76552464 energi biomassa
TRANSCRIPT
ENERGI BIOMASSA
TUGAS DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK
Nama : M. Ali Huda
Kelas : Reguler Sore
Nim : C.431.11.0030
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Semarang
Tahun 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak perkiraan oleh pakar bahwa tahun sekian pasokan bahan bakar
minyak akan benar-benar habis. Sementara untuk memperbarui minyak yang terkandung
di Bumi, juga bukan hal mudah dan instan. Sehingga, manusia dipaksa untuk terus
menemukan energi alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar minyak. Salah satu
energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah energi biomassa.
Sejak zaman dulu manusia telah menggunakan biomassa sebagai sumber energi.
Contohnya adalah penggunaan kayu bakar untuk menyalakan api unggun. Kayu bakar
merupakan bahan biologis yang terdapat di alam dan dapat dimanfaatkan langsung
sebagai sumber energi tanpa perlu diolah terlebih dahulu. Namun sejak ditemukannya
bahan bakar fosil, penggunaan biomassa mulai terlupakan. Minyak bumi, gas bumi, dan
batubara lebih dipilih sebagai sumber energi dalam kehidupan di masyarakat.
B. Permasalahan
Para ilmuwan memperkirakan dalam hitungan tahun persediaan minyak dunia
akan terkuras habis. Karena itu penggunaan sumber energi alternatif kini digiatkan,
termasuk di antaranya penggunaan biomassa. Di sisi lain juga timbul pertanyaan berapa
kuantitas residu yang dapat digunakan dari suatu sumber biomassa, dimana dan
bagaimana harus dikembangkan, apa dan bagaimana kebutuhan infrastruktur harus
dipenuhi, kesemuanya memerlukan pertimbangan yang seksama.
BAB II
ISI
A. Sumber-sumber Energi Biomassa
Dalam sektor energi, biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau
baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi
industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk
digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang
digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas.
Sumber lain menyebutkan biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan
melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa
antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan,
limbah perkotaan, tinja dan kotoran ternak. Sumber energi biomassa mempunyai
beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui
(renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan
(suistainable).
Gambar 1 Limbah Biomassa
B. Konversi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana yaitu
biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Dan panas hasil pembakaran akan
dikonversi menjadi energi listrik melali turbin dan generator. Panas hasil pembakaran
biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin
sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin
dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet-magnet dalam generator.
Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi.
Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya
biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih
dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan. Konversi termokimiawi
merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi
kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi merupakan
teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan
bakar.
Beberapa penerapan teknologi konversi biomassa yaitu :
a. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi
lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja
yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji,
serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu
sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis
mesin pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.
b. Pirolisis
Pirolisis adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang
lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa
primer dan pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan
pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa
primer. Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga
keberadaan O2dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi
pembakaran Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu proses untuk
memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian menyebut pada proses pirolisis
merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih dari 500 oC. Proses pirolisis
menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar
dan beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana
(CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil
c. Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan
proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan
dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran
dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada
batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan
dalam pemanfaatan.
d. Transesterifikasi
Transesterifikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada
senyawa ester dengan alkohol
e. Densifikasi
Praktek yang mudah untuk meningkatkan manfaat biomassa adalah membentuk
menjadi briket atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan
biomassa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan densitas dan memudahkan
penyimpanan dan pengangkutan. Secara umum densifikasi (pembentukan briket atau
pellet) mempunyai beberapa keuntungan (bhattacharya dkk, 1996) yaitu : menaikan nilai
kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas
yang seragam.
f. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik
menjadi arang . pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti
CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar
seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini
mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalor pada proses karbonisasi.
g. Anaerobic digestion
Proses anaerobic digestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme
tanpa kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa
metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti
H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic
digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan
biomassa dalam campuran air. pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 –
30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang dari 15 % (Sing
dan Misra, 2005).
h. Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses
konversibahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar.
Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan
generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka
program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu
mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan
kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi
bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit
pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
i. Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses
biokimia.Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis,
fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan
organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan
proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar .
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil
fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi
sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.
BAB III
PENUTUP
Energi berbasis biomassa berpotensi besar dalam mendukung pasokan energi
yang berkelanjutan di masa mendatang. Meskipun demikian, pengembangannya harus
dirancang sedemikian rupa sehingga berefek positif terhadap pembangunan sosial
ekonomi masyarakat dan di pihak lain juga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Semua teknologi konversi biomassa menjadi energi bisa diterapkan di Indonesia, dengan
pengembangan disesuaikan dengan besaran supply biomassa, teknologi yang telah
dikuasai, ketersediaan anggaran dan jenis produk yang dibutuhkan pasar di masing-
masing daerah. Pengembangan energi berbasis biomassa sebagai energi yang dapat
diperbaharui pada akhirnya akan mampu mensubstitusi bahan bakar fosil dengan
kuantitas besar, yang pada gilirannya akan mereduksi jumlah CO2 yang diemisikan ke
atmosfir. Dalam konteks global, untuk mereduksi gas rumah kaca dalam jangka panjang,
pasokan biomassa yang stabil dan berkelanjutan merupakan tuntutan mutlak bagi
pengembangan energi biomassa. Dengan demikian struktur insentif dalam pengelolaan
hutan yang berkelanjutan perlu diciptakan secara kompetitif.