685-690 translate beni

Upload: benedict-amandus-hananto

Post on 12-Jul-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Mineral pada Tiga Kelas Batuan Grantd Amfibol Hornblend Na-Amfibol Mika Muscovit Biotit Phlogopit Zirkon Sphene Garnet Piralspit (Fe-Al) Urgandit Sil/Ky/Andalusit Epidot grup Cordierit Turmalin Klorit (sek.) Mineral lempung (sek.) Mineral Karbonat Kalsit (sek.) Aragonite (sek.) Magnetit Ilmenit Kromit Spinel Apatit Pirit (sek.) Sulfida lain + o + + m m o o m o o m m Riolt o o + m m o o o m Tra/Sy + o + m m o m Pho/NeS + + o m m o o m An/D + + m m o o m Bas/Gab + + o m m o o m UM o o m o o o m

o m m m o o

o m m o -

o m m m o -

o m m o -

o m o m o o

o o + m o o m o +

o o o o + + m o o

Grantd = batuan granit; Riolt = riolit dan batuan vulkanik silikat lainya; Tra/Sy = trachit dan syenit; Pho/NeS = pholonit, nefelin syenit dan batuan yang berhunbungan; An/D = andesit dan diorite; Bas/Gab = basalt dan gabbro; UM = Batuan Ultra Mafic/Basa; sek = mineral sekunder. X = melimpah, mineral kunci; + = mineral umum dijumpai; m = mineral minor; o = mineral yang jarang atau mineral yang tidak umum dijumpai; - = umumnya tidak ada.

685

Mineral pada Tiga Kelas Batuan Tabel A.2 Mineral pada Batuan SedimenKuarsa Feldspar Kaya alkali K Na-plagioklas Ca-plagioklas Zeolite Olivine Piroksen Amfibol Mineral lempung Mika Mika putih Galuconit Biotit Klorit Zircon Sphen Garnet Turmalin Staurolit Aluminosilikat Epidot grup Mineral karbonat Mudrx m o o o X m o o X Wacke X + X o o o + m o m m m o o o o o o Arenit X + + o o o m m o o m o o o o o o Ls m o o o Dolost m o o Lainnya mX o o o o o o o o -

Kalsit o o m X o o Aragonit o o Dolomit o o X o Magnetit m m o X Hematit o o o o o oX Ilmenit m m Apatit m m - X Gipsum o o - X Pirit o - o Sulfide lain o o o o Mudrx = batulumpur ; wacke = wacke dan polimict litik konglomerat; arenit = arenit, chert, dan konglomerat kuarsa; ls = batugamping; dolost = dolostone ; lainnya = mineral lainnya. X = melimpah, mineral kunci; + = mineral umum dijumpai; m = mineral minor; o = mineral yang jarang atau mineral yang tidak umum dijumpai; - = umumnya tidak ada.

686

Mineral pada Tiga Kelas BatuanTabel A.3 Mineral pada Batuan Metamorf S Kuarsa X Feldspar Kaya alkali-K o Na-plagioklas o Ca-plagioklas Analsit Feldspatoid Zeolite Olivine Piroksen Ortopiroksen Diopsid Augit Na-piroksen m (HP) Wollastonit Amfibol Hornblend Actinolit Tremolit Ortoamfibol Na-amfibol m (HP) Mika Mika putih m Biotit o Phlogopit Stilpnomelan m Mineral lempung o (LTP) Prehnite Klorit Serpentin talc o -

SAC X + + + + (LTP) o X (LTP) m (HT) X (HP) m (HT) o o m (HP) X + m + (LTP) m (LTP) + -

A X + + + + (LTP) m (HT) m (HT) X (HP) X X m X (LTP) o (LTP) X -

C m o o o m (HT) + + o (HT) o + o m m (LTP) o (LTP) o o o

MB m o(LTP) X X + (LTP) X (LTP) m (HT) + (HT) o o (HT) + (HP) X X o X (HP) m + o m o (LTP) X (LTP) X o o

UB o X (HT) + (HT) o o (HP) O T + + m + X X

687

Mineral pada Tiga Kelas BatuanTabel A.3 Lanjutan S SAC A C MB UB Zirkon m m m Sphen m o o m Garnet + + X o o o Turmalin o o Staurolit X o Kloritoid m Aluminosilikat Andalusit o (HT) + (HT) Kyanit + o + Silimanit + (HT) o (HT) + (HT) Epidot m m m o + Lawsanit + (HP) m (HP) + (HP) Pumpellyit + o + Cordierit + (HT) o (HT) + (HT) Mineral Karbonat Kalsit o o o X o o Aragonit o (HP) + (HP) o (HP) X (HP) o (HP) o Dolomit X o Magnetit m m m o m m Ilmenit o m Kromit m Spinel o o o Apatit o m m o m Sulfide o o o m m o S = Batuan silika ; SAC = Batuan Silika-Alkali-Calsic; A = batuan Alumino (termasuk pelitik) ; C = batuan karbonat ; MB = metabosit; UB = batuan Ultrabasic. X = melimpah, mineral kunci; + = mineral umum dijumpai; m = mineral minor; o = mineral yang jarang atau mineral yang tidak umum dijumpai; - = umumnya tidak ada. HT = hanya pada batuasn bertemperatur tinggi; HP = hanya pada batuan pertekanan tinggi; LPT = hanya pada batuan bertekanan rendah dan betemperatur rendah.

688

Mineral pada Tiga Kelas Batuan

BCIPW NORMS

Norm batuan adalah daftar dari standar mineral dan persenannya dihitung dari analisis kimia dari suatu batuan. Metode CIPW untuk menghitung suatu norm, dibuat oleh Cross, Iddings, Pirsson, dan Washington (1903), sudah dideskripsikan dan dimodifikasi oleh beberapa petrologist (lihat Johannsen, 1931, hal. 88ff.; Barth, 1962; Bickel, (a)- - Step SiO2 TiO2 Al2O3 Fe2O3 FeO MnO A Brt.% Mol. Brt. 60.09 B Mol C Comb. M. D Mineral --= --= --= --= --= --= --= --= --= --= --=

1979). Prosedur yang di deskripsikan disini secara umum mengikuti metode yang asli, tetapi dimodifikasi dan sedikit di persingkat dalam beberapa bagian, mengikuti Johannsen (1931) dan Bickel (1979). Analisis kimia yang digunakan pada penghitungan norm harus dalam persen berat oksida (misalnya persen berat SiO2;MgO CaO Na2O K2O P2O5 CO2 Oksida lain H2O %min.

79.90

101.96

159.69

71.85

70.94

40.31

56.08

61.98

94.20

141.95

44.01

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-----------------------

-

-

-

Total Brt. % Oksida =

total berat % mineral + Brt. % H2O =

Gambar B.1 Grafik untuk menghitung norm CIPW. (a) grafik utama untuk menghitung(di modifikasi oleh Charles E. Bickel). (b) grafik untuk menghitung diopsid,hypersten, dan olivin. (c) grafik untuk menghitung persentasi norm mineral. Lihat teks untuk penjelasan dari langkah langkah A-L.

689

Mineral pada Tiga Kelas Batuan (b)Langkah F I PRF= = PRM =

Brt. % Wo pada diopsid = (Mol. CaO pada Diop.)(Mol. Brt. Wo) =( )(116.7) = Wo= ________ Brt. % En pada diopsid = [Mol. (Fe,Mg)O pada Diop.] (PRM) (Mol. Brt. En) =[ ] ( ) (100.40) = En =________ Brt. % Fs pada diopsid = [Mol. (Fe,Mg)O pada Diop.] (PRF) (Mol. Brt. Fs) =[ ] ( ) (131.94) = Fs =________ Total Diopsid = Wo + En + Fs = __________ Brt. % En pada Hypersten = [Mol. (Fe,Mg)O pada Hyp.] (PRM) (Mol. Brt. En) =[ ] ( ) (100.40) = En =________ Brt. % Fs pada Hypersten = [Mol. (Fe,Mg)O pada Hyp.] (PRF) (Mol. Brt. Fs) =[ ] ( ) (131.94) = Fs =________ Total Hypersten = En + Fs = __________ Brt. % Fo pada olivin = [Mol. (Fe,Mg)O pada Ol.] (PRM) (Mol. Brt. Fo/2) =[ ] ( ) (100.40) = En =________ Brt. % Fa pada Olivin = [Mol. (Fe,Mg)O pada Ol.] (PRF) (Mol. Brt. Fa/2) =[ ] ( ) (131.94) = Fs =________ Total Olivin= Fo + Fa = __________

J

K

Gambar B.1 Grafik untuk menghitung norm CIPW. (a) grafik utama untuk menghitung(di modifikasi oleh Charles E. Bickel). (b) grafik untuk menghitung diopsid,hypersten, dan olivin. (c) grafik untuk menghitung persentasi norm mineral. Lihat teks untuk penjelasan dari langkah langkah. A- L.

Persen berat CaO, kecuali untuk Cl, F, dan S) Grafik B.1 menyediakan formulir isian yang kosong yang dapat di salin untuk dugunakan mengitung norm dan grafik B.2 menunjukan contoh sederhana. Mineral standar, simbolnya, dan rumus kimianya ditampilkan di grafik B.1c, grafik untuk menghitung persentasi norm mineral. Norm dihitung mengikuti langkah A-L yang tertulis disini. Langkah A. daftar nilai oksida dari analisis kimia pada kolom dibawah kolom paling atas oksida. Untuk elemen oksida minor gunakan pada isian yang kosong pada akhir baris. Langkah B. hitung jumlah mol dari masing masing oksida dengan membagi persentasi berat dari oksida itu dengan berat molekul dari oksida tersebut. Masukan nilainya ke baris B(Mol) Langkah C. gabungkan beberapa nilai molekul oksida yang secara khas mengsubtitusi oksida utama dengan nilai molekular oksida utama. Mol dari MnO dan NiO dimasukkan ke nilai FeO, dan dianggap sebagai FeO dalam penghitungan. Mol BaO dan SrO dimasukkan ke nilai CaO.Mol dariCr2O3 dimasukkan ke mol Fe2O3. Pada kasus

ini dimana elemen adalah elemen utama maka akan menunjukan mineral yang tidak biasa dalam batuan. Itu akan dipisahkan dan digunakan untuk menghitung molekul mineral khusus(seperti Cr2O3 digunakan untuk menghitung kromit pada batuan ultramafic) Langkah D. menghitung jumlah dari mol yang dipakai dalam tiap mineral standar. Pada umumnya,dua atau tiga oksida akan bergabung sebagai formasi dari mineral. Setiap kali mineral terbentuk, satu dari oksida akan secara sempurna terpakai. Jumlah mol dari oksida lain yang terpakai mengurangi jumlah mol yang ada. Grafik B.1a tidak terdapat jumlah mol yang terpakai(ditunjukan dengan tanda -), dan jumlah yang tersisa (ditunjukan dengan tanda =). Jumlah mol yang atersisa akan ditentukan, dalam beberapa kasus, dimana dua penghitungan akan selesai untuk formasi dari mineral berikutnya. Penghitungan alternative ini diberi label a dan b. Jangan pernah melakukan kedua penghitungan; selalu kerjakan satu atau lainya. Selesaikan langkah langkah sesuai urutan. Jika oksida tidak ada atau sudah habis terpakai lanjutkan ke langkah selanjutnya.

686