7. spesifikasi teknis

Upload: ponirin-cassino

Post on 13-Oct-2015

129 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

    DINAS SUMBER DAYA AIR dan PERMUKIMAN JL. KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN, PALMA, SERANG

    SPESIFIKASI TEKNIS

    KEGIATAN

    Pembangunan Gedung Kantor di KP3B

    PEKERJAAN

    Plaza Aspirasi Thp. II

    LOKASI

    Kawasan Pemerintahan KP3B

    Kec Curug, Kota serang

    TAHUN ANGGARAN

    2014

  • Sehubungan dengan Pekerjaan PLAZA ASPIRASI ( Tahap II ), maka dengan ini disampaikan Spesifikasi Teknis yang secara garis besar berisikan tentang syarat-syarat administrasi dan teknis kerja yang dijabarkan sesuai dengan skema pemikiran dan

    kerangka kerja kegiatan.

    KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

    Serang, 2014

    KEPALA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN

    PROVINSI BANTEN Selaku Pengguna Anggaran

    r. IING SUWARGII NIP. 19570501 198301 1 001

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ______________________________________________________ i

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR _______________________ 1

    PASAL 1. PEKERJAAN PASANGAN __________________________________________ 1

    1.1. PEKERJAAN BATU BATA _____________________________________ 1 1.1.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 1 1.1.2. Pengendalian Pekerjaan _________________________________ 1 1.1.3. Bahan-bahan __________________________________________ 1 1.1.4. Pekerjaan dan Penyimpanan ______________________________ 2 1.1.5. Pelaksanaan __________________________________________ 2 1.1.6. Perlindungan _________________________________________ 2

    1.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH _________________________ 2 1.2.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 2 1.2.2. Pengendalian Pekerjaan _________________________________ 2 1.2.3. Bahan-bahan __________________________________________ 2

    PASAL 2. PEKERJAAN LOGAM ______________________________________________ 3

    2.1. LOGAM ARSITEKTUR ________________________________________ 3 2.1.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 3 2.1.2. Standar Pekerjaan ______________________________________ 4 2.1.3. Penyimpanan _________________________________________ 4 2.1.4. Perancangan __________________________________________ 4 2.1.5. Pelaksanaan __________________________________________ 4

    2.2. MACAM-MACAM LOGAM ____________________________________ 5 2.2.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 5 2.2.2. Pengendalian pekerjaan _________________________________ 5 2.2.3. Pelaksanaan __________________________________________ 5

    2.3. LOGAM TAHAN KARAT(STAINLESS STEEL) _____________________ 5 2.3.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 5 2.3.2. Pengendalian Pekerjaan _________________________________ 5 2.3.3. Bahan-bahan __________________________________________ 5 2.3.4. Contoh ______________________________________________ 6 2.3.5. Pelaksanaan __________________________________________ 6

    PASAL 3. PEKERJAAN KAYU _______________________________________________ 6

    3.1. PEKERJAAN KAYU KASAR____________________________________ 6 3.1.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 6 3.1.2. Pengendaliaan Pekerjaan ________________________________ 6 3.1.3. Bahan-bahan __________________________________________ 6 3.1.4. Pengikat-pengikat ______________________________________ 6 3.1.5. Perlindungan _________________________________________ 7 3.1.6. Penyimpanan _________________________________________ 7 3.1.7. Gambar Rancangan Pembuatan ___________________________ 7

    3.2. PEKERJAAN KAYU HALUS ___________________________________ 7 3.2.1. Lingkup Pekerjaan _____________________________________ 7 3.2.2. Pengendalian Pekerjaan _________________________________ 7 3.2.3. Bahan-bahan __________________________________________ 7 3.2.4. Perlindungan _________________________________________ 8 3.2.5. Penyimpanan _________________________________________ 8 3.2.6. Pekerjaan dan Peralatan _________________________________ 8 3.2.7. Kebersihan Kerja _______________________________________ 8 3.2.8. Finishing _____________________________________________ 8

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | ii

    PASAL 4. PEKERJAAN ATAP ________________________________________________ 9

    4.1. GENTENG METAL ___________________________________________ 9 4.1.1. Lingkup pekerjaan _____________________________________ 9 4.1.2. Pengendalian pekerjaan _________________________________ 9 4.1.3. Bahan-bahan __________________________________________ 9 4.1.4. Contoh ______________________________________________ 9 4.1.5. Pelaksanaan __________________________________________ 9

    4.2. PEKERJAAN TaLANG DAN FLASHING _________________________ 10 4.2.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 10 4.2.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 10 4.2.3. Bahan-bahan _________________________________________ 10 4.2.4. Contoh Bahan ________________________________________ 10 4.2.5. Pelaksanaan _________________________________________ 11 4.2.6. Pengujian ___________________________________________ 11

    4.3. PEMASANGAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING) ________ 11 4.3.1. Umum ______________________________________________ 11 4.3.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 11 4.3.3. Bahan-bahan _________________________________________ 11 4.3.4. Contoh Bahan ________________________________________ 12 4.3.5. Pemasangan _________________________________________ 12 4.3.6. Pengujian ___________________________________________ 12 4.3.7. Jaminan _____________________________________________ 12

    4.4. CAULKING DAN SEALANT __________________________________ 12 4.4.1. Lingkup Pekerja ______________________________________ 12 4.4.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 13 4.4.3. Bahan-bahan _________________________________________ 13 4.4.4. Contoh bahan ________________________________________ 13 4.4.5. Pelaksanaan _________________________________________ 13

    PASAL 5. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PARTISI DAN KACA ___________ 14

    5.1. KUSEN PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM _____________________ 14 5.1.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 14 5.1.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 14 5.1.3. Bahan-bahan _________________________________________ 14 5.1.4. Gambar Rancangan Pembuatan __________________________ 15 5.1.5. Pelaksanaan _________________________________________ 15 5.1.6. Pengujian ___________________________________________ 16

    5.2. PINTU DAN JENDELA _______________________________________ 16 5.2.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 16 5.2.2. Bahan-bahan _________________________________________ 17 5.2.3. Pelaksanaan _________________________________________ 17 5.2.4. Pemasangan _________________________________________ 17

    5.3. PEKERJAAN PARTISI ________________________________________ 17 5.3.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 17 5.3.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 17 5.3.3. Bahan-bahan _________________________________________ 17 5.3.4. Contoh Bahan ________________________________________ 18 5.3.5. Gambar Rencana Pembuatan ____________________________ 18 5.3.6. Pelaksanaan _________________________________________ 18

    5.4. PEKERJAAN KACA _________________________________________ 18 5.4.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 18 5.4.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 18 5.4.3. Bahan-bahan _________________________________________ 18 5.4.4. Pelaksanaan _________________________________________ 19

    5.5. ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA __________________ 19 5.5.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 19 5.5.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 19

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | iii

    5.5.3. Bahan-bahan _________________________________________ 19 5.5.4. Contoh Bahan ________________________________________ 19 5.5.5. Pemasangan _________________________________________ 20

    PASAL 6. PEKERJAAN FINISHING __________________________________________ 20

    6.1. PLESTER DAN ACIAN _______________________________________ 20 6.1.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 20 6.1.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 20 6.1.3. Bahan-bahan _________________________________________ 20 6.1.4. Perancangan _________________________________________ 21 6.1.5. Pelaksanaan _________________________________________ 21

    6.2. PEMASANGAN UBIN KERAMIK DAN GRANITO TILE ____________ 22 6.2.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 22 6.2.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 22 6.2.3. Bahan-bahan _________________________________________ 22 6.2.4. Pemasangan _________________________________________ 23 6.2.5. Kebersihan Kerja ______________________________________ 23

    6.3. PEMASANGAN GRANIT _____________________________________ 23 6.3.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 23 6.3.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 23 6.3.3. Bahan-bahan _________________________________________ 24 6.3.4. Gambar Kerja ________________________________________ 25 6.3.5. Pelaksanaan _________________________________________ 25

    6.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ________________________________ 26 6.4.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 26 6.4.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 26 6.4.3. Bahan-bahan _________________________________________ 26 6.4.4. Penyimpanan ________________________________________ 26 6.4.5. Pelaksanaan _________________________________________ 26

    6.5. PEKERJAAN CAT ___________________________________________ 27 6.5.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 27 6.5.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 27 6.5.3. Bahan-bahan _________________________________________ 27 6.5.4. Persetujuan Ahli ______________________________________ 27 6.5.5. Pelaksanaan _________________________________________ 27

    6.6. PEKERJAAN CLADING ALUMUNIUM COMPOSIT _______________ 28 6.6.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 28 6.6.2. Pengendalian Pekerjaan ________________________________ 28 6.6.3. Bahan-bahan _________________________________________ 28 6.6.4. Gambar Rancangan Pembuatan __________________________ 28 6.6.5. Pelaksanaan _________________________________________ 28 6.6.6. Perlindungan ________________________________________ 29 6.6.7. Masa Pemeliharan _____________________________________ 29

    PASAL 7. PEKERJAAN KHUSUS ____________________________________________ 29

    7.1. PERLENGKAPAN TOILET ____________________________________ 29 7.1.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 29 7.1.2. Contoh Bahan ________________________________________ 29 7.1.3. Pemasangan _________________________________________ 29 7.1.4. Penyimpanan ________________________________________ 30 7.1.5. Pelaksanaan _________________________________________ 30 7.1.6. Perlindungan ________________________________________ 30

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL _____________________________ 31

    PASAL 8. U M U M _______________________________________________________ 31

    8.1. STANDAR YANG BERLAKU __________________________________ 31 8.2. MEREK-MEREK DAGANG ___________________________________ 31

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | iv

    8.3. DATA UMUM LAPANGAN KERJA_____________________________ 32 8.3.1. Titik-titik Ukur _______________________________________ 32 8.3.2. Data Fisik ___________________________________________ 32

    8.4. PEMBERITAHUAAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN_____________ 32 8.5. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN___________________________ 32 8.6. PERSIAPAN PEKERJAAN ____________________________________ 33 8.7. PENUNDAAN LINGKUP PEKERJAAN__________________________ 33 8.8. PENYESUAIAN DOKUMEN __________________________________ 33

    PASAL 9. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEMBERSIHAN ______________________ 33

    9.1. PENGUKURAN ____________________________________________ 34 9.2. PEMBERSIHAN AWAL ______________________________________ 34 9.3. PEMBUANGAN LAPISAN TANAH ATAS _______________________ 34 9.4. PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN ______________________ 34

    PASAL 10. PEKERJAAN DEWATERING ______________________________________ 35

    PASAL 11. PEKERJAAN GALIAN,TIMBUNAN DAN STABILISASI TANAH ________ 36

    11.1. LINGKUP PEKERJAAN. ______________________________________ 36 11.2. PENGGALIAN _____________________________________________ 36 11.3. PENIMBUNAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI __________________ 37 11.4. PERLINDUNGAN TERHADAP AIR ____________________________ 39 11.5. PERSYARATAN. ____________________________________________ 39

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR ________________________ 40

    PASAL 12. PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON________________________________ 40

    12.1. BETON COR DITEMPAT _____________________________________ 40 12.1.1. Lingkup Pekerjaan ____________________________________ 40 12.1.2. Pengendalian Pekerjaan. ________________________________ 40 12.1.3. Material. ____________________________________________ 41 12.1.4. Syarat-syarat pelaksanaan. ______________________________ 43

    12.2. BETON READY MIX _________________________________________ 45 12.2.1. Uraian Umum ________________________________________ 45

    PASAL 13. PEKERJAAN BAJA ______________________________________________ 45

    13.1. LINGKUP PEKERJAAN. ______________________________________ 45 13.2. SYARAT-SYARAT TEKNIS: ___________________________________ 46 13.3. PERSYARATAN BAHAN. ____________________________________ 46

    13.3.1. Penjelasan Umum . ____________________________________ 46 13.3.2. Bahan-bahan. ________________________________________ 47

    13.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN. _____________________________ 47 13.4.1. Pengelasan. __________________________________________ 47 13.4.2. Sambungan. _________________________________________ 48 13.4.3. Pemasangan. _________________________________________ 48 13.4.4. Gambar Pelaksanaan. __________________________________ 49 13.4.5. Pengecatan. __________________________________________ 49

    13.5. PERSYARATAN PENGUJIAN. _________________________________ 49 13.6. PERALATAN. ______________________________________________ 49

    PASAL 14. TIANG PANCANG ______________________________________________ 50

    14.1. UMUM ___________________________________________________ 50 14.1.1. Uraian ______________________________________________ 50 14.1.2. Tiang Uji (Test Pile) ____________________________________ 50 14.1.3. Pengujian Pembebanan (Loading Test) _____________________ 50 14.1.4. Jaminan Mutu ________________________________________ 52 14.1.5. Toleransi ____________________________________________ 52 14.1.6. Pengajuan Kesiapan Kerja _______________________________ 52 14.1.7. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan ____________________ 53

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | v

    14.1.8. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan __________________________________ 53

    14.2. TIANG PANCANG BETON PRACETAK _________________________ 53 14.2.1. Umum ______________________________________________ 53 14.2.2. Penyambungan _______________________________________ 54 14.2.3. Perpanjangan Tiang Pancang ____________________________ 54 14.2.4. Sepatu Tiang Pancang __________________________________ 54 14.2.5. Pembuatan dan Perawatan ______________________________ 55 14.2.6. Pengupasan Kepala Tiang Pancang _______________________ 55

    14.3. PEMANCANGAN TIANG ____________________________________ 56 14.3.1. Umum ______________________________________________ 56 14.3.2. Penghantar Tiang Pancang (Leads) ________________________ 57 14.3.3. Bantalan Topi Tiang Pancang Panjang (Followers) ____________ 58 14.3.4. Tiang Pancang Yang Naik _______________________________ 58 14.3.5. Pemancangan Dengan Pancar Air (Water Jet) ________________ 58 14.3.6. Tiang Pancang Yang Cacat ______________________________ 58 14.3.7. Catatan Pemancangan (Calendering) ______________________ 59 14.3.8. Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang _____ 59

    PASAL 15. PEKERJAAN PONDASI BORED PILE _______________________________ 59

    15.1. KUALITAS DAN PELAKSANAAN _____________________________ 59 15.2. POSISI DARI BORED PILE ____________________________________ 60 15.3. LAPORAN PELAKSANAAN TIANG PONDASI ___________________ 60

    PASAL 16. PEKERJAAN BEKISTING _________________________________________ 61

    16.1. URAIAN UMUM ___________________________________________ 61 16.2. PENGENDALIAN PEKERJAAN________________________________ 61 16.3. BAHAN-BAHAN ___________________________________________ 61 16.4. PEMASANGAN ____________________________________________ 62 16.5. PEMBONGKARAN BEKISTING ________________________________ 62 16.6. PEKERJAAN PERANCAH. ____________________________________ 62 16.7. PEMBONGKARAN PERANCAH : ______________________________ 63

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL ______________________ 63

    PASAL 17. UMUM ________________________________________________________ 63

    17.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 63 17.2. GAMBAR-GAMBAR RENCANA _______________________________ 63 17.3. GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS) __________________ 64 17.4. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) 64 17.5. STANDAR DAN PERATURAN ________________________________ 64 17.6. TENAGA KERJA ____________________________________________ 64 17.7. BAHAN DAN PERALATAN __________________________________ 64 17.8. PENGUJIAN. _______________________________________________ 65

    17.8.1. Pengujian pertama. ____________________________________ 65 17.8.2. Pengujian akhir. ______________________________________ 65 17.8.3. Catatan Pengujian. ____________________________________ 65 17.8.4. Biaya Pengujian. ______________________________________ 65 17.8.5. Ijin. ________________________________________________ 66

    17.9. PENDIDIKAN DAN LATIHAN. ________________________________ 66 17.10. DOKUMEN YANG HARUS DISERAHKAN. ______________________ 66

    PASAL 18. PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK _________________________ 66

    18.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 66 18.1.1. Panel-Panel Daya Tegangan Rendah. ______________________ 66 18.1.2. Kabel-kabel Daya Tegangan Rendah. ______________________ 67 18.1.3. Instalasi Daya dan Instalasi Penerangan. ___________________ 67 18.1.4. Sistem Pengebumian Pengaman. _________________________ 67

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | vi

    18.1.5. Peralatan Penunjang Instalasi. ___________________________ 67 18.1.6. Panel-panel Kontrol. ___________________________________ 67 18.1.7. Penyambungan sumber catu daya listrik PLN sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku. ________________________________ 67 18.2. KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK. ____________ 67

    18.2.1. Pada keadaan normal. __________________________________ 67 18.2.2. Pada keadaan darurat. _________________________________ 68

    18.3. PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH _______ 68 18.3.1. Konstruksi Box Panel. __________________________________ 68 18.3.2. Busbar dan Terminal Penyambungan. _____________________ 69 18.3.3. Circuit Breaker : ______________________________________ 69 18.3.4. Alat Ukur / indikator.__________________________________ 69 18.3.5. Pemasangan Panel. ____________________________________ 70 18.3.6. Gambar Skema Rangkaian Listrik. ________________________ 70

    18.4. PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH _______ 71 18.4.1. Ketentuan Umum._____________________________________ 71 18.4.2. Persyaratan Pemasangan. _______________________________ 71 18.4.3. Pemasangan kabel di dalam bangunan. ____________________ 72

    18.5. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN INSTALASI________________ 72 18.5.1. Outlet Daya. _________________________________________ 72 18.5.2. Rigid Conduit. _______________________________________ 73 18.5.3. Flexible Conduit. ______________________________________ 74 18.5.4. Rak Kabel. ___________________________________________ 74

    18.6. SISTEM PEMBUMIAN UNTUK PENGAMAN. ____________________ 74 18.6.1. Ketentuan Umum._____________________________________ 74 18.6.2. Konstruksi. __________________________________________ 74 18.6.3. Pemasangan. _________________________________________ 75 18.6.4. Sistem. ______________________________________________ 75

    PASAL 19. SISTEM PENERANGAN __________________________________________ 76

    19.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 76 19.2. LAMPU DAN ARMATUR PENERANGAN DALAM________________ 76 19.3. SAKLAR __________________________________________________ 76 19.4. KABEL INSTALASI PENERANGAN ____________________________ 77 19.5. PERALATAN PENUNJANG INSTALASI PENERANGAN ___________ 77

    19.5.1. Kotak / Doos Inbow Untuk Saklar.________________________ 77 19.5.2. Rigid Conduit, Flexible Conduit, dan Rak Kabel. _____________ 77

    PASAL 20. SISTEM EMERGENCY DIESEL GENSET ____________________________ 78

    20.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 78 20.2. OPERASI SISTEM EMERGENCY _______________________________ 78 20.3. UNIT DIESEL GENERATING SET ______________________________ 78 20.4. RATING DAN KLASIFIKASI __________________________________ 79 20.5. DIESEL ENGINE ____________________________________________ 79

    20.5.1. Konstruksi. __________________________________________ 80 20.5.2. Sistem Pendingin. _____________________________________ 80 20.5.3. Sistem Start. _________________________________________ 80 20.5.4. Sistem Pernapasan (Intake/Respration). ____________________ 81 20.5.5. Sistem Pembuangan (Exhaust Gas). _______________________ 81 20.5.6. Sistem Pelumasan (Lubrication). __________________________ 81 20.5.7. Sistem Pengaturan Putaran (Speed Control) _________________ 82 20.5.8. Sistem Bahan Bakar. ___________________________________ 82 20.5.9. Sistem Pengisi Batere Otomatis (Battery Charger). ____________ 82 20.5.10. Kontrol dan Instrumentasi. ______________________________ 82

    20.6. ALTERNATOR. _____________________________________________ 82 20.6.1. Konstruksi. __________________________________________ 83 20.6.2. Penguatan Medan. ____________________________________ 83 20.6.3. Data Teknis. _________________________________________ 83

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | vii

    20.7. PANEL KONTROL GENERATOR ______________________________ 83 20.7.1. Konstruksi. __________________________________________ 83 20.7.2. Fungsi. _____________________________________________ 84 20.7.3. Peralatan Ukur. _______________________________________ 84 20.7.4. Peralatan Alarm. ______________________________________ 84 20.7.5. Pentanahan. _________________________________________ 85

    20.8. PERALATAN BAHAN BAKAR. ________________________________ 85 20.8.1. Tanki Harian (daily tank) _______________________________ 85 20.8.2. Pompa bahan bakar ___________________________________ 86

    20.9. START-UP, TESTING DAN COMMISSIONING. ___________________ 86

    PASAL 21. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR _________________________________ 86

    21.1. LINGKUP PEKERJAAN. ______________________________________ 86 21.2. Standar dan Peraturan. _______________________________________ 87 21.3. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA _______ 87

    21.3.1. Kepala Penangkal (air terminal). __________________________ 87 21.3.2. Penghantar Pentanahan (Down Conductor). ________________ 87 21.3.3. Sistim Pentanahan. ____________________________________ 87

    21.4. PEMASANGAN ____________________________________________ 88 21.5. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN _____________________________ 88

    PASAL 22. PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA (SOUND SYSTEM) _______________ 88

    22.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 88 22.1.1. Umum. _____________________________________________ 88 22.1.2. Sentral Tata Suara. ____________________________________ 89 22.1.3. Instalasi. ____________________________________________ 89 22.1.4. Speaker. ____________________________________________ 89

    22.2. TUJUAN PENGGUNAAN ____________________________________ 89 22.3. KEMAMPUAN OPERASI _____________________________________ 90 22.4. PERALATAN SENTRAL SISTEM TATA SUARA ___________________ 90

    22.4.1. Power Amplifier.______________________________________ 90 22.4.2. Mixer Pre Amplifier. ___________________________________ 91 22.4.3. Cassette Deck. ________________________________________ 91 22.4.4. Chime Generator. _____________________________________ 91 22.4.5. Dynamic Microphone. _________________________________ 91 22.4.6. Rack sistem tata suara. _________________________________ 92 22.4.7. Speaker Selector. ______________________________________ 92

    22.5. TERMINAL BOX SISTEM INSTALASI ___________________________ 92 22.6. KABEL INSTALASI __________________________________________ 92

    PASAL 23. PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI TELEPHON ____________________ 94

    23.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 94 23.2. P A B X ___________________________________________________ 94

    23.2.1. Battery______________________________________________ 94 23.2.2. Handset. ____________________________________________ 95

    23.3. OUTLET TELEPHON ________________________________________ 95 23.4. KABEL INSTALASI TELEPHON _______________________________ 96 23.5. TERMINAL BOX TELEPON.___________________________________ 96 23.6. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN _____________________________ 96

    PASAL 24. SISTEM PENGINDRA KEBAKARAN _______________________________ 96

    24.1. LINGKUP PEKERJAAN ______________________________________ 97 24.2. PANEL KONTROL (MASTER CONTROL FIRE ALARM, MCFA) ______ 97 24.3. PERALATAN PENGINDERA KEBAKARAN ______________________ 98

    24.3.1. Manual pull station (PS) ________________________________ 98 24.3.2. Detector asap (smoke sensor) ____________________________ 98 24.3.3. Sensor temperatur (thermal sensor). _______________________ 98 24.3.4. Bell Alarm ___________________________________________ 98

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | viii

    24.3.5. Lemari Panel _________________________________________ 99 24.3.6. Kabel Daya dan Kabel Kontrol ___________________________ 99 24.3.7. Sumber Daya Listrik ___________________________________ 99

    24.4. PENGUJIAN _______________________________________________ 99

    PASAL 25. REFERENSI MERK _____________________________________________ 100

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ______________________101

    PASAL 26. PEKERJAAN PLUMBING ________________________________________ 101

    26.1. Penjelasan Umum __________________________________________ 101 26.2. Lingkup Pekerjaan __________________________________________ 101 26.3. KRITERIA PERANCANGAN _________________________________ 101 26.4. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH ___________________________ 102 26.5. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR __________________________ 102 26.6. BAHAN __________________________________________________ 102

    PASAL 27. SISTEM SUMUR BOR DALAM ___________________________________ 103

    27.1. UMUM __________________________________________________ 103 27.2. RUANG LINGKUP _________________________________________ 103 27.3. KWANTITAS DAN KUALITAS _______________________________ 103 27.4. Gambar Kerja (Shop Drawings) ________________________________ 103 27.5. BAHAN-BAHAN __________________________________________ 104

    27.5.1. Larutan Pengeboran (Driling Fluids) _____________________ 104 27.5.2. Pipa Casing _________________________________________ 104 27.5.3. Pipa Saringan (Well Screen) ____________________________ 105 27.5.4. Batu kerikil Penutup Saringan (Gravel Pack) _______________ 105 27.5.5. Penyekatan antara Pipa naik dan Pipa Casing ______________ 105 27.5.6. Pompa _____________________________________________ 105

    27.6. PELAKSANAAN PEMBUATAN SUMUR _______________________ 105 27.6.1. Umum _____________________________________________ 105 27.6.2. Catatan Pemboran____________________________________ 106 27.6.3. Subsurface Geophysical Methode Test ____________________ 106 27.6.4. Pemasangan Pipa Casing, Pipa Naik Dan Pipa Saringan ______ 106 27.6.5. Peletakan Kerikil (Gravel Packing) _______________________ 106

    27.7. PROSEDUR DAN PERALATAN PENGETESAN __________________ 107 27.8. PENGETESAN SUMUR _____________________________________ 107

    27.8.1. Step Draw Down Test _________________________________ 108 27.8.2. Time Drawdown Test _________________________________ 108 27.8.3. Time Recovery Test ___________________________________ 108

    27.9. Keterangan Gambar_________________________________________ 109

    PASAL 28. SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN ______________ 111

    28.1. LINGKUP PEKERJAAN _____________________________________ 111 28.2. Standar dan Kode __________________________________________ 111 28.3. Portable Fire Extinguisher ____________________________________ 111 28.4. Automatic Fire Sprinkler System _______________________________ 112 28.5. Standpipe dan Hose System __________________________________ 112 28.6. Hydrant Halaman (External Hydrant)___________________________ 112 28.7. BAHAN DAN PERALATAN _________________________________ 113 28.8. SISTEM PENGINDERAAN KEBAKARAN _______________________ 114

    PASAL 29. SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI __________________________ 114

    29.1. Penjelasan Umum __________________________________________ 114 29.2. Lingkup pekerjaan __________________________________________ 115 29.3. Standar dan Kode __________________________________________ 115 29.4. Bahan ____________________________________________________ 115

    PASAL 30. SISTEM TRASPORTASI DALAM BANGUNAN _____________________ 115

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | ix

    30.1. Lingkup pekerjaan __________________________________________ 115 30.2. Standar, kode dan acuan _____________________________________ 116 30.3. Bahan ____________________________________________________ 116

    PASAL 31. REFERENSI MERK _____________________________________________ 116

    PASAL 32. CACAT-CACAT PEKERJAAN. ____________________________________ 119

    PASAL 33. PEKERJAAN TAMBAH KURANG _________________________________ 119

    PASAL 34. PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN __________________ 120

    34.1. GAMBAR-GAMBAR RENCANA ______________________________ 120 34.2. GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS) _________________ 120 34.3. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

    _________________________________________________________ 120 34.4. STANDAR DAN PERATURAN _______________________________ 120

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 1

    SPESIFIKASI TEKNIS

    PEKERJAAN ARSITEKTUR

    PASAL 1.

    PEKERJAAN PASANGAN

    1.1. PEKERJAAN BATU BATA 1.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan disini.

    1.1.2. Pengendalian Pekerjaan

    Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :

    PUBI NI-3-1982 NI-19-1973 SII-0021-1978 NII-88-1972 NI-10-1978.

    1.1.3. Bahan-bahan

    Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam NI-10-1973. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.

    Adukan /spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 5 pasir. Spesi khusus berupa trasram dengan campuran 1 semen : 2 pasir digunakan mulai permukaan beton sloof setinggi 20 cm diatas permukaan lantai, sedangkan untuk dinding-dinding kamar mandi/WC setinggi 160 cm.

    Beton untuk sloof, kolom praktis dan ring balok, dengan kualitas beton yang disyaratkan.

    Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.

    Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah beada di lapangan akan dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan Pengujian.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 2

    Bahan yang tidak sesuai dengan Bab 1.1.2. di atas, akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.

    1.1.4. Pekerjaan dan Penyimpanan

    Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghidarkan dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.

    1.1.5. Pelaksanaan

    Pemasangan batu bata harus dipasang tegak, dan lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.

    Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis. Beton untuk sloof, kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2 dengan pembesian sesuai dengan persyaratan penulangan kolom praktis.

    1.1.6. Perlindungan

    Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutupi (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    1.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH

    1.2.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali/batu pecah sesuai dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.

    1.2.2. Pengendalian Pekerjaan

    Pekerjaan ini harus sesuai dengan NI-3-1970.

    1.2.3. Bahan-bahan

    1. Batu

    Bahan untuk pasangan batu kali/batu pecah kecuali dipersyaratkan lain harus sesuai dengan NI-3-1970, dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak dengan ukuran maksimal 25 x 25 x 25 cm.

    2. Pasir

    Alas galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dengan alat timbris tangan terbuat dari logam, atau stamper.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 3

    3. Adukan

    Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 5 pasir.

    4. Pemasangan

    Batu Kosong

    Batu tanpa adukan (aanstamping setinggi 10 cm) harus dipasang tegak lurus dan rapat dan diisi pasir pada rongga-rongga batu.

    Pasangan Batu

    Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar-gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.

    Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempat-tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan integral, dan dibeberapa sisi luar dan dalam.

    Batu yang akan dipasang, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar rancangan atau petunjuk Konsultan Pengnawas. Bila terdapat angker baja maka harus dibungkus campuran beton dengan adukan 10 cm mengelilinginya.

    Pemadatan tanah di bawah pasangan batu kali harus sedikitnya mencapai 80 % compacted terhadap standar proctor.

    PASAL 2.

    PEKERJAAN LOGAM

    2.1. LOGAM ARSITEKTUR

    2.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi semua pekerjaan logam tidak berbesi (non ferros metal) dan baja tak berkarat (stainless steel dan kuningan) dengan segala kelengkapan pemasangannya, seperti yang tertera pada gambar, ataupun yang tidak dipersyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.

    Termasuk di sisni adalah :

    1. Alat perlengkapan pintu dan jendela.

    2. Floor drain.

    3. Panel listrik.

    4. Perlengkapan penerangan

    5. Rangka partisi.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 4

    6. Grill-grill untuk menutup saluran.

    7. Dan hal-hal lain, seperti tertera pada gambar.

    2.1.2. Standar Pekerjaan

    Pekerjaan fabrikasi metal harus dikerjakan oleh kontraktor yang mempunyai spesialisasi dalam pekerjaan metal tsb dan paling sedikit mempunyai pengalaman 5 tahun dengan menunjukkan pekerjaan yang memuaskan.

    Semua bahan yang digunakan harus memenuhi standar mutu bahan yang ditetapkan dalam British dan Amerika Standard, dan mendapat persetujuan dari Pengawas.

    2.1.3. Penyimpanan

    Material harus disimpan baik, sehingga meminimalkan kemungkinan yang terjadinya korosit/karat.

    Material harus diperlakukan sedemikian sehingga tidak menimbulkan cacat atau gelembung yang merusak penampilan yang diinginkan.

    Jika terdapat ketidak sempurnaan bahan, harus dilaporkan pada Pengawas, dan prosudur perbaikannya harus dikonsultasikan pada Pengawas, untuk mendapat persetujuan.

    2.1.4. Perancangan

    Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar perancangan atau bila belum ditentukan harus lebih dahulu dibuat gambar shop drawing mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dalam bentuk dan warnanya, untuk selanjutnya dipakai sebagai standard dalam pekerjaan.

    2.1.5. Pelaksanaan

    Semua bentukan yang dilas yang akan tampak, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.

    Semua pengikat yang lain seperti clip keling dan lain-lain yang tampak harus sama finishing dan warnanya dengan bahan yang diikatnya. Di samping itu, pengikat yang bertemu dengan pekerjaan plesteran, harus ditekuk membentuk plester key.

    Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor.

    Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar harus dibentuk sedemikian sehingga tidak menampung air.

    Perlengkapan dan alat penyambung/pengikat harus dari bahan dan finish yang sama dengan bahan induknya.

    Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan rimg balok untuk alat dari alminium harus dari baja tak berkarat (satinless steel), khusus untuk pemasangan kusen pintu/jendela.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 5

    Penyambungan paku keling untuk bahan-bahan aluminium harus dari bahan aluminium.

    2.2. MACAM-MACAM LOGAM

    2.2.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat seperti dilihat dalam gambar. Yang termasuk macam-macam logam disini adalah grill untuk menutup saluran, railing tangga, angkur, rangka Clading Alumunium Composit , flashing dan lainya seperti tertera pada gambar.

    2.2.2. Pengendalian pekerjaan

    Sesuai dengan:

    NI-3-1970 SII-0193-1978

    2.2.3. Pelaksanaan

    Semua bahan yang akan tampak bila memakai las, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Pengecatan dilaksanakan oleh tukang yang Ahli dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    2.3. LOGAM TAHAN KARAT(STAINLESS STEEL)

    2.3.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat yang terlihat dalam gambar.

    2.3.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan salah satu standar yang disebut dalam:

    BS JIS ASTM Dan standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.

    2.3.3. Bahan-bahan

    Pipa logam tahan karat (stailees steel) type glossy dengan ukuran seperti tertera

    dalam gambar.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 6

    Sealant.

    2.3.4. Contoh

    Pemborong harus menyerahkan contoh baja tahan karat (stainless steel) dengan panjang minimal 40 cm yang dilengkapi dengan brosur/persyaratan teknis kepada Konsultan Pengawas.

    2.3.5. Pelaksanaan

    Semua bahan yang memakai las, harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam AWS Standard. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai Sertifikat Keahlian Las yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pemerintah atau swasta yang diakui.

    Setiap hubungan halus, rapih dan rata.

    Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindungi, sehingga permukaan tampak sesuai dengan aslinya.

    PASAL 3.

    PEKERJAAN KAYU

    3.1. PEKERJAAN KAYU KASAR

    3.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka kayu, usuk, reng kelos-kelos dan pekerjaan kayu kasar yang tidak tampak, sesuai yang tertera dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

    3.1.2. Pengendaliaan Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan sesuai dengan :

    NI-5-1961.

    3.1.3. Bahan-bahan

    Kayu Kamper Medan atau yang setaraf dan mempunyai kelas keawetan ll serta kelas kuat sesuai NI-5.

    3.1.4. Pengikat-pengikat

    Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai NI-5 bab lV pasal 14, 15 dan 17.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 7

    3.1.5. Perlindungan

    Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik dan telah melalui proses pengeringan dan pengawetan.

    Kadar air rata-rata setelah terpasang mencapai 10 12 % dan disertai sertifikat tanda uji dari labotorium yang berwenang.

    3.1.6. Penyimpanan

    Kayu disimpan ditempat yang disediakan, lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut ukuran dan jenis. Peletakan sewaktu penyimpanan harus diusahakan agar tidak terjadi lengkungan-lengkungan karena beratnya sendiri.

    Tempat penyimpanan secukupnya.

    3.1.7. Gambar Rancangan Pembuatan

    Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Bila terjadi penyimpangan terhadap gambar, maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan.

    3.2. PEKERJAAN KAYU HALUS

    3.2.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu yang tampak seperti untuk lisplank, lis langit-langit dan sesuai yang tertera pada gambar-gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

    3.2.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh Pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan dalam :

    NI-5-1970

    3.2.3. Bahan-bahan

    Kayu halus yang dimaksud adalah kayu solid dan kayu lapis hasil olahan pabrik sebagai komponen interior yang terlihat.

    Kayu pada umumnya harus kering, baik kering alami maupun kering karena hasil proses (dry kiln) dan harus disertai sertifikat tanda pengawetan sebelum dibawa kelapangan.

    Kadar air maksimal sadalah 12 % untuk tebal kayu sampai dengan 7 cm dan 20 % untuk tebal kayu diatas 7 cm serta harus disertai sertifikat tanda uji dari labotorium yang berwenang.

    Permukaan harus rata, lurus, harus mampat, berserat baik, bebas dari mata kayu dan lubang-lubang yang retak tidak berbubuk atau berserangga serta tidak terdapat texture yang tidak diinginkan.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 8

    3.2.3.1. Kayu Solid

    Kayu solid merupakan komponen finishing interior yang terlihat (exposed), memakai jenis kayu Jati kualitas terbaik, kelas kuat ll, kelas awet l dan kadar air 12 %.

    3.2.3.2. Pengikat-pengikat

    Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir sesuai dengan NI bab lV pasal 14, 15 dan 17.

    3.2.3.3. Contoh-contoh

    Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    3.2.4. Perlindungan

    Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengeringan dan pengawetan sesuai spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

    3.2.5. Penyimpanan

    Kayu Halus harus disimpan di tempat yang lepas dari tanah dan terlindungi cuaca (hujan dan panas dengan perubahan suhuh yang besar) serta mendapat aliran udara yang cukup. Dengan demikian kayu halus tersebut tidak rusak atau menjadi terlalu kering selama penyimpanan, transit ataupun pada waktu pemasangan.

    3.2.6. Pekerjaan dan Peralatan

    Harus dilaksanakan oleh tukang kayu terbaik dengan standar pengerjaan yang disetujui oleh pengawas.

    3.2.7. Kebersihan Kerja

    Semua serpihan kayu/kayu yang tidak terpakai harus secara tetap dan berkala dibersihkan dari tempat kerja.

    Semua lubang, cacat-cacat bekas paku/baut, permukaan sambungan dan lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapih kembali.

    3.2.8. Finishing

    Bahan untuk finishing mempergunakan cat Duco. Atau melamic sesuai petunjuk ahli dilapangan

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 9

    PASAL 4.

    PEKERJAAN ATAP

    4.1. GENTENG METAL

    4.1.1. Lingkup pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan genteng metal sesuai yang tertera dalam gambar.

    4.1.2. Pengendalian pekerjaan

    Harus sesuai pentunjuk pabrik pembuat genteng metal dan Konsultan Pengawas.

    4.1.3. Bahan-bahan

    4.1.3.1. Genteng Metal

    Genteng metal harus standar mutu kelas 1 dan harus seragam dalam warna dan ukuran. Genteng metal yang digunakan setaraf produksi PT.Tata Logam Lestari tipe Multi Roof. Warna harus disetujui Konsultan Pengawas secara tertulis.

    4.1.3.2. Usuk dan Reng kayu

    Usuk ukuran 5X7 cm dengan jarak 50 cm, Reng ukuran 3X4 cm dengan jarak 38,5 cm

    4.1.4. Contoh

    Sebelum dilakukan pemasangan di lapangan, Pemborong harus menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Bila terdapat bahan yang dipasang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka segala konsekuensi penolakan atas bahan merupakan tanggung jawab Pemborong tanpa penggantian kerugian dan tuntutan pekerjaan tambah.

    4.1.5. Pelaksanaan

    Genteng metal di pasang diatas reng yang sebelumnya dilapisi Alumunium Foil (Sisalasi) produk terbaik.

    Pemesanan silasasi harus sesuai petunjuk pabrik dan Konsultan Pengawas serta bebas dari kerusakan akibat ketidak-rapihan pemasangan.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 10

    Bagian yang rusak akibat pekerjaan yang tidak memenuhi syarat rapat air dan tidak rapih harus dibongkar dan dirapihkan sampai memuaskan dan disetujui Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya apapun.

    Untuk pemasangan genteng yang harus dipotong. Pemotongan harus rata dan menggunakan alat potong yang khusus untuk itu.

    Penyambungan harus memakai sel karet khusus untuk pemasangan genteng metal yang harus dilubangi bagi kebutuhan dan sambungan khusus, seperti untuk pipa talang dan pipa sambungan instalasi lainnya.

    Pemborongan harus mengadakan pengujian bila diminta oleh Konsultan Pengawas untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah benar-benar memenuhi syarat rapat air, tanpa mengakibatkan kebocoran terutama pada tempat-tampat yang ditunjuk untuk itu dan biaya untuk pengujian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong.

    4.2. PEKERJAAN TALANG DAN FLASHING 4.2.1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengerjaan pipa talang dan flashing, serta sistem drainase diluar bangunan sesuai gambar dan persyaratan.

    4.2.2. Pengendalian Pekerjaan

    NI 3 1982 SII 0137 80 SII 0344 82

    4.2.3. Bahan-bahan

    1. Pipa talang tegak (vertikal) untuk saluran pembuangan air hujan digunakan

    pipa PVC produksi Maspion atau yang setaraf dan disetujui Konsultan

    Pengawas/Ahli. Warna cat akan ditentukan Konsultan Pengawas.

    2. Pipa buangan bawah lantai/tanah dari pipa PVC, jenis untuk saniter (kelas AW), untuk pipa talang tegak menggunakan kelas medium.

    3. Pipa talang dilengkapi dengan klem setiap jarak 1 m yang khusus untuk jenis PVC merek Maspion atau yang setaraf dan disetujui Konsultan Pengawas.

    4. Alat perekat/penyambung pipa PVC sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat pipa.

    5. Saringan air hujan digunakan bahan logam kuningan atau tembaga sesuai gambar perancang dan petunjuk Konsultan Pengawas.

    4.2.4. Contoh Bahan

    Sebelum diadakan pemasangan dilapangan, pemborong harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 11

    4.2.5. Pelaksanaan

    1. Talang

    Berikan sealant pada lubang pipa talang yaitu S-Dine Joiner W atau yang setaraf.

    2. Flashing

    Flashing digunakan pada pertemuan-pertemuan vertikal dan ditempat dimana diperlukan kerapatan air.

    4.2.6. Pengujian

    Pengujian talang harus dilakukan sampai Konsultan Pengawas mendapat kepastian bahwa pekerjaan tersebut bebas dari keretakan dan kebocoran.

    4.3. PEMASANGAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)

    4.3.1. Umum

    Bagian ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan bahan termasuk kelengkapannya untuk pekerjaan pelapis kedap air pada atap beton, toilet, pitlift dan sebagaimana dijelaskan dalam gambar-gambar.

    Yang dimaksud dengan kelengkapan adalah:

    Screed untuk membentuk kemiringan permukaan Flashing dan sealing

    Flashing penyekat pada daerah pertemuan dengan pipa, konduit dan komponen struktural yang terdapat pada daerah pengerjaan water proofing.

    4.3.2. Pengendalian Pekerjaan

    Sesuai rekomendasi/instruksi pemasangan dari pabrik bahan ybs, dikerjakan oleh akhli dan dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

    4.3.3. Bahan-bahan

    1. Pelapisan kedap air type membrane tebal 3 mm yang dilapisi dengan pasir

    silica pada permukaannya.

    2. Pelapisan kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh karena pengaruh sinar matahari.

    3. Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan kedap air itu sendiri, lapisan ini juga harus menolak sebagian besar dari sinar matahari.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 12

    4.3.4. Contoh Bahan

    Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.

    4.3.5. Pemasangan

    Sebelum pemasangan, pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus rata, monolit, bersih dan kering.

    Cara pemasangan sesuai dengan buku petunjuk/brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik. Flashing pada setiap pengakhiran lembaran pada dinding vertikal. Sedangkan Caulking dan Sealing dilakukan pada semua sambungan atau antar hubungan komponen bangunan, baik vertikal maupun horisontal. Tidak dikehendaki sambungan dengan paku.

    Sambungan antar lembaran waterprofing dibuat overlap, dengan lebar yang sesuai dengan yang disyaratkan pabrik pembuat.

    Lapisan didaerah sudut ditumpukan pada strip mortar pengisi 45 derajat dengan lebar min 2.5 cm.

    Cara pemasangan yang disyaratkan yaitu dengan cara pemanasan dengan api.

    Perlindungan terhadap lapisan waterproofing harus dilakukan untuk menghindari cacat akibat benturan, atau cabikan pekerjaan lain.

    Jika akan dibuat beton di atasnya, harus dibuat lapisan screed proteksi setebal 2 cm.

    4.3.6. Pengujian

    Pengujian dan pemeriksaan lapisan dapat diajukan pada daerah yang ditentukan pengawas, dan perbaikan pekerjaan ybs ditanggung sepenuhnya oleh pemborong.

    4.3.7. Jaminan

    Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberi jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan pelaksanaannya selama minimal 5 tahun. Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus diberikan oleh pemborong kepada Konsultan Pengawas sebelum bahan itu digunakan.

    4.4. CAULKING DAN SEALANT

    4.4.1. Lingkup Pekerja

    Meliputi semua pekerjaan yang berkenaan dengan pemasangan sealant/caulking, termasuk kelengkapan pemasangan seperti backing strip dsb.

    Caulking dan sealant dipergunakan pada join antar material berbeda pada interior maupun exterior, untuk pekerjaan kaca, pekerjaan kusen aluminium dan pekerjaan-

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 13

    pekerjaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

    4.4.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :

    Nl-3 ASTM D-828 ASTM E-96 TAPPl T-803 TAPPl T-407

    4.4.3. Bahan-bahan

    1. Neoprene: dipakai pada hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.

    2. S-Dine Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara 2 bahan yang berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat tidak menngisap, tidak membekas dan sealant yang tampak tebalnya 1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip) yang bersifat sama untuk mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan pembersih untuk memasang sealant, dipakai Xylol, Xylene,

    atau Toluene.

    4.4.4. Contoh bahan

    Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.

    Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada kemasannya jelas merek dan tanggal kadaluarsanya, tertera contoh warnanya dan disimpan di tempat dengan kondisi yang tidak menimbulkan material rusak.

    4.4.5. Pelaksanaan

    Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan berpengalaman sekurangnya 5 tahun dan telah menunjukkan hasil pekerjaan sejenis yang memuaskan.

    4.4.5.1. Persiapan

    Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan debu, cat lainnya. Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara vacum atau blasting. Keseluruhan permukaan harus kering dan bebas dari oli/minyak.

    Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik.

    Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus dilindungi sehingga baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 14

    PASAL 5.

    PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PARTISI DAN KACA

    5.1. KUSEN PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM

    5.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Semua pekerjaan kusen pintu dan kusen jendela dari alumunium dengan perlengkapannya yang diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar-gambar.

    5.1.2. Pengendalian Pekerjaan

    Semua pekerjaan kusen dan pintu alumunium harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standar-standar antara lain:

    The Aluminium Association (AA)

    Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA) American Society for Testing Materials (ASTM)

    5.1.3. Bahan-bahan

    5.1.3.1. Kusen dan Pelat Aluminium

    Kusen dan pelat aluminium yang digunakan adalah produksi INDO

    EXTRUSIONS atau yang setaraf.

    Kadar campuran : Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setaraf dengan karakteristik kekuatan sebagai berikut :

    - Ulitmate strength 28000 p.s.i - Yield strength 22000 p.s.i - Shear strength 17000 p.s.i

    Anodizing : Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah 18-20 mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

    Hadware (perlengkapan) : Kontraktor mengajukan daftar hadware kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai pekerjaan, sesuai yang dijelaskan pada Pasal 5.5 spesifikasi ini.

    Accessories : Lihat Pasal 5.5.

    Jaminan : Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (alloy) dan ketebalan anozing. Pemborong harus dapat memperlihatkan bukti-bukti keaslian barang-barang/bahan dengan Certificate of Origin dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas.

    5.1.3.2. Sealant

    Sesuai dengan Pasal 4.4. Pada persyaratan teknis ini.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 15

    5.1.3.3. Kaca

    Sesuai dengan Pasal 5.4. Pada persyaratan teknis ini.

    5.1.3.4. Karet sealer

    Harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca yang dimaksud dan harus dari mutu yang terbaik, dan sesuai dengan yang dijelaskan pada Bab 4D.

    5.1.4. Gambar Rancangan Pembuatan

    Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja dengan ukuran- ukuran yang disesuaikan di lapangan.

    Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhiyungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin dan sebagainya, sesuai dengan rekomendasi pabrik dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

    5.1.5. Pelaksanaan

    5.1.5.1. Pengerjaan

    a. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik

    dengan standar pengerjaan disetujui Konsultan Pengawas.

    b. Pemakaian alat-alat terbaik.

    c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.

    d. Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih dari goresan-goresan, serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan alumunium.

    5.1.5.2. Pemasangan

    a. Pemasangan harus sesuai dengnan gambar-gambar dan persyaratan

    teknis ini.

    b. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi sealant.

    c. Tanda-tanda dan cacat akibat proses anozing, yaitu rack atau gipper yang timbul di permukaan aluminium harus dihilangkan.

    5.1.5.3. Perlindungan

    a. Semua aluminium harus dilindungi dengan lacquer film atau

    bahan yang lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas ketika dibawa ke lapangan.

    b. Perlindungan tersebut harus dibuka dimana diperlukan ketika aluminium akan dikerjakan.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 16

    c. Tepi-tepi kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer (pernis transparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan lacquer film sampai pekerjaan selesai.

    d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberi caulking atau sealant tidak diperkenalkan.

    5.1.5.4. Weather Seal

    Pemasangan kusen harus dilengkapi dengan weather seal (backing strip) di dalam dan di luar sebagai lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.

    5.1.6. Pengujian

    5.1.6.1. Jendela tipikal

    a. Semua jendela tipikal dikerjakan lebih dahulu termasuk pemasangan

    kaca dan sealant.

    b. Contoh (sample) produksi aluminium tersebut harus ditest pada sebuah labotorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan test itu meliputi:

    Ketebalan lapisan

    Staining Berat

    Test korosi c. Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas pekerjaan dan

    kedap air dari kusen tersebut.

    d. Pekerjaan aluminium yang lain boleh dilanjutkan setelah pekerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    5.1.6.2. Masa Pemeliharaan

    a. Bila sampai akhir masa pemeliharaan, Konsultan Pengawas

    berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk menguji kedapan air, maka Konsultan Pengawas berhak menguji jendela dengan penyemprotan air secara kontinyu.

    b. Bila terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan

    maupun penyemprotan, harus diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya tambahan.

    5.2. PINTU DAN JENDELA

    5.2.1. Lingkup Pekerjaan

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 17

    Semua pekerjaan pintu dan jendela aluminium dengan perlengkapan yang diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

    5.2.2. Bahan-bahan

    1. Rangka aluminium untuk pintu dan jendela yang ditunjukkan dalam gambar

    adalah merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong sesuai dengan jenis profil aluminium yang akan digunakan. Aluminium yang akan digunakan adalah produksi INDO EXTRUSION.

    2. Kaca, sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.

    3. Perlengkapan pintu dan jendela sesuai bab 5E. Pada persyaratan teknis.

    5.2.3. Pelaksanaan

    Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan kelainan-kelainan yang terjadi pada Konsultan Pengawas agar mendapat petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.

    5.2.4. Pemasangan

    Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-batas sebagai berikut:

    Tunggal Ganda

    Sisi engsel 1,5-2 mm 1,5-2 mm Sisi kunci 1,5-2 mm 2,5 mm

    Ambang atas 1,5 mm 1,5 mm Ambang bawah 2 mm 2 mm

    5.3. PEKERJAAN PARTISI

    5.3.1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh partisi seperti yang tertera pada gambar-gambar.

    5.3.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan sesuai petunjuk Kosultan Pengawas di lapangan.

    5.3.3. Bahan-bahan

    1. Rangka yang dipakai sesuai gambar.

    2. Papan Gipsum tebal 12 mm setaraf merek Jaya Board.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 18

    3. Glass wool untuk peredam suara, tebal 5 cm atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.

    4. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus di-galvanisir sesuai dengan Nl-5 Bab Vl pasal 14, 15 dan 17.

    5. Kaca sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.

    6. Kunci sesuai Bab 5E. Pada persyaratan teknis ini.

    7. Cat yang digunakan setaraf dulux produksi ICI

    5.3.4. Contoh Bahan

    Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

    5.3.5. Gambar Rencana Pembuatan

    Serahkan gambar rencana pembuatan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pembuatan dimulai.

    5.3.6. Pelaksanaan

    Pemborong harus melakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan. Hindari sedapat mungkin toleransi sambungan-sambungan pada rangka. Laporkan kelainan-kelainan yang terjadi kepada Konsultan Pengawas agar mendapat persetujuan sebelum pemasangan dilakukan.

    5.4. PEKERJAAN KACA

    5.4.1. Lingkup Pekerjaan

    Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang tertera dalam gambar-gambar.

    5.4.2. Pengendalian Pekerjaan

    NI-3-1970 Keterangan Produsen Persyaratan teknis

    5.4.3. Bahan-bahan

    Kaca rayben tebal 6 mm dan kaca jenis clear glass (kaca bening) tebal 5 mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar pelaksanaan.

    Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%, setaraf dengan produksi PT ASAHI MAS, Jakarta. Kaca cermin dari kualitas utama tebal 6 mm dipasang pada tempat sesuai gambar perancangan.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 19

    5.4.4. Pelaksanaan

    Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan ke lapangan pekerjaan sudah dalam siap pasang.

    Sebelum pemasangan Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang tepat dari lubang-lubang/bukaan-bukaan kusen yang bersangkutan, sehingga perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat karena tidak dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

    5.5. ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

    5.5.1. Lingkup Pekerjaan

    Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua alat-alat penggantung dan kunci-kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.

    5.5.2. Pengendalian Pekerjaan

    Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai harus sesuai dengan persyaratan Nl-3-1970 pasal 48, serta instruksi pabrik/produsen.

    5.5.3. Bahan-bahan

    1. Bahan untuk kunci-kunci (handle, plate, lock, Keys) maupun penggantung

    adalah merek CISA atau yang setaraf dengan sistem master key. Bila pemborong mengusulkan merek lain, maka harus dari produk yang setaraf dan disetujui ahli.

    2. Logam dasar dan finish yang ditentukan sebagai berikut:

    Logam Dasar Finish

    Perunggu atau kuningan Chrominium kilat atau dof

    5.5.4. Contoh Bahan

    Pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Ahli.

    Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut:

    No. Referensi, Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog dari yang diusulkan.

    Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus diajukan untuk disetujui Ahli.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 20

    5.5.5. Pemasangan

    Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm dari permukaan lantai. Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah. Kunci dan pegangan pintu dipasang setinggi lebih kurang 100 cm (as) dari atas permukaan lantai.

    PASAL 6.

    PEKERJAAN FINISHING

    6.1. PLESTER DAN ACIAN

    6.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang dijelaskan dalam ambar-gambar perancangan dan petunjuk pengawas dilapangan.

    6.1.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam:

    NI-2-1971 NI-3-1982 NI-8-1972 ASTM C 90-72 ASTM B 615-72

    6.1.3. Bahan-bahan

    Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari:

    1. Pasir

    Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan:

    NI-3 pasal 14 NI-2 Bab 3.3

    2. Portland Cement

    Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8. Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.

    3. Air

    Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak, asam dan unsur organik. Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 21

    6.1.4. Perancangan

    6.1.4.1. Campuran Adukan dan Pletser

    Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.

    a. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.

    b. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada daerah-daerah basah untuk kedap air, seperti daerah toilet setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

    c. Pletser/adukan harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan yang tak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan ahli.

    6.1.4.2. Acian

    Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding yang akan di cat.

    6.1.5. Pelaksanaan

    6.1.5.1. Umum

    Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan semua permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm.

    6.1.5.2. Pencampuran

    Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada izin dari Konsultan Pengawas.

    6.1.5.3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran

    1. Adukan pasangan bata : lihat Pasal 1. Pasangan Bata

    2. Plesteran

    2.1. Plesteran ke dinding bata biasa

    a. Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum pekerjaan dimulai.

    b. Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan (20 mm), ratakan dengan roskam kayu/almunium dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama kurang lebih 3 hari

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 22

    2.2. Plesteran Permukaan Beton

    a. Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kasarkan permukaan beton dengan cara dicipping. Basahi beton dengan air hingga jenuh. Tunggu sampai aliran air berhenti.

    b. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan kemudian pasangkan plester sebelum acian mengering.

    c. Bila acian diperlukan, laksanakan sesuai Bab Plester dan Acian.

    6.2. PEMASANGAN UBIN KERAMIK DAN GRANITO TILE

    6.2.1. Lingkup Pekerjaan

    Ini meliputi pengadaan dan pemasangan ubin keramik dan Granito Tile seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

    6.2.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar:

    NI-2-1971 NI-3-1970 NI-8-1972 SII-0241-1970

    6.2.3. Bahan-bahan

    1. Ubin Keramik dan Granito Tile

    Bahan keramik dan Granito Tile harus dari kualitas 1. Warna dan pola-pola akan ditentukan kemudian oleh Ahli.

    Ubin keramik pada daerah toilet: dipakai keramik ukuran 20x20 cm dan dinding 20x25 cm, border ukuran 10x20 produk ROMAN kwalitas 1 atau yang setara, warna akan ditentukan kemudian.

    Ubin keramik 30x30 cm produk ROMAN kwalitas 1, atau yang setara dipasang sesuai gambar.

    Untuk tangga keramik harus dipasang step nosing/anti slip.

    Ubin Granito Tile ukuran 30x30 produk Granito atau yang setara

    dipasang sesuai gambar.

    2. Bahan Perekat

    Bahan perekat ubin keramik/porselen yang akan dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai adalah Portland Cement biasa disaring/ayak dengan ayakan halus dan disetujui Konsultan Pengawas.

    3. Contoh-contoh

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 23

    Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan contoh data teknis bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas

    4. Penyimpangan

    Ketika tiba di site bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan bersegel, dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.

    6.2.4. Pemasangan

    Sebelum lapisan ubin keramik dipasang, permukaan dinding/lantai

    beton/bata harus diberi plester yang rata dan padat. Untuk lantai atas beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pelaksanaan.

    Pemasangan ubin keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm arah horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.

    Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan diberi warna sesuai ubin yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.

    Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik.

    Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan harus rapih dan diselesaikan/ditrim dengan rapih.

    Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk pekerjaan ini. Konsultan Pengawas berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan dimaksud dan Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai dan ahli serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari. Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.

    6.2.5. Kebersihan Kerja

    Segera sesudah pemasangan keramik, semua arena harus dibersihkan dari semen tersisa atau material lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan khusus untuk pekerjaan ini.

    6.3. PEMASANGAN GRANIT

    6.3.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan granit pada dinding eksterior dan interior sebagaimana yang dijelaskan dalam gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

    6.3.2. Pengendalian Pekerjaan

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 24

    Semua pekerjaan granit harus sesuai dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang di tetapkan dalam :

    NI - 3 - 1970

    SII - 0379 - 80 Dan stantar-standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.

    6.3.3. Bahan-bahan

    6.3.3.1. Granit

    Granit yang digunakan adalah ex China. Tipe dan warna akan ditentukan kemudian oleh ahli.

    6.3.3.2. Material Bantu

    1. Angkur

    Angkur penyangga/pemegang (angkur utama) maupun angkur penguat, harus terbuat dari logam yang tahan karat (non ferrour metal).

    Angkur penyangga harus mampu menahan berat granit dan apabila dianggap perlu pemborong harus menyerahkan perhitungan yang membuktikan bahwa angkur tersebut mampu menahan beban granit. Tiap lembar granit yang dipasang tegak atau miring pada dinding, harus dipegang paling sedikit oleh empat angkur penyangga.

    Pengisi celah antara dua segmen granit harus menggunakan bahan Epoxe Tile Grouting yang setara dengan Superbon produksi Hoechse dengan warna yang disetujui oleh konsultan pengawas. Clah/nat antara segmen granit harus dibuat serapat mungkin tidak lebih dari 1,0mm.

    2. Bahan perekat/lem.

    Pemasangan granit pada bagian tertentu yang harus menggunakan bahan perekat, harus mendapatkan izin dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya lekat (bonding strength) tidak kurang dari 40 kg/cm2 pada usia 7 hari. Bahan perekat yang digunakan ialah setara Araldite Tile Expose Mortar.

    Pemborong harus membuktikan kekuatan bahan perekat yang akan digunakan dengan mengadakan percobaan-percobaan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

    6.3.3.3. Contoh bahan

    Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum bahan didatangkan ke lapangan, untuk mendapatkan persetujuan penggunaanya.

    6.3.3.4. Penyimpanan

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 25

    Saat pengangkutan granit harus di pak sedemikian sehingga tidak mengakibatkan bahan cacat atau retak.

    Penyimpanan granit harus tersusun vertikal dengan platform kayu setinggi 10 cm dari tanah.

    6.3.4. Gambar Kerja

    Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan penelitian dan pengukuran di lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan.

    Gambar kerja harus memperlihatkan ukuran potongan granit yang akan digunakan berikut detail-detailnya angkur, dowel, grout, serta harus memperlihatkan cara pemasangan-nya.

    6.3.5. Pelaksanaan

    6.3.5.1. Persyaratan Kerja

    1. Tenaga Ahli

    Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan berpengalaman.

    2. Peralatan

    Pemborong harus menempatkan peralatan yang berupa alat pemotong, alat penghalus gerinda, alat bevel sudut/bulat, alat poles/polis dan alat yang standar untuk penyesuaian ukuran di lapangan.

    3. Pemeriksaan Keadaan Lapangan

    Sebelum Dilakukan pemesana/pengiriman material, Pemborong harus melaksanakan pemeriksaan kondisi lapangan untuk mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran yang diperlukan.

    Kesalahan pengukuran yang mengakibatkan tidak dapat digunakannya material yang didatangkan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

    4. Mutu Pekerjaan

    Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penggantian material atau meminta untuk membongkar pekerjaan yabg tidak dapat diterima mutunya akibat kecerobohan cara pelaksanaan.

    Pekerjaan pembongkaran dan penggantian material tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

    6.3.5.2. Perlindungan Terhadap Pekerjaan dan Pembersihannya

    Pemborong bertanggung jawab melindungi semua pekerjaan terhadap pengaruh pekerjaan lain yang berlangsung disekitarnya. Perlindungan khusus terhadap minyak dan bahan-bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi granit tersebut.

    Perlindungan antara lain dilakukan dengan cara menutup dengan plastik selama konstruksi berlangsung.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 26

    6.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

    6.4.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit termasuk semua kelengkapannya, seperti profil akhir, sudut ataupun rangka penggantungnya, sesuai dengan yang tertera pada gambar.

    6.4.2. Pengendalian Pekerjaan

    Sesuai petunjuk pabrik/produsen bahan langit-langit dan Konsultan Pengawas di lapangan.

    6.4.3. Bahan-bahan

    Papan Gipsum tebal 6mm produk Jaya Board atau yang setara. Khusus untuk toilet, gipsum yang digunakan harus tahan terhadap lembab. Pada kedua sisi terpanjang papan gipsum harus memiliki sudut agak melandai di permukaan luarnya untuk menghasilkan permukaan langit-langit yang rata dan menyambung. Cornis/lis gipsum tipenya akan ditentukan kemudian oleh ahli di lapangan.

    Alumunium lineal, di pasang pada langit-langit pada bagian luar sesuai gambar.Produk yang digunakan setara LUXALON.

    6.4.4. Penyimpanan

    Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas guna menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.

    6.4.5. Pelaksanaan

    Sebelum pelaksanaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh langit-langit beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.

    Pemborong harus menyerahkan rencana penggantungan langit-langit kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya melalui gambar kerja.

    Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain sekitar (listrik, mekanikal) pekerjaan langit-langit tsb berikut penguat-penguatnya harus disiapkan.

    Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat atau balok beton dengan mengunakan penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat tanpa adanya perubahan bentuk.

    Pada saat pemasangan rangka langit-langit harus diperhitungkan peil ketinggian finishing langit-langit terhadap langit sesuai dengan gambar perancangan.

    Pemasangan panel gipsum ke permukaan rangka merupakan sekrup yang telah ditentukan dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar sekrup lebih kurang 50-65 mm.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 27

    Pertemuan antara sambungan memanjang panel gipsum harus ditutup dengan lapisan dempul gipsum dan direkatkan pita kertas berporous untuk kemudian dilapisi kembali dengan lapisan dempul gipsum. Setelah lapisan dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan rata dan bersih.

    Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan diteliti sebaik-baiknya sehingga setelah dipasang akan rapih, kaku dan kuat.

    Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi, asal tidak mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

    Langit-langit boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada diatas langit-langit selesai terpasang, berikut lampu-lampu.

    Bila langit-langit yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya perbaikan-perbaikan, maka semua biaya ditanggung oleh Pemborong.

    Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

    6.5. PEKERJAAN CAT

    6.5.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh permukaan dinding, langit-langit sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

    6.5.2. Pengendalian Pekerjaan

    Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:

    NI-3-1970 NI-4

    6.5.3. Bahan-bahan

    Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah DULUX produksi ICI atau pabrik yang setaraf. Semua cat dasar dan cat akhir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu pabrik. Warna-warna akan ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus memenuhi persyaratan tahan terhadap cuaca.

    6.5.4. Persetujuan Ahli

    Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan cap perusahaan, merek dan sebagainya.

    6.5.5. Pelaksanaan

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 28

    Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.

    Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai yang disarankan dan disetujui Konsultan Pengawas.

    6.6. PEKERJAAN CLADING ALUMUNIUM COMPOSIT

    6.6.1. Lingkup Pekerjaan

    Bagian ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan Alumunium Composit sesuai gambar dan petunjuk konsultan pengawas.

    6.6.2. Pengendalian Pekerjaan

    Sesuai petunjuk produsen Alumunium Composit dan petunjuk Konsultan Pengawas di lapangan.

    6.6.3. Bahan-bahan

    Alumunium Composit yang digunakan merek ALPOLIC atau yang setara, dengan ketebalan 6mm, warna akan ditentukan kemudian oleh ahli.

    Rangka sesuai dengan gambar atau petunjuk konsultan pengawas di lapangan.

    6.6.4. Gambar Rancangan Pembuatan

    Pemborong diminta untuk mempersiapkan gambar kerja (Shop Drawing) dengan ukuran sesuai di lapangan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

    Pemborong diminta untuk merencanakan sistem pemasangan dengan memperhitungkan keamanan terhadap defleksi yang bisa terjadi akibat bentangan, tekanan angin, dan sebagainya. Sesuai dengan rekomendasi produsen Alumunium Composit dan peraturan-peraturan muatan yang berlaku.

    6.6.5. Pelaksanaan

    Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman dalam pemasangan Alumunium Composit.

    Pemasangan harus sesuai gambar dan persyaratan teknis dari produk Alumunium Composit.

    Setiap celah/nat antara Alumunium Composit atau hubungan dengan dinding harus diberi sialant.

    Cacat-cacat akibat kecerobohan pelaksanaan harus diganti dan menjadi tanggung jawab pemborong.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 29

    6.6.6. Perlindungan

    Semua Alumunium Composit harus dilindungi dengan Laquer Film atau bahan lain sesuai pabrik pembuat ketika dibawa ke lapangan.

    Bahan pelindung baru boleh dibuka setelah selesai dipasang atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas di lapangan.

    6.6.7. Masa Pemeliharan

    Bila akhir masa pemeliharaan Konsultab Pengawas berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk menguji kekedapan air, maka Konsultan Pengawas berhak menguji dengan cara penyemprotan air ke bidang pemasangan Alumunium Composit.

    Bila terjadi retakan atau kebocoran akibat hujan maupun penyemprotan, maka harus diperbaiki kembali sehingga sempurna, tanpa biaya tambahan.

    PASAL 7.

    PEKERJAAN KHUSUS

    7.1. PERLENGKAPAN TOILET

    7.1.1. Lingkup Pekerjaan

    Meliputi semua pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan perangkat toilet, termasuk segala kelengkapannya, sehingga perangkat tersebut dapat berfungsi baik. Semua perlengkapan tsb harus mempunyai kontruksi yang bersifat saling melengkapi dan menghasilkan kontruksi yang kokoh.

    Kecuali disetujui lain, semua perlengkapan harus merupakan produk dari satu perusahaan. Warna akan ditentukan kemudian.

    7.1.2. Contoh Bahan

    Sebelum Pelaksanaan dimulai, contoh dari semua bahan dan data teknisnya harus diajukan untuk disetujui Konsultan Pengawas.

    Data teknis tersebut harus menunjukkan tipe, dimensi, warna dan data lainnya yang menunjukkan cara pemasangan.

    7.1.3. Pemasangan

    Pemasangan harus sesuai dengan gambar detail arsitektur dan disetujui Konsultan Pengawas.

    Gambar shop drawing sebelum pelaksanaan harus diajukan, yang menunjukkan detail dari lay out, perkuat pemasangan dan detail lainnya kepada pengawas untuk persetujuan.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 30

    7.1.4. Penyimpanan

    Semua perangkat sanitair dan fiting/fixture pelengkapnya harus diterima di lapangan dalam keadaan utuh dan disimpan di temapat yang kering dan terlindung dari kerusakan sebelum pemasangan.

    7.1.5. Pelaksanaan

    Semua perangkat harus dipasang sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik. Apabila pelaksanaannya akan lain, harus mendapatkan persetujuan dari pengawas. Semua join harus kedap air, udara dan gas.

    7.1.6. Perlindungan

    Kontraktor harus melakukan perlindungan untuk semua perangkat sanitair sampai pekerjaan selesai.

    Adanya kerusakan/cacat pada sanitair harus diganti dengan biaya kontraktor.

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 31

    SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

    PASAL 8.

    U M U M 8.1. STANDAR YANG BERLAKU

    Semua pekerjaan dalam Kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :

    SII PERATURAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

    JALAN RAYA (DIRJEN BINA MARGA)

    NI 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA

    SK SNI T-15 TH 1991 TATA CARA PERHITUNGAN STRUTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG

    PPBBI THN. 1984 PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA

    NI 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA

    NI 8 (1972) PERATURAN SEMENT PORLAND INDONESIA

    NO.1 / ST / B.M / 72 PERATURAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA

    NI PMI

    PERATURAN UMUM DARI DINAS KESELAMATAN KERJA

    PERATURAN PERBURUHAN INDONESIA

    Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diperlakukan standar-standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

    8.2. MEREK-MEREK DAGANG

    Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditunjukkan untuk maksud-maksud

  • Spesifikasi Teknis

    Hal | 32

    perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (merek) yang mengikat.

    Pemborong boleh mengusulkan merek-merk lainnya yang setara dalam mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pegawas.

    8.3. DATA UMUM LAPANGAN KERJA

    8.3.1. Titik-titik Ukur

    Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

    8.3.2. Data Fisik

    Data-data sehubungan dengan ketinggian-ketinggian tanah yang ada, tinggi muka air tanah, dan lain-lain diterapkan pada gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum bagi Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.

    Keterangan sifat-sifat tanah serta ketinggian tanah yang diperlihatkan dalam gambar-gambar hendaknya tidak dianggap hal yang pasti atas dasar penyusunan harga penawaran. Untuk itu Pemborong melihat dan memeriksa sendiri keadaan tanah di tempat pekerjaan.

    Penawaran yang diserahkan Pemborong, harus sudah meliputi semua biaya untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketinggian-ketinggian dan sifat-sifat yang ditentukan pada gambar-gambar atau hasil peninjauan ke tempat pekerjaan.

    Setelah dibuat Kontrak tidak dibenarkan adanya ganti rugi yang diakibatkan karena kesalahan taksiran tentang jarak angkut, kubikasi dan macam tanah.

    8.4. PEMBERITAHUAAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

    Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu, agar Konsultan Pengawas mempunyai waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

    8.5. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

    Bila Pemborong tidak berada di tempat pekerjaan dimana Konsultan Pengawas bermaks