7.bab iv nasicha
DESCRIPTION
dataTRANSCRIPT
BAB 4MORE INFO
4.1 PUSKESMAS
1. Loket
Penderita Mengambil Nomer Antrian
Nomer Dipanggil
Pengumpulan : Nomer Antrian KTP Kartu Jamkesmas
atau Kartu Askes
Identitas dimasukkan database komputer
Penderita sudah pernah berobat di
puskesmas
Penderita belum pernah berobat
Ruang Tunggu
Penderita Datang
Pengumpulan : Nomer Antrian Kartu Kunjungan
Puskesmas Fotokopi Kartu
Jamkesmas/Askes
Pencocokan database dan pencarian RM
Pembuatan RM
11
2. Jamkesmas
Sasaran nasional 76.4
juta jiwa
Penetapan SK Bupati/Walikota
(Peserta KAB/Kota)
Sasaran kabupaten
kota berdasarkan
KuotaSinkronisasi
data BPS KAB/Kota
Entry data base kepesertaan
Terbit kartu
Blanko kartu
Distribusi kartu
PESERTA
12
3. Poli UmumSetelah dari loket, penderita menunggu panggilan di poli umum.
Di poli umum, dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Karena
penderita baru diperiksa dahaknya sebelum ke poli umum, maka
poli umum tidak melakukan pemeriksaan dahak lagi. Hasil
pemeriksaan dahak ditemukan bahwa BTA negatif (-). Dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan foto thorax dapat
disimpulkan bahwa penderita terkena TB Pulmo Baru.
4. Laboratorium Laboratorium Pemeriksaan TB
1) Puskesmas Satelit
a) Peran
Mengawasi penderita yang suspek TB dan penderita TB
yang dalam tahap pengobatan TB diperiksa dahak
hingga mendapat hasil pembacaaan.
b) Tugas
Dahak penderita yang suspek TB dan penderita TB
diambil untuk dibuat sediaan dan fiksasi sediaan dahak
penderita. Dahak tersebut diambil untuk keperluan
diagnosis maupun untuk keperluaan follow up nya.
c) Fungsi
Melakukan pengambilan dahak, membuat sediaan dan
memfiksasi sediaan dahak yang digunakan untuk
pemeriksaan TB.
d) Tanggung jawab
Memperhatikan kegiatan laboratorium TB berjalan seperti
prosedur,
13
Pemeriksaan Dahak MikroskopisCara melakukan pemeriksaan dahak :
1. Pengumpulan DahakSpesimen dahak dikumpulkan atau ditampung dalam pot
dahak bermulut lebar yang telah diberi label. Pemeriksaan dahak
dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-
Sewaktu (SPS).
a. S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat penderita
pertama kali datang dan disuspek TB paru. Ketika pulang,
penderita membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan
dahak pagi pada hari kedua.
b. P (Pagi): dahak dikumpulkan pada pagi hari kedua di rumah.
Kemudian pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas
di UPK.
c. S (sewaktu): dahak dikumpulkan di UPK ketika hari kedua
pada saat menyerahkan dahak pagi.
2. Pemberian Nomor Identitas Sediaana. Kaca sediaan diberi nomor identitas sesuai dengan
identitas.
b. Tujuan Pemberian nomor identitas sediaan adalah untuk
mencegah kemungkinan tertukarnya sediaan.
3. Pembuatan PreparatDahak yang kental, warna kuning, ada pus, darah atau
ada perkejuan diambil sedikit menggunakan ose yang sebelumnya
telah dibakar dulu yang kemudian didinginkan. Meratakan dahak
diatas kaca obyek. Hapusan dahak dibuat dan kemudian
dikeringkan dalam suhu kamar. Sebelum dibakar ose dicelupkan
dulu kedalam botol berisi campuran alkohol 70% dan pasir dengan
14
perbandingan 2 : 1. Merekatkan / fiksasi dengan cara preparat
dilewatkan diatas lidah api sebanyak 3 kali selama 3-5 detik.
Kemudian sediaan diwarnai dengan pewarna Ziehl Neelsen.
4. Pembuatan Ziehl NeelsenPengecatan Ziehl Neelsen : Setelah BTA mengambil warna
dari basic fuchshin sediaan dicuci menggunakan air mengalir.
Lapisan lilin yang terbuka ketika dipanaskan akan merapat kembali
karena terjadi pendinginan pada waktu dicuci. Ketika dituang dengan
asam sulfat dan alkohol 70% atau HCI alkohol, warna merah dari
basic fuchsin pada BTA tidak luntur. Sedangkan bakteri yang tidak
tahan asam akan melepaskan warna merah. Pada waktu dicat
dengan Methylen Blue BTA tidak mengambil warna biru dan tetap
merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan mengambil
warna biru dari Methylen Blue.
5. Cara Pengecatan Basil Tahan AsamLarutan Carbol Fuchsin dituang hingga menutupi seluruh
sediaan. sediaan dipanasi secara hati-hati diatas api selama 3 menit
jangan sampai mendidih. Mencuci sediaan dengan menggunakan air
mengalir. Kemudian meuangkan HCL alkohol 3% (alcohol asam)
sampai warna merah dari fuchsin hilang. Ditunggu 2 menit. Sediaan
dicuci menggunakan air mengalir, dan dituangkan larutan Methylen
Blue 0,1%. Ditunggu 10-20 detik. Sediaan dicuci menggunakan air
mengalir. Kemudian dikeringkan di rak pengering.
6. Cara Melakukan Pemeriksaan dengan MikroskopPreparat yang telah terwarnai dan kering, dilap bagian
bawahnya menggunakan kertas tissue. Kemudian sediaan ditetesi
minyak imersi 1 tetes diatas sediaan dan sediaan dibaca
15
menggunakan mikroskop binokular dengan perbesaran kuat.
Sediaan diiperiksa 100 lapang pandang, dicari bakteri
Mycobacterium tuberculosis berwarna merah berbentuk batang.
7. Pelaporan HasilMembaca hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan
dengan menggunakan skala International Union Against
Tuberculosis (IUAT):
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut
negatif
2. 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah bakteri yang
ditemukan
3. 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+)
4. 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+)
5. > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+)
Program Pemberantasan PenyakitFormulir Pencatatan dan Pelaporan Program Nasional Penanggulangan TB1. Kartu Pengobatan Pasien TB
2. Kartu Identitas Pasien TB
3. Register TB Kabupaten / Kota
4. Register Laboratorium TB
5. Formulir Permohonan Laboratorium TB untuk Pemeriksaan
Dahak
6. Daftar Tersangka Pasien (Suspek) TB yang Diperiksa Dahak
SPS
7. Laporan Triwulan Penemuan dan Pengobatan Pasien TB
8. Laporan Triwulan Hasil Pengobatan Pasien TB
9. Formulir Rujukan/Pindah Pasien TB
16
10. Formulir Hasil Akhir Pengobatan Pasien TB Pindahan
11. Laporan Triwulan Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Akhir
Tahap Intensif
12. Formulir Jaga Mutu Pemeriksaan Laboratorium TB:
Metode cross check menggunakan:
a. Formulir Pengiriman Sediaan untuk Cross-Check
b. Formulir Rekapitulasi Cross-Check Kabupaten/Kota
c. Formulir Rekapitulasi Cross-Check Propinsi
Metode Lot sampling menggunakan:
a. Formulir Uji Silang Pemeriksaan Mikroskopis BTA
b. Formulir Pemeriksaan Uji Silang dengan Hasil
Ketidakcocokan (Discordance)
c. Formulir Rekapitulasi Uji Silang Kabupaten/Kota
d. Formulir Rekapitulasi Uji Silang Propinsi
13. Laporan Triwulan OAT:
a. Laporan Triwulan Penerimaan dan Penggunaan OAT
Kabupaten/Kota
b. Rekapitulasi Laporan Triwulan Penerimaan dan
Penggunaan OAT Kabupaten/Kota
14. Contoh Formulir:
a. Data Situasi Ketenagaan Program TB
b. Data Situasi UPK dalam Pelayanan TB
c. Data Situasi Public-Private-Mix (PPM) dalam Pelayanan
TB
Gizi
5. Kesehatan Lingkungan : CHNRumah penderita di Desa Manyarejo di kecamatan Gresik
dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014. Rumah penderita berukuran
14 x 4 meter. Dari hasil kunjungan ini didapatkan bahwa rumah pederita
17
tidak sehat. Hal tersebut dikarenakan pada keadaan rumah yakni, tidak
terdapat jendela di ruang tidur, ruang tidur lembab, matahari tidak bisa
masuk, tidak ada lubang asap dapur, pekarangan samping rumah
banyak sampah dan tanaman liar.
4. 2 Perumahan 4.2.1 Definisi menurut WHO
Bangunan fisik tempat terlindung dengan semua lingkungannya
termasuk saran, peralatan, pelayanan,dll untuk mencapai sehat fisik, mental,
sosial baik individu maupun keluarga.
4.2.2 Syarat rumah sehat1. Kebutuhan fisik dasar penghuni terpenuhi
Mempertahankan suhu lingkungan
Terjamin penerangannya
Cukup ventilasi
Terlindung dari gangguan bising
2. Kebutuhan jiwa dasar penghuni terpenuhi
Hubungan serasi antar anggota lainnya
Privasi
Tersedianya sarana dan peralatan rumah tangga
Sesuai kehidupan masyarakat sekitarnya
3. Terlindungi kemungkinan tertular penyakit atau zat yang berbahaya
bagi kesehatan
Air bersih, tempat sampah, pembuangan tinja/limbah.
4. Terlindung dari kemungkinan bahaya atau kecelakaan
Bangunan kokoh, tangga
Terlindung dari bahaya kebakaran, keracunan gas,
kecelakaan lalu lintas, dll.
4.2.3 Pedoman rumah sehat1. Sistem pengadaan air, pembuangan air bekas
18
2. Fasilitas untuk mandi, pembuangan tinja
3. Jumlah anggota keluarga dalam 1 kamar
4. 1,2m2 untuk 1 orang ( untuk tidur/orang)
5. Jendela/ventilasi
6. Kekuatan bangunan
7. Lantai rumah dari ubin
8. kepadatan rumah
Luas rumah : kepadatan rumah standar > 10 m2
Jumlah anggota keluarga padat < 10m2
4.2.4 Bentuk rumah sehat1. Ruang : 1,2m2
2. Tinggi atap : 8 – 9 feet
3. Suhu : 70 0 F
4. Kebisingan : 45 – 50 dB
5. Jendela/ ventilasi : 1/8 – 1/10 luas lantai
6. Kelembaban : 40 – 60 %
7. Ada batas untuk ruang makan, tidur, tamu, dll.
Persyratan minimal perumahan sehat
1. memenuhi kebutuhan physiologis (faali)
a. Suhu ruangan berkisar antara 180-200 C
b. Cahaya ruangan berkisar antara 10-20 fc
c. Warna langit-langit yang berdaya pantul 80-92 %
d. Warna dinding yang berdaya pantul 40-60 %
e. Warna lantai yang berdaya pantul 21-30 %
19
Daya pantul warna dari sumber cahaya lampu neon putih menurut
Donald adalah sebagai berikut :
Warna putih 88%
Warna sangat muda
Hijau kebiru-biruan 76%
Kuning gading 81%
Abu-abu 83%
Warna sedang
Hijau kebiru-biruan 54%
Kuning 65%
Abu-abu 61%
Warna tua/gelap
Biru 8%
Hijau 7%
Coklat 25%
Abu-abu 10%
f. Ruangan yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :
Tinggi ruangan antara 2,7-3 m, cukup mempunyai ruang isolasi udara,
ventilasi antara 5-10% luas lantai. Jendela antara 10-15% luas lantai,
Lantai antara 35-40% luas lantai ruang duduk bila digabung dengan
ruang tidur,
Untuk satu orang, luas lantai minimal 11 m2
Untuk dua orang, luas lantai minimal 14 m2
Luas dapur
- Penghuni lebih dari 2 orang 4m2 dengan lebar 1,5 m
- Penghuni 1-2 orang, 3 m2 dengan lebar 1,5 m
20
Luas lantai kamar tidur sesuai jumlah penghuni :
Jumlah penghuni Luas minimal (m2)
1
11/2
2
2 ½
3
31/2
4
5
5+1 orang
4,5
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
17,0
20,0
20,0 + 5
Kamar tidur tingkat : luas ruangan minimal 9 m2 per orang
2. Memenuhi kebutuhan psikologis (kejiwaan):
Tatalaksana rumah memenuhi estetika (indah –serasi)
Rasa kebebasan anggota keluarga tidak terganggu
Ada ruang untuk berkumpul anggota keluarga
Ada ruang untuk hidup bermasyarakat
3. Menghindari terjadinya penyakit
Tidak ada sudut ruangan yang sulit dibersihkan
Adanya pengaturan sampah yang sehat dan tidak menyebabkan
sarang vektor penyakit
(lalat, lipas, tiku, dan lain-lain) dengan cara sampah dikumpulkan dan
dibuat pupuk
Adanya pengaturan air limbah dapur, kamar mandi dan air hujan.
21
Tersedianya sumber air cukup yakni kualitas air minum : jernih, tidak
berbau, tidak berasa, PH (keasaman) berkisar antara 6-8,
kesadahan 5-100 derajat jerman (10=10 mg CaO/Liter), tidak
mengandung penyakit, tak mengandung zat racun. Sedangkan
persyaratan kuantitas air minum 100 liter /orsng/hari adalah untuk
minum = 5 L, memasak =5 L, mencuci =5 L, mandi 30 L, WC=45L
Tersedianya jamban keluarga atau WC pun mempunyai persyaratan
kualitas sebagai berikut: tidak mengotori tanah permukaan,air permukaan,
air tanah,tak terbuka,tak berbau, dan terlindung dari penglihatan orang.
Kuantitas, khususnya rumah sebagai asrama maka persyaratannya
adalah sebagai berikut:
Jumlah penghuni Jumlah jamban
1-6
7-14
15-24
25-36
37-48
49-60
61+10 Orang
1
2
3
4
5
6
6+1 Jk
4. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, persyaratan adalah sebagai
berikut,
1. Konstruksi bangunan harus kuat dan tidak mudah terbakar,
terutama bagian bangunan yang dekat dengan api dan bahan
bangunan ysng dekat api
2. Lantai ruangan dibuat kering dan tidak licin
22
3. Lantai kamar mandi/WC dibuat miring dan tidak licin lagi agar sisa
air dapat segera mengering
4. Lebar pintu utama minimal 80cm mudah dibuka
5. Beda ketinggian halaman dan ruangan/teras tidak lebih dari 20 cm
kecuali rumah daerah banjir
6. Bagi rumah bertingkat, tingkat tangga maksimal 3,5 , tinggi masing-
masing injakan 20 cm, lebar masing-masing injakan 25 cm .
23