6 bab ii landasan teori a. graf dan unsur-unsurnya suatu graf
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Graf dan Unsur-unsurnya
Suatu graf (Mardiyono, 1996, hal:1) dapat dipandang sebagai
kumpulan dari titik yang disebut simpul dan segmen garis yang
menghubungkan 2 simpul yang disebut rusuk. Secara matematis, Goodaire dan
Parmenter (1998: 329), graf dapat dilambangkan dengan (V(G),E(G)), V(G)
yang unsur-unsurnya disebut simpul (vertek) dan E(G) mungkin kosong
yang unsur-unsurnya disebut rusuk (edge). Jika u dan v adalah sepasang
simpul yang berbeda di G, uv melambangkan rusuk di G, dan jika e = uv
adalah sebuah rusuk di G maka :
1. u dan v berdekatan (adjacent) di G
2. rusuk e menghubungkan (joining) simpul u dan v di G
3. u dan v adalah simpul-simpul ujung rusuk di e
4. rusuk e hadir (incident) di simpul u dan v atau sebaliknya dikatakan
simpul u dan v hadir pada rusuk e.
Sebuah graf G (Mardiyono, 1996, hal : 7) dapat digambarkan dengan
menggunakan noktah sebagai simpul dan rusuk digambarkan dengan segmen
garis (lurus atau lengkung) yang menghubungkan dua simpul yang berelasi.
Letak simpul dan jarak antara dua simpul serta bentuk garis penghubung
kedua simpul tersebut dapat digambarkan secara bebas.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

7
Menurut Mardiyono, (1996: 12) dua simpul u dan v disebut berikatan
jika kedua simpul tersebut merupakan ujung suatu rusuk tertentu yang
menghubungkan simpul u dan v. Berikut contoh untuk 2 simpul yang saling
berikatan.
u e v
G
Gambar 1. Dua simpul u dan v berikatan pada graf G.
Pada Gambar 1 di atas, graf G terdiri atas 2 simpul u dan v yang saling
berikatan karena dihubungkan oleh rusuk e, sehingga simpul u dan v
merupakan ujung rusuk e pada graf G.
Suatu simpul dalam sebuah graf tidak selalu terhubung dengan simpul
lainnya. Simpul yang demikian ini disebut simpul terasing (simpul terisolasi).
Gambar 2. Graf dengan simpul terisolasi v3
Tampak pada Gambar 2, simpul v3 tidak terhubung dengan simpul
lainnya sehingga simpul v3 merupakan simpul terisolasi.
Pada suatu graf mungkin saja terdapat 2 rusuk atau lebih yang
menghubungkan 2 simpul tertentu. Rusuk yang semacam ini disebut rusuk
ganda (multiple edges). Rusuk yang menghubungkan simpul tertentu dengan
dirinya sendiri disebut gelang (loop). Graf yang memuat gelang dan rusuk
v3
e
v2
v1
G
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

8
ganda disebut graf ganda. Berikut ilustrasi sebuah graf ganda yang memuat
gelang dan rusuk ganda.
Gambar 3. Graf Ganda
Pada Gambar 3 di atas, pada graf G terdapat rusuk ganda yaitu e1, e2
dan pada graf H terdapat gelang e2. Selanjutnya graf yang tak berusuk ganda
dan tak bergelang disebut graf sederhana.
B. Derajat Simpul
Menurut Mardiyono (1996: 12) derajat simpul vi adalah banyaknya
ujung rusuk yang hadir pada simpul vi. Derajat minimum (terkecil) dan derajat
maksimum (terbesar) pada graf G dengan himpunan simpul V(G) berturut-
turut dilambangkan dengan δ(G) dan Δ(G). Berikut contoh derajat suatu
simpul pada graf G.
Gambar 4. Graf G
v1 v3
v2 v4
G
v w
H
e1 v2 v1
G
e1
e2
v3
e3
e2
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

9
Pada Gambar 4 terlihat bahwa d(v1) = d(v2) = 3, karena banyaknya
ujung rusuk yang hadir pada simpul v1 dan v2 masing-masing sebanyak 2
buah. Untuk d(v3) = 4, karena banyaknya ujung rusuk yang hadir pada v3 4
buah, sedangkan pada v4 karena tidak ada rusuk yang hadir disimpul itu maka
d(v4) = 0. Sehingga graf G di atas mempunyai δ(G) = 0 dan Δ(G) = 4. Jika
d(vi) = d untuk setiap vi V(G) atau δ(G) = Δ(G) = d, maka dapat dikatakan
G adalah graf teratur berderajat d, disingkat teratur-d.
C. Jenis-jenis Graf
Sesuai dengan kekhasan strukturnya, graf dapat diklasifikasikan dalam
beberapa jenis (Mardiyono, 1996, hal: 32), yaitu :
1. Jenis graf berdasarkan ada tidaknya gelang dan rusuk ganda.
Berdasarkan ada tidaknya gelang dan rusuk ganda graf dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Graf sederhana
Graf sederhana adalah graf yang tidak memuat rusuk ganda dan gelang.
Beberapa graf sederhana dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1) Graf nol adalah graf yang tidak memiliki rusuk atau himpunan rusuknya
merupakan himpunan kosong. Gambar 5 berikut ini menunjukkan graf nol
dengan 2 buah simpul.
Gambar 5. Graf nol dengan banyak simpul 2
v1 v2 G
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

10
2) Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap pasang simpulnya saling
berikatan. Notasi graf lengkap dengan n simpul adalah Kn.
Contoh graf lengkap dengan n gasal (K3) dan n genap (K4) ditunjukkan
oleh Gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Graf K3 dan K4
3) Graf bipartit adalah graf sederhana yang himpunan simpulnya dapat
dipartisi menjadi 2 bagian, misal X dan Y sehingga setiap rusuknya
mempunyai simpul ujung di X dan simpul ujung yang lain di Y. Contoh
graf bipartit terlihat pada Gambar 7 berikut.
Gambar 7. Graf Bipartit
4) Graf bipartit lengkap adalah suatu graf bipartit yang semua simpul di
partisi satu dihubungkan ke semua simpul di partisi yang lain. Notasi graf
bipartit lengkap dengan banyaknya simpul di bagian yang satu m dan
bagian yang lain n adalah Km,n. Gambar 8 berikut ini ilustrasi dari sebuah
graf bipartit lengkap Km,n dengan m = 2 dan n = 3.
G
Y
X
K3 K4
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

11
Gambar 8. Graf bipartit lengkap
b. Graf tidak sederhana
Graf tidak sederhana adalah graf yang memiliki gelang atau rusuk ganda.
Contoh graf tidak sederhana seperti terlihat pada Gambar 9 dibawah ini.
Gambar 9. Graf tidak sederhana G dan H
Tampak pada Gambar 9 bahwa graf G memuat rusuk ganda dan
pada graf H memuat gelang/loop sehingga keduanya merupakan graf tidak
sederhana.
2. Jenis graf berdasarkan keteraturan derajat simpulnya.
Berdasarkan keteraturan derajat dari setiap simpulnya graf dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Graf teratur
Graf teratur adalah graf yang setiap simpulnya berderajad sama.
v1 v3
v2 G
v1
v2
H
G = K2,3
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

12
Berikut ilustrasi dari graf teratur.
Gambar 10. Graf G teratur-2 dan graf H teratur-1
Tampak pada Gambar 10 bahwa setiap simpul pada graf G mempunyai
derajat yang sama yaitu 2 dan setiap simpul pada graf H juga mempunyai
derajat yang sama yaitu 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa graf G dan
H keduanya merupakan graf teratur.
b. Graf tidak teratur
Graf tidak teratur adalah graf yang tidak setiap simpulnya mempunyai
derajad yang sama. Sebagai contoh terlihat pada Gambar 11 berikut.
Gambar 11. Graf tidak teratur G
Dari Gambar 11 di atas tampak bahwa d(v1) = d(v4) = 3 dan d(v3) = d(v2)
= 2. Karena dalam satu graf terdapat derajat simpul yang berbeda maka
graf G tersebut dikatakan graf tidak teratur.
v1
v3
v2
v4 G
v1
v3
v2
v4 v1 v2
G H
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

13
D. Graf Bagian dan Gabungan Graf
Graf bagian H dari graf G, ditulis H G adalah suatu graf yang
memenuhi V(H) V(G) dan E(H) E(G) (Mardiyono, 1996, hal: 34).
Gambar 12 berikut ini menunjukkan contoh graf bagian H dari graf G.
Gambar 12. Graf bagian H G
Gabungan dari dua graf H dan F yang dinotasikan dengan H F
adalah graf yang mempunyai himpunan simpul V(H) V(F) dan himpunan
rusuk E(H) E(F) (Wilson, 1979, hal: 17). Contoh gabungan graf H dan F
terlihat pada Gambar 13 berikut.
hasilnya :
Gambar 13. Gabungan 2 buah graf
F 1 5
2 4
3 3
H 5
4 2
1
G H
d
c b
a a d
b c
H F 1
2
3
5
4
e e
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

14
E. Komplemen suatu Graf
Komplemen suatu graf sederhana G, ditulis Gc, adalah suatu graf yang
mempunyai himpunan simpul V(G) dan setiap dua simpul di Gc saling
berikatan jika dan hanya jika keduanya tidak berikatan di G (Mardiyono, 1996,
hal : 32). Contoh komplemen graf sederhana terlihat pada Gambar 13 berikut.
Gambar 14. Komplemen Graf Sederhana
Gambar 14 di atas menujukkan bahwa G adalah komplemen dari H,
dan sebaliknya H adalah komplemen dari G.
Definisi komplemen suatu graf memberikan beberapa akibat, yaitu :
1. jika G suatu graf lengkap maka Gc adalah graf nol
2. untuk setiap graf G maka berlaku G Gc adalah graf lengkap.
F. Trayek, Jejak, Lintasan, Sirkuit dan Sikel
Trayek (walk) pada graf G dengan V(G) = {v1,v2,v3, …,vn} dan
E(G) = {e1,e2,e3, …, em} merupakan barisan berhingga W=(v1,e1,v2,e2,…,
en-1,vn) yang suku-sukunya berupa simpul dan rusuk secara bergantian
sedemikian sehingga vi dan vi+1 adalah simpul ujung dari ei. Simpul v1 dan vn
berturut-turut disebut simpul awal dan simpul akhir dari W. Suatu trayek
4 3
5
1
2
G 4 3
5 2
1
H = Gc
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

15
dikatakan trayek tertutup jika simpul awal dan simpul akhirnya sama. Sebagai
contoh, (perhatikan Gambar 15) W1 = (v1,e1,v2,e6,v3,e5,v2) merupakan sebuah
trayek (walk) pada graf G. Trayek W2 = (v1,e1,v2,e6,v3,e5,v2,e1,v1) merupakan
sebuah trayek tertutup karena simpul awal dan simpul akhirnya sama.
Gambar 15. Graf G
Jejak (trail) adalah trayek tanpa rusuk berulang. Sebagai contoh
perhatikan Gambar 15, J = (v1,e2,v3,e6,v2,e5,v3) merupakan sebuah jejak (trail)
pada graf G, karena tidak memuat rusuk berulang.
Lintasan (path) adalah trayek tanpa rusuk dan simpul berulang.
Sebagai contoh perhatikan Gambar 15, L = (v1,e1,v2,e6,v3,e4,v4) merupakan
sebuah lintasan (path) pada graf G, karena tidak memuat simpul dan rusuk
berulang.
Sirkuit (circuit) adalah jejak tertutup. Perhatikan Gambar 15,
C = (v1,e1,v2,e5,v3,e6,v2,e3,v4,e4,v3,e2,v1) merupakan sebuah sirkuit pada graf G.
Sikel (cycle) adalah jejak tertutup yang simpul awal dan semua simpul
internalnya (simpul selain simpul awal dan simpul akhir ) berbeda. Perhatikan
Gambar 15, S = (v1,e2,v2,e5,v2,e1,v1) merupakan sebuah sikel pada graf G
karena simpul awal dan semua simpul internalnya berbeda. H disebut sikel
Hamilton jika H adalah sikel yang memuat semua simpul dari G.
v3
e6
e5
v1 v2
v4
e3 e2
e4
e1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

16
H = (v1,e1,v2,e3,v4,e4,v3,e2,v1) merupakan sebuah sikel Hamilton karena sikel
H memuat semua simpul pada graf G.
G. Keterhubungan
Sebuah graf G dikatakan terhubung jika untuk setiap dua simpul di G
selalu terdapat lintasan (path) yang menghubungkan kedua simpul tersebut
(Rossen, 1999, hal: 468). Sebaliknya graf G disebut graf tidak terhubung jika
tidak ada lintasan (path) yang menghubungkan u dan v di G. Contoh dari graf
terhubung dan tidak terhubung ditunjukkan dengan Gambar 15 berikut ini.
Gambar 16. (a) Graf G1 tidak terhubung dan (b) Graf G2 terhubung
Suatu subgraf terhubung yang tidak termuat pada subgraf lainnya
disebut komponen graf (Ross dan Wright, 1985, hal: 358). Graf pada Gambar
16(a) G1 mempunyai dua komponen, sedangkan graf pada Gambar 16(b) G2
mempunyai 1 komponen. Selanjutnya, komponen graf dengan cacah simpul
ganjil disebut komponen ganjil.
H. Matching
Menurut L. Cacceta, dkk (1992: 232) matching M pada graf G adalah
himpunan rusuk dari graf G yang tidak hadir pada simpul yang sama. Sebagai
(a) (b)
G1 G2
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

17
contoh, pada Gambar 17 dibawah ini, M1 = {ab, cd} adalah matching pada
graf G yang terdiri dari dua rusuk dan M2 = {ef} adalah matching yang terdiri
dari satu rusuk.
Gambar 17. M1 = {ab, cd}, M2 = {ef} suatu matching pada G
Menurut Mardiyono (2001 : 91) apabila matching pada graf G
melibatkan semua simpul pada graf G, maka matching tersebut disebut
sebagai faktor-1 (perfect matching). Sebagai contoh perhatikan Gambar 17,
faktor-1 yang terdapat pada graf G tersebut adalah :
F1 = ab cd ef
F2 = bc de fa
I. Faktor -1
Menurut Mardiyono (1997 : 6) faktor-1 dari graf G adalah graf bagian
teratur dan berderajat satu yang memuat semua simpul G. Dengan demikian
jika suatu graf memiliki faktor-1 atau perfect matching, maka banyaknya
simpul harus genap. Tetapi hal ini tidak menjamin berlaku sebaliknya. Suatu
graf G yang banyaknya simpul genap tidak menjamin adanya faktor-1.
e
a
c
d
f
b
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

18
Berikut ilustrasi dari tidak adanya faktor-1 pada graf G meskipun
memiliki jumlah simpul n(G) genap
Gambar 18. Graf G dengan n(G) = 10 tidak memiliki faktor-1
Tampak pada Gambar 18, graf G tidak memiliki faktor-1 meskipun
n(G) genap.
Dekomposisi graf merupakan penggambaran dari suatu graf menjadi
sejumlah pasangan-pasangan himpunan bagian yang saling asing. Dua faktor-1
dikatakan saling asing jika keduanya tidak mempunyai rusuk persekutuan. Jika
setiap rusuk G dapat dikelompokkan menjadi sejumlah faktor-1 yang saling
asing (tanpa rusuk persekutuan) maka G dikatakan memiliki faktorisisasi-1.
Dari definisi faktorisasi-1 dapat dikatakan bahwa suatu graf yang
memiliki faktorisasi-1 pasti merupakan graf teratur yang banyak simpulnya
genap, akan tetapi tidak setiap graf teratur dengan banyaknya simpul genap
selalu memiliki faktorisasi-1. Berikut contoh mengenai mengenai hal tersebut.
Gambar 19. Graf teratur G yang tidak memiliki faktorisasi-1
G d c
a b e f
j i
g h
j
e
g
f
h
i
c a
b d
G
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

19
Misalkan dari graf G pada Gambar 18 diambil faktor-1 yaitu
F1 = ab cd ef gh ij
Sisa rusuk dari graf G setelah pengambilan F1 sudah tidak bisa dibuat faktor-1,
hal ini mengakibatkan bahwa graf G tidak memiliki faktorisasi-1
Eksistensi faktorisasi-1 dalam graf lengkap K2n telah ditunjukkan oleh
Wallis (Wallis, 1987, hal : 117). Eksistensi faktorisasi-1 tersebut disajikan
pada Teorema 1 berikut ini .
Teorema 1:
Untuk setiap bilangan asli n, K2n mempunyai faktorisasi-1.
Bukti :
Salah satu teknik yang digunakan untuk menunjukkan adanya
faktorisasi-1 pada K2n dengan himpunan simpul {1,2,3,…,2n-2,2n-1,2n}adalah
sebagai berikut. Andaikan faktorisasi-1 pada K2n adalah F={F1,F2,…,F2n-1}.
Pertama dibuat konstruksi segi (2n-1) beraturan. Kemudian dibuat konstruksi
salah satu faktor-1 anggota F, misal F1, dengan menempatkan semua simpul
K2n tersebut secara berurutan pada titk-titik sudut segi (2n-1) kecuali simpul
ke-2n yang harus ditempatkan pada pusat segi (2n-1). Penempatan semua
simpul yang lain harus sedemikian rupa sehingga semua rusuk dari F1 dalam
posisi mendatar, kecuali rusuk (1,2n) yang posisinya tegak. Sebagai ilustrasi
dari konstruksi F1 F tersebut perhatikan Gambar 20 berikut.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

20
Gambar 20. Sebuah faktor-1 pada K2n
Dari Gambar 20 di atas diperoleh faktor-1 yang pertama yaitu
F1 = 1(2n) 2(2n-1) 3(2n-2) … n(n+1)
Kemudian untuk mendapatkan faktor-1 yang lain, dapat diperoleh
dengan melakukan rotasi simpul-simpul selain simpul 2n dengan
menggunakan sudut perputaran .
Untuk putaran yang pertama misal diperoleh
F2 = (2n-1)(2n) (2n-2)1 (2n-3)2 … n(n-1)
sampai diperoleh faktor-1 sebanyak (2n-1) faktor-1 F = {F1,F2,…,F2n-1} pada
K2n. Terbukti K2n memiliki faktorisasi-1.
Teorema 2: (Caccetta, dkk, 1979: 219)
Graf bipartit lengkap Kv,v mempunyai faktorisasi yang Hamilton.
Bukti :
Misalkan Kv,v adalah graf bipartit yang mempunyai himpunan simpul
dengan partisi X = {1,2,3,…,v} dan partisi Y = {1,2,3,…,v}. Kemudian
1
2n. .
.
3(2n-2)
2(2n-1)
2n+1
. . .2n
123600
n
n-1 n+2
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

21
dimisalkan H1,H2,H3,…Hv adalah faktor-1-faktor-1 pada Kv,v yang
didefinisikan sebagai berikut :
H1 : 11 22 … i i … vv
H2: 12 23 … i(i+1) … v1 . . . Hv : 1v 21 … i(i+v-1) … v(v-1)
Maka diperoleh
Hj : 1j 2(j+1) … i(j+i-1) … v(j+v-1)
Selanjutnya dengan menganggap 1,2,3,…,v sebagai bilangan modulo v
adalah bentuk faktorisasi-1 pada Kv,v dan H1 H2 adalah sikel Hamilton.
Terbukti graf bipartit mempunyai faktorisasi-1 yang Hamilton.
Pengambilan faktorisasi-1 pada K2n apabila dilakukan secara acak
(random) maka ada dua kemungkinan hasil yang diperoleh yaitu pertama
berhasil didapatkan suatu faktorisasi-1 dan yang kedua tidak diperoleh
faktorisasi-1 pada K2n (gagal). Untuk hasil faktorisasi-1 yang gagal, ada dua
kemungkinan yang diperoleh yaitu :
1. Diperoleh himpunan faktor-1 yang komplemen dari gabungan semua
anggota-anggotanya (daun dari G) masih memuat minimal satu faktor-1
tetapi tidak memiliki faktorisasi-1. Himpunan faktor-1 semacam ini
disebut dengan himpunan prematur faktor-1 yang sebenarnya. Untuk
selanjutnya himpunan ini dikatakan himpunan prematur faktor-1.
2. Diperoleh himpunan faktor-1 yang komplemen dari gabungan semua
anggotanya (daun dari G) bukan graf nol dan tanpa faktor-1 yang disebut
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

22
dengan himpunan prematur faktor-1 yang tidak sebenarnya. Untuk
selanjutnya himpunan semacam ini disebut himpunan maksimal faktor-1.
J. Himpunan Maksimal Faktor -1
Himpunan faktor-1 S di graf G disebut maksimal (Cacetta, dkk, 1979, hal :
217) jika
i) faktor-faktor-1 di S saling asing
ii) tidak ada faktor-1 dari G yang saling asing dengan semua anggota S
iii) gabungan semua anggota S tidak sama dengan G
Dengan kata lain, jika adalah komplemen dari gabungan anggota-anggota
S, maka S maksimal jika dan hanya jika adalah bukan graf nol dan tanpa
faktor-1. ini disebut daun (leave) dari S.
Berikut ini diberikan ilustrasi mengenai himpunan maksimal faktor-1
pada K6 dengan himpunan simpul {A,B,C,D,E,F}. Andaikan setelah dilakukan
pemilihan faktor-1 secara acak diperoleh himpunan faktor-1 sebagai berikut :
F1 = AB CD EF
F2 = AD BE CF
F3 = AF BC DE
Komplemen himpunan maksimal faktor-1 di atas adalah Gc :
Gambar 21. Gc
S
S
S
C
A
F
E
D
B
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

23
Setelah dilakukan pengecekan pada Gc, ternyata sudah tidak memuat
faktor-1 lagi. Karena sudah tidak memuat faktor-1, maka himpunan F={Fi ,
i=1, 2, 3} di atas merupakan himpunan maksimal faktor-1.
Lemma yang berkaitan dengan himpunan maksimal faktor-1 adalah sebagai
berikut :
Lemma 1: (Wallis, 1981)
Jika G adalah graf teratur-d yang tidak memuat faktor-1 dan komponen ganjil,
maka berlaku :
(3d+7), untuk d ganjil > 3
V(G) > (3d+4), untuk d genap > 6
22, untuk d = 4
Lemma tersebut tidak berlaku untuk d = 1, atau d = 2
K. Himpunan Prematur Faktor -1
Himpunan prematur faktor-1 (Rosa dan Wallis, 1982, hal: 292) adalah
himpunan faktor-1 yang komplemennya memuat faktor-1 tetapi tidak memiliki
faktorisasi-1. Jika adalah komplemen dari himpunan faktor-1 F, maka F
dikatakan himpunan prematur faktor-1 yang sebenarnya, jika memiliki
paling sedikit 1 faktor-1. Untuk selanjutnya himpunan ini dikatakan himpunan
prematur faktor-1. dinamakan daun dari G, dan derajat keteraturan dari
daun disebut defisiensi. Banyaknya faktor-1 pada himpunan prematur
faktor-1 dengan defisiensi d adalah (2n-d-1).
F
F
F
F
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

24
Berikut disajikan suatu Lemma yang sangat berguna untuk penelitian
tentang himpunan prematur faktor-1 (Cacetta dan Mardiyono, 1992),
Eksistensi Himpunan Prematur faktor-1 pada graf lengkap (Mardiyono, 1991).
Lemma 2 : (Cacetta dan Sugeng Mardiyono, 1990)
Jika G suatu graf yang memiliki c.k rusuk dan c > χ' (G), maka himpunan
rusuk G dapat dikomposisikan kedalam c matching, setiap matching memuat k
rusuk.
Bilangan kromatik dari graf G, dinotasikan χ'(G) adalah banyaknya
warna minimal yang dibutuhkan untuk mewarnai rusuk di G sedemikian
sehingga tidak ada dua rusuk yang hadir pada sebuah simpul mempunyai
warna yang sama. (Robin J.Wilson dan John J. Watkins, 1990, hal : 240).
Lemma 3 : (Cacetta dan Mardiyono, 1992)
Jika G adalah suatu graf teratur-d dengan 2n simpul yang mempunyai tepat 1
faktor-1 maka berlaku :
d + 2, jika d adalah ganjil n >
+ 2, jika d adalah genap
Teorema 3 : (Cacetta dan Mardiyono, 1992)
Jika ada himpunan prematur sebenarnya k faktor-1 pada K2n, maka ada
himpunan prematur sebenarnya (2n+k-2t) faktor-1 pada K4n-2t untuk setiap
bilangan bulat t, 0 < t < (k/2).
d23
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

25
Bukti :
Graf K4n-2t dapat dituliskan sebagai K2n-2t K2n. Andaikan (Fi : i = 1, 2, 3,
…, k) adalah himpunan prematur k faktor-1 pada K2n dengan himpunan titik
(1,2,3,…, 2n) dan komplemennya = ( memuat paling sedikit satu faktor-
1 tetapi tidak memiliki faktorisasi-1). Selanjutnya dipilih 2t himpunan faktor-1
H = (Fs : s = 1,2,3,…,2t) dari k faktor-1 (Fi : i = 1,2,3,…,k) sehingga sisanya
adalah himpunan S = (Fj : j = 1,2,3,…,k-2t). Jika diterapkan lemma 2 pada H
(dengan c = 2n dan k = t) H dapat dikomposisikan menjadi 2n matching
M1,M2,M3,…,M2n masing-masing memuat t sisi.
Kemudian dipilih sembarang himpunan (k-2t) faktor-1, misalnya T = Tj :
j = 1,2,3,…,k-2t) pada K2n-2t dengan himpunan titik (2n+1,2n+2,2n+3,…,4n-
2t) dan komplemennya memuat paling sedikit satu faktor-1. Hal ini selalu
dapat dilakukan karena K2n-2t memiliki faktorisasi-1. Tidak perlu membentuk
himpunan prematur, dengan demikian T dapat memiliki faktorisasi-1.
Jika Vi melambangkan himpunan titik pada K2n yang tidak saturated oleh
matching Mi maka setiap titik dari K2n akan termuat dalam (2n-2t) macam Vi
yang berbeda karena dH (v) =2t. Sedangkan setiap Vi memuat tepat (2n-2t)
titik pada K2n.
Selanjutnya dari graf K2n-2t,2n diperoleh 2n matching yang saling asing,
yaitu N1,N2,N3,…,N2n (Ni menghubungkan titik-titik dari Vi dengan titik-titik
pada K2n-2t). Kemudian dibentuk himpunan 2n faktor-1 Li = Mi Ni,
i=1,2,3…,2n dan perkawanan 1-1 antara himpunan (k-2t) faktor-1 pada S
F F
T
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

26
dengan himpunan (k-2t) faktor-1 pada T. Hasil perkawanan tersebut adalah
1, 2 , 3 , …, k-2t.
Akhirnya himpunan (Li : i = 1,2,3,…, 2n) ( j : j = 1,2,3,…,k-2t)
membentuk suatu himpunan prematur (2n+k-2t) faktor-1 pada K4n-2t dengan
komplemen . Komplemen ini mempunyai paling sedikit satu faktor-1,
karena baik maupun memiliki paling sedikit satu faktor-1. ( )
tidak memiliki faktorisasi-1 karena memuat yang tidak memiliki
faktorisasi-1.
Terbukti
Corollary 1:
Jika terdapat himpunan prematur k faktor-1; k bilangan genap, dan k>n-1 pada
K2n, maka untuk setiap bilangan genap m, dengan m>4n-k, Km mempunyai
himpunan prematur (m-2n+k) faktor-1.
Bukti :
Corollary diatas dibentuk dari aplikasi Teorema 3 secara berualang-ulang.
Andaikan K2n memiliki himpunan prematur k faktor-1 dan k genap. Maka
Teorema 3 berimplikasi bahwa K4n-2t memiliki himpunan prematur (2n+k-2t)
faktor-1 untuk setiap 0< t < ½ k. Jadi pernyataan adalah benar untuk setiap m,
4n-k < m < 4n. Sekarang anggaplah graf K4n-k memiliki himpunan prematur
2n faktor-1. Dengan mengaplikasikan Teorema 3, dapat disimpulkan bahwa
K8n-2k-2t' memiliki himpunan prematur (6n-k-2t') faktor-1 untuk setiap 0 < t' <n.
Terbukti bahwa k > n-1 berakibat 6n – 2k < 4n + 2.
Terbukti
L
L L L
L
F T
F T F T
F
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

27
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)