8/skripsi kakak... · web viewpenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011....

88
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Indikator keberhasilan suatu pembelajaran adalah tercapainya ketuntasan belajar siswa yang dicerminkan oleh nilai kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotorik. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2008: 63). Hal pokok yang menjadi pengalaman siswa adalah berupa cara- cara penting untuk memproses dan memperoleh 1

Upload: dangtu

Post on 23-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas

berfikirnya. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah

membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Indikator keberhasilan suatu

pembelajaran adalah tercapainya ketuntasan belajar siswa yang dicerminkan oleh

nilai kognitif, nilai afektif, dan nilai psikomotorik.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses

pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki

aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun

suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk memperoleh

pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri (Syaiful Sagala, 2008: 63). Hal

pokok yang menjadi pengalaman siswa adalah berupa cara-cara penting untuk

memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi

kebutuhannya.

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang

perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan

oleh pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Suatu

prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar melalui proses

mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang bermakna.

Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi siswa dengan lingkungannya.

Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang

menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti peranan pendekatan yang

1

Page 2: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

2

digunakan dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya

dengan keberhasilan belajar.

Hasil observasi di SMA MTA Surakarta menunjukkan adanya

kecenderungan siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Aktivitas

siswa yang berhubungan dengan proses belajar kurang optimal karena kurangnya

sumber belajar yang digunakan. Sumber belajar yang digunakan pada umumnya

terbatas pada guru dan buku teks yang dipakai dan kurang melibatkan sumber

belajar nyata di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar siswa

tertarik dengan mata pelajaran biologi. Siswa menginginkan bentuk pembelajaran

biologi yang disertai contoh-contoh kongkret dan pengamatan langsung objek

yang dipelajari. Kenyaatan di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan

pembelajaran yang digunakan bersifat konvensional, guru lebih sering

menggunakan metode ceramah bervariasi seperti tanya jawab, diskusi atau dengan

menggunakan media power point. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada

buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut, kurang

menekankan pada pemberian keterampilan proses. Siswa memiliki banyak konsep

tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan mengembangkan konsep.

Penyajian mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya biologi

sering hanya diarahkan pada penguasaan konsep, sehingga sangat sedikit

menyentuh penumbuhan sikap ilmiah dan pengembangan keterampilan proses.

Penyajian mata pelajaran biologi seharusnya tidak hanya diarahkan pada

penguasaan materi, tetapi juga menyentuh ranah psikomotor dan ranah attitude

dalam wujud sikap dan nilai-nilai positif. Berdasarkan uraian di atas maka

dipandang perlu adanya pengembangan berbagai pendekatan, strategi dan metode

pembelajaran IPA khususnya biologi. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan

proses perlu dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Pendekatan

keterampilan proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

konsep sendiri melalui kegiatan ilmiah.

Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik termasuk

keterlibatan fisik, mental, dan sosial peserta didik dalam memperoleh

Page 3: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

3

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan keterampilan proses

menekankan keterlibatan siswa pada proses belajar aktif. Melalui pendekatan

keterampilan proses siswa dapat mempelajari biologi melalui pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala dan proses biologi sehingga dapat menumbuhkan

keterampilan dan kecakapan dalam melakukan kegiatan eksperimen. Hal ini,

sejalan dengan karakteristik pelajaran biologi sebagai bagian dari IPA.

Karakteristik IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Produk

yaitu sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas konsep, prinsip, teori dan hukum.

Proses yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh produk. Sedangkan

sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan dalam melakukan proses.

Keterampilan proses terdiri dari sejumlah keterampilan antara lain:

mengamati, mengklasifikasikan (mengelompokkan), menafsirkan (interpretasi),

meramalkan (prediksi), melakukan komunikasi, mengajukan pertanyaan,

mengajukan hipotesis (berhipotesis), merencanakan percobaan/penelitian,

menggunakan alat. Menurut Tabrani Rusyan (1994: 185) “Pendekatan

keterampilan proses secara konseptual mempunyai ciri sebagai berikut: 1.

Menekankan pentingnya keberartian belajar untuk mencapai hasil belajar yang

memadai; 2. Menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam proses belajar; 3.

Bahwa belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar secara

tuntas”.

Pendekatan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan prinsip-prinsip biologi, cara berpikir logis, sistematis,

kritis, terbuka dan ingin tahu. Pendekatan keterampilan proses ini juga

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati langsung gejala-gejala

dan proses biologi. Semakin besar keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran, maka semakin besar baginya untuk mengalami proses belajar.

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, maka telah dilakukan

penelitian dengan judul: “IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011”

Page 4: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, terdapat beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pemanfaatan sumber belajar yang tersedia kurang optimal.

2. Dalam proses pembelajaran peranan guru masih dominan, kurang melibatkan

peranan siswa, sehingga siswa cenderung pasif.

3. Pembelajaran biologi masih banyak mengembangkan prinsip dan konsep,

kurang mengembangkan keterampilan sikap dan keterampilan proses.

4. Karakteristik IPA meliputi tiga hal yaitu : produk, proses, dan sikap ilmiah

yang belum dikembangkan secara maksimal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka agar lebih jelas dan

terarah pembahasan dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA MTA Surakarta

semester I tahun ajaran 2010/2011.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah:

a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan keterampilan

proses dan pendekatan konvensional.

b. Hasil belajar biologi siswa ditunjukkan oleh parameter tes hasil belajar biologi

berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotor pada pokok bahasan

Archaeobacteria dan Eubacteria kelas X semester I.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta?

Page 5: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

5

2. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah afektif pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta?

3. Adakah pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa

kelas X SMA MTA Surakarta.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah afektif pada siswa

kelas X SMA MTA Surakarta.

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor pada

siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan keaktifan, keterampilan dan hasil belajar

biologi.

2. Bagi Guru sebagai masukan dalam rangka pemilihan pendekatan dan metode

pembelajaran biologi yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan

kreatifitas dan keterampilan siswa.

3. Instansi sekolah, dapat meningkatkan sumber daya pendidikan sehingga

menghasilkan output yang berkualitas, dan dapat meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia.

4. Bagi peneliti lain di bidang pendidikan, dapat menambah kepustakaan dalam

bidang pendidikan dan menjadi acuan untuk diteliti lebih lanjut.

Page 6: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendekatan Keterampilan Proses

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang

skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan siswa dalam rangka

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dilakukan untuk

menjelaskan materi pelajaran yang berorientasi pada pengalaman-pengalaman

yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori. Suatu prinsip

untuk memilih pendekatan pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003: 148)

adalah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil

belajar yang bermakna.

Menurut Soli Abimanyu (2008: 2-6) “pendekatan pembelajaran adalah

cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian pembelajaran”.

Syaiful Sagala (2009: 69) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran

merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan

instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. Tujuan instruksional

tersebut dapat diamati dalam bentuk hasil belajar siswa.

Muhibin Syah (2004: 139) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran

adalah segala cara atau seperangkat langkah operasional yang direkayasa untuk

memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar dalam menunjang efektifitas

dan efesiensi proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran menurut Wenno

(2008: 50) merupakan teknik guru dalam menyajikan berbagai materi. Hal ini,

dilakukan agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan

efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan

targetnya. Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Pendekatan dapat dilakukan dengan baik, jika

guru dapat memahami materi yang akan disajikan dan disesuaikan dengan tipe

belajar siswa.

6

Page 7: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

7

b. Pendekatan Keterampilan Proses

1) Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses menekankan keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran. Menurut Syaiful Sagala (2008: 74) “pendekatan

keterampilan proses adalah pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan

kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu

konsep sebagai suatu keterampilan proses”. Keterampilan proses berfungsi

sebagai roda penggerak dalam penemuan dan pengembangan fakta dan konsep

serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai yang berfokus pada

pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar.

Pendekatan keterampilan proses menurut E.Mulyasa (2009: 99) adalah

pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan

kreativitas peserta didik termasuk keterlibatan fisik, mental, dan sosial peserta

didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan. Lebih

lanjut, Dimyati dan Mudjiono (2006: 138) mengemukakan bahwa pendekatan

keterampilan proses diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan

keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari

kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri

siswa. Penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri siswa supaya mampu

menemukan dan mengelola perolehannya.

Soli Abimanyu (2008: 5-8) menyatakan bahwa pendekatan keterampilan

proses adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai

keterampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran. Berbagai

keterampilan proses itu pada prinsipnya telah dimiliki peserta didik namun belum

dikembangkan secara maksimal. Pendekatan keterampilan proses menekankan

pengembangan keterampilan memproseskan perolehan (ranah psikomotor), dari

kegiatan memproseskan perolehan, siswa memperoleh pengetahuan dan

pemahaman terhadap fakta, konsep, prinsip, dan teori yang dikaji (pengembangan

Page 8: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

8

ranah kognitif), dan seiring dengan itu, berkembang sikap dan nilai yang relevan

dengan bahan ajar atau cara belajar (pengembangan ranah afektif).

Pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan menekankan pada

bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa mengelola perolehannya, sehingga

menjadi miliknya, dipahami, dimengerti dan diterapkan sebagai bekal dalam

kehidupan dimasyarakat sesuai kebutuhannya. Pengetahuan yang diperoleh

dengan penemuan menyebabkan pengetahuan dapat bertahan lebih lama, dapat

diingat, dan lebih mudah diterapkan pada situasi baru. Dimyati dan Mudjiono

(2006: 43) mengemukan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui

pengalaman langsung. Siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung

tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung

jawab terhadap hasilnya. Tujuan pembelajaran dari keterampilan proses adalah

untuk memperoleh pengetahuan yang dapat melatih kemampuan intelektual,

merangsang keingintahuan, dan dapat memotivasi kemampuan untuk

meningkatkan pengetahuan yang baru diperoleh.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan

melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan

manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena melibatkan pengunaan alat

dan bahan, pengukuran, penyusunan alat. Dengan keterampilan sosial

dimaksudkan siswa dapat berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar denagn keterampilan proses (Nuryani R, 2005: 78).

Menurut Meltem Duran dan Oğuz Özdemir (2010) ilmu pengetahuan dan

pengajaran menjadi efektif apabila siswa memperoleh pengalaman belajar di

mana siswa secara aktif berpartisipasi dalam proses dan langkah-langkah

penelitian ilmiah harus dimasukkan dalam proses itu. Pengajaran ilmu yang

efektif terdiri dari proses yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan proses

penyelidikan ilmiah, menampilkan kemampuan berpikir kritis dan

menginternalisasikan konsep ilmiah dan prinsip-prinsip.

Keterampilan proses menciptakan sebuah kontinum penemuan-penemuan

sebagai lawan dari belajar hafalan berarti pengalaman. Keterampilan proses

Page 9: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

9

meningkatkan kualitas dan tingkat pemahaman ilmiah yang dicapai oleh

siswa. Ilmu harus mencakup pengalaman yang melibatkan keterampilan proses,

seperti mengukur, mengamati, mengklasifikasi dan memprediksi. Keterampilan

ini sangat penting dalam pengembangan pemahaman konsep-konsep dan teori

ilmiah yang berharga dan bermanfaat. Pengalaman ini juga penting untuk

mencapai keahlian dalam penggunaan prosedur ilmiah untuk memecahkan

masalah dan untuk menerapkan pemahaman ilmiah kehidupan sehari-hari (Mary

L. Ango, 2002).

2) Rasional Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Beberapa alasan perlunya penerapan keterampilan proses dalam kegiatan

belajar-mengajar menurut Wenno (2008: 66-67) yaitu perkembangan ilmu

pengetahuan berlangsung pesat sehingga tidak mungkin bagi guru mengajarkan

semua fakta dan konsep kepada siswa karena membutuhkan waktu yang lama,

secara psikologis siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan

abstrak jika disertai contoh-contoh yang konkret, wajar dan sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi, ilmu pengetahuan bersifat relatif artinya kebenaran

suatu teori tidak bersifat mutlak benar, proses belajar mengajar bertujuan

menghasilkan insan pemikir dan manusiawi yang selaras, serasi, dan seimbang

sehingga pengembangan keterampilan proses harus menyatukan antara

pengembangan konsep, sikap, serta nilai.

Adrian Rustaman (2010: 6) mengemukan bahwa penerapan pendekatan

keterampilan proses didasarkan pada tuntutan kurikulum dan hakikat biologi

sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tuntutan kurikulum saat ini

adalah kurikulum yang berbasis kompetensi. Kualifikasi kemampuan siswa

mencakup sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

hakikat biologi sebagai bagian dari IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses, dan

sikap ilmiah. Produk yaitu sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas konsep,

prinsip, teori dan hukum. Proses yaitu cara kerja yang dilakukan untuk

memperoleh produk, sedangkan sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang

diperlukan dalam melakukan proses.

Page 10: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

10

Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka penerapan pendekatan

keterampilan proses sangat penting dalam proses pembelajaran untuk memperoleh

hasil belajar yang bermakna.

3) Tujuan Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Tujuan penerapan pendekatan keterampilan proses menurut Anwar Kholil

(2008) antara lain memotivasi belajar siswa karena dalam keterampilan siswa

dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar; memperjelas

konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari siswa karena pada hakekatnya siswa

sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut; mengembangkan

pengetahuan teori dengan kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari;

mempersiapkan dan melatih siswa dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan

sehari-hari untuk bepikir logis dalam memecahkan masalah; mengembangkan

sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam

menghadapi berbagai problem kehidupan.

4) Jenis-jenis Keterampilan Proses

Funk dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 141-145) mengemukakan

bahwa ada dua kelompok keterampilan didalam keterampilan proses, yaitu

keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (integrated skills).

Keterampilan dasar terdiri atas enam keterampilan, yaitu mengobservasi,

mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan

mengkomunikasikan. Keterampilan terintegrasi terdiri atas mengidentifikasi

variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,

menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, memdefinisikan variabel secara

operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

Nuryani R (2005: 80) menyatakan bahwa keterampilan proses meliputi

melakukan pengamatan, menafsirkan pengamatan (interpretasi),

mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi,

berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan

pertanyaan.

Page 11: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

11

Adrian rustaman (2010: 9) mengemukakan bahwa jenis-jenis keterampilan

antara lain: mengamati, mengklasifikasikan (mengelompokkan), menafsirkan

(interpretasi), meramalkan (prediksi), melakukan komunikasi, mengajukan

pertanyaan, mengajukan hipotesis (berhipotesis), merencanakan

percobaan/penelitian, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep,

melaksanakan percobaan/penelitian.

a) Melakukan pengamatan (observasi)

Keterampilan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam

memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting

untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses yang lain. Mengamati

merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan

menggunakan pancaindera dan menggunakan fakta-fakta yang relevan dengan

hasil pengamatan.

b) Mengklasifikasikan

Keterampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah

salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Mengklasifikasikan

merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek peristiwa

berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok

sejenis dari obyek peristiwa yang dimaksud. Keterampilan mengamati meliputi:

mencatat setiap pengamatan secara terpisah, mencari perbedaan persamaan,

mengkontraskan ciri-ciri, membandingkan, mencari dasar pengelompokan.

c) Menafsirkan (interpretasi)

Keterampilan menginterpretasi meliputi: keterampilan mencatat setiap

hasil pengamatan, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola

dalam suatu seri pengamatan kemudian menyimpulkan.

d) Meramalkan (prediksi)

Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari

mungkin dapat diamati. Jadi, memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi

atau membuat ramalan.

Page 12: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

12

e) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah menyampaikan dan memperoleh fakta,

konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara

visual.

f) Mengajukan pertanyaan

Pertanyaan yang diajukan dapat berupa meminta penjelasan tentang apa,

mengapa, bagaimana, atau tentang latar belakang hipotesis.

g) Mengajukan hipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan

perkiraan penyebab terjadinya sesuatu. Berhipotesis diungkapkan dengan cara

melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis terkandung cara

mengujinya.

h) Merencanakan percobaan

Suatu percobaan dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan

sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan

percobaan. Merencanakan percobaan dapat diartikan suatu kegiatan

mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dalam penelitian secara

operasional, kemungkinan variabel yang dikontrol, hipotesis dan cara mengujinya,

serta hasil yang diharapkan dari percobaan yang akan dilaksanakan.

i) Menerapkan konsep

Menggunakan konsep atau prinsip yang telah dipelajari dalam situasi baru.

Menggunakan konsep/prinsip pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang

sedang terjadi.

j) Melakukan percobaan/bereksperimen

Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan

pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, an prinsip ilmu

pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak

ide-ide tersebut.

5) Manfaat Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Manfaat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran

menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 14) yaitu dengan penerapan pendekatan

Page 13: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

13

keterampilan proses, siswa akan memperoleh pengetahuan yang tepat tentang

hakikat ilmu pengetahuan, siswa belajar dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar

memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan itu, siswa secara serentak belajar

tentang proses dan produk ilmu pengetahuan.

6) Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses

Kelebihan pendekatan keterampilan proses menurut Syaiful Sagala (2009:

74) antara lain: a) Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat

penting untuk pengetahuan dan masa depan; b) Pendahuluan proses bersifat

kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara

memperoleh pengetahuan.

Kelemahan pendekatan keterampilan proses antara lain: a) Memerlukan

banyak waktu sehingga sulit untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang

ditetapkan dalam kurikulum; b) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan

lengkap sehingga tidak semua sekolah mampu menyediakannya.

c. Pendekatan Konvensional

1) Pengertian Pendekatan Konvensional

Pendekatan pembelajaran yang paling disukai dan sering digunakan adalah

pendekatan konvensional. Pendekatan konvensional dipandang sebagai suatu

aktivitas pemberian informasi yang harus diterima oleh siswa, yang wajib diingat

dan dihafal. Guru sebagai subjek yang aktif dan siswa sebagai objek yang pasif.

Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar konvensional. Menurut Syaiful

Sagala (2008:78) pendekatan ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah

laku dari penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar.

Siswa dipandang sebagai objek yang menerima pengetahuan yang diberikan oleh

guru. Guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk

penejelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah ceramah.

Siswa diharapkan mampu menangkap dan mengungkapkan kembali informasi

atau pengetahuan yang telah diberikan oleh guru.

Ketut Juliantara (2009) mengemukakan bahwa penyelenggaraan

pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus telling (pemberian

informasi), daripada modus demonstrating (memperagakan) dan doing direct

Page 14: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

14

performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara

langsung). Pendekatan ini menunjukkan guru lebih banyak mengajarkan tentang

konsep-konsep bukan kompetensi, guru lebih sering menggunakan metode

ceramah dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Siswa

mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses

pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.  Sehingga proses pembelajaran

lebih banyak didominasi guru sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih

pasif sebagai penerima ilmu.

Menurut Epon Ningrum (2009) pembelajaran konvensional memiliki ciri-

ciri, yaitu: a) Pembelajaran berpusat pada guru; b) Terjadi passive learning; c)

Interaksi di antara siswa kurang; d) Siswa belajar secara individual; e)

Pembelajaran terlalu abstrak dan teoritis; f) Siswa menerima informasi secara

pasif; g) Tidak didasarkan pada pengalaman siswa; h) Hasil belajar hanya diukur

dari hasil tes kognitif.

Secara garis besar prosedur dalam pendekatan pembelajaran konvensional

menurut Syaiful Sagala (2008: 79-80) yaitu: persiapan, pertautan, penyajian dan

evaluasi.

a) Persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara

sistematik dan rapi.

b) Pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan

uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah

diajarkan.

c) Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan

dengan cara member ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang

telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru.

d) Evaluasi (evaluation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengtan

bahan yang dipelajari, atau siswa disuruh menyatakan kembali ndengan kata-

kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari baik lisan maupun tulisan.

2) Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Konvensional

Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional adalah:

a) Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.

Page 15: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

15

b) Menyampaikan informasi dengan cepat.

c) Membangkitkan minat akan informasi.

d) Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.

Sedangkan kelemahan pembelajaran menggunakan pendekatan

konvensional antara lain:

a) Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.

b) Kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari.

c) Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.

d) Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan

tidak bersifat pribadi.

d. Metode yang Digunakan dalam Pendekatan Konvensional

1) Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk

menyampaikan keterangan, informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan

serta masalah secara lisan. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116)

mengemukakan bahwa metode ceramah adalah penyajian oleh guru dengan cara

memberikan penjelasan secara lisan kepada peserta didik. Sesuai dengan

pernyatan Nuryani (2005: 104-105) “metode ceramah adalah metode

penyampaian bahan pelajaran secara lisan”. Metode ini banyak dipilih guru

karena mudah dilaksanakan, tidak membutuhkan alat bantu khusus, dan tidak

perlu merancang kegiatan siswa.

Penggunaan metode ceramah kurang merangsang kreativitas siswa dan

tidak membuat siswa aktif mengemukakan pendapat, serta tidak dibiasakan

mencari dan mengolah informasi karena pusat pengajaran berpusat pada guru

(teacher center), guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Hakekat mengajar

dalam pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan

siswa dipandang sebagai obyek penerima apa yang diberikan guru. Guru

menyampaikan informasi mengenai suatu materi pelajaran dalam bentuk

penjelasan dan penuturan secara lisan. Siswa diharapkan dapat menangkap dan

mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru, serta mengungkapkan

kembali apa yang diberikan guru melalui respon yang diberikan pada saat diberi

Page 16: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

16

pertanyaan. Metode ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh metode-

metode yang lain. Seperti; tanya jawab, tugas, latihan, demonstrasi, eksperimen

dan metode lainya supaya siswa aktif belajar dan berpikir mengkonstruksi

pengetahuannya (Wenno, 2008: 86).

2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

Kelebihan metode ceramah menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana

(2001: 118-119) antara lain:

a) Efesien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya.b) Materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan.c) Meningkatkan daya dengar pesa didik dan menumbuhkan minat belajar

dari sumber lain.d) Guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari

peserta didik atas perhatian yang ditunjukkan peserta didik.e) Memberikan wawasan yang luas pada guru karena dapat menjelaskan

topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Kekurangan metode ceramah antara lain:

a) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik.b) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.c) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus.d) Informasi yang digunakan mudah usang dan ketinggalan jaman.e) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.f) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.

2. Hasil Belajar Biologi

a) Pengertian Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi tiga

unsur, yaitu tujuan pembelajaran, pengalaman belajar mengajar, dan hasil belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar

dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar

tersebut tampak dalam perubahan perilaku yang dirumuskan dalam tujuan

pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran berisi hasil belajar yang diharapkan

dikuasai siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar merupakan proses suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya

Page 17: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

17

(Nana Sudjana, 2005: 22). Hasil belajar Menurut Ella Yulaelawati (2004: 21)

mencerminkan kemampuan peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan

pencapaian pengalaman belajar dalam kompetensi dasar. Syaiful Sagala (2008:

75) mengemukakan bahwa hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan

pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat,

menganalisis, memecahkan masalah, membuat rencana, dan mengadakan

pembagian kerja. Aktivitas dan produk yang dihasilkan dari proses belajar ini

mendapatkan penilaian.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 176) mengemukakan bahwa hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup,

bagaimana interaksinya satu sama lain, dan bagaimana interaksinya dengan

lingkungan. Biologi merupakan komponen ilmu pengetahuan alam yang mengkaji

makhlik hidup sebagai objek kajiannya. Tema persoalan biologi berkembang

secara dinamis. Karakteristik ilmu biologi ditentukan oleh objek yang dipelajari

dan permasalahan yang dikaji (D. A Pratiwi, dkk 2007: 2).

Berdasarkan pernyatan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar biologi adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar

mengenai ilmu tentang makhluk hidup dalam waktu tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Ranah-ranah Hasil Belajar

Taksonomi Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan belajar

(learning domain) yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap)

dan psikomotor (keterampilan). Ranah kognitif menyangkut aktivitas otak dan

kemampuan berfikir, ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap dan

nilai-nilai, sedangkan ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan otot-otot yang

terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu tugas.

Page 18: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

18

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak

(Anas Sudijono, 2005: 50). Menurut Martinis Yamin (2009: 27) tujuan kognitif

berorientasi pada kemampuan berpikir mencakup kemampuan intelektual yang

lebih sederhana, yaitu mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah

yang menuntut siswa untuk dapat menggabungkan gagasan, metode atau prosedur

yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.

Kompetensi aspek kognitif menurut Bloom (Anderson dan Krathwol,

2001: 31) dibagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi

pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri atas enam jenjang, dari yang rendah

ke yang tinggi. Adapun enam kategori dimensi proses kognitif yaitu:

a) Mengingat (remember), kemampuan menarik kembali pengetahuan dari

memori yang sudah lama seperti kemampuan mengenal dan mengingat

kembali.

b) Mengerti (understand), kemampuan mengontruksi arti berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang

baru ke skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Mengerti terdiri dari:

menginterpretasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, menerangkan.

c) Mengaplikasikan (apply), kemampuan menggunakan prosedur guna

menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, meliputi: menjalankan dan

mengimplementasikan.

d) Menganalisis (analyze), kemampuan menguraikan suatu permasalahan atau

obyek ke bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana bagian-

bagian tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dengan struktur

atau tujuan keseluruhan. Menganalisis meliputi: mendeferensiasi,

mengorganisasi, menemukan pesan tersirat.

e) Mengevaluasi (evaluate), kemampuan membuat suatu pertimbangan

berdasarkan kriteria dan standar, meliputi memeriksa dan mengkritik.

Page 19: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

19

f) Mengkreasi (create), kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi suatu

bentuk kesatuan. Mengkreasi meliputi: membuat, merencanakan,

memproduksi.

Sedangkan dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori yaitu:

a) Faktual, unsur dasar yang harus dikenal siswa yaitu disiplin dan penyelesaian

masalah

b) Konseptual, hubungan antara elemen dasar dalam sebuah struktur yang

bekerja sama.

c) Prosedural, bagaimana melakukan sesuatu, cara penyelidikan dan kriteria

untuk menggunakan kemampuan, teknik dan metode.

d) Metakognitif, pengetahuan kognitif meliputi kesadaran dan pengetahuan

kognitifnya sendiri.

Ella Yulaelawati (2004: 59-61) mengemukakan bahwa kawasan kognitif

terdiri dari enam tingkatan. keenam tingkatan tersebut adalah C1 (pengetahuan)

merupakan kemampuan mengingat hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya; C2

(pemahaman) merupakan kemampuan memahami materi; C3 (penerapan)

merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan

dipahami ke dalam situasi yang nyata; C4 (analisis) merupakan kemampuan untuk

menguraikan materi ke dalam komponen-komponen yang lebih terstruktur dan

mudah dipahami; C5 (sintesis) merupakan kemampuan untuk mengumpulkan

bagian-bagian menjadi suatu bagian yang utuh dan menyeluruh; C6 (penilaian)

merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi

untuk tujuan tertentu.

2) Ranah Afektif

Hamzah B. Uno, dkk (2001: 9) mengemukakan bahwa hasil belajar

kawasan afektif berkaitan dengan sikap, nilai,-nilai interes, apresiasi

(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Hasil belajar ranah afektif terdiri

dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan suatu fenomena sampai kepada

yang komplek yang merupakan faktor internal seseorang. Tingkatan kawasan

afektif ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai

berikut: a) kemauan menerima, merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu

Page 20: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

20

gejala atau rancangan tertentu; b) kemauan menanggapi, merupakan kegiatan

yang menujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu; c) berkeyakinan

adalah suatu sikap yang berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai

tertentu pada diri individu; d) mengorganisasi, berkenaan dengan penerimaan

terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem

nilai yang lebih tinggi; e) tingkat karakteristik (pembentukan pola),

menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Menurut Karthwohl dalam Mimin Haryati (2007: 36-37) ada lima

tingkatan bidang afektif yaitu: a) Penerimaan (receiving), keinginan untuk

memperhatikan suatu fenomena khusus rangsangan (stimulasi) yang mengandung

estetika; b) Tanggapan (responding), merupakan partisipasi aktif dalam kegiatan

tertentu, bereaksi terhadap fenomena yanga ada; c) Penilaian (valuing),

melibatkan penentuan nilai, kenyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat

internalisasi dan komitmen; d) Organisasi (organitation), berkenaan dengan

penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda; e) Karakterisasi

(characterization), berkenaan dengan mengendalikan perilaku sampai pada waktu

tertentu hingga terbentuk pola hidup.

3) Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Martinis Yamin (2009: 37) mengemukakan

bahwa kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada

keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan

(action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Kawasan psikomotor

dibagi menjadi empat kategori yaitu: a) Gerakan seluruh badan (gross body

movements) yaitu perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang memerlukan

gerakan fisik secara menyeluruh; b) Gerakan yang terkoordinasi (coordination

movements) yaitu gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu

atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan; c) Komunikasi

nonverbal (nonverbal communication); e) Kebolehan dalam berbicara (speech

behavior).

Page 21: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

21

Menurut Hamzah B. Uno, dkk (2001: 12-13) ada enam tingkatan

keterampilan, yakni: a) Persepsi, termasuk di dalamnya membedakan visual,

auditif, motoris, dan lain-lain; b) Kesiapan, perilaku persiapan atau kesiapan

untuk kegiatan tertentu; c) Gerakan terbimbing, gerakan yang berada pada tingkat

mengikuti suatu model; d) gerakan terbiasa, penampilan respon yang sidah dan

sudah menjadi kebiasaan; e) gerakan kompleks, gerakan yang berada pada tingkat

ketrampilan tertinggi; f) Adaptasi, menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi

yang menuntut persyaratan tertentu.

Kawasan Psikomotor menurut Winkel W.S (2005: 274) diklasifikasikan

menjadi tujuh tingkatan yaitu: a) Persepsi (perception); b) Kesiapan (set); c)

Gerakan terbimbing (guided response;) d) Gerakan yang terbiasa (mechanical

response); e) Gerakan kompleks (complex response); f) Penyesuain pola gerakan

(adjusment); g) Kreativitas (creativity). Tipe hasil belajar ranah psikomotoris

berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima

pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil

belajar afektif. Bukti keberhasilan siswa selain hasil belajar adalah perubahan

perilaku siswa. Hal ini dapat dilihat dari perubahan perilaku siswa setelah

menerima pelajaran dimana ia mampu mengaplikasikan teori.

Page 22: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

22

B. Kerangka Pemikiran

Kegiatan pembelajaran terdapat dua aspek penting yaitu aspek hasil

belajar dan aspek proses belajar. Aspek hasil belajar adalah perubahan perilaku

pada diri siswa sedangkan aspek proses belajar adalah sejumlah pengalaman

intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa. Pengalaman intelektual,

emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal.

Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar akan tercapai tidak hanya jika

siswa mampu menguasai materi dari segi kognitif saja, tetapi juga mampu

menguasai dari segi afektif dan psikomotor. Untuk itu dibutuhkan pendekatan

yang dapat mencakup tiga aspek tersebut.

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan

kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan

kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran

biologi seharusnya tidak semata-mata diarahkan pada penguasaan materi, tetapi

juga menyentuh ranah psikomotor dan ranah attitude dalam wujud sikap dan nilai-

nilai positif. Penggunaan pendekatan keterampilan proses tentunya berpengaruh

terhadap hasil belajar biologi mencakup ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik. Karena siswa terlibat langsung saat pembelajaran dalam

memperoleh konsep, sehingga siswa dapat lebih lama menyimpan konsep yang

dipelajari dalam struktur kognitifnya, dan mampu melihat relevansi dari konsep

yang telah dipelajari. Selain itu, siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 23: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

23

Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat dibuat alur

kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1 : Skema Paradigma Penelitian

Keterangan:

X = Pendekatan Pembelajaran

X1 = Pendekatan pembelajaran konvensional

X2 = Pendekatan pembelajaran keterampilan proses

Y1 = Hasil belajar ranah kognitif

Y2 = Hasil belajar ranah afektif

Y3 = Hasil belajar ranah psikomotor

X1Y1 = Hasil belajar biologi ranah kognitif dengan pendekatan konvensional

X1Y2 = Hasil belajar biologi ranah afektif dengan pendekatan konvensional

X1Y3 = Hasil belajar biologi ranah psikomotor dengan pendekatan konvensional

X2Y1 = Hasil belajar biologi ranah kognitif dengan pendekatan keterampilan

proses

X2Y2 = Hasil belajar biologi ranah afektif dengan pendekatan keterampilan

proses

X2Y3 = Hasil belajar biologi ranah psikomotor dengan pendekatan keterampilan

proses pada

X xxxX

X1 X1 Y1

Y1

X2 X2 Y1

Y1

Y1

X X

X1 X1 Y3

X2 X2 Y3

Y3

Y3

X xX

X1 X1 Y2

X2 X2 Y2

Y2

Y2

Page 24: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

24

C. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, maka

dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

2. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah afektif pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

3. Terdapat pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil

belajar biologi ranah psikomotor pada siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

Page 25: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.

Alamat di Jl. Kyai Mojo Semanggi Pasar Kliwon Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.

Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1. Tahap Persiapan

a. Pengajua

n judul skripsi

b. Penyusun

an proposal

c. Seminar

proposal

d. Perijinan

penelitian

e. Survei

sekolah

f. Konsulta

si instrumen penelitian

2 Tahap Penelitian

a. Uji instrumen

penelitian

b. Pengambilan

data

Page 26: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

26

3 Tahap Penyelesaian

a. Pengolahan data

b. Penyusunan laporan

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2003: 57). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X

SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang diteliti (Sugiyono, 2003: 57). Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara cluster random sampling. Dari 8 kelas yang terdapat di SMA MTA

Surakarta diambil 2 kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

pengambilan sampel secara acak diperoleh X-5 sebagai kelas eksperimen dan X-1

sebagai kelas kontrol .

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan sebagai

faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

1) Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran terkait dengan masalah psikologi belajar.

Pendekatan pembelajaran dalam penelitian ini meliputi: pendekatan keterampilan

proses dan pendekatan konvensional.

b. Variabel Terikat

1) Hasil Belajar Biologi Siswa

25

Page 27: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

27

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biologi mencakup ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data

adalah sebagai berikut:

a. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa yang

ditinjau dari ranah kognitif. Tes berbentuk tes obyektif yaitu bentuk pilihan ganda.

b. Metode Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang

berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang maupun

sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang di

perlukan oleh peneliti (Mardalis, 2007: 67). Pengukuran hasil belajar ranah afektif

digunakan angket tertutup sehingga siswa tinggal memberi tanda cek (√) pada

kolom yang telah disediakan.

c. Metode observasi

Observasi merupakan langkah untuk memperoleh data tentang pribadi dan

tingkah laku setiap individu anak didik secara langsung. Metode observasi

digunakan untuk mengambil data hasil belajar ranah psikomotor.

3. Teknik Penyusunan Instrumen

a. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar ranah kognitif menggunakan tes. Adapun

langkah-langkah penyusunan sebagai berikut:

1) Spesifikasi materi berdasarkan kurikulum.

2) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian materi.

3) Pembuatan alat ukur sesuai indikator.

4) Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan.

Page 28: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

28

5) Soal-soal yang disusun mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1

(pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5

(sintesis), C6 (evaluasi) menurut Ella Yulaelawati (2004: 59-63).

6) Penyusunan item soal ranah kognitif.

7) Pengujian kesahihan item menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

8) Item diuji lagi dengan daya pembeda dan tingkat kesukaran item.

b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif

Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam bentuk

ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam

Suharsimi Arikunto (2002: 180) sebagai berikut:

SS : sangat setuju dengan skor 5

S : setuju dengan skor 4

TB : tidak berpendapat dengan skor 3

TS : tidak setuju dengan skor 2

STS : sangat tidak setuju dengan skor 1

Menurut Karthwohl dalam Mimin Haryati (2007: 36-37) ada lima

tingkatan bidang afektif yaitu: penerimaan (receiving), tanggapan (responding),

penilaian (valuing), organisasi (organizing), karakterisasi (characterizing). Uji

kesahihan angket ranah afektif diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas

(Suharsimi Arikunto, 2002: 64-113).

c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar

observasi. Cara pemberian skor lembar observasi sebagai berikut:

1 : Sangat kurang (SK)

2 : Kurang (K)

3 : Sedang (S)

4 : Baik (B)

5 : Sangat Baik (SB)

Ranah psikomotor menurut Winkel W.S (2005: 274) diklasifikasikan

menjadi tujuh tingkatan yaitu: a) Persepsi (perception); b) Kesiapan (set); c)

Gerakan terbimbing (guided response;) d) Gerakan yang terbiasa (mechanical

Page 29: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

29

response); e) Gerakan kompleks (complex response); f) Penyesuain pola gerakan

(adjusment); g) Kreativitas (creativity). Uji kesahihan diukur dengan uji validitas

dan uji reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 2002: 64-113).

4. Analisis Instrumen

a. Uji Validitas Butir Soal

Validitas menunjukkan daya ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

untuk mengukur suatu hal yang hendak diukur. Suatu tes atau instrumen

mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat menjalankan

fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud yang

dilakukan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi secara isi

(content validity) dan butir. Penyusunan instrumen penelitian dengan validitas isi

(content validity) melibatkan penilaian ahli (expert judgment) yaitu pembimbing.

Dalam proses ini disusun indikator yang disesuaikan dengan kompetensi dasar.

Penilaian ahli dimaksudkan untuk memberi masukan terhadap kesesuaian

indikator dan penjabaran indikator yang telah disusun.

Validitas butir dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki

oleh sebutir soal. Untuk menguji validitas butir soal tes digunakan rumus korelasi

Product Moment :

rxy =

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y yang dikorelasikan

X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba)

Y = skor total

N = jumlah subyek

Page 30: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

30

Jika harga rhitung > r tabel maka item petanyaan dinyatakan valid.

Sebaliknya, jika harga rhitung < r tabel maka korelasi tidak signifikan sehingga

item pertanyaan dikatakan tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2002: 72).

Uji validitas tes try out kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara

lengkap disajikan pada Tabel 2 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 2. Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Siswa

Penilaian Jumlah Item Keputusan Uji Validitas

Valid Invalid

Kognitif 40 30 10

Afektif 30 26 4

Psikomotor 19 19 0

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji validitas tes

kognitif menunjukkan item yang valid sebanyak 30 soal sedang untuk item yang

tidak valid sebanyak 10 soal. Hasil uji angket afektif menunjukkan item yang

valid sebanyak 26 soal sedang item yang tidak valid sebanyak 4 soal. Hasil uji

lembar observasi psikomotor menunjukkan item yang valid sebanyak 19 sedang

yang tidak valid sebanyak 0 item. Item yang tidak valid dibuang karena

indikatornya sudah diwakili item lain.

b. Reliabilitas

Menurut Budiyono (2004: 69) suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan

atau pada orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) atau

pada waktu yang berlainan. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes kognitif

digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20) yaitu sebagai berikut :

r11=

Page 31: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

31

Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket afektif dan

psikomotor digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:

r11 =

Dengan :

= indeks reliabilitas instrumen

n = cacah butir instrumen

= proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i

= 1- , i = 1,2,...,n

= variansi total

= variansi butir ke-i

Koefisien reliabilitas menurut Hamzah B. Uno (2001: 144) sebagai

berikut:

Harga r11 1 : Korelasi sempurna

Harga r11 0,99-0,81 : Korelasi sangat tinggi

Harga r11 0,80-0,61 : Korelasi tinggi

Harga r11 0,60-0,41 : Korelasi sedang

Harga r11 0,40-0,21 : Korelasi rendah

Harga r11 0,20-0.01 : Sangat rendah

Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif, afektif dan psikomotor secara

lengkap disajikan pada Tabel 3 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 3. Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Siswa.

Penilaian Jumlah Item Indeks Reliabilitas Keputusan Uji

Kognitif 30 0,95 Reliabel

Afektif 26 0,87 Reliabel

Psikomotor 19 0,86 Reliabel

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif

menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) diperoleh r11 = 0,95 yang berarti

bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif sangat tinggi. Uji reliabilitas angket

Page 32: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

32

afektif dan psikomotor menggunakan rumus Alpha karena reliabilitas skornya

bukan 1 atau 0. Hasi uji reliabilitas angket afektif diperoleh r11 = 0,87 yang berarti

koefisien reliabilitas angket afektif tinggi, sedang untuk psikomotor diperoleh r11

= 0,86 yang berarti koefisien lembar observasi tinggi. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian sangat reliabel untuk

digunakan.

c. Taraf Kesukaran

Soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah

keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud

adalah ada soal-soal yang termasuk kategori mudah, sedang, dan sulit secara

proposional. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan

rumus:

I =

Dimana : I = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks kesukaran soal sebagai berikut:

0,17 – 1,00 : Mudah (M)

0,31 – 0,70 : Sedang atau Cukup (Sd)

0,00 – 0,30 : Sukar (S)

(Nana Sudjana, 2005: 136-137)

Hasil uji taraf kesukaran tes try out kognitif secara lengkap disajikan pada

Tabel 4 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 4. Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Hasil Tes Try Out Siswa

Ranah Penilaian Jumlah Soal Item yang dipakai Item yang dibuang

Kognitif 40 30 10

Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang

mempunyai indeks kesukaran baik sebanyak 30 soal. Sedangkan soal yang

mempunyai indeks kesukaran jelek sebanyak 10 item.

d. Daya Pembeda

Page 33: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

33

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 213-214) daya pembeda adalah

kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antar siswa yang pandai dengan

yang kurang pandai. Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika

kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa

yang kurang pandai.

Untuk mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus sebagai berikut :

D =

Keterangan :

J = Jumlah peserta tes

JA= Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

= = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= =Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2002: 218) adalah

sebagai berikut:

D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)

D: 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)

D: 0.40 – 0.70 : baik (good)

D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)

D: Negatif : semua butir soal yang mempunyai D negatif semuanya

tidak baik sebaiknya dibuang

Butir soal yang dipakai adalah butir soal yang mempunyai indeks

diskriminasi 0.40 – 0.70 kategori baik dan 0.70 – 1.00 kategori baik sekali. Hasil

uji daya beda tes try out kognitif secara lengkap disajikan pada Tabel 5 dan

selengkapnya pada Lampiran 2.

Tabel 5. Rangkuman Uji Daya Beda Hasil Tes Try Out Siswa.

Page 34: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

34

Ranah Penilaian Jumlah

Soal

Kriteria

Jelek Cukup Baik Baik Sekali

Kognitif 40 9 1 28 2

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji daya beda diperoleh soal yang jelek

9 item, cukup 1 item, baik 28 item, dan baik sekali 2 item. Soal yang memiliki

kriteria ID jelek dan cukup tidak dapat digunakan sehingga 10 item harus dibuang

dan 30 soal yang dipakai.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (Quasi

experimental). Penelitian ini menggunakan desain penelitian Randomized Control

Group Pretes-Postes Design.

Tabel 6. Desain Penelitian “Randomized Control Group Pretes-Postes Design”

Group Pretes Treatment Postes

Eksperimen Group (R) T1 X T2

Control Group (R) T1 - T2

Keterangan:

T1 : Tes awal yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

X : Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan

penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran.

T2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random).

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dengan cara statistik

menggunakan analisis kovarian. Untuk menguji hipotesis dengan analisis

kovarian, sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas.

Page 35: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

35

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk menyelidiki normal atau tidaknya

populasi yang menjadi subyek penelitian. Dalam penelitian ini untuk uji

normalitas sebaran menggunakan uji Kolmogorov Smirnow dengan SPSS 17.

1) Taraf Signifikansi (α) = 0,01

2) Keputusan Uji

Jika nilai signifikansi (p) > α artinya data terdistribusi normal

Jika nilai signifikansi (p) < α artinya data tidak terdistribusi secara normal

b. Uji Homogenitas varians

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians

digunakan uji Lavene dengan program SPSS 17.

1) Taraf signifikan (α) = 0,01

2) Keputusan Uji

Jika nilai signifikansi (p) < α artinya data homogen

Jika nilai signifikansi (p) < α artinya data tidak homogen

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovarian dengan program SPSS

17. Skor pretes sebagai kovariabel atau variabel kendali (X), skor postes sebagai

kriterium atau variabel terikat (Y), sedang untuk pendekatan pembelajaran yang

digunakan yaitu pendekatan konvensional dan keterampilan proses sebagai faktor

atau variabel bebas (Tulus Winarsunu, 2006: 255-259).

a. Asumsi Dasar

1) Variabel luar yang dikendalikan berskala interval atau rasio.

2) Ada hubungan antara variabel kendali dengan variabel terikat.

3) Variabel kendali tidak dipengaruhi oleh variabel bebas.

b. Rancangan Anakova

Tabel 7. Rancangan Anakova untuk Hasil Belajar Ranah Kognitif

A B

X Y X Y

Page 36: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

36

… … … …

… … … …

∑X ∑Y ∑X ∑Y

Tabel. 8 Rancangan Anakova untuk Hasil Belajar Ranah Afektif

A B

X1 Y1 X1 Y1

… … … …

… … … …

∑X1 ∑X1 ∑X1 ∑X1

Tabel. 9 Rancangan Anakova untuk Hasil Belajar Ranah Psikomotor

A B

X2 Y2 X2 Y2

… … … …

… … … …

∑X2 ∑Y2 ∑X2 ∑Y2

Keterangan :

A : Pendekatan konvensional

B : Pendekatan keterampilan proses

X : Skor pretes ranah kognitif

X1 : Skor pretes ranah afektif

X2 : Skor pretes ranah psikomotor

Y : skor postes ranah kognitif

Y1 : skor postes ranah afektif

Y2 : skor postes ranah psikomotor

c. Taraf Signifikansi (α) = 0,05

Page 37: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

37

d. Keputusan Uji

H0 diterima jika nilai signifikansi (p) < α

H0 ditolak jika nilai signifikansi (p) > α

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi

Data penelitian dalam pembelajaran biologi berupa hasil belajar biologi

siswa pada materi Archaeobacteria dan Eubacteria yang meliputi 3 ranah, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Data-data tersebut diambil

dari dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan

jumlah 64 siswa dari kelas X-1 dan X-5 SMA MTA Surakarta tahun pelajaran

2010/2011. Kelas X-1 sebagai kelompok kontrol dengan pembelajaran

menggunakan pendekatan konvensional berjumlah 30 siswa. Kelas X-5 sebagai

kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan pendekatan

keterampilan proses berjumlah 34 siswa.

Berikut disajikan data hasil belajar biologi siswa dari hasil penelitian:

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Data penelitian mengenai hasil belajar biologi siswa ranah kognitif materi

pokok Archaeobacteria dan Eubacteria dari kelompok kontrol pada siswa kelas

X-1 dengan sampel sebanyak 30 siswa dan kelompok eksperimen pada siswa

kelas X-5 dengan sampel sebanyak 34 siswa, selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 3 dan secara ringkas disajikan dalam Tabel 10 dan diagram batang pada

Gambar 2.

Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil Statistik Kontrol Eksperimen

Page 38: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

38

Pretes Postes Pretes Postes

Nilai Tertinggi 63 83 66 95

Nilai terendah 26 53 30 63

Rata-rata 43,83 71,3 44 80,32

Standar deviasi 10,09 9,02 10,28 6,73

Berdasarkan Tabel 10 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah kognitif pada kelompok kontrol (pendekatan konvensional) dan

kelompok eksperimen (pendekatan keterampilan proses) sebagai berikut:

Gambar 2. Perbandingan Nilai Mean Pretes dan Postes Kognitif Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen

b. Hasil Belajar Ranah Afektif

Data penelitian mengenai hasil belajar biologi siswa ranah afektif materi

pokok Archaeobacteria dan Eubacteria dari kelompok kontrol pada siswa kelas X-

1 dengan sampel sebanyak 30 siswa dan kelompok eksperimen pada siswa kelas

X-5 dengan sampel sebanyak 34 siswa, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

3 dan secara ringkas disajikan dalam Tabel 9 dan diagram batang pada Gambar 3.

Tabel 11. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil Statistik Kontrol Eksperimen

37

Page 39: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

39

Pretes Postes Pretes Postes

Nilai Tertinggi 81 95 83 98

Nilai terendah 60 52 65 68

Rata-rata 72,2 81,2 73,56 84,03

Standar deviasi 5,25 9,72 5,09 7,12

Berdasarkan Tabel 11 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah afektif pada kelompok kontrol (pendekatan konvensional) dan

kelompok eksperimen (pendekatan keterampilan proses) sebagai berikut:

Gambar 3. Perbandingan Nilai Mean Pretes dan Postes Afektif Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen

c. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Data penelitian mengenai hasil belajar biologi siswa ranah psikomotor

materi pokok Archaeobacteria dan Eubacteria dari kelompok kontrol pada siswa

kelas X-1 dengan sampel sebanyak 30 siswa dan kelompok eksperimen pada

siswa kelas X-5 dengan sampel sebanyak 34 siswa, selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 3 dan secara ringkas disajikan dalam Tabel 10 dan diagram batang

pada Gambar 3.

Tabel 12. Deskripsi Data Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil Statistik Kontrol Eksperimen

Page 40: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

40

Pretes Postes Pretes Postes

Nilai Tertinggi 40 57 40 85

Nilai terendah 20 30 20 60

Rata-rata 27,33 43,17 27,85 76,65

Standar deviasi 5,94 9,06 5,8 6,49

Berdasarkan Tabel 12 dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil

belajar ranah psikomotor pada kelompok kontrol (pendekatan konvensional) dan

kelompok eksperimen (pendekatan keterampilan proses) sebagai berikut:

Gambar 4. Perbandingan Nilai Mean Pretes dan Postes Psikomotor Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen

B. Analisis Data

1. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data

Pengujian prasyarat analisis kovarian meliputi uji normalitas sebaran dan

uji homogenitas varians.

a. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

data dari masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen yang berasal dari

populasi. Hasil uji normalitas ranah kognitif, afektif dan psikomotor secara

Page 41: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

41

lengkap disajikan pada Lampiran 4 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel

13.

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor

Hasil Belajar Kelompok kontrol Kelompok

eksperimen

Keterangan

p (Sig) α p (Sig) α

Kognitif Pretes 0,20 0,01 0,17 0,01 Normal

Postes 0,03 0,01 0,20 0,01 Normal

Afektif Pretes 0,15 0,01 0, 02 0,01 Normal

Postes 0,20 0,01 0,20 0,01 Normal

Psikomotor Pretes 0,20 0,01 0,20 0,01 Normal

Postes 0, 20 0,01 0,08 0,01 Normal

Tabel 13 menunjukkan bahwa harga statistik uji p > α sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua sampel pada penelitian ini terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas hasil belajar

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara lengkap disajikan pada Lampiran 4

dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor untuk Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Hasil Belajar P (Sig) α Keterangan

Kognitif 0,13 0,01 Homogen

Afektif 0,06 0,01 Homogen

Page 42: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

42

Psikomotor 0,81 0,01 Homogen

Tabel 14 menunjukkan bahwa harga p > α sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis kovarian

dengan pengendalian pada kondisi awal variabel kriterium yaitu suatu

pengendalian yang dikenakan pada skor-skor awal yang dimiliki variabel

kriterium sebelum terpengaruh oleh perlakuan yang akan dilakukan pada subjek

penelitian. Analisis kovarian adalah perpaduan antara analisis regresi dan analisis

varian (anava). Dalam penelitian ini, skor postes sebagai variabel terikat

(kriterium) yaitu variabel yang dipengaruhi, skor pretes sebagai variabel kendali

(kovariabel) yaitu variabel kontrol, sedangkan pendekatan pembelajaran yang

digunakan (pendekatan keterampilan proses dan konvensional) sebagai faktor

yaitu variabel bebas yang ingin diketahui pengaruhnya. Asumsi yang digunakan

dalam analisis kovarian adalah variabel luar yang dikendalikan berskala interval

atau rasio, variabel kendali tidak dipengaruhi oleh variabel bebas, dan ada

hubungan antara variabel kendali dengan variabel terikat.

1) Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses

terhadap ranah kognitif melalui uji analisis kovarian selengkapnya pada Lampiran

5 dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 15.

Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Ranah Kognitif

Sumber Fhitung p (Signifikansi)

Pendekatan 50,68 0,00

Pretes 615,32 0,00

Tabel 16 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik hasil belajar ranah

kognitif menggunakan analisis kovarian diperoleh Fhitung sebesar 50,68 dan nilai

Page 43: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

43

signifikansi (p) sebesar 0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho) ditolak sedangkan

(H1) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan

konvensional dan pendekatan keterampilan proses diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa pendekatan keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil belajar

biologi ranah kognitif siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

Nilai pretes berfungsi sebagai kovariat. Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai

Fhitung untuk kovariat (pretes) sebesar 615,32 dengan nilai signifikansi (p) sebesar

0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Nilai Fhitung kovariat yang signifikan

menunjukkan bahwa nilai pretes berpengaruh terhadap nilai postes yang berarti

ada perubahan nilai dari pretes ke postes. Berdasarkan data hasil penelitian siswa

mengalami peningkatan nilai kognitif dari pretes ke postes. Siswa yang

mengalami peningkatan skor yang besar adalah siswa dalam kelompok

eksperimen, sedangkan siswa yang mengalami peningkatan kecil adalah siswa

dalam kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan

keterampilan proses dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar kognitif.

Hasil perhitungan rata-rata hasil belajar ranah kognitif selengkapnya pada

Lampiran 5 dan rangkuman hasil perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 16.

Tabel 16. Estimated Marginal Means Hasil Belajar Ranah Kognitif

Pendekatan Mean Std. Error Batas Bawah Batas Atas

Keterampilan Proses 80,27 0,41 79,46 81,09

Konvensional 71,38 0,43 70,51 72,25

Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kognitif untuk pembelajaran

yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sebesar 80,27 dengan standar

error sebesar 0,41, nilai batas bawah 79,46, dan nilai batas atas 81,09. Sedangkan

rata-rata nilai kognitif untuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan

konvensional sebesar 71,38 dengan standar error 0,43, nilai batas atas 70,51, dan

nilai batas atas 72,25. Rata-rata nilai kognitif yang menggunakan pendekatan

keterampilan proses mengalami perbedaan sebesar 8,90 lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan

Page 44: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

44

tabel diatas penggunaan pendekatan keterampilan proses memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap hasil belajar kognitif dibandingkan dengan penggunaan

pendekatan konvensional dalam pembelajaran.

2) Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Afektif

Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses

terhadap ranah afektif melalui uji analisis kovarian selengkapnya pada Lampiran 5

dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 17.

Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Ranah Afektif

Sumber Fhitung P (Signifikansi)

Pendekatan 14,73 0,00

Pretes 733,62 0,00

Tabel 17 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik hasil belajar ranah

afektif menggunakan analisis kovarian diperoleh Fhitung sebesar 14,73 dan nilai

signifikansi (p) sebesar adalah 0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Berdasarkan

hasil tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho) ditolak

sedangkan (H1) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendekatan konvensional dan pendekatan keterampilan proses diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan keterampilan proses terhadap

hasil belajar biologi ranah afektif siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

Nilai Fhitung untuk kovariat (pretes) pada Tabel 17 sebesar 733,62 dengan

nilai signifikansi (p) sebesar 0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Nilai Fhitung

kovariat yang signifikan menunjukkan bahwa nilai pretes berpengaruh terhadap

nilai postes yang berarti ada perubahan nilai dari pretes ke postes. Berdasarkan

data hasil penelitian siswa mengalami peningkatan nilai afektif dari pretes ke

postes. Siswa yang mengalami peningkatan skor yang besar adalah siswa dalam

kelompok eksperimen, sedangkan siswa yang mengalami peningkatan kecil

adalah siswa dalam kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar afektif.

Page 45: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

45

Hasil perhitungan rata-rata ranah kognitif selengkapnya pada Lampiran 5

dan rangkuman hasil perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 18.

Tabel 18. Estimated Marginal Means Hasil Belajar Ranah Afektif

Pendekatan Mean Std. Error Batas Bawah Batas Atas

Keterampilan Proses 83,17 0, 41 82,36 83,98

Konvensional 82,48 0, 43 81,62 83,35

Tabel 18 menunjukkan bahwa rata-rata nilai afektif untuk pembelajaran

yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sebesar 83,17 dengan standar

error sebesar 0,41, nilai batas bawah 82,36, dan nilai batas atas 83,98. Sedangkan

rata-rata nilai afektif untuk pembelajaran yang menggunakan pendekatan

konvensional sebesar 82,48 dengan standar error 0,43, nilai batas atas 81,62, dan

nilai batas atas 83,35. Rata-rata nilai afektif yang menggunakan pendekatan

keterampilan proses mengalami perbedaan sebesar 0,69 lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan konvensional. Berdasarkan

tabel diatas penggunaan pendekatan keterampilan proses memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap hasil belajar afektif dibandingkan dengan penggunaan

pendekatan konvensional dalam pembelajaran.

3) Uji Hipotesis Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Hasil analisis pengaruh penggunaan pendekatan keterampilan proses

terhadap ranah psikomotor melalui uji analisis kovarian selengkapnya pada

Lampiran 5 dan rangkuman hasil analisis tersebut disajikan dalam Tabel 19.

Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap

Ranah Psikomotor

Sumber Fhitung P (Signifikansi)

Pendekatan 177,19 0,00

Pretes 398,74 0,00

Tabel 19 menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik hasil belajar ranah

psikomotor menggunakan analisis kovarian diperoleh Fhitung sebesar 177,19 dan

nilai signifikansi (p) sebesar 0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Berdasarkan

hasil tersebut maka dapat diambil keputusan hipotesis nihil (Ho) ditolak

Page 46: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

46

sedangkan (H1) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara

pendekatan konvensional dan pendekatan keterampilan proses diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan keterampilan proses terhadap

hasil belajar ranah psikomotor siswa kelas X SMA MTA Surakarta.

Nilai Fhitung untuk kovariat (pretes) pada Tabel 19 sebesar 398,740 dengan

nilai signifikansi (p) sebesar 0,00 sehingga p < α (0,00 < 0,05). Nilai Fhitung

kovariat yang signifikan menunjukkan bahwa nilai pretes berpengaruh terhadap

nilai postes yang berarti ada perubahan nilai dari postes ke pretes. Berdasarkan

data hasil penelitian siswa mengalami peningkatan nilai psikomotor dari pretes ke

postes. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran memberikan pengaruh terhadap hasil belajar psikomotor.

Hasil perhitungan rata-rata ranah kognitif selengkapnya pada Lampiran 5

dan rangkuman hasil perhitungan tersebut disajikan dalam Tabel 20.

Tabel 20. Estimated Marginal Means Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Pendekatan Mean Std. Error Batas Bawah Batas Atas

Keterampilan Proses 76,35 0, 49 75,38 77,33

Konvensional 43,66 0,52 42,62 44,70

Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata nilai psikomotor untuk

pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses sebesar 76,35

dengan standar error sebesar 0,488, nilai batas bawah 75,38, dan nilai batas atas

77,33. Sedangkan rata nilai psikomotor untuk pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konvensional sebesar 43,66 dengan standar error 0,52, nilai batas

bawah 42,62, dan nilai batas atas 44,70. Rata-rata nilai psikomotor yang

menggunakan pendekatan keterampilan proses mengalami perbedaan sebesar

32,69 lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konvensional. Berdasarkan tabel diatas penggunaan pendekatan

keterampilan proses memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar

psikomotor dibandingkan dengan penggunaan pendekatan konvensional dalam

pembelajaran.

Page 47: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

47

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Kognitif

Hasil pengujian hipotesis untuk ranah kognitif sebagaimana tercantum

pada Tabel 15 menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendekatan keterampilan

proses terhadap hasil belajar kognitif. Rata-rata nilai kognitif pada Tabel 16

menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses memberikan

pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pendekatan

konvensional dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan penerapan pendekatan

keterampilan proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami

proses IPA melalui kegiatan pengamatan secara langsung objek yang dipelajari

dan proses-proses biologi yang terjadi di alam sekitar. Siswa mampu menemukan

dan membangun konsep yang ditanamkan guru melalui perngamatan atau

percobaan dengan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Siswa melakukan

pengamatan secara langsung bentuk-bentuk bakteri dan melakukan percobaan

cara menghambat pertumbuhan bakteri sehingga mendapatkan gambaran yang

jelas dan kongkret tentang kebenaran pengetahuan yang telah didapat sebelumnya.

Siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat konsep-konsep yang

telah didapat melalui kegiatan pengamatan langsung objek yang dikaji atau

dengan melakukan percobaan percobaan sendiri. Sebagaimana pendapat Wenno

(2008: 66) yang menyatakan bahwa secara psikologis siswa lebih mudah

memahami konsep-konsep yang rumit jika disertai dengan contoh-contoh

kongkret yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan

mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui kegiatan percobaan atau

pengamatan secara langsung.

Hasil penelitian Doni Dwi Cahyadi (2009) menunjukkan bahwa penerapan

pendekatan keterampilan proses memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jatinegara tahun pelajaran

2006/2007. Hal ini didukung penelitian Hilal Aktamiş dan Ömer Ergin (2008)

yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan

poses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan

pendekatan konvensional. Sesuai dengan hasil penelitian Nina Kadaritna (2010:

Page 48: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

48

16) yang menjelaskan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam

pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas XI-2 MAN 1

Bandarlampung. Sebagaimana salah satu tujuan dari penerapan keterampilan

proses menurut Anwar Kholil (2008) adalah memperjelas konsep, pengertian, dan

fakta yang dipelajari siswa karena pada hakekatnya siswa sendiri yang mencari

dan menemukan konsep tersebut.

2. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Afektif

Hasil uji hipotesis untuk ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 17 yang

menunjukkan terdapat pengaruh pendekatan keterampilan terhadap hasil belajar

afektif. Berdasarkan rata-rata nilai afektif pada tabel 18 menunjukkan bahwa

penggunaan pendekatan keterampilan proses memberikan pengaruh yang lebih

baik dibandingkan penggunaan pendekatan konvensional dalam pembelajaran.

Hal ini dikarenakan dalam pendekatan keterampilan proses, siswa tidak hanya

belajar dari guru, tetapi juga dari sesama temannya, dan dari lingkungan sekitar,

sehingga menciptakan interaksi aktif dengan guru, sesama, dan lingkungan

sekitar. Interaksi ini menumbuhkan motivasi siswa untuk melakukan kegiatan

belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya dan menumbuhkan rasa ingin

tahu terhadap hal-hal yang beum diketahui. Pola interaksi ini dapat membangun

peningkatan hasil belajar afektif yang berkenaan dengan nilai-nilai moral, sikap

positif , dan norma yang berlaku.

Oemar Hamalik (2003: 149) mengemukan bahwa dalam penggunaan

pendekatan keterampilan proses, siswa mampu menemukan dan mengembangkan

sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai

pada diri siswa misalnya kreatif, kritis, teliti, dan kemampuan memecahkan

masalah. Lebih lanjut, Dimyati dan Mudjiono (2006: 139) mengemukakan bahwa

interaksi antara keterampilan proses dengan fakta, konsep, dan prinsip ilmu

pengetahuan akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.

Penelitian yang telah dilakukan Setyaningsih (2006: 69) menunjukkan

bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran mampu

Page 49: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

49

meningkatkan hasil belajar afektif. Sejalan dengan hasil penelitian Aruna PK dan

Sumi VS (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran melalui pendekatan

keterampilan proses efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa. Seperti yang

diungkapkan Nuryani R (2005: 86) bahwa belajar dengan pendekatan

keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari konsep yang menjadi

tujuan belajar sains dan sekaligus mengembangkan sikap ilmiah dan kritis.

Sebagaimana salah satu kelebihan pendekatan keterampilan proses menurut

R.Bekti Kiswardianta (2009) adalah membentuk siswa bersikap mandiri, cepat

tanggap, bersikap saling belajar, gotong-royong, terbuka, percaya diri,

mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan berkreatif, bersikap jujur, serta

mendorong untuk bersikap kritis.

3. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses terhadap Hasil Belajar Psikomotor

Hasil uji hipotesis untuk ranah psikomotor sebagaimana tercantum

pada Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan keterampilan

proses terhadap hasil belajar psikomotor. Berdasarkan rata-rata nilai psikomotor

pada Tabel 20 menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses

terhadap hasil belajar psikomotor memberikan pengaruh yang lebih baik

dibandingkan penggunaan pendekatan konvensional dalam pembelajaran. Hal ini

dikarenakan, penerapan pendekatan keterampilan proses melibatkan siswa secara

aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa mempelajari bentuk-bentuk

bakteri melalui pengamatan secara langsung dan melakukan percobaan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kegiatan mengamati,

mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan (prediksi), mengkomunikasikan,

mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis, merencanakan

percobaan/penelitian, menggunakan alat/bahan/sumber, menerapkan konsep,

melaksanakan percobaan/penelitian dapat menumbuhkan keterampilan dan

kecakapan yang mencakup hasil belajar psikomotor.

Seperti yang diungkapkan Dimyati dan Mudjiono (2006: 137-138) bahwa

penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran memberi

kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah

keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip yang dibutuhkan seperti

Page 50: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

50

keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, menggunakan alat-

alat laboratorium, mengkomunikasikan dan menyimpulkan hasil pengamatan.

Hasil penelitian Damriani (2008) menunjukkan bahwa pengaruh yang

sangat dominan dalam penerapan pendekatan keterampilan proses melalui metode

eksperimen mampu meningkatnya aktivitas siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran terutama aktivitas motorik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan Emmawaty Sofya dan Tulus (2008) yang menjelaskan bahwa

penerapan pendekatan keterampilan proses dalam proses pembelajaran mampu

meningkatkan hasil belajar psikomotor. Sejalan juga dengan hasil penelitian

Setyaningsih (2006: 69) yang menjelaskan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

psikomotor setelah dilakukan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam

proses pembelajaran.

Secara umum, penggunaan pendekatan keterampilan proses

menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan

konvensional. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan pendekatan keterampilan

proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam

proses pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, dan sosial. Mulyasa

(2009: 99) menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses menekankan pada

proses belajar, aktivitas, kreativitas peserta didik termasuk keterlibatan fisik,

mental, dan sosial peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut,

Nuryani R (2005: 78) menyatakan bahwa keterampilan proses melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial.

Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses

siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam

keterampilan proses karena melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,

dan penyusunan alat. Sedangkan, keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa

berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

dengan keterampilan proses. Hal senada juga diungkapkan Soli Abimanyu (2010:

5-8) bahwa pendekatan keterampilan proses menekankan pengembangan

keterampilan memproseskan perolehan (ranah psikomotor), dari kegiatan

Page 51: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

51

memproseskan perolehan, siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman

terhadap fakta, konsep, prinsip, dan teori yang dikaji (pengembangan ranah

kognitif), dan seiring dengan itu, berkembang sikap dan nilai yang relevan dengan

bahan ajar atau cara belajar (pengembangan ranah afektif).

Penelitian yang telah dilakukan Haryono (2006) menyatakan bahwa proses

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses cukup efektif dalam

pencapaian hasil belajar secara keseluruhan. Hal ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan Fajar Triyana (2005) yang menjelaskan bahwa penerapan

pendekatan keterampilan proses memberikan hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan penerapan pendekatan konvensional.

Tujuan penerapan pendekatan keterampilan proses menurut Anwar Kholil

(2008) antara lain memotivasi belajar siswa karena dalam keterampilan siswa

dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar; memperjelas

konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari siswa karena pada hakekatnya siswa

sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut; mengembangkan

pengetahuan teori dengan kenyataan di dalam kehidupan sehari-hari;

mempersiapkan dan melatih siswa dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan

sehari-hari untuk bepikir logis dalam memecahkan masalah; mengembangkan

sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial dalam

menghadapi berbagai problem kehidupan.

Hasil belajar yang diperoleh dengan penggunaan pendekatan keterampilan

proses akan bertahan dalam waktu yang lama serta dapat membentuk sikap dan

keterampilan. Hal ini didukung pendapat Çepni dalam Meltem Duran dan

Özdemir Oguz (2010) bahwa proses pembelajaran dengan pendekatan

keterampilan proses membuat siswa aktif, meningkatkan tanggung jawab siswa

dalam pembelajaran, membuat hasil belajar tahan lama, dan membekali siswa

dengan cara dan metode penyelidikan. Penggunaan pendekatan keterampilan

proses memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami proses IPA

melalui kegiatan ekperimen. Semakin besar keterlibatan siswa, semakin besar

baginya untuk mengalami proses belajar.

Page 52: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

52

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif siswa kelas X

SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah afektif siswa kelas X

SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar biologi ranah psikomotor siswa

kelas X SMA MTA Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian dapat dikaji implikasi teotis dan

praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teor e tis

Hasil penelitian secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan

referensi pada penelitian sejenis.

2. Implikasi Praktis

Page 53: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

53

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru

dalam memberikan pembelajaran biologi dengan menerapkan pendekatan

keterampilan proses sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian

tersebut diatas, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. K epada Guru

a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya menggunakan pendekatan

dan metode pembelajaran yang tepat, yang tidak hanya berorientasi pada

pengetahuan (kognitif) tetapi juga berorientasi sikap (afektif) dan

keterampilan (psikomotor).

b. Guru hendaknya dapat memberikan alternatif sumber belajar yang dapat

mendukung proses belajar bagi siswanya.

2. Para Peneliti

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

kiranya diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penerapan pendekatan

keterampilan proses dalam ruang lingkup yang lebih luas sehingga keaktifan dan

hasil belajar siswa dapat diamati lebih teliti.

52

Page 54: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

54

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Rustaman. 2009. Belajar dan Pembelajaran Biologi. Bandung: UPI

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anwar Kholil. 2008. Tujuan Menggunakan Keterampilan Proses. Online http://anwarholil.blgospot. Diakses 1 Januari 2011.

Aruna PK & Sumi VS. 2010. Process Approach: Effect on Attitude towards Science and Process Skills in Science. Ejournal of All India Association for Educational Research. Vol.22, No.1.

Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret.

Damriani. 2008. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika melalui Pendekatan Keterampilan Proses Materi Listrik-Magnet (PTK pada Kelas XII IPA-5 SMAN 3 Bandar Lampung. Jurnal Nuansa Pendidikan. Vol.VI, No.1.

D.A Pratiwi, Sri Maryani, Srikini, Suharno, Bambang S. 2007. Buku Biologi Untuk Kelas X SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Doni Dwi Cahyadi. 2009. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen dan Demontrasi terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII SMPN 1 Jatinegara Tahun Pelajaran 2006/2007 (Skripsi). Surakarta: UNS. Tidak Dipublikasikan.

Page 55: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

55

E. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Pakar Raya.

Emmawaty Sofya dan Tulus. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Koloid Dengan Pendekatan Keterampilan Proses (Skripsi). Lampung: UNILA. Tidak Dipublikasikan.

Epon Ningrum. 2009. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Makalah disampaikan pada kegiatan Pelatihan dan Workshop Model-model Pembelajaran dalam Persiapan RSBI di kabupaten Kerawang tanggal 23 September 2009.

Fajar Triyana. 2005. Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses melalui Pemanfaatan LKS untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa pada Pokok Bahasan Karakteristik dan Jenis Transaksi Perusahaan Dagang Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Semarang (Skripsi) Semarang: UNNES. Tidak Dipublikasikan.

Hamzah B. Uno, Hermianto Sofyan, I Made Candiasa. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7, No.1, 1-13

Hilal Aktamis & Omer Ergin. 2008. The Effect of Scientific Process Skills Education on Students Scientific Creativity, Science Attitudes, and Academic Achievements. Asia Pacific Forum on Science Teaching and Learning. Volume 9, Issue 4, Article 1, p.1 (Jun 2008)

Ketut Juliantara. 2009. Pendekatan Pembelajaran Konvensional. Online.

http://edukasi.kompasiana.com. Diakses 5 juli 2010.

Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: David Mckay Company.

Mardalis. 2007. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Martinis Yamin. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mary L. Ango. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of cience Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. Vol 16, No. 1.

Page 56: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

56

Meltem Duran & Oğuz Özdemir. 2010. The Effects of Scientific Process Skills–Based Science Teaching on Students’ Attitudes Towards Science. US-China Education Review. USA. Volume 7, No.3 (Serial No.64).

Mimin Haryati. 2007. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mulyani Sumantri dan Johar Pemana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nina Kadaritna. 2010. Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Reaksi di Tingkat Kelas Ilmu XI.2 MAN 1 Bandar Lampung Tahun Akademik 2009/2010 (Skripsi). Lampung: UNILA. Tidak Dipublikasikan.

Nuryani R. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

R.Bekti Kiswardianta. 2009. Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses dengan Metode Inkuiri melalui Kolaborasi Guru dan Dosen ( Team Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa (Tesis). Surakarta: UNS. Tidak Dipublikasikan.

Setyaningsih. 2006. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Mencapai Ketuntasan Belajar pada Pokok Materi Sistem Koloid bagi Siswa Kelas XI Semester II SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 (Skripsi). Semarang: UNNES. Tidak Dipublikasikan.

Soli Abimanyu. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tabrani Rusyan. 1994. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tulus Winarsunu. 2006. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 57: 8/SKRIPSI KAKAK... · Web viewPenelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: …

57

Wenno I.H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media.

Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.