8 materi pmk akuntansi-2
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................iTIM PENYUSUN............................................................................................................iiDAFTAR ISI....................................................................................................................iiiBAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................................
A. Latar Belakang ..........................................................................................B. Tujuan Instruksional Umum......................................................................C. Tujuan Instruksional Khusus....................................................................D. Kerangka Pembelajaran............................................................................E. Metoda......................................................................................................F. Alat Bantu ................................................................................................
BAB II. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM AKUNTANSI LKM KOPERASIPMKA. Dasar HukumB. Pengertian AkuntansiC. Tujuan AkuntansiD. Persamaan AkuntansiE. Aturan Debet KreditF. Kode PerkiraanG. Soal-Soal
BAB III. KEBIJAKAN DAN BATASAN PERKIRAANA. Kebijakan Tentang Aktiva (Harta)B. Kebijakan Tentang KewajibanC. Kebijakan Tentang ModalD. Kebijakan Tentang PendapatanE. Kebijakan Tentang BiayaF. Soal-Soal
BAB IV. PROSES AKUNTANSIA. Alur Proses AkuntansiB. Bukti TransaksiC. Pencatatan TransaksiD. Buku Besar Pos PerkiraanE. Pembuatan Laporan KeuanganF. Soal-Soal
lkmko
pdki.
com
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pedekatan penulisan SOP Akuntansi LKM Koperasi PMK ini dalam
penyusunannya mengacu kepada Pedoman Umum Akuntansi Koperasi yang
diterbitkan oleh Kantor Menegkop dan UKM Republik Indonesia pada tahun
2001. Pedoman umum yang dimaksud diterjemahkan dari Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1998 dan diperbaharui
pada tahun 2002. Oleh karena itu, Pedoman Umum PSAK No. 27 merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Pedoman Akuntansi LKM Koperasi PMK ini.
Pedoman umum mengarahkan agar akuntansi koperasi dilaksanakan
berdasarkan nilai, norma dan prinsip-prinsip koperasi dan proses akuntansi LKM
Koperasi PMK harus sejalan dengan pedoman tersebut, disesuaikan dengan
karakteristik LKM Koperasi PMK. Selain itu, Akuntansi untuk LKM Koperasi PMK
juga berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan PSAK No.
59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah.
Secara umum, tujuan dan penyusunan Pedoman Sistem Informasi Akuntansi ini
adalah untuk memberikan petunjuk bagi Manajemen LKM (Lembaga Keuangan
Mikro) dalam mengawasi transaksi keuangan dan sekaligus sebagai petunjuk
pula bagi karyawan (Staff) dalam melaksanakan berbagai transaksi keuangan.
Secara rinci, beberapa tujuan pokok dari penyusunan pedoman standar
informasi Akuntansi ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan keseragaman pendapat dalam melaksanakan transaksi-
transaksi keuangan
2. Memperlancar arus data keuangan dengan tetap mempertahankan system
pengendalian intern
3. Dapat di awasinya berbagai transaksi keuangan dengan di peliharanya
catatan-catatan pembukuan yang memadai, sehingga dapat di gunakan
lkmko
pdki.
com
sebagai sumber utama dalam hal penyediaan data guna penyusunan
laporan-laporan keuangan.
4. Dapat di awasinya berbagai kegiatan keuangan LKM melalui yang
meyakinkan
5. Dapat tersedia berbagai informasi keuangan yang relevan dan up to date
untuk setiap tingkatan manajemen sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6. Memberikan bahan bagi para pemimpin untuk mengarahkan pegawainya
dan juga dapat menjadi bahan bagi pegawai baru untuk mengenali arus
data keuangan LKM.
B. Tujuan Intruksional Umum
Meningkatkan pengetahuan peserta tentang prinsip dan cara menerapkan siklus
Akuntasi sesuai dengan standar yang berlaku
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari materi Standar Operasional Prosedur Bidang Akuntansi
peserta mampu :
1. menjelaskan teori dasar, pengertian dan tujuan akuntansi
2. menjelaskan kebijakan akuntansi sesuai standar akuntasi yang berlaku
3. Mengaplikasikan proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang
sistematis sampai dengan terbentuk laporan keuangan
D. Kerangka Pembelajaran
1. Pengertian dan dasar hukum akuntansi LKM Koperasi PMK
2. Kebijakan dan Batasan Perkiraan
3. Proses Akuntansi LKM Koperasi PMK
lkmko
pdki.
com
E. Metoda
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Studi Kasus/Soal
4. Praktek
F. Alat Bantu
1. White Board
2. Spidol
3. Infocus
4. Laptop
5. Uji Soal
6. Kerta HVS
7. Pensil
lkmko
pdki.
com
BAB IIPENGERTIAN DAN DASAR HUKUM AKUNTANSI
LKM KOPERASI PMK
A. Dasar Hukum
Pedoman umum yang digunakan untuk membuat standar ini Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1998 dan diperbaharui
pada tahun 2002.
Selain itu, Akuntansi untuk LKM Koperasi PMK juga berpedoman pada
Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan PSAK No. 59 tentang Akuntansi
Perbankan Syariah.
B. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu kegaiatan jasa. Fungsinya menyediakan data kuantitatif,
terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam
memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.1
American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai :
”...... proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi,
untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.’
C. Tujuan Akuntansi
Menyediakan informasi keuangan LKM yang akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kepentingan
masing-masing pihak. Selain itu tujuan utama akuntansi adalah menyajikan
informasi ekonomi dari suatu entitas kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Yang dimaksud dengan entitas adalah badan usaha/perusahaan/organisasi yang
mempunyai kekayaan sendiri
1 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, 1992, Yogyakarta
lkmko
pdki.
com
Tujuan Umum :
a. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai Aktiva,
Kewajiban dan Modal
b. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi Kewajiban yang
timbul dari kegiatan usaha LKMS)
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
untuk menaksir potensi LKMS dalam menghasilkan laba
d. Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban, misalnya aktivitas pembiayaan dan investasi
e. Mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan langsung
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti mengenai kebijakan akuntansi yang di anut LKMS
D. Persamaan Akuntansi
Untuk memenuhi kebutuhan manajemen LKM atas informasi yang akurat dan
tepat waktu diperlukan adanya suatu sistem yang dapat mengklasifikasikan dan
mencatat transaksi-transaksi sehingga informasi dapat diperoleh setiap hari
bahkan setiap saat dibutuhkan. Sistem pengklasifikasian dan pencatatan
tersebut adalah sistem pembukuan berganda (double entry accounting system)
di mana setiap transaksi dianalisis dan selanjutnya dicatat pada dua sisi yaitu sisi
sebelah Kiri (Debet) dan sisi sebelah Kanan (Kredit). Untuk mengklasifikasikan
pos-pos atau transaksi yang terjadi diperusahaan digunakan suatu bagan yang
berisi rekening-rekening atau perkiraan, yang disebut “Bagan Perkiraan
Standar”. Di dalam bagan perkiraan standar, perkiraan-perkiraan diklasifikasikan
menjadi perkiraan neraca dan perkiraan laba/rugi. Perkiraan neraca terdiri dari
harta, hutang dan ekuitas pemilik, sedangkan perkiraan laba/rugi terdiri dari
pendapatan dan biaya. Untuk menjalankan sistem akuntansi yang berpasangan
(double entry accounting) telah ada konvensi dalam akuntansi yaitu harta dicatat
disebelah kiri (debet) sedangkan hutang dan ekuitas dicatat di sebelah kanan
(kredit). Model pencatatan ini dikenal dengan istilah persamaan akuntansi. Model
persamaan akuntansi tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :
lkmko
pdki.
com
HARTA = HUTANG + MODAL
Model Persamaan Akuntansi Syariah
HARTA = KEWAJIBAN + INVESTASI TIDAK TERIKAT + MODAL
Persamaan akuntansi menunjukan posisi keuangan perusahaan. Karena
transaksi usaha akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Karena
transaksi usaha akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, maka setiap
transaksi usaha, dapat dinyatakan dalam bentuk efeknya terhadap ketiga unsur
dalam persamaan akuntansi. Efek terhadap unsur persamaan akuntansi
dinyatakan dalam penamabahan atau pengurangan dari unsur-unsur tersebut.
E. Aturan Debet Kredit
Seperti yang telah di terangkan di atas bahwa sisi kiri sebelah kiri suatu
perkiraan di sebut debet, sedang sisi sebelah kanan di sebut sisi kredit.
Perkiraan adalah formulir untuk mencatat penambahan dan pengurangan yang
terjadi dalam pos yang bersangkutan. Oleh karena adanya ketentuan debet dan
kredit ini maka penambahan atau pengurangan yang terjadi dalam perkiraan
dapat dinyatakan dalam debet atau kredit. Aturan untuk mendebet atau
mengkredit suatu perkiraan dapat di jelaskan seperti di bawah ini
Apabila suatu pos aktiva bertambah, maka perkiraan yang bersangkutan di
debet, sedangkan apabila suatu transaksi mengakibatkan pos tersebut
berkurang, maka perkiraannya di kredit. Sebaliknya, untuk pos-pos kewajiban
dan modal, kredit berarti penambahan dan debet berarti pengurangan. Dari
uraian ini dapat di simpulkan bahwa mendebet suatu perkiraan dapat berarti
penambahan atau pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya. Demikian
juga halnya dengan mengkredit suatu perkiraan.
lkmko
pdki.
com
NERACA
Aktiva
Perkiraan-perkiraan aktiva
Debet Kredit(+) (-)
Kewajiban
Perkiraan-perkiraan hutang
Debet Kredit(-) (+)
M o d a l
Perkiraan-perkiraan Modal
Debet Kredit(-) (+)
Penerapan aturan debet kredit untuk perkiraan pendapatan dan biaya
didasarkan pada hubungannya dengan perkiraan modal. Laba bersih atau rugi
bersih suatu periode, seperti yang dilaporkan dalam perhitungan rugi laba,
merupakan penambahan/pengurangan bersih modal yang berasal dari kegiatan
usaha.
F. Kode Perkiraan
Transaksi-transaksi yang terjadi selama suatu periode berpengaruh terhadap
penambahan atau pengurangan berbagai jenis harta, hutang, modal,
pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh informasi pada saat yang diperlukan
dan agar laporan keuangan dapat disusun tepat pada waktunya, perlu ada
catatan tersendiri untuk tiap-tiap jenis harta, hutang, modal, pendapatan dan
biaya tersebut.
Catatan-catatan untuk transaksi sejenis disebut perkiraan (account).
Banyaknya perkiraan yang digunakan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh
sifat kegiatan perusahaan, volume kegiatan dan informasi yang diperlukan.
Perkiraan-perkiraan tersebut diberi nomor yang disebut kode perkiraan
(account code).
lkmko
pdki.
com
G. Soal-Soal
1) Jelaskan Pengertian akuntansi beserta fungsinya !
2) Jelaskan tujuan Akuntansi dan sebutkan tujuan umum Akuntansi !
3) Jelaskan yang di maksud dengan Harta, Hutang dan Modal dan sebutkan
apa saja yang termasuk di dalamnya !
4) Jelaskan mengenai Investasi Tidak Terikat !
5) Jelaskan mengapa persamaan akuntansi harus selalu seimbang !
6) Mengapa pendapatan menambah modal !
7) Untuk perkiraan dibawah ini, sebutkan apakah penambahan dalam perkiraan-
perkiraan tersebut akan di tunjukan dengan debet atau kredit
a. Kasb. Kas Tellerc. Modald. Komputere. Peralatan Kantorf. Mobilg. Biaya Transportasi
h. Biaya Gajii. Pendapatan Administrasij. Modal Awalk. Simpanan Wajibl. Simpanan Wadiah (Titipan)m. Tabungan Pada Bank Syariahn. SHU/Laba Rugi
8) LKM Koperasi PMK menerima modal awal sebesar Rp 25.000.000,-
bagaimanakah cara menjurnalnya dan aturan debet kreditnya, mana yang
pengaruhnya negatif dan positif !
9) LKM Koperasi PMK membeli seperangkat unit computer senilai Rp
5.000.000,- untuk kebutuhan operasional bagaimanakah cara menjurnalnya
dan aturan debet kreditnya, mana yang mana yang pengaruhnya negatif dan
positif !
10)LKM Koperasi PMK membeli lemari seharga Rp 1.000.000,- untuk
menyimpan berkas-berkas bagaimanakah cara menjurnalnya dan aturan
debet kreditnya, mana yang pengaruhnya negatif dan positif !
11)LKM Koperasi PMK melakukan kegiatan survey lokasi calon
anggota/nasabah dengan transportasi sebesar Rp 10.000,- bagaimanakah
cara menjurnalnya dan aturan debet kreditnya, mana yang pengaruhnya
negatif dan positif !
12)LKM Koperasi PMK menerima kedatangan seorang anggota yang berniat
mendaftar menjadi anggota dan terlebih dahulu membayar administrasinya
lkmko
pdki.
com
sebesar Rp 20.000,- bagaimanakah cara menjurnalnya dan aturan debet
kreditnya, mana yang pengaruhnya negatif dan positif !
13)Jelaskan bagaimana suatu perkiraan aktiva betrtambah atau berkurang
dengan debet atau perkiraan !
lkmko
pdki.
com
BAB IIIKEBIJAKAN DAN BATASAN PERKIRAAN
A. Kebijakan Aktiva
Bagian ini membahas seluruh perkiraan yang ada pada kelompok aktiva
a. Kas
(1) Definisi
Kas adalah mata uang kertas dan logam dalam rupiah yang masih berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah.
(2) Penjelasan
Kas merupakan salah satu komponen alat likuid dan tidak menghasilkan
pendapatan, sehingga perlu dikendalikan besarannya agar tidak
menimbulkan adanya dana yang menganggur (idle fund)..
(3) Penyajian
Kas merupakan pos neraca yang paling likuid (lancar) dan lazim pada
urutan pertama pada aktiva.
(4) Jurnal
a). Penerimaan setoran:
Db. Kas
Kr. Rekening yang dituju
b). Penarikan:
Db. Rekening yang ditarik
Kr. Kas
b. Giro Pada Bank
1) Definisi
Giro pada Bank adalah saldo rekening giro Koperasi pada Bank Umum
Konvensional/Syariah dengan tujuan untuk menunjang kelancaran
transaksi
lkmko
pdki.
com
2) Penjelasan
Pendapatan jasa giro dari bank umum konvensional diakui sebagai
penerimaan dana non halal
Bonus dari bank syariah diakui sebagai pendapatan operasi lainnya
3) Jurnal
a). Setoran ke bank lain:
Db. Giro Bank…
Kr. Kas Besar
b). Penarikan:
Db. Kas Besar
Kr. Giro Bank ...
c). Pengakuan pendapatan dari:
(a). Bank syariah
Db. Giro Bank Syariah …
Kr. Pendapatan bonus giro Bank Syariah…
(b). Bank konvensional
Db. Giro Bank ...
Kr. Dana Non halal
c. Penempatan Pada Bank
1) Definisi
Penempatan pada Bank adalah penanaman dana Koperasi pada Bank
syariah / Bank Konvensional baik dalam bentuk deposito Kerjasama
Permodalan, investasi Kerjasama Permodalan dan tabungan wadiah
(Titipan) yang dimaksudkan untuk optimalisasi pengelolaan dana.
2) Penjelasan
Penerimaan bonus dan bagi hasil dari penempatan dana pada Bank
syariah diakui sebagai pendapatan pada saat diterima.
lkmko
pdki.
com
3) Jurnal
a) Pada saat penempatan:
Db. Tabungan pada Bank Syariah …
Kr. Kas/rekening
b) Saat pengakuan pendapatan bonus:
Db. Tabungan pada Bank Syariah …
Kr. Pendapatan bonus wadiah (Titipan)
c) Saat jatuh tempo:
Db. Kas Besar
Kr. Deposito pada Bank Syariah ...
d. Piutang Jual Beli
1) Definisi
Piutang Jual Beli adalah Rekening untuk menampung rekening dari
transaksi penjualan barang dengan pembayaran secara tempo atau di cicil
2) Penjelasan
a). Proses pengadaan barang dagang harus dilakukan oleh pihak
Koperasi,
b). Jika Koperasi hendak mewakilkan kepada anggota untuk membeli
barang, akad jual beli dilakukan setelah barang menjadi milik Koperasi.
c). Jual Beli dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan.
Jual Beli berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak
mengikat anggota untuk membeli barang yang dipesannya.
d). Jika dalam Jual Beli pesanan mengikat aktiva yang dibeli mengalami
penurunan nilai karena kerusakan sebelum diserahkan kepada pembeli
maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual ( Koperasi) dan
akan mengurangi nilai akad.
e). Pembayaran Jual Beli dapat dilakukan secara tunai atau cicilan.
f). Jika secara angsuran atau tangguh, maka pengakuan porsi pokok dan
keuntungan dilakukan secara merata dan tetap.
lkmko
pdki.
com
g). Jika pembayaran angsuran lebih kecil dari kewajibannya maka
pengakuan pendapatan untuk perhitungan distribusi hasil usaha
dilakukan secara proporsional.
h). Koperasi dapat memberi potongan, apabila anggota melakukan
pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang
telah disepakati, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad dan
besarnya potongan diserahkan pada kebijakan Koperasi.
i). Koperasi dapat meminta agunan (jaminan) antara lain dalam bentuk
barang yang telah dibeli dari Koperasi.
j). Koperasi dapat meminta uang muka pembelian kepada anggota
setelah akad Jual Beli disepakati;
k). Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang Jual Beli
l). Uang Muka tidak diperkenankan sebagai pembayaran angsuran.
m).Dengan adanya Uang Muka, keuntungan Jual Beli pesanan didasarkan
pada porsi harga barang yang dibiayai oleh Koperasi,
n). Apabila Jual Beli batal, Uang Muka dikembalikan kepada anggota
setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan, antara
lain:
o). Potongan Uang Muka oleh pemasok;
(a). Biaya administrasi;
(b). Biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadaan lainnya.
p). LKM Koperasi PMK berhak mengenakan denda kepada anggota
dengan indikasi antara lain:
(a). Adanya unsur kesengajaan yaitu anggota mempunyai dana tetapi
tidak melakukan pembayaran
(b). Adanya unsur penyalahgunaan dana yaitu anggota mempunyai
dana tetapi digunakan terlebih dahulu untuk hal lain.
q). Setelah akad transaksi Jual Beli potongan harga dari pemasok dibagi
berdasarkan perjanjian dalam akad. Potongan harga dapat diakui
Koperasi sebagai pendapatan operasi lainnya.
lkmko
pdki.
com
3) Perlakuan akuntansi
a). Pengakuan piutang
Piutang Jual Beli diakui sebesar nilai perolehan ditambah keuntungan
(margin) yang disepakati atau dengan kata lain sebesar harga jual.
b). Pengakuan keuntungan
Keuntungan Jual Beli diakui:
(1) Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode
laporan keuangan yang sama atau
(2) Selama periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui
satu periode laporan keuangan.
c). Pengakuan potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan
salah satu metode:
(1) Saat penyelesaian, Koperasi mengurangi piutang dan keuntungan
Jual Beli
(2) Setelah penyelesaian, Koperasi terlebih dulu menerima pelunasan,
kemudian membayar pelunasan dini dengan mengurangi
keuntungan Jual Beli.
d). Pengakuan denda
(1) Denda diakui sebagai dana kebajikan pada saat diterima.
(2) Penilaian piutang Jual Beli pada akhir periode akuntansi
(3) Piutang Jual Beli disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian
piutang.
(4) Margin Jual Beli ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang
Jual Beli.lkmko
pdki.
com
4) Jurnal
Pengadaan aktiva Jual Beli/ Persediaan
a). Pada saat perolehan aktiva Jual Beli
Db. Persediaan Jual Beli
Kr. Kas Besar
b). Pada saat penjualan aktiva Jual Beli kepada anggota:
Pembayaran secara angsuran
Db. Piutang Jual Beli
Kr. Margin Jual Beli ditangguhkan
Kr. Persediaan Jual Beli
c). Pengakuan pendapatan Jual Beli yang performing dengan kategori
kolektibilitas lancar.
(1) Pada saat pengakuan pendapatan
Db. Piutang Jual Beli jatuh tempo
Kr. Piutang Jual Beli
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan
Kr. Pendapatan margin Jual Beli
(2) Pada saat penerimaan angsuran tunggakan (pokok dan margin)
Db. Kas/Rekening
Kr. Piutang Jual Beli jatuh tempo
d) Pemberian potongan pelunasan dini dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) metode berikut ini:
(1) Jika pada saat penyelesaian, Koperasi mengurangi piutang Jual
Beli dan keuntungan Jual Beli:
Db. Kas/rekening
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan
Kr. Piutang Jual Beli
Kr. Pendapatan margin Jual Beli
lkmko
pdki.
com
2) Jika setelah penyelesaian, Koperasi terlebih dulu menerima
pelunasan piutang Jual Beli dari anggota, kemudian Koperasi
membayar potongan pelunasan dini Jual Beli kepada anggota
dengan mengurangi keuntungan Jual Beli.
Db. Kas/rekening
Kr. Piutang Jual Beli
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan
Kr. Pendapatan margin Jual Beli
Potongan pelunasan dini Jual Beli dikembalikan kepada anggota.
Db. Beban Operasional-potongan pelusanan dini Jual Beli
Kr. Kas/rekening anggota
e) Penerimaan denda dari anggota
Db. Kas/rekening
Kr. Dana Kebajikan-penerimaan denda
e. Penyaluran dana dalam bentuk Kerjasama Permodalan
1) Definisi
Kerjasama Permodalan adalah akad kerjasama usaha antara Koperasi
sebagai pemilik dana dan anggota sebagai pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha dengan Proporsi pembagian hasil
(keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan dimuka.
2) Penjelasan
a) Kerjasama Permodalan terdiri dari dua jenis, yaitu Kerjasama
Permodalan untuk investasi tidak terikat dan Kerjasama Permodalan
untuk investasi terikat.
b) Kerjasama Permodalan dapat diberikan dalam bentuk kas dan atau
non-kas yang dilakukan secara bertahap atau sekaligus.
c) Pengembalian Kerjasama Permodalan dapat dilakukan bersamaan
dengan distribusi bagi hasil atau pada saat diakhirinya akad Kerjasama
Permodalan.
lkmko
pdki.
com
d) Bagi hasil Kerjasama Permodalan dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu:
(1) Bagi laba/profit sharing (dihitung dari pendapatan setelah dikurangi
beban).
(2) Bagi pendapatan/revenue sharing (dihitung dari total pendapatan).
Jika terjadi kerugian bukan karena kelalaian pengelola , maka
Koperasi sebagai pemilik dana akan menanggung semua kerugian.
e) Kelalaian atau kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh:
(1) Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
(2) Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(3) Hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.
f) Pada prinsipnya, dalam Kerjasama Permodalan tidak dipersyaratkan
adanya jaminan, namun pemilik dana dapat meminta jaminan.
g) Pengakuan laba atau rugi Kerjasama Permodalan dalam praktik dapat
diketahui berdasarkan laporan hasil usaha dari pengelola dana yang
diterima oleh Koperasi secara berkala sesuai dengan kesepakatan.
3) Perlakuan akuntansi
a) Penyaluran dana dalam bentuk kas / tunai diakui pada saat
pembayaran sebesar jumlah uang yang diberikan Koperasi kepada
pengelola dana.
b) Kerjasama Permodalan yang diberikan secara bertahap diakui pada
setiap tahap pembayaran.
c) Biaya yang terjadi akibat akad Kerjasama diakui sebagai bagian
penyaluran dana setelah disepakati bersama.
d) Penyisihan penghapusan penyaluran dana Kerjasama Permodalan
harus dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e) Pengakuan keuntungan/laba Kerjasama Permodalan diakui pada
periode terjadinya hak atas bagi hasil
f) Pengakuan kerugian Kerjasama permodalan diakui pada saat
terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi saldo Penyaluran dana .
lkmko
pdki.
com
g) Kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan pengelola diakui
sebagai piutang pengelola. Dan penyaluran dana jatuh tempo
seketika.
4) llustrasi Jurnal
a). Pada saat Koperasi melakukan pembayaran Penyaluran dana dalam
bentuk kas kepada mudharib (Pengelola dana)
Db. Kerjasama Permodalan
Kr. Kas
b). Apabila akad Kerjasama Permodalan diakhiri sebelum pada saat dan
atau setelah jatuh tempo, sedang Penyaluran dana belum dibayar
oleh mudharib (pengelola Dana), maka Kerjasama Permodalan diakui
sebagai piutang jatuh tempo.
Db. Kerjasama Permodalan jatuh tempo
Kr. Kerjasama Permodalan
c). Apabila seluruh Penyaluran dana hilang setelah dimulainya pekerjaan
yang disebabkan bukan kelalaian mudharib (Pengelola Dana) maka
Koperasi mengakui sebagai kerugian Penyaluran dana.
Db. Kerugian Penyaluran dana
Kr. Kerjasama Permodalan
d). Penerimaan keuntungan Kerjasama Permodalan
Db. Kas/rekening
Kr. Pendapatan bagi hasil Kerjasama Permodalan
e). Pencatatan kerugian yang timbul akibat 9kelalaian atau kesalahan
mudharib (Pengelola Dana).
Db. Kerjasama Permodalan jatuh tempo
Kr. Kerjasama Permodalan
f). Pelunasan Penyaluran dana Kerjasama Permodalan sebelum atau saat
akad jatuh tempo
Db. Kas/Rekening
Kr. Kerjasama Permodalan
lkmko
pdki.
com
f. Penyaluran dana dalam bentuk Kerjasama Usaha
1) Definisi
Kerjasama usaha adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para
beberapa pemilik modal untuk menggabungkan modal dan melakukan
usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah / proporsi
pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
2) Penjelasan
a). Musyarakah (kerjasama permodalan) dapat berupa musyarakah
(kerjasama permodalan) permanen maupun menurun.
b). Musyarakah (kerjasama permodalan) permanen jumlah modalnya
tetap sampai akhir masa musyarakah (kerjasama permodalan),
c). Musyarakah (kerjasama permodalan) menurun jumlah modalnya
secara berangsur-angsur menurun karena gantikan oleh pihak yang
lain.
d). Keuntungan atau pendapatan musyarakah (kerjasama permodalan)
dibagi berdasarkan kesepakatan awal sedangkan kerugian
musyarakah (kerjasama permodalan) dibagi secara proporsional
berdasarkan modal yang disetorkan.
e). Setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan.
f). Kelalaian atau kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh:
(1) Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
(2) Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(3) Hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.
lkmko
pdki.
com
3) Perlakuan Akuntansi
a). Pengakuan keuntungan/pendapatan dan kerugian musyarakah
(kerjasama permodalan) Dalam Penyaluran dana musyarakah
(kerjasama permodalan) permanen yang melewati satu periode laporan
maka:
(1) Laba diakui pada periode terjadinya sesuai dengan nisbah / proporsi
bagi hasil.
(2) Rugi diakui pada periode terjadinya kerugian tersebut dan
mengurangi Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan).
(3) Dalam musyarakah (kerjasama permodalan) menggunakan metode
bagi laba (profit sharing), dimana periode sebelumnya terjadi
kerugian, maka keuntungan yang diperoleh pada periode tersebut
harus dialokasikan terlebih dahulu untuk memulihkan pengurangan
modal akibat kerugian pada periode sebelumnya.
Dalam musyarakah (kerjasama permodalan) menurun yang melewati
satu periode laporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh
dari Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan) maka:
(4) Laba diakui pada periode terjadinya sesuai dengan nisbah atau
proporsi bagi hasil yang telah disepakati.
(5) Rugi diakui pada periode terjadinya secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal dan mengurangi Penyaluran dana
musyarakah (kerjasama permodalan).
b). Pada saat akad Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
berakhir, keuntungan yang belum diterima Koperasi diakui sebagai
piutang musyarakah (kerjasama permodalan) jatuh tempo.
c). Apabila terjadi kerugian akibat kelalaian mitra maka mitra tersebut
menanggung beban kerugian itu dan diakui sebagai piutang
musyarakah (kerjasama permodalan) tempo.
d). Pada saat akad diakhiri, saldo Penyaluran dana musyarakah
(kerjasama permodalan) yang belum diterima diakui sebagai piutang
musyarakah (kerjasama permodalan) jatuh tempo.
lkmko
pdki.
com
e). Penyisihan kerugian Penyaluran dana dan piutang musyarakah
(kerjasama permodalan) harus dibentuk sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
4) Ilustrasi Jurnal
a). Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan) dapat diberikan
dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva
tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten.
Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan) dalam bentuk
kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan.
Pada saat Koperasi membayarkan uang tunai kepada mitra
Db. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
Kr. Kas/Rekening mitra
b). Biaya-biaya yang timbul akibat akad musyarakah (kerjasama
permodalan) dapat diakui sebagai bagian Penyaluran dana
musyarakah (kerjasama permodalan) setelah ada kesepakatan
pengeluaran biaya dalam rangka akad musyarakah (kerjasama
permodalan).
Db. Uang Muka dalam rangka akad musyarakah (kerjasama
permodalan)
Kr. Kas
c). Pengakuan biaya-biaya yang dikeluarkan atas pemberian Penyaluran
dana musyarakah (kerjasama permodalan)
(1) Jika sebagai biaya Penyaluran dana musyarakah (kerjasama
permodalan)
Db. Beban akad musyarakah (kerjasama permodalan)
Kr. Uang muka dalam rangka akad musyarakah
(kerjasama permodalan)
lkmko
pdki.
com
(2) Jika diakui sebagai Penyaluran dana musyarakah (kerjasama
permodalan)
Db. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
Kr. Uang muka dalam rangka akad musyarakah
(kerjasama permodalan)
d). Penerimaan pendapatan/keuntungan musyarakah (kerjasama
permodalan)
Db. Kas/Rekening mitra
Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah (kerjasama
permodalan)
e). Pengakuan kerugian musyarakah
Db. Kerugian Penyaluran dana musyarakah (kerjasama
permodalan)
Kr. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
f). Penurunan/pelunasan modal musyarakah dengan mengalihkan kepada
mitra musyarakah lainnya
Db. Kas/Rekening mitra
Kr. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
g). Pengakuan kerugian yang lebih tinggi dari modal mitra akibat kelalaian
mitra
Db. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
jatuh tempo
Kr. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
h). Pengembalian modal musyarakah (kerjasama permodalan) non-kas
dengan nilai wajar lebih rendah dari nilai historis
Db. Persediaan musyarakah (kerjasama permodalan)
Db. Kerugian penyelesaian Penyaluran dana musyarakah
(kerjasama permodalan)
Kr. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama
permodalan)
lkmko
pdki.
com
i). Pengembalian modal musyarakah (kerjasama permodalan) non-kas
dengan nilai wajar lebih tinggi dari nilai historis
Db. Persediaan musyarakah (kerjasama permodalan)
Kr. Keuntungan penyerahan aktiva
Kr. Penyaluran dana musyarakah (kerjasama permodalan)
g. Pinjaman
1) Definisi
Pinjaman adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam
dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu.
2) Penjelasan
a). Pinjaman diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat
terjadinya. Kelebihan penerimaan dari peminjam yang dilunasi tidak
diakui sebagai pendapatan
b). Pinjaman merupakan pinjaman yang tidak mempersyaratkan adanya
imbalan. Namun demikian, peminjam dana diperkenankan untuk
memberikan imbalan.
c). Sumber dana pinjaman dapat berasal dari intern (ekuitas/modal
Koperasi) dan ekstern Koperasi berupa dana sosial seperti (infaq,
shadaqah dan sumber dana non-halal).
d). Sumber pinjaman yang berasal dari ekstern Koperasi dilaporkan
dalam laporan sumber dan penggunaan dana ulhasan, sedangkan
sumber pinjaman yang berasal dari intern Koperasi dilaporkan di
neraca LKM Koperasi PMK sebagai pinjaman .
e). Atas pinjaman , LKM Koperasi PMK hanya boleh mengenakan biaya
administrasi yang dapat diakui sebagai pendapatan admininstrasi
f). Jika ada penerimaan imbalan (bonus) yang tidak dipersyaratkan
sebelumnya maka penerimaan imbalan tersebut dimasukkan sebagai
pendapatan operasi utama lainnya.
lkmko
pdki.
com
g). Jika pada akhir periode, peminjam dana tidak dapat mengembalikan
dana, maka pinjaman dapat diperpanjang atau dihapusbukukan.
h). LKM Koperasi PMK dapat meminta jaminan atas pemberian .
3) llustrasi Jurnal
a). Pada saat pinjaman diberikan
Db. Pinjaman
Kr. Kas
b). Pada saat penerimaan biaya administrasi
Db. Kas
Kr. Pendapatan operasional lainnya sub pendapatan
administrasi
c). Pada saat penerimaan imbalan
Db. Kas
Kr. Pendapatan operasional lainnya-pendapatan
pinjaman
d). Pada saat pelunasan/cicilan
Db. Kas
Kr. Pinjaman
e). Pada saat penghapusan pinjaman .
Db. Penyisihan penghapusan aktiva produktif pinjaman
Kr. Pinjaman
h. Penghapus bukuan Aktiva Produktif
1) Definisi
a). Aktiva produktif adalah penanaman dana Koperasi dalam bentuk
aktiva yang produktif artinya dapat menghasilkan return / hasil seperti
Deposito bank, Penyaluran dana produktif, Investasi dll.
b). Penyisihan kerugian aktiva produktif adalah penyisihan yang harus
dibentuk, untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul
sehubungan dengan penanaman dana ke dalam aktiva produktif.
lkmko
pdki.
com
c). Penghapusbukuan aktiva produktif (hapus buku) adalah tindakan
administratif menghapusbukuan aktiva produktif yang tergolong macet
dari neraca sebesar kewajiban anggota / anggota tanpa menghapus
hak tagih kepada anggota / anggota.
d). Penghapusan hak tagih (hapus tagih) adalah tindakan menghapus
semua kewajiban debitur yang tidak dapat diselesaikan.
2) Penjelasan
a). Pada saat aktiva produktif diklasifikasikan sebagai non-performing,
pendapatan yang telah diakui tetapi belum diterima harus dibatalkan.
b). Dalam kaitan dengan pembagian keuntungan (profit distribution),
beban penyisihan kerugian aktiva produktif hanya boleh berasal dari
bagian keuntungan yang menjadi hak Koperasi.
c). Penentuan kualitas aktiva produktif dan jumlah minimum penyisihan
kerugian aktiva produktif yang wajib dibentuk mengacu kepada
Peraturan perkoperasian yang dikeluarkan oleh kementerian koperasi
& UKM RI.
d). Tindak lanjut dari penghapus bukuan penyelesaian aktiva produktif
dengan cara pengambilalihan agunan sesuai kaidah hukum yang
berlaku, maka jumlah yang dihapus buku adalah sebesar
kewajibananggota / anggota dikurangi dengan nilai realisasi bersih dari
agunan.
Pengambilalihan agunan dapat dilakukan dengan cara:
(1) Jual beli antara Koperasi dengan anggota atau anggota dengan
pihak ketiga, dan atau
(2) Pengambilalihan langsung oleh Koperasi, dengan menaksir nilai
wajar agunan sesuai persetujuan anggota sebagai pembayaran
hutangnya.
lkmko
pdki.
com
e). Besarnya aktiva produktif yang dihapus buku dan atau dihapus tagih
adalah seluruh sisa kewajiban anggota yang dibebankan kepada pos
"penyisihan kerugian aktiva produktif" yaitu sebesar saldo kewajiban
dalam neraca. Sedangkan saldo tagihan di rekening administrasi
dilakukan jurnal balik.
f). Pelaksanaan penghapusbukuan aktiva produktif yang macet dapat
dilakukan bersamaan dengan penghapusan hak tagih (tergantung
keputusan Rapat anggota).
g). Pembentukan penyisihan dapat dilakukan setiap saat, bulanan dan
atau pada setiap tanggal laporan keuangan interim dan tahunan.
h). Pendapatan dari aktiva produktif performing diakui secara akrual
i). Pendapatan aktiva produktif non-performing diakui pada saat
pendapatan tersebut diterima (secara kas),
j). Pendapatan non-performing diakui sebagai tagihan kontinjensi
(pendapatan dalam penyelesaian).
k). Apabila diterima setoran dari anggota untuk aktiva produktif yang non-
performing, maka urutan penyelesaian aktiva produktif dari anggota
kepada Koperasi sebagai berikut:
(1) Jika Penyaluran dana Kerjasama Permodalan dan musyarakah
(kerjasama permodalan) dibatalkan maka:
(a). Penyaluran dana Kerjasama Permodalan dan musyarakah
(kerjasama permodalan) direklasifikasi menjadi piutang kepada
mudharib (Pengelola Dana).
(b). Pelunasan yang diterima untuk membayar porsi pokok dan jika
ada kelebihannya untuk membayar bagi hasil yang sudah
dilaporkan tetapi belum dibayar.
(2) Jika Penyaluran dana Kerjasama Permodalan dan musyarakah
(kerjasama permodalan) tidak dibatalkan maka pembayarannya
untuk bagi hasil yang sudah dilaporkan tetapi belum dibayar.
l). Pada saat menjadi aktiva produktif non-performing maka semua
pendapatan yang sudah diakui tetapi belum dibayar dibatalkan,
lkmko
pdki.
com
selanjutnya pendapatan yang dibatalkan tersebut diakui sebagai
tagihan di rekening administrasi.
m).Aktiva produktif yang telah dihapus buku tetap dicatat secara extra-
comptable, pencatatan tersebut dapat dihentikan berdasar keputusan
rapat anggota apabila dalam jangka waktu tertentu tidak diperoleh
pembayaran.
n). Setoran yang diterima dari anggota atas aktiva produktif yang telah
dihapus buku diakui sebagai:
(1) Penyesuaian "penyisihan kerugian aktiva produktif" setinggi-
tingginya sebesar baki debet aktiva produktif pada saat
penghapusbukuan apabila tidak diasuransikan.
(2) Penyesuaian "penyisihan kerugian aktiva produktif" sebesar
setoran dari anggota dikurangi bagian perusahaan asuransi apabila
diasuransikan.
(3) Kelebihan setoran diakui sebagai pendapatan operasi utama.
3) Penyajian
a) Beban Penyisihan kerugian aktiva produktif (Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif/PPAP) disajikan pada pos beban operasi lainnya
dalam laporan perhitungan hasil usaha.
b) Saldo penyisihan kerugian aktiva produktif disajikan sebagai pos
pengurang dari aktiva produktif.
4) llustrasi Jurnal
a). Pada saat pembentukan "penyisihan kerugian aktiva produktif"
Db. Beban penyisihan kerugian aktiva produktif
Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif
b). Pada saat aktiva produktif menjadi non-performing.
(1) Piutang Jual Beli
(a).Pembatalan pengakuan pendapatan marjin dengan melakukan
jurnal balik:
Db. Pendapatan marjin Jual Beli
Kr. Margin Jual Beli ditangguhkan jatuh tempo
lkmko
pdki.
com
(b).Bersamaan dengan jurnal tersebut di atas juga dilakukan
pencatatan extracomptable atau rekening memorial/rekening
administratif.
Db. Tagihan kontinjensi-pendapatan yang akan diterima-
Sewa Sewa
Kr. Rekening lawan
(c).Pembentukan penyisihan tambahan karena aktiva produktif
menjadi non-performing.
Db. Beban penyisihan kerugian aktiva produktif
Kr. Penyisihan kerugian aktiva produktif Jual beli (Jual Beli)
(2) Penyaluran dana Kerjasama Permodalan/musyarakah
Pembatalan pengakuan pendapatan bagi hasil yang telah diakui
namun belum diterima.
Db. Pendapatan bagi hasil Kerjasama Permodalan
Kr. Piutang bagi hasil
Dilakukan pencatatan extracomtable atau rekening administrasi.
Pada saat menerima ganti rugi dari perusahaan asuransi atau
lembaga penjamin:
Db. Kas/rekening
Kr. Pendapatan operasi utama-ganti rugi aktiva produktif-jual
beli dari perusahaan asuransi / lembaga penjamin.
i. Persediaan
1) Definisi
Persediaan adalah aktiva non-kas tersedia untuk:
a) Dijual dengan akad Jual Beli;
b) Diserahkan sebagai bagian modal Koperasi dalam akad Penyaluran
dana Kerjasama Permodalan/musyarakah;
2) Penjelasan
Hal-hal yang tidak termasuk dalarn pengertian persediaan, adalah: aktiva
tetap yang digunakan oleh Koperasi.
3) Ilustrasi Jurnal
lkmko
pdki.
com
Aktiva Jual Beli
a). Pada saat pembayaran uang muka kepada pemasok
Db. Aktiva lainnya-uang muka Jual Beli kepada pemasok
Kr. Kas/rekening pemasok
b). Pada saat perolehan barang Jual Beli
Db. Persediaan-aktiva Jual Beli
Kr. Aktiva lainnya-uang muka Jual Beli kepada pemasok
Kr. Kas/rekening pemasok:
c). Pada saat dibatalkan, sebagian uang muka diterima kembali
Db. Kas
Kr. Beban operasional lain-Beban akad Jual Beli
Kr. Aktiva lainnya-uang muka Jual Beli kepada pemasok
d). Pada saat penjualan/penyerahan kepada anggota (saat akad Jual Beli)
Db. Piutang Jual Beli
Kr. Persediaan/aktiva Jual Beli
Kr. Margin Jual Beli yang ditangguhkan
e). Bila terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, misal rusak.
Db. Kerugian penurunan aktiva Jual Beli
Kr. Persediaan aktiva Jual Beli
f). Bila terjadi kenaikan nilai wajar persediaan melebihi harga perolehan
maka keuntungan tidak boleh diakui sampai keuntungan tersebut
direalisasi
g). Bila terjadi penurunan nilai wajar persediaan dibawah harga
perolehannya
Db. Beban selisih penilaian aktiva Jual Beli
Kr. Selisih penilaian persediaan aktiva Jual Beli
h). Bila terjadi kenaikan penilaian wajar setelah terjadi penurunan nilai
wajar persediaan
Db. Selisih penilaian persediaan aktiva Jual Beli
Kr. Keuntungan selisih penilaian aktiva Jual Beli
lkmko
pdki.
com
i). (Jika kenaikan tersebut melebihi harga perolehan persediaan maka
keuntungan yang diakui tidak boleh melebihi harga perolehan)
j. Sewa
1) Definisi
a) Sewa adalah akad transaksi sewa-menyewa antara Penyewa dengan
Pemilik Barang sewaan terhadap barang / obyek sewaan untuk
mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya.
b) Sewa beli adalah perjanjian akad sewa suatu barang antara Pemilik
barang sewaan dengan penyewa yang diakhiri dengan perpindahan
hak milik obyek sewa kepada penyewa diakhir masa sewa.
2) Penjelasan
Koperasi sebagai Pemilik Obyek Sewa
a). Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan
obyek sewa dan disusutkan sesuai dengan:
(1) Kebijakan penyusutan aktiva sejenis jika merupakan transaksi
Sewa; dan
(2) Masa sewa jika merupakan transaksi Sewa beli.
(a). Pengakuan biaya perbaikan obyek sewa adalah sebagai
berikut:
Biaya perbaikan tidak rutin obyek sewa diakui pada saat
terjadinya ;
Biaya perbaikan rutin obyek sewa dengan persetujuan
pemilik obyek sewa dibebankan ke pemilik obyek sewa
Dalam Sewa beli melalui penjualan secara bertahap biaya
perbaikan obyek sewa (a) dan (b) ditanggung pemilik obyek
sewa maupun penyewa sebanding dengan bagian
kepemilikan masing-masing.
lkmko
pdki.
com
(b). Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam Sewa beli
melalui pembayaran sekadarnya adalah sebagai berikut:
Jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan
penyewa membeli obyek sewa
Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek sewa;
Jika penyewa berjanji untuk membeli obyek sewa tetapi
kemudian tidak jadi membeli dan nilai wajar obyek sewa lebih
rendah dari nilai bukunya, maka selisihnya diakui sebagai
piutang pemilik obyek sewa kepada penyewa; dan
Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli obyek sewa
kemudian memutuskan untuk tidak membeli dan ternyata nilai
wajar obyek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian
(c). Pengakuan pelepasan obyek sewa dalam Sewa beli
melalui penjualan obyek sewa secara bertahap adalah sebagai
berikut:
Perpindahan hak milik obyek sewa diakui jika seluruh
pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa membeli
sebagian obyek sewa dari pemilik
Nilai buku bagian obyek sewa yang telah dijual dikeluarkan
dari aktiva pemilik obyek sewa;
Pemilik obyek sewa mengakui keuntungan atau kerugian;
sebesar selisih antara harga jual dan nilai buku atas bagian
obyek sewa yang telah dijual;
Dalam Sewa beli jika obyek sewa mengalami penurunan nilai
permanen bukan kelalaian penyewa sebelum perpindahan hak
milik, serta jumlah cicilan Sewa yang sudah dibayar melebihi nilai
sewa yang wajar, maka selisih antara jumlah yang sudah dibayar
penyewa untuk tujuan pembelian aktiva tersebut dengan nilai
sewa wajarnya diakui sebagai kewajiban kepada penyewa dan
dibebankan sebagai kerugian.
lkmko
pdki.
com
3) Perlakuan akuntansi
a). Sewa beli menggambarkan proses, yaitu sewa yang diakhiri dengan
opsi kepemilikan.
b). Aktiva Sewa dapat dipindahkan kepemilikannya kepada penyewa
melalui:
(1) Hibah; diakui pada saat seluruh pembayaran sewa telah
diselesaikan. Obyek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik obyek
sewa.
(2) Penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang
disepakati di awal akad;
(3) Penjualan sebelum akhir akad dengan harga yang sebanding
dengan cicilan Sewa yang masih tersisa; dan
(4) Penjualan secara bertahap.
c). Pada dasarnya Sewa beli perlakuan akuntansinya sama dengan
perlakuan akuntansi Sewa operasi kecuali yang berkaitan dengan
pemindahan hak kepemilikan.
d). Pembayaran Sewa dapat dilakukan di muka, di belakang atau secara
angsuran.
e). Jumlah sewa yang dibayarkan tidak memisahkan antara pokok sewa
dan margin sewa.
f).
4) Penyajian
a). Objek sewa yang dibeli Koperasi untuk disewakan kembali disajikan
dalam neraca pada pos aktiva Sewa.
b). Akumulasi penyusutan aktiva Sewa disajikan sebagai pos lawan
(contra account) dari aktiva Sewa.
c). Tunggakan pendapatan sewa disajikan dalam pos piutang pendapatan
Sewa.
d). Uang muka pembayaran sewa aktiva Sewa disajikan dalam pos aktiva
lain-lain.
lkmko
pdki.
com
e). Beban perbaikan aktiva Sewa atas beban pemilik obyek sewa yang
dibayarkan terlebih dahulu disajikan dalam pos aktiva lain-lain pada
akun piutang kepada pemilik obyek sewa.
5) Jurnal
Untuk Sewa & Sewa Beli Koperasi sebagai pemilik obyek sewa (muajjir/
lessor)
a). Pada saat perolehan
Db. Aktiva Sewa
Kr. Kas/Rekening
b). Pada saat penyusutan
Db. Beban penyusutan aktiva Sewa
Kr. Akumulasi penyusutan aktiva Sewa
c). Pada saat penerimaan sewa dari lessee
Dr. Kas/Rekening penyewa
Kr. Pendapatan sewa
(catatan: untuk tujuan penghitungan dasar distribusi bagi hasil,
pendapatan yang dibagikan adalah hasil sewa setelah dikurangi biaya
depresiasi dan perbaikan)
d). Pada saat pembebanan beban perbaikan
Db. Beban perbaikan/pemeliharaan aktiva Sewa
Kr. Kas/Rekening
e). Apabila dalam masa sewa diketahui terjadi penurunan kualitas objek
sewa yang bukan disebabkan tindakan/kelalaian penyewa yang
mengakibatkan jumlah cicilan yang telah diterima lebih besar dari nilai
sewa yang wajar.
Db. Beban pengembalian kelebihan penerimaan sewa-
Pendapatan dari sewa
Kr. Kas/Hutang kepada penyewa/Rekening penyewa
(catatan: beban pengembalian ini merupakan off setting
account dari pendapatan sewa)
lkmko
pdki.
com
f). Pada saat pengalihan obyek sewa dalam Sewa beli.
(1) Melalui hibah pada saat seluruh pendapatan sewa telah diterima
dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa
Db. Akumulasi penyusutan aktiva Sewa
Kr. Aktiva Sewa
(2) Melalui penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa
dengan harga jual sebesar sisa cicilian sewa
(a). Jika harga jual lebih besar dari nilai buku
Db. Kas/Rekening penyewa
Db. Akumulasi Penyusutan aktiva Sewa
Kr. Aktiva Sewa
Kr. Keuntungan pelepasan aktiva Sewa
(b). Jika harga jual sama dengan nilai buku
Db. Kas/Rekening penyewa
Db. Akumulasi Penyusutan aktiva Sewa
Kr. Aktiva Sewa
(c). (c) Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku .
Db. Kas/Rekening penyewa
Db. Akumulasi Penyusutan aktiva Sewa
Db. Kerugian pelepasan aktiva Sewa
Kr. Aktiva Sewa
(3) Melalui penjualan obyek sewa dengan harga sekadarnya setelah
seluruh penerimaan sewa diterima dan obyek sewa tidak memiliki
nilai sisa.
Db. Kas/Rekening penyewa
Db. Akumulasi Penyusutan aktiva Sewa
Kr. Keuntungan pelepasan aktiva Sewa
Kr. Aktiva Sewa
lkmko
pdki.
com
g). Jika penyewa berjanji untuk membeli tetapi kemudian membatalkan,
dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku dan dibebankan
kepada penyewa/lessor.
Db. Piutang kepada penyewa-Piutang pendapatan Sewa
Kr. Akumulasi penyusutan aktiva Sewa
(catatan: jumlah yang dicatat sebesar porsi penurunan nilai aktiva
Sewa)
h). Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli dan kemudian memutuskan
untuk tidak membeli, dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai
buku maka penurunan nilai buku tersebut diakui sebagai kerugian:
Db. Beban penyusutan aktiva Sewa
Kr. Akumulasi penyusutan aktiva Sewa
k. Aktiva Lainnya
1) Definisi
Aktiva lainnya adalah aktiva yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos
aktiva sebelumnya dan tidak cukup material disajikan dalam pos tersendiri
2) Penjelasan
Komponen aktiva lain-lain , antara lain:
a). Uang Muka adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi belum diakui
sebagai beban yang merupakan bagian dari keseluruhan biaya yang
akan dikeluarkan.
b). Beban dibayar di muka adalah biaya yang telah dikeluarkan tetapi
belum diakui sebagai beban pada periode terjadinya dan masa
manfaatnya (jangka waktu) telah diperjanjikan sejak awal; antara lain
biaya sewa, biaya asuransi.
c). Agunan yang diambil alih adalah agunan dari Penyaluran dana macet
setelah adanya pengalihan hak kepemilikan melalui lelang atau
penyerahan secara sukarela oleh anggota.
lkmko
pdki.
com
3) Jurnal
a). Pada saat pembelian barang kepada supplier
Db. Uang Muka kepada supplier
Kr. Kas
b). Mengamortisasi biaya dibayar di muka.
Db. Beban persediaan ATK
Kr. Aktiva lainnya (biaya dibayar di muka- Persediaan ATK)
c). Penyaluran dana Kerjasama Permodalan/musyarakah dengan cara
pengambilalihan agunan
(1) Apabila agunan yang diambil alih sama dengan total kewajiban
anggota
Db. Agunan yang diambil alih
Kr. Penyaluran dana Kerjasama Permodalan
Kr. Pendapatan bagi hasil Kerjasama Permodalan
Bersamaan dengan itu me-reverse tagihan kontinjensi pendapatan
bagi hasil non-performing.
(2) Apabila agunan yang diambilalih lebih kecil dari nilai kewajiban
maka sisa Penyaluran dananya dihapusbukukan:
Db. Agunan yang diambilalih
Db. Penyisihan kerugian Penyaluran dana
Kr. Penyaluran dana Kerjasama Usaha / musyara-kah
(3) Apabila agunan yang diambil alih lebih besar daripada nilai
kewajiban anggota, maka pengambilalihan diperlakukan sebagai
jual-beli dan agunan dicatat sebesar nilai bersih yang direalisasi
sebagai berikut:
Db. Agunan yang diambil alih
Kr. Penyaluran dana Kerjasama Permodalan
Kr. Pendapatan bagi hasil Kerjasama Permodalan
Kr. Kas/rekening anggota (kelebihan penjualan agunan)
Bersamaan dengan itu mereverse tagihan kontinjensi pendapatan
bagi hasil non-performing.
lkmko
pdki.
com
(4) Pada saat pelunasan piutang Jual Beli dengan cara
pengambilalihan agunan (asumsi kualitas piutang macet):
(a). Apabila agunan yang diambil alih sama dengan jumlah
piutang anggota (pokok dan margin):
Db Agunan yang diambil alih
Kr. Piutang Jual Beli
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan Jatuh tempo
Kr. Pendapatan margin Jual Beli
(b). Apabila agunan yang diambil alih lebih kecil dari nilai
kewajiban anggota yang jumlahnya hanya dapat melunasi pokok,
sedangkan sisa margin Jual Beli ditangguhkan jatuh tempo
dibatalkan:
Db. Agunan yang diambilalih
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan jatuh tempo
Kr. Piutang Jual Beli
(c). Apabila agunan yang diambil alih lebih kecil dari nilai
kewajiban anggota yang jumlahnya hanya dapat melunasi
sebagian pokok, dan sisa pokok dihapusbukukan sedangkan
sisa margin Jual Beli ditangguhkan jatuh tempo dibatalkan:
Db. Agunan yang diambilalih
Db. Margin Jual Beli ditangguh-kan jatuh tempo
Db. Penyisihan kerugian piutang Jual Beli
Kr. Piutang Jual Beli
(d). Apabila agunan yang diambil alih lebih besar daripada
nilai kewajiban anggota, maka pengambilalihan diperlakukan
sebagai jual-beli
Db. Agunan yang diambil alih
Kr. Piutang Jual Beli
Db. Margin Jual Beli ditangguhkan Jatuh tempo
Kr. Pendapatan margin Jual Beli
Kr. Kas/rekening anggota {kelebihan penjualan agunan)
lkmko
pdki.
com
(e). Pada saat penjualan aktiva tetap yang tidak
digunakan/agunan yang diambilalih:
Db. Kas/rekening...
Db. Rugi penjualan
Kr. Agunan yang diambil alih
(Dalam penjualan aktiva lainnya dimungkinkan terjadi
keuntungan atau kerugian).
B. Kebijakan Kewajiban
a. Kewajiban Segera
1) Definisi
Kewajiban segera adalah kewajiban kepada pihak lain yang sifatnya wajib
segera dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat.
2) Penjelasan
Kewajiban segera antara lain, terdiri dari
a). Dana transfer/kiriman uang masuk/keluar
b). Kewajiban yang sudah jatuh tempo namun belum ditarik seperti
deposito Kerjasama Permodalan, setoran jaminan, bagi hasil yang
belum diambil shahibul maal (Pemilik Dana).
c). Penerimaan pajak termasuk potongan pajak yang masih harus disetor
d). Saldo rekening tabungan yang sudah ditutup namun belum
diambil oleh pemilik rekening.
3) Ilustrasi jurnal
a). Transfer/kiriman uang:
(1) Pada saat diterima dana untuk kiriman uang ke pihak lain (koperasi
/bank ).
Db. Kas/rekening anggota
Kr. Kewajiban segera-kiriman uang (perintah bayar/transfer)
(2) Pada saat dilakukan pembayaran kiriman uang
Db. Kewajiban segera-kiriman uang (perintah bayar/transfer)
Kr. Kas/rekening anggota/kliring
lkmko
pdki.
com
b). Bagi hasil deposito yang belum diambil shahibul maal (Pemilik Dana).
(1) Pada saat bagi hasil deposito yang jatuh tempo dikeluarkan namun
belum diambil oleh shahibul maal (Pemilik Dana).
Db. Beban bagi hasil deposito Kerjasama Permodalan
Kr. Kewajiban segera-bagi hasil deposito Kerjasama
Permodalan jatuh tempo
(2) Pada saat bagi hasil deposito Kerjasama Permodalan jatuh tempo
diambil oleh shahibul maal (Pemilik Dana).
Db. Kewajiban segera-bagi hasil deposito Kerjasama
Permodalan jatuh tempo
Kr. Kas/rekening anggota
c). Titipan pajak anggota
(1) Pada saat diterima dana untuk penyetoran pajak :
Db. rekening anggota
Kr. Kewajiban segera-setoran pajak anggota
(2) Pada saat kewajiban pajak disetor ke rekening penerimaan negara
Db. Kewajiban segera-setoran pajak anggota
Kr. Kas/rekening anggota
b. Bagi Hasil Yang Belum Dibagikan
1). Definisi
Bagi hasil yang belum dibagikan adalah kewajiban mudharib ( Pengelola
Dana)) kepada shahibul maal (Pemilik Dana) atas bagian keuntungan
hasil usaha Koperasi yang telah disisihkan dari pengelolaan dana
Kerjasama Permodalan.
2). Penjelasan
a). Bagi hasil yang belum dibagikan selanjutnya akan dipindahkan ke
rekening para pemilik investasi Kerjasama Permodalan dan untuk para
deposan dibagikan sesuai tanggal akad deposito Kerjasama
Permodalan.
lkmko
pdki.
com
b). Dalam perhitungan distribusi bagi hasil harus ditentukan terlebih dahulu
besarnya pendapatan yang akan didistribusikan. Untuk memastikan
besarnya pendapatan perlu dilakukan rekonsiliasi antara pendapatan
yang diakui dengan pendapatan yang diterima secara kas.
3). Ilustrasi Jurnal
Bagi hasil yang belum dibagikan
a). Pada saat perhitungan bagi hasil yang harus dibagikan kepada
shahibul maal (Pemilik Dana).
Db. Beban bagi hasil Deposito
Kr. Bagi hasil belum dibagikan
b). Pada saat bagi hasil dibagikan kepada shahibul maal (Pemilik Dana).
Db. Bagi hasil belum dibagikan-deposito
Kr. Kas/rekening anggota
c. Simpanan
1). Definisi
a). Simpanan adalah kewajiban Koperasi kepada pihak penyimpan
berupa tabungan yang mempergunakan prinsip wadiah (Titipan).
b). Wadiah adalah titipan anggota yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat bila anggota yang bersangkutan menghendaki.
2). Penjelasan
a). Penerimaan dari pengelolaan dana titipan diakui sebagai pendapatan
Koperasi dan bukan merupakan unsur keuntungan yang harus
dibagikan.
b). Atas bonus simpanan wadiah (Titipan) dikenakan pajak sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku
3). Perlakuan Akuntansi
Pemberian bonus atas simpanan kepada penyimpan diakui sebagai beban
pada saat terjadinya.
lkmko
pdki.
com
4). Ilustrasi Jurnal
a). Pada saat penerimaan tabungan
Db. Kas
Kr. Simpanan
b). Pada saat penarikan
Db. Simpanan
Kr. Kas
c). Pembayaran bonus tabungan wadiah (Titipan)
Db. Beban bonus tabungan wadiah (Titipan)
Kr. Simpanan
Kr. Kewajiban-Titipan pajak penghasilan
d. Kewajiban Lain
1). Definisi
Kewajiban lain adalah semua kewajiban kepada pihak lain atas kegiatan
utama Koperasi yang tidak dapat digolongkan kedalam hutang salam (jual
beli pesanan secara tunai) dan istishna (jual beli pesanan dengan cara
kredit)
2). Penjelasan
Termasuk dalam pos kewajiban lain antara lain:
a). Uang Muka Jual Beli/Kerjasama Permodalan/Musyarakah
b). Pendapatan fee/ujroh diterima di muka
c). Kewajiban lain-lain disajikan secara gabungan kecuali nilainya material
maka wajib disajikan tersendiri dalam neraca
3). Jurnal
a) Penerimaan uang muka penyaluran dana
Db. Kas
Kr. Uang Muka akad Jual Beli
b) Pada saat menerima fee/ujroh
Db. Kas
Kr. Kewajiban-Pendapatan fee/ujroh diterima di muka
lkmko
pdki.
com
c) Pada saat pengakuan pendapatan fee/ujroh diterima di muka
Db. Pendapatan fee/ujroh diterima di muka
Kr. Pendapatan fee/ujroh hiwalah
e. Akuntansi Investasi Tdk Terikat
1). Definisi
Kerjasama Permodalan adalah akad kerjasama antara pemilik dana
(shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan
usaha dengan nisbah bagi hasil (keuntungan atau kerugian) menurut
kesepakatan di muka.
2). Penjelasan
a). Kerjasama Permodalan muthlaqah adalah akad Kerjasama
Permodalan dimana shahibul rnaal memberikan kebebasan kepada
pengelola dana (mudharib) dalam pengelolaan investasinya
b). Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada Koperasi dan
pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati di muka.
c). Kerugian karena kesalahan atau kelalaian Koperasi dibebankan
kepada Koperasi (pengelola dana).
d). Kerjasama Permodalan terdiri dari dua jenis, yaitu Kerjasama
Permodalan muthlaqah (investasi tidak terikat) dan Kerjasama
Permodalan muqayyadah (investasi terikat).
e). Investasi tidak terikat bukan merupakan kewajiban atau ekuitas
Koperasi jika terjadi kerugian yang bukan disebabkan kelalaian
Koperasi sebagai mudharib (Pengelola Dana).
f). Bagi hasil Kerjasama Permodalan dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi
pendapatan (revenue sharing).
g). Jika Koperasi menggunakan metode bagi laba (profit sharing) dan
usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh
pemilik dana (shahibul maal), kecuali jika ditemukan adanya kelalaian
atau kesalahan Koperasi sebagai pengelola dana (mudharib).
lkmko
pdki.
com
h). Kelalaian atau kesalahan Koperasi sebagai pengelola dana, antara
lain, ditunjukkan oleh:
(1) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
(2) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(3) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.
i). Jika Koperasi menggunakan metode bagi pendapatan (revenue
sharing), maka pemilik dana (shahibul maal) tidak akan menanggung
kerugian, kecuali Koperasi dilikuidasi dengan kondisi realisasi aset
Koperasi lebih kecil dari kewajiban.
j). Investasi tidak terikat, antara lain:
(1) Investasi Kerjasama Permodalan, penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.
(2) Deposito Kerjasama Permodalan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati di muka
3). Penyajian
Bagi hasil investasi tidak terikat yang telah jatuh tempo tetapi belum
diserahkan kepada anggota disajikan dalam pos kewajiban segera
Bagi hasil investasi tidak terikat yang sudah diperhitungkan pada akhir
periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang
belum dibagikan.
4). llustrasi Jurnal
Tabungan dan deposito Kerjasama Permodalan
a). Pada saat penerimaan setoran
Db. Kas
Kr. Investasi tidak terikat - investasi Kerjasama Permodalan
b). Pada saat penarikan tabungan
Db. Investasi tidak terikat - investasi Kerjasama Permodalan
Kr. Kas/pemindahbukuan
lkmko
pdki.
com
c). Pada akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil investasi
Kerjasama Permodalan
Db. Bagi hasil investasi tidak terikat-investasi Kerjasama Permodalan
Kr. Bagi hasil yang belum dibagikan - investasi tidak terikat investasi
Kerjasama Permodalan
d). Pada saat realisasi pembayaran bagi hasil ke rekening masing-masing
penabung:
Db. Bagi hasil yang belum dibagikan-investasi tidak terikat investasi
Kerjasama Permodalan
Kr. Rekening anggota
e). Pada saat deposito Kerjasama Permodalan jatuh tempo
Db. Investasi tidak terikat-Deposito Kerjasama Permodalan
Kr. Kas/rekening
f). Pada saat penyaluran
Db. Penyaluran Investasi tidak terikat (sesuai dengan akadnya)
Kr. Kas
f. Sumber Dana Investasi ( Mudharabah ) Terikat
1). Definisi
Sumber dana investasi ( Mudahrabah ) terikat adalah sumber dana yang
bersifat investasi di mana pemilik dana memberikan batasan kepada
pengelola dana ( Koperasi ) mengenai tempat, cara dan sasaran serta
ketentuan lain yang menjadi prasyarat dari dana yang di-investasikan,
serta Koperasi ikut menanggung risiko hasil usaha dari proyek yang
dibiayai.
2). Penjelasan
a). Dalam dana investasi terikat (executing), Koperasi bertindak sebagai
pengelola dana (mudharib).
b). Penerimaan dana investasi terikat dapat disalurkan dalam dua jenis
yaitu:
lkmko
pdki.
com
(1) Koperasi tidak menanggung risiko (channelling agent) disajikan
dalam laporan perubahan investasi terikat dalam catatan atas
laporan keuangan (off balance sheet)
(2) Koperasi menanggung risiko (executing agent) disajikan dalam
laporan perubahan investasi terikat dalam neraca (on balance
sheet) sebesar porsi risiko yang ditanggung Koperasi.
c). Yang termasuk kedalam perkiraan ini adalah termasuk :
(1) Penempatn Dana Pembda melalui UPT BLUD
(2) Kerjasama Pembiayaan / Investasi dgn pihak lain atau Bank
d). Pembahasan Lebih lanjut mengenai penempatan UPT BLUD dan
Kerjasama Pembiayaan / Investasi dgn pihak lain atau bank akan
dibahas pada pembahsan berikut dipoint f dan g
e).
g. Kerjasama Pembiayaan / Investasi dgn pihak lain atau bank
1). Definisi
Kerjasama Pembiayaan / investasi dengan pihak lain atau bank adalah
dana yang diterima dari lembaga lain atau bank dengan kewajiban
pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan dalam akad.
2). Penjelasan
a). Kriteria Kerjasama pembiayaan / investasi mengacu pada Sumber
dana investasi ( Mudahrabah ) terikat
3). llustrasi Jurnal
a). Pada saat realisasi Dana diterma
Db. Kas/Rekening
Kr. Kerjasama Pembiayaan / Investasi dgn pihak lain atau bank
b). Pada saat pengakuan pemberian imbalan
Db. Hak Bagi hasil untuk investor
Kr. Kewajiban-imbalan yang masih harus dibayar
c). Pada saat dilakukan pembayaran imbalan
Db. Kewajiban-imbalan yang masih harus dibayar
Kr. Kas/Rekening
lkmko
pdki.
com
d). Pada saat pengembalian dana kepada investor / pihak bank
Db. Kerjasama Pembiayaan / Investasi dgn pihak lain atau bank
Kr. Kas/Rekening
h. Penempatan Dana UPT BLUD
1). Definisi
Penempatan Dana UPT BLUD DKI dalam Progran LKM Koperasi PMK
ini diperlakukan secara khusus. Semestinya menurut PSAK 59 pos ini
termasuk pada pos perkiraan Investasi terikat oleh karenanya dicatat
sebagai pos OFF BALANCE SHEET,namun mengingat pentingnya dan
besarnya komposisi dana yang ditempatkan pemilik dana pada LKM
Koperasi PMK maka dana tersebut tetap dicatat didalam Neraca atau on
Balance sheet. Meskipun demikian perlakuan khusus seperti syarat syarat
penyaluran dan pelaporan tetap diperlakukan. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pengontrolan dan pencatatan dan demi keberlangsungan
program yang lebih baik.
2). Penjelasan
a). Sifat penempatan Dana Pemda melalui UPT BLUD ini diperlakukan
sebagai kerjasama investasi terikat atau Modal Pinjaman dengan
perlakuan atau pencatatan khusus ( On balance sheet)
b). Bagi hasil Dari penempatan dana ini dialokasikan kepada Koperasi
dan pemilik dana sesuai dengan proporsi bagi hasil atau nisbah yang
disepakati di muka.
c). Kerugian karena kesalahan atau kelalaian Koperasi dibebankan
kepada Koperasi (pengelola dana).
d). Penempatan Dana ini bukan merupakan kewajiban atau ekuitas
Koperasi. Sehingga jika terjadi kerugian yang bukan disebabkan
kelalaian Koperasi sebagai mudharib (pengelola dana), maka koperasi
tidak berkewajiban menanggung kerugian .
e). Bagi hasil dalam Kerjasama Permodalan ini dilakukan dengan
menggunakan metode bagi pendapatan (revenue sharing).
f). Kelalaian atau kesalahan Koperasi sebagai pengelola dana, antara
lkmko
pdki.
com
lain, ditunjukkan oleh:
(1) tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad;
(2) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim
dan/atau yang telah ditentukan di dalam akad; atau
(3) hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan.
g). Pemilik dana (shahibul maal) tidak akan menanggung kerugian, kecuali
Koperasi dilikuidasi dengan kondisi realisasi aset Koperasi lebih kecil
dari kewajiban.
h). Penarikan atas dana yang ditempatkan hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati.
3). Penyajian
Bagi hasil dari penempatan dana ini yang telah jatuh tempo tetapi belum
diserahkan kepada pihak pemilik dana disajikan dalam pos kewajiban
segera
Bagi hasil investasi tidak terikat yang sudah diperhitungkan pada akhir
periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang
belum dibagikan.
4). llustrasi Jurnal
a). Pada saat penerimaan setoran
Db. Kas
Kr. Penempatan Dana UPT BLUD
b). Pada saat penarikan
Db. Penempatan Dana UPT BLUD
Kr. Kas
c). Pada akhir periode dilakukan perhitungan bagi hasil investasi
Kerjasama Permodalan
Db. Bagi hasil untuk penempatan dana UPT BLUD
Kr. Bagi hasil yang belum dibagikan – untuk Penempatan Dana
BLUD
lkmko
pdki.
com
d). Pada saat realisasi pembayaran bagi hasil ke rekening masing-masing
penabung:
Db. Bagi hasil yang belum dibagikan-untuk UPT BLUD
Kr. Rekening Koperasi pada BANK DKI...
C. Kebijakan Modal
a Komponen Modal Sendiri
Pos-pos yang termasuk dalam komponen Modal sendiri mengikuti aturan
PSAK No. 27 dengan uraian sebagai berikut:
Komponen Modal pada KoperasiS terdiri dari ;
1) Simpanan Pokok,
2) Simpanan Wajib,
3) Hibah,
4) Cadangan yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha sebagaimana yang diatur
dalam Undang-Undang 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
b. Modal Pinjaman
Modal pinjaman dapat diperoleh dari :
1). Anggota
2). Kopeasi Lainya
3). Bank dan Lembaga KeuanganLainya
4). Penerbitan obligasi dan surat hutang lainya
5). Sumber sumber lain yang sah
c Modal Penyertaan
1). Definisi :
Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah
struktur permodalan koperasi dalam meningkatkan kegiatan usaha
2). Penjelasan
a). Pemupukan Modal Penyertaan dapat dilakukan berdasarkan perjajnian
antara koperasi dengan pemodal
lkmko
pdki.
com
b). Pemodal turut menanggung resiko dan bertanggung jawab terhadap
kerugian usaha yang dibiayai modal penyertaan sebatas nilai modal
penyertaan yang ditanamkannya dalam koperasi.
c). Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku dalam
hal Pemodal turut serta dalam pengelolaan usaha yang dibiayai modal
penyertaan dan atau turut menyebabkan terjadinya kerugian usaha
yang dibiayai modal penyertaan tersebut.
d). Modal Penyertaan tidak dapat di tarik kecuali di alihkan kepada
kepada pemodal lain melalui penarawaran pengalihan.
3). Jurnal
a). Saat penerimaan modal :
Db. Kas
Kr. Modal Penyertaan
d. Cadangan
1). Definisi
Cadangan adalah Sisa Hasil Usaha (SHU) yang disisihkan setelah
dikurangi pajak dan zakat yang digunakan untuk pemupukan modal dan
menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota setelah
mendapat persetujuan dari rapat anggota walau pada waktu pembubaran
sekalipun; terdiri dari cadangan umum, cadangan tujuan, SHU tahun lalu
dan SHU tahun berjalan.
2). Penjelasan
a). Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan SHU
bersih yang dimaksud untuk me
b). mperkuat modal.
c). Cadangan tujuan, yaitu bagian SHU (laba) bersih yang disisihkan untuk
tujuan tertentu
d). Sisa Hasil Usaha bersih setelah dikurangi pajak dan zakat yang oleh
rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan yang terdiri dari:
(1) SHU tahun lalu yaitu seluruh SHU bersih tahun-tahun yang lalu dan
belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat anggota koperasi,
lkmko
pdki.
com
saldo rugi tahun-tahun lalu, maka seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari total modal
(2) SHU tahun berjalan, yaitu SHU (laba) yang diperoleh dalam tahun
buku berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak dan zakat
3). Jurnal
a). Pemindahan SHU ke cadangan:
Db. SHU tahun berjalan
Kr. Cadangan umum/tujuan
e. Pembagian SHU anggota:
1). Jurnal
a). Pada saat diumumkan
Db. Saldo SHU tahun berjalan
Kr. Utang SHU anggota-kewajiban lainnya
b). Pada saat dibayar
Db. Utang SHU anggota kewajiban lainnya
Kr. Kas
f. Rekening Administratif
1) Definisi
Rekening administratif adalah seluruh transaksi yang pada tanggal
pelaporan belum secara efektif menimbulkan perubahan aktiva dan
kewajiban serta catatan atas laporan keuangan. Rekening administrasi
dirinci atas tagihan komitmen dan kontinjensi yaitu taksiran kerugian
akibat tidak dipenuhinya komitmen dan kontinjensi oleh nasabah
2) Penjelasan
a). Kadang-kadang terdapat transaksi yang tidak berakibat pada
pengakuan aktiva dan kewajiban pada neraca tetapi berakibat pada
timbulnya komitmen dan kontinjensi.
b). Pada umumnya komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko
kredit digolongkan dalam kualitas Lancar, kurang Lancar, Diragukan
dan Macet
lkmko
pdki.
com
c). Dalam rekening administratif dilaporkan seluruh aktiva produktif yang
dihapusbukukan dari neraca serta seluruh penerusan Penyaluran dana
kepada nasabah yang dananya berasal dari pihak/bank lain dan
koperasi tidak menanggung risiko
3) Ilustrasi jurnal
a). Pada saat aktiva produktif menjadi non-performing.
(1) Piutang Jual Beli
Pembatalan pengakuan pendapatan marjin dengan melakukan
jurnal balik :
Db. Pendapatan marjin Jual Beli
Kr. Margin Jual Beli ditangguhkan jatuh tempo
Bersamaan dengan jurnal tersebut di atas juga dilakukan
pencatatan extracomptable atau rekening memorial/rekening
administratif.
Db. Tagihan kontinjensi-pendapatan yang akan diterima-
Sewa Sewa
Kr. Rekening lawan
(2) Penyaluran dana Kerjasama Permodalan(musyarakah)
(a) Pembatalan pengakuan pendapatan bagi hasil yang telah diakui
namun belum diterima.
Db. Pendapatan bagi hasil Kerjasama Permodalan
Kr. Piutang bagi hasil
(b) Bersamaan dengan jurnal tersebut di atas juga dilakukan
pencatatan extracomtable atau rekening administratif.
Db. Tagihan kontinjensi-pendapatan yang akan
diterima bagi hasil Kerjasama Permodalan
Kr. Rekening lawan
lkmko
pdki.
com
D. Kebijakan Pendapatan
Asumsi dasar konsep akuntansi LKMS Mozaik sama dengan asumsi dasar
konsep akuntansi keuangan secara umum yaitu konsep kelangsungan usaha
(going concern) dan dasar akrual (accrual basis) tetapi untuk penghitungan bagi
hasil menggunakan dasar kas (Cash Basis)
Pendapatan LKMS kelompokan menjadi :
a. Pendapatan operasi utama :
1) Pendapatan dari jual beli yaitu pendapatan margin Murabahah (Jual Beli).
2) Pendapatan dari Bagi Hasil LKS Laindan Pembiayaan Mudharabah
(kerjasama antara pemilik dana dan pemilik usaha)/Musyarakah (kerjsama
permodalan).
b. Pendapatan Operasi Lainnya
Terdiri dari antara lain : fee sewa Emas Qordh, Pendapatan adminitrasi
penyaluran dana dan sejenis lainnya.
c. Pendapatan Non-Operasi
Pendapatan yang berasal dari pendapatan yang bukan kegiatan utama LKMS
Mozaik antara lain keuntungan penjualan aktiva, pendapatan bagi hasil Bank,
discount barang dari dealer dan sebagainya.
d. Pendapatan operasi utama, merupakan unsur pendapatan dalam perhitungan
pembagian hasil usaha, sebesar porsi sumber dana yang berasal dari pihak
ke 3, sedangkan pendapatan operasi lainnya dan pendapatan non
operasional tidak didistribusikan kepada pemegang dana pihak ke 3 dan
sepenuhnya menjadi hak LKMS Mozaik.
e. Metode pendistribusian bagi hasil dari pendapatan LKMS menggunakan
metode revenue sharing artinya omzet pendapatan akan dibagikan kepada
pemegang dana pihak ketiga sebelum dikurangi biaya-biaya LKMS.
lkmko
pdki.
com
E. Kebijakan Beban
a. Beban diakui pada saat kewajiban timbul (accrual basis)
b. Pengeluaran-pengeluaran yang besarnya material (melebihi suatu jumlah
yang ditetapkan oleh LKMS Mozaik) atau yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, harus dikapitalisir. Untuk pengeluaran yang
besarnya tidak melebihi jumlah yang ditetapkan LKMS Mozaikatau
mempunyai masa manfaat yang kurang dari satu periode akuntansi, diakui
sebagai beban.
c. Beban admnitrasi yang berhubungan dengan pembelian berjangka
diperlakukan sebagai beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara
sistematis selama jangka waktu tersebut.
d. Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan pendirian kantor Cabang,
Cabang Pembantu atau kantor kas, diamortisasi setiap tahun dengan
menggunakan garis lurus selama 1 tahun.
lkmko
pdki.
com
F. Soal-Soal
1) Pada tangal 1 April 2009 operasional LKM Koperasi PMK dimulai dengan
menerima modal sebesar Rp 200.000.000,- sebagai dana untuk di jadikan
aktiva produktif yang di salurkan kepada masyarakat yang menjadi anggota
luar biasa. Hanya 10% yang di taruh di Brankas sisanya di tempatkan di
Bank Syariah X. Tangal 2 April 2009 LKM Koperasi PMK membeli
seperangkat komputer 3 unit lengkap dengan harga 1 unitnya 4 juta dan
membeli lemari besi 2 pintu seharga 1 juta. Tanggal 3 April 2009 LKM
Koperasi PMK mengambil uang di bank sebesar 20 juta pada Bank Syariah
X, siangnya membeli AC senilai Rp 2.000.000,-. Tanggal 4 April 2009
menyimpan uang di Bank Syariah X dalam bentuk giro sebesar Rp 50 Juta
diambil dari simpanan di bank syariah X. Buatkan jurnal transaksinya
2) Dengan Soal Nomor 1, pada akhir bulan april LKM Koperasi PMK
mendapatkan bonus simpanan wadiah (Titipan) sebesar Rp 30.000,-.
Bagaiamana jurnal transaksinya
3) Bapak Rizki mengajukan permohonan untuk mendapatkan/membeli mobil
kijang Innova. Akad di tandatangani 31 Juli 2009. Pada tanggal 5 Agustus
2009 LKM Koperasi PMK membelikan mobil yang di butuhkan Bapak Rizki
dengan total biaya Rp 180.000.000,-. Mobil di serahkan kepada Bapak Rizki
tanggal 8 Agustus 2009. Angsuran yang ditetapkan selama 36 Bulan sesuai
dengan perhitungan LKM Koperasi PMK.
Pertanyaan
a. Apabila bank mengenakan margin 24% pertahun, buatlah perhitungan
angsuran perbulan bagi Bapak Rizki!
b. Buat Jurnal Transaksi yang di butuhkan termasuk angsuran bulan
pertama
4) Dengan Soal nomor 3, Apabila Bapak Rizki memiliki uang DP sebesar 50
Juta bagaimana jurnal transaksinya!
5) Dengan soal nomor 3, apabila Bapak Rizki membayar pertahun dengan
kategori lancar performingnya, bagaiamana jurnal transaksinya!
lkmko
pdki.
com
6) Dengan Soal Nomor 3 bagaimana jika LKM Koperasi PMK mewakilkan
pembeliannya kepada Bapak Rizki
7) Bapak Sahirin mengajukan pembiayan untuk modal usaha sebesar Rp
300.000.000,- kepada LKM Koperasi PMK pada tanggal 3 Juli 2009. Akad
perjanjian berlangsung selama 1 tahun dengan pembayaran basil perbulan.
Biaya Administrasi & Akad yang di bayar oleh Bapak Sahirin sebesar 1% .
Pada tanggal 3 Agustus 2009 LKM Koperasi menerima pendapatan basil dari
Bapak Sahirin sebesar Rp 40.000,-. Bagaimana jurnal transaksinya!
8) Dengan soal Nomor 7, apabila Bapak Sahirin mengalami kerugian yang di
sebabkan adanya peristiwa banjir di Jakarta.bagaimana Jurnal Transaksinya!
9) Bapak Agus mengajukan pembiayaan untuk modal usaha sebesar Rp
250.000.000,- untuk membeli perlengkapan dan persiapan usahanya ke LKM
Koperasi PMK. Perjanjian berlangsung selama 1,5 tahun dengan
pembayaran basil perbulan. Biaya administrasi dan akad sebesar 1% di
bayarkan oleh Bapak Agus kepada LKM Koperasi PMK pada tanggal 5 Juli
2009. Pada tanggal 5 agustus 2009 LKM Koperasi PMK mendapatkan basil
dari Bapak Agus sebesar Rp 120.000,-. Pada tanggal 6 Desember perjanjian
berakhir dan bapak agus belum mengembalikan dana modal yang di berikan
oleh LKM Koperasi PMK. Kemudian pada tanggal 10 Desember 2009 Bapak
Agus mengembalikan Modal dari LKM Koperasi PMK. Bagaimana jurnal
transaksinya!
10)Mitra LKM Koperasi PMK melaporkan Laba-Ruginya sebagai berikut :
Penjualan Rp 400.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 150.000.000,-
Laba Kotor Rp 250.000.000,-
Beban Operasi Rp 75.000.000,-
Laba Operasi Rp 175.000.000,-
a. Apabila revenue sharing (Bagi Hasil dari pendapatan) di terapkan dalam
pembagian hasil dengan nisbah bank : Nasabah = 5 : 95 maka hitunglah
pembagiannya! Buatlah jurnal untuk mengakui pendapatan bagi hasil!
lkmko
pdki.
com
b. Apabila profit sharing (Bagi hasil Laba) diterapkan dalam pembagian hasil
dengan nisbah bank : nasabah = 30 : 70 maka hitunglah pembagiannya!
Buatlah jurnal untuk mengakui pendapatan bagi hasil!
11) Bapak Ali Mengajukan pinjaman ke LKM Koperasi PMK untuk kebutuhan
anak sekolah. Pinjaman dengan nilai Rp 2.000.0000,-. Dana sosial yang
dimiliki LKM Koperasi PMK mencukupi untuk di berikan kepada Bapak Ali.
Pada Tangal 5 Juli 2009 LKM Koperasi PMK mencairkan dana pinjaman
kepada Bapak Ali dengan biaya administrasi yang di bayarkan oleh bapak Ali
sebesar 1%. Jangka Waktu pinjaman selama 6 bulan, Bapak Ali
membayar`angsuran setaiap bulan pertanggal 5. Pada akhir angsuran Bapak
Ali menambahkan pembayaran sebagai imbalan kepada LKM Koperais PMK
karena telah membantunya sebesar Rp 100.000,-. Buatkan Jurnal
Transaksinya
12) Dengan soal nomor 11, bagaimana jika pada bulan ketiga Bapak Ali tidak
sanggup untuk membayar Hutangnya karena kondisi ekonomi dan karena
memang dia termasuk kategori mustahik. Bagaimana Jurnal Transaksinya!
lkmko
pdki.
com
BAB IVPROSES AKUNTANSI
A. Alur Proses Akuntansi
Setiap transaksi yang terjadi pada LKM Koperasi PMK harus dicatat, digolong-
golongkan, diringkas, dan disajikan dalam bentuk laporan. Kegiatan-kegiatan
yang dimulai dari pencatatan sampai dengan penyajian tersebut disebut proses
akuntansi. Proses akuntansi pada LKM Koperasi PMK dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 4.1. Proses Akuntansi
Penjelasan Gambar:
1. Proses akuntansi diawali dengan adanya transaksi-transaksi
yang kemudian dicatat di dalam bukti-bukti transaksi
2. Bukti-bukti transaksi tersebut selanjutnya dicatat di dalam buku
Harian/ Jurnal secara harian (atau menurut saat terjadinya
transaksi).
lkmko
pdki.
com
3. Beberapa dari transaksi tersebut mungkin perlu dicatat dalam
Buku Pembantu selain di dalam Jurnal. Pada setiap akhir
periode (biasanya setiap hari atau akhir bulan), data yang
terekam dalam jurnal-jurnal tersebut kemudian direkap dan
diposting ke dalam Buku Besar.
4. Selanjutnya saldo dari setiap Buku Besar disusun dalam suatu
daftar yang disebut Neraca Saldo.
5. Data dalam Neraca Saldo tersebut belum sepenuhnya siap
untuk dijadikan Laporan Keuangan, karena perlu beberapa
penyesuaian yang dituangkan dalam Jurnal Penyesuaian.
Gabungan antara data yang terdapat di dalam Neraca Saldo
dengan penyesuaian-penyesuaian tadi, dapat pula dibuat di
dalam suatu formulir yang disebut Neraca Lajur.
6. Setelah Neraca Lajur disusun, maka selanjutnya dibuat Laporan
Keuangan yang terdiri dari Neraca, Sisa Hasil usaha / Laba
Rugi, Arus Kas .
B. BUKTI TRANSAKSI
Yang di maksud dengan bukti transaksi adalah semua dokumen yang sah yang
berkenaan dengan pencatatan atas transaksi keuangan pada LKM Koperasi
PMK seperti :
a. Slip setoran simpanan
b. Slip Pengambilan Simpanan
c. Slip Setoran Penyaluran Dana
d. Kwitansi Pencairan Penyaluran Dana
e. Kwitansi Umum
f. Dan bukti bukti transaksi lain yang dianggap sah.
Hal yang perludiperhatikan dalam Bukti transaksi adalah minimal harus
memuat beberapa data mengenai :
a. Tanggal Transaksi
b. Pihak-pihak yang bertansaksi
lkmko
pdki.
com
c. Nomor transaksi
d. Jumlah Dana yang ditransaksikan
e. Tanda Tangan Para Pihak yang bertransaksi
f. Validasi oleh koperasi misalnya stempel.
g. Obyek yang di transaksikan
C. PENCATATAN TRANSAKSI
Setiap Transaksi harus dicatat setiap harinya dalam sebuah buku / Form
transaksi harian atau disebut juga Jurnal harian yang dapat dilakukan dengan
beberapa cara / metode pencatatan dan bahkan unuk memudahkan
memposting kedalam buku besar maka perlu dilakukan proses rekap transaksi
harian yang gunanya untuk mengelompokan transaksi sesuai jenis perkiraanya.
Petugas yang terlibat :
Petugas Pencatatan transaksi ini melibatkan bagian kasir dan pembukuan
bahkan marketing dilapangan ( Jika LKM Kperasi PMK melakukan kegiatan
penerimaan transaksi dilapangan atau jemput bola ).
a. Kasir bertugas mencatat semua transaksi penerimaan dan pengaluaran Kas,
khususnya transaksi setoran simpanan, penarikan simpanan, setoran
angsuran Penyaluran dana, pencairan Penyaluran dana, Pemindah bukuan
simpanan, Penerimaan Investasi Berjanka, pencairan investasi berjangka,
penerimaan ZIS dan pengeluarannya, serta transaksi kas atau non kas lainya
yang menjadi tugas kasir.
b. Pendamping UMI sebagai petugas lapangan atau marketing juga dapat
melakuka
Hal yang harus diperhatikan dalam Pencatatan transaksi adalah dengan cara :
a. Catatlah semua transaksi sesuai dengan bukti transaksi
b. Catat Nomor transaksinya
c. Catat tanggal transaksinya
d. Catat nomor Perkiraan yang bermutasi dalam kolom No Rekening / pos
perkiraan
lkmko
pdki.
com
e. Isi keterangan tentang objek yang ditransaksikan dalam kolom uraian
transaksi
f. Catan nilai yang ditransaksikan tersebut dengan mengelompokanya dalam
kolom debet atau kredit mengikuti kaidah penjurnalan yang benar.
g. Lankah selanjutnya adalah lakukan proses rekap transaksi dengan cara
mengelompokan transaksi berdasarkan jenis perkiraanya dan
pengelomkokan berdasarkan kelompok debet atau kredit.
h. selanjutnya jumlahkan seluruh nilai transaksi berdasarkan debet – kreditnya.
D. BUKU BESAR PERKIRAAN (Kebijakan & Prosedur )
a. Buku Besar ( Kebijakan )
Langkah selajutnya setelah proses pencatatan dan pengelompokan transaksi
adalah proses posting kedalam Buku Besar. Posting adalah proses pemindahan
catatan dari pencatatan transaksi harian kedalam pos-pos perkiraan. Untuk
selajutnya dalam bahasan berikut akan diuraikan tentang tata cara dan
ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dalam mendaftarkan, membuka,
dan memelihara nomor perkiraan buku besar (general Ledger) serta ketentuan
lain yang berkaitan dengan pegelolaan general ledger . Hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dijalankan dalam ketentuan diatas adalah sebagai berikut :
1).Umum
Nomor dan nama perkiraan yang telah ada / terdaftar harus dilaksanakan
secara seragam diseluruh Kantor LKM Koperasi PMK.
Setiap Unit Kerja yang memerlukan nomor perkiraan lain yang belum terdaftar,
diwajibkan untuk melaporkan ke Bagian Pembukuan untuk didaftarkan terlebih
dahulu.
Setelah memperoleh persetujuan, pembukaan nomor perkiraan baru dapat
dilaksanakan.
lkmko
pdki.
com
2).Tata Cara Pemostingan :
Sub G/L yang bersifat Produk (seperti misalnya : Simpanan, Simpanan Berjangka
dan Penyaluran dana) tidak dibenarkan untuk dilakukan pemostingan secara
langsung, pemostingan kedalam subG/L Produk dilakukan melewati nomor
rekening/ account masing-masing produk yang telah terdaftar .( misal nomor
rekening/ account Tabungan)
Bagi LKM Koperasi PMK yang telah menggunakan sistem kopmputerisasi,
Pemostingan kedalam sub G/L Produk akan dilakukan oleh sistem (System
Generated) setelah proses closing sistem.
3).Klasifikasi dan Penjelasan Nomor Perkiraan
Nomor Perkiraan yang telah disesuaikan dengan sistem/ software KOPERASI
ditetapkan terdiri dari 7 digit, dengan contoh/ penjelasan yang dapat mewakili
penggunaan karakter nonmor G/L tersebut adalah sebagai berikut :
Digit pertama, merupakan klas yakni terdiri dari Klas 1, 3, 5, 7, dan 9 yang
masing-masing merupakan klasifikasi/ klas, dengan demikian setiap nomor
perkiraan dari nomor ujungnya (Klas) ini akan jelas peruntukannya, sebagai
berikut :
1.1.1 Klas 1 = Kelompok Aktiva
1.1.2 Klas 3 = Kelompok Passiva
1.1.3 Klas 5 = Kelompok Pendapatan
1.1.4 Klas 7 = Kelompok Biaya
1.1.5 Klas 8 = Kelompok Pos Administratif Debet
1.1.6 Klas 9 = Kelompok Pos Administratif Kredit
Digit Ke dua dan Ketiga, merupakan penomoran Buku Besar yang dimulai dari
urutan nomor 01 sampai dengan 99
Digit ke Empat dan Lima merupakan penomoran sub Buku Besar (Buku
Pembantu) yang dimulai dari nomor 01 sampai dengan 99.
Digit ke enam dan tujuh merupakan Controlling Account (rincian dari perkiraan
Buku Pembantu) yang dimulai dari nomor 01 sampai dengan 99
lkmko
pdki.
com
Contoh : Pada nomor perkiraan 1 01 03 01
a). Digit pertama menunjukkan angka 1 yang merupakan Klas Aktiva
b).Digit ke Dua dan Ketiga menunjukkan angka/ nomor 01 yang
merupakan urutan kode buku besar Kas
c). Digit ke Empat dan Lima menunjukkan angka/ nomor 03 yang
merupakan urutan kode buku pembantu Kas Kecil
d).Digit ke enam dan tujuh menunjukkan angka/ nomor 01 yang
merupakan controlling account buku pembantu berupa perkiraan kas
kecil Seksi umum
lkmko
pdki.
com
E. Pembuatan Laporan Keuangan
a. Ilustrasi NeracaLKM KOPERASI PMK
Per 31 Jan 2008
NO. NAMA PERKIRAAN 2007 2006 NO NAMA PERKIRAAN 2007 2006
1
1.11.21.31.41.51.6
1.7
1.8
1.91.101.111.121.131.14
1.15
1.16
1.17
AKTIVA
KasTab. Pada BankSurat BerhargaPiutang:Jual BeliPiutangPenyaluran danaKerjasama PermodalanPenyaluran danaMusyarakah (kerjasamapermodalan)(PenyisihanPenghapusan AktivaProduktif)Persediaan (untuk dijual)SewaTagihan LainnyaPenyertaanBiaya Dibayar DimukaAktiva Tetap danInventaris(Akumulasi PenyusutanAktiva Tetap danInventaris)Agunan Yang DiambilAlihAktiva lain-lain
2
2.12.22.3
2.4
2.5
2.72.8
33.13.23.33.43.53.63.7
KEWAJIBAN
Kewajiban SegeraSimpananBeban Yang MasihHarus DibayarPenyaluran dana YangDiterimaKewajiban Lain-lain
Jumlah Kewajiban
INVESTASI TIDAKTERIKATInvestasi Berjangka
Jumlah Investasi TidakTerikat
EKUITAS / MODALSimpanan PokokSimpanan WajibModal HibahModal PenyertaanCadangan UmumCadangan Tujuan RisikoModal SumbanganSHU Belum dibagiJumlah Ekuitas
Jumlah Aktiva JumlahKewajiban,InvestasiTidak Terikat & Ekuitas
lkmko
pdki.
com
b. Ilustrasi Perhitungan Hasil UsahaLKM KOPERASI PMK
Untuk Periode .......... s/d ....................
NO. NAMA PERKIRAAN 2008 2007
5.
5.015.01.015.01.01.015.01.01.025.01.01.035.01.01.045.01.02
5.01.035.01.03.01
5.025.03
7.017.01.017.01.027.01.037.01.047.01.057.01.067.01.077.01.087.01.09
7.03
5.057.04
7,05
7.067.077.09
PENDAPATAN
PENDAPATAN OPERASIONAL UTAMAPendapatan dari Penyaluran Dana
Pendapatan Marjin Jual BeliPendapatan SewaPendapatan Bagi Hasil Kerjasama PermodalanPendapatan Bagi Hasil Musyarakah (kerjsamapermodalan)
Pendapatan dari Penempatan pada Bank SyariahTotal Pend. Operasi UtamaPend. Operasi Utama lainya
Jasa AdministrasiTotal Pendapatan Operasi utama Lainnya
Jumlah Pendapatan Operasi Utama
Hak Bagi Hasil Investasi Tidak TerikatPendapatan koperasi sebagai Mudharib (pengelolaDana)
BEBAN OPERASIONALBeban Umum dan AdministrasiBeban Gaji/UpahBeban LemburBeban Pemakaian Alat Tulis KantorBeban Perjalanan DinasBeban Penyusutan Akyiva TetapBeban Perbaikan & Pemeliharaan PeralatanBeban Penghapusan Piutang & Penyaluran danaBeban Bonus Wadiah (Titipan)
Beban lainnyaJumlah Beban Operasional
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIPendapatan Non OperasiBeban Non Operasi
Hasil Usaha / Rugi Usaha ( Sebelum Pajak )
ZakatPajakSHU Bersih ( setelah Pajak )
lkmko
pdki.
com
c. Ilustrasi Laporan Arus KasLKM KOPERASI PMK
Per Tanggal......Tahun...dan Tanggal......Tahun...
NO. KETERANGAN JUMLAH
Arus Kas MasukSaldo AwalPenerimaan dari Pendapatan
Pendapatan jual beliPendapatan bagi hasilPendapatan sewaPenerimaan Bagi hasil atas penempatan pada BankPenerimaan Pendapatan LainnyaJasa AdministrasiFee
Penerimaan Angsuran Peny. danaPenerimaan Setoran Simpanan / Modal
SimpananInvestasi BerjangkaPenerimaan modal
Total Arus Kas Masuk
Arus Kas KeluarRealisasi Penyaluran Dana
Jual beliBagi hasilSewaPinjaman
Pembayaran bagi hasil simpananTabunganSimpanan Berjangka
Pembayaran BebanBonus wadiah (Titipan)Umum & AdministrasiOperasional lainnya
Penarikan simpanan / InvestasiTabunganSimpanan Berjangka
Pembayaran hutangPembelian PerlengkapanPembelian Aktiva Tetap
Jumlah Pengeluaran KasSaldo Akhir
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
lkmko
pdki.
com
d. Bukti Pengeluaran Kas Kecil
Tgl Dibuat :Tgl Reversing :Penggunaan :Nama Rek.Perkiraan :Nominal Uang Muka :Sisa Uang :Tambahan :Realisasi Biaya :
Dibuat Diperiksa Disetujui Penerima
lkmko
pdki.
com
e. Posisi Kas Kecil
No KETERANGAN NOMINALSaldo Awal ………………………
…Pengisian Kas Kecil ………………………
…1 SUB TOTAL ………………………
…By Perbaikan & Pemeliharaan ………………………
…By Rek Listrik, Air, Koran ………………………
…By Akomodasi ………………………
…By ATK ………………………
…By Perangko/ Materai ………………………
…By Foto Kopi ………………………
…By Iklan / Promosi ………………………
…By Jasa Lainnya ………………………
…2 SUB TOTAL
Total Kas Kecil ( 1 – 2 ) …………………………
Pengeluaran …………………………
Total Uang Fisik …………………………
3 DENOMINASIUang Kertas100.000 x ……………… Lembar ………………………
…50.000 x ……………… Lembar ………………………
…20.000 x ……………… Lembar ………………………
…10.000 x ……………… Lembar ………………………
…5.000 x ……………… Lembar ………………………
…1.000 x ………………Lembar ………………………
…500 x ………………Lembar ………………………
…100 x ………………Lembar ………………………
…SUB TOTAL ………………………
…Uang Logam
1.000 x ………………Keping …………………………
lkmko
pdki.
com
500 x ………………Keping …………………………
100 x ………………Keping …………………………
50 x ………………Keping …………………………
SUB TOTAL …………………………
TOTAL SALDO AKHIR …………………………
lkmko
pdki.
com
F. Soal-Soal1) Gambarkan Siklus Akuntansi !
2) Jelaskan yang dimaksud dengan posting!
3) Jelaskan kegunaan bukti transaksi dalam pencatatan akuntansi!
4) Jelaskan apa yang di masksud laporan keuangan !
5) Sebutkan unsur yang terdapat dalam Laporan Keuangan!
6) Jelaskan jenis-jenis laporan keuangan
7) LMK Koperasi PMK menerima simpanan berjangka dari anggota.
Bagaimanakah perlakuan akuntansinya! Dan di mana letak di laporan
keuangan!
8) Buat Laporan keuangan berdasarkan soal yang ada pada Bab III
lkmko
pdki.
com
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Slamet Wiyono, Ak, MBA, Cara Mudah Memahami, Akuntansi Perbankan
Syariah, Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Grasindo, 2005, Jakarta
Soemarso SR, Akuntansi Suatu Pengantar Jilid I, Rineka Cipta, 2000, Jakarta
Slamet Sugiri dan Bogat Agus Riyono, Akuntansi Pengantar 1,UPP STIM YKPN,
2007, Yogyakarta.
Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, BPPE, 1992, Yogyakarta
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, IAI, 2003, Jakarta
lkmko
pdki.
com