8/skripsi kakak... · web viewpelaksanaan penelitian tindakan kelas (ptk) dengan menggunakan...
TRANSCRIPT
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA (Sekolah Menengah Atas) Negeri 3
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2009 sampai dengan selesai.
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Bulan Desember 2009-Maret 2010 : tahap persiapan meliputi
kegiatan observasi di kelas, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal,
seminar proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan
konsultasi instrumen penelitian.
b. Bulan Maret-Mei : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang
dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrumen penelitian dan
pengambilan data.
c. Bulan Mei-selesai : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data
dan penyusunan laporan.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memecahkan masalah yang timbul dalam kelas dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas dan fokus terhadap proses belajar mengajar yang terjadi di
kelas. Model penelitian tindakan secara garis besar terdapat empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi
20
21
Tindakan yang dilakukan pada penelitian berupa penerapan model
Problem based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran biologi pada sub pokok bahasan ovulasi, menstruasi,
fertilisasi, gestasi, persalinan, dan ASI yang merupakan bagian dari materi sistem
reproduksi. Menurut model Hopkins, menggunakan sistem spiral refleksi diri
yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan
tindakan berulang atau siklus. Tindakan yang berulang artinya pada sikus I, II,
dan berikutnya pada sub pokok bahasan ovulasi, menstruasi, fertilisasi, gestasi,
persalinan, dan ASI yang merupakan bagian dari materi sistem reproduksi
diterapkan tindakan yang sama, yakni model pembelajaran PBL disertai media
gambar. Refleksi untuk tiap siklus tergantung dari fakta dan interpretasi data
yang diperoleh atau situasi dan kondisi yang dijumpai pada pembelajaran agar
diperoleh hasil yang optimal.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
yang bertujuan untuk mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada sesuai
dengan kenyataan di lapangan yaitu pelaksanaan proses pembelajaran biologi
sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan model PBL.
22
C. Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :
1. Informasi guru dan siswa yaitu guru mata pelajaran Biologi kelas XI IA2 dan
siswa kelas XI IA2.
2. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dalam hal ini
adalah proses pembelajaran Biologi di kelas XI IA2 SMA Negeri 3 Surakarta.
3. Dokumentasi atau arsip, antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan
pembelajaran, silabus, buku penilaian dan buku referensi mengajar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi
observasi/pengamatan, wawancara/diskusi dan angket yang masing-masing secara
singkat diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung perilaku-perilaku siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi diisi oleh observer.
Pengamatan yang dilakukan harus mengacu pada indikator yang telah tertuang
dalam lembar observasi. Observer melakukan observasi dengan memberikan
tanda check (√) pada kolom yang tersedia pada lembar observasi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Observasi terhadap siswa difokuskan pada kemandirian belajar siswa
dalam pembelajaran biologi dan keterlaksanaan tahapan pembelajaran.
Pengamatan terhadap kemandirian belajar siswa meliputi indikator:
memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar, memanfaatkan benda yang ada di
sekitrnya, memanfaatkan orang atau siapa saja yang memiliki keahlian tertentu,
memanfatkan buku, berbuat, bertukar pendapat dengan siswa lain, dan berani
mengemukakan permasalahan. Lembar observasi terhadap kemandirian belajar
siswa dalam pembelajaran biologi selengkapnya ada pada lampiran 1.
23
2. Wawancara
Wawancara atau interview menurut Sukmadinata (2003 : 222)
merupakan suartu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka,
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya juga diterima secara lisan.
Wawancara erat kaitannya dengan proses observasi. Wawancara dilakukan untuk
menggali data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
PBL. Wawancara dilakukan dengan cara yang non-formal. Waktu dan tempat
wawancara tidak ditentukan secara mendetail tetapi digunakan pada saat yang
dianggap tepat. Pertanyaan yang diwawancarakan berkaitan dengan indikator
kemandirian belajar yang meliputi: memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar,
memanfaatkan benda yang ada di sekitrnya, memanfaatkan orang atau siapa saja
yang memiliki keahlian tertentu, memanfatkan buku, berbuat, bertukar pendapat
dengan siswa lain, berani mengemukakan permasalahan, memanfaatkan
pengalaman yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan, mengevaluasi
sendiri hasil belajar, senang dengan pembelajaran yang memusat pada pemecahan
masalah. Wawancara dilakukan awal dan akhir siklus yang dimaksudkan untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Pedoman wawancara guru maupun siswa yang digunakan dapat
dilihat pada lampiran 2.
3. Angket
Angket digunakan untuk menggali data mengenai kemandirian belajar
siswa dalam pembelajaran biologi. Analisis informasi yang diperoleh dari angket
tersebut dapat dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan proses atau kegiatan
pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan kemandirian
belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup.
Responden/siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang telah disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat
konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi
kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam aspek dan indikator yang
disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator
24
ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket. Indikator
kemandirian belajar yang meliputi: memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar,
memanfaatkan benda yang ada di sekitrnya, memanfaatkan orang atau siapa saja
yang memiliki keahlian tertentu, memanfatkan buku, berbuat, bertukar pendapat
dengan siswa lain, berani mengemukakan permasalahan, memanfaatkan
pengalaman yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan, mengevaluasi
sendiri hasil belajar, senang dengan pembelajaran yang memusat pada pemecahan
masalah. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan. Teknik penilaian atau pemberian skor
angket mengacu pada Sudjana (2008: 81) yang disajikan dalam Tabel 1. Kisi-kisi
angket kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran biologi dapat dilihat pada
lampiran 3.
Tabel 1. Teknik Penilaian Angket Pernyataan Sangat
SetujuSetuju Kurang
SetujuTidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Pernyataan positif 5 4 3 2 1Pernyataan negatif 1 2 3 4 5
Kajian dokumentasi
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan
dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini berupa: silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai siswa, daftar hadir dan buku-buku atau
materi pelajaran yang digunakan. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) selengkapnya ada pada lampiran 4.
Menurut Mulyasa (2006: 101) proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Apabila setiap indikator kemandirian
belajar siswa telah mencapai nilai sama dengan atau lebih dari 75% dapat
dikatakan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik. Daftar target dari masing-
masing variabel yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel 2.
Apabila setiap indikator dari aspek yang diukur sudah mencapai target
yang ditentukan maka penelitian dihentikan, sebaliknya jika masing-masing
25
variabel yang diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus
berikutnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Tabel 2. Daftar Persentase Target Capaian dari Masing-masing Variabel yang Akan Diukur
Aspek Target yang harus dicapaiObservasi Kemandirian Belajar Siswa ≥ 75 %Angket Kemandirian Belajar siswa ≥ 75 %
E. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan
untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian yaitu:
1. Uji Validitas Angket
Validitas dari instrumen dari angket ini adalah validitas konstruksi. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila instrumen tersebut mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung pada variabel kemandirian belajar.
Variabel tersebut diuraikan dulu menjadi indikator-indikator.
Validitas butir soal angket (Arikunto, 2002:72) dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
2. Teknik Triangulasi
Menurut Maleong (2007: 330) teknik triangulasi sumber data adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi
dalam penelitian adalah triangulasi sumber data. Jenis triangulasi sumber data
dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik
atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk
diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kebenaran
informasinya. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara,
observasi selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung dan pemberian
26
angket di akhir siklus. Skema triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber Data(H.B. Sutopo, 2002: 81)
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian dimulai sejak awal sampai pengumpulan
data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan maupun angket diolah dan
dianalisis secara kualitatif. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap
siklus. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan
Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu :
1. Reduksi data meliputi proses penyeleksian, pemfokusan, dan penyederhanaan
dari data lapangan (field note) yang berlangsung sepanjang kegiatan
pelaksanaan penelitian dengan menggunakan salah satu data yang dianggap
paling relevan dari beberapa sumber data yang telah diperoleh.
2. Penyajian data meliputi penyusunan informasi secara sistematik dari hasil
reduksi data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram maupun grafik yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data,
mencatat keteraturan dan penggolongan data.
Data
Observasi
Wawancara
Angket
Siswa
27
Skema model interaktif dalam analisis data dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif(Miles dan Huberman, 1992: 20)
G. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian
dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan
kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah
(Arikunto, 2009: 16).
a. Tahap Perencanaan
Tahap ini peneliti menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan
dalam tindakan dengan penggunaan model pembelajaran PBL. Instrumen dalam
penelitian meliputi: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar
observasi kemandirian belajar, angket kemandirian belajar, pedoman wawancara,
dokumentasi dan media gambar untuk siklus I pada pokok bahasan sistem
reproduksi tentang tahapan oogenesis, proses ovulasi, siklus menstruasi,alat
kontrasepsi pria dan wanita.
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/ Verifikasi
Pengumpulan data
Pengumpulan Data
Penyajian Data
28
b. Tahap Pelaksanaan
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah
implementasi model pembelajaran PBL disertai media gambar. Langkah-langkah
pelaksanaan tindakan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan ke-1
(a) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah.
(b) Siswa dibentuk dalam 5 kelompok yang ditentukan oleh guru.
(c) Guru membagikan gambar pada tiap siswa sesuai dengan materi
pembelajaran yaitu ovulasi dan menstruasi. Media gambar yang digunakan
gambar tahapan oogenesis, proses ovulasi, siklus menstruasi dan alat
kontrasepsi pada manusia.
(d) Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahan yang ada pada gambar.
(e) Siswa mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan serta
solusi.
(f) Siswa menyiapkan hasil karya berupa laporan hasil diskusi yang sudah
ditulis pada lembar diskusi untuk menyampaikannya kepada siswa yang
lain.
(g) Guru merefleksi terhadap investigasi dan proses-proses yang dgunakan
siswa.
2) Pertemuan ke-2
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-2 melanjutkan dari
pertemuan ke-1 dan diakhiri dengan post test.
29
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan atau observasi terhadap kemandirian belajar siswa proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Observasi berupa kegiatan
pemantauan, pencatatan melalui lembar observasi, serta pendokumentasian segala
kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran Fokus observasi ditekankan pada
indikator: memanfaatkan tempat atau lingkungan sekitar, memanfaatkan benda
yang ada di sekitrnya, memanfaatkan orang atau siapa saja yang memiliki
keahlian tertentu, memanfatkan buku, berbuat, bertukar pendapat dengan siswa
lain, dan berani mengemukakan permasalahan. Sebagai data pendukung observasi
adalah angket kemandirian belajar, angket keefektifan penggunaan media, hasil
wawancara terhadap guru dan murid serta kajian dokumen yang ada. Data yang
diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan
yang dilakukan. Selanjutnya adalah tahap refleksi. Tahap ini meliputi kegiatan
mengemukakan temuan-temuan yang diperoleh di dalam proses pembelajaran
siklus sebelumnya serta menganalisis pencapaian setiap indikator kemandirian
belajar siswa pada siklus sebelumnya. Hasil yang diperoleh kemudian dijadikan
sebagai bahan perencanaan pada siklus selanjutnya.
Tahap awal di siklus selanjutnya membuat perencanaan pelaksanaan
siklus berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya. Kekurangan-kekurangan
yang ditemui pada siklus sebelumnya diperbaiki pada siklus selanjutnya dengan
melakukan beberapa revisi tindakan.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah
implementasi media gambar pada model pembelajaran berbasis masalah.
Pemantapan apersepsi di awal pertemuan dijadikan sebagai rekomendasi untuk
perbaikan di siklus ini. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan ke-1
(a) Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 diawali dengan
mngucapkan salam dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
kegiatan mengatasi masalah. Kondisi siswa sudah duduk dalam kelompok
masing-masing.
30
(b) Guru membagikan gambar pada tiap siswa sesuai dengan materi
pembelajaran yaitu fertilisasi, gestasi, persalinan dan ASI. Media gambar
yang digunakan antara lain proses fertilisasi, tahapan pembelahan zigot,
proses pembentukan kehamilan pada embrio, perkembangan embrio dalam
uterus, kondisi bayi yang mendapatkan dan yang tidak mendapatkan ASI.
(c) Tiap kelompok juga diberi lembar diskusi.
(d) Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas belajar terkait dengan permasalahan yang ada pada gambar.
(e) Siswa mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan serta
solusi.
(f) Siswa menyiapkan hasil karya berupa laporan hasil diskusi kelompok
untuk menyampaikannya kepada kelompok yang lain.
(g) Guru merefleksi terhadap investigasi dan proses-proses yang dgunakan
siswa.
Tahapan selanjutnya adalah pengamatan atau observasi terhadap
kemandirian belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan melalui lembar
observasi, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan
pembelajaran Fokus observasi ditekankan pada indikator: memanfaatkan tempat
atau lingkungan sekitar, memanfaatkan benda yang ada di sekitrnya,
memanfaatkan orang atau siapa saja yang memiliki keahlian tertentu,
memanfatkan buku, berbuat, bertukar pendapat dengan siswa lain, dan berani
mengemukakan permasalahan. Sebagai data pendukung observasi adalah angket
kemandirian belajar, hasil wawancara terhadap guru dan murid serta kajian
dokumen yang ada. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari tindakan yang dilakukan.
31
d. Tahap Refleksi
Tahap ini meliputi kegiatan mengemukakan temuan-temuan yang
diperoleh di dalam proses pembelajaran siklus ini serta menganalisis pencapaian
setiap indikator kemandirian belajar siswa pada siklus ini. Hasil yang diperoleh
kemudian dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui tercapainya indikator pada
siklus sebelum dan siklus sesudahnya. Urutan masing-masing tahapan jalannya
penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
32
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Revised plan
Plan
Reflect
Reflect
Act & Observe
PerencanaanPenyusunan instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran berupa: lembar observasi (kemandirian belajar siswa), angket kemandirian belajar siswa, pedoman wawancara (siswa&guru), silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan media pembelajaran untuk siklus I.
RefleksiMengemukakan temuan yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I.Menganalisis pencapaian target pada siklus I. Jika target belum tercapai, maka dilanjutkan
ke siklus II dengan beberapa revisi tindakan berdasarkan temuan yang ada.
PelaksanaanModel pembelajaran PBL disertai media gambar dalam KBM I dan KBM II.
Observasi & Evaluasi IEvaluasi kemandirian belajar siswa dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket dan wawancara.
Tindak LanjutMembuat perencanaan berdasarkan
hasil refleksi siklus sebelumnya.
Act & Observe
Hasil observasi:
Metode pembelajaran kurang bervariasi, Hanya memanfaatkan handout dari guru, Buku sumber mayoritas sama dengan guru, Jarang sekali memanfaatkan guru/teman tentang hal yang belum diketahui, lebih baik diam dengan alasan tidak berani , Aktivitas sebatas mendengarkan & aktivitas diluar aktivitas belajar , Biologi sebagai objek yang mempelajari benda-benda yang dapat diamati bak melalui gambar atau objek asli untuk memunculkan keingintahuan tentang topik yang dipelajari
Media gambar dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) ”PENERAPAN MEDIA GAMBAR DLAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”
33
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: UNS Press
Arends, R. 1997. Classroom Instruction and Management. USA: The McGraw-Hill Companies.
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Belland, B.R, French, B.F. and Ertmer P.A. 2009. “Validity and Problem Based Learning Research: A Review of Instrument Used to Asses Intended Learning Outcomes” Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning: Vol. 3: Iss. 1. http://docs.lib.purdue.edu . 23 Februari 2010
Best, M.A. (2010) "Book Review: Implementing Systems Engineering Techniques into Health Care: An Investigation into Using Problem-Based Learning in Medical Schools to Teach Systems Engineering" Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning: Vol. 4: Iss. 1. http://docs.lib.purdue.edu . 22 Februari 2010.
Djamarah,S.B. dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ge, X, Planas, L.G. and Er, N. 2010. “A Cognitive Support System to Scaffold Students’ Problem-based Learning in a Web-based Learning Environment" Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning: Vol. 4: Iss. 1. http://docs.lib.purdue.edu. 22 Februari 2010.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Holstein, H. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung: CV. Remadja Karya.
Joyoatmojo, S. 2006. Belajar Mandiri: Bekal Untuk Menapak Jalan Menuju Belajar Sepanjang Hayat. Surakarta: UNS
Latuheru M.P, J.D. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Maleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
34
Miles, M.B. and Huberman, A.M. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Mudjiman, H. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nugroho, H dan Sumardi I. 2004. Biologi Dasar. Yogyakarta: Penebar Swadaya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: PT. Grasindo.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Setiawan. 2008. “Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Laboratorium Singaraja” Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2(1), 42-59. http://www.freewebs.com. 22 Februari 2010.
Slavin, R.E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks. Edisi Kedelapan. Jilid 1.
Suci. 2008. “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi UNDIKSHA” Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2(1),74-86. http://www.freewebs.com. 22 Februari 2010.
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.
. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N.S. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutopo,H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
35
Williamson, S.C. 2009. “The Practice of Problem Based learning: A Guide to Implementing PBL in the College Classroom” Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning: Vol. 3: Iss. 2. http://docs.lib.purdue.edu . 22 Februari 2010.
Zhang, M., Lundeberg, M., McConnel, T., Koehler, Matthew J., and Eberhardth, Jan. 2010. “Using Questioning to Facilitate Discussion of Science Teaching Problem in Teacher Professional Development” Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning: Vol. 4: Iss. 1. http://docs.lib.purdue.edu . 22 Februari 2010.