78512024-tanatologi

Upload: rachindi-qory-trysia

Post on 09-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

  • TANATOLOGITanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos ilmu . Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran Forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

    Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati, yaitu mati somatis (mati klinis), mati suri, mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati batang otak).

    Mati somatis (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan, yang menetap (irreversible). Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan dan suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.

  • Mati suri (suspended animation apparent death) adalah terhentinya ketiga sistim kehidupan di atas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.

    Mati seluler (mati molekuler) adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan. Pengetahuan ini penting dalam transplantasi organ.

    Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat.

  • Mati otak (mati batang otak) adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati otak (mati batang otak) maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan .

    Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan peredaran darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot. Setelah beberapa waktu timbul perubahan pascamati yang jelas yang memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti.

  • TANDA PASTI KEMATIAN Dahulu kematian ditandai dengan tidak berfungsinya lagi jantung. Konsep baru sekarang ini mengenai kematian mencakup berhentinya fungsi pernafasan, jantung dan otak. Dimana saat kematian ditentukan berdasarkan saat otak berhenti berfungsi. Pada saat itulah jika diperiksa dengan elektro-ensefalo-grafi (EEG) diperoleh garis yang datar.

    Tanda yang segera dikenali setelah kematian; Berhentinya sirkulasi darah Berhentinya pernafasan

  • Tanda-tanda kematian setelah beberapa saat kemudian:Perubahan pada mata Perubahan pada kulit Perubahan temperatur tubuh Lebam mayatKaku mayat

    Tanda-tanda kematian setelah selang waktu yang lama:Proses pembusukan Saponifikasi atau adiposera Mumifikasi

  • BERHENTINYA SIRKULASI DARAH Dengan berhentinya jantung berdenyut maka aliran darah dalam arteri juga berhenti. Denyut nadi tidak dapat lagi diraba dan pada auskultasi juga tidak dapat didengar bunyi jantung.Beberapa pemeriksaan yang dapat memastikan berhentinya sirkulasi adalah sebagai berikut : Magnus. Pada pangkal jari diberi ikatan yang cukup kuat untuk menghambat aliran darah vena tetapi tidak sampai menghambat sirkulasi arteri. Warna jari tersebut akan tetap putih jika sirkulasi darah sudah berhenti. Tes Diafanus. Pad aorang yang masih hidup, warna dari jaringan diantara pangkal jari tangan akan berwarna merah. Hal ini akan tampak lebih jelas jika dilihat sambil menyorot tangan dengan lampu. Setelah meninggal, warnanya akan menjadi kuning pucat.

  • 3.Tes Icard. Jika pada orang yang masih hidup disuntikkan zat floresen secara hipodermis, maka warna kulit sekitarnya akan terlihat kehijauan. Pada orang yang sudah meninggal di amna tidak ada lagi sirkulasi darah, hal diatas tidak akan terjadi. Pada kasus kematian, berhentinya sirkulasi dan pernafasan saja belum tentu cukup memastikan bahwa orang tersebut sudah meninggal. Beberapa kasus pernah dilaporkan di mana sirkulasi dan pernafasan telah berhenti untuk beberapa waktu (dari beberapa detik sampai sekitar setengah jam), tetapi orangnya masih hidup dan tubuhnya kembali berfungsi dengan baik.

  • PERUBAHAN TEMPERATUR TUBUH

    Suhu tubuh pada orang yang sudah meninggal perlahan-lahan akan sama dengan suhu lingkungannya karena mayat tersebut akan melepaskan panas dan suhunya menurun. Kecepatan penurunan suhu pada mayat bergantung kepada suhu lingkungan dan suhu mayat tu sendiri. Pada iklim yang dingin maka penurunan suhu mayat berlangsung cepat. Menurut Sympson (Inggeris), menyatakan bahwa dalam keadaan biasa tubuh yang tertutup pakaian mengalami penurunan temperatur 2,50 F setiap jam pada enam jam pertama dan 1,6-2 0 F pada enam jam berikutnya, maka dalam 12 jam suhu tubuh akan sama dengan suhu sekitarnya

  • Jasing P Modi (India), menyatakan hubungan penurunan suhu tubuh dengan lama kematian adalah sebagai berikut : Dua jam pertama suhu tubuh turun setengah dari perbedaan antara suhu tubuh dan suhu sekitarnya. Dua jam berikutnya, penurunan suhu setengah dari nilai pertama. Dua jam selanjutnya, suhu mayat turun setengah dari nilai pertama Dua jam selanjutnya, suhu mayat turun setengah dari nilai terakhir atau 1/8 dari perbedaan suhu intial tadi.

    Dari penelitian di Medan, rata-rata penurunan suhu mayat 0,4-0,5oC per jam.

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU MAYAT Usia. Penurunan suhu lebih cepat pada anak-anak dan orang tua dibandingkan orang dewasa. Jenis kelamin. Wanita mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih lambat dibandingkan pria karena jaringan lemaknya lebih banyak. Lingkungan sekitar mayat. Jika mayat berada pada ruangan kecil tertutup tanpa ventilasi, kecepatan penurunan suhu mayat akan lebih lambat dibandingkan jika mayat berada pada tempat terbuka dengan ventilasi yang cukup.

  • Kalorisitas post mortemMerupakan keadaan dimana temperatur mayat meningkat dalam 2 jam pertama setelah kematian. Hal ini terjadi jika : Jika sistem regulasi suhu tubuh terganggu sesaat sebelum kematian, misalnya meninggal akibat sengatan matahari. Jika terdapat aktivitas bakteri yang berlebihan, misalnya pada septikemia. Adanya proses peningkatan suhu tubuh akibat kejang-kejang, misalnya pada tetanus dan keracunan striknin.

  • Lebam mayat Sinonimnya adalah Hipostatis Post mortem staining Livor mortis Vibises Suggilation Lebam mayat terjadi akibat terkumpulnya darah pada jaringan kulit dan subkutan disertai pelebaran pembuluh kapiler pada bagian tubuh yang letaknya rendah atau bagian tubuh yang tergantung. Keadaan ini memberi gambaran berupa warna ungu kemerahan.

  • Setelah seseorang meninggal, mayatnya menjadi suatu benda mati sehingga darah akan berkumpul sesuai dengan hukum gravitasi. Lebam mayat pada awalnya berupa barcak. Dalam waktu sekitar 6 jam, bercak ini semakin meluas yang pada akhirnya akan membuat warna kulit menjadi gelap. Di India bagian utara, lebam mayat mulai tampat 1 jam setelah kematian dan lebam jelas dalam waktu 4 sampai 12 jam. Pengamatan ini tentunya bisa membantu untuk menentukan perkiraan saat kematian.

    Pembekuan darah terjadi dalam waktu 6-10 jam setelah kematian. Lebam mayat ini bisa berubah baik ukuran maupun letaknya tergantung dari perubahan posisi mayat. Karena itu penting sekali untuk memastikan bahwa mayat belum disentuh oleh orang lain. Posisi mayat ini juga penting untuk menentukan apakah kematian disebabkan karena pembunuhan atau bunuh diri.

  • Kepentingan mediko-legal Merupakan tanda dari kematian Bisa membantu menentukan posisi dari mayat dan penyebab kematian Jika mayat terletak pada posisi punggung dibawah, maka lebam mayat pertama sekali terlihat pada bagian leher dan bahu, baru kemudian menyebar ke punggung. Pada mayat dengan posisi tergantung, lebam mayat tampak pada bagian tungkai dan lengan. Pada beberapa kasus, warna dari lebam mayat ini bisa lain daripada normal.

  • Misalnya :Kematian karena asfiksia, lebam mayat berwarna merah cerah Pada keracunan karbon monoksida dan asam hidrosianida, lebam mayat berwarna merah terang atau merah jambu. Pada keracunan kalium klorat, lebam mayat berwarna coklat. Pada keracunan fostor, lebam mayat berwarna biru gelap.

    4. Dapat juga digunakan memperkirakan saat kematian

  • Perbedaan antara lebam mayat dengan memar

    SifatLebam mayatMemar1. Letak Epidermal, karena pelebaran pembuluh darah yang tampak sampai ke permukaan kulit Subepidermal, karena ruptur pembuluh darah yang letaknya bisa superfisial atau lebih dalam 2. Kultikula (Kuli air)Tidak rusak Kulit ari rusak 3. Lokasi Terdapat pada daerah yang luas, terutama luka pada bagian tubuh yang letaknya rendah. Terdapat di sekitar bisa tampak di mana saja pada bgian tubuh dan tidak meluas 4. Gambaran Pada lebam mayat tidak ada evalasi dari kulit.Biasanya membengkak karena resapan darah dan edema. 5. Pinggiran Jelas Tidak jelas 6. Warna Warnyanya sama Memar yang lama warnanya bervariasi. Memar yang baru berwarna lebih tegas daripada warna lebam mayat disekitarnya. 7. Pada pemotongan Pada pemotongan, darah tampak dalam pembuluh, dan mudah dibersihkan. Jaringan subkutan tampak pucat. Menunjukkan resepan darah ke jaringan sekitar, susah dibersihkan jaringan sekitar, susah dibersihkan jika hanya dengan air mengalir. Jaringan subkutan berwarna merah kehitaman. 8. Dampak setelah penekanan Akan hilang walaupun hanya diberi penekanan yang ringan Warnanya berubah sedikit saja jika diberi penekanan.

  • PERBEDAAN LEBAM MAYAT DENGAN KONGESTI

    SifatLebam mayatMemar1. Warna merah Tidak beraturan dan terdapat pada bagian tubuh yang letaknya rendah. Sama merahnya diseluruh organ tubuh 2.Membran mukosa Pucat Normal 3. Eksudat Tidak terdapat eksudat peradangan Bisa tampak eksudat 4. Organ dalam Lambung dan usus halus jika diregang akan tampak daerah yang berwarna tidak sama Warnanya sama

  • Kaku mayat (Rigor Mortis)Perubahan otot yang terjadi setelah kematian bisa dibagi dalam 3 tahap : Periode relaksasi primer (flaksiditas primer)Kaku mayat (rigor mortis) Periode relaksasi sekunder

    RELAKSASI PRIMER Hal ini terjadi segera setelah kematian. Biasanya berlangsung selama 2-3 jam. Seluruh otot tubuh mengalami relaksasi, dan bisa digerakkan ke segala arah. Iritabilitas otot masih ada tetapi tonus otot menghilang. Pada kasus di mana mayat letaknya berbaring rahang bawah akan jatuh dan kelopak mata juga akan turun dan lemas.

  • Kaku mayat akan terjadi setelah tahap relaksasi primer. Keadaan ini berlangsung setelah terjadinya kematian tingkat sel, dimana aktivitas listrik otot tidak ada lagi. Otot menjadi kaku. Fenomena kaku mayat ini pertama sekali terjadi pada otot-otot mata, agian belakang leher, rahang bawah, wajah, bagian depan leher, dada, abdomen bagian atas dan terakhir pada otot tungkai. Akibat kaku mayat ini seluruh mayat menjadi kaku, otot memendek dan persendian pada mayat akan terlihat dalam posisi sedikit fleksi. Keadaan ini berlangsung selama 24-48 jam pada musim dingin dan 18-36 jam pada musim panas.Penyebab: Otot tetap dalam keadaan hidrasi oleh karena adanya ATP. Jika tidak ada oksigen, maka ATP akan terurai dan akhirnya habis, sehingga menyebabkan penumpukan asam laktat dan penggabungan aktinomiosin (protein otot).

  • FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAKU MAYAT Keadaan Lingkungan. Pada keadaan yang kering dan dingin, kaku mayat lebih lambat terjadi dan berlangsung lebih lama dibandingkan pada lingkungan yang panas dan lembab. Pada kasus di mana mayat dimasukkan ke dalam air dingin, kaku mayat akan cepat terjadi dan berlangsung lebih lama. Usia. Pada anak-anak dan orangtua, kaku mayat lebih cepat terjadi dan berlangsung tidak lama. Pada bayi prematur biasanya tidak ada kaku mayat. Kaku mayat baru tampat pada bayi yang lahir mati tetapi cukup usia (tidak prematur)Cara kematian. Pada pasien dengan penyakit kronis, dan sangat kurus, kaku mayat cepat terjadi dan berlangsung tidak lama. Pada pasien yang mati mendadak, kaku mayat lambat terjadi dan berlangsung lebih lama. Kondisi otot. Terjadi kaku mayat lebih lambat dan berlangsung lebih lama pada kasus di mana otot dalam keadaan sehat sebelum meninggal, dibandingkan jika sebelum meninggal keadaan otot sudah lemah.

  • Diagnosis banding kaku mayat 1.Kekakuan karena panas (heat stiffening). Keadaan ini terjadi jika mayat terpapar pada suhu yang lebih tinggi dari 750 C, atau jika mayat terkena arus listrik tegangan tinggi. Kedua keadaan diatas akan menyebabkan koagulasi protein otot sehingga otot menjadi kaku. Pada kasus terbakar, keadaan mayat menunjukkan postur tertentu yang disebut dengan sikap pugilistik, yaitu suatu posisi di mana semua sendi berada dalam keadaan fleksi dan tangan terkepal. Sikap yang demikian disebut juga sikap defensif.

    Perbedaan antara kaku mayat dengan kaku karena panas adalah :Adanya tanda kekakuan bekas terbakar pada permukaan mayat pada kaku karena panas. Pada kasus kekakuan karena panas, otot akan mengalami laserasi jika dipaksa diregangkan. Pada kaku karena panas, kekakuan tersebut akan berlanjut akan merlanjut terus sampai terjadinya pembusukan.

  • Kekakuan karena dingin (cold stiffening). Jika mayat terpapar suhu yang sangat dingin, maka akan terjadi pembekuan jaringan lemak dan otot. Jika mayat dipindahkan ke tempat yang suhunya lebih tinggi maka kekakuan tersebut akan hilang. Kaku karena dingin cepat terjadi dan cepat juga hilang.

    Spasme kadaver (Cadaveric spasm). Otot yang berkontraksi sewaktu masih hidup akan lebih cepat mengalami kekakuan setelah meninggal. Pada kekakuan ini tidak ada tahap pertama yaitu tahapan relaksasi. Keadaan ini biasanya terjadi jika sebelum meninggal korban melakukan aktivitas berlebihan. Bentuk kekakuan akan menunjukkan saat saat terakhir kehidupan korban. Fenomena ini sangat jarang ditemukan.

  • Kepentingan dari segi mediko legal :Pada kasus bunuh diri, mungkin alat yang digunakan untuk tujuan bunuh diri masih berada dalam genggaman. Pada kasus kematian karena tenggelam, mungkin pada tangan korban bisa terdapat daun atau rumput. Pada kasus pembunuhan, pada gemgaman korban mungkin bisa diperoleh sesuatu yang memberi petunjuk untuk mencari pembunuhnya.

  • Perbedaan antara kaku mayat dengan spasme kadaver

    Kaku mayat Spasme kadaver1. Mulai timbul 1-2 jam setelah meninggal Segera setelah meninggal 2. Faktor predisposisi -Kematian mendadak, aktivitas berlebih, ketakutan, terlalu lelah, perasaan tegang, dll. 3. Otot yang terkena Semua otot, termasuk otot volunter dan involunter. Biasanya terbatas pada satu kelompok otot volunter 4. Kaku otot Tidak jelas, dapat dilawan dengan sedikit tenaga Sangat jelas, perlu tenaga yang kuat untuk melawan kekakuannya 5. Kepentingan dari segi mediko-legal Untuk perkiraan saat kematian Menunjukkan cara kematian yaitu bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan6. Suhu mayat Dingin Hangat 7. Kematian sel Ada Tidak ada 8. Rangsangan listrik Tidak ada respon otot Ada respon otot

  • PERIODE RELAKSASI SEKUNDER Otot menjadi relak (lemas) dan mudah digerakkan. Hal ini terjadi karena pemecahan protein, dan tidak mengalami reaksi secara fisik maupun kimia. Proses pembusukan juga mulai terjadi. Pada beberapa kasus, kaku mayat sangat cepat berlangsung sehingga sulit membedakan antara relaksasi primer dengan relaksasi sekunder.

  • PEMBUSUKAN Perubahan warna. Perubahan ini pertama kali tampat pada fossa iliaka kanan dan kiri berupa warna hijau kekuningan, disebabkan oleh perubahan hemoglobin menjadi sulfmethemoglobin. Perubahan warna ini juga tampak pada seluruh abdomen, bagian depan genitalia eksterna, dada, wajah dan leher. Dengan semakin berlalunya waktu maka warnanya menjadi semakin ungu. Jangka waktu mulai terjadinya perubahan warna ini adalah 6-12 jam pada musim panas dan 1-3 hari pada musin dingin. Perubahan warna tersebut juga diikuti dengan pembengkakan mayat. Otot sfingter mengalami relaksasi sehingga urin dan faeses keluar. Lidah juga terjulur. Bibir menebal, mulut membuka dan busa kemerahan bisa terlihat keluar dari rongga mulut. Mayat berbau tidak enak disebabkan oleh adanya gas pembusukan. Gas ini bisa terkumpul pada suatu rongga sehingga mayat menjadi tidak mirip dengan korban sewaktu masih hidup. Gas ini selanjutnya juga bisa membentuk lepuhan kulit

  • Lepuhan Kulit (blister)

    Mulai tampak 36 jam setelah meninggal. Kulit ari dapat dengan cukup mudah dikelupas. Di mana akan tampak cairan berwarna kemerahan yang sedikit mengandung albumin.

  • Belatung

    Jika pembusukan terus berlangsung, maka bau busuk yang timbul akan menarik lalat untuk hinggap pada mayat. Lalat menempatkan telurnya pada mayat, di mana dalam waktu 8-24 jam telur akan menetas menghasilkan larva-yang sering disebut belatung. Dalam waktu 4-5 hari, belatung ini lalu menjadi pupa, dimana setelah 4-5 hari kemudian akan menjadi lalat dewasa. Pada tahap ini bagian dari tulang tengkorak mulai tampak. Rektum dan uterus juga tampak dan uterus gravid juga bisa mengeluarkan isinya Rambut dan kuku dengan mudah dapat dicabut. Bagian perut dan dada bisa pecah berhubung besarnya tekanan gas yang dikandungnya. Jika pembusukan terus berlangsung, maka jaringan-jaringan menjadi lunak, rapuh dan berwarna kecoklatan.

  • Organ tubuh bagian dalam Organ tubuh bagian dalam juga mengalami perubahan. Bentuk perubahan sama seperti diatas, jaringan-jaringan menjadi berwarna kecoklatan. Ada yang cepat membusuk dan ada yang lambat.

    Jaringan yang cepat membusuk : Laring TrakeaOtak terutama pada anak-anak Lambung Usus halus Hati Limpa

  • Jaringan yang lambat membusuk :Jantung Paru-paru Ginjal Prostat Uterus non gravid Pembusukan dalam air Pembusukan dalam air lebih lambat prosesnya dibandingkan pembusukan pada udara terbuka. Setelah mayat dikeluarkan dari dalam air, maka proses pembusukan akan berlangsung sangat cepat, lebih kurang 16 kali lebih cepat dibandingkan biasanya. Karena itu pemeriksaan post-mortem harus segera dilaksanakan pada kasus mati tenggelam.

    Kecepatan pembusukan juga bergantung kepada jenis airnya; pada air yang kotor tidak mengalir dan dalam, pembusukan lebih cepat.

  • Pada mayat yang tenggelam, waktu yang dibutuhkan untuk muncul dan mulai mengapung adalah 24 jam. Kecepatan pengapungan mayat tergantung dari :

    Usia. Mayat anak-anak dan orangtua lebih lambat terapung. Bentuk tubuh. Orang yang gemuk dan kuat, mayatnya cepat terapung. Mayat yang kurus lebih lambat terapung. Keadaan air. Pada air yang jernih, pengapungan mayat lebih lambat terjadi dibandingkan dnegan pada air kotor. Cuaca. Pada musin panas, pengapungan mayat 3 kali lebih cepat dibandingkan pada musim dingin.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembusukan. Temperatur. Temperatur yang paling cocok untuk proses pembusukan adalah antara 700F sampai 1000F. Pembusukan akan melambat diatas temperatur 1000F dan dibawah 700F, dan berhenti dibawah 320 F atau diatas 2120F .Udara. Udara yang mempercepat pembusukan. Kecepatan pembusukan lebih lambat didalam air dan dalam tanah dibandingkan di udara terbuka.Kelembaban. Keadaan lembab mempercepat proses pembusukan.Penyebab kematian. Bagian tubuh yang terluka biasanya lebih cepat membusuk. Beberapa jenis racun bisa memperlambat pembusukan, misalnya arsen, zinc (seng) dan golongan logam antimon. Mayat penderita yang meninggal karena penyakit kronis lebih cepat membusuk dibandingkan mayat orang sehat.

  • Adiposera Fenomena ini terjadi pada mayat yang tidak mengalami proses pembusukan yang biasa. Melainkan mengalami pembentukan adiposera. Adiposera merupakan subtansi yang mirip seperti lilin yang lunak, licin dan warnanya bervariasi mulai dari putih keruh sampai coklat tua. Adiposera mengandung asam lemak bebas, yang dibentuk melalui proses hidrolisa dan hidrogenasi setelah kematian. Adanya enzim bakteri dan air sangat penting untuk berlangsungnya proses tersebut. Dengan demikian, maka adiposera biasanya terbentuk pada mayat yang terbenam dalam air atau rawa-rawa.

    Lama pembentukan adiposera ini juga bervariasi, mulai dari 1 minggu sampai 10 minggu. Kepentingan medikolegal dari adiposere adalah dapat menunjukkan tempat kematian (kering, panas atau tempat basah).

  • Mummifikasi Mayat mengalami pengawetan akibat proses pengeringan dan penyusutan bagian-bagian tubuh. Kulit menjadi kering, keras dan menempel pada tulang kerangka. Mayat menjadi lebih tahan dari pembusukan sehingga masih jelas menunjukkan ciri-ciri seseorang.

    Fenomena ini terjadi pada daerah yang panas dan lembab, di mana mayat dikuburkan tidak begitu dalam dan angin yang panas selalu bertiup sehingga mempercepat penguapan cairan tubuh.

    Lama terjadinya mummifikasi adalah antara 4 bulan sampai beberapa tahun. Kepentingan medikolegal dari mummfikasi adalah dapat menunjukkan tempat kematian (kering, panas atau tempat basah).

  • Penentuan Lama Kematian Isi Saluran Pencernaan Makanan masuk kedalam saluran pencernaan akan mengalami proses pencernaan hingga akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh. Proses yang mempunyai pola dan waktu yang tetap ini dapat pula dipakai sebagai petunjuk.

    Isi Lambung Dalam 1 jam pertama separuh dari makanan yang masuk ke lambung sudah dicernakan dan masuk ke pilorus. Setengahnya dari sisa ini akan masuk ke pilorus pada jam ke 2. Sisa setengahnya lagi akan selesai dicerna dan keluar dari lambung pada jam ke 3, dan selesai seluruhnya kira-kira 4 jam. Makanan yang mengandung banyak karbohidrat akan lebih cepat dicerna (cepat keluar dari lambung); yang mengandung protein lebih lama dan yang paling lama yang mengandung lemak. Tetapi perlu diperhitungkan tonus dan keadaan lambung, seperti gangguan fungsi pilorus dan keadaan fisik korban sebelum mati. Syok, koma, geger otak, depresi mental menghambat gerakan pencernaan.

  • Usus Makanan yang sudah dicerna sampai di daerah ileo-caecal dalam waktu 6-8 jam, di colon tranversum dalam waktu 9-10 jam colon-pelvis 12-14 jam, dikeluarkan dalam waktu 24-28 jam. Penentuan lama kematian dari isi pencernaan ini dinilai dari suatu korban makan dan tidak ada hubungan langsung dengan waktu pemeriksaan dilakukan.

    Kandung kemih Kandung kemih biasanya dikosongkan sebelum tidur, dan dalam waktu tidur isi kandung kemih akan bertambah. Bila didapati mayat pada pagi hari dengan kandung kemih kosong, kemungkinan ia meninggal menjelang pagi hari dan bila masih penuh tentu meninggalnya lebih awal.

    Pakaian Pakaian dapat menentukan lama kematian karena orang mempunyai kebiasaan menggunakan pakaian sesuai dengan waktu Pakaian kantor/sekolah, pakaian tidur, pakaian renang, olah raga dan lain-lain, kadang-kadang dapat dipakai sebagai petunjuk. Bila korban terbunuh sedang memakai pakaian tidur tentu diperkirakan waktu kematian adalah malam atau sebelum bangun pagi.

  • Jam tangan Bila korban memakai jam tangan pada waktu mengalami cedera maka saat kematian dapat ditunjukkan secara tepat dari jarum jam berhenti. Begitu juga dengan peristiwa kebakaran.

  • Dari semula sudah dikemukakan bahwa tujuan pengetahuan tanatologi adalah untuk kepentingan medikolegal, terutama berkaitan dengan post-mortem interval. Pengetahuan ini harus selalu diterapkan dalam pemeriksaan mayat. Bila saat kematian korban tidak diketahui, maka beberapa petunjuk di bawah ini dapat dipakai. Jam pertama kematian. Tubuh masih hangat (dengan termometer panjang didapati suhu 370 C), otot-otot masih lemas selurunya (periode relaksasi primer), kornea mata bening, belum tampak atau belum jelas adanya lebam mayat.4-6 jam. Telah mulai dingin (suhu rektal 34-350 C), kaku mayat di rahang telah di telah ada, begitu juga di beberapa persendian, lebam mayat masih hilang pada penekanan. 10-12 jam. Mayat mulai dingin (suhu sekitar 29-300 C), kaku mayat lengkap di seluruh tubuh seperti papan, bila diangkat kaki, panggul dan punggung juga terangkat, lebam mayat sangat jelas dan tidak hilang pada penekanan. 16-18 jam. Mayat dingin (sama dengan suhu ruang 28-290 C), kaku mayat di beberapa persendian telah hilang, mulai tampak tanda-tanda pembusukan terutama di perut bagian kanan bawah tampak biru kehijauan, lebam mayat luas di bagian terendah dari tubuh.

  • 20-24 jam. Dingin, kaku mayat sudah menghilang (relaksasi sekunder), tanda pembusukan makin jelas, perut mulai tegang, bau pembusukan, darah pembusukan keluar dari hidung dan mulut. 30-36 jam. Mayat menggembung, maka bengkak, mata tertutup, bibir menebal, keluar gas dan air pembusukan keluar dari hidung dan mulut, tampak garis pembuluh darah di permukaan tubuh (marble appearance). 40-48 jam. Gelembung pembusukan di seluruh tubuh, skrotum bengkak, lidah bengkak dan menonjol keluar. Sebagian gelembung pecah, kulit muda terkelupas. 3 hari. Pembusukan lanjut, uterus bisa prolaps. Demikian juga anus, mata menonjol keluar, muka sangat bengkak kehitaman rambut dan kuku mudah dicabut. 4-5 hari. Perut mengempes kembali karena gas keluar dan celah jaringan yang rusak/hancur, satura kepala merenggang, otak mengalami perlunakan menjadi seperti bubur. 6-10 hari. Jaringan lunak tubuh melembek dan lama-lama menjadi hancur, rongga dada dan perut bisa terlihat karena sebagian otot sudah hancur dan seluruhnya hingga tinggal tulang belulang.

  • Gambar Proses tanatologi selengkapnya

  • *********************************************