60758634 geometri jalan angkut tambang

9
GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG . Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya pada umumnya, yaitu:(1) lebar jalan angkut,(2) jari-jari tikungan dan superelevasi,(3) kemiringan jalan, dan (4) cross slope 1. Lebar Jalan Angkut. Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar. 1.1.Lebar jalan angkut pada jalan lurus. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar 1). Dari ketentuan tersebut dapat digunakan cara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 1, dengan pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur. TABEL 1 LEBAR JALAN ANGKUT MINIMUM 4 JUMLAH LAJUR TRUK PERHITUNGAN LEBAR JALAN ANGKUT MIN 1 1+(2x1/2) 2,00 2 2+(3x1/2) 3,50 3 3+(4x1/2) 5,00 4 4+(5x1/2) 6,50

Upload: octa-manggala-yudha

Post on 10-Aug-2015

205 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG

.

Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan raya pada

umumnya, yaitu:(1) lebar jalan angkut,(2) jari-jari tikungan dan superelevasi,(3)

kemiringan jalan, dan (4) cross slope

1. Lebar Jalan Angkut.

Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu lintas pengangkutan lancar dan

aman. Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena

pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar

akibat jejak ban depan dan belakang yang ditinggalkan di atas jalan melebar.

1.1.Lebar jalan angkut pada jalan lurus.

Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut

Aasho Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat

angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar 1). Dari ketentuan tersebut

dapat digunakan cara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum, yaitu

menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 1, dengan

pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar lajur.

TABEL 1

LEBAR JALAN ANGKUT MINIMUM

4

JUMLAH LAJUR

TRUK

PERHITUNGAN LEBAR JALAN

ANGKUT MIN1 1+(2x1/2) 2,00

2 2+(3x1/2) 3,50

3 3+(4x1/2) 5,00

4 4+(5x1/2) 6,50

Dari kolom perhitungan diatas pada tabel 1 dapat ditetapkan rumus lebar jalan

angkut minimum pada jalan lurus. Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur yang

direncanakan masing-masing adalah Wt dan n, maka lebar jalan angkut pada jalan lurus

dapat dirumuskan sebagai berikut:

).2/1)(1(.min WtnWtnL ++=

Dimana: minL = lebar jalan angkut minimum, m

n = jumlah jalur

Wt = lebar alat angkut,m

Contoh perhitungan :

Apabila lebar truk 773D Cat 5,076 m, maka :

).2/1)(1(.min WtnWtnL ++=

)076,52/1)(3()076,5(2 x+=

mm 18~77,17=

5

Gambar 1

Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Jalan Lurus

1.2. Lebar jalan angkut pada belokan

Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari pada

lebar jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan

didasarkan atas:

Lebar jejak ban;

Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang

pada saat membelok;

Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan;

Jarak dari kedua tepi jalan.

Dengan menggunakan ilustrasi pada gambar 2 dapat dihitung lebar jalan minimum

pada belokan, yaitu seperti dilihat pada halaman selanjutnya:

Gambar 2

Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Belokan

CZFbFaUW ++++= )(2min

6

2

FbFaUZ

++=

dimana : minW = lebar jalan angkut minimum pada belokan,m

U = lebar jejak roda (center to center tires),m

Fa = lebar juntai (overhang) depan,m

Fb = lebar juntai belakang,m

Z = lebar bagian tepi jalan,m

C = lebar antara kendaraan (total lateral clearance),m

Contoh perhitungan :

Lebar sebuah ban pada kondisi bermuatan dan bergerak pada jalan lurus adalah

0,70 m. Jarak antara dua pusat ban 3,30 m. Pada saat membelok meninggalkan jejak

diatas jalan selebar 0,80 m untuk ban depan dan 1,65 m untuk ban belakang. Bila jarak

antar truk sekitar 4,50 m, maka lebar jalan membelok adalah sebagai berikut:

875,22

65,180,030,3 =++=Z

CZFbFaUW ++++= )(2min

= 2 (3,30 + 0,80 + 1,65 + 2,875) +4,50

mm 22~75,21=

2. Jari-jari tikungan

Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang

diakibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil. Jari-jari tikungan

jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang digunakan, khususnya

jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang.. Gambar 2 memperlihatkan jari-

jari lingkaran yang dijalani oleh roda belakang dan roda depan berpotongan di pusat C

dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan roda depan. Dengan demikian

jari-jari belokan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

7

βSin

WR =

Di mana: R = jari-jari jalan angkut,m

W = jarak poros roda depan dan belakang,m

β = sudut penyimpamgan roda depan,

Gambar 3

Sudut Penyimpangan Maksimum Kendaraan

3. Superelevasi

Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’ yang

gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan. Dasar

rumusan adalah :

Rxe S

2

67=

dimana :

e = “super elevation”, mm/m

8

S = kecepatan kendaran, km/jam

R = radius belokan, m

Tabel II

“SUPER ELEVATION RATES” (mm/m)

Kecepatan

truk

(km/jam)

15 25 35 40 50 60

Radius 15m 40 40 - - - -30 40 40 40 - - -50 40 40 40 50 - -75 40 40 40 40 60 -

100 40 40 40 40 50 60200 40 40 40 40 40 50300 40 40 40 40 40 40

Besarnya “super elevation” untuk beberapa belokan atau tikungan dengan

variasi kecepatan alat angkut dan besarnya radius belokan (R) dapat bermacam-macam

(lihat tabel II)

3. KEMIRINGAN JALAN ANGKUT

Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik

dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan pada

umumnya dinyatakan dalam persen (%).

Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut

truck berkisar antara 10%-15% atau sekitar 6-8,50°. Akan tetapi untuk jalan naik atau

turun pada lereng bukit lebih aman bila kemiringan jalan maksimum sekitar 8%

(=4,50°). Tabel 3.1 memperlihatkan kemiringan atau kelandaian maksimum pada

kecepatan truck yang bermuatan penuh diatas jalan raya mampu bergerak dengan

kecepatan tidak kurang dari eparuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi

rendah.

TABEL 3.1

9

KEMIRINGAN MAKSIMUM VS KECEPATAN.

VR,Km/jam120 110 100 80 60 50 40 <40

Kemiringan

maks,%3 3 44 5 8 9 10 10

4. CROSS SLOPE

Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap

bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang

melintang cembung. Dibuat demikian dengan tujuan untuk mempelancar penirisan.

Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada pada permukaan jalan akan

segera mengalir ketepi jalan angkut,tidak berhenti dan mengumpul pada permukaan

jalan. Hal ini penting karena air yang menggenang pada permukaan jalan angkut akan

membahayakan kendaraan yang lewat dan mempercepat kerusakan jalan.

GAMBAR 4

PENAMPANG MELINTANG JALAN ANGKUT

Angka cross slope dinyatakan dalam perbandingan jarak vertikal (b) dan

horizontal (a) dengan satuan mm/m`. Jalan angkut yang baiok memiliki cross slope

antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m sampai 40mm/m

10

Rangkuman

• Untuk merancang jalan angkut tanah diperlukan data-data geometri yang terdiri

dari: lebar jalan, kemiring jalan, jari-jari jalan, superelevasi dan cross slope

• Lebar jalan angkut tambang tergantung pada lebar alat angkut

• Kemiringan jalan angkut tanah berhubungan dengan kemampuan alat angkut

baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan, kemiringan jalan

maksimum yang dapat dilalui berkisar 10%-15%

• Jari-jari belokan sangat tergantung poros roda depan dan sudut penyimpangan

roda depan alat angkut

• Besar superelevasi tergantung pada kecepatan kendaran (km/jam) dengan radius

belokan

• Cross slope dibuat dengan tujuan untuk memperlancar penirisan

6. Lembar Kerja 1

1. Lebar jalan angkut tambang tergantung :

a. Lebar alat angkut

b. Panjang jalan yang akan dilalui

c. Produksi alat muat

2. Apabila lebar kendaraan 7,5 m maka untuk 2 jalur :

a. Lebar minim 24,5m

b. Lebar minim 17m

c. Lebar minim 19m

3. Kemiringan jalan angkut tambang berkisar :

a. 2% - 6%

b. 75% - 40%

c. 10% - 15%

11

4. Jari-jari tikungan jalan angkut tergantung

a. Lebar jalan angkut

b. Jarak poros roda

depan dan belakang dan sudut penyimpangan roda depan

c. Kemampuan

manuver alat angkut

5. Makin besar kecepatan alat angkut pada radius yang besar maka :

a. Superelevasi menjadi kecil

b. Superelevasi menjadi besar

c. Superelevasi tidak berpengaruh

Jawaban

1. a

2. a

3. c

4. b

5. a

12