79-300-1-pb

6

Click here to load reader

Upload: maskur

Post on 02-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Koperasi di Pasar Tradisional

dengan Mengacu Pada TOGAF

Studi Kasus: Pasar Cimol Gedebage

Aditya Pratama - 13507084

Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi

Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Para pedagang pasar tradisional memiliki masalah dalam

mendapatkan modal usaha. Koperasi bisa menjadi solusi

bagi permasalahan dalam mendapatkan modal tersebut.

Koperasi yang memberikan jasa simpan-pinjam biasanya

lebih mudah memberikan bantuan dana para pedagang

bila dibandingkan perbankan, namun koperasi pun

memiliki masalah tersendiri, salah satunya adalah

masalah manajemen. Manajemen koperasi sering tidak

berjalan dengan baik sehingga banyak koperasi yang

akhirnya tidak berjalan lagi. Salah satu hal yang jarang

dikelola dengan baik dalam koperasi adalah informasi

yang mengalir di dalamnya.

Makalah ini bertujuan untuk merancang rekomendasi

solusi pengelolaan informasi pada koperasi di pasar

tradisional dalam bentuk arsitektur enterprise. Hal

pertama yang dilakukan adalah melihat bagaimana

aktivitas dari pihak-pihak yang ada di Pasar Gedebage,

termasuk koperasi. Setelah melihat kebutuhan dari

koperasi tersebut proses bisnis dari koperasi dimodelkan

dengan model rantai nilai Porter dan ditambahkan apabila

dirasa kurang. Proses bisnis yang sudah dimodelkan

tersebut dijabarkan dengan Work System Framework.

Dari penjabaran tersebut dapat dilihat permasalahan yang

ada dan kebutuhan dari pengelolaan informasinya.

TOGAF (The Open Group Architecture Framework)

digunakan sebagai panduan dalam merancang arsitektur

enterprise berdasarkan sistem lama dan rekomendasi

yang diberikan. Arsitektur enterprise yang dirancang

menghasilkan arsitektur pada domain bisnis, data,

aplikasi, dan teknologi yang direkomendasikan untuk

diterapkan pada koperasi tersebut

Kata kunci: Arsitektur enterprise, koperasi, UMKM,

model rantai nilai Porter, The Open Group Architecture

Framework

I. LATAR BELAKANG

Kemandirian dan ketahanan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) dalam menghadapi krisis ekonomi

1997/1998 dan 2008/2009 menjadi bukti begitu

potensialnya UMKM sebagai fondasi perekonomian

nasional [1]. Belum lagi kemampuan UMKM dalam

menyerap banyak tenaga kerja, suatu hal yang sulit

dicapai oleh jenis usaha yang lain. Pedagang di pasar

tradisional juga termasuk kategori pengusaha UMKM

karena pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan

dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya

masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los,

dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil dan

menengah dan koperasi, dengan usaha skala kecil dan

modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui rawar-

menawar [2].

Menurut mantan Menteri Perdagangan, Mari Elka

Pangestu masalah utama yang dimiliki oleh UMKM

adalah masalah pasar dan modal [3]. kapasitas para

pelaku UKM perlu ditingkatkan agar mereka mengetahui

bagaimana cara mendapatkan modal dan memasarkan

produknya Para pedagang yang berlokasi di pasar

tradisional mungkin sudah bisa mengatasi masalah pasar

karena lokasinya yang biasanya sudah menjadi target

berbelanja bagi masyarakat sekitar, namun mereka

memiliki masalah dalam mendapatkan modal. Para

pedagang di pasar tradisional memiliki kesulitan dalam

mendapatkan pendanaan dari perbankan dan lembaga

keuangan lain yang memberikan kredit karena mayoritas

dari mereka menggunakan agunan sebagai pertimbangan

utama [4].

Menurut Fransisca Mulyono pada jurnalnya yang berjudul

Mengembangkan Koperasi Sebagai Pemberdaya Ekonomi

Rakyat Indonesia, koperasi bisa menjadi solusi bagi

permasalahan dalam mendapatkan modal tersebut [5].

Koperasi yang memberikan jasa simpan-pinjam biasanya

lebih mudah memberikan pinjaman dana untuk modal

para pedagang bila dibandingkan dengan persyaratan dan

prosedur yang harus dilalui di perbankan. Koperasi pun

memiliki masalah tersendiri, salah satunya adalah

masalah manajemen. Manajemen koperasi sering tidak

berjalan dengan baik karena tidak terstandarnya kegiatan-

kegiatan di koperasi sehingga saat ini banyak koperasi

yang akhirnya tidak berjalan lagi. Salah satu hal yang

perlu dikelola dalam koperasi adalah data dan informasi

yang mengalir di dalamnya.

Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung bidang Teknik Elektro dan InformatikaVolume 1, Number 1, April 2012

73

My Computer
Stamp
Page 2: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

Untuk mengelola aliran data dan informasi tersebut maka

koperasi bisa dilengkapi dengan arsitektur enterprise,

sebuah deskripsi detail tentang suatu enterprise yang

melingkupi semua komponen-komponennya, termasuk

atribut dan hubungan antarkomponennya [6]. Arsitektur

enterprise bisa digunakan sebagai rancangan konseptual

dalam merancang sistem pengelolaan informasi di sebuah

organisasi. Arsitektur enterprise harus dirancang dengan

mengutamakan dukungan sistem informasi kepada bisnis

yang berjalan.

II. DASAR TEORI

2.1 Model Rantai Nilai Porter

Model rantai nilai Porter adalah sebuah kakas yang dapat

digunakan untuk memetakan proses bisnis sebuah

perusahaan menjadi beberapa aktivitas yang dapat

diklasifikasikan secara umum menjadi aktivitas utama

dan aktivitas pendukung, untuk melihat pemberian nilai

tambah dari tiap aktivitas. Menurut Porter [7] terdapat

lima aktivitas utama dan empat aktivitas pendukung

Aktivitas yang termasuk aktivitas utama adalah:

1. Inbound Logistics, yang termasuk kategori ini

adalah semua aktivitas yang melibatkan

hubungan dengan supplier dan semua aktivitas

yang membutuhkan untuk menerima,

menyimpan, dan menyebarkan masukan.

2. Operations, yang termasuk kategori ini adalah

semua aktivitas yang berhubungan dengan

pengubahan masukan menjadi keluaran (barang

atau jasa)

3. Outbound Logistics, yang termasuk kategori ini

adalah semua aktivitas yang mengumpulkan,

menyimpan, dan mendistribusikan keluaran

4. Marketing and Sale, yang termasuk kategori ini

adalah semua aktivitas yang menginformasikan

kepada pembeli tentang barang dan jasa,

membujuk pembeli untuk membelinya, dan

memfasilitasi pembelian mereka.

5. Service, yang termasuk kategori ini adalah

semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga

agar barang atau jasa yang dijual dan dikirimkan

berfungsi dengan benar.

Aktivitas yang termasuk ke dalam kategori aktivitas

pendukung adalah:

1. Firm Infrastructure, menyediakan kebutuhan

perusahaan dan mengikat beberapa bagiannya.

2. Human Resource Management, yang termasuk

kategori ini adalah semua aktivitas yang

berhubungan dengan perekrutan, pelatihan,

pengembangan, dan jika perlu pemberhentian

pegawai

3. Technology, berhubungan dengan peralatan,

perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, dan

pengetahuan teknis yang mendukung perusahaan

dalam aktivitasnya.

4. Procurement, yang termasuk kategori ini adalah

semua aktivitas yang berhubungan dengan

proses mendapatkan masukan atau sumber daya

bagi perusahaan.

2.2 TOGAF (The Open Group Architecture

Framework)

Enterprise Architecture Framework adalah sebuah rangka

kerja yang digunakan untuk merancang arsitektur

enterprise yang mendefinisikan tentang bagaimana

mengorganisasikan struktur tersebut dan pandangan yang

berasosiasi dengannya. Salah satu contoh dari enterprise

architecture framework adalah The Open Group

Architecture Framework

TOGAF adalah sebuah framework yang digunakan untuk

mengembangkan sebuah arsitektur enterprise. TOGAF

dikembangkan oleh The Open Group sejak tahun 1995.

TOGAF menyediakan metode dan kakas untuk membantu

dalam pembuatan, penggunaan, dan perawatan dari

sebuah arsitektur enterprise yang didasari dari sebuah

model proses yang berulang

Berdasarkan TOGAF versi 9, terdapat sepuluh fase yang

harus dilalui dalam membangun arsitektur enterprise

menggunakan TOGAF [6], sepuluh fase tersebut adalah

1. Preliminary, fase persiapan dan inisiasi kegiatan

yang dibutuhkan untuk membangun arsitektur

enterprise yang sesuai dengan tujuan dan

mendefinisikan segala sesuatu yang relevan

2. Architecture Vision, fase awal yang menentukan

dan memastikan lingkup dari arsitektur

enterprise yang akan dibangun dan

mengidentifikasi aspek-aspek yang dibutuhkan

dalam perancangan arsitektur.

3. Business Architecture, fase ini mengembangkan

arsitektur untuk bagian bisnis, termasuk

mendeskripsikan aktor-aktor yang terlibat dan

proses-proses yang ada pada aktivitas bisnis.

4. Information System Architecture, fase ini

mengembangkan arsitektur pada domain data

dan aplikasi. Fokus fase ini adalah untuk

mengidentifikasi dan mendefinisikan semua

aplikasi dan data yang mendukung bisnis

perusahaan.

5. Technology Architecture, fase ini

mengembangkan arsitektur pada domain

teknologi yang memetakan komponen aplikasi

yang sudah didefinisikan di fase sebelumnya

menjadi komponen teknologi, baik itu perangkat

keras atau lunak.

6. Opportunities and Solutions, fase ini membuat

garis besar langkah-langkah yang perlu

dilakukan untuk mengimplementasikan

arsitektur yang sudah dibuat di fase-fase

sebelumnya.

7. Migration Planning, fase ini mendeskripsikan

langkah-langkah detail yang perlu dilakukan

untuk melakukan migrasi dari arsitektur lama

menuju arsitektur baru.

Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Koperasi di Pasar Tradisional dengan Mengacu Pada TOGAF

74

Page 3: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

8. Implementation Governance, fase ini

memformulasikan rekomendasi-rekomendasi

untuk setiap rencana implementasi yang akan

dilakukan dan memastikan implementasi tersebut

sesuai untuk mencapai tujuan.

9. Architecture Change Management, fase ini

menilai performa dari arsitektur yang sedang

berjalan dan merekomendasikan perubahan jika

diperlukan.

10. Requirements Management, fase ini untuk

memastikan pembangunan arsitektur dapat terus

berjalan meskipun ada perubahan kebutuhan.

TOGAF mendukung empat domain arsitektur yang biasa

diterima sebagai subbagian dari keseluruhan arsitektur

enterprise, yaitu:

1. Business Architecture, mendefinisikan strategi

bisnis, organisasi, dan proses bisnis utama

2. Data Architecture, menjelaskan tentang struktur

dari aset data organisasi baik secara fisik

maupun mantiki dan sumber daya pengelolaan

data

3. Application Architecture, menyediakan sebuah

cetak biru dari aplikasi sistem individual untuk

diluncurkan, interaksinya, dan hubungannya

dengan proses bisnis utama di organisasi

4. Technology Architecture, mendeskripsikan

kemampuan perangkat lunak dan perangkat

keras yang dibutuhkan untuk mendukung

peluncuran layanan bisnis, data, dan aplikasi.

Hal ini termasuk infrastruktur, jaringan,

komunikasi, dan standar

TOGAF tidak menentukan secara spesifik kakas apa yang

digunakan dalam merancang arsitektur enterprise.

TOGAF memberikan pilihan untuk penggunanya untuk

menentukan sendiri kakas apa yang cocok untuk

digunakan. TOGAF sendiri menyediakan katalog untuk

daftar kakas yang dapat digunakan [8].

III. PEMODELAN BISNIS KOPERASI

PASAR CIMOL GEDEBAGE

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang aktivitas bisnis

dari koperasi Pasar Cimol Gedebage dan kebutuhan dari

arsitektur yang akan dirancang

3.1 Aktivitas Bisnis Koperasi Pasar Cimol

Gedebage

Terdapat delapan aktivitas utama pada koperasi Pasar

Cimol Gedebage saat ini dan setelah diberikan

rekomendasi aktivitas [9]. Aktivitas-aktivitas tersebut

adalah:

1. Pendaftaran Anggota

Mayoritas dari aktivitas koperasi bertumpu pada

anggota sehingga salah satu faktor yang menjadi

penentu perkembangan dari koperasi adalah

jumlah anggota dari koperasi tersebut. Anggota

dari koperasi di Pasar Cimol Gedebage adalah

para pedagang yang melakukan perdagangan di

Pasar Cimol Gedebage. Saat koperasi pertama

kali didirikan, para pedagang tidak serta-merta

menjadi anggota di koperasi tersebut. Hal ini

terjadi karena menjadi anggota di koperasi

bersifat sukarela dan tidak wajib, karena itu tidak

semua pedagang menjadi anggota koperasi.

Sampai saat ini belum semua pedagang di Pasar

Cimol Gedebage menjadi anggota di koperasi

tersebut dan koperasi pun masih terus membuka

peluang bagi pedagang untuk menjadi anggota

koperasi sampai saat ini.

2. Penarikan iuran

Salah satu modal utama dari kehidupan bisnis

koperasi adalah modal dari para anggota

koperasi itu sendiri. Modal dari anggota koperasi

terbagi menjadi tiga, yaitu iuran pokok, iuran

sukarela, dan iuran wajib/bulanan. Penarikan

iuran ini adalah aktivitas penarikan iuran

wajib/bulanan tiap bulannya. Besar dari iuran

wajib itu sendiri sudah ditentukan dalam

kesepakatan bersama antara para pengurus.

3. Penerimaan simpanan

Salah satu jasa yang disediakan oleh koperasi di

Pasar Cimol Gedebage adalah simpan-pinjam

untuk anggotanya, dalam hal ini pedagang di

Pasar Cimol Gedebage. Proses penyimpanan

dapat dilakukan kapan saja dengan besar uang

yang disimpan setiap melakukan penyimpanan

tidak dibatasi.

4. Pembelian kios

Salah satu jasa yang disediakan oleh koperasi di

Pasar Cimol Gedebage bagi anggotanya adalah

pengadaan kios untuk lokasi berjualan. Koperasi

akan membeli kios dari pihak pengembang. Kios

tersebut kemudian akan dijadikan properti milik

koperasi yang dapat disewakan atau dijual

kepada anggotanya, pedagang di Pasar Cimol

Gedebage.

5. Pemberian pinjaman

Salah satu jasa yang disediakan oleh koperasi di

Pasar Cimol Gedebage adalah simpan-pinjam

untuk anggotanya, dalam hal ini pedagang di

Pasar Cimol Gedebage. Proses peminjaman

harus dilakukan dengan mengikuti prosedur-

prosedur tertentu. Besar pinjaman yang bisa

diambil dan bunga yang dibebankan pun

berbeda-beda tergantung standar yang ditentukan

oleh koperasi.

6. Penjualan kios

Kios yang sudah menjadi hak milik koperasi bisa

dijual kepada para pedagang yang ingin

memperbesar kios miliknya atau kepada calon

pedagang yang ingin memulai berjualan di sana.

Pedagang atau calon pedagang yang ingin

Aditya Pratama

75

Page 4: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

membeli kios dari koperasi bisa melakukan

pembayaran dengan cara mencicil pembayaran

setiap bulannya dengan durasi tergantung

kesepakatan bersama antara pembeli kios dengan

koperasi.

7. Penyuluhan

Mayoritas dari aktivitas koperasi bertumpu pada

anggota sehingga salah satu faktor yang menjadi

penentu perkembangan dari koperasi adalah

jumlah anggota dari koperasi tersebut. Salah satu

cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan

jumlah anggota koperasi adalah dengan

melakukan penyuluhan kepada masyarakat

sekitar, khususnya para pedagang di Pasar Cimol

Gedebage, tentang keuntungan dari menjadi

anggota koperasi.

Selain penyuluhan tentang keuntungan menjadi

anggota koperasi, koperasi juga bisa melakukan

penyuluhan tentang permasalahan dan potensi

yang dimiliki oleh pengusaha UMKM.

Penyuluhan tersebut bisa bekerja sama dengan

Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung

dalam pelaksanannya.

8. Peringatan pembayaran

Untuk membantu para anggota dalam melakukan

pembayaran iuran dan cicilan tepat waktu,

koperasi bisa melakukan pemberian peringatan

bagi anggotanya yang memiliki kewajiban dalam

melakukan pembayaran tertentu. Contohnya

adalah pembayaran iuran wajib yang dilakukan

tiap bulannya dan cicilan pembayaran kios bagi

pedagang yang membeli kios dengan mencicil

pembayarannya tiap bulan.

Terdapat tujuh aktivitas pendukung pada koperasi Pasar

Cimol Gedebage saat ini dan setelah diberikan

rekomendasi aktivitas [9]. Aktivitas pendukung tersebut

adalah:

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dibuat untuk menunjukkan

jalur komando dan pemisahan bagian agar tetap

fokus pada bagiannya, baik itu secara

fungsionalitas maupun menurut hierarki. Pada

struktur organisasi di koperasi Pasar Cimol

Gedebage, seperti yang diperlihatkan pada

gambar IV-3, terdapat satu pihak pemimpin yaitu

pengurus yang dipilih melalui sidang anggota

dan diawasi oleh pengawas.

2. Rapat Anggota

Rapat Anggota dilakukan minimal satu tahun

sekali di akhir periode pembukuan. Rapat

Anggota merupakan pemegang kekuasaan

tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota dihadiri

oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam

Anggaran Dasar. Rapat Anggota menetapkan

antara lain Anggaran Dasar, kebijaksanaan

umum di bidang organisasi koperasi, pemilihan,

pengangkatan, dan pemberhentian Pengurus dan

Pengawas, dan pembagian sisa hasil usaha.

3. Pelatihan Pegawai

Pelatihan pegawai dibutuhkan untuk memenuhi

kebutuhan akan pegawai yang memiliki

kompetensi tertentu, misalnya pembukuan,

penggunaan aplikasi perangkat lunak, dan lain-

lain.

4. Penggunaan Komputer

Koperasi Pasar Cimol Gedebage saat ini masih

belum memanfaatkan komputer secara optimal

dalam aktivitas bisnisnya sehari-hari. Mayoritas

dari proses yang ada masih menggunakan catatan

manual dan kalau pun menggunakan komputer

pemasukan data dan pencariannya pun masih

dilakukan secara manual.

5. Perekrutan pegawai

Koperasi membutuhkan pegawai untuk

menjalankan aktivitasnya sehari-hari, karena itu

dibutuhkan mekanisme yang mencari pegawai

jika ada posisi atau jabatan yang kosong agar

aktivitas bisnis koperasi tidak terancam.

6. Penggunaan Situs Koperasi

Situs koperasi masih belum dimanfaatkan oleh

koperasi Pasar Cimol Gedebage saat ini. Dengan

menggunakan situs koperasi, pengurus koperasi

bisa memberikan informasi tentang keuntungan

dan manfaat menjadi anggota koperasi dengan

lebih mudah. Situs koperasi juga bisa digunakan

untuk memberikan jasa peringatan jika jatuh

tempo pembayaran iuran atau cicilan

pembayaran sudah dekat atau lewat. Situs

koperasi juga bisa digunakan untuk menampung

keluhan, saran, dan kritik dari anggota koperasi

dan masyarakat sekitar.

7. Pengadaan teknologi

Dengan teknologi yang semakin berkembang,

khususnya teknologi informasi, maka semakin

besar pula peluang bagi koperasi untuk

memanfaatkan teknologi dalam aktivitas

bisnisnya sehari. Saat ini semakin mudah

mendapatkan aplikasi perangkat lunak yang bisa

digunakan untuk aktivitas bisnis dengan harga

terjangkau.

3.2 Kebutuhan Arsitektur

Dari penjabaran aktivitas bisnis koperasi Pasar Cimol

Gedebage didapatkan kebutuhan dari arsitektur yang akan

dirancang [9]. Kebutuhan tersebut adalah:

1. Rancangan arsitektur memperlihatkan adanya

jaminan keintegritasan data yang digunakan pada

koperasi agar tidak terjadi redundansi data pada

tiap proses bisnis yang berjalan

Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Koperasi di Pasar Tradisional dengan Mengacu Pada TOGAF

76

Page 5: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

2. Rancangan arsitektur memperlihatkan integrasi

data yang digunakan

3. Rancangan arsitektur memperlihatkan adanya

sistem pengolahan data otomatis untuk

mengurangi waktu dan tenaga yang dibutuhkan

dalam mengolah data

IV. PERANCANGAN ARSITEKTUR

ENTERPRISE

Pada bagian ini dijelaskan tentang hasil dari perancangan

arsitektur enterprise dengan menggunakan metodologi

yang mengacu pada TOGAF dengan beberapa

penyesuaian [9].

4.1 Visi Arsitektur

Di fase ini akan dijabarkan beberapa hal yang dibutuhkan

untuk memulai perancangan arsitektur enterprise ini,

yaitu pendefinisian lingkup arsitektur, capaian, dan

asumsi.

Lingkup yang menjadi cakupan dari arsitektur ini adalah

semua aktivitas dalam proses bisnis koperasi dan aktivitas

pendukung dari kegiatan bisnis tersebut. Domain yang

termasuk pada perancangan arsitektur ini adalah domain

bisnis, domain sistem informasi yang di dalamnya

terdapat domain data dan aplikasi, dan domain teknologi.

Capaian dari bisnis pada koperasi Pasar Cimol Gedebage

adalah menjalankan jasa simpan-pinjam dan pengadaan

kios untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada

umumnya dan membantu anggota dalam menjalankan

aktivitas bisnis pada khususnya

Capaian dari perancangan arsitektur ini adalah adanya

rekomendasi perancangan arsitektur enterprise bagi

koperasi yang menjalankan usaha simpan-pinjam dan

pengadaan kios. Arsitektur enterprise ini dirancang agar

koperasi Pasar Cimol Gedebage bisa menjalankan fungsi-

fungsi bisnisnya yang didukung oleh pemanfaatan sistem

informasi dengan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi.

Asumsi yang digunakan pada perancangan arsitektur ini

adalah bahwa pada objek studi kasus yang digunakan

pada tugas akhir ini, koperasi pada Pasar Gedebage,

belum memiliki arsitektur enterprise yang terdefinisikan

secara formal sehingga perancangan arsitektur enterprise

ini dilakukan pertama kali.

4.2 Domain Bisnis

Pada bagian ini didefinisikan aktor-aktor bisnis yang ada

dan juga penjelasan tentang fungsi dan tanggung jawab

aktor tersebut. Aktor-aktor bisnis diacu dari struktur

organisasi koperasi dengan mengikutsertakan pihak

pelaksana dari tiap bagian yang ada. Dengan hasil 14

aktor bisnis [9].

Selain aktor bisnis akan didefinisikan juga peran yang ada

pada bisnis tersebut. Peran-peran tersebut akan

diasosiasikan dengan hak akses informasi mereka di

organisasi ini, yaitu koperasi Pasar Cimol Gedebage.

Peran-peran tersebut bisa memiliki hak akses untuk

informasi di seluruh organisasi atau hanya pada

bagiannya saja. Jika hak aksesnya terbatas maka peran

tersebut hanya bisa memasukkan data atau melihat data

yang ada dan tidak bisa mengubah data yang ada.

Terdapat tiga belas peran pada bisnis ini [9].

Pada bagian ini diidentifikasi proses bisnis, dengan proses

yang lebih detail, dan aktor yang menjalankan proses

bisnis tersebut. Aktor mungkin memiliki keterlibatan

hingga pengambilan keputusan, hanya terlibat dalam

pelaksanaannya saja, atau memiliki keterlibatan yang

sangat terbatas. Identifikasi proses bisnis ini ditampilkan

dengan menggunakan matriks antara proses bisnis dan

aktor bisnis [9].

4.3 Domain Data

Perancangan basis data secara konseptual dilakukan untuk

memperlihatkan hubungan antara data yang digunakan

pada proses bisnis koperasi. Model data ini dirancang

berdasarkan aktivitas bisnis yang dilakukan dan data yang

dibutuhkan. Model data konseptual ini menjamin

integritas data pada tingkat logic dan menunjukkan

integrasi antara data yang digunakan.

Terdapat tujuh entitas data dan empat hubungan yang

menghubungkan entitas-entitas data tersebut [9].

Hubungan-hubungan tersebut menggambarkan aktivitas

bisnis yang dilakukan pada koperasi Pasar Cimol

Gedebage dan data-data yang dibutuhkan atau digunakan

pada aktivitas tersebut.

4.4 Domain Aplikasi

Pada bagian ini dideskripsikan aplikasi-aplikasi apa saja

yang direkomendasikan untuk menjalankan bisnis

koperasi Pasar Cimol Gedebage dengan efektif dan

efisien. Kandidat aplikasi ini disusun berdasarkan proses

bisnis. Terdapat proses bisnis yang mendapat kandidat

aplikasi berjumlah satu, lebih dari satu, dan ada yang

tidak mendapat kandidat aplikasi. Terdapat 7 kandidat

aplikasi untuk mendukung aktivitas bisnis koperasi [9].

4.5 Domain Teknologi

Bagian ini menggambarkan topologi jaringan yang

dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi. Jaringan internet

dibutuhkan karena terdapat beberapa aplikasi yang

berbasis web. Server digunakan untuk menampung situs

koperasi dan aplikasi. Dari jaringan internet dihubungkan

melalui modem dan didistribusikan ke workstation

pengguna menggunakan hub.

4.6 Tata Kelola Implementasi

Untuk melakukan implementasi agar sistem informasi

Aditya Pratama

77

Page 6: 79-300-1-PB

Makalah Ringkasan Tugas Akhir – April 2012

pendukung bisnis koperasi Pasar Cimol Gedebage bisa

digunakan sesuai dengan tujuannya ada beberapa hal yang

harus dilakukan, yaitu:

1. Pengadaan dan pemasangan infrastruktur

jaringan. Untuk menjalankan aplikasi dengan

baik dibutuhkan hubungan dengan jaringan

internet.

2. Pengembangan aplikasi dan web. Aplikasi-

aplikasi yang direkomendasikan harus

dikembangkan terlebih dahulu sesuai spesifikasi

dan fungsionalitas yang sudah ditetapkan.

3. Pelatihan pegawai. Pegawai koperasi harus

mendapat pelatihan dalam penggunaan aplikasi

yang baru karena terdapat perubahan cara

penggunaan dari prosedur yang ada selama ini.

4. Pengumuman perubahan pada anggota. Anggota

koperasi pun harus diberitahu tentang

perubahan-perubahan yang terjadi di koperasi

agar tidak membingungkan anggota saat

melakukan transaksi bisnis dengan pegawai

koperasi.

5. Pengelolaan Perubahan. Akan lebih baik jika

saat aplikasi-aplikasi tersebut selesai

dikembangkan prosedur-prosedur yang berjalan

tidak serta-merta diganti menggunakan aplikasi-

aplikasi tersebut. Untuk mengantisipasi masalah-

masalah tersebut sebaiknya prosedur yang lama,

yaitu prosedur dengan cara manual, sebaiknya

tetap dipertahankan selama satu atau dua bulan

untuk membiasakan pegawai dengan

penggunaan aplikasi dan memastikan agar

aplikasi berjalan dengan baik.

V. KESIMPULAN

Simpulan dari perancangan arsitektur ini adalah:

1. Berdasarkan model rantai nilai Porter, Koperasi

Pasar Cimol Gedebage memiliki delapan proses

bisnis utama.

2. Berdasarkan model rantai nilai Porter, Koperasi

Pasar Cimol Gedebage memiliki tujuh aktivitas

pendukung.

3. Arsitektur enterprise berhasil dirancang dengan

mengacu pada TOGAF dengan komponen-

komponen hasil sebagai berikut:

a. Perancangan arsitektur pada domain bisnis

menghasilkan empat belas aktor bisnis dan

tiga belas peran bisnis pada aktivitas

Koperasi Pasar Cimol Gedebage

b. Perancangan arsitektur pada domain data

menghasilkan tujuh entitas data dan empat

hubungan antardata untuk aktivitas utama

pada bisnis Koperasi Pasar Cimol Gedebage

c. Perancangan arsitektur pada domain aplikasi

menghasilkan tujuh kandidat aplikasi yang

mendukung aktivitas utama pada bisnis

Koperasi Pasar Cimol Gedebage

d. Pengimplementasian sistem informasi yang

direkomendasikan membutuhkan pengadaan

dan pemasangan jaringan internet dan LAN,

pengembangan aplikasi, pelatihan pegawai,

pengumuman perubahan, dan penerapan

pengelolaan perubahan pada koperasi Pasar

Cimol Gedebage

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arif, Johan. 2011. Kontribusi UMKM dalam

Perekonomian Signifikan. Republika

(Online),(http://www.republika.co.id/berita/breaking-

news/ekonomi/11/01/26/160705-kontribusi-umkm-dalam-

perekonomian-signifikan, diakses 6 Januari 2011)

[2] Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia. 1997. Lampiran Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.

420/MPP/Kep/10/1997 tentang Pedoman Penataan dan

Pembinaan Pasar dan Pertokoan. Jakarta

[3] Kompas. 2011. Mendag: Akses Pasar dan Modal itu

Masalah UKM. (Online),

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/30/1500

5974/Mendag.Akses.Pasar.dan.Modal.Itu.Masalah.UKM,

diakses 26 Oktober 2011)

[4] Lembaga Pengelola Dana Bergulir – KUMKM. 2010.

Masalah yang dihadapi UMKM selama ini. (Online),

(http://www.danabergulir.com/berita-pilihan/206-206-,

diakses 26 Oktober 2011)

[5] Mulyono, Fransisca. 2010. Mengembangkan Koperasi

Sebagai Pemberdaya Ekonomi Rakyat Indonesia. Jurnal

Administrasi Bisnis

[6] The Open Group. 2009. TOGAF Version 9: The Open

Group Architecture Framework (TOGAF). The Open

Group.

[7] Porter, Michael E. 1985. Competitive Advantage:

Creating and Sustaining Superior Performance. The Free

Press. New York.

[8] The Open Group. 2011. TOGAF Version 9 Enterprise

Edition. Sample Catalogs, Matrices, and Diagrams. The

Open Group

[9] Pratama, Aditya. 2012. Perancangan Arsitektur

Enterprise Untuk Koperasi di Pasar Tradisional dengan

Mengacu Pada The Open Group Architecture

Framework. Bandung.

Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Koperasi di Pasar Tradisional dengan Mengacu Pada TOGAF

78