7 analisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah dalam pengungkapan laporan keuangan.unlocked

107
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN SKRIPSI FEBRIYANI SYAFITRI 1006812043 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK JULI 2012 Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

Upload: yuniar-haryanti

Post on 28-Aug-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN

    LAPORAN KEUANGAN

    SKRIPSI

    FEBRIYANI SYAFITRI 1006812043

    FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI

    DEPOK JULI 2012

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN

    LAPORAN KEUANGAN

    SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    FEBRIYANI SYAFITRI 1006812043

    FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI

    DEPOK JULI 2012

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • ii

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • iii Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan

    penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

    mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia.

    Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

    pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan penelitian ini

    sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Papa, Mama, Ongkruy serta keluarga besar penulis yang selalu senantiasa

    memberikan bantuan serta dukungan material dan moril selama penulis

    kuliah pada umumnya dan selama penyelesaian penelitian ini pada

    khususnya.

    2. Program S1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

    yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan

    pengalaman selama masa perkuliahan.

    3. Ibu Dyah Setyaningrum, S.E.Ak, M.S.M. selaku dosen pembimbing yang

    telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini berupa saran

    dan kritiknya sehingga penelitian ini dapat selesai tepat waktu.

    4. Bapak Dr. Bambang Pamungkas dan Bapak Drs. Enan Hasan Sjadili, Ak.,

    MBA selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran atas

    penelitian ini pada saat ujian sidang skripsi.

    5. Para dosen beserta staf pengajar yang telah membimbing, mengajar serta

    mendidik penulis selama menuntut ilmu di Program S1 Ekstensi

    Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    6. Teman-teman seperjuangan di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia, khususnya buat Geng Giro (Fitri, Sita, Anggi) yang

    selalu menghibur dan memberikan masukan kepada penulis selama

    penyelesaian penelitian ini.

    7. Apit Triyansyah Tayeir, yang selalu memberikan semangat selama

    penyelesaian penelitian ini baik dalam kondisi suka maupun duka.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • v

    8. Semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian penelitian

    ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan

    masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya

    kritik serta saran agar penelitian ini dapat memberikan manfaat positif bagi para

    pembacanya.

    Depok, 13 Juli 2012

    Febriyani Syafitri

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • vi

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • vii Universitas Indonesia

    ABSTRAK Nama : Febriyani Syafitri Program Studi : Ekstensi Akuntansi Judul : Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah

    Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 620 LKPD Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2008-2009 dengan rata-rata tingkat pengungkapan LKPD sebesar 52,09%. Hasil penelitian ini menemukan bahwa umur administratif pemerintah daerah, kekayaan pemerintah daerah, dan ukuran legislatif memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan LKPD, sedangkan intergovernmental revenue memiliki pengaruh negatif. Ukuran pemerintah daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah dan pembiayaan utang terbukti tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan LKPD. Kata kunci : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, pengungkapan, karakteristik pemerintah daerah, standar akuntansi pemerintahan

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • viii Universitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Febriyani Syafitri Program Study : Extension Accounting Title : The Effect of Local Government Characteristic on Financial

    Statement Disclosure. This research aims to analyze the effect of Local Government characteristic on financial statement disclosure. A total of 620 financial statement of Local Governments District/City for 2008-2009 were selected to be sample with average of Local Government financial statement disclosure level is 52,09%. This result of this study shows that administrative age, wealth of the local government, legislature size, have positive effect on the local government financial statement disclosure, while intergovernmental revenue have negative effect. The size of the local government, functional differentiation, occupational specialization, financial self-sufficiency ratio and debt financing are proved to have no effect on the local government financial statement disclosure. Keywords: Local Government Financial Statement, disclosure, local

    government characteristics, government accounting standard

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • ix Universitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAAN. ..................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR.... ............................................................................................. iv

    LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................. vi

    ABSTRAK.................................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI................................................................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR.... .............................................................................................. xv

    DAFTAR TABEL...................................................................................................... xvi

    BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 5

    1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6

    1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 7

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 7

    1.6 Sistematika Penulisan................................................................................. 8

    BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA.. ................................ 9

    2.1 Pengungkapan Informasi Pada Laporan Keuangan Pemerintah

    Daerah (LKPD)......................................................................................... 9

    2.1.1 Pemerintah Daerah di Indonesia ....................................................... 9

    2.1.2 Teori Agensi dalam Pemerintahan .................................................. 10

    2.1.3 Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara........................ 11

    2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan .................................................... 13

    2.1.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan & CaLK .......................... 14

    2.2 Karakteristik Pemerintah Daerah ............................................................. 17

    2.3 Penelitian Terdahulu... ............................................................................. 18

    2.4 Kerangka Konseptual.. ............................................................................. 21

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • x Universitas Indonesia

    2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian... ..................................................... 23

    2.5.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 23

    2.5.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan

    Wajib LKPD................................................................................. 24

    2.5.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap

    Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 25

    2.5.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 25

    2.5.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 26

    2.5.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 27

    2.5.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap

    Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 28

    2.5.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 28

    2.5.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 29

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 30

    3.1 Pengumpulan Data ................................................................................... 30

    3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 30

    3.1.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 31

    3.2 Model Penelitian untuk Pengujian Hipotesis ........................................... 31

    3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................ 33

    3.3.1 Variabel Dependen......................................................................... 33

    3.3.2 Variabel Independen ..................................................................... 34

    3.3.2.1 Ukuran Pemerintah Daerah (SIZE) ...................................... 34

    3.3.2.2 Ukuran Legislatif (ULEG) ................................................... 35

    3.3.2.3 Umur Administratif Pemerintah Daerah (AGE) ................... 35

    3.3.2.4 Kekayaan Pemerintah Daerah (WEALTH) ........................... 36

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xi Universitas Indonesia

    3.3.2.5 Diferensiasi Fungsional (SKPD) ........................................... 36

    3.3.2.6 Spesialisasi Pekerjaan (SPES)............................................... 37

    3.3.2.7 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (MANDIRI) ............. 37

    3.3.2.8 Pembiayaan Utang (DEBT) ................................................... 38

    3.3.2.9 Intergovernmental Revenue (IRGOV) ................................... 38

    3.4 Metode Analisis Data ............................................................................... 39

    3.4.1 Uji Outlier ..................................................................................... 39

    3.4.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 40

    3.4.1.1 Uji Multikolinieritas.............................................................. 40

    3.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 41

    3.4.1.3 Uji Autokorelasi .................................................................... 41

    3.4.2 Pengujian Model ............................................................................ 42

    3.4.2.1 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)....................................... 42

    3.4.2.2 Uji-F ...................................................................................... 42

    3.4.2.3 Uji-t ....................................................................................... 43

    BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 44

    4.1 Hasil Pemilihan Sampel ........................................................................... 44

    4.2 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................................... 45

    4.2.1 Variabel Dependen......................................................................... 46

    4.2.2 Variabel Independen ...................................................................... 47

    4.2.2.1 Ukuran Pemerintah Daerah ................................................... 47

    4.2.2.2 Ukuran Legislatif .................................................................. 47

    4.2.2.3 Umur Administratif Pemerintah Daerah ............................... 48

    4.2.2.4 Kekayaan Pemerintah Daerah ............................................... 48

    4.2.2.5 Diferensiasi Fungsional......................................................... 49

    4.2.2.6 Spesialisasi Pekerjaan ........................................................... 49

    4.2.2.7 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .................................. 50

    4.2.2.8 Pembiayaan Utang................................................................. 50

    4.2.2.9 Intergovernmental Revenue................................................... 51

    4.3 Pengujian Model ...................................................................................... 51

    4.3.1 Uji Outlier ...................................................................................... 51

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xii Universitas Indonesia

    4.3.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 52

    4.3.2.1 Uji Multikolinieritas.............................................................. 52

    4.3.2.2 Uji Autokorelasi .................................................................... 53

    4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 53

    4.3.3 Pengujian Regresi........................................................................... 54

    4.3.3.1 Uji-F ...................................................................................... 55

    4.3.3.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ...................................... 55

    4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian................................................................. 55

    4.4.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 55

    4.4.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan

    Wajib LKPD................................................................................. 56

    4.4.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap

    Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 57

    4.4.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 58

    4.4.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 59

    4.4.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 60

    4.4.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap

    Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD........................................... 60

    4.4.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 61

    4.4.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD........................................................ 62

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 64

    5.1 Kesimpulan............................................................................................... 64

    5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 65

    5.3 Saran......................................................................................................... 66

    5.4 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................ 66

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xiii Universitas Indonesia

    DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 67

    LAMPIRAN............................................................................................................... 70

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xiv Universitas Indonesia

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 : Tabel Checklist Pengungkapan Laporan Keuangan

    Pemerintah Daerah Berdasarkan Standar Akuntansi

    Pemerintahan.

    LAMPIRAN 2 : Elemen Pengungkapan Wajib Penelitian Lesmana (2010).

    LAMPIRAN 3 : Daftar Pemerintah Daerah Di Indonesia Sebagai Sampel

    LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Regresi

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xv Universitas Indonesia

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Patrick............................................................... 21

    Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................... 23

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • xvi Universitas Indonesia

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan Opini LKPD Tahun 2006-2009........................................ 3

    Tabel 3.1 Ringkasan Operasionalisasi Variabel...................................................... 32

    Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel............................................................................. 44

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Tingkat Pengungkapan LKPD ................................. 45

    Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen Setelah Winsorize .................. 46

    Tabel 4.4 Tabel Frekuensi Spesialisasi Pekerjaan .................................................. 49

    Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 52

    Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 53

    Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 53

    Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi..................................................................................... 54

    Tabel 4.9 Tabel Frekuensi Pembiayaan Utang Pemerintah Daerah......................... 62

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 1 Universitas Indonesia

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diberikan tugas menjalankan

    pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dituntut untuk melakukan

    transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangannya agar tercipta

    pemerintahan yang bersih. Salah satu upaya konkrit Pemerintah Daerah untuk

    mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangannya adalah

    melalui penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah yang memenuhi prinsip

    tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan yang

    telah diterima secara umum. Standar Akuntansi Pemerintahan ini diatur dalam

    Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005. Dalam kerangka konseptual

    Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan salah satu prinsip akuntansi adalah

    pengungkapan lengkap (full disclosure), dimana laporan keuangan menyajikan

    secara lengkap informasi-informasi yang berguna bagi pengguna laporan baik

    pada lembar muka laporan keuangan ataupun pada Catatan atas Laporan

    Keuangan (CaLK).

    Dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan, Undang-Undang dan

    Peraturan Pemerintah yang mendukung maka Pemerintah Daerah telah menyusun

    laporan keuangan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.

    Tetapi, apakah laporan keuangan tersebut telah mengungkapkan informasi yang

    lengkap dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah. Beberapa penelitian yang

    telah dilakukan untuk mengukur tingkat kepatuhan pengungkapan wajib Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) terhadap standar akuntansi pemerintahan

    masih terbilang rendah. Dengan menggunakan data tahun 2006, Liestiani (2008)

    mengungkapkan bahwa pengungkapan wajib LKPD sebesar 35,45% dan

    Mandasari (2009) dalam Lesmana (2010) mengungkapkan bahwa rata-rata

    pengungkapan Pemerintah Daerah sebesar 52,57%. Dengan menggunakan data

    LKPD tahun 2007, Lesmana (2010) mengungkapkan bahwa rata-rata

    pengungkapan wajib LKPD hanya sebesar 22% dengan menggunakan butir

    pengungkapan yang lebih banyak dibandingkan penelitian Mandasari (2009).

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 2

    Universitas Indonesia

    Suhardjanto, et.al (2010) menunjukkan tingkat rata-rata pengungkapan yang lebih

    tinggi yaitu sebesar 51,56%. Hilmi (2011) juga mengungkapkan bahwa rata-rata

    pengungkapan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah selama tahun

    2006 hingga tahun 2009 sebesar 44, 56%.

    Hasil pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang

    masih terbilang rendah membuat peneliti ingin menganalisis lebih lanjut tentang

    faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan wajib LKPD. Patrick

    (2007) menemukan bahwa ukuran (size) organisasi dan budaya organisasi yang

    diproksikan dengan kecenderungan untuk melakukan inovasi dan tanggapan

    terhadap konstituen, mempunyai hubungan yang paling kuat dengan inovasi

    administratif yang diproksikan dengan determinasi dalam mengadopsi

    Governmental Accounting Standards Board (GASB) 34 pada negara bagian

    Pennsylvania. Selanjutnya, spesialisasi pekerjaan, diferensiasi fungsional,

    ketersediaan slack resources, dan pembiayaan utang berhubungan secara positif

    meskipun pada tingkat moderat dan lemah. Sedangkan pengaruh

    intergovernmental revenue dalam mengadopsi GASB 34 pada negara bagian

    Pennsylvania adalah negatif.

    Liestiani (2008) menemukan bahwa kekayaan, kompleksitas pemerintahan

    dan jumlah temuan audit mempengaruhi tingkat pengungkapan LKPD sedangkan

    pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan klasifikasi Pemerintah Daerah tidak

    mempengaruhi tingkat pengungkapan LKPD. Lesmana (2010) meneliti pengaruh

    enam karakteristik Pemerintah Daerah, yaitu ukuran Pemerintah Daerah,

    kewajiban, pendapatan transfer, umur Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja

    perangkat daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah terhadap tingkat

    pengungkapan wajib LKPD. Hasilnya menemukan bahwa umur Pemerintah

    Daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah yang berpengaruh terhadap

    tingkat pengungkapan wajib LKPD. Hasil yang berbeda juga pada penelitian

    Suhardjanto, et.al (2010) dengan menggunakan modifikasi model Patrick (2007)

    menemukan bahwa hanya dana perimbangan dan latar belakang bupati yang

    merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan pengungkapan SAP

    yang wajib.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 3

    Universitas Indonesia

    Pengungkapan LKPD yang masih terbilang rendah ini juga berpengaruh

    pada opini audit yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu

    masih banyaknya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang mendapat

    opini Tidak Wajar dan Tidak Menyatakan Pendapat. Menurut Ikhtisar Hasil

    Pemeriksaan Semester II (IHPS II) tahun 2010 yang dilakukan oleh BPK, opini

    Wajar Tanpa Pengecualian yang diperoleh Pemerintah Daerah di Indonesia

    selama tahun 2008-2009 hanya sebanyak 27 LKPD dari 981 Laporan Keuangan

    Pemerintah Daerah (LKPD) yang diperiksa selama kurun waktu tersebut.

    Sedangkan sisanya mendapatkan opini selain WTP, yaitu mendapat opini Wajar

    Dengan Pengecualian (WDP) sebanyak 654 entitas, opini Tidak Wajar (TW)

    sebanyak 79 entitas dan Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) sebanyak 221 entitas.

    Itu berarti hanya sekitar 2,55% dari keseluruhan Pemerintah Daerah yang telah

    menyajikan laporan keuangannya secara wajar. Tabel 1.1 menunjukkan

    perkembangan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) selama tahun

    2006 sampai dengan 2009.

    Tabel 1.1

    Perkembangan Opini LKPD Tahun 2006-2009

    LKPD

    OPINI

    JUMLAHWTP % WDP % TW % TMP %

    2006 3 1% 327 70% 28 6% 105 23% 463

    2007 4 1% 283 60% 59 13% 123 26% 469

    2008 12 3% 324 67% 31 6% 115 24% 482

    2009 15 3% 330 65% 48 10% 106 21% 499

    Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2010

    Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa opini LKPD Tahun 2008 dan

    2009 menunjukkan adanya peningkatan jumlah Pemerintah Daerah yang

    memperoleh opini WTP dan WDP yang diikuti dengan penurunan proporsi opini

    TMP. Hal ini menggambarkan bahwa adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas

    Pemerintah Daerah dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 4

    Universitas Indonesia

    Mempertimbangkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini

    bermaksud untuk menganalisis lebih lanjut pengaruh karakteristik Pemerintah

    Daerah terhadap pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

    Masih serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Liestiani (2008), yaitu

    penelitian ini masih menggunakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

    berdasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 dan fokus pada

    tingkat pengungkapan LKPD dengan metode scoring pada Catatan atas Laporan

    Keuangan (CALK). Terdapat beberapa perbedaan dalam penelitian ini dengan

    penelitian sebelumnya, yaitu:

    1. Penelitian ini menggunakan butir checklist pengungkapan Catatan atas

    Laporan Keuangan (CaLK) yang lebih lengkap sebanyak 264 butir

    pengungkapan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, seperti Lesmana

    (2010) yang hanya menggunakan 46 butir pengungkapan. Butir checklist

    dalam penelitian ini mencakup semua item yang harus diungkapkan dalam

    laporan keuangan yang dibagi dalam lima bagian (detail checklist dapat dilihat

    pada Lampiran 1), yaitu: (i) penyajian informasi tentang kebijakan

    fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target peraturan daerah APBD;

    (ii) ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan; (iii) dasar

    penyajian laporan keuangan, pengungkapan kebijakan akuntansi keuangan dan

    penjelasan setiap pos pada laporan keuangan (Neraca, Laporan Realisasi

    Anggaran dan Laporan Arus Kas); (iv) pengungkapan informasi yang

    diharuskan oleh Pernyataan SAP yang belum disajikan dalam lembar muka

    laporan keuangan dan (v) pengungkapan-pengungkapan lainnya. Sedangkan

    dalam penelitian Lesmana (2010), elemen pengungkapan wajib hanya yang

    tertuang dalam PSAP No. 5 sampai dengan PSAP No. 9. Detail butir

    pengungkapan penelitian Lesmana (2010) dapat dilihat pada Lampiran 2.

    2. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

    (LKPD) untuk tahun anggaran 2008 - 2009.

    3. Total observasi dalam penelitian ini adalah 620 laporan keuangan Pemerintah

    Daerah, dimana sampel ini lebih banyak dari sampel penelitian Liestiani

    (2008) dan Lesmana (2010) yang masing-masing berjumlah 100 LKPD dan 79

    LKPD.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 5

    Universitas Indonesia

    4. Penelitian ini menguji beberapa variabel independen pada penelitian Patrick

    (2007), yaitu ukuran Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi

    pekerjaan, pembiayaan utang dan intergovernmental revenue. Selain itu,

    ditambahkan pula variabel independen lainnya yang diduga memiliki

    pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah

    Daerah, yaitu kekayaan Pemerintah Daerah, ukuran legislatif, umur

    administratif Pemerintah Daerah, dan rasio kemandirian keuangan Pemerintah

    Daerah.

    Dengan demikian, penelitian ini fokus kepada karakteristik Pemerintah

    Daerah di Indonesia yang termasuk dalam kelompok struktur organisasi dan

    lingkungan eksternal dari Pemerintah Daerah untuk menganalisis apakah faktor-

    faktor tersebut mempengaruhi pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah

    Daerah (LKPD). Struktur organisasi terdiri dari ukuran Pemerintah Daerah,

    ukuran legislatif, umur administratif Pemerintah Daerah, kekayaan Pemerintah

    Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi pekerjaan, dan rasio kemandirian

    keuangan daerah. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari pembiayaan utang

    dan intergovernmental revenue.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan

    sebelumnya, peneliti ingin menguji pengaruh faktor-faktor yang termasuk

    karakteristik Pemerintah Daerah terhadap tingkat pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) di Indonesia, sehingga rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Apakah ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap tingkat

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?

    2. Apakah ukuran legislatif berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah?

    3. Apakah umur administratif Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?

    4. Apakah kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 6

    Universitas Indonesia

    5. Apakah diferensiasi fungsional berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah?

    6. Apakah spesialisasi pekerjaan berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah?

    7. Apakah rasio kemandirian keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?

    8. Apakah pembiayaan utang berpengaruh terhadap pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah?

    9. Apakah intergovernmental revenue berpengaruh terhadap pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk

    membuktikan secara empiris pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan

    permasalahan di atas yaitu:

    1. Menganalisis pengaruh ukuran Pemerintah Daerah terhadap tingkat

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    2. Menganalisis pengaruh ukuran legislatif terhadap tingkat pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    3. Menganalisis pengaruh umur administratif Pemerintah Daerah terhadap

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    4. Menganalisis pengaruh kekayaan Pemerintah Daerah terhadap pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    5. Menganalisis pengaruh diferensiasi fungsional terhadap pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    6. Menganalisis pengaruh spesialisasi pekerjaan kepala daerah terhadap

    pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    7. Menganalisis pengaruh rasio kemandirian keuangan Pemerintah Daerah

    terhadap pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    8. Menganalisis pengaruh pembiayaan utang terhadap pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 7

    Universitas Indonesia

    9. Menganalisis pengaruh intergovernmental revenue terhadap pengungkapan

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:

    1. Bagi Penulis

    Sebagai tambahan pengetahuan mengenai karakteristik Pemerintah Daerah

    yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah

    Daerah.

    2. Bagi Pemerintah Daerah

    Penelitian ini diharapkan sebagai suatu dorongan untuk meningkatkan

    pengungkapan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, agar kualitas

    pelaporan lebih baik.

    3. Bagi Masyarakat

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi para masyarakat

    untuk mengetahui tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah

    Daerah.

    4. Bagi Peneliti selanjutnya

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian

    selanjutnya.

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Agar pembahasan atas penelitian ini terarah sehingga tujuan penulisan

    ilmiah bisa dicapai, maka penulis membuat ruang lingkup penelitian. Adapun

    ruang lingkup penelitian ini adalah:

    1. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

    (LKPD) Kabupaten/Kota pada 33 provinsi di Indonesia untuk tahun

    anggaran 2008 dan 2009 yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa

    Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).

    2. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang

    lengkap, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

    Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 8

    Universitas Indonesia

    3. Penelitian ini menggunakan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang

    memiliki data yang lengkap untuk semua variabel yang digunakan.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Penulisan penelitian ilmiah ini terdiri dari lima bab pembahasan. Berikut

    ini merupakan rincian garis besar yang dijelaskan masing-masing bab

    pembahasan, yaitu:

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Pada bagian ini menguraikan latar belakang penelitian ini, perumusan masalah,

    tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, manfaat penelitian,

    ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan penelitan ini.

    BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bagian ini membahas tentang teori-teori yang terkait dengan pengungkapan

    laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), serta penelitian-penelitian

    sebelumnya yang terkait dengan pengungkapan LKPD yang dilakukan di luar

    negeri maupun penelitian dalam negeri.

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bagian ini membahas desain penelitian yang digunakan dalam penelitian,

    metode pengumpulan data, model penelitian dan operasionalisasi variabel yang

    digunakan dalam penelitian.

    BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Pada bagian ini membahas dan menjelaskan data yang dihasilkan dari penelitian

    yang didapat perhitungan secara statistik dengan software statistik E-views 6.0.

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bagian ini memaparkan kesimpulan akhir dari penelitian, keterbatasan

    penelitian, dan saran yang membangun atas penelitian dan implikasi hasil

    penelitian.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 9 Universitas Indonesia

    BAB 2

    LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengungkapan Informasi Pada Laporan Keuangan Pemerintah

    Daerah (LKPD)

    2.1.1 Pemerintahan Daerah di Indonesia

    Definisi Pemerintahan Daerah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

    adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD

    menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

    luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

    Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, dan

    daerah Provinsi itu dibagi lagi menjadi Kabupaten dan Kota yang masing-masing

    mempunyai pemerintahan daerah. Setiap daerah dipimpin oleh kepala Pemerintah

    Daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah untuk Provinsi disebut

    Gubernur, untuk Kabupaten disebut Bupati dan untuk Kota disebut Walikota.

    Dalam menjalankan tugas dan kewajiban Pemerintah Daerah, Gubernur

    bertanggung jawab kepada DPRD Provinsi, sedangkan Bupati atau Walikota

    bertanggung jawab kepada DPRD Kabupaten/DPRD Kota dan berkewajiban

    memberikan laporan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dalam

    rangka pembinaan dan pengawasan.

    Sejak tahun 2001, Indonesia mulai menjalankan prinsip-prinsip

    desentralisasi dan otonomi daerah. Kebijakan ini mengubah penyelenggaraan

    pemerintahan dari yang sebelumnya bersifat terpusat menjadi terdesentralisasi

    yang berarti adanya penyerahan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

    pusat kepada Pemerintah Daerah. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang

    luas, nyata dan bertanggung jawab, Pemerintah Daerah diberi kewenangan dan

    tanggung jawab untuk mengurus rumah tangganya sendiri, baik dari segi

    administratif pemerintahan maupun dari segi pengelolaan keuangannya yang

    dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya dan pelayanan kepada masyarakat.

    Dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, diharapkan dapat

    meningkatkan kinerja pemerintah dalam mengelola keuangan daerah, namun pada

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 10

    Universitas Indonesia

    kenyataannya dengan adanya otonomi daerah malah menimbulkan potensi

    munculnya agency problem karena adanya informasi yang asimetris. Pemerintah

    Daerah menjadi agen yang harus menjalankan amanah yang diberikan oleh

    masyarakat sebagai prinsipal. Dengan demikian, pihak agen cenderung memiliki

    informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal, sehingga agen dapat

    melakukan sesuatu berdasarkan kepentingan pribadi dan mengabaikan

    kepentingan prinsipal. Oleh karena itu, diperlukan transparansi dan

    pertanggungjawaban keuangan LKPD.

    2.1.2 Teori Agensi dalam Pemerintahan

    Teori keagenan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih, dimana satu

    pihak (agent) setuju untuk bertindak dengan persetujuan pihak yang lain

    (principal). Zimmerman (1997), mengatakan bahwa agency problem muncul

    ketika prinsipal mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan kepada

    agen. Menurut Meisser (2006) dalam Endrianto (2010), hubungan keagenan ini

    menyebabkan dua permasalahan, yaitu adanya informasi asimetris dimana agen

    secara umum memiliki lebih banyak informasi dari prinsipal dan terjadinya

    konflik kepentingan akibat ketidaksamaan tujuan, dimana agen tidak selalu

    bertindak sesuai dengan tujuan kepentingan prinsipal. Dengan demikian, agency

    problem muncul karena agen yang mempunyai informasi yang lebih baik,

    berkesempatan untuk mengambil keputusan atau bertindak sesuai dengan

    kepentingannya tanpa menghiraukan kepentingan principal.

    Zimmerman (1997) menyatakan bahwa agency problem terjadi pada semua

    organisasi. Pada perusahaan agency problem terjadi antara pemegang saham

    sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Pada sektor pemerintahan

    agency problem terjadi antara pejabat yang terpilih rakyat sebagai agent dan para

    pemilih (masyarakat) sebagai principal. Pejabat pada pemerintahan sebagai pihak

    yang menyelenggarakan pelayanan publik, memiliki lebih banyak informasi

    sehingga dapat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat

    sebagai principal seperti menggunakan kepentingan pribadi, termasuk korupsi

    (Burki dan Perry, 2001; Sudorowerti, 2006 dalam Darmastuti, 2011).

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 11

    Universitas Indonesia

    Menurut Lane (2003) dalam Halim dan Abdullah (2006) juga menyatakan

    bahwa teori keagenan dapat diterapkan dalam organisasi sektor publik. Masalah

    keagenan yang terjadi pada pemerintahan, yaitu antara eksekutif dan legislatif dan

    antara legislatif dengan publik. Dalam hubungan keagenan antara eksekutif dan

    legislatif, eksekutif sebagai agen dan legislatif sebagai prinsipal. Dalam hal ini,

    legislator ingin dipilih kembali, dan agar terpilih kembali, legislator mencari

    program dan project yang membuatnya populer di mata konstituen.

    Dalam hubungan keagenan antara legislatif sebagai agen dan publik

    sebagai prinsipal. Von Hagen (2003) dalam Abdullah (2006) berpendapat bahwa

    hubungan prinsipal-agen yang terjadi antara pemilih (voters) dan legislatif pada

    dasarnya menunjukkan bagaimana voters memilih politisi untuk membuat

    keputusan-keputusan tentang belanja publik untuk mereka dan mereka

    memberikan dana dengan membayar pajak. Ketika pejabat kemudian terlibat

    dalam pembuatan keputusan atas pengalokasian belanja dalam anggaran, maka

    diharapkan dapat mewakili kepentingan atau preferensi prinsipal atau pemilihnya.

    Pada kenyataannya pejabat sebagai agen tidak selalu memiliki kepentingan yang

    sama dengan publik.

    2.1.3 Perkembangan Regulasi Terkait Keuangan Negara

    Pada awalnya, pelaksanaan pengelolaan keuangan negara masih

    menggunakan ketentuan perundang-undangan yang disusun pada masa

    pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Akan tetapi, peraturan perundang-

    undangan tersebut tidak dapat mengakomodasi berbagai perkembangan yang

    terjadi dalam sistem kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan

    negara Republik Indonesia. Kelemahan perundang-undangan dalam bidang

    keuangan menjadi salah satu penyebab terjadinya bentuk penyimpangan dalam

    pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu, untuk menghilangkan

    penyimpangan tersebut diperlukan suatu undang-undang yang mengatur

    pengelolaan keuangan negara. Sehingga, dikeluarkanlah Undang-Undang RI

    Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang memberikan perubahan

    pada pengelolaan keuangan daerah.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 12

    Universitas Indonesia

    Hal-hal baru dan perubahan mendasar yang terdapat dalam peraturan ini

    dengan peraturan sebelumnya meliputi pengertian dan ruang lingkup keuangan

    negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan negara, kedudukan Presiden

    sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, pendelegasian

    kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan dan Menteri/Pimpinan Lembaga,

    susunan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah

    pusat dan bank sentral, Pemerintah Daerah dan pemerintah/lembaga asing,

    pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah dengan perusahaan negara dan

    perusahaan swasta dan badan pengelola dana masyarakat, serta penetapan bentuk

    dan batas waktu penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

    dan APBD. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat meningkatkan

    transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.

    Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara,

    dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan negara dalam rangka

    pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.

    Perbendaharaan Negara diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004.

    Dalam undang-undang ini diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan

    pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan

    pengeluaran, pengelolaan utang piutang dan investasi serta barang milik

    negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang memadai.

    Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan

    yang telah ditetapkan dalam Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara dan Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa

    keuangan yang bebas dan mandiri yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor

    15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

    Pengelolaan Keuangan Negara. Pemeriksaan Negara meliputi pemeriksaan atas

    pengelolaan keuangan Negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab negara.

    Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, yaitu pemeriksaan atas laporan

    keuangan; pemeriksaan kinerja, yaitu pemeriksaan atas pengelolaan keuangan

    Negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta

    pemeriksaan aspek efektivitas; dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 13

    Universitas Indonesia

    2.1.4 Standar Akuntansi Pemerintahan

    Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    menyebutkan dengan jelas bahwa laporan pertanggungjawaban keuangan

    pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah harus disajikan sesuai standar akuntansi

    pemerintahan. Selanjutnya, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 juga menyebutkan

    arti penting standar akuntansi pemerintahan. Undang-Undang otonomi yang

    terbaru, yaitu Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

    juga menyebutkan penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan

    standar akuntansi pemerintahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

    standar akuntansi pemerintahan sangat dibutuhkan sebagai pedoman pelaporan

    keuangan dalam pemerintahan. Dengan demikian, pada tanggal 13 Juni 2005,

    Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan.

    SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun

    dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP mengatur mengenai informasi

    yang harus disajikan dalam laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur

    dan melaporkannya. Untuk selanjutnya, SAP dijadikan acuan wajib dalam

    penyajian laporan keuangan entitas pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

    Pemerintah Daerah. Pengguna laporan keuangan termasuk legislatif juga akan

    menggunakan SAP untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan

    keuangan dan pihak auditor eksternal (BPK) akan menggunakan SAP sebagai

    kriteria dalam pelaksanaan audit. Dengan demikian, SAP menjadi pedoman untuk

    menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor.

    Laporan keuangan pokok yang harus disajikan oleh Pemerintah Daerah

    berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah:

    Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah

    pusat atau daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD.

    Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

    pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah,

    yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam

    satu periode pelaporan. Unsur-unsur yang harus disajikan dalam Laporan

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 14

    Universitas Indonesia

    Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya terdiri dari pendapatan, belanja,

    transfer, surplus/pdefisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan

    anggaran.

    Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

    aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca

    mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos, yaitu kas dan setara kas,

    investasi jangka pendek, piutang pajak dan bukan pajak, persediaan, investasi

    jangka panjang, aset tetap, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka

    panjang, dan ekuitas dana.

    Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

    operasional, investasi aset non keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-

    anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan

    saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang

    dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.

    Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari

    angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan

    Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang

    kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi

    lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar

    Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

    menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

    2.1.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan & Catatan atas Laporan

    Keuangan

    Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi akuntabilitas

    publik adalah melalui penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah. Pelaporan

    keuangan dilakukan untuk kepentingan: (1) akuntabilitas, berarti

    mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan

    yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 15

    Universitas Indonesia

    ditetapkan, (2) manajemen, dimaksudkan membantu para pengguna untuk

    mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode

    pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan

    pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah untuk

    kepentingan masyarakat, (3) transparansi, yaitu memberikan informasi keuangan

    yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

    masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

    pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang

    dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan

    dan (4) keseimbangan antar generasi, yaitu membantu para pengguna dalam

    mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk

    membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan

    datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

    Seberapa banyak informasi yang dapat diterima oleh para pengguna laporan

    keuangan tergantung dari sejauh mana tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh

    Pemerintah Daerah. Chariri dan Ghozali (2003) dalam Lesmana (2010),

    mengelompokkan pengungkapan (disclosure) menjadi dua macam. Pertama,

    pengungkapan wajib (mandatory disclosure), merupakan pengungkapan tentang

    informasi yang diharuskan oleh peraturan yang telah ditetapkan oleh badan

    otoriter. Untuk sektor pemerintahan di Indonesia, baik pemerintah pusat maupun

    daerah pengungkapan informasi dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah

    mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan. Dalam Kerangka Konseptual Standar Akuntansi

    Pemerintahan menyebutkan mengharuskan adanya pengungkapan lengkap (full

    disclosure), dimana laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi-

    informasi yang berguna bagi pengguna laporan baik pada lembar muka laporan

    keuangan ataupun pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Untuk lebih

    mengoperasionalkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

    Akuntansi Pemerintahan, Pemerintah Daerah juga dapat melihat Peraturan

    Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 16

    Universitas Indonesia

    Pengungkapan yang kedua yaitu, pengungkapan sukarela (voluntary

    disclosure), merupakan informasi yang tidak diwajibkan oleh suatu peraturan

    yang berlaku, tetapi diungkapkan oleh entitas karena dianggap relevan dengan

    kebutuhan pemakai laporan keuangan. Dalam PP No 24 Tahun 2005 mengenai

    struktur Catatan atas Laporan Keuangan disebutkan CaLK meliputi pengungkapan

    informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak

    disajikan dalam lembar muka Laporan Keuangan.

    Salah satu komponen dalam laporan pokok adalah catatan atas laporan

    keuangan (CaLK). Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan

    keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk

    pembaca tertentu ataupun manajemen entitas pelaporan. CaLK harus disajikan

    secara sistematis, setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan

    Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait

    dalam CaLK. Informasi yang harus disajikan oleh Pemerintah Daerah dalam

    CaLK adalah sebagai berikut:

    a. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,

    pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan

    hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

    b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

    c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

    kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

    transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

    d. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi

    Pemerintahan yang belum disajikan pada lembar muka (on the face) laporan

    keuangan;

    e. Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

    sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan

    rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas; dan

    f. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang

    wajar, yang tidak disajikan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 17

    Universitas Indonesia

    2.2 Karakteristik Pemerintah Daerah

    Karakteristik berarti mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan

    tertentu. Lesmana (2010) mengatakan bahwa karakteristik Pemerintah Daerah

    berarti sifat khas dari otoritas administratif Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

    Kabupaten/Kota. Elemen-elemen yang terdapat dalam laporan keuangan

    Pemerintah Daerah dapat menggambarkan karakteristik Pemerintah Daerah.

    Laporan keuangan merupakan suatu alat yang memfasilitasi transparansi

    akuntabilitas publik, yang menyediakan informasi yang relevan mengenai

    kegiatan operasionalnya, posisi keuangan, arus kas, dan penjelasan atas pos-pos

    yang ada di dalam laporan keuangan tersebut.

    Pada penelitian-penelitian di sektor pemerintahan, karakteristik

    Pemerintah Daerah sering digunakan sebagai proksi dalam item-item pada laporan

    keuangan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Seperti penelitian Patrick

    (2007), menjelaskan karakteristik Pemerintah Daerah Pennsylvania, dengan

    membagi karakteristik ke dalam tiga kelompok. Pertama, budaya organisasi,

    dengan menggunakan proksi kecenderungan Pemerintah Daerah dan tanggapan

    terhadap konstituen. Kedua, struktur organisasi, dengan menggunakan proksi

    spesialisasi pekerjaan, diferensiasi fungsional, administrative intensity,

    ketersediaan slack resources dan ukuran organisasi. Karakteristik yang terakhir,

    yaitu lingkungan eksternal, dengan menggunakan proksi pembiayaan utang dan

    intergovernmental revenue. Suhardjanto, et.al (2010) menguji tingkat kepatuhan

    pengungkapan LKPD terhadap SAP dengan menggunakan modifikasi model

    Patrick (2007), karakteristik Pemerintah Daerah yang digunakan adalah ukuran,

    kekayaan, perbedaan fungsional, usia, pembiayaan utang, dana perimbangan dan

    latar belakang pendidikan bupati.

    Lesmana (2010) meneliti pengaruh enam karakteristik Pemerintah Daerah,

    yaitu ukuran Pemerintah Daerah, kewajiban, pendapatan transfer, umur

    Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja perangkat daerah dan rasio kemandirian

    keungan Pemerintah Daerah. Sedangkan Gilligan dan Matsusaka (2001) memakai

    legislature size atau jumlah anggota legislatif sebagai karakteristik Pemerintah

    Daerah di Amerika Serikat. Liestiani (2008), dalam penelitiannya juga

    menggunakan karakteristik Pemerintah Daerah sebagai salah satu variabelnya,

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 18

    Universitas Indonesia

    dengan menggunakan tipe dari Pemerintah Daerah yang diklasifikasikan menjadi

    kota atau kabupaten sebagai proksinya.

    2.3 Penelitian Terdahulu

    Ingram (1984) melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara faktor

    ekonomi dan variasinya dalam praktik akuntansi pemerintahan. Penelitian ini

    mengambil sampel pemerintah negara bagian di Amerika Serikat. Ingram

    membagi empat faktor yang mempunyai hubungan dengan tingkat pengungkapan,

    yaitu coalitions, administrative selection process, alternative information source,

    dan management incentives. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

    pengungkapan berhubungan positif dan signifikan dengan coalition of voters,

    administrative selection process dan management incentives. Sedangkan faktor

    alternative information source mempunyai hubungan negatif dengan tingkat

    pengungkapan.

    Penelitian Gilligan dan Matsusaka (2001) menggunakan legislature size

    sebagai variabel independen dalam menguji pengaruhnya terhadap kebijakan

    fiskal di Pemerintah Daerah di Amerika Serikat pada awal pertengahan abad ke-

    20. Dengan menggunakan analisis regresi pada 48 negara bagian di Amerika

    Serikat selama periode 1902-1942, ditemukan bahwa legislature size secara

    signifikan dan positif berpengaruh terhadap kebijakan fiskal pada Pemerintah

    Negara Bagian di Amerika Serikat. Anggota legislatif yang jumlahnya lebih

    banyak cenderung meningkatkan Belanja Pemerintah dibidang pendidikan dan

    infrastruktur.

    Lasward, et.al (2005) melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor

    yang mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan di internet dengan

    menggunakan enam variabel, yaitu political competition, size, leverage, municipal

    wealth, press visibility dan council type. Hasil penelitian ini adalah terdapat empat

    determinan yang mempengaruhi pengungkapan sukarela laporan keuangan di

    internet. Leverage, municipal wealth, dan press visibility mempunyai pengaruh

    positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela laporan keuangan di internet.

    Council type mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan

    sukarela laporan keuangan di internet, sedangkan political competition dan size

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 19

    Universitas Indonesia

    tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sukarela

    laporan keuangan di internet.

    Patrick (2007) melakukan penelitian mengenai karakteristik Pemerintah

    Daerah Pennsylvania terhadap penerapan sebuah inovasi administrasi, yaitu

    Governmental Accounting Standard Board (GASB) 34. Penelitian ini mengambil

    sambil sebanyak 506 Pemerintah Daerah di negara bagian Pennsylvania.

    Penelitian ini mengadopsi model Everett Rogers untuk mengidentifikasi faktor-

    faktor dalam suatu organisasi sebagai determinan yang terkait dengan penerapan

    GASB 34, dengan menguji karakteristik Pemerintah Daerah Pennsylvania yang

    dibagi menjadi tiga kelompok, yairtu:

    1. Budaya Organisasi.

    Schein (1993) dalam Patrick (2007) menyebutkan bahwa budaya organisasi

    termasuk norma dan filosofi yang dianut, kebiasaan dan pengalaman dari

    anggota organisasi tersebut. Proksinya adalah kecenderungan Pemerintah

    Daerah untuk berinovasi dan tanggapan terhadap konstituen.

    2. Struktur Organisasi

    Gulick & Urwick (1937) dalam Patrick (2007) mendefinisikan struktur

    organisasi sebagai prinsip-prinsip formal dalam mengatur dan mengelola suatu

    organisasi. Proksinya adalah spesialisasi pekerjaan, administrative intensity,

    diferensiasi fungsional, ketersediaan slack resources dan ukuran (size)

    organisasi.

    3. Lingkungan eksternal yang proksinya adalah pembiayaan utang dan

    intergovernmental revenue.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran organisasi, kecenderungan

    Pemerintah Daerah untuk berinovasi dan tanggapan terhadap konstituen

    berpengaruh positif dan sangat kuat sebagai determinan dalam mengadopsi sebuah

    inovasi. Sedangkan karakteristik lainnya seperti spesialisasi pekerjaan,

    diferensiasi fungsional, administrative intensity, dan pembiayaan utang

    mempunyai hubungan positif yang moderat hingga lemah. Variabel independen

    yang masuk kedalam kelompok lingkungan eksternal yaitu intergovernmental

    revenue justru mempunyai hubungan negatif dan lemah terhadap determinasi

    dalam mengadopsi GASB 34.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 20

    Universitas Indonesia

    Liestiani (2008) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi tingkat pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

    (LKPD) Kabupaten/Kota untuk tahun anggaran 2006. Penelitian ini menggunakan

    sampel sebanyak 100 LKPD dengan tahun anggaran 2006. Variabel independen

    yang digunakan oleh Liestiani (2008) dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu insentif

    pemda, hasil pemeriksaan dan karakteristik daerah.

    1. Intensif pemda diproksikan dengan kekayaan daerah, tingkat ketergantungan

    dan kompleksitas pemerintahan.

    2. Hasil pemeriksaan diproksikan dengan jumlah temuan pemeriksaan dan

    tingkat penyimpangan.

    3. Karakteristik daerah, diproksikan dengan tipe Pemerintah Daerah yaitu

    daerah termasuk kabupaten atau kota.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

    signifikan antara kekayaan Pemerintah Daerah, kompleksitas yang diproksikan

    dengan jumlah populasi dari Pemerintah Daerah dan jumlah temuan audit

    terhadap tingkat pengungkapan LKPD. Sedangkan tingkat ketergantungan dan

    tipe dari Pemerintah Daerah tidak mempunyai hubungan yang signifikan tehadap

    tingkat pengungkapan LKPD. Nilai dari temuan audit dibuktikan memiliki

    hubungan negatif terhadap pengungkapan. Semakin tinggi nilai penyimpangan

    hasil temuan audit, maka Pemerintah Daerah dipandang cenderung menutupi

    informasi, jadi tingkat pengungkapannya menjadi rendah.

    Suhardjanto, et.al (2010) meneliti pengaruh karakteristik Pemerintah

    Daerah pada kepatuhan pengungkapan laporan keuangan standar Pemerintah

    Daerah (Standar Akuntansi Pemerintahan). Karakteristik Pemerintah Daerah yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran, kekayaan, perbedaan fungsional,

    usia, pembiayaan utang, dana perimbangan dan latar belakang pendidikan bupati.

    Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa dana perimbangan dan latar belakang

    pendidikan bupati merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan

    pengungkapan SAP yang wajib.

    Lesmana (2010) juga meneliti pengaruh karakteristik Pemerintah Daerah

    terhadap tingkat pengungkapan wajib LKPD. Karakteristik Pemerintah Daerah

    yang digunakan adalah ukuran Pemerintah Daerah, kewajiban, pendapatan

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 21

    Universitas Indonesia

    transfer, umur Pemerintah Daerah, jumlah satuan kerja perangkat daerah, rasio

    kemandirian keuangan daerah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dua variabel

    karakteristik Pemerintah Daerah secara positif dan signifikan mempengaruhi

    pengungkapan wajib LKPD, yaitu variabel umur Pemerintah Daerah dan rasio

    kemandirian keuangan daerah.

    2.4 Kerangka Konseptual

    Pengungkapan wajib laporan keuangan Pemerintah Daerah diatur dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan. Penelitian ini akan meneliti sejauh mana Pemerintah Daerah

    mengungkapkan informasi keuangannya sesuai dengan standar akuntansi

    pemerintahan. Penelitian ini menggunakan tingkat pengungkapan Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah dalam komponen Catatan atas Laporan Keuangan

    (CaLK) berdasarkan standar akuntansi pemerintah sebagai variabel dependen dan

    mencoba mencari hubungan antara karakteristik Pemerintah Daerah dengan

    tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan. Kerangka konseptual pada

    penelitian ini mengadopsi dari kerangka konseptual Patrick (2007) berikut ini:

    Gambar 2.1

    Kerangka Konseptual Patrick

    Independent Variables

    Individual (Leader) Characteristics Propensity to Innovate Responsiveness to Constituents Organizational Structure Occupational Spacialization Functional Differentiation Administrative Intensity Availability of Slack Resources Organizational Size External Environtment Debt Financing Intergovernmental Revenue

    Dependent Variables Organizational Innovativeness

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 22

    Universitas Indonesia

    Variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu

    pada penelitian Patrick (2007), namun tidak semua variabel independen

    digunakan dalam penelitian ini. Administrative intensity dan availability slack of

    resources yang termasuk dalam variabel independen struktur organisasi dan

    variabel independen budaya organisasi tidak dimasukkan dalam penelitian ini

    karena pertimbangan akan ketersediaan data. Jadi, variabel independen penelitian

    Patrick (2007) yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur organisasi

    yang terdiri dari ukuran Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional, spesialisasi

    pekerjaan dan lingkungan eksternal yang terdiri dari pembiayaan utang dan

    intergovernmental revenue.

    Selain mengacu pada penelitian Patrick (2007), dalam penelitian ini juga

    menambahkan beberapa variabel independen lain yang diduga memiliki pengaruh

    terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah, yaitu

    ukuran legislatif, kekayaan Pemerintah Daerah, umur administratif Pemerintah

    Daerah dan rasio kemandirian keuangan daerah. Variabel ukuran legislatif

    ditambahkan dalam penelitian ini karena sebagai perwakilan rakyat DPRD

    memiliki fungsi pengawasan terhadap Pemerintah Daerah agar Pemerintah Daerah

    dapat mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat didayagunakan dengan baik

    Winanrna dan Murni (2007) dalam Sumarjo (2010) juga menyatakan bahwa

    lembaga legislatif atau DPRD merupakan lembaga yang memiliki potensi dan

    peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah. Penelitian

    sebelumnya, yaitu penelitian Giligan dan Matsusaka (2001) menemukan adanya

    hubungan yang positif dan signifikan antara ukuran legislatif terhadap kebijakan

    pemasukan dan pengeluaran suatu Pemerintah Daerah.

    Variabel umur administratif Pemerintah Daerah dan rasio kemandirian

    keuangan daerah, ditambahkan dalam penelitian ini karena berdasarkan hasil

    penelitian Lesmana (2010), dari enam variabel yang diteliti hanya dua variabel,

    yaitu umur administratif Pemerintah Daerah dan rasio kemandirian keuangan

    daerah yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pemerintah Daerah.

    Begitu juga dengan kekayaaan Pemerintah Daerah, berdasarkan hasil penelitian

    Liestiani (2008) menyatakan bahwa kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh

    signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 23

    Universitas Indonesia

    Sehingga, peneliti ingin menguji dan menganalisis apakah dengan menggunakan

    LKPD untuk tahun anggaran 2008-2009 akan mendapatkan hasil yang sama.

    Dengan demikian, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini,

    adalah ukuran Pemerintah Daerah, ukuran legislatif, umur administratif

    Pemerintah Daerah, kekayaan Pemerintah Daerah, diferensiasi fungsional,

    spesialisasi pekerjaan, rasio kemandirian keuangan daerah, pembiayaan utang dan

    intergovernmental revenue. Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai

    berikut.

    Gambar 2.2

    Kerangka Konseptual Penelitian

    2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian 2.5.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

    Pengungkapan Wajib LKPD

    Ukuran organisasi menunjukkan seberapa besar suatu organisasi tersebut.

    Perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar akan memiliki tekanan yang

    besar pula dari publik untuk menyajikan laporan keuangannya secara lengkap.

    Begitu pula dalam sektor pemerintahan, Pemerintah Daerah yang memiliki ukuran

    besar dituntut untuk melakukan transparansi atas pengelolaan keuangannya

    sebagai bentuk akuntabilitas publik melalui pengungkapan informasi yang lebih

    Variabel Independen

    Struktur Organisasi Ukuran Pemerintah Daerah Ukuran Legislatif Umur Administratif Pemerintah Daerah Kekayaan Pemerintah Daerah Diferensiasi Fungsional Spesialisasi Pekerjaan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Lingkungan Eksternal Pembiayaan Utang Intergovernmental Revenue

    Variabel Dependen Tingkat PengungkapanWajib

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 24

    Universitas Indonesia

    banyak dalam laporan keuangan. Patrick (2007) menemukan bahwa ukuran

    organisasi berpengaruh positif dan sangat kuat terhadap penerapan sebuah inovasi

    baru. Sumarjo (2010) juga menemukan bahwa ukuran Pemerintah Daerah

    berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, meski pengaruh tidak terlalu

    signifikan. Akan tetapi, Lesmana (2010) menemukan bahwa ukuran Pemerintah

    Daerah tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan wajib pada Laporan

    Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Semakin besar ukuran Pemerintah Daerah

    maka kinerja keuangan diharapkan akan semakin bagus. Dari uraian diatas, maka

    hipotesis penelitian ini adalah:

    H1 : Ukuran Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap tingkat

    pengungkapan wajib LKPD.

    2.5.2 Pengaruh Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib

    LKPD

    Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah bentuk lembaga

    perwakilan rakyat daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Indonesia yang

    berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. DPRD bertugas

    mengawasi Pemerintah Daerah agar dapat mengelola anggaran yang ada untuk

    dapat di dayagunakan dengan baik. Secara umum, peran DPRD diwujudkan

    dalam tiga fungsi, yaitu: (a) regulator, mengatur seluruh kepentingan daerah, baik

    yang termasuk urusan-urusan rumah tangga daerah atau urusan pemerintah pusat,

    (b) policy making, merumuskan kebijakan pembangunan dan perencanaan

    program-program di daerahnya, (c) budgeting, perencanaan anggaran daerah

    (APBD).

    Winarna dan Murni (2007) dalam Sumarjo (2010) menyatakan bahwa

    lembaga legislatif atau DPRD merupakan lembaga yang memiliki potensi dan

    peran strategis terkait dengan pengawasan keuangan daerah. Gilligan dan

    Matsusaka (2001) menemukan bahwa ada pengaruh positif legislature size

    terhadap kebijakan pendapatan dan pengeluaran suatu Pemerintah Daerah. Oleh

    karena itu, semakin banyaknya jumlah anggota DRPD diharapkan semakin dapat

    meningkatkan pengawasan terhadap Pemerintah Daerah sehingga adanya

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 25

    Universitas Indonesia

    peningkatan pada pengungkapan laporan keuangan Pemerintah Daerah. Dari

    uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    H2 : Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berpengaruh

    positif terhadap tingkat pengungkapan wajib Pemerintah Daerah.

    2.5.3 Pengaruh Umur Administratif Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Umur suatu organisasi dapat diartikan seberapa lama organisasi tersebut

    berlangsung sejak didirikannya. Umur administratif Pemerintah Daerah yaitu,

    tahun dibentuknya suatu pemerintahan daerah berdasarkan Undang-Undang

    Pembentukan daerah tersebut. Hammami (2009) menyatakan bahwa organisasi

    yang sudah lama berdiri dianggap memiliki kemampuan yang baik untuk

    mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan sesuai dengan standar yang

    berlaku dibandingkan dengan organisasi yang lebih muda atau baru didirikan,

    karena organisasi tersebut tidak memiliki track record sehingga hanya sedikit

    informasi yang diungkapkan. Penelitiannya menemukan bahwa umur berpengaruh

    secara signifikan dalam pengungkapan sukarela laporan keuangan. Lesmana

    (2010) juga menyatakan bahwa umur Pemerintah Daerah merupakan salah satu

    variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan wajib

    LKPD. Semakin lama suatu Pemerintah Daerah dibentuk, maka semakin

    berpengalaman dalam menjalankan sistem administrasinya termasuk proses

    pencatatan dan pelaporan keuangan. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian

    ini adalah:

    H3 : Umur administratif Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap

    tingkat pengungkapan wajib LKPD.

    2.5.4 Pengaruh Kekayaan Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Kekayaan Pemerintah Daerah menggambarkan tingkat kemakmuran

    daerah tersebut (Sinaga, 2011). Christiaens (1999) dalam Lasward, et.al (2005)

    berpendapat bahwa kekayaan Pemerintah Daerah berhubungan positif dengan

    meningkatnya pengungkapan karena memberikan sinyal dari kualitas kepala

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 26

    Universitas Indonesia

    daerah, dimana kepala daerah dapat mengambil manfaat dengan meningkatkan

    kesempatan mereka dipilih kembali dan mengurangi biaya kepentingan. Penelitian

    yang dilakukan Ingram (1984) menemukan bahwa tingkat kekayaan daerah

    mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan negara

    bagian. Lasward, et.al (2005) juga menemukan bahwa kekayaan kota

    berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan sukarela laporan

    keuangan di internet. Hasil penelitian yang dilakukan Liestiani (2008) juga serupa

    dengan Ingram (1986) dan Lasward, et.al (2005) bahwa kekayaan daerah

    berhubungan positif dan signifikan dengan tingkat pengungkapan laporan

    keuangan pemerintah kabupaten/kota. Dengan demikian, semakin besar kekayaan

    Pemerintah Daerah, akan mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan

    pengungkapan secara lengkap pada laporan keuangannya. Dari uraian di atas,

    maka hipotesis penelitian ini adalah:

    H4: Kekayaan Pemerintah Daerah berpengaruh positif terhadap pengungkapan

    wajib LKPD

    2.5.5 Pengaruh Diferensiasi Fungsional Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Diferensiasi fungsional menunjukkan sejauh mana sebuah organisasi

    dibagi menjadi departemen fungsional atau subunit yang berbeda. Damanpour

    (1991) dalam Patrick (2007) berpendapat diferensiasi fungsional memfasilitasi

    pertukaran ide, informasi, dan inovasi. Patrick (2007) menemukan bahwa

    Pemerintah Daerah di Pennsylvania dengan tingkat diferensiasi fungsional yang

    lebih tinggi akan cenderung untuk lebih mengadopsi Governmental Accounting

    Standards Board (GASB) 34 dibandingkan dengan yang tingkat diferensiasi

    fungsionalnya rendah.

    Dalam struktur pemerintahan daerah, pembagian departemen fungsional

    atau subunit disebut dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD). SKPD

    merupakan entitas akuntansi yang wajib melakukan pencatatan atas transaksi-

    transaksi yang terjadi di lingkungan Pemerintah Daerah. Semakin banyak jumlah

    SKPD yang dimiliki berarti semakin kompleks pemerintahan tersebut. Semakin

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 27

    Universitas Indonesia

    kompleks pemerintahan maka semakin besar tingkat pengungkapan yang harus

    dilakukan (Hilmi, 2011). Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    H5: Jumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) berpengaruh positif

    terhadap pengungkapan wajib LKPD.

    2.5.6 Pengaruh Spesialisasi Pekerjaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Spesialisasi pekerjaan biasanya diukur menurut tingkat pendidikan formal

    anggota, berbagai spesialisasi pekerjaan, atau klasifikasi pekerjaan (Kimberly &

    Evanisko, 1981; Rogers, 2003 dalam Patrick, 2007). Patrick (2007) menemukan

    bahwa Pemerintah Daerah yang memiliki administratur yang memiliki spesialisasi

    pekerjaan yang ditunjukkan dengan keterampilan dan pelatihan yang tinggi

    khususnya di bidang pelaporan keuangan/akuntansi akan lebih besar keinginannya

    untuk mengadopsi Governmental Accounting Standards Board (GASB) 34

    dibanding dengan Pemerintah Daerah yang administraturnya memiliki

    keterampilan dan pelatihan yang rendah.

    Dengan dikeluarkannya standar akuntansi pemerintahan, diharapkan

    Pemerintah Daerah dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai

    dengan SAP. Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala

    daerah dituntut untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan

    standar akuntansi pemerintahan. Logikanya, kepala daerah dan atau wakil kepala

    daerah yang memiliki latar belakang ekonomi atau akuntansi akan lebih mudah

    dalam memahami dan menerapkan standar akuntansi pemerintahan dalam

    penyajian laporan keuangannya, sehingga laporan keuangannya menyajikan

    informasi yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan. Penelitian yang

    dilakukan Suhardjanto, et.al (2010) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan

    bupati merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepatuhan pengungkapan

    SAP yang wajib. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    H6 : Latar belakang pendidikan Kepala Daerah berpengaruh positif terhadap

    pengungkapan wajib LKPD.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 28

    Universitas Indonesia

    2.5.7 Pengaruh Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diberikan tugas menjalankan

    pemerintahan, pembangungan dan pelayanan masyarakat wajib menyampaikan

    laporan pertanggungjawaban keuangan daerah sebagai dasar penilaian kinerja

    keuangannya. Alat untuk menganalisis kinerja keuangan Pemerintah Daerah

    adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah

    ditetapkan dan dilaksanakan. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan

    untuk mengukur akuntabilitas Pemerintah Daerah, yaitu rasio kemandirian

    keuangan daerah.

    Rasio kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan

    Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan,

    pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan

    retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian

    keuangan Pemerintah Daerah bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu

    Pemerintah Daerah untuk tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya tanpa

    adanya dana perimbangan dari pemerintah pusat. Lesmana (2010) menemukan

    bahwa rasio kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap tingkat

    pengungkapan wajib LKPD. Semakin tinggi rasio kemandirian keuangan daerah

    maka Pemerintah Daerah cenderung untuk berusaha melakukan pengungkapan

    secara lengkap pada laporan keuangannya. Dari uraian di atas, maka hipotesis

    penelitian ini adalah:

    H7: Rasio kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap tingkat

    pengungkapan wajib LKPD.

    2.5.8 Pengaruh Pembiayaan Utang Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Pembiayaan utang adalah sumber pendanaan yang berasal dari organisasi

    lain. Patrick (2007) menemukan adanya pengaruh pembiayaan utang terhadap

    inovasi. Hal ini disebabkan karena organisasi dengan level pembiayaan utang

    yang tinggi akan diminta untuk menerbitkan pengungkapan dan pelaporan

    keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku umum. Laporan keuangan

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 29

    Universitas Indonesia

    digunakan oleh kreditor sebagai alat untuk menilai kemampuan organisasi dalam

    membayar kewajibannya dimasa yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kreditor

    seringkali menghendaki pengungkapan yang lengkap pada laporan keuangan.

    Akan tetapi, Lesmana (2010) tidak menemukan adanya pengaruh jumlah

    kewajiban dengan tingkat pengungkapan pada LKPD. Dari uraian di atas, maka

    hipotesis penelitian ini adalah:

    H8 : Pembiayaan utang berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan

    wajib LKPD.

    2.5.9 Pengaruh Intergovernmental Revenue Terhadap Tingkat Pengungkapan Wajib LKPD

    Intergovernmental revenue adalah sejumlah transfer dana dari pusat yang

    sengaja dibuat untuk membiayai program-program daerah (Nam, 2001 dalam

    Sumarjo, 2010). Patrick (2007) mendefinisikan intergovernmental revenue adalah

    jenis pendapatan Pemerintah Daerah yang berasal dari transfer pemerintah pusat

    kepada Pemerintah Daerah untuk membiayai operasi Pemerintah Daerah. Sebagai

    timbal baliknya, Pemerintah Daerah membelanjakan pendapatan transfer antar

    pemerintah sesuai dengan alokasi dan petunjuk anggaran menurut Undang-

    Undang. Dalam penelitiannya, Patrick (2007) menemukan adanya pengaruh

    negatif antara intergovernmental revenue terhadap inovasi. Di Indonesia,

    intergovernmental revenue dikenal dengan dana perimbangan.

    Suhardjanto (2010) dalam Sumarjo (2010) juga menemukan adanya

    pengaruh positif intergovernmental revenue terhadap kesesuaian pengungkapan

    wajib Pemerintah Daerah. Hal ini berarti semakin besar tingkat ketergantungan

    maka semakin besar tingkat pengungkapan yang yang dilakukan oleh Pemerintah

    Daerah. Dari uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    H9 : Intergovernmental revenue berpengaruh positif terhadap tingkat

    pengungkapan wajib LKPD.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 30 Universitas Indonesia

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Pengumpulan Data

    3.1.1 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi adalah keseluruhan orang, kejadian atau sesuatu yang menarik

    yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2010). Penelitian ini menggunakan

    populasi seluruh laporan keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, baik tingkat

    Provinsi maupun Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2008-2009 yang telah

    diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Pemilihan sampel

    dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang

    dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti (Sekaran, 2010).

    Kriteria-kriteria atas sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten/Kota pada tahun

    2008-2009 yang telah diaudit oleh BPK.

    2. Memiliki data yang lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel:

    a. Menyediakan empat komponen laporan keuangan Pemerintah Daerah,

    yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan

    atas Laporan Keuangan.

    b. Menyediakan data jumlah SKPD sebagai entitas akuntansi tahun 2008 dan

    2009 pada LKPD/Laporan Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian

    Internal

    c. Menyediakan data latar belakang Kepala Daerah dan atau Wakil Kepala

    Daerah tahun 2008-2009.

    d. Menyediakan data jumlah anggota DPRD tahun 2008-2009 pada Daerah

    Dalam Angka (DDA) masing-masing Pemerintah Daerah atau melalui

    situs resmi Pemerintah Daerah.

    e. Menyediakan data umur administratif Pemerintah Daerah yang diukur dari

    undang-undang pembentukannya sampai dengan tahun 2008 dan 2009.

    Analisis pengaruh..., Febriyani Syafitri, FE UI, 2012

  • 31

    Universitas Indonesia

    3.1.2 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk

    mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang kemudian dikumpulkan sebagai

    bahan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu

    informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2010). Data sekunder yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam

    pengukuran variabel penelitian. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini,

    adalah:

    Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tah