87598821 ekonomi makro

44
Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah sebuah studi mengenai bagaimana manusia akan memilih penggunaan sumber daya yang langkah untuk berproduksi, melakukan penukaran dan mengkonsumsi barang dan jasa, dalam usaha memenuhi keinginan yang tidak terbatas. Ekonomi makro mempelajari kegiatan ekonomi secara keseluruhan (agregatif). Makro berarti besar, Jelas ekonomi makro memiliki cara kerja dan tingkat analisis yang berbeda dengan ekonomi mikro. Ekonomi makro dapat di jelaskan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang khusus membahas tentang gejala - gejala ekonomi di suatu Negara pada suatu kesatuan/keseluruhan kegiatan perekonomian. Teori ekonomi mikro tidak lagi memperhatikan pada kegiatan ekonomi yang oleh bagian-bagian dalam suatu perekonomian, melainkan melihat kegiatan tersebut sebagai suatu kesatuan kegiatan yang yang saling pengaruh mempengaruhi. Ekonomi makro mempelajari kegiatan Ekonomi yang bersifat agregatif. Jika ekonomi mikro mengkaji perilaku kamu sebagai pembeli, maka ekonomi makro akan melakukan kajian secara keseluruhan terhadap pembeli yang termasuk dalam lingkupan umur kamu, misalnya perilaku konsumsi remaja sekolah. Tradisi teori ekonomi makro bersumber dari Keynes. Tradisi kajian ini timbul sebagai reaksi-reaksi terhadap kegagalan tradisi ekonomi Adam Smith dalam menjelaskan timbunya resesi, pengangguran, kemiskinan, dan masalah kegagalan proses pembangunan ekonomi. Dalam tradisi ini, kedudukan negara/pemerintah sebagai regulator perekonomian justru ditonjolkan. Kajian ekonomi saat ini trerutama dilakukan pada tingkat negara dan juga sangat didominasi oleh kebijkan yang dibuat Negara. Sehingga melaului cara ini sering terjadi kekeiruan penafsiran bahwa teori makro ekonomi adalah kajian tentang ekonomi Negara - negara. Jelas pandangan ini keliru, negara/pemerintah hanyalah salah satu aktor ekonomi yang memang cukup penting kedudukannya dalam menghasilkan regulasi untuk mengatasi masalah dan beban social akibat perubahan ekonimi. Oleh karena itu, dalam hal ini penulisan akan membahas tentang pendahuluan ekonomi makro menengah yang mencakup tentang alasan mengapa perlunya kita mempelajari ekonomi makro, pengukuran aktivitas ekonomi, Konsumsi dan Investasi.

Upload: christoff-romeo-andrew

Post on 24-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Ilmu ekonomi adalah sebuah studi mengenai bagaimana manusia akan memilih

    penggunaan sumber daya yang langkah untuk berproduksi, melakukan penukaran dan

    mengkonsumsi barang dan jasa, dalam usaha memenuhi keinginan yang tidak

    terbatas. Ekonomi makro mempelajari kegiatan ekonomi secara keseluruhan

    (agregatif). Makro berarti besar, Jelas ekonomi makro memiliki cara kerja dan tingkat

    analisis yang berbeda dengan ekonomi mikro. Ekonomi makro dapat di jelaskan

    sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang khusus membahas tentang gejala - gejala

    ekonomi di suatu Negara pada suatu kesatuan/keseluruhan kegiatan perekonomian.

    Teori ekonomi mikro tidak lagi memperhatikan pada kegiatan ekonomi yang

    oleh bagian-bagian dalam suatu perekonomian, melainkan melihat kegiatan tersebut

    sebagai suatu kesatuan kegiatan yang yang saling pengaruh mempengaruhi. Ekonomi

    makro mempelajari kegiatan Ekonomi yang bersifat agregatif. Jika ekonomi mikro

    mengkaji perilaku kamu sebagai pembeli, maka ekonomi makro akan melakukan

    kajian secara keseluruhan terhadap pembeli yang termasuk dalam lingkupan umur

    kamu, misalnya perilaku konsumsi remaja sekolah.

    Tradisi teori ekonomi makro bersumber dari Keynes. Tradisi kajian ini timbul

    sebagai reaksi-reaksi terhadap kegagalan tradisi ekonomi Adam Smith dalam

    menjelaskan timbunya resesi, pengangguran, kemiskinan, dan masalah kegagalan

    proses pembangunan ekonomi. Dalam tradisi ini, kedudukan negara/pemerintah

    sebagai regulator perekonomian justru ditonjolkan. Kajian ekonomi saat ini trerutama

    dilakukan pada tingkat negara dan juga sangat didominasi oleh kebijkan yang dibuat

    Negara. Sehingga melaului cara ini sering terjadi kekeiruan penafsiran bahwa teori

    makro ekonomi adalah kajian tentang ekonomi Negara - negara. Jelas pandangan ini

    keliru, negara/pemerintah hanyalah salah satu aktor ekonomi yang memang cukup

    penting kedudukannya dalam menghasilkan regulasi untuk mengatasi masalah dan

    beban social akibat perubahan ekonimi. Oleh karena itu, dalam hal ini penulisan akan

    membahas tentang pendahuluan ekonomi makro menengah yang mencakup tentang

    alasan mengapa perlunya kita mempelajari ekonomi makro, pengukuran aktivitas

    ekonomi, Konsumsi dan Investasi.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 2

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa rumusan

    masalah yang akan dibahas yaitu adalah apa yang menjadi alasan pentingnya kita

    mempelajari ekonomi makro, apa-apa sajakah perhitungan yang akan di gunakan

    dalam pengukuran aktivitas ekonomi, dan Teori Konsumsi dan Investasi serta

    perhitungannya.

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

    pembahasan dan pertumbuhan ekonomi makro, bagaimana menghitung PNB (Produk

    Nasional Bruto), PDB (Produk Domestik Bruto), PNN (Produk Nasional Netto), PN

    (Pendapatan Nasional) pada pengukuran aktivitas ekonomi, dapat mengetahui

    perhitungan dalam mempelajari Konsumsi dan Investasi.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Alasan Pentingnya Mempelajari Ekonomi Makro

    Secara indivudial atau perilaku pelaku-pelaku ekonomi, suatu tujuan yang ingin

    dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap kebutuhan

    hidup dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Sementara apabila dibahas

    tujuan perekonomian secara luas maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

    1.Tercapainya Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan dinamis

    2.Tercapainya kesempatan kerja penuh atau Full Employment

    3.Tercapainya Stabilitas harga

    4.Tercapainya Kebebasan berusaha dan berekonomi

    5.Tercapainya Distribusi pendapatan yang merata

    6.Terjaminnya keamanan atau jaminan ekonomis

    Dari tujuan-tujuan tersebut maka ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua cabang

    yaitu ekonomi Mikro dan Makro. Analisis Mikro adalah pembahasan ekonomi yang

    ditujukan pada subyek ekonomi secara individual (rumah tangga konsumen dan

    rumah tangga produsen atau perusahaan secara individual) dan bagaimana mereka

    berinteraksi di dalam pasar. Analisis Makro mempelajari subyek ekonomi secara

    agregatif (keseluruhan) meliputi keterkaitan antara masing-masing pelaku ekonomi

    seperti konsumen, produsen, Negara / pemerintah.dan luar negeri, variable-variabel

    yang terdapat di dalamnya antara lain:

    Pendapatan Nasional, kesempatan kerja dan pengangguran, jumlah uang beredar, laju

    inflasi , pertumbuhan ekonomi maupun neraca pembayaran internasional.

    Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah di ekonomi utama sebagai

    berikut:

    a. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam suatu kegiatan

    ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut

    full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang artinya belum

    dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau

    terdapat pengangguran/belum berada pada kesempatan kerja penuh.

    b. Sejauh mana Perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di dalam

    bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang

    berarti berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 4

    c. Sejauh mana perdistribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan

    ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatanterdapat trade off

    maksudnya adalah bila yang satu membaik yang lainnya cenderung akan

    memburuk. Ilmu ekonomi makro hanya akan membahas variable-variabel yang

    berhubungan dengan gejala-gejala perekonomian secara keseuruhan,

    secara totalitas, atau gejala umum, bukan perilaku dari pelaku ekonomi secara

    individual. Secara umum terdapat beberapa variabel yang menjadi isu utama

    ekonomi makro, yaitu antara lain:

    1) Output agregat.

    Output Agregat adalah jumlah nilai seluruh output barang dan jasa yang di

    produksi pada suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu.

    Output agregat menggambarkan kekayaan suatu Negara dalam jangka waktu

    tertentu.

    2) Pertumbuhan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi berasal dari nilai laju pertumbuhan GDP. Pertumbuhan

    ekonomi yang positif menandakan perekonomian dalam keadaan ekspansif,

    sedangkan pertumbuhan ekonomi yang negatif menandakan perekonomian

    dalam keadaan resesi.

    3) Inflasi.

    Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang yang bersifat continue dan terus

    menerus, mempengaruhi individu-individu, bisnis, dan pemerintah.

    4) Pengangguran

    Pengangguran adalah kondisi dimana seseorang tidak bekerja, padahal ia

    masuk kedalam angkatan kerja dan memang mencari pekerjaan. Seseorang

    baru dikatakan menganggur bila ia ingin bekerja dan telah berusaha mencari

    kerja, namun tidak mendapatkannya.

    Pemahaman yang sangat mendasar tentang ekonomi makro adalah mutlak ingin

    mempelajari ilmu-ilmu ekonomi lainnya yang berkaitan,baik secara langsung maupun

    tidak langsung. Ini dikarenakan banyaknya konsep-konsep dalam teori ekonomi

    makro yang sangat diperlukan dan bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk

    melakukan suatu tindakan ekonomi baik tindakan berproduksi, berkonsumsi,

    berdagang atau tindakan dalam berinvestasi.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 5

    II.2 MENGUKUR AKTIVITAS EKONOMI

    Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah

    nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode

    tertentu. Sebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan beberapa hal penting

    dalam sebuah perekonomian.

    Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

    seberapa efisien sumber daya alam yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja,

    barang modal, uang dan kemampuan kewirausahawanan) digunakan untuk

    memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar pendapatan nasional suatu

    Negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.

    Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

    produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur yang disepakati

    tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional per kapital. Nilai output per

    capital diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah

    penduduk pada tahun yang bersangkutan. Jika output per kapital makin besar, Tingkat

    kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu alat ukur tenteng produktivitas

    rata-rata adalah output per tenga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi

    produktivitas tenga kerja.

    Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang

    masalah-masalah structural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika

    sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka

    perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika

    sebagian besar output nasional berasal dari sector pertanian (ekstraktif), maka

    perekonomian tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi.

    Dalam arti, perekonomian harus segera memodernisasi diri,dengan memperkuat

    industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sector pertanian yang dianggap

    sebagai sector ekonomi tradisional dengan sector industry yang dianggap sebagai

    sector ekonomi modern.

    Istilah yang paling sering digunakan dalam menghitung peningkatan aktivitas

    ekonomi atau sering dikatatakan juga pendapatan nasioanal adalah Produk Domestik

    Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) yang pengertian nya adalah:

    Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh

    sebuah perekonomian dalam suatu periode (kurun waktu) dengan menggunakan

    factor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 6

    The total market value of all final goods and services produced within a given

    period, by factors of production located within a countr.

    Tercakup dalam defenisi di atas adalah :

    1. Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung dalam

    PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemakaian terakhir(untuk konsumsi).

    2. Harga pasar , yang menunjukan bahwa nilai output nasional tersebut dihitung

    berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan.

    3. Faktor-faktor produksi yng beralokasidi Negara yang bersangkutan, dalam arti

    perhitungan PDB tidak memper-timbangkan asal factor prouksi (milik

    perekonomian atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan output.

    II.2.1 Silklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi antar Pasar

    a. Siklus aliran pendapatan ( Circular Flow )

    Siklus aliran pendapatan (circular flow) seperti yang akan ditunjukan oleh

    Diagram 2.1 dibawah adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana

    interaksi antarpara pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai

    pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing

    pelaku ekonomi.

    1. Sektor rumah tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu

    yang dianggap homogen dan identik.

    2. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang

    memproduksi barang dan jasa.

    3. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik

    untuk mengatur kegiatan masyarakat dan perusahaan.

    4. Sektor Luar negeri (Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana

    perekonomian melakukan transaksi ekspor-impor.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 7

    Diagram II.1

    Circular flow of Economic Activity

    Pembelian Barang dan Jasa

    (4)

    Pembelian Barang dan Jasa Pajak

    (5) (3)

    (6) (2)

    Pajak Gaji Pembayaran Bunga, Penghasilan Non Balas Jasa

    (1)

    Gaji,Upah, Bunga, Deviden, Sewa

    (7) (8)

    Ekspor Impor

    b. Tiga Pasar Utama

    Uraian di atas berdasarkan asumsi bahwa tingkat harga ditentukan lewat

    mekanisme pasar. Untuk analisis ekonomi makro, pasar-pasar yang begitu banyak

    dikelompokkan menjadi tiga pasar utama yaitu:

    Pasar Barang dan Jasa (Goodscand services Market)

    Pasar Tenaga Kerja (abour Market)

    Pasar Uang dan Modal (Money and Capital Market)

    Perusahaan Pemerintah Rumah Tangga

    Dunia

    Internasional

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 8

    II.2.2 Metode-metode Perhitungan Pendapat Nasional

    Ada tiga cara perhitungan pendapatan Nasional , yaitu cara output (output

    approach),cara pendapatan (income approach) dan cara pengeluaran (expenditure

    approach). Masing masing cara (metode) melihat pendapatan nasional dari sudut

    pandang yang berbeda , tetapi hasilnya saling melengkapi.

    a. Metode Output (output approach) atau Metode Produksi

    Menurut metode ini, PDB adala output (produksi yang dihasilkan) oleh suatu

    perekonomian. Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output

    seluruh perekonomian.

    Dalam peritungan PDB dengan metode produksi ,yang dijumlahkan adalah nilai

    tambah (value added) masing-masing sektor. Yang dimaksud dengan nilai tambah

    adalah selisih antara nilai output dengan nilai input antara.

    Dimana:

    NT = Nilai tambah

    NO = nilai output

    NI = Nilai input antara

    Dari persamaan (2.1) sebenarnya dapat dikatakan bahwa proses produksi

    merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah. Aktivitas produksi

    yang baik adalah aktivitasyang menghasilkan NT>0. Dengan demikian besarnya PDB

    adalah :

    Dimana :

    i = sektor produksi ke 1,2,3,...n

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 9

    1. Contoh Menghitung PDB dengan Metode Produksi :

    Tabel 2.1

    OutputSektoral Negara Medar , Tahun 2003

    Sektor Produksi Nilai output Nilai input Nilai

    Tambah

    1. Pertanian (Kapas)

    2. Pabrik Benang

    3. Pabrik Tekstil

    4. Industri Garmen

    5. Perdagangan

    (Pakaian)

    300

    400

    600

    800

    1000

    0

    300

    400

    600

    800

    300

    100

    200

    200

    200

    Untuk menghindarai perhitungan ganda, maka nilai PDB dihitung dengan

    menjumlahkan nilai tambah masing-masing sektor produksi. Karena itu perhitungan

    Produksi adalah:

    b. Metode Pendapatan (Income Approach)

    Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total

    balas jasa atas faktor produksi yang digunkan dalam proses produksi.

    ( )

    Dimana:

    Q = output

    L = tenaga kerja

    K = barang modal

    U = uang/finansial

    E = kemampuan enterpreneuer atau kewirausahaan

    Persamaan 2.3 menunjukkan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan

    input berupa tenaga kerja,barang modal,uang/finansial dan dan kemampuan

    enterpreneuer atau sering disebut sebagai pengusaha.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 10

    Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah ataugaji. Untuk barang dan

    modaladalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang / aset finansial adalah pendapatan

    bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan . Total balas jasa atas seluruh

    faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

    2. Contoh Menghitung PN dengan Metode Pendapatan :

    Pendapatan NasionalAmerika Serikat

    Tahun 1994 Berdasarkan Pendekatan Pendapatan

    (Dalam US$ Miliar)

    Pendapatan Upah/Gaji (Compulation of Employes)

    Pendapatan Non Gaji (Properties Income)

    Pendapatan Perusahaan (Corporate Profits)

    Pendapatan Bunga Netto (Net Interest)

    Pendapatan Sewa (Rental Income)

    4.004,6

    473,7

    542,7

    409,7

    27,7

    Pendapatan Nasional (National Income) 5.458,4

    c. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

    Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran

    dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis

    pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian :

    1. Konsumsi rumah tangga

    2. Konsumsi pemerintah

    3. Pengeluaran investasi

    4. Ekspor neto

    Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis

    pengeluaran tersebut:

    ( )

    Dimana:

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 11

    C = Konsumsi rumah tangga

    G = Konsumsi pemerintah

    I = Pengeluaran investasi

    X = ekspor

    M = impor

    3. Contoh Menghitung PDB dengan Metode Pengeluaran :

    Produk Domestik Bruto Indonesia 1996

    Harga Berlaku Meenurut Pengeluaran

    (Dalam Miliar Rupiah)

    Catatan : Ekspor Bersih (Net Export) = Ekspor Impor = 7.015, angka positif

    menunjukan ekspor barang dan jasa tahun 1996 lebih besar Rp 7.015 miliar dari pada

    impor barang dan jasa.

    II.2.3 Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif

    Tujuan Perhitungan output maupun pengeluaran dan ukuran-ukuran agregat

    lainnya adalah untuk menganalisis dan menentukkan kebijakan ekonomo guna

    memperbaiki/meningkatkan kemakmuran/kesejahteraan rakyat. Beberapa pengertian

    yang harus dipelajari berkaitan dengan hal tersebnut adalah :

    a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

    Produk domestik bruto menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa

    memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Akibatnya, PDB kurang

    memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang dihasilkan oleh faktor-

    faktor produksi milik perekonomian domestik.

    Konsumsi rumah tangga

    Konsumsi pemerintah

    Pembentukan Modal Tetap (PMT)

    ekspor barang dan jasa

    impor barang dan jasa

    308.469

    40.695

    172.777

    138.675

    -131.660

    Total PDB 528.956

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 12

    b. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

    Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian

    disebut sebagai Produk Nasional Bruto. PDB tidak memperhatika produksi yang

    dihasilkan oleh faktor produksi milik domestik (perekonomian) yang berada di luar

    perekonomian itu sendiri (berada di luar negeri). Sedangkan PNB sangat

    memperhatikannya.

    Jika pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam

    perekonomian dinotasikan dengan PFLN sedangkan pendapatan faktor-faktor

    produksi perekonomian yang ada dalam negeri dinotasikan dengan PFDN .

    Maka :

    c. Produk Nasional Neto (Net National Product)

    Untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal (capital goods).

    Itulah sebabnya sektor perusahaan (dunia usaha) melakukan investasi guna mengganti

    barang modal yang sudah aus (usang) dan menambah stok barang modal yang sudah

    ada. Maka untuk mencari gambaran output yang lebih akurat, maka PNB harus

    dikurangi depresiasi (penyusutan).

    d. Pendapatan Nasional (National Income)

    Untuk mendapatkan hasil PN kita harus mengurangi PNN dengan angka pajak

    tidak langsung (PTL) dan menambahkan angka subsidi (S). Pajak tidak langsung

    harus di kurangkan karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi.

    Sedangkan subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor

    produksi.

    e. Pendapatan Nasional (Personal Income)

    Pendapatan Personal (PP) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan

    hak individu-individu dalam perekonomian , sebagai balas jasa atas keikutsertaan

    mereka dalam proses produksi. Untuk memperoleh PP maka PN harus mengurangi

    LTB (Laba tidak langsung). Sebab LTB merupakan hak perusahaan, selain itu

    Pembayaran-pembayaran asuransi sosial (PAS) jugak harus dikurangi. Namun PP

    jugak diperoleh dari pendapatan bunga yang diterima dari pemerintah dan konsumen

    (PIGK) dan pendapatan non balas jasa (PNBJ)

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 13

    Maka :

    f. Pendapatan Nasional Disposable (Disposable Personal Income)

    Yang dimaksud dengan pendapatan nasional disposable (PPD)adalah

    pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk

    membiayaikonsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya adalah pendapatan

    personal dikurangi dengan pendapatan personal (PAP).

    Dari Produk DomestikBruto sampai ke Pendapatan Personal Disposable dapat

    diringkaskan sebagai berikut .

    C + G + I + (X-M) = Produk Domestik Bruto (PDB)

    Ditambah : Pendapatan Faktor Produksi yang ada di luar negeri

    Dikurang : Pembayaran Faktor Produksi yang ada di dalam negeri

    = Produk Nasional Bruto (PNB)

    Dikurang : Penyusutan

    = Produk Nasional Neto (PNN)

    Dikurang : Pajak Tidak Langsung

    Ditambah : Subsidi

    = Pendapatan Nasional (PN)

    Dikurang : Laba Ditahan

    Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial

    Ditambah : Pendapatan Bunga personal dari pemerinah/Konsumen

    Ditambah : Penerimaan bukan balas jasa

    = Pendapatan Personal (PP)

    Dikurang : Pajak Pendapatan Nasional

    = Pendapatan Personal Disposable

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 14

    4. Contoh Menghitung PDB, PNB, PNN, PN, PP dan PPD

    PDB,PNB, Pendapatan Nasional,

    Pendaptan Personal dan Pendapatan Disposable

    Amerika Serikat, 1994

    (Dalam US$ Miliar)

    Produk Domestik Bruto (PDB)

    Ditambah : Pendapatan Faktor Produksi yang ada di luar

    negeri

    Dikurang : Pembayaran Faktor Produksi yang ada didalam

    negeri

    = Produk Nasional Bruto (PNB)

    Dikurang : Penyusutan

    = Produk Nasional Neto (PNN)

    Dikurang : Pajak Langsung - Subsidi

    = Pendapatan Nasional (PN)

    Dikurang : Laba Ditahan

    Dikurang : Pembayaran Asuransi Sosial

    Ditambah : Pendapatan Bunga personal dari pemerinah

    Ditambah : Penerimaan bukan balas jasa

    = Pendapatan Personal (PP)

    Dikurang : Pajak Pendapatan Nasional

    = Pendapatan Personal Disposable

    6.738,4

    167,1

    (178,6)

    6.726,9

    (715,3)

    6.011,5

    (553,1)

    5.458

    (384,3)

    (626,0)

    254,3

    963,4

    5.701,7

    (742,1)

    4.959,6

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 15

    II.2.4 PDB harga Berlaku dan Harga Konstan

    Nilai PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara

    harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Contoh dalam

    perekonomian jenis poduk baju selama tahun 2002 diproduksi sebanyak 1000 potong

    baju dengan harga jual per potong Rp 120,00 maka PDB 2002 besarnya adalah

    Rp120.000,00 sedangkan PDB tahun 2001 sebesar Rp 100.000,00, sehingga sering

    dikatakan telah terjadi pertumbuhan output sebesar 20% per tahun karena PDB 2002

    lebih besar dar PDB 2001.

    Namun demikian Nilai PDB yang lebih besar tidaklah berarti jumlah output

    otomatis lebih besar. Seandainya harga sepotong baju pada tahun 2001 adalah Rp

    80,00 maka jumlah pakaian yang diproduksi pada tahun 2001 adalah Rp 100.000 : Rp

    80.000 = 1.250 unit. Ternyata walaupun harga PDB lebih besar tahun 2002 namun

    outputnya jauh lebih sedikit. Hal tersebut disebabkan karena naiknya harga baju

    selama tahun 2002 sebesar 50% dari Rp80,00 menjadi Rp 120,00.

    Untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat, maka perhitungan PDB sering

    menggunakan perhitungan berdasarkan harga konstan. Hasil perhitungan ini

    menghasilkan nilai PDB atas harga konstan. Yang dimaksud dengan harga konstan

    adalah harga yang dianggap tidak berubah. Untuk memprolehnya kita harus

    menentukaan tahun dasar yang merupakan tahun dimana perekonomian berada dalam

    kondisi baik atau stabil. Sehingga kita dapat menghitung besar dan

    nya.

    Secara umum hubungan antara PDB rill dengan PDB nominal dapat dinyatakan dalam

    bentuk persamaan berikut

    Dimana Deflator = (harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100% selain tiu juga dapat

    mengitung harga inflasiyaitu

    ( )

    ( )

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 16

    1. Contoh mengitung nilai konstan :

    Misalkan Kondisi pada tahun 2001 merupakan kondisi yang relative baik,

    dan dianggap sebagai harga dasar. Dengan dan

    Hitunglah ?

    Maka

    Sedangkan

    dan disebut sebagai PDB nominal (dihitung berdasarkan

    harga yang berlaku)

    Deflator = (Rp 120,00 : Rp 80,00) x 100% = 150% dengan

    ( )

    ( )

    {

    }

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 17

    II.3 KONSUMSI DAN INVESTASI

    II.3.1 Teori Konsumsi

    Pengeluaran konsumsi terdiri atas konsumsi pemerintah (government

    consumption) dan konsumsi rumah tangga/masyarakat (household consumption

    /private consumption). Namun pengeluaran konsumsi rumah tangga akan cenderung

    lebih dibahas karena pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki porsi terbesar

    dalam total pengeluaran agregat, konsumsi pemerintah yang bersifat eksogenus

    sedangkan konsumsi rumah tangga bersifat endogenus artinya besarnya konsumsi

    rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang dianggap

    mempengaruhinya, selain itu perkembangan masyarakat yang begitu cepat

    menyebabkan perilaku-perilaku konsumsi juga berubah cepat.

    II.3.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

    Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah

    tangga. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

    a. Faktor-faktor Ekonomi

    Faktor-faktor ekonomi yang menentukan tingkat konsumsi adalah:

    1. Pendapatan Rumah Tangga

    Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat

    konsumsi karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah

    tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi semakin besar.

    2. Kekayaan Rumah Tangga (Household Wealth)

    Kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya rumah, tanah dan

    mobil) dan finansial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga).

    Kekayaan-kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena

    menambah pendapatan disposabel. Misalnya, bunga deposito yang diterima

    tiap bulan dan dividen yang diterima setiap tahun menambah pendapatan

    rumah tangga.

    3. Tingkat Bunga (Interest Rate)

    Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi, baik

    dilihat dari masyarakat yang mampu dan masyarakat yang tidak mampu.

    Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost)

    dari kegiatan konsumsi akan semakin tinggi pula. Bagi masyarakat tidak

    mampu yang ingin mengonsumsi dengan meminjam uang di bank atau

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 18

    menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin tinggi, sehingga

    masyarakat akan mengurangi konsumsi. Begitu juga dengan masyarakat

    mampu atau yang memiliki banyak uang, tingkat bunga yang tinggi

    menyebabkan menyimpan uang di bank terasa lebih menguntungkan daripada

    dihabiskan untuk konsumsi.

    4. Perkiraan Tentang Masa Depan (household expectation about the future)

    Jika rumah tangga memperkirakan masa depannya makin baik, mereka

    akan meras lebih leluasa untuk melakukan konsumsi karena pengeluaran

    konsumsi cenderung meningkat. Jika rumah tangga memperkirakan masa

    depannya semakin buruk, mereka pun mengambil ancang-ancang dengan

    menekan pengeluaran konsumsi.

    b. Faktor-faktor demografi (kependudukan)

    Yang tercakup dalam faktor-faktor kependudukan adalah jumlah dan komposisi

    penduduk.

    1. Jumlah Penduduk

    Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi

    secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per

    keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata

    penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi secara

    absolut tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada

    Singapura karena jumlah penduduk Indonesia lebih banyak daripada

    Singapura, sehingga tingkat konsumsi rumah tangga akan sangat besar.

    2. Komposisi Penduduk

    Komposisi penduduk suatu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi,

    diantaranya: usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah,

    menengah, tinggi), dan wilayah tinggal (perkotaan dan pedesaan). Adapun

    pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi adalah:

    a. Semakin banyak penduduk yang berusia kerja atau usia produktif (15-64

    tahun), semakin besar tingkat konsumsi, terutama bila sebagian besar dari

    mereka mendapat kesempatan kerja yang tinggi, dengan upah yang tinggi

    pula.

    b. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga

    semakin tinggi, ini disebabkan karena kebutuhan yang semakin banyak

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 19

    yaitu selain kebutuhan primer ,kebutuhan informasi, pergaulan masyarakat

    serta eksistensinya juga harus dipenuhi.

    c. Semakin banyak penduduk yang tinggal diwilayah perkotaan (urban),

    pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi, karena pola hidup masyarakat

    perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.

    c. Faktor-faktor non-ekonomi

    Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya

    konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola

    kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok

    masyarakat lain yang dianggap lebih hebat (tipe ideal). Contoh paling kongkret di

    Indonesia adalah berubahnya kebiasaan berbelanja dari pasar tradisional ke pasar

    swalayan.

    II.3.2 Teori Keynes (Keynesian Consumption Model)

    a. Hubungan Pendapatan Disposabel dan Konsumsi

    Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat

    dipengaruhi oleh pendapatan nasional saat ini (current disposable income). Menurut

    Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan.

    Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama

    dengan nol. Inilah yang disebut dengan konsumsi otonomus (autonomous

    consumption). Jika pendapatan disposabel meningkat, maka konsumsi tersebut tidak

    sebesar peningkatan pendapatan disposabel.

    C = a + bY Dimana;

    C = tingkat konsumsi

    a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan 0

    b = marginal propensity to consume (MPC)

    Y = pendapatan disposabel

    0 b 1

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 20

    b. Kecenderungan Mengonsumsi Marjinal (Marginal Propensity to Consume)

    Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambahan

    konsumsi (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposabel (AY).

    MPC= C/Yd

    Keterangan:

    MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi

    marginal)

    C = pertambahan konsumsi

    Yd = pertambahan pendapatan

    Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada tambahan

    pendapatan disposabel , sehingga angka MPC tidak akan lebih besar dari satu. Angka

    MPC juga tidak mungkin negatif, dimana jika pendapatan disposabel terus meningkat,

    konsumsi terus menurun sampai nol (tidak ada konsumsi), sebab manusia tidak

    mungkin hidup dibawah batas konsumsi minimal. Karena itu, 0 MPC 1.

    c. Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume)

    Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat

    konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).

    APC = C/Yd

    Keterangan:

    APC = konsumsi rata-rata

    C = tingkat konsumsi

    Yd = besarnya pendapatan disposabel

    d. Hubungan Konsumsi dan Tabungan

    Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian besar digunakan

    untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Dengan demikian didapat:

    Y = C + S

    Dimana : S = tabungan (saving)

    Setiap tambahan pengahasilan disposabel akan di alokasikan untuk menambah

    konsumsi dan tabungan . Besarnya tambahan pendapatan disposabel yang menjadi

    tambahan tabungan disebut kecenderungan menabung marjinal (Marginal Propensity

    to Save, disingkat MPS).

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 21

    MPS= S/Yd

    Keterangan :

    MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)

    S : pertambahan tabungan

    Yd : pertambahan pendapatan

    Sedangkan rasio antara tingkat tabungan dengan pendapatan disposabel disebut

    kecenderungan menabung rata-rata (Average Proprnsity to Save, disingkat APS).

    MPC dan MPS

    Jika tiap tambahan pendapatan disposabel dialokasikan sebagai tambahan konsumsi

    dan tabungan, maka:

    Jika kedua sisi dibagi dengan , maka:

    Pada saat pendapatan disposabel masih rendah, setiap unit tambahan pendapatan

    sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi. Nilai MPC mendekati 1. Nilai MPS

    mendekati nol. Hal ini yang menyebabkan negara-negara miskin kemampuan

    menabungnya sangat rendah, sehingga jika mereka ingin melakukan investasi harus

    meminjam dari luar negeri. Umumnya, dana pinjaman tersebut berasal dari negara-

    negara kaya, yang nilai MPC-nya sudah semakin mengecil, sementara MPS-nya

    semakin besar.

    Nilai APC ditambah dengan APS juga sama dengan satu, dapat dibuktikan

    dengan:

    Y = C + S

    Kedua sisi dibagi dengan Y, sehingga:

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 22

    1. Contoh

    Pada tahun 2008 tingkat pendapatan 1000 dan pada tahun 2009 tingkat pendapatannya

    1500. Pada tahun yang sama tingkat konsumsi 700 dan pada tahun 2009 tingkat

    konsumsi 1000.

    Jawab:

    C = a+bY

    Maka kita terlebih dahulu mencari nilai b

    Kemudian mencari nilai a

    (

    )

    {(

    ) }

    * +

    ( )

    Jadi, fungsi konsumsi adalah

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 23

    II.3.2 Investasi (Penanaman Modal)

    II.3.2.1 Definisi Investasi dan Penentu-Penentunya

    Sering terdapat kekeliruan dalam masyarakat berkaitan dengan istilah investasi.

    Suatu asuransi, misalnya membeli saham-saham perusahaan di pasaran saham.

    Tindakan ini tidak dapat dipandang sebagai investasi. Begitu juga seseorang yang

    menggunakan tabungannya untuk membeli saham perusahaan atau tanah selalu

    dikatakan sebagai melakukan investasi. Dalam analisis makroekonomi tindakan

    individu atau perusahaan asuransi tersebut membeli saham tidak dipandang sebagai

    investasi. Untuk menghindari kekeliruan ini, sebagai langkah pertama dalam

    membahas hal-hal yang berhubungan dengan investasi perusahaan, terlebih dahulu

    akan diterangkan arti dari pengertian tersebut.

    a. Arti Investasi

    Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau

    pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat

    pengeluaran agregat. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk

    membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi.

    Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

    pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-

    baranng modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

    kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

    perekonomian.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 24

    b. Penentu-Penentu Investasi

    Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen (rumah tangga) yang

    membelanjakan bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan

    jasa yang mereka butuhkan, penanam-penanam modal melakukan investasi bukan

    untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan

    demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam

    menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Disamping

    ditentukan oleh harapan di masa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor

    lain juga penting perananya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan

    dalam perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah :

    i. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

    ii. Suku bunga

    iii. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

    iv. Kemajuan teknologi

    v. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

    vi. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

    Ada 3 elemen yang penting untuk memahami penentu-penentu investasi adalah :

    1. Revenue

    Investasi akan memberikan perusahaan revenue tambahan jika investasi itu

    membantu perusahaan menjual lebih banyak produk.Ketika pabrik-pabrik

    menganggur, perusahaan relatif mempunyai sedikit kebutuhan atas pabrik-

    pabrik yang baru, sehingga investasinya rendah. Lebih umum lagi, investasi

    bergantung pada revenue yang akan dihasilkan oleh status dari aktivitas

    ekonomi keseluruhan.

    2. Biaya

    Penentu kedua yang penting dari tingkat investasi adalah biaya berinvestasi.

    Karena barang-barang investasi bertahan selama bertahun-tahun, maka

    memperhitungkan biaya investasi agak lebih rumit daripada memperhitungkan

    biaya untuk komoditas yang lain seperti batubara atau gandum. Untuk barang-

    barang bertahan lama, biaya modal meliputi bukan hanya harga dari barang

    modal tetapi juga suku bunga yang dibayarkan oleh para peminjam untuk

    mendsanai modal selain pajak yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan atas

    pendapatan mereka.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 25

    3. Ekspektasi

    Elemen ketiga dalam penentu investasi adalah ekspektasi laba dan

    kepercayaan bisnis. Investasi terutama sekali, merupakan spekulasi atas masa

    depan,suatu taruhan bahwa revenue dari suatu investasi akan melebihi

    biayanya. Jadi keputusan-keputusan investasi bergantung pada ekspektasi dan

    ramalan-ramalan. Tetapi, seperti yang dikatakan orang bijak, meramal itu

    berbahaya, terutama mengenai masa depan. Bisnis banyak bergantung pada

    energi yang menganalisainvestasi dan yang mencoba untuk mempersempit

    ketidakpastian mengenai investasi-investasi mereka.

    Kita dapat merangkum pandangan kita mengenai kekuatan yang berada dibalik

    keputusan investasi sebagai berikkut :

    Bisnis berinvestasi untuk memperoleh laba. Karena barang modal dapat

    bertahan bertahun-tahun, keputusan investasi bergantung pada (1) permintaan untuk

    output yang dihasilkan oleh investasi baru, (2) suku bunga dan pajak yang

    mempengaruhi biaya investasi, dan (3) ekspektasi bisnis mengenai keadaan

    perekonomian.

    II.3.2.2 Klasifikasi Investasi

    Dalam rangka akuntansi dan pelaporan aset investasi pemerintah secara garis

    besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

    1. Investasi jangka pendek

    2. Investasi jangka panjang.

    Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan

    dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi

    jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua

    belas) bulan atau lebih.

    Menurut sifat kepemilikannya investasi jangka panjang dibedakan menjadi

    investasi nonpermanen dan investasi permanen. Investasi nonpermanen adalah

    investasi jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.

    Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki

    secara berkelanjutan atau tidak direncanakan untuk dijual kembali.

    Klasifikasi Investasi dapat digambarkan sebagaimana Bagan sebagai berikut :

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 26

    1. Contoh Investasi Jangka Pendek:

    Misalkan Rudi ditawari sebuah rencana usaha dengan investasi awal sebesar Rp

    100 juta. Berdasarkan proposal, 5 tahun kemudian nilai nominal uang yang dia

    peroleh adalah Rp 161 juta. Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah nilai Rp 161

    juta lima tahun mendatang itu lebih besar daripada Rp 100 juta saat ini ? Jika ya,

    proposal usaha tersebut layak diterima. Sebaliknya, jika tidak.

    Bagaimana kita mengetahui nilai sekarang dari Rp 161 juta tersebut di atas ? Hal ini

    sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang Rudi harapkan.

    Seandainya, untuk menjalankan usahanya Rudi harus meminjam dari Bank dengan

    bunga pinjaman 15 per tahun. Rudi berharap tingkat pengembalian investasi

    setidak-tidaknya sama dengan 15 . Karena itu nilai 161 juta harus dideflasi sebesar

    15 per tahun. Dalam perhitungan manajemen keuangan, angka 15 tersebut

    dikenal sebagai factor diskonto.

    Jika nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima 5 tahun mendatang

    dinotasikan , nilai Rp 161 juta adalah , sedang waktu adalah , dan factor diskonto

    adalah , maka berdasarkan manipulasi matematika sederhana, hubungan antara

    elemen-elemen tersebut adalah :

    ( )

    Dengan menggunakan data di atas :

    Investasi

    Investasi Jangka

    Pendek

    Investasi Jangka

    Panjang

    Permanen

    Nonpermanen

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 27

    ( )

    ( )

    Nilai sekarang dari Rp 161 juta yang akan diterima 5 tahun mendatang adalah Rp 80,1

    juta. Karena nilainya lebih kecil daripada investasi awal, yang sebesar Rp 100 juta,

    proposal usaha ditolak. Sebab usaha tersebut justru membuat nilai riil uang yang

    diinvestasikan makin kecil. Dapat juga dikatakan bahwa return dari investasi lebih

    kecil daripada tingkat bunga pinjaman. Ini bias dibuktikan dengan menggunakan

    persamaan eksponensial sederhana di bawah ini.

    Jika nilai Rp 161 juta, 5 tahun mendatang dinotasikan sebagai , sedangkan investasi

    awal dinotasikan sebagai ,maka :

    ( )

    Karena nilai dan sudah diketahui , maka dapat diketahui. Dengan

    menggunakan data-data di atas :

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    Tingkat pengembalian investasi ternyata hanya per tahun, lebih kecil daripada

    biaya bunga pinjaman yang per tahun.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 28

    2. Contoh Investasi Jangka Panjang:

    Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai

    sekarang dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut

    pandang yang bertolak belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama. Dalam kasus

    di atas,dilihat dari nilai uang masa mendatang , dasar pengambilan keputusan

    terhadap proposal yang ditawarkan adalah berapa nilai 5 tahun mendatang dari uang

    yang diinvestasikan saat ini. Jika nilai Rp 161 juta , 5 tahun mendatang adalah lebih

    besar daripada nilai masa mendatang yang diharapkan, proposal usaha diterima.

    Sebaliknya, jika tidak (nilainya lebih kecil).

    Jika investasi awal dinotasikan sebagai , nilai masa mendatang yang diharapkan

    adalah ,waktu adalah , dan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan adalah

    , maka :

    ( )

    ( )

    ( )

    juta.

    Nilai mendatang ( 5 tahun mendatang ) yang diharapkan Rudi dari investasi saat ini

    adalah minimal Rp 201 juta. Sedangkan yang ditawarkan proposal usaha hanya Rp

    161 juta, karena tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan hanyalah 10 .

    Proposal ditolak.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 29

    II.3.2.3 Kriteria Investasi

    Ada empat kriteria investasi yaitu:

    1. Payback Period

    2. Net Present Value

    3. Profitability Index

    4. Internal Rate of Return

    1. Payback Period

    Payback period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali

    pengeluaran investasi yang menggunakan aliran cash netto/proceed. Waktu yang

    diperlukan agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali

    seluruhnya.

    Metode penilaian investasi memiliki kelemahan yaitu:

    1. Metode ini mengabaikan penerimaan investasi (proceed) sesudah Payback

    Period, hanya mengukur kecepatan kembalinya dana.

    2. Mengabaikan time Value Of Money.

    Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

    Dimana: Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi

    Proceed = Jumlah uang yang ditenima

    1. Contoh Payback Period :

    PD. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun

    adalah $. 22.500,- maka Payback Periodnya adalah:

    Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam

    aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 30

    2. Net Present Value

    Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan

    Present Value dari keseluruhan investasi.

    Bila present value proceed lebih besar atau sama dengan present value

    investasi maka usul investasi diterima.

    Bila present value proceed lebih kecil present value investasi maka usul

    investasi ditolak.

    Rumus yang dapat digunakan adalah:

    NPV =

    n

    i ni

    CF

    )1( - Io

    Dimana: CF = Cashf low = Proceeds = jumlah uang yang diterima, i =

    Tingkat Bunga n = Periode Waktu, lo = Nilai lnvestasi awal

    ( tahun 0)

    2. Contoh Net Present Value :

    PD. Maju Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 45.000,-

    Proceed adalah selama tiga tahun adalah Rp. 22.500,-.Tingkat suku bunga 10 maka

    Net Present Valuenya adalah:

    ( )

    ( )

    ( )

    = 20.454,5 + 18.595 + 16.904 = Rp 55.953,58 Rp 45.000 = Rp.

    10.954,-

    Usul diterima, karena PD. Maju Jaya memiliki nilai NPV positif, yaitu Rp.10.954.

    Apabila nilai NPV PD. Maju Jaya negatif maka proyek tersebut akan ditolak.

    3. Profitability Index (Pi)

    Merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara Present

    Value dari Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya Iebih besar dari

    1 maka investasi diterima. Bila hasilnya kurang dari 1, maka investasi ditolak.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 31

    Rumus yang digunakan adalah:

    Dimana : PV = Present Value

    Outlay = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi

    Proceeds = Jumlah uang yang diterima

    4. Internal Rate Of Return (Irr)

    Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai

    sekarang dari proceeds sama dengan nilai sekarang dari outlay.

    Rumus yang dapat digunakan dalam IRR adalah:

    ( )

    Dimana: P1 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV positif

    P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif

    C1 = NPV positif C2 = NPV negative

    3. Contoh Internal Rate Of Return (Irr) :

    Tuan Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang akan dibangun sebuah usaha

    yaitu Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna adalah Rp.640 juta. Proyek

    penerimaan untuk kedua usaha adalah sebagai berikut:

    Tahun Pabrik Susu

    1 Rp. 50 Juta

    2 Rp. 150 Juta

    3 Rp. 200 Juta

    4 Rp. 250 Juta

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 32

    Berapakah nilai IRR-Pabrik Susu tersebut?

    Pembahasan:

    IRR = P1 C1 x 12

    12

    CC

    PP

    Dimana: P1 adalah presentasi yang menghasilkan NPV Positif

    P2 adalah presentasi yang menghasilkan NPV Negatif

    C1 adalah NPV Positif C2 adalah NPV Negatif

    Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P1 adalah 19%. Maka nilai C1 adalah:

    Besarnya PV dapat dilihat dan tabel Present Value Interest Factor (tabel Ill) sebagai

    berikut:

    Tahun Cashflow PVIF (19%) PV

    1 Rp. 50 Juta 0,840 Rp. 42,02 Juta

    2 Rp. 150 Juta 0,706 Rp. 105,92 Juta

    3 Rp. 200 Juta 0,593 Rp. 118,68 Juta

    4 Rp. 250 Juta 0,499 Rp. 124,67 Juta

    5 Rp. 300 Juta 0,419 Rp. 125,71 Juta

    6 Rp. 350 Juta 0,352 Rp. 123,25 Juta

    Total PV Rp. 640,26 Juta

    NPV = PV Proceed PV Outlays

    5 Rp. 300 Juta

    6 Rp. 350 Juta

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 33

    NPV = Rp. 640,26 juta Rp. 640 juta

    NPV = Rp. 260.000

    Nilai P1 dan C1 telah diketahui yaitu :

    P1 adalah 19%

    C1 adalah Rp.260.000

    Sedangkan untuk mencari nilai C2, kita gunakan P2 misalnya 20%, sehingga nilai P2

    dan C2 adalah:

    Tahun Cashflow PVIF (20%) PV

    1 Rp. 50 Juta 0,833 Rp. 41,67 Juta

    2 Rp. 150 Juta 0,694 Rp. 104,17 Juta

    3 Rp. 200 Juta 0,579 Rp. 115,74 Juta

    4 Rp. 250 Juta 0,482 Rp. 120,56 Juta

    5 Rp. 300 Juta 0,402 Rp. 120,56 Juta

    6 Rp. 350 Juta 0,402 Rp. 117,21 Juta

    Total PV Rp. 619,91 Juta

    NPV = PV Proceed PV Outlays NPV = Rp.619,91 juta Rp.640 juta

    NPV = Rp.20,09 juta

    ( )

    ( )

    Sehingga IRA dan Pabrik Susu Tuan Yatna adalah 19,01%

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 34

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPUAN

    Ada tiga cara perhitungan pendapatan Nasional , yaitu cara output (output

    approach),cara pendapatan (income approach) dan cara pengeluaran (expenditure

    approach).

    GDP Nominal (atau disebut GDP Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai

    GDP tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan GDP Riil (atau di sebut

    GDP Atas Dasar Konstan) mengoreksi angka GDP nominal dengan memasukkan

    pengaruh dari harga. GDP ini dapat juga dihitung dengan memakai dua

    pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan juga pendekatan pendapatan.

    Konsumsi (atau lebih tepatnya, pengeluaran konsumsi pribadi) adalah pengeluaran

    oleh rumah tangga atas barang jadi dan jasa. Tabungan adalah bagian dari

    pendapatan pribadi setelah pajak yang tidak dikonsumsi.

    Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau

    pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat

    pengeluaran agregat.

    sekarang pendapatan dimasa depan dapat dihitung denagn menggunakan

    persamaan berikut :

    ( )

    ( )

    ( )

    faktor-faktor penting yang menentukan jumlah tingkat investasi pada pengusaha

    meliputi beberapa factor:

    Faktor-faktor utama yang menentukannya adalah :

    Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh

    Suku bunga

    Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan

    Kemajuan teknologi

    Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

    Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 35

    DAFTAR PUSTAKA

    Sukkirno,Saddono.2006.Makro Ekonomi.Edisi ke-3.Jakarta:Penerbit PT Rajagrafindo

    Persada.

    A.Samuelson,Paul.2004.Ilmu Makro Ekonomi.Edisi ke-17.Jakarta:Penerbit PT.Media

    Global Edukasi.

    TimPengampuh.2011. Pengantar Ekonomi Makro.Medan:Fakultas Ekonomi.

    Univeritas Negeri Medan

    Rahardja,Pratama,dkk.2004.Teori Ekonomi Makro.Jakarta: Fakultas Ekonomi.

    Universitas Indonesia

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 36

    LAMPIRAN SOAL

    1. Sebelum bekerja pengeluaran Daniel sebesar Rp. 1.500.000,00 sebulan. Setelah bekerja dengan penghasilan sebesar Rp. 5.000.000,00 pengeluarannya sebesar

    Rp. 4.500.000,00. Fungsi konsumsi Daniel adalah.

    Pembahasan :

    dik :

    - a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)

    - C = C1 C0 = 4.500.000 1.500.000 = 3.000.000

    - Y = Y1 Y0 = 5.000.000

    - Y = 5.000.000 0 = 5.000.000

    dit : Fungsi Konsumsi ?

    jawab :

    Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :

    C = a + bY atau C a + mpcY

    pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, Y, dan C, jadi langkah selanjutnya kita mencari MPC

    MPC = C / Y

    MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6

    MPC = 0,6

    setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan

    sebagai berikut :

    C = a + mpcY,

    C = 1.500.000 + 0,6Y

    2. Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8Y. bila tabungan sebesar Rp.20,00 maka besarnya konsumsi adalah .

    Pembahasan :

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 37

    dik : - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y

    - tabungan S = 20

    dit : Besar Konsumsi (C) ?

    Jawab :

    untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita

    harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.

    untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai

    tabungannya,

    C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 MPC)Y==>

    S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S)

    untuk memperoleh nilai Y

    S = -30 + 0,2Y

    20 = -30 + 0,2Y

    0,2Y = 20 + 30

    0,2Y = 50

    Y = 50 / 0,2

    Y = 250

    Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan

    nilai Y

    kedalam fungsi konsumsi.

    C = 30 + 0,8Y

    C = 30 + 0,8(250)

    C = 30 + 200

    C = 230

    Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 38

    3. Keluarga Ibu Tutik mempunyai penghasilan Rp. 8.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.500.000 + 0,70Y.

    Berdasarkan data tersebut maka besarnya tabungan keluarga ibu Tutik adalah .

    Pembahasan:

    Diketahui :

    Y = 8.000.000

    Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y

    Ditanya :

    besarnya tabungan (S) ?

    Jawab :

    untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita

    lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian

    memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi tabungan.

    C = 1.500.000 + 0,70Y

    maka fungsi tabungannya adalah :

    S = -a + (1-MPC)Y

    S = 1.500.000 + 0,30Y

    untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam

    fungsi

    konsumsi:

    S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)

    S = -1.500.000 + 2.400.000

    S = 900.000

    Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00

    4. Bila diketahui fungsi tabungan : S = -50 + 0,15Yd, maka besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah..

    Pembahasan :

    untuk menjawab pertanyaan diatas, kita hanya memerlukan waktu 30detik,

    diketahui MPS = 0,15 maka

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 39

    MPC = 1 MPS

    MPC = 1 0,15

    MPC = 0,85

    Jadi besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah 0,85

    5. Bila diketahui, Fungsi konsumsi C = 200 + 0,8Y, maka besarnya Marginal

    Propensity to Save (MPS) adalah.

    Pembahasan:

    Sama dengan soal sebelumnya, untuk membahas soal ini kita hanya membutuhkan

    waktu 30 detik.

    Diketahui MPC = 0,8 Maka

    MPS = 1 MPC

    MPS = 1 0,8

    MPS = 0,2

    Jadi besarnya Marginal Propensity to Save (MPS) adalah 0,2

    6. Sebuah proyek jembatan selama 5 tahun dapat dikerjakan dengan 3 metode kerja

    sebagai berikut

    Metode I (dengan perancah tetap)

    Membeli perancah seharga $ 100000

    Biaya tenaga kerja per th $ 50000

    Biaya bahan habis pakai per th $ 5000

    Pada tahun ke 3 diperlukan biaya tambahan sebesar $ 10000

    Harga jual lagi perancah $ 10000

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 40

    Metode II (dengan perancah bergerak)

    Tanpa membeli alat tetapi dengan sewa alat

    Harga sewa alat per th $ 30000 hanya pada tahun ke-1,2, & 3 saja tahun ke 4 dan 5

    tidak menyewa lagi karena sudah tidak membutuhkan

    Pada th ke 4 dan 5 membutuhkan biaya tambahan masing-masing sebesar $ 10000

    Biaya tenaga kerja per th $ 55000

    Baiya bahan habis pakai per th $ 5000

    Metode III (dengan peluncuran bertahap)

    Membeli alat peluncuran $ 110000

    Biaya tenaga kerja per th $ 35000

    Biaya bahan habis pakai $ 5000

    Harga jual lagi alat $ 5000

    Manakah metode kerja yang paling ekonomis, jika i = 10% ?

    (sehubungan usia proyek yang sama, maka gunakanlah metode METODE NILAI

    SEKARANG)

    Jawaban

    Metode II

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 41

    0

    1

    Sewa

    30000

    Tenaga

    55000

    Bahan

    5000

    2

    Sewa

    30000

    Tenaga

    55000

    Bahan

    5000

    3

    Sewa

    30000

    Tenaga

    55000

    Bahan

    5000

    4

    Sewa

    0

    Tenaga

    55000

    Bahan

    5000

    Tambahan 10000

    5

    Sewa

    0

    Tenaga

    55000

    Bahan

    5000

    Tambahan 10000

    = PV(rate,nper,pmt,fv,type)

    Nilai Sekarang (II) = PV(10%,5,-(55000+5000),0)+PV(10%,3,-30000,0) +PV

    (10%,4,0,-10000)+PV(10%,5,0,-10000)

    = 315,092.11

    Hitungan manual

    Nilai Sekarang (II) = 30000 (P/A,10%,3) + (55000+5000) (P/A,10%,5) +10000

    (P/F,10%,4) + 10000 (P/F,10%,5)

    = 30000 (2,4869) + 60000 (3,7908) + 10000 (0,6830) + 10000(0,6209)

    = 315.094

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 42

    Metode III

    Nilai jual

    lagi

    5000

    0

    Beli

    alat

    110000

    1

    Tenaga

    35000

    Bahan

    5000

    2

    Tenaga

    35000

    Bahan

    5000

    3

    Tenaga

    35000

    Bahan

    5000

    4

    Tenaga

    35000

    Bahan

    5000

    5

    Tenaga

    35000

    Bahan

    5000

    = PV(rate,nper,pmt,fv,type)

    Nilai Sekarang (I) = PV(10%,5,-(35000+5000),5000)+110000

    = 258,526.86

    Hitungan manual

    Nilai Sekarang (I) = 110000 + (35000 + 5000) (P/A,10%,5) -5000(P/F,10%,5)

    = 110000 + 40000 (3,7908) 5000 (0,6209)

    = 258.527,5

    Metode III yang dipilih karena yang paling murah.

    7. PD. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per

    tahun adalah $. 22.500,- maka Payback Periodnya adalah:

    Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam

    aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun.

    8. PD. Maju Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 45.000,-

    Proceed adalah selama tiga tahun adalah Rp. 22.500,-.Tingkat suku bunga 10 maka

    Net Present Valuenya adalah:

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 43

    ( )

    ( )

    ( )

    = 20.454,5 + 18.595 + 16.904 = Rp 55.953,58 Rp 45.000 = Rp.

    10.954,-

    Usul diterima, karena PD. Maju Jaya memiliki nilai NPV positif, yaitu Rp.10.954.

    Apabila nilai NPV PD. Maju Jaya negatif maka proyek tersebut akan ditolak.

    9. Contoh Menghitung PDB dengan Metode Pengeluaran :

    Produk Domestik Bruto Indonesia 1996

    Harga Berlaku Meenurut Pengeluaran

    (Dalam Miliar Rupiah)

    Catatan : Ekspor Bersih (Net Export) = Ekspor Impor = 7.015, angka positif

    menunjukan ekspor barang dan jasa tahun 1996 lebih besar Rp 7.015 miliar dari pada

    impor barang dan jasa.

    10. Misalkan Kondisi pada tahun 2001 merupakan kondisi yang relative

    baik, dan dianggap sebagai harga dasar. Dengan

    dan

    Hitunglah ?

    Maka

    Sedangkan

    Konsumsi rumah tangga

    Konsumsi pemerintah

    Pembentukan Modal Tetap (PMT)

    ekspor barang dan jasa

    impor barang dan jasa

    308.469

    40.695

    172.777

    138.675

    -131.660

    Total PDB 528.956

  • Ekonomi Makro Mengukur Aktivitas Ekonomi, Investasi dan Konsumsi Page 44

    dan disebut sebagai PDB nominal (dihitung berdasarkan

    harga yang berlaku)

    Deflator = (Rp 120,00 : Rp 80,00) x 100% = 150% dengan

    ( )

    ( )

    {

    }