60781876 promosi-kesehatan

24
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat 2010. Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

858 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 60781876 promosi-kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan

Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.

Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan

kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh

banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada

peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma

sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan

perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih

menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif

dan rehabilitatif.

Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3

pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku

sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku

sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan

kesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan

yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. mendorong

kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan

meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya.

Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan,

hal ini disebabkan program promosi kesehatan berorientasi pada proses

pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melalui

peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan

yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia

Sehat

2010.

Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi

Page 2: 60781876 promosi-kesehatan

demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan

perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung

akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan

kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor

keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki

andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan.

Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka

diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi

sehat.

Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak tahun

1996

oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat

Promosi Kesehatan. Sebagai daerah model/laboratoriumnya adalah Kabupaten

Bekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat.

Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan

program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku

Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten,

dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan

Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan sarana

kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.

Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat

provinsi 100% (30 provinsi), 76% kabupaten/kota, 71.3% puskesmas. Pencapaian

klasifikasi III dan IV (1998) 38.89% tatanan rumah tangga, 50% institusi pendidikan,

33.3% tatanan tempat kerja, 35.3% tatanan tempat umum.

Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/

dukungan lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas rendah,

mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi,

Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat,

pemetaan PHBS individu.

Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi dan

keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksana PHBS,

menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan pembobotan, menetapkan

Page 3: 60781876 promosi-kesehatan

indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan tatanan sehat serta PHBS

individu.

Berdasarkan masukan dari lapangan, salah satu altematif pemecahan masalah yang

perlu segera dilaksanakan adalah review buku Panduan Manajemen Penyuluhan

Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang

dikeluarkan tahun 1997, karena buku panduan tersebut sudah tidak cocok lagi

digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pada era otonomi daerah. Untuk itu perlu

perbaikan mulai dari pengkajian sampai dengan pemantauan dan penilaian.

Tujuan disusunnya buku panduan ini untuk memberikan gambaran, arahan, acuan

bagi pengelola program PHBS, sehingga dapat melaksanakan tugas pekerjaan yang

terkait dengan pembinaan program PHBS dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat

saling mengisi dan bekerjasama dalam melaksanakan program pembangunan

kesehatan.

B. PENGERTIAN

1. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah

risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif

dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktekkan

PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan

Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.

3. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka

jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina

suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan

demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama

dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

4. Tatanan

Page 4: 60781876 promosi-kesehatan

Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan

lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat

Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

5. Kabupaten Sehat/Kota Sehat

Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan.

kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan

kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan

sehat secara mandiri.

6. Manajemen PHBS

Adalah pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan. yaitu 1).

Pengkajian, 2). Perencanaan, 3). penggerakkan pelaksanaan, 4). pemantauan dan

penilaian.

Page 5: 60781876 promosi-kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

MANAJEMEN PROGRAM PHBS

A. Kerangka Konsep

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;

diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,

perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan

penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya

digambarkan dalam bagan berikut ini :

Pengkajian

PROMOSI

KESEHATAN

Penindaklanjutan

Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian

dan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W

Green:

Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah,

memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif. Proses

pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang proses

penindaklanjutan

dilakukan dari kiri ke kanan. Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan

keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan

penindaklanjutan.?? Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di

bidang Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat

sesejahteraan.Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi.

kualitas hidup Pemantauan Penilaian Pengkajian Perencanaan Penggerakan

Pelaksanaan PENYULUHANKESEHATAN?? KEBIJAKAN ??PERATURAN

?? ORGANISASI FAKTOR PEMUNGKIN FAKTOR PEMUDAH FAKTOR PENGUAT

FAKTOR LINGKUNGAN DERAJAT KESEHATAN FAKTOR PERILAKU DAN GAYA

HIDUP KUALITAS HIDUP ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan.

Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin

Page 6: 60781876 promosi-kesehatan

tinggi. ?? Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang

kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah

kesehatan yang sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat

kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Contoh

seseorang menderita diare karena minum air yang tidak dimasak (masalah perilaku),

seseorang menderita kanker paru padahal orang itu tidak merokok tetapi

kehidupannya tidak lepas dari lingkungan kerja yang merokok (masalah

lingkungan). ?? Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya

yang langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.?? Faktor perilaku dan gaga

hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanva aksi dan reaksi seseorang

atau organisme terhadap lingk-umgannya.Faktor perilaku akan terjadi apabila ada

rangsangan, sedangkan gaga hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau

sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti trend yang

berlaku dalam kelompok sebayanya, ataupun hanya untuk meniru dari tokoh

idolanya. Contoh seseorang yang mengidolakan aktor atau artis yang tidak merokok.

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku

tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu

yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.

?? Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan

suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Ternasuk didalamnya keterampilan

petugas kesehatan, ketersediaan sumber daya dan komitmen masyarakat atau

pemerintah terhadap kesehatan. Contoh petugas penyuluhan menyarankan agar

masyarakat dapat mengkonsumsi tempe, karena selain murah juga mengandung

gizi yang tinggi. Tetapi karena di daerah tersebut tidak ada produsen tempe,

maka hal tersebut tidak dapat diterapkan.

?? Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang

menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Misalnya pengetahuan, sikap,

keyakinan dan nilai yang dimiliki oleh seseorang. Contoh seseorang tidak

merokok karena mereka yakin bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan.

?? Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok

yang dipercaya oleh masyarakat. Contoh petugas kesehatan memberikan

Page 7: 60781876 promosi-kesehatan

keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan, atau selalu minum

air yang sudah dimasak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan

faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut

merupakan ruang lingkup promosi kesehatan.

?? Faktor lingkungan adalah segala faktor bail: fisik. biologis maupun sosial

budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat

kesehatan.

Promosi kesehatan adalah -proses memandirikan masyarakat agar dal memelihara

dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986).Prom kesehatan lebih

menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya

masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya

diterbitkan peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan

peraturan tidak akan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas

tempat sampah yang memadai.

Demikian penjelasan singkat mengenai precede proceed model yang dikaitkan

dengan program PHBS. Selanjutnya sebelum melaksanakan langkah-langkah

manajemen PHBS, terlebih dahulu dilakukan kegiatan persiapan yang meliputi :

1. Persiapan sumber daya manusia, tujuannya untuk meningkatkan pemahaman

dan komitmen pengelola program Promkes, bentuk kegiatanya yaitu :

a. Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)

b. Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

c. Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor

d. Pelatihan PHBS

e. Lokakarya PHBS

f. Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah benjalan

baik resmi maupun tidak resmi.

2. Persiapan teknis dan administratif, tujuannya untuk mengidentifikasi

kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun sumbernya serta dana yang,

diperlukan.

Persiapan administrasi, dilakukan melalui :

a. Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.

b. Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.

Page 8: 60781876 promosi-kesehatan

c. Pencatatan dan pelaporan.

d. Pemantauan.

B. Tahap Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan

masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi

pengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan

pengkajian sumber daya (dana, sarana dan tenaga)

1. Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif. Langkah-langkah kegiatan

sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data Sekunder

Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan

dengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya

hidup, dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah.

Data tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana

pelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat permasalahan

PHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat simpulan hasil

analisis data sekunder tersebut.

Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :

Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu

Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan

Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah kesehatan,

faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan sumber daya

penyuluhan, masalah kebijakan, administrasi, organisasi.

Dan lain-lain.

b. Cara Pengambilan Sampel PHBS Tatanan Rumah Tangga

Dalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatanan

rnunah tangaa secara keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal

ini disebabkan karena keterbatasan dana, waktu dan sumber daya yang

ada. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diambil sampel yang dapat

mewakili populasi.

Metoda Pengambilan sampel perilaku sehat di tatanan nunah tangga

adalah dengan rapid survai atau survai cepat (terlampir).

Page 9: 60781876 promosi-kesehatan

Sedangkan untuk tatanan lainnya dapat dilakukan keseluruh populasi.

Benkut ini cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga di tingkat

kabupaten/kota.

Untuk menbaukur masalah PHBS di tatanan rumah tangga, maka jumlah

sampel harus mencukupi. Perhitungan sampel sederhana yang

direkomendasikan WHO yaitu :

30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster).

Di tingkat kabupaten/kota kluster dapat disetarakan dengan kelurahan

atau desa. Ada 2 tahapan kluster yang digunakan untuk tatanan rumah

tangga, tahap pertama dapat dipilih sejumlah kluster (kelurahan /desa),

tahap kedua ditentukan rumah tangganya.

Langkah-langkah cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga

Langkah 1 : List kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten

Langkah 2 : Tulis jumlah desa yang berada pada masingmasing

kecamatan

Langkah 3 : Beri nomor urut desa mulai no 1 sampai terakhir

Langkah 4 : Hitung interval desa dengan cara total desa / 30

= X

Langkah 5 : Tentukan nomor Muster pertama desa. dengan

mengundi nomor unit desa. selanj utnya desa

kedua dapat ditentukan dengan menambahkan

interval. Demikian seterusnya hingga diperoleh 30

kluster.

Langkah 6 : Dan desa yang terpilih diambil secara acak 7

rumah tangga.

c. Analisis dan Pemetaan PHBS

Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dengan

cara manual atau dengan menggunakan program EPI INFO. Selanjutnya

dapat dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) dan

nilai PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasil

pemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan

tepat dan terarah.

Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan

Page 10: 60781876 promosi-kesehatan

yang ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program untuk

meningkatkan klasifikasi PHBS. Diharapkan masyarakat yang

bersangkutan, lintas sektor. LSM peduli kesehatan, swasta khususnya

Pemda kabupaten / kota dan TP PKK mempunyai komitmen untuk

mendukung PHBS.

Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkan

Pemetaan PHBS, ditentukan prioritas masalah perilaku kesehatan, dan

ditentukan alternatif intervensi penyuluhan.

d. Menentukan Prioritas Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisis

yang akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi. Caranya

dengan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawah

ini :

?? Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah

?

?? Mengapa terjadi demikian ?

?? Bagaimana penanggulangannya ?

?? Apa-rencana tindakannya ?

?? Berapa sumber dana yang tersedia ?

?? Siapa yang mengerjakan ?

?? Berapa lama mengerjakannya ?

?? Bagaimanakah jadwal kegiatan pelaksanaannya ?

Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antara

lain pesan dan media yang akan dikembangkan, metode apa saja yang

digunakan. pelatihan yang perlu dilaksanakan dan menginventarisasi

sektor mana saja yang dapat mendukung PHBS.

2. Pengkajian PHBS secara kualitatif

Setelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan

pengkajian kualitatif Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih

mendalam tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya

perilaku masyarakat yang tidak terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS.

Ada dua metoda untuk melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif,

yaitu:

Page 11: 60781876 promosi-kesehatan

a. Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

b. Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).

Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :

a. DISKUSI KELOMPOK TERARAH (DKT)

Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10 orang, tujuannya untuk

mengungkapkan infonnasi yang lebih mendalam tentang masalah

perilaku PHBS.

Dalam DKT :

?? Diperlukan seorang pemandu yang terampil mendorong orang untuk

saling bicara dan memperoleh pemahaman tentang perasaan dan

pikiran peserta yang hadir terhadap masalah tertentu.

?? Melibatkan dan memberikan kebebasan peserta untuk

mengungkapkan pendapat dan perasaannya.

?? Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan perilaku

seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa.

b. WAWANCARA PERORANGAN MENDALAM (WPM)

Adalah wawanncara antara pewancara yang trampil dengan

perorangan selaku sumber informasi kunci, melalui serangkaian

tanyajavvab (dialog) yang bersifat terbuka dan mendalam. Dalam

WPM :

?? Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggali

informasi secara mendalam tentang perasaan dan pikiran

tentang masalah tertentu.

?? Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang

dianggap mampu dan dipandang menguasai informasi tentang

masalah tertentu.

?? Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

3. Pengkajian sumber daya (dana, tenaga dan sarana)

Pengkajian sumber daya dilakukan mark mendukung pelaksanaan

program PHBS, bentuk kegiatannya :

a. Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) dan

pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas program maupun lintas

sektor.

Page 12: 60781876 promosi-kesehatan

b. Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoral

dalam jurnlah dan sumbernya.

c. Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah

dan sumbernya.

C. Tahap Perencanaan.

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan

strategi komunikasi PHBS Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai

berikut:

1. MenentukanTujuan

Berdasarkan kegiatan pengkaj ian PHB S dapat ditentukan klasifikasi PHBS

wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah

perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya.

berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hash pengkajian sumber daya

PKM. ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah PHB S

yang ditemukan.

Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatifditemukan masalah merokok

pada tatanan rumah tangga, maka ditentukan tujuannya.

Tujuan Umum : Menurunkan prosentase keluarga yang tidak merokok

selama satu tahun.

Tujuan Khusus : Menunuikan prosentase tatanan rumah tangga yang

merokok. dari 40% menjadi 20%.

2. Menentukan jenis kegiatan intervensi

Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi

yang akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai

alternatif intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan.

dengan dikaitkan pada ketersediaan sumber daya.

Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :

?? Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan yang

sesuai dengan urutan masalah PHBS.

?? Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai PHBS

hasil kajian rendah.

?? Penentuan tatanan yang akan diintervensi , yaitu menentukan tatanan

yang akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada tatanan

Page 13: 60781876 promosi-kesehatan

tertentu. Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan lain

?? Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu

mengembangkan PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis

sasaran untuk tiap tatanan. Misalnya, satu unit tatanan sekolah. satu unit

pasar untuk tatanan tempat umum, satu unit industri rumah tangga untuk

tatanan tempat kerja. Rumusan rencana kegiatan intervensi terpilih pada

intinya menipakan operasionalisasi strategi PHBS, yaitu :

?? Advokasi. kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan vNilavah.

?? Bina Suasana. kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas pro Gram.

limas sektor. organisasi kemasyarakatan. LSM. dunia usaha. swasta dll.

?? Gerakan masyarakat. kegiatan mempersiapkan dan menggerakkan

sumber daya. mulai mempersiapkan petugas. pengadaan media dan

sarana.

Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, namun

untuk menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya ditentukan

dari hasil pengkajian.

?? Contoh, dari hasil pengkaj ian diperoleh data bahwa masih banyak

keluarga yang membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan

analisis data kualitatif melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidak

adanya tempat sampah. Pada situasi ini kegiatan yang bernuansa bina

suasana akan lebih banyak porsinya dibanding dengan kegiatan lainnya,

,

?? Contoh lain, dari hasil pengkaj ian diperoleh data bahwa masih banyak

keluarga yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukari

analisis kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti

manfaat pemeriksaan kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakan

masyarakat akan lebih banyak dilakukan dibanding kegiatan lainnya.

Serangkaian altematif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil pengkajian

PHBS adalah :

- Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompok

Penyuhrhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang secara

keseluruhan merupakan masalah di wilayah kerj a tersebut.

Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS yang lokal

Page 14: 60781876 promosi-kesehatan

sifatnya

- Rancangan intenvensi penyuluhan terpadu lintas program/sektor

Pemetaan wilayah menghasilkan rumusan masalah PHBS antar wilayah, sehingga

bisa dirancang " Paket Penyuluhan Terpadu " di vvilayah tersebut Misal : di desa A

terdapat 3 masalah utama. yaitu JPKM. Air bersih dan KIA/KB . maka dapat

dilakukan penyuluhan terpadu yang berisi 3 hal tersebut.

Disini petugas kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas prograpi dan lintas

sektor. untuk selanjutnya bersama-sama melaksanakan penyuluhan diwilayah

tersebut.

D. Tahap Perencanaan.

1. Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)

Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil

keputusan di tingkat keluarga/nunah tangga dapat meneladani dalam berperilaku

sehat. memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada

anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.

Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil

keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang

secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.

Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan

kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya

peraturan

tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.

Langkah-langkah Advokasi

?? Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau

tersier

?? Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.

?? Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

?? Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik dan

metoda yang tepat.

?? Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.

?? Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.

2. Mengembangkan Dukungan Suaana

Page 15: 60781876 promosi-kesehatan

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala

keluarga/suami/bapaL ibu. kakek. nenek. dan lain-lain.Tujuannva adalah agar

kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung

dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui anjuran

untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk tidak

merokok di dekat ibu hamil dan balita.

Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasar sekunder, seperti

petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas progra Lembaga Swadaya

Masyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannya

adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang

mendukung dilaksanakannya PHBS.

Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, semin studi banding,

pelatihan, dsb.

Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :

?? Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana,

seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

?? Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan

dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

?? Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan

disempurnakan.

?? Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.

3. Gerakan Masyarakat.

Di tingkat keluarga/Rt, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti bapak, ibu

yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan cara menjadi

kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar kelompok

sasaran

meningkat pengetahuannya kesadaran maupun kemampuannya, sehingga dapat

berperilaku sehat Caranya dengan penyuluhan perorangan. kelompok, membuat

gerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Ditingkat petugas strateai ini ditujuk kepada

sasaran primer. meliputi pimpinan puskesmas. kepala din kesehatan, pemuka

masyarakat. Tujuannya meningkatkan motivasipetuq untuk membantu masyarakat

untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranva antara lain melalui

penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan, dll.

Page 16: 60781876 promosi-kesehatan

Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat

1. Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiat pembinaan.

2. Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti

pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluh individu, kelompok

dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.

3. Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada ti tatanan

dalam bentuk komitmen dan sumber daya.

4. Mengembanakan metoda dan teknik dan media yang telah diujicoba d

disempurnakan.

5. Membuat format pen] laian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama deng; lintas

program dan lintas sektor pada tatanan terkait.

6. Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan,

eksekutif).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak;

pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :

A (Apreciation) : penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.

I (Involvement) : keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.

C (Commitment) : kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan, tugasnya.

Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatan

yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :

?? Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat

?? Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektot terkait serta

dunia usaha.

?? Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan Kegiatan

pembinaan, bimbingan dan supervisi.

?? Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.

?? Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor. organisasi

kemasyarakatan dan kelompok profesi.

?? Mengembangkan pesan dan media spesifik.

?? Melaksanakan uji coba media dll.

E. Tahap Pemantauan dan Penilaian

1. Pemantauan.

Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau dampak

Page 17: 60781876 promosi-kesehatan

seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,

topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan

dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-

kendala

yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.

Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke

tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi

penyuluhan PHBS.

2. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS

lintas

program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan luaran

kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah dikembangkan,

frekuensi dan cakupan penyuluhan.

Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya

dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil

evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah

mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan

melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data

hasil evaluasi PHBS.

Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001

menunjukan

44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6 %

Cara melakukan penilaian melalui :

?? Pengkajian ulang tentang PHBS

?? Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

?? Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)

?? Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,

kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1. Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

Page 18: 60781876 promosi-kesehatan

2. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4. Adanya peningkatan program PHBS

BAB III

INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT

(PHBS)

A. Pengertian Indikator

Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah

sesuai

dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan demikian

indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau

kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian.

B. Persyaratan Indikator

Indikator harus memenuhi persyaratan antara lain :

1. Sahih (solid). dapat mengukur sesuatu yang sebenarnya dapat diukur oleh

indikator tersebut.

2. Obyektif, harus memberikan hasil yang sama, walaupun dipakai oleh orang yang

berbeda dan pada waktu yang berbeda.

3. Sensitif, dapat mengukur perubahan sekecil apapun.

4. Spesifik, dapat mengukur perubahan situasi dimaksud.

C. Sifat indikator

1. Tunggal (indikator tunggal) yang isinya terdiri dari satu indikator. Misal : Angka

Kematian Bayi (AKB).

2. Jamak (indikator komposit). yang merupakan gabungan dari beberapa indikator.

Misal : Indek Mutu Hidup (IMH) yang merupakan gabungan dari 3 indikator. yaitu

melek huruf. Angka Kematian Bayi (AKB) dan angka harapan hidup anak usia 1

tahun.

D. Jenis-jenis indikator

Jenis indikator ada 3, yaitu indikator input, indikator proses dan indikator

output/outcome. Apabila diuraikan sebagai berikut :

Indikator Input

Yaitu indikator yang berkaitan dengan penunjang pelaksanaan program dan turut

menentukan keberhasilan program.

Page 19: 60781876 promosi-kesehatan

Seperti : tersedia air bersih, tersedia jamban yang bersih, tersedia tempat

sampah,dll.

Indikator Proses

Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana proses kegiatan/program berjalan

atau tidak.

Seperti: terpelihara tempat penampungan air, tersedia alat pembersih jamban,

digunakan dan dipeliharanya tempat sampah dan lain-lain.

Indikator output/outcome

Yaitu indikator yang menggambarkan bagaimana hasil output suatu program

kegiatan telah berjalan atau tidak.

Seperti : Digunakannya air bersih, digunakannya jamban, di halaman dan di dalam

ruangan dalam keadaan bersih dll.

Ukuran-ukuran yang sering digunakan sebagai indikator adalah angka absolut,

rasio, proporsi, angka/tingkat. Yang perlu diingat suatu indikator tidak selalu

menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kadang-kadang hanya memberi

petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan

(proxy).

E. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area /

w-ilayah

1. Indikator Nasional

Ditetapkan 3 indikator, yaitu:

a. Persentase penduduk tidak merokok.

b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.

c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.

Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional

(Mega Country Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti

merokok telah menj adi issue global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti

jantung, kankerparu-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk narkoba.

Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila

terjadi pada usia balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilang

dikemudian hari. Demikian juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi

yang

kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan produktifitas menurun.Kurang

Page 20: 60781876 promosi-kesehatan

aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan metabolisme tubuh terganggu, apabila

berlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit, seperti jantung, paru-paru,

dan lain-lain.

2. Indikator Lokal Spesifik

Yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masingmasing daerah

sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.

Ada 16 indikator yang dapat digunakan uttuk rnengukur perilaku sehat sebagai

berikut :

1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.

2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.

3. Pasangan usia subur (PUS ) memakai alat KB.

4. Balita ditimbang.

5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.

6. Bayi di imunisasi lengkap.

7. Penduduk minum air bersih yang masak.

8. Penduduk mengaiuiakan jamban sehat.

9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.

10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.

11. Penduduk tidak menggunakan napza.

12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.

13 . Penduduk wamta memeriksakan kesehatan secara berkala den, SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri).

14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala un mengukur hipertensi.

15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.

16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah

kesehatan yang ada didaerah.

3. Indikator PHBS di tiap tatanan

Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indik, lingkungan di lima

tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan terr kerja, tatanan tempat umum,

tatanan Sekolah, tatanan sarana kesehatan.

1. Indikator tatanan rumah tangga :

a. Perilaku :

1. Tidak merokok

2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Page 21: 60781876 promosi-kesehatan

3. Imunisasi

4. Penimbangan balita

5. Gizi Keluarga/sarapan

6. Kepesertaan Askes/JPKM

7. Mencuci tangan pakai sabun

8. Menggosok gigi sebelum tidur

9. Olah Raga teratur

b. Lingkungan :

1. Ada jamban

2. Ada air bersih

3 . Ada tempat sampah

4. Ada SPAL

5. Ventilasi

6. Kepadatan

7. Lantai

2. Indikator tatanan tempat kerja :

a. Perilaku

1. Menggunakan alat pelindung

2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok

3 . Olah Raga teratur

4. Bebas Napza

5. Kebersihan

6. Ada Asuransi Kesehatan

b. Lingkungan

1. Ada jamban

2. Ada air bersih

3. Ada tempat sampah

4. Ada SPAL

5. Ventilasi

6. Pencahavaan

7. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

8. Ada kantin

9. Terbebas dari bahan berbahaya

10. Ada klinik

Page 22: 60781876 promosi-kesehatan

3. Indikator tatanan tempat umum

a. Perilaku

1. Kebersihan jamban

2 . Kebersihan lingkun

gan

b. Lingkungan

1. Ada jamban

2. Ada air bersih

3 . Ada tempat sampah

4. Ada SPAL

5. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)

4. Indikator Tatanan Sekolah :

a. Perilaku

1. Kebersihan pribadi

2. Tidak merokok

3. Olah raga teratur

4. TidakmenggunakanNAPZA

b. Lingkungan

I. Ada jamban

2. Ada air bersih

3. Ada tempat sampah

4. Ada SPAL

5. Ventilasi

6. Kepadatan

7. Ada warung sehat

8. Ada UKS

9. Ada taman sekolah

5. Indikator tatanan sarana kesehatan

a. Perilaku

I. Tidak merokok

2. Kebersihan lingkungan

3. Kebersihan kamar mandi

b. Lingkungan

1. Ada j amban

Page 23: 60781876 promosi-kesehatan

2. Ada air bersih

3. Ada tempat sampah

4. Ada SPAL

5. Ada IPAL (RS)

6. Ventilasi

7. Tempat cuci tangan

8. Ada pencegahan serangga

F. Cara memperoleh data PHBS

Ada beberapa indikator perilaku sehat yang dapat diperoleh dengan cara

1. Menggunakan sumber data yang sudah tersedia seperti

?? SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)

?? SDKI (Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia)

?? SAKERTI (Survai Kehidupan Rumah Tangga Indonesia)

?? SURKESNAS (Survai Kesehatan Nasional)

?? SEM (Studi Evaluasi Manfaat), dll.

Sampel data tersebut di ambil sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota saja. Oleh

karena itu, daerah dapat mengembangkan survai cepat PHBS dari tingkat

kabupaten/kota sampai tingkat desa dengan metode sampel WHO yaitu 210

KK/kabupaten/kota, sehingga tingkat akurasi dan penajaman permasalahan dapat

diperoleh.

2. Mengembangkan survai khusus, apabila ingin memperoleh data yang khusus

seperti survai PBHS balk kuantitatif maupun kualitatif sesuai perilaku lainnya.

3. Menggunakan laporan yang sudah ada.

BAB IV

PENUTUP

1. Panduan Manajemen PHBS menuju Kabupaten/Kota sehat disusun berdasarkan

antara lain adanya perkembangan indikator dan cara pengambilan sampel. Oleh

karena itu dalam pelaksanaan di lapangan, panduan ini dapat disesuaikan dan

dikembangkan berdasarkan permasalahan dan keadaan daerah.

2. Selanjutnya para pengguna panduan ini diharapkan mempunyai pemahaman

yang mendalam, motivasi yang kuat, dan kreativitas yang tinggi untuk

mempraktekkan program PHBS di lapangan.

3. Dengan demikian program PHBS dapat berjalan secara efektif dan efisien serta

Page 24: 60781876 promosi-kesehatan

diperlukan adanya dukungan positif dari semua pihak.

4. Selain itu, kebijakan Pusat Promosi Kesehatan saat ini baru melaksanakan

program PHBS di tatanan rumah tangga yang secara bertahap akan

dikembangkan pada tatanan lain. Daerah dapat mengembangkan sendiri untuk

melaksanakan program PHBS pada tatanan lain sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

5. Selamat bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang

senantiasa memberikan kekuatan, petunjuk dan perlindunganNya kepada kita

semua dalam menjalankan tugas untuk membangun masyarakat Indonesia yang

sehat rohani dan jasmani. Amin.