67917061 belajar dan pembelajaran pengertian belajar dan pembelajaran

Upload: lilys-setyorini

Post on 20-Jul-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Kelompok: 1. Davin Setiya Budi (108533414492) 2. Baskoro Singgih A (208533413241)

S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

1. Apa pengertian Belajar dan Pembelajaran ? 2. Apa manfaat Belajar dan Pembelajaran bagi dunia pendidikan ? 3. Apa saja yang dibahas dlam belajar dan pembelajaran ?

JAWAB 1. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Menurut pendapat Woolfolk & Nicolich (1984: 159) yang mengatakan bahwa

Learning is a change in a person that comes about as a result of experience Belajar adalah Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Nana Sujana, 2004 : 28). Menurut aliran behavioristik kegiatan belajar terjadi karena adanya

kondisi/stimulus dari lingkungan. Kegiatan belajar merupakan respon/reaksi terhadap kondisi/stimulus lingkungannya. Salah seorang tokoh aliran behavioristik, Gagne, mengatakan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi internal (internal conditions of learning),

kondisi eksternal (external conditions of learning), dan hasil belajar (outcomes of learning) Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar, sebagai

terjemahan dari istilah instructional terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar. Pada hakekatnya Pembelajaran adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Nana Sudjana (2002 : 29) menyatakan bahwa P e m b e l a j a r a n adalah suatu proses

mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat dua kegiatan yang terjadi dalam satu kesatuan waktu dengan pelaku yang berbeda. Pelaku belajar adalah siswa sedangkan pelaku pengajar (pembelajar) adalah guru.

2. Manfaat belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan, Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat penting memahami psikologi belajar. Beberapa manfaat penting dalam proses pembelajaran adalah:

1.

Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Memahami prinsip-prinsip dan teori pembelajaran memilih metode metode pembelajaran dan pengajaran menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif memilih dan menetapkan isi pengajaran membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran menilai hasil pembelajaran dan pengajaran

10. memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru. 11. membimbing perkembangan siswa

Pengetahuan mengenai proses dan perkembangan pembelajaran dan segala aspeknya itu sangat bermanfaat , antara lain:

1.

guru dapat memberikan layanan dan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada siswa dengan pendekatan yang relefan dengan tingkat perkembangannya

2.

guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan belajar siswa tertentu

3.

guru dapat memertimbangkan waktu yang tepat dalam memulai aktifitas proses belajar mengajar bidang studi tertentu

4.

guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya

3. Ragam Pendekatan Belajar 1. 2. 3. Pendekatan Hukum Jost (1988) Pendekatan Ballard & Clanchy (1990) Pendekatan Biggs (1991)

PENDEKATAN HUKUM JOST Perumpamaan pendekatan belajar dengan cara bertahap (mencicil/sedikit demi sedikit ). Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost Law) adalah Siswa lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori memori lama yang berhubungan dengan materi yang akan ditekuni

Pendekatan Ballard & Clanchy Sikap Conserving Melestarikan apa yg sudah ada Siswa / mahasiswa yang bersikap Conserving pada umumnya menggunakan pendekatan

belajar Reprodukti (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi ) Sikap Extending (Memperluas) Siswa / mahasiswa yang bersikap Extending biasaya menggunakan pendekatan Analitis (berdasarkan pemilihan & interpretasi fakta dan informasi ) dan pendekatan Spekulatif (berdasarkan pemikiran mendalam ) yang bukan saja bertujuan menyerap pengetahuan juga mengembangkannya mengembangkannya. tetapi

Pendekatan Biggs 1. Pendekatan Surface Permukaan / Bersifat Lahiriah Mau belajar karena dorongan dari luar ekstrinsikSehingga gaya belajarnya santai , asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. 2. Pendekatan Deep Mendalam (Mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkannya instrinsik ). Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha mendalami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. (instrinsik).

mengaplikasikannya 3. Pendekatan Achieving Pencapaian Prestasi Tinggi (Dilandasi oleh motif ekstrinsik berciri khusus yang disebut Ego Enhancement yaitu : ambisi pribadi yang besar yang dalam

meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi tingginya Ego-Memiliki keterampilan belajar (Study Skills) dalam arti : sangat cerdik dan efisien

dalam mengatur waktu , ruang kerja dan penelaahan isi materi waktu, Berkompetisi dengan teman teman dalam meraih nilai tertinggi adalah penting , sehingga sangat disiplin , rapi dan sistematis serta berencana maju ke depan (plans ahead). penting, disiplin, Lahiriah) mendalam. Mendalam) . Tinggi) tingginya. materi.

a. Evaluasi model Kirkpatrick Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick four levels evaluation model. Evaluasi terhadap efektivitas program training menurut Kirkpatrick mencakup empat level evaluasi, yaitu: level 1 Reaction, level 2 Learning, level 3 Behavior, level 4 Result

1). Evaluating Reaction Mengevaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur kepuasan peserta (customer satisfaction). Program training dianggap efektif apabila proses training

dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta training sehingga mereka tertarik termotivasi untuk belajar dan berlatih. Dengan kata lain peserta training akan termotivasi apabila proses training berjalan secara memuaskan bagi peserta yang pada akhirnya akan memunculkan reaksi dari peserta yang menyenangkan. Sebaliknya apabila peserta tidak merasa puas terhadap proses training yang diikutinya maka mereka tidak akan termotivasi untuk mengikuti training lebih lanjut 2). Evaluating Learning Menurut Kirkpatrick (1988: 20) learning can be defined as the extend to which participans change attitudes, improving knowledge, and/or increase skill as a result of attending the program. Ada tiga hal yang dapat instruktur ajarkan dalam program training, yaitu pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Peserta training dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalamai perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun peningkatan ketrampilan. Oleh karena itu untuk mengukur efektivitas program training maka ketiga aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap, peningkatan pengetahuan maupun perbaikan ketrampilan pada peserta training maka program dapat dikatakan gagal. 3). Evaluating Behavior Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan evaluasi terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja. Apakah perubahan sikap yang telah terjadi setelah mengikuti training juga akan diimplementasikan setelah peserta kembali ke tempat kerja, sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat esternal.