9'11 plft -...

91
9'11 Plft t PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN: PENYEBAB DAN SOLUSINYA (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta) Oleh ANITA LIDIAWATI NIM: 1961112239 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1423 H/2002 M

Upload: trannguyet

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

9'11 Plft t

PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN:

PENYEBAB DAN SOLUSINYA

(Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)

Oleh

ANITA LIDIAWATI

NIM: 1961112239

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1423 H/2002 M

Page 2: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN:

PENYEBAB DAN SOLUSINYA

(Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Tarbiyah

Oleh

ANITA LIDIAWATI

NIM: 1961112239

Di Bawah Bimbingan

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Pembimbing II,

~ .::/-, ~ ... \ ' ___..'.-------\'\t;w,-~ // i\\i~\J ~-

Ora. HL Sunarti M NIP. 150 022 714

Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1423 H/2002 M

Page 3: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN

UJIAN: PF.NYEBAB DAN SOLUSINYA (Studi Kasus di Fakultas Tarbi,;ah IAIN

Jakarta) ini telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fak1•ltas Tarbiyah IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Juni 2002, dan teleh diterima sebagai sc.lah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 ($1) pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam.

kan/ kap Anggota,

Prof. Dr. H. Salma. NIP. 150 062 5

ra. H' Sofiah M.A NIP. 0 238 005

Jakarta, 25 Juni 2002

Sidang Munaqasyah

Anggota:

Pembantu Dekan 111/ Sekreta~Merangkap Anggota,

~'\}~

Drs. Atiq Susilo, MA. NIP. 150 182 900

Pembimbing II

Page 4: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

LEMBARAN PERSEMBAHAN

Tuhanku ....

Curahkanlah kepadaku selalu ilmu pengetahuan-Mu

Walaupun banyak menelan waktu.

Percikkanlah kepadaku cinta-Mu

Agar Aku tetap kokoh di jalan-Mu.

"Apakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran." (Qs. 39:9)

"Bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu pengetahuan,

jika kamu tidak mengetahui."

(Qs. 16: 43) ,

Dengan ridho Allah

Yang Maha Kuasa atas Segalanya,

Kupersembahkan Skripsiku ini

untuk kampusku tercinta.

Page 5: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan alam, Nabi

saw. beserta keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa setia dan komitmen di

dalam memperjuangkan Islam.

Gagasan penulis menelaah tema pokok "Perilaku Menyontek dalam

Pelaksanaan Ujian: Penyebab dan Solusinya", berawal dari banyaknya asumsi yang

menyatakan bahwa masalah perilaku menyontek ini sudah sangat memprihatinkan

dalam pelaksanaan ujian, ditambah masih banyak pihak lembaga pendidikan yang

tidak serius dalam mengantisipasi masalah ini. Asumsi ini pun dapat penulis rasakan

kebenarannya selama duduk di bangku sekolah hingga perguruan tinggi sekarang

ini, sehingga penulis memantapkan diri untuk membahas masalah ini.

Selanjutnya sebagai tanda syukur atas penyelesaian penulisan skripsi ini,

(meskipun sempat tertunda setahun setengah lamanya) penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada: Allah SWT, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta: Prof. Dr. H.

Salman Harun, Pembantu Dekan Ill Fakultas Tarbiyah: Ors. H. Atiq Susilo, MA.,

ketua Jurusan PAI: Ors. Abdul Fatah Wibisono, MA., Dasen penasehat akademik

sekaligus mantan ketua Jurusan PAI: Ors. H. Abdurrahman Ghazali M.Ag, yang

telah meluluskan proposal penulisan skripsi ini tepat pada waktunya, serta Ors.

Zaimuddin, Ors. Faridal Arkam, dan Ors. Ghofur, yang sebelumnya telah

memberikan masukan materi pada proposal skripsi ini.

Page 6: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

Penulis juga sangat berterimakasih kepada pembimbing I: Ors. H. M. Ali

Hamzah dan pembimbing II: Ora. Hj. Sunarti M, yang telah memberikan bimbingan

dan koreksi tentang muatan-muatan materi yang ada dalam skripsi ini serta

memberikan dorongan agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Oemikian juga kepada kepala perpustakaan IAIN (khususnya Fakultas

Tarbiyah), UNJ, UI, UPI, Iman Jama', kompas, OKI Jakarta, yang telah berkenan

memberikan informasi dan izin menggunakan literatur koleksi perpustakaan sebagai

sumber referensi skripsi.

Kepada Kedua orang tua yang telah ikhlas mendidik, mendo'akan dan

mencukupi kebutuhan moril dan materil penulis sejak kecil. Juga kepada nenek,

kakek, seluruh anggota keluarga (khususnya Bang Andi), dan my lovely 'Bang lyan',

penulis ucapkan terimakasih.

Kepada teman-teman angkatan '96, adik-adik kelas Fakultas Tarbiyah,

teman-teman PSM, HIQMA, Teater Syahid dan Gumelar, LOK, KKN kawasan Jak-

Tim, serta pihak-pihak lain yang berjasa, baik secara langsung maupun tidak

langsung membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Jazaakumul/aahu khairan

katsiiraa.

• Penulis menyadari, skripsi ini banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu,

saran dan koreksi yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah khazanah

pengetahuan dan kemajuan pendidikan di tanah air.

Penulis

ii

Page 7: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DAFTARISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISi ............................................................... .

DAFT AR TABEL ................................................................. .

BAB I PENDAHULUAN

A. Pemilihan pokok Masalah

B. Tujuan Penelitian ................. .

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... .

D. Metode Pembahasan .................... .

E. Teknik dan Sistematika Penulisan

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA

iii

v

1

8

8

10

10

A. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian ............................ 12

1. Pengertian Menyontek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

a. Pengertian Menyontek Secara Umum .............................. 12

b. Pengertian Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian ............. 14

2. Macam-macam Teknik Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian. 15

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyontek

dalam Pelaksanaan Ujian ....................................................... 18

B. Gambaran Umum Tentang Ujian Semester di Perguruan Tinggi .. 22

1. Penilaian Hasil Belajar di Perguruan Tinggi . . ... .. .. . . .. ... . ... . . .. . .. . 22

iii

Page 8: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

2. Pengertian, Fungsi, Waktu Pelaksanaan, dan Bentuk Ujian

Semester . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN

A. Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25

C. Populasi dan Sampel ........ .......... ............ .................. .... .... ........ ... 25

D. Metode Penelitian ...... .. ...... ...... .... .... .... .. .. ...... .. .... ...... .... .... .... .. .... 27

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 31

1. Gambaran Umum Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas

Tarbiyah .................................................................................... 31

2. Gambaran Um um Responden .. ........................ .... .. .... .. .... .. .... .. 34

B. Penyajian Data Penelitian .. .......... .................................. .............. 38

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....... .... . . ... .. ....... ........ .... . ... . .. . ... ... ... ...... ... ........ ........ ... 56 ,

B. Saran ........................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA 60

LAMPIRAN

iv

Page 9: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Variasi Nilai ................................................................ .. 23

2. Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Angkatan 1998-2000 ...................... 26

3. Jumlah Pengambilan Sampel .... .......... ... ... .... ... ............ ... .............. ......... .... 26

4. Jen is Kela min.............................................................................................. 35

5. Tingkat Semester ..................................................................................... . 36

6. Jurusan Kuliah .. 36

7. Usia .... 37

8. !PK Terakhir .............................................................................................. . 37

9. Pengertian Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian .................................... .. 39

10. Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Yang Menyontek Ketika Ujian ........ 40

11. Jumlah Mahasiswa Sekelas Yang Menyontek Ketika Ujian ........ ................. 41

12. Tingkat Keseringan Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian ........... .... ..... .. ...... 41

13. Teknik Menyontek Yang Paling Sering Digunakan Mahasiswa ................... 43

14. Alasan Mahasiswa Menggunakan Teknik Menyontek Tersebut.................. 44

15. Perasaan Mahasiswa Ketika Menyontek.. .... .... .. ...... .... ...... ...... .............. ..... 45

16. Penyebab Internal Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian .............................. 46 ..

17. Penyebab Eksternal Mahasiswa Menyontek Ketika Ujian ........................... 47

18. Penyebab Uta ma Mahasiswa Menyontek.................................................... 49

19. Solusi Dari Penyebab Internal Mahasiswa Menyentek................................ 50

20. Selusi Dari Penyebab Eksternal Mahasiswa Menyentek............................ 51

21. Selusi Dari Penyebab Utama Mahasiswa Menyentek Ketika Ujian ............. 52

22. Modus Tertinggi Nilai Angket Perilaku Menyentek Dalam Pelaksanaan

Ujian: Penyebab Dan Selusinya .................................................................. 54

v

Page 10: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi
Page 11: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

BABI

PENDAHULUAN

A. Pemilihan Pokok Masalah

Ujian (=achievement test}, yang lebih dikenal dengan istilah 'ulangan', 'EHB'

(Evaluasi Hasil Belajar), dan 'testing' di kalangan pelajar, merupakan hal yang

lumrah dijumpai dalam proses kegiatan belajar baik di sekolah maupun perguruan

tinggi (pendidikan Formal). 1

Ujian tersebut tiada lain diadakan untuk: " ... menilai hasil-hasil pelajaran yang

telah diberikan oleh guru kepada muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa

dalam jangka waktu tertentu."2 " ... Supaya terjadi perbaikan yang sistematis dalam

belajar." lntinya, menurut Ebel (1979), sebagaimana yang dikutip oleh Saifuddin

Azwar, ujian tersebut diadakan untuk: " ... mengukur prestasi belajar siswa."3 Bukan

hanya sekedar memberikan angka-angka untuk dimasukkan dalam laporan

kemajuan siswa belajar atau lapor.

Saifuddin Azwar menjelaskan: " ... seringkali test membantu para guru dalam

memberikan nilai yang lebih valid (cermat dan akurat) serta lebih reliabel

(terpercaya). Dengan demikian, akan dapat dicapai suatu kesimpulan.•yang lebih

pada tempatnya."4

1 Kartini Kartono, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV Rajawali, 1985), Cet. ke-1, h. 95

2 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. ke-1, Edisi 2, h. 33

3 Saifuddin Azwar, Test Prestasi, (Yogyakarta: Liberty, 1987), Cet. ke-1, h.12

4 Ibid.

1

Page 12: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

2

Untuk mendapatkan hasil ujian yang benar-benar valid dan reliabel, selain

soal-soal ujian harus mencerminkan materi-materi yang telah diajarkan, jawaban­

jawaban soal ujian yang diisi juga harus berdasarkan usaha murni dari pelajar yang

bersangkutan, bukan dari hasil contekan.

Sayangnya, perilaku menyontek sering dijumpai pada saat ujian

berlangsung, sebagaimana yang dikemukakan M. Sobary dalam Harian Kompas,

bahwa: "contek-menyontek menjadi pemandangan bi~sa di ruang-ruang ujian."5

Saifuddin Azwarmenambahkan, "hal ini telah menjadi permasalahan sejak lama."6

Adapun beberapa contoh kasus penyontekan pada saat ujian, di antaranya

seperti: pada saat EBTANAS SD, yang justru diprakarsai oleh pengawas ujiannya

sendiri. 7 Pada saat EBTANAS SMU, yang dilakukan oleh pelajar SMUN 14 dan

SMUN 58 Ciracas Jakarta Timur dengan menyontek dari lembaran-lembaran

bocoran soal EBTANAS yang diperjualbelikan. 8 Serta, pada saat UMPTN di

Surabaya, yang dilakukan oleh 7 peserta ujian dengan menggunakan pager.9 Di

Korea Selatan bahkan didapati lebih dari 100 orang yang menyontek pada saat

UMPTN. 10

9

5 M. Sobary, "Asal-Usul Plagiat'', Kompas (Jakarta), 28 Desember 1997, h.2

6 Saifuddin Azwar, Loe.cit.

7 Pembocoran Jawaban oleh Pengawas Kotori Ebtanas SD, Kompas, (Jakarta), 4 Mei 1995, h.

8 Bocoran Soal Ebtanas SMU diperjualbelikan, Kompas, (Jakarta), 1 Juni 2001

9 Tren Radio Panggil dari Gaya Sampai Alat Menyontek, Kompas, (Jakarta), 8 Juli 2001

1° Kilasan Kawat Dunia, Kompas, (Korea), 11 Februari 1993, h. 8

Page 13: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

3

Mochtar Bukhari, seorang pemikir masalah pendidikan dan kebudayaan,

seperti yang dikutip Info Aktual Muda menambahkan, perilaku menyontek dalam

ujian ini ternyata tidak hanya menjangkiti pelajar SD hingga SMU saja, melainkan

juga pada mahasiswa di perguruan tinggi. 11

Salah satu contoh di antaranya, seperti yang dikutip dari Harian Kompas

terjadi di salah satu universitas Bangladesh pada tahun 1993, dari 340.000

mahasiswa yang mengikuti ujian akhir, sekitar 4000 mahasiswa tertangkap basah

melakukan praktek menyontek. Namun, ketika mereka diusir karena ketahuan

menyontek, mereka malah menyerang guru-guru dan polisi, serta merusak gedung­

gedung pemerintah, sehingga menurut polisi setempat, perilaku mahasiswa yang

menyontek tersebut, tidak lebih buruk dibandingkan dengan pelajar yang suka

berkelahi di jalanan. 12

Padahal, menurut Saifuddin Azwar, " ... hasil test yang diperoleh dengan jalan

yang tidak jujur bukan merupakan cermin prestasi pelajar yang bersangkutan, dan

hasil test yang demikian hanya akan memberikan informasi keliru mengenai

kemajuan belajarnya."13

Pada tingkat perguruan tinggi, perilaku menyontek bahkan tidak hanya

melanda pada ujian saja, tapi " ... juga melanda pada pembuatan skripsi."14 Demikian

pula pada pembuatan tesis dan disertasi, atau dengan kata lain tugas-tugas

akademik pada mahasiswa 81, 82 dan 83.15

11 Menyontek di Mata Pendidik, Info Aktua/ Muda, (Jakarta), 27 Juli 1999

12 Kilasan Kawat Dunia, Kompas, (Dhaka), 23 Juni 1993, h. 9

13 Saifuddin Azwar, Loe.cit.

14 Skripsi dan Nyontek, Kompas, (Jakarta), 31 Agustus 1996, h. 4

15 M. Sobary, Loe.cit.

Page 14: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

4

Pernyataan senada dikemukakan pula oleh Didiek Hadjar Goenadi, ahli

peneliti utama, sekaligus ketua umum masyarakat penemu Indonesia: "penjiplakan

karya ilmiah pada disertasi program sarjana hingga professor sudah beberapa kali

ini terjadi."16 Seperti kasus penjiplakan skripsi Anwar Deli, mahasiswa fakultas

Pertanian Syah Kuala (FP Unsyiah) Banda Aceh, yang lulus 18 Juni 1994 oleh

dosennya sendiri.17 Kemudian penjiplakan disertasi Mgch. Nurhasim (peneliti LIPI

Alumnus Universitas Airlangga Surabaya, angkatan 1996) oleh lpong S. Azhar,

alumnus UGM Yogyakarta. 18 M. Sobary menambahkan, para mahasiswa yang

berani menyontek tersebut kemungkinan sudah terbiasa melakukannya sejak duduk

di bangku Sekolah Dasar. 19

Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi masalah pendidikan

agama, pemuda dan olahraga, yaitu Sukowa/uyo Mintorahardjo, seperti yang dikutip

Harian Pelita, menyatakan bahwa perilaku menyontek merupakan salah satu realitas

pelanggaran nilai-nilai moral yang telah menodai wajah dunia pendidikan, dan " ...

telah berada pada titik yang memprihatinkan, sehingga harus dibenahi secara

tuntas."20

16 Pentingnya HAKI dijunjung tinggi dimulai sejak TK, Kompas, 3 Januari 2000, h. 10

17 Seorang Dosen Diduga Jiplak Skripsi Mahasiswa, Kompas, 24 April 1996

18 Soal Disertasi Doktor di UGM: !pong S. Azhar Dituduh Plagiat, Kompas, Jakarta, 24 Desember 1999, h. 25

19 M. Sobary, Loe.cit.

20 Hapuskan Budaya Nyontek dan Katrol Nilai di Sekolah, Pe/ita, Jakarta, 27 April 1994

Page 15: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

5

Menurut M. Sobary, meskipun menyontek dalam ujian selama ini dianggap

sebagai penyimpangan kecil-kecilan, namun dampaknya sangat berbahaya, salah

satunya, si penyontek tidak punya prinsip dalam hidup. 21

Tidak tertutup pula kemungkinan bahwa perilaku menyontek yang tidak jujur

ini akan menjadi kebiasaan buruk dan terbawa sampai tua. Hal ini sesuai dengan

pendapat para filosof Islam, sebagaimana yang dikutip oleh M. Athiyah al Abrasyi,

bahwa:

"siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu mudanya, waktu tua akan menjadi

kebiasaannya juga."22

Mochtar Buchori menegaskan, perilaku menyontek tidak boleh dibiarkan

begitu saja. Bila sekali dibiarkan, akan terjadi penipuan dan pemalsuan dalam dunia

pendidikan, sehingga usaha untuk memajukan ilmu dan menegakkan kebenaran

akan mengalami hambatan.23

Penipuan dan pemalsuan merupakan suatu kebohongan. Dalam ajaran

Islam, orang-orang yang melakukan suatu kebohongan mendapat kecaman,

sebagaimana Firman Allah:

21 M. Sobary, Loe.cit.

22 M. Athiyah al Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Dharma Caraka 1985), Cet. ke-2 , h. 4 7

23 Mochtar Buchori, "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan makalah kuliah Pasca Sarjana UHAMKA, (Jakarta), 14 Januari 2000, h. 4, t.d.

Page 16: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

6

,, ,, 0 .... .,,, ' ,, ,, ,, :1' _,, ¢ 0 ,,

j>.JI) 0~)\.S'.Ji tJ. :i.W JI) c .:\ii u41~ 0°),.j; ') Jjj\ ;:,_,.i.501 0}-c.!. t.:51 ,, ,.. ,, _,, ,, ,.. ,... ,, ,, ,..

( \ • 0

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang

tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."24

Untuk mengatasi perilaku menyontek ini, menurut Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Djojonegoro, seperti yang dikutip Hariai;i Pelita: " ... selayaknya tidak

hanya dibebankan kepada sekolah, karena keluarga dan masyarakat juga punya

kewajiban yang sama besarnya."25

Demikian pula menurut Paul Suparna SJ., Dekan Fakultas Keguruan dan

llmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagaimana yang

diungkapkan harian Kompas, diperlukan perjuangan yang besar dengan dukungan

dari berbagai pihak. Bahkan, tambahnya bila perlu bagi pelakunya diberikan sanksi

tegas. Sayangnya, menurut beliau, tidak banyak pihak sekolah yang berani secara

tegas menindak pelanggaran ini. 26

Oleh karena itu, jelas bahwa perilaku menyontek dalam dunia pendidikan

(khususnya pada saat pelaksanaan ujian) merupakan permasalahan yang patut

ditangani secara serius, tidak hanya oleh para pendidik, tapi juga oleh ke1luarga dan

masyarakat. Apalagi, mengingat telah melandanya perilaku menyontek pad a banyak

mahasiswa di perguruan tinggi, yang merupakan institusi paling tinggi.

24 Departemen Agama RI, A/ Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Taha Putra, 1989), h. 418

25 Hapuskan Budaya Nyontek, Loe. cit.

26 Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa, Kompas, (Jakarta) 3 April 2000, h. 9

Page 17: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

7

Sebagai upaya antisipasi terhadap perilaku menyontek (dalam ujian) ini,

menurut penulis, perlu dicari faktor-faktor penyebabnya yang jelas, supaya nanti

dapat ditemukan solusinya. Karena, faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku

menyontek ini kemungkinannya bisa sangat luas. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh G. W. Bawengan, tan pa mempelajari sebab-sebabnya akan sulit dimengerti

mengapa suatu perbuatan telah terjadi, apalagi untuk menentukan tindakan apa

yang tepat dalam menangani perbuatan tersebut. 27

Berdasarkan deskripsi keseluruhan di alas, penulis menganggap relevan

untuk membahas skripsi dengan judul: "Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan

Ujian: Penyebab dan Solusinya." (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta).

Selain itu, ada alasan-alasan lain yang membuat penulis tertarik untuk merumuskan

judul skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi, perilaku menyontek dalam

pelaksanaan ujian yang hampir selalu penulis jumpai sejak duduk di bangku

Sekolah Dasar hingga di perguruan tinggi saat ini (IAIN Jakarta), belum ditangani

sebagai suatu permasalahan serius, sehingga menimbulkan keinginan penulis

untuk menyumbangkan pemikiran yang berkaitan dengan masalah perilaku

menyontek dalam ujian tersebut.

2. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta, selain

dengan pertimbangan bahwa sebagai anggota masyarakat ilmiah dan calon

guru, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN dituntut untuk menjunjung tinggi nilai-

27 G.W. Bawengan, Pengantar Psychologi Kriminil, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1977), Cet ke-3, h. 27

Page 18: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

8

nilai kejujuran, sesuai dengan tujuan dari Fakultas Tarbiyah itu sendiri, juga

karena adanya akses dengan peneliti, sehingga mempermudah penelitian.

3. Masih sedikitnya penelitian yang membahas tentang perilaku menyontek dalam

pelaksanaan ujian di lingkungan kampus IAIN

4. Dengan mencari faktor-faktor penyebab yang jelas terhadap munculnya perilaku

menyontek tersebut, diharapkan tidak menemui kesulitan dalam menemukan

solusi untuk mengurangi kemungkinan te~adinya perilaku menyontek dalam

pelaksaanaan ujian tersebut.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang

faktor-faktor penyebab mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta menyontek pada

saat ujian semester (UTS dan UAS), serta solusi untuk mengatasinya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih mempe~elas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan

skripsi ini, penulis memberikan batasan sesuai dengan judul yang ada, yaitu sebagai

berikut

a. Menyontek yang dimaksud di sini, ialah: menyontek dalam ujian, yang menurut

definisi operasionalnya, ialah: mengambil jawaban soal ujian dengan cara-cara

yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku catatan, hasil

pemikiran temannya dan media lain, kemudian disalin ke dalam lembar jawaban

Page 19: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

9

ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu murni dari hasil

pemikiran sendiri.

b. Ujian yang dimaksud di sini, ialah: achievement test, atau tes prestasi yang

biasa dilakukan oleh dosen dalam menilai hasil belajar mahasiswanya di

perguruan tinggi, khususnya: Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir

Semester (UAS) dalam bentuk tertulis.

c. Mahasiswa di sini, dibatasi pada mahasiswa Fakoltas Tarbiyah IAIN Jakarta

yang berasal dari angkatan 1998, 1999, 2000 (duduk pada semester 4, 6, dan

8), dan terdiri dari 4 jurusan, yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan

Bahasa Arab (PBA), Kependidikan Islam (Kl) dan Tadris. Dengan pengambilan

sampel sebanyak 10 % atau sekitar 160 responden dari jumlah populasi

sebenarnya, yaitu 1592 mahasiswa.

d. Wawancara dibatasi kepada Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah, untuk

mengetahui seputar teknik pelaksanaan ujian semester di Fakultas Tarbiyah

e. Faktor-faktor penyebab menyontek dalam pelaksanaan ujian yang akan diteliti,

masih bersifat penjajagan (belum diketahui dengan jelas dan pasti)

f. Solusi yang dimaksud di sini, ialah: upaya-upaya alternatif yang ditawarkan baik

dari responden maupun penulis kepada pihak fakultas Tarbiyah IAIN, para

dosen dan mahasiswa pada umumnya sebagai jalan keluar untuk 'mengatasi

perilaku menyontek mahasiswa ditinjau dari segi penyebab.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah sJi atas, maka dapat diungkapkan

perumusan masalahnya, sebagai berikut: "Faktor-faktor apa sajakah yang

menyebabkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN menyontek pada saat ujian? serta

bagaimanakah solusinya?"

Page 20: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

10

D. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

metode berfikir deduktif, yaitu: suatu cara berfikir yang dimulai dari pernyataan-

pernyataan umum menuju pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan

penalaran atau rasio (berfikir rasional) untuk diambil sebagai suatu kesimpulan, dan

hasilnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis Uawaban sementara yang

kebenarannya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan

selanjutnya). Dengan kata lain, dalam berfikir deduktif, proses berfikir hanya sampai

kepada menurunkan hipotesis, sedangkan pengujian hipotesis secara empiris

melalui verifikasi data tidak dilakukan. 28

E. Teknik dan Sistematika Penulisan

1. Teknik Penulisan

Acuan penulisan dalam teknik penulisan skripsi ini, adalah: "Buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta" yang

diterbitkan oleh IAIN Jakarta Press bekerjasama dengan Logos, cet. ke-1, tahun

2000.

2. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang setiap babnya mempunyai sub-sub

tersendiri dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

28 Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya llmiah: Maka/ah, Skripsi, Tesis, Disertasi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet. ke-2, h. 6

Page 21: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

BAB!

11

Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari pemilihan pokok masalah,

tujuan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, metode

pembahasan, teknik dan sistematika penulisan.

BAB II Merupakan kajian pustaka tentang perilaku menyontek dalam pelaksanaan

ujian, dan gambaran umum tentang ujian semester di perguruan tinggi.

BAB Ill Mengenai metodologi penelitian, yang dirinci dalam: manfaat penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,

serta teknik pengolahan dan analisa data.

BAB IV Mengenai hasil penelitian, yang meliputi: deskripsi hasil penelitian dan

penyajian data penelitian

BAB V Merupakan bab penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 22: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi
Page 23: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian

1. Pengertian Menyontek

a. Pengertian Menyontek secara Umum .

Meskipun kata 'menyontek' telah sedemikian terkenal, ternyata dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat KBBI), kata tersebut tidak dapat

ditemukan secara langsung. Dalam KBBI, kata 'menyontek' baru dapat ditemukan

dalam arti kata 'jiplak menjipak yang ke-2, yaitu: "mencontoh atau meniru (tulisan,

pekerjaan orang lain)1 dan diberi label 'cak'.2 Label cak dalam KBBI merupakan

kependekan dari kata cakupan yang berarti: "ragam bukan baku."3

Ragam bukan baku merupakan bagian dari kekayaan bahasa Indonesia

yang dipergunakan baik dalam percakapan lisan maupun ragam tulisan yang

kebanyakan bersifat akrab atau informal. Menurut We//y, kata menyontek

merupakan hasil perpaduan dari kata 'mencontoh' dengan kata 'ngepek' (bahasa

Jawa) yang mengandung arti negatif. 4

Sedangkan dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat

KMBI), istilah menyontek dapat ditemukan secara langsung yang diawali dengan

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1996), cet. ke-7, Edisi II, h. 416

2 Ibid.

3 Ibid., h. xxvi

4 Welly, "Bye-bye Nyontek", Tren, XIV, (September, 2000), h. 8

12

Page 24: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

13

huruf 'N', yaitu: Nyontek, dan ternyata juga berarti sama dengan pengertian

menyontek dalam KBBI, yaitu: "tiru (mengekor) hasil pekerjaan orang lain."5

Adapun kata 'menyontek' dalam beberapa bahasa, seperti bahasa lnggris,

disebut dengan cheating (berasal dari kata: cheat)6 yang menurut Anies SM.

Basa/amah, melalui artikelnya dalam harian Terbit, sebagaimana yang dikutip oleh

Ham, cheating adalah: "segala cara atau usaha yang dilakukan orang untuk

mendapatkan hasil memuaskan guna meraih tujuan yang dikehendakinya dengan

menempuh jalan yang tidak lazim dan tidak terpuji."7

Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut juga dengan p/aagiat, yang

artinya: "mengambil tulisan, pikiran, gagasan orang lain dan mengemukakannya

sebagai hasil karangan atau pemikiran sendiri."8

Tentunya beberapa pengertian menyontek di atas, masih sangat luas

cakupannya, atau dengan kata lain, meliputi berbagai sisi kehidupan, bukan hanya

dari dunia pendidikan saja, melainkan juga " ... dalam kehidupan sastra, dalam dunia

seni suara, dalam kehidupan politik dan juga dalam kehidupan jurnalistik."9

ltu berarti, menyontek sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa pun dan dalam

bidang apa pun bukan hanya oleh pelajar/mahasiswa pada saat ujian saja.10

5 M. Dahlan al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 454

6Ar. Adi Candra Pius Abdillah, Kamus Bahasa lnggris-lndonesia. lndonesia-lnggris, (Surabaya:

Arkola tanpa tahun), h. 72

7 Ham, "Plagiatism itu Perilaku Maling?", Tren, Op.cit., h. 4

8 Moch. Buchori, "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan makalah Kuliah Pasca Sarjana

UHAMKA, (Jakarta: 14 Januari 2000), h. 1, t.d.

9 Ibid., h. 4

10 Ham, Op.cit, h. 4

Page 25: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

14

b. Pengertian Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian

Mengenai pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian ini, M. Sobary

mengartikannya secara ringkas dan sederhana, yaitu: " ... perkara memindahkan

jawaban teman sebelah ke dalam kertas jawaban sendiri yang berproses sangat

cepat dan bisa terjadi tanpa seizin yang bersangkutan.''11

Sedangkan Sadili mengartikannya lebih rinci lagi, yaitu:

Suatu kondisi khusus yang berhubungan dengan kegiatan belajar seseorang (murid) yang mengharapkan nilai tinggi atau lulus tanpa belajar, sehingga dia melakukan hal-hal yang tidak jujur, misalnya dalam ujian menyiapkan catatan mini untuk digunakan dalam menjawab soal-soal ujian, meniru kertas jawaban orang lain, saling menukar kertas lembar jawaban dan sebagainya.12

Ada pun Grondlound mengartikannya sebagai berikut: "Cheating is uses all

available resources in obtaining answer but needs help in controlling resource

fullness during testing."13 Atau, menyontek adalah: menggunakan semua sumber

yang ada/tersedia untuk memperoleh jawaban, namun penguasaan terhadap

sumber-sumber tersebut sangatlah dibutuhkan selama ujian.

Dari ketiga pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan menyontek dalam pelaksanaan ujian adalah: mengambil jawaban soal-soal

ujian dari cara-cara yang tidak dibenarkan dalam tata tertib ujian, seperti: dari buku

catatan, hasil pemikiran temannya, dan media lain kemudian disalin ke dalam

11 M.Sobary, "Asal-usu! Plagiat", Kompas, (Jakarta), 28 Desember 1997, h. 2

12 Lili Sadili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Murid­murid SMA di Propinsi Jawa Baral", Laporan Penelitian, (Bandung: IKIP, 1993), h. 8, t.d.

13 Gronlound, NE., Measurement Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan, 1985), 5th ed., p. 440

Page 26: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

15

lembar jawaban ujiannya pada saat ujian berlangsung, seolah-olah jawaban itu

murni dari hasil pemikirannya sendiri.

2. Macam-Macam Teknik Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian

Menyontek dalam ujian sebenarnya bukan pekerjaan yang mudah untuk

dilakukan oleh pelajar/mahasiswa, karena diperlukan keberanian dan keahlian.

Maksud keahlian di sini, mempunyai teknik-teknik tertentu dalam menyontek supaya

• tidak sampai ketahuan pengawas ujian.

Teknik menyontek yang biasa dilakukan oleh para pelajar/mahasiswa pada

saat ujian itu bermacam-macam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua

Himpunan Psikologiwan lnggris, Stephen Newell dalam harian Kompas dari hasil

surveinya selama 2 tahun, yaitu: dari teknik yang sederhana sampai dengan teknik

yang modern. 14

Teknik yang sederhana di antaranya seperti: lirik kanan-kiri, membuat

catatan super mikro pada gulungan kertas yang terkadang dilet<?kkan dalam kotak

pensil atau di balik lipatan tissue sambil pura-pura menyeka keringat di kening,

sementara matanya sigap mencuri pandang pada contekan yang sudah

dipersiapkan. 15 Ada pula yang menulis catatan di paha, saling tukar lembar jawaban

ujian, tanya teman dengan bahasa isyarat atau bisik-bisik. 16 Bahkan merayu atau

melakukan pendekatan sejenis kepada pengawas ujian, misalnya dengan membagi

rokok. 17

14 Contekan dengan Teknologi Tinggi, Kompas, (Jakarta), 1 Mei 1995, h. 3

15 Ham, "Plagiarism itu Perilaku Maling?", Tren, XIV (September 2000), h. 4

16 Menyontek di Mata Siswa, Info Aktua/ Muda, 18, (Juli 1999), h. 3

17 Skripsi dan Nyontek, Kompas, (Jakarta), 31 Agustus 1996, h. 4

Page 27: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

16

Sedangkan teknik modern menggunakan peralatan teknologi, di antaranya

seperti: mencatat rumus dalam kalkulator18, menggunakan radio panggil: pager19

dan pena radio pengindera jauh. 20 Menurut Newell, seperti yang dikutip harian

Kompas, "menyontek dengan menggunakan peralatan berteknologi tinggi kini

memang sedang berkembang''.21

Menyontek dengan menggunakan pager, caranya sebagai berikut: teman

yang pintar keluar dulu, lalu mencari telepon umum, dari situ dia memberi pesan

jawaban. Pager diletakkan dibalik baju peserta, kemudian saat pager dibuka ada

semua jawaban yang di ujikan. 22

Sedangkan teknik menyontek yang menggunakan pena radio pengindera

jauh menurut Newell, ternyata telah dilakukan oleh lebih dari separuh mahasiswa

lnggris setelah mereka membentuk kelompok penyadap informasi di balai ujian,

dengan cara: bahan ujian dan jawaban ditransmisikan melalui pena radio

pengindera jauh. Kemudian, mereka yang sedang ujian menyempurnakan jawaban

agar sesuai dengan masukan dari luar tadi. 23

Sebenarnya, meskipun pelajar/mahasiswa yang menyontek tersebut berhasil

menjawab soal ujian dengan menggunakan teknik-teknik menyontek di atas tanpa ..

sepengetahuan pengawas, sangatlah keliru jika mereka yakin kalau tidak ada yang

18 Menyontek di Mata Siswa, Loe.cit.

19 Eddy Hasby, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Alat Menyontek", Kompas, (Jakarta), 8

Juli 1997

2° Contekan dengan Teknologi Tinggi, Loe.cit.

21 Ibid.

22 Eddy Hasby, Op.cit.

23 Contekan, Loe.cit.

Page 28: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

17

melihat perbuatannya tersebut. "Dalam konsep Islam, tiada ucapan, gelagat, denyut

niat dan rambut rontok sekalipun yang lepas dari malaikat pencatat kebaikan dan

keburukan. Jadi, sebagai orang yang beriman, mestinya yakin bahwa menyontek itu

sama saja dengan mengelabui diri sendiri juga dengan lain."24

"Perasaan selalu was-was, takut ketahuan orang lain di saat menyontek itu

merupakan tanda bahwa ia sedang berbuat dosa."25 Sebagaimana Rasulullah saw .

• bersabda:

,, ,, 4J ,,,., ,, 0 00

(~ olJ_;) ~\Ji d#-~ 01 ~ f) ~ ~ ::Jb- ~ ;.;~\) Dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang

lain dalam melakukan hal itu. (HR. Muslim)" 26

Allah berfirman kepada hamba-Nya untuk meninggalkan setiap perbuatan

dosa:

( \ '\ • : il...;':;/I)

"Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang bersembunyi. Sesungguhnya

orang-orang yang mengerjakan dosa kelak akan diberi pembalasan (pada hari

kiamat) disebabkan perbuatan mereka. "27

Kemudian setiap hambanya yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa,

Allah akan menjadikannya penghuni neraka yang kekal sebagaimana Firman-Nya:

24 Ham, Loe.cit.

25 Ibid.

26 Imam Nawawi, Hadis Arbain, ( t.t: Assaduddin Press, 1991), h. 37

27 Oepartemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV. Taha

Putra Semarang, 1989), h. 207

Page 29: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

18

./'

1@:: ~ c _;t51 ~\ ~)~ ,... .,,, ~ 0 ,..

.............., 0"···

" ... Barang siapa yang berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah

penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."28

3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Menyontek dalam

Pelaksanaan Ujian

Banyak pendapat yang mengemukakan kemungkinan-kemungkinan

penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian, di antaranya

sebagai berikut:

a. Menurut Sadili, penyebab utama dari pihak siswa ialah: kurang percaya

diri, berprinsip asal lulus, kurang jelas tujuan karena kekaburan cita-cita

melanjutkan sekolah, sehingga berani mengambil jalan pintas untuk lulus

tanpa belajar dengan cara menggantungkan diri pada orang lain yang

tekun belajar. Sedangkan penyebab dari luar siswa, yaitu situasi yang

memungkinkan untuk menyontek, sehingga para siswa berkesempatan

untuk memanfaatkan situasi tersebut dengan sebaik-baiknya. Pada siswa

ada istilah mengatur posisi strategis dan kesepakatan mehggunakan

kode-kode tertentu.29

b. Menurut S. Sukarji, beberapa penyebabnya adalah:

1. Tugas yang diberikan terlalu sulit

28 Ibid., h. 23

29 Lili Sadili, Loe.cit.

Page 30: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

19

2. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman

3. Murid-murid merasa tidak mampu dan kurang merasa aman di dalam situasi kelas tersebut.

4. Mendapatkan tekanan untuk memperoleh nilai yang baik atau takut gagal dalam pelajaran tersebut. 30

c. Menurut M. Sobary, penyebabnya adalah: selain karena kebiasaan buruk

yang telah tertanam sejak Sekolah Dasar, juga karena sikap acuh tak

acuh dosen pengawas ujian sehingga mernbuat mahasiswa yang

menyontek tidak merasa malu-malu. 31

d. Menurut Kathleen Kesson, ahli pendidik dari Goddard College,

sebagaimana yang dikemukakan Tabloid Bintang, penyebabnya adalah:

"Ketakutan mendapat nilai jelek yang muncul akibat rencana pendidikan

yang didasarkan ide, bahwa nilai terbaik adalah komoditi langka."32

e. Menurut salah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi, sebagaimana

yang dikutip dalam Harian Kompas, penyebabnya adalah dosen pengajar

yang jarang mau datang mengawasi ujian, sehingga terpaksa tugasnya

dilakukan oleh pengawas administrasi yang 'tidak ditakuti' mahasiswa,

dan sering diancam atau di bagi rokok untuk tutup mata. Di samping itu,

ketidaksigapan pengawas dalam mengawasi ujian yang hany9 duduk di

depan kelas terus menerus membaca buku atau koran tanpa sering-

sering keliling dan menegur mahasiswa yang berbuat macam-macam

30 S. Sukarji, Psiko/ogi Pendidikan dan Psikologi seko/ah, (Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 1990)

h. 101

31 M.Sobary, Op.cit., h. 2

32 Bila Menyontek jadi Kebiasaan Anak Anda, Bintang, 407 (Januari, 1999), h.22

Page 31: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

20

serta jarak peserta ujian yang terlalu dekat, padahal jarak seharusnya

minimal 1,5 meter. 33

f. Menurut A/ Gini, guru besar filsafat dari Loyola university dan editor

Business Ethics Quarterly sebagaimana yang diungkapkan tabloid

Bintang, penyebabnya adalah karena didorong rasa keharusan untuk

mampu bersaing mendapatkan posisi yang tinggi dalam masyarakat dan

sekolah yang hanya bisa dicapai dengan mendapatkan nilai yang

tertinggi. "Semakin tinggi berada dalam sebuah piramid semakin banyak

anak mengambil resiko untuk menyontek." 34

g. Menurut Rektor Universitas Jayabaya Jakarta, Achyani Atma Kusuma,

sebagaimana yang diungkapkan dalam Harian Pelita, penyebabnya

kemungkinan, karena bentuk tes obyektif, sehingga membuka peluang

bagi siswa untuk saling memberi kode jawaban. Namun, menurut Dekan

Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik universitas Nasional Jakarta (FISIP

UNAS), Muchlis Dasuki, kecenderungan siswa menyontek sewaktu

mengerjakan tes obyektif tergantung dari peranan pengawas dalam

pelaksanaan ujian. 35

" h. Menurut Anies SM. Basa/amah, peraturan yang diterapkan oleh lembaga

pendidikan, setting ruang belajar, pakaian yang dipakai mahasiswa,

relatif memberi andil buat menyulut kebiasaan nyontek, bahkan

mempengaruhi mahasiswa yang tidak biasa menyontek jadi ikut-ikutan

33 Skripsi dan Nyontek, Loe.cit.

34 Bila Menyontek Jadi Kebiasaan Anak Anda, Loe.cit.

35 Hapuskan budaya Nyontek, Loe.cit.

Page 32: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

21

menyontek. Sikap seorang guru kelas yang tidak tegas pun dapat

menyuburkan budaya nyontek. 35

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa secara garis

besar ada dua faktor kemungkinan penyebab timbulnya perilaku menyontek dalam

pelaksanaan ujian, yaitu: faktor penyebab internal (yang berasal dari dalam diri

mahasiswa) dan eksternal (yang berasal dari luar diri mahasiswa). Adapun faktor •

penyebab internal meliputi:

a. Rasa kurang percaya diri

b. Berprinsip asal lulus karena kekaburan cita-cita dalam melanjutkan sekolah

c. Malas belajar

d. Terlalu menekankan pada nilai dan kurang menekankan pada pemahaman

e. Takut gagal dalam pelajaran

f. Kebiasaan buruk

g. ketakutan mendapat nilai jelek

Sedangkan faktor penyebab eksternal meliputi:

a. Situasi yang memungkinkan untuk menyontek

b. Tugas yang diberikan terlalu sulit

c. Adanya tekanan untuk memperoleh nilai yang bagus

d. Pengawas ujian yang tidak berfungsi dengan baik

e. Jarak peserta ujian yang terlalu dekat

f. Rasa bersaing untuk mendapatkan posisi tinggi

35 Ham, Loe.cit.

Page 33: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

22

g. Pengaruh teman

h. peraturan yang diterapkan lembaga pendidikan.

i. Bentuk tes obyektif

B. Gambaran Umum Tentang Ujian Semester di Perguruan Tinggi

1. Penilaian Hasil Belajar di Perguruan Tinggi •

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar sekaligus merangsang

kegiatan belajar para mahasiswa di perguruan tinggi, dalam setiap proses belajar

mengajarnya selalu disertai dengan penilaian. Adapun komponen-komponen yang

dinilai terdiri dari kehadiran, pekerjaan rumah, partisipasi diskusi kelas atau seminar,

penulisan makalah, dan ujian semester .

"Masing-masing komponen dinilai dengan bobot tertentu."36 Bila nilai formatif

(test formatif, tugas-tugas makalah, pre sensi) hanya berbobot kecil, yaitu antara

10-30 %, ujian semester memiliki bobot cukup tinggi, untuk ujian tengah semester

(UTS) 30 % dan untuk ujian akhir semester (UAS) antara 40-60 %. Angka ini dibuat

dalam bentuk rentangan agar setiap dosen dapat menemukan bobot sesuai dengan

sifat dan atau jumlah mahasiswa yang ditentukan untuk ketiga kelompok komponen

tersebut yang harus mencapai 100 %.

Dari rentangan itu, dosen dapat menentukan nilai dengan variasi:

36 Departemen Agama Republik Indonesia, Buku Pedoman JAIN Syarif HidayafuHah, (Jakarta: IAIN Jakarta, 1996), Cet. ke- 13, h.23

Page 34: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

23

Tabel 1

Variasi Nilai

Alternatif Formatif UTS UAS

Pertama 1 3 6

Kedua 2 3 5

Ketiga 3 3 4

Selanjutnya, Nilai akhir (NA) keberhasilan belajar mahasiswa dapat diketahui

dengan menghitung komponen penilaian sesuai dengan bobotnya masing-masing.

Dari uraian di alas, dapat diketahui bahwa nilai ujian semester berkedudukan cukup

tinggi dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan

tinggi dalam suatu semester.

2. Pengertian, Fungsi, Waktu Pelaksanaan dan Bentuk Ujian Semester

a. Pengertian Ujian Semester

Ujian semester adalah ujian yang dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan

studi mahasiswa pada tiap mata kuliah baik di tengah maupun di akhir semester.38

b. Fungsi Ujian Semester

Adapun fungsi Ujian semester diadakan, di antaranya sebagai berikut:

1) untuk kepentingan diagnosis kesulitan belajar mahasiswa

2) untuk mengetahui kemajuan studi mahasiswa dalam tengah dan satu

semester pada setiap mata kuliah

38 Oemar Hamalik, Manajemen Be/ajar di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru, 1991), cet.

Ke-1, h. 150

Page 35: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

. 24

3) memberikan balikan kepada dosen terhadap sistem penyampaiannya

4) menyediakan informasi untuk kepentingan pengajaran remedial dasar

dalam menentukan besarnya satuan kredit yang dapat diambil oleh

mahasiswa untuk semester berikutnya berdasarkan perhitungan indeks

prestasi. 39

c. Waktu Pelaksanaan Ujian Semester

Ujian semester dilihat dari segi waktu pelaksanaan, biasa diadakan dua kali

dalam satu semester, pertama pada waktu tengah semester (kira-kira 2 bulan

pertama = 8 x pertemuan) untuk tiap mata kuliah, yang disebut juga dengan UTS

(Ujian Tengah Semester). Kedua, pada akhir semester (6 bulan terakhir) untuk tiap

mata kuliah, yang disebut juga dengan UAS (Ujian Akhir Semester). Sedangkan

mengenai pengaturan waktu pelaksanaannya secara pasti diserahkan menurut

kebijakan fakultas. 40

d. Bentuk Ujian Semester

"Ujian dapat diselenggarakan secara tulis, lisan, praktikum, penulisan

makalah, penugasan lain dan atau gabungan." 41

Ujian semester ini pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk ujian tertulis. Dalam ujian ini mahasiswa diberi selembar soal ujian dan juga,Jembaran untuk menjawab soal/lembaran jawaban. Bentuk instrumen yang digunakan adalah bentuk tes obyektif, atau tes bentuk essay, atau campuran dari kedua bentuk tadi, yakni sejumlah soal disajikan dalam bentuk tes objektif dan sebagian lagi dalam bentuk soal essay. 42

39 Ibid.

40 Ibid.

41 Pedoman Akademik Tahun 2001 JAIN Syarif Hidayatullah, ( Jakarta: IAIN Jakarta Press,

2001) h. 30

42 Op. cit., h. 158

Page 36: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi
Page 37: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

BAB Ill

METODOLOG! PENEL!TIAN

A. Manfaat Penelitian

Dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian, diharapkan selain berguna

sebagai bahan masukan atau kebijakan bagi para dosen dan pihak fakultas dalam

mengatasi perilaku menyontek mahasiswa pada saat ujian, juga dapat berguna bagi

para peneliti selanjutnya sebagai bahan kepustakaan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta yang

diselenggarakan pada awal semester genap tahun ajaran 2002/2003.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah: "semua individu yang dijadikan sumber pengambilan

sampel."1 Adapun yang menjadi obyek populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta baik pria/wanita, yang berasal dari ,

angkatan 1998-2000 (duduk pada semester 4,6, 8) dari 4 jurusan, yaitu: PAI, Kl,

PBA dan Tadris.

Dari data statistik bagian akademik tahun 2001/2002, dapat diketahui, bahwa

jumlah mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta angkatan 1998-2000 adalah

sebanyak 1592 orang, dengan perincian sebagai berikut:

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelffian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1991), h. 18

25

Page 38: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

26

Tabel 2

Jumlah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Angkatan 1998-2000

JURUSAN/JENIS KELAMIN

l\NGKATAN PAI PBA Kl TADRIS JML

L p JML L p JML L p JML L p JML

1998 72 125 197 29 35 64 19 22 41 44 66 110

1999 69 146 215 35 44 79 27 51 • 78 61 106 167 1592

2000 94 134 228 42 40 82 63 109 172 57 102 159

JML 237 407 640 108 84 225 225 182 291 162 274 436

Sedangkan sampel adalah: "sebagian dari individu yang menjadi obyek

penelitian."2 sampel dalam penelitian ini adalah beberapa mahasiswa fakultas

Tarbiyah jurusan PAI, Kl, PBA dan Tadris angkatan 1998-2000 yang dipilih dengan

teknik probability samples melalui stratifikasi random, yaitu pengambilan sampel dari

setiap strafikasi (masing-masing jurusan) sebanyak 10% secara acak. Sehingga

jumlah sampel secara keseluruhan berjumlah 10 % atau sebanyak 160 orang dari

jumlah populasi sebenarnya 1592 orang, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel3

Jumlah pengambilan sampel

JURUSAN/JENIS KELAMIN

' ANGKATAN PAI PBA Kl TADRIS JML

L p JML L p JML L p JML L p JML

1998 7 13 20 3 4 7 2 2 4 4 7 11

1999 7 15 22 4 4 8 3 5 8 6 11 17 160

2000 9 13 22 4 4 8 6 11 17 6 10 16

JML 23 41 64 11 12 23 11 18 29 16 28 44

2 /bid.

Page 39: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

27

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk mencari penyebab dan solusi

perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah

IAIN Jakarta, adalah metode penelitian eksploratif (penjajagan), yaitu: "metode yang

dilakukan untuk mengetahui sebab musabab terjadinya sesuatu."3 Atau, metode

penelitian yang bertujuan untuk lebih mengenal/memperoleh pandangan baru

tentang suatu gejala, yang seringkali dapat merumuskan masalah penelitian dengan

lebih tepat, atau untuk dapat merumuskan hipotesis, dan tekanan utamanya adalah

untuk menemukan ide (gagasan) atau pandangan. 4 Singkatnya, "metode yang

bertujuan untuk menemukan titik tolak yang kemudian dirumuskan sebagai

hipotesis."5

Penelitian eksploratif ini, bersifat terbuka, masih mencari-cari. Pengetahuan

peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan

studi deskriptif. 6

Untuk data yang obyektif, penulis menggunakan beberapa penelitian, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Library research), yaitu: penelitian yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku yang ada

relevansinya dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. "

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,__(Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Get. Ke-10, h. 8

4 lrawan Soehartono, Metode Penelitian Sosia/, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Get. ke-3, h. 33

5 Jacob Vredenbergt, Pengantar Metodologi untuk llmu-ilmu Empiris, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 18

6 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (Ed.), Metode Pene/itian Survai, (Jakarta, LP3ES, 1989), h. 4

Page 40: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

28

2. Penelitian lapangan (Field research), yaitu: penelitian untuk memperoleh data­

data lapangan dengan cara penyebaran angket kepada responden (mahasiswa

Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta) dari 4 Jurusan yaitu: PAI, PBA, Kl dan Tadris

yang berasal dari angkatan 1998-2000 (duduk pada semester 4,6,8) dengan

pengambilan sampel sebanyak 1 O % atau sekitar 160 responden dari jumlah

populasi sebenarnya, yaitu: 1592 mahasiswa. serta wawancara langsung

kepada pihak yang terkait dalam penelitian ini, ,yaitu: Drs.Rahmat selaku

Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah, guna mendapatkan data-data yang otentik.

Adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Angket

Angket adalah: "sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal

yang ia ketahui."7

Angket ini berisi aspek identitas serta daftar pertanyaan yang berhubungan

dengan perilaku menyontek, penyebab dan solusinya. Bentuk angket yang

digunakan adalah angket yang bersifat tertutup Uawaban telah ditentukan atau

pilihan ganda), yaitu sebanyak 10 pertanyaan.

Sedangkan teknik penyebaran angket dilakukan secara langsung dengan

menggunakan teknik penarikan probability samples melalui stratifikasl random

kepada 160 mahasiswa fakultas Tarbiyah atau sekitar 10 % dari jumlah populasi

sebenarnya sebanyak 1592 mahasiswa, dengan perincian: mahasiswa jurusan PAI

sebanyak 64 orang, jurusan PBA sebanyak 23 orang, Kl sebanyak 29 orang, dan

Tadris sebanyak 44 orang. (lihat kembali tabel 3, h. 26)

'Suharsimi Arikunto, Prosedur Pene/ftian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet.ke-10, h. 139 ·

Page 41: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

29

Angket ini disebarkan dengan cara door to door, artinya mahasiswa Fakultas

Tarbiyah dari keempat jurusan yang dijadikan sampel penelitian ini, didatangi

secara langsung. Setelah itu, penulis meminta responden untuk mengisi angket

tersebut, lalu dikumpulkan kembali untuk dianalisa.

b. Wawancara

Wawancara adalah: "suatu teknik pengumpulan data dengan jalan •

mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan

dengan dialog (tanya- jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung."8

Adapun instrumen wawancara berisi dua buah pertanyaan yang sebelumnya

telah penulis buat dalam daftar pertanyaan untuk mendapatkan data-data: pertama,

mengenai gambaran teknik pelaksanaan ujian semester (UTS dan UAS) di Fakultas

Tarbiyah, yang dilihat dari segi: pengawasan, tata-tertib, sanksi, pengaturan

ruangan, penilaian, fungsi dan waktu pelaksanaan. kedua, gambaran umum tentang

perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian semester di F akultas Tarbiyah, dengan

rincian: ada/tidaknya laporan mahasiswa yang menyontek, tindak lanjut pihak

Fakultas Tarbiyah mengenai mahasiswa yang tertangkap basah menyontek,

kendala-kendala yang dihadapi dalam mengatasinya, serta pendapat pribadi dari

interviewee.

Sedangkan teknik wawancara, penulis lakukan secara langsung dengan

mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada Kasubag Umum Fakulfas

Tarbiyah, yaitu: Ors. Rahmat. Tentunya, setelah mengadakan janji terlebih dahulu

untuk mengadakan wawancara tersebut guna melengkapi penelitian ini.

8 I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah: Guidance dan Counseling, (Bandung: CV. llmu, 1975), h. 50

Page 42: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

30

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data didapat dari setiap pertanyaan angket, penulis mengolah data

dengan cara mengklasifikasikan data yang terdiri dari aneka ragam jawaban ke

dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan sub-sub permasalahan yang dibuat

dalam bentuk tabel. Kemudian data tersebut dianalisa dan diinterpretasikan untuk

menemukan suatu struktur yang bermanfaat dalam rangka pembentukan hipotesis-

hipotesis.

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisa data

kuantitatif melalui distribusi frekwensi dengan persentasi. Adapun rumusnya:

F P = - X 100 %, dengan ketentuan sebagai berikut:

N

P = angka persentasi

F = frekwensi yang sedang dicari persentas i nya

N = number of cases Qumlah frekwensi/banyaknya individu"9

9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. ke-16, h. 40-41

Page 43: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi
Page 44: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

A. Deskripsi Hasil Penelitian

BABIV

HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas Tarbiyah

a. Teknik Pelaksanaan Ujian Semester (UTS dan UAS)

1). Pengawasan ujian

Baik UTS maupun UAS, pengawasannya untuk saat ini peraturannya harus

dilakukan langsung oleh masing-masing dosen yang mengajar pada mata kuliah

yang diujikan. Selain hal tersebut dianggap sebagai satu paket dengan perkuliahan,

juga supaya kualitas pelaksanaan ujian lebih bagus, karena dosen yang

bersangkutan akan mengetahui persis keadaan mahasiswa yang sesungguhnya,

sedangkan bila diawasi oleh karyawan terkadang diremehkan oleh mahasiswa,

terutama yang duduk di semester 4 ke atas.

Karyawan dapat dijadikan pengawas ujian hanya sebagai alternatif, yaitu bila

dosen yang bersangkutan berhalangan hadir karena ada sesuatu hal. Ada pun

jumlah pengawas yang ditetapkan tiap kelas yaitu sebanyak 1 ora,ng, bahkan tidak

menutup kemungkinan, seorang dosen mengawas sebanyak dua kelas, untuk mata

kuliah yang diujikan. Karena banyaknya jumlah peserta ujian.

2). Tata-tertib pelaksanaan ujian dan sanksi pelanggaran

Selama masa ujian berlangsung, seluruh mahasiswa fakultas Tarbiyah

diwajibkan untuk mematuhi tata-tertib ujian yang berlaku, di antaranya sebagai

berikut:

31

Page 45: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

32

a) Pakaian harus sopan dan rapi (tidak boleh berkaos oblong) serta

tidak boleh mengenakan sandal.

b) Hadir tepat waktu.

c) Sebelum ujian dimulai, baik buku maupun catatan, tidak

diperkenankan berada di dalam kelas, melainkan harus

dikumpulkan di luar kelas. Juga dilarang menanyakan jawaban •

kepada sesama peserta ujian, kecuali menanyakan ketidakjelasan

soal ujian, itu pun harus kepada pengawas/dosen yang

bersangkutan.

d) Mahasiswa dilarang mengikuti ujian semester, bila tatap muka

selama perkuliahan kurang dari 75 %. (lihat lampiran)

Bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian, maka dikenakan

sanksi berupa teguran/peringatan secara bertahap, baik secara lisan maupun

tulisan, supaya keluar dari ruangan dan dilarang untuk mengikuti ujian. Namun untuk

menerapkan sanksi yang telah diberlakukan, pada pelaksanaannya diserahkan

sepenuhnya kepada dosen yang mengawas.

3). Pengaturan Ruang Ujian

Ruang ujian penempatannya di ruangan kuliah masing-masing. Untuk

pengaturan tempat duduk, tiap kelasnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa

yang standamya 30-40 orang, dan jarak kursi yang direnggangkan. Ada kebebasan

bagi mahasiswa untuk menentukan posisi duduk/bangku, karena memang tidak

diadakan penomoran peserta secara khusus dalam ujian semester.

Page 46: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

33

4). Fungsi dan penilaian ujian

Fungsi ujian semester adalah sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat

keberhasilan mahasiswa pada tengah dan akhir semester yang penilaiannya,

sepenuhnya diserahkan kepada dosen yang bersangkutan.

5). Waktu Pelaksanaan Ujian

Waktu pelaksanaan UTS dan UAS secara umum, ketentuannya sama-sama

mengikuti kalender akademik institut yang telah ditetapkan. Secara khusus, UTS

dilaksanakan pada jam kuliah masing-masing. Sedangkan pelaksanaan UAS

terdapat ketentuan sebagai berikut: bila jadwal kuliahnya terletak pada jam ganjil

uam ke-1, 3, atau 5) maka ujiannya dilaksanakan pada minggu pertama dari waktu

UAS yang telah ditetapkan kalender akademik. Bila jadwal kuliahnya terletak pada

jam genap uam ke-2, 4) maka ujiannya dilaksanakan pada minggu kedua dari waktu

UAS yang telah ditetapkan pada kalender akademik. (lihat lampiran)

b. Perilaku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian Semester di Fakultas

Tarbiyah: Kenyataan, penyebab, kendala, dan solusinya

Dalam ruang ujian, pada kenyataannya banyak dijumpai perilaku menyontek

mahasiswa. Adapun laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian .•

semester secara khusus, terdapat pada pengawas dari dosen dan juga pada

pengawas dari karyawan yang ditulis pada berita acara.

Penyebab mahasiswa yang menyontek ketika ujian, menurut Ors. Rahmat,

tiada lain disebabkan oleh mental/kebiasaan buruk menyontek mahasiswa yang

sudah agak susah untuk dihilangkan, terlebih dengan adanya kesempatan besar

untuk menyontek atau aturan pelaksanaan ujian yang terkesan longgar.

Page 47: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

34

Bila ada mahasiswa yang tertangkap basah menyontek, maka akan

ditindaklanjuti dengan pemberlakuan sanksi yang diserahkan sepenuhnya kepada

masing-masing dosen yang mengawas dalam ujian, dengan sanksi-sanksi baik

berupa teguran, pengurangan nilai, maupun tidak diluluskan dalam mata kuliah yang

diujikan (sebagai sanksi terberat)

Kendala-kendala yang dihadapi pihak Fakultas Tarbiyah dalam menangani

perilaku menyontek mahasiswa, di antaranya sebagai berikut:

1) Jumlah mahasiswa terlampau banyak. Padahal, ruang u~an idealnya

ditempati maksimal 25 - 30 orang.

2) Sistem pengawasan kurang ketat, baik pengawas dari dosen maupun

pengawas dari karyawan ada yang mempunyai toleransi tinggi..

3) Sikap disiplin mahasiswa yang dari awal tidak bisa ditegakkan untuk

mematuhi tata tertib, dan mental mahasiswa yang memang sudah

terbiasa menyontek (tidak takut pada sanksi).

Rencana pihak Fakultas Tarbiyah selanjutnya dalam menangani perilaku

menyontek dalam pelaksanaan ujian, yaitu dengan mencoba memperbaiki mental

dan menegakkan disiplin mahasiswa melalui aturan-aturan yang telah ditetapkan

dengan tidak memberikan toleransi yang berlebihan kepada mahasiswa yang

melanggar tata tertib ujian (khususnya menyontek). 1

2. Gambaran Umum Responden

Seperti yang telah dikemukakan pada bab Ill, bahwa yang menjadi

responden penelitian skripsi ini adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah JAIN Jakarta,

1 Ors. Rahmat, Ka.Subag Umum Fakultas Tarbiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta, 12 Juni 2002

Page 48: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

35

dari 4 jurusan, yaitu: PAI, PBA, Kl dan Tadris yang berasal dari angkatan 98, 99,

2000 (duduk pada semester 4, 6, 8).

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability

samples secara random, yaitu pengambilan unsur sampel secara acak sebanyak

160 orang atau sekitar 10 % dari 1592 jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah

angkatan 1998-2000.

Mengenai gambaran tentang responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam tabel-tabel persentasi berikut ini:

1. Jenis Kelamin responden

a.

b.

Tabel4

Jenis kelamin

Alternatif jawaban

Pria

Wanita

Jumlah

F p

61 38,125 %

99 61,875 %

160 100 %

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel penelitian yang

adalah mahasiswi, yaitu sebanyak 99 orang atau 61,875 % dan mahasiswa

sebanyak 61 orang atau 38, 125 % dari 160 sampel penelitian.

Hal tersebut wajar, karena mahasiswa Fakultas Tarbiyah pada angkatan

1998-2000 kebanyakan didominasi oleh wanita.

Page 49: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

2. Tingkat semester kuliah responden

a.

b.

c.

Tabel5

Tingkat semester

Alternatif jawaban

Semester4

Semester6

Semester 8

Jumlah

36

F p

42 26,25 %

55 I 34,375%

63 39,375%

160 100 %

Dari data di atas dapat dilihat sampel penelitian hampir merata menurut

tingkat semester, yaitu: mahasiswa semester 8 sebanyak 63 orang atau 39,375 %,

mahasiswa semester 6 sebanyak 55 orang atau 34,375 %, dan mahasiswa

semester 4 sebanyak 42 orang atau 26,25 % dari 160 sampel penelitian.

3.Jurusan kuliah responden

a. PAI

b. PBA

c. Kl

d. Tadris

Tabel6

Jurusan kuliah

Alternatif jawaban

Jumlah

F p

64 40%

23 14,375 %

29 18,125 %

44 27,5%

160 100%

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian berasal

dari jurusan PAI, yaitu sebanyak 64 orang atau 40%, dan dari jurusan Tadris

sebanyak 44 orang atau 27,5 %. Sedangkan yang berasal dari jurusan Kl sebanyak

29 orang atau 18, 125 %, sisanya jurusan PBA sebanyak 23 orang atau

9,375 %.dari 160 sampel penelitian.

Page 50: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

37

Sampel penelitian kebanyakan berasal dari jurusan PAI, hal tersebut wajar,

karena jumlah mahasiswa jurusan PAI yang sebenamya memang paling banyak

dibandingkan dengan jurusan lain.

4. Usia Responden

Tabel7

Usia

Alternatif jawaban

a. :> 20 tahun

b. 21-24 tahun

Jumlah

• F p

54 33,75%

106 66,25%

160 100 %

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel penelitian

berusia 21-24 tahun, yaitu sebanyak 106 orang atau 66,25 %, sedangkan yang

berusia :> 20 tahun hanya sebagian kecil, yaitu sebanyak 54 orang atau 33,75 % dari

160 sampel penelitian.

5. IPK terakhir responden

Tabel8

IPK terakhir

Alternatif jawaban

a. 2.00-2.50

b. 2.51-2.99

c. 3.00 ke atas

Jumlah

F p

2 1,25 %,

53 33,125 %

105 65,625 %

160 100 %

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel penelitian yang

memiliki IPK terakhir 3 ke atas yaitu sebanyak 105 orang atau 66,625 %.

Sedangkan yang memiliki IPK terakhir 2.51-2.99 hanya 53 orang atau 33, 125 %.

Page 51: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

38

Sisanya, hanya sebagian kecil atau 2 orang atau 1,25 % yang memiliki IPK terakhir

2.00 -2.50 dari 160 sampel penelitian.

B. Penyajian Data Penelitian

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

penyebaran angket, untuk memperoleh data perilaku menyontek dalam pelaksanaan

ujian yang ditinjau dari segi penyebab dan solusinya.

Angket ini disusun berdasarkan dimensi dan indikator dari variabel yang

diteliti, yaitu: pertama, pengetahuan tentang perilaku menyontek mahasiswa dalam

pelaksanaan ujian yang meliputi: pengertian menyontek, jumlah mahasiswa yang

menyontek, frekwensi menyontek mahasiswa, teknik menyontek mahasiswa, berikut

alasannya, dan perasaan mahasiswa ketika menyontek. Kedua, pengetahuan

tentang penyebab mahasiswa menyontek ketika ujian, meliputi: penyebab internal

dan eksternal mahasiswa menyontek, serta penyebab utama mahasiswa menyontek.

Ketiga, pengetahuan tentang cara mengatasi perilaku menyontek mahasiswa ketika

ujian, yang meliputi: solusi dari penyebab internal dan ekstemal mahasiswa

menyontek secara umum dan solusi yang tepat mengatasi penyebab secara

keseluruhan.

Angket ini selain berisi 5 pertanyaan tentang aspek identitas responden, juga

berisi 1 O pertanyaan yang bersifat tertutup, yang terdiri dari: 6 pertanyaan yang

berkaitan dengan aspek perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian, 2

pertanyaan yang berkaitan dengan aspek penyebab mahasiswa menyontek dalam

Page 52: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

39

pelaksanaan ujian dan 2 pertanyaan yang berkaitan dengan aspek cara mengatasi

perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian.

Pembahasan mengenai hasil angket dalam bentuk label prosentase dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang Perilaku Menyontek

Tabel9 . Pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian

Jawaban F

a. Proses memindahkan/ menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari bL1ku, teman atau 102 media lain ke dalam lembar jawaban sendiri.

b. Perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif, 16 menyimpang dan tidak diperbolehkan dalam tata tertib ujian.

c. usaha mencari jawaban ujian melalui

1 bantuan ( catatan, teman dll.) sehingga 19 mempengaruhi jawaban yang seharusnya mumi dari diri sendiri.

d. suatu upaya agar lolos dari nilai c a tau untuk 3 mendapat nilai bagus.

e. Membuka catatan/buku dan menyalinnya ke 15 dalam kertas ujian dengan sembunyi­sembunyi

f. Usaha terakhir yang terpaksa dilakukan dalam menjawab soal 5

Jumlah 160

p

63,75%

10 %

11,875 %

1,875%

9,375 %

·' 3,125 %

100%

Dari label di alas diketahui bahwa 63, 75 % responden berpendapat bahwa

menyonlek dalam pelaksanaan ujian sama dengan proses memindahkan/menyalin/

meniru jawaban (lulisan) dari buku, teman atau media lainnya ke dalam lembar

jawaban ujian sendiri. 11,875% responden berpendapat menyontek adalah usaha

Page 53: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

40

mencari jawaban ujian melalui bantuan (catatan, teman, di!) sehingga

mempengaruhi jawaban yang seharusnya murni dari diri sendiri. 10 % responden

berpendapat menyontek adalah perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif, menyimpang

dan tidak diperbolehkan dalam tata tertib ujian. 9,375 % responden berpendapat

menyontek adalah membuka buku catatan/bukw dan menyalinnya ke dalam kertas

ujian dengan sembunyi-sembunyi. 3, 125 % responden berpendapat menyontek

adalah usaha terakhir yang terpaksa dilakukan dalam menjawab seal. Sisanya,

1,875 % responden berpendapat menyontek adalah suatu upaya agar lolos dari

nilai c atau untuk mendapat nilai bagus.

Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Tarbiyah

mengetahui apa itu menyontek dalam pelaksanaan ujian, serta mengetahui

buruknya perbuatan tersebut.

Tabet 10

Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang menyontek ketika ujian

Alternatif jawaban F p

a. sedikit 26 16,25 %

b. cukup banyak 66 41,25%

c. banyak 59 36,875 %

d. banyak sekali 9 5,625 %'

Jumlah 160 100%

Dari label di alas diketahui bahwa 41,25 % responden menyatakan cukup

banyak mahasiswa fakultas Tarbiyah diperkirakan menyontek ketika ujian, 36,875 %

responden menyatakan banyak. 16,25 % responden menyatakan sedikit, sisanya

hanya 5,625 % responden yang menyatakan banyak sekali mahasiswa fakultas

Tarbiyah diperkirakan menyontek ketika ujian.

Page 54: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

41

Dengan demikian, kebanyakan responden mengemukakan bahwa

mahasiswa fakultas Tarbiyah, baik jurusan Kl, PAI, PBA, maupun tadris, cukup

banyak yang menyontek ketika ujian.

Tabet 11

Jumlah mahasiswa sekelas yang menyontek ketika ujian

Alternatif jawaban F p

a. sedikit 58 36,25 % . b. cukup banyak 62 38,75 %

c. banyak 34 21,25% I d. banyak sekali 6 3,75 %

Jumlah 160 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 38,75 % responden menyatakan cukup

banyak mahasiswa sekelasnya diperkirakan menyontek. 36,25% responden

menyatakan sedikit. 21,25 % responden menyatakan banyak. Sisanya hanya

3,75 % responden yang menyatakan banyak sekali mahasiswa sekelasnya yang

menyontek ketika ujian.

Dengan demikian kebanyakan responden mengemukakan bahwa

mahasiswa sekelasnya pun hampir sebagian menyontek ketika ujian.

Tabel12

Tingkat keseringan mahasiswa menyontek ketika ujian ·'

Altematif Jawaban F p

a. tidak pernah 0 0%

b. hampir tidak pernah 36 22,5%

c. jarang 92 53%

d. cukup sering 23 14,375 %

e. hampir sering 6 3,75 %

f. selalu 3 1,875 %

Jumlah 160 100%

Page 55: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

42

Dari tabel di atas diketahui bahwa 57,5 % responden menyatakan mereka

jarang menyontek. Biasanya mereka menyontek bila dalam keadaan

terdesak/keterpaksaan. Seperti, karena soal sulit atau tidak tahu jawabannya sama

sekali. 22,5 % responden menyatakan mereka hampir tidak pernah menyontek.

Biasanya mereka menyontek juga bila dalam keadaan terjepit atau hanya lupa

sedikit jawabannya. 14,375 % responden menyatakan mereka cukup sering

menyontek. !tu disebabkan mereka telah terbiasa mengandalkan jawaban hasil

contekan dan tidak percaya terhadap jawaban sendiri. Sedangkan yang menjawab

hampir sering menyontek 3,75 % dan selalu menyontek 1,875 %. Hal tersebut

disebabkan menyontek telah mereka jadikan kebiasaan buruk dari masa sekolah

hingga terbawa sampai mereka duduk di bangku kuliah dan sulit dilepaskan.

Sisanya, o % responden yang menyatakan tidak pemah menyontek ketika ujian

sama sekali.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh responden atau 100 %

responden secara tidak langsung menyatakan pemah menyontek. Meskipun

frekwensinya berbeda, ada yang hampir tidak pernah, cukup sering, hampir sering,

selalu dan mayoritas menyatakan jarang.

Page 56: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

43

Tabel 13

Teknik menyontek yang paling sering digunakan mahasiswa

Jawaban F p

a. menanyakan jawaban ujian langsung kepada 73 45,625 % teman

b. bekerjasama dengan dua/lebih teman dalam 10 6,25 % mengerjakan soal ujian selama ujian berlangsung

c. melirik lembar jawaban ujian teman . 29 18,125 %

d. membuka buku/ catatan saat ujian 20 12,5 %

e. membuat dan menggunakan kertas catatan 6 3, 75%

f. menyalin jawaban teman dengan 19 11,875 % sepengetahuan mereka

g. memilih posisi duduk yang baik sebelum ujian 3 1,875 %

' agar dapat kemudahan untuk menyontek

Jumlah 160 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 45,625 % responden menyatakan teknik

menyontek yang paling sering mereka gunakan adalah menanyakan jawaban ujian

langsung kepada teman. 18,125 % responden masing-masing menyatakan melirik

lembar jawaban ujian teman. 12,5 % responden menyatakan membuka

buku/catatan saat ujian. 11,875 % responden menyatakan menyalin jaVfaban teman

dengan sepengetahuan mereka. 6,25 % responden menyatakan bekerjasama

dengan dua/lebih teman dalam mengerjakan soal ujian selama ujian berlangsung.

3,75 % responden menyatakan membuat dan menggunakan kertas catatan. Sisanya,

1, 875 % responden menyatakan memilih posisi duduk yang baik sebelum ujian agar

dapat kemudahan untuk menyontek.

Page 57: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

44

Dengan demikian ada 7 teknik menyontek yang paling sering digunakan

mahasiswa fakultas Tarbiyah pada saat ujian, dan hampir sebagian menggunakan

teknik menyontek yang sangat sederhana, yaitu: menanyakan jawaban ujian

langsung kepada teman.

Tabel 14

Alasan mahasiswa menggunakan teknik menyontek tersebut

Jawaban F p

a. mudah/praktis 80 50%

b. resiko ketahuan sedikitiaman 56 35%

c. hasilnya memuaskan/valid 14 8,75 %

d. hanya lupa jawaban sedikit 5 3,125 %

e. jawaban dapat disaring lagi sesuai pemikiran 5 3,125%

' sendiri

! Jumlah 160 100 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa 50 % responden menyatakan alasan

mereka menggunakan teknik menyontek tersebut karena mudah/praktis. 35 %

responden beralasan resiko ketahuan sedikit/aman. 8,75 % responden beralasan

hasilnya memuaskan/valid. 3, 125 % responden pertama, beralasan hanya lupa ..

jawaban sedikit dan 3,125 % responden kedua beralasan jawaban dapat disaring

lagi sesuai dengan pemikiran sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah

menggunakan salah satu dari ketujuh teknik menyontek di atas dengan alasan

mudah/praktis dilakukan tanpa perlu bersusah payah.

Page 58: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

45

Tabel 15

Perasaan Mahasiswa ketika menyontek

Alternatif Jawaban F p

a. was-was /ketakutan 107 66,875%

. b. biasa saja 30 18,75 %

c. merasa bersalah/berdosa 11 6,875 % .

d. merasa malu 6 3,75%

e. kadang biasa/kadang ketakutan 6 3,75%

Jumlah 160 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 66,875 % responden menyatakan ada

perasaan was-was/ketakutan ketika menyontek. 18,75 % responden menyatakan

biasa saja. 6,875 % responden menyatakan merasa bersalah/berdosa. 3,75 %

responden pertama menyatakan merasa malu. 3, 75 % responden kedua kadang

merasa biasa kadang ketakutan ketika menyontek.

Dengan demikian, sebagian besar responden sebenamya mengetahui

dengan pasti buruknya perbuatan yang sedang dilakukan, akibatnya dihantui rasa

was-was/ ketakutan ketika menyontek.

Page 59: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

46

2. Pengetahuan tentang Penyebab mahasiswa menyontek ketika ujian

Tabel16

Penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian

Jawaban F p

a. malas belajar sehingga tidak siap ujian 75 46,875 %

b. kebiasaan buruk 13 8,125

c. terobsesi nilai tinggi . 18 11,25

d. kurang percaya diri 42 26,25 %

e. Kondisi badan tidak fit (sehat) 8 5%

f. Ketakutan mendapat nilai jelek 4 2,5%

Jumlah 160 100 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa 46,875 % responden menyatakan

penyebab internal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah malas belajar. Akibat

malas belajar akhirnya banyak mahasiswa yang tidak siap menghadapi ujian. Hal itu

karena banyaknya bahan kuliah yang mesti dipelajari, akhirnya mereka memilih jalan

menyontek untuk menjawab soal-soal ujian. 26,25 % responden menyatakan

penyebabnya adalah kurang rasa percaya diri. Ragu-ragu dalam menjawab soal-

soal ujian, tidak yakin dengan jawaban sendiri sehingga mengandalkan jawaban dari .•

contekan. 11,25 % responden menyatakan penyebabnya adalah terobsesi nilai

tinggi. Dengan nilai tinggi, mereka akan dianggap pintar, kemudian disegani dan

mendapatkan posisi yang layak di antara teman-temannya. Selain itu, dengan nilai

tinggi diharapkan mereka dengan cepat memperoleh pekerjaan setelah lulus

nantinya.

Page 60: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

47

8, 125 % responden menyatakan penyebabnya adalah kebiasaan buruk yang

sukar dihilangkan. Mereka telah biasa di cap tukang nyontek, karena memang

setiap ujian selalu menyontek. 5 % responden menyatakan penyebabnya adalah

kondisi badan yang sedang tidak fit (kurang sehat). Dalam keadaan kepala pusing

atau flu membuat konsentrasi mereka dalam mengerjakan soal ujian menjadi buyar,

sehingga mereka merasa tidak mampu menjawab soalxlan akhimya mereka memilih

jalan untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebabnya adalah

ketakutan mendapat nilai jelek. Bila mereka mendapat nilai jelek, maka resikonya

mereka tidak akan lulus dalam mata kuliah yang diujikan. Akhimya, menyontek

dijadikan alternatif terakhir untuk menjawab soal.

Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan bahwa penyebab

internal mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek adalah malas belajar.

Tabef 17

Penyebab ekstemal mahasiswa menyontek ketika ujian

Jawaban F p

a. Pengaruh teman 91 56,875 %

b. Pengawasan ujian yang tidak ketat 43 26,875 o,p

c. persaingan nilai 4 2,5%

d. soal ujian teks book 6 3,75 %

e. soal sulit 16 10 %

Jumlah 160 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa 56,875 % responden menyatakan

penyebab eksternal mahasiswa menyontek ketika ujian adalah pengaruh teman.

Page 61: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

48

Mereka iri dengan teman yang menyontek tapi selalu dapat nilai bagus, sedangkan

yang tidak menyontek nilainya pas-pasan bahkan jelek. Selain itu, dengan mengikuti

ajakan teman untuk bekerjasama menyontek, akan dianggap mempunyai solidaritas

tinggi, bila tidak ikut akan dianggap pengecut. Akhimya mereka memilih jalan untuk

menyontek. 26,875 % responden menyatakan penyebabnya adalah pengawasan

yang tidak ketat dari pengawas ujian. Banyak pengawas yang seharusnya bertugas

mengawasi para peserta ujian malah meninggalkan ruang ujian, bercakap-cakap

dengan pengawas ujian lainnya, sehingga perhatian pengawas menjadi lemah,

mengantuk, membaca koran atau buku-buku lainnya, malas memberikan teguran

jika mendapati mahasiswa yang menyontek, dan sebagainya. Hal tersebut hanya

akan membuat mahasiswa lain juga berani untuk menyontek. 10 % responden

menyatakan penyebabnya adalah soal yang diujikan sulit. Daripada kertas jawaban

ujian dibiarkan kosong tidak terisi, akhirnya dipilih jalan menyontek agar kertas

jawaban terisi semua.

3,75 % responden menyatakan penyebabnya adalah soal ujian teks book.

Jawaban soal ujian yang sama persis ada di catatan/makalah, membuat mereka

lebih memilih untuk menyontek. Sisanya, 2,5 % responden menyatakan penyebab

ekstemal mahasiswa menyontek adalah persaingan nilai, nilai bagus diperebutkan

untuk mendapatkan posisi yang layak di antara teman-teman, tidak peduli meskipun

harus ditempuh dengan jalan menyontek sekalipun.

Page 62: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

49

Tabel 18

Penyebab Utama Mahasiswa Menyontek

Jawaban F p

a. lidak paham maksud pertanyaan soal 4 2,5%

b. soal sulit 27 16,875 %

c. malas belajar sehingga lidak siap ujian 53 36,875 %

d. pengawasanlonggar 12 7,5%

e. lebih percaya diri kalau menvonlek " 14 8,75 % f. karena lupa jawaban sedikil 7 4,375 % Q. terpengaruh teman 20 12,5 % h. lakut nilai ielek 8 5% i. soal yang diujikan tidak sesuai dengan 6 3,75 %

materi yang diajarkan j. terdesak waktu ujian yang hampir habis 3 1,875 %

Jumlah 160 100 %

Dari label di alas diketahui bahwa 36,875 % responden menyalakan

penyebab ulama mereka menyonlek secara keseluruhan adalah: malas belajar

sehingga belum siap unluk menghadapi ujian. 16,875 % responden menyalakan

penyebabnya soar ujian sulit. 12,5 % responden menyalakan karena pengaruh

leman. 8,75 % responden menyatakan karena lebih percaya diri kalau menyontek.

7,5 % responden menyatakan karena pengawasan ujian longgar/tidak kelat. 5 %

responden menyatakan karena ketakutan mendapal nilai jelek. 4,375 % ' responden

menyalakan karena lupa jawaban sedikit. 3,75 % responden menyatakan soal yang

diujikan tidak sesuai dengan materi yang lelah diajarkan dalam perkuliahan. 2,5 %

responden menyatakan karena tidak paham maksud pertanyaan soal. Sisanya,

1 ,875 % responden menyalakan penyebab utama mereka menyontek kelika ujian

karena terdesak waktu yang hampir habis, semenlara kertas jawaban ujian mereka

masih kosong, sehingga mereka memilih jalan pintas unluk menyonlek.

Page 63: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

50

Dengan demikian mayoritas mahasiswa fakultas Tarbiyah menyatakan

bahwa sebenarnya penyebab utama mereka menyontek adalah malas belajar

sehingga belum siap untuk menghadapi ujian. Karena tidak ada persiapan yang

cukup, sedangkan bahan yang mesti dipelajari untuk ujian sangat banyak.

3. Pengetahuan tentang cara mengatasi perilaku menyontek ketika ujian

Tabel19

Solusi dari penyebab internal mahasiswa menyontek

Jawaban F p

a. Mencoba belajar secara rutin 117 73,125 %

b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 30 18,75 %

c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari 8 5% ilmu bukan untuk mencari nilai

I

d. menjaga kondisi tubuh 5 3,125 % -·

Jumlah I 160 100 %

Dari label di atas diketahui bahwa 73,125 % responden menyatakan solusi

dari penyebab internal mereka menyontek adalah dengan belajar secara rutin atau

setiap hari, meskipun sedang tidak ada jadwal ujian. Dengan belajar seiiap hari,

meskipun hanya sebentar seperti: mengulang kembali pelajaran yang telah diterima

di kampus dengan membaca atau menyempatkan berdiskusi dengan teman setelah

.• perkuliahan selesai, akan memperingan beban mempelajari bahan mata kuliah

yang akan diujikan, karena sama saja dengan telah mencicilnya sedikit demi sedikit,

sehingga akan ada gambaran materi yang akan diujikan dan akan merasa siap bila

waktu ujian tiba. 18, 75 % responden menyatakan menyiapkan waktu belajar khusus

untuk ujian. waktu belajamya dapat dijadwalkan dari jauh-jauh hari atau minimal

seminggu sebelum waktu ujian. hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan diri

untuk siap menghadapi ujian. 5 % responden menyatakan menanamkan prinsip

Page 64: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

51

belajar untuk mencari ilmu bukan untuk hanya sekedar mencari nilai. Dengan prinsip

tersebut akan selalu mengingatkan kualitas ilmu yang sebenamya telah dimiliki.

Sisanya, 3, 124 % responden menyatakan solusinya adalah dengan menjaga kondisi

tubuh supaya tetap fit/sehat menjelang pelaksanaan ujian, sehingga dapat

konsentrasi dalam mengerjakan seal ujian.

Dengan demikian mayoritas responden menyatakan bahwa solusi untuk

mengatasi penyebab internal mahasiswa menyontel< adalah dengan mencoba

belajar secara rutin.

Tabef 20

Selusi dari penyebab eksternal mahasiswa menyontek

Jawaban F p

a. pengawasan ujian harus diperketat 57 35,675%

b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan 11 6,875 %

c. pengawas harus tegas 10 6,25%

d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang 7 4,375 % menyontek

e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%

f. Menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang 48 30% menyontek dengan duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri

g. soal ujian bersifat analisa bukan teks book 7 4,875 %

h. pengadaan ujian lisan 3 1,875 %

i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang 10 6,25 % telah diajarkan

j. jumlah pengawas diperbanyak 3 1,875 %

Jumlah 30 100%

Dari tabel di alas diketahui bahwa 35,625 % responden menyatakan solusi

dari penyebab eksternal mereka menyontek sebaiknya adalah dengan cara

Page 65: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

52

memperketat pengawasan ujian. pengawasan tidak hanya hanya sekedar

menunggu peserta ujian mengerjakan soal ujian sambil duduk-duduk santai atau

membaca koran, melainkan memperhatikan peserta ujian dengan perhatian penuh

dan langsung menindak tegas yang ketahuan menyontek. 30 % responden

menyatakan dengan cara menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang

menyontek, misalnya dengan duduk paling depan dan yakin terhadap jawaban

sendiri. 6,875 % responden menyatakan dengan cara merenggangkan posisi duduk.

Jarak antara kursi peserta ujian sebaiknya minimal 1,5 meter supaya tidak mudah

bagi peserta ujian untuk menyontek. 6,25 % responden pertama, menyatakan

caranya dengan menempatkan sosok pengawas yang tegas pada ruang ujian

sehingga tidak ada peserta ujian yang berani menyontek. Tidak membiarkan para

peserta ujian membawa catatan apa pun ke dalam ruang ujian. 6,25 % responden

kedua, menyatakan dengan cara memberikan soal ujian yang sesuai dengan materi

yang telah diajarkan. 4,375 % responden pertama, menyatakan dengan cara

pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek. Bila ada yang ketahuan

menyontek sebaiknya langsung diberikan sanksi baik berupa teguran maupun

pengurangan nilai. 4,375 % responden kedua, menyatakan dengan cara pemberian

soal ujian bersifat analisa dan bukan teks book. 2,5 % responden menyatakan

caranya dengan mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Hal tersebuf dilakukan

untuk menutup kesempatan bagi mahasiswa menyontek melalui buku/catatan.

Sisanya, 1,875 % responden pertama menyatakan dengan cara pengadaan ujian

lisan, sehingga sama sekali dapat menutup kemungkinan mahasiswa untuk

menyontek. 1,875 % responden kedua menyatakan dengan cara memperbanyak

jumlah pengawas ujian pada setiap kelasnya, dan bukan hanya seorang.

Page 66: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

53

Dengan demikian hampir sebagian mahasiswa fakultas Tarbiyah

memberikan solusi mengatasi penyebab ekstemal mahasiswa menyontek dengan

cara pengawasan ujian diperketat.

Tabel21

Solusi dari penyebab utama mahasiswa menyontek ketika ujian

Jawaban F p

a. mencoba belajar rutin 58 36,25 %

b. ujian open book/bersifat analisa . 10 6,25%

c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian 4 2,5%

d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek 40 25 %

e. pengawasan ujian diperketat 28 17,5 %

I f. pemberian sanksi 5 3,125 %

g. pengawas harus tegas 4 2,5 % I h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian 11 6,875 %

Jumlah 160 100%

Dari tabel di atas diketahui 36, 25 % responden menyatakan bahwa solusi

dari penyebab utama mahasiswa fakultas Tarbiyah menyontek sebenamya adalah

dengan cara belajar secara rutin. 25 % responden menyatakan solusinya adalah

dengan kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek. 17,5 % responden .•

menyatakan solusinya dengan cara pengawasan ujian diperketat. 6,875 %

responden menyatakan solusinya dengan cara menyiapkan waktu belajar khusus

untuk menghadapi ujian. 6,25 % responden menyatakan solusi sebenamya dengan

cara pengadaan ujian yang bersifat analisa/open book. 3, 125 % responden

menyatakan solusinya dengan cara pemberian sanksi bagi mahasiswa yang

menyontek tanpa toleransi. Sisanya, 2,5 % responden pertama menyatakan

solusinya dengan cara mengadakan pemeriksaan sebelum ujian. Sedangkan 2,5 %

Page 67: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

54 .

responden kedua menyatakan solusi sebenamya dengan cara pengawas harus

tegas, sehingga membuat mahasiswa tidak berani untuk menyontek.

Dengan demikian hampir sebagian responden menyatakan bahwa solusi

sebenarnya mengatasi perilaku menyontek secara keseluruhan adalah dengan

menumbuhkan kesadaran diri dari mahasiswa untuk mencoba belajar rutin (setiap

hari) sehingga akan siap menghadapi ujian setiap saat.

Tabel22

Modus tertinggi nilai angket perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian:

penyebab dan solusinya

No. Butir Pertanyaan F p Keterangan

I Pengetahuan tentang perilaku menyontek mahasiswa ketika ujian

1. Pengertian menyontek Tabel9 Proses memindahkan/ menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman, atau 102 63,75 % media lain ke dalam lembar jawaban

i sendiri pada saat ujian I 2. Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Tabel10

yang menyontek Cukup banyak 66 41,25 %

3. Jumlah mahasiswa sekelas yang Tabel 11 menyontek Cukup banyak 62 38,75 %

4. Frekwensi menyontek mahasiswa Tabel 12 Jarang 92 57,5 %

5. Teknik menyontek mahasiswa ..Tabel 13 Menanyakan jawaban ujian langsung 73 45,625% kepada teman

6. Alasan mahasiswa menyontek Tabel 14

Mudah/praktis 80 50%

7. Perasaan mahasiswa ketika menyontek Tabel15 Was-was/ketakutan 107 66,875%

II. Pengetahuan tentang penyebab mahasiwa menyontek ketika ujian

8. Penyebab internal mahasiswa menyontek Tabel 16 Malas belajar sehingga tidak siap 75 46,875% menghadapi ujian

Page 68: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

55

9. Penyebab eksternal mahasiswa Tabel17 menyentek Pengaruh teman 91 56,875%

10. Penyebab utama mahasiswa menyentek Tabel 18

Belum belajar sehingga tidak siap ujian 59 36,875%

Ill. Pengetahuan ten tang cara mengatasi perilaku menyentek mahasiswa ketika ujian

11. Selusi dari penyebab internal mahasiswa Tabel 19 menyentek Menceba belajar secara rutin 117 73,125%

12. Selusi dari penyebab eksternal Tabel20 mahasiswa menyontek Pengawasan ujian diperketat 57 35,625%

13. Selusi yang paling tepat mengatasi Tabel21 perilaku menyontek secara keseluruhan Mencoba belajar rutin 58 36,25 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan jelas penilaian responden

mengenai perilaku menyontek dalarn pelaksanaan ujian yang ditinjau dari penyebab

dan solusinya. Seluruhnya menyatakan pernah menyontek ketika ujian dan

sedikitnya mernahami buruknya perilaku menyontek. Meskipun sebagian besar

menyatakan menyontek dengan frekwensi jarang dan dengan teknik menyontek

yang sangat sederhana, yaitu: menanyakan jawaban ujian langsung kepada teman

dengan alasan cara tersebut mudah/praktis untuk dilakukan. Penyebab yang paling

dominan dari penyebab internal adalah karena mereka malas belajar sedangkan

penyebab eksternalnya adalah pengaruh teman yang menyentek selalu mendapat

nilai bagus. Namun, menurut rnereka penyebab internal tersebut dapat diatasi

dengan mencoba belajar secara rutin, sedangkan penyebab ekstemal dapat diatasi

dengan memperketat pengawasan ujian. Adapun penyebab utama mereka

menyentek secara keseluruhan adalah karena mereka malas belajar, dan selusi

yang tepat untuk mengatasinya menurut mereka adalah dengan mencoba belajar

secara rutin.

Page 69: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi
Page 70: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data-data yang diperoleh, dihimpun,

ditabulasi dan dinterpretasikan, ternyata kesimpulannya sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta

menyontek pada saat ujian, terdiri dari dua faktor, yaitu : faktor penyebab

internal dan eksternal.

Adapun faktor penyebab internal meliputi: malas belajar hingga tidak siap

ujian, kurang percaya diri, terobsesi nilai tinggi, kebiasaan buruk, kondisi

badan yang sedang tidak fit/sehat, dan ketakutan mendapat nilai jelek.

Sedangkan faktor penyebab eksternal meliputi: pengaruh teman,

pengawasan ujian yang tidak ketat, soal sulit, soal ujian teks book, dan

persaingan nilai.

2. Selusi untuk mengatasi perilaku menyontek dalam pelaksanaan ujian

berdasarkan penyebab internal, yaitu dengan cara: mencoba belajar secara .•

rutin, menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian, menanamkan prinsip

belajar untuk mencari ilmu bukan untuk mencari nilai, dan menjaga kondisi

tubuh menjelang pelaksanaan ujian.

Sedangkan solusi untuk mengatasi penyebab eksternal, yaitu dengan cara:

pengawasan ujian harus diperketat, menahan diri untuk tidak ikut-ikutan

teman menyontek dengan duduk di depan dan yakin terhadap jawaban

56

Page 71: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

57

sendiri, posisi duduk peserta ujian direnggangkan, pengawas ujian harus

tegas, pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek, seal ujian

bersifat analisa bukan teks book, mengadakan pemeriksaan sebelum ujian,

pengadaan ujian lisan, dan jumlah pengawas diperbanyak.

B. Saran

1. Bagi para mahasiswa hendaknya, menyempatkan diri untuk belajar setiap

hari, meskipun hanya sebentar. Caranya dengan mengkaji ulang pelajaran

yang baru diterima setelah pulang kuliah, baik dengan membaca kembali

catatannya atau berdiskusi dengan teman, sehingga ada kesiapan mental

menghadapi ujian. bila sewaktu-waktu rasa malas itu timbul, instropeksi

kembali tujuan kuliah anda yang sebenamya apakah untuk mencari ilmu atau

hanya sekedar mencari nilai saja.

Selain itu, dengan aktif di kelas selama perkuliahan berlangsung juga dapat

membantu kesiapan anda dalam menghadapi ujian. selanjutnya, jangan

pedulikan ajakan teman untuk bekerja sama menyontek, karena hal tersebut

hanya akan menyamarkan tingkat keberhasilan belajar anda dalam

perkuliahan yang sesungguhnya.

2. Bagi para dosen hendaknya, pertama, membuat seal ujian yang tidak

terfokus pada ranah ingatan atau bersifat teoritis. Apalagi jika hanya terfokus

pada buku pegangan. Seal yang tergolong ingatan ataupun bersifat teoritis

dapat memicu keinginan para mahasiswa untuk menyontek, jika tidak dapat

Page 72: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

58

mengerjakannya. Lagi pula, soal yang seperti ini tidak dapat merangsang

peserta didik untuk berfikir, hanya melatih untuk mengingat.

Kedua, hendaknya menindaklanjuti mahasiswa yang tertangkap basah

menyontek secara tegas supaya tidak ada mahasiswa Jain yang berani untuk

ikut-ikutan menyontek. Ketiga, untuk program jangka panjang, para dosen

perlu membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa, di sela-sela perkuliahan.

Alternatif ini diajukan mengingat masalah menyontek berkaitan era! dengan

rasa percaya diri mahasiswa. Para mahasiswa selalu diingatkan kembali

tentang kerugian-kerugian perbuatan ini sebaiknya dilakukan sejak mereka

mulai memasuki perkuliahan.

3. Bagi pihak Faku/tas hendaknya, pertama, selain membuat peraturan tertulis

tentang pelarangan mahasiswa untuk menyontek hendaknya juga

menerapkan sanksi yang telah ditetapkan bagi yang menyontek secara

tegas. kedua, menata ruangan ujian mahasiswa yang menyontek sedemikian

rupa (dengan penomoran peserta ujian) untuk meminimalisir mahasiswa

yang menyontek. Ketiga, pengawasan ujian perlu diperketat. Namun, tidak

berkesan angker dan menakutkan. Selain itu, jumlah pengawas dalam satu

ruangan sebaiknya minimal dua orang, yaitu selain dengan memilih dosen

pengajar sebagai pengawas juga didampingi pengawas lain yang tegas

(tidak malas memberikan teguran jika menemukan mahasiswa yang

menyontek), mengadakan pemeriksaan khusus terhadap mahasiswa dan

membacakan tata tertib ujian sebelum ujian berlangsung.

Page 73: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Ar. Adi Candra Pius, Kamus Bahasa lnggris-Jndonesia, lndonesia-Jnggris, Surabaya: Arkola tanpa tahun

Al Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: PT Dharma Caraka 1985, Get. ke-2

Al Barry, M. Dahlan, Kamus Modem Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkola, 1994

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, Cet. ke-10

Azwar, Saifuddin, Test Prestasi, Yogyakarta: Liberty, 1987, Ce!. ke-1

Bawengan, G.W., Pengantar Psychologi Kriminil, Jakarta: Pradnya Paramita, 1977, Cet. ke-3

Bintang, Bila Menyontekjadi kebiasaan Anak Anda, 407, (Januari, 1999)

Buchori, Moch., "Plagiat dan Budaya Akademik", Kumpulan maka/ah Kuliah Pasca Sarjana UHAMKA, Jakarta: 14 Januari 2000

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang, 1989

___ , Buku Pedoman JAIN Syalif Hidayatullah, Jakarta: IAIN Jakarta, 1996, Cet. ke- 13

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996, cet. ke-7, Edisi II

Gronlound, NE., Measurement Evaluation in Teaching, (New York: Mc Millan, 1985

Ham, "Plagiatism itu Perilaku Maling?'', Tren, XIV (September, 2000)

Hamalik, Oemar, Manajemen Be/ajar di Perguruan Tinggi, Bandung: Sinar Baru, 1991), Ce!. ke-1

Hasby, Eddy, "Tren Radio Panggil: Dari Gaya Sampai Ala! Menyontek", Kompas, Jakarta, 8 Juli 1997

IAIN Jakarta Press, Pedoman Akademik tahun 200112002 JAIN Syarif Hidayatul/ah, Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2001

59

Page 74: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

Info Aktual Muda, Menyontek di Mata Pendidik, (Jakarta), 27 Juli 1999

___ , Menyontek di Mata Siswa, (Jakarta) 18 (Juli 1999)

60

Kartono, Kartini, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta: CV Rajawali, 1985, Get. ke-1

Kompas, Bocoran Soat Ebtanas SMU Diperjua/belikan, (Jakarta), 1 Juni 2001

--~· Contekan dengan Tekno/ogi Tinggi, (Jakarta), 1 Mei 1995

___ , Ki/asan Kawat Duma, (Dhaka), 23Juni1993 .

___ , Kilasan Kawat Dunia, (Korea), 11 Februari 1993

___ , Pembocoran Jawaban Oleh Pengawas Kotori Ebtanas SD, (Jakarta), 4 Mei 1995

___ , Pentingnya HAKI dijunjung Tinggi dimutai Sejal< TK, 3 Januari 2000

___ , Seorang Dosen diduga Jiplak Skripsi Mahasiswa, 24 April 1996

___ , Skripsi dan Nyontek, (Jakarta), 31 Agustus 1996

___ , Seal Disertasi Doktor di UGM: !pong S. Azhar dituduh Plagiat, Kompas, (Jakarta}, 24 Desember 1999

___ , Tren Radio Panggil dari Gaya Sampai Alat Menyontek, (Jakarta), 8 Juli 2001

Nawawi, Imam, Hadis Arbain, t.t: Assaduddin Press, 1991

Pelita, Hapuskan Budaya Nyontek dan Katrol Nila! di Seko/ah, Jakarta 27 April 1994

Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Eva/uasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, Get. ke-1, Edisi 2

Sadili, Lili, "Studi tentang Pola Penanggulangan Kasus Menyontek yang Terjadi pada Murid-murid SMA di Propinsi Jawa Barat", Laporan Penelitian, Bandung: IKIP, 1993

Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi (Ed.), Metode Penelitian Survai, Jakarta, LP3ES, 1989

Soehartono, lrawan, Metode Penelitian Sosia/, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999

Page 75: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

61

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: F'T Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. ke-16

Sudjana, Nana, Tuntunan Penyusunan Karya l/miah: Maka/a/1, Skripsi, Tesis, Disertasi, Bandung: Sinar Baru, 1991, Get. ke-2

Sukarji, S., Psiko/ogi Pendidikan dan Psikologi sekolah, Jakarta: Fakultas Psikologi UI, 1990

Suryabrata, Sumadi, Metodo/ogi Penelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1991

Surya, Moh,. Djumhur, I., Bimbingan dan Penyuluha.n di Seko/ah: Guidance and Counseling, Bandung: CV. llmu 1975

Vredenbergt, Jacob, Pengantar Metodo/ogi untuk llmu-ilmu Empiris, Jakarta: Gramedia, 1985

Welly, "Bye-Bye Nyontek" Tren, XIV, (September, 2000)

Page 76: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

KISl-KISI

PENYEBAB DAN SOLUSI PERILAKU MENYONTEK DALAM UJIAN

NO DI MENSI INDIKATOR NO. JUMLAH

SOAL 1. Pengetahuan a. Pengertian menyontek 1 1

tentang Perilaku b. Jumlah mahasiswa yang menyontek menyontek 2,3 2 mahasiswa dalam c. Frekwensi menyontek pelaksanaan mahasiswa 5 1 ujian d. Teknik menyontek

mahasiswa berikut alasannya 7 1

e. Perasaan mahasiswa ketika menyontek 8 1

2. Pengetahuan a. Penyebab internal dan ten tang eksternal mahasiswa Penyebab menyontek 4

I 1

mahasiswa b. Penyebab utama menyontek dalam mahasiswa menyontek 6 1 pelaksanaan uiian

3. Pengetahuan a. solusi dari penyebab tentang cara internal dan eksternal mengatasi mahasiswa secara umum 9 1 perifaku b. solusi yang paling tepat menyontek mengatasi penyebab mahasiswa ketika menyontek secara ujian keseluruhan 10 1

JUMLAH 10 '

Page 77: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

ANG KET

UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH IAIN JAKARTA

TENT ANG:

PENYEBAB PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN BERIKUT SOLUSINYA

PENJELASAN

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang faktor-faktor

penyebab mahasiswa menyontek pada saat ujian, sekaligus mencari solusi

yang tepat untuk mengatasinya.

2. Mengingat sangat pentingnya penelitian ini, saya: Anita Lidiawati, selaku

penulis skripsi dengan judul: "Peri/aku Menyontek dalam Pelaksanaan Ujian:

Penyebab dan So/usinya (Studi Kasus di Faku/tas Tarbiyah JAIN Jakarta}",

memohon kepada para mahasiswa/i untuk menjawab seluruh pertanyaan

yang diajukan dengan seteliti mungkin dan sejujur-jujurnya, karena

keterbukaan anda mengisi jawaban pada angket ini sangat menentukan

keakuratan hasil penelitian ini.

3. Perlu diingat:

a. Kerahasiaan identitas anda akan terjamin, untuk itu anda tidak perlu

menuliskan nama anda

b. Jawaban anda pada angket ini, seluruhnya akan dianggap benar dan

tidak akan mempengaruhi nilai perkuliahan anda sama sekali.

4. Atas kesediaannya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Anita lidiawati.

Page 78: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

I. Aspek ldentitas

Petunjuk: Bacalah dengan teliti dan beriiah tanda (X) pada pilihan jawaban yang

dianggap sesuai dengan keadaan anda!

1. Jenis Kelamin

2.

3.

4.

a. ( ) Pria

b ( ) Wanita

Semester

a. ( ) semester 4

b ( ) semester 6

c ( ) semester 8

Fakultas Tarbiyah, iurusan:

a. (

b (

C. (

d. (

Usia:

a. (

b. (

) PP.I

) PBA

) Kl

) Tadris

) kurang dari atau sama dengan 20 tahun

) 21-24 tahun

5. IPK terakhir

a. ( ) 2.00-2.50

b. ) 2.51-2.99

c. ( ) 3 ke atas

Page 79: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

II. Daftar Pertanyaan Petunjuk: Bacalah dengan teliti, dan lingkarilah salah satu jawaban yang dianggap tepat menurut anda !

1. Apakah pengertian menyontek dalam pelaksanaan ujian menurut anda? a. Proses memindahkan/menyalin/meniru jawaban (tulisan) dari buku, teman

atau media lain ke dalam lembar jawaban sendiri b. perbuatan yang tidak baik/jujur/sportif/menyimpang dan tidak diperbolehkan

dalam tata tertib ujian c. usaha mencari jawaban ujian melalui bantuan (catatan, teman, dll) sehingga

mempengaruhi jawaban yang seharusnya murni dari diri sendiri d. upaya agar lolos dari nilai c atau untuk mendapat nilai bagus e. membuka catatan/buku dan menyalinnya ke dalam kertas jawaban ujian

dengan sembunyi-sembunyi. f. usaha terakhir yang terpaksa dilaksanakan dalam menjawab soal yang sulit.

2. Menurut anda, berapa banyakkah Fakultas Tarbiyah yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali

3. Menurut anda, berapa banyakkah mahasiswa sekelas anda yang menyontek saat ujian berlangsung? a. sedikit b. cukup banyak c. banyak d. banyak sekali

4. Adakalanya karena situasi-situasi tertentu, mahasiswa sering merasa 'terpaksa' menyontek saat ujian. penyebab internal dan eksternal manakah di bawah ini yang menurut anda sering menjadi penyebab mahasiswa menyontek?

• Penyebab internal (dari diri mahasiswa): a. malas belajar sehingga tidak siap ujian b. kebiasaan buruk c. terobsesi nilai tinggi d. kurang percaya diri e. kondisi badan tidak fit (sehat) f. ketakutan mendapat nilai jelek

• Penyebab eksternal (dari luar diri mahasiswa): a. pengaruh teman b. pengawasan ujian yang tidak ketat c. persaingan nilai d. soal ujian teks book e. soal sulit

5. Dari pengalaman anda, seberapa seringkah situasi-situasi di alas mendorong anda merasa 'terpaksa" untuk menyontek saat ujian?

Page 80: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

a. tidak pernah b. hampir tidak pernah c. jarang d. cukup sering e. hampir sering f_ selalu

6. Dari pengalaman anda, apakah yang menjadi penyebab utama anda

menyentek? a. tidak paham maksud pertanyaan seal

b. seal sulit c. malas belajar sehingga tidak siap ujian d. pengawasanlenggar e. lebih percaya diri kalau menyentek f. karena lupa jawaban sedikit g. terpengaruh teman h. takut nilai jelek 1. seal yang diujikan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan

J. terdesak waktu ujian yang hampir selesai 7. Cara apa yang paling sering anda gunakan untuk menyentek? ~ a. menanyakan jawaban ujian langsung kepada teman

b. bekerjasama dengan dua/lebih teman dalam mengerjakan soal ujian

selama ujian berlangsung c. meliriK Jembar jawaban ujian teman d. membuka buku/catatan saat ujian e. membuat dan menggunakan kertas catatan f. menyalin jawaban teman dengan sepengetahuan mereka g. memilih pesisi duduk yang baik sebelum ujian agar dapat kemudahan

untuk menyentek • Cara di atas sering saya gunakan karena:

a. mudah/praktis b. resike ketahuan sedikit/aman c. hasilnya memuaskan/valid d. hanya lupa jawaban sedikit e. jawaban dapat disaring lagi sesuai pemikiran sendiri

8. Bagaimanakah perasaan anda, ketika anda menyentek? a. diliputi rasa was-was (ketakutan) b. biasa saja c. merasa bersalah/berdesa d. merasa malu e. kadang biasa kadang ketakutan

Page 81: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

9. Menurut anda, tindakan apa yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan Ujian, jika dilihat dari segi penyebab?

• Untuk mengatasi penyebab internal, yaitu dengan: a. mencoba belajar secara rutin b. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian c. menanamkan prinsip belajar untuk mencari ilmu bukan untuk mencari

nilai d. menjaga kondisi tubuh

• Untuk mengatasi penyebab eksternal, yaitu dengan: a. pengawasan ujian harus diperketat b. posisi duduk peserta ujian direnggangkan c. pengawas harus tegas d. pemberian sanksi yang tegas bagi yang menyontek e. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian f. menahan diri untuk tidak ikut-ikutan teman yang menyontek dengan

duduk paling depan dan yakin dengan jawaban sendiri g. seal ujian bersifat analisa dan bukan teks book h. pengadaan ujian lisan i. materi yang diujikan tidak menyimpang dari yang telah diajarkan j. jumlah pengawas diperbanyak

10. Menurut anda, solusi apakah yang paling tepat untuk mengatasi perilaku menyontek ketika ujian secara keseluruhan? a. mencoba belajar secara rutin b. ujian open book/seal ujian bersifat analisa c. mengadakan pemeriksaan sebelum ujian d. kesadaran diri sendiri untuk tidak menyontek e. pengawasan ujian diperketat , f. pemberian sanksi g. pengawas harus tegas h. menyiapkan waktu belajar khusus untuk ujian.

Terimakasih, harap periksa kembali. Jangan sampai ada pertanyaan yang terlewat!

Page 82: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

SERITA WAWANCARA

TENTANG PERILAKU MENYONTEK DALAM PELAKSANAAN UJIAN

(PENYEBAB DAN SOLUSINYA)

Waktu wawancara : Rabu, 12 Juni 2002

Interviewee : Ors. Rahmat

Jabatan : Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah

Pokok-Pokok Wawancara

1. Bagaimanakah teknik pelaksanaan ujian semester (UTS dan UAS) di fakultas

Tarbiyah, baik dari segi:

a. pengawasan

b. Tata tertib

c. Sanksi

d. Pengaturan tempat/ruangan

e. Penilaian

f. Fungsi

g. maupun waktu pelaksanaannya?

2. Perihal perilaku menyontek yang seringkali terjadi dalam pelaksanaan ujian,

a. apakah ada laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian

semester?

b. Bagaimana pihak fakultas menyikapi mahasiswa/i yang tertangkap basah

menyontek?

Page 83: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

c. Apa sajakah kendaia-kendala yang dihadapi pihak fakultas dalam

menangani kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?

d. Apa ada rencana pihak fakultas tarbiyah untuk selanjutnya dalam menangani

kasus perilaku menyontek mahasiswa dalam pelaksanaan ujian?

e. Menurut bapak (secara pribadi), apakah yang menyebabkan mahasiswa

menyontek dalam pelaksanaan ujian?

Jawaban Wawancara

1. a. Baik UTS maupun UAS, pengawasannya untuk saat ini peraturannya harus

dilakukan langsung oleh masing-masing dosen yang mengajar pada mata

kuliah yang diujikan. Selain hal tersebut dianggap sebagai satu paket dengan

perkuliahan, juga supaya kualitas pelaksanaan ujian lebih bagus, karena

dosen yang bersangkutan akan mengetahui persis keadaan mahasiswa yang

sesungguhnya, sedangkan bila diawasi oleh karyawan/pegawai terkadang

diremehkan terutama oleh mahasiswa yang duduk di semester 4 ke atas.

Karyawan/pegawai dapat dijadikan pengawas ujian hanya sebagai altematif,

yaitu bila dosen yang bersangkutan berhalangan hadir karena ada sesuatu

hal. Ada pun jumlah pengawas yang ditetapkan tiap kelas yaitu sebanyak 1

orang, bahkan tidak menutup kemungkinan, seorang dosen mengawas

sebanyak dua kelas, untuk mata kuliah yang diujikan. Karena banyaknya

jumlah peserta ujian.

b. Tata-Tertib pelaksanaan ujian semester di antaranya sebagai berikut:

Page 84: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

1) Pakaian harus sopan dan rapi (tidak boleh berkaos oblong) serta tidak

boleh mengenakan sandal dan berambut gondrong/panjang (bagi pria).

2) Hadir tepat waktu.

3) Sebelum ujian dimulai baik buku maupun catatan, tidak diperkenankan

berada di dalam kelas, melainkan harus dikumpulkan di luar kelas. Juga

dilarang menanyakan jawaban kepada sesama peserta ujian, kecuali

menanyakan ketidakjelasan soal ujian, itu pun kepada pengawas/dosen

yang bersangkutan.

4) Mahasiswa dilarang mengikuti ujian semester, bila tatap muka selama

perkuliahan kurang dari 75 %.

c. Bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian, maka dikenakan

peringatan baik secara lisan maupun tulisan, untuk dikeluarkan dari ruang

ujian /dilarang untuk mengikuti ujian. Namun untuk menerapkan sanksi yang

telah diberlakukan, pada pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada

dosen yang mengawas.

d. Ruang ujian penempatannya di ruang perkuliahan. Untuk pengaturan tempat

duduk, tiap kelasnya disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang

standarnya 30-40 orang, dan jarak kursi yang direnggangkan. Ada

kebebasan bagi mahasiswa untuk menentukan posisi duduk/bangku, karena

memang tidak diadakan penomoran peserta secara khusus dalam ujian

semester.

Page 85: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

e. Mengenai penilaian, sepenuhnya diserahkan kepada dosen mata kuliah yang

diujikan.

f. fungsinya adalah sebagai evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan

belajar mahasiswa dalam tengah dan akhir semester.

g. Waktu UTS dan UAS secara umum, pelaksanaannya sama-sama mengikuti

kalender akademik institut yang telah ditetapkan. Secara khusus, UTS .

dilaksanakan pada jam kuliah masing-masing. Sedangkan pelaksanaan

UAS terdapat ketentuan sebagai berikut: bila jadwal kuliahnya terletak

pada jam ganjil Oam ke-1, 3, atau 5) maka ujiannya dilaksanakan pada

minggu pertama dari waktu UAS yang ditetapkan kalender akademik. Bila

jadwal kuliahnya terletak pada jam genap Uam ke-2, 4) maka ujiannya

dilaksanakan pada minggu kedua dari waktu UAS yang telah ditetapkan

pada kalender akademik. Di antara dosen, ada juga yang memisahkan

waktu kuliah maupun ujian antara laki-laki dan perempuan.

2. a. laporan mengenai mahasiswa yang menyontek selama ujian semester ada

pada dosen yang mengawas dengan penilaian khusus, atau pada pegawai

(yang berstatus pengawas) yang ditulis pada berita acara. ,

b. Menyikapinya dengan pemberlakuan sanksi yang telah ditetapkan, dan untuk

menerapkan sanksi tersebut, diserahkan sepenuhnya kepada masing-

masing dosen yang mengawas dalam pelaksanaan ujian. Adapun sanksi-

sanksinya sebagai berikut: berupa teguran, pengurangan nilai, dan sanksi

terberat tidak diluluskan dalam mata kuliah yang diujikan.

c. kendala-kendala yang dihadapi, di antaranya sebagai berikut:

Page 86: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

1) Jumlah mahasiswa yang terlampau banyak. Padahal, seharusnya ruang

ujian maksimal ditempati antara 25-30 orang.

2) Sistem pengawasan kurang ketat, baik pengawas dari dosen maupun

pengawas dari karyawan.

3) Sikap disiplin mahasiswa yang dari awal tidak bisa ditegakkan untuk

mematuhi tata tertib, dan mental mahasiswa yang memang sudah .

terbiasa menyontek (tidak takut pada sanksi).

d. Rencana selanjutnya, memperbaiki mental dan menegakkan disiplin

mahasiswa melalui aturan tidak memberi toleransi bagi yang melanggar tata

tertib ujian.

e. penyebabnya mental dari mahasiswa yang telah terbiasa menyontek dan

adanya kesempatan untuk menyontek. Juga, aturan pelaksanaan ujian yang

terkesan longgar.

Interviewee Interviewer

(Anita lidiawati)

Page 87: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kasubag Umum Fakuftas Tarbiyah: Ors.

Rahmat, menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:

Nama : ANITA LIDIAWATI

NIM : 1961112239

Fak/Jur: Tarbiyah/ PAI IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

telah melakukan risetlwawancara dengan Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah: Drs.

Rahmat, serta mahasiswa Fakultas Tarbiyah guna melengkapi data skripsi yang

berjudul: "Perilaku Menyontek Dalam Pelaksanaan Ujian: Penyebab dan

Solusinya (Studi Kasus di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta)"

Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk digunakan seperlunya, dan

kepada instasi yang terkait, mohon maklum adanya.

Jakarta, 12 Juni 2002

Kasubag Umum Fakultas Tarbiyah

Page 88: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DEPARTEl\iEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAfI JAKARTA

FAKULTAS TARBIYAH

H. Juando. No. 95 Ciputat 15412 'l'elp. & Fax. 7443323

TATA TERTIB PESERTA UJ!Af\r AJ<HIR SEJVIESTEf<. (UAS)

1• • v' 'IT 1 s ·r "RP'"',;•-• I .,IN JAlT"ARJ'' ~~-.:.~·.:?>i:.~-~:!.....::~.'".:" ... · ____ A._-~-]_ !_{~_._n_t._\. __ ~- 1-\.. J-\.

: ': ll it ii ::'.ii 1 dcngan pclaksamrnn Ujizm Akhir Semester 'i ''\; ';c,,_·1:1cster Gc1rnp Ta11un Akademik 2001/2002, L.:;nei:; s·:lu;~J!i nwhasiswa Fakultas Tarbiyah agar , , ·· ·w,,,,.:.,,til "r; 11··1· 11·1! l1c1·1·J-·1l 1.111" !:1·-~~1. 1 .·.,;~ Liu • \rt l i u -1 l. . \.L ,

i\··i <1 )1;1,; i> 11 a tidak _!}jpsrkenankat! ,,puhh,f me1rwkai ki'ios oblong, Lcrp;1kaizm ticlak sopan;

n1en giktiti sandal dan

UJial1

atau

2. ';e!ama ujian berlangsung dilarang ine1nbawa buku dan :;t:rn catalan ke dalarn ruang/lokal ujian;

:·: fv[ ahasiswa yang kc luar ruang/lokal ujian selmna ujian :_,,:rhinssung, tidak diperkenankan masi.,rk ke111bali;

: . \ 1'1Luo;i:1\\'il dildrnng merubah susuniln bangku yang tclah

Jakarta, .!uni 2002

Page 89: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DEPARTEMEN AGAIVlA INSTITUT A.GAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATTJLLAH <TAKARTA

F'.tJJ(ULTAS TARBIYAH

Jln. !r. I-I. ,Juan<la No. 95 Ciputat 1.~412 Telp. & Fax. 744.."1328 -'=============

>.Jorn,;c. r.·1 /;j-'.(·-·~ .. -~ _(··· 1 /200_:, L;unp. I lul Pr.:laks11n !1a;1 L. ;,)'

S>11t. 6't;uap '(. i. 100 }/20(}2

J._vpai.la 'Yth .

. r-:pL!1h11 :·;,Jr. ! ~il:·:L:n l';ikul1<1s ·r~1rL1yah ] :\l>J s~'arifI-tid:iyalldl<ih Jal.:.;irln.

,\s~.;:1l:unu'~dail-.Ui:1 \\·:-. \Vb.

Jakarta, 20 Mei 2002

T3~1 d;i';;•rJ;.in K;!h..:11tli.;1 1\kadcn1ik dnn 11.asil Rap.at Koordin.:1si Pitnpinan 1•.,i.u!i:t,: dc11gn!I Jur'IB<l!l pada hari Sahtu, 18 Mei 2002 disampaikan hal-hal .-:cbagai b1:r1hl;t ·

~- J>erkuliithun

L l'erkuJi<1ll;L1 ~i1.;nie::rcr (Jcn;1p berakhir tanggal 08 Juni 2002. :\,1inggn Td:uu langgal 10 s/d 15 Juni 2002,

.. 1. SGtiap ctn.sen dirnohon 1ne1nbuat I<..tkapitulasi Kchadiran :tviahasis\va dan n11;;11ycr.:ihJ .. <lJH1.;/~i ke Jurusan unt11k tnengetahui kenu1n&;kinan adanya inal:asi:-:\va )1<1n,g tidak bl;jrhak rnengikuli ujian (l~chn-:lirannya < 759'11).

!!.. lljion ·lli.lt/r ;;e11tr:s;»~1· (U.l"t.S.:) L iJ.:\S lJc:rl.1ng:~ung tanggal 17 s;:uupai deng;ln 29 Juni 2002 . .?. 1.!:\S _tj_1J::!~f~~r;!_~;1tl ... Pill.U1i:Hva.fil ol~h dosen pcngasuh 1nai-a kuli;ih.

;-)11n! ujL:n (tiLetik d,111 digandaknn oleh dosen yl1s. (F'akulras akan :.>1cng_1:-:t1'f: lihZl'-l phu!n copJ' dc11,5an 1ne1~verahki.n1/n1e11ukarkan bonn_va).

-/. PJni!i,1i.'~.:·tng<;,<,1nt:nyiupkan Kertas Ja-.,vaban, Dt{ftar Nilai d}- .. rlbsensi, d:in r::. ·rii.i A1-aru.

5. :--,.jt,,i .ijit;U 1hi1arapk<:u1 tr,;;lah dit~ri1na JurusC1np~ding lanilh1t 10 (se11uluh) 1 •. 1,·i ;.; 1

• :c-!;il1 1nara kuliah diujik;:m. o. li:11,1:-; akhir p-:ny0rahan nilai ke ]7akultas tanggal 5 Juli 2002. 7, kcl',,,'<1l u1i:m Hama dcnganjadwal kuliah dengan pengaluran sebagai

h,:1·ikt•(:

- (\ll1Jggu J'rrtania ( 1'anggal j 7 Juni 2002 s1f.i 22 Ju.ni 2002 ), "'ji;rc1 lllal:: kuliah yang dikuli:ihkan padajam ke I,III dan V

- i\ Iinggil f{cliua ( {(Ing,gal 2./ Juni 2002 s/,/ 29 Juni 2002 ), uji<H"! ni;1la ladiah yang dikuJiahkan padajam ke II dan J1v'

·\ta:• !JGr!i:1! i .in !idn k(:1j;1f·:11na Ilapal</nnJ/Saudar~., kan1i ucapka11 tt}ritna k:i~,il:.

\\"<1-;s;il;1n1.

J ~un/>1;.1 '»u:

l. Lk:'.,:~11 \~~-:bag;;! l:;p.1r;i;1)

~. i<.•::,··1,i lsini .'\\_l'f

1\..11. Dek:ut

Page 90: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS TARBIYAH

Jin. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Telepon: 7401925 Fax: 7402982

Nomor : ET/TL.02.2/ '''.:' I 200;.' ...

Lamp.

Hal : RJSET/WAWANCARA

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Kepada

Yth ..... ::;Jel"c:.n .................... .

Dengan honnat kami sampaikan bahwa : l:i.rtlto. Lidiar1ati Nama ::ri ~· 'iL ·Tai:rii. :n0 ~· ·~ · ~1-t ~ .. 01Y6/t6 · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ::c:ew1~angiil ·seiatan· Jatar-1:;a · se·1a~·2.n· · · · · · · · · · · · · Alamat

adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta :

No. lnduk ... J;$fl);E,~~,1~ .................................... . Jurusan

Semester

Tahun Akademik

I)endi c1i1ran .1.1.gcx12. Isle.!.::: ~r···············. ······ .......... .

.. ~R .................... ······ ...... . Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :

mahasiswa tersebut memerlukan riseUwawancara dengan :

-,.- .-:i...:;,~,,;.::~ 0·::.:~. f 1r:i:·;vJ. to..1~. +1~\1."P;i..:Y.';;4~ .................................. . di ..... ~- .~~~~"~ . ~ 7-.;·;<.;,::c:~\~ . .............................................. .

Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menerima mahasis\va tersebut dan memberikan bantuannya.

Den1ikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami mengucapkan terima kasih.

Wassalam,

A.n. Dekan

Page 91: 9'11 Plft - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/13870/1/ANITA... · di bangku Sekolah Dasar.19 Pantaslah, bila wakil komisi IX DPR yang membidangi

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS TARBIYAH

Jin. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Telepon 7401925 Fax : 740:

Nomor

Lamp.

Hal

PP. 125.l/ l~:I I FT/ 2002

Perpanjangan Skripsi

Assalamu 'alaikurn Wr. Wb.

Jakarta, . ~?.1·~/~-.~-:~?: . . 4GQ? ..... .

Kepada Yth. l. ::J;rp, )'. .• ) , , )i.,l..;i.. _}ku;1;;ah

2 . 4.3. ". . :_I 1i .•.. i?~l:rt?·.:r:'t:t. . ~'I. Dasen Fakultas Tarbiyah

lAlN Syarif Hidayatullah

JAKARTA

Kan1i 1neng:harapkan kesediaan Saudara tu1tuk inemperpanjang Bimbingan I/II

(n1atcri/tehnis) penulisan n1ahasiswa :

Na 111 a

No1nor Pokok

Jurusan

Juclul Skripsi -~·,,:,_,_;_1

.J~--5~~.II 2?3.9. ....... . .. co· i.·· :~ ~~::L ':.'.Lr: ............... .. -,:. ;~.:~-:-~; ......... .

Penulisan skripsi 1nahasiswa tersebut telah habis batas \Vaktu yang telah diten-

tukan sej.a k tanggal . . . ):1- .. ~ t.;.2.:~ . . :~c: C-'~-~ .............. 199 dan diperpanjang

san1pai dengan tanggal .. ;<:;. . . J:\;_J.j_ .. ~C.:<; Z2 ...... 199

De1nikianlah atas kesediaan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalan1,

AN. DEKAN

TEMBUSAN: I. Yth. Sdr. Kctua Jurusan

2. Mahasiswa Ybs.