7 analisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah dalam pengungkapan laporan keuangan.unlocked
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
-
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN
LAPORAN KEUANGAN
SKRIPSI
FEBRIYANI SYAFITRI 1006812043
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK JULI 2012
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN
LAPORAN KEUANGAN
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
FEBRIYANI SYAFITRI 1006812043
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI
DEPOK JULI 2012
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
ii
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
iii Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan
penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan penelitian ini
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Papa, Mama, Ongkruy serta keluarga besar penulis yang selalu senantiasa
memberikan bantuan serta dukungan material dan moril selama penulis
kuliah pada umumnya dan selama penyelesaian penelitian ini pada
khususnya.
2. Program S1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan
pengalaman selama masa perkuliahan.
3. Ibu Dyah Setyaningrum, S.E.Ak, M.S.M. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini berupa saran
dan kritiknya sehingga penelitian ini dapat selesai tepat waktu.
4. Bapak Dr. Bambang Pamungkas dan Bapak Drs. Enan Hasan Sjadili, Ak.,
MBA selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran atas
penelitian ini pada saat ujian sidang skripsi.
5. Para dosen beserta staf pengajar yang telah membimbing, mengajar serta
mendidik penulis selama menuntut ilmu di Program S1 Ekstensi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
6. Teman-teman seperjuangan di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, khususnya buat Geng Giro (Fitri, Sita, Anggi) yang
selalu menghibur dan memberikan masukan kepada penulis selama
penyelesaian penelitian ini.
7. Apit Triyansyah Tayeir, yang selalu memberikan semangat selama
penyelesaian penelitian ini baik dalam kondisi suka maupun duka.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
v
8. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian penelitian
ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya
kritik serta saran agar penelitian ini dapat memberikan manfaat positif bagi para
pembacanya.
Depok, 13 Juli 2012
Febriyani Syafitri
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
vi
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
vii Universitas Indonesia
ABSTRAK Nama : Febriyani Syafitri Program Studi : Ekstensi Akuntansi Judul : Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah
Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 620 LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2008-2009 dengan rata-rata tingkat pengungkapan LKPD sebesar 52,09%. Hasil penelitian ini menemukan bahwa umur administratif pemerintah daerah, kekayaan pemerintah daerah, dan ukuran legislatif memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan LKPD, sedangkan intergovernmental revenue memiliki pengaruh negatif. Ukuran pemerintah daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah dan pembiayaan utang terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan LKPD. Kata kunci : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, pengungkapan, karakteristik pemerintah daerah, standar akuntansi pemerintahan
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Febriyani Syafitri Program Study : Extension Accounting Title : The Effect of Local Government Characteristic on Financial
Statement Disclosure. This research aims to analyze the effect of Local Government characteristic on financial statement disclosure. A total of 620 financial statement of Local Governments District/City for 2008-2009 were selected to be sample with average of Local Government financial statement disclosure level is 52,09%. This result of this study shows that administrative age, wealth of the local government, legislature size, have positive effect on the local government financial statement disclosure, while intergovernmental revenue have negative effect. The size of the local government, functional differentiation, occupational specialization, financial self-sufficiency ratio and debt financing are proved to have no effect on the local government financial statement disclosure. Keywords: Local Government Financial Statement, disclosure, local
government characteristics, government accounting standard
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAAN. ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.... ............................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................. vi
ABSTRAK.................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.... .............................................................................................. xv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................. 8
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA.. ................................ 9
2.1 Pengungkapan Informasi Pada Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD)......................................................................................... 9
2.1.1 Pemerintah Daerah di Indonesia ....................................................... 9
2.1.2 Teori Agensi dalam Pemerintahan .................................................. 10
2.1.3 Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara........................ 11
2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan .................................................... 13
2.1.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan & CaLK .......................... 14
2.2 Karakteristik Pemerintah Daerah ............................................................. 17
2.3 Penelitian Terdahulu... ............................................................................. 18
2.4 Kerangka Konseptual.. ............................................................................. 21
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
x Universitas Indonesia
2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian... ..................................................... 23
2.5.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 23
2.5.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan
Wajib LKPD................................................................................. 24
2.5.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap
Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 25
2.5.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 25
2.5.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 26
2.5.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 27
2.5.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap
Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 28
2.5.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 28
2.5.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 29
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 30
3.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 30
3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 30
3.1.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 31
3.2 Model Penelitian untuk Pengujian Hipotesis ........................................... 31
3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................ 33
3.3.1 Variabel Dependen......................................................................... 33
3.3.2 Variabel Independen ..................................................................... 34
3.3.2.1 Ukuran Pemerintah Daerah (SIZE) ...................................... 34
3.3.2.2 Ukuran Legislatif (ULEG) ................................................... 35
3.3.2.3 Umur Administratif Pemerintah Daerah (AGE) ................... 35
3.3.2.4 Kekayaan Pemerintah Daerah (WEALTH) ........................... 36
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xi Universitas Indonesia
3.3.2.5 Diferensiasi Fungsional (SKPD) ........................................... 36
3.3.2.6 Spesialisasi Pekerjaan (SPES)............................................... 37
3.3.2.7 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (MANDIRI) ............. 37
3.3.2.8 Pembiayaan Utang (DEBT) ................................................... 38
3.3.2.9 Intergovernmental Revenue (IRGOV) ................................... 38
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................... 39
3.4.1 Uji Outlier ..................................................................................... 39
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 40
3.4.1.1 Uji Multikolinieritas.............................................................. 40
3.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 41
3.4.1.3 Uji Autokorelasi .................................................................... 41
3.4.2 Pengujian Model ............................................................................ 42
3.4.2.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)....................................... 42
3.4.2.2 Uji-F ...................................................................................... 42
3.4.2.3 Uji-t ....................................................................................... 43
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 44
4.1 Hasil Pemilihan Sampel ........................................................................... 44
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 45
4.2.1 Variabel Dependen......................................................................... 46
4.2.2 Variabel Independen ...................................................................... 47
4.2.2.1 Ukuran Pemerintah Daerah ................................................... 47
4.2.2.2 Ukuran Legislatif .................................................................. 47
4.2.2.3 Umur Administratif Pemerintah Daerah ............................... 48
4.2.2.4 Kekayaan Pemerintah Daerah ............................................... 48
4.2.2.5 Diferensiasi Fungsional......................................................... 49
4.2.2.6 Spesialisasi Pekerjaan ........................................................... 49
4.2.2.7 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .................................. 50
4.2.2.8 Pembiayaan Utang................................................................. 50
4.2.2.9 Intergovernmental Revenue................................................... 51
4.3 Pengujian Model ...................................................................................... 51
4.3.1 Uji Outlier ...................................................................................... 51
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xii Universitas Indonesia
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 52
4.3.2.1 Uji Multikolinieritas.............................................................. 52
4.3.2.2 Uji Autokorelasi .................................................................... 53
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 53
4.3.3 Pengujian Regresi........................................................................... 54
4.3.3.1 Uji-F ...................................................................................... 55
4.3.3.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ...................................... 55
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian................................................................. 55
4.4.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 55
4.4.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan
Wajib LKPD................................................................................. 56
4.4.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap
Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 57
4.4.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 58
4.4.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 59
4.4.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 60
4.4.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap
Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 60
4.4.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 61
4.4.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 62
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 64
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 64
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 65
5.3 Saran......................................................................................................... 66
5.4 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................ 66
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 67
LAMPIRAN............................................................................................................... 70
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Tabel Checklist Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
LAMPIRAN 2 : Elemen Pengungkapan Wajib Penelitian Lesmana (2010).
LAMPIRAN 3 : Daftar Pemerintah Daerah Di Indonesia Sebagai Sampel
LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Regresi
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xv Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Patrick............................................................... 21
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 23
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
xvi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Opini LKPD Tahun 2006-2009........................................ 3
Tabel 3.1 Ringkasan Operasionalisasi Variabel...................................................... 32
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel............................................................................. 44
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Tingkat Pengungkapan LKPD ................................. 45
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen Setelah Winsorize .................. 46
Tabel 4.4 Tabel Frekuensi Spesialisasi Pekerjaan .................................................. 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 53
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 53
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi..................................................................................... 54
Tabel 4.9 Tabel Frekuensi Pembiayaan Utang Pemerintah Daerah......................... 62
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diberikan tugas menjalankan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dituntut untuk melakukan
transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangannya agar tercipta
pemerintahan yang bersih. Salah satu upaya konkrit Pemerintah Daerah untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangannya adalah
melalui penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah yang memenuhi prinsip
tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan yang
telah diterima secara umum. Standar Akuntansi Pemerintahan ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005. Dalam kerangka konseptual
Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan salah satu prinsip akuntansi adalah
pengungkapan lengkap (full disclosure), dimana laporan keuangan menyajikan
secara lengkap informasi-informasi yang berguna bagi pengguna laporan baik
pada lembar muka laporan keuangan ataupun pada Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
Dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah yang mendukung maka Pemerintah Daerah telah menyusun
laporan keuangan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Tetapi, apakah laporan keuangan tersebut telah mengungkapkan informasi yang
lengkap dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah. Beberapa penelitian yang
telah dilakukan untuk mengukur tingkat kepatuhan pengungkapan wajib Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) terhadap standar akuntansi pemerintahan
masih terbilang rendah. Dengan menggunakan data tahun 2006, Liestiani (2008)
mengungkapkan bahwa pengungkapan wajib LKPD sebesar 35,45% dan
Mandasari (2009) dalam Lesmana (2010) mengungkapkan bahwa rata-rata
pengungkapan Pemerintah Daerah sebesar 52,57%. Dengan menggunakan data
LKPD tahun 2007, Lesmana (2010) mengungkapkan bahwa rata-rata
pengungkapan wajib LKPD hanya sebesar 22% dengan menggunakan butir
pengungkapan yang lebih banyak dibandingkan penelitian Mandasari (2009).
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
2
Universitas Indonesia
Suhardjanto, et.al (2010) menunjukkan tingkat rata-rata pengungkapan yang lebih
tinggi yaitu sebesar 51,56%. Hilmi (2011) juga mengungkapkan bahwa rata-rata
pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama tahun
2006 hingga tahun 2009 sebesar 44, 56%.
Hasil pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang
masih terbilang rendah membuat peneliti ingin menganalisis lebih lanjut tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan wajib LKPD. Patrick
(2007) menemukan bahwa ukuran (size) organisasi dan budaya organisasi yang
diproksikan dengan kecenderungan untuk melakukan inovasi dan tanggapan
terhadap konstituen, mempunyai hubungan yang paling kuat dengan inovasi
administratif yang diproksikan dengan determinasi dalam mengadopsi
Governmental Accounting Standards Board (GASB) 34 pada negara bagian
Pennsylvania. Selanjutnya, spesialisasi pekerjaan, diferensiasi fungsional,
ketersediaan slack resources, dan pembiayaan utang berhubungan secara positif
meskipun pada tingkat moderat dan lemah. Sedangkan pengaruh
intergovernmental revenue dalam mengadopsi GASB 34 pada negara bagian
Pennsylvania adalah negatif.
Liestiani (2008) menemukan bahwa kekayaan, kompleksitas pemerintahan
dan jumlah temuan audit mempengaruhi tingkat pengungkapan LKPD sedangkan
pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan klasifikasi Pemerintah Daerah tidak
mempengaruhi tingkat pengungkapan LKPD. Lesmana (2010) meneliti pengaruh
enam karakteristik Pemerintah Daerah, yaitu ukuran Pemerintah Daerah,
kewajiban, pendapatan transfer, umur Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja
perangkat daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah terhadap tingkat
pengungkapan wajib LKPD. Hasilnya menemukan bahwa umur Pemerintah
Daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah yang berpengaruh terhadap
tingkat pengungkapan wajib LKPD. Hasil yang berbeda juga pada penelitian
Suhardjanto, et.al (2010) dengan menggunakan modifikasi model Patrick (2007)
menemukan bahwa hanya dana perimbangan dan latar belakang bupati yang
merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan pengungkapan SAP
yang wajib.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
3
Universitas Indonesia
Pengungkapan LKPD yang masih terbilang rendah ini juga berpengaruh
pada opini audit yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu
masih banyaknya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang mendapat
opini Tidak Wajar dan Tidak Menyatakan Pendapat. Menurut Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester II (IHPS II) tahun 2010 yang dilakukan oleh BPK, opini
Wajar Tanpa Pengecualian yang diperoleh Pemerintah Daerah di Indonesia
selama tahun 2008-2009 hanya sebanyak 27 LKPD dari 981 Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) yang diperiksa selama kurun waktu tersebut.
Sedangkan sisanya mendapatkan opini selain WTP, yaitu mendapat opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) sebanyak 654 entitas, opini Tidak Wajar (TW)
sebanyak 79 entitas dan Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) sebanyak 221 entitas.
Itu berarti hanya sekitar 2,55% dari keseluruhan Pemerintah Daerah yang telah
menyajikan laporan keuangannya secara wajar. Tabel 1.1 menunjukkan
perkembangan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama tahun
2006 sampai dengan 2009.
Tabel 1.1
Perkembangan Opini LKPD Tahun 2006-2009
LKPD
OPINI
JUMLAHWTP % WDP % TW % TMP %
2006 3 1% 327 70% 28 6% 105 23% 463
2007 4 1% 283 60% 59 13% 123 26% 469
2008 12 3% 324 67% 31 6% 115 24% 482
2009 15 3% 330 65% 48 10% 106 21% 499
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2010
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa opini LKPD Tahun 2008 dan
2009 menunjukkan adanya peningkatan jumlah Pemerintah Daerah yang
memperoleh opini WTP dan WDP yang diikuti dengan penurunan proporsi opini
TMP. Hal ini menggambarkan bahwa adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas
Pemerintah Daerah dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
4
Universitas Indonesia
Mempertimbangkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini
bermaksud untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh karakteristik Pemerintah
Daerah terhadap pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Masih serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Liestiani (2008), yaitu
penelitian ini masih menggunakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 dan fokus pada
tingkat pengungkapan LKPD dengan metode scoring pada Catatan atas Laporan
Keuangan (CALK). Terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan butir checklist pengungkapan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK) yang lebih lengkap sebanyak 264 butir
pengungkapan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, seperti Lesmana
(2010) yang hanya menggunakan 46 butir pengungkapan. Butir checklist
dalam penelitian ini mencakup semua item yang harus diungkapkan dalam
laporan keuangan yang dibagi dalam lima bagian (detail checklist dapat dilihat
pada Lampiran 1), yaitu: (i) penyajian informasi tentang kebijakan
fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target peraturan daerah APBD;
(ii) ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan; (iii) dasar
penyajian laporan keuangan, pengungkapan kebijakan akuntansi keuangan dan
penjelasan setiap pos pada laporan keuangan (Neraca, Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Arus Kas); (iv) pengungkapan informasi yang
diharuskan oleh Pernyataan SAP yang belum disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan dan (v) pengungkapan-pengungkapan lainnya. Sedangkan
dalam penelitian Lesmana (2010), elemen pengungkapan wajib hanya yang
tertuang dalam PSAP No. 5 sampai dengan PSAP No. 9. Detail butir
pengungkapan penelitian Lesmana (2010) dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) untuk tahun anggaran 2008 - 2009.
3. Total observasi dalam penelitian ini adalah 620 laporan keuangan Pemerintah
Daerah, dimana sampel ini lebih banyak dari sampel penelitian Liestiani
(2008) dan Lesmana (2010) yang masing-masing berjumlah 100 LKPD dan 79
LKPD.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
5
Universitas Indonesia
4. Penelitian ini menguji beberapa variabel independen pada penelitian Patrick
(2007), yaitu ukuran Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi
pekerjaan, pembiayaan utang dan intergovernmental revenue. Selain itu,
ditambahkan pula variabel independen lainnya yang diduga memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah
Daerah, yaitu kekayaan Pemerintah Daerah, ukuran legislatif, umur
administratif Pemerintah Daerah, dan rasio kemandirian keuangan Pemerintah
Daerah.
Dengan demikian, penelitian ini fokus kepada karakteristik Pemerintah
Daerah di Indonesia yang termasuk dalam kelompok struktur organisasi dan
lingkungan eksternal dari Pemerintah Daerah untuk menganalisis apakah faktor-
faktor tersebut mempengaruhi pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Struktur organisasi terdiri dari ukuran Pemerintah Daerah,
ukuran legislatif, umur administratif Pemerintah Daerah, kekayaan Pemerintah
Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, dan rasio kemandirian
keuangan daerah. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari pembiayaan utang
dan intergovernmental revenue.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya, peneliti ingin menguji pengaruh faktor-faktor yang termasuk
karakteristik Pemerintah Daerah terhadap tingkat pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) di Indonesia, sehingga rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
2. Apakah ukuran legislatif berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah?
3. Apakah umur administratif Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
4. Apakah kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
6
Universitas Indonesia
5. Apakah diferensiasi fungsional berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah?
6. Apakah spesialisasi pekerjaan berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah?
7. Apakah rasio kemandirian keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
8. Apakah pembiayaan utang berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah?
9. Apakah intergovernmental revenue berpengaruh terhadap pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
membuktikan secara empiris pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan
permasalahan di atas yaitu:
1. Menganalisis pengaruh ukuran Pemerintah Daerah terhadap tingkat
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh ukuran legislatif terhadap tingkat pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
3. Menganalisis pengaruh umur administratif Pemerintah Daerah terhadap
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
4. Menganalisis pengaruh kekayaan Pemerintah Daerah terhadap pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
5. Menganalisis pengaruh diferensiasi fungsional terhadap pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
6. Menganalisis pengaruh spesialisasi pekerjaan kepala daerah terhadap
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
7. Menganalisis pengaruh rasio kemandirian keuangan Pemerintah Daerah
terhadap pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
8. Menganalisis pengaruh pembiayaan utang terhadap pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
7
Universitas Indonesia
9. Menganalisis pengaruh intergovernmental revenue terhadap pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan mengenai karakteristik Pemerintah Daerah
yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah
Daerah.
2. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini diharapkan sebagai suatu dorongan untuk meningkatkan
pengungkapan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, agar kualitas
pelaporan lebih baik.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi para masyarakat
untuk mengetahui tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah
Daerah.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian
selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar pembahasan atas penelitian ini terarah sehingga tujuan penulisan
ilmiah bisa dicapai, maka penulis membuat ruang lingkup penelitian. Adapun
ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kabupaten/Kota pada 33 provinsi di Indonesia untuk tahun
anggaran 2008 dan 2009 yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
2. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
lengkap, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
8
Universitas Indonesia
3. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang
memiliki data yang lengkap untuk semua variabel yang digunakan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ilmiah ini terdiri dari lima bab pembahasan. Berikut
ini merupakan rincian garis besar yang dijelaskan masing-masing bab
pembahasan, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian ini menguraikan latar belakang penelitian ini, perumusan masalah,
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan penelitan ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini membahas tentang teori-teori yang terkait dengan pengungkapan
laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), serta penelitian-penelitian
sebelumnya yang terkait dengan pengungkapan LKPD yang dilakukan di luar
negeri maupun penelitian dalam negeri.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini membahas desain penelitian yang digunakan dalam penelitian,
metode pengumpulan data, model penelitian dan operasionalisasi variabel yang
digunakan dalam penelitian.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas dan menjelaskan data yang dihasilkan dari penelitian
yang didapat perhitungan secara statistik dengan software statistik E-views 6.0.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian, keterbatasan
penelitian, dan saran yang membangun atas penelitian dan implikasi hasil
penelitian.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
9 Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengungkapan Informasi Pada Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD)
2.1.1 Pemerintahan Daerah di Indonesia
Definisi Pemerintahan Daerah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, dan
daerah Provinsi itu dibagi lagi menjadi Kabupaten dan Kota yang masing-masing
mempunyai pemerintahan daerah. Setiap daerah dipimpin oleh kepala Pemerintah
Daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk Provinsi disebut
Gubernur, untuk Kabupaten disebut Bupati dan untuk Kota disebut Walikota.
Dalam menjalankan tugas dan kewajiban Pemerintah Daerah, Gubernur
bertanggung jawab kepada DPRD Provinsi, sedangkan Bupati atau Walikota
bertanggung jawab kepada DPRD Kabupaten/DPRD Kota dan berkewajiban
memberikan laporan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dalam
rangka pembinaan dan pengawasan.
Sejak tahun 2001, Indonesia mulai menjalankan prinsip-prinsip
desentralisasi dan otonomi daerah. Kebijakan ini mengubah penyelenggaraan
pemerintahan dari yang sebelumnya bersifat terpusat menjadi terdesentralisasi
yang berarti adanya penyerahan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah
pusat kepada Pemerintah Daerah. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang
luas, nyata dan bertanggung jawab, Pemerintah Daerah diberi kewenangan dan
tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri, baik dari segi
administratif pemerintahan maupun dari segi pengelolaan keuangannya yang
dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya dan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pemerintah dalam mengelola keuangan daerah, namun pada
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
10
Universitas Indonesia
kenyataannya dengan adanya otonomi daerah malah menimbulkan potensi
munculnya agency problem karena adanya informasi yang asimetris. Pemerintah
Daerah menjadi agen yang harus menjalankan amanah yang diberikan oleh
masyarakat sebagai prinsipal. Dengan demikian, pihak agen cenderung memiliki
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal, sehingga agen dapat
melakukan sesuatu berdasarkan kepentingan pribadi dan mengabaikan
kepentingan prinsipal. Oleh karena itu, diperlukan transparansi dan
pertanggungjawaban keuangan LKPD.
2.1.2 Teori Agensi dalam Pemerintahan
Teori keagenan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih, dimana satu
pihak (agent) setuju untuk bertindak dengan persetujuan pihak yang lain
(principal). Zimmerman (1997), mengatakan bahwa agency problem muncul
ketika prinsipal mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan kepada
agen. Menurut Meisser (2006) dalam Endrianto (2010), hubungan keagenan ini
menyebabkan dua permasalahan, yaitu adanya informasi asimetris dimana agen
secara umum memiliki lebih banyak informasi dari prinsipal dan terjadinya
konflik kepentingan akibat ketidaksamaan tujuan, dimana agen tidak selalu
bertindak sesuai dengan tujuan kepentingan prinsipal. Dengan demikian, agency
problem muncul karena agen yang mempunyai informasi yang lebih baik,
berkesempatan untuk mengambil keputusan atau bertindak sesuai dengan
kepentingannya tanpa menghiraukan kepentingan principal.
Zimmerman (1997) menyatakan bahwa agency problem terjadi pada semua
organisasi. Pada perusahaan agency problem terjadi antara pemegang saham
sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Pada sektor pemerintahan
agency problem terjadi antara pejabat yang terpilih rakyat sebagai agent dan para
pemilih (masyarakat) sebagai principal. Pejabat pada pemerintahan sebagai pihak
yang menyelenggarakan pelayanan publik, memiliki lebih banyak informasi
sehingga dapat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat
sebagai principal seperti menggunakan kepentingan pribadi, termasuk korupsi
(Burki dan Perry, 2001; Sudorowerti, 2006 dalam Darmastuti, 2011).
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
11
Universitas Indonesia
Menurut Lane (2003) dalam Halim dan Abdullah (2006) juga menyatakan
bahwa teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik. Masalah
keagenan yang terjadi pada pemerintahan, yaitu antara eksekutif dan legislatif dan
antara legislatif dengan publik. Dalam hubungan keagenan antara eksekutif dan
legislatif, eksekutif sebagai agen dan legislatif sebagai prinsipal. Dalam hal ini,
legislator ingin dipilih kembali, dan agar terpilih kembali, legislator mencari
program dan project yang membuatnya populer di mata konstituen.
Dalam hubungan keagenan antara legislatif sebagai agen dan publik
sebagai prinsipal. Von Hagen (2003) dalam Abdullah (2006) berpendapat bahwa
hubungan prinsipal-agen yang terjadi antara pemilih (voters) dan legislatif pada
dasarnya menunjukkan bagaimana voters memilih politisi untuk membuat
keputusan-keputusan tentang belanja publik untuk mereka dan mereka
memberikan dana dengan membayar pajak. Ketika pejabat kemudian terlibat
dalam pembuatan keputusan atas pengalokasian belanja dalam anggaran, maka
diharapkan dapat mewakili kepentingan atau preferensi prinsipal atau pemilihnya.
Pada kenyataannya pejabat sebagai agen tidak selalu memiliki kepentingan yang
sama dengan publik.
2.1.3 Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara
Pada awalnya, pelaksanaan pengelolaan keuangan negara masih
menggunakan ketentuan perundang-undangan yang disusun pada masa
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Akan tetapi, peraturan perundang-
undangan tersebut tidak dapat mengakomodasi berbagai perkembangan yang
terjadi dalam sistem kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan
negara Republik Indonesia. Kelemahan perundang-undangan dalam bidang
keuangan menjadi salah satu penyebab terjadinya bentuk penyimpangan dalam
pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu, untuk menghilangkan
penyimpangan tersebut diperlukan suatu undang-undang yang mengatur
pengelolaan keuangan negara. Sehingga, dikeluarkanlah Undang-Undang RI
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang memberikan perubahan
pada pengelolaan keuangan daerah.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
12
Universitas Indonesia
Hal-hal baru dan perubahan mendasar yang terdapat dalam peraturan ini
dengan peraturan sebelumnya meliputi pengertian dan ruang lingkup keuangan
negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan negara, kedudukan Presiden
sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, pendelegasian
kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan dan Menteri/Pimpinan Lembaga,
susunan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah
pusat dan bank sentral, Pemerintah Daerah dan pemerintah/lembaga asing,
pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah dengan perusahaan negara dan
perusahaan swasta dan badan pengelola dana masyarakat, serta penetapan bentuk
dan batas waktu penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
dan APBD. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara,
dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan negara dalam rangka
pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.
Perbendaharaan Negara diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004.
Dalam undang-undang ini diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan
pengeluaran, pengelolaan utang piutang dan investasi serta barang milik
negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang memadai.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa
keuangan yang bebas dan mandiri yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor
15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Pengelolaan Keuangan Negara. Pemeriksaan Negara meliputi pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan Negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab negara.
Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan
keuangan; pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
Negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan aspek efektivitas; dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
13
Universitas Indonesia
2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan
Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
menyebutkan dengan jelas bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah harus disajikan sesuai standar akuntansi
pemerintahan. Selanjutnya, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 juga menyebutkan
arti penting standar akuntansi pemerintahan. Undang-Undang otonomi yang
terbaru, yaitu Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
juga menyebutkan penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
standar akuntansi pemerintahan sangat dibutuhkan sebagai pedoman pelaporan
keuangan dalam pemerintahan. Dengan demikian, pada tanggal 13 Juni 2005,
Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP mengatur mengenai informasi
yang harus disajikan dalam laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur
dan melaporkannya. Untuk selanjutnya, SAP dijadikan acuan wajib dalam
penyajian laporan keuangan entitas pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
Pemerintah Daerah. Pengguna laporan keuangan termasuk legislatif juga akan
menggunakan SAP untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dan pihak auditor eksternal (BPK) akan menggunakan SAP sebagai
kriteria dalam pelaksanaan audit. Dengan demikian, SAP menjadi pedoman untuk
menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor.
Laporan keuangan pokok yang harus disajikan oleh Pemerintah Daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah:
Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah
pusat atau daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah,
yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam
satu periode pelaporan. Unsur-unsur yang harus disajikan dalam Laporan
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
14
Universitas Indonesia
Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya terdiri dari pendapatan, belanja,
transfer, surplus/pdefisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan
anggaran.
Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca
mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos, yaitu kas dan setara kas,
investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi
jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang, dan ekuitas dana.
Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-
anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan
saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang
dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.
Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
2.1.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan & Catatan atas Laporan
Keuangan
Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi akuntabilitas
publik adalah melalui penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah. Pelaporan
keuangan dilakukan untuk kepentingan: (1) akuntabilitas, berarti
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
15
Universitas Indonesia
ditetapkan, (2) manajemen, dimaksudkan membantu para pengguna untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode
pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk
kepentingan masyarakat, (3) transparansi, yaitu memberikan informasi keuangan
yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan
dan (4) keseimbangan antar generasi, yaitu membantu para pengguna dalam
mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk
membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan
datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
Seberapa banyak informasi yang dapat diterima oleh para pengguna laporan
keuangan tergantung dari sejauh mana tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah. Chariri dan Ghozali (2003) dalam Lesmana (2010),
mengelompokkan pengungkapan (disclosure) menjadi dua macam. Pertama,
pengungkapan wajib (mandatory disclosure), merupakan pengungkapan tentang
informasi yang diharuskan oleh peraturan yang telah ditetapkan oleh badan
otoriter. Untuk sektor pemerintahan di Indonesia, baik pemerintah pusat maupun
daerah pengungkapan informasi dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Dalam Kerangka Konseptual Standar Akuntansi
Pemerintahan menyebutkan mengharuskan adanya pengungkapan lengkap (full
disclosure), dimana laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi-
informasi yang berguna bagi pengguna laporan baik pada lembar muka laporan
keuangan ataupun pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Untuk lebih
mengoperasionalkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, Pemerintah Daerah juga dapat melihat Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
16
Universitas Indonesia
Pengungkapan yang kedua yaitu, pengungkapan sukarela (voluntary
disclosure), merupakan informasi yang tidak diwajibkan oleh suatu peraturan
yang berlaku, tetapi diungkapkan oleh entitas karena dianggap relevan dengan
kebutuhan pemakai laporan keuangan. Dalam PP No 24 Tahun 2005 mengenai
struktur Catatan atas Laporan Keuangan disebutkan CaLK meliputi pengungkapan
informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan.
Salah satu komponen dalam laporan pokok adalah catatan atas laporan
keuangan (CaLK). Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk
pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. CaLK harus disajikan
secara sistematis, setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait
dalam CaLK. Informasi yang harus disajikan oleh Pemerintah Daerah dalam
CaLK adalah sebagai berikut:
a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan;
e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan
f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
17
Universitas Indonesia
2.2 Karakteristik Pemerintah Daerah
Karakteristik berarti mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu. Lesmana (2010) mengatakan bahwa karakteristik Pemerintah Daerah
berarti sifat khas dari otoritas administratif Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan
Pemerintah Daerah dapat menggambarkan karakteristik Pemerintah Daerah.
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang memfasilitasi transparansi
akuntabilitas publik, yang menyediakan informasi yang relevan mengenai
kegiatan operasionalnya, posisi keuangan, arus kas, dan penjelasan atas pos-pos
yang ada di dalam laporan keuangan tersebut.
Pada penelitian-penelitian di sektor pemerintahan, karakteristik
Pemerintah Daerah sering digunakan sebagai proksi dalam item-item pada laporan
keuangan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Seperti penelitian Patrick
(2007), menjelaskan karakteristik Pemerintah Daerah Pennsylvania, dengan
membagi karakteristik ke dalam tiga kelompok. Pertama, budaya organisasi,
dengan menggunakan proksi kecenderungan Pemerintah Daerah dan tanggapan
terhadap konstituen. Kedua, struktur organisasi, dengan menggunakan proksi
spesialisasi pekerjaan, diferensiasi fungsional, administrative intensity,
ketersediaan slack resources dan ukuran organisasi. Karakteristik yang terakhir,
yaitu lingkungan eksternal, dengan menggunakan proksi pembiayaan utang dan
intergovernmental revenue. Suhardjanto, et.al (2010) menguji tingkat kepatuhan
pengungkapan LKPD terhadap SAP dengan menggunakan modifikasi model
Patrick (2007), karakteristik Pemerintah Daerah yang digunakan adalah ukuran,
kekayaan, perbedaan fungsional, usia, pembiayaan utang, dana perimbangan dan
latar belakang pendidikan bupati.
Lesmana (2010) meneliti pengaruh enam karakteristik Pemerintah Daerah,
yaitu ukuran Pemerintah Daerah, kewajiban, pendapatan transfer, umur
Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja perangkat daerah dan rasio kemandirian
keungan Pemerintah Daerah. Sedangkan Gilligan dan Matsusaka (2001) memakai
legislature size atau jumlah anggota legislatif sebagai karakteristik Pemerintah
Daerah di Amerika Serikat. Liestiani (2008), dalam penelitiannya juga
menggunakan karakteristik Pemerintah Daerah sebagai salah satu variabelnya,
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
18
Universitas Indonesia
dengan menggunakan tipe dari Pemerintah Daerah yang diklasifikasikan menjadi
kota atau kabupaten sebagai proksinya.
2.3 Penelitian Terdahulu
Ingram (1984) melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara faktor
ekonomi dan variasinya dalam praktik akuntansi pemerintahan. Penelitian ini
mengambil sampel pemerintah negara bagian di Amerika Serikat. Ingram
membagi empat faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat pengungkapan,
yaitu coalitions, administrative selection process, alternative information source,
dan management incentives. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pengungkapan berhubungan positif dan signifikan dengan coalition of voters,
administrative selection process dan management incentives. Sedangkan faktor
alternative information source mempunyai hubungan negatif dengan tingkat
pengungkapan.
Penelitian Gilligan dan Matsusaka (2001) menggunakan legislature size
sebagai variabel independen dalam menguji pengaruhnya terhadap kebijakan
fiskal di Pemerintah Daerah di Amerika Serikat pada awal pertengahan abad ke-
20. Dengan menggunakan analisis regresi pada 48 negara bagian di Amerika
Serikat selama periode 1902-1942, ditemukan bahwa legislature size secara
signifikan dan positif berpengaruh terhadap kebijakan fiskal pada Pemerintah
Negara Bagian di Amerika Serikat. Anggota legislatif yang jumlahnya lebih
banyak cenderung meningkatkan Belanja Pemerintah dibidang pendidikan dan
infrastruktur.
Lasward, et.al (2005) melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan di internet dengan
menggunakan enam variabel, yaitu political competition, size, leverage, municipal
wealth, press visibility dan council type. Hasil penelitian ini adalah terdapat empat
determinan yang mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan di
internet. Leverage, municipal wealth, dan press visibility mempunyai pengaruh
positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela laporan keuangan di internet.
Council type mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
sukarela laporan keuangan di internet, sedangkan political competition dan size
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
19
Universitas Indonesia
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela
laporan keuangan di internet.
Patrick (2007) melakukan penelitian mengenai karakteristik Pemerintah
Daerah Pennsylvania terhadap penerapan sebuah inovasi administrasi, yaitu
Governmental Accounting Standard Board (GASB) 34. Penelitian ini mengambil
sambil sebanyak 506 Pemerintah Daerah di negara bagian Pennsylvania.
Penelitian ini mengadopsi model Everett Rogers untuk mengidentifikasi faktor-
faktor dalam suatu organisasi sebagai determinan yang terkait dengan penerapan
GASB 34, dengan menguji karakteristik Pemerintah Daerah Pennsylvania yang
dibagi menjadi tiga kelompok, yairtu:
1. Budaya Organisasi.
Schein (1993) dalam Patrick (2007) menyebutkan bahwa budaya organisasi
termasuk norma dan filosofi yang dianut, kebiasaan dan pengalaman dari
anggota organisasi tersebut. Proksinya adalah kecenderungan Pemerintah
Daerah untuk berinovasi dan tanggapan terhadap konstituen.
2. Struktur Organisasi
Gulick & Urwick (1937) dalam Patrick (2007) mendefinisikan struktur
organisasi sebagai prinsip-prinsip formal dalam mengatur dan mengelola suatu
organisasi. Proksinya adalah spesialisasi pekerjaan, administrative intensity,
diferensiasi fungsional, ketersediaan slack resources dan ukuran (size)
organisasi.
3. Lingkungan eksternal yang proksinya adalah pembiayaan utang dan
intergovernmental revenue.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran organisasi, kecenderungan
Pemerintah Daerah untuk berinovasi dan tanggapan terhadap konstituen
berpengaruh positif dan sangat kuat sebagai determinan dalam mengadopsi sebuah
inovasi. Sedangkan karakteristik lainnya seperti spesialisasi pekerjaan,
diferensiasi fungsional, administrative intensity, dan pembiayaan utang
mempunyai hubungan positif yang moderat hingga lemah. Variabel independen
yang masuk kedalam kelompok lingkungan eksternal yaitu intergovernmental
revenue justru mempunyai hubungan negatif dan lemah terhadap determinasi
dalam mengadopsi GASB 34.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
20
Universitas Indonesia
Liestiani (2008) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kabupaten/Kota untuk tahun anggaran 2006. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 100 LKPD dengan tahun anggaran 2006. Variabel independen
yang digunakan oleh Liestiani (2008) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu insentif
pemda, hasil pemeriksaan dan karakteristik daerah.
1. Intensif pemda diproksikan dengan kekayaan daerah, tingkat ketergantungan
dan kompleksitas pemerintahan.
2. Hasil pemeriksaan diproksikan dengan jumlah temuan pemeriksaan dan
tingkat penyimpangan.
3. Karakteristik daerah, diproksikan dengan tipe Pemerintah Daerah yaitu
daerah termasuk kabupaten atau kota.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kekayaan Pemerintah Daerah, kompleksitas yang diproksikan
dengan jumlah populasi dari Pemerintah Daerah dan jumlah temuan audit
terhadap tingkat pengungkapan LKPD. Sedangkan tingkat ketergantungan dan
tipe dari Pemerintah Daerah tidak mempunyai hubungan yang signifikan tehadap
tingkat pengungkapan LKPD. Nilai dari temuan audit dibuktikan memiliki
hubungan negatif terhadap pengungkapan. Semakin tinggi nilai penyimpangan
hasil temuan audit, maka Pemerintah Daerah dipandang cenderung menutupi
informasi, jadi tingkat pengungkapannya menjadi rendah.
Suhardjanto, et.al (2010) meneliti pengaruh karakteristik Pemerintah
Daerah pada kepatuhan pengungkapan laporan keuangan standar Pemerintah
Daerah (Standar Akuntansi Pemerintahan). Karakteristik Pemerintah Daerah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran, kekayaan, perbedaan fungsional,
usia, pembiayaan utang, dana perimbangan dan latar belakang pendidikan bupati.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dana perimbangan dan latar belakang
pendidikan bupati merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan
pengungkapan SAP yang wajib.
Lesmana (2010) juga meneliti pengaruh karakteristik Pemerintah Daerah
terhadap tingkat pengungkapan wajib LKPD. Karakteristik Pemerintah Daerah
yang digunakan adalah ukuran Pemerintah Daerah, kewajiban, pendapatan
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
21
Universitas Indonesia
transfer, umur Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja perangkat daerah, rasio
kemandirian keuangan daerah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dua variabel
karakteristik Pemerintah Daerah secara positif dan signifikan mempengaruhi
pengungkapan wajib LKPD, yaitu variabel umur Pemerintah Daerah dan rasio
kemandirian keuangan daerah.
2.4 Kerangka Konseptual
Pengungkapan wajib laporan keuangan Pemerintah Daerah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Penelitian ini akan meneliti sejauh mana Pemerintah Daerah
mengungkapkan informasi keuangannya sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Penelitian ini menggunakan tingkat pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dalam komponen Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK) berdasarkan standar akuntansi pemerintah sebagai variabel dependen dan
mencoba mencari hubungan antara karakteristik Pemerintah Daerah dengan
tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan. Kerangka konseptual pada
penelitian ini mengadopsi dari kerangka konseptual Patrick (2007) berikut ini:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Patrick
Independent Variables
Individual (Leader) Characteristics Propensity to Innovate Responsiveness to Constituents Organizational Structure Occupational Spacialization Functional Differentiation Administrative Intensity Availability of Slack Resources Organizational Size External Environtment Debt Financing Intergovernmental Revenue
Dependent Variables Organizational Innovativeness
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
22
Universitas Indonesia
Variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada penelitian Patrick (2007), namun tidak semua variabel independen
digunakan dalam penelitian ini. Administrative intensity dan availability slack of
resources yang termasuk dalam variabel independen struktur organisasi dan
variabel independen budaya organisasi tidak dimasukkan dalam penelitian ini
karena pertimbangan akan ketersediaan data. Jadi, variabel independen penelitian
Patrick (2007) yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur organisasi
yang terdiri dari ukuran Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi
pekerjaan dan lingkungan eksternal yang terdiri dari pembiayaan utang dan
intergovernmental revenue.
Selain mengacu pada penelitian Patrick (2007), dalam penelitian ini juga
menambahkan beberapa variabel independen lain yang diduga memiliki pengaruh
terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah, yaitu
ukuran legislatif, kekayaan Pemerintah Daerah, umur administratif Pemerintah
Daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah. Variabel ukuran legislatif
ditambahkan dalam penelitian ini karena sebagai perwakilan rakyat DPRD
memiliki fungsi pengawasan terhadap Pemerintah Daerah agar Pemerintah Daerah
dapat mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat didayagunakan dengan baik
Winanrna dan Murni (2007) dalam Sumarjo (2010) juga menyatakan bahwa
lembaga legislatif atau DPRD merupakan lembaga yang memiliki potensi dan
peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah. Penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian Giligan dan Matsusaka (2001) menemukan adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara ukuran legislatif terhadap kebijakan
pemasukan dan pengeluaran suatu Pemerintah Daerah.
Variabel umur administratif Pemerintah Daerah dan rasio kemandirian
keuangan daerah, ditambahkan dalam penelitian ini karena berdasarkan hasil
penelitian Lesmana (2010), dari enam variabel yang diteliti hanya dua variabel,
yaitu umur administratif Pemerintah Daerah dan rasio kemandirian keuangan
daerah yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pemerintah Daerah.
Begitu juga dengan kekayaaan Pemerintah Daerah, berdasarkan hasil penelitian
Liestiani (2008) menyatakan bahwa kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
23
Universitas Indonesia
Sehingga, peneliti ingin menguji dan menganalisis apakah dengan menggunakan
LKPD untuk tahun anggaran 2008-2009 akan mendapatkan hasil yang sama.
Dengan demikian, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini,
adalah ukuran Pemerintah Daerah, ukuran legislatif, umur administratif
Pemerintah Daerah, kekayaan Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional,
spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah, pembiayaan utang dan
intergovernmental revenue. Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian 2.5.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat
Pengungkapan Wajib LKPD
Ukuran organisasi menunjukkan seberapa besar suatu organisasi tersebut.
Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar akan memiliki tekanan yang
besar pula dari publik untuk menyajikan laporan keuangannya secara lengkap.
Begitu pula dalam sektor pemerintahan, Pemerintah Daerah yang memiliki ukuran
besar dituntut untuk melakukan transparansi atas pengelolaan keuangannya
sebagai bentuk akuntabilitas publik melalui pengungkapan informasi yang lebih
Variabel Independen
Struktur Organisasi Ukuran Pemerintah Daerah Ukuran Legislatif Umur Administratif Pemerintah Daerah Kekayaan Pemerintah Daerah Diferensiasi Fungsional Spesialisasi Pekerjaan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Lingkungan Eksternal Pembiayaan Utang Intergovernmental Revenue
Variabel Dependen Tingkat PengungkapanWajib
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
24
Universitas Indonesia
banyak dalam laporan keuangan. Patrick (2007) menemukan bahwa ukuran
organisasi berpengaruh positif dan sangat kuat terhadap penerapan sebuah inovasi
baru. Sumarjo (2010) juga menemukan bahwa ukuran Pemerintah Daerah
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, meski pengaruh tidak terlalu
signifikan. Akan tetapi, Lesmana (2010) menemukan bahwa ukuran Pemerintah
Daerah tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib pada Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Semakin besar ukuran Pemerintah Daerah
maka kinerja keuangan diharapkan akan semakin bagus. Dari uraian diatas, maka
hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan wajib LKPD.
2.5.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib
LKPD
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah bentuk lembaga
perwakilan rakyat daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. DPRD bertugas
mengawasi Pemerintah Daerah agar dapat mengelola anggaran yang ada untuk
dapat di dayagunakan dengan baik. Secara umum, peran DPRD diwujudkan
dalam tiga fungsi, yaitu: (a) regulator, mengatur seluruh kepentingan daerah, baik
yang termasuk urusan-urusan rumah tangga daerah atau urusan pemerintah pusat,
(b) policy making, merumuskan kebijakan pembangunan dan perencanaan
program-program di daerahnya, (c) budgeting, perencanaan anggaran daerah
(APBD).
Winarna dan Murni (2007) dalam Sumarjo (2010) menyatakan bahwa
lembaga legislatif atau DPRD merupakan lembaga yang memiliki potensi dan
peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah. Gilligan dan
Matsusaka (2001) menemukan bahwa ada pengaruh positif legislature size
terhadap kebijakan pendapatan dan pengeluaran suatu Pemerintah Daerah. Oleh
karena itu, semakin banyaknya jumlah anggota DRPD diharapkan semakin dapat
meningkatkan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah sehingga adanya
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
25
Universitas Indonesia
peningkatan pada pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah. Dari
uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H2 : Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berpengaruh
positif terhadap tingkat pengungkapan wajib Pemerintah Daerah.
2.5.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Umur suatu organisasi dapat diartikan seberapa lama organisasi tersebut
berlangsung sejak didirikannya. Umur administratif Pemerintah Daerah yaitu,
tahun dibentuknya suatu pemerintahan daerah berdasarkan Undang-Undang
Pembentukan daerah tersebut. Hammami (2009) menyatakan bahwa organisasi
yang sudah lama berdiri dianggap memiliki kemampuan yang baik untuk
mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan sesuai dengan standar yang
berlaku dibandingkan dengan organisasi yang lebih muda atau baru didirikan,
karena organisasi tersebut tidak memiliki track record sehingga hanya sedikit
informasi yang diungkapkan. Penelitiannya menemukan bahwa umur berpengaruh
secara signifikan dalam pengungkapan sukarela laporan keuangan. Lesmana
(2010) juga menyatakan bahwa umur Pemerintah Daerah merupakan salah satu
variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan wajib
LKPD. Semakin lama suatu Pemerintah Daerah dibentuk, maka semakin
berpengalaman dalam menjalankan sistem administrasinya termasuk proses
pencatatan dan pelaporan keuangan. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian
ini adalah:
H3 : Umur administratif Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap
tingkat pengungkapan wajib LKPD.
2.5.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Kekayaan Pemerintah Daerah menggambarkan tingkat kemakmuran
daerah tersebut (Sinaga, 2011). Christiaens (1999) dalam Lasward, et.al (2005)
berpendapat bahwa kekayaan Pemerintah Daerah berhubungan positif dengan
meningkatnya pengungkapan karena memberikan sinyal dari kualitas kepala
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
26
Universitas Indonesia
daerah, dimana kepala daerah dapat mengambil manfaat dengan meningkatkan
kesempatan mereka dipilih kembali dan mengurangi biaya kepentingan. Penelitian
yang dilakukan Ingram (1984) menemukan bahwa tingkat kekayaan daerah
mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan negara
bagian. Lasward, et.al (2005) juga menemukan bahwa kekayaan kota
berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan sukarela laporan
keuangan di internet. Hasil penelitian yang dilakukan Liestiani (2008) juga serupa
dengan Ingram (1986) dan Lasward, et.al (2005) bahwa kekayaan daerah
berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan
keuangan pemerintah kabupaten/kota. Dengan demikian, semakin besar kekayaan
Pemerintah Daerah, akan mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan
pengungkapan secara lengkap pada laporan keuangannya. Dari uraian di atas,
maka hipotesis penelitian ini adalah:
H4: Kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap pengungkapan
wajib LKPD
2.5.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Diferensiasi fungsional menunjukkan sejauh mana sebuah organisasi
dibagi menjadi departemen fungsional atau subunit yang berbeda. Damanpour
(1991) dalam Patrick (2007) berpendapat diferensiasi fungsional memfasilitasi
pertukaran ide, informasi, dan inovasi. Patrick (2007) menemukan bahwa
Pemerintah Daerah di Pennsylvania dengan tingkat diferensiasi fungsional yang
lebih tinggi akan cenderung untuk lebih mengadopsi Governmental Accounting
Standards Board (GASB) 34 dibandingkan dengan yang tingkat diferensiasi
fungsionalnya rendah.
Dalam struktur pemerintahan daerah, pembagian departemen fungsional
atau subunit disebut dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). SKPD
merupakan entitas akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atas transaksi-
transaksi yang terjadi di lingkungan Pemerintah Daerah. Semakin banyak jumlah
SKPD yang dimiliki berarti semakin kompleks pemerintahan tersebut. Semakin
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
27
Universitas Indonesia
kompleks pemerintahan maka semakin besar tingkat pengungkapan yang harus
dilakukan (Hilmi, 2011). Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H5: Jumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) berpengaruh positif
terhadap pengungkapan wajib LKPD.
2.5.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Spesialisasi pekerjaan biasanya diukur menurut tingkat pendidikan formal
anggota, berbagai spesialisasi pekerjaan, atau klasifikasi pekerjaan (Kimberly &
Evanisko, 1981; Rogers, 2003 dalam Patrick, 2007). Patrick (2007) menemukan
bahwa Pemerintah Daerah yang memiliki administratur yang memiliki spesialisasi
pekerjaan yang ditunjukkan dengan keterampilan dan pelatihan yang tinggi
khususnya di bidang pelaporan keuangan/akuntansi akan lebih besar keinginannya
untuk mengadopsi Governmental Accounting Standards Board (GASB) 34
dibanding dengan Pemerintah Daerah yang administraturnya memiliki
keterampilan dan pelatihan yang rendah.
Dengan dikeluarkannya standar akuntansi pemerintahan, diharapkan
Pemerintah Daerah dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai
dengan SAP. Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala
daerah dituntut untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan. Logikanya, kepala daerah dan atau wakil kepala
daerah yang memiliki latar belakang ekonomi atau akuntansi akan lebih mudah
dalam memahami dan menerapkan standar akuntansi pemerintahan dalam
penyajian laporan keuangannya, sehingga laporan keuangannya menyajikan
informasi yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan. Penelitian yang
dilakukan Suhardjanto, et.al (2010) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan
bupati merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan pengungkapan
SAP yang wajib. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H6 : Latar belakang pendidikan Kepala Daerah berpengaruh positif terhadap
pengungkapan wajib LKPD.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
28
Universitas Indonesia
2.5.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diberikan tugas menjalankan
pemerintahan, pembangungan dan pelayanan masyarakat wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban keuangan daerah sebagai dasar penilaian kinerja
keuangannya. Alat untuk menganalisis kinerja keuangan Pemerintah Daerah
adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan
untuk mengukur akuntabilitas Pemerintah Daerah, yaitu rasio kemandirian
keuangan daerah.
Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan
Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan
retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian
keuangan Pemerintah Daerah bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu
Pemerintah Daerah untuk tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya tanpa
adanya dana perimbangan dari pemerintah pusat. Lesmana (2010) menemukan
bahwa rasio kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan wajib LKPD. Semakin tinggi rasio kemandirian keuangan daerah
maka Pemerintah Daerah cenderung untuk berusaha melakukan pengungkapan
secara lengkap pada laporan keuangannya. Dari uraian di atas, maka hipotesis
penelitian ini adalah:
H7: Rasio kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan wajib LKPD.
2.5.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Pembiayaan utang adalah sumber pendanaan yang berasal dari organisasi
lain. Patrick (2007) menemukan adanya pengaruh pembiayaan utang terhadap
inovasi. Hal ini disebabkan karena organisasi dengan level pembiayaan utang
yang tinggi akan diminta untuk menerbitkan pengungkapan dan pelaporan
keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku umum. Laporan keuangan
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
29
Universitas Indonesia
digunakan oleh kreditor sebagai alat untuk menilai kemampuan organisasi dalam
membayar kewajibannya dimasa yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kreditor
seringkali menghendaki pengungkapan yang lengkap pada laporan keuangan.
Akan tetapi, Lesmana (2010) tidak menemukan adanya pengaruh jumlah
kewajiban dengan tingkat pengungkapan pada LKPD. Dari uraian di atas, maka
hipotesis penelitian ini adalah:
H8 : Pembiayaan utang berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
wajib LKPD.
2.5.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD
Intergovernmental revenue adalah sejumlah transfer dana dari pusat yang
sengaja dibuat untuk membiayai program-program daerah (Nam, 2001 dalam
Sumarjo, 2010). Patrick (2007) mendefinisikan intergovernmental revenue adalah
jenis pendapatan Pemerintah Daerah yang berasal dari transfer pemerintah pusat
kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi Pemerintah Daerah. Sebagai
timbal baliknya, Pemerintah Daerah membelanjakan pendapatan transfer antar
pemerintah sesuai dengan alokasi dan petunjuk anggaran menurut Undang-
Undang. Dalam penelitiannya, Patrick (2007) menemukan adanya pengaruh
negatif antara intergovernmental revenue terhadap inovasi. Di Indonesia,
intergovernmental revenue dikenal dengan dana perimbangan.
Suhardjanto (2010) dalam Sumarjo (2010) juga menemukan adanya
pengaruh positif intergovernmental revenue terhadap kesesuaian pengungkapan
wajib Pemerintah Daerah. Hal ini berarti semakin besar tingkat ketergantungan
maka semakin besar tingkat pengungkapan yang yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H9 : Intergovernmental revenue berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan wajib LKPD.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
30 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan orang, kejadian atau sesuatu yang menarik
yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2010). Penelitian ini menggunakan
populasi seluruh laporan keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, baik tingkat
Provinsi maupun Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2008-2009 yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Pemilihan sampel
dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang
dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti (Sekaran, 2010).
Kriteria-kriteria atas sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten/Kota pada tahun
2008-2009 yang telah diaudit oleh BPK.
2. Memiliki data yang lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel:
a. Menyediakan empat komponen laporan keuangan Pemerintah Daerah,
yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan
atas Laporan Keuangan.
b. Menyediakan data jumlah SKPD sebagai entitas akuntansi tahun 2008 dan
2009 pada LKPD/Laporan Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian
Internal
c. Menyediakan data latar belakang Kepala Daerah dan atau Wakil Kepala
Daerah tahun 2008-2009.
d. Menyediakan data jumlah anggota DPRD tahun 2008-2009 pada Daerah
Dalam Angka (DDA) masing-masing Pemerintah Daerah atau melalui
situs resmi Pemerintah Daerah.
e. Menyediakan data umur administratif Pemerintah Daerah yang diukur dari
undang-undang pembentukannya sampai dengan tahun 2008 dan 2009.
Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012
-
31
Universitas Indonesia
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang kemudian dikumpulkan sebagai
bahan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu
informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2010). Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam
pengukuran variabel penelitian. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini,
adalah:
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tah