78316124 instalasi pengolahan air limbah

6
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) PT PUSRI Pengolahan air limbah di pabrik PT Pusri Palembang kini kian disempurnakan dengan telah dioperasikannya pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok. Sebelumnya Pusri telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi, namun seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan lagi. “Sistem pengolahan air limbah yang baru pertama di Indonesia ini, diyakini dapat membantu meredam dan menurunkan beban limbah cair; seperti kandungan amoniak (NH3), Total Keydal Number (TKN), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspend Solid (TSS) serta minyak”, kata Dr. Imam Prasetyo. Lebih lanjut kata Ketua perancang penyempurnaan IPAL dan MPAL ini dipilihnya tanaman enceng gondok sebagai media untuk membantu mengatasi air limbah dikarenakan tanaman itu memiliki kekuatan terhadap lingkungan yang keras asam maupun basa, ujar dosen fakultas Teknik Kimia Universitas Gajah Mada ini. Ditempat yang sama General Manajer Produksi Ir. Sudadi Kartosomo dalam laporannya mengatakan dari hasil uji coba awal menunjukkan adanya penurunan beban limbah cair dibanding dari sebelum dioperasikannya proyek ini. Hasil ini sangat menggembirakan terlihat pada setiap parameter limbah cair seperti, kandungan Amoniak, TKN (total keydal number), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (total suspended solid), Minyak dan pH mengalami penurunan yang signifikan. Biaya proyek IPAL dan MPAL ini hanya menelan biaya sebesar Rp 10.392.503.542,- dari anggaran yang disiapkan sebanyak Rp. 16.500.000.000,- lebih jauh Sudadi merincikan Menurut Direktur Produksi PT PUSRI Ir. Indrajaya, tujuan proyek ini adalah mengembangkan metode penanggulangan limbah cair dengan melakukan penyempurnaan instalasi pengolahan air limbah yang ada di PT Pupuk Sriwidjaja. Hasil yang diharapkan adalah kualitas limbah cair yang keluar dari system IPAL ini akan memenuhi Baku Mutu Limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan SK Menteri Lingkungan Hidup No. 122 Tahun 2004 dan SK. Gubernur No. 18 tahun 2005.

Upload: achmad-assolah

Post on 14-Dec-2014

73 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 78316124 Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi Pemisah Air Limbah (MPAL) PT PUSRI

Pengolahan air limbah di pabrik PT Pusri Palembang kini kian disempurnakan dengan telah

dioperasikannya pemakaian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Minimasi

Pemisah Air Limbah (MPAL) yang memanfaatkan media tanaman Eceng Gondok.

Sebelumnya Pusri telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi,

namun seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan

lagi.

“Sistem pengolahan air limbah yang baru pertama di Indonesia ini, diyakini dapat membantu

meredam dan menurunkan beban limbah cair; seperti kandungan amoniak (NH3), Total

Keydal Number (TKN), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspend Solid (TSS) serta

minyak”, kata Dr. Imam Prasetyo. Lebih lanjut kata Ketua perancang penyempurnaan IPAL

dan MPAL ini dipilihnya tanaman enceng gondok sebagai media untuk membantu mengatasi

air limbah dikarenakan tanaman itu memiliki kekuatan terhadap lingkungan yang keras asam

maupun basa, ujar dosen fakultas Teknik Kimia Universitas Gajah Mada ini.

Ditempat yang sama General Manajer Produksi Ir. Sudadi Kartosomo dalam laporannya

mengatakan dari hasil uji coba awal menunjukkan adanya penurunan beban limbah cair

dibanding dari sebelum dioperasikannya proyek ini. Hasil ini sangat menggembirakan terlihat

pada setiap parameter limbah cair seperti, kandungan Amoniak, TKN (total keydal number),

COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (total suspended solid), Minyak dan pH mengalami

penurunan yang signifikan.

Biaya proyek IPAL dan MPAL ini hanya menelan biaya sebesar Rp 10.392.503.542,- dari

anggaran yang disiapkan sebanyak Rp. 16.500.000.000,- lebih jauh Sudadi merincikan

Menurut Direktur Produksi PT PUSRI Ir. Indrajaya, tujuan proyek ini adalah

mengembangkan metode penanggulangan limbah cair dengan melakukan penyempurnaan

instalasi pengolahan air limbah yang ada di PT Pupuk Sriwidjaja. Hasil yang diharapkan

adalah kualitas limbah cair yang keluar dari system IPAL ini akan memenuhi Baku Mutu

Limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan SK Menteri Lingkungan

Hidup No. 122 Tahun 2004 dan SK. Gubernur No. 18 tahun 2005.

Lebih lanjut Indra menjelaskan Proyek IPAL dan MPAL ini terdiri dari beberapa unit proses

antara lain:

1. Kolam Emergency

2. Kolam Ekualisasi

3. Kolam / Tangki Net ralisasi

4. Scrubber

5. Kolam Wetland

6. Kolam Mikrobiologis

7. Bak Penampung di masing-masing pabrik atau MPAL

8. Serta unit-unit pendukungnya.

Page 2: 78316124 Instalasi Pengolahan Air Limbah

“Kita juga mendukung sepenuhnya PT Pusri membangun penyempurnaan IPAL dan MPAL

ini. Karena dari upaya itu diharapkan dapat menghindari masalah pencemaran lingkungan

khususnya Sungai Musi yang menjadi ternpat pengeluaran limbah. Jika pencemaran terus

terjadi di Sungai Musi tentu yang merasakan dampak negatifnya adalah warga Kota

Palembang. Selain itu akan menimbulkan penyakit dan merusak ekosistem sungai itu sendiri”

kata Walikota palembang Eddy Santana ketika meresmikan pemakaian IPAL dan MPAL.

Demildan halnya Dirut PT Pusri berharap agar prestasi di bidang pegelolaan lingkungan

dapat meningkat, dimana pada tahun 2006 memperoleh Predikat BIRU dan tahun berikutny

naik ke prediat HIJAU yag seterusnya ke predikat EMAS, harap Dadang menjawab

pertanyaan warawan. Keberhasilan ini sangat menggembirakan sebagai perwujudan tanggung

jwab kita untuk menuju Produksi bersih ramah lingkungan. Lestari pabrikku lestari alamku.

[infopusri]

2

Teknologi Pengolahan Air Limbahby Wahyu Hidayat on 01/01/08 at 4:33 pm | 131 Comments | |

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun

industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah

tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta

merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan

pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang

mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh

bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum

yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.

Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.

Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung

zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk

terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdownbeberapa peralatan

Page 3: 78316124 Instalasi Pengolahan Air Limbah

seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku

mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di

dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe

pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan

volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan

pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar

sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

Parameter Konsentrasi (mg/L)

COD 100 – 300

BOD 50 – 150

Minyak nabati 5 – 10

Minyak mineral 10 – 50

Zat padat tersuspensi (TSS) 200 – 400

pH 6.0 – 9.0

Temperatur 38 – 40 [oC]

Ammonia bebas (NH3) 1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N) 20 – 30

Senyawa aktif biru metilen 5.0 – 10

Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1

Fenol 0.5 – 1.0

Sianida (CN) 0.05 – 0.5

Batasan Air Limbah untuk IndustriKepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena

pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak

sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari

perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah

(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan.

Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,

karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat

organik yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic

Page 4: 78316124 Instalasi Pengolahan Air Limbah

carbon(TOC), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan

lemak (O&G), dan total petrolum hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat

dilihat dari parameter total suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial

reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau

inorganik.

Teknologi Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam

air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut

dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan

tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung

pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan

pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi

pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and

coagulation, flotation,sedimentation, dan filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang

tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan

pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated

lagoon,stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and

sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation,

serta thickening gravity or flotation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah

kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum

filtration,centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

Pemilihan Teknologi

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam

air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas.

Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek

ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya,

teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah

yang akan diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi

kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan

karakteristik limbah yang akan diolah.

2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi

pengolahan yang diharapkan.

3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala sebenarnya.

Page 5: 78316124 Instalasi Pengolahan Air Limbah

Sedimentation. Sebuah primary sedimentation tankdi sebuah unit pengolahan limbah domestik.Sedimentation tank merupakan salah

satu unit pengolahan limbah yang sangat umum digunakan.

Bottomline, perlu kita semua sadari bahwa limbah tetaplah limbah. Solusi terbaik dari

pengolahan limbah pada dasarnya ialah menghilangkan limbah itu sendiri. Produksi bersih

(cleaner production) yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan

terbentuknya limbah langsung pada sumbernya di seluruh bagian-bagian proses dapat dicapai

dengan penerapan kebijaksanaan pencegahan, penguasaan teknologi bersih, serta perubahan

mendasar pada sikap dan perilaku manajemen. Treatment versus Prevention? Mana yang

menurut teman-teman lebih baik?? Saya yakin kita semua tahu jawabannya. Reduce, recyle, and

reuse.