68629670 konvensi dan penyusunan naskah

Upload: kevin-raenaldo

Post on 17-Jul-2015

104 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Konvensi dan Penyuntingan NaskahA. Pengantar Dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa sangat dekat dengan karangan ilmiah. Mahasiswa dituntut untuk memperhatikan struktur-struktur dalam penyusunan karangan ilmiah. Dewasa ini mahasiswa seringkali mengabaikan stuktur-stuktur dalam karangan ilmiah. Oleh karena itu, masih sering kita jumpai karangan ilmiah yang terdapat kesalahan dalam penyusunannya. Kesalahan itu meliputi pengetikan, kelengkapan struktur, dan penyusunan. Dengan disusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami bagaimana susunan karangan ilmiah yang baik dan benar.

B. Penyuntingan Dalam pembuatan karangan ilmiah setiap Perguruan Tinggi mempunyai ketentuan tentang prosedur pembuatan, yang pada dasarnya bahwa konvensi penulisannya sama. Perihal yang menyangkut penulisan karangan ilmiah di antaranya bentuk karangan ilmiah dan bagian-bagian karangan ilmiah. Dalam penyuntingan naskah karangan ilmiah kedua hal tersebut harus sangat diperhatikan dan terutama bahasa baku. Kelayakannya untuk disajikan kepada pembaca, biasanya menjadi pertimbangan dalam penyuntingan naskah.

Terjadinya kesalahan dan kekurang-sempurnaan yang terkait dengan naskah karangan ilmiah maupun bahasanyalah yang serimg menjadi pertimbangan dalam penyuntingan karangan ilmiah. Penyuntingan karangan ilmiah mempunyai tujuan memperbaiki format naskah, urutan pembahasaan, pengendalian variabel, bahasa, keindahan tampilan, posisi tampilan, perwajahan, halaman, komposisi, dan kelengkapan naskah.

C. Konvensi Naskah Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah berdasarkan aturan kelaziman yang sudah disepakati. Para akademis di perguruan tinggi cenderung menjadikan kelaziman dan kesepakatan ini aturan baku. Namun, model naskah yang sudah lazim atau berdasarkan konvensi tidak hanya digunakan oleh akademisi di perguruan tinggi. Para professional dalam berbagai bidang disiplin ilmu yang bekerja pada lembaga pemerintahan dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri senantiasa menggunakannya. Aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi lengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya merupakan konvensi naskah yang biasanya digunakan.

D. Syarat Pengetikan 1. Kertas HVS berukuran kuarto/letter(21,59 X 27,94 cm) atau kertas berukuran A4 (21 X 29,7 cm). Pengetikan hanya pada satu sisi halaman setiap lembarnya dan tidak bolak-balik. 2. Batas margin tepi atas 4 cm , kiri 4 cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm. 3. Huruf penulisan naskah diantaranya pika, arial, atau times new roman pada MS Word computer. Font untuk penulisan judul antara 16 s.d. 20sesuai dengan panjang-pendek judul. 4. Margin diusahakan lurus antara kiri dan kanan, tidak merusak kaidah bahasa, pemenggalan kata, serta memperhatikan tanda hubung, dan jarak antar kata. Jarak tajuk dan judul bab dari tepi atas 6,5 cm. 5. Jarak spasi antarbaris dua sspasi, antarparagraf tiga spasi, antar teks dan contoh tiga spasi, antara tajuk dan uraian empat spasi, jarak antara uraian dan subjudul di bawahnya tiga spasi.

E. Pengorganisasian Karangan Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan secara formal, benar, cermat, logis, wawasan keilmuan bidang kajian, dan format pengetikan yang sistematis. Unsur Karangan Ilmiah: Pelengkap Pendahuluan Judul sampul Halaman judul Halaman persembahan (bila dibutuhkan) Halaman pengesahan (bila dibuthkan) Kata pengantar Abstrak Daftar isi Daftar gambar Daftar tabel Inti karangan Pendahuluan Bagian utama Kesimpulan Pelengkap kesimpulan Daftar pustaka Lampiran Indeks

Riwayat Hidup Penulis

F. Pelengkap Pendahuluan F.1 Halaman sampul dan Halaman judul a. Halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang, kelengkapan identitas pengarang(nomor induk/registrasi, kelas, nomor presensi), nama unit studi/kerja, dan nama lembaga(jurusan, fakultas, universitas) nama kota, dan tahun penulisan. b. Unsur penyusunan judul (1) Judul gambaran isi karangan. (2) Judul dapat menarik pembaca baik makna maupun penulisan. (3) Sampul: nama karangan, penulis, penerbit (4) Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, dan penerbit. (5) Untuk karangan formal seluruh frasa ditulis pada posisi tengan secara simetri, atau lorus pada margin kiri untuk karangan yang tidak terlalu formal. (6) Judul diketik dengan huruf Kapital. c. d. Penjelasan tentang tugas ditulis dalam bentuk kalimat. Nama penulis ditulis dengan huruf Kapital, Nomor Induk Mahasiswa ditulis di bawah nama. e. Logo universitasuntuk skripsi, tesis, dan disertasi; untuk makalah ilmiah tidak harus mengunakan logo. f. Mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun penulisan dengan huruf kapital. g. Hal_hal yang harus dihindari: (1) Komposisi tidak menarik (2) Tidak estetik (3) Hiasan gambar tidak relevan (4) Variasi huruf jenis huruf (5) Kata ditulis oleh (6) Kata NIM/NRP (7) Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi (8) Kata-kata yang berisi slogan (9) Ungkapan emosional (10) Menuliskan yang tidak penting

F.2. Halaman Pengesahan Halaman pengesahan digunakan sebgai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditandatangani oleh pembimbing, pembaca, dan ketua jurusantelah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Judul skipsi seluruhnya ditulis dengan huruf capital pada posisi tengah antara margin kanan dan kiri. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri- kanan dan atas- bawah. Hal- hal yang harus dihindarkan: a. b. c. d. e. f. g. h. Menggarisbawahi nama dan kata- kata lain Mencetak nama dengan huruf capital seluruhnya Tulisan melampaui garis tepi Menggunakan titik atau koma pada akhir nama Menulis nama tidak lengkap Menggunakan huruf yang tidak standar Tidak mencantumkan gelar akademis Menuliskan kata bapak atau ibu di depan nama

F.3. Kata Pengantar Kata pengantar merupakan bagian dari suatu karangan ilmiah atau makalah yang berisikan penjelasan mengapa karangan ini dibuat. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, thesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Hal- hal yang disajikan dalam kata pengantar pun harus sesuai dengan ketentuan yang sudah ada. Berikut informasi yang harus disajikan dalam kata pengantar: 1. 2. 3. 4. Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Penjelasan adanya tugas penugasan karangan ilmiah Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang atau organisasi 5. Ucapan terima kasih kepada seseorang atau lembaga yang telah membantu 6. Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa disertai tanda tangan 7. 8. 9. Harapan penulis atas karangan tersebut Manfaat bagi pembaca Keterbukaan penulis untuk menerima kritik dan saran

Kata pengantar merupakan salah satu unsur terpenting dari keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar tentu saja tidak menyajikan isi karangan, atau hal- hal lain yang tertulis di bagian pendahuluan, naskah utama, dan simpulan. Begitu juga sebaliknya, apa yang telah tertulis di dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan. Berikut hal- hal yang harus dihindarkan dalam penulisan kata pengantar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. menguraikan isi karangan mengungkapkan perasaan secara berlebihan menyalahi aturan dan kaidah bahasa menunjukkan sikap kurang percaya diri kurang meyakinkan kata pengantar terlalu panjang dan tidak efektif menuliskan kata pengantar semacam sambutan Berikut beberapa contoh kata pengantar yang mengandung unsur kesalahan, baik kesalahan bahasa,diksi, maupun kalimat. (1). Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan Rahmat dan Hidayah-Nya, maka selesailah tugas Bahasa Indonesia dengan tema: Kasus Bailout Bank Century. Pembetulan: Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulisan paper Kasus Bailout Bank Century, dapat diselesaikan dengan baik. Analisis: 1. Kesalahan pertama: penggunaan kosakata yang lazim digunakan dalam bahasa pergaulan dan bahasa lisan (memanjatkan puji dan syukur kepada.......dengan rahmat dan hidayah-Nya) diubah menjadi Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa........... Hal ini disebabkan karena penggunaan kata memanjatkan seharusnya digunakan dalam bahasa lisan 2. Kesalahan kedua: penulisan kata Rahmat dan Hidayah-Nya ditulis dengan menggunakan huruf kecil saja karena bukan merupakan kata yang memerlukan penggunaan huruf besar. 3. Kesalahan ketiga: kata kami seharusnya diganti dengan kata penulis.

(2) Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis yang berjudul Permasalahan Politik di Indonesia ini dengan baik dan tepat waktu. Pembetulan: Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah Permasalahan Politik di Indonesia. Analisis: 1. Terjadi salah penalaran, dengan puji dan syukur tugas selesai.Seolaholah tanpa usaha, dengan puji dan syukur tugas selesai, semacam sulap atau keajaiban.

F.4. Abstrak Menurut American National Standard Institutes, abstrak adalah pernyataan singkat tetapi akurat dari sisi dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat. Selain itu, abstrak mempunyai arti lain yaitu uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi dokumen tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat siapa pembuat abstrak tersebut. Sehingga dapat disimpulkan jika abastrak merupakan penyajian laporan secara singkat tetapi tidak merubah, tidak menambah, dan tidak mengurangi maksud dari isi laporan yang sebenarnya. Abstrak juga tidak dimaksudkan untuk memberikan kritik terhadap laporan asli. Dengan abstrak ini, pembaca laporan dapat mengetahui informasi laporan tanpa harus membaca laporan asli seutuhnya. I. Berikut ciri-ciri abstrak : 1. Singkat: tidak memuat latar belakang, tidak memuat contoh, tidak memuat penjelasan alat, cara kerja, dan proses yang sudah lazim, tidak lebih dari 250 kata. 2. Hanya memuat : a. Metode kerja dari pengumpulan data sampai dengan

penyimpulan b. Data yang sudah diolah 3. Berketelitian tinggi : a. Menggunakan sumber dokumen asli secara cermat, mudah dipahami

b. Menggunakan kata atau istilah yang sama dengan dokumen asli 4. Bentuk tulisan : a. Informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung pada naskah asli b. Deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada naskah asli. 5. Struktur tulisan: a. Judul laporan asli, b. Nama asli penulis laporan, c. Tujuan dan masalah. d. Cara kerja, proses, atau metode kerja, e. Hasil kerja dan validitas hasil, f. Kesimpulan, dan g. Inisial penulis abstrak

II. Jenis Abstrak (1) Abstrak indikatif yaitu abstrak yang menguraikan secara singkat masalah yang terkandung dalam dokumen lengkapnya. Sehingga abstrak indikatif hanya berisi pernyataan umum yang menggambarkan tentang apa yang dibahas dalam suatu dokumen. Dengan membaca abstrak indikatif maka pembaca dapat mempertimbangkan apakah tulisan asli perlu dibaca atau tidak. Biasanya terdiri dari 50-100 kata. (2) Abstrak Informatif yaitu laporan yang berbentuk mini dengan bentuk yang sama persis dengan laporan asli. Sehingga pembaca abstrak informatif tidak perlu membaca laporan asli kecuali ingin lebih mendalaminya. Dikatakan sebagai laporan mini karena menyajikan keseluruhan naskah asli yaitu mulai dari judul, penulis asli, lembaga, tujuan, metode pembahasan, hasil pembahasan, kesimpulan, dan kode inisial penulis abstrak. Biasanya terdiri dari 100-150 kata. Contoh abstrak indikatif : STUDI PENDALAMAN MENGENAI METODE ILMIAH, DALAM UPAYA PENYEMBUHAN PENDERITA KETAGIHAN ZAT ADIKTIF

MELALUI PROSES DIDIK, MENURUT PONDOK PESANTREN SURYALAYA : LAPORAN PENELITIAN, EMO KASTAMA Jakarta: Lembaga Pendidikan IKIP Jakarta, 1992, 60 hal.

Telah

diteliti

penggunaan

metode

inabah

dalam

upaya

menyembuhkan korban narkotika dan zat adiktif lainnya melalui proses didik berdasarkan pendekatan agama Islam menurut Pondok Pesantren Suryalaya. Penyembuhan dilakukan secara ilmiah, mengutamakan mandi, sholat, dan dzikir. Hasil penyembuhan mencapai 83,91 %. Penelitian menyimpulkan bahwa metode inabah dapat dijadikan alternative penyembuhan korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (EK). Pembahasan : dalam abstrak indikatif di atas dapat dilihat jika hanya terdapat tujuan penulisan laporan (asli), metode penelitian yang digunakan oleh penulis laporan (asli), dan kesimpulan laporan (asli). Abstrak indikatif tersebut tediri dari 56 kata. Berbeda dengan abstrak indikatif sedangkan penulisan abstrak informatif mempunyai struktur yang lebih panjang. Contoh abstrak infromatif : KEGIATAN KONSULTASI BISNIS DAN PENEMPATAN

KERJA (KBPK) BAGI LULUSAN PERGURUAN TINGGI DAN PENGUSAHA KECIL DI JAKARTA TIMUR: LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, WIDJONO HS, DKK. Jakarta, LPM Universitas Negeri Jakarta, 2002

Kegiatan KBPK ini bertujuan mengatasi pengangguran lulusan perguruan tinggi dan mengembangkan pengusaha kecil di Jakarta Timur. Kegiatan ini memberikan konsultasi dalam memanfaatkan peluang kerja bagi alumni dengan kreativitas, kecerdasan, dan motivasinya sehingga dapat berprestasi dalam usaha tersebut, baik dalam bisnis maupun mengisi peluang kerja. Kepada pengusaha kecil, KBPK memberikan pelayanan konsultasi agar mereka segera bangkit dari kelesuan bisnisnya. Kegiatan ini dilaksanakan bertahap

(1)mengidentifikasikan permasalahan klien, (2) menentukan target pencapaian, (3) mengevaluasi kinerja dengan menginventarisasi masalah, sumber daya, dan target yang hendak dicapai, (4) mendata umpan balik, (5) mengefi-sienkan sumber daya dan mengefektifkan pencapaian target, (6) menentukan strategi, dan (7) melaksanakan konsultasi. Hasil yang dicapai baru 20 persen dari 120 klien. Namun, kegiatan ini menghasilkan kerangka kerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan selanjutnya.

Kesimpulan : dengan berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi, kegiatan ini belum sepenughnya berhasil (W).

Catatan : 1. Tujuan : menjelaskan jangkauan laporan, mengapa laporan itu ditulis 2. Kecuali, jika tujuan dan jangkauan ini sudah jelas dari judul laporan atau dokumen. Rumusan tujuan singkat ini dapat disatukan dengan masalah. 3. Metode penelitian : menguraikan secara singkat cara kerja mencapai tujuan, penjelasan umum teknik pembahasan atau metode yang digunakan, pendekatan, metode dasar, jangkauan data:cara

memperoleh dan menganalisis data. 4. Hasil: menggambarkan temuan atau pencapaian tujuan,hasil analisis. 5. Temuan dapat berupa pembuktian baru 6. Simpulan: menggambarkan interpretasi hasil 7. Rekomendasi : menyebutkan fungsi yang diharapkan. F.5. Daftar Isi Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, mencakup judul, pendahuluan, hingga riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan ilmiah. Daftar isi ini berfungsi sebagai sumber data yang mencatat nomor halaman setiap komponen yang ditulis dalam karangan ilmiah antara lain nomor halaman judul bab,subbab, dan unsure-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Penulisan daftar harus secara konsisten, artinya penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul subbab haruslah berkelanjutan dengan menggunakan bentuk yang benar. Berikut penulisan daftar isi yang baik : 1.Setiap judul bab dan subbab disusun secara pararel dan konsisten. 2.Rincian subbab maksimal empat angka 3. Nomor dan penggunaan huruf (huruf capital, dan huruf kecil ) berfungsi sebagai cirri atau penanda judul bab, subbab, dan rincian. Setiap judul bab ditulis dengan huruf capital pada setiap awal kata; kata tugas (misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.

4.

Nomor halaman berfungsi untuk merujuk bab, subbab, dan rincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman

dihubungkan dengan titik-titik. 5. Tajuk bab, subbab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan, dan disusun sesuai dengan ragangan. 6. Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan daftar isi. 7. Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan karangan menggambarkan uraian (analisis dan sintesis) bagian utama karangan, sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsure pelengkap, pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.

Daftar Isi

Halaman Judul . i Lembar Pengesahan .... ii Abstrak ... iii Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ..... v Daftar Tabel .... v Daftar Gambar ... vi BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang .. 1 1.2 Masalah ..... 3 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Pembatasan Masalah .... 3 1.5 Metode Pembahasan .... 5 BAB II DESKRIPSI TEORI ... 7 1.1 Budaya Tradisi Betawi . 7 1.2 Cerita Rakyat .... 7 1.3 Kreativitas Baru .. 12 1.4 Kreativitas Baru Neoklasik ..... 18 BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ... 20 1.1 Deskripsi Data . 20

1.2 Analisis Data ... 35 1.3 Hasil Analisis .. 40 BAB IV KESIMPULAM DAN SARAN .. 45 1.1 Kesimpulan . 45 1.2 Saran-saran . 47

DAFTAR BACAAN . 49 Lampiran ... 51 Indeks 55 Daftar Riwayat Hidup ... 57

Penulisan yang harus dihindari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Judul bab, subbab terlalu panjang, Penataan margin kiri, kanan, atas, bawah, tidak lurus, Nomor halaman tidak lurus ( tidak sesuai ) dengan tajuk, Tajuk dan nomor halaman tidak sesuai dengan nomor halaman buku, Mengabaikan estetika, dan Kesalahan bahasa (tajuk tidak jelas, diksi, ejaan, tanda baca).

Contoh kesalahan tanda baca : BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang . 1 1.2. Masalah .... 3 Nomor ( angka ) kedua tidak diikuti titik, seharusnya : BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang .. 1 1.2 Masalah ..... 3

F.6. Daftar Gambar Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor lanjutan. F.7. Daftar Tabel Setiap tabel yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar tabel. Daftar tabel menginformasikan: nama tabel dan nomor lanjutan.

G. Naskah Utama Karangan G.1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian awal makalah yang memberikan gambaran umum tentang mengapa topik yang disajikan dalam makalah harus disajikan. Dengan kata lain, bagian pendahuluan menguraikan alasan penulis tentang topik yang ditulisnya. Selain mengemukakan alasan, bagian pendahuluan merupakan bagian pengantar untuk pembaca guna mengetahui alasan ataupun isi makalah secara keseluruhan. Pendahuluan itu sendiri mengantar pembaca pada materi yang akan diulas, dianalisis, dideskripsi, dan diuraikan dalam bab kedua sampai terakhir. Oleh karena itu, bab pendahulian ini pada dasarnya memuat latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokokpokok pikiran yang harus tertuang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut: 1. Latar belakang masalah Bagian latar belakang sebuah makalah berisi hal-hal yang melandasi perlunya topik dalam karangan ilmiah itu ditulis atau alasan penulisan yang dikaitkan dengan kenyataan. Bagian ini diharapkan mampu mengantarkan pembaca pada masalah atau topic yang dibahas dalam karya ilmiah dan menunjukkan bahwa masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu sangat penting. Dalam bagian ini penulis diharapkan mampu mengemukakan sebabsebab mengapa masalah yang dipersoalkan perlu diteliti dan ditulis (alasan penulis memilih judul tulisan). Latar belakang masalah menyajikan a. Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menangkap maksud atau ide yang tertuang dalam karangan. b. Kegunaan praktis hasil analisis, seperti yang telah diketahui bahwa pembuatan karangan ilmiah dimaksudkan agar pembaca dapat menangkap maksud yang tertuang dan dapat mengerti apa yang disampaikan dalam karangan dan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang. c. Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat

dipertanggungjawabkan. Hal ini dimaksudkan agar isi dalam karangan dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis. Maka penulis hendaknya

menggunakan buku-buku terbitan terbaru. Penyertaan beberapa buku acuan yang telah dibaca penulis khususnya tentang topik yang sama atau yang relevan dengan topik tulisan penulis. Dalam penyertaan itu, penulis perlu memberikan pembahasan khususnya informasi tentang perbedaan topik tulisan buku acuan dengan topik yang sedang ditulisnya. Bagian ini pun mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera mengetahuinya secara sepintas lalu hal-hal apa saja yang akan diuraikan penulis. d. Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntun adanya analisis. hal ini dimaksudkan agar apa yang ingin digali oleh penulis dapat dimengerti oleh pembaca, sehingga apa yang akan diulas pada bab selanjutnya dapat dimengerti oleh pembaca. misalnya bagaimana , mengapa , misalnya: Bagaimana pengaruh seorang lelaki berparas tampan dilingkungan sekolah. Bagaimana hubungan siswa kelas lima dengan siswa kelas enam. Bagaimana upaya pemerintah mengatasi kemiskinan masyarakat kumuh di lingkungan pesisir pantai parangtritis. Mengapa budaya sopan santun dikalangan mahasiswa kurang berkembang. e. Tidak menggunakan kata apa dalam pertanyaan karena kata apa tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak. Sehingga penulis tidak dapat mengembangkan ide dan maksud yang dituju.

2.

Tujuan penulisan berisi a. Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, maka tujuan penulisan bagi pembaca adalah sebagai sarana informasi tentang apa yang disampaikan penulis melalui karya ilmiah yang dibuatnya. misalnya: mendeskripsikan hubungan siswa kelas lima dengan siswa kelas enam; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh hubungan siswa kelas lima dengan siswa kelas enam. b. Upaya pokok yang harus dilakukan, sebagai sarana untuk mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya dalam menulis karangan ilmiah, khususnya dalam pengumpulan bahan tulisan. misalnya: mendiskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data sekunder tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi dan teknologi mutakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.

c.

Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Bagian tujuan penelitian atau penulisan disesuaikan dengan bagian rumusan permasalahan, tujuan dapat dirinci seperti bagian rumusan masalah, yaitu menjadi sub bagian yang spesifik Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.

3.

Ruang lingkup masalah berisi a. Pembatasan masalah yang akan dibahas. Hal ini dilakukan agar pemasalahan tidak melebar, maka perlu pembatasan yang akan berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menampakan variabel yang diteliti. Dengan adanya pembatasan masalah, jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subjek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Dengan demikian, pembatasan masalah sangat membantu penelitian untuk mengalirkan instrumen penelitian b. Rumusan detail masalah yang akan dibahas. Rumusan masalah harus berupa pertanyaan yang mendetail, sehingga memudahkan pembaca dalam menangkap isi karangan yang akan diulas. c. Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel.

4.

Landasan teori menyajikan a. Deskripsi atau kajian teoretik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau reko-mendasi. b. Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam

mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.

5.Sumber data penulisan berisi a. Sumber data sekunder dan data primer, b. Kriteria penentuan jumlah data, c. Kriteria penentuan mutu data, d. Kriteria penentuan sampel, dan e. Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.

6. Metode dan teknik penulisan berisi a. Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode kualitatif, metode deskriptif, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental. b. Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, obervasi, dan kuisioner analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.

7. Sistematika penulisan berisi a. Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan. b. Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).

Butir 1 sampai dengan 7 di atas wajib digunakan dalam penulisan skripsi, sedangkan untuk makalah ilmiah dapat menggunakan butir 1 sampai dengan 4 atau 5.

Untuk menghasilkan penulisan pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan persyaratan bahasa, persyaratan materi atau isi, persyaratan formal, persyaratan teknis, dan persyaratan pengetikan. Oleh karena itu, penulisan perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Menggunakan kalimat lengkap, mengandung unsur subjek dan predikat (objek), 2) 3) 4) Menggunakan pilihan kata yang tepat, tidak terdapat kata yang mubazir, Menggunakan paragraf dengan kesatuan pikiran, kepaduan, dan koherensi, Meyusun hubungan antarparagraf yang runtut, menggunakan kata transisi, paralelisme, kata ganti, atau repetisi, 5) Menggunakan ejaan secara tepat, terutama penulisan kata, penggunaan huruf kapital, pemenggalan kata, dan tanda baca. 6) Mengembangkan pikiran (konsep) secara konsisten, sesuai dengan ragangan, permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan masalah, dan ruang lingkup dalam satu kesatuan karangan, 7) 8) Menggunakan notasi ilmiah, Memperhatikan segi-segi teknik penulisan dan pengetikan, dan menjauhi halhal yang dapat mengganggu atau merusak penulisan berikut ini: a) Tidak menggunakan judul karangan sebagai rujukan seperti, misalnya: sesuai dengan judul di atas , Berdasarkan judul di atas b) c) Tidak mengandung pikiran (konsep) ke dalam uraian berikutnya. Tidak memperlihatkan makna ganda, sikap mendua, keraguan,

kebimbangan, ketidaktegasan, ketidakjelasan, ketidaktahuan, kebodohan, kekurangan pengalaman, dan sifat-sifat lain yang tidak meyakinkan.

d)

Tidak memulai bab dengan kutipan atau definisi yang diambil dari kamus yang dapat menimbulkan kesan bahwa penulis belum mampu memulai karangan dengan kata-kata sendiri.

e)

Tidak mengawali bab dengan kalimat tanya retoris karena akan terlihat adanya pengulangan yang tidak diperlukan serta menimbulkan kesulitan membuat kalimat berikutnya.

f)

Tidak menyimpang dari kaidah tata bahasa, kalimat efektif, ketepatan, dan kesesuaian kata, ejaan, ragam bahasa ilmiah, dan teknik penulisan.

g)

Tidak menulis pendahuluan terlalu panjang, maksimum 1/7 uraian seluruhnya.

G.2. Inti Karangan Di dalam sebuah karangan terdapat bagian yang disebut bagian utama karangan. Bagian utama karangan merupakan inti karangan yang berisi sajian dari pembahasan masalah yang ada. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas atau sempurna. Bagaimana kita dapat mendapatkan kesempurnaan pembahasaan tersebut? Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini: 1. Ketuntasan materi Materi yangdibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran. 2. Kejelasan uraian/deskripsi a. Kejelasan konsep Konsep adalah keseluruhan pikiran yang teroganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke subbab, dari subbab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterprestasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki. b. Kejelasan bahasa (1) Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotative lebih baik daripada kata konotatif atau kata kias. (2) Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku,

menggunakan

kalimat

efektif,

menggunakan

koordinatif

dan

subordinatif secara benar. (3) Kejelasan makna paragraph dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial). c. Kejelasan penyajian dan kebenaran fakta Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, table, diagram, dan fotofoto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya 3. Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan: a. Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: Saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: Penelitian membuktikkan bahwa, Uji laboratorium membuktikan bahwa, Survei membuktikkan bahwa, b. Kesalahan: Pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, kesalahan nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan kesimpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul. G.3 Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian penting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah selengkapnya cenderung membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Untuk menghasilkan kesimpulan yang baik, perhatikan persyaratan berikut ini: 1. Persyaratan materi atau isi:

(1) Kesimpulan berupa interpretasi atas hasil analisis, dapat berupa inferensi dan dapat pula berupa implikasi. Inferensi adalah kesimpulan berdasarkan referensi, tidak melibatkan data secara langsung, sedangkan implikasi adalah kesimpulan yang melibatkan data. (2) Kesimpulan menyajikan gambaran isi karangan yang telah diuraikan dalam bab-bab secara singkat dan meyakinkan. (3) Kesimpulan skripsi atau makalah disertai saran-saran yang ditujukan secara jelas kepada seseorang, sekelompok orang, atau sekelompok orang dalam lembaga tertentu. (4) Kesimpulan jawaban masalah pendahuluan. (5) Kesimpulan merupakan bab penutup berisi uraian singkat atau rincian yang merupakan konsekuensi pembahasan bab-bab sebelumnya. (6) Kesimpulan tidak menyajikan kutipan dan definisi. (7) Kesimpulan sebelumnya. 2. Persyaratan bahasa Secara umum persyaratan ejaan, pilihan kata, kalimat, dan paragraf, serupa dengan persyaratan bahasa pada naskah utama. Perbedaan pendapat pada pilihan kata terutama kata-kata transisi yang cenderung menujukkan hubungan penegas, misalnya dengan demikian, jadi; dapat disimpulkan bahwa, fakta menunjukkan adanya kecenderungan, hubungan yang menyatakan hasil atau akibat, misalnya: jadi, hasilnya, akibatnya. 3. Penyajian Kesimpulan dapat disajikan dalam bentuk paragraph semacam esai dan dapat pula berupa butir-butir rincian. Jika rumusan masalah dalam pendahuluan ada dua butir, kesimpulan sekurang-kurangnya juga dua butir. Dalam skripsi, judul kesimpulan diawali dengan bab menjadi bab kesimpulan ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Dan makalah, judul tanpa bab, langsung kata kesimpulan. H. Pelengkap Penutup H.1 Dafatar Pustaka Setiap karangan ilmiah harus menggunakan daftar pustaka untuk menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah. Daftar pustaka juga mempunyai fungsi menginformasikan bahwa karya ilmiah itu memiliki referensi. Ciri dari daftar pustaka yaitu: 1. diambil dari buku, majalah, makalah, koran, internet dan karya ilmiah lain. tidak menyajikan hal-hal yang tidak diuraikan yang telah dirumuskan dalam

2. berisi nama pengarang atau lembaga 3. memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi, nama penerbit, dan tempat terbit.

Tekhnik penulisan daftar pustaka : Untuk penulisan sumber yang berasal dari buku. 1. Tulis nama pengarang. Nama pengara bagian belakang ditulis terlebih dahulu, lalu nama depan 2. Tulis tahun terbit buku dan diakhiri tanda titik (.). 3. Tulis judul buku dengan diberi garis bawah atau cetak miring dan diakhiri tanda titik (.). 4. Tulis kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit berilah tanda titik. Contoh: nama marga dan nama kecil, dipisahkan koma, diakhiri titik, tahun terbit, (diakhiri titik), judul buku-anak judul (diikuti titik dua dan diakhiri titik), cetakan, (diakhiri titik), nama penerbit, (diakhiri titik). Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Lingustik : Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Cetakan III. Bandung: Eresco.

Untuk Penulisan sumber yang berasal dari Internet. Ada beberapa rumusan pendapat : Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah: Nama pengarang. Tanggal revisi terakhir. Judul Makalah.

H.2 Lampiran Lampiran dalam sebuah karangan ilmiah adalah sebuah pelengkap. Lampiran di dalam karya ilmiah merupakan sebuah pembuktian ilmiah. Berfungsi untuk memperkuat sebuah penelitian. Lampiran dapat berupa esai, daftar nama, model analisis, kuesioner, data responden dan data-data lain yang mendukung sebuah penelitian. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.

H.3 Indeks Dalam sebuah makalah ilmiah, buku, atau these, indeks mempunyai fungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan. Indeks merupakan sebuah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan tersusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut.

H.4 Riwayat Hidup Penulis Riwayat hidup penulis berisi tentang catatan singkat mengenai gambaran diri seseorang. Gambaran diri tersebut berisi tentang data pribadi, keterangan tentang pendidikan, keahlian, pengalaman kerja karya ilmiah yang terkait dengan materi makalah. Data riwayat hidup tersebut akan memberikan kualifikasi seseorang. Data pribadi dapat meliputi nama, tempat tanggal lahir, dan jenis kelamin. Data seperti kewarganegaraan, agama, dan kondisi fisik dapat saja dicantumkan asalkan mempunyai dampak positif. Apabila hal tersebut dirasa tidak menguntungkan sebaiknya tidak usah digunakan karena akan menjadi mubazir. Dalam menuliskan pendidikan dan pengalaman kerja mengandung unsur kronologis. Dari pendidikan yang terendah menuju tertinggi. Begitu pula dengan pengalaman kerja dari tahun berapa dan tahun berapa. Pendidikan dan pengalaman kerja biasanya para penulis hanya ditulis sisi positifnya. Dari segi penampilan riwayat hidup tidak mempunyai bentuk standar. Riwayat hidup ditulis seperti karangan singkat dan diawali oleh judul dan ditutup oleh keterangan waktu penulisan yaitu tanggal, lalu dibubuhi tanda tangan dan nama sebagai bentuk pengesahan. Riwayat hidup penulis diperlukan dalam penulisan buku, skripsi, these, dan makalah ilmiah.

I. Konvensi Penyuntingan Untuk membuat hasil karya tulis yang sempurna, sebaiknya membaca kembali karya tulis yang telah dibuat dan berikan catatan pada bagian karangan yang dirasa kurang. Lalu lakukanlah penyutingan atau editing dengan memperbaiki seluruh unsur yang salah. Penyuntingan meliputi: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) penulisan sampul halaman judul naskah, halaman utama, halaman hak cipta, halaman persembahan (kalau ada), kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,

(10) dafar singkatan, (11) daftar lambang, (12) daftar gambar,

(13) pendahuluan: latar belakang, masalah, tujuan, pembatasan, metode, (14) inti pembahasan: deskripsi teori, kerangka berpikir, deskripsi data, analisis data, dan hasil analisi, (15) kesimpulan dan saran, (16) kutipan, (17) catatan kaki, (18) bibliografi, (19) lampiran, (20) indeks, dan (21) biografi singkat.

J. Penyuntingan Bahasa Menyusun sebuah karya ilmiah perlu dilakukan penyuntingan bahasa. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan karangan tanpa kesalahan bahasa dan

menghasilkan karangan dengan bahasa yang efektif agar apa yang disampaikan dapat dimengerti secara jelas. Penyuntingan bahasa mencakup keseluruhan dari unsur bahasa, yaitu : (1) ejaaan Penyuntingan ejaan meliputi penulisan tajuk, kata, kata bilangan, kata tugas, partikel, tanda baca (tanda koma, titik tanda, penghubung dll), huruf miring, huruf kapital, huruf tegak, penulisan kata yang baku dan nonbaku, pemenggalan suku kata, penulisan kata asing, kata serapan, kata daerah dan lain lain. (2) diksi Penyungtingan diksi meliputi pemilihan kata yang tepat, penggunaan denotasi/konotasi, penggunaan kata yang menuntut penyesuaian tanda baca, perubahan makna kata, kata yang merusak fungsi subjek, predikat, objek, penulisan kata yang harus dan tidak diikuti oleh tanda koma, kata yang harus dicetak miring. (3) kalimat efektif Penyuntingan kalimat efektif harus memperhatikan standar penulisan kalimat baku, kalimat yang harus mengandung unsur subjek, predikat dan objek, kebenaran struktur kalimat, pemilihan kata, penggunaan tanda baca, penggunaan kalimat efektif yang memperhatikan unsur kesatuan, koherensi, kehematan, kesejajaran, dan kevariaasian. (4) paragraf Penyuntingan paragraf mencakup penalaran, kepaduan kalimat (penggunaan kata transisi, pengulangan kata ulang kunci, kata ganti dan keparalelan), hubungan antar paragraf, urutan paragraf, penempatan kalimat utama, kalimat penjelas, dan urutan kalimat.

(5)

frasa dan klausa Penyungtingan frasa dan klausa mencakup kesatuan makna sebuah kalimat, penulisan kalimat dan penempatan kalimat.

(6)

penyuntingan keseluruhan naskah meliputi aspek ketatabahasaan, penulisan judul, subjudul, istilah asing, daftar pustaka, lampiran dan lain lain.

(7) (8) (9)

Menyunting gelar akademik yang tidak tercantu dalam daftar pustaka. Penulisan istilah asing dan daerah yang dicetak miring. Jika penulisan nama seseorang yang telah disertai atau didahului kata meninggal maka tidak perlu lagi menuliskan kata almarhum.

(10) Pengindonesian kata asing ditulis dengan menuliskan terlebih dahulu kata Indonesia, kemudian menuliskan kata asing dibelakang kata tersebut. Penulisan kata asing ditempatkan didalam kurung dan dicetak miring. Sebagai contoh pesan otomatis (autoreply). (11) Penulisan singkatan kata didahului dengan kepanjangan kata tersebut lalu diikuti dengan singkatannya. Sebagai contoh compact disc (CD), United States of America (USA.

K. . Tanda-Tanda Penyutingan Tanda-tanda penyutingan yang lazim dan seing digunkan antara lain:

: tanda penunjuk bagian yang harus dikoreksi.

Saya makan sudah

:tanda

penunjuk

agar

dua

huruf

atau

kata

dipertukakan tempatnya

Ia akan sudah pergi

: menunjukkan kata atau huruf harus dibuang.

Orang itu baik

: ceraikan huruf atau kata.

Mata hari

: sambungkan.

-

tiap-tiap

: sambungkan dengan tanda penghubung

: tarik ke luar, ke kiri.

: tarik ke dalam.

: jadikan satu baris, contoh Hari ini kita memperingati poklamasi

RI yang ke-58

Aku ini manusia rindu rasa

: jangan jadikan baris baru, atau dirapatkan.

Ia hanya santai ----------------Anggota dprri kapital.

: Garis putus di bawah kata membatalkan koreksi.

: garis bawah ganda, perintah cetak dengan huruf

: sisipkan huruf atau kata, contoh: sesuai kesepakatan

L. Simpulan Dari semua uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa konvensi naskah dan penyuntingan merupakan bagian terpenting dari suatu pembuatan makalah atau karangan ilmiah. Sebuah karangan ilmiah akan dihargai sebagai suatu makalah yang baik, bukan hanya dari isi materi yang disajikan, tetapi juga dilihat dari penulisan makalah itu sendiri. Sebuah karangan ilmiah yang baik tentu saja mengindahkan konvensi penulisan karangan ilmiah berdasarkan kebiasaan, aturan yang lazim, dan sudah disepakati. Hal ini mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama,

pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya. Oleh karena itu penyuntingan naskah sangatlah diperlukan. Penyuntingan naskah dilakukan dengan pertimbangan bahwa karangan yang selesai ditulis belum menjamin kelayakannnya untuk disajikan kepada pembaca. Penyuntingan naskah sendiri karangan bertujuan menyempurnakan format naskah, urutan pembahasan, bahasa, keindahan tampilan naskah, halaman, komposisi, dan kelengkapan naskah.

Media yang memuat. URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file. Tanggal akses(http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses tanggal 25 Juli 2008 )>alamat blog ini dicantumin di daftar pustaka