dibedah, maka dapat diperoleh hasil bagian-bagian ikan nila secara

    mendetail.

  • 5. PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dalam Praktikum Biologi Dasar tentang

    sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

    adalah :

    1. Ikan nila (Oreochromis niloticus) yang mempunyai nama internasional

    Nile tilapia adalah ikan budidaya air tawar.

    2. Ikan nila awalnya diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur.

    3. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh ikan nila yaitu, mudah berkembang

    biak, cepat pertumbuhannya, anakannya banyak, tahan terhadap

    penyakit, dan mudah beradaptasi.

    4. Sistem pernapasan pada ikan nila menggunakan insang.

    5. Sistem pencernaan ada dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan

    kelenjar pencernaan.

    6. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, esophagus,

    lambung, pylorus, usus, rectum dan berakhir pada anus.

    5.2 Saran

    Pada kegiatan Praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika, Anatomi,

    Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) terdapat proses awal pre

    test. Saran kami, waktu menjawab soal-soalnya janganlah terlalu cepat.

    Sebenarnya soal-soal dapat dijawab, namun waktu yang terlalu cepat membuat

    jawaban tidak dapat ditulis dengan tuntas.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Amri, Koirudin Kairuman, 2008.Agromedia pustaka. Jakarta

    Ensiklopedia, 2005. Ekor pada ikan. Ttp: // ensiklofauna.net 46.net/?q=note/17.

    Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.00 WIB.

    Fowcett. 2010. The Fish Tails Function. New York : Mc Grawhill, inc

    Google image. 2011. http://google.co.id/image

    Diakses tanggal 06 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB.

    Ika Sgiarto, 1988. Morfologi ikan nila. http ://wordpress.com/index.cfm?

    Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.30 WIB.

    Lufti, 2009. Sistem ekresi pada ikan. http: // Luufti.com/sistem-ekresi-pada-ikan/.

    Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 08.45 WIB.

    Mahendra, 2005. Sisik pada ikan. http://mahendra.wordpress.com/

    Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 09.00 WIB.

    Meitanisyah, 2009. Anatomi dan Fisiologi Ikan.

    http://www.allgaul/com/meitanisyah/gaul/99696/anatomi-n.fisiologi ikan.

    Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 13.00 WIB.

    Mulyani, 2008. Sistem pencernaan pada ikan. http://mulyani.com/sistem-

    pencernaan-pada ikn/. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul

    13.15 WIB.

    Pratama, 2009. Sistem ekresi pada ikan. http://pratama.com/sistem-ekresi-pada-

    ikan/. Diakses pada tanggal 9 oktober 2011 pukul 13.20 WIB.

    Suriyana.2010. Fungsi Sisik. http:// id.Answer yahoo.com/question/

    index?qid=2080414232 707 agkirn

    Diakses tanggal 09 Oktober 2011, pukul 15.00 WIB

  • Praktikum 4 :

    JARINGAN TUMBUHAN DAN

    HEWAN

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tumbuhan mempunyai organ-organ penting bagi kelangsungan hidup

    tumbuhan. Organ-organ tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel.

    Adanya jaringan mengakibatkan tumbuhan dapat melakukan proses transportasi,

    fotosintesisi, respirasi, dan reproduksi (Ensiklopedia, 2009).

    Seperti halnya tumbuhan, hewan juga tersusun atas sel-sel. Sel-sel

    tersebut membentuk jaringan yang terdapat pada organ. Pada hewan tingkat

    tinggi (mamalia) dibedakan mejadi jaringan embrional, jaringan epitel, jaringan

    otot, jaringan syaraf, dan jaringan ikat (Suwondo, 2001).

    Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai fungsi yang sama.

    Pada tumbuhan terdapat macam-macam jaringan , yaitu jaringan ephidermis,

    meristem, parenchim, penguat, pengangkut, sedangkan pada hewan terdapat

    jaringan ephitellium, syaraf, otot, dan jaringan tulang (Luarfan, 2004).

    1.2 Maksud dan Tujuan

    1.2.1 Maksud diadakannya Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan

    Tumbuhan dan Hewan adalah agar praktikan bisa memahami struktur sel

    penyusun jaringan tubuh hewan dan tumbuhan serta perbedaannya.

    1.2.2 Tujuan diadakannya Praktikum Biologi Dasar tentang Jaringan Tumbuhan

    dan Hewan adalah untuk mengetahui struktur sel yang menyusun jaringan tubuh

    hewan dan tumbuhan serta mengetahui perbedaan jaringan hewan dan

    tumbuhan.

  • 1.3 Waktu dan Tempat

    1.3.1 Praktikum Biologi Dasar mengenai Jringan Tumbuhan dan Hewan ini

    dilaksanakan pada Hari Kamis, 6 Oktober 2011 pada pukul 18.00-20.00 WIB.

    1.3.2 Praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan Hewan ini

    dilaksanakan di gedung C lantai 1, Laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan)

    Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Jaringan

    Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi

    yang sama. Jaringan dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan hewan yang

    menyusun organ/fungsi tertentu dan jaringan tumbuhan yang menyusun organ-

    organ tertentu pada tumbuhan. Jaringan hewan terdiri dari jaringan ephitellium,

    syaraf, otot dan tulang. Jaringan tumbuhan terdiri dari meristem, ephidermis,

    parenchim, penguat (kolenchim dan sklerenchym), dan jaringan pengangkut

    terdiri dari xylem dan floem (indra cahyana, 2004).

    Jaringan merupakan kesatuan dari sel yang mempunyai bermacam-

    macam organel yang mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsi hidup

    tertentu. Sistem organ merupakan kesatuan dari berbagai macam organ yang

    terkoosdinasi mendukung tugas atau fungsi yang sama (Supardji, 2003).

    2.2 Deferensiasi Jaringan

    Menurut Theodor Schwann (1804-1881) jaringan dibedakan menjadi dua

    yaitu jaringan hewan dan tumbuhan. Jaringan hewan terdiri atas jaringan

    ephitellium, jaringan otot, jaringan syaraf dan jaringan tulang. Sedang pada

    tumbuhan ada jaringan ephidermis, jaringan meristem, jaringan penguat, jaringan

    parenchim, dan jaringan pengangkut (Ahelo, 2004).

    Jaringan hewan adalah sekumpulan sel yang mempunyai fungsi sama

    sebagai penyusun tubuh hewan. Jaringan di tubuh hewan mempunyai sifat yang

    khusus dalam melakukan fungsinya, seperti jaringan otot, jaringan ikat, jaringan

    syaraf, dan jaringan ephitel. Berdasarkan fungsinya jaringan ephitel dibedakan

    menjadi 4; ephitel proteksi, kelenjar, absorp dan ephitel sensori (Laila, 2004).

    Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel yang membentuk tubuh

    tumbuhan. Diantara macamnya adalah jaringan ephidermis, meristem,

    pengangkut, penguat, parenkim yang semuanya mempunyai tugas masing-

    masing dalam menjalankan proses kegiatan dalam tubuh tumbuhan (Laila,

    2004).

  • (Gooleimage,2011)

    (Googleimage, 2011)

    (Googleimage, 2011)

    2.3 Jaringan Hewan (Macam-Macam dan Gambar)

    Jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan

    fungsi yang sama. Diantara macam-macam jaringan hewan adalah :

    - Jaringan ephitellium yaitu jaringan yang

    letaknya paling luar yang berfungsi

    melindungi jaringan yang ada di

    dalamnya. Gambar disamping adalah

    jaringan ephitellium.

    - Jaringan ikat biasa yaitu jaringan yang

    berfungsi untuk melindungi jaringan dan

    organ dan mengikat sel-sel untuk

    membentuk jaringan dan mengikat jaringan

    untuk membentuk organ. Jaringan ikat

    tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun

    jaringan ikat. Gambar disamping

    merupakan gambar dari jaringan ikat.

    - Osteon (Jaringan Tulang Sejati), berdasarkan kepadatan matriks

    ada/tidak ada rongga didalamnya tulang dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1. Tulang kompak (keras) tersusun atas matriks yang rapat.

    2. Tulang spons (bunga karang) matriksnya tersusun longgar.

    - Jaringan Otot, tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai kontraktibilitas dan

    relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya jaringan otot dibedakan

    menjadi tiga, yaitu:

    1. Otot polos: bekerja lamban, tidak dibawah pengaruh otak.

    2. Otot jantung: merupakan otot

    khusus penyusun organ jantung,

    keistimewaannya adalah bekerja

    tidak dibawah pengaruh otak

    namun dapat berkontraksi secara

    ritmis dan terus menerus.

    3. Otot lurik: bekerja cepat tetapi tidak

    mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja dibawah

    pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering

    disebut sebagai otot rangka (Suwanti, 2005).

  • Googleimage, 2011

    - Jaringan syaraf, tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf

    merupakan perkembangan dari

    lapisan embrional ektoderm.

    Jaringan syaraf sangat penting

    untuk mengatur kerja organ-organ

    tubuh bersama sistem hormon

    (Mochammad Indrawan, 2003).

    2.4 Jaringan Tumbuhan (Macam-macam dan Gambar)

    Adalah jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan. Berdasarkan sifatnya

    ada 2 macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu jaringan

    muda/meristem dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat selalu

    membelah sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun

    batang.

    - Jaringan meristem, adalah jaringanyang sel-selnya selalu aktif

    membelah. Sel hasil pembelahan jaringan ini akan mengalami pendewasaan dan

    deferensiasi membentuk jaringan lain yang mempunyai fungsi tertentu. Ciri-ciri

    dari jaringan meristem adalah memiliki dinding sel yang tipis, bentuk selnya

    isodiametris, kaya akan protoplasma, tidak mengandung cadangan makanan dan

    vakuolanya kecil. Jaringan meristem dibedakan menjadi 2, yaitu meristem primer,

    pembelahan yang terjadi pada akar sehingga membuat pohon/tumbuhan

    bertambah panjang/tinggi, dan meristem sekunder, pembelahan pada kambium

    menyebabkan tumbuhan bertambah besar (George, 2007).

    Menurut posisi, meristem dalam tubuh tumbuhan jaringan ini dapat dibagi

    menjadi tipe berikut: untuk meristem apikal yang terdapat diujung pucukutama

    dan lateral serta akar, meristem interkalar yang terdapat diantara jaringan

    dewasa. Seperti misalnya di pangkal ruas batang rumput-rumputan, meristem

    lateral yang terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat ditemukannya,

    seperti kambium pembuluh dan felogen (A.Fahn, 1982).

    (Gooleimage,2011)

    (Googleimage,2011)

  • - Jaringan dewasa

    Jaringan epidermis adalah jaringan terluar sebagai penutup seluruh

    permukaan tubuh tumbuhan. Fungsinya adalah untuk melindungi tubuh

    tumbuhan dari serangan hewan atau manusia. Sel-sel epidermis

    mengalami beberapa modifikasi menjadi beberapa bentuk yaitu stomata

    (sebagai glandular), lentisel (fungsinya sebagai tempat pertukaran gas O2

    dan CO2), bulu-bulu akar (berfungsi memperluas bidang penyerapan

    airdan garam mineral dari dalam tanah agar berlangsung dengan cepat),

    trikoma, spina dan velamen (Indra L, 2000).

    Jaringan parenkim (dasar) merupakan jaringan penyusun sebagian besar

    organ tumbuhan, baik pada akar, batang, daun, maupun biji. Berdasarkan

    fungsinya jaringan parenkim dikelompokkan menjadi 4; p. asimilasi (untuk

    fotosintesis), p. Udara (untuk menyimpan udara), p. Penyimpan cadangan

    makanan (untuk menyimpan cadangan makanan), p. Pengangkut (untuk

    mengangkut air dan unsur hara serta parenkim yang mengedarkan zat-

    zat hasil fotosintesis) (Luna, 2004).

    Jaringan pengangkut merupakan jaringan pada tumbuhan yang berfungsi

    untuk proses transportasi yang terdiri dari xylem yaitu jaringan yang

    berguna untuk mengangkut air dan garam-garam mineral dari tanah

    meuju daun dan floem yang bertugas mengedarkan sari-sari makanan

    hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Cartico, 2005).

    (Googleimage,2011)

    (googleimage,2011)

  • Jaringan penguat pada tumbuhan ada dua macam, yaitu kolenkim dan

    sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat yang berasal

    dari jaringan parenkim yang mengalami penebalan selulosa pada bagian

    sudut-sudutnya sehingga sifat selnya merupakan sel hidup. Fungsinya

    sebagai penguat pada tumbuhan (Wiratman, 2007).

    (googleimage,2011)

    (googleimage,2011)

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Fungsi

    Alat-alat yang digunakan dalam Praktikum Biologi Dasar mengenai

    Jaringan Tumbuhan dan Hewan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil yang tidak

    bisa dilihat dengan mata telanjang.

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan obyek yang akan diamati.

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass dengan sudut

    kemiringan 45.

    3.2 Bahan dan Fungsi

    Bahan-bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Dasar mengenai

    Jaringan Tumbuhan dan Hewan antara lain:

    - Irisan melintang umbi batang : fungsinya sebagai objek pengamatan

    - Irisan melintang paku-pakuan : fungsinya sebagai objek pengamatan

    - Irisan melintang gabus : fungsinya sebagai objek pengamatan

    - Irisan melintang akar bawang : fungsinya sebagai objek pengamatan

    - Irisan melintang daun bawang : fungsinya sebagai objek pengamatan

    - Irisan melintang hati : fungsinya sebagai objek pengamatan

    3.3 Skema Kerja

    3.3.1 Pengamatan Batang Melintang Umbi Batang

    Diambil preparat umbi batang

    Diamati bagian preparat dengan mikroskop

    hasil

  • 3.3.2 Pengamatan Batang Melintang Akar Bawang

    3.3.3 Pengamatan Irisan Melintang Akar Paku-Pakuan

    Diambil preparat irisan akar

    bawang

    Diamati bagian preparat

    dengan mikroskop

    Hasil

    Diambil preparat irisan

    melintang akar paku-pakuan

    Diamati bagian preparat

    dengan mikroskop

    Hasil

  • 3.3.4 Pengamatan Irisan Melintang Gabus

    3.3.5 Pengamatan Irisan Melintang Daun Bawang

    Diambil preparat irisan

    melintang daun bawang

    Diambil preparat irisan

    melintang gabus

    Diamati bagian preparat

    dengan mikroskop

    hasil

    Diamati bagian preparat

    dengan mikroskop

    hasil

  • 3.3.6 Pengamatan Irisan Melintang Hati

    Diambil preparat irisan

    melintang hati

    Diamati bagian preparat

    dengan mikroskop

    hasil

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Prosedur

    4.1.1 Pengamatan Batang Melintang Umbi Batang

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil yang

    ukurannya mikroskopis

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang digunakan adalah:

    - Batang melintang umbi batang :fungsinya sebagai objek pengamatan

    Langkah selanjutnya adalah mengamati preparat dengan menggunakan

    mikroskop, digambar dan diberi keterangan serta hasilnya dicatat dalam buku

    laporan praktikum.

    4.1.2 Pengamatan Irisan Melintang Akar Batang

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil yang

    ukurannya mikroskopis

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang digunakan adalah batang melintang akar bawang sebagai

    objek pengamatan. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan mikroskop,

    meletakkan preparat pada mikroskop dan hasilnya dicatat dalam buku laporan

    praktikum.

    4.1.3 Pengamatan Irisan Melintang Akar Paku-Pakuan

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil

    yang ukurannya mikroskopis

  • - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan

    diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang dipersiapkan adalh irisan melintang akar paku-pakuan dan

    preparatnya. Langkah selanjutnya adalah diambil preparat irisan melintang akar

    paku-pakuan lalu diamati dengan mikroskop dan hasilnya dicatat dalam buku

    laporan praktikum.

    4.1.4 Pengamatn Irisan Melintang Gabus

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil

    yang ukurannya mikroskopis

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan

    diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang disiapkan adalah irisan melintang gabus dan preparatnya.

    Langkah selanjutnya adalah diambil preparat irisan melintang jaringan gabus.

    Lalu diamati dengan mikroskop dan hasilnya dicatat dalam buku laporan

    praktikum.

    4.1.5 Pengamatan Irisan Melintang Daun Bawang

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

    - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil

    yang ukurannya mikroskopis

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang disiapkan adalah irisan melintang daun bawang dan

    preparatnya. Langkah selanjutnya adalah diambil preparat irisan melintang

    jaringan daun bawang. Lalu diamati dengan mikroskop dan hasilnya dicatat

    dalam buku laporan praktikum.

    4.1.6 Pengamatan Irisan Melintang Hati

    Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan

    bahan untuk pengamatan, diantara alat-alat yang digunakan antara lain:

  • - Mikroskop : fungsinya untuk mengamati benda-benda kecil

    yang ukurannya mikroskopis

    - Objek Glass : fungsinya untuk meletakkan objek yang akan

    diamati

    - Cover Glass : fungsinya untuk menutup Objek Glass

    Bahan yang disiapkan adalah irisan melintang hati dan preparatnya.

    Langkah selanjutnya adalah diambil praparat irisan melintang hati. Lalu diamati

    dengan mikroskop dan hasilnya dicatat dalam buku laporan praktikum.

    4.2 Analisa Hasil

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diperoleh hasil

    berupa gambar sebagai berikut:

    4.2.1 Pengamatan Preparat Akar bawang

    Gambar tangan Gambar literatur (Google image,2011)

    4.2.2 Pengamatan Preparat Ketela Pohon

    Gambar tangan Gambar literatur

    (Google image,2011)

  • 4.2.3 Pengamatan Preparat Umbi Bawang

    Gambar tangan Gambar literatur

    (Google image,2011)

    4.2.4 Pengamatan Preparat Akar Paku-Pakuan

    Gambar tangan Gambar literatur

    (Google image,2011)

    4.2.5 Pengamatan Preparat Irisan Hati

    Gambar tangan Gambar literatur

    (Google image,2011)

  • 4.2.6 Pengamatan Preparat Daun Bawang

    Gambar tangan Gambar literatur

    (Google image,2011)

    4.3 Data dan Gambar Hasil Pengamatan

    - Irisan Umbi Batang

    Diamati dibawah mikroskop, bagian-

    bagian/jaringan penyusun umbi batang dapat

    terlihat dengan jelas dibandingkan tanpa

    mikroskop. Disini kita dapati bagian-bagian

    jaringan penyusun umbi batang yang antara lain

    adalah xylem, floem, dll.

    - Irisan Melintang Akar Bawang

    Irisan akar bawang tampak sangat jelas

    dengan menggunakan mikroskop. Tampak

    terdapat jaringan-jaringan penyusun akar bawang

    seperti xylem, jaringan penguat, jaringan

    meristem, dll.

    - Irisan Melintang Akar Paku-Pakuan

    Diamati dibawah mikroskop, penampang

    melintang akar paku-pakuan terlihat jelas,

    terdapat berkas-berkas jaringan pengangkut

    xylem yang mengangkut air dan garam-garam

    mineral dari tanah menuju daun. Juga terdapat

    jaringan meristem, epidermis, dll.

  • - Irisan Melintang Gabus (ketela pohon)

    Dalam pengamatan, tampak dengan jelas

    jaringan-jaringan penyusun gabus. Diantaranya

    terdapat epidermis, meristem, xyle, floem, dll.

    - Irisan Melintang Daun Bawang

    Dalam pengamatan dibawah mikroskop, terdapat

    jaringan penyusun, yaitu xylem yang mengangkut

    air dan garam-garam mineral dari tanah menuju

    daun. Serta floem yang mengedarkan sari-sari

    makanan dan hasil fotosintesis dari daun ke

    seluruh tubuh tumbuhan.

    - Irisan Melintang Hati

    Dalam pengamatan dibawah mikroskop, terdapat

    jaringan penyusun hati diantaranya jaringan otot

    yang berfungsi sebagai penggerak, jaringan

    syaraf untuk penyampaian rangsang dan

    mengatur sistem kerja organ.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasrkan praktikum Biologi Dasar mengenai Jaringan Tumbuhan dan

    Hewan dapat disimpulkan bahwa jaringan hewan terdiri atas:

    - Jaringan ephitellium

    - Jaringan otot

    - Jaringan syaraf

    - Jaringan tulang

    Jaringan tumbuhan terdiri atas:

    - Jaringan meristem

    - Jaringan ephidermis

    - Jaringan parenchim

    - Jaringan pengangkut (xylem dan floem)

    - Jaringan penguat

    5.2 Saran

    Dalam menjelaskan materi praktikum, hendaknya asisten praktikum tidak

    terburu-buru dan kurangi ketegangan dalam praktikum, karena harusnya

    praktikum berjalan dengan santai namu serius. Agar praktikan dapat memahami

    materi yang sedang dibahas.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agrawal NK, Mahajan Cl. 1980. Comparative Tissue Ascorbic.oc.id. studies in

    fishes. J Fish Biol:17:135-141

    Ahmad MM, Nasim KM, Mahmood, MJ Javaid, 1990.

    http://www.damandiri.or.id/file/hengkyjuliussinjalipbdfepustaka.pdf

    Ardiansyah. 1989. Jaringan hewan. http://www.google.com diakses pada 8

    Oktober 2011 pukul 13.05 WIB

    Britania, F. 1990. Jaringan hewan dan gambar.

    http://www.jurnaljaringanhewandangambar/google.com. Diakses pada 9

    Oktober 2011 pukul 08.20 WIB

    Bima, Astawan. 2001. Jaringan tumbuhan. http://www.google.com. Diakses pada

    9 Oktober 2011 pukul 09.10 WIB

    Cirzan, C. 2004. Jaringan tumbuhan dan gambar. http://www.google.com.

    Diakses pada 8 Oktober 2011 pukul 14.00 WIB

    Crayonpedia. 2008. Jaringan otot dan gambar. http://www.google.com. Diakses

    pada 9 Oktober 2011 pukul 15.00 WIB

    Ensiklopedia. 2009. Jaringan kolenkim tumbuhan. http://www.google.com

    Diakses pada 9 Oktober 2011 pukul07.50 WIB

    Fahn, A. 1982. Anatomi tumbuhan. Pergamon press LTD. Jerussalem.

    John, W. Kimball, 2003. Biology. Erlangga: Jakarta

  • Praktikum 5 :

    MIKROORGANISME PERAIRAN

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Dalam ilmu biologi, ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme

    disebut dengan mikrobiologi yang merupakan salah satu ilmu tentang makhluk

    hidup. Mikroorganisme terdapat di degala lingkungan sebagai bagian dari

    ekosistem alam. Sebagian besar mikroorganisme itu adalah produsen, sebagian

    konsumen pertama sebagian lagi konsumen ke dua dan ke tiga.

    Berdasarkan jenis makanannya maluk hidup di bedakan dalam tiga dunia

    yakni hewan, tumbuhan dan protista. Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan

    sosok dan susunan dari tiap-tiao mahluk hidup. Mikroorganisme dibagi menjadi

    dua, yaitu mikroorganisme autotrof yang mampu menghasilkan makanannya

    sendiri dan mikroorganisme heterotrof yang memanfaatkan hasil dari

    mikroorganisme autotrof.

    1.2 Maksud dan tujuan

    Maksud diadakannya praktikum Biologi Dasar materi Mikroorganisme

    Perairan adalah agar praktikan mengetahui tentang mikroorganisme perairan

    dan macamnya.

    Tujuan diadakannya praktikum Biologi Dasar materi Mikroorganisme

    Perairan adalah untuk meneliti jumlah nisbi mikroorganisme yang penyebarannya

    di lingkungan perairan.

    1.3 Waktu dan tempat

    Praktikum Biologi Dasar materi Mikroorganisme Perairan ini dilaksanakan

    pada hari kamis, 27 oktober 2011 pukul 18.00wib sampai 20.00 wib, bertempat di

    gedung C lantai 1, laboratorium IIP (Ilmu-ilmu Perairan) Universitas Brawijaya,

    Malang.

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Mikroorganisme

    Menurut Iqbal Ali (2008), Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme

    yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat

    bantuan. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal masih terlihat oleh mata

    telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.

    Mikroorganisme adalah segala organisme kecil yang dapat dibiakkan dan

    dikembangkan dalam cawan petri atauinkubator di dalam laboratorium dan

    mampu memperbanyak diri secara mitosis. Namunada yang berpendapat bahwa

    semua mikroorganisme mencakup semua prokariota, protista dn alga

    renik.(Anboinas, 2009).

    2.2 Macam-macam organisme di lingkungan

    Menurut Pelczar (1996), macam-macam mikroorganisme di lingungan

    antara lain:

    kelompok Ukuran Ciri penting Kepentingn praktis

    bakteri Khas: 0,5-1,5

    um kali 1-3

    um. Kisaran

    0,2 kali 100

    um.

    Prokariotik,

    uniseluler,

    struktur internal

    sederhana.

    Penyebab

    penyakit,

    menambah

    kesuburan tanah,

    merusak tanaman

    dll.

    sianobkteri Kisaran 5-15

    um

    Prokariota,

    uniseluler,

    struktur internal

    sederhana

    Sumber makanan

    hewan aquatik

  • Virus Kisaran 0,015-

    0,2 um.

    Semua obligat

    parasit

    Penyebab

    penyakit

    pada

    manusia

    dan

    makluk

    hidup lain

    protozoa Kisaran 2-200

    um

    Eukariotik,

    uniseluler.

    Makanan hewan

    aquatik dan

    sumber penyakit

    Algae Eukariotik,

    uniseluler dan

    multi seluler

    Sumber makanan

    bagi lingkungan

    aquatik

    2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuha mikroorganisme

    Menurut Zubaidah (2006), kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh

    dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan

    tentang faktor yang mempengaruhi mikroba sangat penting dlam pemgendalian

    mikroba. Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, akni

    faktor intrinsik antara lain: p, aktivitas air, kemampuan mengoksidasi reduksi,

    kndungan nutrien, bahan anti mikroba dan struktur bahan makanan. Faktor

    ekstrinsik antara lain : suhu, ketersediaan dan konsentrasi gas di lingkungan, RH.

    Faktor-faktor biotik ang terdapat dalam air terdiri dari bakteria, fungi,

    mikroalgae, protozoa, virus serta sekumpulan hewan dan tumbuhan air lainnya

    yang tidak termasuk mikroba. Kehadiran mikroba di dalam air akan

    mendatangkan keuntungan tetapi juga kerugian. (Ni luh, 1990)

    2.4 Pengertian sterilasi

    Menurut Diana Arisanti (2004), Sterilisasi adalah oerlakuan terhadap

    bahan atau barang dimana pada akir proses tidak terdapat mikroorganisme pada

    bahan atau barang tersebut.

  • Sterilasi media merupakan suatu proses sang sangat penting dalam

    pembudidaaan jamur tiram. Karena mikroba yang sudah dibuat masih

    mengandung banak mikroba, kususnya jamur-jamur liar. Kegagalan panen

    banyak disebabkan oleh proses sterilisasi media yang kurang sempurna. (Desna,

    2010).

    Perbanakan tanaman secara in-vitro bertujuan untuk memperole bahan

    tanaman steril yang akan digunakan untuk perbanyakan benih. Oleh karena itu

    diperlkan proses sterilisasi ang tepat untuk mematikan mikroorganisme yang

    terdapat pada eksplan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Ada

    tiga kategori sterilisasi yakni sterilisasi ringan, sedang dan berat(siti, 2011)

    2.5 Pengertian media dan PCA

    Menurut Rahmat(2008), mikroba memiliki ciri dan karakteristik yang

    berbeda-beda di dalam persaratan pertumbuhanna. Ada mikroba yang biasa

    hanya bisa idup pada media yang mengandng sulfur dan ada pula yang tidak

    mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persaratan pertumbuhan mikroba

    inilah yang menyebabkan bermacam-macam media sepanjang pertumbuhan

    karbon. Pada praktisnya semua media secara komdersial dalam bentuk bubuk,

    seperti PCA (Plate Count Agar), NA (Natrium Agar) dll.

    2.6 Cara perhitungan bakteri

    Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatur atau

    menghitung jumlah jasad renik, aitu:

    - perhitungan jumlah sel melalui perhitungan mikroskopik, perhitungan

    cawan, MPN (Most Probable Number)

    - perhitungan massa sel secara langsungmeliputi cara volumetrik, cara

    grafimetrik, tumbidimetri (kekeruhan)

    - perhitungan massa sel secara tidak langsung melipti analisis

    komponen sel, produk katabolisme, analisa konsumsi nutrien, dll

    (Dedi, 2009)

  • BAB 3

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Fungsi

    Diantara alar-alat yang digunakan antara lain:

    - cawan petri : wadah pembiakan mikroorganisme

    - autoklaf : alat untuk sterilisasi basah

    - oven : alat untuk sterilisasi kering

    - labu erlenmeyer 250 mL : wadah larutan

    - benang : mengikat koran

    - koran : membungkus alat

    - PCA : media pertumbuhan dan pembiakan mikroorganisme

    - hotplate : sebagai sumber panas

    - coloni counter : menghitung jumlah koloni bakteri

    - bunsen : fiksasi mikroba.

    3.2 Bahan dan Fungsi

    Diantara bahan ang digunakan antara lain:

    - kertas permanen:membungus cawam peri

    - benang : mengikat cawan petri yang telah dibungkus dengan kertas

    permanen

    - spirtus : unuk bahan baka

  • 3.3 Skema kerja

    3.3.1 Sterilisasi

    Cawan

    peri

    Dicuci

    Dikeringkan

    Dibungkus

    Diikat tali

    Dimasukkan autoklaf

    Autoklaf

    Disesuaikan ketinggian air hingga batas ketinggian

    Dimasukkan saringan

    Dinyalakan kompor

    Ditutup klop secara horizontal

    Ditunggu suhunya 121 C tekanan 1 atm (o,15 MPA)

    Diaterilisasi selama 15-20 menit

    Dimatikan konpor

    Dibuka tutup uap agar uap panas keluar

    Dibuka tutupnya

    Dikeluarkan alat

    Didinginkan dengan incase

    hasil

  • 3.3.2 Pembuatan media

    Dimaskkan erlenmeyer

    Diaduk dengan spatula

    Ditutup panas pada

    erlenmeyer

    Dibungkus koran

    Dihomogenkan

    Disterilisasi basa

    Hasil

    PCA

    hangat

    Dituangkan ke dalam cawan peri

    Didinginkan

    Dibalik

    Disimpan dalam incase

    Hasil

    Aquades PCA 17,5

  • BAB 4

    PEMBAHASAN

    4.1 Analisa Prosedur

    4.1.1 Sterilisasi

    Pada langkah pertama sipkan cawa